• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN PENENTUAN KADAR LOGAM PADA AIR PERMUKAAN DI DESA NAULI 1 KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN PENENTUAN KADAR LOGAM PADA AIR PERMUKAAN DI DESA NAULI 1 KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

DI DESA NAULI 1 KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Oleh :

Intan Syahyati NIM.4123240017 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Binjai, Sumatera Utara pada tanggal 06 Desember 1994. Ayah bernama Irfansyah Nasution dan Ibu bernama Siti Budiati, dan merupakan anak tunggal. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Muhammadiyah 20, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Al-Ulum dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 5 Medan dan lulus pada tahun 2012.

(4)

iii

STUDI PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN

PENENTUAN KADAR LOGAM PADA AIR PERMUKAAN DI DESA NAULI 1 KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN

TAPANULI TENGAH Intan Syahyati (4123240017)

ABSTRAK

Desa Nauli I berada pada pesisir pantai dengan ketinggian berkisar antara 0 – 150 meter diatas permukaan laut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur perlapisan bawah permukaan dengan menggunakan metode geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan kandungan logam dalam air permukaan berdasarkan parameter fisika dan parameter kimia di Desa Nauli 1 Kabupaten Tapanuli Tengah.

Penentuan perlapisan bawah permukaan dilakukan dengan menggunakan alat geolistrik tipe ARES dengan enam lintasan. Nilai resistivitas diolah menggunakan software Res2Dinv dan analisa lintasan perkedalaman diolah dengan menggunakan software Surfer13. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil air rawa di sekitar tempat penimbunan limbah fly ash sebanyak 5 titik. Analisis sampel air berdasarkan parameter fisika kekeruhan dan konduktivitas sedangkan parameter kimia pH, salinitas dan kadar logam Besi, Tembaga, Chromium, dan Timbal dilakukan dengan membandingkan hasil observasi terhadap parameter baku mutu air laut untuk biota laut menurut Kep-51/MENLH/IV/2004.

Hasil yang diperoleh terdapat lapisan clay di kedalaman 15 meter hingga 30 meter dengan nilai resistivitas 0.455 Ωm. Dari permukaan hingga kedalaman 10 meter didominasi oleh Alluvium dan Sand dengan nilai resistivitas antara 32.3 Ωm hingga 223 Ωm. Hasil penelitian sampel air menujukkan bahwa kosentrasi Timbal 0.005 – 0.09 mg/L, Tembaga <0.006 mg/L, Chromium <0.025 mg/L, Besi 0.58 – 1.29 mg/L.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Perlapisan Bawah Permukaan dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan Penentuan Kadar Logam pada Air Permukaan di Desa Nauli I Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah”. Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan maupun dorongan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr.Rita Juliani, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi serta Bapak Drs. Karya Sinulingga, M.Si selaku dosen penguji I, Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku dosen penguji II, dan Bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si selaku dosen penguji III. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan juga kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika serta seluruh staf dan pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED.

Penghargaan diberikan kepada kedua orangtua penulis, Bapak Irfansyah

Nasution dan Mamak Siti Budiati yang telah selalu memberikan dukungan baik secara moril dan materil kepada penulis untuk kelancaran dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman teman seperjuangan anak-anak Fisika Nondik 2012 terkhusus untuk Renny, Irma, Wahyu, Heryanto R, Elvina, Lily, Clara, Denny, Konny, Rita, Ibrahim, Nurhidayah, Isrin, Suryani, Viktor, Habibi, Hendro, Andi, Evan, Alfrina, Gloria, Juliana, Ulfa, Nurhayati, Cindy, Dinie, Erni, Peter, Nila, Tika, Sri, Marnala, Gordon, Reno, Alvino, Masniari, Reza F, Heriyanto . Terima kasih karena telah menyemangati dan mewarnai hari – hari saya dengan tawa baik di dalam kampus maupun di luar kampus.

