ABSTRAK
EFEKTIVITAS BIDANG KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG DALAM
MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM PERKARA PIDANA
Oleh
ANNISA DIAN PERMATA HERISTA
Bantuan hukum merupakan instrumen penting dalam Sistem Peradilan Pidana karena merupakan bagian dari perlindungan Hak Asasi Manusia bagi setiap individu. Bantuan hukum pula merupakan pelayanan hukum yang bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum dan pembelaan terhadap hak-hak asasi tersangka/terdakwa sejak ia ditahan sampai diperolehnya putusan pengadilan yang tetap. Yang dibela dan diberi perlindungan hukum bukan kesalahan tersangka/terdakwa melainkan hak asasi tersangka/terdakwa agar terhindar dari perlakuan dan tindakan tidak terpuji atau tindakan sewenang-wenang dari aparat penegak hukum. Berdasarkan hal tersebut permasalahan yang dikaji oleh penulis adalah bagaimanakah efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana dan faktor penghambat apa saja yang dihadapi oleh Bidang Konsultasi dan Baantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam melaksanakan pemberian bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum.
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sedangkan pengolahan data yang diperoleh dengan cara seleksi data, klasifikasi data dan sistematika data. Data hasil pengolahan tersebut akan dianalisis secara kualitatif yaitu mendeskripsikan data dan fakta yang dihasilkan dengan kalimat-kalimat yang tersusun secara terperinci, sistematis dan analisis, selain itu analisis data juga dilakukan secara kuantitatif dengan mengggunakan tabel untuk mengukur jumlah pelaksanaan pemberi bantuan hukum yang diberikan oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung sehingga akan memudahkan untuk mengambil kesimpulan.
empat faktor karakteristik yaitu karakteristik organisasi, karakteristik lingkungan, karakteristik pekerja, kebijakan dan praktek manajemen, dengan melihat empat karakteristik tersebut bahwasanya keberadaan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum sudah efektif, kemudian faktor penghambat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana ada lima, yaitu: faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan.
Adapun saran yang diberikan penulis dalam hal ini adalah perlunya dukungan dari berbagai pihak yaitu masyarakat, aparat penegak hukum yang meliputi kepolisian, kejaksaan dan kehakiman terhadap Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum, sehingga tujuan untuk memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu lebih dirasakan masyarakat luas dan supaya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung selalu menjadi organisasi bantuan hukum yang efektif. Dan seharusnya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung harus lebih aktif memberikan penyuluhan hukum yang dilakukan kepada masyarakat ke daerah-daerah pelosok, agar dapat diketahui keberadaan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung sebagai organisasi pemberi bantuan hukum yang memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu.
Annisa Dian Permata Herista dilahirkan di Bandar Lampung 24
Juni 1993, yang merupakan anak keempat dari empat
bersaudara pasangan Bapak Surisno, S.H., M.H. dan Ibu Dra.
Sri Herniati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak PTPN VII Bandar
Lampung pada tahun 1998, Sekolah Dasar Negeri 14 Pagi Pondok Labu Jakarta
Selatan diselesaikan pada Tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 37
Jakarta diselesaikan pada Tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 32
Jakarta diselesaikan pada Tahun 2011. Penulis diterima sebagai mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tertulis pada tahun 2011.
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam organisasi kampus antara lain
didalam UKMF Mahkamah dan UKMF PSBH serta di dalam Himpunan
Mahasiswa Hukum Pidana Fakultas Hukum Unila (2014-2015). Selain itu, pada
Tahun 2014 penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode I
selama 40 hari di desa Goras Jaya, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung
Alhamdulillahirobbil alamin, rasa syukur kehadirat ALLAH SWT dan segala puji bagi ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memberikanku kemudahan disetiap
langkahku, sehingga aku dapat menyelesaikan karya sederhanaku ini.
Ku persembahkan karya sederhanaku ini kepada orangtuaku yang sangat ku cinta dan ku sayangi.
Papaku Surisno, S.H.,M.H dan Mamaku Dra. Sri Herniati
Yang telah memberikanku cinta dan kasih sayang yang tulus dan yang selalu menjaga serta mengajarkan aku menjadi yang terbaik dan selalu memberikan aku semua yang terindah selama 21 tahun ini. Yang tak pernah mengeluh bekerja keras untuk mengantarkan anakmu ini ke gerbang masa depan yang
cerah untuk meraih semua mimpi-mimpi untuk menjadi kenyataan. Terimakasih atas kasih sayang, airmata, nasihat, kerjakeras, dan keringat papa mama hingga aku dapat seperti sekarang ini, suatu kebanggaan dalam hidupku
adalah menjadi anak papa mama, kesuksesanku kelak akan aku persembahkan untuk papa mama atas cinta dan pengorbanan yang papa mama selalu berikan untuk aku. Kesuksesan ku kelak karena papa mama yang selalu mendoakanku
disetiap ibadah papa mama.
Kakak kandungku Olivia Ika Herista, S.P., drh. Meirissa Dwi Herista dan Mutia Intan Savitri Herista, S.P. dan Kakak iparku Indra Gunawan, S.ST dan Hanif
Rinardi, S.Psi. Terima kasih selalu mendorongku untuk maju, selalu menemaniku disetiap langkahku dan selalu menjadi semangat dalam hidupku
untuk melakukan yang terbaik dan selalu memotivasi ku untuk selalu berpikirkan masa depan yang jauh lebih baik dari sekarang.
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
(QS.Al-Mujadalah:11)
Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga
( H.R. Muslim )
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat
( Winston Chuchill )
Saat sedang mengalami kegagalan, janganlah berputus asa, karena apapun yang
terjadi, seburuk apapun yang kita hadapi, akan selalu ada jalan untuk menjadi
yang terbaik
( Penulis )
Jangan pernah membenci orang yang meremehkan anda karena suatu hari
nanti anda pasti membutuhkan mereka untuk melihat kesuksesan anda
( Penulis )
Real success is determined by two factors. First is faith and the second is
action
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam
dan yang menjadikan apapun dibumi dan dilangit atas kehendak-Nya. Shalawat
serta salam tak lupa selalu saya hanturkan kepada suri tauldan terbaik yakni
baginda Nabi Muhammad SAW.
Rasa syukur tak henti penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Meskipun banyak kerikil-kerikil kecil yang penulis alami dalam proses
penulisan skripsi ini, namun penulis berhasil menyelesaikan dengan baik. Skripsi
ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada
Fakultas Hukum Universitas Lampung dengan judul :EFEKTIVITAS BIDANG
KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG DALAM MEMBERIKAN BANTUAN
HUKUM PERKARA PIDANA
Penulis menyadari selesainya skripsi ini melibatkan banyak pihak yang turut serta
dalam memberikan bimbingan, bantuan dan motivasi untuk terselesaikannya
skripsi ini. Maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum
3. Ibu Dr. Nikmah Rosidah, S.H., M.H., selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran,
memberikan masukan serta arahan dan petunjuk kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
4. Bapak Deni Achmad, S.H., M.H., selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran,
memberikan masukan serta arahan dan petunjuk kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
5. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah membahas dan
memberikan masukan kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
6. Bapak Gunawan Jatmiko, S.H., M.H., selaku Pembahas II yang telah
membahas dan memberikan masukan kepada penulis dalam
menyempurnakan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Muhammad Akib, S.H., M.Hum selaku Pembimbing Akademik
selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung.
8. Bapak Dr. Heni Siswanto, S.H., M.H., selaku Dosen Hukum Pidana Fakultas
Hukum Universitas Lampung, Bapak Shafruddin, S.H., M.H., dan Bapak
Satrio Prayoga, S.H., M.H., selaku Anggota BKBH FH Unila, terimakasih
telah memberikan izin penelitian dan telah meluangkan waktu untuk
melakukan wawancara demi terselesaikan penelitian skripsi ini.
9. Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang tidak bisa
pakde tarno, om kancil, kiyay apri, babe narto, mbak sri dan mba yanti yang
telah banyak membantu penulis selama menempuh study.
10. Papaku Surisno, S.H., M.H. adalah papa yang terbaik yang selalu ada disaat
aku dalam keadaan apapun, aku bangga menjadi anak papa, papa selalu
menjadi inspirasi aku untuk selalu memberikan yang terbaik untuk
orang-orang yang ada disekitar kita, papa selalu membimbingku, memberikanku
dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini dan yang tak henti memberikanku
semangat untuk menggapai semua mimpi-mimpiku. Terima kasih atas semua
yang papa berikan untuk aku dan terimakasih juga atas doa papa yang tak
pernah putus disetiap ibadah papa untuk aku. Aku akan selalu berusaha untuk
selalu membuat papa bangga padaku dan aku akan selalu berusaha untuk
tidak pernah membuat papa kecewa dan aku akan selalu berusaha mengukir
senyum diwajahmu dan membuatku papa bahagia memiliki anak sepertiku
pa.
11. Mamaku Dra. Sri Herniati, adalah mama yang terbaik, terimakasih atas cinta
abadimu ma, sebuah cinta luar biasa yang mama berikan untuk aku. Mama
selalu memberikan aku semangat untuk menjadi orang yang hebat yang tak
lupa untuk selalu berusaha, dan mama selalu menemaniku disetiap
langkahku. Keajaiban dan kebanggaan terbesar dalam hidup aku adalah aku
terlahir dari rahim mu ma, seseorang wanita yang telah memberikan cinta dan
pengorbanan yang tak kan pernah terbalaskan, tapi aku janji ma pengorbanan
12. Kakak-kakak kandungku tercinta, Olivia Ika Herista,S.P., drh. Meirissa Dwi
Herista dan Mutia Intan Savitri Herista, S.P. Terimakasih selalu
memberikanku motivasi dan semangat yang luar biasa agar aku tidak
menyerah untuk menyelesaikan skripsi ini dan selalu menjadi pendengar setia
cerita kehidupanku dan yang selalu membagi pengalaman agar aku dapat
selalu melakukan yang terbaik.
13. Kakak iparku tersayang, Indra Gunawan, S.ST., Hanif Rinardi, S.Psi. yang
selalu membagi pengalaman dan memberikan semangat untuk aku.
14. Keponakan ku Akhtar Rizqullah Daviandra, Azzahra Ghasani Andrafirsa dan
Kayna Ayudiva Daviandra, yang selalu menghilangkan kejenuhan aunty nya,
dan yang selalu membuat kejenuhan aunty langsung hilang saat mendengar
suara atau melihat kalian sehingga bersemangat lagi untuk mengerjakan
skripsi ini.
15. Seseorang yang selalu ada dihatiku yang selalu memberikan semangat yang
luar biasa dalam bentuk apapun dan selalu meyakinkanku bahwa aku bisa
menjadi yang terbaik, terima kasih selalu memberikan motivasi dan semangat
yang luar biasa.I’m lucky to have you.
16. Keluarga besarku yang juga membantu memberikan semangat dan dukungan,
untuk Wulan dan Putri yang selalu membantu dan memberikan semangat
bahkan memberikan hiburan saat jenuh.
17. Sahabat-sahabatku dari awal perkuliahan Astari Maharani, Chelsilia
Terimakasih selama diperkuliahan ini kalian mengajarkan aku banyak hal
mulai dari arti pertemanan sampai akhir persahabatan hingga persaudaraan.
Suka duka telah kita lewati bersama, semoga kita semua bisa bersahabat
sampai akhir hayat dan bisa sama-sama sukses dikemudian hari.
18. Sahabatku Andi Mekar Sari, Abudzar Al Ghifari, Deswandi Ahda, M. Rizky
Arief, Advent Pradito, Andrian Rizki, Deni, yang selalu siap mendengarkan
semua ceritaku dan siap untuk saling membantu selama ini. Terimakasih.
19. Sahabat Seperjuanganku, Maryanto, Hindiana Sava Husada, Gasela, Cindy
Gadensa, Ayu Rhatna Pratiwi, Nur Handayani, Ayu Permata, Riki Firman,
Nunik Iswardhani, Aisyah Muda Cemerlang, Maharani Nurdin, Irvan Alvero,
M. Yayang Pratama, Andika Salavi, Dhaniko, Jandrikardo, Nova Selina,
terimakasih atas pertemanan selama ini , atas bantuannya dan semoga setelah
kita lulus dari Fakultas Hukum Universitas Lampung ini menjadi orang yang
sukses.
20. Adik-adikku tersayang Yose Trimiarti, Nova Zolica Putri, Yulinda saari,
Nazyra Yosesea, Denty, Ruri Sagita, terimakasih telah memberikan motivasi
dan do’a untuk atu, kalian adik-adik yang baik dan cantik, sukses ya untuk
kalian.
21. Keluarga besar Hima Pidana, Fima Agatha, Andika Pratama, Abdoel Haris,
Dopdon, Oddy, Fajar, Mamad, Ata, Fahmi Reza, Mutiara, Tifanny, Sarah,
Fitri serta teman-teman FH Unila 2011 yang tidak bisa disebutkan satu
bisa sampai sekarang, walaupun jarang ketemu karena jarak yang jauh tapi
tak lupa untuk saling mendoakan. Terimakasih pernah mengukir cerita dan
menjadi bagian dihidupku.
23. Sahabat SD ku Dinda Kurnia, Tia Angelina dan Sabila Zasarosa, terimakasih
ya walaupun jarang ketemu karena kesibukan masing-masing tapi semangat
dan doa selalu mengiringi.
24. Semua pihak yang tidak dapat dipersebutkan satu per satu atas bantuan,
keikhlasan dan ingatan dalam doa.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat atas bantuan yang mereka berikan
kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat dan
menambah wawasan bagi semuanya. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, Januari 2015
Penulis,
Halaman I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ... 14
C. Tujuan Penelitian... 14
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 15
E. Kegunaan Penelitian... 20
F. Sistematika Penulisan... 21
II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Efektivitas Hukum ... 23
B. Sejarah Bantuan Hukum di Indonesia ... 32
C. Bantuan Hukum... 35
D. Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung... 40
III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ... 45
B. Tipe Penelitian... 46
C. Sumber Data dan Jenis Data... 46
D. Penentuan Narasumber... 47
E. Metode Pengumpulan Data ... 48
F. Metode Pengolahan Data ... 48
B. Gambaran Umum Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas
Hukum Universitas Lampung ... 54
C. Efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam Memberikan Bantuan Hukum Perkara
Pidana ... 57
D. Faktor Penghambat Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Perkara Pidana ... 68
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Simpulan ... 81
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bantuan hukum merupakan instrumen penting dalam Sistem Peradilan Pidana
karena merupakan bagian dari perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi
setiap individu, termasuk hak atas bantuan hukum. Hak atas bantuan hukum
merupakan salah satu hak yang terpenting yang dimiliki oleh setiap warga negara.
Karena dalam setiap proses hukum, khususnya hukum pidana, pada umumnya
setiap orang yang di tetapkan sebagai tertuduh dalam suatu perkara pidana,
tidaklah mungkin dapat melakukan pembelaan sendiri dalam suatu proses hukum
dan dalam pemeriksaan hukum terhadapnya. Dengan demikian tidaklah mungkin
seorang tersangka dalam suatu tindak pidana melakukan pembelaan terhadap
dirinya sendiri dalam suatu proses hukum pemeriksaan dirinya sedangkan dia
adalah seorang tersangka dalam suatu tindak pidana yang dituduhkan kepadanya
tersebut. Oleh karena itu tersangka/terdakwa berhak memperoleh bantuan hukum.
