• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pemantauan Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Barang Milik Negara Berbasis Web Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pemantauan Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Barang Milik Negara Berbasis Web Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PEMANTAUAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERBASIS

WEB PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN

NEGARA DAN LELANG (KPKNL) BANDUNG

KERJA PRAKTEK

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh:

Septian Dwi Kusuma Putra

11.41010.0145

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Metodelogi Penelitian... 4

1.7 Systematika Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 7

2.1 Sejarah Perusahaan ... 7

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 10

2.3 Struktur Organisasi ... 11

2.3.1 Struktur Organisasi...11

2.3.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi KPKNL Bandung... 11

2.3.3 Urain Jabatan pada KPKNL Bandung... 13

(3)

v

v

3.1 Teori Terkait dengan Penyelesaian Masalah ... 16

3.1.1 Prosedur... 16

3.1.2 Pemantauan... 16

3.1.3 Standard Operating Procedure... 17

3.1.4 Barang Milik Negara... 18

3.2 Konsep Dasar Basis Data ... 18

3.2.1 System Basis Data... 18

3.2.2 Database ... 19

3.2.3 Database Management System ... 20

3.3 Website ... 20

3.4 PHP ... 21

3.5 HTML ... 22

3.6 MySQL ... 22

3.7 Intranet ... 23

3.8 Aplikasi ... 23

3.9 Desain System ... 23

3.9.1 Document Flow ... 24

3.9.2 Data Flow Diagram ... 25

3.9.3 Entity Relational Diagram ... 27

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK ... 32

4.1 Analisa System ... 32

4.1.1 Identifikasi Masalah ... 33

4.1.2 Spesifikasi Aplikasi ... 33

(4)

4.2 Document Flow ... 34

4.2.1 Document Flow Penerimaan Surat Permohonan ... 35

4.3 System Flow ... 36

4.3.1 System Flow Login ... 36

4.3.2 System Flow Master Kota ... 37

4.3.3 System Flow Master Kementerian Lembaga ... 38

4.3.4 System Flow Master Kelengkapan ... 39

4.3.5 System Flow Master Satker ... 40

4.3.6 System Flow Master Permohonan ... 41

4.3.7 System Flow Penindaklanjutan ... 42

4.3.8 System Flow Cetak Surat Diterima ... 43

4.3.9 System Flow Cetak Surat Ditolak ... 44

4.3.3 System Flow Melihat Lama Surat ... 45

4.3.11 Context Diagram ... 45

4.3.12 Diagram Jenjang ... 46

4.3.13 Data Flow Diagram (DFD) ... 47

4.3.14 DFD Level 0 ... 47

4.3.15 DFD Level 1 ... 48

4.4 Entity Relational Diagram (ERD) ... 50

4.4.1 Conceptual Data Model (CDM) ... 50

4.4.2 Physical Data Model (PDM) ... 51

4.4.3 Struktur Basis Data dan Tabel ... 52

4.5 Disain Input Output ... 55

(5)

vii

4.5.2 Kebutuhan Sistem ... 66

4.5.3 Penjelasan Program ... 66

BAB V Penutup ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

BIODATA PENULIS ... 77

(6)
(7)

v

(8)

1

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang cukup pesat dari masa ke

masa, menjadikan setiap pengguna terus aktif dalam memaksimalkan teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) baik untuk kepentingan individu, kelompok atau

organisasi. Teknologi informasi menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh

instansi pemerintahan, salah satunya dimanfaatkan untuk memantau proses

berjalannya Standar Operating Procedure (SOP).

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang sebagai instansi vertikal

di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang merupakan salah satu

unit eselon I di Kementerian Keuangan Republik Indonesia selalu berusaha

menjadi yang terbaik untuk melayani masyarakat. Upaya meningkatkan kualitas

pelayanan kepada satuan kerja instansi Pemerintah Pusat sebagai stakeholders

dilakukan secara berkesinambungan melalui perbaikan proses bisnis yang berjalan

pada KPKNL Bandung. Khusus untuk SOP Pengelolaan Barang Milik Negara

(BMN), proses yang masih berlangsung saat ini, satuan kerja memberikan surat

pemohonan pengelolaan barang milik negera (BMN) kepada pegawai KPKNL

Bandung untuk diperiksa kelengkapannya dan disetujui. Dikarenakan KPKNL

Bandung membawahi banyak satuan kerja di dua kota (Bandung dan Cimahi) dan

tiga kabuten (Kab.Bandung, Kab.Bandung Barat dan Kab.Sumedang),

mengakibatkan keterlambatan janji layanan dari surat permohonan pengelolahan

BMN yang seharusnya janji layanan maksimal lima hari kerja. Pelaksanaan

(9)

2

dengan memeriksa semua arsip yang diterima dan belum terakomodasi dalam

suatu sistem sehingga data pantauan pelaksanaan SOP tersebut belum dapat

dilaporkan secara cepat dan akurat karena sangat bergantung pada arsip data

manual dan sumber daya manusia yang mengelolanya.

Berdasarkan permasalahan di atas, KPKNL Bandung membutuhkan

suatu aplikasi yang dapat memantau kegiatan-kegiatan yang terikat dengan SOP

Pengelolaan Barang Milik Negara tersebut. Dengan adanya aplikasi tersebut,

diharapkan pemantauan pelaksanaan SOP pada KPKNL Bandung akan menjadi

lebih mudah dan juga menjadi suatu early warning system bagi pejabat dan

pegawai pada KPKNL Bandung agar pelayanan kepada stakeholders dapat

terlaksana dengan tepat waktu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut d iatas, penulis dapat

merumuskan masalah Bagaimana merancang dan membangun suatu Aplikasi

Pemantauan Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Barang Milik

Negara Berbasis Web Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL) Bandung.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada hal-hal sebagai berikut:

a. Aplikasi yang dibangun hanya untuk melakukan pemantauan SOP surat

permohonan pada KPKNL Bandung.

b. Dalam pembuatan aplikasi, tools yang digunakan menggunakan bahasa

pemograman Hypertext Preprocessor (PHP) dan menggunakan database

(10)

c. Laporan-laporan yang dihasilkan dari sistem ini diantaranya adalah laporan

surat permohonan diterima dan surat permononan ditolak.