(6)

v

juga kepada bg Arman, dan bg Andre yang telah membantu penulis mendapatkan data di lapangan

Penulis sadar bahwa skripsi penulis masih jauh dari sempurna, untuk itu segala saran dan kritik sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi penulis. Semoga penelitian ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, Juni 2016

Penulis

Intan Syahyati

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran vi viii ix x BAB I Pendahuluan

1.1.Latar Belakang 1.2.Batasan Masalah 1.3.Rumusan Masalah 1.4.Tujuan 1.5.Manfaat 1 6 6 6 6

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian 2.2.Geolistrik

2.3.Konfigurasi Wenner-Schlumberger 2.4.Air Permukaan Tanah

2.5.Pencemaran Air

2.6.Aspek Kimia-Fisika Pencemaran Air 2.7.Limbah

2.8.Logam Berat 2.9.Konduktivitas 2.10.Salinitas

2.11.Pengaruh Salinitas terhadap Konduktivitas dan Resistivitas

7 8 10 12 13 14 19 19 24 25 26

BAB III Metodologi Penelitian 3.1.Lokasi danWaktu Penelitian 3.2.Alat dan Bahan

3.2.1.Alat Penelitian 3.2.2.Bahan Penelitian

3.3.Metode Pengambilan Sampel 3.4.Prosedur Kerja

3.4.1.Pengukuran Nilai Resistivitas 3.4.2.Pengukuran Parameter Fisika 3.4.3.Pengukuran Parameter Kimia

3.5.Diagram Alir Penelitian Untuk Nilai Resistivitas

3.6.Diagram Alir Penelitian Untuk Sampel Air 3.7.Teknik Pengolahan Data

3.7.1.Pengolahan Data Geolistrik

(8)

vii

3.7.2.Pengolahan Data Air Menurut Parameter Fisika dan Kimia

3.8.Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data

3.8.1.Teknik Analisis Data danInterpretasi Data Res2Dinv

3.8.2.Teknik Analisis Data danInterpretasi Data Surfer ver.13

34

34 35

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1.Analisa Geolistrik

4.1.1.Deskripsi Data Geolistrik 4.1.2.Interpretasi Data Geolistrik 4.1.3.Kontur Kedalaman

4.2.Analisa Air

4.2.1 Deskripsi Data Air 4.2.2.Interpretasi Data Air 4.2.2.1.Karakteristik Fisika 4.2.2.1.1.Kekeruhan 4.2.2.1.2.Konduktivitas 4.2.2.2.Karakteristik Kimia 4.2.2.2.1.pH 4.2.2.2.2.Salinitas 4.2.2.2.3.Kadar Logam 4.2.2.2.3.1.Besi 4.2.2.2.3.2.Tembaga 4.2.2.2.3.3.Chromium 4.2.2.2.3.4.Timbal

4.2.2.3.Hubungan Parameter Fisika dan Kimia

36 37 45 49 50 50 51 53 54 56 56 59 60 62 BAB V 5.1.Kesimpulan 5.2.Saran 64 65

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Peta Administrasi Tapanuli Tengah 8

