• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Alat Pendeteksi Maling Jarak Jauh Menggunkan Modem GSM Dan Sensor PIR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Alat Pendeteksi Maling Jarak Jauh Menggunkan Modem GSM Dan Sensor PIR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM ALAT PENDETEKSI

MALING JARAK JAUH MENGGUNKAN MODEM GSM

DAN SENSOR PIR BERBASIS MIKROKONTROLER

ATMEGA8535

DARWIN SAPUTRA

112408015

PROGRAM STUDI D-III FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN

(2)

 

TUGAS AKHIR

SISTEM ALAT PENDETEKSI

MALING JARAK JAUH MENGGUNKAN MODEM GSM

DAN SENSOR PIR BERBASIS MIKROKONTROLER

ATMEGA8535

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat

Memperoleh Ahli Madya

DARWIN SAPUTRA

112408015

PROGRAM STUDI D-III FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul :Sistem Alat Pendeteksi Maling Jarak Jauh

Menggunkan Modem GSM Dan Sensor PIR

Berbasis Mikrokontroler Atmega8535

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Darwin Saputra

Nim :112408015

Program Studi : Fisika D-III

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatra Utara

Disetujui di

Medan, Juli 2014

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi Pembimbing,

Dr. Susilawati, M.Si Dr. Bisman Perangin-angin, M.Eng.Sc

(4)

 

LEMBAR PERNYATAAN

SISTEM ALAT PENDETEKSI

MALING JARAK JAUH MENGGUNKAN MODEM GSM DAN SENSOR PIR BERBASIS MIKROKONTROLER

ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

DARWIN SAPUTRA

NIM. 112408015

 

(5)

ABSTRAK

Telah dibuat suatu Sistem Alat Pendeteksi Maling Jarak Jauh Menggunkan

Modem GSM Dan Sensor PIR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 pada rumah.

.Sistem ini menggunakan sensor PIR, mikro,lcd,modem gsm wavecom m130b.

sensor PIR sebagai sensor gerak atau sensor manusia untuk mendeteksi adanya

kemalingan,mikro sebagai pengolah, modem gsm sebagai feedback dan lcd

sebagai tampilan. PIR akan mendeteksi pergerakan yang terjadi pada rumah dan

mengirim kondisi sensor melalui fasilitas sms gateway dan dapat menyalakan

alarm dengan feedback sms gateway.way. Setelah diujikan alat ini dapat bekerja

dengan baik karena pembacaan sensor dan pengiriman data yang baik,

(6)

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

dengan limpahan berkatnya penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam

waktu yang ditetapkan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yaitu kepada:

1. Ibu Dr. Marpongahtun, M.sc selaku PDI Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Susilawati, M.Si selaku ketua Program Studi D3 Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Bisman perangin angin, M.Eng.Sc selaku pembimbing yang

telah membimbing dan mengarahkan kepada penulis dalam menyelesaikan

Laporan Proyek ini.

4. Seluruh Staf Pengajar / Pegawai program studi fakultas MIPA Universitas

Sumatera Utara.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan bantuan berupa

dukungan moril dan materil yang sangat membantu dalam menyelesaikan Laporan

Proyek ini.

6. Rekan Fisika Instrumentasi D3 yang memberikan bantuan penulis untuk

menyelesaikan Laporan ini.

7. Semua pihak yang turut membantu dalam pengerjakan Laporan Proyek yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

(7)

DAFTAR ISI

2.1. Perangkat Keras (Hard Ware) 2.1.1 Mikrokontroler ATmega8535 ... 6

2.1.1.1 Arsitektur Mkrokontroler AVR ATmega8535 ... 7

2.1.1.2. Fitur ATmega 8535 ... ..9

2.1.1.3. Konfigurasi Pin ATmega 8535 ... . 9

2.1.1.4. Deskripsi pin pada Mikrokontroler ATmega8535 .... 11

2.1.1.5. Peta Memory ATMega8535 ... 15

2.1.1.6. Status Register ( SREG ) ... 17

2.1.1.7. Register Serba guna ( General Purpose Register) ... 19

2.1.1.8.USART ... 20

2.1.2.

Sensor PIR (Passive InfraRed)

... 21

2.1.2.1.Spesifikasi sensor PIR ... 22

2.1.2.2. Bagian-bagian dari PIR ... 23

2.1.2.3. Cara kerja pembacaan sensor PIR ... 25

2.1.2.3. Jarak pancar sensor PIR ... 26

(8)

 

2.1.3.2. Short Message Service (SMS) ... 30

2.1.3.3. Database ... 30

2.1.3.4. Microsoft Office Access ... 31

2.1.4 Komunikasi Serial ... 31

2.1.4.1.Karakteristik Sinyal Port Serial ... 32

2.1.4.2. Port Komunikasi Serial ... 33

2.1.4.3.Koneksi Ke RS232 Port…….….……….….... 36

2.1.5. LCD ( Liquid Crystal Display) .………..,40

2.2. Perangkat lunak ( Sofeware)………...45

2.2.1. CodeVision AVR……….45

2.2.2 CodeVision chip program……….46

2.2.3. Bahasa Pemrograman C ... 47

2.2.3.1.Struktur Bahasa C ... 48

2.2.3.2. Pengenal ... 49

2.2.3.3. Tipe Data ... 50

2.2.3.4. Konstanta Dan Variabel ... 52

2.2.3.5. Identifier ... 52

BAB III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ... 54

3.1. Diagram Blok Rangkaian ... 54

3.1.1. Fungsi Tiap Blok ... 55

3.2. Rangkaian Power Supply ... 55

3.3 Rangkaian Mikrokontroler ATmega8535 ... 56

3.5. Rangkaian Sensor PIR ... 58

3.6. Rangkaian Wavecom fastrack ... 59

3.7. Rangkaian buzzer ... 59

3.4. Perancangan Rangkaian LCD ... 60

3.8. FLOWCHART SISTEM ... 62

(9)

4.1. Pengujian Rangkaian Power Supply ... 63

4.2 Pengukuran Rangkaian Mikrokontroller AT mega 8535 ... 63

4.3. Interfacing LCD 2x16 ... 64

4.4. Pengujian buzzer ... 66

4.5.. Pengukuran sensor PIR ... 67

4.6. Pengujian koneksi modul GSM Wavecom dengan Mikrokontroller ATmega8535 via serial max 232…………..………69

BAB V. PENUTUP ... 73

5.1. Kesimpulan ... 73

5.2. Saran ... 73

(10)

 

Gambar 2.1 Arsitektur ATMega8535 8

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535 11

Gambar 2.3 Organisasi memori ATMega8535 15

Gambar 2.4 (a) Register I/O Sebagai Memori Data 16

(b) Register I/O sebagai I/O 16

Gambar 2.5 Status Register 17

Gambar 2.6 Register Serba guna 20

Gambar 2.7 Bentuk Sensor Gerak PIR (Passive Infra Red) 21

Gambar 2.8 blok diagram sensor PIR 25

Gambar 2.9 Jarak Pancar Sensor PIR 26

Gambar 2.10 Modem GSM Fastrack M1306B 28

Gambar 2.11 Level Tegangan RS232 pada Pengiriman Huruf “A” 33

Gambar 2.12 Port DB9 Jantan 33

Gambar 2.13 Port DB9 Betina 33

Gambar.2.14 Susunan Pin Konektor DB9 34

Gambar 2.15 IC MAX232 38

Gambar 2.16 IC MAX232 Sebagai komunikasi serial 39

Gambar 2.17 LCD 2x16 40

Gambar 2.18 Konfigurasi Pin LCD 42

Gambar 2.19 Programmer Setting 46

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian 54

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) 55

(11)

