ANALISIS TUMBUR KEMBANG
ANAK
USM
DI BAWAH
DIJA
TAHUN
(BADUTA)
PADA
PROGRAM JARING
PENGAMAN
SOSIAL
BIDANG
KESEHATAN
(JPS-BK)
OLEH :
- , 1 ."
.
,.-
D M
KMSNATUTI
SEKOLAH
PASCASARJANA
ABSTRAK
DIAH KRTSNATUTI. Analisis Tumbuh Kernbang Anak Usia di Bawah Dua Tahun
(Baduta) pada Program Jaring Pengaman Sosiai Bidang Kesehatan (JPS-BK). Di
Bawah Bimbingan : HIDAYAT SYARIEF (KETUA),
SOEKLRMAN
(ANGWTA), HARDINSYAH, (ANGGOTA), ASEP SAEFUDDIN
(ANG W T A )
Sehubungan dengan pelaksanaan program JPS-B K yang telah berlangsung selama 3 tahun, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan tujuan : ( 1 ) Membandingkan cara perawatan kehamilan, penalinan dan cara perawatan anak baduta peserta JPS-BK dengan Non JPS-BK; (2) Membandingkan hasiI kehamih
peserta JPS-BK dengan Non JPS-BK dan menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan hasiI kehamilan; (3) Membandingkan pertumbuhan anak baduta peserta J P S B K dm Non JPS-BK dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perturnbuhan anak baduta; h n (4) Membandingkan perkembangan anak baduta peserta JPS-BK dan Non P S - B K dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perkernbangan an& baduta
Penel i tian ini merupakan cross sectional sluu'y yang membandingkan dua keIompok. Kelompok I adaIah ibu menyusui yang kehamilannya berlangsung antara
bulan Oktober 1998 (dimulainya Program JPS-BK) hingga akhir tahun 2000 berasal dari keluarga miskin dan menerima bantuan PS-BK (kelompok sasaran JPS-BK). Sedangkan kelompok I1 adalah i bu menyusui yang rnempunyai karakteri ti k sosial ekonomi yang hampir sarna dengan kelompok I, tetapi tidak menerima bantuan JPS-
BK dan berasaI dari keluarga nyaris miskin (keIompok Non JPS-BK sebagai kelompok kontrol). Jumlah kelompok ini sangat sedikit dan sulit ditemui.
Peneli tian ini di lakuican bersama-sama dengan penelitian Impact ofJPS Basic Heulrh Cure on 7he Heu/fk Status of Poor Communities (Dampk Pelayanan 3PS-BK terhadap Status Kesehatan Keluarga Miskin) yang dilakukan oleb Center j i ~ r /?egionul Resource Ilevelopmerrt and C;.lmmunrly Ernpowermen f (Crescenr)
beke j asarna dengan Bappenas pada fahun 2000/2(10 I . DiIakukan pa& bulan Maret
hingga April: 200 1 di Propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Sukaharjo, Purworejo,dan dan Kebumen) dan Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Sumbawa dan Lombok Timur). Penetapan lokasi propinsi tersebut didasarkan pada pertimbangan besarnya alokasi dana JPS-BK yang diperoleh, dimana Jateng termasuk salah satu propinsi yang memperoleh alokasi dana c h p ksar, sedangkan NTB tergolong sedang.
Contoh dalarn penelitian ini addah ibu yang saat penelitian cfilakukan berstatus menyusui anak baduta. Kerangka contoh dibuat berdasarkan data ibu hamil periode Oktober 1 998-akhrr 2000 pa& setiap puskesmas terpilih. Kemudian secara acak dipilih 30 orang ibu menyusui dengan kategori 24 orang peserta JPS-BK
dan
6orang Non JPS-BK. Dari keseluruhan jumIah contoh 750 orang, dipiIih kembdi hingga hanya peubah ekonomi (pendapatan dan skor kualitas tempt tinggal) saja
umur, sebagian besar anak baduta, baik pada pserta JPS-BK maupun Non PS-BK sudah dapat mencapai ratst-rata tahap perkembangan anak seumumya. Sekitar 10-
15% anak baduta mengalami gangguan perkembangan dalam ha1 gerakan halus hingga berumur 17 buIan, clan proprsinya meningkat tajam menjadi 40% seteIah berumur 1 8 bulan. Gangguan perkembangan dalam sosiaIisasi cukup banyak dialami (40-50%) setelah anak krumur 1 5 bulan.
Hasil kehamiIan (brat badan lahir > 2500 gram) berhubungam positif nyata dengan IMT ibu, usia kehamilan 1 37 minggu, pemeriksaan kehamilan, PMT ibu hamil praktek gizi
dan
kesehatan dan pendidikan ibu. Salah satu kegatan JPS-BK pada ibu harnil, yaitu PMT berhubungan dengan berat badan Iahir cukup (> 2500 gram). Status gizi baduta (BBIIT) berhubungan positif nyata dengan berat badan lahir (> 2500 gram), pemberian W A S 1 JPS-BK dan kelengkapan imunisasi. Status gizi baduta (PB/U) berhubungan positif nyata dengan berat badan lahir (> 2500 gram), MPASI JPS-BK, kelengkapan imunisasi, praktek gizi dan kesehatan serta pendidikan ibu. Status gizi baduta (BBIPB) berhubungan positif nyata dengan berat badan lahir (> 2500 gram), W A S 1 JPS-BK, kefengkapan imunisasi, dan penyakit anak. Salah satu kegiatan JPS-BK yaitu pemberian MPASI berhubungan dengan status gizi baduta baik berdasarkan RB/U, PB/U dan BBPE.Perkembangan baduta krhubungan positif nyata dengan berat badan Iahir, status gizi baik dengan indikator BB/U, PB/U maupun BBIPB, MPASI JPS-BK dan pendapatan. Salah satu kegiatan P S - B K yaitu pemberian MPASI berhubungan dengan skor perkembangan anak baduta.
hlenilik hasil yang ditunjukkan dari JPS-BK pada perturnbuhzn dan
perkembangan baduta, maka program JPS-BK dan sejenisnya yang mernberikan bantuan pelayanan kesehatan dm MPASI bag masyarakat miskin hendahya di Ianj utkan dengan berbagai prbai kan terutarna dal am identifikasi sasaran, peIayanan dan mekanisrne penyampaian bantuan
PMT ibu hamil dan MPASl bagi baduta terbukti berperan &lam menyelamatkan hasil keharnilan, perturnbuhan dan perkembangan anak baduta. Oleh karena itu, perlu dikaji Iebih mendalam tentang jenis, jumlah dan bentuk PMT dm
MPASI yang sesuai untuk berbagai daerah.
Untuk rneningbtkan perkembangan baduta, perlu dipikirkan kemungkinan menarnbahkan aspek stimulasi psikososial dalam paket pelayanan JPS-BK atau
program sejenis yang a kan dikem bangkan. DaIam kerangka .sustaznahi/ity pen yelenggarasn kegratan pelayanan sosial dasar perlu di kaji dan dikembangkan bentuk social insurunce yang sesuai dengan potensi dan keari fan lo kal.
ABSTRACT
DLAH KRISNATUTI. Analysis of Growth and DeveIopment of Under Two Years Children (Baduta) on The Social Safety Net-Health Sector Program (JPS-BK). Under Supervision of HDAYAT SYARIEF, SOEKIRMAN, HARDlbSYAB and ASEP SAEFUDDIN.
The objective of this research was to analyze the influence of the Social Safety Net-Health Sector Program (JPS-BK) on growth and development of under- two years children (badutu).
The study was carried out in Kebumen, Purworejo and Sukoha rjo of Central Java, and Lombok Timur and Sumbawa of West Nusa Tenggara. This research was
designed as cross sectional with Posttest-On1 y Nonequivalent Group Study Design, This was applied considering the data was collected in a moment just aRcr JPS-BK program has k e n starting with two nonequivalent groups (one is target group and another is non target group of JPS-BK). The sample was mothers who had breast- feeding status and had k e n pregnant between Octokr 1998 and ended in 2000. Total sample was 622 mothers, consist of 544 mothers of 3PS-BK and 1 18 mothers of Non PS-BK.
