RANCANG BANGUN SISTEM
TRACEABILITY
AYAM
BROILER BERBASIS
QUICK RESPONSE (QR) CODE
MOBILE
ANDROID DAN
WEB
SAHAT TUAMAN MUNTHE
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Sistem Traceability Ayam Broiler Berbasis Quick Response(QR) Code Mobile Android dan Web adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
SAHAT TUAMAN MUNTHE: Rancang Bangun Sistem Traceability Ayam Broiler Berbasis Quick Response (QR) Code Mobile Andoid dan Web. Dibimbing oleh BAMBANG PRAMUDYA.
Daging ayam merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi di Indonesia, selain harganya terjangkau daging ayam juga mudah didapatkan. Namun kebutuhan informasi mengenai daging ayam yang berada di pasar terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen sebelum mereka mengkonsumsi daging ayam yang mereka beli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan dari metode system development life cycle yang terdiri dari investigasi sistem, analisis dan perancangan sistem traceability ayam broiler, dan pemeliharaan sistem. Analisis dan perancangan sistem terdiri dari analisis, desain, implemetasi sistem atau pengujian dan rilis prototipe. Hasil dari penelitian ini berupa sebuah laman website yang bisa diakses oleh pengguna atau konsumen melalui smartphone dengan melakukan pemindaian pada QR Code yang tersedia pada produk. Informasi yang disediakan berupa data mengenai peternak, rumah potong unggas, dan proses yang dilakukan pada ayam tersebut hingga sampai pada konsumen. Hasil lainnya berupa laman yang bisa diakses oleh produsen untuk memperbaharui data produk dari produsen.
Kata Kunci: Ayam Broiler, Quick Response(QR) Code, Sistem Traceability, Website
ABSTRACT
SAHAT TUAMAN MUNTHE: Designing Traceability Sistem for Broiler Using Quick Response (QR) Code and WEB. Supervised by Bambang Pramudya.
Chicken meat is food that is widely consumed in Indonesia, in addition to an affordable price of chicken also easily obtained. However, information of the chicken meat in the market is limited. The purpose of this study was to design an information system that serves to provide information needed by consumers before they consume the chicken meat. The method that used in this study is development of sistem development life cycle method consisting of system investigation, analysis and designing traceability system for broiler, and system maintenance. Analysis and designing traceability system for broiler consisting of analysis, design, system implementation or testing, and release the prototype. The result of this study are a website page that can be access by consumer through smartphone by doing a scan on product QR Code. Information provided includes
data on breeders, poultry slaughter house, and it’s processing. The other result was
a website that can be access by company to update their data.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
RANCANG BANGUN SISTEM
TRACEABILITY
AYAM
BROILER BERBASIS
QUICK RESPONSE (QR) CODE MOBILE
ANDROID DAN
WEB
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2016 sampai Agustus 2016 ini ialah sistem traceability, dengan judul “Rancang Bangun Sistem Traceability Ayam Broiler Berbasis Quick Response (QR) Code Mobile Android dan Web”.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada: 1. Kedua orang tua tercinta dan tersayang Bapak Rustel Munthe dan Dorlina
Maringga, dan keempat adik saya Bonipo’Sus Munthe, Miltri Januarti
Munthe, Fitri Anggreni Munthe, dan Roma Munthe, yang telah memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang yang tidak pernah berhenti kepada penulis. 2. Oppung dan Inang yang selalu mendukung serta memberikan semangat
serta dukungan moril yang sangat membantu penulis.
3. Prof Dr Ir Bambang Pramudya, M Eng selaku dosen pembimbing, terima kasih atas arahan, dukungan, waktu, kesabaran, ilmu, dan pengalaman yang sangat berharga yang diberikan sehinggga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Supriyanto S.TP, M Kom yang telah membimbing dan mengarahkan dalam
penelitian ini, ilmu dan dukungan sampai skripsi ini selesai.
5. Dr Ir M.Faiz Syuaib, M Agr dan Dr Ir Mohammad Solahudin, M Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukkan yang sangat bermanfaat kepada penulis.
6. Teman penulis Vindy Dwi Paramitha yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menjalani penelitian hingga skripsi ini selesai. 7. Rekan seperjuangan Matoa House yang telah banyak membantu dalam
memberi semangat, serta saling mendukung dalam penelitian sehingga penulis bisa terus semangat dalam menjalani penelitian. Rekan saya Rijen Juni S yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan codingan yang rumit dan banyak membantu dalam menyelesaikan masalah penulis. 8. Seluruh staf pengajar di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem FATETA
IPB yang telah memberikan ilmu selama penulis menjalani perkuliahan. 9. Alvin Fatikhunnada dan Dwi Susanto yang telah mengajarkan codingan
PHP kepada penulis.
10. Keluarga besar Teknik Mesin dan Biosistem FATETA IPB yang memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis.
11. Teman-teman di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem angkatan 49, terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dan dukungan kepada penulis. 12. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan kepada penulis.
Bogor, Oktober 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Ruang Lingkup Penelitian 2
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Ayam Broiler Secara Umum 3
Standar Keamanan Daging Ayam 3
Traceability System 4
Sistem Informasi 5
Basis Data 5
Supply Chain Daging Ayam 7
Android dan Barcode 7
WWW, HTML, PHP dan MYSQL 9
Penelitian Terdahulu 10
METODOLOGI 10
Alat dan Bahan Penelitian 10
Waktu dan Tempat Pelaksanaan 11
Tahapan Penelitian 11
HASIL DAN PEMBAHASAN 13
Investigasi Sistem 13
Analisis dan Perancangan Sistem 14
Pebaikan dan Pemeliharaan 30
SIMPULAN DAN SARAN 31
Simpulan 31
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 34
DAFTAR TABEL
1 Standar SNI mutu daging ayam 4
2 Analisis fungsional sistem 15
3 Pengujian terhadap laman administrator 29
4 pengujian terhadap laman user 30
DAFTAR GAMBAR
1 Hubungan basis data dalam traceability 5
2 Model sistem informasi menurut O'Brien dan Marakas (2011) 6
3 Aliran basis data 6
4 Keterkaitan pelaku agribisnis dalam tata niaga daging ayam 7
5 Tipe dari barcode 8
6 Tampilan dan cara akses informasi pada QR Code dengan web link 8
7 Tampilan pada smartphone dengan OS Android 9
8 Tampilan salah satu QR Code dan informasi akan produk 9
9 Tahapan penelitian 12
10 Aliran pencatatan informasi di RPA X 14
11 Skema aliran pengguna sistem pelacakan/traceability 16 12 Rancangan use case untuk administrator dan user pada sistem
traceability daging ayam 17
13 Desain relational basis data 18
14 Desain antarmuka sistem 18
15 Implementasi basis data 19
16 Tabel peternak 19
17 Tabel kabupaten 20
18 Tabel rumah potong ayam 20
19 Tabel produksi 21
20 Tabel ternak 22
21 Form login administrator 22
22 Index laman administrator unit packaging 23
23 Level input dan output data pada setiap unit administrator 23 24 Index administrator utama atau unit pemasaran 24
25 Data produksi harian 24
26 Profil dan daftar produk dari peternak 25
27 Tampilan hasil cetak QR Code 25
28 Form input data di peternakan oleh unit panen 26
29 Tampilan utama untuk user 27
30 Tampilan informasi produk hasil pencarian 27
31 Link penghubung hasil pencarian 28
32 Data personal peternak 28
DAFTAR LAMPIRAN
1 Tabel desa 34
2 Tabel kecamatan 34
3 Tabel provinsi 34
4 Tabel produk 34
5 Tabel admin_user 34
6 Tampilan laman administrator unit panen 35
7 Tampilan laman administrator unit timbang 35
8 Tampilan laman data detail unit timbang 35
9 Tampilan laman administrator unit potong 35
10 Tampilan laman data detail unit potong 36
11 Tampilan laman data detail unit packaging 36
12 Tampilan laman peternak administrator utama 36
13 Form pendaftaran administrator 36
14 Tampilan laman produk kami user 37
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daging ayam merupakan bahan makanan yang banyak digemari masyarakat. Hal ini dikarenakan daging ayam memiliki rasa yang khas dan mengandung protein yang tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh. Protein hewani sangat penting karena mengandung asam amino yang lebih mendekati susunan asam amino yang dibutuhkan manusia. Konsumsi daging ayam ras pedaging per kapita dalam satu tahun pada tahun 2014 adalah 3.96 kg dan meningkat menjadi 4.79 kg (BPS 2015). Menurut Kementrian Pertanian (2015) yang berupa data sementara, produksi daging ayam ras pedaging pada tahun 2014 adalah 1.5 juta ton dan pada tahun 2015 sebanyak 1.6 juta ton. Populasi ayam ras pedaging pada tahun 2014 adalah 1400 juta ekor dan pada tahun 2015 hampir mencapai 1500 juta ekor.
