• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Hidromorfologi Danau Kelapa Gading di Kisaran Naga Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Hidromorfologi Danau Kelapa Gading di Kisaran Naga Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 1. Alat Penelitian

1. GPS 2. Meteran berpemberat

3. Secchi disk 4. Alat tulis

(3)

Lampiran 2. Kegiatan Penelitian

1. Pengambilan titik koordinat keliling 2. Pengukuran kedalaman (1). Danau.

3. Pengukuran kedalaman (2) 4. Pengukuran Debit

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S dan L.Subehi. 2012. Pengukuran dan Evaluasi Kualitas Air Dalam Rangka Mendukung Pengelolaan Perikanan di Danau Limboto. Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Cibinong.

Amalia, F. J. 2010. Pendugaan Status Kesuburan Perairan DanauLido, Bogor, Jawa Barat, Melalui BeberapaPendekatan. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badjoeri, M dan Y. Mardiati. 2012. Laju Dekomposisi Padatan Tersuspensi di Perairan Danau Toba, Studi Kasus: di Karamba Jaring Apung. Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Cibinong.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press, Medan.

Bohn, V. Y., G. M. E. Perillo and M. C. Picollo. 2011. Distribution and Morphometry of Shallow Lakes in a Temprate Zone (Buenos Aires Province, Argentine). Asociacio’n Ibe’rica de Limnolog’ai. Spain. Limnetica. Vol 30 (1): 89 − 102.

Chandra, S., A. Singh dan P. K. Tomar. 2012. Assessment of Water Quality Values in Porur Lake Chennai Hussain Sagar Hyderabad and Vihar Lake Mumbai India. Chemical Science Transactions. Vol 1 (3).ISSN: 2278-3458/2278-3318

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Fahmudin, A dan Widianto. 2004. Petunjuk Praktik Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering. Word Agroforestry Centre ICRAF Ssoutheast Asia. Bogor, Indonesia.

Fauzi, M., Rispiningtati dan A.P. Hendrawan. 2014. Kajian Kemampuan Maksimum Danau Sentani dalam Mereduksi Banjir di DAS Sentani. Program Magister Teknik Pengairan. Universitas Brawijaya, Palembang. Hakanson, L. 1981. A Manual of Lake Morphometry. National Swedish

Environment Protection Board, New York.

Indrayani, E., K. H. Nitimulyo., S. Hadisusanto dan Rustadi. 2015. Peta batimetri Danau Sentani Papua. Depik. Vol 4 (3): 116-120.

(5)

Lukman dan I. Ridwansyah. 2010. Kajian Kondisi Morfometri dan Beberapa Parameter Stratifikasi Perairan Danau Toba. Jurnal LIMNOTEK. Vol 17 (2): 158-170.

Ma’rufi. M., Yunasfi dan A. Muhtadi.2015. Kajian Morfometri Danau Pondok Lapan Desa Naman Jahe Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Jurnal Aqua Coasmarine. Vol 9 (4): 23-33.

Muhtadi, A., Yunasfi., R. Leidonald., S. D. Sandy., A. Junaidy dan A. T. Daulay. 2016. Status Limnologis Danau Siombak, Medan, Sumatera Utara. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Vol 1 (1): 39-55.

Nasution, A. K. A. 2008. Penentuan Kekeruhan Pada Air Reservoir di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal Medan Metode Turbidimetri. Fakultas Matetamatika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Nugroho. N. 2002. Analisis Beberapa AspekLimnologis Situ Cibuntu, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nurandani, P. 2014. Pengolahan Data Penginderaan Jauh untuk Pemetaan Total Suspended Solid (TSS) di Danau Rawa Pening Provinsi Jawa Tengah. Deteksi Parameter Geobiofisik dan Diseminasi Penginderaan Jauh, Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014.

Pratiwi, N. T. M., E. M. Adiwilaga., J. Basmi., M. Krisanti., O. Hadijah dan P. K. Wulandari. 2007. Status Limnologi Situ Cilala Mengacu pada Kondisi Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi Perairan. Jurnal Perikanan, Vol 9 (1): 82–94.

Rostianingsih, S dan K. Gunadi. 2004. Pemodelan Peta Topografi Ke Objek Tiga Dimensi. Jurnal Informatika. Vol 5 (1): 14-21.

Santoso, A. D. 2008. Studi Penentuan Produktivitas Danau Buatan dengan MEI (Morphoedaphic Index) Analysis. Jurnal Hidrosfir Indonesia. Vol 3 (2): 81-86.

Soeprobowati, T. R. 2012. Peta Batimetri Danau Rawapening. Jurnal BIOMA. Vol 14 (2): 75-78.

Straskraba, M. dan J. G. Tundisi. 1999. Guidelines of Lake Management Vol. 9. International Lake Environment Committee Foundation. Shiga, Jepang. Stefanidis, K and E. Papastergiadou. 2012. Relationships Between Lake

Morphometry, Water Quality, and Aquatic Macrophytes, in Greek Lakes. University of Patras. Greece. Fresenius Environmental Bulletin. Vol 21 (10): 3018 – 3026.

(6)

Tambunan, F. 2010. Daya Dukung Perairan Danau LidoBerkaitan dengan Pemanfaatannya untuk Kegiatan Budidaya Perikanan Sistem Keramba Jaring Apung. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tessema, A., A. Muhammed, T. Birhanu dan T. Negu. 2014. Assessment of Physico-chemical Water Quality of Bira Dam Bati Wereda Amhara Region Ethiopia. Jurnal Aquaculture Research and Development. Vol 5 (6).

Trisakti, B. 2012. Kajian Metode Penentuan Luas Permukaan Air Danau dan Sebaran Vegetasi Air Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh. Seminar Nasional Limnologi VI 2012. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh – LAPAN, Jakarta.

