• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Kelompuk Tani Hutan (Kasus Pada Program Perhutanan Sosial Desa Kemang BKPH Clranjang Selatan, Kabupaten Cianjur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinamika Kelompuk Tani Hutan (Kasus Pada Program Perhutanan Sosial Desa Kemang BKPH Clranjang Selatan, Kabupaten Cianjur)"

Copied!
310
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)

DlNAMIKA

KELOMPOK

TAN1 HUTAN

(KASUS PADA PROGRAM PERHUTANAN

SOSIAL

DESA KEMANG BKPH

CIRANJAMG

SELATAN,

KABUPATEM CIANJUR

)

OLEH:

5RI SUDARYANTI

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN

BOGQR

(162)

ABSf

RAK

SRl SUDARYANTI. Dinamika Ketornpok Tani Hutan

(Uasus

pada Program

Perhutanan Sosial Desa Kemang BKPH C iranjang Selatan, Ka bupaten

Cianjur). Oibimbing oleh : BASITA

GlNTlNG

SUGIHEN,

sebagai

Ketua

dan SQEDIJANTO PADMOW1HARDJ0, sebagai anggota.

Dinamika

Kelornpok

rnerupakan suatu kekuatan yang dirniliki oleh

keiampok yang akan menentukan

perilaku

angguta kelomgok. Kelompok

yang

diteliti ztdalah

Kelornpak

Tani Hutan (KTM)

peserta

program Perhutanan

Sasial di Witayah

Bagian

Kestltuan Pemangkuan Ciranjang Selatan

Kabugaten Cianjur.

Poia pembentukan Kelampok Tani

Hutan

berdasarkan pada Pedoman

Pelaksanaan Program Perhutanan Sosial adalah : (a) dilakukan secara

formal rnelalui

rapat

desa ; (b)

pencarian

pernrakarsa

untuk

rnempermudah

pencarian

anggota

KTH ; (c) caion

anggota adalah

rnasyarakat

desa

hutan

dengan kriteria

tirtgkat

pendapatan rendah, lahan garapan sempit atau

bahkan

tidak

rnernitiki lahan garapan sama sekali, sanggup bekerja di hutan.

Pengeiarnpokan pesanggern (petani penggarap) kedaiam suatu

kelarnpok

berdasarkan

gada

hamparan

la han yang tela

h

ditentukan dan dekat dengan dornisili anggota. Pengelornpokan dengan dasar tersebut

dimaksudkan

agar

memudahkan petugas untuk menghubungi setiap anggota

kelornpok apabila terdapat rnasalah yang harus disampaikan kepada

anggota. Setitlp anggota akan rnernperoleh 0,25

ha

iahan untuk ditanarni

tanaman pokok kehutanan, tanaman tepi, tanaman pengisi dan tanaman

pagar dengan bibit dari Perhutani untuk tanaman pokak saja.

Anggata Kelornpak Tani Hutan di Desa

Kemang

memiliki Dinamika

Kelompok yang diukur dari tujuh indikator yang rnembentuk Dinamika

Kelompok

yaitu,

(a) Tujuan keiornpak ;

(b)

Struktur kelornpok ; (c)

Kekampakan kelornpok ;

(d)

Kepemirnpinan ; (e) Fungsi tugas ; (f)

Pernbinaan clan pengembangan kelorngok ; (g) Efektivitas kelornpok.

Hasil penelitian rnenunjukan bahwa pendarnpingan yang

dilakukan

Lembaga

Bina Swadaya dan Mandar berpengaruh positif terhadap Dinamika

Kelarnpok pada seluruh Kelornpok Tani Hutan yang diteliti,

Setanjutnya kelompok yang dinamis rnernpengaru hi perubahan

perilaku anggotanya.

Pertarna

peru bahan pengetahuan anggota kelarnpok,

yakni : anggota mengetahui Program Pehutanan Sosial adalah program

pengel~laan hutan

dengan

berbasis kan

rnasyarakat

artin ya

masyara

kat

sekitar hutan diikut sertakan rnengelola hutan dengan

cara

yang

saIing

menguntungkan kedua belah pihak. Kedua perubahan sikap angguta

kelompok, ditunjukan dengitn

kesediaan

rnereka merubah pola gertaniannya
(163)

kelompok

juga rnenyadari bahwa kerusakan

hutan

sangat rnerugikan

kehidupan mereka. Ketiga peruba han ketrarnpilan anggota ditunjukan gada

perubahan cara pengelolaan

lahart

garapan

dengan

sistem

tanaman

turn pang sari.

Perubahan perilaku dari anggota kelompok rnerniliki hubungan yang

nyata positif

terhadap

praduktivitas anggata

kelampak,

sehingga semakin

tinggi perubahan perilaku anggota sernakin tinggi pula peningkatan

produktivitasnya. Dalam ha1 ini produktivitas anggota diukur

dari

peningkatan

perubahan pendapatan

anggota,

peningkatan mutu jenis tanaman dan

jumlahnya, perubahan jenis

tanaman

dan

perubahan

tuas jangkauan

pasar.

Qteh

sebab

itu penguatan kelompok pada Kelornpok Tani Hutan

rnerugakan suatu ha1 yang

h a r u s

dilakukan karena kedinamisan suatu

kelompok terbukti dapat rneningkatkan pendapatan petani dan menghindari

(164)

SURAT PERNYATAAN

Dengan

ini saya

menyatakan

bahwa

tesis

yang berjudul

:

DlNAMlKA

KELQMPOK TAN1

HUTAN (KASUS PADA

PROGRAM

PERHUTANAN

SOSlAL DESA KEMANG

BKPH

ClRANJANG SELATAAN,

KABUPATEN

CIANJUR)

adalah

benar

rnerupakan hasil karya saya sendiri dan belum

pernah dipublikasikan.

Sernua

sumber data dan informasi yang digunakan

telah

dinyatakan secara jeras

dan

dapat

diperiksa

kebenarannya.

Sri

Sudawanti
(165)

Judul

Tesis : DlNAMlKA KELOMPUK

TAN1 HUTAM

(KASUS PADA PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL

DESA

KEMANG

BKPH

ClRANJANG

SELATAN,

KABUPATEN CIANJUR)

Nama : Sri Sudaryanti

NRP :

PO5500010

Program Studi :

llmu

Penyuluhan Pembangunan

Menyetujui

1. Komisi Pe2imbing

-

Dr.

Ir. Basita

Gintin S

MA

Prof,

Dr. fr. Soediianto Padmowihardjo

Ketua Anggota

Mengetahui

2.

Ketua Program Studi

l

lmu Penyuluhan Pernbanqunan

k

Prof. o o Slat

?!F

-

net,

-

MSc

gram

Pascasarjai

?a

MSc

(166)

DINAMIKA KELORRPOK TAN1 HUTAN

(KASUS PADA PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL

DESA KEMANG

BKPH

CXRANJANG SELATAN,

KABUPATEN

CIANJUR

)

SRl SUDARYANTI

Tesis

Sebagai

salah satu syarat untuk

mernperoleh

gelar

Magister Sains

pada

Program Studi

llmu

Penyuluhan Pernbangunan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTIWT PERTANIAN BQGOR

(167)

Penulis

dilahirkan

di Yagyakarta tanggal

18 Juli 1956

dari

Ayah

(Alm)

H.

