• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Tanaman Tembakau Deli Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air dengan pH yang Beberbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respons Tanaman Tembakau Deli Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air dengan pH yang Beberbeda"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

RESPONS TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum)

PADA BEBERAPA TINGKAT PEMBERIAN AIR

DENGAN pH YANG BERBEDA

SKRIPSI

OLEH:

NOVALINA MARGARETHA SIMBOLON

030303035

ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RESPONS TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum)

PADA BEBERAPA TINGKAT PEMBERIAN AIR

DENGAN pH YANG BERBEDA

SKRIPSI

OLEH:

NOVALINA MARGARETHA SIMBOLON

030303035

ILMU TANAH

Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

di Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh

Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ir.Erwin Masrul Harahap, MS) (Dr.Ir.Hamidah Hanum, MP)

Ketua Komisi Pembimbing

Anggota

DEPARTEMEN ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRACT

The research was aimed at studying the effect of ameliorant application on the soil chemistry and the blade growth for peat soil. The research was conducted at Gauze House Agricultural Faculty North Sumatera University and Central Laboratory Agricultural Faculty North Sumatera University. The research was designed by Randomized Complete Design Non Factorial with four levels dosage application and five replication.

The result showed the effect Ultisol ameliorant make real effect to soil chemistry. The effect Oxisol ameliorant make not real to soil chemistry. The effect hight of plant, weight of fresh of plant, weight of dried crown of plant and weight of dried root of plant make real to the blade growth.

The high soil rection at treatment GU2 as big as 6.80 and the low soil

reaction at treatment GU0 as big as 6.53. The high soil fosfat available at

treatment GU3 as big as 10.10 and the low soil fosfat available at treatment GU0 as

big as 7.64. The high capacity exchange cation at treatment GU2 as big as 43.77

and the low capacity exchange cation at treatment GU3 25.97. The high saturation

alkali at treatment GU3 as big as 148.28 and the low saturation alkali at treatment

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respons tanaman tembakau Deli (Nicotiana tabaccum) akibat beberapa taraf pemberian air dengan pH air yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium Biologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah: pH tanah, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, berat segar atas tanaman, berat segar bawah tanaman, berat kering atas tanaman, dan berat kering bawah tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf pemberian air dan interaksi antra kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap pH tanah, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, berat segar atas tanaman, berat segar bawah tanaman, berat kering atas tanaman, berat kering bawah tanaman, sedangkan perlakuan pH air berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter. Dari hasil kesimpulan didapat kesimpulan bahwa tanaman tembakau Deli tidak toleran pada pH 3 dan mengalami pertumbuhan yang baik pada kisaran pH 5-6.

(5)

RIWAYAT HIDUP

NOVALINA MARGARETHA SIMBOLON dilahirkan di Medan pada

tanggal 14 Februari 1984, anak ketiga dari enam bersaudara, putri dari M. Simbolon dan J Br. Pardede.

Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis hingga saat ini adalah :

• SDN 060819 di Medan tamat pada tahun 1996

• SLTPN 8 di Medan tamat pada tahun 1999

• SMUN 14 di Medan tamat pada tahun 2002

• Masuk di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Departemen Ilmu

Tanah pada minat studi Konservasi Tanah dan Air melalui jalur SPMB pada tahun 2003.

Adapun kegiatan yang pernah diikuti penulis selama berada di Fakultas Pertanian adalah :

• Masuk anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) pada tahun 2003

sampai 2007.

• Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni 2006 di

PTP-Nusantara II Kebun Pagar Merbau Lubuk Pakam.

• Menjadi asisten mata kuliah Kesuburan Tanah di Universitas Methodist

Indonesia Medan pada tahun 2007.

• Menjadi panitia Pekan Raya Pertanian 2007. Dalam Rangka Dies Natalis

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul skripsi ini adalah ” Respon Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum) Terhadap Beberapa Tingkat Pemberian Air Dengan pH Yang Berbeda” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul. Harahap, MS selaku ketua komisi pembimbing

dan Ibu Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

(7)

membantu saya, thank u soo much, I will not 4gotten everything that u have done to me ).

Buat Nora (mami), itoQ, Jaka thank u so much atas”kenangan” d rumah kaca yang tak terlupakan. Buat Orie, Aat, Safar, Joni n semua teman stbk’03 (coklat..coklat..coklat..)yang tak tersebutkan namanya yakinlah, kalian semua selalu ada di dalam doaku n thanks for the friendship in soil science. Buat My Sister K’Nesa, K’Julyet, K’Dame jg Adel n Cayi, thanks atas kebersamaannya. Buat adQ2 stbk’05 yang juga telah banyak membantu khususnya Dadunk, Niel, Shandy, Agus makaci ya..also Almina n Friend’s, thank u..thank u so much..my bro B’Ringtone n B’Frank thanks ya atas dukungan n semangatnya. Buat adQ2 Stbk’06 ayo semangat n rajin kuliah yach The last but not least my SOULMATE ”Tony Andri Pratama Girsang” Thank’s for the everything that u have done to me may God always Bless u in Every Second u’r life. Amin.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi maupun penyampaian kata – kata didalamnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2007

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah Andisol ... 4

Air Tanah ... 5

pH Tanah... 7

Syarat Tumbuh Tanaman Tembakau Deli ... 9

Iklim ... 9

Tanah... 10

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan Alat... 11

Bahan ... 11

Alat... 12

Metode Penelitian ... 12

Pelaksanaan Penelitian... 14

Pengambilan Tanah ... 14

Kegiatan di Lapangan... 14

Parameter Yang Diukur ... 16

pH Tanah... 16

(9)

Jumlah Daun (helai) ... 16

Panjang Daun (cm) ... 16

Berat Segar Atas Tanaman (g) ... 16

Berat Segar Bawah Tanaman (g) ... 16

Berat Kering Atas Tanaman (g) ... 17

Berat Kering Bawah Tanaman (g) ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil... 18

Pembahasan... 29

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 32

Saran... 32 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Dosis Pemberian Pupuk Pada Tanaman Tembakau

Deli... 11

2. Pengaruh pH Air Terhadap pH Tanah ... 18

3. Pengaruh pH Air Terhadap Tinggi Tanaman ... 20

4. Pengaruh pH Air Terhadap Jumlah Daun ... 21

5. Pengaruh pH Air Terhadap Panjang Daun... 22

6. Pengaruh pH Air Terhadap Berat Segar Atas Tanaman Tembakau Deli ... 23

7. Pengaruh pH Air Terhadap Berat Segar Bawah Tanaman Tembakau Deli ... 25

8. Pengaruh pH Air Terhadap Berat Kering Atas Tanaman Tembakau Deli ... 26

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap pH Tanah .. 19 2. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap Tinggi

Tanaman... 20 3. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap Jumlah

Daun ... 21 4. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap Panjang

Daun ... 23 5. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap Berat

Segar Atas Tanaman ... 24 6. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap Berat

Segar Bawah Tanaman ... 25 7. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap Berat

Kering Atas Tanaman ... 27 8. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap Berat

