• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan wanita dewasa awal yang mengalami obesitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan wanita dewasa awal yang mengalami obesitas"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi diajukan untuk memenuhi persya1ratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

A. RAHMAN SOFYAN

101070022950

FAKULTAS PSIKOLOGll

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JJ\KARTA

(2)

MENURUNKAN BERAT BADAN WANITA DEWASA AWAL YANG

MENGALAMI OBESITAS" telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Juni 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi.

Penguji I

Yunita Faela Nisa, Ml§i NIP.

150 368 748

Pembimbin I

Jakarta, 20 Juni 2008

Sidang Munaqosah

Anggota

Sekretaris Merangkap Anggota

Dra.

z。ィイッセィN@

M.s;

NIP.

150 235 773

M.Si NIP.

150 2:-15 773

ーHセ@

(3)

'[fiey are wlio lias toug Ii me tlie simpCidties, patience, Cife wisaom atuf sincerity. '[fiey are vita( infinite important rofe of my Cife ana afso in fiCCing motivation anaguicCe Cife wiscCom of me. So

tfiat Cifi.§ry g oU mount even

if

I give, it is not Cast for ifepicting form of acliievement atuf

ifeaication

of

me. <Joa 6Cess you ...

Secara Rjiusus yang amat saya cintai aan Rg.silii /iJipersem6afik,an sftripsi ini teruntk,fisaua orang

tuak,u, ayalimufa (Jr. Sofyan Jufri) aan i6unaa (Jfj. Zairina) se6agai sum6er fisliiaupan saya, pem6im6ing utama liiaup saya, penaidik,saya, yang tefafi mem6esarRg.n saya ifengan tufus penuli

Rg.sili sayang.

IJ3efiaufali yang me1ufiaik,saya fisseaerlimiaan, fissa6aran, fisjujuran diin fis6ijaf<.§anaan liiaup.

IJ3e(iaufali peran penting yang tak,terliingga serta vita[ aafam mengist semangat aan mem6im6ing

fisliiaupan saya. Seliingga rasanya gunung emas seRg.Cipun saya 6erifi.,111 tiaalifali cueyp untuk.

menggam6ark,an wujua pengfiargaan aan penga6dian saya.

(4)

(D) Hubungan Kepercayaan Diri dengan Motivasi Menurunkan Berat Badan Wanita Dewasa Awai yang Mengalami Obesitas

(E)

77

halaman + 5 lampiran

(F) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minat penulis terhadap fenomena yang akhir-akhir ini berkembang di sekitar kita yaitu masalah obesitas atau biasa kita menyebutnya dengan kegemukan walaupun pengertian kedua kata ini berbeda maknanya. Mayoritas masyarakat Indonesia urnumnya masih belum memahami bahwa obesitas dapat mempengaruhi kesehatan di lain hal tentu membuat penampilan seseorang menjadi kurang menarik. Obesitas pada saat ini merupakan salah-satu masalah yang banyak diderita baik oleh kaum pria dan anak-anak khususnya di sini kaum wanita. Seseorang yang mengalami obesitas sering merasa rendah diri dan menarik diri dari pergaulan sehari-hari. Secara sadar atau tidak sadar, dalam lingkungan masyarakat terjadi diskriminasi terhadap orang gemuk, karena orang gemuk dianggap menderita ketidaksempurnaan fisik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk rnelihat korelasi antara kepercayaan diri dengan rnotivasi rnenurunkan berat badan pada wanita dewasa awal yang rnengalami obesitas.

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian sebanyak

50

subjek dengan spesifikasi usia

18

tahun -

24

tahun bagi wanita, di mana usia tersebut termasuk tahap p1:irkembangan dewasa awal.

Hasil uji reliabilitas pada kepercayaan diri diperoleh hasil

0,747

sedangkan reliabilitas untuk penelitian berat badan adalah

0,740

yang dianalisis dengan teknik analisa alpha cronbach. Artinya kedua variabel tersebut menunjukan reliabel. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik korelasi Spearman dari Pearson. Diperoleh r hitung sebesar

0,049

dan r tabel

0,361

pada

0,05.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan wanita dewasa awal.

(5)

Alhamdulil/ah, segala puji dan syukur kepada sumber dari suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, Sang Maha cahaya, Sang penabur ilham, Sang Kekasih tercinta yang tak terbatas rahmat dan hidayah-Nya bagi umatnya. Sehingga penulis diberikan kekuatan fisik dan psikis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul "Hubungan Kepercayaan Diri dengan Motivasi Menurunkan Berat Badan Wanita Dewasa Awai yang Mengalami Obesitas".

Sha/awat serta salam teruntuk junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para

keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Yang memberikan jalan pencerahan dari zaman kegelapan, serta uswatun hasanah yang dapat dijadikan sebuah refleksi pembelajaran bagi muslim dan muslimat hingga akhir zaman nanti. Di balik terselesaikannya skripsi ini, tentunya banyak kendala dan cobaan yang penulis hadapi dalam proses penyusunannya. Terutama cobaan mental yang terasa begitu berat di tengah kondisi ekonomi yan1J tengah menghimpit setiap elemen bangsa ini, tetapi dengan penuh keyakinan dan ketabahan penulis mampu melewati segala persoalan yang datang untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada akhirya perasaan haru dan bahagia yang mendalam dapat penulis rasakan, diiringi rasa syukur atas karunia dan petunjuk-Nya.

Pada kesempatan ini pula perkenankan penulis untul< rnemberi ucapan terima l<asih l<epada:

1. Del<an Fakultas Psil<ologi Ora. Hj. Netty Hartati M.Si, Pembantu Dekan Ora. Hj. Zahrotun Nihayah M.Si, beserta staf jajaran dekanat lainnya yang tidal< bisa disebutkan satu-persatu yang telah memberil<an bimbingan serta arahan bail< secara langsung maupun tidak langsung selama penulis menuntut ilmu di Fal<ultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

(6)

yang selalu memberikan arahan, pengertian, serta dukungan moral kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

4. Kepada seluruh dosen mata kuliah di Fakultas Psikologi yang telah berbagi ilmu pengetahuannya kepada penulis maupun mahasiswa/i di psikologi. Semoga Allah SWT telah menyiapkannya dengan pahala setimpal dengan ilmu yang telah diaplikasikan kepada para pembelajar di kampus Psikologi.

5. Teruntuk ayahanda H. Sofyan Jufri dan ibunda Hj. Zairina yang teramat saya sayangi dan cintai, terima kasih atas doa yang tidak berhenti mengalir untuk ananda serta atas kesabaran, keuletan, kejujuran, serta motivasi dalam hidup yang kuat clalam menghadapi berbagai tantangan hidup dan lnsya'a Allah dapat menjadi stimulus dan semangat bagi penulis untuk dijadikan pembelajaran serta berbuat untuk yang lebih baik lagi di masa akan datang.

6. Adik-adikku tersayang Novi di Agribisnis IPB dan Lukman FISIP YAI Salemba. Kalian harus lebih banyak belajar filosofi hid up dan lebih banyak berucap syukur dengan apa yang telah kalian dapatkan sekarang. Manfaatkan peluang dan waktu yang ada untuk mewujudkan cita-cita kalian. lnsya'a Allah kesuksesan di dunia maupun akhirat menyertai kalian.

7. Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada petugas perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustal<aan Psikologi UIN Syahid, Atmajaya clan UI, Perpustakaan Nasional RI, toko Buku Gramedia clan Gunung Agung. Oengan sepenuh hati melayani, memberikan kesempatan, serta membantu dalann mencari referensi clan literatur buku yang penulis butuhkan.

8. Ucapan terima kasih banyak tak lupa dari penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiwi Fakultas Tarbiyah clan k・Aセオイオ。ョ@ yang telah menjadi responden penelitian ini. Tanpa anda semua niscaya skripsi ini tidak akan terlihat utuh.

9. Rekan-rekan di Fakultas Psikologi angkatan 2001 yang tidak bisa disebutkan semua, terima kasih atas kebersamaan yang telah dibagi. Untuk sahabat di kelas B tetap jaga semangat dan menjaga tali silaturahmi. /nsya'a Allah sukses selalu menyertai kalian.

(7)

11. Seluruh sahabat dan rekan-rekan penulis baik yang JABODETABEK maupun diluar kota yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Thanks sharing, pengalaman, dan ilmu yang udah kita saling bagi. Semoga anda selalu diberikan kemudahan, kesabaran, seta kesuksesan dalam menjalani lika-liku hidup ini.

