• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alat Penghitung Energi Listrik Berbasis Digital Menggunakan Kwh Meter Dan Plc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Alat Penghitung Energi Listrik Berbasis Digital Menggunakan Kwh Meter Dan Plc"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

INDRA GUNAWAN DONGORAN

071401080

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Ilmu Komputer

INDRA GUNAWAN DONGORAN 071401080

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN ALAT PENGHITUNG ENERGI

LISTRIK BERBASIS DIGITAL MENGGUNAKAN KWH METER DAN PLC

Kategori : SKRIPSI

Nama : INDRA GUNAWAN DONGORAN

Nomor Induk Mahasiswa : 071401080

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI

Diluluskan di

Medan, 16 April 2015

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Sajadin Sembiring, S.Si, M.Comp.Sc Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc NIP. 196206242006041015 NIP. 196108171987011001

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN ALAT PENGHITUNG ENERGI LISTRIK BERBASIS DIGITAL MENGGUNAKAN KWH METER DAN PLC

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 16 April 2015

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Studi S1 Ilmu Komputer

Universitas Sumatera Utara.

Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar–

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan

Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu

Komputer Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembanding I yang telah

memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi S1 Ilmu

Komputer Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I

yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis dalam

pengerjaan skripsi ini.

5. Bapak Sajadin Sembiring, S.Si, M.Comp.Sc selaku Dosen Pembimbing II

yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan kepada

penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Bapak Syahriol Sitorus, S.Si, MIT selaku Dosen Pembanding II yang dengan

sabar telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis dalam

pengerjaan skripsi ini.

7. Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi

Universitas Sumatera Utara, seluruh tenaga pengajar serta pegawai di Program

Studi S1 Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU.

8. Ayahanda alm. H. Luddin Dongoran dan Ibunda Hj. Luminda Harahap yang

selalu memberikan doa dan dukungan serta kasih sayang kepada penulis, serta

abang/kakak tersayang Ahmad Suhaely Dongoran, S.P., Faisal Rahman

(6)

S.P yang terus memberikan dukungan dan dorongan bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman terdekat, terutama Ardiansyah Hsb, Subardi Wansyah, Berki

Rahmat,Yogi Aditya P, Nico Junari, Kalsum Mustika Nst, Reza Affandi Hsb

dan Yoga Nugraha Wakamenta atas semangat dan dorongannya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga untuk teman-teman

seangkatan 2007 lainnya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10.Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu.

Semoga semua kebaikan, bantuan, perhatian, serta dukungan yang telah diberikan

kepada penulis mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT.

Medan, 16 April 2015

(7)

PERANCANGAN ALAT PENGHITUNG ENERGI LISTRIK BERBASIS DIGITAL MENGGUNAKAN KWH METER DAN PLC

ABSTRAK

Salah satu masalah yang dihadapi oleh konsumen listrik adalah kesalahan pencatatan listrik yang mengakibatkan pembayaran tidak sesuai dengan pemakaian listrik. Pada saat ini sudah banyak teknologi yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Penggabungan KWH Meter dan Power Line Communication (PLC) merupakan salah satu solusi teknologi untuk mengurangi kesalahan pencatatan listrik. Manfaat yang diperoleh dari penggabungan teknologi ini mampu membaca dan menghitung pemakaian listrik tanpa merubah jaringan listrik itu sendiri. PLC melakukan pengiriman data hanya melalui kabel listrik. Alat ini dapat membantu petugas pencatat listrik sehingga mengurangi kesalahan pencatatan dan konsumen juga dapat mengetahui penggunaan listrik yang dipakai secara realtime. Untuk mempermudah petugas dalam pengambilan data jumlah pemakaian listrik, dibuat sebuah website yang dapat diakses dari mana saja.

Kata Kunci : Mikrokontroler, KWH meter, ATMega328, Raspberry Pi, Sensor Arus,

(8)

DESIGN OF ELECTRICAL ENERGY CALCULATION TOOL DIGITAL BASED USES KWH METER AND PLC

ABSTRACT

One of the problems faced by consumers of electricity are electrical recording errors that result in payment is not in accordance with the power consumption. At this time have a lot of technology that is used to resolve the issue. Merger KWH Meter and

Power Line Communication (PLC) is one of the technological solutions to reduce electrical recording errors. The benefits derived from the incorporation of this technology is able to read and calculate the power consumption without changing the power grid itself. PLC perform only data transmission through power lines. This tool can assist the registrar of electricity, thereby reducing recording errors and consumers can also find the use of electricity used in realtime. To facilitate data retrieval officer in the amount of electricity consumption, created a website that can be accessed from anywhere.

(9)

DAFTAR ISI

2.1.2 Biaya Pemakaian Listrik 8

2.2 Power Line Communication (PLC) 8

2.2.1 Arsitektur Jaringan Power Line Communication 9

2.2.1.1 PLC Access Network 10

2.2.1.2 PLC Home Networking 10

2.2.2 Kendala Power Line Communication (PLC) 11

2.2.2.1 Noise 11

2.3.1 Sejarah Raspberry Pi 15

2.3.2 Komponen Pada Raspberry Pi 16

2.4 Mikrokontroler 19

2.4.1 Fitur AVR ATMega328 20

2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega328 22

2.5 Protokol Komunikasi I2C 24

(10)

2.61 Hukum Biot-Savart 27

Bab III Analisis dan Perancangan

3.1 Komponen yang digunakan 29

3.2 Analisis 31

3.3 Perancangan Alat Penghitung Energi Listrik 32 3.3.1 Desain Alat Penghitung Energi Listrik 32

3.3.1.1 Low Level Interface 32

3.3.1.2 Backend Processing 35

3.3.1.3 Frontend Processing 36

3.3.2 Hubungan antar Komponen Elektronik 37

3.3.3 Perancangan Website 39

3.3.3.1 Perancangan Halaman Login 39

3.3.3.2 Perancangan Halaman Utama 40

3.3.3.3 Perancangan Halaman About 41

Bab IV Implementasi Sistem

4.1 Implementasi 42

4.1.1 Lingkungan Implementasi 42

4.2 Implementasi Rangkaian ATMega328 43

4.3 Implementasi Raspberry Pi dan PCB ATMega328 44

4.4 Implementasi Sensor Arus 46

4.5 Implementasi Display LCD 47

4.6 Implementasi Website 48

4.7 Implementasi Power Line Communication (PLC) 50

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 52

Daftar Pustaka 53

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tarif Tenaga Listrik Untuk Keperluan Rumah Tangga 8

Tabel 2.3 LED Indikator 17

Tabel 3.1 Tabel Peralatan yang Digunakan 29

Tabel 3.2 Rincian Komponen Elektronik 30

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.2 Segitiga Daya Listrik 6

Gambar 2.2 Ilustrasi Arsitektur Jaringan PLC 10

Gambar 2.3 Raspberry Pi 15

Gambar 2.3.2 (a) Bagian Atas Raspberry Pi, (b) Bagian Bawah Raspberry Pi 18

Gambar 2.4.1 Arsitektur ATMega328 22

Gambar 2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega328 24

Gambar 2.6.1 Medan Magnet di sekitar Kawat Lurus 27

Gambar 3.1 Hubungan Antara Komponen Utama 32

Gambar 3.2 Skema Rangkaian Sensor Arus 33

Gambar 3.3 Sensor SCT-013 33

Gambar 3.4 Skema Display LCD 2x16 35

Gambar 3.5 Display LCD 2x16 35

Gambar 3.6 Skema Rangkaian PCB ATMega328 36

Gambar 3.7 Raspberry Pi Model B 37

Gambar 3.8 Flowchart Alat Penghitung Energi Listrik 37

Gambar 3.9 Hubugan antar Komponen Elektronik 38

Gambar 3.10 Rancangan Halaman Login 39

Gambar 3.11 Rancangan Halaman Utama 40

Gambar 3.12 Rancangan Halaman About 41

Gambar 4.1 Papan PCB ATMega328 44

Gambar 4.2 Software Win32DiskImager 45

Gambar 4.3 Pemilihan File .img di Win32DiskImager 45

Gambar 4.4 Raspberry Pi dan PCB ATMega328 46

Gambar 4.5 Implementasi Sensor Arus 47

Gambar 4.6 Display LCD sebelum penggabungan dengan PCB ATMega328 47 Gambar 4.7 Display LCD setelah penggabungan dengan PCB ATMega328

dan Raspberry Pi 48

Gambar 4.8 Implementasi Halaman Login 48

Gambar 4.9 Implementasi Halaman Utama 49

Gambar 4.10 2 Buah Power Line Communication 50

Gambar 4.11 Alat Penghitung Energi Listrik Terhubung dengan PLC 51

(13)