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Data pH Tanah ... 35

2. Daftar Analisa Sidik Ragam pH Tanah... 35

3. Data Tinggi Tanaman (cm) ... 36

4. Daftar Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) ... 36

5. Data Jumlah Daun (helai) ... 37

6. Daftar Analisa Sidik Ragam Jumlah Daun (helai)... 37

7. Data Panjang Daun (cm) ... 38

8. Daftar Analisa Sidik Ragam Panjang Daun (cm) ... 38

9. Data Berat Segar Atas (g) ... 39

10. Daftar Analisa Sidik Ragam Berat Segar Atas (g)... 39

11. Data Berat Segar Bawah (g)... 40

12. Daftar Analisa Sidik Ragam Berat Segar Bawah (g).... 40

13. Data Berat Kering Atas (g) ... 41

14. Daftar Analisa Sidik Ragam Berat Kering Atas (g)... 41

15. Data Berat Kering Bawah (g) ... 42

16. Daftar Analisa Sidik Ragam Berat Kering Bawah (g).. 42

17. Perhitungan % KA ... 43

18. Perhitungan % KL... 43

19. Perhitungan % TLP... 43

20. Perhitungan Kebutuhan Tanah/Polybag ... 43

(13)

22. Perhitungan Kebutuhan Tanah pada Pembumbunan II. 44

23. Bagan Rancangan Penelitian ... 45

24. Hasil Analisis pH Tanah ... 46

25. Dosis Pemupukan Tembakau Deli tahun 2007 ... 47

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tembakau Deli yang dikenal sebagai primadona Sumatera Utara dengan kualitas yang handal rupanya tak bisa mengelak dari munculnya saingan yang mampu merebut pangsa pasar yang telah dikuasai. Selain masalah pesaing, dunia pertembakauan Indonesia juga harus membenahi dan mempertahankan kualitasnya.

Tembakau Deli yang mengharumkan Indonesia, sudah mulai turun produksinya, dimana luas kebun tembakau pada tahun 1967 masih sebesar 250.000 Ha, tetapi pada tahun 2006 arealnya hanya tinggal 5000 Ha. Hal tersebut disebabkan dengan perkembangan zaman dan bertambahnya waktu yang tidak dapat kita pungkiri mengakibatkan peningkatan populasi manusia yang butuh akan sandang, pangan, perumahan yang berdampak pada peralihan fungsi tanah menjadi bangunan, sarana jalan dan pabrik. Alih fungsi lahan tersebut berdampak terhadap tekanan kepada sumberdaya alam seperti tanah dan air.

Sebagaimana diketahui, tanah dan air berhubungan erat dengan udara di dalam siklus hidrologi. Adanya pabrik – pabrik yang dibangun pada saat sekarang ini yang semakin bertambah dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan. Asap – asap buangan pabrik (CO2) yang berada di udara berpengaruh

terhadap air hujan (H2O) yang berhubungan langsung ke tanah. Hujan yang turun

tersebut bercampur dengan asap – asap buangan pabrik. Hal tersebut dapat dilihat dari reaksi berikut:

(15)

Dari reaksi tersebut dapat dilihat bahwa akan terjadi penambahan ion H+ ke dalam tanah yang menyebabkan pH akan semakin masam sedangkan kelebihan HCO3- di medium akar akan menyebabkan immobilisasi Fe dalam

tanaman, karena penyerapan yang tinggi terhadap HCO3- oleh tanaman akan

menyebabkan naiknya pH jaringan tanaman. Ion ini berpengaruh pada penyerapan dan translokasi unsur hara dalam tanaman, Sumadi (2007) sehingga dapat menurunkan kualitas tanaman yang dibudidayakan di daerah pabrik – pabrik tersebut yang notabene berpengaruh pada tembakau Deli yang kebunnya berada di areal pabrik tersebut.

Salah satu indikator kualitas air adalah pH dimana pH penting terhadap tanaman apalagi tidak semua tanaman dapat tumbuh pada pH yang masam maupun basa, maka pengukuran pH terhadap tanah sangat diperlukan. Bagi sistem penanaman tembakau yang intensif, penyesuaian pH tanah merupakan tahapan yang penting untuk dilaksanakan, kecuali kalau pH-nya sudah sesuai. Kesesuaian tersebut dapat dilihat dari hasil produksi tanaman, dimana tanaman yang ditanam akan menghasilkan produksi optimal. Penyesuaian pH mempunyai pengaruh terhadap kualitas daun tembakau yang dihasilkan, dimana rata – rata pH yang diperlukan oleh tanaman tembakau antara 5 – 6,5 (Swadaya, 1993).

(16)

itu sendiri. Maka dari itu untuk mengetahui pH air dan taraf pemberian air yang tepat bagi pertumbuhan tanaman tembakau, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Respons Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum) Pada Beberapa Taraf Pemberian Air Dengan pH Air Yang Berbeda “.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mempelajari respons tanaman tembakau Deli (Nicotiana tabaccum) akibat beberapa taraf pemberian air dengan pH air yang berbeda.

Hipotesis Penelitian

-

Semakin sedikit taraf pemberian air pada tanah semakin tertekan pertumbuhan tanaman tembakau Deli.

-

Semakin rendah pH air yang diberikan ke tanah semakin tertekan pertumbuhan tanaman tembakau Deli.

-

Interaksi antara taraf pemberian air dengan pH air yang berbeda pada tanah meningkatkan pertumbuhan produksi tanaman tembakau Deli.

Kegunaan Penelitian

-

Untuk menentukan taraf pemberian air dan pH air yang paling baik terhadap respons tanaman tembakau (Nicotiana tabaccum)

-

Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Tanah Andisol

Andisol merupakan tanah yang dalam, sering terdapat lapisan – lapisan sebagai akibat akumulasi secara periodik. Horison yang paling atas seringkali berwarna gelap dan lebih tipis dari tanah – tanah yang berasosiasi dengan bahan – bahan non – vulkanik, sub soil coklat sampai kuning, dan mempunyai konsistensi licin, tekstur seperti didominasi lempung, struktur remah atau granular di bagian atas dan gumpal di lapisan bawahnya. Mengandung bahan organik antara 2 – 8 % dengan kapasitas pengikatan air yang tinggi sehingga terasa seperti sabun (soapy) jika diremas (Munir, 2003).

Mineral liat lain banyak ditemukan dalam Andosol, seperti misalnya imogolit, haloisit, kaolinit, dan gibbsit, namun opini terbesar, menyatakan bahwa alofanlah yang memberikan sifat – sifat distinktif pada tanah – tanah Andosol, seperti misalnya kandungan bahan organik tinggi, kapasitas adsorpsi air tinggi, porositas tinggi, bulkdensitas rendah, dan sering juga retensi fosfat tinggi (Tan, 1998).

Andisol mempunyai sifat fisik yang baik berupa daya pengikatan air yang sangat tinggi, jika ditutupi vegetasi selalu jenuh air, sangat gembur tetapi mempunyai derajat ketahanan struktur yang tinggi sehingga mudah diolah (Darmawidjaya, 1990).

(18)

Andosol Indonesia berkisar antara pH = 4,0 – 6.0, dan Icelandia pH tanah Andosol dilaporkan sebesar 5,6 – 6,7 (Arnalds et al , 1995).

Air Tanah

Air merupakan komponen utama tubuh tanaman, bahkan hampir 90%, sel – sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air. Air yang diserap tanaman selain berfungsi sebagai komponen sel – selnya, juga berfungsi sebagai media reaksi pada hampir seluruh metabolismenya yang apabila telah terpakai diuapkan melalui mekanisme transpirasi, yang bersama – sama dengan penguapan dari tanah sekitarnya (evaporasi) disebut evapotranspirasi (Hanafiah, 2005).

