• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN REDAKSI PENERBITAN MAJALAH PEMERINTAH (Studi pada Majalah Kanjuruhan Pemerintah Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN REDAKSI PENERBITAN MAJALAH PEMERINTAH (Studi pada Majalah Kanjuruhan Pemerintah Kabupaten Malang)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN REDAKSI PENERBITAN MAJALAH PEMERINTAH

(Studi pada Majalah Kanjuruhan Pemerintah Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Nani Sulistiyoningsih

04220219

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR ORISINALITAS

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEMBAHAN

ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang.………..1

B.

Rumusan Masalah.

……….7

C.

Tujuan Penelitian………

7

D.

Kegunaan Penelitian

………...7

E.

Tinjauan Pustaka

………...8

E.1. Manajemen Redaksional……….8

E.1.1. Fungsi Manajemen Redaksional………...10

E.1.2. Majalah Sebagai Bentuk Media Massa………...11

E.2. News

room Study………...14

F.

Defenisi Konseptual

………...16

1.

Manajemen Redaksional

………...16

2.

Majalah

………

16

3.

Newsroom Study

……….

16

G.

Fokus Penelitian………...

17

H.

Metode Penelitian

………

17

H.1.

Waktu dan Tempat Penelitian

………..

18

H.2

Unit

Analisis dan Penentuan Informan

……….

18

(3)

Keabsahan Data………..……..22

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A.

Profil Pemerintah Kabupaten Malang………...24

1.

Sejarah Berdirinya Kabupaten Malang………..24

2.

Struktur Organisasi Peme

rintah Kabupaten Malang……….27

B.

Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Malang………...31

1.

Visi Kabupaten Malang……….31

2.

Misi Kabupaten Malang………31

C.

Profil Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Malang……….32

1.

Sejar

ah Timbulnya Hubungan Masyarakat (Humas)………32

2.

Kedudukan Bagian Humas di Kabupaten Malang……….33

D.

Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah

Kabupaten Malang

………...34

1.

Tugas Pokok………...34

2.

Fungsi………...35

E.

Tugas Masing-

masing Sub Bagian………...

35

F.

Visi dan Misi Bagian Humas Sekretariat Daerah

Kabupaten Malang

………...39

G.

Tujuan dan Sasaran Bagian Humas Sekretariat

Daerah Kabupaten Malang………..42

H.

Kebijakan Bagian Humas Sekretariat Daerah

Kabupaten Malang………..45

I.

Program Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah

Kabupaten Malang………..46

J.

Gambaran Umum Maj

alah Kanjuruhan………...53

1.

Latar Belakang Majalah Kanjuruhan………...53

2.

Maksud dan Tujuan

………...54

(4)

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A.

Profil Informan

………....58

B.

Manajemen Redaksioanal Majalah Kanjuruan………62

1.

Planning……….62

1.1. Pembagian Tugas Peliputan Untuk Redaksi………..63

1.2. Proses Menentukan Anggaran Untuk

Redaksi Dalam Melaksanakan Tugasnya………..63

1.3. Cara Yang Dilakukan Oleh Pihak

Redaksioanal Dalam Mempersiapan Berita

Yang akan Diterbitkan………...64

1.4. Kejasama Ekternal Untuk Memperoleh

Berita Atau Artikel Yang Berhubungan

Dengan Sumber Berita………..67

2.

Organizing………...68

3.

Actuating………70

3.1 Hambatan Komunikasi Internal………71

3.2. Distorsi Komunikasi

………..73

3.3. Miss Komunikasi………...73

4.

Controlling………74

C.

Model Alur Operasional Manajemen Redaksi

Di Majalah Kanjuruhan………...76

BAB IV

A.

Kesimpulan………79

(5)

DAFTAR PUSTAKA.

Ardianto, Elvira. 2007. Komunikasi Massa. Bandung:Simbiosa Rekatama Media

Djuroto, Totok. 2000. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Effendy, Onong Uchajana. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan Kualitatf Untuk Pengendalian Kualitas. Bogor. UI Press.