1.4 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut diatas, tujuan

pembuatan aplikasi pemantauan SOP tersebut adalah menghasilkan aplikasi yang

dapat memantau SOP pada KPKNL Bandung.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari Aplikasi

Pemantauan SOP Pengelolaan Barang Milik Negara ini bagi para penggunannya

antara lain adalah:

a. Petugas Front Office

Dapat mempercepat proses penerimaan surat dan memberikan informasi yang

terkini terhadap setiap berkas permohonan yang diterima dari stakeholeders.

b. Pegawai selaku verifirfikator

Memudahkan dan mempercepat proses verifikasi berkas permohonan serta

dapat memperoleh peringatan dini dari aplikasi mengenai berkas yang sedang

aktif dalam proses.

c. Kepala Seksi PKN

Dapat memperoleh informasi terkini mengenai berkas yang sedang diproses

dari early warning system yang dibangun dalam aplikasi dan memperoleh

informasi mengenai beban kerja yang sedang ditangani oleh

(11)

4

d. Kepala KPKNL

Dapat memperoleh informasi terkini dengan cepat dan akurat melalui

informasi yang terinput pada sistem sehingga ketergantungan pada informasi

manual dapat dikurangi dan juga dapat memantau proses penerbitan produk

hukum berupa surat permohonan, baik melalui tampilan sistem maupun

laporan yang tersaji dari aplikasi.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan dalam rangka menjawab

masalah-masalah yang berkaitan dengan rancang bangun aplikasi yang sedang dibuat

antara lain adalah:

a. Observasi

Dalam pelaksanaan kerja praktek pada KPKNL Bandung ini penulis

melaksanakan penelitian lapangan secara langsung pada proses penerimaan

berkas permohonan dan juga membantu (getting involved) pada proses

tersebut. Dengan kegiatan tersebut, penulis dapat membandingkan antara

materi keilmuan yang dimiliki dengan kenyataan/masalah-masalah yang

dihadapi oleh KPKNL Bandung sehingga penulis dapat merumuskan suatu

aplikasi yang dapat membantu penyelesaian masalah-masalah tersebut.

b. Wawancara

Kegiatan wawancara yang dilaksanakan penulis selama pelaksanaan kerja

praktek di KPKNL Bandung dilakukan untuk memperoleh informasi dan

data-data terkait yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan rancang bangun

(12)

pihak-pihak yang berkompeten dan menguasai dalam pelaksanaan SOP Pengelolaan

Barang Milik Negara tersebut.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam rangka memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai

bab-bab yang akan dibahas didalamnya, maka sistematika penulisan yang akan

dilaksanakan oleh penulis secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan sistem, manfaat bagi

pengguna, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan

laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Bab ini membahas tentang gambaran umum, visi dan misi

Direktorat Jenderal Kekayan Negara, struktur organisasi dan uraian

jabatan KPKNL Bandung.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori yang mendukung perancangan

aplikasi penilaian kinerja yang berhubungan dengan teori dasar

sistem informasi, sistem informasi penilaian kinerja, analisis dan

perancangan sistem.

Teori-teori ini dijadikan dasar acuan oleh penulis untuk

(13)

6

BAB IV DESKRIPSI SISTEM

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran sistem yang sedang

berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, serta batasan

masalah yang dibuat. Pembahasannya dalam bentukDocument

Flow, Data Flow Diagram(DFD), Entity Relationship Diagram

(ERD), Conceptual Data Model (CDM), Physical Data Model

(PDM) mengenai perancangan aplikasi yang dibuat. Selain itu juga

disertai struktur table dan desain input /output serta detail aplikasi

ini.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dari perancangan dan

pembuatan aplikasi Aplikasi Pemantauan Standard Operating

Procedure (SOP) Pengelolaan Barang Milik Negara Berbasis Web

Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Bandung terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada, serta

saran untuk pengembangan sistem dimasa mendatang.

LAMPIRAN

Pada bab ini penulis akan menyertakan beberapa lampiran

mengenai aplikasi sebagai penunjang dalam menyelesaikan laporan

(14)

7

2.1 Sejarah KPKNL Bandung

KPKNL Bandung terbentuk sejak tahun 2006 sesuai Peraturan Menteri

Keuangan Nomor : 135/PMK.01/2006 yang diubah terakhir dengan PMK Nomor:

170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di

lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian

Keuangan. KPKNL Bandung adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Kanwil DJKN Jawa Barat dan saat ini berkedudukan di Jalan Ambon No. 1

Bandung. KPKNL Bandung adalah unit operasional yang merupakan instansi

vertikal dari DJKN sebagai unit eselon I dilingkungan Departemen Keuangan RI.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri tersebut maka pada DJKN

terdapat 17 Kantor Wilayah dan 85 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang. Dari 17 Kantor Wilayah tersebut satu diantaranya adalah Kantor Wilayah

DJKN Jawa Barat dan dari 85 Kantor Operasional itu salah satunya adalah

KPKNL Bandung. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi DJKN tersebut

Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan surat Keputusan Nomor :

254/KM.1/UP.11/2007 tangal 12 April 2007 tentang Mutasi Pejabat Eselon I di

Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Pelantikan dilaksanakan

pada tanggal 26 April 2007, sehingga terhitung mulai tanggal 7 Mei 2007 Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung melakukan tugas

(15)

8

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, KPKNL Bandung

mempunyai wilayah kerja yang terdiri atas 2 Kota dan 3 Kabupaten di Jawa Barat

yaitu:

1. Kota Bandung;

2. Kota Cimahi;

3. Kabupaten Bandung;

4. Kabupaten Bandung Barat dan

5. Kabupaten Sumedang.

Kemudian, khusus dalam menjalankan fungsinya di bidang pengelolaan kekayaan

negara, KPKNL Bandung bertugas untuk melayani 345 satuan kerja (satker)

instansi pemerintah pusat yang merupakan unit vertikal dari

Kementerian/Lembaga yang berada di dalam wilayah kerja tersebut.

Adapun rincian satuan kerja Kementerian/Lembaga (kode: KD/KP) yang

merupakan stakeholders KPKNL Bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Kementrian/Lembaga

No. Kementerian/Lembaga Jumlah

Satker

1. Badan Pemeriksa Keuangan 2

2. Mahkamah Agung 20

3. Kejaksaan RI 5

4. Kementerian Dalam Negeri 2

5. Kementerian Pertahanan 63

6. Kementerian Hukum dan HAM 11

7. Kementerian Keuangan 21

8. Kementerian Pertanian 5

9. Kementerian Perindustrian 6

10. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 11

11. Kementerian Perhubungan 4

12. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 15

13. Kementerian Kesehatan 7

(16)

No. Kementerian/Lembaga Jumlah Satker

15. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3

16. Kementerian Sosial 4

17. Kementerian Kehutanan 3

18. Kementerian Kelautan dan Perikanan 1

19. Kementerian Pekerjaan Umum 20

20. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 1

21. Badan Pusat Statistik 6

22. Badan Pertanahan Nasional 6

23. Kementerian Komunikasi dan Informatika 2

24. Kepolisian Negara RI 29

25. BPOM 1

26. Badan Narkotika Nasional 2

27. BKKBN 1

28. BMKG 1

29. Komisi Pemilihan Umum 6

30. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 9

31. Badan Tenaga Nuklir Nasional 1

32. LAPAN 3

33. Lembaga Administrasi Negara 2

34. Badan Kepegawaian Negara 1

35. BPKP 1

36. Kementerian Perdagangan 2

37. BNP2TKI 1

Sumber: KPKNL Bandung

Selain itu, terdapat 114 satuan kerja perangkat daerah (kode: DK/TP/UB) yang

juga merupakan stakeholders KPKNL tetapi instansi-instansi tersebut

dikecualikan dalam laporan ini dan tidak dimasukkan dalam database aplikasi

(17)

10

2.2 Visi dan Misi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)

Pada rencana strategis terakhir yang tercantum dalam Keputusan

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor : 63/KN/2013 tanggal 25 April 2013

tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor

KEP-38/KN/2010 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kekayaan

Negara Tahun 2010-2014 terdapat penajaman visi dan misi DJKN. Adapun visi

dan misi DJKN sesuai keputusan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Visi DJKN adalah "menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan

akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat".

