PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN BERBASIS KEARI FAN LO KAL
DI S MA NE GE RI 1 LANGS A
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
PRIMA NUCIFERA NIM 8146191018
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Prima Nucifera. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal di SMA Negeri Langsa. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kelayakan bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan lokal, (2) hasil belajar siswa kelas XII SMA Negeri 1 Langsa pada materi menulis cerpen dengan pengembangan bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan lokal, (3) keefektifan bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan lokal Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan berdasarkan model pengembangan Borg and Gall yang dikombinasikan dengan model pengembangan Dick dan Carrey. Subjek uji coba terdiri dari ahli materi, ahli desain, guru bahasa Indonesia, siswa SMA Negeri 1 Langsa pada uji coba perorangan terdiri dari 3 siswa, 9 siswa pada uji coba kelompok kecil, dan 32 siswa pada uji coba kelompok lapangan terbatas. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 86,02 pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata 83,65% pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 81,73% pada kriteria sangat baik, (2) validasi ahli desain dengan rata-rata 81,11% pada kriteria sangat baik, (3) uji coba perorangan dengan rata-rata 83,33% dengan kriteria sangat baik, (4) uji coba kelompok kecil dengan rata-rata 91,19% dengan kriteria sangat baik, dan (5) uji kelompok lapangan terbatas dengan rata-rata 94,40% dengan kriteria sangat baik, (6) hasil belajar rata-rata siswa sebelum menggunakan bahan ajar 68,71 dan hasil belajar rata-rata siswa setelah menggunakan bahan ajar 77,72, dan (7) keefektifan bahan ajar dengan persentase 77,72% dengan kriteria baik. Dengan demikian, bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan lokal yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran sebagai sumber belajar.
ii ABSTRACT
Prima Nucifera. Teaching Material Development of Writing Short Story Based on Local Wisdom in SMA Negeri 1 Langsa. Thesis. Postgraduate
Program of State University of Medan. 2016.
This research aimed to describe (1) the eligibility of teaching materials to write short stories based on local wisdom, (2) the learning result of twelfth grade students of SMA Negeri 1 Langsa on the material short stories writing with the development of teaching materials to write short stories based on local wisdom, (3) the effectiveness of teaching materials to write short stories based on local wisdom. This study was a research and development based on Borg and Gall development model which was combined with Dick and Carrey development model. Subject of the test consisted of material and design experts, Bahasa Indonesia teachers, SMA Negeri 1 Langsa students on individual test consisted of 3 students, 9 students were in small group test, and 32 students were in the confined field group test. The data on this quality of development product was collected through questionnaires. The results showed that: (1) material experts validaty included the content eligibility with an average of 86.02 on very good criteria, eligibility presentation with an average of 83.65% on very good criteria, language aspects with an average of 81.73% on very good criteria, (2 ) design experts validity with an average of 81.11% on very good criteria, (3) individual test with an average of 83.33% on very good criteria, (4) small group test with an average of 91.19 % on very good criteria, and (5) the confined field group test with an average of 94.40% on very good criteria, (6) the average of students’ learning outcome before using teaching materials 68.71 and the average of students’ learning outcome after using teaching materials 77.72, (7) the effectiveness of teaching materials with presentations 77.72% on good criteria. Thus, the teaching materials to write short stories based on local wisdom that has been developed eligible to be used in the learning process as a learning resource.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. Atas
berkah dan karunia-Nya sehingga tesis saya yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal” dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Bapak Dr.
Abdurrahman Adisaputera, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I dan kepada
Bapak Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan
terima kasih juga kepada Bapak Dr.Wisman Hadi, M.hum., Bapak Dr. M. Oky
Fardian Gafary, S.Sos, M.Hu., dan Bapak Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D.,
selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran-saran demi
penyempurnaan tesis ini.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta pada pejabat di jajaran civitas akademika Unimed.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur, beserta semua staf
iv
3. Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., selaku ketua Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Bapak Dr. Abdurrahman Adisahputra, M.Hum.,
selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan seluruh
Bapak Ibu dosen yang telah memberikan motivasi serta membekali penulis
dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5. Ibu Dra. Irmawati, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Langsa yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA
Negeri 1 Langsa.