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum,
bantuan hukum merupakan sebuah jasa hukum yang diberikan oleh pemberi
bantuan hukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum yang
menghadapi masalah hukum. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, bantuan
bagi warga masyarakat yang memerlukan untuk mewujudkan hak-haknya serta
juga mendapatkan perlindungan hukum yang wajar.1Penyelenggaraan pemberian
bantuan hukum yang diberikan kepada penerima bantuan hukum merupakan
upaya untuk mewujudkan hak-haknya dan sekaligus sebagai implementasi negara
hukum yang mengakui dan melindungi serta menjamin hak asasi warga negara
akan kebutuhan akses terhadap keadilan (access to justice) dan kesamaan di
hadapan hukum (equality before the law).
Bantuan hukum pula merupakan pelayanan hukum (legal service) yang bertujuan
untuk memberikan perlindungan hukum dan pembelaan terhadap hak-hak asasi
tersangka/terdakwa sejak ia ditahan sampai diperolehnya putusan pengadilan yang
tetap. Yang dibela dan diberi perlindungan hukum bukan kesalahan
tersangka/terdakwa melainkan hak asasi tersangka/terdakwa agar terhindar dari
perlakuan dan tindakan tidak terpuji atau tindakan sewenang-wenang dari aparat
penegak hukum.2
Bantuan hukum juga merupakan jasa yang diberikan oleh pemberi bantuan
hukum. Pemberi bantuan hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi
kemasyarakatan yang memberi layanan bantuan hukum berdasarkan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Dimana pemberi
bantuan hukum dapat melakukan pendampingan bantuan hukum secara formil
maupun materil.
1
IGN. Ridwan Widyadharma,Profesional Hukum dalam Pemberian Bantuan Hukum, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2010, hlm. 26.
2
Bantuan hukum juga dianggap sebagai suatu media yang dapat digunakan oleh
semua orang dalam rangka menuntut haknya atas adanya perlakuan yang tidak
sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku. Hal ini didasari oleh arti pentingnya
perlindungan hukum bagi setiap insan manusia sebagai subyek hukum guna
menjamin adanya penegakan hukum.
Bantuan hukum dan negara mempunyai hubungan yang erat, apabila bantuan
hukum dipahami sebagai hak maka dipihak lain negara mempunyai kewajiban
untuk pemenuhan hak tersebut.3 Pasal 14 Kovenan Hak Sipil Dan Politik
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjelaskan bahwa setiap orang berhak atas
jaminan bantuan hukum jika kepentingan keadilan menghendaki demikian. Untuk
pemenuhan hak tersebut, menurut pertimbangan Kovenan PBB tadi mewajibkan
negara untuk memajukan penghormatan universal dan ketaatan terhadap HAM
dan kebebasan. Kewajiban tersebut antara lain berupa kewajiban untuk
menghormati (to respect), kewajiban untuk memenuhi (to fulfill), dan kewajiban
untuk melindungi (to protect). Kewajiban tersebut termasuk kewajiban untuk
melindungi, memenuhi dan menghormati hak atas bantuan hukum. Sehingga
pemegang kewajiiban utama dalam pemenuhannya adalah negara.4
Jaminan terhadap hak dan kewajiban ini ditegaskan dan dijadikan landasan bagi
pembentukan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.
Tujuan utama dari pembentukan Undang-Undang Bantuan Hukum adalah untuk
3
Rizanuary Fauzi, Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat , 7 Agustus 2014, http://rizakenahackblog.blogspot.com/2010_11_01_archive.html, (jam 20.00 WIB).
4
meningkatkan peran dan tanggung jawab negara terhadap penyelenggaraan
bantuan hukum masyarakat yang membutuhkan.5 Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum pada umumnya mengatur penyelenggaraan
pemberian bantuan hukum melalui pemberi bantuan hukum (organisasi bantuan
hukum) salah satunya yaitu Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas
Hukum Universitas Lampung.
Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung
adalah salah satu pihak yang merupakan bagian dari proses pemberi bantuan
hukum/jasa hukum. Dimana Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas
Hukum Universitas Lampung ini berkewajiban untuk memberikan bantuan hukum
kepada orang yang tidak mampu atau buta hukum, baik secara litigasi maupun
non-litigasi. Karena setiap orang berhak mendapatkan peradilan yang adil dan
tidak memihak (fair and impartial court). Hak ini juga merupakan hak dasar
setiap manusia. Hak ini bersifat universal, berlaku di mana pun, kapan pun dan
pada siapa pun tanpa ada diskriminasi.6Pemenuhan hak ini juga merupakan tugas
dan kewajiban negara, karena bantuan hukum juga merupakan kewajiban negara
dan setiap warga negara tanpa memandang suku, warna kulit, status sosial,
kepercayaan dan pandangan politik berhak mendapatkan akses terhadap keadilan.
Indonesia sebagai negara hukum menjamin kesetaraan bagi warga negaranya di
hadapan hukum dalam dasar negara dan konstitusi. Pemberian bantuan hukum
5
Chrisbiantoro, M Nur Sholikin Satrio Wirataru, Bantuan Hukum Masih Sulit Diakses, Jakarta: Kontras dan PSHK, 2014, hlm. 1.
6
YLBHI dan PSHK,“Panduan Bantuan Hukum di Indonesia”Edisi 2006, Jakarta :YLBHI dan
dipandang sebagai suatu tanggung jawab sosial dalam rangka penegakan hukum
kepada siapapun tanpa pandang bulu.
Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung ini
adalah salah satu organisasi bantuan hukum yang telah di verifikasi/akreditasi
oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Di
provinsi Lampung sudah ada 7 organisasi bantuan hukum
yang telah terakreditasi C, seperti yang terlihat dalam Tabel 1.
Tabel 1 : Daftar Organisasi Bantuan Hukum Provinsi Lampung yang lulus verifikasi/akreditasi Bantuan Hukum
No Nama Lembaga Alamat Akreditasi
1
LEMBAGA ADVOKASI PEREMPUAN DAMAR
Jl. MH. Thamrin No. 14 Gotong Royong Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung 35119 Email : damar_perempuan@yahoo.com C 2 YLBHI LBH BANDAR LAMPUNG
Jl. MH. Thamrin No. 63 Gotong Royong Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung 35119 Email : ylbhi.lbh.bandar.lampung@gmail.com C 3 PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAM INDONESIA (PBHI) WILAYAH LAMPUNG
Jl. Letnan Jendral Soeprapto No.43/47, Bandar Lampung 35116 Email : pbhi.lampung@gmail.com
C 4 LEMBAGA KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM SPSI LAMPUNG
Jl. Hasanuddin No. 10 Teluk Betung Bandar Lampung Email :
Ikbhspsilampung@ymail.com
[image:22.595.115.513.360.753.2]5 LEMBAGA KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM (LKBH) FIAT YUSTISIA
Jl. Jeruk Gang Rambai No. 99 Kel. Kelapa Tujuh Kotabumi Lampung 34513 C 6 Lembaga Bantuan Kesehatan Negara (LKBN)
Jl. Dr.Harun II No. 02/04 Lingkungan II Rt. 02 Kel. Kotabaru , Kec. Tanjung Karang Timur Bandar Lampung
C 7 BANTUAN HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG (BKBH FH UNILA)
Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Gedung A Fakultas Hukum Universitas Lampung. Email : rinamrul@gmail.com
C
Sumber: Hasil Verifikasi/Akreditasi Pelaksanaan Pemberi Bantuan Hukum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HN-02.HN.03.03 Tahun 2013.
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa Bidang Konsultasi dan
Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung merupakan salah satu
organisasi bantuan hukum yang lulus verifikasi/akreditasi di Provinsi Lampung.
Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung
merupakan salah satu dari 310 organisasi bantuan hukum di seluruh Provinsi dan
7 organisasi bantuan hukum di Provinsi Lampung. Organisasi bantuan hukum
yang lulus ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori A, B dan C sesuai dengan
yang ada pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Verifikasi dan Akreditasi dan Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum
Fakultas Hukum Universitas Lampung adalah organisasi bantuan hukum yang
Menurut panitia verifikasi/akreditasi organisasi bantuan hukum Badan Pembinaan
Hukum Nasional, penilaian organisasi bantuan hukum yang lulus akreditasi
dengan kategori A,B dan C harus memenuhi kritera-kriteria yang dijelaskan
dibawah ini:
Katagori A memiliki:
1. Jumlah kasus yang ditangani paling sedikit 1 (satu) tahun sebanyak 60 (enampuluh) kasus;
2. Jumlah program bantuan hukum nonlitigasi paling sedikit 7 (tujuh) program; 3. Jumlah advokat paling sedikit 10 (sepuluh) orang dan paralegal yang dimiliki
paling sedikit 10 (sepuluh) orang;
4. Pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki advokat paling rendah strata I dan paralegal yang telah mengikuti pelatihan paralegal;
5. Jangkauan penanganan kasus atau lingkup wilayah provinsi dan kabupaten/kota;
6. Status kepemilikan dan sarana prasarana kantor; 7. Kepengurusan lembaga lengkap;
8. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
9. Laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi;
10. Nomor Pokok Wajib Pajak Lembaga/organisasi bantuan hukum; dan 11. jaringan yang dimiliki Lembaga/organisasi bantuan hukum.
Katagori B memiliki:
1. Jumlah kasus yang ditangani paling sedikit 1 (satu) tahun sebanyak 30 (tiga puluh) kasus;
2. Jumlah program bantuan hukum nonlitigasi paling sedikit 5 (lima) program; 3. Jumlah advokat paling sedikit 5 (lima) orang dan paralegal yang dimiliki
paling sedikit 5 (lima) orang;
4. Pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki advokat paling rendah strata I dan paralegal yang telah mengikuti pelatihan paralegal;
5. Jangkauan penanganan kasus atau lingkup wilayah provinsi dan kabupaten/kota;
6. Status kepemilikan dan sarana prasarana kantor; 7. Kepengurusan lembaga lengkap;
8. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
9. Laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi;
10. Nomor Pokok Wajib Pajak Lembaga/organisasi bantuan hukum; dan 11. Jaringan yang dimiliki Lembaga/organisasi bantuan hukum.
Katagori C memiliki:
1. Jumlah kasus yang ditangani paling sedikit 1 (satu) tahun sebanyak 10 (sepuluh) kasus;
2. Jumlah program bantuan hukum nonlitigasi paling sedikit 3 (tiga) program; 3. Jumlah advokat paling sedikit 1 (satu) orang dan paralegal yang dimiliki
4. Pendidikan formal dan nonformal yang dimiliki advokat paling rendah strata I dan paralegal yang telah mengikuti pelatihan paralegal;
5. Jangkauan penanganan kasus atau lingkup wilayah provinsi dan kabupaten/kota;
6. Status kepemilikan dan sarana prasarana kantor; 7. Kepengurusan lembaga lengkap;
8. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
9. Laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi;
10. Nomor Pokok Wajib Pajak Lembaga/organisasi bantuan hukum; dan 11. Jaringan yang dimiliki Lembaga/organisasi bantuan hukum.
Selain itu, apabila kita melihat ruang lingkup pemberian bantuan hukum,
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum telah memberikan acuan
tersendiri dalam proses pemberian bantuan hukum dari pemberi bantuan hukum
kepada penerima bantuan hukum. Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Bantuan
Hukum dijelaskan bahwa bantuan hukum diberikan kepada penerima bantuan
hukum yang menghadapi masalah hukum. Area bantuan hukum dalam Pasal 4 ini
dapat diberikan meliputi kasus-kasus pidana, perdata, dan tata usaha negara.
Aktivitas bantuan hukum yang diberikan bisa dalam bentuk litigasi dan non
litigasi.7
Pemberian bantuan hukum dalam proses perkara pidana adalah
suatu kewajiban negara yang dalam taraf pemeriksaan pendahuluan
diwujudkan
dengan menentukan bahwa untuk keperluan menyiapkan pembelaan tersangk
a
terutama sejak saat dilakukan penangkapan atau penahanan, berhak untuk
menunjuk dan menghubungi serta meminta bantuan penasihat hukum. Bantuan
7
hukum itu bersifat membela masyarakat. Untuk
mendapatkan pengukuhan tentang jalan yang dapat ditempuh dalam
menegakkan haknya, seorang tersangka
atau terdakwa diberi kesempatan untuk mengadakan hubungan dengan orang
yang dapat memberikan bantuan hukum sejak ia ditangkap
atau ditahan pada semua tingkat pemeriksaan.
Namun, dalam kenyataannya banyak pengalaman yang mengakibatkan seorang
tersangka atau terdakwa menerima suatu putusan pengadilan, dinilaikan tidak
sesuai dengan rasa
keadilan. Hal tersebut sering terjadi hanya disebabkan ia tidak mampu
mendapatkan(“membayar”) penasihat hukum yang dapat memberikan bantuan
hukum terhadap keadilan yang diperjuangkan atau tidak memiliki kecakapan
dalam
membela suatu perkara. Meskipun ia mempunyai fakta dan bukti yang dapat
dipergunakan untuk meringankan atau menunjukkan kebenarannya dalam
perkara itu, padahal bantuan hukum merupakan hak orang miskin yang dapat
diperoleh tanpa bayar (probono publico).8Frans Hendra Winarta mengemukakan,
bahwa seringkali tersangka yang miskin karena tidak tahu hak-haknya sebagai
tersangka atau terdakwa disiksa, diperlakukan tidak adil atau dihambat haknya
untuk didampingi advokat.9
8
Yudha Pandu,Klien & Penasehat Hukum Dalam Perspektf Masa Kini,Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2001, hlm. 87.
9
Oleh karena itu peranan organisasi bantuan hukum khususnya Bidang Konsultasi
dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Hukum dalam memberikan
bantuan hukum secara cuma-cuma dalam proses perkara pidana bagi orang
yang tidak mampu/golongan lemah adalah sangat penting. Seorang pemberi
bantuan hukum dalam menjalankan profesinya harus selalu berdasarkan
pada suatu kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan guna mewujudkan suatu
pemerataan dalam bidang hukum yaitu kesamaan kedudukan dan kesempatan
untuk memperoleh suatu keadilan. Hal tersebut secara tegas dinyatakan dalam
Undang-Undang Dasar tahun 1945 Pasal 27 Ayat (1), yang berbunyi:
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya”.
Sementara itu fakir miskin merupakan tanggung jawab negara yang diatur dalam
Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi :
“Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”.
Peranan organisasi bantuan hukum dalam memberikan bantuan hukum secara
cuma-cuma terhadap orang yang tidak mampu dalam proses perkara pidana
dinyatakan dalam KUHAP, dimana di dalamnya dijelaskan bagi mereka
yang tidak mampu, yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri maka
pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses
peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka, hal tersebut terdapat di
dalam Pasal 56 Ayat (2) yang menyatakan :
“Setiap penasihat hukum yang ditunjuk untuk bertindak sebagaimana
Pemberian bantuan hukum oleh organisasi bantuan hukum memiliki peranan
yang sangat besar yaitu untuk mendampingi kliennya sehingga dia tidak akan
diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh aparat, demikian juga untuk
membela dalam hal materinya yang mana di sini diharapkan dapat tercapainya
keputusan yang mendekati rasa keadilan dari pengadilan.
Dengan adanya bantuan hukum secara cuma-cuma/gratis maka orang yang tidak
mampu yang dalam hal ini dimaksudkan pada tingkat perekonomian, yang
terlibat dalam proses perkara pidana akan mendapat keringanan untuk
memperoleh penasihat hukum sehingga hak-haknya dapat terlindungi dan proses
pemeriksaan perkara pidana tersebut dapat berlangsung sebagaimana mestinya.