Kapasitas lapang adalah kadar lengas dari tanah setelah drainase bebas melepaskan sebagian besar dari gravitasi. Karena drainase air akan berlangsung

terus untuk beberapa waktu setelah tanah menjadi jenuh (Linsley and Franzini, 1991).

Kapasitas tanah untuk mengikat air berkaitan dengan luas permukaan dan volume ruang pori. Oleh karena itu kapasitas pengikatan air berhubungan baik dengan struktur maupun dengan tekstur. Secara umum diketahui bahwa tanah berpasir lebih kering dari tanah bertanah liat. Alasannya adalah bahwa tanah yang bertekstur halus mampu menahan lebih banyak air yang dapat digunakan. Pada tanah liat lempung mengandung air pada titik layu lebih banyak dari kandungan lempung berpasir pada kapasitas lapang (Foth, 1994).

(19)

simpan airnya. Hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah, (2) kadar bahan organik tanah (BOT). Bahan organik tanah mempunyai pori – pori mikro yang jauh lebih banyak ketimbang partikel mineral tanah, yang berarti luas permukaan penjerap (kapasitas simpan) air juga lebih banyak, sehingga makin tinggi kadar BOT akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah; (3) kedalaman solum/lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, makin dalam makin besar, sehingga kadar air dan ketersediaan air juga makin banyak (Sarief, 1985).

Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuh-tumbuhan, melalui dinding sel dan jaringan essensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuka dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan (Ismal,1979).

(20)

dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

pH Tanah

Teori Arrhenius dan Bronsted harus diterapkan dalam kombinasi untuk mencirikan kondisi – kondisi masam dan alkalin dalam tanah. Dalam tanah – tanah masam, terdapat lebih banyak ion H+ daripada ion OH-. Sebaliknya, suatu tanah basa mempunyai lebih banyak ion OH- daripada H+ dalam larutan tanahnya.

Untuk mencirikan kondisi – kondisi tersebut digunakan istilah pH tanah (Tan, 1991).

Potential of hydrogen (pH) adalah gambaran kepekatan ion hidrogen dalam partikel tanah. Semakin tinggi kadarnya, tanah dikatakan asam, sebaliknya semakin rendah pH maka tanah menjadi basa. Untuk memudahkan pengukuran pH tanah, para ahli mengaplikasikannya ke dalam angka 1 – 14. Angka 1 melambangkan kondisi sangat asam sedangkan angka 14 melambangkan kondisi sangat basah. Angka 7 menunjukkan posisi keasaman tanah yang netral. Pada kisaran angka 7 ini, unsur – unsur hara dalam keadaan tersedia atau dapat diserap oleh tanaman dengan aman sehingga pada pH inilah semua tanaman akan tumbuh dengan baik (Marsono dan Sigit, 2002).

(21)

jarang ditemukan tanah yang senantiasa tetap pada tempatnya. Mengingat angin yang senantiasa bertiup sebagai akibat perubahan iklim yang besar. Selain itu pertumbuhan tanaman banyak dipengaruhi oleh pH tanah (Darmawidjaya, 1990).

pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman, bahkan berpengaruh pula pada kualitas daun. pH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Konsentrasi Alumunium (Al) dan besi (Fe) yang tinggi pada tanah memungkinkan terjadinya ikatan terhadap fosfor dalam bentuk alumunium fosfat atau Fe-fosfat. P yang terikat oleh alumunium tidak dapat digunakan oleh tanaman. Tanaman yang ditanam pada tanah yang memiliki pH rendah biasanya juga menunjukkan klorosis (peleburan klorofil sehingga daun berwarna pucat) akibat kekurangan nitrogen atau kekurangan magnesium (Hibah, 2002).

(22)

Syarat Tumbuh Tanaman Tembakau

Iklim

Daerah – daerah dengan iklim panas dan sedang, dapat menghasilkan jenis – jenis (tipe) tembakau yang istimewa dengan keadaan setempat dan sekelilingnya. Meskipun tembakau merupakan tanaman tropis, daerah penanamannya sangat luas, mulai daerah panas seperti Indonesia, sampai daerah yang beriklim dingin seperti Norwegia. Telah diterangkan, bahwa di pantai – pantai dan di gunung – gunung di seluruh Indonesia selalu terdapat tanaman tembakau baik dalam jumlah yang kecil, maupun dalam jumlah yang luas (Abdullah dan Soedarmanto, 1986).

Curah hujan yang dibutuhkan antara tembakau yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Masalah air berperan penting dalam pertumbuhan tanaman, sebab menentukan mati hidupnya suatu tanaman. Misalnya, tembakau cerutu menghendaki curah hujan berkisar antara 1500 mm – 2000 mm per tahun. Artinya untuk setiap tahunnya, area yang akan ditanami tembakau tersebut harus mendapatkan siraman air hujan sebanyak 1500 mm – 2000 mm. Suhu optimal yang dikehendaki adalah 270 C atau berkisar antara 220 C – 330 C. Tanaman tembakau bawah naungan yang ditanam pada suhu dibawah batas minimum atau diatas batas suhu maksimal akan terganggu pertumbuhannya (Matnawi, 2002).

(23)

pertumbuhannya kurang baik, sedangkan hujan yang berlebihan selama pertumbuhannya akan menghasilkan tanaman yang kerdil, pendek dan mudah diserang penyakit (Djojosoediro, 1985).

Tanah

Berjenis – jenis tembakau menghendaki bermacam – macam tanah serta berlain – lainan pula cara bercocok tanamnya, tetapi syarat – syarat yang sama harus dipenuhi ialah : bahwa tanah harus cukup longgar, agar supaya akar – akarnya cukup mendapatkan air dan udara. Air dan udara di dalam tanah sangat berpengaruh terhadap tumbuhnya tanaman tembaku, oleh karena itu menghendaki tanah yang gembur (Abdullah dan Soedarmanto, 1986).

Tanaman tembakau mempunyai pH yang cukup beragam. Tembakau Deli, misalnya, memerlukan pH sekitar 5 – 5,6; tembakau besuki dan vorstenland sekitar 5,5 – 6,5; dan tembakau virginia 5,5 – 6. Kisaran pH yang sangat beragam ini menyebabkan perlu adanya ketelitian dalam mengatur kesesuaian pH tanah (Swadaya, 1993).

(24)

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada ketinggian + 25 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juni 2007.

Bahan dan Alat Bahan

Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah contoh tanah Andisol dari kebun Helvetia PTPN II sebagai media tumbuh tanaman. Air tanah sebagai perlakuan yang diberikan pada tanaman. Asam sulfat teknis sebagai campuran terhadap air untuk mengatur pH air. Bibit tembakau varietas F-145 umur 40 hari sebagai objek pengamatan.Pupuk yang di gunakan Rock Posfat, Dolomit, ZA, ZK, Mixed 1 dan 2 terdiri atas ZA, SP36, ZK dengan dosis sebagai berikut:

Tabel 1. Dosis Pemberian Pupuk Pada Tanaman Tembakau Deli.

Pupuk pendahuluan (gr/polybag)

Pupuk Tanaman (gr/polybag)

Rp Dolomit ZA ZK

Mixed - 1

Mixed - 2

7,5 5 10 10 12 10

Sumber :BPTTD SUMUT 2007.