Neuman, Lawrence W. 1997. Social Research Methods, Third Editions,

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV Alfabeta

Syamsul, Asep. 2006. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Website:

http://www.scribd.com/doc/20102787/Sejarah-Buku-Majalah-Surat-Kabar

Skripsi:

(6)
(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi salah satunya adalah media

massa, kehadiran media massa di tengah perkembangan ilmu dan

teknologi semakin terasa penting. Informasi yang disajikan kepada

khalayak pun harus semakin cepat dan tepat.

Di Indonesia media massa mencakup media cetak (Koran, majalah,

bulletin, tabloid, dll) maupun elektronik (TV dan radio). Melalui media

massa ini pesan-pesan yang disampaikan secara tidak disadari akan masuk

ke dalam benak pikiran para audience dan membentuk opini tentang suatu

institusi. Penemuan mesin cetak mempermudah proses pembuatan serta

memangkas harga dan dapat memenuhi permintaan khalayak ramai akan

media massa cetak seperti Koran, majalah, tabloid dan lain-lain.

Dengan semakin meningkatnya arus informasi dan komunikasi,

meningkatnya pengetahuan dan kesadaran serta semakin tumbuhnya

kelompok kelas menengah, dunia usaha harus menghadapai berbagai

permasalahan dan persoalan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Hal ini

bukan saja akan berpengaruh terhadap nama baik atau citra perusahaan,

namun dapat mengancam kelangsungan kegiatan yang dilakukan. Maka

(8)

menciptakan citra dan opini positif instansi atau perusahaan tersebut

kepada publik.

Dalam suatu instansi pemerintahan, media mempunyai peran yang

sangat penting dalam proses komunikasi. Media tersebut ditujukan untuk

publik internal dan publik ekternal. Dilingkungan internal media

digunakan untuk menyampaikan informasi tentang seputar instansi

pemerintah yang sangat penting untuk diketahui oleh seluruh karyawan.

Selain itu, juga menginformasikan berbagai kegiatan yang telah dilakukan

dan untuk menampung kreatifitas karyawan.

Media internal tidak hanya bersifat private publication (penerbitan

untuk kalangan sendiri) tetapi pada batas tertentu juga bersifat eksternal

sebagai upaya pihak manajemen agar lebih terbuka dalam membangun

hubungan yang baik dengan karyawan. Dapat dikatakan bahwa media

internal adalah jenis media yang diterbitkan untuk keperluan publik di

dalam organisasi terutama para karyawan.

Suatu media internal harus dapat diterima dan dipahami dengan

mudah oleh seluruh karyawan serta mampu memenuhi kebutuhan

karyawan akan informasi yang berkaitan dengan lingkungan mereka

bekerja. Informasi akan lingkungan merupakan kebutuhan karyawan untuk

bisa beradaptasi dengan baik.

Sebagai salah satu instansi besar pemerintah Kabupaten Malang

dalam menyampaikan segala informasi kepada karyawan dengan jumlah

(9)

perlu adanya sebuah media informasi dan salah satu yang telah di terbitkan

adalah majalah “Kanjuruhan” yang berfungsi untuk mentransformasikan

informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan instansi pemerintahan

kepada seluruh pegawai.

Majalah “Kanjuruhan” merupakan media informasi yang

digunakan Humas Pemkab Malang untuk menyebarkan informasi kepada

seluruh karyawan. Majalah tersebut diterbitkan setiap satu bulan sekali. Isi

dari majalah “Kanjuruhan” adalah laporan utama, opini, pendidikan,

kesehatan, peristiwa, aktifitas warga, derap pembangunan dan seni budaya.

Bulletin “Kanjuruhan” terbit pertama kali pada bulan Januari tahun

2001 dalam bentuk tabloid dan pada tahun 2004 berubah dalam majalah

sampai sekarang. Majalah ini berisi 40 halaman dan memuat informasi

tentang pengetahuan atau peristiwa yang berhubungan dengan Pemkab

Malang.

Tujuan dari adanya majalah “Kanjuruhan” sebagai media internal

humas adalah agar seluruh karyawan mengetahui perkembangan dan

segala yang terjadi di Pemkab Malang, mengetahui kebijakan-kebijakan

penting, ketentuan-ketentuan dan yang lainnya. Tujuan lain majalah

“Kanjuruhan” sebagai media komunikasi mampu menciptakan kerja sama,

menumbuhkan saling pengertian akan adanya informasi yang ada pada

majalah “Kanjuruhan” dan diharapkan dapat menciptakan kepuasan

(10)

Dalam melakukan suatu penerbitan media cetak pada prinsipnya

merupakan perpaduan dari tiga bidang, yakni bidang redaksional,

percetakan dan bidang usaha. Ketiga bidang tersebut dalam melaksanakan

kegiatannya, harus saling terkait dan terikat pada penyelesaian pekerjaan

masing-masing sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan.