6. Bapak Prof. Dr. Khairil Ansyari, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian,
M.Pd., Bapak Dr. Wildan, M.Pd., dan Ibu Aisyah, S.Pd., selaku validator
yang telah mengoreksi, menilai, dan memberikan saran perbaikan terhadap
bahan ajar yang penulis susun.
7. Teristimewa kepada orang tua tercinta Syawaluddin, M.P., dan Nurainida,
S.E. yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik, menyekolah, serta
memberikan semangat dan doa kepada penulis.
8. Adik-adik Win Syaifanur dan Agri Muhammad Farhan yang memberikan
motivasi dan doa dalam menyelesaikan tesis ini serta kakanda M. Arief
Maulana dan kakanda Miswar yang telah banyak memberikan bantuan dan
motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
9. Sahabat seperjuangan Maryska Debora Silalahi, Harry Syahputra Gultom,
Fitri Ayu Meihardian, Wita Dwi Payana, Abram Thiofilus Sitepu, Viktor
Risman Zega, Pratiwi Sartika Sari, serta seluruh rekan-rekan mahasiswa
Pascasarjana angkatan II reguler A Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
v
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
memberikan bantuan baik materil maupun moril kepada penulis.
Kiranya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis menjadi amal soleh dan semoga diberkahi oleh Allah Swt. Akhir
kata, penulis menyampaikan semoga tesis ini dapat bermanfaat dan menambah
khasanah berpikir bagi pembaca.
Medan, 28 Desember 2016
Penulis,
vi
2.1.3 Sistematika Penyusunan Bahan Ajar ... 17
2.1.4 Kriteria Kelayakan Bahan Ajar ... 20
2.1.5 Pengembangan Bahan Ajar ... 21
2.2 Modul ... 24
2.2.1 Pengertian Modul ... 24
2.2.2 Pengembangan Penyusunan Modul ... 26
2.2.3 Komponen-Komponen Modul ... 28
2.2.4 Karakteristik Modul ... 29
2.2.5 Keuntungan Penggunaan Modul ... 31
vii
2.3 Hakikat Menulis ... 32
2.3.1 Prinsip Pembelajaran Menulis ... 34
2.3.2 Pembelajaran Menulis Cerpen ... 36
2.3.3 Unsur-unsur Pembangun Cerpen ... 38
2.4 Hakikat Kearifan Lokal ... 45
2.4.1 Jenis-jenis Kearifan Lokal ... 47
2.4.2 Kearifan Lokal Masyarakat Aceh ... 49
2.4.3 Pemberian Muatan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran ... 54
2.5 Kerangka Konseptual ... 57
2.6 Penelitian Relevan ... 59
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 60
3.2 Model Pengembangan ... 60
3.3 Prosedur Pengembangan ... 61
3.4 Tahap Uji Coba Produk ... 64
3.4.1 Desain Uji Coba ... 64
3.4.2 Subjek Uji Coba ... 64
3.4.3 Pelaksanaan Uji Coba... 64
3.4.4 Jenis Data ... 65
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ... 66
3.6 Teknik Analisis Data ... 68
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 69
3.8 Teknik Analisis Data ... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 73
4.1.1 Kelayakan Bahan Ajar ... 74
4.1.1.1 Data Hasil Validasi Tim Ahli Materi... 75
4.1.1.2 Data Hasil Validasi Tim Ahli Desain ... 81
4.1.1.3 Hasil Penilaian Modul oleh Guru Bahasa Indonesia .. 84
4.1.1.4 Hasil Uji Coba Perorangan Siswa ... 86
4.1.1.5 Hasil Respon Modul Uji Coba Kelompok Kecil ... 88
viii
Lapangan Terbatas ... 91
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ... 93
4.1.2.1Deskripsi Data Pretes Hasil Belajar sebelum Menggunakan Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 93
4.1.2.2Deskripsi Data Pretes Hasil Belajar sebelum Menggunakan Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 95
4.1.3 Efektivitas Bahan Ajar ... 97
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 98
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 101
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 102
5.3 Saran ... 102
ix
3.4 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Skala Likert
Beserta Skornya ... 68
3.5 Kriteria Persentase Kemunculan Indikator pada Bahan Ajar
Materi Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 69
4.1 Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Bagi Guru dan Siswa ... 73
4.2 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis
Kearifan Lokal untuk Kelayakan Isi ... 76
4.3 Persentase Penilaian dari Ahli Materi terhadap Aspek
Kelayakan Isi ... 77
4.4 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis
Kearifan Lokal untuk Kelayakan Penyajian ... 77
4.5 Penilaian dari Ahli Materi terhadap Aspek Kelayakan
Penyajian ... 78
4.6 Penilaian Ahli Materi Modul Menulis Cerpen Berbasis
Kearifan Lokal untuk Aspek Bahasa ... 79
4.7 Persentase Penilaian dari Ahli Materi terhadap Aspek
Kelayakan Bahasa ... 80
4.8 Saran dari Validator Ahli Materi ... 81
4.9 Penilaian Ahli Media Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis
Kearifan Lokal... 81
4.10 Penilaian dari Ahli Desain ... 83
4.11 Saran dari Validator Ahli Desain ... 84
4.12 Data Tanggapan Guru Bahasa Indonesia terhadap Modul
x
4.13 Data Respon Siswa dari Uji Coba Perorangan (3 siswa)
terhadap Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 86
4.14 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Perorangan terhadap
Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 88
4.15 Data Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Kecil (9 siswa)
terhadap Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 89
4.16 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Kelompok Kecil terhadap
Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 90
4.17 Data Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Lapangan Terbatas (32 siswa) terhadap Modul Menulis Cerpen Berbasis
Kearifan Lokal... 91
4.18 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Lapangan Terbatas
terhadap Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 93
4.19 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Hasil Belajar Menulis Cerpen
Sebelum Menggunakan Bahan Ajar ... 94
4.20 Distribusi Frekuensi Nilai Postes Hasil Belajar Menulis Cerpen
Berbasis Kearifan Lokal ... 95
4.21 Data Hasil Belajar Pretes dan Postes pada Materi Menulis
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Langkah Pengembangan Bahan Ajar ... 63
4.1. Frekuensi Nilai Pretes Hasil Belajar Menulis Cerpen Berbasis
Kearifan Lokal ... 95
4.2. Frekuensi Nilai Postes Hasil Belajar Menulis Cerpen Sesudah
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Validasi Oleh Ahli Materi ... 106
2 Lembar Validasi Oleh Ahli Desain ... 112
3 Lembar Tanggapan Guru Terhadap Modul ... 117
4 Angket Respon Siswa ... 119
5 Hasil Validasi Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal Oleh Ahli Materi ... 121
6 Hasil Validasi Bahan Ajar Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal Oleh Ahli Desain ... 124
7 Hasil Penilaian Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal Oleh Guru ... 126
8 Data Hasil Respon Uji Perorangan (3 Siswa) Terhadap Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal ... 128
9 Data Hasil Respon Siswa Terhadap Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal Uji Kelompok Kecil (9 Siswa) ... 130
10 Data Hasil Respon Siswa Terhadap Modul Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal Uji Coba Lapangan Terbatas (32 Siswa) ... 132
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Pendidikan
berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan
zaman yang akan datang. Pendidikan dapat membentuk manusia yang mampu
menggunakan teknologi (technology literacy) dan mampu menggunakan daya
pikir (thinking literacy) tanpa meninggalkan nilai-nilai kepribadian bangsa, norma
kemanusiaan yang hakiki, norma tradisi, budaya, dan norma agama yang dianut.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang dipelajari secara lisan
maupun tertulis. Ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa,
yaitu keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang selayaknya dapat
2
pada kenyataannya, masih banyak siswa di Indonesia yang tidak dapat menulis
dengan baik dan benar. Abidin (2012: 190) menyatakan bahwa pembelajaran
menulis sampai saat ini masih menjadi bahan penelitian yang digemari. Kondisi
ini sejalan dengan kenyataan bahwa pembelajaran menulis masih menyisakan
sejumlah masalah serius. Salah satu masalah serius tersebut adalah rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis. Rata-rata siswa sekolah dasar sampai kelas
enam belum mampu menulis secara mandiri dengan hasil yang memuaskan.
