• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi (Studi Deskriptif Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi (Studi Deskriptif Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja)"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

MOHAMAD IRFAN NIM. 41809054

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

261

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Mohamad Irfan

Tempat,TanggalLahir : Bandung,05 April 1989 Jenis kelamin : Pria

Umur : 25 Tahun

Agama : Islam

Alamat :Perum Pondok Tanah Mas Jl.Cempaka 2 D.14 No.26 Cibitung-Bekasi

Telepon : 081221886196

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Syahril

Pekerjaan : Wiraswata

Nama Ibu : Defrinawati

Pekerjaan : Ibu RumahTangga

(5)

PENDIDIKAN FORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

2. 2009-Sekarang Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Bandung.

-

3. 2005–2008 SMAN 1 Cibitung Berijazah

4. 2001–2004 SMP PGRI Tambun Berijazah

5. 1996–2001 SDN Wanasari 09 Berijazah

PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2009  Peserta Kegiatan Ceramah Dekan Umum Dosen FISIP Unikom “Peningkatan Kualitas Keilmuan, Ketrampilan ICT dan Kewirausahaan Sebagai Fakultas Ilmu social dan Ilmu Politik Unggulan”.

 Peserta Kuliah Umum “KEBUDAYAAN TENTANG FILM & SENSOR FILM” (Ilustrasi Tentang Perfilman).

Bersertifikat

(6)

263

2. 2010  Peserta Kegiatan Table Manner di Hotel Banana Inn Bandung.

 Peserta Mentoring Agama Islam

 Peserta Dalam Kegiatan Seminar Budaya Preneurship Dr. Arthur S Nalan dan Budi Daltonn

 Kuliah Umum Bersama Ketua DPRD

1. 2009  Anggota Paskibra SMA Negeri 1 Cibitung  Anggota Siswa Pencinta Alam Red Ant

-

(7)

x

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 12

1.2.1. Pertanyaan Makro ... 12

1.2.2. Pertanyaan Mikro ... 12

1.3. Maksud dan tujuan penelitian ... 13

1.3.1. Maksud ... 13

1.3.2. Tujuan ... 13

(8)

xi

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 13

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

2.1 Tinjauan Pustaka ... 15

2.1.1. Tinjauan Tentang Komunikasi ... 17

2.1.1.1. Definisi Komunikasi ... 17

2.1.1.2. Unsur Komunikasi ... 20

2.1.1.3. Bentuk Komunikasi ... 21

2.1.1.4. Sifat Komunikasi ... 24

2.1.1.5. Proses Komunikasi ... 25

2.1.1.6. Tujuan Komunikasi ... 29

2.1.1.7. Fungsi Komunikasi ... 29

2.1.2. Tinjaun Komunikasi Organisasi ... 32

2.1.2.1. Defenisi Komunikasi Organisasi ... 32

2.1.2.2. Arus Komunikasi Dalam Organisasi ... 34

2.1.2.3. Fungsi Komunikasi Organisasi ... 37

2.1.3. Tinjauan Tentang Motivasi ... 39

2.1.3.1. Defenisi Motivasi ... 39

2.1.3.2. Tujuan Motivasi ... 42

2.1.3.3. Model Motivasi ... 43

2.1.3.4. Teknik Motivasi ... 46

(9)

xii

2.1.5.2. Ciri-ciri Human Relations ... 56

2.1.5.3. Faktor-faktor Human Relations ... 56

2.1.5.4. Prinsip-Prinsip Human relations ... 57

2.1.6. Tinjauan Kepemimpinan ... 65

2.1.7. Tinjauan perusahaan ... 67

2.2 Kerangka Pemikiran ... 70

BAB III OBJEK METODE PENELITIAN ... 82

3.1. Objek Penelitian ... 82

3.1.1. Sejarah Perusahaan ... 82

3.1.2. Logo Perusahaan ... 84

3.1.3. Bentuk dan Stuktur Perusahaan ... 85

3.1.4. Job descriptions ... 87

3.2. Metode Penelitian... 89

3.2.1. Desain Penelitian ... 89

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 89

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 89

3.2.2.2 Studi Lapangan... 90

3.2.3. Teknik Penentuan Informan ... 92

(10)

xiii

3.2.3.2. Informan ... 92

3.2.3.3. Informan Pendukung ... 94

3.2.4. Uji Keabsahan Data ... 95

3.2.5. Teknik Analisa Data... 97

3.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 100

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 102

4.1. Deskripsi Observasi ... 106

4.2. Deskripsi Informan ... 109

4.2.1. Informan Penelitian ... 109

4.2.2. Informan Pendukung ... 112

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 114

4.3.1. Prinsip Suasana Kerja CV. Harya Teknik Bekasi ... 115

4.3.2. Prinsip Balas Jasa CV. Harya Teknik Bekasi ... 135

4.3.3. Prinsip Sifat Pekerjaan CV. Harya Teknik Bekasi ... 147

4.3.4. Pelaksanaan Prinsip Human Relations CV. Harya Teknik Bekasi .... 156

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 170

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 177

5.1. Kesimpulan ... 177

5.2. Saran ... 178

5.2.1. Saran Untuk CV. Harya Teknik Bekasi ... 179

5.2.2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya ... 179

(11)
(12)

181

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

PT. Rineka Cipta

. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

. 2005. Managemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Bungin,burhan . 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana

Cangara, H. 2007. Pegantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

.2011. Komuniaksi Politik. Jakarta: PT Rajawali Pers .

Effendy, Onong Uchyana. 1993. Human Relations dan Pubic Relations. Bandung :

Mandar Maju

Eko Nurdiansyah, Slamet, 2007. Peranan Human Relations Di Carrefour Bandung

Dalam Meningkatkan Sikap Dan Perilaku Positif Karyawan. Skripsi Jurusan

Ilmu Komunikasi, Universitas Komputer, Bandung.