Growth and development of baduta of JPS-BK had not different from baduta of Non JPS-BK. Birth weight had positived and significant correlation
with
Mother's Body Mass Index (BMI), weeks of gestation and antenatal care, supglementary feeding and mother's education.Nutritional status of baduta ( WIA) had positive and significant correlation with birth weight, of immunization, and complementary feeding (MPASI JPS-BK). Nutritional status of baduta (H/A) had positived and significant correlation with birth weight, MPASI JPS-BK, immunization and mother's educational level. Nutritional status of baduta (W/H) had positived and significant correlation with birth weight, MPASI JPS-BK, immunization, income per capita, and mother's educational level. Development of baduta had positived and significant correlation with birth weight, nutritioml status with WIA, WA and W/H indicators and MPASI JPS-BK, it had negative and significant correlation with weeks of gestation. One of JPS-BK activities as MPASI cordate with growth and development of children under two years.
SURAT
PERNYATUN
Saya menyatakan dengan sebenamya bahwa disertasi yang berjudul :
Analisis Tumbuh Kembang Anak Usia di bawah Dua Tahun (Baduta) pada Program Jaring Pengaman Soshl Bidang &whatan (JPSBK)
merupakan gagasan atau hasil peneIitian saya sendiri, dengan bimbingan Komisi Pembim bing, kecudi yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belurn pernah diajukan untuk memperoleh gelar Doktor pada program sejenis di perguruan tinggi Igin. Semua data yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperi ksa kebenarannya.
ANALISIS TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DI BAWAH DUA
TAHUN (BADUTA) PADA PROGRAM JARING PENGAMAN
SOSIAL BIDANG KESEHATAN (JPS-BK)
DIAH KRISNATUTI
Disertasi
Sebagai salah satu syarai untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
3udul Disertasi : Analisis Tumbuh Kembang Anak Usia di Bawah Dua Tahun (Baduta) pada Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatm (JPS-BK)
Narna : Diah Krisnatuti
NRP : 95580
Program Studi : Gizi bhya&at dan Sumberdaya Keluarga
Menyetujd,
1. Komisi Pembimbing
I
t
Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief.
MS
Ketua
hggota Anggota
Dr.
Ir.
A s e ~ Saefuddin, M.ScAnggota
2. Ketua Program Studi an Sekolah Pascasarjana Gizi Masyarakat dan
Surnberdaya Keluarga
&JL-
Prof Dr. Ir. Ali Khomsan, MS
I
MWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Solo pda tanggal 7 Oktober 1960 sebagai an& ke-3 dari 4 bersaudara pasangan Bapak S. Rodal Praptosudiro (Aim) dan Tbu Hj. Sukini. Pendidikan dasar dan menengah diselesaikan di Solo pada tahun 1979. Selanjutnya pada tahun yang sama, Penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian, IPB dengan bantuan beasiswa pendidikan dari PT Unilever Indonesia dan memperoleh gelar sarjana pertanian dalam bidang Gizi Masyarakat dan Sumkrdaya Keluarga pada tahun f 983.
Pada tahun 1984 sampai sekarang Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakulbs Pertanian, PB. Pada tahun yang sama (1984), Penulis rnengikuti pendidikan 52 pada Program Studi Ilmu Peny u luhan Pern bangunan, Program Pascasarj ana IPB dengan beasiswa pendidi kan dari Yayasan IImu-Ilrnu Sosial dan Iulus pada tahun 1988.
PRAKATA
Syukur AlhmduZiIluh Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karur,ia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesai kan peneIitian dengan j udul "Analisis Turnbuh Kernbang Anak Usia di bawah Dua Tahun (Baduta) pa& Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kese hatan (JPS-BK)", yang hasi lnya dituangkan dalam tulisan ini.
Pada kesempatan ini Penulis menyampai kan ucapan terima kasi h yang sebesar-besamya kcpada :
1 . Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief, MS sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Soekirman, MPS, Dr. Ir. H.A.M. Hardinsyah, MS, dan Dr. Ir. Asep Saefuddin, MSc masing-masing sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran-saran untuk kesempumaan tulisan ir.1
2. Prof Dr. AzruI Azwar, MPH dan Dr. Ir. Arnini Nasoetion, MS sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka dan Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS sebagai penguji luar komisi pada uj ian tertutup atas sarzn-saran perbaikztnnya
3 . Dekan Sekolah Pascasarjana IPB yang telah mernberikan kesempatan bagi Penulis untuk menempuh pendidi kan Doktor pada SPS-IPB
4. Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS dan Ir. C . Meti Uwiriani, MSc sebagai Ketua dm
5 . Ketua Departemen Gizi Masyarakat dan Surnberdaya KeIuarga Fakultas Pertanian IPB dan Dekan FakuItas Pertanian IPB yang telah rnernberikan ijin bag1 Penulis un
tuk
menempuh pendidi kan Pascasarjana6. Pimpinan bagian Proyek Community Health and Nutrition I11 (CHN-111 Project)
(JBRB Loan No. 3550) yang telah memkrikan persetujuan beasiswa stud ini 7. Direktur Center for Regional Resource Development and Community
Empowerment (CRESCENT) yang telah rnem beri kan kesempatan kepada Penulis untuk menggunakan data primer sebagai sumber data utama dalam penuiisan disertasi ini
8. Ibunda, suami clan anak-anak tercinta yang telah member~kan pengertian, dorongan dan motivasi untuk penyelesaian studi
9. Rekan-rekan staf pengajar
d~
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga atas semangat dan bantuannya dafarn memberikan informas1 rnutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian10. Rekan-rekan pengelola program Studi SI GMSK terutama Dr. Tr. Sit1
Madanijah, MS dan Ir. Retnaningsih. MSi yang telah rnengambil alih tugas- tugas rutin selama Penulis menyelesaikan disertasi ini
1 1. Direktur Eksekuti f Program DUE-Like (Development of Undergraduate-Li ke)
12. Pihak-pihak yang teIah membantu analisis data hingga penyelesaian naskah akhlr dsertasi (Megawati Simanjuntak, SP, Rena Manohara, dan Ripto Budi Santoso)
13. Akhirnya kepadasemuapihakyangtelahmembantu, baikmoril maupunmateril untuk kelancamn penelitian, hingga disertasi ini dapat diselesaikan
Mei, 2004
DAFTAR
IS1
DAFTARGAMBAR
...
-
...
xxDAFTAR LAMPIRAN
...
...
. . .
xxiiPENDAHULUAN
...+...
..
...
1Latar Belakang ... 1
... Tuj uan 5 Man faat ... 6
TLNJAUANPUSTAKA
....*..*...****....*...*...****...
7... Pertumbuhan Anak ... Konsep Pertumbuhan ... Pengukuran Pertumbuhan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertum buhan ... ... Perkembangan Anak ... Konsep Perkem bangan ... Pengukuran Perkem bangan Faktor-Faktor yang Mempengamhi Perkembangan ... ... Jaring Pengaman Sosial Ridang Kesehatan (JPS-BK) Latar B e l W g Perlunya Jaring Pengaman Sosial (Social ... Sufciy Net) ... Konsep JPS Aplikasi JPS ...
...
KERANGKA PEMIKLRAN DAN AIPOTESIS 38 Kerangka Pemi kiran ... 38Hipotesis ... 41
METODE
...
. .
...
. . . .
45. . Dtsatn ... 45
...
Waktu dan Lokasi 47
...
Teknik Penarikan Contoh 47
...
Tekni
k
Pengumpulan Data 50...
Peubah clan Indikator PeneIitian 52
...
...
Pengolahan dm Analisis Data
...
Definisi Operasional
BASIL
DAN
PEMBAEIASAN...
...
Propinsi Jawa Tengah
Jumlah Penduduk, Ketersediaan Fasilitas dan
...
Tenaga Kesehatan
Pelaksanaan JPS-BK di Propinsi Jawa Tengah ...