Penulis menyadari tidak akan mampu untuk mengungkapkan seluruh tumpahan rasa terima kasih kepada seluruh rekan dan pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama pembuatan skripsi. Tidak ada yang bisa diberikan selain doa juga Keselamatan bagi anda semua atas kemurahan hati pada penulis,

semoga karya skripsi ini bermanfaat.

Jakarta, 20 Juni 2008

(8)

HALAMAN JUDUL. ... .

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN .. .. .... .. . .. .. . .... .. .. .. .. .... ... . .. .. .... .. .... ... ... iii

DEDIKASI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFT AR ISi .. .. . .. . .. .. . .. .. .. .... ... ... ... ... . .. . ... .. .. .. .. .. .. .. .. . .... .. .... .... ix

DAFT AR T ABEL . . . .. . .. ... . .. . .. . .. . .. . .. . .. . ... .. . .. . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . .. xiii

DAFT AR LAMPI RAN . . .. . .. .... .. .... .. .... .. .... .. . .. . .. . .. . .. . .... .. ... .. . ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN... 1-12 1.1. Latar Belakang Masalah .. . . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. 1

1.2. ldentifikasi Masalah . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. 7

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah .. .... . .. .. .. .. .. .... . 8

1.3.1. Pembatasan Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .... .. .. 8

1.3.2. Perumusan Masalah .. .. . .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. . .. . 9

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. ... 9

1.4. 1. Tujuan Penelitian ... ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. 9

(9)

2.1. Obesitas . . . . .. . . .. . . .. . . 13

2.1.1. Pengertian Obesitas . . . .. . . .. . .. 13

2.1.2. Pengertian Dewasa Awai . . . . .. . . .. .. . . .... 15

2.1.3. Obesitas pada Masa Dewasa Awai... 16

2.1.4. Penggolongan Obesitas Menu rut Usia . . . 17

2.1.5. Faktor-faktor Pendukung Obesitas . . . .. . . . .. . . ... 18

2.2. Kepercayaan Diri ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 21

2.2.1. Pengertian Kepercayaan Diri ... . . .. . . 21

2.2.2. Jenis-jenis Kepercayaan Diri .. . ... . . .. . . . .. . . .. . . 22

2.2.3. Faktor-faktor Pendukung Kepercayaan Diri . . . . .. 24

2.2.4. Ciri-ciri lndividu yang Memiliki Kep1:ircayaan Diri 26 2.2.5. Prinsip-prinsip Meraih Kepercayaan Diri.... .. . . ... 29

2.2.6. Langkah-langkah Membentuk Kepercayaan Diri 30 2.3. Motivasi ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. 32

2.3.1. Pengertian Motivasi . .. . .. .. . . .. . . . ... . . .. .. . . .. . . .. . . 32

2.3.2. Pengertian Motivasi Menurunkan Be rat Bad an . . 35

2.3.3. Komponen Motivasi Menurunkan Berat Badan... 38

(10)

BAB 3 METODE PENELITIAN . .... .. . . ... ... .. . . .. .. . ... .. . .. . .. . ... .. .. 49-66

3.1. Jen is Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . . .. .. .. . .. . . .. .. .. .. . . 49

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian . . . .. .. . . 49

3.1.2. ldentifikasi Variabel .. .. .. .. .. .. . . . .. .. .. . .. .. . . .. . .. 49

3.1.3. Definisi Operasional ... 50

3.2. Pengambilan Sampel ... .... .. .. .... .... . . .. .. .. . . .. .. . .. . . ... . ... 51

3.2. 1. Populasi dan Sampel ... ... ... ... .. . ... ... ... 51

3.2.2. Tehnik Pengambilan Sampel.... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 53

3.3. Pengumpulan Data . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . . .. .. .. .. ... .. ... . .. 53

3.3.1. Metode Pengumpulan Data .. . . .. .. . . . .. . . . .. .. .. ... 53

3.3.2. lnstrumen Penelitian ... ... 54

3.3.3. Tipe lnstrumen dan Skoring . .. . . . .. . . .. .. . . . .. . ... . .. 61

3.3.4. Teknik Pengolahan Data ... ... .. ... ... ... ... 62

3.4. Pilot Study... 62

3.4.1. Uji Validitas ... 63

3.4.2. Uji Reliabilitas .. .. .. .. ... .. .. .... .. ... ... ... .. .. .. ... ... .. 64

(11)

4.1.2. Berdasarkan Usia Responden .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. . 68

4.2. Presentasi Data .. .. . . .. . . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 69

4.2.1. Uji lnstrumen Penelitian .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. 69

4.2.2. Uji Persyaratan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. 69

4.2.3. Kategorisasi Skor Penelitian... ... ... ... ... 71

4.2.4. Uji Hipotesis .. .... .. .... .. .... .. .. .. ... .. .... .. .. .. .. .. 73

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 75-78 5.1. Kesimpulan .. .. .. .. .. . . .. . . ... .. ... .. .. .. . . . .. . . .. . .. . . ... . . ... 75

5.2. Diskusi... 75

5.3. Saran .. .. .. . . .. .. ... . .. . ... . . .. .. .... .. .. .. .... .. .. ... .... ... ... 77

DAFT AR PUST AKA . . . xv

(12)

BAB Ill

Tabel 3.1 Blue Print Kepercayaan Diri ... 55

Tabel 3.2 Blue Print Kepercayaan Diri (penelitian) ... 56

Tabel 3.3 Blue Print Motivasi Menurunkan Berat Sadan ... 58

Tabel 3.4 Blue Print Motivasi Menurunkan Berat Sadan (penelitian) .... 59

BAB IV

Tabel 4.1 Berdasarkan Usia Responden ... 68

Tabel 4.2 Test of Normality ... 70

Tabel 4.3 Test of Normality ... 71

Tabel 4.4 Tabel Skala Sikap Kepercayaan Diri ... 72

Tabel 4.5 Tabel sikap motivasi menurunkan berat badan ... 73

[image:12.595.36.441.152.499.2]
(13)

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Lampiran 3. Hasil Uji Realibilitas

Lampiran 4. Data Mentah Penelitian Kepercayaan Diri

Lampiran 5. Data Mentah Penelitian Motivasi Menurunkan Berat Badan

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Skala Kepercayaan Diri

(14)

1.1. Latar Belakang Masalah

Langsing adalah idaman setiap wanita, selain itu bertubuh langsing merupakan idaman bagi wanita. Hal ini karena bertubuh langsing sudah menjadi suatu bagian dari kebutuhan wanita umumnya. Selain itu, wanita yang bertubuh langsing memiliki daya tarik bagi pria.

Satu abad silam, persepsi masyarakat di Amerika umumnya banyak yang mengagumi wanita karena mengalami kegemukan. Asumsinya karena gemuk diidentikkan dengan tanda kemakmuran finansial dan l<esejahteraan fisik. Sejalan dengan waktu, asumsi itu berubah dan faktanya pada abad ke-20 orang Amerika ataupun orang seluruh dunia merasa san(Jat cemas dengan masalah kegemukan, sehingga menjadi suatu kekhawatiran yang

mengganggu bagi seorang wanita.

(15)

pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun ェ。ョセゥォ。@ panjang yang menyebabkan timbulnya kegemukan. Seringkali kita menyamakan antara kegemukan dan obesitas pedahal keduanya merupakan hal yang berbeda, walupun kedua kondisi tersebut saling berhubungan.

Kegemukan adalah kondisi adanya berat badan melebihi berat badan normal dan kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan di atas normal. Sedangkan obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan

terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi tidak semua orang ケ。ョヲセ@ mempunyai berat badan berlebih dapat dikatakan obesitas (Kodyat & Benny. A, 1996).

(16)

Beberapa peneliti sependapat bahwa obesitas merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan faktor metabolik, nutrisional, sosiologis dan

psikologis. Didukung pernyataan Rodin, obesitas memang bukan merupakan gangguan tunggal tetapi merupakan sekelompok gangguan yang semuanya mengalami kegemukan dari gejala utamanya (Atkinson, ·1991).

Dari beberapa hasil penelitian ahli kesehatan menunjukkan, bahwa orang yang menderita obesitas di Indonesia sebanyak 22,5 %. Sedangkan 54,2 % diantaranya menderita kegemukan tingkat berat (over weiight). 26, 1 % obesitas dialami oleh wanita, 15,7 % dialami oleh kaum laki-laki. Hal ini menunjukan obesitas lebih banyak dialami kaum wanita daripada oleh kaum laki-laki (Benny A. dkk, 1996).

Menurut Dr. Diah Selia Utami, Sp.Kj, dari RSKO Fatmawati, umumnya penderita obesitas banyak didapati pada kaum wanita. Hal ini disebabkan oleh aktivitas fisik yang lebih sedikit, dan kecenderungan wanita untuk makan banyak saat mengalami stress (Human Health, 2002).

