• Tidak ada hasil yang ditemukan

Museum Dan Galeri Satwa Liar Rahmat International Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Museum Dan Galeri Satwa Liar Rahmat International Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata Di Kota Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MUSEUM DAN GALERI SATWA LIAR RAHMAT

INTERNATIONAL SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK

WISATA DI KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

LIDYA PASARIBU

082204068

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya

: MUSEUM DAN GALERI SATWA

LIAR RAHMAT INTERNASIONAL

SEBAGAI SALAH SATU DAYA

TARIK WISATA DI KOTA MEDAN

Oleh

: Lidya Pasaribu

NIM

: 082204068

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A.

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

Ketua,

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

MUSEUM DAN GALERI SATWA LIAR RAHMAT INTERNATIONAL

SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK WISATA DI KOTA MEDAN

OLEH

LIDYA PASARIBU

082204068

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Mukhtar Madjid, S.Sos., S.Par., M.A.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang merupakan salah satu persyaratan yang diterapkan dalam rangka memperoleh gelar Diploma pada program studi D3 Pariwisata

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Dalam kertas karya ini penulis memilih judul

“Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat International sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata di Kota Medan.”

Dalam penyelesaian penulisan kertas karya ini tidak terlepas dari

Penulis menyadari akan keterbatasan yang dimiliki dalam menyelesaikan kertas karya

ini, oleh karena itu penulis memperoleh bantuan dari banyak pihak. Dan dengan segala kerendahan hati maka ijinkan penulis menghanturkan terima kasih dan penghargaan yang

tulus kepada :

1. Bapak Drs.Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra.

2. Ibu Arwina Sufikha, SE, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pariwisata, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Solahuddin Nasution, S.E, M.SP, selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian

Usaha Wisata, Jurusan Pariwisata Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Mukhtar Madjid, S.Sos., S.Par., M.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan petunjuk dalam

menyelesaikan kerta karya ini.

5. Buat Drs. Ridwan Azhar, M.Hum selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan saran

dan petunjuk atas penyempurnaan kertas karya ini.

(5)

8. Teristimewa kepada Ayahanda Ir. E. Pasaribu dan Ibunda R. Napitupulu penulis mengucapkan terima kasih atas kasih sayang, doa, motivasi, dan pengorbanan baik moril

maupun materil yang tiada henti-hentinya.

9. Ketiga saudara penulis yaitu: Rio dan Toni (saudara laki-laki) serta Labora (saudari).

10.Buat yang terkasih yang selama ini telah memberikan dukungan dan yang telah menjadi inspirasi penulis mengucapkan terima kasih.

11.Teman-teman seperjuangan : vani, lenni, mardi, kasih, deni, tiara dan teman-teman

UW’08 yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini.

Namun demikian penulis menyadari bahwa kertas karya ini jauh dari kata sempurna.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2011 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI……….iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul………..1

1.2Pembatasan Masalah……….………..2

1.3Metode Pengumpulan Dat………..……...…..3

1.4Tujuan Penulisan………...……….………...3

1.5Sistematika Penulisan……….………...3

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum...5

2.2 Fungsu Museum...10

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KOTA MEDAN

3.1 Gambaran Umum Mengenai Kota Medan...11

3.2 Objek-objek Wisata di Kota Medan... 13

BAB IV MUSEUM DAN GALERI SATWA LIAR RAHMAT

INTERNASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK

WISATA DI KOTA MEDAN

4.1 Sekilas Mengenai Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat Shah Internasional....19

4.2 Fasilitas...23

BAB V PENUTUP

Kesimpulan dan saran...25
(7)

ABSTRAK

Pariwisata merupakan suatu industri yang tidak menimbulkan polusi, melainkan sebuah industri yang dapat memajukan perekonomian atau pendapatan masyarakat suatu daerah / negara. Banyak negara yang memiliki potensi pariwisata dengan menawarkan kenyamanan, keindahan, dan keunikan objek wisata, budaya, estetika bangunan, yang dapat dipromosikan untuk dijual kepada para wisatawan yang juga merupakan salah satu usaha serta keanekaragaman budaya, maupun kesenian daerah yang dimiliki oleh suatu daerah atau negara.

Salah satu tempat yang patut dikunjungi ketika berada di Kota Medan adalah sebuah museum dan galeri yang mempunyai daya tarik sebab di sini terdapat banyak koleksi hewan disertai dengan foto-foto. Tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat wisata namun juga dapat sebagai tempat untuk menambah wawasan bagi semua kalangan.

(8)

ABSTRAK

Pariwisata merupakan suatu industri yang tidak menimbulkan polusi, melainkan sebuah industri yang dapat memajukan perekonomian atau pendapatan masyarakat suatu daerah / negara. Banyak negara yang memiliki potensi pariwisata dengan menawarkan kenyamanan, keindahan, dan keunikan objek wisata, budaya, estetika bangunan, yang dapat dipromosikan untuk dijual kepada para wisatawan yang juga merupakan salah satu usaha serta keanekaragaman budaya, maupun kesenian daerah yang dimiliki oleh suatu daerah atau negara.

