MANAJEMEN REDAKSI PENERBITAN MAJALAH PEMERINTAH
(Studi pada Majalah Kanjuruhan Pemerintah Kabupaten Malang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Oleh:
Nani Sulistiyoningsih
04220219
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ORISINALITAS
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
PERSEMBAHAN
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.………..1
B.
Rumusan Masalah.
……….7
C.
Tujuan Penelitian………
7
D.
Kegunaan Penelitian
………...7
E.
Tinjauan Pustaka
………...8
E.1. Manajemen Redaksional……….8
E.1.1. Fungsi Manajemen Redaksional………...10
E.1.2. Majalah Sebagai Bentuk Media Massa………...11
E.2. News
room Study………...14
F.
Defenisi Konseptual
………...16
1.
Manajemen Redaksional
………...16
2.
Majalah
………
16
3.
Newsroom Study
……….
16
G.
Fokus Penelitian………...
17
H.
Metode Penelitian
………
17
H.1.
Waktu dan Tempat Penelitian
………..
18
H.2
Unit
Analisis dan Penentuan Informan
……….
18
Keabsahan Data………..……..22
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A.
Profil Pemerintah Kabupaten Malang………...24
1.
Sejarah Berdirinya Kabupaten Malang………..24
2.
Struktur Organisasi Peme
rintah Kabupaten Malang……….27
B.
Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Malang………...31
1.
Visi Kabupaten Malang……….31
2.
Misi Kabupaten Malang………31
C.
Profil Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Malang……….32
1.
Sejar
ah Timbulnya Hubungan Masyarakat (Humas)………32
2.
Kedudukan Bagian Humas di Kabupaten Malang……….33
D.
Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Humas Sekretariat Daerah
Kabupaten Malang
………...34
1.
Tugas Pokok………...34
2.
Fungsi………...35
E.
Tugas Masing-
masing Sub Bagian………...
35
F.
Visi dan Misi Bagian Humas Sekretariat Daerah
Kabupaten Malang
………...39
G.
Tujuan dan Sasaran Bagian Humas Sekretariat
Daerah Kabupaten Malang………..42
H.
Kebijakan Bagian Humas Sekretariat Daerah
Kabupaten Malang………..45
I.
Program Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah
Kabupaten Malang………..46
J.
Gambaran Umum Maj
alah Kanjuruhan………...53
1.
Latar Belakang Majalah Kanjuruhan………...53
2.
Maksud dan Tujuan
………...54
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A.
Profil Informan
………....58
B.
Manajemen Redaksioanal Majalah Kanjuruan………62
1.
Planning……….62
1.1. Pembagian Tugas Peliputan Untuk Redaksi………..63
1.2. Proses Menentukan Anggaran Untuk
Redaksi Dalam Melaksanakan Tugasnya………..63
1.3. Cara Yang Dilakukan Oleh Pihak
Redaksioanal Dalam Mempersiapan Berita
Yang akan Diterbitkan………...64
1.4. Kejasama Ekternal Untuk Memperoleh
Berita Atau Artikel Yang Berhubungan
Dengan Sumber Berita………..67
2.
Organizing………...68
3.
Actuating………70
3.1 Hambatan Komunikasi Internal………71
3.2. Distorsi Komunikasi
………..73
3.3. Miss Komunikasi………...73
4.
Controlling………74
C.
Model Alur Operasional Manajemen Redaksi
Di Majalah Kanjuruhan………...76
BAB IV
A.
Kesimpulan………79
DAFTAR PUSTAKA.
Ardianto, Elvira. 2007. Komunikasi Massa. Bandung:Simbiosa Rekatama Media
Djuroto, Totok. 2000. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Effendy, Onong Uchajana. 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan Kualitatf Untuk Pengendalian Kualitas. Bogor. UI Press.