Penerbitan media cetak dalam bentuk surat kabar, majalah, tabloid,

bulletin atau buku, merupakan produk ideologis yang mempunyai misi

tertentu sehingga tidak sama dengan produk barang lainnya. Oleh Karena

itu penyelesaian pekerjaan penerbitan media cetak melibatkan banyak

personil yang ada dalam ke tiga bidang tersebut, dengan segala latar

belakang kemampuan, untuk menuangkan segala ide dan gagasan,

menciptakan suatu produk yang berkualitas. Untuk itu di perlukan suatu

sistem kerja yang saling pengertian dan kesadaran penuh terhadap

tanggung jawab masing-masing.

Dalam memproduksi suatu penerbitan pers masing-masing bidang

redaksi harus mampu punya tanggung jawab, peran serta tujuan yang

sama, untuk itu manajemen redaksional mampu menciptakan, memelihara

dan menerapkan sistem kerja yang proposional. Tidak boleh ada satu

bidang dalam perusahaan penerbitan pers, merasa paling penting sendiri.

Untuk kepentingan itu, diperlukan suatu tatanan kerja dalam organisasi

perusahaan penerbitan media cetak (Totok Djuroto, 2004:15).

Strategi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan semuanya

(11)

bagian iklan, sirkulasi dan sebagainya. Maka posisi perencanaan menjadi

hal yang amat penting bagi manajemen redaksional. Perencanaan dalam

manajemen redaksional ini fungsinya adalah sebagai perencana kerja,

disini meliputi penentuan head line, penentuan materi berita, penentuan cover bulletin dan menentukan wartawan yang akan ditugaskan untuk

meliput berita.

Disini jelas sekali bahwa posisi perencanaan didalam bidang

manajemen redaksional mempunyai sifat khas. Ini berarti manajemen

redaksional baik isinya maupun penyajiannya haruslah dalam kualitas

yang tinggi begitu pula dengan isi tulisannya yang berbobot.

Oleh karena itu manajemen redaksional hendaklah dikelola dengan

professional sehingga mampu meningkatkan kreatifitas, wawasan dan

daya kritis para redaksi. Masalah professional ini banyak berhubungan

dengan masalah perusahaan dalam menerbitkan majalah walaupun tidak

lepas dari masalah-masalah redaksional lainnya.

Menerbitkan majalah pada saat ini tidaklah mudah. Selain masih

terimbasnya dampak krisis moneter, tiap eksemplarnya juga membengkak,

distribusi produknya mengalami banyak penurunan. Akibatnya majalah

suatu instansi atau perusahaan yang tidak dikelola secara serius tidak

mampu lagi bertahan hidup dan terpaksa menghentikan penerbitannya.

Dalam upaya pengembangan manajemen redaksional majalah

(12)

Dalam hal ini tersusun job description masing-masing pihak secara merata. Pembagian tugas dan wewenang antara redaksi ini bias berjalan

seimbang bila ditopang dengan sumber daya manusia yang berkualitas.

Dengan adanya pembagian tugas dan wewenang antara redaksi

dalam manajemen redaksional, majalah “Kanjuruhan” , semua pekerjaan

ditata ulang dan pemikiran diarahkan hanya untuk melayani para pembaca.