Kondisi ini terjadi pula di sekolah menengah bahkan perguruan tinggi. Hal
ini juga dilatarbelakangi oleh penelitian Arina dkk (2010: 2) bahwa di lembaga
pendidikan, penulisan kreatif sastra kurang mendapat perhatian khusus. Menulis
karya sastra bagi siswa merupakan kegiatan yang sangat berat. Pembelajaran
menulis sepertinya masih dianggap sebagai pembelajaran yang sangat sulit bagi
siswa karena mereka harus menemukan sebuah ide untuk dikembangkan dan
kemudian dituliskan. Selain itu, pembelajaran menulis kurang dibawakan secara
menyenangkan oleh guru. Pada pembelajaran menulis, kebanyakan guru hanya
menggunakan metode konvensional, menjelaskan sedikit materi, kemudian
menugaskan siswa untuk menulis tanpa memberikan arahan yang jelas dan
menuntun siswa untuk menemukan ide yang tepat untuk bahan tulisannya.
menurut Sultoni dan Hilmi (2015:232) selama ini pembelajaran menulis cerpen
siswa diminta menuliskan cerpen mereka masing-masing, membacanya di depan
teman-teman sekelas, kemudian menyerahkannya kepada guru. Pembelajaran
menulis cerpen seperti ini sudah sering digunakan, bahkan sejak mereka SD.
3
siswa dalam mengapresiasi karya sastra, khususnya menulis cerpen masih kurang
efektif. Cerpen adalah hasil karya yang berbentuk imajinatif yang dituangkan
dalam bentuk tulisan. Dalam menulis cerpen tentunya harus ada ide yang
dituangkan. Oleh karena menuangkan ide ke dalam cerpen dianggap sulit oleh
siswa, pembelajaran menulis masih menjadi pembelajaran yang dianggap sulit dan
membosankan bagi siswa.
Berdasarkan penelitian Sultoni dan Hilmi (2015:234), dalam pembelajaran
menulis terutama menulis sastra, guru belum menggunakan bahan ajar yang
memadai sehingga pembelajaran menulis kurang maksimal hasilnya. Buku
penunjang yang ada hanya menjelaskan tentang menulis secara garis besar yang
tidak rinci sehingga pemahaman siswa kurang baik tentang cara menulis. Buku
penunjang yang ada juga masih belum memberikan arahan yang jelas bagaimana
menulis yang baik dan benar serta bagaimana cara jitu untuk mengembangkan
gagasan secara tepat. Buku penunjang yang ada juga hanya menekankan pada
tugas menulis tanpa memberikan prosedur cara menulis yang baik dan benar agar
gagasan yang dimaksud penulis dapat sampai kepada pembaca secara tepat.
Bahan ajar atau materi ajar adalah bahan atau materi yang harus dipelajari
siswa dalam satu kesatuan waktu tertentu. Bahan ini dapat berupa konsep, teori,
dan rumus-rumus keilmuan; cara, tatacara, dan langkah-langkah untuk
mengerjakan sesuatu; dan norma-norma, kaidah-kaidah, atau nilai-nilai. Bahan
ajar untuk pembelajaran koginitif (pengetahuan) akan berwujud teori-teori atau
konsep-konsep keilmuan. Bahan ajar untuk pembelajaran psikomotorik
4
sesuatu. Sedangkan bahan ajar untuk pembelajaran afektif (sikap) akan berwujud
nilai-nilai atau norma-norma.
Survei awal berbentuk wawancara nonformal dengan guru SMAN 1
Langsa dan guru bidang studi bahasa Indonesia memperoleh data awal yang
menggambarkan nilai rata-rata ulangan harian bahasa Indonesia khususnya pada
materi menulis cerpen adalah 67 dengan ketuntasan 55%. Hal ini menunjukkan
bahwa selama ini siswa belum memperoleh hasil yang maksimal pada materi
menulis cerpen. Guru bidang studi bahasa Indonesia juga menjelaskan siswa
memang kurang memiliki minat dengan keterampilan menulis karena mereka
tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam hal menulis. Hal tersebut disebabkan
siswa juga tidak memiliki kecakapan dalam mengembangkan ide dan gagasannya
ke dalam sebuah tulisan. Guru biasanya memberikan tema secara bebas dalam
pembelajaran menulis cerpen kepada siswa dengan harapan siswa lebih bebas
dalam mengekspresikan ide ke dalam sebuah cerpen, akan tetapi siswa justru
semakin tidak terarah dalam menentukan ide cerita, tokoh dan konflik yang terjadi
dalam cerita. Selain kekurangtertarikan siswa pada materi tersebut, bahan ajar
yang digunakan guru pada materi menulis cerpen juga masih belum maksimal.