Daging ayam yang dikonsumsi oleh konsumen harus memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan (food safety). Salah satu isu keamanan pangan adalah munculnya berbagai macam penyakit pada peternakan unggas yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar dan dapat menular ke manusia (zoonosis). Wabah penyakit menular yang sangat ganas seperti wabah Avian Influenza (AI) atau lebih dikenal sebagai flu burung merupakan risiko terbesar yang harus dihadapi peternak. Penyakit AI masuk ke Indonesia sejak tahun 2003 dan menyebabkan hampir 90 persen kematian unggas. Wabah ini berlangsung cukup lama, yaitu dari Agustus 2003 sampai Januari 2004 sehingga sempat menimbulkan dampak ekonomi secara luas.
Saat ini, krisis keamanan pangan telah meningkatkan kekhawatiran masyarakat dan membuat konsumen kurang percaya akan kualitas suatu produk. Sistem penelusuran pangan atau food traceability system adalah salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan konsumen akan produk pangan. Menurut Jin (2013), food traceability system telah banyak diperkenalkan di beberapa negara termasuk USA, Kanada, Cina, Korea, dan Georgia. Hasil dari beberapa survei menunjukkan bahwa penduduk dari negara yang berbeda tersebut rela membayar lebih mahal untuk produk pangan yang dilengkapi dengan food traceability system.
2
Ruang Lingkup Penelitian
Food traceability system dibangun untuk komoditas ayam ras pedaging atau ayam broiler yang ada di Indonesia berupa prototipe. Informasi yang disimpan di dalam basis data berdasarkan rantai pasok (supply chain) sederhana dari ayam broiler dimulai dari peternak, rumah potong ayam hingga distributor akhir sebelum konsumen. Informasi tersebut bisa diakses oleh konsumen melalui smartphone berbasis Android yang dilakukan melalui aplikasi pemindai kode (quick response atau QR Code). Pengguna sistem informasi ini ditujukan pada konsumen kelas menengah ke atas. Informasi produk yang bisa dilacak terbatas pada produk daging ayam segar yang dijual di supermarket ataupun pasar swalayan dan informasi yang tersedia merujuk pada SNI 3924:2009 mengenai daging ayam.
Perumusan Masalah
Informasi yang ada pada produk ayam broiler sangat terbatas. Beberapa diantaranya adalah tanggal kadaluarsa dan produsen dari daging tersebut. Selain itu, informasi peternak, lokasi, tanggal pengolahan, tanggal panen, tanggal packing dan beberapa informasi lainnya tidak tercantum.
Untuk itu, food traceability system merupakan salah satu penyelesaian dari masalah tersebut. Informasi tentang daging tersebut akan mudah diakses oleh konsumen secara bebas melalui aplikasi pemindai kode pada smartphone berbasis Android. Adanya informasi yang transparan sesuai dengan ketentuan yang ada di Indonesia diharapkan menumbuhkan kepercayaan konsumen pada daging yang akan dikonsumsi.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Analisis dan perancangan sistem informasi yang dapat menampilkan informasi daging ayam bagi konsumen. Informasi yang ditampilkan adalah tanggal panen, tanggal potong, tanggal packing, tanggal kadaluarsa dan informasi dari peternak dan RPA dalam bentuk lokasi serta surat ijin usaha peternak dan NKV untuk RPA.
2. Membangun prototipe perangkat lunak traceability ayam broiler berbasis web yang dapat diakses oleh pengguna untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk, dalam penelitian ini adalah daging ayam.
3. Mengintegrasikan prototipe perangkat lunak berbasis web dengan perangkat pemindai (scanner) Quick Response (QR) Code.
Manfaat Penelitian
3 sistem infomasi ini produk tersebut akan bebas dari isu-isu negatif dan memungkinkan produsen untuk menarik ulang produk dengan tepat jika memiliki masalah atau tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
Manfaat pada pelaku rantai pasok seperti peternak dan distributor adalah tersedianya informasi yang akan menjamin keamanan produk tersebut. Manfaat yang terutama bagi konsumen akhir yaitu tersedianya informasi mengenai produk tersebut sebelum mengonsumsinya. Manfaat bagi pemerintah dalam jangka panjang adalah untuk mendukung terciptanya sistem informasi yang bisa meningkatkan keamanan pangan nasional (food safety).
TINJAUAN
PUSTAKA
Ayam Broiler Secara Umum
Ayam broiler atau sering disebut sebagai ayam ras pedaging adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam broiler dapat digolongkan ke dalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. Pada umumnya, ayam broiler memiliki ciri-ciri seperti: kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging.
Menurut Huda (2013), ayam broiler pada usia 4 minggu sudah bisa dipasarkan dengan bobot badan kira-kira 0.8-1.0 kg. Bobot hidup 2.1 kg dicapai pada umur enam minggu untuk ayam broiler jantan dan 1.7 kg untuk ayam betina. Menurut Arifin (2015), ayam broiler memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis ayam lainnya, yaitu (1). Badannya umumnya gemuk dan terutama pada bagian dada. (2). Warna bulu pada umumnya adalah putih. (3). Sepasang kaki kokoh dan cenderung pendek, dan umumnya tidak memiliki bulu pada cakarnya.