Ket:1) Pupuk Pendahuluan : 21 hari sebelum tanam 2) Pupuk Tanaman : a) ZA dan ZK : 3 – 5 hari sebelum tanam

b) Mixed 1 : saat tanam

(25)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag sebagai tempat media tanah, cangkul untuk mengambil tanah, meteran untuk mengukur tinggi tanaman,rol untuk menghitung panjang daun, goni untuk tempat mengambil tanah, oven untuk mengovenkan tanah, timbangan untuk menimbang tanah, ayakan tanah untuk mengayak tanah, ember sebagai tempat campuran air dan asam sulfat teknis, pH meter digital sebagai pengatur pH, alat tulis, kalkulator untuk menghitung.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan Metode Statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan yaitu:

-

Faktor Tingkat Pemberian Air (T), dengan taraf: T0 = Kapasitas Lapang

T1 = 75% Kapasitas Lapang

T2 = 50% Kapasitas Lapang

T3 = 25% Kapasitas Lapang

Faktor pH Air (P), dengan taraf: P0 = 3

P1 = 4

P2 = 5

P3 = 6

(26)

T0Po T0P1 T0P2 T0P3

T1P0 T1P1 T1P2 T1P3

T2P0 T2P1 T2P2 T2P3

T3P0 T3P1 T3P2 T3P3

Percobaan ini dilakukan dengan 3 ulangan. Metode rancangan yang digunakan adalah:

Yijk = µ + ρi + αj + βk + ( )jk + Σijk Dimana :

Yijk = nilai pengamatan ulangan ke i, tingkat pemberian air ke-j dan pengaruh pemberian pH berbeda ke-k.

µ = rataan umum

ρI = pengaruh ulangan ke-i

αj = pengaruh tingkat pemberian air ke-j

βk = pengaruh pH air ke-k

(αβ)jk = pengaruh tingkat pemberian air ke-j pada pH ke-k

Σijk = pengaruh galat ulangan ke-i, tingkat pemberian air ke-j dan pada

(27)

Pelaksanaan Penelitian Pengambilan Tanah

Penelitian ini menggunakan tanah Andisol Helvetia dari areal Kebun Helvetia PTPN II. Tanah diambil dari kedalaman 0 – 20 cm secara komposit. Kegiatan di Lapangan

1. Penentuan % KL dan TLP (titik layu permanen).

-

Diambil sampel tanah sebanyak 10 gram kering udara dan ditentukan %KA. Data perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 17.

-

Diambil sampel tanah sebanyak 10 gram kering udara dan diukur pHnya.

-

Ditimbang tanah setara 10 kg BTKO dan dimasukkan ke dalam masing –

masing polybag, sebanyak tiga polybag, lalu disusun di rumah kassa.

-

Ditanam bibit tembakau pada kondisi kapasitas lapang.

-

Setelah tanaman berumur + 2 minggu, kemudian dijenuhkan tanah dalam polybag dengan air.

-

Dibiarkan sampai drainase sudah tidak terjadi lagi, kemudian diambil sampel tanah secara komposit sebanyak 10 gr dengan kedalaman + 5 cm dan ditentukan % KL. Data perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18.

-

Setelah tanah kering dan tanaman layu, diambil sampel tanah dengan cara

yang sama sebanyak 10 gr dan diovenkan, dihitung untuk mendapatkan %TLP. Data perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 19.

(28)

2. Tahapan Penelitian

-

Setelah tanah diambil, tanah dikering udarakan dan diayak.

-

Ditimbang tanah setara 10 kg BTKO dan dicampur dengan pupuk pendahuluan setelah itu dimasukkan ke dalam polybag. Polybag disusun sesuai rancangan acak lengkap faktorial di rumah kaca. Bagan susunan rancangan dapat dilihat pada Lampiran 23.

-

Dimasukkan pupuk ZA dan ZK 3 hari sebelum tanam.

-

Diberikan pupuk Mixed – 1 dan ditanam bibit tembakau.

-

Pada masing – masing pot diberi perlakuan dimana pada setiap perlakuan jumlah air diberi asam sulfat teknis untuk mengukur pH yang telah ditentukan, dengan menggunakan pH meter digital.

-

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dimana pada saat penyiraman perlakuan di aplikasikan, dengan cara menimbang tanah dan tanaman setiap harinya pada pagi dan sore untuk melihat berapa jumlah air yang hilang kemudian diberikan air agar tanah tetap pada kapasitas lapang sesuai perlakuan.

-

1 minggu setelah tanam dilakukan pembumbunan I dengan penambahan tanah setara 2,5 kg BTKO, dihitung kembali kebutuhan tanah yang akan dimasukkan ke dalam polybag. Uraian perhitungan kebutuhan tanah untuk pembumbunan I dapat dilihat pada Lampiran 21.

-

Diberikan pupuk mixed – 2.
(29)

yang akan dimasukkan ke dalam polybag. Uraian perhitungan kebutuhan tanah untuk pembumbunan II dapat dilihat pada Lampiran 22.

-

Data diambil setiap seminggu sekali setelah 1 minggu tanam sampai tanaman berumur 40 hari.

Parameter yang Diukur 1. pH Tanah

Pengukuran pH tanah dilakukan pada akhir penelitian sehingga dapat dilihat pengaruh pemberia pH terhadap tanah Andisol.

2. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur seminggu sekali setelah satu minggu tanam dengan mengambil titik pangkal pengukuran dari atas permukaan tanah sampai pucuk tertinggi tanaman tembakau.

3. Jumlah Daun (helai).

Dihitung setelah daun terbuka sempurna setelah tanaman berumur 1 minggu, sesudah tutup kaki pertama sampai akhir masa vegetatif.

4. Panjang Daun (cm).

Pengukuran dilakukan dari pangkal daun hingga pucuk daun. Dilakukan pada akhir masa vegetatif.

5. Berat Segar Atas Tanaman (g)

Tanaman dipotong pada pangkal batang bagian bawah dekat permukaan tanah lalu bagian atas ditimbang.

6. Berat Segar Bawah Tanaman (g)

(30)

7. Berat Kering Atas Tanaman (g).

Tanaman dipotong pada pangkal batang bagian bawah dekat permukaan tanah dan masing – masing bagian atas dan bagian bawah dipisahkan dan dikeringovenkan selama 48 jam dikeluarkan dari oven dan didinginkan kemudian ditimbang.

8. Berat Kering Bagian Bawah Tanaman (g).

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. pH Tanah.

[image:31.595.149.445.311.441.2]

Dari data daftar sidik ragam pada Lampiran 2 menunjukkan bahwa taraf pemberian air dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap pH tanah. Sedangkan pH air yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pH tanah. Hasil uji beda rataan pengaruh pH air yang berbeda terhadap pH tanah disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh pH Air terhadap pH Tanah. Perlakuan

pH

pH Tanah 3 3.41 c 4 4.53 b 5 4.89 b 6 5.45 a

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Rataan Duncan (DMRT)

(32)

6 5 4 3 2 1 0

3 4

= 0.9797

+ 1.3537x + 2.245 y = -0.1412x

R2 2

p

H Tanah

pH Tanah

5 6

[image:32.595.123.497.124.277.2]

pH

Gambar 1. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap pH Tanah.

Dari Gambar 1 diketahui bahwa peningkatan pH yang paling tinggi terdapat pada perlakuan rataan pH 6, hal ini disebabkan oleh bertambahnya air yang diberikan maka pH tanah akan berubah menjadi semakin naik (basa) begitu juga sebaliknya rataan pH 3 adalah yang terendah dikarenakan semakin sedikit air yang diberikan maka pH tanah akan turun (asam).