Gambar 2.2. Garis Arus Listrik dan Medan Potensial 9

Gambar 2.3. Konfigurasi Wenner-Schlumberger 11

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian 27

Gambar 4.1. Kontur Daerah Penelitiaan 36

Gambar 4.2. Peta Pseudosectiom Lintasan 1 37

Gambar 4.3. Peta Pseudosectiom Lintasan 2 39

Gambar 4.4. Peta Pseudosectiom Lintasan 3 40

Gambar 4.5. Peta Pseudosectiom Lintasan 4 41

Gambar 4.6. Peta Pseudosectiom Lintasan 5 43

Gambar 4.7. Peta Pseudosectiom Lintasan 6 44

Gambar 4.8. Peta kontur di kedalaman 5 meter 45

Gambar 4.9. Peta kontur di kedalaman 10 meter 46

Gambar 4.10. Peta kontur di kedalaman 15 meter 46

Gambar 4.11. Peta kontur di kedalaman 20 meter 47

Gambar 4.12. Peta kontur di kedalaman 25 meter 47

Gambar 4.13. Peta kontur perkedalaman 48

Gambar 4.14. Peta Kontur Kekeruhan air Desa Nauli 50

Gambar 4.15. Diagram Kekeruhan (NTU) 51

Gambar 4.16. Peta Kontur Konduktivitas air Desa Nauli 52

Gambar 4.17. Diagram Konduktivitas 52

Gambar 4.18. Peta Kontur pH air Desa Nauli 53

Gambar 4.19 Diagram pH 54

Gambar 4.20. Peta Kontur Salinitas air Desa Nauli 55

Gambar 4.21. Diagram Salinitas 55

Gambar 4.22. Peta Kontur Besi air Desa Nauli 56

Gambar 4.23. Diagram Logam Besi 57

Gambar 4.24. Peta Kontur Tembaga air rawa Desa Nauli 58

Gambar 4.25. Diagram Logam Tembaga 58

Gambar 4.26. Peta Kontur Chromium air Desa Nauli 59

Gambar 4.27. Diagram Logam Chromium 60

Gambar 4.28. Peta Kontur Timbal air rawa Desa Nauli 61

Gambar 4.29. Diagram Logam Timbal 61

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Nilai Resistivitas Bahan 12 Tabel 2.2. Kadar Logam Pada Permukaan dan Air Tanah 20 Tabel 2.3. Kadar Logam Berat dalam Air Laut 21 Tabel 2.4. Salinitas Rata-Rata Samudera 25

Tabel 3.1. Alat Penelitian 28

Tabel 3.2. Bahan Penelitian 28

Tabel 4.1.

Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6. Tabel 4.7. Tabel 4.8. Tabel 4.9.

Hasil penggridan daerah pengukuran menggunakan GPS

Interpretasi Lintasan 1 Interpretasi Lintasan 2 Interpretasi Lintasan 3 Interpretasi Lintasan 4 Interpretasi Lintasan 5 Interpretasi Lintasan 6

Data air berdasarkan parameter fisika Data air berdasarkan parameter kimia

36

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Geologi Lokasi Penelitian 70

Lampiran 2. Data Penelitian Geolistrik 72

Lampiran 3. Data Kontur Geolistrik dan Sampel Air 80

Lampiran 4. Gambar Tiga Kontur Resistivitas Pada Penampang

Kedalaman Semu

83

Lampiran 5. Laporan Hasil Penggridan Data Surfer 13 86

Lampiran 6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut

111

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian 116

Lampiran 8. Surat Persetujuan Dosen 117

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian 118

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara berada pada koordinat 1°11’00” - 2°22’00”Lintang Utara dan 98°07’00” - 98°12’00” Bujur Timur. Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir pantai Barat pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 meter. Tapanuli Tengah memiliki luas wilayah yang terdiri atas daratan seluas 2.194,98 km2 dan laut seluas 4.000 km2 serta 43,09% memiliki morfologi berbukit dengan ketinggian 0 – 1.266 meter diatas permukaan laut. Secara Klimatologi Tapanuli Tengah tergolong beriklim tropis karena sebagian besar berbatasan dengan lautan yang mempengaruhi suhu udara. Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan disebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Singkil, disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Barat, dan disebelah Barat berbatasan dengan Kota Sibolga dan Samudera Indonesia. Tapanuli tengah memiliki wilayah Kecamatan yaitu Andam Dewi, Badiri, Barus, Kolang, Lumut, Manduamas, Pandan, Pasaribu Tobing, Pinang Sori, Sarudik, Sorkam, Sosorgadong, Suka Bangun, Tapian Nauli dan Tukka.

Letak Desa Nauli I berada pada pesisir pantai, lereng dan pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 0 – 150 meter diatas permukaan laut. Kemiringan Desa Nauli I bervariasi antara 0 – 40%. Sesar dan lipatan berkembang di daerah Nauli I berarah Timur - Barat dan Timur Laut – Barat Daya pada kala Oligo-Miosen – Plio-Plistosen. Sesar normal berarah Barat Laut – Tenggara dan Timur Laut – Barat Daya serta Timur – Barat. (Bahar dkk, 2003). Nauli I adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Tapian Nauli dan merupakan desa yang berkembang dengan fasilitas

(13)

Pembangkit Listrik Tenanga Uap yang berada di Tapanuli Tengah menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti bahan bakar minyak memiliki dampak positif dan negatif. Batubara memiliki potensi energi yang cukup besar dibandingkan dengan bahan bakar lain seperti minyak dan gas. Cadangan batubara global diperkirakan sekitar 1 triliun ton yang berarti batubara dapat dikonsumsi selama 200 tahun. Namun dampak negatif yang ditimbulkan dari

pembakaran batubara berupa abu batubara dapat mencemari lingkungan. Proses pembakaran batubara pada unit pembangkit listrik akan membentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash). Komposisi abu batubara yang dihasilkan terdiri dari 10 - 20 % bottom ash, sedang sisanya sekitar 80 – 90% berupa fly ash. (Cahyono, dkk, 2008).