Machrnoed

Hadikusurno dan Ibu (Aim) Hj. Wasirnah Machmoed Hadikusuma, Penulis rnerupakan putri

ke

ernpat dari delapan bersaudara.

Tahun

1974 penulis lulus dari SMA Negeri I Yugyakarta

dan

pada

ta

hun

1975

penulis

rnenjadi

mahasiswa

Universitas

Negeri

Yagyakarta

(lKf

P

Yogyakarta) pada Jurusan Ekonomi Perusahaan. Tahun

j978

lulus sebagai

Sarjana

muda

dan

pada

bulan Januari

f982

lulus sebagai

Sarjana

Pendidikan

Jurusan Ekonomi Perusahaan.

Pada

tahun

2000

penulis diterima di Program Studi limu

Penyuluhan

Pembangunan

pada

Program

Pascasa jana

IPB.

Selarna

rnengikuti program Sz atas biaya sendiri, penulis tetap

melaksanakan tugas sehari-harinya sebagai pengajar pada SMU Negeri 5

(168)

P R A K A T A

Pujt

cian

syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah

memberikan rahrnat dan karunianya sehingga tesis ini berhasil penuiis

selesaikan. Adapun tema yang dipilih

adalah

Dinarnika Kelompok Tani Hutan

pada Kasus Perhutanan Sasial

Desa

Kernang BKPH Ciranjang

Selatan,

Kabupaten Cianjur.

Terimakasih penulis uctlpkan kepada Bapak

Dr.

Ir. Basita Ginting S

MA

dan Sapak

Prof.Dr. ir.

Soedijant~ Padmowihardjo

seiaku

Pernbimbing

yang

telah banyak memberikan birnbingan dan

saran.

Di

samping itu

ucapan terimakasih juga penutis sarnpaikan pada Bapak Drs. Basuki sefaku

Asper

BKPH Ciranjang Selatan beserta staf yang

telah

membantu selama

pengumpulan data dan Bapak Mandar Yayat,

Bapak

Polisi Desa, dan

para

ketua

KTH.

Secara khusus ungkapan terimakasih

penults

sampaikan kepada

keluarga atas segala

do'a

dan perhatiannya.

Sernoga karya ilrniah

in!

bermanfaat.

Bogor, Oktober 2002

(169)

DAFTAR

IS!

DAFTAR TABEL ...

...

DAFTAR

GAMBAR

... ...

DAFTAR CAMPIRAN * . ... * . ...

PENDAHULUAN

...

Latar

Betakang

Masaiah

...

Perurnusan Masalah Peneiitian

... Tujuan Peneiitian

... Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Dinamika Kelompok ... ...

Keiornpak Tani Hutan

Perhutanan Sosial ...

Pelernbagaan Perhutanan

Sasial

... Manfaat Perhutanan Sosial

...

.

.

.

...

Elasil

Beberapa Penelitian Tentang Dinamika Kelampok dan Perhutanan Sosial ...

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HlPOTESlS

Kerangka Pemikiran ... ... ...

Higotesis Penelitian

.

.

...

...

..

...

Ternpat dan Waktu Penelitian

,.

..

. ..,. .

...

Batasan

Penelitian

...

Asumsi-asumsi ...

.

.

Metade

Pengurnpufan Data ...

Penentuan Kelornpok Tani dan Anggota Ketompok Tani Terpilih .

Prosedur

Analisis Data ...

.

.

.

...

Validitas

dan

Reliabititas ... HAS11 DAN PEMBAHASAN

...

Sejarah Ketornpok Tani Hutan

... Garnbaran Urnurn Desa Kemang

...

Dinamika Kelompok Tani Hutan Desa Kernang

Karakteristik Eksternal ... ,... Kedinamisan

Kelampok

...

Perubahan Perilaku ...

xi

xiii
(170)

...

Perubahar? Pengetahuan Anggota 86

... ...

Perubahan Ketrarnpilan Anggota

.

.

88

...

Perubahan

Sikap Sasaran

90

...

Perubahan Praduktivitas 93

ANAtlSA HUBUNGAN ANTAR PEUBAH ... 98

KESIMPULAN DAN SARAN

...

(171)

DAFTAR TABEL

... .

1 Peruntukkan Lahan di Desa Kernang

. ...

2 Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelarnin

...

.

3 Praduksi Anciafan

Desa

Kemang

.

...

4 Persepsi Anggota Kelompok

tentang

Karakteristik

Eksternal

... .

5 Intensitas Pembinaan Pendamping

...

6 .

Intensitas

lnteraks~ dengan Pernimpjn

Lokaf

7. Persepsi Anggota Kelornpok

Tentang

Dinamika

Kelornpok

...

8

.

Hasil Uji Kruskal Wallis Tujuan Kelompok ...

...

9.

Hasit

Uji Kruskal Wallis Struktur Kelompok

...

10 . Karakteristik Anggota

KTH

Desa Kemang

...

1 1

.

Kekornpakan Ketompok

...

12

.

Kepemimginan

Ketua

KTH

...

1 3 . Fungsi Tug as

...

14 . Efektivitas Kelornpak

15 . Pembinaan dan Pengembangan Kelornpak ...

...

f 6 . Peru ba han Pengeta huan Anggota

...

17 .

Peru

bahan Ketrampilan Anggata

18 . Perubahan Sikap Sassran ...

19 . Persepsi Anggota kelornpok

Tentang

Perubahan produktivitas ...

20

.

Peningkatan Produktivitas ... . . . .

.

.

.

.

.

.

. .
(172)

22 . Matriks Korelasi Spearman Untuk Menitai Keeratan Hubungan Antar

Peubah ... 98

-

98

23 . Matriks Karelasi Spearman antara Dinarnika Kelorngok dan Perubah

an

Produktivitas ... 102-1 02

DAFTAR GAMBAR

Garnbar 7 . Peringkat Kedinamisan Kelompok ... 82 - 82

(173)

Halaman

1 . Peubah, lndikator dan Paramater ... 1 12

-

1 16 2. Nilai Pararnater dan Kriteria lndikator ... .,... . . I l 6

-

l I 6 3. Hasil Uji Kruskal Wallis untuk Pengujian Perbedaan Persepsi Antar

Kefornpok ... *t 17 - 121

4. Hasil Uji Kruskal Wallis dan Uji Mann Whitney dengan Program SPSS for Windows untuk Pengujian Perbediian Persepsi Anggota Kelornpok

terhadap Dinarnika Kelampok ... ..

..

, . . . 122 - 126 5. Hasil Uji Kruskal Wallis dan Uji Mann Whitney dengan Program SPSS

for Window

untuk

Pengujian Perbedaan Persegsi Anggata Kelarnpok

tertradap Perubahan Perilaku ...,... ,.,.... ..,. ... 127

-

130

6 . Hasil Uji Kruskal Wallis dan Uji Man Whitney dengan Program SPSS

for Windows Urtfuk Pengujian Perbedaan Persepsi Anggota Kelampak

terhadap Perubahan Produktivitas ... , .,. ... 131 - 135

7 . Hubungan Antara Peubah Karakteristik Eksternal Dengan Dinarnika

Kelornpok ... 3 36

-

3 36

8. Hubungan

antara

lndikatar cialam Peubah Karakteristik Eksternal

Dengan

Indikator Dinarnika Kelornpak ... 136

-

136

9. Hubungan Antara Dinarnika Kelomgok dengan lndikator dalarn Peubah

(174)

Latar Bela

kang

Masalah

Fernbangunan hutan rnembutuhkan suatu kerjasama yang erat antar

pencluduk

di sekitar hutan dengan

pengelola

hutan dalarn hat ini adalah pern~rintah.