...
Pelakmaan JPS-BK di Kabupaten KebumenPelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Sukoluy o ...
Pel&sanaan PS-BK di Kabupaten Purworejo ...
...
Propinsi Nusa Tenggara Barat
JumIah Penduduk, Ketersediaan Sarana dm
...
Tenaga Kesehatan
PeIaksanaan JPS-BK di Propinsi NTB ...
...
Pelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Lombok Timur ...
Pelaksanaan JPS-BK
1
Kabupaten SumbawaKarakteristi k Responden ... S e b m JumIah Responden dan Contoh ...
...
Responden Tbu Meny usui
Contoh Anak Baduta ...
...
Karakteristik Sosial Ekonomi
Umur Responden dan Kepala Keluarga (KK) ...
...
Tingkat Pendidikan Responden dan Kepala Keluarga ... Pekerj aan Responden dan Kepala Keluarga
Pendapatan Per Kapita Per Bulan Keluarga ...
Jumiah Anggota KeIuarga ... Keikutsertaan KR ...
...
Paritas
...
Kual itas Tempat Tinggal
...
Pengetahuan dan Praktek GiziKesehatan
...
Pengetahuan Gizi d m Kesehatan
Praktek Gizi dm Kesehatan
...
Perawatan Kesehatan ...
...
Indeks Massa Tubuh (MT) Ibu
Cara Perawatan Ibu Hamil
...
...
Cara Perawatan Persalinan
Cara Perawatan Nifas ...
...
DAFTAR
TABEL
I
.
Mjlestones Perkern bangan Motori k Bayi berdasarkan Urn urBay1 dalam BuIan ... 17
2
.
Milestones Perkembangan Anak berdasarkan Aspe k Fisi k. Kogniti f. Emosi. dan Perkembangan (Umum)...
18 3 . Perkembangan Mental Anak Balita.
berdasarkan.
...
Skala Yaumil.Mlml 20
4 . Patokan Perkembangan Anak Bali ta berdasarkan Umur ... 22
...
5
.
Uji Beda T Karakteristik Keluarga dan Responden 5C 6.
Metode Pengurnpul an Data...
51...
7 . Indikator clan Peubah Penelitian menurut Responden 52
8
.
Klasi fikasi Status Gizi berdasarkan 2-score menurutStandar WHO NCHS ... 57
... .
9 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) 57
!2 . JumIah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Propinsi Jawa Tengah
pada Tahun 1999 ... 63
13 . JumIah Tenaga Kesehatan di Propinsi Jawa Tengah pada
...
...Tahun 1999 63
...
14
. Jumlah
Penduduk di Propinsi NPB pada Tahun 1 999 691 5 . Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Propinsi Nusa
Tenggara Barat pada Tahun 1 999 ... 70
16. Jumlah Tenaga Kesehatan di Propinsi NPB pada Tahun 1999..
...
. .. 71 17. Sebaran Responden berdasarkan Lokasi Penelltian danStatus Peserta JPS ... 74
1 8. Sebaran Anak Baduta berdasarkan Kelompok Umur dan
Status Peserta JPS . .
...
...
. . ... . ..
.... .
..
. ....
... .
...
... . . . . ..
.. .
.. .
..
. . . . 7519. Sebaran Urutan Anak berdasarkam Status Peserta JPS ... 76 20. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan KB dan
Status Peserta JPS ... 85 2 1. Sebaran Indikator Tempat Tinggal Responden dan
Status Peserta JPS ... 89 22. Rata-Rata dan Standar Deviasi BB, PB dan IMT Respondeil
berdasarkan Status Peserta JPS
.... .... . ... ... . . . .... . . . .. .
..... ... ... ...
96 23. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan Kehamilan dmStatus Peserta JPS ... 98 24. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan Imunisasi dan Pem berim
'Cablet Besi clan Status Peserki JPS . . . .. . . .. . . ... . . .. . .. . . .. . . . . . . . 100
2 5 . Sebaran Ibu berdasarkan Lama PMT (bulan) dm Bentuk IlMT
Ibu Hamil dan Status Peserta JPS
.. . ... . .... . .. ... . . .. .. ... .
.... ... ... . . .
10226. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan Persalinan yang Diterima dan Status Peserta JPS..
..
. . .. ....
. ... . . .... ... ..
. . . . . . . . . . . . .. . . . 10527. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan Ni fadan
Status Peserta JPS . .. .
. .
. . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . ... . .... . . . . . . . . . .. . . .. . . 107 28. Sebaran Anak yang Mendapat Imunisasi danStatus Peserta JPS
. . . ... ... . . .. . . .. . ....
.... . .... .
....
. . . . . . . . . . .. . . . . . .. . 10829. Sebaran Anak berdasarkan Pelayanan MPASI dan
Status Peserta JPS . . .. . ... . . .. . . ... . . ... . .... .
...
.. . . . ..
..
,. .
,. .
. . . 1 10 30. Sebaran Anak berdasarkan Haszl Kehamzlan danStatus Peserta JPS . . . .. . ... . . ... .
. ... . .... . .... . .
.
.. . . . . . . . .
1 12 3 1. Sebaran JumIah Hari, Modus Pertolongan Pertama Penyakit IbuMenyusui Sam Bulan Terakhir dan Status Peserta JPS
. .... . . ... . . .. . ..
1 143 2. Sebaran Jum I ah Hari, Modus Pertolongan Pertama Penyakit Bayi
Satu Bulan Terakhir dm Status Pesem JPS . ... . .... ... . ... . . ... . ... .
.
. ....
.. 1 1533. Sebaran JumIah Hari, Modus Pertolongan Pertama Penyakit
Anak Baduta Satu Bulan Terakhir dan Status Peserta SPS
.
. .... . . ... . .. 11634. Rata-Rata dan Standar Deviasi BB dm PB Contoh berdasarkan Umur clan Status Peserta JPS..
. ...
... . . ... . .... . ... . ... . . . . . . . . . ..
,.
, ,.
,.
1 1735. Rata-Rata dan Standar Deviasi Nilai Z Skor Status Gizi Anak
berdasarkan Umur dan Status Peserta JPS
. . .
.. .
. .. .
. . ..
. . . 1 1 8 36. Sebaran Status Gizi Anak berdasarkan BBlCT danStatus Peserta JPS
. . .
. . .
.. . . ... . . .
,. . .
, .. .
, ..
. . ..
. . . 1 22 37. Sebaran Status Gizi Anak berdasarkan PB/U danStatus Peserta JPS . . .
.
..
..
. . .. .
. .. .
. . . 1 24 3 8. Sebaran Status Gizi hak berdasarkan BBPB danStatus Peserta J P S . . .. . .
.
..
. . .. .
.. . .
,. . .
. .. . .
.. . .
. .. .
. . . 126 3 9. Sebaran Anak berdasarkan Kemampuan Perkem bangan dan Umurserta Status Peserta IPS.. .
. ... .
... ... . .... . ...
...
....
..
. . . . . . . . . 12840. Sebaran Responden berdasarkar.
IMT
dan Berat Badan Bayi Lahir 133 4 1. Sebaran Responden berdasarkan Pengetahuan Gizi dan BeratBadan Bayi Lahir
.
. . . ... . . . .... . . . .. ... . . ... . . .. . . .. . . .. . . .. . . . 13342. Sebaran Responden berdasarkan Kategori Prakte k Gizi dan
Berat Badan Bayi Lahir.. . . . .... . . .... . . .. . . .. . . ... . . . . . .
. .
,.
, ,.
134 43. Sebaran Responden berdasarkan Kategori Pendapatan danBerat Badan Bayi Lahir
... . . ...
. . . ... . . .. . . .. . ... . . . . . . . . . . . . . 13544. Se baran Responden berdasarkan Kategori KuaIitas Tempat Tinggal dan Berat Badan Bayi Lahir.. ..
... . .... . ... . .... ... .
.. .. . . .
. . . . . . . . 13645. Sebaran Responden berdasadcan Skor Pemeri ksaan Kehamilan dan Berat Badan Bay i Lahir..
