Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh :
MOHAMAD IRFAN NIM. 41809054
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
261
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Mohamad Irfan
Tempat,TanggalLahir : Bandung,05 April 1989 Jenis kelamin : Pria
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Alamat :Perum Pondok Tanah Mas Jl.Cempaka 2 D.14 No.26 Cibitung-Bekasi
Telepon : 081221886196
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Syahril
Pekerjaan : Wiraswata
Nama Ibu : Defrinawati
Pekerjaan : Ibu RumahTangga
PENDIDIKAN FORMAL
No. Tahun Uraian Keterangan
2. 2009-Sekarang Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia
Bandung.
-
3. 2005–2008 SMAN 1 Cibitung Berijazah
4. 2001–2004 SMP PGRI Tambun Berijazah
5. 1996–2001 SDN Wanasari 09 Berijazah
PELATIHAN DAN SEMINAR
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2009 Peserta Kegiatan Ceramah Dekan Umum Dosen FISIP Unikom “Peningkatan Kualitas Keilmuan, Ketrampilan ICT dan Kewirausahaan Sebagai Fakultas Ilmu social dan Ilmu Politik Unggulan”.
Peserta Kuliah Umum “KEBUDAYAAN TENTANG FILM & SENSOR FILM” (Ilustrasi Tentang Perfilman).
Bersertifikat
263
2. 2010 Peserta Kegiatan Table Manner di Hotel Banana Inn Bandung.
Peserta Mentoring Agama Islam
Peserta Dalam Kegiatan Seminar Budaya Preneurship Dr. Arthur S Nalan dan Budi Daltonn
Kuliah Umum Bersama Ketua DPRD
1. 2009 Anggota Paskibra SMA Negeri 1 Cibitung Anggota Siswa Pencinta Alam Red Ant
-
x
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 12
1.2.1. Pertanyaan Makro ... 12
1.2.2. Pertanyaan Mikro ... 12
1.3. Maksud dan tujuan penelitian ... 13
1.3.1. Maksud ... 13
1.3.2. Tujuan ... 13
xi
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 13
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15
2.1 Tinjauan Pustaka ... 15
2.1.1. Tinjauan Tentang Komunikasi ... 17
2.1.1.1. Definisi Komunikasi ... 17
2.1.1.2. Unsur Komunikasi ... 20
2.1.1.3. Bentuk Komunikasi ... 21
2.1.1.4. Sifat Komunikasi ... 24
2.1.1.5. Proses Komunikasi ... 25
2.1.1.6. Tujuan Komunikasi ... 29
2.1.1.7. Fungsi Komunikasi ... 29
2.1.2. Tinjaun Komunikasi Organisasi ... 32
2.1.2.1. Defenisi Komunikasi Organisasi ... 32
2.1.2.2. Arus Komunikasi Dalam Organisasi ... 34
2.1.2.3. Fungsi Komunikasi Organisasi ... 37
2.1.3. Tinjauan Tentang Motivasi ... 39
2.1.3.1. Defenisi Motivasi ... 39
2.1.3.2. Tujuan Motivasi ... 42
2.1.3.3. Model Motivasi ... 43
2.1.3.4. Teknik Motivasi ... 46
xii
2.1.5.2. Ciri-ciri Human Relations ... 56
2.1.5.3. Faktor-faktor Human Relations ... 56
2.1.5.4. Prinsip-Prinsip Human relations ... 57
2.1.6. Tinjauan Kepemimpinan ... 65
2.1.7. Tinjauan perusahaan ... 67
2.2 Kerangka Pemikiran ... 70
BAB III OBJEK METODE PENELITIAN ... 82
3.1. Objek Penelitian ... 82
3.1.1. Sejarah Perusahaan ... 82
3.1.2. Logo Perusahaan ... 84
3.1.3. Bentuk dan Stuktur Perusahaan ... 85
3.1.4. Job descriptions ... 87
3.2. Metode Penelitian... 89
3.2.1. Desain Penelitian ... 89
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 89
3.2.2.1 Studi Pustaka ... 89
3.2.2.2 Studi Lapangan... 90
3.2.3. Teknik Penentuan Informan ... 92
xiii
3.2.3.2. Informan ... 92
3.2.3.3. Informan Pendukung ... 94
3.2.4. Uji Keabsahan Data ... 95
3.2.5. Teknik Analisa Data... 97
3.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 100
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 102
4.1. Deskripsi Observasi ... 106
4.2. Deskripsi Informan ... 109
4.2.1. Informan Penelitian ... 109
4.2.2. Informan Pendukung ... 112
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 114
4.3.1. Prinsip Suasana Kerja CV. Harya Teknik Bekasi ... 115
4.3.2. Prinsip Balas Jasa CV. Harya Teknik Bekasi ... 135
4.3.3. Prinsip Sifat Pekerjaan CV. Harya Teknik Bekasi ... 147
4.3.4. Pelaksanaan Prinsip Human Relations CV. Harya Teknik Bekasi .... 156
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 170
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 177
5.1. Kesimpulan ... 177
5.2. Saran ... 178
5.2.1. Saran Untuk CV. Harya Teknik Bekasi ... 179
5.2.2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya ... 179
181
DAFTAR PUSTAKA
BukuArikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT. Rineka Cipta
. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
. 2005. Managemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Bungin,burhan . 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana
Cangara, H. 2007. Pegantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
.2011. Komuniaksi Politik. Jakarta: PT Rajawali Pers .
Effendy, Onong Uchyana. 1993. Human Relations dan Pubic Relations. Bandung :
Mandar Maju
Eko Nurdiansyah, Slamet, 2007. Peranan Human Relations Di Carrefour Bandung
Dalam Meningkatkan Sikap Dan Perilaku Positif Karyawan. Skripsi Jurusan
Ilmu Komunikasi, Universitas Komputer, Bandung.