Standar Keamanan Daging Ayam
Karkas adalah bagian tubuh ayam setelah dilakukan penyembelihan secara halal sesuai dengan CAC/GL 24-1997, pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan, tanpa kepala, leher, kaki, paru-paru, dan/atau ginjal, dapat berupa karkas segar dingin, atau karkas beku. Karkas segar adalah karkas yang diperoleh tidak lebih dari 4 jam setelah proses pemotongan dan tidak mengalami perlakuan lebih lanjut. Karkas dingin adalah karkas segar yang telah mengalami proses pemotongan sehingga temperatur bagian dalam daging (internal temperatur) antara 0oC sampai 4oC. Karkas beku merupakan karkas segar yang telah mengalami pembekuan di dalam blazt freezer dengan temperatur bagian dalam daging minimum -12oC.
Persyaratan daging ayam layak konsumsi berupa persyaratan mikrobiologis dapat dilihat pada Tabel 1.
4
pangan asal hewan pada unit usaha dengan asal hewan. Penyimpanan daging ayam untuk konsumsi dalam refrigerator memiliki masa simpan 1-2 hari dan penyimpanan freezer masa simpan hingga enam bulan (SNI 2009). Pelabelan pada kemasan berupa kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer minimal mencantumkan nama produk, merek dagang, NKV (Nomor Kontrol Veteriner), dan label halal. Informasi pada label kemasan sekunder minimal mencantumkan nama produk, merek dagang, tanggal produksi, nama dan alamat produsen, NKV, label halal, dan cara penyimpanan.
Tabel 1 Standar SNI mutu daging ayam No Jenis cemaran mikroba satuan
Mutu mikobiologis (Batas Maksimum Cemaran Mikroba/BMCM) 1 Total Plate Count (TPC) cfu/g 1 x 106
2 Coliform cfu/g 1 x 102
3 Escherichia coli MPN/g 5 x 101
4 Salmonella sp per 25 g Negatif
5 Staphylococcuc aeureus cfu/g 1 x 102
6 Campylobacter sp per 25 g Negatif
Sumber : SNI 3924:2009
TraceabilitySystem
Menurut Melis et al (2005), penelusuran pangan bisa menjadi potensi yang tinggi untuk perlindungan konsumen dengan cara menarik ulang produk secara tepat, mengeliminasi produk pangan yang tidak layak konsumsi dan menawarkan investigasi untuk mengetahui isu-isu keamanan pangan. Semuanya merupakan bagian dari kemanan pangan, kualitas pangan, ketahanan pangan dan kebutuhan instrinsik dari rantai pasok pangan (food supply-chain).
5
Sistem Informasi
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda satu dengan yang lain, tetapi tetap dapat bekerjasama. Fungsi utama sistem adalah menerima masukan dan menghasilkan keluaran. Agar dapat menjalankan fungsinya, sistem harus memiliki komponen-komponen pemasukan, proses, keluaran dan kontrol untuk menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik.
Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling bekerjasama, yang digunakan untuk mencatat data, mengolah data, dan menyajikan informasi untuk para pembuat keputusan agar
dapat menghasilkan keputusan yang baik (Hasbulloh 2009). Menurut O’Brien dan
Marakas (2011), sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima sumber data sebagai masukan dan mengolahnya menjadi produk informasi sebagai keluaran.
Gambar 1 Hubungan basis data dalam traceability.
Basis Data
Basis data atau database adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil query basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS).
6
perusahaan yang sudah disetujui oleh pemerintah di daerah tersebut. HIT (Herkunftssicherungs-und Information system Tiere) adalah basis data nasional untuk Jerman yang berhubungan dengan perdagangan dari daging hewan yang sesuai dengan EC Regulation 1760/2000. Pada Gambar 3, terlihat selain QS dan HIT, peternak juga dilengkapi dengan hak milik kelayakan usaha. Informasi dari RPA dan peternak yang merupakan komponen paling utama ada dalam basis data sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia untuk mendukung keamanan pangan atau food safety.
Gambar 2 Model sistem informasi menurut O'Brien dan Marakas (2011)
7
Supply Chain Daging Ayam
Rantai pasok (supply chain) adalah jaringan dari beberapa perusahaan dan organisasi yang bekerjasama menciptakan dan menyalurkan suatu produk sampai ke tangan konsumen atau pemakai akhir. Rantai pasok terdiri dari seluruh pelaku atau perusahaan yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam memenuhi konsumen. Rantai pasok tidak hanya terdiri dari pemasok (supplier) dan pabrik, tetapi juga distributor atau transportasi, pergudangan (warehouse), took atau pengecer/ritel, dan konsumen.
Dalam menjalankan tugasnya para pelaku bekerja secara mandiri dalam suatu pola hubungan bisnis yang terbentuk di antara mereka. Menurut Nofitri (2014), keterkaitan pelaku agribisnis dalam tata niaga daging ayam terlihat seperti pada Gambar 4.
Gambar 4 Keterkaitan pelaku agribisnis dalam tata niaga daging ayam
Android dan Barcode
Android adalah operating system yang paling banyak digunakan dalam smartphone sehingga memudahkan dalam penggunaan aplikasi penelusuran atau trace. Sesuai dengan data dari StatCounter Global Stats pada April 2016 mencapai 78 persen. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa aliran informasi dengan menggunakan smartphone dengan basis Android lebih baik karena penggunanya lebih dominan dibandingkan dengan smartphone lainnya. Menurut Hanna (2015), barcode adalah alat identifikasi standar yang sering digunakan untuk pelacakan asset. Barcode didefinisikan sebagai symbol optical machine-readable yang merepresentasikan sekumpulan data. Barcode dibagi menjadi dua yaitu barcode satu dimensi dan barcode dua dimensi. Tipe barcode berdasarkan dimensi dapat dilihat pada Gambar 5.
8
akan membaca dan memberikan HTTP URL dari kode tersebut. Ketiga, URL tersebut akan diakses dengan smartphone yang terhubung ke internet. Keempat akses web tersebut akan ditampilkan di layar smartphone dan yang kelima informasi dari produk tersebut akan disajikan di layar smartphone.
Gambar 5 Tipe dari barcode
Gambar 6 Tampilan dan cara akses informasi pada QR Code dengan web link
9
Gambar 7 Tampilan pada smartphone dengan OS Android
Gambar 8 Tampilan salah satu QR Code dan informasi akan produk
WWW, HTML, PHP dan MYSQL
WWW singkatan dari world wide web adalah jaringan informasi yang menggunakan protokol HTTP (hyper text transfer protocol) dan FTP (file transfer protocol), dimana sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal global berupa alamat URL (uniform resource locator). HTML singkatan dari hypertext markup language adalah bahasa perancangan atau pemrograman umum yang digunakan untuk membangun sebuah halaman web. HTML dapat menampilkan teks, citra, multimedia, dan menyediakan instruksi bagi browser untuk mengontrol bagaimana dokumen ditampilkan dan bagaimana dokumen tersebut berhubungan dengan dokumen lainnya.
PHP adalah singkatan dari personal home page hypertext preprocessor adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan web developer untuk membuat aplikasi web yang ditampilkan dengan cepat. PHP dikenal sebagai bahasa pemrograman yang menyatu dengan tag-tag HTML, dieksekusi di server, dan akan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis.
