• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI APOTEK XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS (IPMS) DAN PEMBOBOTAN TRIANGULAR FUZZY AHP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI APOTEK XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS (IPMS) DAN PEMBOBOTAN TRIANGULAR FUZZY AHP"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Arrie Wibowo Witjaksono
  • Sekolah: Universitas Sebelas Maret
  • Mata Pelajaran: Teknik Industri
  • Topik: Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Di Apotek XYZ Dengan Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) Dan Pembobotan Triangular Fuzzy AHP
  • Tipe: Skripsi
  • Tahun: 2009
  • Kota: Surakarta

I. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang menekankan pentingnya sistem pengukuran kinerja dalam organisasi, khususnya di Apotek XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pengukuran kinerja yang dapat membantu manajemen dalam mengevaluasi dan merencanakan kinerja apotek. Dengan meningkatnya persaingan di pasar farmasi, pengukuran kinerja yang komprehensif menjadi sangat penting. Penulis juga menguraikan manfaat dari pengukuran kinerja yang tidak hanya berfokus pada aspek keuangan tetapi juga pada aspek non-finansial, seperti kepuasan pelanggan dan kualitas layanan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh Apotek XYZ dalam mengelola kinerjanya. Dengan meningkatnya persaingan, apotek perlu menggunakan sistem pengukuran yang lebih baik untuk mencapai tujuan organisasi. Penulis mencatat bahwa pengukuran kinerja tradisional yang hanya berfokus pada aspek finansial tidak cukup untuk mengevaluasi kinerja secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan pengukuran kinerja ke dalam strategi manajemen yang lebih luas.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini berfokus pada bagaimana merancang sistem pengukuran kinerja di Apotek XYZ menggunakan metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Penulis ingin menemukan cara untuk mengidentifikasi indikator kinerja yang tepat dan bagaimana sistem tersebut dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kinerja apotek.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan Key Performance Indicators (KPIs) yang relevan dan merancang sistem pengukuran kinerja yang dapat digunakan oleh Apotek XYZ. Penulis berharap sistem yang dirancang dapat membantu manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kinerja apotek secara efektif.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menyediakan sistem pengukuran kinerja yang dapat digunakan oleh Apotek XYZ sebagai alat evaluasi. Ini akan membantu manajemen dalam merencanakan dan mengambil keputusan bisnis yang lebih baik, serta meningkatkan kinerja keseluruhan apotek.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini mencakup responden yang terlibat yaitu pemilik, apoteker, dan kasir di Apotek XYZ. Penelitian ini juga membatasi pengukuran kinerja pada obat resep dan non-resep, serta menggunakan dokumen internal tahun 2008 untuk analisis data.

1.6 Asumsi Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa aktivitas dan proses internal di Apotek XYZ tidak berubah selama penelitian berlangsung, serta customer yang dipilih memiliki pemahaman tentang kondisi apotek.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjelaskan struktur laporan penelitian ini, yang terdiri dari enam bab. Setiap bab memiliki fokus yang berbeda, mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, analisis, hingga kesimpulan dan saran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori-teori yang relevan untuk mendukung penelitian, termasuk gambaran umum tentang apotek, standar pelayanan kefarmasian, dan konsep pengukuran kinerja. Penulis menguraikan pentingnya pengukuran kinerja yang tidak hanya berfokus pada aspek finansial tetapi juga pada aspek non-finansial yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dan kualitas layanan.

2.1 Gambaran Apotek Secara Umum

Apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki dua fungsi utama: sebagai unit pelayanan kesehatan dan sebagai unit bisnis. Dalam konteks ini, penting untuk memastikan bahwa apotek tidak hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga pada peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan perlunya sistem pengukuran kinerja yang komprehensif.

2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Standar pelayanan kefarmasian yang ditetapkan oleh pemerintah memberikan pedoman bagi apoteker dalam memberikan layanan yang profesional. Hal ini mencakup pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan sediaan farmasi, dan prosedur pelayanan yang harus diikuti untuk memastikan kualitas layanan yang baik.

2.2.1 Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Pengelolaan sumber daya manusia di apotek sangat penting untuk memastikan bahwa apoteker dan staf lainnya memiliki kompetensi yang diperlukan untuk memberikan pelayanan yang baik. Hal ini mencakup pelatihan berkelanjutan dan pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

2.2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan

Pengelolaan sediaan farmasi mencakup perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan penyerahan obat. Proses ini harus dilakukan dengan baik untuk memastikan ketersediaan obat yang berkualitas dan tepat waktu bagi pasien.