. .
. ..
. . ..
. .. . . .
. . .. .
.. .
.. . .
1 3647. Sebaran Responden berdasarkan Kategori Skor PMT Ibu Hamil dan
...
Berat Badan Bay i Lahir.. 1 3 8
48. Analisis Regresi Logistik terhadap Peubah Tak Bebas
...
Berat Bayi Lahir > 2500 gram
49. Sebaran Baduta . . berdasarkm Berat Badan Bayi Lahir dm
... Status Gizi BBAJ.
:.
50. Sebaran Baduta berdasarkan MPASI dm Status Gizi BB/U
...
5 1 . Se baran Baduta berdasarkan KeIengkapan Imunisasi dm
...
Status Gizi BB N...
52. Analisis Regresi Logistik terhadap Pe~bah Tak Bebas
Status Gizi Baduta (BB/U) ...
5 3. Sebaran Baduta berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir clan Status Gizi PBIU ...
54. Sebaran Baduta berdasarkan Kategori Skor MPASI dan
Status Gizi PB/U ...
5 5. Sebaran Baduta berdasarkan Ke lengkapan Imunisasi dan
. .
... Status GIZI PB/U
56. Analisis Regresi Logistik terhadap Peubah Tak Bebas
...
Status Gizi Baduta (PBPJ)
57. Analisis Regesi Logstik terhadap Peubah Tak Bebas ...
Status Gizi Baduta (BBPB)
58. Sebaran Baduta berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir dan
Status Gizi BBPB ...
59. Sebaran Baduta krdasarkan Kategori Skor MPASI dan
...
Status Gizi BBPB
60 Sebaran Baduta b e r h k a n Kelengkapan Imunisasi dan
. .
6 1
.
Sebaran Baduta berdasarkan Status Gizi BBlU dm...
Tingkat Perkembangan 162
62 . Sebaran Baduta berdasarkan Status Gizi PBKJ dm
...
Tingkat Perkembangan 162
63 . Sebaran Baduta berdasarkan Status Gizi BBlPB clan
...
Tingkat Perkembangan L63
64 . Analisis Regresi Logistik terhadap PeuW Tak Bebas
...
Perkembangan Baduta 164
DAFTAR
GAMBAR
Faktor-Faktor yang Mempengamhi Perkembangan Anak
(Zeitlin. et.al.. 1992) ... 24 Faktor-Faktor y ang Mempenganlhl Turn buh Kern bang
Anak Baduta ... 42
Grafik Tumbuh Kernbang Baduta JPS-BK dan Non JPS-BK ... 43
Sebaran Responden berhrkan Umur dan Status Peserta JPS .... 77
Sebaran
KK
berdasarkan Umur clan Status Pesem JPS ... 77Sebaran Tingkat Pendidikan Responden berdasarkan
Status Peserta JPS ... 78
Se baran Tingkat Pendidi kan EcX berdasar kan
Status Peserta JPS ... 79
Sebaran Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan dm
Status Pesem JPS ... 80
Sebaran Pendapatan Per Kapita Per BuIan KeIuarga berdasarkan Status Peserta P S ... 83 Sebaran JumIah Anggota Kel uarga berdasarkan
...
Status Peserta JPS 84
Sebaran Paritas berdasarkan Stat us Peserta JPS ... 87
Sebaran Kualitas Lingkungan Tempat Tinggal berdasarkan
Status Peserta JPS ... 88 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi dan
Sebaran Responden berdasarkan Kategori Praktek Gizi clan Kesehatan dm Status Peserta JPS ... Sebaran Responden berdasarkan Status Gizi dan
...
Status Peserta JPS
Sebaran Rata-Rata 2-Score BB/U berdasarkan Umur Anak ...
Sebaran Rata-Rats 2-Score PB/U berdasarkan Umur Anak ... Sebaran Rata-Rata 2-Score BB/PB berdasarkan Umur Anak ...
Kurva Normal Sebaran Status Gizi An& berdasarkan B B N Dibandingkan dengan Baku Rujukan WHO-NCHS ...
Kurva Normal Sebaran Status Gizi Anak berdasarkan PBAJ
Di bandingkan dengan Baku Ruj ukan WHO.NCHS ...
DAFTAR
LAMPIRAN
No. Uraian Halaman
1. Pelaksanaan Jaring Pengaman Sosial (JPS)
...
Tahun 1999/2000 di Propinsi Jawa Tengah.. 188
2. Pelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Kebumen
T a h ~ 1999-2000 ... I89 3. Peiaksanaan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan
...
Kabupaten Sukoharjo Tahun 1999/2000.. 190
4. PeIaksanaan Jaring Pengaman Sosial (JPS) di
...
Kabupaten Purworejo Tahun 1999-2000 1 9 1
5 . Peiaksanaan Jaring Pengaman Sosial (JPS)
Tahun 1999-2000 di Propinsi N7l3 ... I92 6. Pelaksanaan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan
Kabupaten Eombok Timur Periode 1999/2000 dan 2000.. ... 193 7. Pelaksanaan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehstan
Kabupaten Sumbawa Periode 1999/2000 dan 2000 ... 194 8. Sebaran Pengetahuan Gizi Responden dan Status Peserta J P S . . ... 195
9. Sebaran Praktek Gizi
dan
Kesehatan Responden dan...
Status Peserta JPS 198
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Falctor gizi merupakan salah satu faktor yang sangat rnenentukan kualitas SDM, temtama pada saat janin hingga anak usia di bawah dua tahun (baduta), karena pada rnasa-masa itu perturn buhan dan perkem bangan otak berf angsung sangat pesat. Kekurangm gizi pada periode kntis tersebut dapat mengahbatkan pertumbuhan otak tidak maksimal, sehingga menyebabkm rendahnya kemampuan intelektual, terganggunya perkem bangan mental dan kemampuan rnotorik anak, bahkan dapat rnengakibatkan cacat permanen. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah mernpunyai kemungkinan lebih besar menderita penyakit degeneratif, seperti jantung koroner dan diabetes melitus kelak pada saat dewasa (Barker, f 993). Oleh karena itu ~ m e n u h a n gizi pada masa janin sangat penting, karena mempakan modaI dasar bagi tunlbuh kembang anak pada usia selanjutnya. (Polfitt, 2000 ; Anderson et
a/., 1999 ; Dewey, 2001). Dalam Convention of the Rights of the Child tahun 1989 dinyatakan bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh dm berkembang sesuai dengan potensinya. Mengingat anak sangai menentukan masa depan bangsa, maka perlu memprioritaskan pemenuhan hak-hak anak tersebut dengan memberikan kernudahan- kernudahan bagi rnasyarakat Iuas agar dapat memberikan pengasuhan yang optimal bag anak pada usia sedini mungkin (Myers, 1992).
2
Aksi Pangan dm Gizi NasionaI 2001-2005. Target penurunan prevalensi gizi kurang dari 26,4% pda tahun 1999 menjadi 20% pada tahun 2005
dan
gizi b u d dari 8,1%1
1 999) rnenjadi 5% (2005). Prevalensi gizi kurang dan buruk pada anak usia di bawah dua tahun (baduta) semakin meningkat setelah melewati masa pcmberian air susu ibu(ASI) eksklusif (6 bulan), yaitu lo%, 20%, dan 30% berturut-turut pada usia 6, 12, dan 24 bulan. Kecenderungan pola peningkatan jumlah
anak
baduta yang bentatus gizi kurang dan buruk ini tidak berubah selarna sepuluh tahm terakhir (Jahari er a / ,2000).