Neuman, Lawrence W. 1997. Social Research Methods, Third Editions,
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV Alfabeta
Syamsul, Asep. 2006. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Website:
http://www.scribd.com/doc/20102787/Sejarah-Buku-Majalah-Surat-Kabar
Skripsi:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi salah satunya adalah media
massa, kehadiran media massa di tengah perkembangan ilmu dan
teknologi semakin terasa penting. Informasi yang disajikan kepada
khalayak pun harus semakin cepat dan tepat.
Di Indonesia media massa mencakup media cetak (Koran, majalah,
bulletin, tabloid, dll) maupun elektronik (TV dan radio). Melalui media
massa ini pesan-pesan yang disampaikan secara tidak disadari akan masuk
ke dalam benak pikiran para audience dan membentuk opini tentang suatu
institusi. Penemuan mesin cetak mempermudah proses pembuatan serta
memangkas harga dan dapat memenuhi permintaan khalayak ramai akan
media massa cetak seperti Koran, majalah, tabloid dan lain-lain.
Dengan semakin meningkatnya arus informasi dan komunikasi,
meningkatnya pengetahuan dan kesadaran serta semakin tumbuhnya
kelompok kelas menengah, dunia usaha harus menghadapai berbagai
permasalahan dan persoalan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Hal ini
bukan saja akan berpengaruh terhadap nama baik atau citra perusahaan,
namun dapat mengancam kelangsungan kegiatan yang dilakukan. Maka
menciptakan citra dan opini positif instansi atau perusahaan tersebut
kepada publik.
Dalam suatu instansi pemerintahan, media mempunyai peran yang
sangat penting dalam proses komunikasi. Media tersebut ditujukan untuk
publik internal dan publik ekternal. Dilingkungan internal media
digunakan untuk menyampaikan informasi tentang seputar instansi
pemerintah yang sangat penting untuk diketahui oleh seluruh karyawan.
Selain itu, juga menginformasikan berbagai kegiatan yang telah dilakukan
dan untuk menampung kreatifitas karyawan.
Media internal tidak hanya bersifat private publication (penerbitan
untuk kalangan sendiri) tetapi pada batas tertentu juga bersifat eksternal
sebagai upaya pihak manajemen agar lebih terbuka dalam membangun
hubungan yang baik dengan karyawan. Dapat dikatakan bahwa media
internal adalah jenis media yang diterbitkan untuk keperluan publik di
dalam organisasi terutama para karyawan.
Suatu media internal harus dapat diterima dan dipahami dengan
mudah oleh seluruh karyawan serta mampu memenuhi kebutuhan
karyawan akan informasi yang berkaitan dengan lingkungan mereka
bekerja. Informasi akan lingkungan merupakan kebutuhan karyawan untuk
bisa beradaptasi dengan baik.
Sebagai salah satu instansi besar pemerintah Kabupaten Malang
dalam menyampaikan segala informasi kepada karyawan dengan jumlah
perlu adanya sebuah media informasi dan salah satu yang telah di terbitkan
adalah majalah “Kanjuruhan” yang berfungsi untuk mentransformasikan
informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan instansi pemerintahan
kepada seluruh pegawai.
Majalah “Kanjuruhan” merupakan media informasi yang
digunakan Humas Pemkab Malang untuk menyebarkan informasi kepada
seluruh karyawan. Majalah tersebut diterbitkan setiap satu bulan sekali. Isi
dari majalah “Kanjuruhan” adalah laporan utama, opini, pendidikan,
kesehatan, peristiwa, aktifitas warga, derap pembangunan dan seni budaya.
Bulletin “Kanjuruhan” terbit pertama kali pada bulan Januari tahun
2001 dalam bentuk tabloid dan pada tahun 2004 berubah dalam majalah
sampai sekarang. Majalah ini berisi 40 halaman dan memuat informasi
tentang pengetahuan atau peristiwa yang berhubungan dengan Pemkab
Malang.
