1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap anak merupakan anugerah bagi orangtua. Orang tua menginginkan
anaknya berkembang sempurna, namun sering terjadi keadaan anak
memperlihatkan suatu gejala atau masalah perkembangan sejak usia dini.
Gangguan perkembangan anak banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
seperti faktor genetika, pola hidup, polusi lingkungan, serta keracunan dari
makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Gangguan kelainan perkembangan
anak diantaranya adalah epilepsi, hiperaktif, retradasi mental, sindrom down dan
salah satunya adalah autism (Fernando, 2004).
Autism adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai
dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa,
perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Ratnadewi, 2004). Kata autism berasal
dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang secara tidak langsung menyatakan orientasi, arah atau keadaan (Fernando, 2004).
Diperkirakan terdapat 400.000 penyandang autism di Amerika Serikat.
National Information Center for Children and Youth with Disabilities (NICHCY)
memperkirakan bahwa autism pada tahun 2007 mendekati 100–200 per 10.000 kelahiran. Di Inggris, data terbaru adalah 92,6 per 10.000 kelahiran. Akhir-akhir
ini kasus autism menunjukkan peningkatan di Indonesia. Menteri Kesehatan Siti
Fadillah Supari dalam pembukaan rangkaian Expo Peduli Autism 2008
2
sebanyak 475 ribu penderita dan sekarang diperkirakan setiap 1 dari 150 anak
yang lahir, menderita autism (Ratnadewi, 2004).
Autism lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Umumnya mulai tampak
pada anak usia 18-30 bulan, namun barulah pada usia sekitar 6 tahun anak yang
mengalami gangguan ini untuk pertama kali memperoleh diagnosis (Rapin, 1997).
Keterlambatan dalam diagnosis dapat merugikan, karena anak-anak autism
umumnya akan menjadi lebih baik bila memperoleh diagnosis dan penanganan
lebih awal (Fox, 2000). Banyak terapi yang telah digunakan untuk menangani
anak autism, diantaranya terapi applied behavioral analysis (ABA), terapi wicara,
terapi okupasi, terapi fisik, terapi sosial, terapi bermain, terapi perilaku, terapi
perkembangan, terapi visual, terapi biomedik dan terapi musik (Budiman, 2006).
Musik dapat diaplikasikan sebagai terapi untuk pengembangan kognitif,
pengembangan motorik, komunikasi dan interaksi sosial (Humpall, 2000). Musik
tidak hanya berarti bagi orang normal saja tetapi juga berarti bagi anak-anak
dengan kebutuhan khusus, yaitu anak-anak yang mengalami gangguan
perkembangan misalnya anak retardasi mental, aphasia dan autism (Bartlert,
2003). Musik dapat menjadi suatu terapi yang dapat membantu perkembangan
anak-anak tersebut (Robbins, 2001).
Jenis musik klasik Mozart, musik gamelan hingga lagu anak-anakpun bisa
digunakan untuk media terapi musik autism. Hasil penelitian Angelina 2011,
menunjukan adanya pengaruh musik klasik Mozart terhadap pemusatan perhatian
pada anak autism. Selanjutnya hasil penelitian Ferdinan 2008, musik tradisional
gamelan Klenengan ACD-014 dan ACD-085 (Lokananta Recording)
3
Selanjutnya, dengan menggunakan lagu anak-anak, anak autism juga akan ikut
berpatisipasi dalam menyanyikan lagu tersebut. Seperti lagu karya Ibu Sud yang
berjudul “Menanam Jagung”, menjadi tahap terapi musik di Rumah autism,
lembaga pembelajaran bagi anak autism. Dalam proses pembelajaran mereka
menggunakan musik untuk mulai mengenal jenis tanaman, lalu menanam hingga
memetik hasilnya (Budiman, 2006).
Selain itu, Lagu “Topi saya bundar”, “Pelangi-pelangi”, “Naik ke puncak gunung”, “Disini senang-disana senang” juga digunakan dalam proses
pembelajaran anak autism. Terapi musik menggunakan lagu anak dapat membuat
anak autism menikmati hidup dari kondisinya yang terisolasi menjadi berinteraksi
dan meningkatkan perkembangan emosi sosial anak (Yulianti, 2009).