MySQL merupakan salah satu perangkat lunak untuk membuat sebuah basis data yang bersifat open source. Keunggulan dari basis data MySQL adalah mudah digunakan, cepat dan dapat diandalkan. MySQL mencakup dua hal, yaitu:
1. MySQL sebagai sistem manajemen basis data. MySQL diperlukan untuk memudahkan dalam pengaksesan, penambahan dan pemrosesan data.
10
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sudah dilakukan dalam sistem pelacakan terutama untuk produk pangan. Beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Harwiyani (2014) yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Penelusuran
Daging Sapi di PT.X”. Pada penelitian ini dirancang label pada sapi yang
dilengkapi dengan barcode. Rancangan barcode yang dibuat meliputi barcode untuk label eartag, label kirim, label first cut, label second cut, dan serial shipping container code (SSCC). Untuk mengakses informasi tersebut dilakukan dengan pemindaian pada barcode menggunakan alat barcode scanner dan monitor untuk menampilkan informasi mengenai produk tersebut.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Ginantaka (2015) dengan judul
“Analisis dan Desain Sistem Traceability Produk Udang Beku Berbasis Digital
Business Ecosystem”. Pada penelitian ini produk dilengkapi dengan barcode yang bisa diakses dengan menggunakan barcode scanner dan hasil dari barcode tersebut berupa informasi mengenai produk tersebut.
Kekurangan dari sistem traceability yang sudah dilakukan pada penelitian sebelumnya adalah informasi tersebut terbatas pada distributor dan belum bisa diakses oleh konsumen. Selain itu alat untuk mengakses informasi adalah alat pemindai yang terhubung dengan monitor untuk menampilkan data. Pada penelitian ini dikembangkan prototipe dengan menggunakan QR Code. Informasi akan ditampilkan pada smartphone dan informasi yang ditampilkan berbasis web sehingga setiap aktor dalam supply chain mendapatkan informasi mengenai produknya.
METODOLOGI
Alat dan Bahan Penelitian
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Processor Intel ® Core TM i5-4210U CPU @1.7 GHz 2. RAM DDR 4096 MB
3. VGA Card AGP 256 MB 128 Bit 4. Hardisk berkapasitas 40 GB
5. Monitor 14.5’
11
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2016. Pembuatan perangkat lunak dan database dilakukan di Laboratorium Teknik Bioinformatika, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data dilakukan di RPA X yang berada di Bogor, Jawa Barat.
Tahapan Penelitian
Menurut O’Brien dan Marakas (2011), salah satu metode menggunakan
pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sebuah sistem informasi dan yang paling lazim dalam sistem analisis organisasi dan desain yang dapat dijelaskan secara bertahap, dengan proses yang interaktif disebut sebagai sistem pengembangan daur hidup (system development life cycle atau SDLC). Proses dalam SDLC ada lima proses yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi dan perbaikan atau pemeliharaan.
Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada metode pengembangan system development life cycle. Metode ini dipilih karena pengetahuan mengenai produk yaitu ayam broiler, pengetahuan mengenai rantai pasok dan informasi telah tersedia baik dari berbagai literatur ataupun studi langsung di lapangan. Tahapan-tahapan dalam metode ini adalah investigasi sistem, analisis dan perancangan sistem, serta pemeliharaan sistem. Pada tahap analisis dan perancangan sistem terlihat jelas gambaran dari system development life cycle. Tahapan dari penelitian ini secara sistematis digambarkan seperti pada Gambar 9. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Investigasi sistem
Investigasi sistem dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan yaitu kurangnya informasi mengenai daging ayam broiler yang terjual terutama di supermarket. Identifikasi mengacu pada peraturan-peraturan pemerintah mengenai transparansi informasi terutama daging ayam broiler. Hasil yang diharapkan dari tahap ini adalah informasi yang harus diberikan oleh produsen mengenai produknya kepada konsumen. Selain itu dilakukan survei ke salah satu rumah potong ayam yang bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Setelah identifikasi dilakukan, kemudian dilanjutkan pada studi kelayakan, yaitu studi kelayakan teknis, studi kelayakan ekonomis, dan studi kelayakan organisasional.
b. Analisis perancangan sistem
Dalam tahap analisis perancangan sistem dibagi menjadi 4 tahapan. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari:
1. Tahap analisis
Tahap analisis adalah tahap penting sebelum merancang sistem traceability. Pada tahap ini akan dilakukan analisis kebutuhan sistem yang meliputi input, output, proses, storage, dan kontrol. Serta kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional akan sistem tersebut.
2. Tahapan desain
12
desain interface yang berfokus pada pengguna serta input dan output. Pengguna meliputi setiap pelaku dalam rantai pasok yaitu produsen yang merupakan bagian administrator dan konsumen yang akan mengonsumsi produknya. Pada input dan output, informasi dan data yang ada diubah menjadi bahasa yang dimengerti oleh sistem/mesin ketika proses input dan dimengerti oleh pengguna ketika proses output. (b). Desain fisik berupa basis data yang sudah tersusun secara sistematis. (c). Desain logika yaitu desain sistem yang menjelaskan bagaimana sistem tersebut bekerja. Desain tersebut berupa desain pada bagian input, proses pengolahan informasi, bagian output, penyimpanan pada basis data, dan aktivitas kontrol.
Gambar 9 Tahapan penelitian
3. Implementasi dan pengujian
Sebelum sistem diluncurkan sistem akan diuji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan pada setiap bagian terutama pada bagian input dan output. Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah sistem yang sudah dibangun dapat bekerja dengan baik atau tidak sebelum perangkat yang sudah dibangun diluncurkan untuk digunakan.
4. Rilis perangkat lunak
13 c. Perbaikan/pemeliharaan
Tahapan ini melibatkan monitoring, yaitu pemeliharaan dan pemantauan pada sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Investigasi Sistem
Hasil penelitian lapangan pada perusahaan RPA X menunjukkan bahwa setiap proses dilakukan pencatatan data dan infomasi. Beberapa diantaranya adalah identitas peternak, tanggal panen, penimbangan atau rekapitulasi data ayam hasil panen, tanggal pemotongan, proses pemotongan, tanggal penyimpanan, dan packaging. Namun informasi tersebut dicatat oleh bagian yang berbeda, sehingga informasi tersebut tidak dapat ditampilkan secara keseluruhan. Hal tersebut merupakan salah satu penghambat transparansi informasi sehingga tidak diketahui oleh konsumen karena tidak tertera pada kemasan produk. Proses perekaman data pada Rumah Potong Ayam X terlihat seperti pada Gambar 10.
Dalam pengolahan data tersebut menjadi informasi yang berguna dilakukan studi kelayakan pada sistem yang dibangun sesuai dengan data dan informasi yang tersedia. Studi kelayakan terdiri dari kelayakan secara teknis, kelayakan secara ekonomis, dan kelayakan secara organisasional.
1. Studi kelayakan teknis
Dewasa ini, pemanfaatan internet untuk menyampaikan informasi telah banyak dilakukan oleh banyak pihak baik individu maupun organisasi/instansi. Kelebihan dari penggunaan internet sebagai alat untuk menyampaikan informasi yaitu dapat diakses setiap saat, cepat, mudah dan relatif murah.