PERANCANGAN ALAT PENGHITUNG ENERGI LISTRIK BERBASIS DIGITAL MENGGUNAKAN KWH METER DAN PLC

ABSTRAK

Salah satu masalah yang dihadapi oleh konsumen listrik adalah kesalahan pencatatan listrik yang mengakibatkan pembayaran tidak sesuai dengan pemakaian listrik. Pada saat ini sudah banyak teknologi yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Penggabungan KWH Meter dan Power Line Communication (PLC) merupakan salah satu solusi teknologi untuk mengurangi kesalahan pencatatan listrik. Manfaat yang diperoleh dari penggabungan teknologi ini mampu membaca dan menghitung pemakaian listrik tanpa merubah jaringan listrik itu sendiri. PLC melakukan pengiriman data hanya melalui kabel listrik. Alat ini dapat membantu petugas pencatat listrik sehingga mengurangi kesalahan pencatatan dan konsumen juga dapat mengetahui penggunaan listrik yang dipakai secara realtime. Untuk mempermudah petugas dalam pengambilan data jumlah pemakaian listrik, dibuat sebuah website yang dapat diakses dari mana saja.

Kata Kunci : Mikrokontroler, KWH meter, ATMega328, Raspberry Pi, Sensor Arus,

(14)

DESIGN OF ELECTRICAL ENERGY CALCULATION TOOL DIGITAL BASED USES KWH METER AND PLC

ABSTRACT

One of the problems faced by consumers of electricity are electrical recording errors that result in payment is not in accordance with the power consumption. At this time have a lot of technology that is used to resolve the issue. Merger KWH Meter and

Power Line Communication (PLC) is one of the technological solutions to reduce electrical recording errors. The benefits derived from the incorporation of this technology is able to read and calculate the power consumption without changing the power grid itself. PLC perform only data transmission through power lines. This tool can assist the registrar of electricity, thereby reducing recording errors and consumers can also find the use of electricity used in realtime. To facilitate data retrieval officer in the amount of electricity consumption, created a website that can be accessed from anywhere.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini, kemajuan teknologi semakin cepat dan canggih. Hal ini sangat membantu

manusia dalam memenuhi kebutuhan di zaman modern seperti saat ini. Kemajuan ini

juga berdampak pada penggunaan listrik yang sangat tinggi karena peralatan listrik di

rumah-rumah akan mengkonsumsi energi listrik. Untuk mengetahui besarnya

pemakaian listrik dapat menggunakan alat yaitu KWH (Kilo Watt Hour) meter.

KWH meter adalah alat ukur untuk menghitung dan mengetahui jumlah

pemakaian energi listrik yang biasa dipakai baik di lingkungan perumahan,

perkantoran maupun industri. Dalam perkembangannya KWH meter selain

menggunakan sistem analog (listrik pascabayar) juga menggunakan sistem digital

(listrik prabayar).

Pada listrik prabayar, konsumen harus mengeluarkan uang atau membayar

dulu energi listrik yang akan dikonsumsinya (PLN, 2012). Pelanggan tinggal membeli

pulsa listrik dengan nominal tertentu, masukkan kode token pada meteran, dan setrum

listrik pun akan bertambah. Namun, banyak yang kalangan yang masih enggan

menggunakan listrik tipe ini. Karena salah satu kelemahan penggunaan layanan listrik

prabayar adalah listrik akan mati secara otomatis ketika pulsa habis sehingga

konsumen harus sering memantau sisa pulsa (Ahmad, 2013).

Pada listrik pascabayar, konsumen hanya perlu membayar listrik sebesar

penggunaannya dan membayar tagihan pada tanggal yang sudah di tetapkan PLN.

Konsumen masih suka dengan cara seperti itu. Konsumen tidak perlu direpotkan

(16)

mereka. Diantaranya memodifikasi KWH meter agar menjadi lambat putarannya,

bahkan merubah/menggandakan jalur listrik yang berada di atas plafon.

Dari sisi konsumen, listrik pascabayar juga dapat merugikan mereka

dikarenakan sistem pencatatan yang masih manual sehingga kemungkinan terjadinya

kesalahan penghitungan cukup.

Dengan melihat kerugian di atas, penulis membuat sebuah alat yang dapat

menghitung energi listrik pemakaian konsumen secara keseluruhan dengan

menggunakan mikrokontroler ATMega328, Raspberry Pi dan kabel listrik sebagai

pengiriman data ke komputer tanpa merubah KWH meter dan jaringan listrik di

rumah. Untuk menampilkan hasil perhitungan tersebut penulis juga membuat aplikasi

antarmuka berbasis web sehingga memudahkan penulis dalam menganalisa data

pemakaian listrik konsumen.

Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Alat Penghitung Energi Listrik Berbasis Digital Menggunakan KWH Meter dan PLC”.

1.2Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengapa konsumen tidak

mendapatkan jumlah pemakaian listrik yang akurat dan dapat dipercaya, serta

bagaimana alat penghitung energi listrik ini bekerja tanpa merubah sistem jaringan

listrik yang telah ada.

1.3Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada :

1. Pemakaian energi listrik pada rumah tangga

2. Alat ini dapat dipakai listrik 3 fasa dan diujikan pada listrik 1 fasa

3. Alat ini dipasang pada tiang listrik

4. Satu alat hanya untuk satu rumah.

5. Tidak membahas bagaimana data pemakaian listrik dilanjutkan oleh router

(17)

6. Penelitian ini tidak membahas perancangan PLC

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah merancang alat penghitung energi listrik berbasis digital

dengan penerapan gabungan dua teknologi KWH meter dan Power Line Communication. Untuk menampilkan hasil output perhitungan energi listrik penulis membuat aplikasi antarmuka berbasis web.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membantu petugas PLN dalam pencatatan meteran listrik sehingga tidak harus

berkeliling ke rumah-rumah pelanggan lagi.

2. Salah satu alternatif pilihan bagi konsumen yang tidak ingin menggunakan

listrik prabayar.

3. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap PLN.

1.6Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Studi Literatur

Melakukan studi kepustakaan melaui hasil penelitian berupa buku, jurnal, dan

artikel-artikel yang relevan, serta mempelajari lebih dalam teori-teori tentang

listrik, Power Line Communication (PLC) dan mikrokontroller. 2. Pengumpulan Data

Tahapan selanjutnya yaitu pengumpulan data yang berhubungan dengan

penelitian.

3. Analisis dan Perancangan Sistem

Melakukan analisis terhadap masalah yang ada untuk mendapatkan solusi dari

(18)

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah dari penelitian yang akan dilakukan

beserta batasannya, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan tugas akhir ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang beberapa teori yang mendukung penelitian akan dibahas pada

bab ini. Teori yang dibahas seperti Listrik, Power Line Communication, Mikrokontroler ATMega328, Raspberry Pi, dan I2C Communication Protocol.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini merupakan perancangan sistem KWH meter digital yang akan dibangun

dengan menganalisa dan setiap komponen sistem yaitu KWH meter, mikrokontroler,

Power Line Communication dan aplikasi antarmuka hasil pemakaian listrik.