2.3 Sejarah Berdirinya Apotek XYZ

Apotek XYZ didirikan pada tahun 2006 dan memiliki struktur organisasi yang jelas. Dengan lokasi strategis dan jam operasional yang baik, apotek ini berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sejarah ini penting untuk memahami konteks operasional apotek dalam penelitian ini.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan langkah-langkah metodologi yang digunakan dalam penelitian, termasuk identifikasi masalah, pengumpulan data, dan analisis data. Penulis menekankan pentingnya menggunakan metode yang tepat untuk menghasilkan data yang akurat dan relevan untuk perancangan sistem pengukuran kinerja.

3.1 Tahap Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah awal dalam penelitian ini. Penulis menjelaskan pentingnya memahami masalah yang dihadapi oleh Apotek XYZ agar dapat merancang sistem pengukuran kinerja yang sesuai. Ini melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber dan analisis situasi saat ini.

3.2 Tahap Penentuan dan Pengolahan Data

Tahap ini mencakup pengumpulan data primer dan sekunder yang diperlukan untuk analisis. Penulis menjelaskan metode pengumpulan data yang digunakan, seperti kuesioner dan wawancara, serta bagaimana data tersebut diolah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

3.3 Tahap Analisa

Analisis dilakukan untuk mengevaluasi sistem pengukuran kinerja yang ada dan merancang sistem yang baru. Penulis menggunakan metode analisis yang sesuai untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari sistem yang ada serta peluang perbaikan.

3.4 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari metodologi ini mencakup temuan utama dari penelitian dan saran untuk implementasi sistem pengukuran kinerja yang baru. Penulis memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, yang dapat membantu manajemen Apotek XYZ dalam meningkatkan kinerja.

IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berfokus pada proses pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan untuk merancang sistem pengukuran kinerja di Apotek XYZ. Penulis menjelaskan berbagai metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan bagaimana data tersebut diolah untuk menghasilkan informasi yang berguna.

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua sumber utama: data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari dokumen internal apotek, sementara data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada pemangku kepentingan. Proses ini memastikan bahwa semua informasi yang relevan diperoleh untuk analisis.

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai untuk memastikan akurasi dan relevansi informasi. Penulis menjelaskan bagaimana data yang dikumpulkan dianalisis dan diinterpretasikan untuk merancang sistem pengukuran kinerja yang efektif.

4.2.1 Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Apotek XYZ

Perancangan sistem pengukuran kinerja dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan. Penulis menjelaskan bagaimana indikator kinerja yang relevan diidentifikasi dan diintegrasikan ke dalam sistem yang baru.

4.2.2 Pembobotan Kriteria Tujuan dan Indikator Kinerja

Pembobotan dilakukan menggunakan metode Fuzzy-AHP untuk menentukan prioritas dari kriteria tujuan dan indikator kinerja. Penulis menjelaskan bagaimana proses ini dilakukan dan hasil yang diperoleh dari analisis tersebut.

4.2.3 Uji Coba Pengukuran Kinerja dengan OMAX

Uji coba dilakukan untuk menguji efektivitas sistem pengukuran kinerja yang baru dirancang. Penulis menjelaskan bagaimana OMAX digunakan dalam pengujian ini dan hasil yang diperoleh dari uji coba tersebut.

V. ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini menyajikan analisis dan interpretasi hasil dari penelitian yang dilakukan. Penulis menjelaskan bagaimana sistem pengukuran kinerja yang baru dirancang dapat meningkatkan kinerja Apotek XYZ dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.

5.1 Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Saat Ini

Analisis sistem pengukuran kinerja saat ini dilakukan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki. Penulis mencatat bahwa sistem yang ada tidak cukup efektif dalam mengukur kinerja secara keseluruhan, sehingga perlu adanya perubahan.

5.2 Analisis Pembobotan

Analisis pembobotan dilakukan untuk menentukan prioritas dari aspek kinerja yang ada. Penulis menjelaskan hasil pembobotan yang menunjukkan bobot relatif antara berbagai indikator kinerja dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi keputusan manajemen.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyimpulkan temuan dari penelitian dan memberikan saran untuk implementasi sistem pengukuran kinerja yang baru. Penulis menekankan pentingnya sistem yang dirancang untuk membantu Apotek XYZ dalam mencapai tujuan dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja yang dirancang dapat memberikan manfaat signifikan bagi Apotek XYZ. Dengan menggunakan metode IPMS dan Fuzzy-AHP, apotek dapat lebih efektif dalam mengukur dan meningkatkan kinerjanya.

6.2 Saran

Penulis memberikan saran untuk implementasi sistem pengukuran kinerja yang baru, termasuk pelatihan bagi staf dan evaluasi berkala untuk memastikan sistem tetap relevan dan efektif dalam meningkatkan kinerja apotek.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Apotek XYZ
Gambar 2.2. Pembagian Level Organisasi
Gambar 2.3. Proses CIM OSA
Gambar 2.4. Triangular Fuzzy number M = (a,b,c)
+7

Referensi

Dokumen terkait