Masyarakat sekitar

hutan

rnerupakan

ujung tambak dalarn pengelalaan

hutan agar

hutan

tetap lestari dan dapat memberikan manfaat pada masyarakat sekitar.

Pengertian

hutan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek teknis dan

aspek

legal hukum. Aspek teknis menyangkut ekosistem beruga hamparan lahan berisi

surnber

daya

alam

hayati yang didominasi pegohonan dan rnernpengaruhi iklirn

mikro, sedangkan ditinjau dari aspek legal Rukurn rnenyangkut penetapan kawasan

hutan oieh pemerintah.

Hutan ditinjau dari sumber daya alam merniliki tiga kepentingan yaitu,

kepentingan ekolugi, kepentingan sosial, dan kepentingan ekonomi. Pendekatan

kepentingan

ekologi

diutamakan pada

fungsi perfindungan, keaneka ragaman

hayati

dan

konservasi jenis.

Pendekatan

kepentingan ekonami menjadikan hutan sebagai

suatu bisnis yang

sangat

rnenguntungkan

rnulai

dari produksi kayu bulat, ptoduksi

nun kayu, sarnpai kepada produksi

kayu

yang

ciibutuhkan aleh masyarakat.

Pendekatan sosia1 lebih dititik beratkan pada pemanfaatan hutan bagi kepentingan

masyarakat sekitar, yang pada kenyataannya sangat rnembutuhkan demi

kelangsungan hidupnya.

Fenarnena manfaat hutan tersebut sebenarnya teiah diketahui oleh

masyarakaf: sekitar kawasan hutan. Namun karma adanya

tekanan kerniskinan

(175)

ilegal

rnerupakan

jawaban sementara bagi masyarakat untuk mernprtahankan

fiidupnya.

Untuk mengurangi

tekanan

penduduk terhadap

hutan

telah

dilakukan

berbagai upaya oleh pemerintah dengan jalan mengikut sertakan

masyarakat

sekitar

untuk ikut serta memanfaatkan hutan sebagai surnber kehidupan rneraka,

Oleh sebab itu titik berat pembangunan kehutanan pada masa kini lebih

diarahkan pada pernanfaatan hutan sebesar-besarnya bagi

kernakmuran

rakyat dengan tetap menjaga kelestarian dan ketangsungan fungsi

hutan.

Hutan di wilayah RPW Jati,

Desa

Kemang yang termasuk dalam wilayah

BKPM

Ciranjang Selatan, Cianjur merupakan Rutan negara yaitu hutan yang

kepengurusannya dilakukan

oleh

negara

dalarn

haf irti adalah Perhutani. Masyarakat desa

Kemang

karena sempitnya lahan

telah

rnenggarap hutan di

sekitarnya secara turun

temurun

sehingga menyebabkan adanya kesulitan

pernerintah

dalam

hal ini Perhutani untuk melakukan pengelolaan dan

pernbangunan Rutan

secara

berkesinambungan. Kesulitan ini bertarnbah dengan adanya perambahan hutan yang diiakukan penduduk karma adanya kesulitan ekonami yang dialarni penduduk karma adanya krisis ekanorni. Penduduk belurn

memahami benar bahwa pemanfaatan lahan dengan benar disamping

rnenjaga

kelestarian hutan, juga akan bermanfaat langsung terhadap peningkatan

gerekonomian rnasyarakat.

Untuk,

mengatasi

kandisi di atas Perhutani telah berusaha untuk merubah pula pengelalaan

hutannya

ke dalam suatu perencanaan yang lebih bersifat Rolistik, yaitu lengkap, menyeluruh, terintegrasi, terpadu dan

rnencakup

semua aspek visi

dan misi dengan rnenyertakan rnasyarakat dan rnernperhatikan kepentingan

(176)

hutan bersama rnasyarakat (PHBM),

oteh

Perhutani pengelolaan tersebut dikenal

cjengan

Perhutanan

Sosial.

k u n t u n g a n

dari

sistem

ini adalah : fa) model

p~ngelolaannya

berdasar pada

partisipasi petani di sekitar kawasan hutan ; (b) ditinjau dari segi ekonorni sistern ini lebih menjanjikan keuntungan ; (c) pelaksanaannya dapat dilakukan pada kawasan

hutan

negara;

(d) dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan

model

gengelolaan seperti di atas secara sosiafogis petani atau masyarakat di sekitar

hutan akan merniliki rasa aman dari berbagai segi,

sehingga

diharapkan perambahan hutan akan berkurang dan kelestarian hutan akan tetap terjaga.

Sistern Perhutanan Sosial akan berhasil apabila terdapat

kerjasarna

yang baik antara masyarakat sekitar kawasan hutan dengan Perhutani, Masyarakat

akan

bersedia bekerjasama apabila

rnereka rnengetahui

bahwa keuntungan yang akan diperolehnya apabila mereka rnengikuti program

tersebut

dapat meningkatkan

penghidupan rneteka, sehingga masyarakat dapat rnembandingkan rnana hasil yang Iebih mengurttungkan merambah hutan atau mengikuti program.

Oleh karena itu pembentukan kelarngak-kelornpok tani yang beranggotakan

rnasyarakat

sekitar

desa hutan merupakan suatu keharusan. Dengan kelompok

diharapkan

irnbas

pernbelajaran dalam pengelolaan hutan diharapkan akan lebih mudah clilakukart. Kesepakatan yang clilakukan ada lah bahwa setiap

anggota

KTH akan rnernperoleh

lahan

garapan (petak-petak garapan) yang penentuannya

berdasarkan atas kesepakatan antara masyarakat dengan Perhutani.

Pembinaan keiornpok tani hutan rnerupakan suatu keniscayaan

karena

dengan

pernbirtaan yang benar akan terdapat kekuatan-kekuatan dalam kelompok
(177)

Penentuan

pala

tanam ditetapkan bersarna

antara kelompok

dengan

Perhutani yang tujuannya

adalah

mempersamakan persepsi antara masyarakat

yang tergabung dalarn kelornpok dengan Perhutani. Disini petani rnembuat ruang (spacing) yang cukup untuk

menanam

tanaman

gertanian,

buah-buahan

dan

juga tanaman kehutanan yaitu: jati dan mahoni. Sedangkan tanarnan non kehutanan yang dikernbangkan pada witayah ini adalah tanaman

pisang,

tanarnan

ini terutarna akan diambil daunnya.

Masyarakat desa Kemang rnemiliki kelornpok tani hutan yang anggatanya dipilih berdasarkan hamparan atau petak-petak dengan jurniah anggota tiap kelornpok berdasarkan kesegakatan antar anggota. Sejak th. 7 988 di

Desa

Kemang tela h dilakukan Program Perhutanan Sosial, kernudian th. 1995 program Pernbinaan Masyarakat Desa Hutan Terpadu. Pernilihan Desa Kemang ini berdasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain: Desa Kemang rnerupakan salah satu desa yang

memperoleh

program tDT, sudah dilaksanakan PMDEI, tidak terdapat konffik atas tanah, dan yang terpenting

adalah

bahwa ketergantungan penduduk terhadap

kawasan hutan sangat tinggi.

