• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi UIN Syahid Jakarta Terhadap Iklan Layanan Masyarakat,100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi UIN Syahid Jakarta Terhadap Iklan Layanan Masyarakat,100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON MAHASISWA DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN

SYAHID JAKARTA TERHADAP IKLAN LAYANAN

MASYARAKAT, 100 TAHUN HARI KEBANGKITAN

NASIONAL

Oleh:

Rany Ika Rahmadhani 204051002856

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

RESPON MAHASISWA DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYAHID

JAKARTA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT, 100 TAHUN

HARI KEBANGKITAN NASIONAL

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh:

Rany Ika Rahmadhani 204051002856

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata.1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta

Jakarta, 20 February 2009

(4)

RESPON MAHASISWA DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYAHID

TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT, 100 TAHUN HARI

KEBANGKITAN NASIONAL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Guna memenuhi syarat mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.SOS.I)

Oleh:

Rany Ika Rahmadhani 204051002856

Di Bawah Bimbingan

Drs. Study Rizal, LK. M A NIP. 150 262 876

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(5)

Pengesahan Panitia Ujian

Skripsi berjudul “Respon Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi UIN Syahid Terhadap Iklan Layanan Masyarakat, 100 Tahun Hari Kebangkitan

Nasional” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 06 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 06 Maret 2009

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Murodi, MA Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA

NIP: 150 254 102 NIP: 150 299 324

Penguji I Penguji II

Drs. Suhaimi. M. Si Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum.

NIP: 150 270 810 NIP: 150 244 766

Pembimbing

(6)

ABSTRAK

Rany ika rahmadhani

”Respon Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi UIN Syahid Terhadap Iklan Layanan Masyarakat, 100 Tahun Kebangkitan Nasional.”

Salah satu bagian dari iklan adalah iklan layanan masyarakat (ILM). Iklan layanan masyarakat yaitu iklan yang bersifat Non profit dan bersifat sosial. Keuntungan iklan ini adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik di tengah masyarakat, umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerapan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Jadi esensi yang membedakan iklan standar dan iklan layanan masyarakat terletak pada tujuan keuntungan yang diraih dan diharapkan.

Adapun perumusan masalah yang dikemukakan ialah: “Bagaimana Respon Mahasiswa UIN Syahid Jakarta jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Non Reguler Tahun Angkatan 2004-2007 terhadap Iklan Layanan Masyarakat Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang di perankan oleh Dedi Mizwar?”. Subjek penelitiannya adalah Iklan Layanan Masyarakat, Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang di perankan oleh Dedi Mizwar. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Syahid Jakarta jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Non Reguler Tahun Angkatan 2004-2007.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ini adalah teori stimulus respon yaitu teori-teori yang terdapat dalam komunikasi massa. Teori stimulus respon ini pada berkembang menjadi teori komunikasi dikarenakan objek materinya, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode survei. Pengolahan datanya menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, wawancara, dan dokumenter.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji serta syukur penulis penjatkan ke Hadirat Allah SWT sang maharaja dari segala raja yang telah memberikan taufiq, hidayah dan pertolongan-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir akademis di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Teriring salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman pembawa pedoman kehidupan, utusan Allah AWT pembawa amanat-Nya untuk kehidupan didunia dan diakhirat.

Syukur Alhamdulillah dengan usaha yang tidak sia-sia, semangat dan tekat yang bulat serta bantuan moral dan moril dari kedua Orang Tua, nenek, inyiak dan teman-teman tercinta, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun begitu banyak godaan, cobaan dan hambatan telah penulis hadapi.

Atas izin Allah SWT semua kesulitan dan hambatan dapat diatasi, sehingga usaha penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terimaksih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, terutama penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., sebagai Rektor yang mendapat amanah ilmiah dari Universitas Islam Negri Syarif Hidatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Murodi, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku ketua Jurusan Komunikasi dan

(8)

4. Drs. Study Rizal LK. MA selaku pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan dan sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pikiran, dukungan dalam memberikan bimbingan dan memberikan motivasi agar cepat selesai.

5. Umi Musyarofah, MA sebagai sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

6. Dra. Hj. Asriati. M. Hum selaku Ketua Koordinator Program Non Reguler Fakultas Dakwah Dan Komunikasi.

7. Dra. Hj. Musirah Nurlaily, MA selaku sekretaris Program Non Reguler Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

8. Bapak dan Ibu dosen Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, khususnya para dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi penyiaran Islam yang telah banyak membimbing penulis selama penulis dalam perkuliahan.

9. Papa Ronnie, Mama Soraya dan adikku Anisya yang tercinta dan tersayang yang telah memberikan dukungan spiritual dan material.

10. Ate Bunda Susie yang juga memberikan motivasi besar dan material lebih, agar mempercepat dalam kelulusan penulis dan penulis tidak kan melupakan akan jasa-jasanya.

(9)

kedatangan bayi kecilnya, yang telah memberikan spirit dan perhatian luar biasa kepada penulis, Thank you very much.

12. Septian Fajar Nugraha (Aa’ Thian/Ade/Kokoh) yang telah memberikan cinta dan perhatian serta pengorbanan kepada keluarga penulis hingga ke ujung pulau Jawa (karena kehabisan tiket akhirnya memakai kereta Ekonomi), “Kamu Ada Disaat Aku dan Keluarga Ku Inginkan”, thank you darling.

13. All my Friends KPI B 04’, 4 tahun merupakan hal yang mengasyikan dalam perkuliahan, Siti Komaryah, Umi, Verry, Vina, Rahmi, Nurma, Mila KD, Milati, Dado, Ervan, Irul, Tukul, Ronald, Pak Nurdin, Umar, Agin, Bedul, Ikhsan, Onky, Culo, Ozi. ”i’ll be Missing y’all”

14.Teman sejagad yang dari kecil hingga dewasa, Resa, Dede, Dwina. “Go, go, Power Gurl”. Incredible of Qualat Treep, my Bigge Thian, Sony, Resha, Dede, Iyul, Satrio, Lita Ndut, thanx for the spirit guys.

15.Dan kepada semua pihak yang belum dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat, dengan kerendahan hati ini penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan untuk itu penulis berharap menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat menambah ilmu pengetahuan, memperluas wawasan keilmuan, memberikan kontribusi positif bagi para perkembangan ilmu pengetahuan serta menambah khazanah perpustakaan.

(10)

DAFTAR ISI

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8

D. Metodologi Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka... 12

F. Sistematika Penulisan... 13

Bab II Tinjauan Teoritis ... 15

4. Iklan Layanan Masyarakat... 28

5. Iklan Televisi ... 29

Bab III Gambaran Umum Objek Penelitian... 34

A. Teks Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional ... 34

B. Produksi dan Penayangan... 35

(11)

1. Produser, sutradara, dan pengarang Puisi 100 Tahun

Hari Kebangkitan Nasional... 35

2. Sekilas tentang Dedi Mizwar Pembaca Puisi 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional... 37

c) Profil Mahasiswa Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 38

Bab IV Respon Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi Jurusan KPI Non Reguler Tahun Angkatan 2004-2007 Terhadap Iklan Layanan Masyarakat... 43

A. Identitas Responden... 43

B. Temuan Analisa Data... 45

C. Respon Mahasiswa Jurusan KPI Non Reguler Terhadap Iklan Layanan Masyarakat, Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional Yang Diperankan Oleh Dedi Mizwar ... 72