2. Tinggi Tanaman (cm).

(33)

Tabel 3. Pengaruh pH Air Terhadap Tinggi Tanaman. Perlakuan pH Tinggi Tanaman 3 --cm-- 4.00 d 4 35.12 c 5 48.52 b 6 54.26 a

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Rataan Duncan (DMRT)

Dari tabel diatas diperoleh bahwa tinggi tanaman yang tertinggi terdapat dari rataan pH 6 yakni sebesar 54,26 cm sedangkan yang terendah dari rataan pH 3 yakni sebesar 4 cm dan saling berbeda nyata dengan perlakuan lain. Untuk melihat pengaruh pH air terhadap tinggi tanaman disajikan pada Gambar 2.

10 0

3 4 5 6

= 0.9964 y = -6.465x2

30 40 50 60 Tinggi Tanaman 20 R2

+ 48.887x - 38.38

Tinggi Tanaman (cm)

[image:33.595.120.500.356.554.2]

pH

Gambar 2. Pengaruh pH Air yang berbeda terhadap Tinggi Tanaman.

(34)

3. Jumlah Daun (helai).

[image:34.595.142.431.275.381.2]

Dari daftar sidik ragam pada lampiran 6 menunjukkan bahwa taraf pemberian air dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tembakau Deli, tetapi pada perlakuan pH air yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun. Hasil uji beda rataan pengaruh pH air yang berbeda terhadap jumlah daun dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh pH Air terhadap Jumlah Daun. Perlakuan pH Jumlah Daun 3 --helai-- 0.25 c 4 16.41 b 5 23.25 a 6 20.83 ab

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Rataan Duncan (DMRT)

Dari tabel diatas diperoleh bahwa jumlah daun yang tertinggi terdapat dari perlakuan rataan pH 5 yaitu 23,25 helai sedangkan yang terendah dari rataan pH 3 yaitu sebesar 0,25 helai. Untuk melihat pengaruh pH air yang berbeda terhadap jumlah daun disajikan pada gambar 3.

0

3 4

y = -4.6456x2 + 30.086x - 25.189 10

15 20 25

Jumlah Daun

5 R2 = 1

Jumlah Daun (helai)

5 6

pH

[image:34.595.120.497.501.724.2]
(35)

Dari Gambar 3 diketahui bahwa peningkatan jumlah daun yang paling tinggi terdapat pada perlakuan rataan pH 5 sedangkan tinggi tanaman terendah pada perlakuan rataan pH 3.

4. Panjang Daun (cm).

Dari daftar sidik ragam pada Lampiran 8 menunjukkan bahwa taraf pemberian air dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap panjang daun tembakau Deli, tetapi pada perlakuan pH air yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap panjang daun.

[image:35.595.129.443.327.492.2]

Hasil uji beda rataan pengaruh pH air yang berbeda terhadap panjang daun dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh pH Air Terhadap Panjang Daun Perlakuan

pH Panjang Daun 3

---cm--- 2.3 d

4 16.68 c

5 22.04 b

6 25.02 a

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Rataan Duncan (DMRT)

(36)
[image:36.595.122.503.124.275.2]

Gambar 4. Pengaruh pH Air yang Berbeda Terhadap Panjang Daun

Dari Gambar 4 diketahui bahwa peningkatan panjang daun yang paling tinggi terdapat pada perlakuan rataan pH 6 sedangkan panjang daun terendah pada rataan pH 3.

5. Berat Segar Atas Tanaman (g).

Dari daftar sidik ragam pada Lampiran 10 menunjukkan bahwa taraf pemberian air dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat segar atas tanaman tembakau Deli, tetapi pada perlakuan pH air yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar atas tanaman.

Hasil uji beda rataan pengaruh pH air yang berbeda terhadap berat segar atas tanaman dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh pH Air Terhadap Berat Segar Atas Tanaman Perlakuan Berat Segar Atas

3

---g--- 0.58 c 4 42.68 b 5 72.93 a 6 72.76 ab 30

25 20

y = -2.8506x2 + 21.603x - 16.121 R2 = 0.9928

0 5 10 15

3 4 5 6

pH

Panjang Daun

Panjang Daun (cm)

(37)

Dari tabel diatas diperoleh bahwa nilai berat segar atas tanaman yang tertinggi terdapat pada rataan pH 5 yakni sebesar 72,93 gram sedangkan yang terendah pada rataan pH 3 yakni sebesar 0,58 gram. Untuk melihat interaksi antara taraf pemberian air dengan pH air berbeda terhadap berat segar atas tanaman disajikan pada Gambar 5.

6 5

y = -10.568x

-10 0

3 4

10 20 30 40 50 60 70 80 = 0.9951 R2 2

+ 77.522x - 67.307

Berat Segar Atas

BSA (g)

[image:37.595.120.509.257.442.2]

pH

Gambar 5. Pengaruh pH Air yang Berbeda Terhadap Berat Segar Atas Tanaman.

Dari Gambar 5 diketahui bahwa peningkatan berat segar atas tanaman yang paling tinggi terdapat pada perlakuan rataan pH 5 sedangkan berat segar atas tanaman terendah pada perlakuan rataan pH 3.

6. Berat Segar Bawah Tanaman (g).

Dari daftar sidik ragam pada Lampiran 12 menunjukkan bahwa taraf pemberian air dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat segar bawah tanaman tembakau Deli, tetapi pada perlakuan pH air yang berbeda, berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar bawah tanaman.

(38)
[image:38.595.139.331.112.216.2]

Tabel 7. Pengaruh pH Air Terhadap Berat Segar Bawah Tanaman. Perlakuan

pH Berat Segar Bawah 3

---g--- 0.15 d 4 4.32 c 5 7.05 a 6 6.46 b

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Rataan Duncan (DMRT)

Dari tabel diatas diperoleh bahwa berat segar bawah tanaman yang tertinggi terdapat pada rataan pH 5 yakni sebesar 7,05 gram sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan rataan pH 3 yakni sebesar 0,15 gram dan saling berbeda nyata dengan perlakuan lain.

Untuk melihat pengaruh pH air yang berbeda terhadap berat segar bawah tanaman disajikan pada Gambar 6.

Berat Segar Bawah (BSB)

y = -1.1894x2 + 8.1136x - 6.8694 R2 = 0.9941

0

3 4 5 6

1 2 3 4 5 6 7 8 BSB (g)

Berat Segar Bawah

Perlakuan pH

Gambar 6. Pengaruh pH Air yang Berbeda Terhadap Berat Segar Bawah Tanaman.

[image:38.595.119.504.394.617.2]
(39)

7. Berat Kering Atas Tanaman (g).

[image:39.595.144.441.318.425.2]

Dari daftar sidik ragam pada Lampiran 14 menunjukkan bahwa taraf pemberian air dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering atas tanaman tembakau Deli, tetapi pada perlakuan pH air yang berbeda, berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering atas tanaman. Hasil uji beda rataan pengaruh taraf pemberian air dan pH air yang berbeda terhadap berat kering atas tanaman dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pengaruh pH Air Terhadap Berat Kering Atas. Perlakuan Berat Kering

Atas 3

---g--- 0.06 c 4 7.58 b 5 21.08 a 6 20.70 ab

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Rataan Duncan (DMRT)

Dari tabel diatas diperoleh bahwa berat kering atas tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan rataan pH 5 yakni sebesar 21,08 gram sedangkan yang terendah pada perlakuan rataan pH 3 sebesar 0,06 gram.

