• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEKNIS TERHADAP KELAYAKAN BUNDARAN TUGU RADEN INTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN TEKNIS TERHADAP KELAYAKAN BUNDARAN TUGU RADEN INTAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KAJIAN TEKNIS TERHADAP KELAYAKAN BUNDARAN

TUGU RADEN INTAN

Oleh

M. ARDIAN ROMADHONNI

Bundaran (roundabout) merupakan salah satu alat pengendali persimpangan yang umumnya dipergunakan pada daerah perkotaan dan luar kota sebagai titik pertemuan antara beberapa ruas jalan dengan tingkat arus lalu-lintas relatif lebih rendah dibandingkan jenis persimpangan bersinyal maupun persimpangan tidak bersinyal. Geometrik bundaran yang tidak memenuhi persyaratan dalam MKJI 1997 akan menyebabkan kinerja bundaran menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan bundaran Tugu Raden Intan serta memberikan alternatif pemecahan masalah yang ada di bundaran Tugu Raden Intan pada kondisi saat ini maupun kondisi yang akan datang.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan MKJI 1997. Parameter kinerja bundaran yang di ukur meliputi Derajat Kejenuhan (DS), Tundaan (DT), dan Peluang Antrian (QP%). Analisis perhitungan menggunakan beberapa tahap yaitu tahap sebelum dilakukan rekondisi geometrik dan tahap setelah dilakukan rekondisi geometrik.

Dari hasil analisa didapatkan bahwa kinerja bundaran eksisting tahun 2010 masih memenuhi ketetapan MKJI 1997 (DS≤0,75) yaitu Derajat Kejenuhan (DS) pada lengan (AB) 0,71, (BC) 0,73 (CA) 0,74. Berdasarkan tahap analisis per 5 tahun, pada tahun 2015 perlu dilakukan rekondisi geometrik karena DS  0,75. Pada tahun 2020 setelah rekondisi geometrik, tidak memenuhi persyaratan MKJI 1997 karena itu diperlukan solusi yang lain yaitu dengan persimpangan tidak sebidang.

(2)

ABSTRACT

FEASIBILITY STUDY ON TECHNICAL ROUNDABOUT

TUGU RADEN INTAN

BY

M. ARDIAN ROMADHONNI

Roundabout is one of the crossing control devices commonly used in urban areas and outside the city as a meeting point of several roads with traffic levels are relatively lower than those types of unsignalized intersections and unsignalized intersections are not. Geometric roundabouts that do not meet the terms of a reduction in MKJI 1997 will cause decreased performance of the roundabout. The purpose of this study is to determine the feasibility of a roundabout Tugu Raden Intan and give alternative solutions to problems existing in the roundabout Tugu Raden Intan on current conditions and future condition.

The method used in this study is to use MKJI 1997. Performance parameter in measuring the roundabout which include the degree of saturation (DS), Delay (DT), and Opportunity Queue (QP%). Analysis of calculations using several steps, prior to reconditioning geometric and geometric phase after reconditioning

From the analysis results showed that the performance of the existing roundabout still meet the 2010 assessment year MKJI 1997 (DS ≤ 0.75), namely the degree of saturation (DS) on the arm (AB) 0.71, (BC) 0.73 (CA) 0.74. Based on the analysis phase of five years, in the year 2015 needs geometric reconditioning to be done because the DS  0.75. In 2020 after reconditioning geometric, do not qualify because it is necessary MKJI 1997 other solutions by crossing a parcel not.

(3)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bundaran (roundabout) merupakan salah satu jenis pengendalian persimpangan yang umumnya dipergunakan pada daerah perkotaan dan luar kota sebagai titik pertemuan antara beberapa ruas jalan dengan tingkat arus lalu-lintas relatif lebih rendah dibandingkan jenis persimpangan bersinyal maupun persimpangan tidak bersinyal.

Pada umumnya bundaran dengan pengaturan hak jalan (prioritas dari kiri) digunakan di daerah perkotaan dan pedalaman bagi persimpangan antara jalan, dengan arus lalu-lintas sedang. Pada arus lalu-lintas yang tinggi dan kemacetan pada daerah keluar simpang, bundaran tersebut mudah terhalang, yang mungkin menyebabkan kapasitas terganggu pada semua arah.