Bab V Penutup ... 74

A. Kesimpulan... 74

B. Saran-saran ... 75

Daftar Pustaka ... 77

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 43

Tabel 1.2 Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ... 44

Tabel 1.3 Responden Berdasarkan Asal Daerah... 44

TabeL 2.1 Penampilan dan Cara Pengemasan dilihat dari Status Jenis Kelamin... 45

TabeL 2.2 Penampilan dan Cara Pengemasan dilihat dari Status Pekerjaan 46 Tabel 2.3 Penampilan dan Cara Pengemasan Dalam Jumlah Keseluruhan 47 Tabel 3.1 Tanggapan Mengenai Puisi dilihat dari Status Jenis Kelamin. ... 48

Tabel 3.2 Tanggapan Mengenai Puisi dilihat dari Status Pekerjaan... 49

Tabel 3.3 Tanggapan Mengenai Puisi Dalam Jumlah Keseluruhan. ... 50

Tabel 4.1 Isi Bait Pertama dari Jenis Kelamin ... 51

Tabel 4.2 Isi Bait Pertama dari Status Pekerjaan... 52

Tabel 4.3 Isi Bait Pertama Dalam Jumlah Keseluruhan... 53

Tabel 5.1 Isi Bait Kedua dari Status Jenis Kelamin... 54

Tabel 5.2 Isi Bait Kedua dari Status Pekerjaan ... 55

Tabel 5.3 Isi Bait Kedua dalam Jumlah Keseluruhan ... 56

Tabel 6.1 Isi Bait Ketiga dari Status Jenis Kelamin ... 57

Tabel 6.2 Isi Bait Ketiga dari Status Pekerjaan ... 58

Tabel 6.3 Isi Bait Ketiga Dalam Jumlah Keseluruhan ... 59

Tabel 7.1 Isi Bait Keempat dari Status Jenis Kelamin... 60

Tabel 7.2 Isi Bait Keempat dari Status Pekerjaan... 61

(13)

Tabel 8.1 Isi Bait kelima dari Status Jenis Kelamin ... 63

Tabel 8.2 Isi Bait kelima dari Status Pekerjaan ... 64

Tabel 8.3 Isi Bait kelima dalam jumlah keseluruhan ... 65

Tabel 9.1 Isi Bait Keenam dari Status Jenis Kelamin... 66

Tabel 9.2 Isi Bait Keenam dari Status Pekerjaan... 67

Tabel 9.3 Isi Bait Keenam dalam Jumlah keseluruhan ... 68

Tabel 10.1 Isi Bait Ketujuh dari Status Jenis Kelamin ... 69

Tabel 10.2 Isi Bait Ketujuh dari Status Pekerjaan ... 70

(14)

I. Kuisioner Penelitian

Respon Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi Jurusan KPI Non

Reguler 2004-2007 Terhadap Iklan Layanan Masyarakat, Puisi

100 Tahun Kebangkitan Nasional Yang Diperankan Oleh Dedi

Mizwar

Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : L / P

Usia : <20 <25 30<

Smester :

Bekerja / Belum Bekerja :

Asal Sekolah :

Asal Daerah :

Panduan Pengisian Kuesioner

Bacalah dengan baik seluruh pertanyaan dan pilihlah jawaban berikut. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai menurut anda dengan

memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia.

Tiap-tiap jawaban yang anda utarakan sangat berharga bagi penelitian ini

Nama anda beserta isi dari kuesioner ini akan dirahasiakan dan tidak akan dipergunakan selain untuk data penelitian.

(15)

1. Bagaimana penampilan dan cara pengemasan dalam pembuatan Iklan Layanan Masyarakat puisi yang telah dibacakan oleh Dedi Mizwar?

a. Baik b. Sederhana c. Buruk

Alasannya,... ... ...

2. Bagai mana tanggapan anda mengenai puisi tersebut?

a. Bagus b. Tidak Bagus c. Biasa Saja Alasannya,... ... ...

3. Bagaimana menurut anda isi dari bait pertama (I) yang berbunyi “ Bangkit itu susah, susah melihat orang lain susah, senang melihat orang lain senang”?

a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu

Alasannya,... ... ...

4. Bagaimana menurut anda isi dari bait kedua (II) yang berbunyi “ Bangkit itu takut, takut untuk korupsi, takut untuk makan yang bukan Haknya”?

(16)

Alasannya,... ... ...

5. Bagaiman menurut anda isi dari bait ketiga (III) yang berbunyi “ Bangkit itu malu, malu menjadi benalu, malu karena meminta melulu”?

a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak Tahu

Alasannya,... ... ...

6. Bagaiman menurut anda isi dari bait keempat (IV) yang berbunyi “ Bangkit itu marah, marah martabat Bangsa dilecehkan”?

a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak Tahu

Alasannya,... ... ...

(17)

8. Bagaiman menurut anda isi dari bait keenam (VI) yang berbunyi “ Bangkit itu tidak ada, tidak ada kata menyerah, tidak ada kata putus asa”?

a. Setuju b. Tidak Setuju c. Tidak Tahu Alasannya,... ... ...

9. Bagaiman menurut anda isi dari bait ketujuh (VII) yang berbunyi “ Bangkit itu Aku, untuk Indonesia-ku”?

a. Setuju b. Tidak Setuju c. Tidak Tahu Alasannya,... ... ...

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat kita terdiri dari aneka latar balakang dan kultur yang beda. Karena itu, relitas budaya dari televisi harus diperhatikan. Media massa televisi, yang merupakan perwujudan dari budaya massa, juga perlu dilihat, sehingga acara-acara yang dimunculkan di layar kaca itu menjadi milik massa. Agar semua itu tercapai maka feed back dari masyarakat pemirsa hendaknya menjadi bahan masukan yang berharga bagi orang-orang yang menyelenggarakan siaran di televisi.1

Media massa (mass comunication), atau dalam hal ini disebut pula media jurnalistik, merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intra pribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi. Teori-teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya kepada hal-hal yang menyangkut stuktur media, hubungan media dengan masyarakat, hubungan antar media dengan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.2 Sebab komunikasi massa sendiri secara sederhana berarti kegiatan komunikasi yang menggunakan media communicating with

1

Wawan Kuswandi, komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), Cet ke-1, h. vii

2

(19)

media. Menurut bittner sebagaimana yang dikutip oleh Asep Saeful Muhtadi menyatakan bahwa komunikasi massa dipahami sebagai “message communicated through a mass medium to a large number of people,” suatu komunikasi yang dilakukan melalui media kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat-tempat yang tidak ditentukan. Jadi media massa menurutnya adalah, suatu alat transmisi informasi seperti koran, majalah, buku, radio, dan televisi, atau suatu kombinasi bentuk-bentuk media itu.3

Pada jaman Caesar, banyak toko di kota-kota besar yang telah mulai memakai tanda dan simbol atau papan nama. Itulah media utama dalam beriklan yang digunakan masyarakat Romawi pada saat itu. Setelah sistem percetakan ditemukan oleh Gutenberg pada tahun 1450 dan muncul sejumlah surat kabar mingguan, iklan semakin sering digunakan untuk kepentingan komersial.