. 1983. Radio Dan Praktek. Bandung : Rineka Cipta
. 2006. Hubungan Masyarakatsuatu Studi Komunikologis. Bandung :
Remaja Rosda Karya
. 2009.Human Relations Dan Public Relations. Bandung : Mandar Maju
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara
182
Locke, Edwin. 1997. Esensi Kepemimpinan. Jakarta : Mitra Utama
Mulyana, Deddy. 2005.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Miles Dan Huberman. 2002. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia
Muhadjir. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasih
Mardi. 2011. Sistem Informasi Akutansi. Jakarta: Ghalia Indonesia
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Race Dan Faules. 2002. Komunikasi Organisasi. Bandung : Rosda Karya
Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :PT.Penerbit
Bumi Aksara
. 2003. Teori praktek dan kepemimpinan. Jakarta : rineka cipta
. 1990. Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta : Haji
Masagung
. 1997. Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia
Singarimbun, Masri. 2003. Metode Penelitian Survey. Jakarta : Lp3es
Sudarman, Denim. 2002. Managemen Dan Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alpha Betha
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alpha Betha
Suherman, Ade Maman. 1993. Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global. Jakarta :
183
Supomo. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta
Suriahkusumah. 1986. Peranan Human Relations dan Publik Relations. Jakarta : LAN
RI
Sobirin, Achmad.2007. Budaya Organisasi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Rosda
Karya
Syukur, Abdullah. 1987. Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang
Konsep Pendekatan Dan Relevansinya Dalam Pembangunan. Unjung
pandang : Persadi
Sastrohadiwiryo, B Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Widjaja.2000.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : Rineka Cipta
Wiriyanto, doddy. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Wursanto. 1987. Etika Komunikasi Kantor. Jogjakarta : Konisius
Veron Dan Hutauruk. 1993. Step Voor Step. Jakarta : Erlangga
Skripsi
Budi, Setia,2013. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Kepala Bidang
Pelayanan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Pada Dinas
Sosial Kota Bekasi. Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara,Universitas
Islam 45,Bekasi.
Eko Nurdiansyah, Slamet, 2007. Peranan Human Relations Di Carrefour Bandung
Dalam Meningkatkan Sikap Dan Perilaku Positif Karyawan. Skripsi Jurusan
184 Bandung.
Internet
Harya_teknik@yahoo.com
http://pasaribumarco.blogspot.com/2013/05/pelaksanaan.html 17/03/2014. 02.17 WIB
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan
petunjuk serta ketabahan bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi
ini dengan judul “Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi”
Penyusunan Skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami
peneliti. Namun berkat usaha, doa semangat dan keyakinan dan dukungan dari
semua pihak akhirnya peneliti bisa menyelesaikan dengan tepat waktu. Seiring
dengan selesainya Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua yang tercinta, mamah dan ayah atas segala doa restu, materi, kasih
sayang dan kepercayaan yang telah diberikan pada penulis selama ini.
Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menempuh pendidikan Sarjana, Program Studi Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) Bandung.
Dalam upaya menyelesaikan Skripsi ini penulis telah mendapat bantuan
dari berbagai pihak baik materil, bimbingan, dorongan, semangat maupun
kemudahan-kemudahan dalam mengumpulkan data-data dan bahan-bahan. Pada
vii
2. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung,
yang telah mengeluarkan Surat Perizinan penelitian dan terima kasih
3. Yth. Drs. Manap Solihat., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) Bandung juga sebagai dosen yang telah banyak memberikan
ilmu pengetahuan.
4. Yth. Melly Maulin P., S.Sos. M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia
juga sebagai dosen yang memberikan banyak pengetahuan serta wawasan
selama penulis melakukan perkuliahan.
5. Yth. Rismawaty, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Wali IK-2 2009 Universitas Komputer Indonesia Program Studi Ilmu Komunikasi Konsetrasi Humas
yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada anak – anak
walinya di IK-2 dan sekaligus penguji yang telah memberikan nasihat,
saran motivasi serta izin untuk penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini penelitian ini.
6. Yth. Desayu Eka Surya S.Sos, M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan banyak sekali pengetahuan, pengarahan, motivasi dan
viii
Penulis banyak-banyak terima kasih atas perhatian, kritik, dan sarannya
kepada penulis selama ini.
7. Yth. Yadi Supriadi., S.Sos M.Phil. selaku penelaah dan penguji yang telah memberikan banyak saran dan semangat buat penulis dalam
melakukan penelitian ini.
8. Khususnya Kepada seluruh dosen di lingkungan Program Studi Ilmu
Komunikasi yakni, Yth. Inggar Prayoga., S.I.kom., Sangra Juliano, S.I.Kom., M.I.Kom., Adiyana Slamet., S.IP., M.Si., Olih Solihin ., M.I.kom, Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom., dan kepadaseluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan penulis selama ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.
9. Yth. Ratna Widiasti A.md Selaku Sekretaris Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung Yang telah membantu membuatkan surat
pengantar Dekan.
10.Yth. Astri Ikawati A.md. Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universtas Komputer Indonesia Bandung yang telah
membantu proses Administrasi Akademik selama Studi di Ilmu
Komunikasi.
11.Yth. Bpk. Arten Surya Agung selaku General Manager CV. Harya Teknik Bekasi yang telah memberikan kesempatan untuk penulis untuk
ix
Ahim, Deni, Diki, Azis, Febby, Donny, Dadang dan sahabat terbaikku yang telah membantu dalam segala hal.
14.Salam satu perjuangan untuk teman-teman bimbingan Insya Allah kita lulus tahun 2014.