2. Misi DJKN adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan

efektivitas pengelolaan kekayaan negara.

b. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum.

c. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi

pemerintah.

d. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan

dalam berbagai keperluan.

e. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien,

transparan, dan akuntabel.

f. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan

kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi

(18)

2.3 Struktur Organisasi, Kedudukan, Tugas, dan Fungsi serta Uraian Jabatan pada KPKNL Bandung

2.3.1 Struktur Organisasi KPKNL Bandung

Adapun struktur organisasi KPKNL Bandung adalah tergambar pada

bagan berikut ini.

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi KPKNL Bandung

2.3.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi KPKNL Bandung

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) adalah

instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di bawah dan

bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah dan dipimpin oleh

seorang Kepala. KPKNL mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang

kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang.

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, KPKNL menyelenggarakan

fungsi-fungsi sebagai berikut:

Tedy Syandriadi Kepala Seksi Pelayanan

Penilaian

Tantri Dewayani Kepala Subbagian Umum

Wisratno Eko Wibowo Kepala Seksi Hukum dan

Informasi Mohammad Akhyas

Kepala Seksi Pelayanan Lelang Ilma Diana R

Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara

Elisabeth Meilina Pratiwi Kepala Seksi Kepatuhan

Internal

(19)

12

a. inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan, pengamanan kekayaan

negara;

b. registrasi, verifikasi dan analisa pertimbangan permohonan pengalihan serta

penghapusan kekayaan negara;

c. registrasi penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelolaan barang

jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik penanggung

hutang/penjamin hutang;

d. penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangka waktu

dan/atau jumlah hutang, usul pencegahan dan penyanderaan penanggung

hutang dan/atau penjamin hutang serta penyiapan data usul penghapusan

piutang negara;

e. pelaksanaan pelayanan penilaian;

f. pelaksanaan pelayanan lelang;

g. penyajian informasi di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan

lelang;

h. pelaksanaan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan

kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang

jaminan;

i. pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang atau

penjamin hutang serta harta kekayaan lain;

j. pelaksanaan bimbingan kepada Pejabat Lelang;

k. inventarisasi, pengamanan, dan pendayagunaan barang jaminan;

l. pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum pengurusan piutang

(20)

m. verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil

lelang; dan

n. pelaksanaan administrasi KPKNL.

2.3.3 Uraian Jabatan pada KPKNL Bandung

a. Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha,

rumah tangga, serta penatausahaan, pengamanan, dan pengawasan barang

milik negara di lingkungan KPKNL.

b. Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan penetapan status

penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penghapusan,

pemindahtanganan, bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian,

penatausahaan dan akuntansi serta penyusunan daftar barang milik negara/

kekayaan negara.

c. Seksi Pelayanan Penilaian

Mempunyai tugas melakukan penilaian yang meliputi identifikasi

permasalahan, survei pendahuluan, pengumpulan dan analisa data, penerapan

metode penilaian, rekonsiliasi nilai, kesimpulan nilai dan laporan penilaian

terhadap obyek-obyek penilaian sesuai dengan ketentuan, serta penyusunan

basis data penilaian.

d. Seksi Piutang Negara

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan dan penagihan

piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang dan/atau

(21)

14

pertimbangan keringanan hutang, pengusulan pencegahan ke luar wilayah RI,

pengusulan dan pelaksanaan paksa badan, penyiapan pertimbangan

penyelesaian atau penghapusan piutang negara, usul pemblokiran surat

berharga milik penanggung/penjamin hutang yang diperdagangkan di bursa

efek, usul untuk memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah debitur,

pengelolaan dan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang.

e. Seksi Pelayanan Lelang

Mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dokumen persyaratan lelang,

penyiapan dan pelaksanaan lelang, serta penatausahaan minuta risalah lelang,

pembuatan salinan, kutipan, dan grosse risalah lelang, penatausahaan hasil

lelang, penggalian potensi lelang, pelaksanaan lelang kayu kecil P . Perhutani

(Persero) dan penatausahaan bea lelang Pegadaian.

f. Seksi Hukum dan Informasi

Mempunyai tugas melakukan penanganan perkara, pengelolaan dan

pemeliharaan perangkat, jaringan, infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi, penyajian informasi dan hubungan kemasyarakatan,

implementasi sistem aplikasi, penyiapan bahan penyusunan rencana strategik,

laporan akuntabilitas, dan laporan tahunan, penatausahaan berkas kasus

piutang negara, serta verifikasi penerimaan pembayaran piutang negara dan

hasil lelang.

g. Seksi Kepatuhan Internal

Mempunyai tugas melakukan pemantauan pengendalian intern, pengelolaan

(22)

tindak lanjut basil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan

proses bisnis.

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

(23)

16

BAB III

LANDASAN TEORI

Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis.

Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai

hal-hal dari permasalahan yang ada dan landasan teori yang membahas tentang ilmu

yang terkait dalam permasalahan tersebut.

3.1 Teori yang Terkait Dengan Penyelesaian Masalah

3.1.1 Prosedur

Menurut Mulyadi (2001), yang dimadsud dengan prosedur ialah urutan

kritikel, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,

disusun untuk menjamin penanganan secara seragam terhadapa perusahaan

yangterjadi berulang-ulang.

Sedangkan menurut Azhar (2007) menyatakan bahawa prosedur adalah

rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan

bersama-sama.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

Prosedur adalah suatu rangkaian dari langkah demi langkah pekerjaan yang saling

berhubungan satu sama lain.

3.1.2 Pemantauan

Pemantauan adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi

(24)

input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang

telah direncanakan. Adapun pengertian monitoring menurut para ahli :

a. Menurut Cassely dan Kumar (1987) pemantauan merupakan program yang

terintegrasi, bagian penting dipraktek manajemen yang baik dan arena itu

merupakan bagian integral di manajemen sehari-hari.

b. Menurut Calyton dan Petry (1983) Pemantauan sebagai suatu proses

mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan

informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen

program/proyek.

Dari uraian diatas maka penilis mengambil kesimpulan bahwa pemantauan

adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa yang sudah untuk

memeriksan bahwa semua berjalan untuk direncanakan dan memberi kesempatan

agar penyesuaian dapat dilakukan secara metodologis.

3.1.3 Standard Operating Prosedure (SOP)

Menurut Tathagati (2013) SOP dapat didefinisikan sebagai dokumen yang

menjabarkan aktivitas operasional yang dilaksanakan sehari-hari, dengan tujuan

agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar, tepat, kosisten untuk

menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Manfaat SOP sebagai berikut:

a. Sebagai standar yang digunakan pegawai untuk melakukan tugas-tugasnya

sehingga lebih terarah dan tepat guna.

b. Mengurangi faktor kesalahan dan ketidak tertiban pegawai.

c. Menciptakan ukuran standar kerja yang dapat dipakai oleh pegawai untuk

(25)

18

Memberikan inforrmasi mengenai peningkatan kompetensi pegawai.