Guru hanya menyampaikan materi secara sekilas tanpa penjelasan mendalam
terutama mengenai teknik menulis dan menemukan ide untuk menulis, oleh
karena minat belajar siswa terhadap materi menulis cerpen rendah, maka hasil
belajar siswa pun dikategorikan rendah. Bahan ajar yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pun hanya berupa satu buah buku paket tanpa adanya
5
Penelitian pengembangan ini didasarkan pada landasan pemikiran
pengembangan bahan ajar Mbulu dan Suhartono (dalam Arina, dkk 2010: 3) yang
bertujuan sebagai (a) pembentukan kompetensi personel dan sosial; (b) kewajiban
dan kewenangan pembelajar; (c) perkembangan IPTEK yang harus selalu diikuti;
dan (d) adanya pengembangan kurikulum menuntut pula pengembangan bahan
ajar. Selanjutnya, Arina, dkk (2010: 4) menyatakan bahwa bahan ajar atau materi
pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang didasarkan
dari kearifan lokal yang terdapat di daerah penelitian. Kearifan lokal sendiri
adalah unsur bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu daerah, yaitu nilai-nilai
dari alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana ‘membaca’
potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima secara
universal oleh masyarakat. Kearifan lokal juga bisa berarti nilai tradisi untuk
menyelaraskan kehidupan manusia dengan cara menghargai, memelihara dan
melestarikan alam lingkungan. Dapat dipahami bahwa kearifan lokal adalah
pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur secara turun temurun dalam
menyiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai
bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke
generasi. Beberapa bentuk pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita,
legenda-legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum
setempat.
6
menulis cerpen bisa dilandasi oleh kearifan lokal yang terdapat di Aceh. Selain
sebagai salah satu cara untuk mengembangkan bahan ajar dalam materi penulisan
cerpen, penulis juga tertarik untuk mengangkat kearifan lokal yang penting dan
bermanfaat terlebih ketika masyarakat lokal termasuk siswa yang mewarisi sistem
pengetahuan tersebut mau menerima dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari
kehidupan mereka.
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah
penelitian Masruroh (2015) yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran
Menulis Cerpen Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) untuk siswa
SMP/MTs”, jurnal Rohmawati, Siswanto dan Roekhan yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen dengan Memanfaatkan Ungkapan
Proses Kreatif Sastrawan”, penelitian Tsalitsah (2012) yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Cerpen Bermuatan Pendidikan Karakter
untuk Siswa SMP”, jurnal Sultoni & Hilmi yang berjudul “Pembelajaran Sastra
Berbasis Kearifan Lokal sebagai Upaya Optimalisasi Pendidikan Karakter
Kebangsaan Menuju Masyarakat Ekonomi Asean” dan jurnal Novianti, Sudjarwo
dan Pargito yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berupa Cerita
Rakyat Sebagai Wujud Kearifan Lokal.” Berdasarkan beberapa penelitian
tersebut, hasil penelitian Masruroh mendapatkan data bahwa siswa masih
kesulitan dalam menulis cerpen, khususnya mencari ide dan buku teks yang
digunakan masih monoton, masih perlu adanya pengembangan materi. penelitian
yang dilakukan oleh Rohmawati, Siswanto dan Roekhan juga berhasil
7
kemenarikan bahan ajar sebesar 74,55% menjadi 77,27%.
Berdasarkan atas kelebihan yang dimiliki bahan ajar penulisan cerpen
berbasis kearifan lokal dan permasalahan yang ada, maka perlu dikembangkan
bahan ajar penulisan cerpen berbasis kearifan lokal di Aceh yang dapat
menghasilkan pembelajaran yang efektif, efisien, memiliki daya tarik, dapat
meningkatkan motivasi siswa, mudah dipahami, dan relevan dengan kebutuhan
siswa dalam mencapai kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, masalah-masalah
pembelajaran keterampilan menulis dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
(1) Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis.