Fly ash adalah abu yang sangat ringan dan halus yang diperoleh dari hasil

pembakaran batubara. Fly ash berterbangan dalam pipa cerobong yang kemudian tertangkap oleh electrostatic precipitator sehingga jatuh kembali ke bawah dan bottom ash akan jatuh terlebih dahulu sebelum tertangkap oleh electrostatic

precipitator karena massanya lebih berat. Fly ash dan bottom ash yang berasal dari

industry meninggalkan sejumlah permasalahan serius karena fly ash yang dihasilkan mengandung logam-logam berat yang signifikan jumlahnya dimana kandungan utama dari fly ash batubara yang berasal dari pembangkit listrik adalah Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), dan Besi Oksida (Fe2O3), sisanya adalah Karbon, Kalsium, Magnesium, dan Belerang. Pelepasan abu sisa pembakaran baik berupa fly ash maupun bottom ash dan penimbunan sisa pembakaran batubara berupa limbah padatakan berdampak buruk bagi lingkungan. (Suprapto, 2009).

Industri yang melakukan penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan

dan menimbulkan bau karena reaksi kimia yang menghasilkan gas seperti Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen (H), Metan (CH4), dan Nitrogen

(N2). (Wijaya, 2009).

(14)

3

permukaan disekitar tempat penimbunan limbah padat dengan kandungan pengotor seperti Arsenik, Barium, Berillium, Boron, Cadmium, Thallium, Selenium, Molibdenum dan Merkuri. Hal ini dikarenakan hujan yang terjadi dilokasi penimbunan limbah membawa logam ke daerah perairan dan merembes ke bawah permukaan. (Kartika, dkk, 2009).

Kondisi bawah permukaan tanah dapat memberikan informasi mengenai jenis

batuan. Jenis batuan dapat diidentifikasi dengan menggunakan beberapa metode salah satunya metode geolistrik. Metode geolistrik adalah metode yang memanfaatkan aliran arus yang diinjeksikan di dalam bumi yangdengan mengukur beda potensial untuk memperoleh nilai resistansi batuan. Arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Hasil pengukuran arus beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan menjadi variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan dibawah titik ukur. (Daraninggar, dkk, 2014).

Metode geolistrik menunjukkan gambaran penampang bawah permukaan bumi berdasarkan distribusi nilai resistivitas batuan. Resistivitas batuan adalah daya hambat batuan terhadap aliran listrik. Nilai resistansi batuan yang terukur dalam pengukuran geolistrik digunakan untuk menentukan keberadaan air tanah, potensi daerah longsor, menentukan mineral batuan, dan batuan dasardengan mengobservasi kontras warna dari distribusi resistivitas bawah permukaan. Kondisi bawah permukaan tanah memberikan informasi mengenai jenis batuan dan struktur geologi. (Chumairoh, dkk, 2013).

Penentuan struktur perlapisan bawah permukaan dengan menggunakan metode geolistrik telah dilakukan dengan. Analisis perlapisan bawah permukaan dalam

(15)

permukaan untuk pendugaan zona jenuh air tanah di sekitar tambang terbuka batubara di Kalimantan Selatan diperoleh bahwa nilai resistivitas 11.5 Ωm – 228 Ωm adalah pasir dan sisipan batubara, serta zona jenuh air tanah memilki nilai resistivitas 5.1 Ωm -11.4 Ωm. (Rahayu, dkk, 2014). Analisis struktur bawah permukaan batuan untuk pendugaan intrusi air laut di Pantai Payangan Desa Sumberejo Jember memperoleh nilai resistivitas 1317 Ωm - 7934 Ωm adalah batu pasir dan nilai