Obesitas bukan semata-mata menurunkan daya tarik dan penampilan

(17)

telah membuktikan bahwa penampilan psikis dan fisik yang baik sangat

berperan kuat dalam menumbuhkan kepercayaan diri (Yusuf al-Uqshari,

2005).

Obesitas merupakan momok yang tidak asing lagi dijumpai. Setiap insan

pasti menginginkan proporsi tubuh yang langsing, ideal clan sehat karena

merupakan nilai tambah kepercayaan diri (Robert, 1995).

Namun tidak semua orang gemuk merasa keadaan fisiknya merupakan

masalah yang dapat mengganggu kehidupan pribadi dan sosialnya. Ada

ungkapan "big is beautiful{' merupakan kalimat yang sering digunakan

indiviclu yang merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuh yang gemuk.

Setiap individu memerlukan kepercayaan diri untuk berhasil dalam hidupnya,

karena kepercayaan diri berperan penting dalam memberikan semangat clan

memotivasi individu untuk beraksi secara tepat terhadap tantangan dan

kesempatan yang datang.

Kepercayaan diri berarti yakin terhadap kemampuan diri sendiri. Sedangkan

Robert (1995), mengemukakan bahwa kepercayaan diri dihasilkan oleh

keyakinan bahwa individu mempu menentukan diri serta memandang individu

(18)

lndividu yang mempunyai rasa percaya diri tidak akan m13mbiarkan dirinya mengulang kegagalan berulang kali dan selalu yakin akan kemampuan yang dimilikinya, sehingga tidak harus tergantung pada orang lain atau dapat dikatakan bahwa individu yang percaya diri adalah individu yang merasa puas pada dirinya (Lindesey, 1997).

Saikhoni mengungkapkan, seseorang dengan percaya diri yang positif yakin akan apa yang ada pada dirinya, yaitu kemampuannya yang merupakan pendorong dalam menghadapi masalah dalam berbagai kehidupannya (Ayu Kurniati, 2004).

Masalah obesitas tentunya berkaitan dengan postur dan kelebihan berat pada tubuh, yang juga akan menimbulkan masalah dalarn hal penampilan. Padahal penampilan menjadi hal penting bagi wanita agar dapat tampil lebih percaya diri. Karenanya, banyak usaha yang dilakukan untuk menjaga penampilan termasuk dengan cara mendapatkan berat badan ideal.

(19)

dengan psikologis. Menurutnya motivasi berkaitan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi itu sendiri. Ketiga hal tersebut ialah keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (goals of ends of such behavior),

(Soemanto & Wasty 2002).

Melihat fenomena di atas tampak bahwa wanita yang mengalami obesitas akan memiliki motivasi untuk menurunkan berat badannya, di antaranya adalah motivasi untuk menjadi lebih agar memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Bagi sebagian yang berada pada masa dewasa awal, perubahan-perubahan fisik dan psikis yang dapat diterima dengan baik akan memberikan penguatan positif pada diri dan juga membentuk kepercayaan diri. Namun apabila hal itu tidak terjadi sebaliknya akan menimbulkan penguatan yang negatif terhadap dirinya sehingga menjadi kurang percaya diri.

(20)

yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Apakah memang seorang wanita yang mengalami kegemukan akan memiliki motivasi untuk

menurunkan berat badannya dan apakah hal tersebut berhubungan dengan kepercayaan diri wanita tersebut. Oleh karena itu penulis ingin mencoba mengungkap lebih dalam lagi mengenai permasalahan tersebut, dengan penelitian yang berjudul "HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI MENURUNKAN BERAT BADAN WANITA DEWASA AWAL

YANG MENGALAMI OBESITAS," dengan melakukan penelitian di Fakutas Tarbiyah UIN syahid.

1.2.

ldentifikasi Masalah

Dari latar belakang penelitian di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain adalah :

1. Apakah wanita yang mengalami kegemukan memiliki motivasi untuk menurunkan berat badan?

2. Apakah wanita yang mengalami kegemukan memiliki kepercayaan diri rend ah?

(21)

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.3.1. Pembatasan Masalah

Agar jelas arah dari penelitian ini, maka penulis membatasi beberapa hal yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi menurunkan berat badan pada wanita dewasa awal, yakni seberapa kuat dorongan, keinginan dan usaha yang sungguh-sungguh pada wanita dewasa awal guna menurunkan berat badannya sehingga tercapai keseimbangan antara berat badan yang ideal dengan tinggi badan. lndikator yang

digunakan dalam skala motivasi ini akan didapat dari skor yang diperoleh melalui skala motivasi menurunkan berat badan yang diberikan kepada wanita dewasa awal yang mengalami obesitas. Dalarn penelitian ini komponen skala sikap terhadap motivasi menurunkan berat badan didasarkan pada jenis motivasi yang terdiri dari dua komponen yakni komponen belajar dan kognitif. Kedua komponen rnotivasi tersebut dihubungkan dengan karakteristik yang meliputi delapan indikator yang berada di dalamnya.

(22)

apa-apa akan kelebihan berat badan yang dialami dengan tubuh yang mengalami obesitas terhadap rasa percaya diri.

c. Obesitas yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Benny A.

Dkk, 1996). Populasi sampel penelitian diambil dari Nlahasiswi Fakultas Tarbiyah jurusan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubun£1an yang signifikan kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan pada wanita dewasa awal?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujaun dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada

(23)

1.4.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan teori-teori psikologi, khususnya yang berhubungan deingan teori

kepercayaan diri, teori motivasi, serta dibidang psikologi perkembangan.

b. Manfaat Praktis

Sedangkan secara praktis untuk memberikan informa1si dan pengetahuan, pertimbangan, bahan rujukan dan pembanding untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Di samping itu masukan bagi para pelaku diet, pemerhati kesehatan, mahasiswa/I psikologi. Khususnya para wanita pada masa dewasa awal dalam memahami dan mengatasi masalah-masalah yang berhubungan antara kepercayaan diri dengan masalah obesitas.

1.5.

Sistematika Penulisan
(24)

BAB 1

BAB2

BAB

3

BAB4

Berisi tentang alasan mengapa penelitian ini dilakukan.

Pembahasannya meliputi Latar Belakang Masalah, ldentifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan Laporan Penelitian ..

Kajian pustaka yang meliputi: Obesitas, Kepercayaan Diri, Motivasi, Kerangka Berpikir, Hipotesis Peneliti:an

Metodologi Penelitian yang meliputi: Desain P<:melitian dan Rancangan Penelitian, ldentifikasi Variabel, DE,finisi

Operasional,Pengambilan Sampel, Populasi d:an Sampel, Tehnik Sampling, Tehnik Pengambilan Data, Pengumpulan Data, Metode dan lnstrumen, Tipe lnstrumen dan Skoring, Pilot Study, Uji

Validitas dan Reliabilitas, dan Prosedur Penelitian

Presentasi Dan Analisis Data yang meliputi: Gambaran Umum Subjek Penelitian, Berdasarkan Jenis Kelamin, Berdasarkan Usia Responden, Presentasi Data, Uji lnstrumen PEmelitian, Uji

Persyaratan, dan Uji Hipotesis.

(25)

2.1.

Obesitas

2.1.1. Pengertian Obesitas

Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Terkadang orang menyamakan kedua ー・ョAセ・イエゥ。ョ@ antara obesitas dan kegemukan, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Penulis akan memisahkan keclua pengertian tersebut agar tidak menjadi samar pengertiannya.

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara kegemukan (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal (Linesey & Powell, 1994).

Kegemukan biasanya disebut kata benda tunggal, mungkin akan lebih baik menggunakan bentuk jamaknya yaitu "obesitas". Obesitas adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai berat badan di atas 20%. Obesitas dapat diukur dari timbunan lemak di dalam tubuh, wanita dewasa dapat

(26)

dikategorikan kegemukan apabila lemak tubuhnya melampaui 30% dari berat badan idealnya (Wirakusumah, 2001).

lstilah obesitas ini sering kali digunakan untuk mereka yang menyimpan atau menumpuk jumlah dalam jaringan lemak (adipose) secara amat berlebihan di dalam tubuh. Adipose ini berupa jaringan lemak berjumlah 20% lebih

daripada jumlah normal (Davidoff, 1991 ).

Menurut standar World Health Organization (WHO) dan National Institute Health (NIH) Amerika Serikat, bahwa lndek Masa Tubuh (IMT) normal untuk orang Asia adalah 18,5 - 22,9 dan apabila seseorang melebihi kategori ini maka bisa dikatakan orang tersebut mengalami kelebihan berat badan

(overweight) (Kodyat & Benny, 1996).