Tingkat

homogenitas

dari anggota kelornpok ini cukup tinggi,

hal

ini

dapat

dilihat dari pendidikan, mata psncaharian maupun kultur yang dianut. Dengan

tingkat

harnogenitas yang tinggi, pembinaan kelarnpok tani agar kelampok-kelornpak

tersebut dinamis rnerupakan suatu prioritas yang harus dilakukan,

aleh

sebab itu

Dinamika Kelampok menjadi salah satu variabel untuk tercapainya tujuan program,

Pengelolaan

hutan secara lestari harus memikirkan variabel sasiat sefain variabel fisik, karena variabel sosial saat ini makin rnenonjol kepentingannya megingat makin berkembangnya populasi rnanusia, padahal kawasan hutan relatif
(178)

seternpat, yaitu rnasyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang mernbntuk komunitas berdasarkan kesarnaan mata pencaharian yang

berkaitan dengan hutan, keterikatan terngat tinggal,

serta

pengaturan tata tertib kehidupan bersama.

Dinamika Kelornpak merupakan suatu kekuatan yang dirniiiki

oleh

kelampak yang akan menentukan perilaku kelompok dan aggota-anggotanya, oleh

karma

banyak

disadari

bahwa ciri khas rnasyarakat

desa

adafah

lemahnya perkembangan

pelembagaan.

Dengan

dinamisnya suatu kelompok diharapkan terjadinya perubahnn perilaku anggota kelornpok yang pada gilirannya akan merubah pula pikir

masyarakat dalam pernanfaatan

hutan.

Kelornpok yang kornpak rnernitiki daya

lekat

tinggi yang akan mendorong keaktifan anggota pada kelompoknya.

Partisipasi rnasyarakat daiam pengelotaan hutan rnerupakan ha1 yang tidak dapat dihindari,

karena

tidak ada sedikitpun bagian kawasan hutan yang bebas dari

kepentingan hidup masyarakat, Pengelolaan hutan dituntut untuk memenuhi azas

iceaditan, yaitu Rutan harus rnenjadi surnber daya bagi masyarakat seternpat dan

harm

dagat memberikan kantribusi bagi peningkatan icernarnpuan ekanami rakyat. Program Perhutanan Sosial dapat dilihat dari dua sisi, yaitu Perhutani clan rnasyarakat. Keberhasilan program dari sisi masyarakat iahan kawasan hutan

adalah

peningkatan kehidupan masyarakat &lam bidang ekortarni tanpa merubah

fungsi hutan sedang dari segi pemerintah sebagai upaya untuk rnernpertahankan

eksistensi hutan dan fungsi hutan melalui penclayagurtaan gotensi partisigasi

masyarakat setempat. Dari sisi gandang tersebut ke dua belah pihak harus dapat memahami

dan

mernaklumi kebutuhan, peran, dan tanggung jawab satu sarna lain
(179)

Pernerintah

dalarn

hal ini Perhutani harus mengenafi sebaran masyarakat

melalui

kegiatan invenfarisasi dan identifikasi masyarakat setempat melalui kelornpak-kelompak tani hutan,

oleh

sebab itu pembinaan kelornpok rnerupakan

prioritas yang harus ditangani, Pembinaan

in!

&gat

dilakukan

dengan

berbagai cara

salah satunya adalah dengan penyuluhan. Dengan kegiatan penyuluhan diharapkan

masyarakat dan keluarganya

tahu,

mau

clan

mampu memecahkan rnasalahnya

dalam

rangka

peningkatan pendapatan dalam

usahatani

clan

peningkatan

kesejahteraan hidupnya. Selain itu

bantuan

infarrnasi yang akurat akan lebih

rneningkatkan kernandirian petani,

Sedangkan masyarakat setempat yang dalam ha1 ini terkonsentrasi dalam kelompok-kelarnpak Rarus dapat melakukan gengeloiaan hutan

secara

utuh rnulai

dari pemanfaatan, rehabilitasi, sampai pada pertindungan hutan. Partisipasi tersebut

tidak berdasarkan pada motivasi untuk kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan

bersama.

Mengacu pada pembinaan kelornpok tani hutan yang telah dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat, maka rnenarik untuk dikaji Iebih lanjut adafah bagaimanakah keragaan suatu

keiarnpak

yang dinamis sehingga dapat merubah

perilaku anggatanya ?

Perubahan

perilaku yang bagaimanakah agar kelornpak

tersebut dapat rneningkat produktivitasnya sehingga

kesejahteraan

petani hutan

akan rneningkat?

Bertolak

dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan

rnengambil kasus di Desa Kernang

RPH

Jati Kabupaten Cianjur.

Perurnusan Masalah Penelitian

Berclasarkan latar belakang di atas permasalahan yang tirnbul dari penelitian

(180)

1. Bagaimanakah keragaan suatu kelornpok yang dinamis ?

2, Bagaimanakah suatu kelampok yang dirtamis dapat merubah perilaku anggota ?

3.

Bagaimanakah

perubahan perilaku tersebut dapat rneningkatkan

produktivitas anggota kelompak ?

Tujuan Penelitian

Secara urnurn tujuan penelitian adalah untuk melihat sampai seberapa jauh

Dinamika Kelornpak dapat merubah perilaku anggota kelompok tani

hutan

sehingga dapat rneningkatkan produkttivitasnya,

Secara rinci tujuan penelitian adalah untuk rnenggali sarnpai seberapa jauh :

1. Keragaan Dinamika Kelompok.

2. Dinamika Kelompok dapat merubah perilaku anggota.

3. Perubahan perilaku dapat rneningkatkan produktivitas anggota kelarnpok.

Manfaat Penef itian

1.

Dari

sudut akadernis : Diharapkan mernberikan

sumbangan

perbendaharaan tentang teari Dinamika Kelompok.

2. Dari sudut implikasi praktis, diharapkan

berguna

bagi :

a. Perhutani: Sebagai pertimbangan kebijakan cialam penentuan model

PHBM yang saling rnenguntungkan.

b. Masyarakat: Acuan daiam proses pembelajaran

pelaksanaan

PHBM
(181)

TXNJAUAN PUSTAKA

Dinamika

Kelompok

Di dalarn setiap sistem sasial selalu terdapat keinginan dari masing-masing

indiviclu untuk

rnenyatu

baik berdasarkan keirtginan bersama,

keyakinan

yang

sarna,

tujuan yang sarna,

asal

usul yang

sama

dan sebagainya. Hal ini rnerupakan suatu keinginan yang wajar karena dalam diri rnanusia sebagai rnakhluk sosial seialu mempunyai keinginan

untuk

berkurnpul atau berkelomgok. Kelornpok

adalah

dua atau lebih orang yang berhimpun atas dasar adanya kesamaan, berinteraksi rnalalui pofalstruktur tertentu guna mencapai tujuan bersama

dalarn

kurun waktu yang relatif

panjang (Saedijanto 2001 j. Menurut lver dan

Page

(1 961) mengernukakan,

kelornpak

adalah

himpunan atau

kesatuart

rnanusia

yang hidup

bersama

sehingga

terdapat

hubungan timbal balik dan saling rnerngengaruhi

serta

rnemiliki kesadaran

untuk saling tolong menolong (Mardikanto 1992). Dari definisi tersebut jelas bahwa kelarnpok merupakan kurnpulan orang yang memiliki tujuan, sedang kurnpulan orang yang tidak rnerniliki tujuan tidak dapat disebut sebagai kelornpok. Seperti

disebutkan oleh Tomosoa(diacu dalarn Mardikanta 1992) bahwa ciri

terpenting

cialam kelornpok

adalah

rnerniiiki kepentingan bersarna

dan

tujuan

bersarna.