Tujuan dari adanya majalah “Kanjuruhan” sebagai media internal
humas adalah agar seluruh karyawan mengetahui perkembangan dan
segala yang terjadi di Pemkab Malang, mengetahui kebijakan-kebijakan
penting, ketentuan-ketentuan dan yang lainnya. Tujuan lain majalah
“Kanjuruhan” sebagai media komunikasi mampu menciptakan kerja sama,
menumbuhkan saling pengertian akan adanya informasi yang ada pada
majalah “Kanjuruhan” dan diharapkan dapat menciptakan kepuasan
Dalam melakukan suatu penerbitan media cetak pada prinsipnya
merupakan perpaduan dari tiga bidang, yakni bidang redaksional,
percetakan dan bidang usaha. Ketiga bidang tersebut dalam melaksanakan
kegiatannya, harus saling terkait dan terikat pada penyelesaian pekerjaan
masing-masing sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan.
Penerbitan media cetak dalam bentuk surat kabar, majalah, tabloid,
bulletin atau buku, merupakan produk ideologis yang mempunyai misi
tertentu sehingga tidak sama dengan produk barang lainnya. Oleh Karena
itu penyelesaian pekerjaan penerbitan media cetak melibatkan banyak
personil yang ada dalam ke tiga bidang tersebut, dengan segala latar
belakang kemampuan, untuk menuangkan segala ide dan gagasan,
menciptakan suatu produk yang berkualitas. Untuk itu di perlukan suatu
sistem kerja yang saling pengertian dan kesadaran penuh terhadap
tanggung jawab masing-masing.
Dalam memproduksi suatu penerbitan pers masing-masing bidang
redaksi harus mampu punya tanggung jawab, peran serta tujuan yang
sama, untuk itu manajemen redaksional mampu menciptakan, memelihara
dan menerapkan sistem kerja yang proposional. Tidak boleh ada satu
bidang dalam perusahaan penerbitan pers, merasa paling penting sendiri.
Untuk kepentingan itu, diperlukan suatu tatanan kerja dalam organisasi
perusahaan penerbitan media cetak (Totok Djuroto, 2004:15).
Strategi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan semuanya
bagian iklan, sirkulasi dan sebagainya. Maka posisi perencanaan menjadi
hal yang amat penting bagi manajemen redaksional. Perencanaan dalam
manajemen redaksional ini fungsinya adalah sebagai perencana kerja,
disini meliputi penentuan head line, penentuan materi berita, penentuan cover bulletin dan menentukan wartawan yang akan ditugaskan untuk
meliput berita.
Disini jelas sekali bahwa posisi perencanaan didalam bidang
manajemen redaksional mempunyai sifat khas. Ini berarti manajemen
redaksional baik isinya maupun penyajiannya haruslah dalam kualitas
yang tinggi begitu pula dengan isi tulisannya yang berbobot.
Oleh karena itu manajemen redaksional hendaklah dikelola dengan
professional sehingga mampu meningkatkan kreatifitas, wawasan dan
daya kritis para redaksi. Masalah professional ini banyak berhubungan
dengan masalah perusahaan dalam menerbitkan majalah walaupun tidak
lepas dari masalah-masalah redaksional lainnya.
Menerbitkan majalah pada saat ini tidaklah mudah. Selain masih
terimbasnya dampak krisis moneter, tiap eksemplarnya juga membengkak,
distribusi produknya mengalami banyak penurunan. Akibatnya majalah
suatu instansi atau perusahaan yang tidak dikelola secara serius tidak
mampu lagi bertahan hidup dan terpaksa menghentikan penerbitannya.
Dalam upaya pengembangan manajemen redaksional majalah
Dalam hal ini tersusun job description masing-masing pihak secara merata. Pembagian tugas dan wewenang antara redaksi ini bias berjalan
seimbang bila ditopang dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dengan adanya pembagian tugas dan wewenang antara redaksi
dalam manajemen redaksional, majalah “Kanjuruhan” , semua pekerjaan
ditata ulang dan pemikiran diarahkan hanya untuk melayani para pembaca.