Untuk menentukan apakah seseorang menderita kelebihan berat badan atau kegemukan tidak hanya dilihat dari bentuk tubuh melainkan juga dari

penilaian lndeks Massa Tubuh (IMT). Cara menghitungnya cukup sederhaa, yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram (kg) dengan tinggi tubuh dalam meter lalu dikuadratkan (m2).

(27)

a. Standar Brocca

Brocca membuat definisi berat badan ideal sebagai berikut: '

(TB-100) -10% (TB-100) TB = Tinggi Badan

Apabila berat badan berada di atas ketentuan standar Brocca maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegemukan.

b. lndeks Massa Tubuh (IMT)

lndeks masa tubuh merupakan standar pengukuran berat badan yang perhitungannya telah diakui sebagai metode paling praktis dalam menentukan tingkat obesitas maupun kegemukan pada orang dewasa yang dipakai untuk orang di atas usia 18 tahun di bawah usia 70 tahun.

i

1MT

=

Berat Badan (kg): Tinggi Badan (cm)

I

Menurut klasifikasi World Health Organization (WHO), jika seseorang memiliki nilai IMT > 30 maka orang tersebut dikategmikan dalam kondisi kegemukan obesitas, dan jika nilai MT> 25 -29,9 mal<a orang tersebut dikategorikan dalam kondisi kegemukan (Kodyat & Benny, 1996)

2.1.2. Pengertian Dewasa Awai

(28)

kedewasaan, telah tumbuh menjadi kekuatan dan menjadi ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu pada masa dewasa awal adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan dewasa yang lainnya (Hurlock, 1997).

2.1.3. Obesitas pada Masa Dewasa Awai

Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi berupa perubahan emosi, fisik, maupun psikologis. Masa dewasa awal rata-rata disibukan dengan masalah-masalah yang berhubungan

dengan penyesuaian diri yang sifatnya lebih intensif. Dengan diperpendeknya masa remaja karena masa transisi untuk menjadi dewasa menjadi sangat pendek sehingga anak muda hampir tidak punya waktu untuk peralihan dari masa remaja menuju dewasa awal (Hurlock, 1997).

Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa obesitas merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi remaja termasuk orang dewasa, apalagi ini dialami pada masa dewasa awal di mana periode ini dilalui dengan masa waktu yang panjang dan sulit.

(29)

proporsional secara fisiologis yang mana idaman setiap insan terutama kaum wanita. Maka impian itu pun diperoleh dengan berbagai cara, salah satu yang paling populer diperoleh dengan cara diet (Utami, 2002).

2.1.4. Penggolongan Obesitas Menurut Usia

Menurut usianya obesitas dapat digolongkan menjadi tig:a yaitu (Wirakusuma,2001 ):

1. Obesitas pada saat bayi (infancy-onset obesitas)

Obesitas yang terjadi pada saat bayi disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua, terutama peran ibu dalam pemberian asupan gizi dan

penerapan pola makan. Obesitas yang terjadi pada fase perkembangan bayi berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah bayi yang mengalami kegemukan pada usia enam bulan pertama ternyata lebih dari

sepertiganya menjadi gemuk saat dewasa.

2. Obesitas pada anak-anak (childhood - onset obesity)

Obesitas pada usia ini dikarenakan perilaku yang salah dan kurangnya aktivitas. lklan yang menawarkan produk makanan yang kadar kalori dan lemak tinggi sangat menarik perhatian anak-anak untuk lebih banyak jajan daripada makanan yang bergizi. Belum lagi mainan serta hiburan untuk anak saat ini lebih sedikit digunakan motoriknya, sehingga anak

(30)

3. Obesitas pada masa dewasa (adult- onset obesty)

Kasus obesitas pada masa ini paling banyak terjadi pada manusia umur 30 tahun. Karena pada masa ini seseorang mulai mantap dalam

menapaki karirnya, tanggung jawabnya, ambisi yang tinggi, tekanan pekerjaan, serta rapat-rapat yang tak luput dari makanan yang mengandung kolesterol tinggi.

2.1.5. Faktor-faktor Pendukung Obesitas

Bahwa perilaku makan individu dengan berat badan normal dikendalikan oleh isyarat-isyarat internal seperti kontraksi perut, sedangkan perilaku makan individu yang obesitas lebih disebabkan sugesti yang ditimbulkan dari faktor eksternal misalnya seerti melihat, membaui, atau merasakan. Sebenarnya ada beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi yang dikemukakan oleh Rodin (Atkinson, 1991), yaitu:

a. Faktor Internal

1) Genetik

(31)

penemuan terbaru mengenai gen, sebagian ikut menclukung alasan ini

(Sharkey, 2003).

Dalam keluarga di mana keclua orang tua yang ticlak セゥ・ュオォL@ hanya 10% anak yang menjacli gemuk jika salah satu orang tuanya gemuk, clan

sekitar 40% anak akan menjacli gemuk apabila jika keclua orang tuanya

gemuk kira-kira 70% Gurney (Atkinson clkk, 1001)

2) Psikologis

Kelebihan berat baclan clapat berasal clari masalah emosi menclasar yang

menyebabkan perubahan perilaku makan menjacli mekanisme pertahanan

sebagai cara melarikan cliri clari kenyataan (Sharkey, :2003)

McKenna menjelaskan, penclerita obesitas seringkali melaporkan bahwa

mereka cenclerung makan lebih banyak clalam situasi kecemasan yang tinggi

clibanclingkan clengan kecemaan renclah. Seclangkan subjek clengan berat

baclan normal makan lebih banyak clalam situasi kecemasan renclah

(Atkinson, 1991). Apabila keaclaan ini ticlak terkontrol clan ticlak cliimbangi

olahraga maka clapat menyababkan kenaikan berat baclan bahkan

(32)

b. Faktor Eksternal

Pola Perilaku Makan

Dorongan rasa suka terhadap makanan kegemaran rnerupakan hasil dari proses kesenangan yang diperoleh ketika makan guna memuaskan rasa laparnya, kemudian emosi yang terlibat menjadi suatu perilaku di dalam diri individu untuk segera menyantap dan segera menghabiskan makanan yang ada di hadapannya.

Lebih lanjut Guthe dan Mead mengatakan pola perilaku makan adalah cara-cara individu dan kelompok memilih, mengkonsumsi, dan

menggunakan makanan-makaan yang tersedia didasarkan kepada faktor sosial dan budaya dimana individu tersebut hidup (Khumaidi, 1994).

(33)

2.2. Kepercayaan Diri

2.2.1. Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan salah-satu kunci penentu dalam mencapai kesuksesan. Kepercayaan diri adalah sikap seorang individu yang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik

terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapi. Orang yang memiliki kepercayaan diri yang baik akan mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan manapun.

Dalam kamus istilah psikologi, dikemukakan bahwa percaya diri adalah percaya akan kemampuan diri sendri, menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat (Hasan, 1990).

Brenche (1998), mengartikan kepercayaan diri "Suatu perasaan atau sikap yang tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain karena telah merasa cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini."

(34)

Seperti yang dikemukakan oleh Bandura, bahwa kepercayaan diri adalah suatu perasaan yang berisi kekuatan, kamampuan, dan l<eterampilan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu yang dilandasi keyakinan untuk sukses (Sarason, 1993).

W.H. Miskel mendefinisikan kepercayaan diri sebagai penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri, mengenai kemampuan, bakat, l<epemimpinan, inisiatif dan sifat-sifat lain serta kondisi yang mewarnai pE:lrasaan manusia. dalam Robert E.V. (1990).

Jadi dapat disimpulkan kepercayaan diri adalah keyakinan yang dimiliki seseorang akan kemampuan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga keyakinan itu menghasilkan hal yang positif.

2.2.2. Jenis-jenis Kepercayaan Diri

Lindenfield (1997) membagi kepercayaan diri menjadi dua bagaian, yaiu: a. Percaya Diri Batin

(35)

1. Berfikir positif, melihat kehidupan dari sisi yang baik dan mereka mengharapkan serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. 2. Tujuan yang jelas, orang yang percaya diri selalu tahu tujuan

hidupnya. Karena mereka mempunyai pikiran ケ。ョセセ@ jelas mengapa meraka melakukan tindakan tertentu dan mereka tahu apa hasil yang bisa didapatkan.

3. pemahaman diri, orang yang percaya diri batinya akan sadar diri secara terus menerus merenung diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasan, pikiran, perilaku mereka dan selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang diri rnereka.