Walukow, A. F., D. Djokosetyanto., Kholil dan D. Soedharma. 2008. Analysis the Pollution Load and the Assimilation Capacity of Lake Sentani, Papua for Conservation of Aquaculture Environment. News Biology. Vol 9 (3): 229−236

(7)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2016 di sekitar perairan Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Positioning System), meteran berpemberat, alat tulis, perahu, bola duga, stop

(8)

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari lapangan (Observasi) maupun hasil analisis di laboratorium untuk data analisis air. Data morfometri yang diperoleh dari lapangan meliputi data kedalaman dan keliling danau.

Penentuan stasiun pengambilan data dengan menggunakan metode purposive sampling dilakukan pada outlet danau, bagian pinggiran danau yang bersudut, tengah danau dan keliling danau.

Langkah Kerja Morfometri

(9)

Analisis Data Morfometri

Aspek morfometri dibedakan atas dimensi permukaan dan dimensi bawah permukaan.

Dimensi Permukaan

Pengukuran dimensi permukaan danau mengacu kepada Hakanson (1981) sebagai berikut:

1. Panjang maksimum (Lmax dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan cara mengukur jarak antara dua titik terjauh pada permukaan tepi danau.

2. Panjang maksimum efektif (Le dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur jarak terjauh antara dua titik di tepi permukaan danau.

3. Lebar maksimum (Wmax dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur jarak dua titik terjauh pada tepi permukaan danau yang ditarik tegak lurus terhadap Lmax.

4. Lebar maksimum efektif (We dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur jarak dua titik terjauh pada tepi permukaan danau ditarik tegak lurus terhadap Le.

5. Luas permukaan (Ao dinyatakan dalam Ha, Km2 atau m2) merupakan luas wilayah permukaan danau, nilainya kan bervariasi tergantung pada musim. Pengukuran luas permukaan dari peta batimetri menghitung luas polygon dengan menggunakan program Arc Map.

(10)

meter). Perhitungan nilai lebar rata-rata (W) danau mengacu kepada Hakanson (1981).

�= ��

����

7. Indeks perkembangan garis tepi (SDI, tanpa satuan) menggunakan hubungan antara SL dengan luas permukaan. Perhitungan nilai SDI diperoleh melalui persamaan (Hakanson, 1981)

SDI>1 : bentuk badan perairan tidak beraturan SDI≤1 : bentuk badan perairan beraturan

8. Panjang garis keliling danau (dinyatakan dalam meter)dapat di ukur dari peta batimetri dengan menggunakan software Arc Map.

Dimensi Bawah Permukaan

Pengukuran dimensi bawah permukaan mengacu kepada Hakanson (1981), sebagai berikut:

1. Kedalaman rata-rata (Z dinyatakan dalam meter), Volume dibagi dengan luas permukaan.

Z =V

A

(11)

3. Kedalaman relatif (Zr dinyatakan dalam meter) adalah rasio antara Zm dengan diameter rata-rata permukaan danau. Perhitungan kedalaman relatif dalam bentuk persamaan:

Zr =Zmax √n

2 ×√�� × 100%

Keterangan:

Zr<2% : mudah mengalami pengadukan Zr≥2% : tidak mudah mengalami pengadukan

4. Perkembanagan volume danau (VD tanpa satuan) merupakan ukuran yang menggambarkan bentuk dasar danau secara umum. Diperoleh melalui persamaan:

Apabila VD>1, maka dasar perairan relatif rata. Jika nilai VD≤1, maka dasar perairan berbentuk seperti kerucut.

5. Volume totala air danau (V dinyatakan dalam m3) merupakan perkalian antara luas permukaan (m2) dengan kedalaman rata-rata (m). ditentukan oleh asumsi bahwa pada umumnya danau berbentuk kerucut dengan volume total danau merupakan penjumlahan dari setiap lapisan atau kontur. Diperoleh melalui persamaan:

Vtot =1

3� hi−1(Ai−1 + Ai +�(Ai−1) × Ao

n

(12)

6. Debit (Discharge) dinyatakan sebagai volume yang mengalir pada selang waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m3/detik. Diperoleh melalui persamaan:

7. Redidence time atau waktu tinggal air (satuannya dalam jam atau hari). Perhitungan Redidence time adalah sebagai berikut:

Rt = Vtot Qrat

Keterangan:

Rt : Waktu tinggal air (jam atau hari) Vtot : Volume total (m3)

Qrat : Debit rata-rata (m3/detik)

8. Kemiringan rata-rata (Mean slope), dapat menggambarkan luas tidaknya perairan yang dangkal, pada khirnya mempengaruhi nilai kekeruhan, aktivitas biologi, kedalaman penetrasi cahaya, kelimpahan biota dan produktivitas biologi.

L : Panjang garis keliling dari masing-masing kontur (m) n : Jumlah kontur pada peta

Dm : Kedalaman maksimum (m) Ao : Luas permukaan (m2)

(13)

Insulosity

Insulosity (%), didefinisikan sebagai persentase dari total luas danau (A) yang ditempati oleh pulau-pulau, dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hakanson (1981).

A : Luas total permukaan perairan danau (Ha)

Kedalaman Kompensasi

Kompensasi merupakan kedalaman yang memiliki intensitas cahaya sebesar 1% dari intensitas cahaya di permukaan. Perhitungan menggunakan rumus (Amalia, 2010):

��=4,6

��

Keterangan:

Kd = Koefisien peredupan cahaya matahari Zc = Kedalaman kompensasi

Penentuan koefisien peredupan dipengaruhi oleh suatu nilai konstanta. Nilai konstanta tersebut didapatkan dari hubungan antara kedalaman Secchi disk dengan koefisien peredupan, dapat di hitung dengan menggunakan rumus:

��= 1,7

��

Keterangan:

(14)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dimensi Permukaan

Hasil pengukuran di lapangan secara langsung didapatkan bahwa Danau Kelapa Gading memiliki luas 11.931,37 m2, dengan panjang maksimum 161,14 m, Lebar maksimum 124,72 m, dan panjang keliling danau 688,50 m. Data yang lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Dimensi Permukaan