(2) Bahan ajar yang digunakan guru kurang memadai dan kurang menarik bagi
siswa.
(3) Keterampilan menulis cerpen merupakan keterampilan yang dianggap sulit
oleh siswa.
(4) Siswa kurang mampu untuk menuangkan ide atau topik untuk menulis
cerita.
(5) Perlunya pengembangan bahan ajar berbasis kearifan lokal.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi penelitian ini pada
pengembangan bahan ajar berupa modul dengan materi pembelajaran menulis
cerita pendek yang berbasis pada kearifan lokal. Standar Kompetensi menulis,
8
cerpen dan kompetensi dasar menulis cerpen berdasarkan kehidupan diri sendiri
dan menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain.
Pembatasan pada penelitian dilakukan pada siswa kelas XII SMAN 1
Langsa. Pembatasan pada kearifan lokal adalah cerita atau topik yang berkembang
dan dibudayakan di masyarakat Aceh. Kearifan lokal masyarakat Aceh tersebut
berupa nilai-nilai yang terdapat pada tradisi turun temurun masyarakat Aceh,
misalnya pada upacara adatnya seperti peusijuek, khanduri, dan maulid.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah kelayakan bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan
lokal?
(2) Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi menulis cerpen dengan
pengembangan bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan lokal?
(3) Bagaimanakah efektivitas bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan
lokal?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen
Berbasis Kearifan Lokal ini adalah sebagai berikut.
(1) Untuk mendeskripsikan kelayakan bahan ajar menulis cerpen berbasis
9
(2) Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada materi menulis cerpen
dengan pengembangan bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan lokal.
(3) Untuk mendeskripsikan keefektifan bahan ajar menulis cerpen berbasis
kearifan lokal.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara teoritik
maupun praktis, baik manfaat bagi peserta didik, guru, maupun lembaga terkait.
(1)Secara teori, pengembangan ini dapat menambah khasanah penelitian dan
pengembangan, khususnya penelitian dan pengembangan bahan ajar
menulis cerpen berbasis kearifan lokal.
(2)Secara praktis, hasil pengembangan dapat diterapkan dalam rangka
peningkatan keterampilan menulis cerpen. Selain itu, secara lebih khusus,
pengembangan ini memberikan manfaat sebagai berikut.
a. Bagi peserta didik
Manfaat pengembangan ini bagi peserta didik adalah memberikan daya
tarik pada pembelajaran menulis cerpen, meningkatkan motivasi peserta
didik untuk giat menulis cerpen, dan mempermudah pemahaman peserta
didik terhadap keterampilan menulis cerpen.
b. Bagi guru
Manfaat pengembangan ini adalah untuk memberikan masukan dalam
penggunaan bahan ajar berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran
menulis cerpen. Selain itu, dengan adanya pengembangan ini guru
diharapkan mempunyai motivasi untuk mengembangkan bahan ajar yang
101
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan dalam
penelitian pengembangan modul menulis cerpen berbasis kearifan lokal pada siswa
SMA Negeri 1 Langsa yang dikemukakan sebelumnya, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1) Produk bahan ajar menulis cerpen berbasis kearifan lokal yang
dikembangkan untuk siswa kelas XII SMA Negeri 1 Langsa memenuhi
syarat dan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi meliputi
kelayakan isi dengan nilai rata-rata sangat baik, kelayakan penyajian dengan
nilai rata-rata sangat baik, aspek bahasa dengan nilai rata-rata sangat baik,
dan validasi ahli desain dengan nilai rata-rata sangat baik.
2) Hasil belajar siswa yang diperoleh sebelum menggunakan modul berjumlah
dua ribu seratus sembilan puluh sembilan dengan nilai rata-rata enam puluh
delapan koma tujuh puluh satu dan hasil belajar siswa setelah menggunakan
bahan ajar modul menulis cerpen berbasis kearifan lokal berjumlah dua ribu
empat ratus delapan puluh tujuh dengan rata-rata tujuh puluh tujuh koma
tujuh puluh dua.