resistivitas 11.39 Ωm – 543 Ωm adalah Alluvium. (Santoso, dkk, 2013). Analisis perlapisan bawah permukaan untuk penyelidikan air tanah di wilayah Parigi Kabupaten Parigi Mountong diperoleh bahwa lapisan 1 dengan nilai resistivitas 5 Ωm - 223 Ωm pada kedalaman 0 – 17 meter adalah lapisan penutup yang merupakan lapisan satuan batuan Alluvium dan endapan pantai, lapisan 2 dengan nilai resistivitas 46.7 Ωm – 403.8 Ωm pada kedalaman 1.7 meter – 3.5 meter adalah pasir, kerikil, dan batu gamping, lapisan 3 dengan niali resistivitas 5 Ωm – 28.5 Ωm pada kedalaman 3.5 meter – 6.5 meter adalah lempung, lapisan 4 dengan nilai resistivitas 53.1 Ωm – 163.4 Ωm pada kedalaman 6.5 meter – 10.3 meter adalah pasir, kerikil, dan batu gamping, lapisan 5 dengan nilai resistivitas 7 Ωm – 24.6 Ωm pada kedalaman 10.3 meter – 17.5 meter adalah lempung, (Musa, 2014).

Penentuan kandungan logam pada air menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophometer (AAS) untuk daerah pesisir pantai telah dilakukan dengan

menganalisis kandungan logam berat Timbal, Tembaga, Cadmium, Nikel dan Zeng pada air sungai di perairan Teluk Jakarta. Konsentrasi logam berat Timbal berkisar antara 8,49 ppm - 31,22 ppm, Tembaga berkisar antara 13,81 ppm - 193,75 ppm, Cadmium berkisar antara <0,001 ppm - 0,47 ppm, Nikel berkisar antara 0,99 ppm - 35,38 ppm dan Seng berkisar antara 82,18 ppm - 533,59 ppm. (Rochyatun, dkk,

2007). Analisis kandungan logam Timbal dan Besi pada air laut di wilayah pesisir Pelabuhan Ferry Taipa dengan konsentrasi logam Timbal yaitu berkisar antara 0,703

(16)

5

mg/L - 0,546 mg/L, konsentrasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan NAB logam Besi yaitu 0,01 mg/L. (Ika, dkk, 2012). Analisis kandungan logam di Perairan Panimbang dengan kandungan logam Timbal berkisar antara 0,01 mg/L - 0.033 mg/L, Cadmium berkisar antara 0,005 mg/L – 0,014 mg/L. Aktivitas seperti industri baja, PLTU, penyimpanan batubara, pabrik perakitan perahu fiber, perhotelan, wisata bahari, berada di sekitar lokasi penelitian di Panimbang. PLTU yang terdapat di

Panimbang menggunakan batubara sebagai bahan bakar dan limbah batubara menjadi pencemar utama ekosistem perairan. (Prihatin, 2013). Analisis kandungan logam berat pada air dan sedimen di perairan Socah dan Kwanyar Kabupaten Bangkalan diperoleh konsentrasi Tembaga berkisar antara 47,31-50,49 mg/L, konsentrasi Timbal berkisar antara 0,00012-0,078 mg/L telah melewati batas ambang baku mutu air laut. (Nugraha, 2009)

Kandungan logam atau unsur pencemar yang berada di dalam air laut menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004, yaitu Arsen (As) sebesar 0,012 mg/l, Kadmium (Cd) 0,001 mg/l, Tembaga (Cu) 0,008 mg/l, Timbal (Pb) 0,008 mg/l, Seng (Zn) 0,05 mg/l, dan Nikel (Ni) 0,05 mg/l.

Perlu dilakukan analisis struktur perlapisan bawah permukaan dan penentuan kandungan logam secara kuantitatif di perairan lokasi penimbunan limbah padat fly ash, sehingga peneliti membahas “Studi Perlapisan Bawah Permukaan dengan

Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan Penentuan Kadar Logam pada Air Permukaan di Desa Nauli I Kecamatan Tapian Nauli I Kabupaten Tapanuli Tengah.”