Dalam perkembangannya, majalah “Kanjuruan” menunjukkan
grafik peningkatan perkembangan, baik meningkat dari segi kuantitas dari
tahun ke tahun, ataupun segi kualitas penyajian materi tema berita dan
kemasan produksi berupa setting dan lay out yang di tampilkan dalam
bentuk majalah ”Kanjuruhan”. Majalah “Kanjuruhan” sebagai media
komunikasi instansi pemerintah Kabupaten Malang memiliki karakteristik
yang berbeda, baik dari segi manajemen redaksional, jumlah halaman,
rutinitas terbit maupun segi rubikasi yang tertera dalam halaman-halaman
majalah “Kanjuruhan”. Dari berbagai ciri utama atau karakter yang
dimiliki majalah “Kanjuruhan” sebagai salah satu bentuk penerbitan
instansi pemerintah Kabupaten Malang tersebut, cukup menarik sebagai
bahan kajian yanga dapat ditelaah bagaimana proses pengembangan
manajemen redaksionalnya. Kemudian bisa dicari pula bagaimana
pengelolaanya dan pengembangannya dari tahun ke tahun. Inilah
merupakan permasalahan-permasalah yang akan dikaji dalam penelitian
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka pokok
masalah yang dapat dirumuskan adalah :
“Bagaimana prosesmanajemen redaksional penerbitan majalah “Kanjuruhan”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses manajemen redaksional
dalam penerbitan majalah “Kanjuruhan” di pemerintah Kabupaten
Malang, yang didalamnya terdapat pola-pola pencarian, pengambilan,
pengeditan, dan penyiaran berita dan juga pertimbangan dalam penentuan
berita yang didalamnya terdapat kebijakan-kebijakan dari redaksi.
D. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah,
masukan, dan bahan pertimbangan bagi semua pihak, khususnya kajian
tentang proses manajemen redaksional dalam penerbitan majalah.
b. Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi
E. Tinjauan Pustaka
E.1. Manajemen Redaksional
Pengetahuan mengenai manajemen redaksional penerbitan pers
sangat penting untuk menentukan hubungan yang akan kita jalin, selain itu
faktor kecepatan dan ketepan menjadi masalah utama dalam masalah
manajemen redaksional penerbitan pers sehingga semua bagian dalam
organisasi pers harus mampu bekerja cepat. Selain kecepatan, manajemen
penerbitan redaksional penerbitan pers juga dituntut untuk meneyelesaikan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sementara yang
dimaksud manajemen redaksional disini adalah orang-orang yang bekerja
dibidang penerbitan dengan melakukan kegiatan-kegiatan manajemen
redaksional. Kegiatan bidang redaksi itu meliputi kegiatan Planning,
Organizing, Actuating, Controling. Manajemen redaksional pada media
cetak berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata dan mendatangkan hasil
atau manfaat.
Dalam manajemen redaksional, redaksi memegang peranan yang
sangat penting, karena sebagian besar isi media cetak tersebut adalah
berita. Dalam alur operasional pada majalah pada umumnya terdiri dari
dua bagian, yang pertama yaitu pada bidang redaksi (redaksi pelaksana
dan redaktur) yang bertugas untuk menolak atau mengizinkan pemuatan
untuk memperhatikan bahasa, akurasi dan kebenaran tulisan atau beritanya
termasuk didalamnya menjaga agar tidak terjadi salah cetak (Kurniawan
Junaedhi, 1991:226). Dan yang kedua adalah bidang operasional
(wartawan) yang tugasnya merealisasikan kebijakan yang diterjemahkan
oleh sidang redaksi dalam rapat redaksi. Wewenang penuh atas editorial
policy (kebijakan redaksi) dipegang oleh pemimpin redaksi, dimana
pimpinan redaksi tersebut harus membimbing, mengarahkan dan
menyalurkan inisiatif wartawan. Sehingga seorang wartawan tidak boleh
hanya menunggu sampai berita itu disampaikan kepadanya, ia juga tetap
harus mencari berita.