Salah satu tempat yang patut dikunjungi ketika berada di Kota Medan adalah sebuah museum dan galeri yang mempunyai daya tarik sebab di sini terdapat banyak koleksi hewan disertai dengan foto-foto. Tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat wisata namun juga dapat sebagai tempat untuk menambah wawasan bagi semua kalangan.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Kegiatan kepariwisataan merupakan salah satu kegiatan penghasilan devisa non migas terbesar di Indonesia. Dalam kegiatannya, pariwisata melibatkan banyak komponen yang

saling berkaitan satu dengan yang lainnya, seperti: jasa pelayanan wisata, sosial, ekonomi, budaya, politik, keamanan, dan lingkungan. Aktivitas pariwisata secara tidak langsung

melibatkan kehidupan sosial baik itu masyarakat sebagai pengunjung (visitor) dan wisatawan (tourist) maupun penyedia objek pariwisata dan penerima wisatawan. Hubungan sosial masyarakat ini sangat berpengaruh pada perkembangan kepariwisataan. Semakin erat dan

harmonis hubungan antara wisatawan dengan masyarakat setempat di Daerah Tujuan Wisata (DTW), maka semakin cepat perkembangan pariwisatanya. Dengan kegiatan ini masyarakat

dapat berinteraksi dan bertransaksi dalam berbagai hal antara satu dengan yang lainnya sehingga terjalin hubungan yang sinergis dan saling menguntungkan antara wisatawan dan penerima wisatawan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan taraf hidup serta

kesejahteraan masyarakat.

Interaksi antara wisatawan dengan objek wisata yang merupakan objek formal dari ilmu pariwisata dapat dikaji lebih lanjut dengan lingkup kajian motif dan perilaku seperti: apa

saja yang dapat dilihat oleh wisatawan dalam mengunjungi suatu tempat wisata? yang memotifasi wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut?, dan apa yang dapat

dilakukan di objek wisata tersebut?. Beberapa hal tersebut di atas merupakan pertanyaan wajib yang biasanya ditanyakan ketika wisatawan ingin melakukan suatu kunjungan ke suatu tempat wisata dan dari pertanyaan tersebut salah satu tempat wisata yang memenuhi jawaban

(10)

Tempat ini merupakan tempat wisata yang patut dikunjungi oleh wisatawan sebab di tempat ini wisatawan tidak hanya disuguhkan oleh keindahan hewani tetapi juga sebagai tempat kita

untuk menambah wawasan dan belajar khususnya bagi anak-anak. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk memaparkan lebih lanjut mengenai “Museum dan Galeri Satwa Liar

Rahmat Internasional Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata di Kota Medan.”

1.2 Pembatasan Masalah

Dari uraian di atas, penulis hanya membatasi permasalahan seputar objek wisata Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat Internasional seperti: sejarah bangunan, bagian ruangan, dan koleksi apa saja yang ditampilkan. Pembatasan masalah dilakukan untuk

menghindari kesimpangsiuran terhadap permasalahan yang disajikan sehingga dalam kertas karya ini yang akan dibahas mengenai:

1. Bagaimana Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat Internasional Sebagai Salah

Satu Daya Tarik Wisata di Kota Medan?

2. Apa saja koleksi yang terdapat di Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat

Internasional?

1.3 Tujuan Penulisan

Setiap kertas karya haruslah mempunyai tujuan yang jelas agar tercapai hasil yang diinginkan dan diharapkan. Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya Pariwisata Program Diploma-III Pariwisata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

2. Memperluas pengetahuan mengenai dunia pariwisata.

(11)

1.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk keabsahan isi laporan ini, penulis mempersiapkan data dan keterangan yang

akurat yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun teknik yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data ini adalah:

1. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu melaksanakan penelitian langsung ke

lapangan, mengamati serta mengambil kesimpulan dan keputusan dari pengamatan tersebut. Dalam tahap ini dilakukan wawancara (interview) terhadap beberapa

informan seperti: karyawan dan orang-orang yang terlibat dalam usaha pariwisata.

2. Library Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu mengumpulkan data dari berbagai

sumber tertulis yang relevan dengan objek penulisan baik berupa buku, majalah, surat kabar, brosur dan literatur lainnya yang mendukung judul dalam kertas karya ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan pada kertas karya ini terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Uraian Teoritis Mengenai Museum

Bab ini menguraikan seputar sejarah museum dan pengertiannya, fungsi

museum, pengertian objek wisata.

Bab III : Gambaran Umum Mengenai Kota Medan

Dalam bab ini diuraikan mengenai letak geografis, sistem kependudukan,

(12)

Bab IV : Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat Internasional

Isi ruangan yang terdiri dari koleksi apa saja yang terdapat di tempat

tersebut, pola ruangan, fasilitas yang terdapat di tempat tersebut, dan apa saja penghargaan yang sudah diraih.

Bab V : Penutup

(13)

BAB II

URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

2.1 Pengertian dan Sejarah Museum

Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat, dan mengkomunikasikan

berdasarkan penelitian dari benda-benda yang merupakan bukti konkret dari proses pengembangan kebudayaan.

Di museum, masyarakat dapat memperoleh tempat berekreasi sambil mendapatkan

informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam kehidupan manusia dan lingkungan.