1.2.Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perlapisan bawah permukaan di Desa Nauli I Kabupaten

(17)

2. Mengetahui kandungan logam dalam air permukaan di desa Nauli I Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan parameter fisika dan parameter kimia.

1.3. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur perlapisan bawah permukaan di Desa Nauli 1.

2. Berapa nilai kandungan logam pada air permukaan berdasarkan parameter fisika dan kimia di Desa Nauli 1.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui struktur perlapisan bawah permukaan di Desa Nauli 1 Kabupaten Tapanuli Tengah dengan menggunakan metode geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger.

2. Mengetahui kandungan logam dalam air permukaan di Desa Nauli 1 Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan parameter fisika dan parameter kimia.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan gambaran mengenai kandungan logam secara kuantitatif pada air permukaan di Desa Nauli I Kabupaten Tapanuli Tengah.

2. Sebagai sumber informasi bagi PEMDA dalam mengurangi pencemaran

(18)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan, analisis dan interpretasi data pada penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Struktur batuan bawah permukaan di Desa Nauli I memiliki nilai resistivitas antara 0.455 Ωm hingga 223 Ωm. Nilai resistivitas tertinggi diduga sebagai Alluvium sedangkan anomali rendah pada daerah penelitian diduga sebagai

sebaran lempung yang dapat ditemukan pada kedalaman 15 meter hingga 30 meter di jarak yang berbeda-beda. Hal ini benar adanya sesuai dengan peta geologi untuk daerah Padangsidempuan dan Sibolga bahwa untuk Kecamatan Tapian Nauli I didominasi oleh Alluvium and Sand.

2. Kualitas Fisika untuk air di Desa Nauli I Kecamatan Tapian Nauli I

Kabupaten Tapanuli Tengah untuk setiap titik pengambilan sampel air

terdapat nilai kekeruhan tertinggi 12,35 NTU, nilai kekeruhan telah melewati

baku mutu air laut untuk biota laut yaitu < 5 NTU dan terendah 3.34 NTU ;

konduktivitas tertinggi 320 μmho/cm dan terendah 47.7 μmho/cm. Kualitas

Kimia untuk air di Desa Nauli I Kecamatan Tapian Nauli I Kabupaten

Tapanuli Tengah untuk setiap titik pengambilan sampel air terdapat nilai pH

tertinggi 7.1, nilai pH telah melewati baku mutu air laut untuk biota laut yaitu

7 – 8.5 dan pH terendah 6.7; konsentrasi Besi tertinggi 1.29 mg/l dan terendah

0.58 mg/l; konsentrasi Timbal tertinggi 0,09 mg/l dan terendah < 0.005 mg/l, konsentrasi Timbal telah melewati baku mutu air laut untuk biota laut yaitu

0.008 mg/l; konsentrasi Tembaga untuk semua titik pengambilan sampel air bernilai sama yaitu < 0.006 mg/L, konsentrasi Tembaga belum melewati baku

(19)

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan :

1. Diharapkan penelitian lebih lanjut menggunakan bahan radioaktif untuk mendeteksi kebocoran logam terhadap lapisan bawah permukaan dan perairan di lokasi penimbunan limbah fly ash.

2. Diharapkan penelitian lebih lanjut terhadap air sumur bor warga di sekitar

(20)

66

DAFTAR PUSTAKA

Amrih, P., (2005), Cara Memastikan Air Yang Anda Minum Bukan Sumber Penyakit, http://www.pitoyo.com (Diakses 13 Oktober 2015)

Andaka, G., (2008), Penurunan Kadar Tembaga Pada Limbah Cair Industri Kerajinan Perak Dengan Presipitasi Menggunakan Natrium Hidroksida, Laporan Hasil Penelitian Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Arifin, B., Deswati, Loekman, U., (2012), Analisis Kandungan Logam Cd, Cu, Cr Dan Pb Dalam Air Laut Di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung Kota Padang, Jurnal Teknik Lingkungan UNAND, Vol.9 No.2 : 139-145

Avdullahi, S., Islam,F., Ahmet,T., Mursel, R., Muhamedin,H., (2012), Assessment Of Heavy Metal In The Water Springs, Stan Terg, Kosovo, International Journal of Engineering and Applied Sciences Vol.2, No.4 ISSN 2305-8269.