Pada pertengahan tahun 1997, krisis moneter telah melanda Indonesia yang berlanjut dengan krisis ekonomi, h s i s politik dan krisis sosial. Dampak dari semua krisis itu berpengaruh terhadap kondisi sosial e konomi. Aki batnya produktivitas sektor rill menunm, j um lah pengangguran meningkat dan j umlah penduduk miskin bertambah. Perkem bangan terakhir kondisi kemiski nan (tahun 2002) adalah sebesar 38,4 juta jiwa ( 1 8,2%), yang terdistribusi sebanyak 14,5% di perkotaan dan 2 I , 1% di pedesaan. Distribusi penduduk miskin pada tahun 2002 tersebut, sebanyak 57,0% berada
1
Pulau Jawa-Bali, 2 1 3 % di Pulau Sumatera dan pulau-pulau lainnya se banyak 2 1,2% (Komite Penanggulangan Kemis kinan, 2003).Masyarakat miskin adalah kelompok masyarakat yang sangat rentan terhadap dampak knsis. Akibat krisis, daya beli masyarakat miskin &lam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikm dan kesehatan semakin melemah clan keadaan gizi masyarakat akan semakm memburuk. MeIemahnya daya beli masyarakat akan berdampak langsung terhadap beberap bl berikut : (1) tidak
3 terjangkaunya biaya untuk pengobatan k e l a i m gizi dan rehabil itasi; (3) tidak terjangkaunya biaya untuk pengobatan penyakit yang menyertai timbulnya masalah
gm; dan (4) keguguran, rnati saat lahir dan meningkatnya mortalitas anak. rneningkatnya harga makanan dan makanan pendamping AS1 (Konig, 1995).
Untuk menolong keluarga miskin dari kemungkinan memburuknya derajat kesehatan dan kemungkinan terjadinya lost generalion yang ban yak diramalkan oleh para pakar gizi, sejak Oktober 1998 pernerintah telah rneIuncurksn program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Kebijakan JPS mernpunyai tujuan utama untuk memicu dan memacu upaya penyelamatan (rescue) dm pemulihan (recovery) krisis ekonorni.
Program JPS Bidang Kesehatan (JPS-BK) adaIah salah satu program JPS yang krsifat penyelamatan untuk mempertahankan atau jika memungkinkan meningkatkan status kesehatan anggota kelwga rnishn, terutama pa& ibu clan anak bal ita. Program ini terdiri atas kegiatan pelayanan kese hatan dan kegiatan penunjang. Kegiatan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kebidanan oleh bidan di desa, pelayanan kesehatan di Puskesmas dan pelayanan rujukan di rurnah sakit m u m kabupatedkota. Kegiatan penunjang meliputi pemantapan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), revitalisasi Posyandy sosialisasi dm penyuluhan kesehatan rnasyarakat, pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masvarakat (JPKM), platihan tenaga kesehatan dan pemantauan program (Departemen Kesehatan, 1999).
4 anak berumur lima tahun, selain mendapatkan playanan kesehatan gratis dan imunisasi j uga pem berian MP- AS1 dan makanan tam bahan. Menurut Dewey (200 1 ),
pem berian MP-AS1 yang arnan dan M a m jumlah yang mencukupi sangat diperlukan untuk mencegah terjadnya gizi kurang pada anak-anak b e m u r di atas enam bulan.
Hasil penelitian Crescent (200 1 )*' menunj ukkan bahwa pelayanan JPS-BK bagi keluarga miskin peserta JPS-BK dirasakan sangat bermanfaat temtarna oleh ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anggota keluarga lainnya. Manfaat utama yang dirasakan adalah dalam hal peIayanan antenatal (60%70%), persaIim (60% 65%), post natal (35%-70%), imunisasi (45%-60%) dan kesehatan Iainnya (30%-
60%). Selain itu manfaat JPS-BK dirasakan oleh 30%40% keluarga miskin yaitu untuk mengurangi biaya kesehatan. Status gzi (Indeks Massa Tubuh) ibu hamil pada kelompok JPS (keIuarga miskin) relatif sama dengan status gizi kelompok bukan JPS (keluarga nyaris miskin). Hal ini meounjukkan bahwa pefayanan IPS-BK b a g ibu hamil keluarga miskin mampu memberikan penyeiamatan bagi gizi ibu hamiI, sehingga tidak lebih parah dibanding kelompok ibu hamil dari keluarga nyaris miskin yang tidak menerima PS-BK. Namun demikian, status grzi anak bclduta pada kelompok JPS-BK masih lebih bur& dibandingkan anak baduta
dan
keluarga bukan penerima JPS-BK.Setelah program JPS-BK dilaksanakan selama kmng lebih tiga tahun (1998
hingga 2000) dan menindaklanjlrti penelitian Crescent (200 1)
di
atas, terdapat beberap hal yang mernerlukan kejelasan dan perIu diteliti Iebih Ianjut yaitu h a i lkeharnilan dm twnbuh kembang anak baduta pada keluarga miskin, serta faktor- faktor yang mempengaruhinya. Turnbuh kembang an& dipengaruhi oleh seranman
5
variabel yang dimulai dari status p i dan kesehabn seIama kehamilan, has11 kehamilan, &n interaksi yang kornplek antara faktor gizi, stimulasi, psikologis, dm sosiaI (ESCAP HHI), 1999).
Sehubungan dengan perlunya kejelasan seperti yang dikemukakan di atas, peneliti bermaksud rnelakukan penelitian untuk rnenjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut :
( I ) Apakah setelah diberi intervensi JPS-BK, cara perawatan kehamilan dan hasil kehamilan ibu peserta JPS-BK menjadi lebih baik dibanding Non JPS-BK ?
(2) Apakah ada perbedaan pertumbuhan
dan
perkembangan antara anak baduta keluarga miskin peserta JPS-BK dengan anak keluarga nyaris miskin yang bukan peserta (Nan JPS-BK) ?(3) Apakah program JPS-B
K
berhubmgan dengan pertumbuhan dan perkem bangan anak baduta ?Tujuan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk rnenganaf isis ada tidaknya h u bungan program JPS-BK terhadap pertumbuhan dm perkem bangan anak baduta. Secara khusus tujuannya adalah sebagai berikut :
(1 ) Membandmgkan cam perawatan kehamilan, persalinan dan cam perawatan anak baduta peserta JPS-BK dengan Non JPS-BK
6
(3) Membandingkan pertumbuhan anak baduta peserta J P S B K dan Non JPS-BK dan rnenganalisis faktor-faktor yang krhubungan dengan pertumbuhan anak baduta
(4) Membandingkan perkembangan anak baduta peserta JPSBK clan Non PS-BK dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak baduta
Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat :
( 1 ) Memberikan data dan informasi tentang kondisi perturn buhan dan perkem bangan anak yang &labirkan dan dibesarkan pa& masa krisis
(2) Memberikan
dasar
kebijakan tentang peranan program JPS-BK &lam menanggulangi dampak h s i s multidimensi yang dialami bar.gsa Indonesia, khususilya pada anak baduta(3) Dijadi kan sebagai sum ber belajar bag rencana pel aksanaan program sejenis, khususnya program-program yang sifatnya penyelamatan (re-scue)
TPNJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan Anak K o n s e ~ Pertumbubslo
Pertumbuhan didefinisikan sebagai penarnbahan jumlah dan ukuran sel, akibat terjadinya penggandaan sel-seI tubuh (Myers, 1992; Williams, 1996). Lebih lanjut
Wi
11 iams ( 1 996) mengemukakan bahwa di ddam perturnbuhan te jadi juga perubahan fungi yang beheda-beda daIam tubuh mengacu pada perubahan anatomi dan fisiologi dan meliputi serangkaian perubahan secara menyeluruh. Dengan demi kian pert urnbuhan tidak hanya berkaitan dengan perubahan kuanti tatif yaitu j mIah clan ukuran melainkan juga perubahan struktur. Perubahan &ran dan struktur tersebut tidak hanya terjadi pa& hagian badan yang besar, namun juga organ daIam tubuh, temasuk otak (Satoto, 1990).Menurut Jahari (2000), pertumbuhan memiliki pengertian perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu. Ukuran fisik tidak lain adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi dimensi, proporsi maupun komposisinya yang lebih dikenal dengan sebutan antropometri. Oleh karena pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanj utan dan mengi kut i perj aIanan waktu maka pert wnbuhan pada rnanusia dapat diart i
kan
8 Pertumbuhan addah suatu pertambahan ukuran fisi k t ubuh akibat pertambahan jumlah clan atau ukuran seI. Pertumbuhan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
( 1 ) hiperplasia, yaitu pertarnbahan j urnlah sel, (2) hipertrofi dan hiperplasia, yaitu pertambahan jurnlah dan ukuran sel, serta (3) hipertrofi, yaitu pertambahan ukuran sel (sernakin besar) (Pipes, I 98 1). Perhun buhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bag. SeIama enam buIan kehidupsn perturnbuhan terus teqadi dengan pesat clan kemudian rnenunm. Se!ama tahun pertama pznimbangar. berat badan tubuh lebih besar dari peningkatan tinggi badan
d m
pa& tahun kedua terjadi ha1 yang sebaliknya (Hurlack, 1994).Pada dua tahun pertama ke hidupan seorang anak mengalami pertum buhan yang sangat pesat sehingga mereka membutuhkan makanan &lam jumlah dan
h I i tas yang memadai untuk mendukung pertum buhannya. Bayi yang bani dilahirkan membutuhkan energ sebesar tiga sampai empat kaIi lipat, sedangkan bayi berumur satu tahun mernbutuhkan energi dua sampai tiga kali lipat yang di butuhkan orang dewasa untuk setiap lulogram berat b a d a ~ y a (Batchelor, 1999).