No. Parameter Satuan Nilai

7. Indeks Perkembangan Danau (SDI)

3,55

8. Panjang Keliling Danau (Sl) m 688,50

9. Luas Pulau m2 178,60

Dimensi Bawah Permukaan

(15)

Tabel 2. Data Dimensi Bawah Permukaan

No. Parameter Bulan Satuan Nilai

1. Kedalaman Rata-Rata (Z) m 1,26

2. Kedalaman Maksimum (Zm) m 2,15

3. Kedalaman Relatif (Zr) % 0,17

4. Perkembangan Volume Danau (VD)

9. Morpho Edaphic Index (MEI)

Februari 10. Kedalaman Kompensasi (Zc) Februari

Maret

Hasil pengukuran nilai TDS yang di dapat secara berturut-turut mulai dari bulan Februari sampai April adalah 26,2 mg/L; 31,6 mg/L; 34,2 mg/L, nilai TSS adalah 34, mg/L; 54,2 mg/L; 101,8 mg/L, nilai kecerahan cahaya adalah 0,48,m; 0,37 m; 0,34 m, dan nilai konduktifitas (DHL) secara berturut-turut adalah 80,74 µmhos; 91,92 µmhos; 98,54 µmhos. Data parameter fisika yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Parameter Fisika

No Parameter Satuan Nilai

Februari Maret April

1. TDS mg/L 26,2 31,6 34,2

2. TSS mg/L 34 54,2 101,8

3. Kecerahan m 0,48 0,37 0,34

(16)

Peta Batimetri

Hasil pengolahan data batimetri Danau Kelapa Gading yang diolah dengan menggunakan Software ArcMap dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Batimetri Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan

(17)

Gambar 4. Lay out Peta Kontur Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan

(18)

Pembahasan

Dimensi Permukaan

Berdasarkan hasil pengukuran morfometri Danau Kelapa Gading menggunakan Software ArcMap diperoleh luas permukaan (Ao) sebesar 11.931,37 m2 dangan garis tepi (Sl) sebesar 688,5 m sehingga diperoleh Indeks perkembangan Danau (SDI) sebesar 3,55. Nilai SDI Danau Kelapa Gading lebih besar dari 2. Menurut Cole (1983) nilai SDI yang lebih besar dari 2 menggambarkan suatu bentuk badan perairan yang tidak beraturan. Berdasarkan nilai SDI maka bentuk badan perairan Danau Kelapa Gading tidak beraturan, sehingga berpotensi terhadap peningkatan nutrien. Pada umumnya, perairan danau memiliki SDI yang lebih besar dari 2, seperti Danau Pondok Lapan memiliki SDI sebesar 4,93 (Ma’rufi., dkk. 2015), Danau Siombak memiliki SDI sebesar 2,48 (Muhtadi, dkk., 2016), Situ Cilala sebesar 2,55 (Pratiwi, dkk., 2007), dan Danau Toba sebesar 3,61 (Lukman dan Ridwansyah, 2010).

(19)

Gading lebih kecil jika di bandingkan dengan danau Pondok Lapan dan lebih besar jika dibandingkan Danau Siombak.

Menurut Straskraba dan Tundisi (1999), penggolongan danau (berdasarkan luas dan volume) yaitu, sangat kecil (<1 Km2 dan <106 m3), kecil (1 – 102 Km2 dan 106 – 108 m3), sedang (102 − 104 Km2 dan 108 − 1010 m3), dan luas (104 − 106 Km2 dan 1010 − 1011 m3). Danau Kelapa Gading memiliki luas 11.931,37 m2 atau 0,011 Km2 dan Volume total 15.033,52 m3. Berdasarkan luas dan volume danau tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Danau Kelapa Gading termasuk kedalam danau buatan yang berukuran sangat kecil.

Dimensi Bawah Permukaan

Danau Kelapa Gading merupakan danau buatan dengan kedalaman rata-rata (Z) 1,26 m, kedalaman maksimum (Zmax) 2,15 m, dan kedalaman relatif (Zr) 0,17 %. Menurut Wetzel (1983) sebagian besar danau memiliki nilai Zr kurang dari dua persen, yang menunjukkan tingkat stabilitas yang rendah. Danau-danau yang memiliki stabilitas tinggi umumnya memiliki nilai Zr > 4 persen, dengan luas permukaan sempit. Nilai Zr Danau Kelapa Gading adalah 0,17 % yang berarti bahwa danau ini memiliki stabilitas yang rendah.

(20)

VD danau Kelapa Gading berarti termasuk kedalam danau yang memiliki bentuk dengan dasar yang rata.

Debit air yang keluar dari bulan Februari hingga April berturut-turut 0,74 liter/det; 0,92 liter/det; dan 0,96 liter/det. Dari data debit air tersebut, dapat diketahui bahwa masa tinggal air danau sekitar ± 225 − 226 hari. Artinya air yang ada di danau akan berganti setiap 225 – 226 hari. Hal ini juga berhubungan dengan laju pembilasan unsur hara, unsur hara yang masuk hanya akan bertahan di dalam danau selama 225 – 226 hari. Menurut Straskraba dan Tundisi (1999), kriteria dengan sistem klasifikasi danau dapat dijelaskan berdasarkan lambatnya aliran air yang keluar dari danau. Danau dengan R ≤ 20 (hari) arus a ir cepat, 20 < R ≤ 300 (hari) arus air sedang, R > 300 arus air lambat. Berdasarkan nilai RT yang di dapat, maka debit air yang keluar dari dalam danau termasuk kedalam kategori arus air sedang.

Waktu tinggal air (RT) Danau Kelapa Gading adalah 225 – 226 hari. Waktu tinggal air Danau Kelapa Gading lebih lama dibandingkan Danau Siombak yang hanya 15,65 jam (Muhtadi, dkk., 2016). Pratiwi , dkk., (2007) menyatakan bahwa semakin lama waktu tinggal air dalam suatu danau, kesempatan bahan organik atau nutrien berada di danau tersebut akan semakin besar. Hal ini berarti bahwa kesempatan pengendapan bahan organik di Danau Kelapa Gading lebih tinggi dibandingkan danau Siombak.