. 1983. Radio Dan Praktek. Bandung : Rineka Cipta

. 2006. Hubungan Masyarakatsuatu Studi Komunikologis. Bandung :

Remaja Rosda Karya

. 2009.Human Relations Dan Public Relations. Bandung : Mandar Maju

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara

(13)

182

Locke, Edwin. 1997. Esensi Kepemimpinan. Jakarta : Mitra Utama

Mulyana, Deddy. 2005.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja

Miles Dan Huberman. 2002. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia

Muhadjir. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasih

Mardi. 2011. Sistem Informasi Akutansi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Race Dan Faules. 2002. Komunikasi Organisasi. Bandung : Rosda Karya

Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :PT.Penerbit

Bumi Aksara

. 2003. Teori praktek dan kepemimpinan. Jakarta : rineka cipta

. 1990. Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta : Haji

Masagung

. 1997. Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia

Singarimbun, Masri. 2003. Metode Penelitian Survey. Jakarta : Lp3es

Sudarman, Denim. 2002. Managemen Dan Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alpha Betha

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alpha Betha

Suherman, Ade Maman. 1993. Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global. Jakarta :

(14)

183

Supomo. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta

Suriahkusumah. 1986. Peranan Human Relations dan Publik Relations. Jakarta : LAN

RI

Sobirin, Achmad.2007. Budaya Organisasi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Rosda

Karya

Syukur, Abdullah. 1987. Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang

Konsep Pendekatan Dan Relevansinya Dalam Pembangunan. Unjung

pandang : Persadi

Sastrohadiwiryo, B Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Widjaja.2000.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : Rineka Cipta

Wiriyanto, doddy. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wursanto. 1987. Etika Komunikasi Kantor. Jogjakarta : Konisius

Veron Dan Hutauruk. 1993. Step Voor Step. Jakarta : Erlangga

Skripsi

Budi, Setia,2013. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Kepala Bidang

Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Pada Dinas

Sosial Kota Bekasi. Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara,Universitas

Islam 45,Bekasi.

Eko Nurdiansyah, Slamet, 2007. Peranan Human Relations Di Carrefour Bandung

Dalam Meningkatkan Sikap Dan Perilaku Positif Karyawan. Skripsi Jurusan

(15)

184 Bandung.

Internet

Harya_teknik@yahoo.com

http://pasaribumarco.blogspot.com/2013/05/pelaksanaan.html 17/03/2014. 02.17 WIB

(16)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan

petunjuk serta ketabahan bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi

ini dengan judul “Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi”

Penyusunan Skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami

peneliti. Namun berkat usaha, doa semangat dan keyakinan dan dukungan dari

semua pihak akhirnya peneliti bisa menyelesaikan dengan tepat waktu. Seiring

dengan selesainya Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua yang tercinta, mamah dan ayah atas segala doa restu, materi, kasih

sayang dan kepercayaan yang telah diberikan pada penulis selama ini.

Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menempuh pendidikan Sarjana, Program Studi Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) Bandung.

Dalam upaya menyelesaikan Skripsi ini penulis telah mendapat bantuan

dari berbagai pihak baik materil, bimbingan, dorongan, semangat maupun

kemudahan-kemudahan dalam mengumpulkan data-data dan bahan-bahan. Pada

(17)

vii

2. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung,

yang telah mengeluarkan Surat Perizinan penelitian dan terima kasih

3. Yth. Drs. Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) Bandung juga sebagai dosen yang telah banyak memberikan

ilmu pengetahuan.

4. Yth. Melly Maulin P., S.Sos. M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia

juga sebagai dosen yang memberikan banyak pengetahuan serta wawasan

selama penulis melakukan perkuliahan.

5. Yth. Rismawaty, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Wali IK-2 2009 Universitas Komputer Indonesia Program Studi Ilmu Komunikasi Konsetrasi Humas

yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada anak – anak

walinya di IK-2 dan sekaligus penguji yang telah memberikan nasihat,

saran motivasi serta izin untuk penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini penelitian ini.

6. Yth. Desayu Eka Surya S.Sos, M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan banyak sekali pengetahuan, pengarahan, motivasi dan

(18)

viii

Penulis banyak-banyak terima kasih atas perhatian, kritik, dan sarannya

kepada penulis selama ini.

7. Yth. Yadi Supriadi., S.Sos M.Phil. selaku penelaah dan penguji yang telah memberikan banyak saran dan semangat buat penulis dalam

melakukan penelitian ini.

8. Khususnya Kepada seluruh dosen di lingkungan Program Studi Ilmu

Komunikasi yakni, Yth. Inggar Prayoga., S.I.kom., Sangra Juliano, S.I.Kom., M.I.Kom., Adiyana Slamet., S.IP., M.Si., Olih Solihin ., M.I.kom, Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom., dan kepadaseluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan penulis selama ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.

9. Yth. Ratna Widiasti A.md Selaku Sekretaris Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung Yang telah membantu membuatkan surat

pengantar Dekan.

10.Yth. Astri Ikawati A.md. Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universtas Komputer Indonesia Bandung yang telah

membantu proses Administrasi Akademik selama Studi di Ilmu

Komunikasi.

11.Yth. Bpk. Arten Surya Agung selaku General Manager CV. Harya Teknik Bekasi yang telah memberikan kesempatan untuk penulis untuk

(19)

ix

Ahim, Deni, Diki, Azis, Febby, Donny, Dadang dan sahabat terbaikku yang telah membantu dalam segala hal.

14.Salam satu perjuangan untuk teman-teman bimbingan Insya Allah kita lulus tahun 2014.

15.Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya dapat

dibalas oleh Allah Swt.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih diperlukan

penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun dari pemakaian

kalimat dan kata-kata, oleh karena itu, guna penyempurnaan skripsi ini, peneliti

selalu terbuka untuk kritik dan saran yang membantu dalam penyusunan skripsi

ini. Jerih payah yang tak ternilai ini akan peneliti jadikan sebagai motivasi di masa

yang akan datang semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiiin....