Pengukuran Perturn buhan
Peniiaian pertumbuhan pada anak atau bayi sebai kny a dilakukan dengan jarak yang terahu dan disertai pemeriksaan serta pengamatan klinik. Sdah satu cara yang paling umum untuk mengukur pertum
buhan
adalah dengan metode antropometri yang meli puti penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar kepaIa, l ingkarlengztn atas dan sebagainya Berat badan digufiakan untuk mengukur pertumbuhan mum atau menyeluruh. Tins@ atau panjang badan dipaka untuk mengdcw perturn buhan linier (Jell] fe & Jellife, 1 989). Lingkar kepala digunakan sebagai indikator volume otak.
Menurut WHO (1995), pettumbuhan fisik an& dicirikan dengan bertambah besarnya ukuran-ukuran antropometn, yang dikenal se bagai indi kator yang paling peka untuk menilai status gizi rriasyarakat. Beberapa jenis anrropometri yang banyak diguntikan addah berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Bent badan merupakan satah satu antropometrt yang memberikan gamhan tentang massa tubuh (dmg, otot dan lemak). Massa tub& sangat sensitif terhadap pembahan mendadak, misalnya akibat penyakit yang diderita, nafsu makan seseorang menurun, konsumsi rnakan berkurang sehingga beraki bat terhadap berlcurangny a berat badan. Dengan demikian
10
Jelli ffe, 1 989). Rendahnya niIai BB/U (underweight) &pat digunakan sebagai indi kator kekurangan gizi kroni k maupun akut (Gibson, 1 993).
T i n u badan (TB) merupakan antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal. Dalam kondisi narmal, tinm badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan umur, namun k w g sensitif terhadap kekurangan konsumsi zat gizi daIarn jangka pendek. Pengaruh kekurangan konsumsi gizi baru akan teriihat dalam jangka waktu lama. OIeh karena itu, indeks TB/U menggambarkan status gizi rnasa lalu rendabnya nilai TBN (stunted) digunakzn sebagai indikator kekurangan gizi kronik (Gibson, 1993).
Berat badan memilih hubungan linier dengan tinggi badan. Dalam kondisi normal, periambahan BB juga mengikuti pertambahan tinggi badan. Indeks BBKB &pat berperan s e b a p indikator status g z i masa kini, terutama jika data umur yang akurat suIit diperoleh (Jelli ffe & JelIiffe, 1989). Rendahnya nilai BBtT8 (wasted) sering digunakan sebagai indikator kekurangan gizi akut (Gibson, 1993).
Untuk memonitor pertumbuhan yang menyimpang (gruwih faltering) pada bayi digunakan Z-skor kurva pertumbuhan. 2-skor adalah nilai standarisasi berat dm tin= badan anak terhadap median berat dan tinggi badan dan standar deviasinya pada masing-masing umur menurut rujukan baku WHO-NCHS. NiIai 2-skor dapat digunakan untuk memanta11 perturnbuhan berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (WHO, 1995).
I I dijadikan indicator status kesehatan anak pada usia dini, seperti morbiditas dan
mortalitas, serta dapat memprediksi ukuran tubuh kelak setelah dewasa. Te jadinya penyimpangan perturnbuhan dapat menurunkan kapasitas kerja dan meningkat kan resiko persalinan (Martorell, 1 995).
Pemantauan perturnbuhan balita dapat dilakukan jika balita secara nrtin
di bawa ke Posyandu setiap bulan. Penilaian pertumbuhan balita dapat diIakukan dengan menimbang h a t badan, lalu nilai berat badan tersebut diplotkan pads Kartu Menuju Sehat (KMS). Apabila tirnba'~gan berat badan an& naik dibandingkan bulan sebeiumnya maka &pat dikatakan pertumbuhan berlangsung dengan baik. Sebaliknya jika berat badan tidak naik, maka periu diwaspadai terlebih jika sarnpai tiga kali penimbangan (tiga bulan) tidak naik tampaknya perlu dilakukan tindakan (Jahari, 20CO).
Fa ktor-Fa ktor vanP Mernwengaruhi Pertumbuban
Ada dua determinan yang saling berinteraksi dalam mernpengaruhi perturnbuhan anak atau bayi, yaitu faktor bawaan (generic factor atau nature) dan faktor Iingkungan (environmental factors atau nurture). Faktor bawaan mengacu pada faktor statik yang menyertai anak sejak pembuahan, sedangkan faktor lingkungan lebih banyak terfokus pada kecukupan gizi dm kesehatan bayi (Satoto,
12
Pertumbuhan secara fisiologis dipengaruhi oleh ragam jenis makanan yang
dikonsumsi, yang menyuplai zat-zat gizi yang diperIukan untuk proses metaboIisme tubuh (Williams, 1996). Menurut Hardinsyah (200 11, selain faktor genetik, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan anak, yaitu konsumsi makanan, stam
kesehatan dm pola pengasuhan.
Penyimpangan pertumbuhan Icarena kuxang energi protein (KEP) dan defisiensi mineral, disebabkan terbatasnya konsumsi makamn
dan
morbiditas akibat infeksi gastrointestinal (Martorell, 1995 ; Dewey, 199 1 ), Selama bertahun--dun di percayai bah wa penylm pangan perturn buhan aki bat kurang g z i disebabkan oieh kuantitas dm kualitas makanan yang kurang baik disertai penyakit infeksi. Namun, sejak tahun 1970-an, diternukan bahwa poIa asuh makan yang dilakukan oleh ibu dm anggota keluarga fain berhubungan erat dengan te rjadinya penyim pangan pertumbuhan (EngIe, 1 995).Defisiensi energi dan zat gizi mikro, seperti besi dan seng dapat rnenyebabkan peny impangan perturn buhan. Anak yang mempunyai riwayat kekurangm gizi kronis, beresi ko besar mengalam I penyimpangan pert umbuhan (stunting clan was/ ing).
Semakm dini usia anak dan sernakin lama pericicle mengalami defisiensi, maka dampak terhadap penyimpangan perturn buhan sernakin besar (Martorel I, 1 995).
Di negara-negara yang berpendapatan rendah, proporsi anak yang stunting
cukup besar, terutarna pada usia di bawah tiga tahun. Sekitar 45-55% anak-anak
d~
13
rnakanan tambahan sehingga intik gizi menjadi kurang dm seringnya mengalami infeksi (Beckett, 2000). Selain itu jugs disebabkan karena status gizi kurang pada saat ibu hamil, AS1 tidak cukup, rendahnya kualitas dan kuantitas rnakanan
tanibahan, gangguan penyerapan zat gizi akibat infeksi usus atau parasit atau
kombinasi dari penyebab tersebut (Allen & Gillespie, 200 1 ).