15.Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya dapat
dibalas oleh Allah Swt.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih diperlukan
penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun dari pemakaian
kalimat dan kata-kata, oleh karena itu, guna penyempurnaan skripsi ini, peneliti
selalu terbuka untuk kritik dan saran yang membantu dalam penyusunan skripsi
ini. Jerih payah yang tak ternilai ini akan peneliti jadikan sebagai motivasi di masa
yang akan datang semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiiin....
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, 29 Agustus 2014 Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seperti yang diketahui bahwa kegiatan human relations
sebenarnya telah terjadi sejak dulu, hal ini juga berarti bahwa human
relations merupakan suatu gejala sosial yang hampir setua dengan hidup
bermasyarakat. Sasaran material dari human relations adalah manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, sedangkan sasaran formilnya mencakup ruang
lingkup hubungan antar manusia. Dalam konsep ilmu pengetahuan disiplin
ilmiah human relations termasuk dalam lingkungan ilmu-ilmu sosial dan
mengalami perkembangan di bidang sosiologi, ilmu jiwa sosial, ilmu politik,
dan manajemen.
Perkembangan maju dengan pesat setelah perang dunia kedua berakhir
sejalan dengan perkembangan organisasi, lembaga, perusahaan dan
industri-industri raksasa maupun dalam lembaga pemerintahan yang menggunakan
teknik manajemen yang akurat serta tepat guna. Sesuai dengan latar belakang
inilah maka tidak mengherankan apabila kegiatan human relations banyak
dikembangkan dalam dunia lembaga, perusahaan, industri, pemerintah maupun
Sebagai sebuah organisasi, CV. Harya Teknik Bekasi aktif dan fokus
terhadap pelayanan dibidang produksi massal yaitu bidang otomotif
manufaktur, dengan didukung oleh fasilitas yang prima dan sumber daya
manusia yang berkualitas yang siap untuk memberikan pelayanan yang
maksimal. Dalam menjalankan program-program kegiatannya, CV. Harya
Teknik Bekasi tidak terlepas dari pengaruh hubungan manusia antara atasan
dengan bawahan, bawahan dengan atasan maupun antara karyawan pada CV.
Harya Teknik Bekasi baik efektifitas maupun efisiensi kinerja yang diberikan.
CV. Harya Teknik Bekasi merupakan perusahaan yang baru berdiri
selama lima tahun pada tanggal 29, November 2009 namun kondisi CV.
Harya Teknik Bekasi dapat dikatakan sebuah perusahaan yang sedang
berkembang dengan baik dibidangnya, namun seiring dengan
perkembangannya CV. Harya Teknik Bekasi juga tidak lepas dari
permasalahan internal yang berkaitan dengan human relations seperti
menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam menyatukan presepsi dan
pendapat dalam lingkungan pekerjaan untuk menjaga hubungan baik antar
sesama karyawan, penetapan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan
kemampuan yang dimiliki, selain hal tersebut permasalahan lainnya ialah
sistem balas jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup karyawannya dengan
memberikan upah dan penghargaan.
Sebagai suatu disiplin ilmu maka human relations adalah suatu studi
3
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. mengemukakan bahwa human
relations adalah kegiatan dalam upaya memotivasi manusia untuk
menumbuhkan kerja sama yang efektif, dan memberikan pemenuhan kebutuhan
dan juga tujuan organisasi (Davis dalam Effendy, 1993:51).
Secara sekilas human relations terlihat sebagai suatu hal yang biasa dan
mudah dilakukan, tetapi sebenarnya tidaklah demikian adanya. Human
relations adalah suatu hal yang dinamis dan tidak terlepas dari faktor manusia.
Hubungan kerja antara atasan dengan bawahan misalnya. Komunikasi, tugas,
dan tanggung jawab atau pendelegasian wewenang akan sangat sulit dilakukan
jika tidak dibarengi dengan proses human relations yang baik.
Dalam hubungannya dengan manajemen sumber daya manusia,
komunikasi yang dalam hal ini human relations bukan hanya sekedar berarti
pengiriman dan penerimaan pesan, tetapi lebih jauh dari itu, human relations
juga bertujuan mengembangkan potensi sumber daya manusia. Sesuai dengan
tujuan tersebut, pengembangan potensi pegawai dalam suatu perusahaan atau
organisasi tidak akan terlepas dari upaya peningkatan motivasi dan prestasi
kerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang termotivasi baik, akan
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap keefektifan organisasinya.
Jika seorang pegawai termotivasi dengan baik, maka akan menunjukkan suatu
perusahaan atau organisasi yang berjalan efektif dan hal ini merupakan kunci
sukses bagi seorang atasan dalam membina perusahaan atau organisasi yang
Disadari atau tidak, human relations dapat memberi pengaruh-pengaruh
positif terhadap motivasi kerja seseorang. Teknik-teknik yang kurang tepat
yang digunakan oleh seorang atasan dalam berkomunikasi dengan bawahannya
(komunikasi vertikal) akan berakibat menurunnya motivasi kerja bawahannya.
Hal ini dapat terjadi karena motivasi berhubungan erat dengan
implikasi-implikasi yang diterima sebagai hasil suatu komunikasi. Adapun komunikasi
horizontal dalam berkomunikasi yaitu berupa koordinasi tugas, penyelesaian
masalah, pembagian informasi, dan resolusi konflik.
Peran human relation sangat menentukan aktifitas organisasi dalam
mencapai tujuannya. Oleh karena itu, human relations harus memiliki evaluasi
prestasi kerja bagi seluruh orang-orang yang ada di dalam organisasi, sehingga
organisasi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian
prestasinya dan hal ini dapat dijadikan tolak ukur untuk pemberian kompensasi,
pengembangan potensi diri serta perbaikan lingkungan kerja dalam melakukan
inovasi yang akhirnya akan meningkatkan motivasi dan juga meningkatkan
prestasi kerjanya, maka organisasi harus memberikan insentif atau membuat
kebijakan tertentu dalam rangka memotivasi pegawainya, agar dapat
memberikan kontribusi balikan kepada organisasi, yaitu berupa prestasi kerja
yang tinggi.