8535……….57

Gambar 3.4 Kaki koneksi PIR (Passive Infrared) 58

Gambar 3.5 rangkaian antar muka 59

Gambar 3.6 rangkaian buzzer 60

Gambar 3.7. Rangkaian LCD 61

Gambar 3.8 FLOWCHART SYSTEM 62

Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler 64

Gambar 4.2 Block Diagram Pengukuran Sensor PIR 68

(12)

 

Tabel 2.1 Tabel Set AT-Command 29

Tabel 2.2Fungsi Susunan Konektor DB9 34

Tabel 2.3 Nama – Nama Register 35

Tabel 2.4 Angka Pembagi 36

Tabel 2.5 Koneksi Null Mode 37

Tabel 2.6 Operasi Dasar LCD 42

Tabel 2.7 Konfigurasi Pin LCD 43

Tabel 2.8 Konfigurasi LCD 44

Tabel 2.9 Tipe Data 51

(13)

ABSTRAK

Telah dibuat suatu Sistem Alat Pendeteksi Maling Jarak Jauh Menggunkan

Modem GSM Dan Sensor PIR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 pada rumah.

.Sistem ini menggunakan sensor PIR, mikro,lcd,modem gsm wavecom m130b.

sensor PIR sebagai sensor gerak atau sensor manusia untuk mendeteksi adanya

kemalingan,mikro sebagai pengolah, modem gsm sebagai feedback dan lcd

sebagai tampilan. PIR akan mendeteksi pergerakan yang terjadi pada rumah dan

mengirim kondisi sensor melalui fasilitas sms gateway dan dapat menyalakan

alarm dengan feedback sms gateway.way. Setelah diujikan alat ini dapat bekerja

dengan baik karena pembacaan sensor dan pengiriman data yang baik,

(14)

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk

berusaha mengatasi masalah yang timbul di sekitarnya dan meringankan

pekerjaan yang sudah ada. Penggunaan mikrokontroler sangat luas, tidak hanya

untuk akuisi data melainkan juga untuk pengendalian di pabrik – pabrik,

kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, automobile, dan sebagainya.

Hal ini disebabkan karna mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor (yang

didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM dan I/O) yang terpadu pada satu keping,

selain itu komponennya (ATMega8535) murah dan mudah didapat di pasaran.

Penulis merasa bahwa perkembangan mikrokontroler perlu diketahui oleh semua

orang yang berkeinginan masuk dalam dunia elektronika. Dalam kesempatan ini

penulis mencoba membuat suatu alat menggunakan mikrokontroler ATMega8535

untuk tugas akhir dengan beberapa aplikasi diantaranya sensor jarak untuk

mengendalikan putaran motor dc yang akan membuka dan menutup tutup tempat

sampah secara otomatis. Alasan utama pemilihan mikrokontroler AVR sendiri

karena merupakan generasi terbaru dari produk sebelumnya, yang mengalami

penyempurnaan untuk mempermudah pengisian program. Dengan menggunakan

sistem ISP (In – system Programming). Selain itu jumlah port paralel yang

digunakan sebagai jalur masukan dan keluaran menjadi lebih banyak. Para

desainer sistem elektronika telah diberi suatu teknologi yang memiliki kapabilitas

(15)

Selain itu teknologi saat ini juga merambah ke realitas kehidupan manusia, salah

satunya adalah pengembangan suatu sistem otomasi pada rumah. sistem otomasi

rumah sudah bukan hal umum ada di kalangan elite. Dengan berbagai fasilitas

yang ada, sistem otomasi rumah nantinya bisa memudahkan pemiliknya untuk

menjaga dan memberikan kenyamanan bagi setiap orang yang tinggal

didalamnya. Fasilitas-fasilitas tersebut didapat karena adanya beberapa piranti

sensor yang nantinya dapat mendeteksi suatu keadaan yang tidak sesuai dengan

kriteria keadaan yang diharapkan yaitu nyaman, aman dan efesien. Untuk itulah

penulis mencoba untuk membuat suatu alat dan Penulisan Tugas Proyek dengan

judul “Sistem Alat Pendeteksi Maling Jarak Jauh Menggunkan Modem

GSM Dan Sensor PIR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535”.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam membuat “Sistem Alat Pendeteksi Maling Jarak Jauh

Menggunkan Modem GSM Dan Sensor PIR Berbasis Mikrokontroler

Atmega8535”.. penulis akan membahas dan menganalisa rangkaian tersebut

secara blok per blok. Komponen yang di gunakan dalam perancangan akan di

bahas fungsinya secara umum dan karak teristik tidak di bahas. Perencanaan dan

analisa rangkaian, di jelaskan secara blok perblok. Membahas perhitungan besar

arus dan tegangan pada rangkaian sirkuit elektronik nya. Tidak di bahas

bagaimana cara pembuatan program dan hasil nya hanya sekilas tentang

bagaimana program tersebut berkerja.

(16)

 

Adapun Tujuan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :

1. Membuat Sistem Alat Pendeteksi Maling Jarak Jauh Menggunkan Modem

GSM Dan Sensor PIR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535

2. Agar lebih mengerti tentang mikrokontroller dan pengaplikasian nya

sebagai system keamanan.

3. Memanfaatkan teknologi short message service (SMS) untuk

mengendalikan peralatan elektronik

4. Untuk mengetahui pengaplikasian sensor-sensor dalam kehidupan

sehari-hari

1.4. Batasan Masalah

Dalam perencanaan penulisan ini terdapat beberapa batasan masalah sebagai

berikut:

1. Rangakaian Mikrokontroller yang di gunakan adalah mikrokontroller

ATMega8535.

2. Modem GSM wavecome fastracke yang digunakan adalah M1306b

yang berguna sebagai SMS gateway.

3. Sensor yang di gunakan adalah sensor PIR (Pasive Infrared) sebagai

pendeteksi pergerakan .

4. Tidak membahas mengenai komunikasi Hand Phone dan pengecekan

pulsa pada modem wavecome

(17)

Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan laporan ini, penulis membuat

susunan bab – bab yang membentuk laporan ini dalam sistematika penulisan

laporan dengan urutan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk

pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Dan bahasa program yang

digunakan, serta karakteristik dari komponen-komponen pendukung.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Bab ini berisikan tentang proses perancangan dan pembuatan alat. Mulai dari

peancangan dan pembuatan system secara hardware atau software

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja

alat, penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang digunakan, penjelasan

mengenai program yang diisikan ke mikrokontroller ATMega8535

BAB 5 PENUTUP

(18)

 

dihasilkan dari alat. Bab ini juga merupakan akhir dari penulisan laporan proyek

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen- komponen yang di

gunakan dalam seluruh unit alat ini dari perangkat keras (hard ware) sampai

peangkat lunak (sofeware) . Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang

dari topic utama laporan ini,maka setiap komponen hanya di bahas sesuai fungsi

nya pada masing- masing .

2.1 Perangkat Keras (Hard Ware)

2.1.1 Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler dapat dianalogikan sebagai sebuah sistem komputer yang

dikemas dalam sebuah chip,artinya di dalam sebuah IC mikrokontroler sebetulnya

sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja,yaitu

meliputi mikroprosesor,ROM,RAM,I/O dan clock seperti halnya yang dimiliki

oleh sebuah PC.Mengingat kemasannya yang berupa sebuah chip dengan ukuran

yang relatif lebih kecil , tentu saja spesifikasi dan kemampuan yang dimiliki oleh

mikrokontroller akan menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan sistem

komputer seperti PC baik dilihat dari segi kecepatannya. Tidak seperti system

komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya

pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa

(20)

 

Meskipun dari sebuah kemampuan lebih rendah tetapi mikrokontroller

memiliki kelebihan yang tidak bisa diperoleh pada sistem komputer yaitu,dengan

kemasannya yang kecil dan kompak membuat mikrokontroller menjadi lebih

fleksibel dan praktis digunakan terutama pada sistem-sistem yang relatif tidak

terlalu kompleks atau tidak memerlukan bahan komputasi yang tinggi.