Sedangkan

menurut

CarWright dan Zander, 1968 fcliacu dalarn

Syarnsu

1991)

kelarnpok aclalah: kurnpulan individu yang

mempunyai

hubungan satu dengan yang lain yang rnernbuat mereka saling tergantung dalarn beberapa tingkatan yang siginifikan.

Dari beberapa definisi tadi tampak bahwa suatu kelarnpok akan terbentuk

karena

adanya hubungan antar individu yang saling mernpengaruhi sehingga
(182)

Seperti juga dikatakan

oleh

M Harari (rliacu datam Gibson 1997) bahwa kelompok merupakan suatu sist~rn

yang

terorganisasi yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang

saling

berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut rnelakukan

fungsi tertentu, mempunyai serangkaian norma yang

rnengatur

fungsi kelarnpok

clan

tiap-tiap anggatanya.

Kelarnpok-keiampak dalam sistem sosiai tersebut tidak statis

tetapi

dirtamis atau bergerak, hidup, aktif dalam mencapai tujuan yang teiah

ditentukan.

Pergerakan kekuatan yang ada dalam kelompok itulah yang disebut Dinamika

Kelornpok. Dinamika Kelomgok diartikan

sebagai

suatu studi yang rnenganatisis

berbagai

kekuatan

yang rnenentukan perilaitu anggota dan perilaku kelompok yang

menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelornpok untuk mencapai tujuan krsarna yang telah ditetapkan

(Syamsu,

dkk 1991). Sedangkan menurut Jetkins

(1950) Dinarnika Kslarnpok merupakan kajian terhadap kekuatan-kekuatan yang

terdapai di dalam rnaupun dilingkungan kelompok yang akan menentukan perilaku

anggota kelarnpok dan perilaku kefampak yang

bersangkutan,

untuk

bertindak atau

melaksanakan kegiatan-kegiatan demi

tercapainya

tujuan bersarna yang rnerupakan

tujuan kelampok tersebut (Mardikanto 1992). Oinamika Kelornpok akan

rnencakup

faktor-faktor yang rnenyebabkan suatu kelampok hidug, bergerak, aktif dan efektif

dalam mencapai tujuannya.

Ciri

khas

rnasyarakat desa adalah temahrtya kelembagaan, aleh sebab itu

pembentukan kelornpok dalam rangka pelaksanaan program merupakan salah satu

alternatif untuk keberhasifan program, Disarnging itu pembentukan kelompok akan

rnernudahkan anggota tahu,mau, dan akhirnya bersedia melakukan ketentuan yang

(183)

Seperti

hafnya

dalam

pem bentukan

Kelomgak

Tani Hutan (KTH), kelarnpok ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi

yang positif terhadap pelestarian Rutan,

pemanfaatan hutan dan peningkatan produktivitas petani hutan dalam hubungannya

dengan pendapatan rnaupun peningkatan variasi tartaman. Di desa Kernang, masyarakat desa hutan yang tergabung dalarn kelornpok

tani

hutan

memiliki kemungkinan untuk mengusahakan lahan andil rnereka dengan rnelakukan diversivikasi tanaman guna rneningkatkan

pendapatannya. Beberapa

penelitian terbukti bahwa petani yang rnemiiilki iahan andil rnendapatkan keuntungan

ganda

yaitu rnernperoleh pendapatan dari lahan rnilik dan !ahan

andil

yang ciapat rnereka

tanarni dengan sistim turnpang sari.

Dengan Dinarnika yang dirniliki oleh masing-masing kelornpok sebenarnya

kelompok-kelorngok tersebut dagat

dirnanfaatkan

untuk melakukan penyebaran

informasi positif

langsung

pada sasarannya yaitu masyarakat, lnforrnasi dapat rnerupakan suatu pembaharuan atau program yang tujuannya rneningkatkan

kesejahteraan

masyarakat.

Tanpa

mernperhatikan kelornpok-kelornpok masyarakat yang ada niscaya program

pemerintah

atau pembaharuan yang dilakukan tidak akan

mencapai tujuan

seperti

yang telah ditetagkan.

Menurut

Soedijanto (1981) dari peneiitian

yang

telah dilakukan

aleh

kberapa

penefiti terbukti bahwa kelompok dapat

mempengaruhi

secara

nyata

terhadap pembentukan sikag, nilai dan perilaku yang diharapkan gada diri anggotanya. Menurut penelitian Syar~fudin (1999) dalam penelitian tentang Dinamika Kelornpak pada Program IDT terbukti bahwa kelarnpok yang dinamis akan

rnernberikan kesernpatan kepada anggotanya untuk berpartisipasi.

(184)

berbeda-beda

tergantung

kepada pernimpinnya. Artinyst kalau ada pefgantian pernirnpin dari sebuah

kelornpak

maka akan

membuat

keagresifan rnanusia

anggota

kelornpak tersebut berubah, demikian pula sebaliknya apabila seorang individu

dipindahkan dari satu kelampok

ke

kelompok lainnya, maka tingkah lakunya akan

berubah sesuai dengan suasana kefompok.

Anatisis terhadap Dinamika Kelampok dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu : (a) pendekatan sosiologis

clan

(b) pendekatan psikasosiai

(Margono 2001). Pendekatan Sosiologis lebih rnengacu pada analisis terhadap

bagian-bagian atau komponen kelampak dan analisis terhadap

proses

sistem sosial

tersebut. Sedangkan pendekatan psikososial lebih menekankan pada fa ktor-faktor yang mernpengaruhi Dinarnika Kelompok itu sendiri (Mardikanto 1992).

Anatisis Dinamika

Kelornpok

menurut pendekatan psikososial adalah: (a) Tujuan kelampok (Group goals), (b)

Struktur

kelompok (Group structure), jc) Fungsi tugas (Task

function),

(d) Pernbinaan

dan

pengembangan kelornpok

(Group

buiIding and meintanance), (e) Kekompakan kelompok (Group cohesiveness), (f)

Suasana

kelompak

(Group

atmosphere), (g) Ketegangan kelornpok ( Graup

pressure),

(h) Efektivitas kelornpok (Group evectiveness), (1) Maksud terselubung (Hidden agenda).

Tujuan kelampak, yaitu

bagaimana

tujuan kelompok ini akan mernpengaruhi Dinamika Kelornpok, apakah tujuan ini sesuai dengan tujuan anggota, fomal atau
(185)

peran, wewenang, kewajiban setiap anggota sehingga pelaksanaan kegiatan tidak

dapat

berlangsunng

secara

efektif.

Fungsi tugas merupakan fungsi yang berorientasi

pada

tujuan kelornpak, yang meliguti:(a) kepuasan karena dapat rnencapai tujuan kelompok, (b)

rnencari

informasi

dan

gagasan yang diperlukan kelompok, (c) adanya koordinasi untuk

mencapai kesepakatan bersama, fd) inisiasi atau motivasi

untuk

suatu

kegiatan

nyata,

(e) diseminasi merupakan peyebaran ide atau

gagasan

agar seluruh

angda

mengetahui dan terlibat, (f) kiarifikasi merupakan kemampuan rnenjelaskan semua

persoalan

agar dirnengerti oieh seluruh angota kelamgok.