Namun, terkait konteks penyelenggaraan pendanaan untuk organisasi bantuan
hukum, Undang-Undang tentang Bantuan Hukum menyatakan penyelenggaraan
bantuan hukum dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Alokasi dana APBN untuk penyelenggaraan bantuan hukum adalah
wujud kewajiban pemerintah dan disalurkan melalui anggaran Kementerian
Hukum dan HAM. Sumber pendanaan bantuan hukum lain dapat berupa hibah
atau sumbangan serta sumber pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat.
Selanjutnya pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara penyaluran dana bantuan
hukum diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013, anggaran bantuan hukum
diberikan untuk litigasi dan non-litigasi, besaran anggaran bantuan hukum di
tentukan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Manusia Republik Indonesia biaya kegiatan bantuan hukum litigasi untuk pemberi
bantuan hukum dalam satu perkara pidana, perdata dan tata usaha negara, hingga
perkara itu mempunyai kekuatan hukum mengikat ditetapkan sebesar Rp.
5.000.000 (lima juta rupiah). Sedangkan biaya kegiatan bantuan hukum
[image:29.595.113.507.263.579.2]non-litigasi ditetapkan seperti terlihat dalam Tabel 2.
Tabel 2: Rincian Besaran Biaya Kegiatan Bantuan Hukum Non-Litigasi
No
Rincian Biaya Kegiatan Bantuan Hukum Non-Litigasi
Kegiatan Biaya (Rp)
1 Penyuluhan hukum 3.740.000
2 Konsultasi hukum 700.0000
3 Investigasi perkara 1.450.000
4 Penelitian hukum 2.500.000
5 Mediasi 500.000
6 Negoisasi 500.000
7 Pemberdayaan masyarakat 2.000.000
8 Pendampingan di luar pengadilan 500.000
9 Drafting dokumen hukum 500.000
Sumber: Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-03.HN.03.03 Tahun 2013 tentang Besaran Biaya Bantuan Hukum Litigasi dan Non litigasi.
Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa rincian biaya
kegiatan bantuan hukum non-litigasi tersebut terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan
besaran biaya, untuk biaya non-litigasi yang paling besar yaitu ada pada kegiatan
penyuluhan hukum sebesar Rp. 3.740.000.
Penyaluran dana bantuan hukum litigasi dilakukan setelah pemberi bantuan
hukum menyelesaikan perkara pada setiap tahapan proses beracara dan setelah
perkara selesai, pemberi bantuan hukum menyampaikan laporan yang disertai
dengan bukti sudah terselesaikannya suatu perkara. Sedangkan, penyaluran dana
bantuan hukum non-litigasi dilakukan setelah pemberi bantuan hukum
menyelesaikan paling sedikit 1 (satu) kegiatan dalam paket kegiatan non-litigasi
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 28 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum dan
Peyaluran Dana Bantuan Hukum dan menyampaikan laporan disertai dengan
bukti pendukung.
Namun, pada realitanya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum
Universitas Lampung dalam menjalankan pelaksanaan pemberian bantuan hukum
mengalami beberapa hambatan seperti halnya masalah dana yang terkadang dana
yang diberikan oleh negara tidak sesuai dengan dana yang telah ditalangi, lalu
hambatan lainnya sering terjadinya penolakan yang dilakukan oleh hakim
terhadap pemberi bantuan hukum yang berasal dari organisasi bantuan hukum
serta hambatan-hambatan lain yang dapat mengganggu pelaksanaan pemberi
bantuan hukum yang diberikan oleh Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum
Fakultas Hukum Universitas Lampung kepada masyarakat, khususnya masyarakat
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas
skripsi yang berjudul “Efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum
Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam Memberikan Bantuan Hukum
Perkara Pidana”.
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Bagaimanakah efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum
Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan bantuan hukum
perkara pidana?
b. Faktor penghambat apa saja yang dihadapi oleh Bidang Konsultasi dan
Baantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam
melaksanaan pemberian bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum?
2. Ruang Lingkup
Berdasarkan dengan permasalahan di atas maka ruang lingkup penelitian
penulis ini adalah kajian ilmu hukum pidana, yang membahas Efektivitas
Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung
dalam memberikan bantuan hukum perkara pidana. Sedangkan ruang lingkup
penelitian akan dilakukan pada wilayah hukum Pengadilan Tinggi Tanjung
Karang. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2014.
Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan Penulis dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas
Hukum Universitas Lampung selaku pemberi bantuan hukum dalam
memberikan bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat apa saja yang dihadapi oleh
Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung
dalam melaksanakan pemberian bantuan hukum sehingga para advokat,
paralegal, akademisi dan mahasiswa fakultas hukum yang tergabung dalam
Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung
ini dapat mengantisipasi hambatan-hambatan yang akan timbul dalam
memberikan bantuan hukum.
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil
pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan
identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh
peneliti.10
Berbicara tentang Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum sebagai organisasi
bantuan hukum pada hakekatnya sebagai suatu organisasi tentu untuk mencapai
sebuah tujuan secara kontinuitas seperti dikatakan Stephen P. Robbins bahwa
10
organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan,11dan untuk itu Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum sebagai sebuah
organisasi dalam hal mempertahankan fungsi dan tujuan Bidang Konsultasi dan
Bantuan Hukum sebagai organisasi bantuan hukum harus mempunyai suatu
efektivitas dalam prosesnya agar kedepannya dapat menjadi organisasi bantuan
hukum yang berorientasi lebih baik untuk tujuan Bidang Konsultasi dan Bantuan
Hukum itu sendiri. Dalam mencapai efektivitas suatu organisasi pun dipengaruhi
oleh berbagai faktor-faktor yang berbeda-beda tergantung pada sifat dan bidang
kegiatan atau usaha suatu organisasi.
Setiap organisasi mempunyai kerangka acuan yang berbeda, hal ini dipertegas lagi
oleh pendapat Hall dikemukakan bahwa dalam menilai efektivitas suatu
organisasi terdapat sejumlah model pendekatan yang dapat digunakan,
diantaranya pendekatan pencapaian tujuan (The Goal Attainment Approach) dan
pendekatan sistem (The System Approach). Suatu pendekatan di dalam arti
bagaimana pendekatan atau teori terhadap pencapaian suatu tujuan. Perspektif
efektivitas menekankan tentang peran sentral dari pencapaian tujuan suatu
organisasi.
Banyak rangkaian kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
organisasi seperti apa yang dikemukakan diatas, tetapi disini akan dituliskan
empat saja faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas, yakni Karakteristik
11
organisasi, Karakteristik lingkungan, Karakteristik pekerja serta Kebijakan dan
praktek manajemen.12 Adapun pengaruh 4 faktor tersebut terhadap efektivitas
organisasi sebagai berikut:
1. Karakteristik organisasi, terdiri dari struktur dan teknologi organisasi. Struktur
adalah hubungan yang relatif tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi.
2. Karakteristik lingkungan mencakup dua aspek. Pertama adalah lingkungan
ekstern, yaitu semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan
mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi. Kedua adalah
Lingkungan intern. Lingkungan ini pada umumnya dikenal sebagai iklim
organisasi, meliputi macam-macam atribut lingkungan kerja.
3. Karakteristik pekerja, perhatian harus diberikan kepada peranan perbedaan
individual antara para pekerja dalam hubungannya dengan efektivitas. Pekerja
yang berlainan mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan
yang berbeda.
4. Kebijakan dan praktek manajemen, di sini kita akan memperhatikan betapa
variasi gaya, kebijakan dan praktek kepemimpinan dapat memperhatikan atau
merintangi pencapaian tujuan.