Dalam perkembangannya, majalah “Kanjuruan” menunjukkan

grafik peningkatan perkembangan, baik meningkat dari segi kuantitas dari

tahun ke tahun, ataupun segi kualitas penyajian materi tema berita dan

kemasan produksi berupa setting dan lay out yang di tampilkan dalam

bentuk majalah ”Kanjuruhan”. Majalah “Kanjuruhan” sebagai media

komunikasi instansi pemerintah Kabupaten Malang memiliki karakteristik

yang berbeda, baik dari segi manajemen redaksional, jumlah halaman,

rutinitas terbit maupun segi rubikasi yang tertera dalam halaman-halaman

majalah “Kanjuruhan”. Dari berbagai ciri utama atau karakter yang

dimiliki majalah “Kanjuruhan” sebagai salah satu bentuk penerbitan

instansi pemerintah Kabupaten Malang tersebut, cukup menarik sebagai

bahan kajian yanga dapat ditelaah bagaimana proses pengembangan

manajemen redaksionalnya. Kemudian bisa dicari pula bagaimana

pengelolaanya dan pengembangannya dari tahun ke tahun. Inilah

merupakan permasalahan-permasalah yang akan dikaji dalam penelitian

(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka pokok

masalah yang dapat dirumuskan adalah :

“Bagaimana prosesmanajemen redaksional penerbitan majalah “Kanjuruhan”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses manajemen redaksional

dalam penerbitan majalah “Kanjuruhan” di pemerintah Kabupaten

Malang, yang didalamnya terdapat pola-pola pencarian, pengambilan,

pengeditan, dan penyiaran berita dan juga pertimbangan dalam penentuan

berita yang didalamnya terdapat kebijakan-kebijakan dari redaksi.

D. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah,

masukan, dan bahan pertimbangan bagi semua pihak, khususnya kajian

tentang proses manajemen redaksional dalam penerbitan majalah.

b. Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi

(14)

E. Tinjauan Pustaka

E.1. Manajemen Redaksional

Pengetahuan mengenai manajemen redaksional penerbitan pers

sangat penting untuk menentukan hubungan yang akan kita jalin, selain itu

faktor kecepatan dan ketepan menjadi masalah utama dalam masalah

manajemen redaksional penerbitan pers sehingga semua bagian dalam

organisasi pers harus mampu bekerja cepat. Selain kecepatan, manajemen

penerbitan redaksional penerbitan pers juga dituntut untuk meneyelesaikan

tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sementara yang

dimaksud manajemen redaksional disini adalah orang-orang yang bekerja

dibidang penerbitan dengan melakukan kegiatan-kegiatan manajemen

redaksional. Kegiatan bidang redaksi itu meliputi kegiatan Planning,

Organizing, Actuating, Controling. Manajemen redaksional pada media

cetak berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata dan mendatangkan hasil

atau manfaat.

Dalam manajemen redaksional, redaksi memegang peranan yang

sangat penting, karena sebagian besar isi media cetak tersebut adalah

berita. Dalam alur operasional pada majalah pada umumnya terdiri dari

dua bagian, yang pertama yaitu pada bidang redaksi (redaksi pelaksana

dan redaktur) yang bertugas untuk menolak atau mengizinkan pemuatan

(15)

untuk memperhatikan bahasa, akurasi dan kebenaran tulisan atau beritanya

termasuk didalamnya menjaga agar tidak terjadi salah cetak (Kurniawan

Junaedhi, 1991:226). Dan yang kedua adalah bidang operasional

(wartawan) yang tugasnya merealisasikan kebijakan yang diterjemahkan

oleh sidang redaksi dalam rapat redaksi. Wewenang penuh atas editorial

policy (kebijakan redaksi) dipegang oleh pemimpin redaksi, dimana

pimpinan redaksi tersebut harus membimbing, mengarahkan dan

menyalurkan inisiatif wartawan. Sehingga seorang wartawan tidak boleh

hanya menunggu sampai berita itu disampaikan kepadanya, ia juga tetap

harus mencari berita.

Manajemen redaksional sebagai tingkat kegiatan yang diupayakan

untuk mencapai tujuan yang direncanakan melalui usaha kelompok orang

dengan hasil yang optimal dalam manajemen redaksional maka di

dalamnya terdapat proses kerja yang dimulai :

1. Planning merupakan langkah awal yang disusun secara matang yang

diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perencanaan kerja, yang

meliputi penentuan headline, penentuan materi berita, penentuan cover

media cetak dan menentukan wartawan yang akan ditugaskan untuk

meliput berita.

2. Organizing merupakan salah satu bentuk tindakan manajemen yang

nyata yang mengarahkan dan menentukan sebuah proses lembaga

(16)

wartawan yang beracuan pada kemampuan dasar jurnalistik,

pembentukan kelompok kerja waratawan).