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini merupakan implementasi secara nyata dari sistem yang telah dirancang

sebelumnya, dalam bentuk hardware (KWH meter digital dan Power Line Communication) dan software (aplikasi antarmuka hasil pemakaian listrik).

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian berupa solusi dari masalah yang dibahas

dalam penelitian. Bab ini juga berisikan saran untuk penelitian kedepannya agar dapat

dikembangkan atau melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Listrik

Listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan muatan negatif,

dimana sebuah benda akan dikatakan memiliki energi listrik apabila suatu benda itu

mempunyai perbedaan jumlah muatan. Energi listrik banyak di gunakan untuk

berbagai peralatan atau mesin. Energi listrik tidak dapat dilihat secara langsung namun

dampak atau akibat dari energy listrik dapat dilihat seperti sinar atau cahaya bola

lampu.

Satuan-satuan listrik yang paling umum kita gunakan sehari-hari adalah

(ILR,2011) :

 Tegangan listrik (voltage) dalam satuan volt (V)

 Arus listrik (current) dalam satuan ampere (A)

 Frekuensi (frequency) dalam satuan Hertz (Hz)

 Daya listrik (power) dalam satuan watt (W) atau volt-ampere (VA) dan energi

listrik dalam satuan watt-hour (Wh) atau kilowatt-hour (kWh).

2.1.1 Daya Listrik

Untuk menghitung pemakaian listrik dapat dihitung dari daya listrik. Daya listrik

merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Dalam

sistem listrik arus bolak-balik, dikenal 3 jenis daya yaitu :

 Daya Nyata ( simbol : S ; satuan : VA (Volt Ampere))

(20)

 Daya Reaktif (simbol :Q ; satuan : VAR (Volt Ampere Reaktif))

Daya Aktif adalah daya yang digunakan untuk energi kerja sebenarnya. Daya

inilah yang dikonversikan menjadi energi tenaga (mekanik), cahaya atau panas.

Satuan daya aktif adalah watt.

Daya Reaktif adalah daya yang digunakan untuk pembangkitan fluks

magnetik atau medan magnet. Satuannya adalah VAR. contoh peralatan listrik yang

memerukan daya reaktif adalah motor listrik atau dinamo, trafo, ballast lampu

konvensional dan peralatan listrik lain yang menggunakan proses induksi listrik lilitan

untuk operasinya.

Daya Nyata dengan satuan VA adalah total perkalian antara arus dan

tegangan pada suatu jaringan listrik atau penjumlahan dengan metode trigonometri

dari daya aktif dan reaktif dalam segitiga daya.

Hubungan antara ketiga jenis daya ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.2.

Gambar 2.1.2 Segitiga Daya Listrik

Sumber : ILR, 2012

Dengan melihat hubungan ketiga daya tersebut. Rumus untuk daya nyata

adalah perkalian antara arus dan tegangan, yaitu :

(21)

Dimana :

S = Daya Nyata (VA)

V = Voltage/Tegangan (Volt)

I = Arus (Ampere)

Sedangkan hubungan antara daya nyata dan daya aktif dapat dihitung dengan

rumus trigonometri sebagai berikut :

Cos

φ

=

/

=

Cos

φ

P = V x I x Cos

φ

Rumus untuk daya aktif adalah :

P = V x I x cos

φ

Dimana :

P = Daya Aktif (watt)

V = Tegangan (volt)

I = Arus (ampere)

Cos φ = Faktor daya

Faktor daya yang dinotasikan sebagai cos φ didefinisikan sebagai

perbandingan antara arus yang dapat menghasilkan kerja didalam suatu rangkaian

terhadap arus total yang masuk kedalam rangkaian atau dapat dikatakan sebagai

perbandingan daya aktif (kW) dan daya semu (kVA). Daya reaktif yang tinggi akan

meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah.

(22)

2.1.2 Biaya pemakaian listrik

Biaya listirk sangat tergantung dari jumlah pemakaian listrik (industri, bisnis, sosial,

dan rumah tangga). Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 31 Tahun 2014, tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan perseroan

(PERSERO) PT. Perusahaan Listri Negara sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tarif Tenaga Listrik Untuk Keperluan Rumah Tangga Berlaku Mulai Januari 2015

*) Ditetapkan Rekening Minimum (RM) :

RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian

Jam Nyala : kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.

2.2 Power Line Communication (PLC)

Power Line Communication (PLC) merupakan teknologi yang menggunakan koneksi

kabel listrik yang dapat digunakan pada jaringan listrik yang telah ada untuk

(23)

untuk mentransfer data, gambar dan suara. Kecepatan maksimal yang bisa diraih

menggunakan teknologi ini kurang lebih mendekati kecepatan koneksi transmisi data

menggunakan fiber optic, mulai dari 256 Kbit/s sampai 45Mbit/s.

Power Line Communication ini bukan lah ssebuah teknologi baru. Pada

tahun 1991 Dr. Paul Brown ditunjuk untuk memimpin grup riset kecil pada Open

University di inggris untuk menyelidiki kelayakan telekomunikasi melalui kabel

listrik. Dia menemukan bahwa di masa lalu banyak insinyur yang telah berjuang

dengan ide-ide yang sama tetapi gagal karena noise. Dr. Brown beserta rekan-rekan

tim risetnya menemukan suatu ide menggunakan sinyal-sinyal pada frekuensi tinggi

diatas frekuensi yang secara potensial mengubah noise. Meskipun begitu ide ini juga

mengelami kendala yaitu sinyal-sinyal frekuensi tinggi tidak mampu berjalan cukup

jauh dan gaung atau pantulan dalam sistem dapat secara efektif menenggelamkan

sinyal-sinyal itu. Sehingga tim riset memutuskan untuk menggunakan lebih dari satu

frekuensi dan mengirim data dalam bentuk paket-paket diskrit yang dipandu oleh

beberapa bentuk sistem pensinyalan (Elektro Indonesia, 1990).

Komunikasi dengan Power Line Communication dimana sinyal pembawa

ditumpangkan pada saluran transmisi tenaga sehingga menjadi rangkaian frekuensi

tinggi, pada umumnya berkisar antara puluhan kilohertz sampai dengan ratusan

kilohertz (Gani, H, 2005). Analoginya, arus listrik mengalir seperti air laut yang

menghasilkan gelombang dan buih. Gelombang adalah arusnya, sedangkan buih

berupa noisenya. Noise inilah yang dimanfaatkan oleh teknologi PLC untuk

menghantarkan sinyal suara atau data.

2.2.1 Arsitektur Jaringan Power Line Communication (PLC)

Secara umum, PLC dikembangkan menjadi dua macam arsitektur yaitu outdoor-PLC

yaitu PLC untuk menghantarkan internet melalui jaringan listrik dan indoor-PLC,

yaitu PLC untuk jaringan lokal dalam sebuah Local Area Network (LAN). Banyak

sekali istilah yang digunakan untuk kedua arsitektur ini. Outdoor-PLC dikenal dengan

PLC Access Network atau Access Broadband Power Line (BPL), sedangkan

indoor-PLC dikenal juga dengan indoor-PLC Home Networking. Aristektur jaringan indoor-PLC

(24)

Gambar 2.2 Ilustrasi Arsitektur Jaringan PLC

2.2.1.1PLC Access Network

PLC Access Network adalah jaringan yang menghubungkan antara pelanggan dengan

jaringan backbone telekomunikasi, dimana jaringan ini terletak antara pelanggan

dengan transformator, atau jaringan yang terdapat dalam satu transformator. Dari

transformator sinyal akan dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi lainnya

sebagai backbone seperti Fiber Optic, xDSL dan Wireless Local Loop (WLL) (Syahrul, 2001).

Sinyal yang berasal dari backbone network di transformer akan melalui suatu

perangkat PLC yang mengkonversikan sinyal agar dimengerti oleh PLC yang menuju

ke pelanggan/rumah.

2.2.1.2PLC Home Networking

PLC Home Networking adalah network terminal yang terdapat di pelanggan.rumah.