Sebelum Gutenberg menemukan sistem percetakan pada tahun 1450, iklan sudah dikenal peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai. Pesan berantai itu disampaikan untuk membantu kelancaran jual beli dalam masyarakat, yang kala itu mayoritas masih belum mengenal huruf, dengan cara-cara barter. Dunia pemasaran menyebut pesan berantai itu sebagai the word of mouth.4

Sedangkan sejarah Iklan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh seorang Belanda yang bernama Jan Pieterzoon Coen, seorang Gubernur Belanda pada tahun 1619 hingga tahun 1629. Beliau juga adalah penerbit Bataviasche

3

Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik pendekatan teori dan praktek, (Jakarta: PT. Logos, Wacana Ilmu, 1999), h. 73

4

(20)

Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit pada tahun 1744, satu abad setelah J.P. Coen meninggal.5

Iklan merupakan salah satu elemen yang dapat dikatakan cukup penting dalam pemasaran. Iklan merupakan salah satu cara yang sering digunakan oleh produsen untuk memasarkan produk mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa periklanan merupakan salah satu elemen penting dari communication mix. Diantara elemen lainnya dalam bauran komunikasi, periklanan merupakan cara yang murah untuk meraih khalayak sasaran karena menggunakan media massa sebagai mediumnya.6

Di era globalisasi dan multi informasi ini iklan telah merambah kesetiap lorong waktu, gerak nadi dan sisi kehidupan semua lapisan manusia. Iklan dengan berbagai visi dan misi disampaikan kepada masyarakat kelas bawah hingga atas dengan meyakinkan. Mulai dari tukang obat maupun penyumbar syahwat hingga calon pejabat, mereka tidak segan-segan dan malu-malu berjanji, berorasi dan membeli dengan harga mahal jam tayang televisi dan radio maupun halaman koran dan majalah untuk menyampaikan maksutnya.7 Sayangnya iklan yang terlalu banyak dapat menyebabkan terjadinya noise (gangguan) dalam marketing karena banyaknya informasi yang diterima oleh masyarakat yang kemudian menyebabkan masyarakat menjadi kebanjiran informasi.

Masyarakat kini menjadi overcommunicated karena pikirannya berhadapan dengan komunikasi yang berlebihan.8 Keadaan terlalu banyak

5

http://iklancantik.com 6

Rajeev Batra, John G. Myers, dan David A. Aaker, Advertising Management, (London: Prentice-Hall International Inc, 1996), Cet. Ke-5. h. 73.

7

http://.Hidayatullah.com

8

(21)

informasi tersebut cenderung membuat konsumen untuk menerima informasi yang hanya sesuai dengan pengetahuan serta pengalamannya.

Iklan Layanan Masyarakat (Public Service Announcement), Salah satu bentuk dari Iklan Layanan Masyarakat lebih di tempatkan di tengah-tengah suatu acara. Iklan ini biasanya dimuat atas permintaan pemerintah atau suatu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah. Sejak awal penyiarannya, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) banyak menyiarkan iklan yang tidak dibayar semacam ini dengan bentuk yang sangat menarik.9

Iklan layanan masyarakat yaitu iklan yang bersifat Non profit dan bersifat sosial keuntungan. Iklan ini adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik di tengah masyarakat, umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerapan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Jadi esensi yang membedakan iklan standar dan iklan layanan masyarakat terletak pada tujuan keuntungan yang diraih dan diharapkan.10

Tetapi iklan seperti ini masih jarang di Indonesia. Masih banyak yang belum dipikirkan secara masak pesan dan misi yang hendak disampaikan, di samping banyak juga media yang belum menyadari pentingnya iklan ini dalam membangun masyarakat. Iklan seperti ini masih ditempatkan sekadar sebagai stopper oleh media. Artinya, prioritas pemuatannya berada di belakang. Bila semua iklan komersial yang dipesan telah masuk dan ternyata ada sisa halaman

9

Rhenald Kasali PhD, Manajemen Periklanan, ( PT. Pustaka Utama Grafiti, 1992), Cet. Ke-V, h. 121.

10

(22)

yang pas, baru iklan layana masyarakat itu bisa masuk. Dapat dibayangkan betapa terpencilnya posisi iklan layanan masyarakat. Jika dikaji lebih lanjut, akan menjadi jelas betapa pentingnya iklan layanan masyarakat ini.11

Sebuah iklan yang baik mampu menumbuhkan perasaan suka atau senang karena perasaan suka maupun tidak suka yang dimiliki konsumen terhadap sebuah iklan akan diasosiasikan dengan produk yang diiklankan tersebut.12 Dan iklan yang seperti ini akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pengiklan, bagaimana mereka harus menyampaikan pesan dengan cara yang dimengerti masyarakat.

Setiap iklan yang ditayangkan memberikan sesuatu yang berharga bagi masyarakat sesuai dengan format dan target audience yang sudah ditentukan yang pada akhirnya diharapkan dapat membentuk sikap pada merek. Tingginya terpaan iklan melalui berbagai media, membuat audience akan selektif dalam memperhatikan pesan yang coba di sampaikan karena manusia cenderung untuk melihat hanya apa yang dilihat dan mendengar apa yang dia dengar.13

Kita dapat membuat produk atau merek menjadi menonjol dalam periklanan, salah satunya dengan menggunakan daya tarik para figur masyarakat, seperti, seorang bintang televisi, aktor atau aktris, atlet, ilmuan dan sebagainya. Selebritis (aktor, aktris, entertainer, atlit) adalah pribadi yang dikenal masyarakat untuk mendukung suatu produk.14

11

Rhenald Kasali PhD, Manajemen Periklanan, ( PT. Pustaka Utama Grafiti, 1992), Cet. Ke-V, h. 201

12

Batra. Rajeev. David A. Aaker. Mayers G.John. Advertising Management, (Upper Sadle River.New York :Prentice-Hall.Inc,1996) Cet. Ke-5. h. 293.

13

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) h. 53.

14

(23)

Peneliti melihat dalam salah satu Iklan Layanan Masyarakat Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang di perankan oleh Dedy Mizwar. Dimana iklan yang mengakat sisi Nasionalisme yang dipelopori oleh Budi Utomo ini mengingatkan kita kembali akan proses kebangsaan yang mengacu pada bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dalam hal ini iklan disampaikan dalam bentuk sastra, dengan memiliki kata-kata yang negatif kemudian dilanjutkan dengan kalimat yang justru membuat kata negatifitu menjadi positif.

Arti dari Hari Kebangkitan Nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun meskipun kita dari suku, agama, ras dan tempat yang berbeda.15

Dari proses perjalanannya, Budi Utomo dapat dipandang sebagai pelopor pergerakan nasional untuk melawan penjajah. Organisasi ini berdiri karena timbulnya suatu kesadaran akan keterbelakangan yang diakibatkan oleh kolonialisme dan tradisionalisme. Bangsa Indonesia akan ketidaksamaan hak (diskriminasi) antara penjajah dan bangsa terjajah. Keterbelakangan itu menimbulkan keinginan untuk maju dan terbebas dari penjajahan. Dengan melalui berbagai proses yang panjang akhirnya bangsa Indonesia mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan sampai saat ini.16

Dalam Al-Qur’an, surat Al-Hujuraat ayat 13 dikatakan bahwa,

15

http://www.google.com. Artikel “Arti dari Hari Kebangkitan Nasional Budi Utomo”.

16

(24)

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di

antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha tahu lagi Maha Mengenal.”

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti respon dari mahasiswa terhadap puisi yang dibacakan oleh Dedi Mizwar mengenai Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Hal ini peneliti merasa tertarik untuk mengambil judul skripsi ”Respon Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi UIN Syahid Terhadap Iklan Layanan

Masyarakat, 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

(25)

yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan nilai seseorang terhadap sesuatu yang akan timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang dikemukakan ialah: “Bagaimana Respon Mahasiswa UIN Syahid Jakarta jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Non Reguler Tahun Angkatan 2004-2007 terhadap Iklan Layanan Masyarakat Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang di perankan oleh Dedi Mizwar?”