Manajemen redaksional sebagai tingkat kegiatan yang diupayakan
untuk mencapai tujuan yang direncanakan melalui usaha kelompok orang
dengan hasil yang optimal dalam manajemen redaksional maka di
dalamnya terdapat proses kerja yang dimulai :
1. Planning merupakan langkah awal yang disusun secara matang yang
diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perencanaan kerja, yang
meliputi penentuan headline, penentuan materi berita, penentuan cover
media cetak dan menentukan wartawan yang akan ditugaskan untuk
meliput berita.
2. Organizing merupakan salah satu bentuk tindakan manajemen yang
nyata yang mengarahkan dan menentukan sebuah proses lembaga
wartawan yang beracuan pada kemampuan dasar jurnalistik,
pembentukan kelompok kerja waratawan).
3. Actuating merupakan salah satu bentuk tindakan manajemen nyata
yang mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan, meliputi
pencarian berita, pengeditan berita dan penempatan wartawan pada
daerah edar).
4. Controlling merupakan salah satu tindakan memonitor langkah dan
kebijakan organisasi dalam rangka menentukan langkah evaluasi dari
hasil akhir sebuah penyuntingan, peliputan dan produksi.
(Djuroto Totok 2004:96)
E.1.1. Fungsi Manajemen Redaksional
Manajemen pada dasarnya berfungsi untuk mewujudkan tujuan
yang diinginkan. Dalam proses penetapannya, manajemen penerbitan
redaksional mempunyai tugas tertentu yang pelaksanaanya ditujukan untuk
mencapai sebuah keefeksitasan. Tugas-tugas yang harus dilakukan
tersebut merupakan fungsi daripada manajemen yang mestinya harus
dijalankan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen redaksional disimpulkan menurut Luther Gilick
menjadi :
1. Planning artinya merencanakan pekerjaan. Didalam manajemen,
fungsi planning termasuk budgeting (penganggaran). Fungsi ini
2. Organizing mengordinasikan pekerjaan, yaitu pengorganisasian dan mengatur unit kerja beserta orang-orang yang ada didalam unit kerja
untuk mencapai program kerja.
3. Staffing merupakan bagian dari organizing, namun karena posisinya
sangat penting makastaffingjadi fungsi yang mandiri. Fungsistaffing
yang berarti penempatan orang-orang kedalam unit kerja
masing-masing merupakan fungSsi yang vital karena menyangkut “
pelaksanaan”.
4. Directing meliputi pemberian arahan, perintah dan saran, baik
langsung maupun tidak langsung dari pihak atasan kepada bawahan.
5. Coordinating diperlukan agar tidak muncul kekacauan, pertengkaran
dan kekosongan kegiatan. Koordinasi yaitu menyatukan persepsi atau
pengertian pemahaman antar bagian dalam suatu pekerjaan terhadap
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk sasaran atau produk.
6. Controlling merupakan suatu fungsi manajemen yang menjaga
seluruh perusahaan agar tetap sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
7. Budgeting menentukan pembiayaan yang diperlukan dalam
mengoperasionalkan pekerjaan (Totok Djuroto, 2004 : 96-97).
E.1.2. Majalah Sebagai Bentuk Media Massa
perkembangan pembacanya. Fungsi majalah menurut Onong Uchajana
Effendy antara lain :
1. Sebagai media menyiarkan informasi
Menyiarkan informasi adalah fungsi yang pertama. Khlayak membaca
atau berlangganan kerena memerlukan informasi mengenai berbagai
hal di bumi, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran
orang lain, dan sebagainya.
2. Sebagai media hiburan
Hal yang bersifat hiburan sering kali dimuat untuk mengimbangi
berita berat. Isi majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita
pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang,
karikatur, bersifat human interst dan terkadang tajuk rencana.
3. Mendidik
Sebagai sarana pendidikan massa (Mass education), dimuat
tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca
bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisif
dalam bentuk berita, dapat juga secara eksplisif dalam bentuk artikel
atau tajuk rencana. Kadang pula cerita bersambung atau berita
bergambar yang memiliki aspek mendidik.