Modernisasi dan globalisasi terjadi pada negara-negara maju maupun
negara berkembang, salah satu negara berkembang di dunia adalah Indonesia.
5
media sebagai salah satu unsur komunikasi dewasa ini tidak dapat diabaikan,
meskipun human relations akan lebih terasa atau efektif jika dilakukan secara
langsung atau face to face namun tidak dapat dipungkirin efek dari modernisasi
dan globalisasi turut mendukung human relations.
Istilah industrialisasi secara ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, dapat
pula diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata
industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya,
industri otomotif, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan.
Pertumbuhan industri secara tidak langsung sejalan bahkan melebihi
pertumbuhan ekonomi itu sendiri, kegiatan industrialisasi substansinya
merupakan suatu kegiatan ekonomi dalam tradable sector yang mampu
memberikan efek yang cukup signifikan terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat, pertumbuhan ekonomi secara agregat dan sebagainya. Sektor
industri dengan sumber daya organisasinya yang begitu kompleks dan besar
adalah salah satu kelebihan yang dimiliki suatu sector dalam tatanan
perekonomian dewasa ini.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan memiliki
banyak daerah industri yang di koordinir tiap-tiap kawasan industri disetiap
Kota maupun Kabupaten. Salah satu daerah yang memiliki kawasan industri
terbesar di Indonesia ialah Bekasi yang juga merupakan kawasan industri
yang terdiri dari berbagai komoditas baik itu komoditas otomotif, tekstil,
pangan maupun teknologi.
Berjalannya era globalisasi juga menambah ketatnya persaingan
dibidang industri, maka faktor sumber daya manusia adalah hal yang sangat
perlu diperhatikan. Dibutuhkan seorang pegawai yang berkualitas, dalam artian
pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi serta benar-benar mengamalkan
amanat dan peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Dengan pegawai yang
bersumber daya maka secara tidak langsung dapat mendorong proses
produktifitas menjadi lebih optimal, sehingga perusahaan dapat menyediakan
output yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mencapai target diperlukan
sebuah komunikasi organisasi yang baik dalam organisasi ataupun perusahaan.
Komunikasi merupakan faktor fundamental dalam organisasi dan perusahaan.
Dalam khasanah akademis, komunikasi merupakan aspek penting dari sistem
administrasi dan kepemimpinan yang memfokuskan pada prinsip-prinsip dan
pemenuhan kebutuhan setiap anggota organisasi dalam upaya mencapai tujuan
yang telah ditentutan.
Menurut Hafied Cangara, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia
yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak
disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi”. (Cangara,
7
Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari
komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah
mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta
semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan
adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut
Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah :
1. Perubahan sikap (attitude change)
2. Perubahan pendapat (opinion change)
3. Perubahan perilaku (behavior change)
4. Perubahan sosial (social change). (Effendy, 2009: 8)
Jadi dapat disimpulkan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan
perubahan sikap, perubahan pendapat, perubahan perilaku, perubahan sosial.
Serta tujuan utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat
dimengerti dan diterima oleh komunikan dan menghasilkan umpan balik.
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal
dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari
pada komunikasi kelompok. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut
struktur organisasi, yakni komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi ke
bawah dan komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti
Human relations menurut Sondang P Siagian bahwa administrasi dan
manajemen modern sekarang ini didasarkan atas dan berorientasi pada manusia
sebagai unsur yang terpenting (Siagian, 2003 : 6) . Telah dikatakan pula bahwa
human relations merupakan inti dari pada kepemimpinan karena cara
penggerakkan bawahan sekarang ini memang didasarkan pada pendapat bahwa
manusia adalah mahluk yang mempunyai martabat, perasaan, cita-cita,
keinginan, temperamen dan harapan-harapan. Di samping itu perlu diperhatikan
bahwa tidak ada dua individu yang sama dalam segala hal meskipun ada
tujuan-tujuan manusia yang sifatnya universal. Misalnya, setiap manusia ingin bebas,
ingin dihargai, ingin memperoleh kemajuan dalam hidup dan sebagainya.
Dengan perkataan lain dibidang administrasi sekarang ini telah disadari dan
diakui bahwa di dalam setiap kegiatan administrasi unsur manusia serta
hubungan-hubungan antar manusia itu merupakan faktor yang menentukan
sukses-tidaknya proses administrasi dijalankan. Hal ini berarti bahwa manusia
di dalam suatu organisasi tidak boleh diperlakukan sama dengan unsur-unsur
administrasi lainya, seperti modal, mesin, alat-alat perlengkapan dan lain
sebagainya.
Menurut pendapat Suriahkusumah, Tujuan Pelaksanaan human relations
adalahsebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan hubungan kerja didalam suatu organisasi.
2. Untuk meningkatkan hubungan kerja serta kerja sama yang baik antara atasan
9
3. Untuk mengurangi akan aspek-aspek negatif, timbulnya konflik dan frustasi.
4. Untuk mengetahui seawal mungkin masalah-masalah yang terjadi didalam
organisasi terutama yang menyangkut hungungan kerja yang harmonis,
sehingga hal-hal yang tidak diinginkan sedikit demi sedikit dapat
ditanggulangi.