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 29 Agustus 2014 Penulis

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seperti yang diketahui bahwa kegiatan human relations

sebenarnya telah terjadi sejak dulu, hal ini juga berarti bahwa human

relations merupakan suatu gejala sosial yang hampir setua dengan hidup

bermasyarakat. Sasaran material dari human relations adalah manusia dalam

kehidupan bermasyarakat, sedangkan sasaran formilnya mencakup ruang

lingkup hubungan antar manusia. Dalam konsep ilmu pengetahuan disiplin

ilmiah human relations termasuk dalam lingkungan ilmu-ilmu sosial dan

mengalami perkembangan di bidang sosiologi, ilmu jiwa sosial, ilmu politik,

dan manajemen.

Perkembangan maju dengan pesat setelah perang dunia kedua berakhir

sejalan dengan perkembangan organisasi, lembaga, perusahaan dan

industri-industri raksasa maupun dalam lembaga pemerintahan yang menggunakan

teknik manajemen yang akurat serta tepat guna. Sesuai dengan latar belakang

inilah maka tidak mengherankan apabila kegiatan human relations banyak

dikembangkan dalam dunia lembaga, perusahaan, industri, pemerintah maupun

(21)

Sebagai sebuah organisasi, CV. Harya Teknik Bekasi aktif dan fokus

terhadap pelayanan dibidang produksi massal yaitu bidang otomotif

manufaktur, dengan didukung oleh fasilitas yang prima dan sumber daya

manusia yang berkualitas yang siap untuk memberikan pelayanan yang

maksimal. Dalam menjalankan program-program kegiatannya, CV. Harya

Teknik Bekasi tidak terlepas dari pengaruh hubungan manusia antara atasan

dengan bawahan, bawahan dengan atasan maupun antara karyawan pada CV.

Harya Teknik Bekasi baik efektifitas maupun efisiensi kinerja yang diberikan.

CV. Harya Teknik Bekasi merupakan perusahaan yang baru berdiri

selama lima tahun pada tanggal 29, November 2009 namun kondisi CV.

Harya Teknik Bekasi dapat dikatakan sebuah perusahaan yang sedang

berkembang dengan baik dibidangnya, namun seiring dengan

perkembangannya CV. Harya Teknik Bekasi juga tidak lepas dari

permasalahan internal yang berkaitan dengan human relations seperti

menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam menyatukan presepsi dan

pendapat dalam lingkungan pekerjaan untuk menjaga hubungan baik antar

sesama karyawan, penetapan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan

kemampuan yang dimiliki, selain hal tersebut permasalahan lainnya ialah

sistem balas jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup karyawannya dengan

memberikan upah dan penghargaan.

Sebagai suatu disiplin ilmu maka human relations adalah suatu studi

(22)

3

manusia dalam kehidupan bermasyarakat. mengemukakan bahwa human

relations adalah kegiatan dalam upaya memotivasi manusia untuk

menumbuhkan kerja sama yang efektif, dan memberikan pemenuhan kebutuhan

dan juga tujuan organisasi (Davis dalam Effendy, 1993:51).

Secara sekilas human relations terlihat sebagai suatu hal yang biasa dan

mudah dilakukan, tetapi sebenarnya tidaklah demikian adanya. Human

relations adalah suatu hal yang dinamis dan tidak terlepas dari faktor manusia.

Hubungan kerja antara atasan dengan bawahan misalnya. Komunikasi, tugas,

dan tanggung jawab atau pendelegasian wewenang akan sangat sulit dilakukan

jika tidak dibarengi dengan proses human relations yang baik.

Dalam hubungannya dengan manajemen sumber daya manusia,

komunikasi yang dalam hal ini human relations bukan hanya sekedar berarti

pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi lebih jauh dari itu, human relations

juga bertujuan mengembangkan potensi sumber daya manusia. Sesuai dengan

tujuan tersebut, pengembangan potensi pegawai dalam suatu perusahaan atau

organisasi tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi dan prestasi

kerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang termotivasi baik, akan

memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.

Jika seorang pegawai termotivasi dengan baik, maka akan menunjukkan suatu

perusahaan atau organisasi yang berjalan efektif dan hal ini merupakan kunci

sukses bagi seorang atasan dalam membina perusahaan atau organisasi yang

(23)

Disadari atau tidak, human relations dapat memberi pengaruh-pengaruh

positif terhadap motivasi kerja seseorang. Teknik-teknik yang kurang tepat

yang digunakan oleh seorang atasan dalam berkomunikasi dengan bawahannya

(komunikasi vertikal) akan berakibat menurunnya motivasi kerja bawahannya.

Hal ini dapat terjadi karena motivasi berhubungan erat dengan

implikasi-implikasi yang diterima sebagai hasil suatu komunikasi. Adapun komunikasi

horizontal dalam berkomunikasi yaitu berupa koordinasi tugas, penyelesaian

masalah, pembagian informasi, dan resolusi konflik.

Peran human relation sangat menentukan aktifitas organisasi dalam

mencapai tujuannya. Oleh karena itu, human relations harus memiliki evaluasi

prestasi kerja bagi seluruh orang-orang yang ada di dalam organisasi, sehingga

organisasi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian

prestasinya dan hal ini dapat dijadikan tolak ukur untuk pemberian kompensasi,

pengembangan potensi diri serta perbaikan lingkungan kerja dalam melakukan

inovasi yang akhirnya akan meningkatkan motivasi dan juga meningkatkan

prestasi kerjanya, maka organisasi harus memberikan insentif atau membuat

kebijakan tertentu dalam rangka memotivasi pegawainya, agar dapat

memberikan kontribusi balikan kepada organisasi, yaitu berupa prestasi kerja

yang tinggi.

Modernisasi dan globalisasi terjadi pada negara-negara maju maupun

negara berkembang, salah satu negara berkembang di dunia adalah Indonesia.