Kurang energi, protein clan beberapa zat gizi mikro seperti seperti zinc, besi, vitamin A dan iodiurn merupakan gejda awaI dari penyebab utama stunting. Di negara-negara miskin seper ti Peru, stunring disebabkan karena defisiensi energi dm
zat gizi, serta fre kuensi infeksi (Victoria, et al., 2 998). Stunting pada masa anak-anak dapat mengaki batkan gangguan perkern bangan kogni t if clan terham batnya
perkembangan mental dm motorik (Pollitt, 2000 ; Hautvast, et a/., 2000).
Setelah berumur dua tahun, sangat sulit memperbaiki kondisi kesehatan anak yang stunring. Oleh karena itu pencegahan dengan pemberian rnakanan tambahan yang bergizi perlu dilakukan sedinl mungkin (Dewey, 2001). Di negara-negara berkem bang, umur pemberian MP-AS1 sangat menentukan karena beresi ko terhadap kejadian diare akibat MP-AS1 yang terkontamimi kuman penyakit dan sangat potensial terhadap kejadian peny impangan pertumbuhan j I ka kualitas MP-AS1 kurang
memadai (Cohen, et al., 1994). Waktu d m piliban jenis MP-AS1 yang diperkenal kan
kepada bayi di pengaruhi oleh berbagai faktor, seperti urnur, ni lai-niIai kepercayaan, perse psi dan pengetahuan gizi masyarakat (Krebs, 2000).
Lama rnenyusui mempunyai efek positif terhadap pertumbuhan linier anak- mak usia dua sampai tiga tahun di pedesaan Afrika. Lama menqusui terbukti &pat
14
lingkungan sosiaI ekonomi menengah ke bawab turnbuh lebih baik dibandingkan bayi yang diberi susu formuta. Hal tersebut diduga berhubungan dengan infeksi. AS1 tidak hanya menurunkan kejadian infeksi tetapi juga lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan energ k a n a AS1 dapat rnenghambat terjadinya infeksi yang menyebabkan anorexia pada bayi (ViIIapando & Lopez-AIarcon, 2000)
Perkem bangan Ana k
Menurut Ismael (1993) istilah tumbuh kembang didefinisikan secara singkat sebagai berikut, tumbuh atau pertumbuhan dihubungkan dengan jumlah atau besar seI al at tubuh, sedangkan kern bang atau perkem bangan di hubungkan dengan kematangan fungsi aIat tubuh tersebut. Pertumbuhan d m perkembangan hams dilihat sebagai dua ha1 yang saling rnempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan.
15
D e n p demikian proses pertumbuhan rnernpunyai dampak terhdap aspek fisik, sedangkan proses perkembangan berkaitan dengan h g s i pematangan inteIektuaI dan emosional organ atau individu (Markum, et a/. , 1 99 1 ).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap makhluk. Pada manusia terutama dalam masa lard-kanak, proses tumbuh kernbang ini terjadi dengan sangat cepat. Sejak bayi masih dalarn kandungan ia mengalami pembahan-perubahan, dan perubahan ini &pat jeIas teramati sejak ia Iahir ke dunia. Perubahan yang terjadi parla seseorang tidak hanya meliputi apa yang kelihatan seperti perubahan fisik (kebutuhan) dengan bertambahnya berat badan d m tingg badan, tetapi juga perubahan (perkembangan) datam segi lain seperti berpikir, perasaan, M n g k a h laky dm lain-lain. Perkembangan anak yang diamati tidaklah te jadi secara sembamgan tetapi meruwan rangkzuan perubahan yang teratur dari satu tahap perkem bangan ke tahap perkernbangan beri kutnya. Misalnya : sebeium seorang an& be jab, terlebih dahdu ia melewati tahap berguling, mzrangkak, duduk, berdiri, dan seterusnya (Pinstrup-Andersen, et nl., 1995).
Peormkuran Perkem bangan
Menurut Seifert dan Hoffnung (1987), gerakan pertama dan otornatis
16 seperti Moro Refleks yaitu refleks terhadap suara kerss dimana bayi membuka lengann ya, refleks menggenggam, dan refleks menapak.
Papalia dan Olds (1986) mengatakan bahwa pencapaim suatu kemarnpuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada patokan umur tentang kemampuan ztpa saja yang perlu dicapai oleh seorang anak pada umur tertentu. Adanya patokan itu dimaksudkan agar anak yang belum mencapai tahap kernampuan itu perlu di!atih berbagai kemampuan uniuk dapat mencapai perkembangan yang optimal. Salah satu aspek tumbuh kernbang yang perlu dibina daIarn menghadapi masa depan anak, yaitu perkembangan gerakan (motorik) kasar dan gerakan (motorik) halus. Gerakan (motorik) adalah semua gerakan yang mungkin dilakuksn ole h seluruh tubuh. Perkembangan motori k diarti kan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gera
k
tubuh, dan perkern bangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak.Kernampuan motorik yang ~rtarna dikuasai oleh bayi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kernampuan motorik kasar yang membutuhkan dukungan dari
otot-otot besar yang terdapat pada Iengan clan kaki, seperti pa& saat berjdan dan melompai. Kedua adalah kemam puan motorik halus yang rnem butuhkan dukungan dari otot-otot kmil yang tersebar di seIuruh tubuh, seperti rneraih dan menggenggam suatu benda (Turner & HeIms, I99 I ).
telentang atau sebaliknya, gerakan berjaIan, gerakan berlari, dan lin-lain. Disebut gerakan hdus, bila hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan &lakukan oIeh otot-otot kecil, karena itu tidak begitu rnemerlukan tenaga. Gerakan M u s ini rnemerlukan koordinasi yang cermat. Contoh : gerakan mengambil sesuatr: bench
dengan hanya menggunakan i bu jari clan telunjuk tangan, gerakan memmukkan benda kecil ke Mam lubang, mernbuat prakarya (menempel, menggunting), menari, rnenggambar, dan lain-lain (Santrock, 1997). Para ahli perkembangan anak telah merumuskan milestones (pstokan) perkembangan motorik berdasarkm umur bayi yang &pat dilihat pada Tabel 1 .
Tabel 1. Milestones Perkembangm Motorik Bay berdasarkan Umur Bayi dalarn Bulan
I
12,21
14,2I
Berjalan mundur u 1 5 3Sumbw : Denver Dewlopmerlt Scrsenirlg Test (Frankenbtdrg and Dodds, 1967) dalam Child
75% Bayi dapat Melihkan
2,o
3,7
3,1
Kemmpuan Motorik
Menegakkan kepala hingga 45'
Tengkurap
Mengangkat dada dengan lengannya
Menurut Turner dan Helms (1 991 ), kemampuan motorik juga didukung o1eh
Menegakkim badan dmgan bantuan I -- 3,2
locomotion, yaitu kemampuan bergerak dari suatu Iokasi
ke
Iokasi yang lain.25% Bayi dapat
Melakukan Saat lahir
2,o 2,o 4-0 5,s 5,s 7,1
Duduk mpa bantuan
7
Berdtri sendiri
Locomotion dikuasai bayi sejak berurnur h glebih 2,5 bulan, yaitu pada saat bayi 50% Bayi dapat
Me!&ikan 1,2 2-8 3-9 5,o 6,5 8,6 9 9 4 3 4,9 5,9
18
diperkuat ketika bayi mulai dapat menggunakan tangan dm lengmya untuk melakukan suatu gerakan, misalnya pada bulan kelima s a t mulai tengkurap, pada bulan kedeIapan saat muIai merangkak, dan pada buIan ketiga belas sarnpai kelima belas saat mulai berjalan.
Pakar yang lain menernukan bahwa perkembangan bayi tidak semata-mata terlihat dari kemampuan motoriknya melainkan juga dari aspek Iaimya, seperti fisrk, kognitif, emosi, dan perkembangan secara menyeluruh, yang kernudian dirumuskan
milestonesnya seperti terlihat pada Tabel 2 .