Bahar, N., Umi, K., Syaiful, A.W., (2003), Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non LogamDi Kabupaten Tapanuli Tengah Dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral.DIM TA.2003.

[BPS] Badan Pusat Statistik, (2015), Tapanuli Tengah dalam Angka 2015, BPS Tapanuli Tengah.

Bugis,H., Anwar, D., Agus, B., (2012), Studi Kandungan Logam Berat Kromium VI(CrVI) Pada Air Dan Sedimen Disungai Pangkajene Kabupaten Pangkep, Laporan Hasil Penelitian FKM Universitas Hasanuddin.

Cahyono, A.D., Tuhu, A.R., (2012), Pemanfaatan Fly Ash Batubara Sebagai Adsorben Dalam Penyisihan COD Dari Limbah Cair Domestik Rumah Susun Wonorejo Surabaya, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1.

(21)

Daraninggar, F.V., Khumaedi., Dwijananti, P., (2014), Aplikasi Geolistrik 3-Dimensi Untuk Mengetahui Sebaran Limbah RCO (Rubber Compound Oils) Di Kabupaten Kendal, Jurnal MIPA 37 (1): 22-30.

Gabriel, J.F., (2001), Fisika Lingkungan, Hipokrates, Jakarta.

Hadijah, N. R., Damayanti, R., (2006), Penelitian Abu Batubara Sebagai Pembenah Tanah : Pengaruh Waktu Inkubasi Terhadap Parameter Kualitas Tanah (Derajat Keasaman Tanah (pH-H2O), Mn Fe, Total dan P-Tersedia), Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara No.36 : 9 – 17 ISSN 0854-7890

Harmayani, K.D., Konsukartha, (2007), Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan Limbah Domestik Di Lingkungan Kumuh Studi Kasus Banjar Ubung Sari, Kelurahan Ubung, Hasil Penelitian Fakultas Teknik Universitas Udayana

Hutagalung, R., Bakker, E., (2013), Identifikasi Jenis Batuan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Schlumberger Dalam Perencanaan Pondasi Bangunan Di Terminal Transit Desa Passoherman, Prosiding FMIPA UNIVERSITAS PATTIMURA

Herman, D.Z., (2006), Tinjauan Terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari Sisa Pengolahan Bijih Logam, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 1 : 31-36.

Ika., Tahril., Irwan, S.,(2012), Analisis Logam Timbal (Pb) Dan Besi (Fe) Dalam Air Laut Di Wilayah Pesisir Pelabuhan Ferry Taipa Kecamatan Palu Utara, J. Akad. Kim, 1(4): 181-186 ISSN 2302-6030.

Kanata, B., Teti, Z,(2008), Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner-Schlumberger Untuk Survey Pipa Bawah Permukaan Jurnal Teknologi Elektro Vol. 7 No. 2.

Kartika, S.E., Pujirahayu, A., Widodo, H., (2009), Modifikasi Limbah Fly Ash sebagai Adsorben Zat Warna Tekstil Congo Red yang Ramah Lingkungan dalam Upaya Mengatasi Pencemaran Industri Batik Di Surakarta, Laporan Hasil Penelitian Unviversitas Sebelas Maret.

(22)

68

Kurniawan, R., (2011), Pengaruh Salinitas terhadap Konduktivitas,

http://www.academia.edu/5464552/Salinitas-konduktivitas (diakses

tanggal 2 Februari 2015)

Lestiani, D., Muhayatun, Adventini, N., (2010), Karakteristik Unsur Pada Abu Dasar dan Abu Terbang Batubara menggunakan Analisis Aktivasi Neutron Instrumental, Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Vol.XI No.1 : 27 – 34

Maslukah, L., (2006), Konsentrasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn Dan Pola Sebarannya Di Muara Banjir Kanal Barat, Semarang, Tesis, Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Meynar, W., Raza’I, T.S., Zulfikar, A., (2009), Indeks Kualitas Perairan Pesisir Kecamatan Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau, http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2014/08/jurnal-wilda.pdf (diakses pada tanggal 31 Mei 2016)

Musa, M.D.Th., (2014), Penyelidikan Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Di Wilayah Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Jurnal Gravitasi Vol.13 No.1 ISSN: 1412-2375

Ngadimin., Gunawan, H., (2001), Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Alat Monitoring Rembesan Limbah (Penelitian Model Fisik di Laboratorium), JMS Vol. 6 No. 1, hal. 43 – 53.