Parameter Fisika

(21)

TDS sangat dipengaruhi oleh pelapukan batuan, limpasan dari tanah dan pengaruh antropogenik (berupa limbah domestik dan industri). Hal ini sesuai juga dengan Chandra dkk, (2012) yang menyatakan bahwa dalam air alami, padatan terlarut berasal dari pembubaran atau pelapukan batuan dan tanah, termasuk pembubaran kapur, gipsum dan tanah mineral lainnya perlahan terlarut di dalam air.

Hasil pengukuran nilai TSS yang diperoleh pada bulan Februari adalah 34; Maret 54,2 mg/L; dan April 101,8 mg/L. Peningkatan nilai TSS ini dapat disebabkan oleh meningkatnya kadar bahan organik yang bersifat koloid. Pengaruh kekeruhan yangutama adalah penurunan penetrasi cahaya, sehingga aktivitas fotosintesis fitoplankton dan alga menurun, akibatnya produktifitas perairan menjadi turun. Menurut Walukow dkk, (2008) bahan-bahan tersuspensi dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika jumlahnya berlebihan, terutama TSS dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh pada proses fotosintesis di perairan. Kondisi ini dapat mengakibatkan punahnya kehidupan di ekosistem danau.

(22)

ion utama. Konduktivitas untuk air tawar berkisar antara 10 sampai 1000

μmhos/cm, tetapi dapat melebihi1.000 μmhos/cm, terutama di perairan tercemar. Danau Kelapa Gading memiliki nilai konduktivitas yang berkisar antara 80,74 – 98,54. Nilai kisaran tersebut masih berada pada kisaran yang tidak begitu mempengaruhi tekanan fisiologis pada ikan. Menurut Wardoyo (1981) diacu oleh Nugroho (2002), nilai DHL diatas 500 µmhos/cm ikan mulai mengalami tekanan fisiologis, dan bila niali DHL 1000 µmhos/cm atau lebih maka ikan tidak dapat bertahan lagi. Batas-batas tersebut hanya berlaku bagi ikan-ikan yang dapat hidup di perairan tawar.

Status Trofik Danau

Berdasarkan hasil pengukuran nilai kecerahan secara langsung dilapangan berturut-turut selama penelitian yang dihasilkan adalah 0,48 m,0,37 m dan0,34m. nilai kecerahan yang dihasilkan masih berada dibawah 1 m. Amalia (2010), yang menyatakan bahwa kecerahan merupakan salah satu metode yang dipakai untuk mengetahui status kesuburan suatu danau. Teknik ini dapat menduga produktivitas primer dari suatu perairan yang berhubungan dengan status kesuburan perairan. Perairan yang memiliki status kesuburan oligotrof memiliki kedalaman Secchi disk sebesar lebih dari 6 m, kesuburan mesotrof berkisar antara 3-6 m, dan kesuburan eutrof kurang dari 3 m. Berdasarkan nilai kecerahan yang dihasilkan menunjukkan bahwa Danau Kelapa Gading termasuk kedalam golongan danau yang memiliki kesuburan eutrofik.

(23)

penurunan nilai kedalaman kompensasi dari bulan Februari hingga April, penurunan nilai ini terjadi sehubungan dengan menurunnya nilai kecerahan dari Perairan Danau. Penurunan nilai kecerahan ini juga memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan nilai TDS dan TSS. Karena tinggi rendahnya nilai TDS dan TSS akan mempengaruhi nilai kecerahan suatu perairan. Menurut Boyd (1982) yang di acu oleh Amalia (2010), kecerahan memiliki korelasi dengan kekeruhan yang dapat diakibatkan oleh bahan organik dan anorganik. Semakin tinggi kekeruhan, semakin rendah penetrasi cahaya yang masuk ke perairan, sehingga akan berpengaruh terhadap kecerahan suatu perairan.

Danau Kelapa Gading memiliki kandungan Fosfat yang berkisar antara 0,096 – 0,2 mg/L dan Nitrat sebesar 0,5 mg/L (Zaharuddin, 2016). Menurut Wetzel (2001) yang diacu oleh Amalia (2010), hubungan antara produktivitas perairan dengan konsentrasi fosfat total dibaagi menjadi: Oligotrof (FT < 5

μg/liter dan NT < 250 µg/l), Mesotrofik (FT 5 – 10 μg/liter dan NT 250 – 600 µg/l), Eutrof (FT 10 – 30 μg/liter dan NT 500 – 1100 µg/l), Hypertrof (FT 30 – 100 μg/liter dan NT 500 – 15000 µg/l). Berdasarkan kandungan Fosfat dan Nitrat tersebut, danau Kelapa Gading tergolong kedalam danau yang memiliki status Oligotrof.

(24)
(25)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Aspek morfometri Danau Kelapa Gading adalah memiliki luas 11.931,37 m2 panjang maksimum 161,14. Lebar maksimum 124,72 m, dan panjang keliling danau 688,50 m. Kedalaman rata-rata danau 1,26 m, kedalaman maksimum 2,15 m, dengan kemiringan rata-rata 1,38 %.

2. Kapasitas air di Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan yang dapat dimanfaatkan adalah volume air danau 15.033,52 m3 dengan waktu tinggal air sekitar 225-226 hari.

Saran

(26)

TINJAUAN PUSTAKA

Danau

Danau adalah cekungan di permukaan bumi yang digenangi oleh air. Tipologi danau di Indonesia bervariasi tergantung dari faktor klasifikasinya. Menurut asal usul terbentuknya ada tiga tipe danau utama di Indonesia, yaitu danau tektonik, danau vulkanik, dan danau paparan banjir. Disamping ketiga tipe utama tersebut terdapat juga beberapa tipe danau karst serta danau-danau buatan atau bendungan. Danau juga dapat diklasifikasikan dari tingkat kesuburan airnya, yaitu mulai dari danau dengan tingkat kesuburan rendah (oligotrofik), danau dengan tingkat kesuburan sedang (mesotrofik), danau yang subur (eutrofik) dan danau yang sangat subur (hipertrofik) (Chrismadha, dkk., 2011).