Tabel 2. Milestones Perkembangan Anak berdasarkan Aspek Fisi k, Kogniti f, Emosi dan Perkembangan (Umum)
Umur (bulan)
0 - 3
3 - 6
6 - 9
9 - 12
Fisik
Bertarnbah berat
6-8 oris per rninau
Mulai meraih
sesuatu,
mencoba . menggenggam-
nya dan mema-
sukkannya ke mulut
Mampu duduk sendiri, mulai rnerangkak.
Berat badan
mencapai 7-9 kg
Mobilitas tinggi d e w an
merangkak dan belajar beqalan. Pada usia satu tahun tinggi
badan mencapai
Kognitif
Mengangkat kepala dan bereaksi pada
bunyi, gerak dan
A w ~
Mulai belajar sebab
dan ahbat
(mendengar suara
mainan jatuh),
mulai menyadari kehadrran orang
asing
Menangis jika
merasa frustasi
Mulai memahami
kata-kata dm
htannya dengan
gerakan
(mengucapkan "daag" dmgm melambaikan Emosi Bersikap rnemperhatikan Mulai mengenali orang terdekat, bahtaaksi daii tersenyum Marah jika
rnainann ya
diarnbil, ingin ikut
orang terdekat,
rneniru bunyi yang didengar
Senang diberi
penghaFm
(tepuk tangan dan hcium jika berbasil rnelakukan
sesuatu} dan ingin
Perkembang an
Pada malam hari
tidur selama tujuh
jam dan siang
hari sef ama
delapan jam
Mulai b e r i n t d s i dengan orang
lain, memainkan tangan dm kakinya, dan
bmsuara
1
Asyik b m a i n , memindahkan
mainan, meraih
sesuatu d m g m
jempol dan jari
Mulai senang
berjalan baik siang maupun
Umur
(bulan)
12-18
1
I
I
semakin bertambahI
Sumber : Stages of Child Development. Ladies Home Journal's Child Dwelo~ment from Birth to 4
I
18 - 24
(Meredith ~or~o~ation, 2002).
Fislk 28 - 32 inchi
Sangataktif karena dapat
berJalan sendm
Menurut Engle (1999) perkembangan psikososial menunjuk pada ketrampilan
Berlari,
memanjat, menendang bola, agresi f
dan
kompetensi seomg anak untuk beradaptasi dengan lingkungan. KetrampiIan dm Kognitiftangan
Mengenal namanya dapa
rnenunjukkan bagian tubuhnya
kornpetensi menjadi semakin komplek sesuai dengan bertambahnya umur dan Perbendaharm
kata dan
kernampuan
membuar kalklat
kematangan. Perkem bangan mencakup berbagai aspek, yaitu :
Emosi
berpartisipasi dengan kegiatan
orang di
sekelilingnya Gembira jika &bar
penghargaan clan
marah jika merass
tidak dihargai
(1 ) Perkembangan kogniti f (mental) y ang meIi puti memori, pemecahan rnasalah clan
Perkernbangan
Lebih banyak memahami kata-
h a untuk
mengungkapkan
keingrnan dan
Tumbuh rasa kasrh
sqang, mid
kepsda binatang
pemahaman nurnerik.
kemauannya Ingin mencoba
melakukan
sesuatu sendiri
(2) Perkern bangan bahasa, kemampuan berkomuni kasi dengan orang lain
(3) Perkembangan sosial-emosional, meliputi pemahaman terhadap hubungannya dengan orang lain disekitarnya
(4) Perkembangan $re and gross development, sew kemampuan seorang
anak
20 Bagian Psi ko1og1 Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia bersama Unit Keja Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia menyusun skems Praktis Perkembangan Mental
Anak
BaIita yang disebut Skala Yaumil-Wrni yang dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3. Perkembangan Mental Anak Balita krdasarkan Skala Yaumil-Mlmi
Umur
Dari lahir sarnpai 3 buIan
Dari 3 sarnpai 6 bulan
Dari 6 sampai 9 bulan
Dari 9 sa~npai 12 bulan
Perkembangan Mental
(Geraknn-Gemkan Kssar daa Halw Emosi Sosial,
Ptriiaku, dan Bicara)
-
belajar mengangkat kepaIa-
belajnr rnengikuti objek deqpn matanya- melihat be muka seseorang dan tersenyum
- bereaksi terhadap suardbunyi
- m e n g e d ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan
kontak
- menaban barang yang dipegangnya
- mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
-
mengangkat kepala 90' dan mengangkat dada dengan bertopang tangan- mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau
di har jangkauannya
-
menanth benda-benda di rnulutnyp- berugaha memperluas lapangan pmdangan
- twtawa dan menjwit karma gembira bila diajak bermain
- rralai berusaha mencari benda-benda yzng hilang
- dapat duduk tanpa dibantu
- dapat tengkurap dan berbalik sendiri
-
dapat m-k meraih benda atau mendekati seswrang- memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
- rnemegang bench kecil dengan ibu jari clan jari telunjuk
- bergembira dengan melempar-lempar benda-benda
- mengeluarkan kata-kata yang tanpa art i
- rnengenal muka aqgota-anggota keluarga dan takut pa& orang
asindain
- mlai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian
-
&pat berdiri sendiri tanpa dibanm- dapat bqalan dengan dituntun
- menirukan warn
- menguIang bunyi yang didengamya
-
belajar rnengatakan satu atau dua kata- mengwti perintah d e r h atau larangan
-
rnemperlhtkm minat y m g besar dalam mengeksptorasi sekitarnya,ingin melihat semmya, ingin menyentub apa saja dm memasukkan
benda-benda ke mulutnya
I
Ptrkembangaa MentalUmur IGerakan-GcPakrtn Kasar dan Haltla Emmi SmiaI, Dari 12 sampai 18 bulan
I
merekaDari 2 sampai 3 tahun
I
- belajar melocat. memanjat, mehmpat dengan satu kakiPerilaku, dan Bicara)
-
MaIan clan mengeksplorasi rumah serta sekeli1ing rumahDari I8 sampai 24 bulan
-
membuat jernbatan den& tiga kotak --
mempu menyusun kalimat-
rnempergunakan kata-kata say* bertanya, mengerti hta-kata yangditunjuk kepadanya
- menggambar lingkaran
- bermain bersarna dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan
lain di luar keluarganya Sumber : Markurn, el al. (199 I )
-
menyusun dua atau tiga k o t l-
dapat mengatdm 5- 1 0 kata-
memperlihatkan rasa cemburu dm rasa bersaing-
naik turun tangga- menyusun enam kotak
- menunjuk mata dan hidungnya
-
menyusun dua kata-
belajar makan sendiri- menggambar garis di kertas atau pasir
- muIai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecilkencing
- rnenaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang
Iebih b a r
-
memperlihatkan rninat kepada anak lain dan bermain-main den*Menurut Soetjiningsih dan Ekawati (2000) patokan perkernbangan anak dibagr dalam tujuh aspek, yaitu ( 1 ) gerakan kasar, (2j gerakan halus, ( 3 ) mengerti isyaratlpern bicaraan (komuni kasi pasif), (4) mengungkapkan dengan isyaratkata-kata (komunikasi aktif), ( 5 ) kecerdasan, ( 6 ) menolong diri sendiri, dan (7) bergauI. Ketuj uh aspek perkembangan tersebut &pat s e c m mudah diingat apabi I a digolongkan menjadi 4 (empat) aspek perkembangan saja, yaitu: ( 1) gerakan kasar : gerakan-gerakan yang rnelibatkan otot-otot besar, (2) gerakan halus : gerakan- gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dan memerlukan kecerrnatan yang tinggi, (3)
bahasa ; kemhnpuan untuk mengerti terbadap apa yang diucapkan orang lain dan
bergaul (6 dan 7). Tabel 4 menunjukkan patokan perkembangan anak balita berdasarkan empat aspek perkem bangan.
Tabel 4. Patokan Perkembangan Anak Bdita krdasarkan Umur
3-4 tahun
Berdiri satu
kaki dalam
dita hihmgan
(42 bulan) Menggambar
Bahasa
I
I
1