Pembinaan dan

pengembangan

kelampok mengacu pada usaha rnenjaga

kelornpok tetap hidup

clan

berorientasi pada bertahan hidug. Hal tersebut

menurut

Margono

(2001) dapat dilakukan dengan: (a) partisipasi dari seluruh anggota, (b)

penyediaan

fasilitas yang rnernadai,

(c)

adanya aktivitas yang menandakan bahwa kelorngok tersebut tetap hidug, (d) koordinasi yang akan menghindarkan konflik bagi

angguta kelompok, (e) kornunikasi baik vertikal rnaupun horizontal dengan tidak

terdapatnya noise

akan

rnernudahkan pernbinaan dan pengembangan kelampok, (f)

penentuan standar atau norma rnerupakan alat kontrof yang arnpuh dalam

pengembangan

dan

pernbinaan anggota kelompok, (g) sosialisasi, kemarnpuan mensosialisasikan hal-hal baru rnerupakan dotongan untuk timbulnya hubungan

yang harmonis antar anggota kelornpok, (hf kemarnpuan rnendapatkan angguta

baru akan rnenambah

kekuatan

bagi kelornpok.

kkornpakan kelornpok merupakan daya

lekat

yang rnenjadi modal

dasar

bagi kebrhasilan suatu kelompok. Menurut Margano (2001) terdapat tujuh faktor

yang mernpengaruhi kekompakan kelompok, yaitu: (a) kepemirnpinan, (b) rasa

(186)

nilai spirituai, nilai ekanomi dan nilai-nilai lain yang dimiliki anggota kelompak, (d)

integrasi, merupakan keterpaduan diantara anggoto kelompok, (e) hamogenitas,

kesamaan

dan

kebersamaan

yang dimiliki anggota kelompok akan rnernudahkan dinamika suatu kelornpok, (f) kerja sama yang erat antar anggota iebih

rnernudahkan

kelornpok rnencapai tujuannya, (g)

besarnya

kelampok, kelompak yang terlalu besar akan lebih sulit rnenggalang kekampakan clibandingkan dengan kelarngok yang lebih

kecil

.

Suasana

kelornpok

adalah

keadaan moral sikap da'n perasaan seprti

bersemangat

atau apatis yang umumnya

ada

&lam

suatu kelompok

fMargana

2001). Kelompak yang

menyenangkan

adalah kelompok yang rnerniliki suasana srkrab, masing-masing anggata rnerasa

menjacfi

bagian dari ketompak

tersebut.

Adapun faktor-faktor yang rnempengaruhi suasana kefornpok

menurut

Margono 2001 adalah : (a) ketegangan kelompok yaitu rnerupakan darongan bagi kelampok

untuk berbuat sesuatu demi tecapainya tujuan keiompok ; (b) persahabatan antar anggota akan rnenimbulkan ssmangat pada diri masing-masing anggota

untuk

rnencapai tujuan kelompok ; (c) terhindar dari konflik, dengan persahabatan

yang

erat

kemungkinan

terjadinya konffik antar anggota akan dapat dihindari karena anggata kelampok akan menghargai, mengharmati hak masing-masing anggota ; (d)

permisif,

dengan

keleluasaan yang diberikan kepada anggota suasana kelompak akan lebih baik ; (e) lingkungan fisik, lingkungan ini dapat rnenimbulkan suasana yang baik tetapi dapat juga rnenimbulkan suasana yang kurang rnenyenangkan ; (f)

gaya kepemirnpinan yang demakratis akan lebih disenangi daripada gaya

kepernimpinan otariter.

(187)

mencapai keberhasilan

sesuai

dengan tujuan kelornpok.

Semakin

berhasil suatu kelompak

maka

anggota akan memiliki kebanggaan terhadap kelompaknya.

Keefektifan

kelompok dapat dilihat dari tiga segi, yaitu : (a) pencapaian hasil

oleh kelornpok ; (b) mural kelarnpok yang rnenagakan tefleksi dari

semangat

dan

kesungguhan anggota kelornpok terhadap kelampoknya, sehingga akan

rnemudahkan

kelornpok tersabut mencapai tujuannya ; (c) keberhasilan

anggota,

anggata

akan

Iebih bahagia berasosiasi dengan kelompoknya

agabita

rnereka merasa

dengan

berkelompok akan lebih mudah mencapai

hasil

seperti yang

diinginkan.

Maksud terselubung, merupakan

rnaksud

yang sebenarnya yang diinginkan oleh

anggata

tetapi tidak, dikemukakan

&lam

bentuk

tulisan atau gembicaraan antar

anggota, walaupun sebenarnya maksud

tersebut

ada.

Analisa

Dinarnika Kelompok berdasarkan pendekatan sosiologis yaitu

rnemandang kelornpok sebagai suatu sistern sosial, menurut Margono (2001) unsur- unsurnya

adalah

: (1)Tujuan (GoaL), (2) Keyakinan

(Beljefs),

(3) Sentimen (Sentiments), (4) Norma (Norms), (5) Sanksi

(Sanctjon) (6)

Peranan kedudukan

(Status rubs), (7) KewenanganlUekuasaan (Autbority/Power), (8)

Jenjang

sosial

(Social rank), (9) Fasititas (Faciiify) , (1 0)

Tekanan

dan

Ketegangan

(Stress and Strain). ldeainya suatu

kelompok

harus

memiliki kesepuluh unsur tersebut, masing- masing unsur akan berpengaruh pada interaksi anggota dalam kelompak, juga

akan

berpengaruh pada

perilaku

individu dan perilaku kelompak.
(188)
(189)

rnemiliki kekuatan,

rnampu

mengikat peritaku anggota kelornpok sehingga setiap

anggota harus mengikuti norma yang telah ditetapkan. Anggata yang rnenyimpang dari norma akan rnendapatkan hukuman,

sedangkan

angguta

yang berperilaku

sesuai dengan narma yang

telah

ditetapkan akan mernperoleh penghargaan.

Sanksi (Sanction) dapat berupa hukuman dapat pula berupa

penghargaan.

Sanksi beruga hukuman akan diberikan apabila anggota kelornpok tersebut melanggar aturan yang telah ditetagkan bersama. Sedangkan penghargaan

akan

diberikan pada anggota yang rnentaati aturan kelompok yang telah ditetapkan. Sanksi rnerupakan salah satu shock ferapy yang diberikan pada anggota agar

anggota dalarn kelompok saling menghormati apa yang

telsh

diputuskan

bersama.

Peranan kedudukan (Status rote), merupakan sesuatu yang

harus

dilakukan oleh anggota sesuai dengan kedudukannya. Setiap anggata dalarn suatu kelarnpok

pasti memiliki status

yang

telah ditentukan. Pada status ini

melekat

suatu peran yang harus dijalankannya, karena dengan adanya pernbagian tugas dan status peranan &lam suatu kelornpok akan

mernudahkan

masing-masing anggota kefornpok berinteraksi dengan harmanis dan rnenghindarkan konflik.