Berdasarkan perbedaan temperatur, suatu ekosistem danau dapat dibagi menjadi 3 lapisan yaitu lapisan permukaan yang disebut sebagai lapisan epilimnion, lapisan dibawah epilimnion yang disebut sebagai metalimnion serta

lapisan pada bagian dasar yang disebut sebagai lapisan hypolimnion. Lapisan epilimnion mempunyai temperatur yang paling tinggi dibandingkan dengan

lapisan yang lainnya, kecuali pada saat musim dingin di danau-danau yang terdapat di wilayah yang beriklim sedang (Barus, 2004).

(27)

Fungsisosial-untuk air minum dan kebutuhan sehari-hari, sarana transportasi, keperluan pertanian, tempat sumber protein, industri, pembangkit tenaga listrik, estetika, olahraga, rekreasi, industri pariwisata (Fauzi, dkk., 2014).

Kedalaman rata-rata merupakan faktor penting untuk melihat produktivitas suatu danau, sedangkan ukuran kedalaman berhubungan dengan terjadinya penurunan suhu. Selain itu bentuk danau dapat terkait dengan kondisi dinamis bawah. Kemiringan zona litoral memiliki pengaruh yang besar pada biomassa dan distribusi macrophyta terendam (Stefanidis dan Papastergiadou, 2012).

Fahmudin dan Widianto (2004) menjelaskan beberapa akibat dari degradasi danau adalah: pendangkalan dan penyempitan danau, penurunan volume air, penurunan kualitas air, dan penurunan produktivitas perikanan. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan ancaman bahaya dan penurunan pendapatan masyarakat di sekitar danau.

Beberapa fakta menunjukkan bahwa danau mempunyai potensi untuk digunakan untuk berbagai keperluan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Di satu sisi kegiatan ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, tetapi di sisi lain kegiatan ini apabila tidak terkontrol dapat menyebabkan penurunan kualitas air danau (Aisyah dan Subehi, 2012).

Batimetri

(28)

Peta topografi merupakan peta yang memuat informasi umum tentang keadaan permukaan tanah beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis kontur. Garis ini menunjukkan garis pembatas bidang yang merupakan tempat kedudukan titik-titik dengan ketinggian sama terhadap bidang referensi (pedoman/acuan) tertentu (Rostianingsih, dkk., 2004).

Soeprobowati (2012) menyebutkan bahwa peta batimetri menunjukkan relief dasar danau dengan garis-garis kontur kedalaman, sehingga memberikan informasi tambahan untuk navigasi permukaan. Selain itu, data batimetri juga sangat penting untuk pengelolaan dan pemanfaatan berkelanjutan suatu perairan. Peta batimetri diperoleh dengan teknik interpolasi untuk pendugaan data kedalaman untuk daerah-daerah yang tidak terdeteksi merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan.

Morfometri

Mengetahui bentuk morfometri dan batimetri danau sangat penting untuk pengelolaan fungsi danau yang berkelanjutan karena kondisi topografi dan relief danau yang memiliki perbedaan kedalaman ekstrim. Penelitian morfometri danau dilakukan terkait dengan pentingnya peran dari ciri fisik tersebut terhadap sifat perairan danau.(Indrayani, dkk., 2015)

(29)

hayati, serta menentukan tingkat kepekaan terhadap pengaruh beban material dari daerah tangkapannya (Lukman dan Ridwansyah, 2010).

Morfometri danau mengacu pada bentuk cekungan bawah air. Struktur fisik danau ditentukan oleh distribusi cahaya, panas, gelombang, arus dan variasi musiman. Struktur kimia merupakan hasil dari penyebaran senyawa seperti nutrisi dan oksigen terlarut. Sementara interaksi biologis berhubungan erat dengan interaksi organisme didalam perairan, baik dengan faktor kimia atau diantara organisme (Indrayani, dkk., 2015).

Variasi dalam distribusi dan morfometri sangat mempengaruhi produktivitas dan eutrofik keadaan danau. Variabilitas ini, akibat dari tindakan antropogenik dan di zona beriklim sedang, peristiwa iklim musiman, memiliki pengaruh juga. Pentingnya ekologi morfometri ditunjukkan pengaruh morfometri badan air pada distribusi beberapa speies zooplankton. Karena morfometri dan

distribusi danau dangkal mempengaruhi banyak aspek yang beragam (Bohn, dkk., 2011).

Morfometri danau diukur berdasarkan strukturnya, seperti kedalaman dan elevasi. Dengan kata lain, morfometri danau merupakan bentuk badan air danau yang meliputi luas permukaan (A), volume (V), kedalaman rata-rata (Z). Topografi wilayah sekitar danau juga mempengaruhi morfometrinya. Struktur dasar danau dapat disusun membentuk relief dasar perairan, disebut batimetri (Indrayani, dkk., 2015).

Dimensi Permukaan (Surface Dimension)

(30)

adanya kehidupan disuatu tempat dijagad raya. Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hidup yang lainnya (Nasution, 2008).

Menurut Hakanson (1981), aspek dimensi permukaan terdiri dari:

1. Panjang maksimum (Lmax dinyatakan dalam meter) merupakan jarak antara dua titik terjauh pada permukaan tepi danau.

2. Panjang maksimum efektif (Le dinyatakan dalam meter) merupakan panjang permukaan danau maksimum tanpa melintasi danau atau daratan yang mungkin terdapat di danau.

3. Lebar maksimum (Wmax dinyatakan dalam meter) merupakan jarak maksimum dua titik terjauh pada permukaan tepi danau yang ditarik secara tegak lurus terhadap panjang maksimum. Penentuan lebar maksimum bisa saja melintasi pulau-pulau di danau jika ada.