Sistem informasi ini dikembangkan dengan menggunakan Mozilla Firefox 49.0 dan Google Chrome Versi 53.0.2785.116 m (64-bit) sebagai web browser, PHPMyAdmin versi 3.2.1 sebagai penyimpan basis data, Apache sebagai server local, PHP sebagai sistem manajemen basis data. Dari segi perangkat lunak tersebut, sistem ini layak untuk dikembangkan karena mudah dan bersifat open source.
2. Studi kelayakan ekonomis
Untuk menentukan sistem ini layak secara ekonomis, dapat diukur dari segi biaya/uang. Biaya dalam kategori ini digolongkan menjadi dua kategori yaitu biaya pembangunan sistem dan biaya operasional. Biaya pembangunan sistem berupa biaya untuk menyediakan seperangkat komputer untuk mengoperasikan sistem, pembelian printer untuk QR code, dan pembelian server untuk menghubungkan sistem ke internet. Sedangkan untuk biaya operasional sistem adalah biaya pemakaian komputer, biaya pencetakan QR code dan biaya pemakaian server dan perawatannya.
14
3. Studi kelayakan organisasional
Pada pengembangan sistem ini diperlukan satu organisasi yang memiliki wewenang dalam masyarakat karena pengguna sistem ini secara umum adalah masyarakat luas. Secara kelayakan organisasional sistem ini dikelola oleh pemerintah terutama bagian pertanian dan peternakan. Hal ini disebabkan pemerintah memiliki wewenang untuk menarik ataupun mengeluarkan izin dari sebuah perusahaan rumah potong hewan dalam hal ini ayam dan peternakan. Sehingga sistem ini lebih tepat jika dikelola oleh pemerintah.
PETERNAK MITRA PETERNAK SENDIRI TIMBANG ULANG DAN HITUNG JUMLAH EKOR HITUNG HASIL AKHIR
DATA HASIL KE
MANAJEMEN PELABELAN PENGIRIMAN KE PENGEPAKAN PENCATATAN PESANAN PEMASARAN Informasi yang dicatat
- Nama peternak -Tanggal timbang -Jumlah Ekor -Berat -Jumlah yang mati
TIMBANG BERAT DAN JUMLAH EKOR
PENGEPAKAN PESANAN Unit Panen Unit Timbang Unit Potong Unit Packaging
UNIT RPU
PEMOTONGAN
Informasi yang dicatat dan isi surat jalan ke bagian pengepakan/penyimpanan - Nama peternak -Tanggal potong -Jumlah ekor hasil potong -Berat hasil potong -Jumlah ayam afkir
TIMBANG ULANG DAN HITUNG JUMLAH EKOR HITUNG HASIL AKHIR PENERIMAAN BAGIAN PENGEPAKAN PENCATATAN INFORMASI Informasi yang dicatat - Nama peternak -Tanggal terima -Jumlah Ekor -Berat Unit Pemasaran HITUNG JUMLAH TOTAL PENGIRIMAN KE RPU PENERIMAAN DI RPU Informasi yang dicatat - Nama peternak -Tanggal timbang -Jumlah Ekor -Berat -Jumlah yang mati
KONSUMEN Informasi yang didapat
[image:30.595.38.486.77.668.2]konsumen - Nama peternak -Runah potong -Tanggal panen -Tanggal potong -Tanggal pacaking -Tanggal kadaluarsa -dll
Gambar 10 Aliran pencatatan informasi di RPA X
Analisis dan Perancangan Sistem 1. Tahap analisis
Kegiatan analisis dibagi menjadi tiga bagian yaitu analisis kebutuhan fungsional sistem, analisis kebutuhan pengguna sistem, dan analisis non-fungsional.
1.1Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem
Sebelum menentukan sistem yang akan dibuat, terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan fungsional sistem. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran sistem yang akan dibuat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem. Dari hasil analisis didapatkan bahwa beberapa kebutuhan fungsional yang utama adalah kebutuhan sistem meliputi input, output, storage dan kontrol pada sistem tersebut. Secara detail fungsi tersebut akan ditunjukkan pada Tabel 2.
1.2Analisis Kebutuhan Non Fungsional
15 sistem berbasis website yang berjalan pada perangkat yang memiliki koneksi internet.
1.3Analisis Pengguna Sistem
[image:31.595.104.515.256.755.2]Pengguna dari sistem ini adalah administrator dari sebuah perusahaan, dalam hal ini adalah Rumah Potong Ayam X. Administrator dalam perusahaan RPA X ini terdiri dari lima administrator dengan level akses yang berbeda. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11, pencatatan informasi dilakukan pada setiap unit di perusahaan sehingga masing-masing unit memiliki bagian administrator tersendiri dengan unit pemasaran sebagai unit akhir dan juga merupakan administrator tertinggi.
Tabel 2 Analisis fungsional sistem
No Menu Fungsi Aktor
1 Login Mendapatkan hak akses Semua unit
administrator 2 Input Data
Produksi Memasukkan data produksi Unit panen 3 Edit Data
Produksi Mengubah data produksi
Semua unit kecuali unit pemasaran 4 Data Detail
Produksi Melihat data detail produksi
Unit timbang, unit potong, dan unit packaging
5 Data Produk Harian
Melihat data produk yang sudah
dipasarkan Unit Pemasaran
6 Lihat Peternak Melihat data peternak yang terdaftar
di perusahaan Unit Pemasaran
7 Lihat Profil Peternak
Melihat profil peternak yang sudah
terdaftar Unit Pemasaran
8 Tambah Peternak
Menambah peternak yang menjadi
mitra perusahaan Unit Pemasaran
9 Edit Peternak Mengubah data peternak jika terdapat
kesalahan Unit Pemasaran
10 Hapus Peternak
Menghapus data peternak yang sudah
tidak aktif Unit Pemasaran
11 Tambah Produk
Menambah data produk yang akan
dipasarkan Unit Pemasaran
12 Hapus Produk Menghapus data produk yang tidak
diperlukan Unit Pemasaran
13 Cetak QR Code
Mencetak QR Code yang berfungsi sebagai URL yang akan ditempelkan pada kemasan
Unit Pemasaran
1.4Use Case Diagram
16
[image:32.595.52.492.103.521.2]mendapatkan kebutuhan sistem yang sesuai dan memahami bagaimana sistem bekerja. Pada Gambar 12 dapat dilihat use case diagram untuk pengguna sistem baik administrator maupun user. Untuk administrator, pada use case diagram ini diasumsikan telah login terlebih dahulu.
Gambar 11 Skema aliran pengguna sistem pelacakan
2. Tahap Desain
Tahap desain terdiri atas dua bagian yaitu desain database dan desain user interface atau tampilan antarmuka untuk pengguna akhir yaitu konsumen.