Pada umumnya masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat atau lembaga yang bersuasana statis, berpandangan konservatif atau kuno, mengurusi benda-benda kuno kalangan elite untuk kebanggaan dan kekaguman semata. Bangunan museum

memang terkesan menyeramkan karena identik dengan barang-barang kuno, sunyi, kemegahan, dan kadang agak kurang terurus. Namun seharusnya hal ini tidak menjadi suatu

halangan bagi masyarakat untuk tidak mengunjungi museum. Karena dibalik kekakuannya, museum juga memperkenalkan proses perkembangan sosial budaya dari suatu lingkungan kepada masyarakat. Masyarakat juga bisa menggunakan museum sebagai sarana belajar,

selain sebagai tempat rekreasi.

Untuk lebih lanjut, sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian

museum. Secara etimologi, kata “Museum” diambil dari bahasa Yunani Klasik, yaitu: “muze” kumpulan sembilan dewi yang berarti lambang ilmu dan kesenian. Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian museum adalah sebagai tempat menyimpan benda-benda

(14)

Menurut International Council of Museums ( ICOM ), museum ialah institusi permanen/lembaga permanen, yang melayani kepentingan masyarakat dan kemajuannya,

terbuka untuk umum, tidak bertujuan untuk mencari keuntungan, dengan cara mengumpulkan (pengoleksian), memelihara (konservasi), meneliti, memamerkan, dan mengkomunikasikan

benda-benda nyata material manusia dan lingkungannya, untuk tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan.

Atau dengan kata lain museum adalah tempat dimana kebudayaan dan keseniaan dari jaman dahulu yang bernilai seni tinggi bisa dilihat.

Sejarah Museum

Sejarah Museum di Eropa

Pada masa gelap di Eropa, para bangsawan dan rohaniawan gereja sangat antusias terhadap benda-benda kuno. Benda-benda ini berbentuk penulisan, kronik, annal, dan

hagiografi. Setelah rennaisance atau masa pencerahan, ilmu pengetahuan berkembang pesat, sehingga muncullah keinginan para bangsawan untuk mengumpulkan benda-benda antik. Perdagangan antar negara, khususnya dengan negara-negara di luar Eropa, juga mengalami

perkembangan. Para bangsawan pengumpul benda-benda antik tersebut melengkapi koleksinya dari berbagai negara. Hal ini bertujuan untuk pamer kekayaan.

Namun masalah yang muncul pada waktu itu mereka membutuhkan ruangan yang cukup luas untuk menyimpan koleksi-koleksi tersebut. Para bangsawan ini juga tidak mengetahui cara penyimpanan dan perawatan benda-benda antik tersebut. Sebagai jalan

(15)

lembaga-lembaga tersebut sepenuhnya. Alasan lain, para bangsawan ingin membagi kesenangan sekaligus ingin memamerkan kekayaannya.

Demikianlah awal dikenalnya tugas museum, yaitu sebagai lembaga yang merawat dan memamerkan benda-benda antik. Kemudian muncullah galeri yang mengkhususkan diri

untuk memamerkan karya-karya lukisan. Setelah melihat bahwa minat masyarakat untuk melihat koleksi benda-benda tersebut sangat besar, akhirnya semakin menjamur museum-museum lain untuk memamerkan koleksi benda-benda antik.

Sejarah Museum di Indonesia

Sejarah museum di Indonesia mengalami tiga periodesasi, yaitu: 1. Periode Belanda,

2. Periode Inggris, dan

3. Periode Indonesiasi.

Berikut ini akan turut disertakan penjelasan singkat mengenai sejarah di Indonesia

yaitu sebagai berikut: 1. Periode Belanda

Pada tanggal 14 April 1778 dibangun museum yang paling tua di Belanda,

yaitu Bataviaasch Genootschap von Kunsten en Westenschappen (Perkumpulan Batavia untuk Memajukan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan) di Jakarta. Museum ini memiliki

slogan “Ten nutten van het gemmen” yang berarti untuk kepentingan umum. Museum ini berisi buku-buku dan benda-benda ilmu alam dan sosial budaya. Museum ini mengkhususkan pada bidang ilmu bahasa, ilmu bumi, dan ilmu bangsa-bangsa. Dengan beranggotakan

tokoh-tokoh pemerintah, perbankan, dan perdagangan. Pada tahun 1915 didirikan Museum Bali di Denpasar. Sekitar tahun 1930-an Striching End Bataviaasch (Perkumpulan Belanda Kuno)

(16)

yang ditujukan untuk menghormati J.P. Coen, seorang Gubernur Jendral VOC yang sangat disegani.

Tahun 1935, didirikan museum Sono Budoyo di Yogyakarta. Pada akhir Perang Dunia II, jumlah museum di Indonesia berjumlah 30 buah.

2. Periode Inggris ( 1806-1811 )

Pada periode ini museum berfungsi sebagai lembaga penasihat pemerintah. NamaBataviaasch Genootschap von Kunsten en Westenschappen diganti menjadi Batavian

Society of Arts an Sciences ( Perkumpulan Seni dan Ilmu Pengetahuan Orang-orang Batavia

). Didirikan oleh Raffles. Pada masa ini preranan museum semakin berkembang. Selain itu

juga pengelola museum mengadakan penerbitan dimana penerbitan ini kemudian bekerjasama dengan lembaga-lembaga di luar negeri. Museum juga digunakan oleh para ahli sebagai pusat pertemuan para orientalis, yaitu ilmuwan yang tertarik pada masalah-masalah

atau ilmu-ilmu ketimuran.