Kewenangan

atau kekuasaan (Authority) menunjuk pada

kapasitas

seseorang terhadap anggota kelompoknya. Seseorang yang merniliki kekuasaan

biasanya rnerniiiki kewenangan dan

kernampuan

untuk rnernpengaruhi para anggota

kelompaknya. Kewenangan menunjuk pada kebolehan untuk rnelakukart kantral

atau rnengendalikan orang lain, mengam bil keputusan kelampok yang berpengaruh pada kelompoknya. Kelornpok di sekitar desa

hutan,

pemimgin biasanya ditunjuk

orang yang paling memiliki pengaruh baik

secara

vertikal rnaugun horisontal, tanpa
(190)

merupakan suatu kebiasaan penduduk desa

untuk

rnenghormati

orang

yang

merniliW

kernarnpuan

diatas

penduduk

lainnya,

Jenjang

sasial

(Social rank), disebut juga pelapisan sosial. Menurut Lamis

dan

Loomis (1961) (diacu

&lam

Mardikanta 1992) adalah jenjang atau pelapisan anggota kelornpok yang menunjukan perbedaan nilai atau

prestise

tertentu

yang

akan

mernbedakan

genghargaan,

kehormatan, dan hak /

wewenang

anggata-

anggotanya, Adanya jenjang sosial menjadikan masing-masing anggota kelompok barusaha untuk rnenduduki jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya,

sehingga

sebenarnya jenjang sosial ini dapat merupakan dorongan bagi anggota dari suatu kelompok.

Dalarn

Ketompok Tani Hutan jenjang sosiai ini

hampir

tidak dijumpai

karena masing-masing anggota kelompok rnerasa memiliki

kesarnaan

dalilrn kehidupannya.

Fasilitas (Facility) merupakan sarana bagi ketompak

tersebut

untuk

mencapai

tujuannya, yang akan tersedia pada saat dibutuhkan. Tekanan dan Ketagangan

(Stress

and

Strain) beranggapan bahwa karena anggata kelampok merupakan kurnpulan orang

yang

rnerniliki

berbagai macam perbedaan maka tekanan

dan

ketegangan ini yang ada baik yang berasal dari clalam rnaupun dari luar kelornpok

harus dapat rnemperkokah

persatuan

dan kesatuan antar sesama

anggata

kelampak.

Dari

kedua

pendekatan tersebut, yaitu pendekatan psika sosial

dan

pendekatan sasioiogis, dipifih pendekatan psiko sosial karena

pnclekatan

ini

lebih

menitik bratkan penggambaran Dinarnika Kelompak ditinjau dari faktor-faktor yang

rnernbentuknya. Hal ini

erat

kaitannya dengan program Perhutanan Sasial yang

fukus pelaksanaannya adalah masyarakat, dimana

hanya

masyarakat yang telah
(191)

ini akan

dapat: dilihat

faktor-faktor apasajakah yang membentuk kedinamisan

Kelompok

Tani Hutan tersebut.

Kelampok Tani

Hutan

Pembentukan ketornpak pada masyarakat yang

tinggal

di sekitar desa hutan

rnerupakan

upaya untuk rnewujudkan keberhasilan

pelaksanaan

pengelolaan hutan

bersarna masyarakat. Dengan

adanya

pembinaan terhadap Uelornpok Tani

Hutan,

diharapkan terjadinya karnunikasi dua

arah

antara pihak

pesanggem

dengan pihak Perhutani.

Kelampak

yang dibentuk tersebut dapat merupakan sarana rnasyarakat desa

hutan

rnenyarnpaikan aspirasi dan atau

menerima

informasi dari pihak Perhutani,

sehingga hubungan antara keduanya diharapkan terjalin dengan baik. Selain itu

kelomgok dapat berfungsi

sebagai

wadah

ksrjasama

antar pesanggem, dalam hal ini

adalah

: modal,

tenaga

keja, dan informasi serta lebih efektif rnelaitukan

kantrol

sasial (Wong 1979 dalam Suharjito 1994).

?em bentukan KTH ini tidak terlepas dari

tujuan

utama pem

bangunan

pedesaan secara holistik yaitu

terjdinya

pertumbuhan ekonomi, pemerataan

dan

kesejahteraan sehingga antara masyarakat

dengan

kefernbagaan

merupakan

rnitra

yang sejajar dan

saling

merniliki ketergantungan (interdependence) satu sama

lain.

Kelampak Tani Hutan dengan Perhutani merniliki kedudukan setara bukan

sebagai subordinat antara pekerja

clan

majajikan. Masing-masing akan mencari cara yang paling tepat untuk melakukan kerjasama yang menguntungkart

kedua

belah

pihak. Kedudukan yang setara ini juga terjadi dalam menentukan pilihan, arah dan

(192)

Pertirnbangan pengambilan keputusan dalarn setiap

kegiatan

ditakukan rnelalui musyawarah dan mufakat antar kelomgok dan gihak Perhutani.

Suatu

kelompak

yang

dinamis akan mudah melakukan kerjasama dengan

pihak Perhutani atau dengan pihak, manapun. Dengan demikian diharapkan partisipasi anggota kelampok

dalarn

pengelolaan hutan akan terjadi karena adanya

kesadaran

masing-masing anggota tentang pentingnya hutan yang testari.

Disamping itu peranan pemimpin kelompak maupun pemimpin informal lain diduga berpengaruh terhadap Dinamika Kelompok pada masyarakat desa hutan.

Dengan

dinamisnya suatu kelornpak diharapkan terjadinya

kernandirian

anggota

dalarn segala bidang, terutama kemandirian

daiarn

bidang ekonomi yang pada akhirnya akan

rneningkatkan

produktivitas

hasil

usaha anggota kelornpok.

Menurut Pierce Cofer, 3999 (diacu

dalarn

Mulyana 2001) terdapat empat dirnensi manusia dalarn

pernbentukan

kelarnpok yang terkait dalarn pengefolaan hutan

lestari.

Ke empat

dirnensi

tersebut dapat

diterima

untuk melakukan penanaman di atas lahan hutan yang rusak dengan asurnsi bahwa ke empat-

ernpatnya harus dilakukan

dengan

berkesinarnbungan dan bersinergi satu dengan yang fain. Adapun ke empat

dirnensi

tersebut adatah, kedekatan rnasyarakat yang bersangkutan dengan hutan, hak-hak yang sudah ada, ketergantungan terhadap

hutan dan pengetahuan yang mendalam tentang patensi lokal yang ada. Selain

kritsria tersebut anggota suatu kelornpak harus memiliki keariifan terhadap

pelestarian hutan.

Ket~ka seorang petani hutan rnerniliki kearifan terhadap fungsi hutan baik ditinjau dari segi

ekatagi,

ekonomi rnaupun

sosial

maka dia akan menjaga

kelestarian

hutan

dengan

segenap jiwanya.
(193)

secara transfurmatif dimulai dari pemberian

ruang

gerak bagi kelembagaan yang asti untuk mernbentuk mekanisme yang

tepat dalam

menggerakkan potensi dan

energi

yang

dimiliki masyarakat.