3. Actuating merupakan salah satu bentuk tindakan manajemen nyata

yang mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan, meliputi

pencarian berita, pengeditan berita dan penempatan wartawan pada

daerah edar).

4. Controlling merupakan salah satu tindakan memonitor langkah dan

kebijakan organisasi dalam rangka menentukan langkah evaluasi dari

hasil akhir sebuah penyuntingan, peliputan dan produksi.

(Djuroto Totok 2004:96)

E.1.1. Fungsi Manajemen Redaksional

Manajemen pada dasarnya berfungsi untuk mewujudkan tujuan

yang diinginkan. Dalam proses penetapannya, manajemen penerbitan

redaksional mempunyai tugas tertentu yang pelaksanaanya ditujukan untuk

mencapai sebuah keefeksitasan. Tugas-tugas yang harus dilakukan

tersebut merupakan fungsi daripada manajemen yang mestinya harus

dijalankan untuk mencapai tujuan.

Fungsi manajemen redaksional disimpulkan menurut Luther Gilick

menjadi :

1. Planning artinya merencanakan pekerjaan. Didalam manajemen,

fungsi planning termasuk budgeting (penganggaran). Fungsi ini

(17)

2. Organizing mengordinasikan pekerjaan, yaitu pengorganisasian dan mengatur unit kerja beserta orang-orang yang ada didalam unit kerja

untuk mencapai program kerja.

3. Staffing merupakan bagian dari organizing, namun karena posisinya

sangat penting makastaffingjadi fungsi yang mandiri. Fungsistaffing

yang berarti penempatan orang-orang kedalam unit kerja

masing-masing merupakan fungSsi yang vital karena menyangkut “

pelaksanaan”.

4. Directing meliputi pemberian arahan, perintah dan saran, baik

langsung maupun tidak langsung dari pihak atasan kepada bawahan.

5. Coordinating diperlukan agar tidak muncul kekacauan, pertengkaran

dan kekosongan kegiatan. Koordinasi yaitu menyatukan persepsi atau

pengertian pemahaman antar bagian dalam suatu pekerjaan terhadap

langkah-langkah yang harus ditempuh untuk sasaran atau produk.

6. Controlling merupakan suatu fungsi manajemen yang menjaga

seluruh perusahaan agar tetap sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

7. Budgeting menentukan pembiayaan yang diperlukan dalam

mengoperasionalkan pekerjaan (Totok Djuroto, 2004 : 96-97).

E.1.2. Majalah Sebagai Bentuk Media Massa

(18)

perkembangan pembacanya. Fungsi majalah menurut Onong Uchajana

Effendy antara lain :

1. Sebagai media menyiarkan informasi

Menyiarkan informasi adalah fungsi yang pertama. Khlayak membaca

atau berlangganan kerena memerlukan informasi mengenai berbagai

hal di bumi, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran

orang lain, dan sebagainya.

2. Sebagai media hiburan

Hal yang bersifat hiburan sering kali dimuat untuk mengimbangi

berita berat. Isi majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita

pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang,

karikatur, bersifat human interst dan terkadang tajuk rencana.

3. Mendidik

Sebagai sarana pendidikan massa (Mass education), dimuat

tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca

bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisif

dalam bentuk berita, dapat juga secara eksplisif dalam bentuk artikel

atau tajuk rencana. Kadang pula cerita bersambung atau berita

bergambar yang memiliki aspek mendidik.

4. Mempengaruhi

Mempengaruhi secara implisif terdapat pada berita, sedang secara

(19)

Berdasarkan penerbitannya, menurut Riyono Pratikno terbagi

menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Majalah mingguan

2. Majalah tengah bulanan

3. Majalah bulanan

4. Majalah kwartalan

Sedangkan majalah jika dilihat dari isinya adalah :

1. The Popular Magazine ( Tabloid Saji )

2. The Women Magazine ( Majalah Wanita )

3. The News Magazine ( Majalah Berita )

4. The Special Inters Magazine ( Majalah Khusus )

(Skripsi Yudikristanto (99220041), Manajemen Penerbitan

Majalah Pupuk Kaltim)

Melihat dari pengertian diatas maka majalah “Kanjuruhan”

merupakan majalah bulanan jika dilihat dari segi penerbitannya, apabila

dilihat dari isinya maka termasuk golongan majalah khusus.