Berdasarkan keempat faktor karakteristik yang mempengaruhi efektivitas
organisasi yang dinyatakan oleh Steers tersebut dapat dijelaskan secara ringkas
bahwa: 1) struktur yang dibangun dan teknologi yang digunakan dalam organisasi
akan sangat berpengaruh terhadap proses dan pencapaian tujuan, 2) organisasi
sebagai organisasi yang terbuka, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung
12
kepada lingkungan sekitarnya baik yang berada di dalam organisasi maupun
diluar organisasi, 3) bahwa manusia sebagai unsur penting dari organisasi
memiliki kemampuan, pandangan motivasi dan budaya yang berbeda, dan 4)
kebijakan dan praktek manajemen yang ditetapkan oleh pimpinan dalam mengatur
dan mengendalikan organisasi sangat berpengaruh bagi organisasi maupun bagi
pencapaian tujuan.
Oleh sebab itu karakteristik suatu organisasi dapat efektif dalam mencapai
tujuannya harus memenuhi hal-hal diatas tersebut, dan Bidang Konsultasi dan
Bantuan Hukum sebagai Organisasi Bantuan Hukum dalam mencapai
keefektivitasan sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang hukum tidak lepas
dari teori efektivfitas diatas.
Bekerjanya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum sebagai Organisasi Bantuan
Hukum dalam memberikan bantuan hukum juga tentunya akan menghadapi
berbagai hambatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soerjono Soekanto bahwa
terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi penegakan hukum yaitu: (1) Faktor
hukumnya sendiri, hukum yang dibahas ini akan dibatasi pada undang-undangnya
saja; (2) Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum; (3) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan
hukum; (4) Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku
atau diterapkan; (5) Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa
yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.13
13
2. Konseptual
Kerangka konseptual adalah penggambaran antara konsep-konsep khusus yang
merupakan kumpulan dalam arti yang berkaitan, dengan istilah yang akan diteliti
dan/atau diuraikan dalam karya ilmiah,14agar tidak terjadi kesalahpahaman pada
pokok permasalahan, maka dibawah ini penulis memberikan beberapa konsep
yang dapat dijadikan pegangan dalam memahami tulisan ini. Berdasarkan judul
akan diuraikan berbagai istilah sebagai berikut :
a. Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh
target dapat dicapai.15
b. Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum
Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum adalah sebuah wadah atau organisasi
bantuan hukum yang memberikan jasa atau pelayanan bantuan hukum kepada
penerima bantuan hukum.
c. Pemberi Bantuan Hukum
Pemberi Bantuan Hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi
kemasyarakatan yang memberi layanan bantuan hukum berdasarkan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.
14
Zainuddin Ali,Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hlm. 96.
15
d. Bantuan Hukum
Bantuan Hukum dapat diartikan sebagai upaya untuk membantu golongan yang
tidak mampu dalam bidang hukum.16
e. Tindak Pidana
Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai
ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang
melanggar larangan tersebut.17
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penulisan ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :
1. Kegunaan Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi Penulis
dan diharapkan dapat membantu mengetahui bagaimana efektivitas Bidang
Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam
memberikan bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum serta mengetahui
faktor-faktor penghambat apa saja yang dihadapi dalam melaksanaan pemberian
bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum.
2. Kegunaan Praktis
Sebagai sarana memperluas wawasan bagi penulis sekaligus informasi bagi para
pembaca, serta sumbangan pemikiran dalam proses pengetahuan hukum.
16
Adnan Buyung Nasution,Bantuan Hukum di Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1988, hlm. 95.
17
F. Sistematika Penulisan
Sistematika suatu penulisan skripsi bertujuan untuk memberikan suatu gambaran
yang jelas mengenai pembahasan skripsi yang dapat dilihat dari hubungan antara
satu bagian dengan bagian lain dari seluruh isi tulisan dari sebuah skripsi dan
untuk mengetahui serta untuk lebih memudahkan memahami materi yang ada
dalam skripsi ini, maka penulisan meyajikan sistematika penulisan skripsi ini
sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang memuat tentang latar belakang
penulisan, perumusan permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan
penulisan, serta sistematika penulisan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan pemahaman ke dalam pengertian umum serta pokok bahasan.
Dalam uraian bab ini lebih bersifat teoritis tentang efektivitas suatu organisasi
bantuan hukum dalam memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma terhadap
orang yang tidak mampu yang nantinya digunakan sebagai bahan studi
perbandingan antara teori yang berlaku dengan kenyataannya yang berlaku dalam
praktek.
III. METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam
penulisan skripsi ini yaitu menjelaskan tentang langkah-langkah yang digunakan
penentuan populasi dan sampel, prosedur pengumpulan data dan pengolahan data
serta analisis data.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan rumusan
masalah, yaitu mengenai bagaimanakah efektivitas Bidang Konsultasi dan
Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam memberikan
bantuan hukum dan faktor-faktor penghambat apa saja yang dihadapi dalam
pelaksanaan pemberi bantuan hukum.
V. PENUTUP
Merupakan bab penutup dari penulisan skripsi yang berisikan secara singkat hasil
pembahasan dari penelitian dan beberapa saran dari peneliti sehubungan dengan
masalah yang dibahas, serta saran-saran yang berhubungan dengan penulisan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif.1Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu
effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.
Kamus ilmiah populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan
hasil guna atau menunjang tujuan.2
Menurut Agung Kurniawan, efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas,
fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari suatu organisasi atau sejenisnya
yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya.3Pengertian
lain juga yang di sampaikan oleh Mahmudi dalam bukunya adalah beliau
mengatakan efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,
semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka
semakin efektif suatu organisasi atau kegiatan.4
Gibson mengatakan suatu efektivitas organisasi dapat diukur melalui :
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;
1
Richard M. Steers,Op.Cit., hlm. 2.
2
Hessel Nogi S. Tangkilisan,Manajemen Publik, Jakarta: PT Grasindo, 2005, hlm. 138.
3
Agung Kurniawan,Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta: Pembaruan, 2005, hlm. 109.
4
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;
3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap;
4. Perencanaan yang matang;
5. Penyusunan program yang tepat;
6. Tersedianya sarana dan prasarana;
7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.5
Berdasarkan sejumlah pengertian atau definisi efektivitas di atas, efektivitas
organisasi merupakan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya dengan
memanfaatkan segala sumber yang ada melalui sebuah proses organisasi yang
optimal. Tujuan dapat berupa sasaran yang ingin direalisasi atau output yang ingin
dihasilkan. Sumber organisasi tidak lain adalah input organisasi, sedangkan proses
organisasi adalah kegiatan organisasi mengolah input menjadi output yang
melibatkan prilaku individu, prosedur, dan program-program.
Banyak pendapat yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas organisasi, namun pada dasarnya pendapat-pendapat tersebut telah
terangkum dalam pendapat yang dinyatakan Richard M. Steers, dimana di dalam
efektivitas suatu organisasi terdapat empat faktor karakteristik yang
mempengaruhi efektivitas organisasi tersebut yaitu :
1) Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi. Struktur diartikan
sebagai hubungan yang relatif tetap sifatnya, merupakan cara suatu organisasi
5
menyusun orang-orangnya untuk menciptakan sebuah organisasi yang meliputi
faktor-faktor seperti desentralisasi pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan,
cakupan perumusan interaksi antar pribadi dan seterusnya. Secara singkat struktur
diartikan sebagai cara bagaimana orang-orang akan dikelompokkan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Teknologi menyangkut mekanisme suatu organisasi
untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi. Teknologi dapat
memiliki berbagai bentuk, termasuk variasi-variasi dalam proses mekanisme yang
digunakan dalam menghasilkannya, variasi dalam pengetahuan teknis yang
dipakai untuk menunjang kegiatan menuju sasaran. Ciri organisasi yang berupa
struktur organisasi meliputi faktor luasnya desentralisasi. Faktor ini akan
mengatur atau menentukan sampai sejauh mana para anggota organisasi dapat
mengambil keputusan. Faktor lainnya yaitu spesialisasi pekerjaan yang membuka
peluang bagi para pekerja untuk mengembangkan diri dalam bidang keahliannya
contohnya saja seorang mahasiswa fakultas hukum yang tergabung dalam Bidang
Konsultasi dan Bantuan Hukum dapat mengembangkan dirinya dalam bidang
memberikan bantuan hukum.