4. cinta diri orang yang percaya diri mencintai diri mereka dan peduli dengan dirinya sendiri. Karena perilaku dan gaya hidup mereka adalah untuk memelihara diri.

b. Percaya diri lahir

Kepercayaan diri lahir merupakan keyakinan pada diri sendiri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku agar dapat diketahui oleh lingkungan social (Lindenfield, 1997). Rasa percaya diri akan bertambah dengan adanya sikap tegas, karena individu akan dapat menyatakan kebutuhan secara langsung dan terus terang, memberi dan menerima pujian secara bebas dan penuh kepekaan, memberi dan menerima kritikan yang

(36)

Percaya diri lahir memungkinkan kita untuk tampil dan berprilaku dengan cara untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita yakin pada diri kita. Berkomunikasi, ketegasan, penampilan diri, serta pengendalian perasaan merupakan modal dasar yang baik untuk menunjang percaya diri lahir.

2.2.3.

Faktor-faktor Pendukung Kepercayaan Diri

Menurut Middle (1980) ada empat faktur pendukung kepercayaan diri. Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Pola asuh

Penanaman dasar kepribadian individu terbentuk dalam keluarga yang kemudian melalui pengalaman ketika individu berada dalam masyarakat luas. Adapun bentuk atau jenis pola asuh yang biasa diterapkan oleh keluarga ada tiga yaitu: otoriter, demokratis, dan perrnisif. Dari ketiga jenis pola asuh tersebut pengasuh demokratislah yang paling mendukung kepercayaan diri individu. Sebab indiviu diberikan kebebasan yang terarah serta bertanggung jawab dalam bertingkah laku. Sehingga melatih

(37)

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan kerap kali dijadikan tolak ukur dalam menilai keberhasilan seseorang, walaupun tidal< seutuhnya benar. Karena semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula penilaian orang lain terhadapnya, sehingga seorang individu merasa yakin apa yang telah dimilikinya.

c. Tingkat ekonomi

Status sosial ekonomi yang lebih baik akan ュ・ュ「・イゥセセ。ョ@ jaminan pada seseorang untuk memperoleh kemudahan untuk menunjang fasilitas yang diperlukan sekaligus untuk mengaktualisasikan potensi dirinya yang didukung oleh sumber daya ekonomi yang bail<.

d. Penampilan fisik

Penampilan fisik yang menarik mempunyai pengaruh potensial dan kuat dalam pergaulan seseorang. lndividu yang berpenampilan menarik mempunyai pengaruh potensial dan kuat dalam pergaulan seseorang.

(38)

2.2.4.

Ciri-ciri lndividu yang Memiliki Kepercayaan Diri

Menu rut Guildford ciri-ciri orang yang memiliki kepercayaan diri dapat dilihat melalui tiga aspek, yaitu :

1) lndividu merasa adekuat (yakin apa yang dilakukan).

Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Manifestasi dari keadaan ini antara lain individu mempercayai kemampuannya sendiri sehinga tidak perlu bantuan dari orang lain, sanggup bekerja keras, mampu menghadapi tugas

dengan baik, serta bekerja secara efektif dan bertang.gung jawab atas setiap keputusannya.

2) lndividu merasa diterima oleh kelompok

Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kemampuannya, khususnya dalam hubungan sosial. lndividu merasa diterima oleh kelompoknya atau orang lain menyukainya.

3) Memiliki ketenangan sikap

(39)

Dery lswidharmanjaya & Gregorius Agung (2004:31) menyebutkan ciri-ciri kurang percaya diri adalah:

a. Tidak bisa menunjukan kemampuan diri

b. Cenderung hanya melihat dan menunggu kesempatan c. Membuang-buang waktu dalam membuat keputusan d. Tidak berani mengungkapkan ide-ide

e. Rendah diri bahkan takut dan merasa tidak aman

f. Apabila gagal cenderung untuk menyalahkan orang lain. g. Suka mencari pengakuan dari orang lain

Di samping itu (Eidjo Murdoko, 1998), mengemukakan beberapa ciri orang tidak memiliki kepercayaan diri, sebagai berikut:

1) Malu menerima pujian

Pujian acap kali ditanggapi orang yang tidak percaya diri sebagai ungkapan yang tidak tulus. Karena individu yang tidak percaya akan dirinya, pujian dari orang lain hanya dianggap untuk rnenyenangkan dirinya saja.

2) Takut rnencintai dan dicintai

(40)

takut menerima keadaan diri sendiri. Karena ketakutan mencintai dan dicintai berpangkal pada ketakutan diri, apakah diri ini pantas menerima atau memberikan cinta pada orang lain.

3) Takut kritikan

Seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang baik tidak takut akan kritikan yang datang, apalagi kritikan tersebut sifatnya membangun. Tetapi bagi seseorang yang kurang percaya diri kritikan sering kali

ditanggapi sebaliknya, sikap ini sebenarnya berupa pertahanan diri untuk menyembunyikan sifat kurang percaya dirinya.

4) Menutup diri

Seseorang yang kurang percaya diri akan membatasi pergaulannya dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya baik sosial, budaya perilaku dan latar belakang keluarga. Karena baginya bergaul memperlihatkan kekurangan yang ada pada dirinya.

5) Tidak peka terhadap lingkungan

(41)

6) Takut mencoba hal yang baru

Kepercayaan diri yang rendah sering membuat seseorang tidak berani untuk mencoba hal-hal baru. Padahal dengan mencoba hal baru seseorang dapat mengukur kelebihan dan kekurangan yang berada dalam dirinya. lndividu yang bermasalah dengan kepercayaan diri biasanya bersikap pasif dan tidak berani mencoba.

Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang percaya diri adalah yakin akan seluruh kemampuan yang ada pada dirinya. Berani untuk

mengembangkan dan mengeluarkan seluruh potensi yang ada dalam diri tanpa merasa takut gagal.

2.2.5. Prinsip Meraih Kepercayaan Diri

Yusuf al-Uqshari (2005), dalam bukunya menyebutkan bahwa para pakar ilmu jiwa sepakat ada lima prinsip yang harus dipatuhi demi memperkuat rasa percaya diri, yaitu:

1) Dengan menumbuhkan serta mengembangkan mental dan pikiran posisitf maka dapat mengantarkan diri pada kesuksesan.

(42)

3) Jika seseorang ingin memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam

berinteraksi dengan orang lain maka seseorang itu dituntut untuk belajar bagaimana cara bergaul yang baik dengan orang lain. Maka dengan begitu orang lain pun akan menghargai kita.

4) Senantiasa memperhatikan penampilan fisik dan psikis dengan baik, hal ini mempunyai pengaruh yang kuat. Di samping itu rasa percaya diri yang akan diraih orang yang kurang memperhatikan penannpilannya tidak seberapa besar apabila dibandingkan dengan individu yang sangat memperhatikan penampilannya.

5) Memilih teman yang siap memberikan motivasi dan saran berbagai kepercayaan diri. Karena dengan begitu otomatis kepercayaan diri akan tumbuh dan semakin kuat.

2.2.6.

Langkah-langkah Membentuk Kepercayaan Diri
(43)

1) Mengenal kekuatan dan kelemahan diri

Dengan melihat kedalam diri atau memahami bahwa ada hal-hal yang dimiliki dan tidak dimiliki akan membuat diri lebih nyaman menerima apa yang dimiliki.

2) Bekali diri dengan wawasan dan pengetahuan

Siapkan diri untuk membuka, mencari dan mengetahui terhadap informasi yang sedang terjadi di sekitar kita. Teruatama apabila akan bertemu dan menghadapi lingkungan baru.

3) Menjadi diri sendiri

Belajar menjadi diri sendiri lebih baik dari pada meniru dan mengikuti orang lain, karena hal itu akan membuat diri kita merasa tidak nyaman. Jauh lebih baik kita dapat belajar dari pengalaman orang lain.

4) Kendalikan diri untuk selalu tampil sempurna

(44)

5) Cari teman untuk bercermin

Carilah teman yang dapat dipercaya untuk memberikan pandangan yang tulus serta kritik yang dapat membangun diri.

6) Belajar dari kegagalan

Jangan pernah malu dan berhenti untuk mencoba memperbaiki diri, selama itu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

2.3. Motivasi

2.3.1. Pengertian Motivasi

Motivasi menjalankan fungsi-fungsi utama dan penting bagi makhluk hidup, dimana dia mendorongnya untuk lebih bertanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan primer dan menjadi prioritas demi kelangsungan hidup dan

eksistensi dirinya.

Motivasi dalam kamus psikologi adalah suatu variabel penyelang yang

digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin, 1999).

(45)

tidak selamanya aktif. Motif aktif pada saat tertentu yaitu apabila kebutuhan

untuk mencapai tujuan dirasakan sangat mendesak (SalE3h & Wahab, 2004).