4. Mempengaruhi
Mempengaruhi secara implisif terdapat pada berita, sedang secara
Berdasarkan penerbitannya, menurut Riyono Pratikno terbagi
menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Majalah mingguan
2. Majalah tengah bulanan
3. Majalah bulanan
4. Majalah kwartalan
Sedangkan majalah jika dilihat dari isinya adalah :
1. The Popular Magazine ( Tabloid Saji )
2. The Women Magazine ( Majalah Wanita )
3. The News Magazine ( Majalah Berita )
4. The Special Inters Magazine ( Majalah Khusus )
(Skripsi Yudikristanto (99220041), Manajemen Penerbitan
Majalah Pupuk Kaltim)
Melihat dari pengertian diatas maka majalah “Kanjuruhan”
merupakan majalah bulanan jika dilihat dari segi penerbitannya, apabila
dilihat dari isinya maka termasuk golongan majalah khusus.
Sebagai media cetak majalah mempunyai kelebihan dan
kekurangan dibandingkan dengan media massa lainnya. Kelebihanya
karena bentuknya media cetak maka majalah seperti juga surat kabar,
dapat di baca berulang kali, tidak dibatasi atau terkait waktu jika
membacanya, kekuranggannya hanya dapat dikonsumsi atau dibaca oleh
bersamaan lebih dari satu orang Majalah juga mempunyai karekteristik
yaitu :
1. Penyajiannya lebih dalam
2. Nilai aktualitas lebih lama
3. Gambar dan foto lebih banyak
4. Cover sebagai daya tarik.
(Elvirano Ardianto, 2007:121-122)
E.2 Newsroom Studi
Newsroom Studi adalah studi tentang peran jurnalis dalam ruang
redaksi untuk membangun publiknya dalam mempelajari dan menganalisa
semua berita yang masuk ke ruang redaksi, yaitu suatu berita yang
potensial yang layak untuk disiarkan ke suluruh penjuru dunia, baik lokal
maupun Nasional (Gaye Tuchmann dalam Oliver Boyd 1995 : 294).
Newsroom peranannya sangat penting untuk membangun ruang
publik, yang berfungsi sebagai ruang kontrol media, dimana kontrol media
tersebut mampu mengatur para pekerja media untuk bisa bekerja secara
maksimal dalam mencari, mengolah, dan mengemas sebuah berita
sebelum di terbitkan.
Menurut pernyataan Warren Breed (Oliver Boyd 1995 : 277) dalam
Newsroom terdapat pengawasan social publik atau publik kontrol sebagai
pertimbangan untuk menyesuaikan diri dari kebijakan ruang publik itu
1. Otoritas kelembagaan dan sanksi penerbitan dalam memberikan
perlindungan dan kekuasaan terhadap hak untuk memperoleh
berita.
2. Obligasi dan penghargaan dalam newsroom terdapat kriteria penilaian untuk member penghargaan terhadap redaksi yang
mampu menyiarkan berita teraktual.
3. Mobilitas tinggi, sebagai respon dari berbagai keinginan,
kreatifitas dan imajinasi kru-kru yang terdapat di newsroom
dalam mendukung kebijakan untuk mampu memperoleh
pangakuan dari publik secara universal.
Tujuan utama adanya kontrol sosial dalamnewsroom adalah untuk mendapatkan berita yang telah menguasi ketidaksetujuan dari
masing-masing individu dari organisasi media tersebut, disini nilai sosial kontrol
meliputi sensor editorial, yang memiliki peranan penting dalam
keseluruhan berita, yang mampu member pengaruh internal terhadap
newsroom untuk memutuskan berita mana yang dapat diterima dan berita
mana yang tidak, sebelum berita tersebut disiarkan.