Emosi merupakan respon individu terhadap benda, orang, dan situasi.
Respon ini dapat menyenangkan atau positif tetapi dapat juga tidak
menyenangkan atau negatif (Ekman, 1999). Anak autis mengalami kesulitan
untuk memahami emosi orang lain maupun emosi diri sendiri. Mereka memiliki
keterbatasan dalam berbagi perasaan dengan orang lain. Keterbatasan dalam
mengungkapkan dan memahami emosi seringkali menyebabkan anak autis
mengalami kesulitan mengendalikan ekspresi emosi negatif yang sesuai dengan
harapan masyarakat, sehingga dapat berakibat buruk untuk anak itu sendiri dan
orang di sekitamya. Selain itu respon emosi yang anak autis tampilkan seringkali
tidak sesuai dengan situasi yang ada (Wolfe, 1999).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan
4
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui pengaruh
penggunaan terapi musik terhadap pemahaman emosi anak autism pada pusat
terapi perilaku A plus dikarenakan belum adanya terapi musik yang diberikan
pada anak autism sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penggunaan terapi musik terhadap
pemahaman emosi anak autism di Pusat Terapi Terpadu A plus Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan terapi musik terhadap
pemahaman emosi anak autism di Pusat Terapi Terpadu A plus Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui jumlah penyandang autism dan jenis terapi yang
digunakan di Pusat Terapi Terpadu A plus Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Klinis
Menambah pengetahuan bagi para terapis bahwa terapi musik bisa
meningkatkan pemahaman emosi pada anak autism.
1.4.2 Praktis
Memberikan wawasan kepada orang tua dan masyarakat yang
KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH PENGGUNAAN TERAPI MUSIK TERHADAP
PEMAHAMAN EMOSI ANAK AUTISM
DI PUSAT TERAPI TERPADU A-PLUS MALANG
Oleh:
GEHA SHOLICHAH
08020098
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENGARUH PENGGUNAAN TERAPI MUSIK TERHADAP PEMAHAMAN EMOSI ANAK AUTISM
DI PUSAT TERAPI TERPADU A-PLUS MALANG
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
GEHA SHOLICHAH 08020098
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
6 Desember 2011
Pembimbing I
dr. Iwan Sys Indrawanto, SpKJ.
Pembimbing II
dr. Irma Suswati, M.Kes.
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
Karya Tulis Akhir oleh Geha Sholichah ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 6 Desember 2011
Tim Penguji
dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ , Ketua
dr. Irma Suswati, M.Kes. , Anggota
dr. Rahayu, Sp.S , Anggota
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan kurnianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir
ini dengan bantuan dari berbagai pihak. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan pada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang
benderang yakni agama Islam.
Karya tulis akhir dengan judul “Pengaruh penggunaan terapi musik
terhadap pemahaman emosi anak autism di Pusat Terapi Terpadu A plus Malang.” ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
program sarjana Fakultas Kedokteran.
Dalam menyelesaikan usulan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh kerena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang dan pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi informasi dalam berbagai hal serta memberi
semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran
3. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang.
4. dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ, selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dan pembimbing I yang
telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing dan mengoreksi demi
kesempurnaan penelitian ini.
5. dr. Rahayu, Sp.S selaku penguji dan dosen wali yang telah banyak
memberikan saran bimbingan dan keikhlasan hati untuk terus
menyemangati dalam menyelesaikan studi ini.
Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, karya tulis inipun tidak
lepas dari kekurangan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum
sempurna, untuk itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan, dan
diharapkan karya tulis akhir ini dapat berguna bagi kita semua serta bermanfaat
untuk bidang kedokteran.
Wassalamu’allaikum Wr. Wb.
Malang, Desember 2011
ABSTRAK
Sholichah, Geha 2011. Pengaruh Penggunaan Terapi Musik Terhadap Pemahaman Emosi Anak Autism di Pusat Terapi Terpadu A plus Malang Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembibing: (1) Iwan Sys Indrawanto (2) Irma Suswati
Latar Belakang: Autism adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak, ditandai dengan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Anak autism juga memiliki keterbatasan dalam memahami emosi sehingga respon emosi yang ditampilkan tidak sesuai dengan situasi yang ada. Banyak terapi digunakan untuk menangani autism, diantaranya adalah terapi musik. Terapi musik dapat meningkatkan pemahaman emosi anak autism.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penggunaan terapi musik terhadap pemahaman emosi anak autism di Pusat Terapi Terpadu A plus Malang. Metode: Penelitian quasi experimental design dengan menggunakan studi non
randomized pretest-posttest control group design yang dilakukan di Pusat Terapi Terpadu A plus Malang dengan metode Purposive Sampling dan dianalisis dengan Uji T tidak berpasangan.