5. Untuk mengetahui sejauh mana faktor psikologis, manajemen, dan sosiologis
mempengaruhi hubungan kerja didalam suatu organisasi baik pemerintah
maupun swasta. (Kusumah, 1986 : 16),
Selanjutnya Davis dalam Effendy, mengemukakan bahwa human
relations adalah kegatan dalam upaya memotivasi manusia untuk
menumbuhkan kerja sama yang efektif, dan memberikan pemenuhan kebutuhan
dan juga tujuan organisasi. Potensi aktualitas dan proses kreativitas manusia
perlu digali, diarahkan dan dikembangkan di dalam wadah masyarakat dan juga organisasi”.(Effendy, 1993:51).
Psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia
dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan
menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan
dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan tentang
5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu: (1) keberadaan manusia
tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen; (2) manusia memiliki
memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang
lain; (4) manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas
pilihan-pilihanya; dan (5) manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk
mencari makna, nilai dan kreativitas.
Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan
pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan
Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang
persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa
yang dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang
melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu
kejadian.
Ada lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam kaitan human
relations terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi, kelima hal tersebut antara lain yaitu tersedianya umpan balik dan
proses mendengarkan yang efektif, adanya kesungguhan hati dalam
melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dapat memahami
kebutuhan-kebutuhan pegawai bawahan, penggunaan waktu secara tepat dan
efektif, mempergunakan saluran komunikasi yang tepat.
Seorang atasan yang mendapat umpan balik dari bawahannya,
hendaknya menerima secara seksama. Sehingga komunikasi berikutnya tidak
menimbulkan isyarat-isyarat non-verbal, karena jika tidak mendapat respon,
11
direncanakan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan, sehingga tidak terkesan
hambar, terutama komunikasi vertikal yang dilakukan antara atasan dengan
bawahan. Dalam situasi yang demikian, maka pegawai dalam posisinya sebagai
bawahan mempunyai kebutuhan dan senantiasa perlu diperhadapkan sebagai
kendala yang perlu mendapat perhatian, minimal secara moral, sehingga
bawahan merasa aman menerima, menyimpan dan sekaligus melaksanakan
pesan dari atasan atau setidak-tidaknya bawahan merasa tidak dirugikan.
Sedangkan motivasi menurut Sondang P. Siagian, adalah daya pendorong
yang mengakibatkan seseorang sebagai anggota organisasi mau dan rela
mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya, baik dalam bentuk keahlian
maupun dalam bentuk ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk mendukung
penyelenggaraan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan
menunaikan kewajibanya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan. (Siagian, 1995 : 138)
Pimpinan pada suatu organisasi adalah orang yang diharapkan mampu
menjalankan prinsip-prinsip human relations, sama halnya para Pimpinan CV.
Harya Teknik Bekasi dituntut sedapat mungkin melaksanakan prinsip-prinsip
human relations dengan baik dengan tujuan agar mampu memberikan sebuah
motivasi kepada pegawainya, dengan harapan tercapainya tujuan organisasi
yang telah direncanakan dan ditetapkan. Sejalan dengan pendapat Sondang P
Siangian yang menyatakan bahwa inti dari human relations ialah merupakan
hubungan antara orang-orang didalam organisasi yang bersifat internal dan
dengan pihak-pihak luar organisasi.
Salah satu prinsip human relations adalah pengakuan dan penghargaan
oleh pimpinan atas pelaksanaan tugas dengan baik, hal tersebut diharapkan
mampu memberikan suatu motivasi kepada pegawai dengan pemberian suatu
penghargaan sebagai tanda terima kasih maupun dengan ucapan atas hasil kerja
dan prestasi pegawai.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut penulis tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian dengan judul : “ Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi (Studi Deskriptif Tentang Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi dalam Menciptakan Motivasi Kerja ”. 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas peneliti membagi rumusan masalah dalam
dua bagian yang terdiri dari Pertanyaan Makro dan Pertanyaan Mikro.
1.2.1. Pertanyaan Makro
Peneliti merumuskan pertanyaan makro yaitu “Bagaimana Pelaksanaan
Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi ?”
1.2.2. Pertanyaan Mikro
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti
merumuskan pertanyaan mikro yang akan diteliti mengacu pada definisi
13
1. Bagaimana Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Membentuk Suasana Kerja Yang Menyenangkan Dalam Menciptakan Motivasi Kerja?
2. Bagaimana Balas Jasa Yang Dilakukan Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja?
3. Bagaimana Sifat Pekerjaan Yang Diberikan Pimpinan CV. Harya TeknikBekasi Dalam Memberikan Motivasi Kerja?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menganalisa,
menceritakan dan menjawab tentang Bagaimana Pelaksaan Prinsip-Prinsip
Human Relations CV. Harya Teknik Bekasi .
1.3.2.Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Suasana Kerja Yang Menyenangkan Yang Dilakukan Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja.
2. Untuk Mengetahui Balas Jasa Yang Dilakukan Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Menciptakan Motivasi Kerja.
3. Untuk Mengetahui Sifat Pekerjaan Yang Diberikan Pimpinan CV. Harya Teknik Bekasi Dalam Memberikan Motivasi Kerja.
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1.Kegunaan Teoritis
Sebagai kajian Ilmu Komunikasi, khususnya tentang prinsip-prinsip
mengembangkan kajian Ilmu Komunikasi secara umum, khususnya mengenai
prinsip-prinsip human relations yang dilakukan suatu perusahaan untuk
motivasi kerja pegawai.
1.4.2.Kegunaan Praktis
Adapun hasil penelitian bagi kegunaan praktis, diharapkan hasil
penelitian ini dapat menjadi:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti dalam bidang komunikasi, juga sebagai aplikasi
Ilmu komunikasi secara umum dan komunikasi organisasi secara
khususnya.
b. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer
Indonesia secara umum sebagai literatur dan perolehan informasi tentang
Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Human Relations Oleh Para Pimpinan CV.