Sebagai media cetak majalah mempunyai kelebihan dan

kekurangan dibandingkan dengan media massa lainnya. Kelebihanya

karena bentuknya media cetak maka majalah seperti juga surat kabar,

dapat di baca berulang kali, tidak dibatasi atau terkait waktu jika

membacanya, kekuranggannya hanya dapat dikonsumsi atau dibaca oleh

(20)

bersamaan lebih dari satu orang Majalah juga mempunyai karekteristik

yaitu :

1. Penyajiannya lebih dalam

2. Nilai aktualitas lebih lama

3. Gambar dan foto lebih banyak

4. Cover sebagai daya tarik.

(Elvirano Ardianto, 2007:121-122)

E.2 Newsroom Studi

Newsroom Studi adalah studi tentang peran jurnalis dalam ruang

redaksi untuk membangun publiknya dalam mempelajari dan menganalisa

semua berita yang masuk ke ruang redaksi, yaitu suatu berita yang

potensial yang layak untuk disiarkan ke suluruh penjuru dunia, baik lokal

maupun Nasional (Gaye Tuchmann dalam Oliver Boyd 1995 : 294).

Newsroom peranannya sangat penting untuk membangun ruang

publik, yang berfungsi sebagai ruang kontrol media, dimana kontrol media

tersebut mampu mengatur para pekerja media untuk bisa bekerja secara

maksimal dalam mencari, mengolah, dan mengemas sebuah berita

sebelum di terbitkan.

Menurut pernyataan Warren Breed (Oliver Boyd 1995 : 277) dalam

Newsroom terdapat pengawasan social publik atau publik kontrol sebagai

pertimbangan untuk menyesuaikan diri dari kebijakan ruang publik itu

(21)

1. Otoritas kelembagaan dan sanksi penerbitan dalam memberikan

perlindungan dan kekuasaan terhadap hak untuk memperoleh

berita.

2. Obligasi dan penghargaan dalam newsroom terdapat kriteria penilaian untuk member penghargaan terhadap redaksi yang

mampu menyiarkan berita teraktual.

3. Mobilitas tinggi, sebagai respon dari berbagai keinginan,

kreatifitas dan imajinasi kru-kru yang terdapat di newsroom

dalam mendukung kebijakan untuk mampu memperoleh

pangakuan dari publik secara universal.

Tujuan utama adanya kontrol sosial dalamnewsroom adalah untuk mendapatkan berita yang telah menguasi ketidaksetujuan dari

masing-masing individu dari organisasi media tersebut, disini nilai sosial kontrol

meliputi sensor editorial, yang memiliki peranan penting dalam

keseluruhan berita, yang mampu member pengaruh internal terhadap

newsroom untuk memutuskan berita mana yang dapat diterima dan berita

mana yang tidak, sebelum berita tersebut disiarkan.

Hebermas menyatakan dalam newsroom terdapat segala argument dan pandangan dinyatakan melalui diskusi rasional. Hal ini menyiratkan

bahwa pilihan berita yang rasional akan terwujud jika ruang publik

pertama kalinya menawarkan pendapat yang jernaih dalam berbagai

(22)

F. Definisi Konseptual

1. Manajemen Redaksional

Manajemen redaksional adalah proses menginterpretasikan,

mengkoordinasikan sumber daya dan sumber dana serta sumber-semunber

yang lain untuk mencapai tujuan dengan melakukan tindakan-tindakan

perencanaan. Dalam manajemen penerbitan pers tindakan perencanaan itu

meliputi kegiatan: Planning, Organizing, Staffing, Directing,

Coordinating, Reporting, dan Budgeting . Manajemen redaksional pada

surat kabar berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata dan

mendatangkan hasil.

2. Majalah

Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam

artikel dalam subjek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitakan

mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel

mengenai topik popular yang ditujukan kapada masyarakat umum dan

ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang

(http://www.scribd.com/doc/20102787/SejarahBukuMajalahSuratKabar,di

akses pada 1 Januari 2010).