Pada dasarnya perangkat yang terkenal di pelanggan berdasarkan fungsinya dapat di

bagi lagi menjadi (Syahrul, 2001) :

a. Conditioning Unit

(25)

b. Service Unit

Service Unit yang dihubungkan ke conditioning unit berfungsi sebagai interface ke telepon (voice) atau komputer (komunikasi data), dimana kedua

aplikasi tersebut dapat di gunakan tanpa saling mengganggu. Service unit ini sifatnya plug and play sehingga dapat dipindah-pindahkan.

2.2.2 Kendala Power Line Communication (PLC)

Kabel listrik juga merupakan sistem terbuka (open network) dimana sinyal bisa keluar (jaringan listrik merupakan suatu antena yang dapat menimbulkan radiasi

elektromagnetik yang dapat menggangu sistem komunikasi dan juga terbuka dari luar

(Suprianto, 2009).

PLC sebagai teknologi yang memanfaatkan saluran listrik untuk

menumpangkan sinyal suara dan data, tentunya dihadapkan kendala-kendala yang

cukup rumit. Hal ini disebabkan berbagi kenyataan bahwa PLC mengambil tempat

secara langsung pada jaringan dimana kebanyakan dari peralatan listrik dioperasikan,

akibatnya level noise pada jaringan akan menjadi tinggi. Level noise bergantung pada sejumlah keadaan, seperti alam dan sumber-sumber buatan dari radiasi

elektromagnetik, struktur fisik dan parameter jaringan.

Beberapa kendala yang terkait dengan jarinngan listrik adalah noise, distorsion, disturbancem dan attenuation. tentunya hal ini akan mempengaruhi kualitas dari pengiriman suara dan data, sehingga diperlukan suatu metode modulasi

yang mampu memberikan solusi pemecahannya (Widodo, 2004).

2.2.2.1Noise

Setiap jaringan listrik menerima sinyal litrik yang diradiasikan oleh alat-alat pada

jaringan tersebut dan diemisikan oleh sumber-sumber lainnya. Karena itu mengapa

(26)

2.2.2.2Distorsion

Permasalahan lain yang harus dihadapi pada jaringan listrik adalah distorsion

(peyimpangan). Dimana distorsion ini dapat muncul selama kerangka waktu milidetik sampai beberapa menit. Distorsion disebabkan oleh peralatan mesin bor, oven microwave, blender, dan lampu yang di on/off (Marzuki, 2008).

2.2.2.3Attenuation

Salah satu masalah utama dari PLC adalah attenuation (pelemahan) sinyal yang sangat tinggi, terutama jika frekuensi kerjanya diatas kisaran puluhan MHz. Adanya

attenuation ini akan menyebabkan menurunkan tingkat sinyal pada suatu jarak tertentu (Lutfianto, 2012).

2.2.2.4Disturbance

Keanehan sistem PLC penting lainnya adalah sering terjadinya berbagai macam

disturbance dari jaringan. Jaringan tegangan rendah tidak dapat membangun transmisi data dan ada beberapa kerugian untuk pemakaian dalam telekomunikasi. Karena itu

jaringan PLC kelihatan menjadi lebih terganggu dari pada jaringan komunikasi kawat

lainnya. Karena aturan regulasi yang ketat untuk radiasi elektromagnetik dari jaringan

PLC terhadap lingkungan, sistem PLC harus bekerja dengan daya sinyal yang sangat

rendah. Hal ini membuat sistem PLC lebih sensitive terhadap disturbance dan sistem

transmisi PLC harus menghadapi problem ini. Sampai kini SNR cukup untuk

menghindari disturbance dalam jaringan, namun sampai saat ini tidak ada pemakaian metode khusus untuk melawan disturbance yang terjadi (Widodo, 2004).

2.2.3 Metode Modulasi

Secara konseptual sistem transmisi PLC pada powerline cukup sederhana, yaitu dengan cara menitipkan sinyal data telekomunikasi pada noise yang ada pada listrik. Namun, secara teknis untuk menumpangkan sinyal data diperlukan frekuensi rendah

dengan kisaran 1-50 Hz dan membutuhkan kondisi tegangan listrik yang stabil.

Karena pada frekuensi tinggi bias terjadi radiasi dari kabel listrik yang dapat

(27)

tinggi menghasilkan Signal to Noise Ratio (SNR) yang kecil. Sedangkan kualitas kirim suara dan data sangat dipengaruhi oleh bandwidth, frekuensi yang digunakan dan SNR. Bandwidth tinggi dicapai dengan menggunakan kisaran frekuensi yang tinggi atau dengan menaikkan level SNR. Untuk menaikkan level SNR, dibutuhkan

injeksi sinyal yang lebih tinggi. Sementara standar frekuensi yang dialokasikan untuk

PLC berada sekitar 1-50 Hz.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara menggunakan dua buah metode

modulasi (Widodo, 2004):

1. Teknik Modulasi CDM (Code Division Multiplexing) atau Spread Spectrum

Dalam menggunakan metode ini, sinyal infomasi dapat tersebar dalam

kisaran frekuensi yang lebar. Tingkat sinyal informasi dibuat sangat rendah dengan

harapan ridak akan terganggu tingkat noise yang sangat tinggi di PLC.

Spread Spectrum menggunakan sinyal yang mirip dengan noise pada

wideband. Karena mirip dengan noise, sinyal ini sulit dideteksi keberadaannya, sinyal

spread spectrum juga sulit di intercept atau di-demodulasi. Lebih jauh, sinyal spread spectrum lebih sulit untuk diganggu (jam) daripada sinyal narrowband. Sifat Low Probability of Intercept (LPI) dan anti-jam (AJ) ini adalah alasan mengapa pihak

militer telah menggunakan spread spectrum selama bertahun-tahun. Sinyal spread spectrum secara sengaja dibuat lebih lebar daripada informasi yang dibawa sehingga

menyamarkan sinyalnya sebagai noise. Kode yang digunakan pada sistem spread spectrum memiliki sifat acak tetapi periodic sehingga disebut sinyal acak semu (pseudo random). Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministic sehingga disebut juga noise semu (pseudo noise). Pembangkit sinyal kode ini disebut Pseudo Random Generator (PRG) atau Pseudo Noise Generator (PNG). PRG inilah yang akan melebarkan dan sekaligus mengacak sinyal data yang akan dikirimkan.

Pada metode modulasi ini data mengalir pada frekuensi yang sangat tinggi,

hal ini dapat dianalogikan bahwa kabel adalah sebuah saluran yang terdiri dari

(28)

dengan frekuensi sekitar 50 Hz, sedangkan dengan metode spread spectrum ini, data mengalir melalui pipa dengan frekuensi 1-30 MHz.

2. Teknik Modulasi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing)

OFDM adalah sebuah bentuk teknik transmisi yang menggunakan beberapa

buah frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal), menggunakan banyak frekuensi (multicarrier), dan menggunakan Discrete Fourier Transfer (DFT). Metode modulasi ini dipergunakan banyak vendor karena dinilai cukup stabil. Berbeda dengan teknik

modulasi sebelumnya, pada teknik ini data dititipkan pada gelombang listrik sendri.

Efisiensi modulasinya dapat mencapai 5 bit per hz yang lebih tinggi dari metode

modulasi lainnya.

2.2.4 Kelebihan dari PLC

Sebagai sebuah alat, PLC juga mempunyai beberapa kelebihan antara lain :

1. Proses pemasangan mudah

Dengan memasang perangkat PLC pada gardu distribusi sebuah gedung, maka

seluruh computer dalam gedung sudah dapat saling terhubung.

2. Biaya yang digunakan sedikit

Biaya yang dimaksud adalah dalam hal instalasi, karena pada teknologi PLC

menggunakan jaringan yang sudah ada dan tidak perlu membangun jaringan

baru lagi.