(40)
[image:40.595.124.449.125.273.2]

Gambar 7. Pengaruh pH Air yang Berbeda Terhadap Berat Kering Atas Tanaman.

Dari Gambar 7 diketahui bahwa peningkatan berat kering atas tanaman yang paling tinggi terdapat pada perlakuan pH 5 sedangkan berat kering atas tanaman terendah pada perlakuan pH 3.

8. Berat Kering Bawah Tanaman (g).

Dari daftar sidik ragam pada Lampiran 16 menunjukkan bahwa taraf pemberian air dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering bawah tanaman tembakau Deli, tetapi pada perlakuan pH air yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering bawah tanaman. Hasil uji beda rataan pengaruh taraf pemberian air dan pH air yang berbeda terhadap berat kering bawah tanaman dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh pH Air Terhadap Berat Kering Bawah. Perlakuan pH Berat Kering Bawah 3 ---g--- 0.03 c 4 1.54 b 5 2.52 a 6 2.36 ab

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Rataan Duncan (DMRT)

25

y = -1.9756x2 + 17.42x - 16.381 R2 = 0.9382

-5 0 5 10 15 20

3 4 5 6

pH

Berat Kering Atas

[image:40.595.149.292.611.720.2]
(41)

Dari tabel diatas diperoleh bahwa berat kering bawah tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan rataan pH 5 yakni sebesar 2,52 gram sedangkan yang terendah pada perlakuan rataan pH 3 sebesar 0,03 gram.

Untuk melihat pengaruh pH air yang berbeda terhadap berat kering bawah tanaman disajikan pada Gambar 8.

3 2.5

2 1.5

1 0.5

0

3 4

= 0.995

y = -0.4181x + 2.8864x - 2.4669 R2

2

BKB (g)

Berat Kering Bawah

5 6

[image:41.595.120.502.263.418.2]

pH

Gambar 8. Pengaruh pH Air yang Berbeda Terhadap Berat Kering Bawah Tanaman.

(42)

Pembahasan

Dari lampiran sidik ragam untuk semua parameter menyatakan bahwa, perlakuan taraf pemberian air tidak nyata, yang disebabkan oleh adanya gangguan hama kutu putih yang berdampak pada penyakit yang ditimbulkan yaitu virus kerupuk sehingga kondisi tanaman pada taraf pemberian air manapun tidak direspon lagi oleh tanaman tembakau Deli. Seperti yang dikemukakan oleh Sudarmo (1990) bahwa penularan penyakit yang disebabkan oleh kutu putih akan mengakibatkan daun menjadi keriting, melengkung sehingga menyerupai kerupuk. Daun – daun pada infeksi pertama kelihatan ciut, berkerut, melengkung, sehingga terhambat pertumbuhannya.

Untuk perlakuan pH air ditunjukkan dengan menurunnya pH air maka pH tanah akan berubah menjadi semakin menurun (semakin asam) sehingga buffer di dalam tanah dapat ditembus oleh pH air yang dikarenakan adanya kekurangan Zn di dalam tanah, sebab Zn dalam sistem enzim seperti halnya Mn dan Mg, membentuk ikatan dan konformasi antara enzim dan substrat.

Seperti yang dikemukakan oleh Sumadi (2007) bahwa akar tanaman tidak hanya berfungsi dalam penyerapan dan transportasi nutrien dari tanah ke tanaman dan utamanya air, tetapi juga akumulasi dan pengurangan ion, membebaskan H+ atau HCO3- yang mengakibatkan perubahan pH , mengkonsumsi O2 yang

berakibat pada perubahan ’’redox potential’’ di dalam tanah.

(43)

melindungi terjadinya denaturasi protein akibat perubahan pH berkaitan dengan pompa H+ dan penggabungan CO2 ke dalam ribulosa 1,5 bifosfat (Sumadi, 2007).

Pada pH 3 tanaman mulai mengalami kematian, hal ini disebabkan oleh pH 3 yang sangat masam sehingga tanah mengalami immobilisasi Fe, ion ini

berpengaruh pada penyerapan dan translokasi unsur hara dalam tanaman Sumadi (2007) sehingga pH 3 tidak cocok untuk tanaman tembakau Deli.

Pertumbuhan tanaman tembakau Deli mulai meningkat dari pH 5 sampai ke pH 6 dikarenakan pada kondisi tersebut kelarutan Al rendah dimana Al merupakan elemen toksis bagi tanaman, solubilitas Al dalam larutan tanah rendah pada pH netral dan alkali sedangkan pada pH asam (lebih rendah 5,5) solubilitas Al meningkat tajam dan lebih dari separuh sisi pertukaran kation ditempati oleh Al, dalam kondisi seperti ini Al akan dapat meracuni tanaman.

Pengaruh Al terhadap tanaman yaitu terhambatnya pertumbuhan akar, pucuk akar dan akar lateral menjadi tebal dan berwarna coklat. Al juga berpengaruh terhadap penyerapan fosfat dan translokasi fosfat ke bagian atas tanaman. Keracunan Al pada pucuk menunjukkan gejala yang menyerupai defisiensi P, daun berwarna hijau gelap, tanaman kerdil, cabang/batang berwarna ungu. Di dalam sel tanaman Al bercampur dengan fosfat pada asam nukleat yang berakibat menghambat pembelahan sel.

Keracunan Al seringkali disertai dengan Fe dan Mn yang tinggi serta Ca dan Mg yang rendah, hal ini sejalan dengan kondisi asam, ketersediaan Fe dan Mn tinggi serta Ca dan Mg yang rendah karena proses pencucian.

(44)

yang dikarenakan oleh penambat N2 tidak bebas, mineralisasi nitrogen tidak

terjadi, begitu juga dengan nitrifikasi dan denitrifikasi, dan logam berat seperti Fe sangat tinggi kandungannya pada pH 3. Sesuai dengan pendapat Kartono dan Fasolon (1997) yang mengemukakan bahwa bahan organik cukup menonjol peranannya dalam meningkatkan mutu lahan dan efisiensi pemanfaatan pupuk anorganik yang diberikan. Peran tersebut tidak hanya sebagai sumber hara dan mendorong aktifitas mikroba tanah, tetapi juga sebagai peredam ekses logam – logam berat seperti Fe.

(45)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Taraf pemberian air tidak direspon oleh tanaman tembakau Deli akibat adanya gangguan hama.

2. Tanaman tembakau Deli tidak toleran pada pH 3.

3. Tidak ada pengaruh interaksi antara taraf pemberian air dan pH air yang berbeda terhadap tanaman tembakau Deli.

Saran

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A dan Soedarmanto.,1986. Budidaya Tembakau. CV. Yasaguna, Jakarta. Hal 19;50.

Swadaya, T.P., 1993. Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal 52-53.

Darmawidjaya, M.I.,1990. Klasifikasi Tanah. UGM – Press, Yogyakarta. Hal 330-331.

Djojosoediro, S., 1985. Petunjuk Praktis Menanam Tembakau. Usaha Nasional, Surabaya. Hal 14.

Foth, H.D., 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Jakarta. Hal 221. Goldsworthy, P.R. dan N.M.Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik.

Diterjemahkan oleh Tohari. Gadjah Mada University Press. Hal 874. Hanafiah, K.A., 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. P.T. Raja Grafindo Persada,

Jakarta. Hal 43.