Subjek penelitiannya adalah Iklan Layanan Masyarakat, Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang di perankan oleh Dedi Mizwar. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Syahid Jakarta jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Non Reguler Tahun Angkatan 2004-2007.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai adalah: Untuk Menggambarkan Respon Mahasiswa jurusan KPI Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi Tahun Angkatan 2004-2007, terhadap Iklan Layanan Masyarakat Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang di perankan oleh Dedi Mizwar.

Adapun manfaat penelitian ini ialah: 1. Signifikasi Teoritis

(26)

ilmu-ilmu sosial lainnya, khususnya dalam bidang ilmu Dakwah dan Komunikasi.

2. Signifikasi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis, sehingga bisa memperdalam perkembangan ilmu komunikasi khususnya di bidang periklanan, serta menambah kreatifitas dan wawasan baru bagi penerus ilmu komunikasi mendatang.

D. Metodologi Penelitian

1. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa menarik faktor-faktor dan informasi dari data lapangan yang ditemui secara angka dengan melihat inti objek penelitian berdasarkan tingkat beragam dalam data lapangan yang bisa didapat secara akurat, tepat dan terpercaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, karena dengan menggunakan metode survei, peneliti dapat mengetahui Respon Mahasiswa jurusan KPI Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi Tahun Angkatan 2004-2007, terhadap Iklan Layanan Masyarakat Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang di perankan oleh Dedi Mizwar. Metode survei merupakan metode data yang ada pada saat penelitian dilakukan. Data dapat dikumpulkan melalui beberapa tekhnik, seperti quesioner atau angket dan pengamatan atau observasi. 2. Tekhnik Pengumpulan Data

(27)

rupa dan memberikan pertanyaan berupa close/open quesioner (pertanyaan terbuka dan tertutup) dengan mengisi a,b,c,d dan menambahkan alasan.

b. Dokumentasi, dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai hal yang akan diteliti, dan juga yang berhubungan dengan objek penelitian. Peneliti mengambil mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan KPI yang masih aktif pada tahun angkatan 2004-2007. Dan peneliti mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan data melaui buku-buku, internet, dan referensi lainnya dengan literatur yang relefan dengan pokok permasalahan.

3. Populasi dan Sample Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Syahid Jakarta Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Non Reguler Tahun Akademik 2004-2007 berjumlah 142 mahasiswa. Adapun cara pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan Random Sampling atau sampel acak yaitu, karena didalam pengambilan sampelnya peneliti “mencampur” subjek-subjek didalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama.17

Berdasarkan pendapat tersebut dalam penelitian ini diambil sample sebesar 15% dari populsi 142 orang. Jadi pengambilan sample dalam penelitian ini sebanyak 22 orang dari Mahasiswa UIN Syahid Jakarta jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Non Reguler Tahun Angkatan 2004-2007.

4. Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan dengan penelusuran melalui literatur penelitian secara langsung, kemudian menganalisanya secara deskriptif. Deskriptif adalah

17

(28)

data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian diproses dengan beberapa tahapan, sebagai berikut:

a. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban yang diperoleh dari angket, lalu dijumlahkan sesuai dengan pengelompokannya.

b. Tabulating, yaitu dengan menjawab jawaban selanjutnya yang dinyatakan dalam bentuk tabel, sebelumnya diberi kode dan dihitung prosentasenya, sehingga dapat diketahui kecendrungan tiap-tiap alternatif jawaban.

c. Kesimpulan, yaitu memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penafsiran data.

Prosentase, data yang diperoleh dan deskripsi kualitatif kemudian diolah menjadi analisa statistik deskriptif dengan menggunakan statistik persentase sebagai berikut:

P = F / N X 100%

Keterangan:

P= Besarnya Persentase

F= Frekuensi (Jumlah Jawaban Responden) N= Jumlah Responden18

Adapun tekhnik penulisan skripsi ini, berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah, yang diterbitkan UIN Syahida Jakarta CeQDA tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

18

(29)

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada skripsi-skripsi yang pernah membahas permasalahan seputar respon mengenai iklan. Adapun skripsi yang pernah membahas permasalahan tersebut diantaranya, “Respon Mahasiswa Jurusan KPI Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Syahid Jakarta Terhadap Fenomena Poligami AA Gym Pada Acara “Topik Minggu Ini” Liputan 6 Edisi 6 Desember 2006 Di Stasiun Televisi SCTV”, dan “Respon Masyarakat Patal Senayan Terhadap Tayangan Bintang Iklan Sabun Lux Di Televisi”. Sedangkan penulis mengambil judul tentang “Respon Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi Jurusan KPI Non Reguler 2005-2006 Terhadap Iklan Layanan Masyarakat, Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional Yang Diperankan Oleh Dedi Mizwar”, ditulis oleh Rany Ika Rahmadhani NIM: 104051001770 Jurusan Komusikasi dan Dakwah.

Meskipun penulis melakukan rujukan terhadap skripsi tersebut diatas, penelitian yang di lakukan penulis tetaplah berbeda. Dalam hal ini penulis membahas tentang faktor-faktor yang menyebabkan adanya respon dan respon apa yang diberikan oleh Mahasiswa UIN Syahid Jakarta jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Non Reguler Tahun Akademik 2004-2007 tentang Puisi 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

(30)

Bab II Tinjauan Teoritis

Membahas tentang ruang lingkup respon meliputi pengertian, macam-macam dan faktor-faktor respon. Metode pada iklan meliputi, pengertian, jenis-jenis, proses pembuatan, daya tarik dan konseptual pada iklan.

Bab III Gambaran Umum Objek Penelitian

Membahas sekilas tentang profil Ipang Wahid, Dedi Mizwar. Dan profil Mahasiswa KPI Dakwah dan Komunikasi Syahid Jakarta meliputi, sejarah singkat, visi misi, tujuan dan kompetensi jurusan KPI, serta struktur organisasi meliputi, susunan dan bagan organisai.

Bab IV Interpretasi Data Meliputi

Respon Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi Jurusan KPI Non Reguler Tahun Akademik 2004-2007 Terhadap Iklan Layanan Masyarakat Isi Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional Yang Diperankan Oleh Dedi Mizwar, membahas hasil penelitian..

Bab V Penutup

(31)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Respon

Ruang lingkup respon terbagi atas, pengertian respon, macam-macam respon, dan teori stimulus respon.

1. Pengertian Respon

Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Respon adalah tanggapan, reaksi, atau jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.19

Sedangkan dalam Kamus Lengkap Psikologi disebutkan bahwa “Respon adalah sebarang proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh suatu perangsang atau berarti satu jawaban, khususnya satu jawaban bagi pertanyaan tes atau satu kuisioner, atau bisa juga berarti sebarang tingkah laku, baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah maupun yang tersembunyi atau tersamar.20

Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan di sebutkan bahwa “Respon adalah reaksi psikologia-metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan, ada yang bersifat

19

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3, h. 585.

20

(32)

otonomis seperti refleksi dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat terkendali.21

Sama halnya dengan pengertian di Kamus Besar Bahasa Indonesia, menurut Poerwadarminta, Respon diartikan sebagai tanggapan, reaksi dan jawaban.22 Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi. Dan menurut Ahmad Subandi, mengemukakan respons dengan istilah umpan balik (feed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.23

Agus Sujanto mengemukakan bahwa, yang disebut tanggapan adalah gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati.24 Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat (yang tertinggal) dari pengamatan. Jadi, pengertian tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengamatan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi, tenggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang waktu pengamatan. Jadi jika proses pengamatan sudah berhenti hanya kesannya saja. Peristiwa itu disebut sebagai “tanggapan”.25

Respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi merupakan jalinan proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan efisien, apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.