2.1.1,1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATmega8535

Mikrokontroller AVR merupakan keluarga mikrokontroller RISC

(Reduced Instruction Set Computing) keluaran Atmel.Konsep arsitektur AVR

pada mulanya dibuat oleh dua orang mahasiswa di Norwgian institute of

Technology ( NTH ) yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan.Mikrokontroler

ATMega8535 merupakan salah satu anggota mikrokontroller AVR 8-bit. AVR

merupakan mikrokontroller dengan arsitektur Harvard dimana antara kode

program dan data disimpan dalam memori secara terpisah. Umumnya arsitektur

Havard ini menyimpan kode program dalam memori permanen atau

semi-permanen(non Volatille) Sedangkan data disimpan dalam memori tidak

permanen(Volatile).ATMega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap,mulai dari

kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar

,interupsi,timer/counter,PWM,USART,TWI,analog comparator,EEPROM internal

dan juga ADC internal semuanaya ada dalam ATMega8535.

Selain itu kemampuan kecepatan ekseskusi yang lebih tinggi menjadi

alasan bagi banyak orang untuk beralih dan lebih memilih untuk menggunakan

(21)

Secara garis besar, mikrokontroler ATMEGA8535 memiliki arsitektur harvard,

yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga

dapat memaksimalkan unjuk kerja dan pararelisme .Instruksi-instruksi dalam

memori program dieksekusi dalam salah satu alur tunggal , dimana pada saat satu

instruksi di kerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memeori program.

32x 8bit register serba guna digunakan untuk mendukung opersi arithcmetic Logic

Unit (ALU) yang dapat dilakukan dalam 1 siklus. 6 dari register serba guna dapat

digunakan sebagai 3 buah register pointer 16- bit pada mode pengalamatan tak

langsung untuk mengambil data pada ruang memory data.Hampir semua instruksi

AVR ini memiliki format 16-bit(word).Selain register serba guna terdapat register

lain yang tepetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte.Beberapa

register ini digunakan untuk beberapa fungsi khusus antara lain sebagai register

kontrol timer/counter,interupsi,ADC,USART,SPI,EEPROM dan Fungsi I/O

(22)

  2.1.1.2 Fitur ATMega8535

Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh ATMega8535:

1. 130 macam instruksi,yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

clock.

2. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHZ.

3. 512 Byte internal EEPROM.

4. 32x8-bit register serba guna.

5. 8 Kbyte Flash memory,yang memiliki fasilitas In-System Programing.

6. 512 Byte SRAM

7. Programming Lock, fasilitas untuk mengamankan kode program.

8. 4 channel output PWM.

9. 8 channel ADC 10-Bit.

10. 2 Buah timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/counter 16-bit.

11.Serial USART.

12.Master/Slave SPI serial interface.

13. Serial TWI atau 12 C.

14.On-Chip Analog comparator.

2.1.1.3 Konfigurasi Pin ATMega8535

Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 40 pin untuk model PDIP

ditunjukkan pada Gambar 2.2, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC.

Nama-nama pin pada mikrokontroler ini adalah :

1. VCC : merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu

(23)

2. GND : merupakan pin ground untuk catu daya digital.

3. Port A (PA0...PA7) : merupakan pin I/O 8bit dua

arah(bi-directional) dan pin masukan 8 chanel ADC.

4. Port B (PB0 – PB7) : merupakan akan pin I/O 8 bit dua arah

(bi-directional)dengan resistor pull-up internal dan pin fungsi khusus,

yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI.

5. Port C (PC0 – PC7) : merupakan pin I/O 8bit dua arah

(bi-directional)dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komperator analog,

input ADC dan Timer Osilator.

6. Port D (PD0 – PD7) : merupakan pin I/O 8 bit dua

arah(bi-directional) dan pin fungsi khusus, yaitu komperator analog,

interupsi eksternal dan komunikasi serial.

7. RESET : merupakan pin yang digunakan untuk mereset

mikrokontroler.

8. XTAL1 :merupakan input ke penguat osilator pembalik dan input

ke internal clock.

9. XTAL2 : merupakan out put dari penguat oslator pembalik.

10.AVCC : merupakan pin masukan tegangan untuk ADC yang

terhubung ke portA.

(24)

 

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

2.1.1.4 Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler ATMega8535 :

1. Port A

Merupakan 8-bit dua arah bi-directional port I/O,dengan menggunakan resistor

pull-up internal dimana setiap pinnya dapat diatur per bit. Output buffer Port A

dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara

langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu

sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin

port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,

kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan8 channel ADC.

2. Port B

Merupakan 8-bit dua arah(bi-directional) port I/O. Setiap pinnya dapat

(25)

dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara

langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu

sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin

port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output.Selain

sebagai port I/O 8 bit port B juga dapat difungsikan secara individu sebagai

berikut:

1. PB7: SCK ( SPI Bus Serial Clock)

2. PB6: MISO( SPI Bus Master Input/ Slave Out put)

3. PB5: MOSI( SPI Bus Master Output/Slave Input).

4. PB4: SS (SPI Slave Select Input)

5. PB3: AIN1(Analog Comparator Negatif Input) OC0 (Out put Compare

Timer/counter 0)

6. .PB2: AIN0 (Analog Comparator Positif Input) INT2 (External Interrupt 2

Inpt)

7. PB1:T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input)

8. PB0:T0 (Timer/Counter 0 External Counter Input) XCK (USART External

Clock Input/Output)

3. Port C

Merupakan port I/O 8-bit dua arah (bi-directional). Setiap pinnya dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C

dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara

langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu

(26)

 

port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,

Port C juga difungsikan secara individu sebagai berikut:

1. PC7: TOSC2 (Timer Oscillator 2)

2. PC6: TOSC1 (Timer Oscillator 1)

3. PC1: SDA (Serial Data Input/Output)

4. PC0: SCI (Serial Clock)

4. Port D

Merupakan Port I/O 8-bit dua arah (bi-directional) . Setiap pinnya dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D

dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara

langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu

sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin

port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,

pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus sebagai

berikut:

1. PD7: OC2 ( Ouput Compare Timer/Counter 1)

2. PD6: ICP1 ( Timer Counter 1 input capture)

3. PD5: OC1A ( Output Compare A Timer /Counter1)

4. PD4: OC1B ( Output Compare B Timer/Counter 1)

5. PD3: INT1 ( External Interrupt 1 Input)

6. PD2: INT0 ( External interrupt 0 Input)

7. PD1: TXD ( USART Transmit)

(27)

5. RESET

RST pada pin 9 merupakan pin reset yang akan bekerja bira diberi pulsa rendah

(aktif Low) selama minimal 1,5us.

6. XTAL2

Merupakan out put dari penguat dari osilator pembalik

7. XTAL1

Merupakan input ke penguat osilator pembalik dan input ke internal clock.

8. AVcc

Avcc adalah pin masukan catu daya yang digunakan untuk masukan analog ADC

yang terhubung ke Port A. Kaki ini harus secara eksternal terhubung ke Vcc

melalui lowpass filter.