Harya Teknik Bekasi untuk penelitian dengan kajian yang sejenis.
c. Perusahaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan
Bagi sebagai informasi dan masukan mengenai Pelaksanaan
15 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi
yang diambil oleh peneliti. Melihat hasil karya ilmiah para peneliti
yang terdahulu, yang mana pada dasarnya peneliti mengutip beberapa
pendapat yang dibutuhkan oleh peneliti sebagai pendukung penelitian.
Tentunya dengan melihat hasil karya ilmiah yang memiliki
pembahasan serta tinjauan yang sama.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu dan Peneliti NO Uraian Slamet Eko
Nurdiansyah
Mohamad Widiyatno
Setia budi Mohamad irfan
17
Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan
manusia, sebagai cabang ilmu yang begitu kompleks dan berasal dari
berbagai cabang ilmu lainnya. Berbicara komunikasi, maka kita pun
akan berbicara tentang hubungan antar individu yang didalamnya
terjadi pertukaran lambang lambang. Sebagaimana diungkapkan oleh
William Albig dalam buku ilmu komunikasi pengantar studi,
menyatakan “Komunikasi adalah proses pengoperan
lambang-lambang yang berarti bagi individu-individu.” (Widjaja, 2000:15).
2.1.1.1.Defenisi Komunikasi
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah luput dari
interaksi antar sesamanya yang memerlukan sebuah proses yang
dinamakan komunikasi. Komunikasi adalah dasar dari segala kegiatan
yang dilakukanoleh manusia dalam menjalin hubungan dengan dirinya
Istilah komunikasi dikemukakan oleh Willbur Schram dalam
buku yangberjudul ilmu komunikasi suatu pengantar dari Deddy
Mulyana, menyatakan bahwa:
“Istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication, berasal
daribahasa latin yaitu communis yang memiliki arti sama. Cummunico,communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to makecommon)”. (Mulyana,2010:46).
Pengertian komunikasi secara singkat dibuat oleh Harold D.
Lasswell bahwa cara yang tepat unuk menerangkan suatu tindakan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan,
apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”. (Cangara,2011:19). Jika kita lihat paradigm lasswell ini
menggambarkan lima unsur komunikasi yang dijadikan sebagai
jawaban dari pertanyaan yang dia kemukakan, antara lain :
1. siapa yang menyampaikan : komunikator
2. apa yang disampaikan : pesan
3. melalui saluran apa : media
4. kepada siapa : komunikan
5. apa pengaruhnya : efek (lasswell dalam effendi, 2006:54)
Formula lasswell ini menggambarkan bahwa komunikasi itu
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
19
dengan Harold D. Lasswell, sebuah pakar komunikasi Carl I Hovland
seusai perang dunia ke-II , mendefinisikan komunikasi sebagai :
“The Proces by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicates)”. (proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambing bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”. (Effendy,2006:49).
Definisi yang dikemukakan di atas adalah definisi komunikasi
secara sederhana dan belum dapat mewakili dari banyaknya definisi
yang dikemukakan para ahli komunikasi didunia ini. Akan tetapi
Shanon dan Weaver (1949) dalam buku Hafied Cangara, berpendapat
bahwa :
“Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja tau tidak disengaja. Tidak terbaas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi”. (Cangara,2011:21).
Berdasarkan Definisi komunikasi di atas yang diungkapkan para
pakar begitu kompleks dan beragam sesuai dengan cara pandang
masing masing pakar. Wajar jika komunikasi menjadi sebuah
kebutuhan dalam hidup kita yang tidak pernah terlepas dari komunikasi
baik dengan diri sendiri, antar sesama, dengan lingkungan, bahkan
dengan sang pencipta dengan menggunakan pesan pesan baik verbal
2.1.1.2.Unsur Komunikasi
Menurut , Deddy Mulyana ada lima unsur komunikasi yang
saling bergantung satu sama lain yang terdiri dari :
a. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi dalam artian komunikator
adalah orang yang menyampaikan pesan. Seorang komunikator
harus pintar membaca perasaan atau pikiran komunikan, agar
komunikan dapat memahami apa yang disampaikan oleh
komunikator.
b. Pesan
Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator
kepada komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal
maupun non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau
maksud sumber tadi. Kata-kata memungkinkan orang berbagi
pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara
non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh,
juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya.
c. Media
Media yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator
untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Saluran
21
atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media
elektronik (radio, televisi).
d. Komunikan
Komunikan yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator.
Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan,
persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini
menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal
maupun non verbal yang dia terima menjadi gagasan yang dapat
dia pahami.
e. Efek
Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima
pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur,
perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan
sebagainya. (Mulyana, 2003 : 63-64).
2.1.1.3.Bentuk Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, ada beberapa konteks komunikasi berdasarkan tingkatan
(level), dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta
komunikasi paling sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah
peserta paling banyak.
Komunikasi intra pribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri,
baik disadari atau tidak. Komunikasi ini merupakan landasan
komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam
konteks-konteks lainnya. Dengan kata lain, komunikasi intra pribadi ini
inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang, dan
seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain
orang biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri, hanya saja
caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi orang
dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi
orang dengan diri sendiri.
2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun non verbal. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang
berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau
respons non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang
ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Sebagai komunikasi
yang paling lengkap dan sempurna, komunikasi antar pribadi
berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih
mempunyai emosi. Komunikasi tatap muka ini membuat
23
3. Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini
misalnya kelurga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan
masalah, dan lain sebagainya. Dengan demikian, komunikasi
kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan
oleh kelompok kecil.