Nugraha, W.A., (2009), Kandungan Logam Berat Pada Air Dan Sedimen Di Perairan Socah Dan Kwanyar Kabupaten Bangkalan, Jurnal Kelautan Volume 2 No.2 ISSN : 1907-9931

Prihatin, W., (2013), Ekologi Kerang Bulu Anadara Antiquate di Perairan Tercemar Logam Berat, Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah Volume 16, ISSN 1410-9565.

(23)

Rahmatsyah., Eddy, M., Mester, Sitepu., Motlan, (2015), Analysis of The Porites Coral Reef Growth Based on Natural Causes in Central Tapanuli Sub Region, International Journal of Sciences : Basic and Applied Research North Sumatera Indonesia. 22 (2) : 121-129

Rochyatun, E., Abdul, R., (2007), Pemantauan Kadar Logam Berat Dalam Sedimen DiPerairan Teluk Jakarta, Jurnal MAKARA, SAINS, VOL. 11, NO. 1 : 28-36.

Sagala, S.L., (2014), Distribusi Logam Berat Di Perairan Natuna, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.6 No.2 : 297-310

Simanjuntak, M., (2009), Hubungan Faktor Lingkungan Kimia, Fisika Terhadap Distribusi Plankton Di Perairan Belitung Timur, Bangka Belitung, Journal of Fisheries Sciences Vol.XI No.1 : 31-45

Sudirman, N., Husrin, S., (2014), Status Baku Mutu Air Laut Untuk Kehidupan Biota Dan Indeks Pencemaran Perairan Di Pesisir Cirebon Pada Musim Kemarau, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 2

Santoso, T., Priyanttari, N., Hiskiawan, P., (2013) Pendugaan Intrusi Air Laut Dengan Metode Geolistrik Resistivitas 1d Di Pantai Payangan Desa Sumberejo Jember, Jurnal BERKALA SAINSTEK Vol.1 No. 1 : 17 – 19

Suprapto, S., (2009), Penanganan Limbah Pembakaran Batubara Pada Pabrik Tekstil, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, Volume 5 : 19-31.

Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.C., (2004), Applied Geophysics Second Edition, Cambridge University Press, USA.

Tjasyono, B., (2009), Ilmu Kebumian Dan Antariksa, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Wahid, A., (2011), Aplikasi Geolistrik Resistivitas Untuk Melihat Struktur Perlapisan Batuan Daerah Longsor, Jurnal Media Exacta Volume 11 No.1.

Wardhana, W.A., (1995), Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta.

Gambar

Gambar Tiga Kontur Resistivitas Pada Penampang Kedalaman Semu Laporan Hasil Penggridan Data

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, teknik, evaluasi, tindak lanjut, dan implikasinya pengelolaan SDM Di SMA Negeri 5 Mataram.

Akan tetapi kalau otang tengka, diukur dengan harga barang yang berlaku ketika orang yang memberi bantuan membutuhkan uangnya yang salah satunya ketika orang tersebut hendak

Pasien yang memiliki dukungan keluarga yang baik akan mempunyai perasaan yang nyaman yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk patuh terhadap manajemen DM Tipe 2

Peserta Pandu Penuntun yang dimaksud adalah Pandu HW Penuntun yang memenuhi persyaratan dan terdaftar sebagai peserta Hizbul Wathan Scout Virtual Got Talens Kwarwil Jawa

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 4 tentang Pajak Penghasilan (PPh) adalah: setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang

Ditinjau dari aspek uji kualitas fisik dan kualitas organoleptik perendaman ekstrak kulit nanas pada daging bebek afkir tidak terjadi interaksi yang nyata (P&lt;0,05)

Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat aspek pertumbuhan dan reproduksi ikan Nilem, didapatkan bahwa ukuran ikan Nilem yang tertangkap di perairan Rawa Pening

11 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol total antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan serta mengetahui perbedaan kadar