9. AREF

AREF adalah pin masukan referensi analog untuk ADC. Untuk operasionalisasi

ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus dibeikan ke kaki ini.

10. AGND

AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali

(28)

  2.1.1.5 Peta Memory ATMega8535

Mikrokontroller ATMega8535 memiliki 3 jenis memori yaitu memori

program, memori data dan memori EEPROM.Ketigannya memiliki ruang-ruang

tersendiri dan terpisah seperti terlihat pada gambar 2.5

Gambar 2.3 Organisasi memori ATMega8535

1.Memori Program

ATMega8535 memiliki kapasitas memori program sebesar 8 Kbyte yang

terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki

lebar data sebesar 16 bit.Sehingga organisasi memori program seperti ini sering

dituliskan dengan 4K x 16 bit.Memori program ini juga terbagi menjadi dua yaitu

program boot dan juga bagian program aplikasi.

(29)

ATMega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang

terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna,register I/O dan SRAM. 32 byte

alamat terendah digunakan untuk register serbaguna yaitu R0 – R31. 64 byte

berikut nya digunakan untuk register I/O yang digunakan untuk mengatur fasilitas

timer /counter ,interrupsi,ADC,USART,SPI,EEPROM dan port I/O seperti Port A,

Port B, Port C, dan Port D. Selanjutnya 512 byte diatasnya digunakan untuk

memory data SRAM . Jika register-register I/O diatas diakses seperti mengakses

data pada memori ( Jika kita menggunakan instruksi LD atau ST ) maka register

I/O diatas menempati alamat 0020-005F. Tetapi jika register-register I/O diakses

seperti mengakses I/O pada umumnya ( menggunakan instruksi IN/ IOUT) maka

register I/O diatas menempati alamat memori 0000h – 003Fh.

Gambar 2.4 (a) Register I/O Sebagai Memori Data, (b) Register I/O sebagai

(30)

  3.Memori EEPROM

ATMega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah

dari memori program maupun dari memori data. Memori EEPROM ini hanaya

dapat diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM

Addres ( EEARH-EEARL),register EEPROM Data (EEDR) dan register

EEPROM control ( EECR). Untuk megakses memory EEPROM ini diperlakukan

sperti mengakses data eksternal sehingga waktu dari eksekusi relatif lebih lama

dibadingkan jika kita mengakses data dari SRAM.

2.1.1.6 Status Register ( SREG)

Register SREG digunakan untuk menyimpan informasi dari hasil operasi

aritmatika yang terakhir . Informasi-informasi dari register SREG dapat

digunakan untuk mengubah alur program, yang sedang dijalankan dengan

mengunakan instruksi percabangan . Data SREG akan selalu berubah jika setiap

instruksi atau operasi pada ALU dan datanya tidak otomatis tersimpan apabila

terjadi instruksi percabangan baik karena instruksi maupun lompatan.

Gambar 2.5 Status Register

Status Register ATMega8535 :

(31)

Bit I digunakan untuk mengaktifkan interrupsi secara umum ( interrupsi global)

.Jika bit I benilai „1‟ maka interrupsi secara umum akan aktif , tetapi jika bernilai

„0‟ maka tidak ada satupun interrupsi yang aktif.Pengaturan jenis-jenis interrupsi

apa sja yang akan aktif dilakukan dengan mengatur register kontrol yang sesuai

dengan jenis interrupsi tersebut, dengan terlebih dahulu mengaktifkan interupsi

global ,yaitu bit I diset‟1‟.

 Bit 6 – T : Bit Copy Storage

Bit T digunakan untuk mementukan bit sumber atau bit tujuan pada instruksi bit

copy.Pada instruksi BST ,data akan dicopy dari register ke bit T( Bit T sebagai

tujuan) sedangkan pada instruksi BLD, bit T akan di copy ke register ( Bit T

Sebagai Sumber).

 Bit 5 – H : Half carry Flag

Bit H digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya setengah carry pada operasi

aritmatika BCD ,yaitu membagi satu byte data menjadi dua bagian (

masing-masing 4 bit) dan masing-masing-masing-masing bagian dianggap sebagai 1 digit desimal.

4.Bit 4 – S: Sign bit

Bit S merupakan kombinasi antara bit V dan bit N, yaitu dengan meng-XOR-kan

bit V dan bit N.

(32)

 

Bit V digunakan untuk mendukun operasi aritmatika komplemen 2.Jika terjadi

luapan pada operasi aritmatika bilangan komplemen 2 maka akan menyebabkan

bit V bernilai „1‟.

 Bit 2 - N : Negative Flag

Bit N digunakan untuk menunjukkan apakah hasil sebuah operasi aritmatika

ataupun operasi logika bernilai negatif atau tidak.Jika hasilnya negatif maka bit N

bernilai „1‟ dan jika hasilnya bernilai positif maka bit N bernila‟0‟.

 Bit 1 - Z : Zero Flag

Bit Z digunakan untuk menunjukkan hasil operasi aritmatika ataupun operasi

logika apakah bernilai nol atau tidak.Jika hasilnya nol maka bit Z bernilai „1‟ dan

jika hasilnya tidak nol maka bit Z bernilai‟0‟.

 Bit 0 – C : Carry flag

Bit C digunakan untuk menunjukkan hasil operasi aritmatika ataupun logika

apakah ada carry atau tidak.Jika ada carry maka bit C bernilai‟1‟ dan jikatidak

ada carry maka bit C akan bernilai „0‟.

2.1.1.7 Register Serba guna ( General Purpose Register)

ATMega8535 memiliki 32 byte register serbaguna yang terletak pada awal

alamat RAM. Dari 32 byte register serba guna 6 byte terakhir juga digunakan

sebagai register pointer yaitu register pointer X,register pointer Y dan Register

(33)

Gambar 2.6 Register Serba guna

2.1.1.8 USART ( Universal Synchronous and Asynchoronous Serial Receiver

And Transmitter)

Universal Synchronous Serial Receiver and Transmitter (USART) juga

merupakan salah satu metode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATMega8535.

USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas yang tinggi, yang

dapat kita gunakan untuk melakukan transfer data baik antara mikrokontroler

maupun dengan modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART.

USART memungkinkan transmisi data baik secara synchronous maupun

asynchronous sehingga dengan demikian USART pasti kompatibel dengan

UART. Pada ATMega8535,pengaturan secara umum pengaturan mode

komunikasi baik Synchronous maupun Asynchronous adalah sama ,

perbedaannya hanya terletak pada sumber clocknya saja. Pada mode

(34)

 

bersama- sama. Dengan demikian secara hardware untuk mode Asynchronous

hanya membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD sedangkan untuk mode

Synchronous harus 3 pin yaitu TXD,RXD dan XCK.

2.1.2 Sensor PIR (Passive Infra Red)

Sensor gerak PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang berfungsi untuk

pendeteksi gerakan yang bekerja dengan cara mendeteksi adanya

perbedaan/perubahan suhu sekarang dan sebelumnya. Sensor gerak menggunakan

modul pir sangat simpel dan mudah diaplikasikan karena Modul PIR hanya

membutuhkan tegangan input DC 5V cukup efektif untuk mendeteksi gerakan

hingga jarak 5 meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul adalah

LOW. Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah

menjadi HIGH. Adapun lebar pulsa HIGH adalah ±0,5 detik. Sensitifitas Modul

PIR yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada jarak 5 meter memungkinkan

kita membuat suatu alat pendeteksi gerak dengan keberhasilan lebih besar.