3.1.4 Barang Milik Negara

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor : 27 TAHUN 2014 Tentang:

Pengelolaan Barang Milik Negara adalah Barang Milik Negara (BMN) adalah

semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

3.2 Konsep Dasar Basis Data

3.2.1 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004) sistem basis data adalah suatu sistem menyusun

dan mengolah record-record mengunakan komputer untuk menyimpan atau

merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahan

sehingga mampu menyedikan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk

prosse pengambilan keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu

perangkat keras (hardware), sistem operasi (operating system), basis data

(database), sistem (perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS), pemakai (user),

aplikasi lain (bersifat operasional).

Keuntungan sistem basis data adalah :

a. Mengurangi redudansi data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data

yang berbeda-beda senhingga pembaruan dilakukan berulang-ulang.

b. Menjaga konsistensi data.

c. Keamanan data dapat tejaga.

d. Integritas dapat dipertahankan.

(26)

f. Menyediakan recovery.

g. Memudahkan penerapan standarisasi.

h. Data bersifat mandiri (data independence).

i. Keterpaduan data terjaga, memelihara data berarti data harus akurat. Hal ini

sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan

pendidikan keselarasaqn data.

Kerugian sistem basis data adalah :

a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.

b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.

c. Perangkat lunaknya relatif mahal.

d. Kerusakan sitem basis data yang dapat mempengaruhi departemen/ bagian

yang terkait.

3.2.2 Database

Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data

oparasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan

disimpan secara terintegrasi dengan mengunakan metode tertentu mengunakan

komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan

pemakainya.

Penyusunan data yaitu redudansi untuk mengatasi masalah-masalah pada

penyusunan data yaitu redudansi dan inkosistensi data, kesulitan pengaksesan data,

isoalasi data untuk standarisasi, multile user (banyak pemakai), dan masalah

(27)

20

3.2.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)

merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya.

Basis data adalah kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri

dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data., menghapus data,

dan melaporkan data dalam basis data.

3.3 Website

Menurut Yuhefizar dkk (2009), website adalah keseluruhan

halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi.

Sebuah website biasanya dibanggun atas banyak halaman web yang saling

berhubungan. Selain itu, website dapat digunakan sebagai alat promosi, tetapi

bukan sebagai alat promosi utama.

Saat ini pengguna internet semakin hari semakin bertambah banyak,

sehingga hal ini adalah potensi pasar yang berkembang terus. Dilihat dari

kegunaannya, pada saat ini orang lebih suka mencari informasi tentang berbagai hal

melalui internet.

Kelebihan website dibandingkan media cetak elektronik adalah

kelengkapan informasi yang disajikan dengan biaya relatif murah. Kekurangannya

adalah produk yang ditampilkan serta pasar yang dituju lebih segmented (terpusat

pada kalangan/kelompok konsumen tertentu). Oleh karena itu, maka kita harus

memanfaatkan kekurangannya menjadi strong point dalam pemasaran, yaitu

(28)

3.4 Hypertexy Prepceprocessor (PHP)

Menurut Wahyono (2005), Hypertexy Prepceprocessor (PHP) merupakan

program yang dikembangkan secara bersama oleh para programer dari seluruh

dunia yang menekuni dunia open source. PHP dikembangkan khususnya untuk

mengakse dan memanipulasi data yang ada di database server open sorce seperti

MySQL. Bahasa pemograman ini ditemukan oleh Rasmus Lerdorf yang bermula

dari keinginan sederhana untuk mempunyai alat bantu atau tools dalam memonitor

pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Oleh sebab itu, pada

awalpengembangannya, PHP merupakan akronim dari Personal Home PageTools

sebelum akhirnya menjadi PHP.

Pertengahan tahun 1995, dirilis PHP/FI (PHP-Form Interpreter) yang

memiliki kemampuan dasar membanggun aplikasi web, memproses form dan

mendukung database MySQL. Sebagai sebuah bahasa pemograman server-side,

PHP juga memiliki keunggulan, antara lain:

a. Source program atau script tidak dapat dilihat menggunakan fasilitas view

HTML source , seperti keperluan database connection. Saat ini, PHP sudah

mampu melakukan koneksi dengan berbagai basisdata seperti MySQL, IBM

DB2, Interbase, Ubix DBM, dan bahkan semua database yang mempunyai

provider ODBC seperti Microsoft Access, dll.

b. Pada aplikasi yang dibuat dengan PHP, saat dijalankan server akan mengerjakan

script dan hasilnya dikirimkan ke web browser. Hal itu menyebabkan aplikasi

tidak memerlukan kompatibilitas web browser atau harus menggunakan web

(29)

22

c. PHP dapat melakukan semua aplikasi program GUI, seperti form, menghasilkan

halaman web yang dinamis, mengirimkan dan menerima cookies. PHP juga

dapat berkomunikasi dengan layanan yang menggunakan protocol IMAP,

SNMP, NNPP, POP3, HTTP, dll.

3.5 HyperText Markup Language (HTML)

Menurut Prasetio (2010), HyperText Markup Language (HTML) adalah

bahasa yang mempelopori hadirnya web dan internet. Bahasa ini merupakan bahasa

pemograman yang digunakan oleh sebagian besar situs web yang dikunjungi oleh

setiap orang. HTML saat ini dikenal oleh hampir semua komputer yang ada di dunia

dan merupakan universal untuk membuat sebuah dokumen. HTML tidak memiliki

variasi format terbaik dan bahkan tidak menjamin bahwa halaman web yang yang

dibuat sama persis di setiap browser, tetapi perlu diingat bahwa tanpa HTML, tidak

akan ada internet.

3.6 My Structure Query Language (MySQL)

Menurut Anhar (2009), My Structure Query Language (MySQ)L adalah

salah satu Database Management System (DBMS) dari sekian banyak DBMS

seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain. Pemrograman PHP juga

sangat mendukung dengan penggunaan database MySQL.

Keunggulan dari MySQL adalah cepat dan mudah digunakan. MySQL semula

berkembang karena memerlukan SQL Server yang dapat mengatasi sebuah perintah

(30)

3.7 Intranet

Menurut Lee dan Johnsen (2004), intranet merupakan suatu bentuk

pemanfaatan teknologi internet dalam sebuah organisasi/ perusahaan. Dalam

sebuah perusahaan, intranet dapat dioperasikan dalam sebuah Local Area Network

(LAN), dan untuk skala yang lebih besar, intranet dapat dioperasikan pada Wide

Area Network (WAN).

Untuk membangun intranet ada beberapa hal yang harus disediakan, yaitu

infrastruktur dan aplikasi. Infrastruktur yang harus disediakan adalah LAN yang

menggunakan TCP/IP, dan sebuah komputer server yang akan dijadikan sebagai

web server, dan aplikasi berbasis web yang mendukung semua aktivitas pada

intranet yang dibuat. Sedangkan pada komputer client harus terinstal web browser.

3.8 Aplikasi

Menurut Jogiyanto (2006) aplikasi (application) adalah penerapan,

penggunaan atau penambahan pada suatu software yang dibuat oleh suatu

perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas - tugas tertentu, misalnya Microsoft

Word, Microsoft Excel.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan

software yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan atau tugas -

tugas tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data.

3.9 Desain Sistem

Setelah tahap analisa sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah

mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian

memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2006)

(31)

24

a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

b. Pendefinisian dari kebutuhan – kebutuhan fungsional.

c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

d. Menggambarkan bagaiman suatu sistem dibentuk.

e. Berupa gambaran, perencnaan dan pembuatn sketsa atau pengaturan dari

beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

f. Menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem.