Hibah.,2002. http://www.iel.ipb.ac.id/sac/hibah/2002/agrostologi/pH.tanah.htm Ismal, Gazali. 1979. Ekologi Tumbuh-tumbuhan dan Tanaman Pertanian.

UNAND, Padang. Hal. 54 – 76.

Kartono G. dan Y.B.Pasolon, 1997. Keragaan Beberapa Hasil Penelitian pada Lahan Kering PMK (Podsolik Merah Kuning) di Sulawesi Tenggara. Prosiding Lokakarya Nasional Pertanian Lahan Kering Beberapa Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu di Kawasan Timur Indonesia. Malang, 10 Oktober 1996. Hal 251.

Linsley, R.K and J.B. Franzini., 1991. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan Sasangko D. Erlangga, Jakarta. Hal 46.

Marsono dan Sigit. P., 2002. Pupuk Akar. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal 8. Matnawi, H., 2002. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Kanisius,

Yogyakarta. Hal 15-16.

Munir, M.H., 2003. Tanah – Tanah Utama di Indonesia. Pustaka Jaya, Malang. Hal 44.

(47)

Sudarmo, S., 1990. Tembakau. Pengendalian Hama dan Penyakit. Kanisius, Yogyakarta. Hal 74.

Sumadi.,2007.http://elearning.unej.ac.id/courses/MAB1504/document/Materi_K uliah_Ir._Sumadi_MS/Materi_Sumadi/Physiologi_1_(bab_4).doc?cidRe q=MAB1504.

Tan, K.H.,1991. Dasar – Dasar Kimia Tanah. UGM – Press, Yogyakarta. Hal 204.

(48)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pH Tanah

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

T0P0 3,35 3,44 3,42 10,21 3,4 T0P1 4,26 4,31 4,55 13,12 4,37 T0P2 4,23 5,03 4,39 13,65 4,55 T0P3 6,07 6,34 5,23 17,64 5,88

T1P0 3,38 4,51 3,29 11,18 3,72 T1P1 4,36 4,53 4,93 13,82 4,6 T1P2 5,39 5,21 4,96 15,56 5,18 T1P3 5,86 5,65 5,32 16,83 5,61

T2P0 3,07 3,24 3,17 9,48 3,16 T2P1 4,64 4,72 4,84 14,2 4,73 T2P2 4,93 4,79 4,47 14,19 4,73 T2P3 5,00 5,08 5,68 15,76 5,25

T3P0 3,34 3,34 3,37 10,05 3,35 T3P1 4,54 4,26 4,45 13,25 4,41 T3P2 5,17 5,35 4,79 15,31 5,1 T3P3 5,41 4,72 5,02 15,15 5,05

(49)

Lampiran 2. Daftar Analisa Sidik Ragam pH Tanah

SK db JK KT Fh F0.05

F0.01

Blok 2 0,22 0,11 1,07 3,32

5,39

Perlakuan 15 29,47 1,96 19,19** 2,02

2,7

T 3 0,76 0,25 2,47tn 2,92

4,51 T-Linear

T-Kuadratik

P 3 26,67 8,89 86,87** 2,92

4,51 P-Linear

P-Kuadratik

T x P 9 2,04 0,23 2,22* 2,21 3,06

Galat 30 3,07 0,1023

Total 47 32,76 Keterangan: FK =

KK =

tn = tidak nyata

* = nyata

(50)

Lampiran 3. Tinggi Tanaman (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

T0P0 0 0 0 0 0

T0P1 49,2 40,7 38 127,9 42,63 T0P2 34,2 56,9 71,2 162,3 54,1 T0P3 43,2 71,7 68,2 183,1 61,03

T1P0 0 22 0 22 7,33

T1P1 47 37 0 84 28 T1P2 42,4 46,3 41,1 129,8 43,27 T1P3 88,9 42,3 30,9 162,1 54,03

T2P0 0 0 0 0 0

T2P1 50,9 42 20,2 113,1 37,7

T2P2 52,3 72 41 165,3 55,1

T2P3 44,1 74,2 48,7 167 55,67

T3P0 20,3 0 0 20,3 6,77

T3P1 42,5 54 0 96,5 32,17

T3P2 58 33 33,8 124,8 41,6

T3P3 49,2 40,4 49,4 139 46,33

(51)

Lampiran 4. Daftar Analisa Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm)

SK db JK KT Fh F0.05

F0.01

Blok 2 1427,05 713,525 2,99 3,32

5,39

Perlakuan 15 19828,12 1321,875 5,55** 2,02 2,7

T 3 454,41 151,47 0,64tn 2,92 4,51

T-Linear T-Kuadratik

P 3 18528,99 6176,33 25,95** 2,92 4,51

P-Linear P-Kuadratik

T x P 9 844,72 93,86 0,39tn 2,21 3,06

Galat 30 7139,05 237,97 Total 47 28394,22

Keterangan: FK = KK =

tn = tidak nyata

* = nyata

(52)

Lampiran 5. Data Jumlah Daun (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

T0P0 0 0 0 0 0

T0P1 31 18 22 71 23,67

T0P2 25 24 34 83 27,67

T0P3 19 25 23 67 22,33

T1P0 0 1 0 1 0,33

T1P1 18 17 0 35 11,67

T1P2 22 23 21 66 22

T1P3 29 13 13 55 18,33

T2P0 0 0 0 0 0

T2P1 25 21 5 51 17 T2P2 28 29 18 75 25 T2P3 20 29 26 75 25

T3P0 2 0 0 2 0,6

T3P1 24 16 0 40 13,33

T3P2 23 10 22 55 18,33

T3P3 22 10 21 53 17,67

(53)

Lampiran 6. Daftar Analisa Sidik Ragam Jumlah Daun (helai)

SK db JK KT Fh F0.05

F0.01

Blok 2 219,87 109,94 2,84 3,32

5,39

Perlakuan 15 4366,64 291,11 7,52** 2,02 2,7

T 3 294,23 98,08 2,54tn 2,92

4,51 T-Linear

T-Kuadratik

P 3 3858,23 1286,08 33,24** 2,92

4,51 P-Linear

P-Kuadratik

T x P 9 214,18 23,80 0,62tn 2,21 3,06

Galat 30 1160,8 38,69

Total 47 5747,31 Keterangan: FK =

KK =

tn = tidak nyata

* = nyata

(54)

Lampiran 7. Data Panjang Daun (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

T0P0 0 0 0 0 0

T0P1 19,1 18,3 18,2 55,6 18,53 T0P2 23,4 16,7 25,6 65,7 21,9 T0P3 25,7 20,4 28,9 75 25

T1P0 0 15,3 0 15,3 5,1

T1P1 24,3 21,9 0 46,2 15,4 T1P2 22,7 23,1 20,6 66,4 22,13 T1P3 27,7 27,2 20,8 75,7 25,23

T2P0 0 0 0 0 0

T2P1 25,1 16,2 14,6 55,9 18,63 T2P2 22,6 23,2 20,7 66,5 22,17 T2P3 22,4 26,3 22,4 71,1 23,7

T3P0 12,3 0 0 12,3 4,1

T3P1 19,1 23,4 0 42,5 14,17

T3P2 25,3 19,7 20,9 65,9 21,97 T3P3 27,4 31,4 19,6 78,4 26,13

(55)

Lampiran 8. Daftar Analisa Sidik Ragam Panjang daun (cm)