Gambar 2.7 Bentuk Sensor Gerak PIR (Passive Infra Red)

Dengan output yang hanya memberikan 2 logika High dan Low ini kita dapat

(35)

aplikasikan pada alarm, kita tinggal membuat rangkaian driver untuk

mengaktifkan alarm tersebut. Atau misal ingin digunakan untuk mengaktifkan

lampu, maka tinggal di buat driver untuk memberikan sumber tegangan ke lampu.

Modul sensor gerak PIR memiliki output yang langsung bbisa di hubungkan

dengan komponen digital TTL atau CMOS dan juga dapat lansung dihubungkan

ke mikrokontroler.

Efektifitas pendeteksian gerakan menggunakan sensor gerak ini

dipengaruhi oleh faktor penempatan sensor gerak PIR tersebut. Posisi sensor

gerak harus diletakan pada lokasi yang dapat membaca semua gerakan yang ada

dalam ruangan atau daerah yang dimonitor oleh sensor gerak PIR.

2.1.2.1 Spesifikasi sensor PIR

 Type: Digital

 Supply Voltage:3?5V

 Current:50?A

 Working temperature:0???70?

 Output level(HIGH):4V

 Output level(LOW):0.4V

 Detect angle:110 Degree

(36)

 

 Size:28mm×36mm

 Weight:25g

2.1.2.2 Bagian-bagian dari PIR

terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Fresnel Lens

Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan

sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan

paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana

mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola

dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa

Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat.

Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena

kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena

intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.

2. IR Filter

IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang

gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga

panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara

9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga

(37)

3. Pyroelectric sensor

Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat

celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada

lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh

Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga

menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium

nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa

menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini

membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus

listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut.

Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar

matahari mengenai solar cell.

4. Amplifier

Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada

material pyroelectric.

5. Comparator

Seterlah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh

(38)

 

Gambar 2.8 blok diagram sensor PIR

2.1.2.3 Cara kerja pembacaan sensor PIR

Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor

pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor

pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari

bahan galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3).

Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog

oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan

oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit).

Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak

mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra

merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra

merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang

tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu

badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang

(39)

tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang

dirancang untuk mendeteksi manusia).

2.1.2.4 Jarak pancar sensor PIR

Sensor PIR memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik

senso3r. Proses penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai berikut:

        

Gambar 2.9 Jarak Pancar Sensor PIR

Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5

meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.

2.1.3 Modem GSM

Modem adalah sebuah alat yang dapat membuat komputer terkoneksi

dengan internet melalui line telepon standar. Modem banyak digunakan komputer

rumah dan jaringan sederhana untuk dapat berkomunikasi dengan jutaan

komputer lain dalam lalu lintas internet. Kata Modem itu sendiri merupakan

(40)

 

mengubah informasi digital dari komputer pengirim ke dalam bentuk sinyal

analog yang ditransmisikan melaluli line telepon.

Selanjutnya Modem pada komputer penerima akan mengubah ulang sinyal

analog ke sinyal digital. Modem GSM adalah sebuah perangkat Modem Wireless

Plug and Play dengan konektivitas GSM/GPRS untuk aplikasi-aplikasi machine to

machine. GSM Modul atau Modem GSM adalah jenis khusus dari modem yang

menerima kartu SIM, dan mengoperasikan selama berlangganan ke operator

mobile, seperti ponsel. Modem GSM dihubungkan dengan suatu interface yang

memungkinkan aplikasi seperti SMS untuk mengirim dan menerima pesan

melalui Modem. Beberapa fungsi kegunaan modem ini di masyarakat adalah

antara lain:

· SMS Broadcast application

· SMS Quiz application

· SMS Polling

· SMS auto-reply

· M2M integration

· Aplikasi Server Pulsa

· Telemetri

· Payment Point Data

Pada pembuatan proyek ini, digunakan Modem GSM Serial Wavecom Fastrack

M1306B. Untuk Modem seri ini memiliki dua type konektor yaitu

(41)

Gambar 2.10 Modem GSM Fastrack M1306B

Spesifikasi modem WAVECOM FASTRACK M1306B:

· Dual-band GSM 900/1800MHZ & GPRS Class 10

· GSM Dual Band antenna

· Power Supply with 4 pin connector (untuk serial)

· Standard USB 2.0 interface (untuk USB)

· Input Voltage : 5V-32V

· Maximum transmitting speed 253KBps

· Support AT-Command

· Dimensi : 74×54×25mm

2.1.3.1 AT-Command

AT-Command adalah singkatan dari Attention Command. AT Command adalah

perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan serial port. Pada awalnya

standar perintah ini untuk modem-modem telepon PSTN, akan tetapi perintah ini

(42)

AT- 

melakukan sesuatu hal, termasuk untuk mengirim dan menerima SMS. Dengan

memberikan perintah ini di dalam komputer/mikrokontroller maka perangkat kita

dapat melakukan pengiriman atau penerimaan SMS secara otomatis untuk

mencapai tujuan tertentu. Untuk memulai suatu perintah AT-Command,

diperlukan prefiks

“AT” atau “at” dalam setiap perintah AT-Command.[6]

Tabel 2.1 Tabel Set AT-Command

2.1.3.2 Short Message Service (SMS)

Short Message Service (SMS) merupakan salah satu tipe Instant Messaging (IM)

yang memungkinkan user untuk bertukar pesan singkat. SMS dihantarkan pada

channel signal Global System for Mobile Communication (GSM). Dewasa ini

perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat teknologi SMS ini banyak

(43)

untuk digunakan. Sebuah pesan SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, yang berarti

dapat memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit atau 70 karakter 16-bit untuk

bahasa Jepang, bahasa Mandarin dan bahasa Korea yang memakai Hanzi (Aksara

Kanji/Hanja). User pun dapat mengirim pesan SMS yang lebih dari 140 bytes

dengan catatan membayar lebih dari sekali biaya kirim SMS. [5] 21 SMS

menjamin pengiriman pesan oleh jaringan, jika terjadi kegagalan maka disimpan

di jaringan atau yang disebut SMS Center (SMSC). Di SMSC pesan disimpan dan

dicoba untuk mengirimkannya selama beberapa kali. Batas waktu yang telah

ditentukan untuk menyimpannya biasanya sekitar 1 hari atau 2 hari, lalu pesan

dihapus.

2.1.3.3 Database

Database merupakan sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasi untuk

memenuhi kebutuhan pemakai untuk keperluan organisasi yang dimana dapat

dipakai hanya sekali atau berulang yang dimana dalam bentuk digital. Salah satu

komponen penting dalam penggunaan database adalah DataBase Management

System (DBMS). DBMS ini bertugas untuk menangani semua akses ke database

dan bertanggug jawab untuk menerapkan pemeriksaan otorisasi dan prosedur

validasi.

2.1.3.4 Microsoft Office Access

Salah satu software atau aplikasi yang banyak digunakan untuk membuat suatu

(44)

 

software yang dikeluarkan oleh microsoft untuk membuat aplikasi database.

Sofware ini cocok untuk kalangan industri kecil atau rumah tangga,

karena kapasitas datanya yang mencapai 4 GB. Program ini banyak dipakai

karena kemudahannya dalam mengolah database.