2.1Desain Basis Data
17
Input Data Produksi
Edit Data Produksi
Data Detail Produksi
Data Produk Harian
Data Peternak
Tambah Data Peternak
Edit Data Peternak
Hapus Data Peternak
Tambah Produk
Hapus Produk Cetak QR Code Profil Peternak
Informasi Produk
[image:33.595.105.498.69.501.2]Informasi Perusahaan dan Peternak Unit Panen Unit Timbang Unit Potong Unit Packaging Unit Pemasaran/ administrator utama User/ Konsumen Sistem Traceability Ayam Broiler
Gambar 12 Rancangan use case untuk administrator dan user pada sistem traceability daging ayam
2.2Desain Tampilan Antarmuka Pengguna
Pada tahapan ini dilakukan desain untuk tampilan antarmuka yang akan digunakan oleh pengguna. Pengguna akhir dari sistem ini adalah konsumen yang membutuhkan informasi mengenai produk yang dibeli. Tampilan antarmuka ini didesain sesederhana mungkin, sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses dan menggunakannya. Secara konseptual tampilan antarmuka terdiri dari beberapa bagian yaitu header, menu utama, halaman utama dan footer. Rancangan konseptual dari tampilan ini terlihat seperti pada Gambar 14.
18
[image:34.595.26.475.61.662.2]Gambar 13 Desain relational basis data
Gambar 14 Desain antarmuka sistem
3. Tahap Implementasi
19 3.1Implementasi Basis Data
Basis data yang diimplementasikan menggunakan perangkat lunak MySQL. Hubungan antara tabel dalam basis data terlihat seperti pada Gambar 13. Basis data pada penelitian ini memiliki sepuluh tabel seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 15 Implementasi basis data
Tabel peternak berisi data peternak yaitu nama peternak, status peternakan ada dua yakni peternakan milik sendiri atau bekerja sama dengan RPA X, izin usaha yang menunjukkan bahwa peternakan tersebut terdaftar, dan riwayat usaha yang berisikan tentang riwayat dari peternakan. Pada bagian riwayat merupakan deskripsi secara lengkap baik mengenai riwayat penyakit, kesehatan dan infomasi penting lainnya mengenai peternakan tersebut. Tabel ini dilengkapi juga dengan longitude dan latitude yang berfungsi sebagai kordinat pada peta.
Gambar 16 Tabel peternak
20
menjadi mitra perusahaan bisa saja tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu tabel desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi dipisah dari tabel peternak. Data desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi diambil dari data wilayah administratif Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia dimana data tersebut sudah dilengkapi dengan id dan nama daerahnya.
Tabel desa dilengkapi dengan id desa, id kecamatan, dan nama desa. Tabel kecamatan yakni memiliki id kecamatan, id kabupaten, dan nama kabupaten dan tabel kabupeten memiliki id kabupaten, id provinsi, dan nama kabupaten. Sedangkan untuk provinsi hanya id provinsi dan nama provinsi. Dengan data id tersebut memungkinkan untuk masing-masing tabel terhubung satu dengan yang lainnya. Gambar 17 menunjukkan struktur dari tabel kabupaten yang ada di database. Tabel desa, kecamatan, dan provinsi bisa dilihat pada lampiran 1, lampiran 2 dan lampiran 3.
Gambar 17 Tabel kabupaten
Tabel rumah potong ayam berisi nama rumah potong, ijin usaha, NKV atau nomor kontrol veteriner yang menunjukkan higienitas produk yang sudah sesuai dengan peraturan pemerintah. Alamat yang terdiri hanya satu kolom dimana hal ini dilakukan karena perusahaan rumah potong hanya ada beberapa cabang saja. Latitude dan longitude yang akan digunakan untuk menampilkan peta.
Gambar 18 Tabel rumah potong ayam
21 memperbaharui data yang disimpan pada kolom jumlah ekor yang ditimbang, berat hasil timbangan, tanggal penimbangan dan jumlah ayam mati. Unit pemotongan menjadi administrator ketiga akan memperbaharui informasi seperti mengisi kolom jumlah ekor yang dipotong, berat hasil pemotongan, jumlah ayam afkir, dan tanggal pemotongan. Ayam afkir dipisahkan dari hasil akhir karkas karena penanganan produk tersebut berbeda dengan karkas ayam yang masuk pada kriteria pemasaran.
[image:37.595.121.500.306.549.2]Unit packaging merupakan administrator keempat yang berfungsi sebagai unit yang akan menerima karkas ayam segar sebelum dijual. Pada bagian ini akan memperbaharui data yang akan dimasukkan ke dalam kolom jumlah ekor akhir, berat akhir dan tanggal terima. Pada tabel ini terdapat juga kolom level yang berfungsi sebagai pembatas akses infomasi masing-masing administrator dalam satu tabel ini. Pada tabel produksi terdapat id peternak yang dihubungkan dengan tabel peternak menggunakan fungsi foreign key. Melalui tabel ini akan bisa diakses informasi peternak.
Gambar 19 Tabel produksi
22
Gambar 20 Tabel ternak
Tabel produk yang berisikan tentang produk yang dijual oleh RPA X yang akan memudahkan pengisian data pada tabel ternak. Pada tabel ternak terdapat kode produk yang menghubungkan tabel tersebut dengan tabel produk. Sedangkan tabel admin_user berisikan tentang informasi administrator berupa password, username, dan nama. Administrator yang terdaftar akan memperoleh akses untuk memperbaharui data dan sebaliknya.
3.2Implementasi Tampilan Administrator.
[image:38.595.19.485.35.742.2]Administrator pada sistem ini ada 5 yaitu administrator pada unit panen, unit timbang, unit potong, unit packaging dan unit pemasaran dimana unit pemasaran merupakan administrator utama. Semua aktivitas administrator dimulai dengan login sesuai dengan akun masing-masing. Masing-masing akun memiliki level akses yang berbeda dan akan masuk ke laman sesuai dengan level akses yang dimilikinya. Login administrator terdiri dari username dan password.
Gambar 21 Form login administrator
23 mulai dari level 1 hingga pada level 4. Pada bagian atas tampilan dilengkapi dengan menu logout untuk keluar dari laman administrator.
Gambar 22 Index laman administrator unit packaging
Input data pada masing-masing level disesuaikan dengan informasi yang dicatat. Aliran dari data tersebut adalah sebagai berikut, setelah administrator level 1 memasukkan data, maka data tersebut akan muncul pada laman administrator level 2. Administrator level 2 bisa mengubah dan memperbaharui data yang sudah diterima di laman sesuai dengan data yang diterima di lapangan, demikian seterusnya hingga pada level 4. Aliran data masing-masing administrator mulai dari level 1 hingga level 4 ditunjukkan pada Gambar 23.
Informasi yang dicatat pada unit timbang
- Nama peternak -Tanggal timbang -Jumlah Ekor -Berat -Jumlah yang mati
Informasi yang dicatat pada unit pengepakan/
penyimpanan
- Nama peternak -Tanggal potong -Jumlah ekor hasil potong -Berat hasil potong -Jumlah ayam afkir
Informasi yang dicatat pada unit packaging
atau penyimpanan
- Nama peternak -Tanggal terima -Jumlah Ekor -Berat akhir Informasi yang dicatat pada
unit panen
- Nama peternak -Tanggal timbang -Jumlah Ekor -Berat -Jumlah yang mati
1 0 0 0
1 1 0 0
1 1 1 0
1 1 1
1
Gambar 23 Level input dan output data pada setiap unit administrator
[image:39.595.122.478.432.606.2]24
Gambar 24 Index administrator utama atau unit pemasaran
Pada menu produksi ada dua aksi yaitu untuk memasukkan data produk berdasarkan dengan data produksinya dan akan diarahkan ke laman pemasukan data sesuai dengan id atau data produksi. Selain itu ada juga peternak yang akan mengarahkan ke data personal dari peternak tersebut.