3. Periode Indonesiasi

Setelah Indonesia merdeka, para penyandang dana meninggalkan Indonesia sehingga museum terbengkalai. Untuk memulihkan kembali peran museum, pada tahun 1950 museum diubah menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Teknologi meningkat dan arus komunikasi

lancar, sehingga budaya asing masuk dengan cepat. Untuk menanggulangi pengaruh budaya asing yang negatif, pemerintah Republik Indonesia membentuk Jawatan Kebudayaan di

Yogyakarta. Jawatan Kebudayaan merupakan satu organisasi Kementriaan Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.

Pada tahun 1975,di Jawatan Kebudayaan ini ditambah satu unit kerja yaitu Urusan

(17)

Pada tahun 1966, Lembaga Museum-museum Nasional diubah menjadi Direktorat Museum dalam lingkungan Direktorat Jendral Kebudayaan. Tahun 1971, Direktorat Museum

mengelompokkan museum dalam tiga kelompok menurut jenis koleksinya, yaitu :

• Museum umum,

• Museum khusus, dan

• Museum lokal.

Pada tahun 1975 pengelompokkan diubah, menjadi sebagai berikut:

• Museum umum,

• Museum khusus, dan

• Museum pendidikan.

Pada tahun 1980, pengelompokkan tersebut diubah lagi menjadi dua kelompok, yaitu : Museum umum dan Museum Khusus.

Berdasarkan tingkat kedudukan, Direktorat Permuseuman mengelompokkan Museum Umum dam Museum Khusus menjadi Museum tingkat Nasional, Museum Tingkat Regional

(18)

Ada perbedaan antara museum sesudah kemerdekaan dengan sebelum kemerdekaan, yaitu :

Perbedaan Museum sebelum Kemerdekaan

Museum sesudah Kemerdekaan

Tujuan Pendirian

Untuk kepentingan ilmu pengetahuan yang menunjang pelaksanaan politik kolonial dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Untuk melestarikan warisan budaya dalam pengembangan

kebudayaan bangsa dan sarana pendidikan non formal.

Pengadaan koleksi

Banyak. Sebagian dipamerkan dalam tata pameran yang

berorientasi pada tata pameran museum-museum di Eropa.

Terbatas.

Bangunan

Sebagian tidak direncanakan untuk museum. Bangunannya tua dan tidak memenuhi tatas bangunan museum modern. Direncanakan khusus untuk museum. Mencerminkan gaya arsitektur tradisional daerah tertentu. Tenaga

Memiliki tenaga ilmiah yang berpengalaman, namun jumlah tidak memadai.

Masih kekurangan tenaga ahli.

Struktur Organisasi

Sebagian mempunyai bagian yang melayani bimbingan edukatif. Sarana penunjang belum mencukupi.

(19)

2.2 FUNGSI MUSEUM

Menurut ICOM, museum memiliki beberapa fungsi, antara lain :

1. Mengumpulkan dan pengaman warisan alam dan kebudayaan. 2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah.

3. Konservasi dan preservasi.

4. Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum. 5. Pengenalan dan penghayatan kesenian.

6. Visualisasi warisan baik hasil alam dan budaya. 7. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia.

8. Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Museum yang dapat digunakan sebagai wadah menambah wawasan di sisi lain juga dapat dijadikan sebagai tempat wisata sebab tempat tersebut merupakan salah satu objek

wisata yang menarik dikunjungi oleh masyarakat. Oleh karena itu, sebelum pembahasan lebih lanjut kita harus mengetahui kaitannya.

Menurut Ngafenan dalam Karyono (1997:26) defenisi objek wisata:

“ Sebagai objek yang dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatawan untuk dapat mengunjunginya misalnya: keadaan alam, bangunan sejarah, pusat-pusat rekreasi atau

dengan kata lain sebagai tempat tujuan wisata yakni: tempat pemberhentian terakhir suatu perjalanan wisata dan harga paket tersebut.”

Jadi, objek wisata disebut juga produk industri pariwisata yang meliputi: seluruh pelayanan yang diperoleh, dirasakan, dan dinikmati oleh wisatawan. Untuk itu, objek wisata merupakan hal yang menentukan dalam kegiatan pariwisata.

Adapun yang termaksud ke dalam unsur – unsur pengembangan objek wisata yaitu : atraksi, budaya, tenaga kerja, sarana, prasarana, transportasi, jasa pendukung dan juga

(20)

Bentuk wisata itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

a. objek wisata alam yakni objek wisata yang 98% merupakan natural atau bersifat

alamiah

b. objek wisata hasil ciptaan manusia, yaitu objek wisata yang seluruhnya merupakan hasil dari kreatifitas yang diciptakan manusia.

Sedangkan yang dimaksud dengan daya tarik wisata adalah:

• Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik

Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia

yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa

daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu

Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya

tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan

dilihat.

• Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Daya tarik

wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang

tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.