3. Perawatan tidak susah

Perawatan terhadap jaringan listrik maka sekaligus jalur data tersebut juga

mengalami perawatan, karena menggunakan media yang sama.

4. Mudah dipindah

(29)

2.3 Raspberry Pi

Raspberry Pi adalah sebuah SBC (Single Board Computer) seukuran kartu kredit yang dikembangkan oleh Yayasan Raspberry Pi di inggris (UK) dengan maksud untuk

memicu pengajaran ilmu komputer dasar di sekolah-sekolah (Putra, 2012).

Raspberry Pi telah dilengkapi dengan semua fungsi layaknya sebuah

komputer lengkap, menggunakan SoC (System on a Chip) ARM yang dikemas dan diintegrasikan diatas PCB (papan sirkuit) dengan dimensi 5.5 cm x 8.5 cm dan

ketinggian 2 cm seperti pada Gambar 2.3. (GudangLinux, 2013).

Gambar 2.3 Raspberry Pi

2.3.1 Sejarah Raspberry Pi

Pada tahun 2006, Eben Upton dan rekan-rekannya di University of Laboratorium

Komputer Cambridge termasuk Rob Mullins, Jack Lang dan Alan Mycroft memiliki

ide untuk membuat sebuah komputer kecil dan murah yang dapat digunakan oleh

anak-anak. Eben dan rekan-rekanya membuat komputer tersebut karena khawatir

tentang penurunan angka dari tahun ke tahun dan tingkat ketrampilan siswa Ilmu

Komputer pada setiap tahun akademik. Tidak banyak yang dapat dilakukan

sekelompok kecil orang untuk mengatasi masalah sepert kurikulum sekolah yang tidak

(30)

mewujudkan komputer murah dimana saat situasi komputer telah menjadi begitu

mahal (Raspberry. 2006).

Pada tahun 2008, prosesor dirancang untuk perangkat mobile sehingga

menjadi lebih terjangkau dan cukup kuat untuk mendukung multimedia. Dengan fitur

tersebut Eben dan rekan-rekannya merasa akan membuat komputer yang diinginkan

oleh anak-anak yang awalnya tidak tertarik dalam pemrograman berorientasi.

Kemudian Eben, Rob, Jack dan Alan, bekerja sama dengan Pete Lomas, MD dari

desain dan pembuatan hardware di perusahaan Norcott Technologies, dan David

Braben, Co-Writer Mikro di BBC untuk membentuk Raspberry Pi Foundation

(Raspberry. 2006).

Raspberry Pi Foundation adalah sebuah lembaga amal pendidikan yang

terdaftar (nomor registrasi 1129409) yang berbasis di inggris. Tujuan yayasan tersebut

adalah untuk memajukan pendidikan orang dewasa dan anak-anak, khususnya di

bidang komputer, ilmu komputer dan mata pelajaran yang terkait (Raspberry. 2006).

2.3.2 Komponen Pada Raspberry Pi

Pada Raspberry Pi ada beberapa komponen yang mendukung agar tercipta sebuah

komputer mini. Komponen tersebut dideskripsikan dibawah ini dan dapat dilihat pada

Gambar 2.3.2 (Richard & Wallace, 2012).

A. Prosesor

Pada jantung Raspberry Pi terdapatlah prosesor yang dapat ditemukan pada

iPhone 3G dan Kindle 2, jadi kapabilitas Raspberry Pi dapat dibandingkan

dengan perangkat-perangkat kecil tersebut. Chip ini terbuat dari arsitektur

ARM11 32 bit dan 700 MHz. Chip ARM hadir dalam berbagai arsitektur

dengan inti yang berbeda yang dapat dikonfigurasi untuk memberikan

kemampuan yang berbeda pada harga tertentu. Raspberry Model B memiliki

RAM berukuran 512 MB dan Model A memiliki RAM berukuran 256 MB.

B. Slot Secure Digital Card (SD Card).

Untuk media penyimpanan Raspberry tidak menggunakan harddrive, melainkan di SD Card. Dengan ukuran SD Card yang kecil lebih memudahkan

(31)

C. USB Port

Pada Model B ada dua USB Port 2.0, namun pada Model A hanya ada satu

USB Port. USB Port ini dapat dihubungkan dengan beberapa peripheral seperti: mouse, keyboard, dll.

D. Ethernet Port

Model B memiliki sebuah Ethernet Port RJ45 standar. Model A tidak, namun dapat dihubungkan ke jaringan kabel dengan adapter USB Ethernet (port pada Model B sebenarnya adalah adapter USB to Ethernet onboard). Pilihan lainnya adalah dengan menggunakan USB Dongle untuk koneksi WiFi.

E. Konektor HDMI

Port HDMI menyediakan output audio dan video digital. Mendukung 14 resolusi video yang berbeda, dan sinyal HDMI dapat dikonversi ke DVI

(banyak digunakan dibeberapa monitor).

F. LED indikator/status

Raspberry Pi memiliki lima LED indikator yang memberikan pemberitahuan,

seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 LED Indikator

ACT Hijau Menyala ketika SD card diakses

PWR Merah Dihubungkan ke daya 3,3 Volt

FDX Hijau Menyala ketika adapter jaringan full duplex

LNK Hijau Indikator aktifitas jaringan

100 Kuning Menyala ketika koneksi jaringan 100Mbps

G. Output Audio Analog

Ini adalah sebuah jack audio analog mini standar 3,5 mm, yang ditujukan

(32)

H. Output Composite Video

Ini adalah jack tipe RCA standar yang menyediakan sinyal Composite Video

NTSC atau PAL. Format video ini sangatlah terhitung resolusi rendah bila

dibandingkan HDMI. Jika memiliki televisi atau monitor lebih baik gunakan

HDMI.

I. Input Daya

Pertama kali yang disadari adalah tidak adanya saklar daya pada Raspberry Pi.

Konektor mikroUSB digunakan sebagai penyalur daya (mikroUSB ini

bukannlah USB Port tambahan, ini hanya digunakan untuk daya).

(a)

(b)

(33)

2.4 Mikrokontroller

Kemajuan teknologi di bidang elektronika begitu pesat sejak ditemukannya transistor.

Dengan cepat perangkat semikonduktor ini menggantikan posisi tabung hampa karena

ukurannya yang lebih kecil dan harganya yang jauh lebih murah. Transistor kemudian

membawa kepada penemuan integrated circuit (IC), sebuah perangkat semikondukto yang berisi dari beberapa buah transistor sampai jutaan transistor yang membentuk

suatu rangkaian dengan fungsi tertentu, dari penguat operasional smpai pengolah

sinyal digital. Dari transistor ini lahirlah mikrokontroller.

Mikrokontroller telah banyak digunakan di berbagai peralatan elektronik,

dari peralatan rumah tangga, perangkat audio-video, pengendali mesin-mesin industri

sampai pesawat ruang angkasa. Atmel sebagai salah satu vendor yang

mengembangkan dan memasarkan produk mikrokontroller telah menjadi suatu

teknologi standar bagi para desainer sistem elektronika masa kini. Dengan

perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard’s Rice Processor), para

desainer sistem elektronika telah diberi suatu teknologi yang memiliki kapabilitas

yang amat maju, tetapi dengan biaya ekonomis yang cukup minimal.

Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana semua

instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1

siklus clock. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu keluarga

ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang

membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari

segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama

(Wardhana, 2006).

Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroller adalah sebagai

berikut (Berlian, et al. 2010):

 ROM (Read Only Memory)

ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat

(34)

 RAM (Random Access Memory)

RAM digunakan oleh mikrokontroller untuk tempat penyimpanan variabel.

Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika

tidak mendapatkan catu daya.

 Register

Merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses

yang telah disediakan oleh mikrokontroller

 Special Function Register

Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya

mikrokontroller. Register ini terletak pada RAM

 Input dan Output Pin

Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin

ini dapat dihubungkan ke berbagi media inputan seperti keypad, sensor dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan

signal dari hasil proses algoritma mikrokontroller

 Interrupt

Interrupt bagian dari mikrokontroller yang berfungsi sebagai bagian yang

dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan,

program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi

terlebih dahulu.