3.9.1 Document Flow

Menurut Sudarmo (2008) document Flow adalah bagan yang

menunjukkan alur dalama program ataupun prosedur sistem secara fisik. Bagn alur

digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi. Bagan alur

sistem digambar dengan menggunakan simbol – simbol antara lain sebagai berikut

:

Tabel 3.1 Simbol

No. Simbol Nama Simbol

Flowchart

Fungsi

1. Dokumen Untuk menujukkan

dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer.

2. Proses Komputerisasi Menunjukkan kegiatan

(32)

No. Simbol Nama Simbol Flowchart

Fungsi

3. Database Untuk menyimpan data.

4. Penghubung Menunjukkan hubungan

di halaman yang sama.

5. Penghubung Halaman

Lain

Menunjukkan hubungan di halaman lain.

6. Terminator Menandakan awal/akhir

dari suatu sistem.

7. Decision Menggambarkan logika

keputusan dengan nilai true atau false.

8. Kegiatan Manual Untuk menunjukkan

pekerjaan yang dilakukan secara manual.

9. Simpanan Offline Untuk menujukkan file

non-komputer yang diarsip urut angka.

3.9.2 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Kendall (2003: 241), Data Flow Diagram (DFD)

menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan

keluaran sistem, yang berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari

model sistem yang dibahas. Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa

digunakan untuk merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur

mendetail dalam sistem. Prosedur-prosedur tersebut yaitu konseptualisasi

bagaimana data-data berpindah di dalam organisasi, proses-proses atau

transformasi dimana data-data melalui, dan apa keluarannya. Jadi, melalui suatu

teknik analisa data terstruktur yang disebut DFD, penganalisis sistem dapat

(33)

26

265), dalam memetakan DFD, terdapat beberapa simbol yang digunakan antara

lain:

1. External entity

Suatu external entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen,

atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan

informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat.

Gambar 3.1 Simbol External Entity

2. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan data tanda panah. Aliran data

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau

entitas dengan proses.

Gambar 3.2 Simbol Data Flow

3. Process

Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan

dijalankan.

Flow_1

(34)

Gambar 3.3 Simbol Process

4. Data Store

Data store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

penyimpanan data.

Gambar 3.4 Simbol Data Store

3.9.3 Entity Relational Diagram ( ERD )

Menurut Marlinda (2004: 28) entity relationship diagram (ERD) adalah

gambaran pada sistem dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta

relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu

organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai

attribute yang merupakan ciri entity tersebut. Attribute yaitu uraian dari entitas

dimana mereka dihubungkan atau dapat dikatakan sebagai identifier atau

descriptors dari entitas.

Entitas digolongkan menjadi independent atau dependent entity.

Independent entity adalah apa yang tidak bersandar pada yang lain sebagai

identifikasi. Suatu dependent entity adalah apa yang bersandar pada yang lain

sebagai identifikasi. Selain digolongkan menjadi independent atau dependent

entity, terdapat jenis- jenis entitas khusus yaitu:

a. Associative Entity

(35)

28

Associative Entity (juga dikenal sebagai intersection entity) adalah entitas yang

digunakan oleh rekanan dua entitas atau lebih untuk menyatukan suatu

hubungan benyak - ke - banyak (Many to Many)

b. Subtypes Entity

Subtypes Entity digunakan di dalam hierarki generalisasi (generalization

hierarchies) untuk menyajikan suatu subset kejadian dari entitas orangtua,

yang disebut supertype, tetapi yang memiliki atribut atau hubungan yang

berlaku hanya untuk subset.

Menurut Marlinda (2004), atribute sebagai kolom di sebuah relasi mempunyai

macam-macam jenis atribute yaitu :

a. Key Atribute

Atribute ini merupakan atribute yang unik dan tidak dimiliki oleh atribute

lainnya, misalnya entity mahasiswa yang atribute-nya NIM.

Gambar 3.5 Key Attribute

b. Particial key Atribute

Adalah Attribute yang tidak menjadi atau merupakan anggota dari Key Primer.

Misalnya antara Cabang (toko) dan kode cabang.

Gambar 3.6 Particial Key Attribute

(36)

Atribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity mahasiswa

dengan atribute-nya Umur (Tanggal lahir).

Gambar 3.7 Single Value Attribute

d. Multi Vallue Atribute

Atribute yang banyak memiliki nilai harga, misalnya entity mahasiswa dengan

atribute-nya pendidikan (SD, SMP, SMA).

Gambar 3.8 Multi Value Attribute

e. Composite Atribute

Atribute yang memiliki dua harga, misalnya nama besar (nama kerja) dan nama

kecil (nama asli)

Gambar 3.9 Composite Attribute

f. Derived Attribute

Attribute yang yang nilai-nilainya diperoleh dari pengolahan atau dapat

diturunkan dari table Attribute atau table lain yang berhubungan.

(37)

30

Model Entity - Relationship (ER) mula-mula pada tahun 1976 adalah cara

untuk mempersatukan pandangan basis data jaringan dan relasional. Langkah

sederhana dari model ER adalah model data konseptual yang memandang dunia

nyata sebagai kesatuan (entities) dan hubungan (relationship).

Komponen dasar model merupakan diagram entity-relationship yang

digunakan untuk menyajikan objek data secara visual. Entity Relationship

Diagram mengilustrasikan struktur logis dari basis data yang mempunyai

metodologi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Ilustrasi Pembuatan ERD

Proses Keterangan

1. Menentukan Entitas Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal

nyata, dan konsep dimana pengguna akan menyimpan data.

2. Menentukan Relasi Tentukan hubungan antara pasangan

entitas menggunakan matriks relasi.

3. Gambar ERD Sementara Entitas digambarkan dengan kotak dan

relasi dengan garis yang menghubungkan entitas.

4. Isi Kardinalitas Tentukan jumlah kejadian dari satu

entitas untuk sebuah kejadian pada entitas yang berhubungan.

5. Tentukan Kunci Utama Tentukan atribut yang mengidentifikasi

satu dan hanya satu kejadian pada masing-masing entitas.

6. Gambar ERD berdasar Kunci

Hilangkan relasi Many-to-Many dan masukkan primary dan kunci tamu pada masing-masing entitas.

7. Menentukan Atribut Tuliskan field-field yang diperlukan oleh

sistem.

8. Pemetaan Atribut Pasangkan atribut dengan satu entitas

yang sesuai pada masing-masing atribut. 9. Gambar ERD dengan

Atribut

Aturlah ERD dari langkah 6 dengan menambahkan entitas atau relasi yang ditemukan pada langkah 8.

10. Periksa Hasil Apakah ERD sudah menggambar sistem

(38)

Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan

hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity

dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh

perandang database. Untuk itu, entity relationship diagram dibagi menjadi dua

jenis model, yaitu:

a. Conceptual Data model (CDM)

Conceptual Data model (CDM) adalah jenis model data yang menggambarkan

hubungan antar tabel secara konseptual.

b. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang menggambarkan

(39)
(40)

32

4.1 Analisis System

Analisa system adalah langkah pertama untuk membuat suatu system baru.

Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan wawancara, dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi tentang mekanisme pemantauan SOP surat permohonan.

Selanjutunya dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada pada KPKNL

Bandung, khususnya mengenai system pemantauan SOP.

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis proses pada KPKNL Bandung,

ditemukan masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi, yaitu seringkali mengalami

keterlambatan pemprosesan surat permohonan yang tidak sesuai dengan SOP yang

berlaku.

Mengacu pada permasalahan yang ada, KPKNL Bandung membutuhkan

aplikasi pemantauan SOP yang terkomputerisasi agar lebih efektif sehingga dapat

mengetahui berapa lama surat permohonan yang seharusnya diproses sesuai SOP

yang berlaku.

Oleh karena itu, dirancanglah sebuah aplikasi pemantauan SOP yang

(41)

33

4.1.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi pada proses pemantauan

SOP ini adalah sebagai berikut:

a. Sering ditemukan keterlambatan dalam memproses surat permohonan.

b. Pembuatan laporan surat permohonan yang membutuhkan waktu lama karena dengan

menggunakan cara manual, yakni menggunakan pencatatan tangan

4.1.2 Spesifikasi Aplikasi

Pembuatan aplikasi ini diharapkan dapat:

a. Penindaklanjutan surat permohonan

b. Pencatatan data master

c. penindaklanjutan surat permohonan

d. Melihat lama surat permohonan dan pencetakan laporan

e. Memberikan laporan , bentuk dalam aplikasi pemantauan SOP antara lain:

1. Laporan surat permohonan diterima

2. Laporan surat permohonan ditolak

4.1.3 Lingkungan Operasi

Untuk mengembangkan aplikasi sesui dengan spesifikasi kebutuhan,

dibutuhkan lingkungan operasi sebagai berikut:

a. System Operasi Windows

System operasi yang disarankan adalah Windows XP, Vista, Seven, Eight.

b. My SQL

My SQL digunakan karena software database ini digunakan untuk membuat

(42)

4.2 Document Flow

Dalam pengembangan teknologi informasi saat ini, dibutuhkan analisa dan

perancangan system pengelolaan data yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja

pada aplikasi pemantauan SOP yang akan dibuat.

Documentt flow menggambarkan proses yang sudah ada menurut hasil analisis

(43)

35

4.2.1 Document Flow Penerimaan Surat Permohonan

Doc Flow Penerimaan Surat

Front Office

Satker Kepala Seksi Pelaksana

P

h

as

e

Surat Permohonan Surat Permohonan

Cek dan catat

Cek Data Surat Permohonan permohonan Di

ACC

Gambar 4.1 Document Flow Penerimaan surat permohonan

Gambar 4.1 meruakan proses penerimaan surat permohonan awalnya dilakukan

oleh satker dengan memberikan surat permohonan kepada petugas front office (FO)

kemudian petugas FO melakukan pencatatan data surat permohonan dan data surat

(44)

melakukan disposisis surat kepada pegawai untuk melakukan pemeriksaan kelengkapan

surat permohonan. Jika lengkap maka surat diterima dan jika tidak petugas FO akan

menerima laporan kekurangan kelengkapan surat permohonan yang nantinya diberikan

kepada satker.

4.3 System Flow

Desain system ini meliputi system flow, context diagram, diagram berjenjang,

DFD, (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relational Diagram), dan Desain Database.

4.3.1 System Flow Login

System Flow Login System

Pengguna System

Gambar 4.2 System Flow Login

Pada gambar 4.2 diatas merupakan proses login dilakukan pada saat pengguna/

(45)

37

pemantauan SOP jika gagal saat proses otentifikasi maka akan kembali pada halaman

login.

4.3.2 System Flow Master Kota

System Flow Master Kota

Pengguna System

P

ha

se

Mulai Menu Utama/

dasboard

Menu From Kota

Proses Menyimpan Kota

T. Kota Pilih Menu Form

Kota

Input Kota

Tampil Kota Selesai

Gambar 4.3 System Flow Master Kota

Pada gambar 4.3 diatas merupakan proses pencatatan master kota dimulai dari

pegawai memilih menu form kota kemudian mengisi data kota yaitu nama kota

(46)

4.3.3 System Flow Master Kementerian/Lembaga

System Flow Master Kementerian/Lembaga

Pengguna System

Ph

as

e

Mulai Menu Utama/dasboard

Menu From Pilih Menu Form

Kementrian/

Gambar 4.4 System Flow Master Kementerian/Lembaga

Pada gambar 4.4 diatas merupakan proses pencatatan master

Kementerian/Lembaga dimulai dari pegawai memilih menu form Kementerian/Lembaga

kemudian mengisi data Kementerian/Lembaga yaitu ID K/L dan nama K/L selanjutnya

(47)

39

4.3.4 System Flow Master Kelengkapan

System Flow Master Kelengkapan

Pengguna System

Ph

as

e

Mulai Menu Utama/

dasboard

Menu From Kelegkapan

Proses Menyimpan Kelengkapan

T. Kelengkapan Pilih Menu Form

Kelengkapan

Input Nama Kelengkapan

Tampil Kelengkapan selesai

Gambar 4.5 System Flow Master Kelengkapan

Pada gambar 4.5 diatas merupakan proses pencatatan master Kelengkapan

dimulai dari pegawai memilih menu form Kelengkapan kemudian mengisi data

(48)

4.3.5 System Flow Master Satker

System Flow Master Satker

Pengguna System Pilih Menu Form

Satker

Input Kode Satker, K/L, kota, nama

Gambar 4.6 System Flow Master SATKER

Pada gambar 4.6 diatas merupakan proses pencatatan master Satker dimulai dari

pegawai memilih menu form Satker kemudian mengisi data Satker yaitu kode satker,

(49)

41

4.3.6 System Flow Master Permohonan

System Flow Master Surat Permohonan

Pengguna System Pilih Menu Form

Permohonan

Gambar 4.7 System Flow Master Surat Permohonan

Pada gambar 4.7 diatas merupakan proses pencatatan permohonan dimulai dari

pegawai memilih menu form permohonan kemudian mengisi data Pemohonan yaitu no

surat, satker, jenis permohonan, tanggal surat diterima, nama pemomohon dan lampiran

(50)

4.3.7 System Flow Penindaklanjutan Pilih Menu proses

pada for wait respo d

Pilih surat yang akan ditindaklanjuti pada from daftar surat

masuk

(51)

43

Pada gambar 4.8 diatas merupakan proses penindaklanjutan permohonan

dimulai dari pegawai memilih menu form waiting respond kemudian tampil daftar surat

masuk dan memilih surat permohonan yang akan ditindaklanjuti pada form daftar surat

masuk kemudian melakukan chek list kelengkapan selanjutnya dilakukan proses

memeriksa kelengkapan oleh system jika lengkap maka suarat di acc dan sebaliknya jika

kelengkapan kurang maka surat ditolak.

4.3.8 System Flow Cetak Surat Diterima

System Flow cetak laporan surat diterima

Pengguna System

La poran surat diterima

(52)

Pada gambar 4.9 diatas merupakan proses cetak laporan surat permohonan

diterima dimulai dari pegawai memilih menu form cetak laporan surat diterima kemudian

mengisi periode laporan selanjutnya system akan menampilkan laporan surat diterima

berdasarkan inputan dari pegawai berupa file dalam bentuk Pdf.