Jadi, yang dimaksud dengan museum sebagai objek wisata adalah sebuah badan tetap

(21)

BAB III

GAMBARAN UMUM MENGENAI KOTA MEDAN

3.1 Gambaran Umum Mengenai Kota Medan

Medan merupakan sebuah ibukota dari Propinsi Sumatera Utara dan kota terbesar

ketiga di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya yang memiliki penduduk multikultural, hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka. Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi

para wisatawan untuk menuju ke berbagai daerah tujuan wisata misalnya: dengan mengunjungi objek wisata

dipaparkan informasi secara terperinci.

Letak Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan

wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.

Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Oleh karena itu, topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut: sebelah utara : Selat Malaka

sebelah selatan : Kabupaten Deli Serdang sebelah barat : Kabupaten Deli Serdang

(22)

Karena secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli

Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan daerah sekitarnya, kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang

sejajar, saling menguntungkan, serta saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Kota Medan terkenal dengan sebutan kota yang penduduknya multikultural yaitu: dengan mayoritas penduduknya ialah

salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak.

Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari sejumlah rumah dengan berbagai hiasan dari pengaruh budaya masing-masing misalnya rumah warga Tionghoa mempunyai ukiran yang khas, demikian halnya dengan suku-suku lain yang banyak tersebar di seluruh kota.

Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai

Transportasi Darat

Transportasi yang terkenal di Kota Medan adalah becak motor. Dapat dilihat banyak becak motor yang melintas di jalanan. Terminal yang melayani warga Medan:

Keunikan Medan terletak pada seluruh Medan. Berbeda denga penumpangnya kemana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan

(23)

bukan di belakang becak seperti halnya becak yang ada di Jawa. Ini memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku. Selain itu, ini juga memungkinkan becak

Medan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai penggerak

becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di perang dunia ke-2.

Akan tetapi bagi penduduk Medan, sebutan paling khas untuk angkutan umum adalah

Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus kapasitas 500 cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up. Pada bagian

belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan penumpang di depannya.

3.2 Objek Wisata di Kota Medan

Berikut ini adalah objek-objek wisata yang berada di kota Medan antara

lain:

ISTANA MAIMOON

Istana ini merupakan salah satu objek wisata utama di kota Medan. Istana ini dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah memerintah

dari tahun 1873-1924. Arsiteknya TH Van Erp bekerja sebagai tentara KNIL. Rancangannya melambangkan Bangunan Tradisional Melayu dan India Muslim, sedangkan gaya arsiteknya

(24)

TJONG A FIE

Rumah Tjong A Fie merupakan gedung bergaya Tiongkok kuno yang sangat fantastis

dan dibangun pada tahun 1900, lokasinya terletak dijalan Ahmad Yani (Kesawan). Dia adalah jutawan pertama di Sumatera yang namanya sangat terkenal sampai sekarang walaupun ia

sudah wafat pada tahun 1921. Kesuksesannya berkat usaha dan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dan para pembesar perkebunan tembakau Belanda. Hingga saat ini rumah tersebut masih ditempati keluarga Tjong A Fie.

MUSEUM SUMATERA UTARA

Museum ini terletak di Jln. H.M. Jhoni No. 51 Medan. Merupakan Museum terbesar

di Sumatera Utara yang berbagai peninggalan sejarah budaya bangsa, hasil seni dan kerajinan dari berbagai suku di Sumatera Utara. Museum ini dibangun pada tahun 1954 dan diresmikan

pada tahun 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef.

VIHARA GUNUNG TIMUR

Vihara Gunung Timur dikenal sebagai Vihara tertua di Kota Medan. Didirikan oleh Umat Budha pada tahun 1962. Umumnya umat Budha bersembahyang ke vihara ini setiap hari. Vihara ini juga untuk acara ritual lainnya dalam Agama Budha seperti memperingati

(25)

KEBUN BINATANG MEDAN

Kebun binatang ini dikelola Pemerintah Kota Medan yang berisi berbagai jenis

hewan tropis, hewan-hewan mamalia seperti beruang, harimau, singa, gajah, reptil dan lain-lain. Luas areal sekitar 30 H dan berjarak sekitar 10 km dari pusat kota. Terletak di Jalan

Pintu Air IV Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan, yang dibuka setiap hari pukul 09.00 s/d 17.00 wib.

GRAHA BUNDA MARIA ANNAI VELANGKANNI (tempat ziarah)

Pada awalnya tempat itu diperuntukkan bagi umat Katolik Tamil yang ada di Medan akan tetapi dalam perkembangannya semua umat Katolik dapat datang dan berziarah disitu

tanpa batas asal-usul ataupun ras karena sesungguhnya tempat itu dipersembahkan bagi seluruh umat Katolik dan jg sebagai objek wisata bagi negara-negara tetangga.

Dari alamat yang tertera jelas tempat itu masih di dalam kota Medan, yaitu di daerah Medan barat daya di Kecamatan Tuntungan, Kelurahan Tanjung Selamat, di Jalan Sakura 3, dekat perumahan Taman Sakura Indah. Ada cukup kendaraan umum yang melewati jalur itu

tetapi jika anda bukan warga Medan sebaiknya naik taksi karena jalannya lumayan jauh dari pusat kota. Itu barangkali termasuk daerah pinggiran karena didaerah itu jalannya relatif sepi, meskipun jalur jalan 2 arah terpisah yang membelah jalan TB Simatupang cukup lebar.