4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara
dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak dapat
dikenali satu persatu. Ciri-ciri komunikasi publik adalah : terjadi
ditempat umum (public), misalnya auditorium, kelas, tempat
ibadah, atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang;
merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan;
terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan
fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan
sebagainya; acara-acara lain mungkin direncanakan sebelum dan
atau sesudah ceramah disampaikan pembicara. Komunikasi
publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur,
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat
formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan
yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi
formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi vertikal yang terdiri dari komunikasi ke bawah dan
komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi,
seperti komunikasi antar sejawat.
6. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan
media massa, baik cetak ataupun elektronik, yang dikelola suatu
lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim,
dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan
secara cepat, serentak, dan selintas (khusus media elektronik).
(Mulyana, 2003 : 72-75)
2.1.1.4.Sifat Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek” menjelaskan dalam berkomunikasi
memiliki sifat-sifat adapun beberapa sifat komunikasi tersebut:
25
2. Bermedia ( Mediated )
3. Verbal ( Verbal ) Lisan ( Oral ) Tulisan
4. Non verbal ( Non-verbal ) Gerakan atau isyarat badaniah (
Gestural ) Gambar ( Pictorial ). (Effendy, 2009 : 7).
Komunikator (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan
kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki
kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari
komunikan itu sendiri, dalam penyampain pesan komunikator bisa
secara langsung (face-to-face) tanpa mengunakan media apapun,
komunikator juga dapat menggunakan bahasa sebagai lambang atau
simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, media tersebut
sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.
Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan
non verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan
tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan
gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan,
mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk
mengemukakan ide atau gagasannya.
2.1.1.5.Proses Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang
memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses
dengan berbagai tujuannya. Dengan adanya proses komunikasi, berarti
ada suatu alat yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam
pengungkapan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, Proses komunikasi
terbagi menjadi dua tahap yakni proses komunikasi secara primer dan
secara sekunder.
1. Proses Komunikasi Primer
Sebagaimana yang dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy : “Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang
sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,
kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan
komunikator kepada komunikan.” (Effendy, 2009: 11). Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Bahasa digambarkan
paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi karena
dengan jelas bahwa bahasa mampu menerjemahkan pikiran
seseorang untuk dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2009: 11). Komunikasi berlangsung
apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
27
membuat pesan setala Effendy mengatakan bahwa, “Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan
oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of
reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection
of experiences and meanings) yang pernah diperoleh oleh komunikan.” (Effendy, 2009:13). Kemudian Wilbur Schramm
menambahkan, sebagaimana yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy bahwa, “Bidang pengalaman (field of experience)
merupakan faktor yang penting dalam komunikasi.” (Effendy,
2009:13). Pernyataan ini mengandung pengertian, jika bidang
pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman
komunikan, maka komunikasi akan berlangsung lancar.
2. Proses Komunikasi Sekunder
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa “Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.” (Effendy, 2009:16).
Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari
komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam
sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dengan
jumlah yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi. Media kedua ini
memudahkan proses komunikasi yang disampaikan dengan
meminimalisir berbagai keterbatasan manusia mengenai jarak,
ruang, dan waktu. Maka, dalam menata lambang-lambang untuk
memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus
memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan
digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan perlu
didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan
dituju. Menurut Effendy pada proses komunikasi secara
sekunder, media yang dipergunakan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Media Massa (Mass Media), yakni tertuju kepada sejumlah
orang yang relative amat banyak. Seperti seperti surat kabar,
radio, televisi, film.
b. Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau
sejumlah orang yang relatif sedikit.Seperti
telepon,surat,telegram,spanduk, papan pengumuman.
29
2.1.1.6.Tujuan Komunikasi
Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan
tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi
adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan
berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima
oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan
komunikasi tersebut.
Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi
adalah :
1. Perubahan sikap (attitude change)
2. Perubahan pendapat (opinion change)
3. Perubahan perilaku (behavior change)
4. Perubahan sosial (social change). (Effendy, 2009: 8)
Jadi dapat disimpulkan tujuan komunikasi itu adalah
mengharapkan perubahan sikap, perubahan pendapat, perubahan
perilaku, perubahan sosial. Serta tujuan utama adalah agar semua pesan
yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan dan
menghasilkan umpan balik.
2.1.1.7.Fungsi Komunikasi
Komunikasi begitu penting bagi manusia, sehingga komunikasi
memiliki beberapa fungsi, Menurut Effendy ada empat fungsi utama
1. Menginformasikan (To Inform),
adalah memberikan informasi kepada masyarakat,
memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang
terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala
sesuatu yang disampaikan orang lain.
2. Mendidik (To Educate),
adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan
komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya
kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi
dan ilmu pengetahuan.
3. Menghibur (To Entertain),
adalah komunikasi selain berguna, untuk menyampaikan
komunikasi, pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk
menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
4. Mempengaruhi (To Influence),
adalah fungsi mempengaruhi setup individu yang
berkomunikasi, tentunya berusaha Baling mempengaruhi jalan
pikiran komunikandan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap
dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang
31
William I. Gorden dalam buku Deddy Mulyana, yang berjudul
ilmu komunikasi suatu pengantar mengkategorikan fungsi komunikasi
menjadi empat, yaitu:
1. Komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,
terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan
hubungan orang lain.
2. Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrument untuk menyampaikan perasaam (emosi)
kita. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita.
3. Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para
kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman,
pernikahan, dan lain-lain.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan
umum,yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong,
mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
2.1.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.1.2.1.Definisi Komunikasi Organisasi
Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku
pengorganisasian, dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi. Setelah
mengetahui hakikat organisasi dan komunikasi, maka kita dapat melihat
arah dan pendekatan yang ada pada komunikasi organisasi. “Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang
-orang. Komunikaasi organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang
mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat”. (Pace dan
Faules,2002:25).