Hebermas menyatakan dalam newsroom terdapat segala argument dan pandangan dinyatakan melalui diskusi rasional. Hal ini menyiratkan
bahwa pilihan berita yang rasional akan terwujud jika ruang publik
pertama kalinya menawarkan pendapat yang jernaih dalam berbagai
F. Definisi Konseptual
1. Manajemen Redaksional
Manajemen redaksional adalah proses menginterpretasikan,
mengkoordinasikan sumber daya dan sumber dana serta sumber-semunber
yang lain untuk mencapai tujuan dengan melakukan tindakan-tindakan
perencanaan. Dalam manajemen penerbitan pers tindakan perencanaan itu
meliputi kegiatan: Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, dan Budgeting . Manajemen redaksional pada
surat kabar berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata dan
mendatangkan hasil.
2. Majalah
Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam
artikel dalam subjek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitakan
mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel
mengenai topik popular yang ditujukan kapada masyarakat umum dan
ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang
(http://www.scribd.com/doc/20102787/SejarahBukuMajalahSuratKabar,di
akses pada 1 Januari 2010).
3. Newsroom Study
Newsroon Studi merupakan studi tentang peran jurnalisme dalam
ruang redaksi dalam membangun publiknya dalam mempelajari dan
menganalisa semuan berita yang ke ruang redaksi, yaitu suatu berita
lokal maupun Nasional. Segala kinerja yang berhubungan dengan kegiatan
operasional penerbitan yang berkenaan dengan ruang redaksi dimana
bermula dari proses dan pola pencarian berita hingga berita tersebut di
terbitkan.
G. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah mengenai manajemen redaksi yang didalamnya
terdapat pola-pola pencarian, pengambilan, pengeditan, dan penyiaran
berita. Disatu sisi yang paling ,menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
pertimbangan dalam penentuan berita yang didalamnya terdapat
kebijakan-kebijakan dari redaksi.
H. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif,
yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga
tidak menekankan angka (Sugiyono 2008:9). Penelitian tersebut
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan lebih
menekankan makna.
Karena itulah penelitian diskriptif bukan sekedar menghasilkan
data atau informasi, tetapi juga menghasilkan data atau informasi yang
terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa
tentang arti dari pada data itu sendiri. Beberapa aspek yang berhubungan
dengan data yang dikumpulkan yang perlu mendapat perhatian peneliti
adalah (1) peneliti harus berusaha memperoleh data langsung dari sumber
data,(2) data yang dideskripsikan harus jelas maknanya,(3) pengecekan
kebenaran data ( Iskandar Indranata, 2008:12).
H.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini akan diadakan pada Maret-April 2011,
sedangkan tempat penelitian ini bertempat di Pemkab Malang karena
Majalah “Kanjuruan” dikelola oleh Humas Pemkab Malang.
H.2. Unit Analisis dan Penentuan Informan
Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu,
kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial (Hamidi 2004:75).
Dalam penelitian ini informan ditetapkan dengan mengunakan purposive
sampling yaitu dengan pertimbangan sumber data tertentu. Pertimbangan
tertentu ini adalah orang yang dianggap paling paling tahu tentang apa
yang peneliti inginkan sehingga akan memudahkan peneliti untuk
menjelajahi objek. Orang yang dianggap paling tahu oleh peneliti adalah
tim bidak redaksi penerbitan di majalah “Kanjuruan” Pemkab malang
yaitu :
1. Pimpinan redaksi, yang mengendalikan segala kegiatan
keredaksian meliputi yang merupakan orang yang memiliki
fokus pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama
(head line), berita pembuka halaman (opening news).
2. Redaktur pelaksana, yang mengatur pelaksaan tugas peliputan
sesuai dengan yang diperintahkan pimpinan redaksi, serta
memiliki kewenangan untuk menerima bahan berita, baik dari
wartawan atau dari nara sumber yang lain.
3. Fotografer, yang mengatur pengambilan gambar berita
dilapangan untuk kemudian dipilah-pilah dan kemudian
disuaikan dengan berita yang akan dimuat.