Dari jalan ini cari papan billboard besar dipinggir jalan yang menunjukkan lokasi Graha Annai Velangkanni. Dari jalan raya cuma sekitar 150m masuk kedalam gang yang tidak

begitu besar. Begitu sampai di pintu gerbangnya yang bagian atasnya dihiasi ornamen rumah tradisional Batak, maka anda akan terpesona oleh arsitektur bangunannya yang bergaya Indo-Mogul, mirip dengan kuil Hindu. Jika baru pertama kali kesana dan tidak tahu apapun

(26)

menjulang itu kontras dengan keadaan bangunan sekitarnya sehingga keberadaannya sangat menarik perhatian. Setelah mendekat barulah tampak keistimewaan lainnya, yaitu seluruh

bangunannya dipenuhi dengan ornamen dan lukisan baik disebelah dalam maupun diluar. Ini bukan sembarang ornamen karena setiap ornamen punya makna tersendiri sehingga secara

keseluruhan bangunannya dipenuhi oleh simbol-simbol yang penuh makna, dan ini dimaksudkan sebagai bagian dari proses sebuah perziarahan.

TAMAN HAIROS INDAH PANCUR BATU

Taman rekreasi Hairos Indah merupakan taman yang teletak di Jl. Jamin Ginting

KM 145 Medan memiliki luas 10 Ha, kini diminati Masyarakat sekitar kota Medan dan luar

kota Medan bahkan dari luar Sumut. Dengan hanya membayar tiket masuk ke HAIROS di

hari biasa dan hari libur hanya berkisar Rp 5.000/orang. Harga tersebut berlaku bagi semua orang, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Artinya harga disamakan. Aneka fasilitas

ditawarkan kepada pengunjung di HAIROS, selain kolam pancing, juga terdapat kolam renang yang dilengkapi dengan seluncuran cukup panjang (water boom). Kemudian arena

(27)

BAB IV

MUSEUM DAN GALERI SATWA LIAR RAHMAT INTERNASIONAL

SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK WISATA DI KOTA MEDAN

4.1 Sekilas Mengenai Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat Shah

Internasional

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery merupakan sebuah tempat yang

menjadi salah satu daya tarik di kota Medan, Sumatera Utara, dengan beragam koleksi mengagumkan berbagai binatang liar diawetkan yang berasal dari tempat berburu di berbagai penjuru dunia. Dengan memiliki ± 1000 spesies yang terdiri dari binatang yang terkecil

hingga terbesar sesuai habitatnya yang ditata sedemikian rupa dengan artistik dan elegan di dalam ruangan berpendingin/AC sehingga tampak berkesan dan indah. Suasana yang

menyenangkan, serta bangunan yang berarsitektur indah akan menyuguhkan dunia nyata kehidupan satwa liar serta lingkungan alamnya yang berlokasi tepatnya di Jl. S. Parman No. 309, Medan.

Museum dan galeri ini telah masuk di Record Book dan telah menerima berbagai penghargaan internasional di bidang konservasi dalam upaya pencegahan kepunahan satwa

liar dunia dan bisa mendapatkan berbagai bentuk penghargaan sebab dengan perburuan serta adanya museum ini didirikan dengan tujuan pelestarian berbagai spesies binatang khususnya binatang langka dengan sejumlah syarat atau peraturan berburu internasional yang wajib

dipenuhi sebelum boleh berburu dan membunuh binatang tersebut. Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, juga konon merupakan galeri satwa liar yang pertama di Asia

(28)

pengakuan internasional seperti The Big Five Grand Slam Awards dan World Hunting Awards.

Pada tanggal 14 Mei 1999 diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Prof. Dr. Juwono Sudarsono, MA. Museum & Galeri satwa liar

Internasional beroperasi dengan baik.

Karena besarnya minat masyarakat atas kehadiran “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery, serta rasa cinta pada alam dan satwa, maka sejak akhir tahun 2005

hingga Oktober 2007, dilakukan pemugaran/renovasi dengan memperluas area gedung ± 3000 m2 dan telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak DR. H. Susilo

Bambang Yudhoyono pada tanggal 13 November 2007. Bukan hanya itu, ditambah koleksi serta membangun fasilitas penunjang lainnya.

Dengan keberadaan museum dan galeri ini benar-benar dapat dimanfaatkan oleh kalangan

masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia luas pada umumnya sebagai tempat hiburan bersama keluarga sambil menambah ilmu pengetahuan serta wawasan terhadap satwa

liar yang sudah semakin langka jenisnya, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Pembangunan museum dan galeri ini diilhami oleh kecintaan sang pemilik terhadap alam serta karena kesungguhan beliau dalam menekuni hobi yang beresiko tinggi, memakan

waktu yang cukup lama, serta membutuhkan biaya tidak sedikit. Telah dapat dibuktikan bahwa jika sesuatu dikelola dengan baik serta mengikuti konsep yang jelas, tegas, pasti, dan

benar seperti konsep “Konservasi dengan Pemanfaatan” yang telah diterapkan oleh Safari Club International (SCI), dapat mencegah kepunahan hewan-hewan langka, sekaligus menjaga kelangsungan hidup, keseimbangan dan menambah populasi satwa liar yang

merupakan kekayaan alam. Mudah-mudahan dengan bukti nyata di tempat ini bisa memberi contoh cara mencegah kepunahan hewan-hewan liar dengan konsep dari Safari Club