(24)

5

media sebagai salah satu unsur komunikasi dewasa ini tidak dapat diabaikan,

meskipun human relations akan lebih terasa atau efektif jika dilakukan secara

langsung atau face to face namun tidak dapat dipungkirin efek dari modernisasi

dan globalisasi turut mendukung human relations.

Istilah industrialisasi secara ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan

mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, dapat

pula diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata

industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya,

industri otomotif, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan.

Pertumbuhan industri secara tidak langsung sejalan bahkan melebihi

pertumbuhan ekonomi itu sendiri, kegiatan industrialisasi substansinya

merupakan suatu kegiatan ekonomi dalam tradable sector yang mampu

memberikan efek yang cukup signifikan terhadap peningkatan pendapatan

masyarakat, pertumbuhan ekonomi secara agregat dan sebagainya. Sektor

industri dengan sumber daya organisasinya yang begitu kompleks dan besar

adalah salah satu kelebihan yang dimiliki suatu sector dalam tatanan

perekonomian dewasa ini.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan memiliki

banyak daerah industri yang di koordinir tiap-tiap kawasan industri disetiap

Kota maupun Kabupaten. Salah satu daerah yang memiliki kawasan industri

terbesar di Indonesia ialah Bekasi yang juga merupakan kawasan industri

(25)

yang terdiri dari berbagai komoditas baik itu komoditas otomotif, tekstil,

pangan maupun teknologi.

Berjalannya era globalisasi juga menambah ketatnya persaingan

dibidang industri, maka faktor sumber daya manusia adalah hal yang sangat

perlu diperhatikan. Dibutuhkan seorang pegawai yang berkualitas, dalam artian

pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi serta benar-benar mengamalkan

amanat dan peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Dengan pegawai yang

bersumber daya maka secara tidak langsung dapat mendorong proses

produktifitas menjadi lebih optimal, sehingga perusahaan dapat menyediakan

output yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mencapai target diperlukan

sebuah komunikasi organisasi yang baik dalam organisasi ataupun perusahaan.

Komunikasi merupakan faktor fundamental dalam organisasi dan perusahaan.

Dalam khasanah akademis, komunikasi merupakan aspek penting dari sistem

administrasi dan kepemimpinan yang memfokuskan pada prinsip-prinsip dan

pemenuhan kebutuhan setiap anggota organisasi dalam upaya mencapai tujuan

yang telah ditentutan.

Menurut Hafied Cangara, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia

yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak

disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi”. (Cangara,

(26)

7

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari

komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah

mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta

semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan

adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut

Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah :

1. Perubahan sikap (attitude change)

2. Perubahan pendapat (opinion change)

3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan sosial (social change). (Effendy, 2009: 8)

Jadi dapat disimpulkan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan

perubahan sikap, perubahan pendapat, perubahan perilaku, perubahan sosial.

Serta tujuan utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat

dimengerti dan diterima oleh komunikan dan menghasilkan umpan balik.

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal

dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari

pada komunikasi kelompok. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut

struktur organisasi, yakni komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi ke

bawah dan komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan

komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti

(27)

Human relations menurut Sondang P Siagian bahwa administrasi dan

manajemen modern sekarang ini didasarkan atas dan berorientasi pada manusia

sebagai unsur yang terpenting (Siagian, 2003 : 6) . Telah dikatakan pula bahwa

human relations merupakan inti dari pada kepemimpinan karena cara

penggerakkan bawahan sekarang ini memang didasarkan pada pendapat bahwa

manusia adalah mahluk yang mempunyai martabat, perasaan, cita-cita,

keinginan, temperamen dan harapan-harapan. Di samping itu perlu diperhatikan

bahwa tidak ada dua individu yang sama dalam segala hal meskipun ada

tujuan-tujuan manusia yang sifatnya universal. Misalnya, setiap manusia ingin bebas,

ingin dihargai, ingin memperoleh kemajuan dalam hidup dan sebagainya.

Dengan perkataan lain dibidang administrasi sekarang ini telah disadari dan

diakui bahwa di dalam setiap kegiatan administrasi unsur manusia serta

hubungan-hubungan antar manusia itu merupakan faktor yang menentukan

sukses-tidaknya proses administrasi dijalankan. Hal ini berarti bahwa manusia

di dalam suatu organisasi tidak boleh diperlakukan sama dengan unsur-unsur

administrasi lainya, seperti modal, mesin, alat-alat perlengkapan dan lain

sebagainya.

Menurut pendapat Suriahkusumah, Tujuan Pelaksanaan human relations

adalahsebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan hubungan kerja didalam suatu organisasi.

2. Untuk meningkatkan hubungan kerja serta kerja sama yang baik antara atasan

(28)

9

3. Untuk mengurangi akan aspek-aspek negatif, timbulnya konflik dan frustasi.

4. Untuk mengetahui seawal mungkin masalah-masalah yang terjadi didalam

organisasi terutama yang menyangkut hungungan kerja yang harmonis,

sehingga hal-hal yang tidak diinginkan sedikit demi sedikit dapat

ditanggulangi.

5. Untuk mengetahui sejauh mana faktor psikologis, manajemen, dan sosiologis

mempengaruhi hubungan kerja didalam suatu organisasi baik pemerintah

maupun swasta. (Kusumah, 1986 : 16),

Selanjutnya Davis dalam Effendy, mengemukakan bahwa human

relations adalah kegatan dalam upaya memotivasi manusia untuk

menumbuhkan kerja sama yang efektif, dan memberikan pemenuhan kebutuhan

dan juga tujuan organisasi. Potensi aktualitas dan proses kreativitas manusia

perlu digali, diarahkan dan dikembangkan di dalam wadah masyarakat dan juga organisasi”.(Effendy, 1993:51).

Psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia

dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan

menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan

menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan

dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan tentang

5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu: (1) keberadaan manusia

tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen; (2) manusia memiliki

(29)

memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang

lain; (4) manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas

pilihan-pilihanya; dan (5) manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk

mencari makna, nilai dan kreativitas.

Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan

pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan

Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang

persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa

yang dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang

melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu

kejadian.

Ada lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam kaitan human

relations terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan untuk mencapai tujuan

organisasi, kelima hal tersebut antara lain yaitu tersedianya umpan balik dan

proses mendengarkan yang efektif, adanya kesungguhan hati dalam

melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dapat memahami

kebutuhan-kebutuhan pegawai bawahan, penggunaan waktu secara tepat dan

efektif, mempergunakan saluran komunikasi yang tepat.

Seorang atasan yang mendapat umpan balik dari bawahannya,

hendaknya menerima secara seksama. Sehingga komunikasi berikutnya tidak

menimbulkan isyarat-isyarat non-verbal, karena jika tidak mendapat respon,

(30)

11

direncanakan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan, sehingga tidak terkesan

hambar, terutama komunikasi vertikal yang dilakukan antara atasan dengan

bawahan. Dalam situasi yang demikian, maka pegawai dalam posisinya sebagai

bawahan mempunyai kebutuhan dan senantiasa perlu diperhadapkan sebagai

kendala yang perlu mendapat perhatian, minimal secara moral, sehingga

bawahan merasa aman menerima, menyimpan dan sekaligus melaksanakan

pesan dari atasan atau setidak-tidaknya bawahan merasa tidak dirugikan.

Sedangkan motivasi menurut Sondang P. Siagian, adalah daya pendorong

yang mengakibatkan seseorang sebagai anggota organisasi mau dan rela

mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya, baik dalam bentuk keahlian

maupun dalam bentuk ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk mendukung

penyelenggaraan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan

menunaikan kewajibanya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

organisasi yang telah ditentukan. (Siagian, 1995 : 138)

Pimpinan pada suatu organisasi adalah orang yang diharapkan mampu

menjalankan prinsip-prinsip human relations, sama halnya para Pimpinan CV.

Harya Teknik Bekasi dituntut sedapat mungkin melaksanakan prinsip-prinsip

human relations dengan baik dengan tujuan agar mampu memberikan sebuah

motivasi kepada pegawainya, dengan harapan tercapainya tujuan organisasi

yang telah direncanakan dan ditetapkan. Sejalan dengan pendapat Sondang P

Siangian yang menyatakan bahwa inti dari human relations ialah merupakan

(31)

hubungan antara orang-orang didalam organisasi yang bersifat internal dan

dengan pihak-pihak luar organisasi.

Salah satu prinsip human relations adalah pengakuan dan penghargaan

oleh pimpinan atas pelaksanaan tugas dengan baik, hal tersebut diharapkan

mampu memberikan suatu motivasi kepada pegawai dengan pemberian suatu

penghargaan sebagai tanda terima kasih maupun dengan ucapan atas hasil kerja

dan prestasi pegawai.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut penulis tertarik untuk

melakukan sebuah penelitian dengan judul : “ Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi (Studi Deskriptif Tentang Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi dalam Menciptakan Motivasi Kerja ”. 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas peneliti membagi rumusan masalah dalam

dua bagian yang terdiri dari Pertanyaan Makro dan Pertanyaan Mikro.

1.2.1. Pertanyaan Makro

Peneliti merumuskan pertanyaan makro yaitu “Bagaimana Pelaksanaan

Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi ?”

1.2.2. Pertanyaan Mikro

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti

merumuskan pertanyaan mikro yang akan diteliti mengacu pada definisi

(32)

13

1. Bagaimana Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Membentuk Suasana Kerja Yang Menyenangkan Dalam Menciptakan Motivasi Kerja?

2. Bagaimana Balas Jasa Yang Dilakukan Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja?

3. Bagaimana Sifat Pekerjaan Yang Diberikan Pimpinan CV. Harya TeknikBekasi Dalam Memberikan Motivasi Kerja?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menganalisa,

menceritakan dan menjawab tentang Bagaimana Pelaksaan Prinsip-Prinsip

Human Relations CV. Harya Teknik Bekasi .

1.3.2.Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Suasana Kerja Yang Menyenangkan Yang Dilakukan Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja.

2. Untuk Mengetahui Balas Jasa Yang Dilakukan Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja.

3. Untuk Mengetahui Sifat Pekerjaan Yang Diberikan Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Memberikan Motivasi Kerja.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1.Kegunaan Teoritis

Sebagai kajian Ilmu Komunikasi, khususnya tentang prinsip-prinsip

(33)

mengembangkan kajian Ilmu Komunikasi secara umum, khususnya mengenai

prinsip-prinsip human relations yang dilakukan suatu perusahaan untuk

motivasi kerja pegawai.

1.4.2.Kegunaan Praktis

Adapun hasil penelitian bagi kegunaan praktis, diharapkan hasil

penelitian ini dapat menjadi:

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan peneliti dalam bidang komunikasi, juga sebagai aplikasi

Ilmu komunikasi secara umum dan komunikasi organisasi secara

khususnya.

b. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer

Indonesia secara umum sebagai literatur dan perolehan informasi tentang

Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Para Pimpinan CV.

Harya Teknik Bekasi untuk penelitian dengan kajian yang sejenis.

c. Perusahaan

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan

Bagi sebagai informasi dan masukan mengenai Pelaksanaan

(34)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi

yang diambil oleh peneliti. Melihat hasil karya ilmiah para peneliti

yang terdahulu, yang mana pada dasarnya peneliti mengutip beberapa

pendapat yang dibutuhkan oleh peneliti sebagai pendukung penelitian.