4.3.9 System Flow Cetak Surat Ditolak

System Flow cetak laporan surat ditolak

Pengguna System

Gambar 4.10 System Flow Cetak Laporan Ditolak

Pada gambar 4.10 diatas merupakan proses cetak laporan surat permohonan

(53)

45

mengisi periode laporan selanjutnya system akan menampilkan laporan surat ditolak

berdasarkan inputan dari pegawai berupa file dalam bentuk Pdf.

4.3.10 System Flow Melihat Lama Surat

System Flow melihat lama surat permohonan

Pengguna System

P

h

a

se

Mulai Menu Utama/

dasboard

Form lama surat

Melihat for wait respo d

Mulai

Gambar 4.11 System Flow Melihat Lama Surat

Pada gambar 4.11 diatas merupakan proses Melihat lama surat permohonan

dimulai dari pegawai memilih menu utama/Dasboard kemudian melihat form wait

respond selanjutnya system akan menampilkan form lama surat yang berisi daftar surat

permohonan yang belum ditindaklanjuti.

4.3.11 Context Diagram

Context Diagram pada gambar 4.12 adalah gambaran menyeluruh dari data flow

diagram (DFD). Dalam context diagram ini terdapat 2 entitiy diantaranya adalah pegawai,

(54)

Pada gambar context diagram menjelaskan secara umum tentang input dan output

proses pencatatan data master dan pemantauan SOP.

Gambar 4.12 Context Diagram

4.3.12 Diagram Jenjang

Setelah membuat context diagram, untuk selanjutnya yaitu membuat diagram

berjenjang terlebih dahulu. Karena dengan adanya diagram berjenjang, alur proses dari

system akan lebih teratur dan jelas. Diagram berjenjang disini terdiri pencatatan data

Data Kota

Aplikasi Pemantauan Standard Operating Procedure (SOP) Pengelolaan Barang Milik Negara

Berbasis Web Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang (KPKNL) Bandung. Pegawai

(55)

47

master, pencatatan surat permohonan, penindaklanjutan surat permohonan, melihat lama

surat permohonan dan pencetakan laporan. Diagram berjenjang dapat dilihat pada

gambar 4.13. Cetak Laporan

Surat

Laporan Surat Di Tolak

Gambar 4.13 Diagram Berjenjang

4.3.13 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan perangkat yang digunakan pada metodologi pengembangan

system yang terstruktur. DFD menggambarkan seluruh kegiatan yang terdapat pada

system secara jelas.

4.3.14 DFD Level 0

Gambar 4.14 merupakan diagram level 0 merupakan hasil decompose atau

penjabaran dari Context Diagram. Pada DFD level 0 terdapat empat proses yang

merepresentasikan diagram berjenjang diatas, yaitu mengolah data master, mengolah

data surat permohonan, melihat lama surat permohonan dan mencetak laporan surat

(56)

Gambar 4.14 DFD Level 0

4.3.15 DFD Level 1

Diagram Level 1 Mengolah Data Master

Pada gambar 4.15 merupakan data flow diagram hasil dari breakdown proses

no 2 yaitu mengolah data master, yang didalamnya terdapat 4 sub proses yaitu mengolah

data kota, mengolah data satker, mengolah data K/L dan mengolah data kelengkapan.

Data Surat Permohonan

Data Surat Permohonan diTerima

Data Surat Permohonan di Tolak Data Surat Permohonan

Diterima

Data Surat Permohonan diTolak

Data Master Data Master

Data Master Pegawai

KEPALA SEKSI 1.1

Mengola Data Surat Permohonan

1 T Surat Permohonan

1.2

Cetak Laporan Surat Permohonan

1.5 Mengola Data Master

(57)

49

Gambar 4.15 DFD Level 1 Mengolah Data Master

Diagram Level 1 Cetak Laporan

Pada gambar 4.16 merupakan data flow diagram hasil dari breakdown proses

no 6 yaitu cetak laporan laporan, yang didalamnya terdapat 2 sub proses yaitu cetak

laporan surat permohonan diterima atau disetuji dan cetak laporan surat permohonan

(58)

Gambar 4.16 DFD Level 1 Cetak Laporan

4.4 Entity Relational Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan proses yang menunjukkan

hubungan antar entitas dan relasinya. ERD terbagi menjadi Conceptual Data Model

(CDM) dan Physical Data Model (PDM), lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

4.4.1 Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model (CDM) pada gambar 4.16 adalah gambaran secara

keseluruhan struktur aplikasi. Dengan CDM kita bisa membangun desain awal system

dan tidak perlu khawatir dengan detail implementasinya secara fisik. Dan melalui

prosedur generation yang mudah, kita bisa melakukan generate CDM ke Physical Data

Model (PDM).

Bentuk Conceptual Data Model dari aplikasi pemantauan SOP surat permohonan

pada KPKNL Bandung adalah sebagai berikut :

Data Surat Permohonan

1 T Surat Permohonan 1.4.1

Cetak Laporan Surat Ditolak

1.4.2 Cetak Laporan Surat

(59)

51

Gambar 4.17 Physical Data Model

4.4.2 Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) pada gambar 4.17 menggambarkan struktur data

sebagaimana akan di implemtasikan oleh DBMS. Dalam PDM kita bisa mengoptimalkan

database dengan memodifikasi tabel, kolom, index, refrential integrity, view, physical

storage, trigger and stored procedure. Procedure database generation menerapkan hal

itu dengan cara menyesuaikan dengan DBMS yang kita pilih.

Bentuk Physical data model dari generate conceptual data model untuk aplikasi

pemantauan SOP surat permohonan pada KPKNL Bandung adalah sebagai berikut :

(60)

Gambar 4.18 Physical Data Model

4.4.3 Struktur Basis data dan Tabel

Struktur tabel digunakan dalam pembuatan aplikasi pemantauan SOP surat

permohonan pada KPKNL Bandung. Data-data dibawah ini akan menjelaskan satu per

satu secara detil dari struktur tabel system.

a. Nama Tabel : Kementerian Lembaga

Primary Key : id_kl

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data kementerian lembaga

Tabel 4.1 kementerian Lembaga

(61)

53

No. Name Type Size Keterangan

3. Kementerian

lembaga Varchar 20 -

Fungsi : Untuk menyimpan data Satker

Tabel 4.3 Satker

No. Name Type Size Keterangan

(62)

Tabel 4.4 Status

No. Name Type Size Keterangan

1. id_status Int Primary Key

2. status Varchar 20 -

e. Nama Tabel : Kelengkapan

Primary Key : id kelengkapan

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data kelengkapan surat permohonan

Tabel 4.5 Kelengkapan

No. Name Type Size Keterangan

1. id_kelengkapan Int Primary Key

2. kelengkapan Varchar 75 -

f. Nama Tabel : Jenis Permohonan

Primary Key : id jns kelengkapan

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data jenis permohonan surat permohonan

Tabel 4.6 Jenis Permohonan

No. Name Type Size Keterangan

1. id_jns_permohonan Int Primary Key

2. Jns_permohonan Varchar 100 -

g. Nama Tabel : Surat Permohonan

Primary Key : no tiket

Foreign Key : -

(63)