Hasil: Hasil Uji T tidak berpasangan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap nilai posttest anak autism dengan nilai signifikansi < α = 0,05.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh musik terhadap pemahaman emosi pada proses terapi anak autism.
ABSTRACT
Sholichah, Geha. 2011. The Influence of Musical Therapy on Autistic Children’s Emotional Quotient at Therapy Center A plus Malang. Thesis, Medical Science Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Iwan Sys Indrawanto (2) Irma Suswati
Background: Autism is a pervasive development disorder in children. It covers children’s cognitive, language, behavior, communication, and social interaction area. Autistic children are lack of emotional quotient resulting inappropriate emotional response to situation. Regarding to the disorder, musical therapy is proposed to improve autistic children’s emotion.
Purpose: The study aimed at investigating the influence of musical therapy on autistic children’s emotional quotient at Therapy Center A plus Malang. Method: The study employed quasi experimental design with non-randomized
pretest-posttest control group design and Purposive Sampling method at Therapy Center A plus Malang. The data were analyzed by unpaired T-test. Result: The unpaired T-test showed significant difference between treatment
group and control group on posttest result of autistic children with significance point <α = 0.05.
Conclusion: Musical therapy significantly influenced emotional quotient of autistic children.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN... i
LEMBAR PENGUJI... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK... v
ABSTRACT... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR SINGKATAN... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Klinis... 4
1.4.2 Praktis... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Gangguan Autism ... 5
2.1.1 Definisi Autism... 5
2.1.2 Etiologi Autism... 5
2.1.3 Tanda, Gejala, dan Diagnosa Autism ... 8
2.2 Konsep Dasar Emosi ... 13
2.2.1 Definisi Emosi ... 13
2.2.2 Teori Emosi ... 14
2.2.3 Neurofisiologi Emosi ... 15
2.2.3.1 Sistem Limbik... ... 16
2.2.3.2 Amigdala... 17
2.2.4 Gangguan Pada Emosi ... 18
2.2.5 Emosi Pada Autism ... 19
2.2.6 Skala Pemahaman Emosi Autism ... 20
2.3 Terapi Musik... 22
2.3.1 Definisi Terapi Musik ... 22
2.3.2 Manfaat Terapi Musik ... 23
2.3.3 Terapi Musik pada Autism... 25
2.3.4 Terapi Musik pada Emosi Anak Autism... 27
2.3.5 Lagu Anak Sebagai Terapi Musik Autism... 28
2.3.6 Penelitian Terdahulu... 31
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 34
3.1 Kerangka Konsep ... 34
3.2 Hipotesis ... 35
BAB IV METODE PENELITIAN ... 36
4.1 Desain Penelitian ... 36
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
4.3 Populasi dan Sampel ... 36
4.3.2 Karakteristik Sampel Penelitian ... 36
4.3.3 Variabel Penelitian ... 37
4.3.5.1 Variabel Perancu ... 37
4.3.5.2 Identifikasi Operasional Variabel ... 37
4.4 Instrumen Penelitian ... 38
4.5 Kerangka Alur Penelitian ... 39
4.6 Prosedur Penelitan ... 40
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ... 41
4.8 Analisa Data ... 41
BAB V HASIL PENELITIAN... 42
BAB VI PEMBAHASAN... 46
BAB VII KESIMPULAN... 46
7.1 Kesimpulan... 50
7.2 Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pola Perilaku Pada Penderita Autisme ... 8
Tabel 2.2 Emosi Anak dan Emosi Pada Orang Dewasa ... 14
Tabel 2.3 Skala Pemahaman Emosi Terapi Anak Autis A Plus ... 21
Tabel 5.1 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Perlakuan 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Limbik ... 16
Gambar 2.2 Amigdala ... 17
Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 34
DAFTAR SINGKATAN
ABA : Applied behavioral analysis
ADHD : Attention Deficit Hyperactivity Disorder
As : Arsenik
Cd : Cadmium
DSM-IV : Diagnostic and Statistical Manual IV
Hg : Hidragirum
IDA : Indicator Diagnose Autism
MRI : Magnetic Resonance Imaging
NICHCY : National Information Center for Children and Youth with
Disabilities
Pb : Plumbum
Sb : Stibium
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 (Skala Pemahaman Emosi Autism) ... 56
Lampiran 2 (Gambar Ekspresi Emosi) ... 57
Lampiran 3 (Skenario Penilaian dan Pengajaran Dasar)... 58
Lampiran 4 (Hasil Pretest dan Postest Pemahaman Emosi Autism)... 60
Lampiran 5 (Npar Tests dan T-Tests) ... 61
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, D. 2005. Pemberian Terapi Musik Untuk Meningkatkan Keterampilan
Komusikasi Pada Anak Autisme. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
American Psychiatric Association, 2000. Diagnostik and Statistical Manual of Mental
Disorders, Washington DC: American Psychiatric Association Publisher.