(4)

2

simpang bersinyal, pemasangan sinyal masih lebih disukai untuk menjamin kapasitas tertentu dapat dipertahankan, bahkan dalam keadaan arus jam puncak

Perencanaan simpang berbentuk bundaran merupakan bagian dari perencanaan jalan raya yang amat penting. Pada bundaran terjadi konflik antara kendaraan yang berbeda kepentingan, asal maupun tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut perencanaan bundaran harus direncanakan dengan cermat, sehingga tidak menimbulkan akses yang lebih buruk, misalnya kemacetan lalu-lintas Kemacetan lalu-lintas menimbulkan kerugian yang lebih besar yaitu biaya yang makin tinggi akibat pemborosan bahan bakar, polusi udara, kebisingan dan keterlambatan arus barang dan jasa.

Bundaran Tugu Raden Intan merupakan salah satu bundaran penting di Kota Bandar Lampung, yang melayani arus lalu-lintas dari berbagai arah, yaitu arus arus lalu-lintas yang berasal dari Jl. Raya Natar, Jl. Soekarno Hatta, dan Jl. ZA Pagar Alam. Tingginya volume lalu-lintas yang melewati bundaran ini menyebabkan terjadinya kemacetan atau pertemuan kendaraan yang cukup semrawut dari berbagai arah jalan, baik dari arah Jl. Raya Natar, Jl. Soekarno Hatta, dan Jl. ZA Pagar Alam.

(5)

3

B.Rumusan Masalah

Permasalah yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi:

1. Berapa besar kapasitas Bundaran Tugu Raden Intan pada kondisi saat ini, 2. Bagaimana kinerja pada Bundaran Tugu Raden Intan pada kondisi saat ini.

C.Tujuan Penelitian

Penelitian Kajian Teknis Terhadap Kelayakan Bundaran Tugu Raden Intan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kelayakan bundaran Tugu Raden Intan pada kondisi lalu-lintas saat ini dilihat dari tingkat pelayanan arus lalu-lintas.

2. Memberikan alternatif pemecahan masalah yang ada di bundaran Tugu Raden Intan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah yang ada.

D.Batasan Masalah

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini lingkup dan batasan masalah yang digunakan adalah :

1. Pengambilan data primer berupa survai lalu-lintas yang waktu dan teknis pelaksanaan akan ditentukan kemudian.

(6)

4

E.Manfaat penelitian

(7)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan volume lalu-lintas pada bundaran Tugu Raden Intan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kapasitas bundaran Tugu Raden Intan pada kondisi existing didapatkan hasil derajat kejenuhan sudah hamper tidak memenuhi persyaratan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Yaitu untuk jalinan Jl. Raya Natar (AB) 0,71, Jl Soekarno-Hatta (BC) 0,73, Jl. ZA Pagar Alam (CA) 0,74, tundaan rata-rata (DTR)

sebesar 6,7 det/smp DTTotal yang terjadi 31.189 det/jam, tundaan bundaran

rata-rata (DR) 10,7 det/smp dan peluang antrian (QPR%) batas bawah 13%

dan batas atas 34%.

2. Untuk hasil analisis prediksi kinerja bundaran 5 tahun mendatang (tahun 2015) diperoleh nilai derajat kejenuhan (DS) untuk jalinan AB 1,15, jalinan BC 1,20 dan jalinan CA 0,77. Sehingga tidak memenuhi ketetapan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 DS ≤ 0,75.

(8)

71

4. Pada tahun 2015 didapat derajat kejenuhan (DS) yaitu untuk jalinan AB 0,71, jalinan BC 0,70 dan jalinan CA 0,56. Sehingga untuk tahun 2015 memenuhi ketetapan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 DS ≤ 0,75.

5. Pada tahun 2020 untuk jalinan AB 1,06, jalinan BC 1,01 dan jalinan CA 0,64. Sehingga tahun 2020 untul jalinan AB dan jalinan BC sudah tidak memenuhi ketetapan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 DS ≤

0,75, sedangkan untuk jalinan CA masih memenuhi ketetapan dalam MKJI 1997.

B. Saran

Setelah dilakukan analisis perhitungan kapasitas dan tingkat pelayanan pada bundaran Tugu Raden Intan pada kondisi exiting, serta melihat kondisi lapangan, penyusun dapat mengajukan saran sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada pihak yang berkompeten agar melakukan pengkajian ulang dengan melakukan percobaan menggunakan beberapa Alternatif pemecahan masalah yang lain. Misalnya dengan persimpangan tidak sebidang atau dengan perubahan pengaturan manajemen lalulintas.

Referensi

Dokumen terkait