Gambar 25 Data produksi harian
Tampilan antarmuka peternak ada dua aksi utama yaitu menambah peternak dan untuk melihat data peternak secara personal. Selain itu ada juga menu edit untuk mengubah dan memperbaharui data. Data personal masing-masing peternak dapat dilihat dengan cara mengklik nama peternaknya. Tampilan antarmuka menu peternak bisa dilihat pada lampiran 11.
25
Gambar 26 Profil dan daftar produk dari peternak
Selain dari aksi di atas, aksi penting lainnya adalah mencetak QR Code yng merupakan menjadi media untuk menghubungkan smartphone dengan laman web yang sudah dibuat. QR Code akan berisikan alamat URL yang sudah ditentukan dan akan bertambah secara otomatis sesuai dengan id bulky yang dimasukkan pada saat input data produk.
[image:41.595.131.507.83.433.2]26
Pada menu cetak QR Code akan menampilkan QR Code yang akan ditempelkan pada produk dan sudah dilengkapi dengan menu download yang berfungsi untuk mengunduh gambar. Salah satu form contoh untuk input data adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 28.
Gambar 28 Form input data di peternakan oleh unit panen
Untuk menambah jumlah administrator bisa dilakukan dengan menu daftar yang ada di laman login. Dimana pada bagian tersebut akan dilengkapi dengan level akses yang berbeda sehingga akan mendapatkan laman akses yang berbeda pula pada bagian administrator. Laman pendaftaran bisa dilihat pada lampiran 12.
3.3Implementasi Tampilan Antarmuka User/Pengguna Akhir
Menu utama dari tampilan antarmuka untuk pengguna akhir ada lima yaitu index yang akan berisikan mengenai informasi perusahaan, menu produk kami yang berisikan informasi produk yang disediakan perusahaan rumah potong ayam, proses dan kualitas yang berisikan proses yang sudah dilakukan di lapangan yakni proses pengolahan sebelum produk sampai pada konsumen dan menu galeri untuk menampilkan foto yang ada di perusahaan. Tampilan utama seperti pada Gambar 29.
27
Gambar 29 Tampilan utama untuk user
Gambar 30 Tampilan informasi produk hasil pencarian
[image:43.595.161.459.92.285.2]28
[image:44.595.52.470.70.569.2]informasi mengenai peternak seperti pada tampilan administrator, namun pada bagian ini adalah untuk konsumen atau pengguna akhir. Tampilan peta dan profil peternak dapat dilihat pada Gambar 32 dan Gambar 33.
Gambar 31 Link penghubung hasil pencarian
Gambar 32 Data personal peternak
29
Gambar 32 Peta lokasi peternak
4. Tahap Pengujian
[image:45.595.105.512.494.751.2]Pada tahap ini dilakukan pengujian pada sistem yang sudah dibangun. Pengujian dilakukan untuk menghindari kesalahan pada saat sistem akan dirilis. Pengujian dilakukan menggunakan dua cara yang berbeda. Pengujian untuk laman administrator menggunakan perangkat komputer karena sistem untuk administrator banyak menggunakan komputer untuk input data. Sementara untuk pengujian laman user yaitu konsumen dilakukan dengan menggunakan perangkat smartphone yang berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan pada perangkat smartphone yang memiliki layar yang berbeda. Fungsi-fungsi yang akan diuji terdapat pada Tabel 3 untuk bagian admin dan Tabel 4 untuk bagian user.
Tabel 3 Pengujian terhadap laman administrator
No Modul Hasil Pengujian
1 Login Berjalan dengan baik
2 Input data unit panen Berjalan dengan baik
3 Edit data unit panen Berjalan dengan baik
4 Edit data unit timbang Berjalan dengan baik 5 Data detail unit timbang Berjalan dengan baik
6 Edit data unit potong Berjalan dengan baik
7 Data detail unit potong Berjalan dengan baik 8 Edit data unit packaging Berjalan dengan baik 9 Tampilan index administrator utama Berjalan dengan baik 10 Tampilan data peternak dan data produksi Berjalan dengan baik 11 Menambah data peternak Berjalan dengan baik
12 Edit data peternak Berjalan dengan baik
13 Hapus data peternak dan data produk Berjalan dengan baik
14 Menambah data produk Berjalan dengan baik
30
Tabel 4 Pengujian terhadap laman user
No Modul Jenis Perangkat
a b c d
1 Membaca QR Code ✔ ✔ ✔ ✔
2 Menghubungkan ke internet ✔ ✔ ✔ ✔
3 menampilkan data produk ✔ ✔ ✔ ✔
4 menampilkan data peternak dan peta ✔ ✔ ✔ ✔
5 Menampilkan informasi perusahaan dan peta ✔ ✔ ✔ ✔ 6
Menampilkan jenis produk dan proses
pengolahan ✔ ✔ ✔ ✔
Keterangan: ✔ = sistem berjalan dengan baik
Pengujian terhadap laman user dilakukan pada 4 smartphone dengan spesifikasi yang berbeda. Perangkat a adalah smartphone dengan spesifikasi layar 5.5 inci dan OS Android 4.1.1 Jelly Bean. Perangkat b adalah tablet dengan OS Windows 8.1 dan Android 4.4 KitKat dengan layar 10.1 inci. Perangkat c adalah smartphone dengan spesifikasi layar 5.5 inci dan OS Android 5.1.1 Lollipop dan perangkat d adalah smartphone dengan spesifikasi layar 5.0 inci dan OS Android 4.1 Jelly Bean.
5. Perilisan Perangkat dan Usulan Kelembagaan Pengelola Sistem
Rilis prototipe perangkat dilakukan setelah pengujian sistem selesai dilakukan sehingga sistem akan berjalan dengan baik. Laman web untuk prototipe sistem pelacakan ini sudah terdaftar dengan domain www.broiler-tracer.com merupakan laman yang bisa diakses oleh konsumen. Sedangkan laman administrator hanya bisa diakses oleh administrator pada menu login.
Lembaga yang diusulkan akan mengelola prototipe perangkat lunak ini adalah pemerintah terutama bagian dari peternakan dan pengguna dari sistem ini adalah perusahaan yang memproduksi karkas ayam segar. Sistem ini akan berjalan secara baik jika sesuai dengan rancangan yang dibuat pada prototipe. Namun tidak menutup kemungkinan sistem ini dikembangkan lebih lagi oleh perusahaan yang bersangkutan dan akan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Pebaikan dan Pemeliharaan
Dalam perawatan sistem ini meliputi perawatan jaringan dan server. Perawatan ini disesuaikan dengan server dan jaringan tempat sistem traceability ini di install. Sistem traceability ini terdaftar dengan domain www.broiler-tracer.com dimana IDwebhost sebagai penyedia layanan hosting. Perbaikan dan perawatan sistem dilakukan pada layanan hosting ini.