3. Newsroom Study

Newsroon Studi merupakan studi tentang peran jurnalisme dalam

ruang redaksi dalam membangun publiknya dalam mempelajari dan

menganalisa semuan berita yang ke ruang redaksi, yaitu suatu berita

(23)

lokal maupun Nasional. Segala kinerja yang berhubungan dengan kegiatan

operasional penerbitan yang berkenaan dengan ruang redaksi dimana

bermula dari proses dan pola pencarian berita hingga berita tersebut di

terbitkan.

G. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah mengenai manajemen redaksi yang didalamnya

terdapat pola-pola pencarian, pengambilan, pengeditan, dan penyiaran

berita. Disatu sisi yang paling ,menjadi fokus dalam penelitian ini adalah

pertimbangan dalam penentuan berita yang didalamnya terdapat

kebijakan-kebijakan dari redaksi.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif,

yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga

tidak menekankan angka (Sugiyono 2008:9). Penelitian tersebut

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan lebih

menekankan makna.

Karena itulah penelitian diskriptif bukan sekedar menghasilkan

data atau informasi, tetapi juga menghasilkan data atau informasi yang

(24)

terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa

tentang arti dari pada data itu sendiri. Beberapa aspek yang berhubungan

dengan data yang dikumpulkan yang perlu mendapat perhatian peneliti

adalah (1) peneliti harus berusaha memperoleh data langsung dari sumber

data,(2) data yang dideskripsikan harus jelas maknanya,(3) pengecekan

kebenaran data ( Iskandar Indranata, 2008:12).

H.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini akan diadakan pada Maret-April 2011,

sedangkan tempat penelitian ini bertempat di Pemkab Malang karena

Majalah “Kanjuruan” dikelola oleh Humas Pemkab Malang.

H.2. Unit Analisis dan Penentuan Informan

Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu,

kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial (Hamidi 2004:75).

Dalam penelitian ini informan ditetapkan dengan mengunakan purposive

sampling yaitu dengan pertimbangan sumber data tertentu. Pertimbangan

tertentu ini adalah orang yang dianggap paling paling tahu tentang apa

yang peneliti inginkan sehingga akan memudahkan peneliti untuk

menjelajahi objek. Orang yang dianggap paling tahu oleh peneliti adalah

tim bidak redaksi penerbitan di majalah “Kanjuruan” Pemkab malang

yaitu :

1. Pimpinan redaksi, yang mengendalikan segala kegiatan

keredaksian meliputi yang merupakan orang yang memiliki

(25)

fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama

(head line), berita pembuka halaman (opening news).

2. Redaktur pelaksana, yang mengatur pelaksaan tugas peliputan

sesuai dengan yang diperintahkan pimpinan redaksi, serta

memiliki kewenangan untuk menerima bahan berita, baik dari

wartawan atau dari nara sumber yang lain.

3. Fotografer, yang mengatur pengambilan gambar berita

dilapangan untuk kemudian dipilah-pilah dan kemudian

disuaikan dengan berita yang akan dimuat.

H.3. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan identifikasi diatas maka teknik pengumpulan data

yang diperlukan adalah dengan menggunakan metode :

a. Wawancara

Untuk memperoleh data ditunjang dengan wawancara yaitu sebuah

proses memperoleh keterangan yakni dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara sipewawancara dengan responden. Teknik

pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri

(self report) atau pada pengetahuan dan keyakinan diri sendiri. Teknik

wawancara ini digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk narasi

atau cerita secara terperinci dari struktur majalah “Kanjuruan”. Jadi

dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang

(26)

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen merupakan catatan yang

sudah berlaku. Dokumen ini juga dapat berbentuk tulisan gambar. Dalam

penelitian ini dokumentasi yang digunakan untuk sumber informasi adalah

arsip. Kliping-kliping berita, dokumen resmi yang ada di majalah

“Kanjuruan” Pemkab Malang.

c. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian yang dapat diamati oleh peneliti. Bentuk

observasi yang digunakan adalah observasi sistematis atau berstuktur,

karena aspek atau aktivitas yang akan di amati telah diketahui dan karena

terlebih dahulu telah juga mempersiapkan materi pengamatan.

H.4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar seningga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan sesuai dengan data yang dimaksud.

Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan

lapangan dan komentar informan atau narasumber, gambar, dokumentasi,

artikel dan sebagainya. Analisis data dalam hal ini mengatur,

mengelompokkan dan memberikan kode serta mengkategorikannya.