2.1.4 Komunikasi Serial

Pada PC / laptop standar, biasanya terdapat sebuah port untuk komunikasi

serial. Pada prinsipnya, komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman

data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel

seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali

detak. Beberapa contoh penerapan komunikasi serial ialah mouse, scanner dan

sistem akuisisi data yang terhubung ke port serial COM1/COM2. Sistem antar

muka komunikasi serial RS232 sering digunakan sebagai antar muka antara

komputer dengan mikrokontroler. Agar level tegangan data serial dari

mikrokontroler setara dengan level tegangan komunikasi port serial PC,

diperlukan MAX232 untuk mengubah ke tegangan TTL/CMOS logic level

RS232. MAX232 menggunakan sistim komunikasi simplex sehingga difungsikan

untuk mengubah dari arus dan tegangan logika TTL menjadi arus tegangan logika

komputer (RS232).

2.1.4.1 Karakteristik Sinyal Port Serial

Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah Standar

RS232 yang dikembangkan oleh Electronic Industri Association (EIA/TIA) yang

(45)

populer sehingga sinyal ini tidak ada hubungan sama sekali dengan level tegangan

IC TTL. Standar ini hanya menyangkut komunikasi antara (Data Terminal

Equipment – DTE) dengan alat – alat pelengkap komputer (Data Circuit

Terminating Equipment – DCE). Standar sinyal RS232 memiliki ketentuan level

tegangan sebagai berikut :

• Logika 1 disebut ‘Mark’ terletak antara -3 Volt sampai -25 Volt

• Logika ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 Volt samapai +25 Volt.

• Daerah tegangan antara -3 Volt sampai +3 Volt adalah invalid level,

yaitu daerah tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus

dihindari. Demikian juga level tegangan dibawah -25 Volt dan diatas +25 Volt

juga harus dihindari karena bisa merusak line driver pada saluran RS232

Gambar dibawah adalah contoh level tegangan RS232 pada pengiriman huruf “A”

dalam format ASCII tanpa bit paritas.

Gambar 2.11 Level Tegangan RS232 pada Pengiriman Huruf “A” Tanpa Bit

Paritas.

(46)

 

Komunikasi serial membutuhkan port sebagai saluran data. Berikut tampil port

serial DB9 yang umum digunakan sebagai port serial

Gambar 2.12 Port DB9 Jantan

Gambar 2.13 Port DB9 Betina

Untuk menghubungkan antara 2 buah PC, biasanya digunakan format null mode,

dimana pin TxD dihubungkan dengan RxD pasangan, pin Sinyal ground (5)

dihubungkan dengan SG di pasangan, dan masing masing pin DTR, DSR dan CD

(47)

Gambar.2..14 Susunan Pin Konektor DB9

Tabel 2.2 Fungsi Susunan Konektor DB9

Untuk dapat menggunakan port serial harus diketahui dahulu alamat dari port

serial tersebut. Biasanya tersedia dua port serial pada CPU, yaitu COM1 dan

(48)

 

(2F8h). Alamat tersebut adalah alamat yang biasa digunakan, tergantung

komputer yang digunakan.Tepatnya kita bisa melihat pada peta memori tempat

menyimpan alamat tersebut, yaitu memori 0000.0400h untuk COM1 dan

0000.0402h untuk COM2. Berikut adalah nama – nama register yang digunakan

beserta alamatnya.

Tabel 2.3 Nama – Nama Register

Keterangan Register

• RX Buffer , digunakan untuk menampung dan menyimpan data dari DCE.

• TX Buffer , digunakan untuk menampung dan menyimpan data yang akan

dikirim ke port serial.

• Baud Rate Divisor Latch LSB , digunakan untuk menampung byte bobot rendah

untuk pembagi clock pada IC UART agar didapat baud rate yang tepat.

• Baud Rate Divisor Latch MSB , digunakan untuk menampung byte bobot tinggi

untuk pembagi clock pada IC UART sehingga total angka pembagi adalah 4 byte

yang dapat dipilih dari 0001h sampai FFFFh.

(49)

Tabel 2.4 Angka Pembagi

2.1.4.3 Koneksi Ke RS232 Port

Koneksi TXD dan RXD MCU MCS-51 dengan port serial komputer selain level

tegangannya harus disesuaikan, cara koneksikan juga perlu diperhatikan. Ada

semacam protokol komunikasi, bila DTE hendak menghubungi DCE atau

sebaliknya, untuk ’DCE’ yang berupa MCU MCS-51 ini, protokol perlu diakali,

lebih sederhana prosesnya, sehingga tidak memrlukan software yang rumit, tetapi

masih tetap handal. Selain sinyal data, terdapat sinyal – sinyal protokol

komunikasi serial pada komputer dan dihubungkan keluar melalui konektor male

DB9 (komputer baru) dan DB25 (Komputer lama), nama sinyal – sinyal tersebut

adalah:

• RD, Receive Data (RXD).

• TD, Transmit Data

• SG, Signal Ground

• DTR, Data Terminal Ready

• DSR, Data Set Ready

(50)

  • RTS, Request To Send

• CTS, Clear To Send.

Tabel 2.5 Koneksi Null Mode

Komunikasi asinkron yang sederhana yang disebut sebagai null modem, adalah

dengan menghubungkan pin- pin DTR, DSR dan CD serta RTS dengan CTS.

Sedangkan sinyal data input masuk RD dan sinyal transmit output adalah TD.

Konvertor level untuk saat ini tersedia dalam bentuk ic, contoh adalah ICL232

dari Harris semikonduktor, MAX232 dari Maxim.

(51)

Protokol standar yang mengatur komunikasi melalui serial port disebut

RS-232 (Recommended Standard-232) yang dikembangkan oleh EIA (Electronic

Industries Association). Interfacing RS-232 menggunakan komunikasi

asyncronous di mana sinyal clock tidak dikirimkan bersamaan dengan data. Setiap

word data disingkronisasikan menggunakan sebuah start bit dan sebuah stop bit.

Jadi, sebuah frame data terdiri dari sebuah start bit, diikuti bit-bit data dan diakhiri

dengan stop bit. Jumlah bit data yang digunakan dalam komunikasi serial adalah 8

bit. Encoding yang digunakan dalam komunikasi serial adalah NRZ

(Non-Return-to-Zero), di mana bit 1 dikirimkan sebagai high value dan bit 0 sebagai low value.

Komunikasi serial merupakan hal yang penting dalam system embedded, karena

dengan komunikasi serial kita dapat dengan mudah menghubungkan

mikrokontroler dengan devais lainnya. Port serial pada mikrokontroler terdiri atas

dua pin yaitu RXD dan TXD. RXD berfungsi untuk mengirim data dari komputer

atau perangkat lainnya, standard komunikasi serial untuk computer adalah

RS-232, RS-232 mempunyai standard tegangan yang berbeda dengan serial port

mikrokontroler, sehingga agar sesuai dengan RS-232 maka dibutuhkan suatu

rangkaian level converter, IC yang digunakan bermacam-macam, tapi yang paling

mudah dan sering digunakan ialah IC MAX232/HIN232. Pada prinsipnya,

komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit,

sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel seperti pada port printer

yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali detak. Beberapa contoh

komunikasi serial ialah mouse, scanner, dan system akuisisi data yang terhubung

(52)

 

Jika ingin menggunakan mikrokontroler untuk berkomunikasi dengan komputer

atau device lainnya maka Rx dan Tx tidak bisa langsung dihubungkan begitu saja

dengan device tersebut karena level sinyal yang digunakan berbeda-beda.

Contohnya komunikasi serial untuk komputer menggunakan sinyal RS232 yaitu

sinyal yang gelombang level sinyalnya antara +25V sampai -25V. Oleh karena

itu, jika ingin diharapkan terjadi komunikasi antara mikrokontroler dengan

komputer dibutuhkan sebuah buffer yang dapat mengubah sinyal level TTL dari

mikrokontroler menjadi sinyal level RS232. Salah satu Buffer yang sering

digunakan adalah IC MAX232CPE dan menggunakan transistor NPN maupun

PNP.