31
SIMPULAN
DAN
SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Prototipe sistem traceability untuk produk ayam broiler dengan basis QR Code dan mobile Android dirancang sesuai dengan level pencatatan informasi pada perusahaan Rumah Potong Ayam X
2. Laman administrator yang berfungsi untuk memasukkan dan menampilkan informasi produksi, peternak serta informasi lainnya yang berguna bagi administrator yakni produsen dalam hal ini adalah Rumah Potong Ayam X 3. Laman untuk konsumen yang berfungsi untuk menampilkan informasi
produk sesuai dengan QR code yang ada pada produk.
4. QR Code berfungsi sebagai media untuk menyimpan alamat URL yang berisi informasi produk. Melalui aplikasi pemindai pada smartphone basis Android URL tersebut bisa diakses dan menampilkan informasi pada layar smartphone yang terhubung dengan internet.
5. Sistem pelacakan ini bisa diakses pada laman web dengan domain www.broiler-tracer.com.
Saran
Prototipe rancang bangun sistem traceability ayam broiler berbasis QR Code mobile Android dan web masih memiliki beberapa kekurangan, beberapa diantaranya adalah:
1. Informasi yang ditampilkan masih terbatas. Infomasi mengenai peternak seperti pakan ternak, vaksinasi, riwayat penyakit dan informasi lainnya tidak tercantum. Sehingga untuk pengembangan sistem diperlukan sistem informasi yang lebih baik salah satunya adalah peternakan memiliki website yang bisa diakses oleh konsumen yang berisikan mengenai informasi peternakan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.
2. Produk yang bisa dilacak masih terbatas produk segar karena kelemahan pada alur pengolahan, sehingga diperlukan sebuah sistem pengolahan yang telah terstruktur dengan baik untuk menghasilkan sistem pelacakan yang bisa melacak lebih luas lagi.
3. Sistem informasi yang dirancang masih belum memiliki bagian khusus yang menerima masukan ataupun follow up dari konsumen, sehingga untuk pengembangannya akan lebih baik jika sistem dilengkapi dengan bagian khusus untuk menerima masukan dari konsumen.
DAFTAR
PUSTAKA
32
feasibility.[Internet] [ Diunduh pada 25 November 2015]. Tersedia di
www.sciencedirect.com Journal homepage :
www.elsevier.com/locate/jclepro
Arifin MZ. 2013. Pengembangan basis pengetahuan budidaya broiler closed house[skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor(ID).
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Konsumsi per kapita dalam rumah tangga setahun menurut hasil Susenas [Internet] [diunduh 2015 Oktober 22]. www.kementrianpertanian.go.id
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Konsumsi per kapita dalam rumah tangga setahun menurut hasil Susenas [Internet] [diunduh 2015 Oktober 8]. www.kementrianpertanian.go.id
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. Mutu Karkas dan Daging Ayam .SNI 3924-2009. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional
Finkelstein A. 2012. Software and sistem traceability. Huang JC, Gotel O, Zisman A, editor. London (UK): Springer
Furness A, Smith I. 2006. Improving tracebility in food processing and ditribution. Cambridge England (UK): Woodhead Publishing Limited
Ginantaka A. 2015. An analysis and design of frozen shrimp traceability sistem based on digital business ecosistem [Master tesis]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor(ID).
Handayani DI. 2014. Model tracking dan tracing pada sistem traceability rantai pasok minuman sari apel. Prosiding seminar nasional manajemen teknologi XX, Program studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014. Surabaya (ID).
Hanna MG, Pantanowitch L. 2015. Bar coding and tracking in pathology [Internet] [ diunduh 2015 Oktober 10]. Tesedia di
www.sciencedirect.com journal homepage :
http://dx.doi.org/10.1016/j.path.2015.02.017
Harwiyani AP. 2014. Rancang bangun sistem penelusuran daging sapi di PT. X. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya(ID).
Hasbulloh BM. 2009. Sistem Informasi panen dan produksi padi berdasarkan metode akumulasi panas dan biomassa di Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Huda MHN. 2015. Rancang bangun sistem pakar pemilihan kontruksi kandang tertutup untuk produksi ayam broiler [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor(ID).
Jin S, Zhou L. 2013. Consumer interest in information provided by food traceability sistems in Japan [Internet] [diunduh 2015 Oktober 8]. Tersedia di www.sciencedirect.com journal homepage : www.elsevier.com/locate.foodqual
Kassahun A, Hartog RJM, Sadowski T, Scholten H, Bartram T, Wolfert S, Beulens AJM. 2014. Enabling chain-wide transparency in meat supply chains based on the EPCIS global standard and cloud-based services.[Internet][Diunduh 2015 November 11]. Tersedia di
www.sciencedirect.com Journal homepage :
33 Kementrian Pertanian. 2015. Data hasil pencarian berdasarkan komoditi [Internet]
[diunduh 2015 oktober 8]. www.kementrianpertanian.go.id
Melis RB, Mishra P, Garcia LR. 2015. Food traceability: New trends and recents advances. A riview [Internet] [diunduh 2015 Oktober 8]. Tersedia di
www.sciencedirect.com journal homepage :
www.elsevier.com/locate.foodcont
Nofitri z. 2014. Manajemen resiko rantai pasok ungags terkait kasus Avian Influenza di Kabupaten Bandung[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Olsen P, Borit M. 2013. How To Define Traceability [internet] [diunduh pada 2015 November 11]. Tersedia di www.sciencedirect.com journal homepage: http://dx.doi.org/10.1016/j.tifs.2012.10.003
O’Brien J, Marakas GM. 2011. Management Information System. New York
(USA): McGraw-Hill/Irwin
Tarjan L, Senk I, Tegeltija S, Stankovski S, Ostojic G. 2014. A readability analysis for QR Code application in a traceability sistem. [Internet][Diunduh 2015 November 11]. www.sciencedirect.com journal homepage : www.elsevier.com/locate/compag
34
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel desa
Lampiran 2 Tabel kecamatan
Lampiran 3 Tabel provinsi
Lampiran 4 Tabel produk
35 Lampiran 6 Tampilan laman administrator unit panen
Lampiran 7 Tampilan laman administrator unit timbang
Lampiran 8 Tampilan laman data detail unit timbang
36
Lampiran 10 Tampilan laman data detail unit potong
Lampiran 11 Tampilan laman data detail unit packaging
Lampiran 12 Tampilan laman peternak administrator utama
37 Lampiran 14 Tampilan laman produk kami user
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Tiga Panah 25 Mei 1994 dari pasangan Rustel
Munthe dan Dorlina Maringga. Penulis adalah anak pertama dari lima
bersaudara. Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Siantar dan
pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian
Bogor(IPB) melalui jalur SNMPTN undangan dan diterima di
Program Studi Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di beberapa
organisasi kampus. Beberapa diantaranya adalah sebagai Anggota dari
UKM PMK IPB dan Anggota Himpunan Mahasiswa Teknik
Pertanian. Selain itu penulis juga pernah terlibat dalam beberapa
kepanitiaan beberapa diantaranya adalah Divisi Dokumentasi dalam
acara Retreat Angkatan 50, Ketua Divisi Acara KPP UKM PMK IPB.
Penulis juga pernah menjadi Assiten untuk mata kuliah Agama
Kristen Protestan pada tahun 2013.