Artinya motivasi timbul karena adanya motif. Motif inilah yang mengaktifkan

atau membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan

kebutuhan. Motif yang nampaknya sebagian besar berasal dari pengalaman

dikenal sebagai motif (motive). Sedangkan yang muncul untuk memenuhi

kebutuhan dasar seperti makan dan minum disebut dorongan atau drive

(Davidoff, 1997).

Untuk menciptakan keseimbangan dan kebutuhan tersebut motif akan

mengaktifkan dan menggerakkan tubuh agar bertindak mengusahakan

keseimbangan kembali. Dengan model ini motif dianggap sebagai bagian

utama dari tubuh itu sendiri untuk mengatur dirinya yang dikenal dengan

istilah, homeostatis.

Sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan seseorang untuk

mencapai tujuan motifnya. Motivasi dapat dikatakan sebagai energi

pendorong di dalam diri seesorang, dalam istilah psikolo!;1inya dinamakan

(46)

Pengertian lain dari motivasi adalah suatu kekuatan atau tenaga dari dalam diri individu yang mendorong seseorang bertingkah laku. Dengan kata lain tingkah laku yang bermotivasi mencakup suatu tujuan tertentu.

Motivasi menjelaskan perilaku seesorang yang meliputi keinginan (want), kebutuhan (need), hasrat (desire), tujuan (goal), dan penghindaran (avoid), sehingga motivasi dikatakan sebagai prediction of behavior (Morgan, King Weisz, & Schopler, 1986).

Adapun pengertian lain dari motivasi yakni istilah umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan termasuk di dalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan, dorongan yang timbul dari individu, serta tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut atau akhir dari gerakan perbuatan tersebut (Sarlito Wirawan, 1996).

(47)

2.3.2. Pengertian Motivasi Menurunkan Berat Badan

Tidak bisa dipungkiri penampilan perempuan yang mempunyai tubuh

langsing, wajah mulus, kulit mulus terawat, rambut bak mayang terurai, dan lengkap dengan nilai plus lainnya menjadi dambaan serta berpengaruh dan menjadi konsep cantik ideal serta tolak ukur pada kriteria fisik kaum hawa, umumnya pada wanita dewasa awal.

Badan yang teramat subur atau melebihi batas normal diyakini menyimpan berbagai potensi penyakit. Selain menghadapi ancaman Aセ。ョァァオ。ョ@

kesehatan, orang yang bertubuh gemuk sering diperlakukan dengan respon oleh masyarakat maupun lingkungan (Leane Suniar, 2000).

Umumnya pada tahap perkembangan dewasa awal pria kurang mempersoalkan masalah berat badan daripada wanita, karena wanita

dewasa banyak belajar menerima perubahan fisiologis dan apa yang menjadi kekurangan di dalam dirinya (Hurlock, 1997).

Kesadaran tersebut yang menimbulkan motivasi mereka akan minat terhadap diet demi konsep tubuh ideal agar tubuhnya terlihat menarik, sempurna, serta akan menambah kepercayaan diri. Obesitas memang mencerminkan

(48)

semata-mata berfokus pada penurunan berat badan dan mengukur kemajuan berdasarkan kilogram saja. Keberhasilan menjadi terbatas sifatnya karena belum tercapai ketidakseimbangan psikis yang mendasarinya.

Menurunkan berat badan sama saja dengan menciptakan keseimbangan. lni berarti menghubungkan fisiologi kita dengan intelegensi alam yang tentunya berhubungan dengan masalah kepercayaan serta penerimaan diri.

Penerimaan diri adalah kondisi awal untuk mencapai moitivasi diri, kesehatan fisik yang baik, serta kebahagian emosional dan pemenuhan spiritual

(Chopra, 2005)

Kebanyakan perempuan ingin sel9lu tampil ramping atau langsing. Karena ada sebuah konstruksi sosial di masyarakat yang menanamkan keyakinan bahwa langsing itu elok sementara obesitas identik dengan sumber

ketidakindahan. (Syilfia, 1999).

(49)

Lebih lanjut, bahwa jauh lebih banyak kaurn wanita yang rnenghubungi profesional atau lernbaga kornersial untuk rnenurunkan berat badan. Hal ini secara nyata rnenunjukan adanya kenyataan bahwa tekanan budaya rnasyarakat lebih ditunjukan kepada kaurn hawa untuk rnenjadi langsing (Lindsey & Powell, 1994).

Banyak program atau produk rnelangsingkan tubuh yang ditawarkan, tetapi sernua itu tidak rnenjarnin seseorang untuk dapat segera rnenurunkan berat badannya, karena sernua itu tergantung dari faktor kemauan individu yang bersangkutan. Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi akan lebih mudah dalam usaha menurukan berat badannya daripada seseorang yang tidak sama sekali mernpunyai rnotivasi atau motivasinya rendah.

Motivasi dapat diartikan sebagai usaha yang ウオョァァオィMウョAセァオィ@ untuk

mencapai sesuatu atau sejumlah sasaran, usaha tersebut terkondisikan oleh kemampuan seseorang dalarn rnernenuhi kebutuhannya (Middle Brook, 1980).

(50)

2.3.3. Komponen Motivasi Menurunkan Berat Badan

Menu rut Wirakusuma (dalam Nuryanih 2001 ), ada tiga alasan yang ada di masyarakat mengapa seseorang menginginkan tubuh yang ideal, yaitu: a. Keindahan Penampilan

Tidak dapat dipungkiri bila tubuh yang proporsional dapat menunjang pergaulan. Tubuh yang menarik dapat memunculkan kepuasan terhadap diri sendiri dan perasaan puas tersebut akan mendatangkan cinta

terhadap diri sendiri sehingga orang lain dapat menghargai dirinya.

b. Menghindari Penyakit

Bukan rahasia lagi ada beberapa penyakit yang ditemui pada individu yang mengalami obesitas. Orang bertubuh gemuk memiliki

kecenderungan lebih tinggi untuk terserang berbagai macam penyakit daripada yang bertubuh normal.

c. Nilai Budaya

(51)

Menurut Franken (Budi Andayani, 1996) ada beberapa alasan mengapa seseorang mengalami kesulitan dalam memotivasi dirinya untuk menurunkan berat badan:

a. komponen belajar 1) Norma Lingkungan

Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa tubuh yang ideal adalah yang kurus dan mempunyai berat badan jauh di bawah ukuran normal,

sehingga tidak terlalu mengejutkan bahwa banyak kaum wanita yang mengalami obesitas.

2) Modifikasi Perilaku dan Kendali Berat Badan

Saat belakangan ini populer program yang mengkombinasikan makanan dengan kalori sangat rendah dengan pembelajaran y;3ng sangat intensif ditambah dengan modifikasi perilaku merupakan salah satu program diet yang dianggap berhasil (Budi Andayani, 1996).

(52)

internal haruslah lebih kuat apabila mereka menginginkan tubuh yang

ideal untuk selamanya.

b. Komponen Kognitif

Meskipun tiap-tiap individu tidak bertanggung jawab terhadap bentuk dan

berat badannya, sebuah bukti menunjukan bahwa orang yang dengan

intensif memainkan peran penting dalam diet. lndividu yang mempunyai

motivasi dan keinginan yang kuat untuk dapat ュ・ョェ。セQ。@ hasil dietnya lebih lama ditambah dengan penetapan tujuan juga merupakan cara yang

efektif untuk menolong orang mengurangi berat badan. Williams, Grow,

Fredman, Ryan & Deci, Bogizi & Edward, Franken (dalam Budi Andayani,

1996).

Sering kali pelaku diet menghubungkan kegagalan mereka terhadap

program daripada tingkat komitmen mereka atau keyakinan bahwa

perubahan adalah suatu yang mungkin. Hal-ha! di atas merupakan

komponen yang memotivasi (mendorong) seseorang dalam usaha

melakukan penurunan berat badan.

2.3.4.

Faktor yang Mempengaruhi Menurunkan Berat Badan Ada banyak hal yang mempengaruhi motivasi menurunkan berat badan,
(53)

2002), ada beberapa faktor yang menyebabkan individu memiliki motivasi untuk menurunkan berat badan, yaitu:

a. Orang Lain

Pendapat negatif yang sering dimunculkan orang lain merubah

pandangan individu tentang tubuh yang gemuk maka berbagai usaha pun dilakukan untuk menghindari pandangan miring tersebut.

b. lnteraksi Sosial

Seseorang yang bertubuh gemuk akan merasa rendah diri dalam

pergaulan sehari-hari, secara sadar maupun tidak sadar dalam lingkungan masyarakat akan terjadi diskriminasi terhadap orang bertubuh gemuk.

c. lnformasi

Banyak program atau produk pelangsing yang ditawarkan menimbulkan dorongan untuk membelinya, sehingga pandangan individu pada tubuh gemuk berubah.

d. Kosmetika dan Estetika

Orang yang bertubuh gemuk dianggap memiliki kurang keindahan, kurang luwes, dan geraknya terbatas. Di samping itu secara busana (fashionable) orang yang bertubuh gemuk memiliki keterbatasan baik dari ukuran

(54)

berdandan, misalnya make up pada wajah serta ッイ。ョQセ@ yang bertubuh

gemuk jug a memiliki keterbatasan untuk menggunakan aksesoris dalam

menunjang keserasiannya.