4. Lebar maksimum efektif (We dinyatakan dalam meter) merupakan lebar maksimum danau tanpa melintasi pulau atau daratan yang mungkin terdapat di danau.

5. Luas permukaan (Ao dinyatakan dalam Ha, Km2 atau m2) merupakan luas wilayah permukaan danau, nilainya akan bervariasi tergantung pada musim. Pengukuran luas permukaan dari peta bathymetric dengan skala yang telah diketahui, dapat dilakukan dengan kertas grafik atau penimbang.

(31)

7. Indeks perkembangan garis tepi (SDI, tanpa satuan) menggunakan hubungan antara SL dengan luas permukaan.

8. Panjang garis keliling danau (dinyatakan dalam meter)dapat di ukur dari peta batimetri dengan memperhatikan skalanya, dengan alat curvimeter atau cara sederhana dengan seutas benang yang diplotkan pada garis tepi danau.

Dimensi Bawah Permukaan (Subsurface Dimension)

Peran tidak langsung danau terutama dalam hal menyediakan jasa-jasa ekologis, meliputi fungsi habitat yang mendukung keragaman hayati dan produktivitas perairan, fungsi retensi air yang mengendalikan kontinuitas ketersediaan air serta penyeimbang kondisi iklim mikro di kawasan sekitarnya, meskipun tidak secara langsung memberikan manfaat kepada manusia, namun sangat menentukan keberlanjutan fungsi danau (Chrismadha, dkk., 2011).

Aturan-aturan kebijkan air eropa saat ini mendefinisikan kualitas air sebagai tingkat penyimpangan dari kondisi referensi jenis tertentu. Antara deskripsi tipologi wajib adalah (Ecoregion atau lintang dan bujur) dan ukuran (area dan kedalaman) dari danau. Beberapa parameter dapat dijadikan gambaran danau-danau. Data kedalaman (Z) dan volume (V) adalah data yang sangat sederhana. Data yang lebih kompleks adalah dengan menghitung kedalaman relative (Zr), dihitung dengan hasil rasio persen dari kedalaman danau dengan diameter rata-rata (Noges, 2009).

Menurut Hakanson (1981), aspek dimensi bawah permukaan danau terdiri dari:

(32)

2. Kedalaman maksimum (Zm dinyatakan dalam meter) merupakan kedalaman suatu danau pada titik terdalam. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tali berskala dengan diberikan pemberat dibawahnya dan secara tidak langsung dapat dibaca pada kontur kedalaman peta batimetri. 3. Kedalaman relative (Zr dinyatakan dalam meter) adalah rasio antara Zm

dengan diameter rata-rata permukaan danau.

4. Perkembanagan volume danau (tanpa satuan) merupakan ukuran yang menggambarkan bentuk dasar danau secara umum.

5. Volume total air danau (V dinyatakan dalam m3) merupakan perkalian antara luas permukaan (m2) dengan kedalaman rata-rata (m).

6. Debit (Discharge) dinyatakan sebagi volume yang mengalir pada selang waktu tertentu.

7. Redidence time adalah lamanya waktu yang dibutuhkan badan air untuk terbilas secara keseluruhan, sejak mulai masuk kedalam suatu perairan sampai keseluruhan air tersebut.

8. Kemiringan rata-rata (Mean slope), dapat menggambarkan luas tidaknya perairan yang dangkal, pada akhirnya mempengaruhi nilai kekeruhan, aktivitas biologi, kedalaman penetrasi cahaya, kelimpahan biota dan produktivitas biologi.

9. Morpho Edaphic Index (MEI) merupakan hasil bagi antara nilai daya hantar listrik perairan dengan kedalaman rata-rata.

Kecerahan, Kekeruhan dan TSS

(33)

optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam badan air (Santoso, 2008).

Kecerahan air dapat di pantau dengan menggunakan piringan Secci pada kedalaman antara 20 samapai 40 cm. Kekeruhan air dapat disebabkan oleh plankton yang berlebihan seperti fitoplankton. Sebagai ganti piringan Secci dapat menggunakan CD bekas dengan bagian kilap atau cermin ke atas. Jika dalam kedalaman 20 sampai 40 cm kita masih dapat melihat CD tersebut, maka kekeruhan ini masih dalam batas yang baik (Nasution, 2008).

Kekeruhan terjadi karena adanya bahan tersuspensi seperti tanah liat, pasir, bahan organik termasuk bakteri, plankton dan jasad-jasad renik lainnya. Kekeruhan yang tinggi akan memperkecil penetrasi cahaya matahari kedalam air yang berarti memperkecil produktivitas perairan karena fotosintesis terhambat. Selain itu kekeruhan dapat pula merusak alat pernafasan atau alat penyaringan makanan dari jasad-jasad air, daerah pemijahan dan pembesaran dari berbagai spesies ikan, telur telur ikan dan hewan hewan dasar (Sumule, 1996).

Bahan organik juga berpotensi dapat meningkatkan laju sedimentasi, hipoksida, perubahan kondisi trofik, perubahan pruduktivitas serta struktur komunitas bentik. Bahan organik umumnya tersusun oleh karbon, hidrokarbon, nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral lainnya, sebagian akan mengendap dan terakumulasi di dasar perairan dan sebagian lainnya terlarut di air. Bahan organik tersebut akan didekomposisi oleh mikroba aerobik maupun anaerobik baik di kolom maupun di sedimen dasar danau (Sitorus, 2005).

(34)

tersebut, akan tetapi tidak selalu berkorelasi dengan padatan terlarut total. Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu tanpa memperhitungkan karbonat-karbonat yang mengalami transformasi menjadi gas karbondioksida dan gas-gas lain (Santoso, 2008).

TSS adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 µm) yang tertahan pada saringan miliopore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik. Penyebab TSS di perairan yang utama adalah kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Konsentrasi TSS apabila terlalu tinggi akan menghambat penetrasi cahaya ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis (Effendi, 2003).