55

Tabel 4.7 Surat Permohonan

No. Name Type Size Keterangan

1. No_tiket Int Primary Key

2. No_surat Varchar 20

3 Tanggal_diterima Date

4 Nama_pejabat_pemohon Varchar 75

5 Lampiran Varchar 100

6 Id_kelengkapn Int Foreign Key

7 Id_status Int Foreign Key

8 Id_satker Int Foreign Key

9 Id_jns_permohonan Int Foreign Key

h.Nama Tabel : User

Primary Key : User

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data user/pengguna

Tabel 4.8 User

membayangkan apakah sistem yang akan dibuat tersebut sesuai dengan kebutuhan yang

ada di instansi tersebut. Jika ya, maka penulis dapat meneruskan dengan membuat

program, jika tidak maka penulis harus membuat lagi desain yang baru sampai desain

(64)

penulis dapat bekerja sama sehingga aplikasi dapat dibuat. Dalam sistem ini ini terdapat

beberapa desain input dan output, antara lain:

a. Desain Form Input Login

Form Login

Gambar 4.19 Desain Input Form Login

Form login yang ditunjukan gambar 4.19 digunakan untuk masuk kedalam

system dan menentukan hak akses user dalam sistem, antara lain sebagai pegawai, Kepala

Seksie. Form ini terdapat satu button dan dua textbox untuk mengolah semua proses login.

b. Desain Form Input Halaman Utama/Dashboard

Halaman Utama/Dashboard

Aplikasi Pemantauan SOP KPKNL Bandung

(65)

57

Form utama utama yang ditunjukan gambar 4.20 di atas memiliki beberapa

menu, diantaranya ada menu master kota, master Kementerian Lembaga, master

kelengkapan, master satker, permohonan, cetak laporan surat diterima dan laporan surat

ditolak. Fungsi dari tiap menu tersebut akan dijelaskan pada bagian dibawah ini.

c. Desai Form Input Kota

Form Kota

Aplikasi Pemantauan SOP KPKNL Bandung

ID KOTA

Kota

Save Cancel

Data Kota

Gambar 4.21 Desain Input Form Kota

Form Kota yang ditunjukan gambar 4.21 digunakan untuk melakukan input

kota. Form ini terdapat dua button, dua textbox untuk mengolah semua proses pencatatan

(66)

d. Desain Form Input Kementerian lembaga

Form Kementerian Lembaga

Form Lembaga

Daftar Kementerian Lembaga

Dashboard

Aplikasi Pemantauan SOP KPKNL Bandung

ID K/L

K/L

Save Cancel

Data Kementerian Lemabaga

Gambar 4.22 Desain Input Form Kementerian Lembaga

Form kementerian lembaga seperti yang ditunjukan gambar 4.22 digunakan

untuk melakukan input kementerian lembaga. Form ini terdapat dua button, dua textbox

(67)

59

e. Desain Form Input Kelenkapan

Form Kelengkapan

Form Kelengkapan

Daftar Kementerian Lembaga

Dashboard

Aplikasi Pemantauan SOP KPKNL Bandung

ID kelengkapan

Kelengkapan

Save Cancel

Data Kelengkapan Jenis Permohonan

Gambar 4.23 Desain Input Form kelengkapan

Form kelengkapan pada gambar 4.23 digunakan untuk melakukan input

kelengkapan surat permohonan. Form ini terdapat dua button, dua textbox dan satu combo

(68)

f. Desain Form Input Satker

Aplikasi Pemantauan SOP KPKNL Bandung

Kode Satker

Gambar 4.24 Desain Input Form Satker

Form satker pada gambar 4.24 digunakan untuk melakukan input satker. Form

ini terdapat dua button, dua textbox dan dua combo box untuk mengolah semua proses

(69)

61

g. Desain Form Input Permohonan

Form Permohonan

Aplikasi Pemantauan SOP KPKNL Bandung

No Tiket

Gambar 4.25 Desain Input Form Permohonan

Form permohonan pada gambar 4.25 digunakan untuk melakukan input surat

permohonan. Form ini terdapat tiga button, satu tanggal, tiga textbox dan tiga combo box

(70)

h. Desain Form Cetak Laporan Diterima

Form Cetak Laporan Surat Diterima

Form Cetak Laporan

Aplikasi Pemantauan SOP KPKNL Bandung

Tanggal Start

Tanggal End

Proses

Gambar 4.26 Desain Form Cetak Surat Diterima

Form cetak surat diterima pada gambar 4.26 digunakan untuk melakukan

mencetak surat permohonan yang telah diterima atau disetujui. Form ini terdapat satu

button dan dua tanggal untuk mengolah semua proses cetak laporan surat yang telah

(71)

63

i. Desain Form Cetak Laporan Ditolak

Form Cetak Laporan Surat Ditolak

Form Cetak Laporan

Aplikasi Pemantauan SOP KPKNL Bandung

Tanggal Start

Tanggal End

Proses

Gambar 4.27 Desain Form Cetak Surat Ditolak

Form cetak surat ditolak pada gambar 4.27 ini digunakan untuk melakukan

mencetak surat permohonan yang tidak disetujui atau kurang kelengkapannya. Form ini

terdapat satu button dan dua tanggal untuk mengolah semua proses cetak laporan surat

(72)

j. Desain Form Output Laporan Surat Diterima

Gambar 4.28 Desain Output Laporan Surat Permohonan Diterima

Laporan surat permohonan diterima pada gambar 2.28 ini merupakan output

dari report diterima yang tujuannya adalah bukti surat permohonan telah diterima atau

(73)

65

k. Desain Form Output Laporan Surat Ditolak

Gambar 4.29 Desain Output Laporan Surat Permohonan Ditolak

Laporan surat permohonan ditolak pada gambar 2.29 merupakan output dari

report ditolak yang tujuannya adalah bukti surat permohonan tidak lengkap.

4.5.1 Implementasi dan Evaluasi

Implementasi system ini akan menjelaskan detail aplikasi pemantauan SOP surat

(74)

Menginplementasikan system merupakan tahap penggujian dimana desain

system dapat berjalan dengan baik. Implementasi harus sesuai dengan hasil analisis

system.

4.5.2 Kebutuhan System

Hardware dan software yang dibutuhkan untuk mengunakan program aplikasi

pemantauan SOP surat permohonan pada KPKNL Bandung, yaitu:

a. Hardware

1. Microprocessor Pentium IV atau yang lebih tinggi.

2. VGA dengan resolusi 800 x 600 atau yang lebih tinggi dan mendukung Microsoft

Widows.

3. RAM 512 atau yang lebih tinggi

b. Software

1. System Oprasi Micrososft Windows 2000 Server/Pro, XP/Pro/Home/7/8

2. Xampp 1.7

3. .NET Framework 2.0

4. Crystal Report Engine

4.5.3 Penjelasan Program

Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai penggunaan masing-masing form

yang ada pada sistem aplikasi pemantauan SOP surat permohonan pada KPKNL

Gambar

Tabel 3.1 Simbol
Gambar 3.1 Simbol External Entity
Gambar 3.5 Key Attribute
Gambar 3.8 Multi Value Attribute
+7

Referensi

Dokumen terkait