R.Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya Komunikasi
Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, mendefinisikan
komunikasi organisasi adalah sebagai :
“Pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
33
Masih dalam bukunya, R.Wayne Pace dan Don F. Faules
mengatakan bahwa Suatu pendekatan subjektif memandang organisasi
sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari
tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan
orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang
terus-menerus berubah yang dilakukan antara orang-orang antara yang
satu dengan lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang
yang perilakunya membentuk organisasi tersebut. Sedangkan
pandangan objektif menyarankan bahwa sebuah organisasi adalah
sesuatu yang bersifat fisik dan kongkret, dan merupakan struktur
dengan batas-batas yang pasti. Istilah “organisasi” mengisyaratkan
bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang,
hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan (Pace dan Faules dalam
Mulyana,2005:11).
Pernyataan Pace dan Faules tersebut memperlihatkan bahwa
dalam pandangan subjektif organisasi merupakan kegiatan yang
dilakukan orang-orang yang satu sama lain saling berinteraksi.
Sedangkan pandangan objektif menganggap organisasi mensyaratkan
adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan
semua individu tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti
institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Komunikasi organisasi menurut Deddy Mulyana dalam buku yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, yaitu :
“Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gossip”.(Mulyana, 2005 :75)
Pengertian komunikasi organisasi menurut Wiryanto dalam buku yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi” adalah sebagai
berikut, “Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi”.(Wiryanto, 2004 : 54).
2.1.2.2.Arus Komunikasi Dalam Organisasi
Terdapat beberapa arus komunikasi orgnisasi. Pace & Feules dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Organisasi: strategi
meningkatkan kinerja perusahaan” mengemukakan bahwa didalam
Komunikasi Organisasi terdapat 4 dimensi komunikasi yaitu:
35
Komunikasi ke atas (Upward Communication) adalah komunikasi
yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan
kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini
adalah untuk penyampaian informasi tentang pekerjaan pekerjaan
ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi
tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak
dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran
perbaikan dari bawahan dan juga penyampaian keluhan dari
bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction).
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu
untuk dilaksanakan (job retionnale).
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang
berlaku (procedures and practices).
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih
baik.
2. Komunikasi ke bawah (Downward Communication).
Komunikasi ke bawah (Downward Communication) adalah
komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada
pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya.
atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction), penjelasan dari
pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
(job retionnale), untuk penyampaian informasi mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) dan
juga sebagain pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja
lebih baik.
Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a. Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun
tugas yang sudah dilaksanakan
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan
pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri
maupun pekerjaannya.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi Horizontal adalah komunikasi yang berlangsung
diantara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan
yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk
memperbaiki koordinasi tugas, sebagai upaya pemecahan
37
konflik dan juga untuk membina hubungan melalui kegiatan
bersama.
Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a. Memperbaiki koordinasi tugas
b. Upaya pemecahan masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama .
4. Komunikasi lintas saluran (Interline Communication).
Komunikasi lintas saluran (Interline Communication) adalah
tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas
fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi
lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka
berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak
komunikasi lintas lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai
kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas.
2.1.2.3.Fungsi Komunikasi Organisasi
Menurut Sandjaja (dalam Burhan Bungin, 2007:274)
komunikasi dalam organisasi memiliki empat fungsi, yaitu; fungsi
informatif, regulatif, persuasif, integratif.
1. Fungsi informative, yaitu organisasi dapat di pandang sebagai
dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi
yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang
didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.
2. Fungsi regulative, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan
yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga
memberi perintah atau instruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya.
b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja.
3. Fungsi persuasive, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan
dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan
yang di harapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar di banding kalau pimpinan sering memperlihatkan
39
4. Fungsi integrative, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan
saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas
dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang
dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan
kemajuan organisasi.
b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar
pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga,
ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih
besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
2.1.3. Tinjauan Tentang Motivasi 2.1.3.1.Definisi Motivasi
Menurut Indrawijaya motivasi merupakan : Fungsi dari berbagai
macam variabel yang saling mempengaruhi atau merupakan proses yang terjadi dalam diri manusia atau suatu proses psikologi”.
(Indrawijaya, 1989:67). Kegiatan manusia dalam berinteraksi dari
lingkungan, termasuk lingkungan kerja, senantiasa disadari oleh
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dengan kata lain kebutuhan ini
memenuhi kebutuhan terebut. Pemenuhan kebutuhan tersebut lazimnya
disebut sebagai motivasi.
Di kalangan para ahli muncul berbagai pendapat tentang
motivasi, masing-masing ahli memberikan pengertian tentang motivasi
dengan titik pandang yang berbeda-beda sesuai dengan hasil penelitian
mereka peroleh dan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari, meskipun
demikian, ada juga semacam kesamaan pendapat yang dapat ditarik
mengenai pengertian motivasi menurut Veron dalam Hutauruk (1993:127), motivasi adalah “suatu dorongan dari dalam (interval drive)
yang menyebabkan orang-orang berperilaku seperti apa yang mereka
lakukan”. Orang yang berbada-beda mungkin melakukan motivasi yang
sangat berbeda untuk melakukan hal yang sama. Para karyawan
mungkin dimotivasi untuk menjadi anggota suatu kelompok kerja bila
mereka merasa bahwa kebutuhan-kebutuhan peribadi mereka dapat
dipenuhi dengan baik, bila mereka melakukan hal yang demikian,
kebutuhan-kebutuhan (needs) menimbulkan dorongan (drivers), yang
pada gilirannya menimbulkan perilaku (behaviors) yang di rangsang
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Salah satu penjelasan tentang kebutuhan karyawan dan
tingkatan-tingkatannya di kembangkan oleh Abraham H. maslow.
Maslow mengemukakan bahwa hanya kebutuhan-kebutuhan yang