Sedangkan menurut Syilfia (Syilfia, 1999), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi motivasi menurunkan berat badan. Penurunan berat badan

secara signifikan dapat dicapai dengan pendekatan holistik dengan 4 konsep

pendekatan (seperti pada gambar).

セセMセ@

セ@

PENATALAKSANAAN (

セpM・⦅イオ⦅「M。ィM。ョセ@

セ@

JANGKAPANJANG Perilak'll

セセMMOG@

Penurunan berat badan secara signifikan dapat dicapai clengan pendekatan

meliputi:

1) Perencanaan makan yang benar.

Makan secara teratur tiga kali dalam sehari dengan komposisi yang tepat

(55)

2) Aktivitas Fisik/Olah raga

Dengan berolahraga, energi yang kita keluarkan akan meningkat, otot tubuh pun akan menjadi kencang dan secara psikolo9is orang yang rajin berolahraga biasanya juga lebih fit dan lebih percaya diri. Jenis olah raga yang dianjurkan adalah aerobik seperti jalan kaki, joging, dan lain

sebagainya. Selain itu olehraga yang teratur akan menjadikan tubuh menjadi mesin pembakar lemak yang efektif.

3) Perubahan tingkah laku

Yaitu menanamkan motivasi dan disiplin diri dalam usaha penurunan berat badan. Termasuk di sini adalah membiasakan cliri merencanakan makan yang benar dan berolahraga sesuai yang dianjurkan serta menghindari makanan berlemak sebagai pelampiasan stress.

4) Pengobatan

(56)

relatif aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang dan efek sampingnya minimal.

Dari berbagai uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi menurunkan berat badan adalah sebuah dorongan tingkah laku yang didasarkan pada kebutuhan yang belum terpuaskan untuk mencapai tujuan tertentu, melalui usaha tertentu. Selain itu penulis menyirnpulkan beberapa taktor yang mempengaruhi kenapa seorang wanita termotivasi untuk menurunkan berat badannya, di bawah berikut:

a. Faktor Lingkungan

Orang yang bergelut dalam bidang model, artis, peragawati dan pekerjaan sejenis lainnya yang menuntut keindahan fisik, mereka akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap gemuk dengan orang-orang yang tidak bergelut dalam bidang yang sama.

b. Faktor Sosial

Adalah tuntutan dari masyarakat bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang semampai dan langsing. Bila hal ini telah terinternalisasi dalam diri

(57)

c. F aktor Personaliti

lndividu yang perfeksionis akan selalu mengusahakan untuk tampil sempurna. Ketika seseorang yang perfeksionis mempunyai persepsi bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang langsing, maka1 pandangannya terhadap tubuh yang gemuk akan berubah.

2.4. Kerangka Berpikir

Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Selama periode panjang masa dewasa awal perubahan-perubahan fisik dan psikologis terjadi. Pada perubahan perubahan tersebut bersamaan dengan datangnya masalah-masalah pada penyesuaian diri serta harapan-harapan yang timbul dari akibat perubahan tersebut (Hurlock, 1997).

Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus yang

(58)

Kepercayaan diri merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu dalam perjalan hidupnya dalam mencapai kesuksesan, seseorang mampu mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya apabila mernpunyai rasa percaya diri yang tinggi. Akan tetapi tidak semua individu mempunyai

kepercayaan diri yang tinggi, tanpa terkecuali orang yanu mempunyai tubuh normal sekalipun. Seperti diungkapkan Afiatin (1996:23-24), untuk

menumbuhkan rasa percaya diri banyak faktor yang mempengaruhi di

dalamnya seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang cukup akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dengan yakin dan mantap.

Tidak semua individu mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, untuk menumbuhkan rasa percaya diri banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah penampilan atau bentuk fisik. Sedangkan tidak semua individu memiliki penmpilan fisik yang sempurna dalam hal ini adalah yang bertubuh gemuk.

(59)

Lindsey

&

Powell (1994: 516), mengatakan bahwa obesitas selain mengancam dan mengganggu kesehatan fisik, selain itu masyarakat

beranggapan orang gemuk dilihat tidak menarik secara fisik dengan kata lain bahwa penampilan yang menarik akan menambah kepercayaan diri.

Kegemukan adalah suatu keadaan yang mempengaruhi keindahan

penampilan fisik seseorang terutama wanita, oleh karena itu biasanya wanita yang bertubuh gemuk biasanya berusaha untuk menurunkan berat badannya sehingga memiliki bentuk tubuh serta berat badan yang ideal, karena dilihat lebih menarik dengan kata lain karena ingin tampil lebih percaya diri.

Di saat kepercayaan diri wanita yang mengalami obesitas rendah maka motivasi untuk menurunkan berat badannya tinggi. Namun sebaliknya ada sebagian wanita gemuk yang tidak mempunyai motivasi untuk menurunkan berat badannya, hal ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam alasan di antaranya adalah karena mempunyai keyakinan bahwa walupun bertubuh gemuk hal tersebut tidaklah mengurangi daya tariknya atau dengan kata lain walupun bertubuh gemuk kepercayaan dirinya tetap tinmii atau sebagian lain beranggapan obesitas bukan menjadi sebab untuk tidak menjadi percaya diri.

(60)

badannya rendah, dan sebaliknya apabila kepercayaan clirinya renclah maka motivasi menurunkan berat badannya tinggi.

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis nol (Ho) adalah: Tidak ada hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi menurunkan berat badan pada wanita dewasa awal.

(61)

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam peneitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka yang datanya beiwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi) yang dianailisis menggunakan metode statistik, untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain (Alsa

Asmadi, 2003). Kemudian Sevilla (1993) menyatakan, Deskriptif Korelasional yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalam populasi. Dengan merujuk teori tersebut, metode

penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif korelasional.

3.1.2. ldentifikasi Variabel

Variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (lndependen) : Kepercayaan diri

2. Variabel terikat (Dependen) : Motivasi menurunkan berat badan

(62)

3.1.3. Definisi Operasional

a. Kepercayaan diri adalah suatu sikap akan diri sendiri dalam berpikir, bertindak, berprestasi, dan bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang telah ditetapkannya sehingga untuk meraih kesuksesan tidak perlu membandingkan dengan orang lain secara berlebihan, karena merasa percaya pada kemampuan dan kecakapannya (Brenche, 1998). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala kepercayaan diri yang dioperasionalkan dengan menggunakan aspek-asek individu merasa adekuat dengan tindakan yang dilakukan, individu merasa diterima oleh kelompoknya serta memiliki ketenangan sikap (Guilford dalam Andayani dkk, 1996).

b. Motivasi menurunkan berat badan adalah dorongan, keinginan serta usaha yang sungguh-sungguh dalam diri pribadi seseorang untuk

(63)

3.2. Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi dan Sampel

Menurut Hadi (1993), populasi adalah semua individu yang diperoleh dari sampel penelitian yang akan digeneralisasikan dan minimal memiliki sifat yang sama. Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah pada mahasiswi UIN Fakultas Tarbiyah yang mengalami obesitas dengan total populasi mahasiswi 2006 di Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sampel adalah sekelompok kecil yang kita amati dan populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi. Ferguson

menyatakan bahwa sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi (dalam Sevilla, 1993).

Pendapat lain dikemukakan oleh Gay dalam Sevilla (199:3) yaitu, jumlah minimum sampel dalam penelitian deskriptif adalah 10% dari populasi dan untuk populasi yang sangat kecil diperlukan mimimum 20%. Sedangkan untuk penelitian korelasional, jumlah minimum sampelnya adalah sebanyak 30 responden. Hal ini dianggap sudah dapat mewakili populasi yang ada.

(64)

ilmu psikologi. sedangkan untuk penelitian ini pengambian data

sesungguhnya (field) sampel yang dipakai adalah Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 50 orang yang berjenis kelamin wanita yang masih aktif kuliah serta mengalami masalah obesitas.