2) Karakteristik Lingkungan
Karakteristik lingkungan ini mencakup dua aspek yaitu internal dan eksternal.
Lingkungan internal dikenal sebagai iklim organisasi. Yang meliputi
macam-macam atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan segi-segi dan
efektivitas khususnya atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan
segi-segi tertentu dari efektivitas khususnya atribut diukur pada tingkat individual.
Lingkungan eksternal adalah kekuatan yang timbul dari luar batas organisasi yang
undang-undang dan peraturan pemerintah. Hal ini mempengaruhi: derajat kestabilan yang
relatif dari lingkungan, derajat kompleksitas lingkungan dan derajat kestabilan
lingkungan.
3) Karakteristik Pekerja
Karakteristik pekerja berhubungan dengan peranan perbedaan individu para
pekerja dalam hubungan dengan efektivitas. Para individu pekerja mempunyai
pandangan yang berlainan, tujuan dan kemampuan yang berbeda-beda pula.
Variasi sifat pekerja ini yang sedang menyebabkan perilaku orang yang berbeda
satu sama lain. Perbedaan tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap
efektivitas organisasi. Dua hal tersebut adalah rasa keterikatan terhadap organisasi
dan prestasi kerja individu.
Menurut Katz dan Kahn dalam buku Richard M. Steers peranan tingkah laku
dalam efektivitas organisasi harus memenuhi tiga persyaratan sebagai berikut:6
a. Setiap organisasi harus mampu membawa dan mempertahankan suatu armada
kerja yang mantap yang terjadi dari pekerja pria dan wanita yang terampil.
Berarti disamping mengadakan penerimaan dari penempatan pegawai,
organisasi juga harus mampu memelihara para pekerja dengan imbalan yang
pantas dan memadai sesuai dengan kontribusi individu dan yang relevan bagi
pemuasan kebutuhan individu.
b. Organisasi harus dapat menikmati prestasi peranan yang dapat diandalkan dari
para pekerjanya. Setiap anggota bukan hanya harus bersedia berkarya, tetapi
6
juga harus bersedia melaksanakan tugas khusus yang menjadi tanggung jawab
utamanya
c. Organisasi yang efektif menuntut agar para pekerja mengusahakan bentuk
tingkah laku yang spontan dan inovatif, job description tidak akan dapat
secara mendetail merumuskan apa yang mereka kerjakan setiap saat, karena
bila terjadi keadaan darurat atau luar biasa individu harus mampu bertindak
atas inisiatif sendiri dan atau luar biasa individu harus mampu bertindak atas
inisiatif sendiri dan atau mengambil keputusan dan mengadakan tanggapan
terhadap yang paling baik bagi organisasinya.
4) Kebijakan dan praktek manajemen
Karena manajer memainkan peranan sentral dalam keberhasilan suatu organisasi
melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar kegiatan yang ditujuan ke
arah sasaran. Kebijakan yang baik adalah kebijakan tersebut secara jelas
membawa kita ke arah tujuan yang diinginkan. Kebijakan harus dipahami tidak
berarti bahwa kebijakan harus ditulis. Pada intinya manajemen adalah tentang
memutuskan apa yang harus dilakukan kemudian melaksanakannya melalui
orang-orang. Definisi ini menekankan bahwa dalam organisasi merupakan sumber
daya terpenting. Dari faktor kebijakan dan praktek manajemen ini, sedikitnya
diindentifikasikan menjadi lima variabel yang menyumbang efektivitas yaitu: 1)
penyusunan tujuan strategis, 2) pencarian dan pemanfaatan sumber daya, 3)
menciptakan lingkungan prestasi, 4) proses komunikasi, 5) kepemimpinan dan
Namun, jika kita berbicara tentang suatu organisasi dibidang hukum kita tidak
hanya berbicara mengenai efektivitas organisasinya saja melainkan kita harus
berbicara pula mengenai tentang efektivitas hukumnya juga. Definisi dari
efektivitas hukum ini adalah efektivitas hukum menjelaskan mengenai bekerjanya
suatu aturan perundang-undangan ketika diterapkan di dalam masyarakat.
Hans Kelsen mengatakan apabila kita berbicara tentang efektivitas hukum maka
harus dibicarakan pula tentang Validitas hukum. Validitas hukum berarti bahwa
norma-norma hukum itu mengikat, bahwa orang harus berbuat sesuai dengan
yang diharuskan oleh norma-norma hukum, bahwa orang harus mematuhi dan
menerapkan norma-norma hukum. Jadi, efektivtas hukum berarti bahwa orang
benar-benar berbuat sesuai dengan norma-norma hukum sebagaimana mereka
harus berbuat, bahwa norma-norma itu benar-benar diterapkan dan dipatuhi.
Efektivitas Hukum juga tidak terlepas dari peran masyarakat untuk mematuhi
hukum tersebut. Kita tidak memungkiri bahwa hukum memang berperan besar
dalam mengatur kehiduan manusia. Hukum sendiri memiliki banyak pengertian
karena hukum sendiri memiliki bentuk dan segi yang banyak. Dalam
pengertiaannya yang paling luas, hukum adalah setiap pola interaksi yang muncul
berulang-ulang diantara banyak individu dan kelompok, diikuti pengakuan yang
relative eksplisit dari kelompok dan individu tersebut bahwa pola-pola interaksi
demikian memunculkan ekspektasi perilaku timbal-balik yang harus dipenuhi.7
Salah satu pengertian hukum yang diberikan Sudikno Mertokusumo adalah
7
keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam suatu
kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.8
Peranan hukum sangat besar bagi kehidupan berbangsa dan benegara. Hukum
memiliki fungsi mengatur kehidupan masyarakat, sehinggga hukum diharapkan
memberikan keadilan dan kesejahtaraan bagi masyarakat. Kehidupan masyarakat
merupakan kehidupan yang sangat kompleks, hal ini diakibatkan karena
masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang hidup dalam sebuah komunitas,
sehingga tidak jarang terjadinya perbedaan antar masyarakat. Melalui kehidupan
masyarakat yang sangat kompleks hukum dituntut untuk memberikan
efektivitasnya dalam mengatur kehidupan masyarakat, sehingga kesejahteraan dan
keadilan dalam masyarakat dapat terjamin dan terwujudkan.
Efektivitas hukum dalam tindakan atau realita hukum dapat diketahui apabila
seseorang menyatakan bahwa suatu kaidah hukum berhasil atau gagal mencapai
tujuanya, maka hal itu biasanya diketahui apakah pengaruhnya berhasil mengatur
sikap tindak atau perilaku tertentu sehingga sesuai dengan tujuannya atau tidak.
Efektivitas hukum akan disoroti dari tujuan yang ingin dicapai, salah satu upaya
yang biasanya dilakukan agar supaya masyarakat mematuhi kaidah hukum adalah
dengan mencantumkan sanksi-sanksinya. Sanksi-sanksi tersebut bisa berupa
sanksi negatif atau sanksi positif, yang maksudnya adalah menimbulkan
rangsangan agar manusia tidak melakukan tindakan tercela atau melakukan
tindakan yang terpuji. Karena efektivitas hukum sebagai sarana pengendalian
sosial, serta hubungan antara hukum dan perubahan-perubahan sosial.
8
Perkembangan masyarakat yang susunannya sudah semakin kompleks serta
pembidangan kehidupan yang semakin maju dan berkembang menghendaki
pengaturan hukum juga harus mengikuti perkembangan yang demikian itu.9
Terkait dengan efektivitas suatu organisasi dibidang hukum, suatu organisasi ini
tidak lepas dari yang namanya faktor penghambatan, ada saja yang menjadi
hambatan walaupun hanya sedikit atau sebesar batu kerikil karena pada
hakekatnya tidak ada sesuatu yang berjalan dengan lancar-lancar saja.