AMTA, 1997. "Music, Sounds, Medicine, and Meditation: An Integrative Approach to the
Healing Arts", Alternative & Complementary Therapies, Oct 2004, Vol. 10, No. 5:
266-270.
Angelina, 2011. Pengaruh Musik Klasik Mozart Terhadap Pemusatan Perhatian Pada
Proses Terapi Anak Autis. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
Azwandi, 2005. An Overview of Social Behavior in Autism. Dalam E. Schopler dan G.
Mesibov (Eds) Social Behavior in Autism. New York: Plenum. Bartlert, 1993.
Bartlert, 2003. The Theory of Mind Deficit in Autism: Some Questions for Teaching and
Diagnosis. Dalam S. Baron-Cohen et.al. (Eds)). Ibid.
Budiman, 2006. Pentingnya Diagnosis Dini dan Penatalaksanaan Terpadu Pada Anak
Autisme. Simposium autisme masakanak di Unair Surabaya.
Castelli, 2005. The Autistic Child’s Appraisal of Expressions of Emotions. Journal of
Child Psychology and Psychiatry, 27, 321-342.
Denny, 2008. Children and Emotion. Oxford: Basil Blackwell.
Djohan, 2006. Musical Interaction Therapy for Children with Autism: An Evaluative
Case Study with Two-Year Follow-Up. Journal of Autism and Developmental
Disorders, 25, (5) pp.541-52.
Djohan. 2005. Psikologi Musik. Dian pustaka ,Yogyakarta.
Ekman, 1999. Musik Merupakan Stimulasi Terhadap Keseimbangan Aspek Kognitif dan
Kecerdasan Emosi, Jurnal ANIMA (Vol. 1, 1992).
Fairuz, 2010. Pengaruh Musik Gamelan Terhadap Emosi Bayi Baru Lahir, Jurnal
ANIMA, (Vol. 15, 2000).
Fernando, 2004. Gangguan Metabolisme pada Anak Autistik di Indonesia, Yayasan
Autisma Indonesia Jakarta.
Florida, 2011. Dalam buku pedoman untuk diagnosa autism Indonesia, IDA (Indicator
Diagnose Autism). Jakarta, 2009.
Fox, 2000. Children with Autism Experience Problems with Both Objects and People.
Gena, Couloura, dan Kymissis (2005), The Autistic Child’s Appraisal of Expressions of
Emotions. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 27, 321-342.
Gionani, 2003. Studi Tentang Pengaruh Terapi Musik Terhadap Insomnia, (Skripsi
Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus, Surabaya:2003).
Hadwin et al. (1996) Autism and Pervasive Developmental Disorder. Dalam M. rutter, E.
Taylor dan L. Hersov (Eds) Child and Adolescent Psychiatry (3rd Ed.). Oxford:
Blackwell.
Heaton et al. (1999), An Overview of Social Behavior in Autism. Dalam E. Schopler dan
G. Mesibov (Eds) Social Behavior in Autism. New York: Plenum.
Humpall, 2000. Effect of music therapy on mood and social interaction among individuals with acute traumatic brain injury and stroke. Rehabilitation Psychology 45(3) 274-283.