Untuk menghasilkan data yang dapat dianalisa secara terperinci,

(27)

yang bernama Successive Approximations (1997:427). Neuman menjelaskan mengenai Successive Approximations, yaitu suatu tahapan yang mana peneliti bergerak dari ide yang masih samar kemudian

menjadikannya lebih terperinci dengan memilah informasi yang ada

kedalam bentuk data yang nantinya dapat dianalis. Proses kerja dari

Successive Approximations ini adalah sebagai berikut :

1. Peneliti memulai dari pertanyaan-pertanyaan dan kerangka

kerja dari asumsi dan konsep penelitian (A researcher begins

with research questions and framework of assumptions and

concepts ),

2. Peneliti memeriksa data dan menanyakan faktanya di lapangan,

untuk dapat melihat seberapa baik konsep tersebut diterapkan

sesuai dengan fakta. Peneliti juga menuliskan data-data yang

istimewa atau menonjol daro temuan dilapangan tersebut (she

than probes into the data, asking questions of the evidence to

see how well the concepts fit the evidence and reveal features

af the data ),

3. Peneliti juga membuat konsep baru tentang data dari lapangan

mengenai penyuluhan tersebut dalam bentuk ringkasan dari

fakta yang ada dan mengatur konsep tersebut agar sesuai

dengan fakta, menjadi lebih baik atau sesuai (she also creates

(28)

4. Lalu peneliti mengumpulkan fakta atau data tambahan untuk

memusatkan isu-isu yang belum dapat dipecahkan, yang

muncul pada data pertama dan mengulanginya lagi (then

researcher collects additional evidence to address unresolved

issues that appeared in the first stage, and repeats the process),

5. Pada tiap tingkatan data atau tingkatan kerja peneliti, fakta dari

teori saling mendukung satu sama lain (at each stage, the

evidence and the theory shape each other),

Hal ini yang disebut dengan Successive Approximations, karena gabungan dari konsep yang telah diolah dan model aprokmasi banar-benar

merupakan fakta yang telah diolah terus-menerus. Akhirnya data tersebut

lama-lama akan menjadi data yang bagus, akurat dan berurutan (This is

called successive approximations because the modified concepts and the

model approximate the full evidence and are modified over to become

successively more accurate).

(W.Lawrence Neuman, 1997:427)

H.5. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data triangulasi yaitu

mengumpulkan data dengan menggabungkan dari beberapa sumber data

yang telah ada serta juga memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding.

Triangulasi dalam penelitian menggunakan triangulasi teknik yang

(29)

berbeda yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi. Hal ini dilakukan

untuk mendapatkan data atau informasi yang dapat dipercaya

Referensi

Dokumen terkait

Dosis konsentrasi insektisida Decis yang akan digunakan untuk perlakuan pada uji toksisitas sangat toksis terhadap ikan nila merah galur Cangkringan, maka dari data

Turbin yang bergerak karena uap dipergunakan baling baling kapal dan sisa amoniak yang dari turbin menggunakan air dingin dari kedalaman laut yang suhunya C,

Didalam penulisan hukum ini perlu diberikan batasan terhadap beberapa konsep berkaitan dengan judul yang dibuat, yaitu Pengendalian Pencemaran Lingkungan berkenaan

Gambar 5 : Pengikatan rangkaian bunga pada bagian depan mobil yang dilakukan oleh kakak, adik perempuan kandung serta kerabat perempuan atau sepupu mempelai laki-laki, dimana

Hal-hal baru dan/atau perubahan mendasar dalam ketentuan keuangan negara yang diatur dalam undang-undang ini meliputi pengertian dan ruang lingkup keuangan negara, asas-asas umum

Dalam periode tersebut menunjukkan bahwa penghapusan kuota perdagangan pada tahun 2005 tidak berdampak pada penurunan daya saing komoditas TPT Indonesia di pasar

Pada tugas akhir ini penulis ingin menegaskan kembali mengenai batasan masalah yang akan diteliti penulis dari judul “Uji Organoleptik Pada Masakan Manuk Na Di Gotai

Untuk menghitung kadar dalam cuplikan digunakan metode komparatif, untuk itu diperlukan cuplikan standar yang mengandung unsur yang akan ditentukan, yang jumlah dan komposisi