Beberapa interrup pada umumnya adalah sebagai berikut :

 Interrupt Eksternal

Interrupt akan terjadi bila ada inputan dari pin interrupt

 Interrup timer

Interrup akan terjadi bila waktu tertentu telah tercapai

 Interrupt serial

Interrupt yang terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial

2.4.1 Fitur AVR ATMega328

ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari Atmel yang mempunyai aristektur

RISC (Reduce Instruction Set Computing) yang dimana setiap proses eksekusi data

(35)

Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain (Ginting, 2012):

 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

clock.

 32 x 8-bit register serba guna.

 Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang

menggunakan 2 KB dari flash memory sebagai bootloader.

 Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1 KB sebagai tempat peyimpanan data semi permanen

karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.

 Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2 KB.

 Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width

Modulation) output.

Master/Slave SPI serial interface.

Mikrokontroller Atmega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan

memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan

kerja dan parallelism. Instruksi-instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya

sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan

instruksi-instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna

digunakan untuk mendukung operasi ALU (Arithmatic Logic Unit) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3

buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk mengambil

data pada ruang memori data (Berlian, et al. 2010).

Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X (gabungan R26

dan R27), register Y (gabungan R28 dan R29), dan register Z (gabungan R30 dan

R31). Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori

program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit (Ginting, 2012).

Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan

(36)

fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/Counter, Interupsi, ADC,

USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register-register ini menempati

memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh (Berlian, et al. 2010).

Berikut ini adalah tampilan arsitektur Atmega328 :

Gambar 2.4.1 Arsitektur ATMega328

2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega328

ATMega328 merupakan mikrokontroller keluarga AVR 8-bit. Beberapa tipe

mikrokontroller yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535,

ATMega16, ATMega32, ATMega328, yang membedakan antara mikrokontroller

antara lain adalah ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripheral

(37)

ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC dan

PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai peripheral lainnya.

1. Port B

Port B merupakan jalur data 8-bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu Port B juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti dibawah ini :

a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2A (PB3) dapat difungsikan sebagai

keluaran PWM (Pulse width Modulation).

c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur

komunikasi SPI.

d. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock

eksternal untuk timer.

e. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroller.

2. Port C

Port C merupakan jalur data 7-bit yang dapat difungsikan sebagai input/output

digital. Fungsi alternatif Port C antara lain sebagai berikut :

a. ADC6 channel (PC0, PC1, PC2, PC3, PC4, PC5) dengan resolusi 10-bit. ADC dapat digunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog

menjadi data digital.

b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada Port C.

I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang

memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.

3. Port D

Port D merupakan jalur data 8-bit yang masing-masing pin-nya dapat

difungsikan sebagai input/output. Fungsi alternatif lainnya sebagai berikut : a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan

(38)

sedangkan RXD yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data

serial.

b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebgai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misal pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi

hardware/software maka program utama akan berhenti dan menjalankan program interupsi.

c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock eksternal untuk USART, namun dapat juga memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan eksternal clock.

d. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter eksternal untuk timer 1 dan

timer 0.

e. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

Gambar 2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega328

2.5 Protokol Komunikasi I2C

Mengatasi terbatasnya jumlah kaki IC prosesor, beberapa perusahaan IC

(39)

ke IC pendukungnya, transfer data secara seri antar IC ini tidak ada hubungannya

dengan transfer data seri yang biasa dipakai untuk modem. Sebuah IC memori dengan

kapasitas 2 KB yang dibentuk dengan teknik transfer data secara parallel paling tidak

mempunyai 24 kaki, yaitu :

 8 kaki untuk jalur data

 11 kaki untuk jalur penomoran memori (jalur alamat)

 3 kaki untuk jalur control

 2 kaki untuk catu daya

Teknik transfer data secara seri antar IC dikembangkan oleh 3 perusahaan IC,

yang pertama adalah teknik I2C (Inter Integrated Circuit) yang dikenalkan oleh

Philips, teknik SPI (Serial Peripheral Interface) dari Motorala dan teknik MicroWire

ciptaan National Semikonductor. Teknik I2C memakai 2 jalur untuk keperluan

transfer data secara seri, sedangkan SPI dan MicroWire memakai 3 jalur. Semua

teknik mempunyai 1 jalur untuk Clock, I2C hanya punya satu jalur data 2 arah,

sedangkan SPI dan MicroWire mempunyai 2 jalur data satu arah, masing-masing

untuk jalur data masuk dan jalur data keluar.

I2C merupakan bus standar yang didesain oleh Philips pada awal tahun

1980an untuk memudahkan komunikasi antar komponen yang tersebar pada papan

rangkaian. Pada awalnya, kecepatan komunikasi maksimumnya diset pada 100kbps

karena pada awalnya kecepatan tinggi blum dibutuhkan pada transmisi data. Untuk

yang membutuhkan kecepatan tinggi, ada mode 400kbps dan sejak 1998 ada mode

kecepatan tinggi 3,4 Mbps. I2C tidak hanya digunakan pada komponen yang terletak

pada satu board, tetapi juga digunakan untuk mengkoneksikan komponen yang

dihubungkan melalui kabel (Prima, 2011).

Kesederhanaan dan fleksibilitas merupakan ciri utama dari I2C, kedua hal

tersebut membuat bus ini mampu menarik penggunaannya dalam berbagai aplikasi.

Fitur-fitru signifikan dari bus ini adalah (Prima, 2011). :

 Hanya 2 jalur/kabel yang dibutuhkan.

 Tidak ada aturan baud rate yang ketat seperti RS232, dibus ini IC yang

(40)

 Hubungan master/slave berlaku antara komponen satu dengan yang lain, setiap

perangkat yang terhubung dengan bus mempunyai alamat unik yang diset

melalui software.

 IC yang berperan sebgai master mengontrol seluruh jalur komunikasi dengan mengatur clock dan menentukan siapa yang menggunakan jalur komunikasi.

Jadi IC ang berperan sebagai slave tidak akan mengirim data kalau tidak

diperintah oleh master.

 I2C merupakan bus yang mendukung multi-master yang mempunyai

kemampuan arbritasi dan pendeteksi tabrakan data.

Secara fisik sistem bus I2C terdiri dari 2 buah kawat aktif dan jalur catu daya

serta ground. Dua buah kawat aktif yaitu SDA yang merupakan kepanjangan dari

Serial Data dan SCL yang merupakan kepanjangan Serial Clock merupakan jalur

kawat dua arah (bidirectional). Dalam konsep komunikasi bus I2C hanya dibutuhkan

enam operasi dasar sederhana untuk mentransmisikan dan menerima informasi.

Keenam kode operasi itu adalah sebagai berikut :

1. Sebuah bit start.

2. Suatu alamat slave 7-bit.

3. Suatu bit read/write yang akan menentukan apakah slave akan berfungsi

sebagai transmitter atau receiver.

4. Suatu bit pemberitahuan (knowledge).

5. Bit pesan yang dibagi ke dalam segmen 8-bit.

6. Suatu bit stop.

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan I2C antara lain :

1. Meminimalkan jalur hubungan antar IC.

2. Menghemat luasan PCB yang dibutuhkan .

3. Membuat sistem yang didesian berorientasi software(mudah diekspan dan

diupgrade).

4. Membuat sistem yang didesain menjadi standart, sehingga dapat dihubungkan

(41)

2.6 Sensor Arus

Untuk mendapatkan jumlah pemakaian energi listrik, terlebih dahulu diketahui jumlah

arus listrik yang dipakai. Dengan menggunakan sensor arus, hal ini dapat diwujudkan.

Sensor Ydhc SCT-013-000 merupakan salah satu sensor arus yang dapat mengukur

arus listrik sampai 100 A. Sensor ini menggunakan hukum biot-savart untuk

mendapat nilai arus listrik yang mengalir pada kabel.