21

D. Save Dasun, kamus besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 1997), Cet. Ke-1, h. 964.

22

Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999), Cet. Ke-3, h.43.

23

Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. Ke-2, h. 50.

24

Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. Ke-2, h. 31.

25

(33)

2. Macam-Macam Respon

Subjektifitas manusia berada secara bebas dalam bidang stimulus yang mereka terima maupun yang mereka hasilkan. Titik berat perspektif ini pada teori belajar yang memandang bahwa perilaku manusia seperti suatu rangkaian Stimulus - Respon (S-R). Setiap orang dapat memodifikasi stimulus yang mereka terima (pesan dimodifikasi oleh stimulus yang diterimanya). Perilaku manusia pertama-tama dilukiskan sebagai sesuatu yang sederhana ini segera dimodifikasikan dengan memperbesar tekanan pada organisme (O). Perilaku manusia dari notasi itu di tulis dalam S-O-R. Ketika ilmuwan menjelaskan bahwa organisme sangat aktif sebagai penangkap stimulus dalam hal ini (O) menunjukan adanya pemprosesan mental atau penyaringan konsep yang terjadi dalam organisme manusia.26

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi, kalau kemudian menjadi teori komunikasi, tidak mengherankan karena, objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Dalam proses komunikasi berkenan dengan sikap adalah aspek “How” bukan “What” atau “ Why”. Dalam hal ini How To Change The Attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan

26

(34)

mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.

Proses berikutnya komunikan mengerti kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengelola dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.27

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: Pesan (stimulus, S), Komunikan (organism, O), dan Efek (Respon, R)28.

Dalam bentuk eksperimen, penelitian dengan model ini dilakukan Hovland. Model ini juga sering disebut “Bullet Theory” (teori peluru) karena komunikasi dianggap secara pasif menerima pesan-pesan komunikasi. Bila kita menggunakan komuniktor yang tepat, pesan yang baik, atau media yang benar. Komunikasi dapat diarahkan kehendak kita, karena behaviorisme amat mempengaruhi model ini, DeFleur menyebutnya sebagai “The Mechanistic” S-R Theory”.29

Teori S–O–R adalah salah satu aliran yang mewarnai teori-teori yang terdapat dalam komunikasi massa. Aliran ini beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton atau pendengar).30

27

Onong Uchjana Efendi, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Adytia Bakti, 2003), Cet. Ke-3, h. 254-256

28

Ibid., h. 256

29

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet ke-12, h. 62

30

(35)

Perinsip stimulus respon pada dasarnya merupakan suatu perinsip belajar yang sederhana, di mana efek merupakan reaksi terhadap stimulti tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah pesan (stimulus), seseorang atau receiver (organisme), dan efek (respon).31

3. Jenis-jenis Respon

Respon yang berarti efek atau tanggapan, yang berasal dari perkembangan penelitan efek komunikasi massa. Menurut Steven M. Chafee, ada tiga pendekatan dalam melihat efek media massa, pendekatan yang pertama yaitu kecendrungan melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan maupun media itu sendiri, sedangkan pendekatan kedua yaitu melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa, baik itu dari penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan perilaku, atau dengan istilah lain, perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa, seperti indivdu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa.32

Dalam hal ini, perubahan kognitif, afektif, dan behavioral disebut juga sebagai respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif (behavioral). Berikut ini adalah penjelasan dai jenis-jenis respon tersebut:

1. Kognitif Respon, ialah respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan, keterlampilan, dan informasi seseorang mengenai

31

Ibid., h. 514

32

(36)

sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

2. Afektif Respon, ialah yang berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang di senangi khalayak terhadap sesuatu. 3. Konatif Respon, ialah respon yang berhubungan dengan perilaku

nyata, yang meliputi tindakan, kegiatan atau kebiasaan berprilaku.33 Seseorang yang melakukan tanggapan satu waktu menerima bersama sama stimulus. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat, apabila stimulis tidak cukup kuat agaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batasan kekuatan minimal dari stimulus, agar stimulus dapat memindahkan kesadaran pada individu tersebut ambang stimulus. Kurang dari kekuatan tersebut individu tidak akan menyadarinya.34

B. Sekilas Tentang Iklan

1. Sejarah Iklan

Sebelum Gutenberg menemukan sistem percetakan pada tahun 1450, iklan sudah dikenal peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai. Pesan berantai itu disampaikan untuk membantu kelancaran jual beli dalam masyarakat, yang kala

33

Rakhmat Jalaludin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Ras Kadarya, 1999), h. 218

34

(37)

itu mayoritas masih belum mengenal huruf, dengan cara-cara barter. Dunia pemasaran menyebut pesan berantai itu sebagai the word of mouth.

Selangkah lebih maju dari peradaban lisan, manusia mulai menggunakan sarana tulisan sebagai alat penyampaian pesan. Ini berarti pesan iklan sudah dapat dibaca berulang-ulang dan dapat disimpan. Saat ini pun kita masih bisa menyaksikan sisa-sisa peradaban itu berupa peninggalan barusia 3000 tahun yang berisikan iklan pengumuman tentang budak yang lari dari tuannya. Sementara itu dalam masyarakat Yunani dan Romawi, ketika itu iklan pada Terakota dan Perkamen sudah mulai digunakan untuk kepentingan lost and found.35

Iklan tulis mulai dikenal sejak zaman Yunani kuno. Ketika itu, iklan berisi mengenai budak-budak yang melarikan diri dari tuannya atau mengenai penyelenggaraan pertandingan Gladiator, pada masa ini iklan hanyalah berupa surat edaran. Beberapa waktu kemudian barulah muncul metode periklanan yang ditulis dengan tangan dan dengan kertas yang lebih besar di Inggris. Iklan pertama yang dicetak di Inggris ditemukan pada Imperial Intelligencer Maret pada tahun 1648, sampai tahun 1850-an. Di Eropa iklan belum sepenuhnya dimuat di suratkabar. Kebanyakan masih berupa pamflet, leaflet, dan brosur. Iklan majalah pertama muncul dalam majalah Harper tahun 1864.36

Kemudian bentuk iklan mengalami perkembangan menjadi relief-relief yang diukir pada dinding-dinding. Penggalian puing-puing Herculaneum membuktikan hal itu, yakni ketika ditemukan gambar dinding yang mengumumkan rencana penyelenggaraan pesta pertarungan Gladiator. Pada jaman Caesar, banyak toko di kota-kota besar yang telah mulai memakai tanda

35

Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Percetakan PT Anem Kosong Anem, 1995), Cet ke-V, h. 3

36

(38)

dan simbol atau papan nama. Itulah media utama dalam beriklan yang digunakan masyarakat Romawi pada saat itu. Setelah sistem percetakan ditemukan oleh Gutenberg pada tahun 1450 dan muncul sejumlah surat kabar mingguan, iklan semakin sering digunakan untuk kepentingan komersial.