Daya Hantar Listrik (DHL)

Daya hantar listrik erat kaitannya dengan kandungan unsur terionisasi dalam air. Nilai DHL pada perairan yang turbiditasnya rendah, dapat digunakan untuk menduga nilai padatan terlarut dan padatan tersuspensi (Sumule, 1996).

DHL merupakan daya hantar listrik dari suatu benda atau suatu zat dan kemampuan benda itu sendiri untuk menghantarkan listrik. Hantaran listrik adalah merupakan kebalikan dari tahanan, tetapi karena besarnya DHL ini sangat kecil maka biasanya dinyatakan dalam µmhos yang besarnya sama dengan 10-6 mhos (Alik 1989 diacu oleh Latifah dkk., 2014).

Kedalaman Kompensasi

(35)

cahaya matahari dan zona afotik (aphotic zone) di bagian bawah, yaitu zona yang tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari (Barus, 2004).

(36)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Danau merupakan suatu badan air yang tergenang sepanjang tahun yang dapat terbentuk baik secara alami maupun buatan. Penelitian tentang hidromorfometri danau dilakukan terkait dengan perannya terhadap perairan danau. Morfometri danau memainkan peran atas faktor-faktor yang menyebabkan perubahan-perubahan yang mengendap dalam proses biologis dan kimia danau. Morfometri danau mengatur muatan hara, produksi primer dan produksi sekunder dari zooplankton, zoobentos dan ikan. Dengan demikian morfometri dapat menggambarkan potensi produksi hayati, serta menentukan tingkat kepekaan terhadap pengaruh beban material dari daerah sekitarnya.

Data morfometri sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan, dan dapat memberikan informasi berupa kedalaman perairan, bentuk danau, penetrasi cahaya, perkembangan danau, dan lain-lain. Gambaran morfometri dan kualitas air merupakan data awal dalam mengetahui potensi danau, dari informasi tersebut akan didapatkan data mengenai keadaan suatu danau sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengelolaan suatu danau untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan.

(37)

Danau Kelapa Gading adalah sebuah danau buatan yang terdapat di Kabupaten Asahan. Danau Kelapa Gading dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan memancing dan juga sebagai tempat wisata. Namun data mengenai morfologi danau tersebut belum ada sehingga perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui asfek morfologi dan batimetri Danau Kelapa Gading.

Perumusan Masalah

Danau Kelapa Gading merupakan danau yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas memancing dan juga sebagai tempat wisata, dari kegiatan tersebut tentunya akan didukung oleh bentuk dan kedalaman danau. Dalam pemanfaatan Danau Kelapa Gading juga harus melihat bagaimana ketersediaan air di danau tersebut. Air yang ada menjadi sangat penting karena air yang tersedia sepanjang tahun akan mendukung semua aktivitas yang ada. Dari uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aspek morfometri Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan? 2. Bagaimana ketersediaan air di Danau Kalapa Gading Kabupaten Asahan

sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui asfek morfometri Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

(38)

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dilakukan adalah dapat berguna sebagai informasi dasar untuk pengelolaan dan pemanfaatan Danau Kelapa Gading sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Kerangka Pemikiran

Danau Kelapa Gading merupakan salah satu danau buatan yang terdapat di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara yang terletak tidak jauh dari perkotaan, sehingga terdapat aktivitas masyarakat di sekitar danau seperti memancing dan kegiatan wisata. Data mengenai Morfologi Danau Kelapa Gading, baik dari segi kedalaman, luas, volume maupun bentuk batimetrinya belum tersedia. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai aspek morfologi untuk penentuan status tropik Danau Kelapa Gading berdasarkan ketiga parameter tersebut. Sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi pengelolaan danau agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Secara ringkas kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Danau Kelapa Gading

Morfologi Danau

Kedalaman Danau Batimetri

Status Tropik Danau

(39)

RIZKI RIDOAN. Kajian Hidromorfologi Danau Kelapa Gading di Kisaran Naga Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan AHMAD MUHTADI.

(40)

RIZKI RIDOAN. Hydromorfology Study of Lake Kelapa Gading at Kisaran Naga, Kisaran Timur Sub District, District of Asahan, North Sumatera Province. Supervised by PINDI PATANA and AHMAD MUHTADI.

Lake is a body of stagnant water throughout the year. The lake can be formed naturally and artificially. Kelapa Gading Lake is an artificial lake located in Asahan of North Sumatera. Data on the lake morphometry is needed to determin the level of water’s fertility, and to know ability of lake in accepting the pollutant load. The purpose of the study is to examine aspects of the lake morphometry of Kelapa Gading. The research was conducted from February to April 2016. Data was collected in this research were depth, water flow, the width of the lake and around the lake. The data processed by using ArcMap. Output of research is Kelapa Gading lake has an area about 11931.37 m2, with maximum length of 161.14 m, a maximum width of 124.72 m, and the circumference of 688.50 m. The maximum depth of 2.15 m, with the shape of the lake bottom is flat. Volume Lake Kelapa Gading is 15033.52 m3, the water discharge of about 0.74 to 0.92 L / s, with a stay of lake water ± 225-226 days, the brightness of the water ranges from 0.37 to 0.48 m with a depth of about compensation 0.98 to 1.07 m, and Lake Kelapa Gading has low stability.

(41)

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

RIZKI RIDOAN

120302002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(42)

KAJIAN HIDROMORFOLOGI DANAU KELAPA GADING

DI KISARAN NAGA KECAMATAN KISARAN TIMUR

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

RIZKI RIDOAN

120302002

(43)

KAJIAN HIDROMORFOLOGI DANAU KELAPA GADING

DI KISARAN NAGA KECAMATAN KISARAN TIMUR

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

RIZKI RIDOAN

120302002

Skripsi Sebagai Satu diantara Beberapa Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(44)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Kajian Hidromorfologi Danau Kelapa Gading di Kisaran Naga Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

Nama : Rizki Ridoan

NIM : 120302002

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S.Hut, M.Sc Ahmad Muhtadi Rangkuti, S.Pi, M.Si

Ketua Anggota

Mengetahui

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

(45)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Rizki Ridoan

NIM : 120302002

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kajian Hidromorfologi Danau Kelapa Gading di Kisaran Naga Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Medan, Mei 2016

(46)

RIZKI RIDOAN. Kajian Hidromorfologi Danau Kelapa Gading di Kisaran Naga Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan AHMAD MUHTADI.