(29)

Jika anda berkunjung ke sana dapat dilihat boks penjualan tiket berada di sebelah kanan tempat parker dengan biaya tiket masuk adalah Rp.25.000 per orang, ditambah

Rp.10.000 untuk night safari, jika siapa yang berminat dan Rp.20.000 jika ingin memotret berbagai koleksi yang ada ditawarkan dan dipajang bagi pengunjung, sedangkan bagi

kalangan pelajar hanya perlu membayar Rp. 12.000 per orang. Di dalam dapat dilihat pengunjung berbagai koleksi hewani yang ditawarkan dan dipajang sehingga pengunjung akan terpesona oleh keindahannya seperti: kupu-kupu dengan berbagai warna dan dari

berbagai tempat, The African Big Five: Banteng, Gajah, Cheetah, White Rhino dan Singa, Berbagai jenis kucing baik kecil maupun besar dalam koleksi Cats of the World yaitu: macan,

kucing, dll, serta koleksi burung dalam Kingdom of Birds yang menampilkan berbagai variasi burung.

Koleksi-koleksi hewani yang ada sekitar ± 1000 spesies tersebut berasal dari:

# Hewan yang mati di berbagai taman hewan dan kebun binatang

# Perburuan legal dengan konsep “Konservasi dengan Pemanfaatan yang telah dilakukan oleh

hampir seluruh negara. Untuk mencegah kepunahan dan menambah populasi satwa liar dan lingkungannya

# Hasil pemberian dari teman-teman dan berbagai kalangan.

# Pembelian secara legal dari berbagai negara yang dikunjungi.

Jika melihat ke dalam mata pengunjung akan terpesona dengan keindahan koleksi-koleksi

hewan yang dibagi sesuai dengan jenisnya masing-masing yakni:

- Benua Afrika yang terkenal dengan “African Big Five” menampilkan 5 satwa liar yang paling berbahaya dan terbesar yaitu: gajah, badak putih,

banteng, singa, dan macan tutul.

- Ruangan “Cats of World” menampilkan keanekaragaman jenis kucing

(30)

- “Kingdom of Birds” yang menampilkan koleksi berbagai jenis burung dunia.

- “Pheasants of the World” dalam bagian ini terdapat berbagai jeni ayam misalnya: ayam emas

- “Varieties Bird of Paradise” dengan menyuguhkan keanekaragaman burung contoh: burung cendrawasih, burung merak, dan lain sebagainya. - “Dry Aquarium” yang berisikan berbagai jenis satwa liar yang umumnya

hidup di air missal : buaya, ikan, dll.

- Di ruangan “Bear Room” terdapat berbagai jenis beruang yang berasal dari

daerah tropis hingga daerah Antartika missal : beruang madu, beruang kutub, dan lain sebagainya.

- “Mountain of Sheep” menawarkan rupa berbagai jenis kambing gunung

dan domba liar yang ditempatkan bertingkat di tengah ruangan secara alami pada sebuah yang menyerupai gunung.

- “Night Safari” menghadirkan suasana kehidupan satwa liar di malam hari dengan bantuan tata suara dan cahaya yang sangat menarik dan mengesankan sehingga pengunjung akan merasa seolah-olah berwisata

(31)

4.2 Fasilitas

Di dalam bangunan ini terdapat fasilitas-fasilitas penunjang yang dapat digunakan

oleh pengunjung antara lain: >> Perpustakaan

Perpustakaan yang dilengkapi dengan buku mengenai berbagai jenis satwa dan habitatnya

dari berbagai negara di dunia. Di sini pengunjung dapat membaca buku-buku tersebut untuk menambah pengetahuan serta menyadarkan kita betapa pentingnya mencegah kepunahan

hewan-hewan tersebut.

>> Sovenir Shop

Di beberapa lokasi pada Museum & Galeri ini kami menyediakan Gift Shop, yang menyediakan berbagai macam souvenir yang dapat dijadikan cenderamata bagi pengunjung

dengan harga variatif & terjangkau. Souvenir yang dijual kami upayakan selalu menampilkan ciri khas dari museum dan galeri ini.

>> Café

Di Hunter’s Cafe para pengunjung dapat bersantai bersama keluarga, setelah menyaksikan

keindahan satwa liar yang tidak terlupakan sambil menyaksikan audio visual tentang berburu dengan konsep konservasi. Hunter’s Cafe juga menyediakan berbagai jenis makanan ringan.

>> Photo Studio

Untuk mengabadikan kehadiran setiap pengunjung yang datang kami menyediakan

(32)

>> Legend Room

Di lantai 3 disediakan ruangan serbaguna yang dapat digunakan sebagai Meeting Room,

Birthday Party & keperluan lain yang dapat menampung hingga ± 100 orang. Di ruangan ini juga terdapat koleksi barang-barang pribadi para pembesar di dunia, bintang film, legenda

olahraga dan lainnya, seperti foto pemeran James Bond 007 , Sepatu bola David Beckham dan Pele, Sarung Tinju Muhammad Ali dan Mike Tyson, Baju Kaos Zinedine Zidane dan masih banyak lainnya.