H.3. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan identifikasi diatas maka teknik pengumpulan data
yang diperlukan adalah dengan menggunakan metode :
a. Wawancara
Untuk memperoleh data ditunjang dengan wawancara yaitu sebuah
proses memperoleh keterangan yakni dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara sipewawancara dengan responden. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
(self report) atau pada pengetahuan dan keyakinan diri sendiri. Teknik
wawancara ini digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk narasi
atau cerita secara terperinci dari struktur majalah “Kanjuruan”. Jadi
dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen merupakan catatan yang
sudah berlaku. Dokumen ini juga dapat berbentuk tulisan gambar. Dalam
penelitian ini dokumentasi yang digunakan untuk sumber informasi adalah
arsip. Kliping-kliping berita, dokumen resmi yang ada di majalah
“Kanjuruan” Pemkab Malang.
c. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian yang dapat diamati oleh peneliti. Bentuk
observasi yang digunakan adalah observasi sistematis atau berstuktur,
karena aspek atau aktivitas yang akan di amati telah diketahui dan karena
terlebih dahulu telah juga mempersiapkan materi pengamatan.
H.4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar seningga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan sesuai dengan data yang dimaksud.
Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan
lapangan dan komentar informan atau narasumber, gambar, dokumentasi,
artikel dan sebagainya. Analisis data dalam hal ini mengatur,
mengelompokkan dan memberikan kode serta mengkategorikannya.
Untuk menghasilkan data yang dapat dianalisa secara terperinci,
yang bernama Successive Approximations (1997:427). Neuman menjelaskan mengenai Successive Approximations, yaitu suatu tahapan yang mana peneliti bergerak dari ide yang masih samar kemudian
menjadikannya lebih terperinci dengan memilah informasi yang ada
kedalam bentuk data yang nantinya dapat dianalis. Proses kerja dari
Successive Approximations ini adalah sebagai berikut :
1. Peneliti memulai dari pertanyaan-pertanyaan dan kerangka
kerja dari asumsi dan konsep penelitian (A researcher begins
with research questions and framework of assumptions and
concepts ),
2. Peneliti memeriksa data dan menanyakan faktanya di lapangan,
untuk dapat melihat seberapa baik konsep tersebut diterapkan
sesuai dengan fakta. Peneliti juga menuliskan data-data yang
istimewa atau menonjol daro temuan dilapangan tersebut (she
than probes into the data, asking questions of the evidence to
see how well the concepts fit the evidence and reveal features
af the data ),
3. Peneliti juga membuat konsep baru tentang data dari lapangan
mengenai penyuluhan tersebut dalam bentuk ringkasan dari
fakta yang ada dan mengatur konsep tersebut agar sesuai
dengan fakta, menjadi lebih baik atau sesuai (she also creates
4. Lalu peneliti mengumpulkan fakta atau data tambahan untuk
memusatkan isu-isu yang belum dapat dipecahkan, yang
muncul pada data pertama dan mengulanginya lagi (then
researcher collects additional evidence to address unresolved
issues that appeared in the first stage, and repeats the process),
5. Pada tiap tingkatan data atau tingkatan kerja peneliti, fakta dari
teori saling mendukung satu sama lain (at each stage, the
evidence and the theory shape each other),
Hal ini yang disebut dengan Successive Approximations, karena gabungan dari konsep yang telah diolah dan model aprokmasi banar-benar
merupakan fakta yang telah diolah terus-menerus. Akhirnya data tersebut
lama-lama akan menjadi data yang bagus, akurat dan berurutan (This is
called successive approximations because the modified concepts and the
model approximate the full evidence and are modified over to become
successively more accurate).
(W.Lawrence Neuman, 1997:427)
H.5. Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian ini menggunakan data triangulasi yaitu
mengumpulkan data dengan menggabungkan dari beberapa sumber data
yang telah ada serta juga memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding.
Triangulasi dalam penelitian menggunakan triangulasi teknik yang
berbeda yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data atau informasi yang dapat dipercaya