(47)

RIZKI RIDOAN. Hydromorfology Study of Lake Kelapa Gading at Kisaran Naga, Kisaran Timur Sub District, District of Asahan, North Sumatera Province. Supervised by PINDI PATANA and AHMAD MUHTADI.

Lake is a body of stagnant water throughout the year. The lake can be formed naturally and artificially. Kelapa Gading Lake is an artificial lake located in Asahan of North Sumatera. Data on the lake morphometry is needed to determin the level of water’s fertility, and to know ability of lake in accepting the pollutant load. The purpose of the study is to examine aspects of the lake morphometry of Kelapa Gading. The research was conducted from February to April 2016. Data was collected in this research were depth, water flow, the width of the lake and around the lake. The data processed by using ArcMap. Output of research is Kelapa Gading lake has an area about 11931.37 m2, with maximum length of 161.14 m, a maximum width of 124.72 m, and the circumference of 688.50 m. The maximum depth of 2.15 m, with the shape of the lake bottom is flat. Volume Lake Kelapa Gading is 15033.52 m3, the water discharge of about 0.74 to 0.92 L / s, with a stay of lake water ± 225-226 days, the brightness of the water ranges from 0.37 to 0.48 m with a depth of about compensation 0.98 to 1.07 m, and Lake Kelapa Gading has low stability.

(48)

Penulis lahir di Bonca Bayuon Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 25 Desember 1993 dari Ayahanda Ilal Bakhri (Alm) dan Ibunda Asni. Penulis adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara.

Penulis memulai jenjang pendidikan formal di SDN 145621 Bonca Bayuon (2000 - 2006). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di MTs Swasta YPP Al-barkah Gunung Tua, Pasaman Barat (2006 -2009). Tahun 2012 penulis menyelesaikan pendidikan di SMK Negeri 1 Lembah Sorik Marapi dengan jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Peratanian, Universitas Sumatera Utara pada tahun 2012 melalui jalur undangan.

Penulis aktif dalam kegiatan organisasi yaitu sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA), pernah aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI). Penulis pernah mengikuti kegiatan Pemetaan Jenis Agen Hayati Dilindungi, Diintroduksi, dan Invasif (JAHDDI) (pada tahun 2015) yang diadakan oleh Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Medan I Kelas I (BKIPM-Medan I Kelas I Unit Kuala Namu).

(49)
(50)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dengan mengangkat judul “Kajian Hidromorfologi Danau Kalapa Gading di Kisaran Naga Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada orang tua tercinta yaitu Ayahanda (Alm) Ilal Bakhri dan Ibunda Asni yang selalu memberikan kasih sayang, serta doa kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Pindi Patana, S. Hut, M.Sc sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan kepada bapak Ahmad Muhtadi Rangkuti S.Pi, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

(51)

penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

4. Bapak Ade Selaku pengelola Danau Kelapa Gading yang ikut serta membantu selama melakukan penelitian di lapangan.

5. Eva Lia Risky Sinaga, Nathasya Zaharuddin, M. Fadli Lubis, Aniliza Sihaloho, Fajar Prasetya Kembaren, Mikha Febryana, Fadhil Muhammad A, Meirani Ritonga, Sangap Ginting, Dinarta Pardede, Rudi Hasonangan Siregar, Bill Maulana Bidawi, Beby Aulia Wardhani dan seluruh MSP angkatan 2012.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Manajemen Sumberdaya Perairan.

Medan, Juni 2016

(52)

Halaman

Dimensi Permukaan (Surface dimension) ... 7

Dimensi Bawah Permukaan (Subsurface dimension) ... 9

Kecerahan, Kekeruhandan TSS ... 10

Daya Hantar Listrik (DHL) ... 12

Kedalaman Kompensasi ... 13

METODE PENELITIAN

Dimensi Permukaan (Surface dimension) ... 16

Dimensi Bawah Permukaan (Subsurface dimension) ... 17

Insulosity ... 20

Kedalaman Kompensasi ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 21

(53)

Dimensi Bawah Permukaan ... 26

Parameter Fisika ... 27

Status Trofik Danau ... 29

Rekomendasi Pengelolaan ... 31

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 32

Saran ... 32

(54)

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 4

2. Gambar Lokasi Penelitian ... 13

3. Peta Batimetri Danau Kelapa Gading ... 23

4. Layout Peta Kontur Danau Kelapa Gading ... 23

(55)
(56)

Gambar

Gambar 2. Lokasi Penelitian
Tabel 1. Data Dimensi Permukaan
Tabel 3. Data Parameter Fisika
Gambar 3. Peta Batimetri Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Informasi Lainnya Berita Acara Evaluasi Penawaran Tanggal Kirim Tidak ada berkas dipilih. Berita Acara Hasil Pelelangan Tanggal Kirim Tidak ada

Bah\!a untuk keperluan dirnaksud perlu diangkat konsullan vang ditetepkan dengan kcpulLrsar dekan. Mengineat I LJndang-undlne

countries, each executive department, agency, and office (agency) shall, as appropriate, partner, consult, and coordinate with other governments, international financial

[r]

• Among the notable achievements made are the implementation of JEE, growing collaboration with relevant partners and stakeholders, growing GHSA memberships, and

Yang diselenggarakan dalam rangka kemitraan dan pengembangan. kompetensi produktif di SMKN 2 Kasihan (SMM

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 7 Rehabilitasi.. Jaringan