2.6.1 Hukum Biot-Savart

Besarnya medan Magnet disekitar kawat lurus panjang berarus listrik. Dipengaruhi

oleh besarnya kuat arus listrik dan jarak titik tinjauan terhadap kawat. Semakin besar

kuat arus semakin besar kuat medan magnetnya, semakin jauh jaraknya terhadap

kawat semakin kecil kuat medan magnetnya.

Gambar 2.6.1 Medan Magnet di sekitar Kawat Lurus

Berdasarkan perumusan matematik oleh Biot-Savart maka besarnya kuat

medan magnet disekitar kawat berarus listrik dirumuskan dengan :

=

µ

˳

. I

2

.

Dengan rumus Hukum Biot-Savart, dapat ditentukan rumus yang berlaku pada Sensor

SCT-013-000 ketika dihubungkan dengan kawat yang dialiri arus listrik, maka

(42)

=

. 2

.

µ

˳

B = Medan magnet dalam tesla ( T )

μo = permeabilitas ruang hampa = 4π. 10−7Wb/amp. m

I = Kuat arus listrik dalam ampere ( A )

a = jarak titik P dari kawat dalam meter (m)

Medan magnet adalah besaran vector, sehingga apabila suatu titik

dipengaruhi oleh beberapa medan magnet maka di dalam perhitungannya

menggunakan operasi vektor. Berikut ditampilkan beberapa gambar yang

menunnjukkan arah arus dan arah medan magnet. Arah medan magnet didaerah titik P

( diatas kawat berarus listrik ) menembus bidang menjauhi pengamat sedang didaerah

(43)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1 Komponen yang digunakan

Dalam perancangan alat penghitung energi listrik terdapat beberapa peralatan dan

komponen yang digunakan. Peralatan digunakan untuk membuat papan PCB dan

dihubungkan ke Raspberry Pi. Komponen ini digunakan untuk membangun sirkuit

utama dan sensor. Berikut adalah tabel rincian dari peralatan dan komponen yang

digunakan.

Tabel 3.1 Tabel peralatan yang digunakan

Nama Alat Fungsi

Bor Listrik Untuk melubangi papan PCB

Solder dan timah Soldering

Cutter Memotong kaki komponen

Penggaris Alat ukur

Obeng Memasang dan membuka baut komponen

Multitester Digital Pengukuran satuan listrik

Glue Gun Pengeleman Komponen

(44)

Tabel 3.2 Rincian Komponen Elektronik

Nama Spesifikasi Keterangan

Raspberry Pi Model B Master/Pengendali utama kerja alat

Board Mikrokontroler

(Arduino) PCB

Tempat pengendali komponen

dan sensor arus listrik

Mikrokontroller ATMega328 Slave/Pengendali kerja komponen dan sensor arus

Sensor AC Current Sensor

SCT-013 Sensor daya listrik

Power Supply 5 volt, 2 Ampere Menghidupkan alat dan komponen

Power Line

Communication TP-LINK TL-PA4010P

Mengubah jalur listrik menjadi

jalur data dan suara

LCD 2x16 Menampilkan nilai arus listrik

Memory Card MicroSD Menyimpan database

perhitungan daya listrik

Komponen pasif Kapasitor, resistor, kristal,

LED Komponen sirkuit

Pin Konektor

Male 1x40 Konektor

Male 2x40 Konektor

Female 1x40 Konektor

Logic level Converter Bi-directional Menghubungkan 2 tegangan listrik yang berbeda

Kabel LAN 2 buah Menghubungkan alat penghitung

(45)

3.2 Analisis

Sebuah sistem yang akan dirancang haruslah dianalisa terlebih dahulu, dipelajari

masalah yang akan timbul serta menentukan kebutuhan sistem alat penghitung energi

listrik. Perhitungan energi listrik pada KWH analog dengan KWH digital sangat lah

berbeda. Setiabudi (2007) mengatakan tipe analog adalah peralatan yang menghitung

daya listrik dengan putaran atau rotasi piringan aluminium di KWH meter. Pada KWH

meter ini juga terdapat koil yang menghasilkan fluks magnet yang searah dengan arus

dan tegangan. Dengan dipasangnya koil ini, maka pada piringan aluminium ini akan

terdapat arus eddy yang selanjutnya menghasilkan gaya putar pada piringan

aluminium. Putaran aluminium ini selanjutnya menggerakkan counter yang

menunjukkan besarnya daya yang digunakan. Sehingga disimpulkan kecepatan

piringan aluminium menandakan besarnya daya yang sedang digunakan oleh

konsumen.

Untuk tipe digital, KWH meter menggunakan rangkaian elektronik sebagai

penghitungnya. KWH meter ini menggunakan sensor dan prosesor untuk menghitung

daya dengan pemberian parameter seperti tegangan dan arus. Sistem alat penghitung

energi listrik yang dirancang adalah sistem yang dapat menghitung pemakaian listrik

secara realtime yang disimpan ke dalam database dan ditampilkan melalui sebuah

website, sehingga setiap petugas yang ingin melihat pemakain listrik hanya perlu

mengakses alamat ip pada alat tersebut.

Sistem ini terdiri dari sebuah sensor yang berfungsi mengukur daya pemakaian

listrik yang mengalir pada kabel; sebuah lcd berukuran 2x16 berfungsi untuk

menampilkan nilai penggunaan daya listrik perdetik; sebuah mikrokontroler

ATMega328 yang berfungsi untuk melakukan perhitungan nilai dari sensor daya dan

diteruskan ke Raspberry Pi; sebuah mini komputer atau Raspberry Pi yang berfungsi

sebagai penyedia memori untuk database dan melakukan perhitungan sehingga hasil

yang didapat ditampilkan pada website dalam bentuk grafik; dua buah Power Line

Communication yang berfungsi untuk membuat jalur listrik dapat dilalui oleh data

dari alat penghitung energi listrik ke komputer maupun sebaliknya. Secara umum

(46)

Gambar 3.1 Hubungan Antara Komponen Utama

3.3 Perancangan Alat Penghitung Energi Listrik

Alat penghitung energi listrik yang akan dibangun dirancang agar dapat menghitung

secara realtime dan akurat. Ada beberapa hal yang menjadi fokus dalam tahap

perancangan alat ini yaitu desain alat penghitung energi listrik, hubungan antar

komponen eletronik, dan website.

3.3.1 Desain Alat Penghitung Energi Listrik

Secara umum desain alat penghitung energi listrik terdiri dari 3 bagian, yaitu low level

interface, backend processing dan frontend processing. Berikut adalah penjelasan

masing-masing bagian tersebut.

3.3.1.1Low Level Interface

Low level interface merupakan bagian paling pertama dalam penghitungan energi

listrik, yaitu mengukur nilai arus yang mengalir pada kabel listrik dan nilai tersebut

(47)

a. Sensor arus bolak balik (AC Current Sensor)

Sensor arus bolak balik menggunakan jenis sensor SCT-013. Sensor ini

dipakai dengan cara salah satu ujungnya dikaitkan pada kabel listrik dan ujung

yang lain dihubungkan pada pin ke 23 pada mikrokontroler ATMega328.

Skema rangkaian dan gambar sensor SCT-013 dapat dilihat pada Gambar 3.2

dan Gambar 3.3.

Gambar 3.2 Skema Rangkaian Sensor Arus

(48)

b. Display LCD

Setelah pengolahan data pada backend processing, nilai energi tersebut

ditampilkan ke LCD. LCD diperlukan agar petugas yang ingin melihat besaran

energi yang diukur tidak selalu melihat dari monitor komputer. Display LCD

menggunakan pin D4-D7, E, dan R/W yang dihubungkan ke pin D7-D12 pada

mikrokontroler ATMega328. Fungsi pin pada display LCD 2x16,

ringkasannya diberikan pada Tabel 3.3. Skema dan gambar display LCD 2x16

dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.