Gambar 2.16 Merupakan Penggunaan Ic Max 232 Dalam Rangkaian Sebagai

Komunikasi Serial.

2.1.5. LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai

banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari

penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan

(53)

maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan

dengan teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang

digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa keuntungan LCD

dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan,

tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor

CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD.

Gambar 2.17 LCD 2x16

LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai

pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi

piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan

baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),

yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang

ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan. Dalam keadaan normal, cairan yang

digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan

(54)

 

Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa

microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat

menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang

diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di

bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu

(berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan.

LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang mena mpilkan data dengan 2

baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :

1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk

membuat program tampilan.

2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data

dan 3 bit control.

3. Ukuran modul yang proporsional.

4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.

Gambar 2.18 Konfigurasi Pin LCD

Operasi dasar pada LCD terdiri dari empat, yaitu instruksi mengakses

(55)

instruksi membaca data. ROM pembangkit sebanyak 192 tipe karakter, tiap

karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas pembangkit RAM 8 tipe karakter

(membaca program), maksimum pembacaan 80x8 bit tampilan data. Perintah

utama LCD adalah Display Clear, Cursor Home, Display ON/OFF, Display

Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel 2.3 menunjukkan operasi

dasar LCD.

Tabel 2.6 Operasi Dasar LCD

RS R/W Operasi

0 0 Input Instruksi ke LCD

0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke

DB6)

1 0 Menulis Data

1 1 Membaca Data

Tabel 2.7 Konfigurasi Pin LCD

Pin

No.

Keterangan Konfigurasi Hubung

(56)

 

7 D0 Bit 0

8 D1 Bit 1

9 D2 Bit 2

10 D3 Bit 3

11 D4 Bit 4

12 D5 Bit 5

13 D6 Bit 6

14 D7 Bit 7

15 A Anoda (+5VDC)

16 K Katoda (Ground)

Tabel 2.8 Konfigurasi LCD

Pin Bilangan biner Keterangan

RS 0 Inisialisasi

1 Data

RW 0 Tulis LCD / W (write)

1 Baca LCD / R (read)

E 0 Pintu data terbuka

(57)

Lapisan film yang berisis Kristal cair diletakkan di antara dua lempeng

kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat teganga dicatukan pada

beberapa pasang elektroda, molekul – molekul Kristal cair akan menyusun diri

agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil

pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka,

atau gambar sesuai bagian yang di aktifka.

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular

untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrument elektronika lain

seperti Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter

digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan

mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam

satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom dan

baris secara bersamaan digunakan metode Screening.

Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan

suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.

Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan

untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,

mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film

Transistor Active Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah

ditingkatkan daru yang monokrom hingga yang mampu menampilkan ribuan

warna.

(58)

 

CodeVisionAVR merupakan salah satu software kompiler yang khusus

digunakan untuk mikrokontroler keluarga AVR. CodeVisionAVR merupakan

yang terbaik bila dibandingkan dengan kompiler-kompiler yang lain karena

beberapa kelebihan yang dimiliki oleh CodeVisionAVR antara lain:

1. Menggunakan IDE (Integrated Development Environment).

2. Fasilitas yang disediakan lengkap (mengedit program,

mengkompile program, mendownload program) serta tampilannya

terlihat menarik dan mudah dimengerti. Kita dapat mengatur

settingan editor sedemikian rupa sehingga membantu memudahkan

kita dalam penulisan program.

3. Mampu membangkitkan kode program secara otomatis dengan

menggunakan fasilitas CodeWizardAVR.

4. Memiliki fasilitas untuk mendownload program

langsung dari CodeVisionAVR dengan menggunakan

hardware khusus seperti Atmel STK500, Kanda System

STK200+/300 dan beberapa hardware lain yang telah didefenisikan

oleh CodeVisionAVR.

5. Memiliki fasilitas debugger sehingga dapat menggunakan software

compiler lain untuk mengecek kode assembler nya, contohnya

AVRStudio.

6. Memiliki terminal komunikasi serial yang terintegrasi dalam

CodeVisionAVR sehingga dapat digunakan untuk membantu

pengecekan program yang telah di buat khususnya yang

(59)

2.2.2 CodeVision chip program

Salah satu kelebihan daari codevision AVR adalah fasilitas untuk mendownloat

program ke mikrokontroller yang telah terintegrasi sehimgga demikian Code

VisionAVR ini serlain dapat berfungsi sebagai sofeware compiler juga dapat

berfungsi sebagai sofeware programmer /downloader. Jadi kita dapat melakukan

proses download program yang telah do compile dengan menggunakan sofeware

CodeVisionAVR juga

Gambar 2.19 Programmer Setting

2.2.3 Bahasa Pemograman C

Bahasa C dikembangkan pada Lab Bell pada tahun 1978, oleh Dennis

Ritchi dan Brian W. Kernighan. Pada tahun 1983 dibuat standar C yaitu stnadar

ANSI ( American National Standards Institute ), yang digunakan sebagai referensi

dari berbagai versi C yang beredar dewasa ini termasuk Turbo C.

Dalam beberapa literature, bahasa C digolongkan bahasa level menenganh

(60)

 

rendah. Kemudahan dalam level rendah merupakan tujuan diwujudkanya bahasa

C. pada tahun 1985 lahirlah pengembangan ANSI C yang dikenal dengan C++

(diciptakan oleh Bjarne Struostrup dari AT % TLab). Bahasa C++ adalah

pengembangan dari bahasa C. bahasa C++ mendukung konsep pemrograman

berorientasu objek dan pemrograman berbasis windows.

Sampai sekarang bahasa C++ terus brkembang dan hasil

perkembangannya muncul bahasa baru pada tahun 1995 (merupakan keluarga C

dan C++ yang dinamakan java). Istilah prosedur dan fungsi dianggap sama dan

disebut dengan fungsi saja. Hal ini karena di C++ sebuah prosedur pada dasanya

adalah sebuah fungsi yang tidak memiliki tipe data kembalian (void). Hingga kini

bahasa ni masih popular dan penggunaannya tersebar di berbagai platform dari

windows samapi linux dan dari PC hingga main frame.

Ada pun kekurangan dan Kelebihan Bahasa C sebagai berikut :\

 Kelebihan Bahasa C:

o Bahasa C tersedia hampir di semua jenis computer.

o Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua

jenis computer.

o Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya

terdapat 32 kata kunci.

o Proses executable program bahasa C lebih cepat

o Dukungan pustaka yang banyak.

o C adalah bahasa yang terstruktur

(61)

penempatan ini hanya menegaskan bahwa c bukan bahasa pemrograman yang

berorientasi pada mesin. yang merupakan ciri bahasa tingkat rendah. Melainkan

berorientasi pada obyek tetapi dapat dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat.

secepat bahasa mesin. inilah salah satu kelebihan c yaitu memiliki kemudahan

dalam menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun dalam

mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.

 Kekurangan Bahasa C:

· Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program

kadang-kadang membingungkan pemakai.

· Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.

·

2.2.3.1Struktur Bahasa C

a. Program bahasa C tersusun atas sejumlah blok fungsi.

b. Setiap fungsi terdiri dari satu atau beberapa pernyataan untuk melakukan

suatu proses tertentu.

c. Tidak ada perbedaan antara prosedur dan fungsi.

d. Sstiap program bahasa C mempunyai suatu fungsi dengan nama “main”

(Program Utama).

e. Fungsi bisa diletakkan diatas atau dibawah fungsin “main”.

f. Setiap statemen diakhiri dengan semicolon (titik koma).