Perhutanan Sosial

Pengertian Perhutanan

Sosial

Pernbangunan kehutanan diarahkan

sebesar-besarnya

untuk kernakmuran rakyat dengan tetap rneiljaga kelestarian

dan

kelangsungan fungsi hutan. Pendekatan gembangunan kehutanan sebelurn dekade 7980 masih rnenitik beratkan pada a s p k groduksi

kayu,

pengamanan hutan

dan

penyelamatan

hutan

belurn rnernpertimbangkan aspek kebutuhan masyarakat. Kandisi ini pada

masa

sekarang sudah mulai

berubah,

yaitu pernbangunan kehutanan lebih

memperhatikan

aspek surnberdaya

manusia

terutama rnasyarakat desa hutan, agar mereka dapat

berpartisipasi aktif

&lam

pembangunan kehutanan.

Berdasarkan

pada kenyataan di atas

Perum

Perhutani

rnengernbangkan

program pernbangunan hutan dengan mengikutsertakan masyarakat. Program ini telah clilaksanakan sejak th. 3970 melalui program

Prosperity

Approach, yaitu

program pernbangunan kehutanan yang berorientasi pada

kesejahtetaan

masyarakat desa hutan sekaligus tetap

rnenjaga

kefestarian dan lingkungan sekitar

kawasan hutan. Setelah dilakukan evaluasi, pada tahun 1985 Perhutani menerapitan Program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) yang

berorientasi pada peningkatan pendapatan, peningkatan

g ~ r t u m b u h a n

ekonomi,

peningkatan standar hidup maupun prurnasi pekerjaan,

Program

PMDH

ini diperkenalkan pada masyarakat dengan nama
(194)

sum berdaya hutan,

tana

h dan air termasu k

pengem bangart

perhatian terhadap

rnasyarakat

desa. Adapun obyek kegiatan ini meliputi daerah di dalarn kawasan hutan dan di luar

kawasan

hutan.

Kegiatan

ini dilakukan

sejak

pekerjaan

penanaman, eksploitasi sarngai

perneliharaan

hutan. Strategi yang dilakukan dalam sistern ini adatah tehnik agroforesfry dan tehnik pernbinaan Kelampok Tani Hutan.

Sistem Agroforesfry rnerupakan suatu sistern yang rnengandung

pengusahaan

ganda.

Kegiatan-kegiatan praduksi kehutanan

ini

krsifat kornplek

dipandang dari sudut fisik, sosial maupun ekonomi, sehingga pendekatan terhadap analisis sistern sangat diperlukan. Kecermatan

untuk

memahami banyak

aspek

yang saling berhubungan, interaksi antar faktor sangat bergengaruh terhadap keberhasilan program. Gangguan terhadap salah satu sistern akan

mempengaruhi

satu bagian dari keseluruhan sistern tersebut (Lahjie 2000).

Menurut

rumusan FR

Nair

(diacu dalam Prosiding Workshop,

?999)

agrofaresfry

rnerupakan suatu bentuk tataguna lahan,

dimana

pada lahan yang sama dilakukan pola integrasi penanaman antara

pohon

dan tanaman pertanian atau hijauan

rnakanan

temak, agar dihasilkan produksi yang lebih tinggi. Sistem ini secara ekonamis menguntungkan dan clapat rnernberikan peningkatan kesejahteraan yang lebih

baik

pada penduduk pedesaan.

Sistem juga hrsifat lokai karena harus cocok dengan kondisi ekalogi dan sosial ekonomi setempat (Prosiding

Work Shop q999).

Dari beberapa pengertian di atas

jelas

bahwa

agrufaresfrj

merupaksln suatu bentuk pernbangunan kehutanan yang berorientasi pada rnasyarakat.

Seiain

dengan

pengembangan sistern agroforesfrj, pengembangan program Perhutanan Sosial ini

(195)

Kelompok

Tani memiliki peranan penting dalam program Perhutanan

Sosial

karena seiain adanya kontrak antara Perhutani dengan petani dalarn gerneliharaan hutan, keberadaan KTH juga berfungsi rnenjembatani antara keinginan Perhutani dan keinginan petani penggarap. Penyampaian inforrnasi, penyediaan bibit, maupun cara

penanaman

dan perneliharaan akan mudah disarnpaikan oleh Perhutani rnelalui KTH.

Pernbinaan KTH ssecara intensif akan meningkatkan kernarnpuan KTH dan dinarnika dari Kelornpok Tani Hutan

tersebut.

Di Desa Kernang KTH yang rnernperoleh pembinaan baik

oleh

pendamping

maupun

penyuluh dengan intensitas yang tinggi

ternyata

lebih dinamis dan rnerniliki tingkat keberhasilan menanam lebih baik dibandingkan

dengan

Kelornpok Tani Hutan yang sama sekali tidak

pernah

memperoieh pem binaan dari

penyuluh,

pendamping maupun

mandor.

Program Perhutanan Sosiat

rnernerfukan

sistern pengelolaan hutan yang

disesuaikan

dengan

kandisi sosial ekonomi masyarakat seterngat. Terdapat empat tugas yang harus dilakukan sebelum rnenyusun pola

perhutanan sosial,

yaitu: (1) rnengidentifikasi kondisi sasial ekanomi masyarakat setempat, ( 2 ) mernilih suatu perencanaan rnanejernen produksi

dan

rencana

pedesaan,

(3) rnenentukan peraturan-peraturan yang

diperlukan,

(4) mengidentifikasi kondisi yang

akan

(196)

Pelam bagaan Perhutanan

Sosial

Lem

baga

rnasyarakat

menurut Koentjaraningrat (Soekanto 1990)

disebut

juga

pranata

sosial yang rnenunjuk pada suatu sistem tata

kelakuan

dan

hubungan

yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kornpleks-kampleks

kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Leogold

von

Wiese (diacu

dalam

Soekanta 1990) mengatakan bahwa lembaga kemasyarakatan diartikan

sebagai

suatu jaringan

proses-proses

hubungan antar manusia dan

antar

kelampak rnanusia yang berfungsi untuk mernelihara Rubungan-hub

Gambar

Tabel 1. Peruntukkan LaRan di Desa Kemang
Tabel 2. Penduduk Menurut Golongan Urnur dan Jenjs Kelamin
Tabel 3. Produksi Andatan Desa Kemang
Tabel 4. Persepsi Anggota Ketornpok tentang Karakteristik Eksternal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden dan pengungkapan corporate social responsibility

Kami akan membuat website dengan tampilan yang dinamis, mobile friendly dan loading ringan tanpa iklan sehingga mudah diakses dan tidak mengganggu

Berdasarkan angka signifikan pada hasil analisis yaitu signifikan 0.142 lebih besar dari standar error maka hipotesis keempat yaitu korelasi antara DFL dan DPS

Kami bersyukur bahwa tahun ini, Perusahaan mampu membukukan penjualan regular di Bintaro Jaya sebesar Rp 692 milyar di tahun 2010, meningkat 63% dari Rp 424 milyar

Jadi pembatalan atas suatu perjanjian dapat dimintakan jika tidak telah terjadi kesepakatan bebas dari para pihak yang membuat perjanjian, baik karena telah terjadi

Hasil pengujian perbedaan kepatuhan pajak antar sel pada matriks ekperimen juga menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kepatuhan partisipan yang tidak

5 Saya merasa, hubungan antara bawahan dengan atasan dapat meningkatkan lingkungan kerja yang lebih baik. 6 Saya dapat berhubungan baik dengan sesama rekan kerja saya

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas dapat dimaklumi bahwa penyusunan strategi dan kebijakan perdagangan bebas perlu disertai pemahaman atas potensi