Melalui iklan orang dapat mempelajari sejarah peradaban manusia pada suatu masa. Pada awal abad ke 16 dan 17, yang banyak ditampilkan adalah iklan tentang budak belian, kuda (pada masa itu belum ada mobil), serta produk-produk baru seperti buku dan obat-obatan. Munculnya iklan buku dan obat-obatan ketika itu menunjukan bahwa waktu itu orang sudah memperhatikan kesehatan dan pendidikan.37

Sedangkan sejarah Iklan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh seorang Belanda yang bernama Jan Pieterzoon Coen, seorang Gubernur Belanda pada tahun 1619 hingga tahun 1629. Beliau juga adalah penerbit Bataviasche Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit pada tahun 1744, satu abad setelah J.P. Coen meninggal.38

2. Pengertian Iklan

Iklan adalah segala bentuk pengajaran non personal dari promosi ide, barang atau jasa oleh sebuah perusahaan tertentu yang disajikan di dalam media massa maupun media elektronik.39

Iklan adalah pesan-pesan yang disampaikan oleh perseorangan, kelompok perusahaan atau badan-badan pemerintah dalam suatu harian, penerbitan berkala

37

Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Percetakan PT Anem Kosong Anem, 1995), Cet ke-V, h. 3

38

http://iklancantik.com

39

(39)

barang cetakan yang diedarkan secara luas (seperti buku telepon, buku-buku pameran, dan sebagainya) atas dasar pembayaran.40

Otto klepper (1986), seorang ahli periklanan terkenal asal Amerika, merupakan orang yang berjasa besar dalam menurut asal muasal istilah Advertising. Dalam bukunya yang berjudul Advertisng Procedure, dituliskan bahwa istilah advertising berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain salah satunya pengertian komunikasi adalah mengoperkan pesan dari satu pihak ke pihak lain, baik melalui lisan, media cetak, radio, televsi, komputer, media luar ruang dan sebagainya.41

Iklan adalah berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan. Atau juga dapat bermakna sebagai pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang dan jasa yang dijual dipasang di dalam media massa, seperti surat kabar dan majalah. Iklan adalah penyampaian pesan untuk khalayak sasaran tertentu.42

Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbeda-beda. Di Amerika dan Inggris disebut dengan Advertising, yang berarti produk dari kekuatan-kekuatan besar yang membentuk masyarakat modern, dimulai dengan mesin cetak.43 Di Perancis disebut Reclamare yang berarti meneriakan sesuatu secara berulang-ulang. Bahasa belanda menyebutnya Advertentie. Bahasa-bahasa latin menyebutnya dengan Advertere yang berarti berlari menuju ke depan, sementara bahasa arab menyebutnya dengan i’lan. Tampaknya istilah dari arab

40

Ensiklopedia Indonesia Vol.III,1998, h. 1376

41

Rendra Widyatam, Pengantar Periklanan, (Jakarta: Buana Pustaka Indonesia, 2005), Cet ke-1, h. 13

42

Kasiyan, Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan (Yogyakarta: PT. Ombak, 2008), Cet ke-1, h. xxvii

43

(40)

inilah (yaitu i’lan yang oleh karena menggunakan lidah indonesia, melafalkan menjadi iklan) kemudian di adopsi kedalam bahasa indonesia untuk menyebut Advertensi. Istilah periklanan di indonesia menurut catatan bedjo rianto pertama kali di perkenalkan oleh Soedardjo Tjkor Rosisworo. Seorang tokoh pers nasional pada tahun 1951 untuk menggantikan istilah advertentie atau advertising agar sesuai dengan semangat penggunaan bahasa indonesia.

Soedarjo lebih memilih rujukan dari bahasa Arab untuk menyebut advertentie atau reklame. Ia melafazkan kata I’lan dalam bahasa arab untuk di ucapkan ke dalam lidah orang indonesia sebagai iklan, Istilah inilah yang sampai sekarang populer digunakan. Pilihan soedarjo atas istilah I’lan tersebut di dasari oleh semangat anti barat, khususnya belanda yang menjajah bangsa indonesia saat itu. Semangat anti belanda itu tidak saja di wujudkan dengan pertempuran mengusir belanda dari tanah air, namun juga di perlihatkan dengan tidak menggunakan istilah-istilah dari bahasa belanda. Pencarian istilah dari bahasa Arab. Pemilihan istilah dari Bahasa Arab lebih dipilih karena faktor penyebaran agama Islam yang begitu pesat di Indonesia ketika itu, yang menjadikan keudayaan Arab lebih diterima oleh masyarakat sehingga istilah I’lan diadopsi sampai sekarang.44

Menurut organisasi professional semacam AMA (The American Marketing Association). Disebutkan oleh AMA bahwa iklan merupakan setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan dan layanan yang bersifat non personal atas tanggungan sponsor. bentuk

44

(41)

presentasi dan promosi dari ide, barang dan jasa yang bersifat non-personal dan menggunakan pembayaran oleh sponsor yang teridentifikasi.45

Pertumbuhan iklan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh modal swasta di sektor perkebunan dan pertambangan pada tahun 1870. Pada jaman ini, beredar iklan brosur untuk pertama kalinya. Iklan tersebut berisi promosi perusahaan komersial. Selain brosur, digunakan pula iklan display. Pada awal abad 20, biro reklame mulai bermunculan walau tidak bertahan lama karena masalah perekonomian. Biro reklame pada masa itu dapat dikelompokkan dalam kategori besar (biasanya dimiliki oleh orang Belanda), menengah, dan kecil (dimiliki oleh orang Tionghoa dan bumiputera). Biro reklame Indonesia kembali bangkit sekitar 1930-1942. Iklan yang dikeluarkan semakin beragam (pencarian kerja, pernikahan, kematian, serta perjalanan). Iklan juga sempat menjadi sarana propaganda Jepang di Indonesia. Berbagai poster dan selebaran mengkampanyekan Jepang sebagai “Pelindung, Cahaya, dan Pemimpin”.46

3. Jenis-Jenis Iklan

Menurut Bittner (1986), ada 2 jenis iklan yaitu, iklan standar & iklan layanan masyarakat. Iklan standar adalah iklan yang di tata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui media periklanan. Tujuan dari iklan ini yaitu untuk merangsang motif dan minat para pembeli serta untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomi atau dengan kata lain iklan ini dapat di sebut dengan iklan komersil.

45

Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Percetakan PT Anem Kosong Anem, 1995), h 10.

46

(42)

Sedangkan iklan layanan masyarakat yaitu iklan yang bersifat Non profit dan bersifat sosial keuntungan. Iklan ini adalah berusaha mendapatkan atau membentuk citra baik di tengah masyarakat, umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerapan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Jadiesensiyang membedakan iklan standar dan iklan layanan masyarakat terletak pada tujuan keuntungan yang diraih dan diharapkan.47

Alo Liliweri (1992) juga membaginya dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu:

1. Iklan komersial: adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa yang dimuat atau disiarkan melalui media audio (radio) atau audiovisual (televisi), dalam bahasa Inggris biasa disebut commercial saja.

Iklan Non Komersial: banyak jenis-jenisnya, termasuk iklan undangan tender, orang hilang, lowongan kerja, duka cita, dan sebagainya. Iklan non komersial merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan “manjual gagasan” atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat (public service), disebut Iklan Layanan Masyarakat (ILM) atau Public Service Advertising (PSA).

2. Iklan Corporate: adalah iklan yang bertujuan citra (image) suatu perusahaan yang pada akhirnya tentu diharapkan juga membangun

47

(43)

citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.48

Secara umum pembagian menurut praktisi periklanan, iklan berdasarkan media yang digunakan dapat dikelompokan dalam dua kategori besar, yaitu iklan above the line dan iklan bellow the line.

Iklan media above the line adalah media yang bersifat massa. Massa yang dimaksut adalah bahwa khalayak sasaran berjumlah besar, antara satu sama lain tidak saling kenal dan menerpa pesan iklan secara serempak. Beberapa media yang masuk dalam kategori ini adalah: surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio, film, dan media interaktif internet.