3) Penggunaan bahan ajar berbasis kearifan lokal lebih efektif meningkatkan
hasil belajar siswa, hal ini ditunjukkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
menggunakan bahan ajar yang dikembangkan lebih tinggi dari hasil belajar
102
5.2Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini antara lain, studi pendahuluan
yang hanya bersumber dari satu sekolah, produk berupa modul
menulis cerpen berbasis kearifan lokal hanya divalidasi oleh dua guru dalam satu
sekolah yang sama, materi yang diangkat hanya mengenai menulis teks
cerpen untuk siswa SMA kelas XII, dan penelitian pengembangan ini hanya
bertujuan untuk mengetahui kualitas bahan ajar modul yang dikembangkan.
5.3Saran
Produk hasil penelitian pengembangan berupa modul Menulis Cerpen Berbasis
Kearifan Lokal Untuk Siswa SMA Kelas XII disarankan dapat digunakan untuk
menguji keefektifan bahan ajar modul tersebut pada pembelajaran menulis cerpen
dan disarankan lebih spesifik dilakukan. Disarankan pihak dinas memproduksi
modul ini secara massal dan ada pengembangan bahan ajar modul lainnya dengan
teknik serupa maupun teknik yang lain dengan sampel yang lebih beragam dan lebih
103
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah
Dasar. Jakarta: Dikti.
Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama.
Abourjilie, Charlie. 2002. Handbook I&II of Character Education. Raleich, NC: Public School of North Carolina.
Achmad Sultoni & Hubbi Saufan Hilmi. 2015. Pembelajaran Sastra Berbasis
Kearifan Lokal Sebagai Upaya Optimalisasi Pendidikan Karakter Kebangsaan Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN. Seminar Nasional
PBI 2015. ISSN: 2477-636X.
Ahmad Rofi’uddin & Darmiyati Zuhdi. 1999. Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.
Alfian, T. Ibrahim. 1978. Adat Istiadat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Aceh. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.
Ali, Faisal. 2013. Identitas Aceh dalam Perspektif Syariat & Adat. Aceh. Badan Arsip dan Perpustakaan.
Antariksa. 2004. Pendekatan Sejarah dan Konservasi Perkotaan Sebagai Dasar
Penataan Kota. Jurnal UGM. PlanNIT, 2(2): 98-112.
Arina Rohmawati, Wahyudi Siswanto, Roekhan. 2010. Pengembangan Bahan
Ajar Menulis Cerpen dengan Memanfaatkan Ungkapan Proses Kreatif Sastrawan. jurnal-online.um.ac.id.2010.
B. Suryosubroto. 1983. Sistem Pengajaran dengan Modul. Jakarta: Bina Aksara.
Borg and Gall. 1983. Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc.
Bruner, Jerome. 1999. The Culture of Education. United States of America. Harvard University Press.
Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta.
104
http://bandono.web.id/2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar.php. diakses 26 Februari 2016.
Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Jati, Wasisto Raharjo. 2011. “Pembangunan Gerus Kearifan Lokal” dalam Kompas, 20 April 2011, Jakarta.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. (Pengembangan Standar
Kompetensi Guru). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Masruroh, Ana. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen
Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) Untuk Siswa SMP/MTs.
Yogyakarta: UNY.
Novianti, Sudjarwo, Pargito. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berupa
Cerita Rakyat Sebagai Wujud Kearifan Lokal. Jurnal Studi Nasional Vol.
2 No. 4.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebagai Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat UGM. 37 (2): 111-120.
105
Semi, Atar. 1993. Menulis Efektif. Padang: Angkasa.
Sibarani, Robert. 2012. Kearifan Lokal. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.
Sinaga, Herty Arnita. 2015. “Pengembangan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Talawi”. Tesis. Universitas Negeri Medan.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suriamiharja, dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Suwarno, Endang. 2011. Paket Pembelajaran. Id. shvoong.com. diakses 15 Juli 2016.
Tarigan, Henry Guntur & Djago Tarigan. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Tsalitsah, Anti Aufiyatus. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Apresiasi Cerpen
Bermuatan Pendidikan Karakter Untuk Siswa SMP. Diss. Universitas
Negeri Semarang.
Wijaya, Cece. 1992. Upaya Pembaruan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Vembriarto. 1976. Pengantar Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.