Tentunya dengan melihat hasil karya ilmiah yang memiliki

pembahasan serta tinjauan yang sama.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu dan Peneliti NO Uraian Slamet Eko

Nurdiansyah

Mohamad Widiyatno

Setia budi Mohamad irfan

(35)
(36)

17

Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan

manusia, sebagai cabang ilmu yang begitu kompleks dan berasal dari

berbagai cabang ilmu lainnya. Berbicara komunikasi, maka kita pun

akan berbicara tentang hubungan antar individu yang didalamnya

terjadi pertukaran lambang lambang. Sebagaimana diungkapkan oleh

William Albig dalam buku ilmu komunikasi pengantar studi,

menyatakan “Komunikasi adalah proses pengoperan

lambang-lambang yang berarti bagi individu-individu.” (Widjaja, 2000:15).

2.1.1.1.Defenisi Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah luput dari

interaksi antar sesamanya yang memerlukan sebuah proses yang

dinamakan komunikasi. Komunikasi adalah dasar dari segala kegiatan

yang dilakukanoleh manusia dalam menjalin hubungan dengan dirinya

(37)

Istilah komunikasi dikemukakan oleh Willbur Schram dalam

buku yangberjudul ilmu komunikasi suatu pengantar dari Deddy

Mulyana, menyatakan bahwa:

“Istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication, berasal

daribahasa latin yaitu communis yang memiliki arti sama. Cummunico,communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to makecommon)”. (Mulyana,2010:46).

Pengertian komunikasi secara singkat dibuat oleh Harold D.

Lasswell bahwa cara yang tepat unuk menerangkan suatu tindakan

komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan,

apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”. (Cangara,2011:19). Jika kita lihat paradigm lasswell ini

menggambarkan lima unsur komunikasi yang dijadikan sebagai

jawaban dari pertanyaan yang dia kemukakan, antara lain :

1. siapa yang menyampaikan : komunikator

2. apa yang disampaikan : pesan

3. melalui saluran apa : media

4. kepada siapa : komunikan

5. apa pengaruhnya : efek (lasswell dalam effendi, 2006:54)

Formula lasswell ini menggambarkan bahwa komunikasi itu

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan

(38)

19

dengan Harold D. Lasswell, sebuah pakar komunikasi Carl I Hovland

seusai perang dunia ke-II , mendefinisikan komunikasi sebagai :

The Proces by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicates)”. (proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambing bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”. (Effendy,2006:49).

Definisi yang dikemukakan di atas adalah definisi komunikasi

secara sederhana dan belum dapat mewakili dari banyaknya definisi

yang dikemukakan para ahli komunikasi didunia ini. Akan tetapi

Shanon dan Weaver (1949) dalam buku Hafied Cangara, berpendapat

bahwa :

“Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja tau tidak disengaja. Tidak terbaas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi”. (Cangara,2011:21).

Berdasarkan Definisi komunikasi di atas yang diungkapkan para

pakar begitu kompleks dan beragam sesuai dengan cara pandang

masing masing pakar. Wajar jika komunikasi menjadi sebuah

kebutuhan dalam hidup kita yang tidak pernah terlepas dari komunikasi

baik dengan diri sendiri, antar sesama, dengan lingkungan, bahkan

dengan sang pencipta dengan menggunakan pesan pesan baik verbal

(39)

2.1.1.2.Unsur Komunikasi

Menurut , Deddy Mulyana ada lima unsur komunikasi yang

saling bergantung satu sama lain yang terdiri dari :

a. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai

kebutuhan untuk berkomunikasi dalam artian komunikator

adalah orang yang menyampaikan pesan. Seorang komunikator

harus pintar membaca perasaan atau pikiran komunikan, agar

komunikan dapat memahami apa yang disampaikan oleh

komunikator.

b. Pesan

Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator

kepada komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal

maupun non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau

maksud sumber tadi. Kata-kata memungkinkan orang berbagi

pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara

non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh,

juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya.

c. Media

Media yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator

untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Saluran

(40)

21

atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media

elektronik (radio, televisi).

d. Komunikan

Komunikan yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan,

persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini

menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal

maupun non verbal yang dia terima menjadi gagasan yang dapat

dia pahami.

e. Efek

Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima

pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur,

perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan

sebagainya. (Mulyana, 2003 : 63-64).

2.1.1.3.Bentuk Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu

Pengantar, ada beberapa konteks komunikasi berdasarkan tingkatan

(level), dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta

komunikasi paling sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah

peserta paling banyak.

(41)

Komunikasi intra pribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri,

baik disadari atau tidak. Komunikasi ini merupakan landasan

komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam

konteks-konteks lainnya. Dengan kata lain, komunikasi intra pribadi ini

inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang, dan

seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain

orang biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri, hanya saja

caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi orang

dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi

orang dengan diri sendiri.

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang

secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

ataupun non verbal. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang

berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau

respons non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang

ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Sebagai komunikasi

yang paling lengkap dan sempurna, komunikasi antar pribadi

berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih

mempunyai emosi. Komunikasi tatap muka ini membuat

(42)

23

3. Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan

bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang

mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini

misalnya kelurga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan

masalah, dan lain sebagainya. Dengan demikian, komunikasi

kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan

oleh kelompok kecil.

4. Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara

dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak dapat

dikenali satu persatu. Ciri-ciri komunikasi publik adalah : terjadi

ditempat umum (public), misalnya auditorium, kelas, tempat

ibadah, atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang;

merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan;

terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan

fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan

sebagainya; acara-acara lain mungkin direncanakan sebelum dan

atau sesudah ceramah disampaikan pembicara. Komunikasi

publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur,

(43)

5. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat

formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan

yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi

formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni

komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi ke bawah dan

komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan

komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi,

seperti komunikasi antar sejawat.

6. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan

media massa, baik cetak ataupun elektronik, yang dikelola suatu

lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada

sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim,

dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan

secara cepat, serentak, dan selintas (khusus media elektronik).