Sedangkan iklan bellow the line adalah iklan yang menggunakan media khusus. Media khusus dalam iklan ini adalah: poster, spanduk, baliho, bus panel, bus stop, point of purchase (POP), stiker, shop sign, flayers, hanging display, dan sebagainya.49

Iklan juga dibagi dalam kategori jenis media yang dipakai, yaitu:

1. iklan media cetak, yaitu iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi, diantaranya: iklan baris, iklan kolom, iklan advertorial, dan iklan display.50

2. iklan media elektronik, yaitu iklan yang menggunakan media berbasis perangkat elektronik. Iklan elektronik dapat dibagi dalam 4 jenis, yaitu:

48

Agus S. Madjadikara, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004). h. 17-18

49

Rendra, Pengantar Periklanan, h. 76

50

(44)

iklan radio, iklan televisi, iklan film, dan iklan yang dipasang dalam media jaringan atau internet.51

4. Iklan Layanan Masyarakat

Di negara-negara maju iklan telah dirasakan manfaatnya dalam menggerakkan solidaritas masyarakat manakala menghadapi suatu masalah sosial. Dalam iklan tersebut disajikan pesan-pesan sosial yang dimaksudkan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum.

Iklan seperti ini disebut Iklan Layanan Masyarakat atau (ILM). Iklan seperti ini memang jarang di Indonesia. Masih banyak yang belum dipikirkan secara masak pesan dan misi yang hendak disampaikan. Disamping banyak juga media yang belum menyadari pentingnya iklan ini dalam membangun masyarakat.

Iklan seperti ini masih ditempatkan sekedar sebagai stopper oleh media. Artinya, prioritas pemuatannya berada dibelakang. Bila semua iklan komersial yang dipesan telah masuk dan ternya ada sisa halaman yang pas. Baru ILM itu bisa masuk. Dapat dibayangkan betapa terpencilnya posisi ILM.52

Melalui ILM orang bisa diajak berkomunikasi guna memikirkan sesuatu yang bersifat memunculkan kesadaran baru yang bersumber dari nurani individual maupun kelompok. Di antaranya, hal-hal yang berorientasi tentang lingkungan hidup, sosial kemasyarakatan dan kebudayaan.

(45)

Televisi adalah salah satu media yang bisa digunakan untuk pemasangan iklan. Definisi dari iklan televisi menurut Charles J. Dirksen adalah pesan penjualan yang disiarkan oleh pengiklan pada program yang telah disponsori atau selama break pada saat acara sedang berlangsung.53

Iklan televisi adalah sebuah aktivitsas di dalam dunia komunikasi, karenanya cara kerja iklan juga menggunakan prinsip komunikasi. Iklan televisi adalah media untuk mengkomunikasikan individu (masyarakat pemirsa) dengan materi produk yang diiklankan. Dan untuk membangkitkan citra produk yang diiklankan, maka digunakan simbol-simbol untuk membangun citra, serta makna dan kesadaran terhadap sebuah realitas sosial.

Dengan realitas sosial iklan televisi, penciptaan realitas dilakukan bersama-sama antara pencipta iklan dan media televisi. Dengan kata lain individu tidak sendirian menciptakan realitas, namun penciptaan itu dibantu oleh kekuatan media, bahkan tanpa media televisi sekalipun realitas itu tidak ada. Dengan demikian, realitas iklan televisi hanya ada dalam media televisi, baru kemudian terjadi proses decoding dan recoding oleh pemirsa saat dan setelah ia menonton televisi. Proses ini berlangsung didalam kognisi pemirsa dan membantuk theater of mind didalam pikiran mereka.54

Iklan televisi memiliki dua komponen penting, yaitu: audio dan video. Video/visual adalah elemen iklan yang terlihat dalam layar televisi. Komposisi visual umumnya lebih mendominasi karena mengkomunikasikan suatu ide, pesan atau citra, serta lebih menarik perhatian audience.

53

Charles J.Dirksen dan Arthur Kroeger, Strategic Brand Management, (New Jersey: Prentice Hall, 1995), h. 478.

54

(46)

a. Elemen Video

Elemen video dari iklan televisi adalah apa yang bisa dilihat pada layar televisi. Bagian visual yang ditampilkan melalui video umumnya mendominasi iklan televisi. Elemen visual ini mampu menarik perhatian audiens sekaligus menyampaikan ide, pesan dan image. Untuk itu tim kreatif sangat mengandalkan unsur visual untuk menyampaikan konsepnya.

b. Elemen Audio

Elemen audio televisi terdiri dari musik, suara dan sound effects, atau kombinasi dari keseluruhan elemen tersebut. Penggunaan ketiganya berbeda karena harus dihubungkan dengan bagian visualnya. Suara yang digunakan dalam iklan televisi bisa berbentuk direct presentation, percakapan atau voice-over.

Dalam kamus besar bahasa indonesia di sebutkan bahwa “Televisi adalah sistem pencarian gambar yang di sertai dengan bunyi (Suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang menggubah cahaya (Gambar) dan bunyi (Suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang di dengar pesawat penerima gambar siaran televisi.55

Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokan dalam beberapa jenis iklan, yaitu:

a. live Action, adalah video klip yang melibatkan unsur gambar, suara, dan gerak secara bersamaan. Live action yang paling banyak diperlihatkan

55

(47)

dalam iklan televisi adalah berupa cuplikan kehidupan sehari-hari masyarakat.

b. Superimposed, bentuk iklan televisi dalam bentuk gambar iklan yang diperlihatkan di atas gambar lain, dalam hal ini ketika gambar yang muncul biasanya diperlihatkan diujung layar, baik atas, kiri bawah, kanan atas dan kanan bawah, sementara siaran televisi tetap berlangsung. Umumnya durasi iklan superimposed berkisar antara 5 sampai dengan 10 detik.

c. Animation, merupakan iklan yang dibangun berdasarkan gambar-gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi), yang digambar dengan keterampilan tangan maupun animasi komputer.

d. Stop Action, adalah iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara teknik live action (gambaran kehidupan sehari-hari) dan teknik animasi gambar sehingga memberikan dengan baik dan menarik. Stop Action banyak digunakan untuk mengiklankan produk makanan, minuman, obat-obatan, dan sebagainya.

e. Musik, yaitu iklan televisi yang disampaikan melalui musik sebagai media penyampaian pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah alunan musik sebagai kekuatan utama iklan. Jadi musik yang digunakan bukan sekedar sebagai pengiring ilustrasi pesan iklan, melainkan pesan iklan tersebut disampaikan dengan menggunakan musik.

(48)

mendominasi. Sponsor program dapat dilakukan dengan cara blocking time, yaitu cara dimana sponsor membeli waktu siaran televisi selama durasi tertentu dimana waktu yang dibelinya tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan iklan.

g. Caption, bentuk dari iklan televisi yang menyerupai superimpose. Bedanya, dalam caption, pesan yang digunakan hanya berupa tulisan saja yang muncul di layar bawah. Biasanya berfungsi untuk menerangkan bahwa busana make-up yang dikenakan oleh presenter adalah dari perusahaan tertentu.

h. Ad Lib, yaitu iklan yang disampaikan dan diucapkan oleh penyiar secara langsung, baik diantara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan oleh pembawa program acara tertentu.

i. Promo Ad, adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk mempromosikan acara-acaranya dengan harapan pemirsa tertarik menonton acara yang ditayangkan, sehingga program acara tersebut mendapatkan jumlah pemirsa yang cukup banyak, sehingga program acara tersebut mendapatkan jumlah pemirsa yang cukup banyak. Jika rating pemirsa tinggi, maka pengiklan akan berminat memasang iklan pada acara tersebut.56

Sebagaimana diketahui, iklan televisi adalah wacana publik dalam ruang sosiologi yang telah menghidupkan diskusi-diskusi tanpa henti dikalangan anggota masyarakat. Sekilas wacana iklan televisi ini menunjukan adanya kekuatan media (khususnya televisi) dalam realitas masyarakat.