SK db JK KT Fh F0.05

F0.01

Blok 2 258,32 129,16 4,08 3,32

5,39

Perlakuan 15 3778,83 251,92 7,97** 2,02 2,7

T 3 4,63 1,64 0,04tn 2,92

4,51 T-Linear

T-Kuadratik

P 3 3658,99 1219,66 38,59** 2,92

4,51 P-Linear

P-Kuadratik

T x P 9 115,21 12,8 0,4tn 2,21 3,06

Galat 30 948,01 31,6

Total 47 4985,16 Keterangan: FK =

KK =

tn = tidak nyata

* = nyata

(56)

Lampiran 9. Bobot Kering Atas (gram)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

T0P0 0 0 0 0 0

T0P1 8,6 3,4 14,7 26,7 8,9

T0P2 11,1 15,7 67,2 94 31,33 T0P3 17,4 23,8 13,9 55,1 18,37

T1P0 0 0,4 0 0,4 0,13

T1P1 13 2,3 0 15,3 5,1 T1P2 8,3 12,6 32,6 53,5 17,83 T1P3 73,4 3,7 3,8 80,9 26,97

T2P0 0 0 0 0 0

T2P1 12,5 7,6 0,6 20,7 6,9 T2P2 13,3 36,4 20,2 69,9 23,3 T2P3 10,6 52,7 15,5 78,8 26,27

T3P0 0,3 0 0 0,3 0,1

T3P1 7,7 20,5 0 28,2 9,4

T3P2 6,7 9,8 19,1 35,6 11,87

T3P3 16,6 10,7 6,3 33,6 11,2

(57)

Lampiran 10. Daftar Analisa Sidik Ragam Bobot Kering Atas (gram)

SK db JK KT Fh F0.05

F0.01

Blok 2 1,33 0,66 0,0026 3,32

5,39

Perlakuan 15 4987,91 332,53 1,33tn 2,02 2,7

T 3 313,755 104,59 0,42tn 2,92

4,51 T-Linear

T-Kuadratik

P 3 3838,55 1279,52 5,13** 2,92

4,51 P-Linear

P-Kuadratik

T x P 9 835,61 92,85 0,37tn 2,21 3,06

Galat 30 7484,12 249,47 Total 47 12473,36

Keterangan: FK = KK =

tn = tidak nyata

* = nyata

(58)

Lampiran 11. Bobot Kering Bawah (gram)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

T0P0 0 0 0 0 0

T0P1 1,9 0,6 1,9 4,4 1,47 T0P2 2,2 1,2 4,6 8 2,67 T0P3 2,5 2,5 2,9 7,9 2,63

T1P0 0 0,3 0 0,3 0,1 T1P1 4 2,3 0 6,3 2,1 T1P2 2,3 2,2 2,4 6,9 2,3 T1P3 5,8 0,6 1,4 7,8 2,6

T2P0 0 0 0 0 0

T2P1 2,7 1,5 0,2 4,4 1,47 T2P2 4,3 2,7 1,8 8,8 2,93 T2P3 1,6 3,8 1,8 7,2 2,4

T3P0 0,1 0 0 0,1 0,03

T3P1 1,3 2,3 0 3,6 1,2 T3P2 3,2 1,8 1,7 6,7 2,23 T3P3 1,1 2,4 1,9 5,4 1,8

(59)

Lampiran 12. Daftar Analisa Sidik Ragam Bobot Kering Bawah (gram)

SK db JK KT Fh F0.05

F0.01

Blok 2 5,086 2,543 1,897 3,32

5,39

Perlakuan 15 50,45 3,363 2,51* 2,02 2,7

T 3 1,53 0,51 0,38tn 2,92

4,51 T-Linear

T-Kuadratik

P 3 46,81 15,6 11,64** 2,92 4,51

P-Linear P-Kuadratik

T x P 9 2,11 0,23 0,17tn 2,21 3,06

Galat 30 40,3 1,34

Total 47 95,84 Keterangan: FK =

KK =

tn = tidak nyata

* = nyata

(60)

Lampiran 13. Perhitungan %KA % KA =

8 8 10−

x 100 %

= 8 2

x 100%

= 25%

Lampiran 14. Perhitungan %KL

% KL = 8

8 10−

x 100 %

= 8 2

x 100%

= 25%

Lampiran 15. Perhitungan %TLP

% TLP =

09 , 9 09 , 9 10−

x 100 %

= 10,01%

= 10%

Lampiran 16. Perhitungan Kebutuhan Tanah/Polybag. Air tersedia = 25% - 10% = 15%

Karena ada 4 taraf perlakuan maka = 15% : 4 = 3,75% Maka didapatlah: KL =25%

75% KL =25% - 3,75 =21,25%

50%KL =21,25% - 3,75% =17,5%

25%KL =17,5% - 3,75% =13,75%

(61)

25%KL = 10000 + 50* + 1375 = 11425

Lampiran 17. Perhitungan Kebutuhan Tanah pada Pembumbunan I KL = 12550 + 2500 + 625 = 15675

75%KL = 12175 + 2500 + 531 = 15206 50%KL = 11800 + 2500 + 437 = 14737

25%KL = 11425 + 2500 + 343 = 14268

Lampiran 18. Perhitungan Kebutuhan Tanah pada Pembumbunan II KL = 15675 + 2500 + 625 = 18800

75%KL = 15206 + 2500 + 531 = 18237 50%KL = 14737 + 2500 + 437 = 17674 25%KL = 14268 + 2500 + 343 = 17111

(62)

Lampiran 19. Bagan Rancangan Penelitian

Ulangan I Ulangan II Ulangan III

T0P0 T0P1 T0P0 T0P1 T0P0 T0P1

T0P2 T0P3 T0P2 T0P3 T0P2 T0P3

T1P0 T1P1 T1P0 T1P1 T1P0 T1P1

T1P2 T1P3 T1P2 T1P3 T1P2 T1P3

T2P0 T2P1 T2P0 T2P1 T2P0 T2P1

T2P2 T2P3 T2P2 T2P3 T2P2 T2P3

T3P0 T3P1 T3P0 T3P1 T3P0 T3P1

Gambar

Tabel 1. Dosis Pemberian Pupuk Pada Tanaman Tembakau Deli.
Tabel 2. Pengaruh pH Air terhadap pH Tanah.
Gambar 1. Pengaruh pH Air Yang Berbeda Terhadap pH Tanah.
Gambar 2. Pengaruh pH Air yang berbeda terhadap Tinggi Tanaman.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media pembelajaran interaktif adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan isi materi ajar

Terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada materi passing bola basket

Oleh sebab itu peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data

Dalam usaha memenuhi keinginan konsumen, perusahaan meramalkan berapa permintaan konsumen setiap tahunnya. Peramalan permintaan akan memudahkan perusahaan dalam menentukan

Abu Hurayrah saja sebagai sahabat Nabi yang terbanyak meriwayatkan hadis mengakui EDKZD ´7LGDN DGD VHRUDQJ SXQ \DQJ hadisnya dari Rasulullah SAW lebih EDQ\DN GDULQ\D

Dalam gambar 22, terlihat bahwa laju paparan radiasi di ruang Toilet/WC pasien ini tergolong tingkat rendah dengan nilai bacaan 0,074-0,194 µSv/jam dimana laju paparan radiasi

[r]

Apabila tingkat suku bunga meningkat maka akan lebih menguntungkan berinvestasi pada deposito, sehingga harga obligasi di pasar akan mengalami penurunan, dan