Dalam menetapkan sampel, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik purposive sampling. Dalam tehnik ini pemilihan sekelomok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai keterikatan yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumya (Hadi, 1993). Penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling karena yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah

mahasiswi yang memiliki karakteristik sampel sebagai berikut:

1. Berjenis kelamin wanita dalam tahap perkembangan dewasa awal dengan spesifikasi usia 18 sampai 24 tahun.

2. Mahasiswi yang berada di lingungan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(65)

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, artinya individu yang telah memenuhi kriteria yang telah clitentukan dapat diambil subyek penelitian (Hadi, 1993).

Pengambilan sampel dilakukan secara incidental sampling, atau menurut Faisal (1992) teknik pengambilan sampel seperti ini bisa disebut sebagai teknik pengambilan sampel asal pilih. Artinya adalah mengambil sampel yang dapat ditemui dan bersedia menjadi sampel, dengan tidal< menyimpang dari persyaratan tujuan penelitian serta memiliki karakteristik ;rang telah

ditentukan.

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1. Metode Pengumpulan Data

Penulis menggunakan metode pengumpulan data yang dilakuan dengan cara menyebarkan skala kepercayaan diri dan skala motivasi yang mengacu pada skala model Likert dengan metode rating yang dijumlahkan (method of

summated ratings). Metode rating yang dijumlahkan merupakan metode

(66)

3.3.2.

lnstrumen Penelitian

lnstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan diri dewasa awal yang mengalami obesitas dengan skala motivasi menurunkan berat badan.

Skala psikologi berupa konstruk atau konsep psikologi yang menggambarkan aspek kepribadian individu dan juga pertanyaan yang diajukan sebagai

stimulus tertuju pada aspek perilaku guna memancing jawaban yang

merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden bersangkutan (Azwar, 2003).

a. Skala kepercayaan diri

Menurut Guilford (Andayani dkk, 1996), skala kepercayaan diri terdiri dari skala merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh kelompoknya, dan memiliki ketenangan sikap. Dalam skala ini dibagi dalam tiga faktor yang meliiputi merasa adekuat 、・ョAセ。ョ@ tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh kelompoknya, dan memiliki ketenangan sikap dengan jumlah item sebanyak 54 yang terbagi atas 27 item

favorable dan 27 item unfavorable. Berikut penjelasan lebih lanjut yang

(67)
[image:67.595.32.462.132.672.2]

Tabel 3.1.

Blue Print Kepercayaan Diri

No. Item

No Faktor lndikator Unfavora Jumlah

Favorable

ble

Merasa

adekuat a. Optimis 7,25,43 1,19,37 6

1 dengan b. Ambisius 8,26,44 2,20,38 6

tindakan yang

c.

Mandiri 45,9,27 3,21,39 dilakukan

a. Mampu 4,41,23 13,22,32 6

melakukan

Merasa hub. Sosial

2 diterima oleh b. Hubungan baiik 14,40,50 31,49,5 6 kelompoknya dengan teman

c.

Berkomunikasi 6,24,42 15,51,33 6 dengan baik

a. Yakin akan 16,34,52 10,28,46 6 Memiliki

kemampuan

3 ketenangan

dan kelemahan sikap

(68)

perasaan

c. toleransi 18,36,54 12,30,48 6 terhadap

berbagai situasi

TOTAL 54

Try

out diadakan pada tanggal 1-3 Juni 2006 yang dilakukan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyebar angket skala kepercayaan diri berjumlah 35 angket yang kembali hanya 30 angket, jadi 5 angket tidak memenuhi kriteria penelitian. Sehingga angket yang dapat diolah hanya 30 angket. Dari hasil analisa skala kepercayaan diri dengan menguji validitas dan realibilitas dengan hasil 40 item valid dari 54 item yang ada. Dengan has ii uji realibilitas 0, 7 44 yang menunjukan tes ini reliabel. Dan hasil analisa item tersebut yang digunakan pada penelitian untuk skala [image:68.595.33.462.88.508.2]

kepercayaan diri adalah sebagai berikut: Tabel 3.2.

Blue print Kepercayaan Diri (Valicl)

No. Item Jumlah

No Faktor lndikator Un favor

Favorable

able

(69)

adekuat b. Ambisius 8,44 2,38 4

dengan c. Mandiri 45,9,27 3,21,39 6

tindakan yang dilakukan

2 a. Mampu melakukan 4,41 13,22 4

hubungan sosial Merasa

b. Hubungan baik 14,40,50 31,49,5 6

diterima oleh

dengan teman kelompoknya

c. Berkomunikasi 6,24 15, 33 4

dengan baik

3 a. Yakin akan 16, 52 10,46 4

kemampuan dan Memiliki kelemahan

ketenangan b. Mengendalikan 17,53 29,47 4

sikap perasaan

c. Toleransi terhadap 36,54 30,48 4

berbagai situasi

(70)
(71)

b. Skala motivasi menurunkan berat badan

Skala motivasi menurunkan berat badan terdiri dari komponen belajar dan komponen kognitif (Franken, 2002). Dalam skala ini terdiri dari 11

indikator degan jumlah item sesar 44 yang terbagi atas 22 item favorable dan 22 item unfavorable. Berikut dijelaskan dalam bentuk blue print pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Blue print Motivasi Menurunkan Berat Badan

No. Item

No Faktor lndikator Unfavor Jumlah

Favorable

able

1 Komponen a. Merasa tubuh gemuk 1,4 20,13 4

belajar b. Membeli buku-buku diet 6, 11 15,17 4 c. Melakukan program diet 9, 16 19,30 4 d. Memakan makanan diet 2,12 5, 10 4 e. Menggunakan pi! diet 8,14 42,24 4 f. Menggunakan alat-alat 18,:33 3,7 4

penurun berat badan

g. Mengubah pola makan 28,:35 25,22 4 yang salah

[image:71.595.33.489.179.670.2]
(72)

diri

2 Komponen a. Keinginan yang kuat 26,31 38,39 kognitif b. Menetapkan tujuan 29,34 44,43 c. Menjaga berat badan 32,37 27,41

yang sudah ada TOTAL

Skala motivasi menurunkan berat badan yang disebar berjumlah 44 item setelah diujicobakan kepada 30 responden lalu dilakukan analisa, maka berdasarkan hasil uji validitas diperoleh 30 item yang valid dan layak

dijadikan item dalam penelitian dan mewakili tiap indikator yang akan diteliti. Sedangkan berdasarkan uji realibilitas diperoleh hasil sebesar 0,732 yang artinya alat tes ini reliabel. Berikut item valid yang akan digunakan dalam skala motivasi meurunkan berat badan:

Tabel 3.4

Blue print Motivasi Menurunkan Berat Badan (Valid)

No .. Item

4 4 4

44

No Faktor lndikator Unfavo Jumlah

Favorable

rable

[image:72.595.39.485.77.667.2]
(73)

belajar b. Membeli buku-buku 6,11 15,17 4 diet

c. Melakukan program 9 19 2

diet

d. Memakan makanan 2,12 5,0 4

diet

e. Menggunakan pil diet 8 42 2

f. Menggunakan alat- 18 3 2

alat penurun berat badan

g. Mengubah pola 35 22 2

makan yang salah

h. Mampu 23 36 2

mengendalikan diri

2 Komponen a. Keinginan yang kuat 26 38 2 kognitif b. Menetapkan tujuan 29,34 44,43 4 c. Menjaga berat badan 32,37 27,41 4

yang sudah ada

(74)

Baik skala kepercayaan diri maupun motivasi menurunkan berat badan, keduanya disusun dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima alternatif

Gambar

Tabel 3.1 Blue Print Kepercayaan Diri ................................................
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
tabel di bawah ini.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan menyusun

PENGARUH RISIKO KEGAGALAN, KESEMPATAN BERTUMBUH DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

Pada saat siswa peserta ekstrakurikuler futsal putri SMA Negeri 1 Depok melakukan gerakan menggiring bola, bola sering terlepas dari jangkauan kaki,... pandangan

Analisis kinerja anggaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode rasio keuangan yaitu laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui tingkat

Penelitian terdahulu yang dijadikan bahan rujukan yang ketiga dilakukan oleh Fitria (2016) yang mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Kualitas

reaksi kompetisi antara a-kobratoksin yang dimodifikasi pada gugus tertentu dengan a-kobratoksin bertanda radioaktif. Selain itu, gugus aktif tersebut dapat ditentukan juga

Tiada usaha yang meluas diambil oleh Kerajaan Malaysia untuk mengenal pasti mangsa perdagangan manusia di kalangan kumpulan pendatang yang mudah terdedah pada bahaya seperti

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat dicermati bahwa indikator keenam pada aspek mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif memperoleh nilai rata- rata tertinggi