Kuwanto & Natalia, 2001. Pengaruh Pemberian Musik Klasik Terhadap Perilaku
Emosional Anak Usia 5 -6 Tahun, Jurnal ANIMA, (Vol. 14, 1999).
Maulana, 2004. Indications in music therapy: evidence from assessment that can identify
the expectations of music therapy as a treatment for autistic spectrum disorder
(ASD); meeting the challenge of evidence based practice. British Journal of Music
Therapy, 16(1), 11-28.
Maulana, 2007. Better Services for People with an Autistic Spectrum Disorder.
Department of Health, 2006.
Natalie, 2000. Research evidence and clinical applicability of Music Therapy for Autistic
Spectrum Disorder. Child Care: Health and Development (Accepted for
publication June, 2006).
Nuraida, 2009. Symbolic Play and Language Comprehension in Autistic Children.
Journal of American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 20, 318-337.
Potter, 2005. How To Live With Autism and Asperger Syndrome, terjemahan oleh Tim
DR, (PT. Dian Rakyat:Jakarta, 2007).
Rahmintama, 2009. Pengaruh musik terhadap kecemasan penderita katarak menjelang
operasi. Anima. Indonesian Psychological journal. 17, 2, (179-195).
Rapin, 1997. Autisme: Hubungan Pengetahuan Teoritis dan Intervensi Pendidikan Bagi
Penyandang Autis. Terjemahan oleh Oscar H. Simbolon.Jakarta: Dian Rakyat.
Ratnadewi, 2004. Studi Deskriptif Tentang Penerapan Terapi Sensori Integrasi Pada
Anak Dengan Gangguan Spektrum Autistik (GSA) di Pusat Terapi Perilaku “A
-Plus” Malang. Skripsi, Fakultas Psikologi: UIN Malang.
Robbins, 2001. The International Classification of Diseases-10
th
Revision: Classification
S.M. Edelson, 1995. Musical Interaction Therapy for Children with Autism: An
Evaluative Case Study with Two-Year Follow-Up. Journal of Autism and
Developmental Disorders, 25, (5) pp.541-52
Sherwin, 1953. The Autistic Child’s Theory of Mind: A Case of Specific Language Delay.
Journal of Child Psychology and Psychiatry, 30, 285-298.
Staum, 2008. Nurturing Your Child With Music, terjemahan oleh Yuni Prakos, (Fist
Published By Beyond Eord Publising. Inc.)
Sunarti, 2001. Gangguan Metabolisme pada Anak Autistik di Indonesia. Gambar system
limbik hal.45, Yayasan Autisma Indonesia Jakarta.
Suryana, 2004. Pandangan Umum mengenai Klasifikasi Spektrum Gangguan Autistik dan
Kelainan Susunn saraf Pusat (makalah), Jakarta:Konferensi Nasional Autisme-II
Syamsudin, 2005. Autisme:Pemahaman Baru Utuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua,
(Graha Ilmu:Yogyakarta, 2005).
Tessa, 2007. Studi Deskriptif Tentang Penerapan Terapi Sensori Integrasi Pada Anak
Dengan Gangguan Spektrum Autistik (GSA) di Pusat Terapi Perilaku “A-Plus”
Malang. Gambar amigdala.Skripsi, Fakultas Psikologi: UIN Malang.
Thaut, M, 2000, Music Therapy With Autistic Children. In W. Davis, K. Gfeller, and M.
Thaut (eds) An Introduction To Music Therapy : Theory and Pratice Dubugue,
Indiana : William C. Brown Publishers.
Widyawati, 1997. Gangguan Metabolisme pada Anak Autistik di Indonesia, (makalah),
Jakarta: Konferensi Nasional Autisme-I.
Wieder, 2006. Masalah Perilaku pada Gangguan Spektrum Autism (GSA) (makalah),
Jakarta: Konferensi Nasional Autisme-III
WMFT, 1996. Music Therapy in Special Education: Group Instrumental Activities for
Physically Disabled Children (New York: The John Day Company, 1971)
Wolfe, 1999. Introduction to Music Therapy Theory and Practice-Third Edition: The
Music Therapy Treatment Process. Silver Spring, Maryland. pg. 475.