56

(49)
(50)

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Teks Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional

Pada saat Dedi Mizwar membacakan puisi 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional, beliau sedang duduk kursi sederhana, dengan latar dinding hitam polos, dan membacakan puisi 100 Tahun Hari Kebangkitan nasional dengan penghayatan yang mendalam.

Berikut ini adalah kutipan dari iklan layanan masyarakat mengenai puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang telah dibacakan oleh Dedi Mizwar:

Bangkit itu Susah...

Susah melihat orang lain susah Senang melihat orang lain senang

Bangkit itu Takut... Takut untuk korupsi

Takut untuk makan yang bukan haknya

Bangkit itu Malu... Malu menjadi benalu Malu karena minta melulu

Bangkit itu Marah...

(51)

Bangkit itu Mencuri...

Mencuri perhatian dunia dengan prestasi

Bangkit itu Tidak ada... Tidak ada kata menyerah Tidak ada kata putus asa

Bangkit itu Aku untuk INDONESIA-ku

B. Produksi dan penayangan

Produksi Iklan layanan masyarakat, 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang diperankan oleh Dedi Mizwar muncul ketika sebelum tanggal 20 mei 2009 lalu sudah beredar. Iklan ini meliputi durasi pemutaran 0,53 detik 2.989 kb. Penayangan dalam iklan ini terdapat di stasiun televisi indonesia terdiri dari RCTI, SCTV, ANTV, TV 7, TRANS TV, TPI, INDOSIAR, dan TVRI.

C. Tentang Pengarang

Dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional, tidak sedikit produk-produk dalam pemasaran iklan televisi menyangkut pautkan produk-produk mereka kedalam tema Hari Kebangkitan Nasional ataupun iklan layanan masyarakat itu sendiri. Adapun pihak yang bersangkutan dalam pembuatan Iklan Layanan Masyarakat puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional meliputi:

a. Produser, Sutradara dan Pengarang Puisi 100 Tahun Hari

(52)

Dalam suatu konsep yang bertujuan untuk memberikan informasi dan

penerapan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan iklan

standart dan iklan layanan masyarakat terletak pada tujuan keuntungan yang

diraih dan diharapkan, dalam pembuatan Iklan Layanan Masyarakat 100 Tahun

Kebangkitan Nasional Yang Diperankan Oleh Dedi Mizwar.

Adapun seorang Ipang Wahid terlahir di komunitas salah satu organisasi

Islam terbesar di Indonesia Nahdatul Ulama (NU) yang menjadikan Iklan

Layanan Masyarakat 100 Tahun Kebangkitan Nasional sebagai Produser,

Sutradara, dan pengarang puisi tersebut. Pria kelahiran Jakarta, 25 Februari 1969

ini, adalah putra sulung seorang tokoh besar NU Solahudin Wahid.57

Meski terlahir di komunitas santri, Irfan Wahid, demikian nama

sebenarnya dari Ipang Wahid, lebih memilih jalur seni dalam mengisi dan

mengekpresikan kehidupannya. Ia mempelajari design grafis di Institut Kesenian

Jakarta (IKJ). Selepas dari IKJ pada tahun 1991, Ipang melanjutkan studinya ke

The Art Institute of Seattle Amerika, untuk mempelajari musik dan bisnis video.

Berbekal pendidikan di IKJ, keponakan mantan Presiden Abdurrahman

Wahid ini merambah dunia periklanan dengan mengambil posisi sebagai

sutradara. Di bidang ini, ratusan iklan telah lahir sebagai buah karyanya. Berbagai

penghargaan di dunia periklanan pun ia kantongi dan tidak sedikit Ipang Wahid

menyutradarai Iklan ternama.

Tak putus di situ, ia pun merambah dunia pertelevisian dengan

memproduksi berbagai acara yang penuh nuansa Islami dan sosial, di antaranya

“Naik Haji Gratis”, “Renovasi Sekolah” yang ia garap besama bersama Helmy

57

(53)

Yahya. Dan tak berlama lama lagi akan muncul tayangan “Kafe Dakwah”

berkolaborasi dengan Ust. Arifin Ilham.

Berbekal kemampuan yang dimilikinya, ia pun menjadi Konsultan

Komunikasi. Salah satu mitranya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia

menjadi Koordinator Public Relation (PR) Fraksi PKS, dan juga duduk sebagai

anggota Dewan Pakar PKS. Ipang mengakui, senang berada di PKS, karena

banyak kontribusi yang ia berikan. Dan hal itu menurutnya bagian dari dakwah

yang ia jalani.58

b. Sekilas Tentang Dedi Mizwar Pembaca Puisi 100 Tahun Hari

Kebangkitan Nasional

Deddy Mizwar, lahir di Jakarta, 5 Maret 1955. Ia pertama kali terjun ke dunia film pada 1976, dengan membintangi film Cinta Abadi arahan sutradara Wahyu Sihombing. Pada tahun 1986 Dedi Mizwar pernah terpilih sebagai aktor terbaik dengan meraih empat Piala Citra sekaligus dalam FFI pada tahun 1986 dan tahun 1987 itu memilih profesinya di bidang teater, dan melepaskan pekerjaannya sebagai pegawai negeri pada tahun 1976.

Hingga saat ini Deddy Mizwar tercatat telah membintangi 73 judul film, dan berkali-kali meraih penghargaan Piala Citra baik sebagai peran utama maupun peran pembantu. Film-filmnya di antaranya, Arie Hanggara, Naga Bonar, Kejarlah Daku Kau Kutangkap, Opera Jakarta, Sunan Kalijaga, Syech Siti Jenar dan Kuberikan Segalanya.

58

(54)

Melalui rumah produksi PT Demi Gisela Citra Sinema yang didirikannya pada tahun 1997, Deddy memproduksi sejumlah sinetron dan film. Di antaranya, Mat Angin, Sang Pengembara, Lorong Waktu, Kiamat Sudah Dekat dan Para Pencarimu Tuhan. Dalam ketiga sinetron itu, Deddy Mizwar juga berperan sebagai pemain utama. Sementara versi film layar lebar Kiamat Sudah Dekat menjadi debut pertama filmnya setelah perfilman nasional ”Mati Suri”.

Film yang dibintangi anaknya Senandung Nacita, vokalis band Stinky, Andre Stinky, Ayu Pratiwi dan juga didukung Dewi Yull dan Chintami Atmanegara ini mencoba mengingatkan penonton agar tidak terlena dengan kehidupan duniawi. Selain itu Pak Haji, demikian biasa disebut ingin menyumbangkan karyanya di saat industri film di tanah air sedang mengalami semangat kebangkitan.

Deddy kemudian memproduksi sekuel Naga Bonar Jadi 2 pada tahun 2007 lalu yang juga berhasil menjadi film terbaik FFI 2008 dan sekaligus mengantarkan dirinya sebagai Aktor Terbaik. Selain itu, film yang juga dibintangi Tora Sudiro itu juga berhasil menajdi Film Terfavorit dan Aktor Terbaik di Indonesian Movie Award (IMA) 2008.59

c. Profil Mahasiswa Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Sejarah Singkat Jurusan KPI

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah fakultas setelah terjadi perubahan nama dari Fakultas

59

Gambar

gambar siaran televisi.55
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
tabel berikut:
Tabel 1.3 Responden berdasarkan asal Daerah
+7

Referensi

Dokumen terkait