Tabel 3.3 Fungsi Pin Display LCD 2x16

Pin Simbol Nilai Fungsi

0 : memberitahu jalur sedang mengirimkan data ke

LCD

1 : memberitahu jalur sedang menunggu data yang

(49)

Gambar 3.4 Skema Display LCD 2x16

Gambar 3.5 Display LCD 2x16

3.3.1.2Backend Processing

Backend Processing adalah bagian kedua dalam pembuatan alat penghitung energi

listrik dan bagian utama dalam pengolahan data yang diperoleh dari sensor. Ketika

sensor mendapat nilai arus listrik, nilai tersebut diterima oleh pin A0 (Input Sensor)

ATMega328. Didalam mikrokontroler ATMega328 terdapat beberapa program

diantaranya program pembacaan sensor secara berulang (Sensor Routine),

menampilkan nilai pada LCD dan program I2C Bus. Hasil pembacaan sensor routine

yang berulang-ulang tersebut diolah dan dilanjutkan ke LCD dan frontend processing.

Untuk mengirim hasil pengolahan data ke LCD, mikrokontroler ATMega328

menggunakan pin D7-D12 ke pin D4-D7,En,R/W pada LCD. Sedangkan pengiriman

ke frontend processing, mikrokontroler ATMega328 menggunakan I2C Bus pada pin

A4, A5, GND ke pin GPIO 0, GPIO 1, GND pada Raspberry Pi. Skema rangkaian

(50)

Gambar 3.6 Skema Rangkaian PCB ATMega328

3.3.1.3Frontend Processing

Frontend processing adalah bagian ketiga dalam pembuatan alat penghitung energi

listrik. Bagian ini sebagai tempat penyimpanan database, pengolahan data, dan

website. Setelah data diterima oleh GPIO 0, GPIO1, dan GND, data tersebut di proses

oleh program kemudian disimpan kedalam sebuah memory card dan menampikan

hasil data tersebut kedalam sebuah website. Sehingga user ataupun petugas dapat

melihat pemakaian energi listrik secara realtime. Pada frontend processing ini hanya

ada Raspberry Pi, sebuah mini komputer yang memiliki OS berbasis linux. Raspberry

Pi memiliki memory card berjenis MikroSD yang berfungsi untuk menyimpan data

base dan website yang akan dibuat.

Untuk mengakses website yang disimpan pada memory card, dapat dilakukan

dengan mengunjungi alamat IP yang digunakan oleh Raspberry Pi. Adanya Ethernet

Port dan pengalamatan IP merupakan salah satu keuntungan dari Raspberry Pi.

(51)

Gambar 3.7 Raspberry Pi Model B

3.3.2 Hubungan antar Komponen Elektronik

Setelah mengetahui bagian-bagian dari desain alat penghitung energi listrik. Dapat

digambarkan flowchart dan hubungan masing-masing komponen elektronik seperti

pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9

Start

Menampilkan halaman login, eksekusi sensor

routine dan middle application

Arus, TDL, Cos φ = 0,8

Menampilkan web halaman utama, menampilkan nilai watt

pada display LCD, Menghitung jumlah watt

dan jumlah pemakaian dalam rupiah

Start

(52)
(53)

3.3.3 Perancangan Website

Ketika alamat IP tujuan diakses, Raspberry Pi akan menampilkan website yang ada

pada memory card. Website tampil dengan halaman login agar tidak setiap orang bisa

melihat atau mengakses alat tersebut. Jika benar memasukkan username dan

password, maka website menampilkan halaman utama yang berisi grafik penggunaan

listrik perdetik dan jumlah pemakaian listrik. Perancangan website ini terdiri dari 3

bagian yaitu, perancangan halaman login, perancangan halaman utama dan

perancangan halaman about.

3.3.3.1Perancangan Halaman Login

Sebelum masuk ke halaman utama, ada sebuah halaman login yang harus dilalui.

Halaman login ini bertujuan untuk membatasi/memberi otorisasi bagi siapa saja yang

mengakses web tersebut. Setiap melakukan login, inputan username dan password

dicocokkan dengan database, jika cocok maka user bisa masuk ke halaman utama.

Jika tidak, halaman login akan memberitahu username atau password salah.

Rancangan Halaman Login dapat dilihat pada Gambar 3.10

Gambar 3.10 Rancangan Halaman Login

Username

Password

(54)

3.3.3.2Perancangan Halaman Utama

Halaman utama berfungsi untuk menampilkan informasi pemakaian listrik. Halaman

ini berisi grafik pemakaian arus listrik perdetik, jumlah energi listrik perjam, jumlah

energi listrik perbulan, tombol about dan logout. Rancangan Halaman Utama dilihat

pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Rancangan Halaman Utama

Logout

Selamat Datang Mr. Indra G

Penggunaan energi perjam

xx.xx Wh

Arus

Detik

Penggunaan energi perbulan xx.xxWH Jumlah yang harus dibayar perbulan Rp. xxx

(55)

3.3.3.3Perancangan Halaman About

Halaman about berfungsi untuk menampilkan identitas penulis. Halaman ini berisi

nama, nim, logo Fakultas Ilmu Kompter dan Teknologi Informasi, program studi,

fakultas, universitas, kota, tahun dan tombol kembali. Rancangan Halaman About

dilihat pada Gambar 3.12

Gambar 3.12 Rancangan Halaman About

Nama

NIM

Logo

Program Studi

Fakultas

Universitas

Kota

(56)

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Implementasi

Implementasi merupakan penerapan analisis dan perancangan sistem menjadi kode

pemrograman aplikasi dari sistem. Seluruh komponen dan alat yang telah

didefinisikan sebelumnya akan menjadi acuan dalam proses implementasi ini.

4.1.1 Lingkungan Implementasi

Lingkungan implementasi yang akan dijelaskan merupakan lingkungan perangkat

keras keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Processor Intel® Core™ i5-3317U 1.7GHz 2. Memory RAM 4 GB

3. Harddisk 500 GB

Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Operating system Microsoft Windows 8

2. Microsoft Office Word 2007

3. Microsoft Office Visio 2007

Gambar

Gambar 2.3.2 (a) Bagian atas Raspberry Pi, (b) Bagian bawah Raspberry Pi
Gambar 2.4.1 Arsitektur ATMega328
Gambar 2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega328
Gambar 2.6.1 Medan Magnet di sekitar Kawat Lurus
+7

Referensi

Dokumen terkait

KWH meter digital sistem prabayar ini menghitung energi listrik yang terpakai pada suatu titik terbebani dengan mengambil data arus dan tegangan untuk kemudian dihitung

Energi listrik dapat diubah menjadibentuk energi yang lain seperti energi gerak, energi cahaya,energi panas, atau energi bunyi.Sebaliknya, energi listrik dapat berupa hasil

Frekuensi inilah yang menjadi data input untuk dikomputasi pada mikrokontroller menjadi harga rupiah sebagai konversi dari pemakaian energi listrik kWh dengan mengacu pada

Frekuensi inilah yang menjadi data input untuk dikomputasi pada mikrokontroller menjadi harga rupiah sebagai konversi dari pemakaian energi listrik kWh dengan mengacu pada

Pinsip kerja dari energi meter digital adalah diawali dengan mendeteksi arus melalui sensor dan tegangan yang berasal dari jala - jala listrik, selanjutnya sinyal

Setelah aliran listrik mengalir, sensor tegangan ZMPT101B dan sensor arus ACS712 akan memberikan nilai tegangan dan arus kepada arduino due untuk menghitung energi listrik

Anda dapat membeli energi listrik dari jaringan penjualan dengan mendapatkan nomer “ TOKEN”, yang dapat dimasukkan melalui keypad ( Tombol Meter ) untuk

Mitra ikut membantu menyediakan bahan dan alat, serta mengikuti secara aktif dalam mendemonstrasikan pembuatan Perangkat Alat penghemat energi listrik berbasis Smartphone dan yang dapat