(Mulyana, 2003 : 72-75)

2.1.1.4.Sifat Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu

Komunikasi Teori dan Praktek” menjelaskan dalam berkomunikasi

memiliki sifat-sifat adapun beberapa sifat komunikasi tersebut:

(44)

25

2. Bermedia ( Mediated )

3. Verbal ( Verbal ) Lisan ( Oral ) Tulisan

4. Non verbal ( Non-verbal ) Gerakan atau isyarat badaniah (

Gestural ) Gambar ( Pictorial ). (Effendy, 2009 : 7).

Komunikator (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan

kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki

kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari

komunikan itu sendiri, dalam penyampain pesan komunikator bisa

secara langsung (face-to-face) tanpa mengunakan media apapun,

komunikator juga dapat menggunakan bahasa sebagai lambang atau

simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, media tersebut

sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan

non verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan

tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan

gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan,

mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk

mengemukakan ide atau gagasannya.

2.1.1.5.Proses Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang

memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses

(45)

dengan berbagai tujuannya. Dengan adanya proses komunikasi, berarti

ada suatu alat yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam

pengungkapan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, Proses komunikasi

terbagi menjadi dua tahap yakni proses komunikasi secara primer dan

secara sekunder.

1. Proses Komunikasi Primer

Sebagaimana yang dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy : “Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian

pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang

sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,

kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan

komunikator kepada komunikan.” (Effendy, 2009: 11). Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Bahasa digambarkan

paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi karena

dengan jelas bahwa bahasa mampu menerjemahkan pikiran

seseorang untuk dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2009: 11). Komunikasi berlangsung

apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh

(46)

27

membuat pesan setala Effendy mengatakan bahwa, “Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan

oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of

reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection

of experiences and meanings) yang pernah diperoleh oleh komunikan.” (Effendy, 2009:13). Kemudian Wilbur Schramm

menambahkan, sebagaimana yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy bahwa, “Bidang pengalaman (field of experience)

merupakan faktor yang penting dalam komunikasi.” (Effendy,

2009:13). Pernyataan ini mengandung pengertian, jika bidang

pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman

komunikan, maka komunikasi akan berlangsung lancar.

2. Proses Komunikasi Sekunder

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa “Proses komunikasi secara sekunder adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.” (Effendy, 2009:16).

Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari

komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam

(47)

sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dengan

jumlah yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio,

televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang

sering digunakan dalam komunikasi. Media kedua ini

memudahkan proses komunikasi yang disampaikan dengan

meminimalisir berbagai keterbatasan manusia mengenai jarak,

ruang, dan waktu. Maka, dalam menata lambang-lambang untuk

memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus

memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan

digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan perlu

didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan

dituju. Menurut Effendy pada proses komunikasi secara

sekunder, media yang dipergunakan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Media Massa (Mass Media), yakni tertuju kepada sejumlah

orang yang relative amat banyak. Seperti seperti surat kabar,

radio, televisi, film.

b. Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau

sejumlah orang yang relatif sedikit.Seperti

telepon,surat,telegram,spanduk, papan pengumuman.

(48)

29

2.1.1.6.Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan

tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi

adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan

berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima

oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan

komunikasi tersebut.

Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi

adalah :

1. Perubahan sikap (attitude change)

2. Perubahan pendapat (opinion change)

3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan sosial (social change). (Effendy, 2009: 8)

Jadi dapat disimpulkan tujuan komunikasi itu adalah

mengharapkan perubahan sikap, perubahan pendapat, perubahan

perilaku, perubahan sosial. Serta tujuan utama adalah agar semua pesan

yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan dan

menghasilkan umpan balik.

2.1.1.7.Fungsi Komunikasi

Komunikasi begitu penting bagi manusia, sehingga komunikasi

memiliki beberapa fungsi, Menurut Effendy ada empat fungsi utama

(49)

1. Menginformasikan (To Inform),

adalah memberikan informasi kepada masyarakat,

memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang

terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala

sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (To Educate),

adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan

komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya

kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi

dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (To Entertain),

adalah komunikasi selain berguna, untuk menyampaikan

komunikasi, pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk

menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (To Influence),

adalah fungsi mempengaruhi setup individu yang

berkomunikasi, tentunya berusaha Baling mempengaruhi jalan

pikiran komunikandan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap

dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang

(50)

31

William I. Gorden dalam buku Deddy Mulyana, yang berjudul

ilmu komunikasi suatu pengantar mengkategorikan fungsi komunikasi

menjadi empat, yaitu:

1. Komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk

membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk

kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,

terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat

komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan

hubungan orang lain.

2. Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrument untuk menyampaikan perasaam (emosi)

kita. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan

perasaan-perasaan (emosi) kita.

3. Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para

(51)

kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman,

pernikahan, dan lain-lain.

4. Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan

umum,yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong,

mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

2.1.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.1.2.1.Definisi Komunikasi Organisasi

Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku

pengorganisasian, dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi. Setelah

mengetahui hakikat organisasi dan komunikasi, maka kita dapat melihat

arah dan pendekatan yang ada pada komunikasi organisasi. “Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang

-orang. Komunikaasi organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang

mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat”. (Pace dan

Faules,2002:25).

R.Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya Komunikasi

Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, mendefinisikan

komunikasi organisasi adalah sebagai :

“Pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit

(52)

33

Masih dalam bukunya, R.Wayne Pace dan Don F. Faules

mengatakan bahwa Suatu pendekatan subjektif memandang organisasi

sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari

tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan

orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang

terus-menerus berubah yang dilakukan antara orang-orang antara yang

satu dengan lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang

yang perilakunya membentuk organisasi tersebut. Sedangkan

pandangan objektif menyarankan bahwa sebuah organisasi adalah

sesuatu yang bersifat fisik dan kongkret, dan merupakan struktur

dengan batas-batas yang pasti. Istilah “organisasi” mengisyaratkan

bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang,

hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan (Pace dan Faules dalam

Mulyana,2005:11).