(62)

 

Pengenal (identifier) merupakan sebuah nama yang didefenisikan oleh

pemrograman untuk menunjukkan indetitas dari sebuah konstanta, variable,

fungsi, label atau tipe data khusus. Pemberian nama sebuah pengenal dapat

ditentukan bebas sesuai keinginan pemrogram tetapi harus memenuhi atura

berikut :

 Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka

 Karakter kedua dapat berupa huruf, angka, atau garis bawah.

 Tidak boleh menggunakan spasi.

 Bersifat Case Sensitive, yaitu huru capital dan huruf kecil dianggap

berbeda.

 Tidak boleh mengunakan kata – kata yang merupakan sitaks maupun

operator dalam pemrograman C, misalnya : Void, short, const, if, static, bit,

long, case, do, switch dll.

2.2.3.3 Tipe Data

Tipe data merupakan suatu hal yang penting untuk kita ketahui pada saat

belajar bahasa pemrograman. Kita harus dapat menentukan tipe data yang tepat

untuk menampung sebuah data, baik itu data berupa bilangan numerik ataupun

karakter. Hal ini bertujuan agar program yang kita buat tidak membutuhkan

pemesanan kapling memori yang berlebihan. Seorang programmer yang handal

(63)

dalampembuatan sebuah program. Secara garis besar tipe data pada bahasa C

dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai Berikut

Macam-Macam Tipe Data Pada Bahasa C :

1. Tipe Data Karakter

Sebuah karakter, baik itu berupa huruf atau angka dapat disimpan pada

sebuah variabel yang memiliki tipe data char dan unsigned char. Besarnya data

yang dapat disimpan pada variabel yang bertipe data char adalah -127 - 127.

Sedangkan untuk tipe data unsigned char adalah dari 0 - 255. Pada dasarnya setiap

karakter memiliki nilai ASCII, nilai inilah yang sebetulnya disimpan pada variabel

yang bertipe data karakter ini.

2. Tipe Data Bilangan Bulat

Tipe data bilangan bulat atau dapat disebut juga bilangan desimal

merupakan sebuah bilangan yang tidak berkoma. Pada bahasa C terdapat

bermacam-macam tipe data yang dapat kita gunakan untuk menampung bilangan

bulat. Kita dapat menyesuaikan penggunaan tipe data dengan terlebih dahulu

memperhitungkan seberapa besar nilai yang akan kita simpan. Contohnya seperti

berikut, kiata akan melakukan operasi penjumlahan nilai 300 dan 100 dan

hasilnya akan disimpan pada variabel c.

Jika dilihat, hasil dari penjumlahan tersebut nilainya akan lebih besar dari

255 dan nilainya pasti positif, oleh karena itu sebaiknya kita menggunakan tipe

(64)

 

pengurangan -5 - 300, jika dilihat hasilnya akan negatif maka selayaknya

digunakan variabel dengan tipe data int.

3. Tipe Data Bilangan Berkoma

Pada bahasa C terdapat dua buah tipe data yang berfungsi untuk

menampung data yang berkoma. Tipe data tersebut adalah float dan double.

Double lebih memiliki panjang data yang lebih banyak dibandingkan float. Tipe

data double dapat digunakan jika kita membutuhkan variabel yang dapat

menampung tipe data berkoma yang bernilai besar.

Tabel 2.9 Tipe Data

Tipe Data Ukuran Jangkauan Nilai

Bit 1 byte 0 atau 1

Char 1 byte -128 s/d 127

Unsigned Char 1 byte 0 s/d 255

Signed Char 1 byte -128 s/d 127

Int 2 byte -32.768 s/d 32.767

Short Int 2 byte -32.768 s/d 32.767

Unsigned Int 2 byte 0 s/d 65.535

Signed Int 2 byte -32.768 s/d 32.767

(65)

Unsigned Long Int 4 byte 0 s/d 4.294.967.295

Signed Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647

Float 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38

Double 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38

2.2.3.4 Konstanta Dan Variabel

Konstanta dan variable merupakan sebuah tempat untuk menyimpan data

yang berada di dalam memori. Konstanta berisi data yang nilainya tetap dan tidak

dapat diubah selama program dijalankan, sedangkan variable berisi data yang bisa

berubah nilainya pada saat program dijalankan.

2.2.3.5Identifier

Identifier atau nama pengenal adalah nama yang ditentukan sendiri oleh

pemrogram yang digunakan untuk menyimpan nilai, misalnya nama variable,

nama konstanta, nama suatu elemen (misalnya: nama fungsi, nama tipe data, dll).

Identifier punya ketentuan sebagai berikut :

1. Maksimum 32 karakter (bila lebih dari 32 karakter maka yang

diperhatikan hanya 32 karakter pertama saja).

2. Case sensitive: membedakan huruf besar dan huruf kecilnya.

3. Karakter pertama harus karakter atau underscore ( _ ) . selebihnya boleh

(66)

 

4. Tidak boleh mengandung spasi atau blank.

5. Tidak boleh menggunakan kata yang sama dengan kata kunci dan fungsi.

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

(67)

 

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian

 

3.1.1 Fungsi Tiap Blok 

1. Blok PIR : Sebagai inputan/penanda adanya aktivitas

pergerakan manusia

(68)

 

3. Blok LCD : Sebagai output tampilan

4. Blok Buzzer : Sebagai output dari sensor PIR

5. Blok power supply : sebagai penyedia tegangan ke system dan

sensor

6. Blok Modul-GSM : Sebagai pengirim informasi dan penerima

feedback

3.2. Rangkaian Power Supply

VI

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Gambar 3.2 menunjukkan rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran,

yaitu 5 volt dan 3.3 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan

ke seluruh rangkaian, termasuk ke mikro dan lcd. Rangkaian tersebut berfungsi

untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian tersebut

bermula dari tegangan AC dari PLN sebesar 220VAC masuk ke trafo. Kemudian

(69)

volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12

volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt

(LM7805) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi

perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA

dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk memasok arus apabila

terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805)

tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. 

Tegangan 3.3 volt DC langsung diambil dari keluaran dioda bridge

penyearah. IC LM317 membutuhkan tegangan ±7.5 V dan arus ±100 mA. Untuk

mendapatkan nilai Vout 3.3 dipakai resistor 200 Ω dan 300 Ω.

3.3. Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535

Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 8535 dapat dilihat

(70)

 

Gambar 3.3 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 8535

Dari gambar 3.3, Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari

seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC

Mikrokontroler ATMega8535. Semua program diisikan pada memori dari IC ini

sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan dua buah kapasitor 30

pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega8535 dalam

mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset

(aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler

(71)

Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso,

Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45

sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP

Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak

pada kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke

ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena

mikrokontroler tidak akan bisa merespon.

3.4. Rangkaian Sensor PIR

Gambar 3.4 Kaki koneksi PIR (Passive Infrared)

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwasannya PIR (Passive Infrared) sensor

dihubungkan ke power supply melalui pin 1 (Vcc) dan pin 2 (Gnd). Pada pin 3

(O/P) terkoneksi ke port pada microcontroller yang berfungsi sebagai Counter

Gambar

Gambar 2.5 Status Register
Gambar 2.6 Register Serba guna
Gambar 2.7 Bentuk Sensor Gerak PIR (Passive Infra Red)
Gambar 2.9 Jarak Pancar Sensor PIR
+7

Referensi

Dokumen terkait