SEKILAS TENTANG RAHMAT SYAH

Rahmat Shah adalah pemburu dan petualang yang telah terakui di dunia internasional sebagai satu-satunya pemburu Indonesia yang namanya masuk dalam daftar Great Hunter dunia. Rahmat adalah pecinta binatang sekaligus pemburu legal yang berkonsep “Konservasi

dengan Pemanfaatan”. Maksudnya adalah bahwa ia berburu berbagai binatang dengan tujuan untuk pelestarian beragam spesies binatang itu sendiri. Kok bisa berburu dan membunuh

dianggap sebagai bentuk pelestarian? Bisa, karena ada sejumlah syarat atau peraturan berburu internasional yang berat dan wajib dipenuhi sebelum boleh memburu dan membunuh binatang tertentu tersebut. Misalnya kompensasi uang dalam jumlah yang sangat besar demi

seekor binatang yang sudah tua, tidak produktif atau predator tak wajar bagi habitatnya, di mana uangnya dialokasikan untuk kepentingan konservasi spesies dan habitat binatang

buruan yang sama, yang masih muda dan produktif lainnya. Masih ada syarat berat lainnya, yang selama ini tak diketahui banyak orang awam, mungkin juga kalangan penyayang binatang, yang membuat seorang pemburu dianggap sebagai seorang pecinta dan pelestari

fauna. Dan kini, selain sebagai pengurus yayasan pengelola sejumlah kebun binatang nasional, Rahmat memiliki galeri fauna dengan sekitar 1000 spesies binatang, besar kecil,

(33)

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan:

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery merupakan sebuah tempat yang

wajib dikunjungi jika anda memiliki waktu luang di Medan. Sebagian besar binatang yang

disimpan di dalam galeri dikumpulkan oleh pemiliknya dari kegiatan berburu resminya, dengan memakai konsep standar dunia conservation by utilization untuk pencegahan terhadap kepunahan dan untuk peningkatan populasi satwa liar di habitat mereka yang asli. Tempat ini

dibangun dengan bentuk modern sehingga menampilkan kesan menarik dan nyaman, juga dapat digunakan sebagai tempat wisata tetapi juga sebagai tempat menambah wawasan

terutama bagi anak-anak.

Atas kecintaan terhadap hewani dan hobi berburu, beliau sudah banyak mengumpulkan koleksinya yang dimuat dalam bangunan tersebut berkisar ± 1000 spesies,

tidak hanya itu atas partisipasi beliau dalam “Konservasi dengan Pemanfaatan” sudah banyak meraih penghargaan dari apresiasi sejumlah lembaga dan kalangan tertentu sehingga tempat

tersebut begitu terkenal. Sebagai contoh dapat dilihat dari berbagai koleksi foto selebriti baik lokal maupun internasional dan pejabat negara yang datang mengunjungi bangunan ini.

Saran:

Dari uraian sebelumnya, maka ada beberapa saran untuk melengkapi yaitu:

1. Untuk tetap menjaga kebersihan, kenyaman, dan keindahan tempat tersebut.

2. Tidak hanya menampilkan koleksi yang ada namun juga dapat menambah koleksi hewani 3. Bekerjasama dengan pemerintah untuk memajukan museum dan galeri tersebut dan

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.2009.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.Medan.

Ibrahim, Mahdi dan Ruslan.1995.Pariwisata, Muatan Lokal Sumatera Utara untuk SLTP Kelas 1.Medan: PT. Pabelan.

Sipayung, K dkk.Pariwisata untuk SLTP Kelas 1.Medan: Angkasa Wira Usaha.

Marpaung, Happy dan Herman Bahar.2002a.Pengantar Pariwisata.Bandung: Alfabeta.

_______________.2002b.Pengetahuan Kepariwisataan.Bandung: Alfabeta.

Madjid, Mukhtar.2003.Geografi Pariwisata Indonesia.Medan: Bartong Jaya.

Kesrul, R.2005.Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata.Jakarta: Grasindo.

Yeoti, Oka A.1996.Pemasaran Pariwisata Terpadu.Bandung: Angkasa

Yasyin, Sulchan.1997.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya: Amanah

Tukan, Paulus.2005.Mahir Berbahasa Indonesia 2.Jakarta: Yudhistira.

http://Rahmat%20International%20Wildlife%20Museum%20&%20Gallery%20Medan%20_ %20The%20Aroengbinang%20Travelog.htm.19 Februari 2011.

2011.

(35)

(36)
[image:36.595.91.505.111.348.2]

Gambar lokasi Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat Internasional (tampak dari depan)

(37)

Yang dapat dilihat dari tempat tersebut yaitu: >> Pheasants of the world

>> The African Big Five: Banteng, Gajah, Cheetah, White Rhino dan Singa

(38)

>> The night safari

Gambar

Gambar lokasi Museum dan Galeri Satwa Liar Rahmat Internasional (tampak dari depan)

Referensi

Dokumen terkait