Pernyataan Pace dan Faules tersebut memperlihatkan bahwa

dalam pandangan subjektif organisasi merupakan kegiatan yang

dilakukan orang-orang yang satu sama lain saling berinteraksi.

Sedangkan pandangan objektif menganggap organisasi mensyaratkan

adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan

semua individu tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti

(53)

institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Komunikasi organisasi menurut Deddy Mulyana dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, yaitu :

“Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gossip”.(Mulyana, 2005 :75)

Pengertian komunikasi organisasi menurut Wiryanto dalam buku yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi” adalah sebagai

berikut, “Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan

berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi”.(Wiryanto, 2004 : 54).

2.1.2.2.Arus Komunikasi Dalam Organisasi

Terdapat beberapa arus komunikasi orgnisasi. Pace & Feules dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Organisasi: strategi

meningkatkan kinerja perusahaan” mengemukakan bahwa didalam

Komunikasi Organisasi terdapat 4 dimensi komunikasi yaitu:

(54)

35

Komunikasi ke atas (Upward Communication) adalah komunikasi

yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan

kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini

adalah untuk penyampaian informasi tentang pekerjaan pekerjaan

ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi

tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak

dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran

perbaikan dari bawahan dan juga penyampaian keluhan dari

bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:

a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction).

b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu

untuk dilaksanakan (job retionnale).

c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang

berlaku (procedures and practices).

d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih

baik.

2. Komunikasi ke bawah (Downward Communication).

Komunikasi ke bawah (Downward Communication) adalah

komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada

pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya.

(55)

atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction), penjelasan dari

pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan

(job retionnale), untuk penyampaian informasi mengenai

peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) dan

juga sebagain pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja

lebih baik.

Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:

a. Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun

tugas yang sudah dilaksanakan

b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan

pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh

bawahan

c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan

d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri

maupun pekerjaannya.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi Horizontal adalah komunikasi yang berlangsung

diantara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan

yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk

memperbaiki koordinasi tugas, sebagai upaya pemecahan

(56)

37

konflik dan juga untuk membina hubungan melalui kegiatan

bersama.

Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:

a. Memperbaiki koordinasi tugas

b. Upaya pemecahan masalah

c. Saling berbagi informasi

d. Upaya pemecahan konflik

e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama .

4. Komunikasi lintas saluran (Interline Communication).

Komunikasi lintas saluran (Interline Communication) adalah

tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas

fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi

lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka

berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak

komunikasi lintas lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai

kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas.

2.1.2.3.Fungsi Komunikasi Organisasi

Menurut Sandjaja (dalam Burhan Bungin, 2007:274)

komunikasi dalam organisasi memiliki empat fungsi, yaitu; fungsi

informatif, regulatif, persuasif, integratif.

1. Fungsi informative, yaitu organisasi dapat di pandang sebagai

(57)

dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi

yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang

didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat

melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

2. Fungsi regulative, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan

yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang

berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:

a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran

manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk

mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga

memberi perintah atau instruksi supaya perintah-perintahnya

dilaksanakan sebagaimana semestinya.

b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya

berorientasi pada kerja.

3. Fungsi persuasive, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan

dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan

yang di harapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan

yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada

memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara

sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih

besar di banding kalau pimpinan sering memperlihatkan

(58)

39

4. Fungsi integrative, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan

saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas

dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang

dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:

a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam

organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan

kemajuan organisasi.

b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar

pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga,

ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan

menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih

besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

2.1.3. Tinjauan Tentang Motivasi 2.1.3.1.Definisi Motivasi

Menurut Indrawijaya motivasi merupakan : Fungsi dari berbagai

macam variabel yang saling mempengaruhi atau merupakan proses yang terjadi dalam diri manusia atau suatu proses psikologi”.

(Indrawijaya, 1989:67). Kegiatan manusia dalam berinteraksi dari

lingkungan, termasuk lingkungan kerja, senantiasa disadari oleh

kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dengan kata lain kebutuhan ini

(59)

memenuhi kebutuhan terebut. Pemenuhan kebutuhan tersebut lazimnya

disebut sebagai motivasi.

Di kalangan para ahli muncul berbagai pendapat tentang

motivasi, masing-masing ahli memberikan pengertian tentang motivasi

dengan titik pandang yang berbeda-beda sesuai dengan hasil penelitian

mereka peroleh dan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari, meskipun

demikian, ada juga semacam kesamaan pendapat yang dapat ditarik

mengenai pengertian motivasi menurut Veron dalam Hutauruk (1993:127), motivasi adalah “suatu dorongan dari dalam (interval drive)

yang menyebabkan orang-orang berperilaku seperti apa yang mereka

lakukan”. Orang yang berbada-beda mungkin melakukan motivasi yang

sangat berbeda untuk melakukan hal yang sama. Para karyawan

mungkin dimotivasi untuk menjadi anggota suatu kelompok kerja bila

mereka merasa bahwa kebutuhan-kebutuhan peribadi mereka dapat

dipenuhi dengan baik, bila mereka melakukan hal yang demikian,

kebutuhan-kebutuhan (needs) menimbulkan dorongan (drivers), yang

pada gilirannya menimbulkan perilaku (behaviors) yang di rangsang

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Salah satu penjelasan tentang kebutuhan karyawan dan

tingkatan-tingkatannya di kembangkan oleh Abraham H. maslow.

Maslow mengemukakan bahwa hanya kebutuhan-kebutuhan yang

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1. Alur Berpikir Peneliti
Gambar 3.1 Contoh dan Daftar Produk CV. Harya Teknik Bekasi
Gambar 3.2 Logo CV. Harya Teknik Bekasi
+6

Referensi

Dokumen terkait