Menurut Soerjono Soekanto yang menyatakan dalam bukunya bahwa:
Gangguan terhadap lembaga penegakan hukum mungkin terjadi apabila ada
ketidakserasian antara nilai, kaidah, dan pola perilaku. Gangguan tersebut terjadi
apabila terjadi ketidakserasian antara nilai -nilai yang berpasangan yang menjelma
di dalam kaidah-kaidah yang bersimpang siur dan pola perilaku tidak terarah yang
mengganggu kedamaian pergaulan hidup.10
Atas dasar yang telah dijelaskan oleh Soerjono Soekanto diatas, maka berikut ini
adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu efektivitas organisasi
bantuan hukum, yaitu:
1. Faktor hukumnya sendiri, yang dalam tulisan ini akan dibatasi pada
perundang-undangannya saja. Undang-undang dalam arti material adalah peraturan tertulis
yang berlaku umum dan dibuat oleh penguasa pusat maupun daerah yang sah.
Gangguan penegakan hukum yang berasal dari undang-undang disebabkan
karena, tidak di ikutinya asas-asas berlakunya undang-undang, belum adanya
9
Esmi Warassih,Pranata Hukum: Sebuah Telaah Sosiologis, Semarang: Suryandaru Utama, 2005, hlm. 3.
10
peraturan pelaksanaan yang sangat dibutuhkan untuk menerapkan
undang-undang, dan ketidak jelasan arti kata-kata di dalam undang-undang yang
mengakibatkan kesimpang siuran di dalam penafsiran serta penerapannya.
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum. Penegakan hukum secara langsung atau tidak langsung
berkecimpung di bidang penegakan hukum. penegak hukum tersebut
mempunyai kedudukan dan peranan tertentu yang dibatasi pada peranan yang
seharusnya dan peranan aktual di dalam penegakan hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. tanpa adanya
sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan mungkin penegak hukum
menyerasikan peranan yang seharusnya dan peranan yang aktual. Sehingga
sarana atau fasilitas mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
penegakan hukum.
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan. Masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum. Penegakan
hukum yang berasal dari masyarakat bertujuan untuk mencapai kedamaian di
dalam masyarakat.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Kebudayaan hukum pada
dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai
mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap
mencerminkan dua keadaan ekstrim yang harus diserasikan. Hal itulah yang
dijadikan indikator di dalam penegakan hukum.11
Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan
esensi dari pengakan hukum, serta juga merupakan tolak ukur daripada efektivitas
penegakan hukum.
B. Sejarah Bantuan Hukum di Indonesia
Bantuan hukum sebenarnya sudah dilaksanakan pada masyarakat Barat sejak
jaman Romawi, dimana pada waktu itu bantuan hukum berada dalam bidang
moral dan lebih dianggap sebagai suatu pekerjaan yang mulia khususnya untuk
menolong orang-orang tanpa mengharapkan dan atau menerima imbalan atau
honorarium.
Setelah meletusnya Revolusi Perancis yang monumental itu, bantuan hukum
kemudian mulai menjadi bagian dari kegiatan hukum dengan lebih menekankan
pada hak yang sama bagi warga masyarakat untuk mempertahankan
kepentingan-kepentingannya di muka pengadilan, dan hingga awal abad ke-20 kiranya bantuan
hukum ini lebih banyak dianggap sebagai pekerjaan memberi jasa di bidang
hukum tanpa suatu imbalan.12
Bantuan hukum khusunya bagi rakyat kecil yang tidak mampu dan buta hukum
tampaknya merupakan hal yang dapat kita katakan relatif baru di negara-negara
11
Ibid. hlm. 60.
12
berkembang.13Demikian juga di Indonesia, bantuan hukum sebagai suatu legal
institution (lembaga hukum) semula tidak dikenal dalam sistem hukum
tradisional, dia baru dikenal di Indonesia sejak masuknya atau berlakunya sistem
hukum Barat di Indonesia.14Namun demikian, bantuan hukum sebagai kegiatan
pelayanan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat miskin dan buta hukum
menunjukkan perkembangan yang amat pesat di Indonesia.
Dalam tulisannya, Buyung Nasution menyatakan bahwa bantuan hukum secara
formal di Indonesia sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Lebih tegas lagi
dalam hukum positif Indonesia masalah bantuan hukum ini diatur dalam Pasal
250 ayat (5) dan (6) Het Herziene Indonesische Reglemen (HIR) dengan cakupan
yang terbatas. Dalam Pasal ini jelas mengatur tentang bantuan hukum bagi
terdakwa dalam perkara-perkara tertentu yaitu perkara yang diancam dengan
hukuman mati atau hukuman seumur hidup walaupun dalam Pasal ini prakteknya
lebih mengutamakan bangsa Belanda daripada bangsa Indonesia.
Meskipun HIR berlaku terbatas namun bisa ditafsirkan sebagai awal mula
pelembagaan bantuan hukum kedalam hukum positif Indonesia. Sebelum adanya
Undang-Undang yang mengatur tentang hukum acara maka ketentuan HIR masih
tetap berlaku. Pada tahun 1970 lahirlah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970
tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman yang di dalam Pasal 35,36 dan 37
mengatur tentang bantuan hukum.
13
Adnan Buyung Nasution,Bantuan Hukum di Negara-negara berkembang ( Sebuah Kasus di Indonesia, dalam 5 tahun Lembaga Batuan Hukum, Jakarta: LBH , 1976, hlm. 41.
14
Pada tahun 1967 Biro Konsultasi Hukum juga didirikan Fakultas Hukum
Universitas Padjajaran. Dewasa ini, bertebaran di fakultas-fakultas hukum
universitas negeri atau swasta yang telah berkembang dan didirikan biro-biro atau
lembaga-lembaga yang menangani bantuan hukum dengan cakupan pelayanan
yang lebih luas yaitu tidak sekedar memberi nasehat hukum belaka, akan tetapi
juga mewakili dam memberi pembelaan hukum di muka pengadilan.
Diluar kelembagaan bantuan hukum di fakultas-fakultas hukum, lembaga bantuan
hukum yang melakukan aktivitasnya dengan lingkup yang lebih luas di mulai
sejak didirikannya lembaga bantuan hukum di Jakarta pada tanggal 28 Oktober
1970 di bawah pimpinan Adnan Buyung Nasution. Adnan Buyung Nasution yang
mengajukan ide tentang perlunya pembentukan lembaga bantuan hukum di
Indonesia pada tahun 1969.
Pada masa Orde Baru ini masalah bantuan hukum tumbuh dan berkembang
dengan pesat. Satu contoh dapat dikemukakan, pada tahun 1979 saja tidak kurang
dari 57 lembaga bantuan hukum yang terlibat dalam program pelayanan hukum
kepada masyarakat miskin dan buta hukum. Dewasa ini jasa bantuan hukum
banyak dilakukan oleh organisasi-organisasi hukum yang tumbuh dari berbagai
organisasi profesi maupun organisasi kemasyarakatan. Dengan demikian, para
penikmat bantuan hukum dapat lebih leluasa dalam upayanya mencari keadilan
dengan memanfaatkan organisasi-organisasi bantuan hukum diatas.15
15
Dengan adanya Organisasi Bantuan Hukum diseluruh Indonesia maka muncul
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang bertujuan untuk
mengorganisir dan merupakan naungan bagi seluruh Organisasi Bantuan Hukum
yang salah satunya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum
Universitas Lampung. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia menyusun
garis-garis program yang akan dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi
sehingga diharapkan kegiatan-kegiatan bantuan hukum dapat dikembangkan
secara nasional dan lebih terarah dibawah satu koordinasi.
C. Bantuan Hukum
Bantuan hukum berasal dari kata “bantuan” yang b