• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Perancangan Alat Ukur Viskositas Menggunakan Sensor LDR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Perancangan Alat Ukur Viskositas Menggunakan Sensor LDR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PERANCANGAN ALAT UKUR VISKOSITAS

MENGGUNAKAN SENSOR LDR BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

ISKANDAR MUDA RITONGA

122411059

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : Sistem Perancangan Alat Ukur Viskositas Menggunakan Sensor LDR Berbasis Mikrokontroler Atmega8535”

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Iskandar Muda Ritonga

NIM : 122411059

Program Studi : D-III Metrologi dan Instrumentasi

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di

Medan, 27 Juni 2015

Komisi Pembimbing :

Diketahui/Disetujui oleh

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

D-III Metrologi dan Instrumentasi Tugas Akhir

(Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc) (Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc)

(3)

SISTEM PERANCANGAN ALAT UKUR VISKOSITAS

MENGGUNAKAN SENSOR LDR BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Akhir dan Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi D-III Metrologi dan Instrumentasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ISKANDAR MUDA RITONGA

122411059

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

SISTEM PERANCANGAN ALAT UKUR VISKOSITAS

MENGGUNAKAN SENSOR LDR BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8535

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.

Medan, 27 Juni 2015

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dengan

limpahan berkatnya penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu

yang ditetapkan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yaitu kepada:

1. Dr. Sutarman, M. Sc, sebagai dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Marpongahtun, M.Sc selaku PDI Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc selaku ketua Program Studi D3

Metrologi dan instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir

ini.

5. Seluruh Staf Pengajar / Pegawai program studi fakultas MIPA Universitas

Sumatera Utara.

6. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan bantuan berupa

dukungan moril dan materil yang sangat membantu dalam menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini.

7. Abangda Fathurrahman yang memberikan bantuan dan bimbingan untuk

membuat alat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Irma Julianti Lubis, Amd yang telah memberikan dukungan dan semangat

(6)

9. Teman- teman touring sejati yg telah memberikan dukungan, saran dan

semangat selama pembuatan Tugas Akhir dan sampai menyelesaikan

Sidang Tugas Akhir ini

10. Abang Senior yang ada di Wisma Nurul Ilmi yang telah memberikan

semangat dan saran untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Semua pihak yang turut membantu dalam pengerjakan Laporan Tugas Akhir

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini belum sempurna dan memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi pembaca. Akhir kata Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dan mengharpkan Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 27 Juni 2015

(7)

ABSTRAK

Viskositas adalah indeks hambatan aliran suatu cairan, Viskositas dapat diukur

melalui laju aliran cairan yang melalui tabung yang berbentuk silinder. Viskositas

ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Tujuan dari praktikum ini

menetukan viskositas suatu cairan dengan menggunakan metode bola jatuh dan

dibandingkan dengan interval waktu. Viskositas berbanding lurus dengan

konsentrasi larutan. Suatu larutan yang memiliki konsentrasi tinggi akan

memilikin viskositas yang tinggi, karna konsentrasi larutan menyatakan

banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel

yang terlarut, gesekan antar partikel akan semakin tinggi dan viskositasnya

(8)

ABSTRACT

Viscosity is a liquid flow resistance index, viscosity can be measured by

the rate of fluid flow through a cylinder tube. Viscosity is also referred to as the

viscosity of a substance. The purpose of this lab determine the viscosity of a

liquid using falling ball method and compared with the time interval. Viscosity is

proportional to the concentration of the solution. A solution that has a high

concentration of high viscosity memilikin, because the concentration of the

solution stated number of particles dissolved substances per unit volume. The

more particles are dissolved, the friction between the particles will be higher and

(9)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang masalah...1

1.2. RumusanMasalah...2

1.3. TujuanPenulisan...3

1.4. Batasan Masalah ...3

1.5. Sistematika Penulisan ...3

BAB II. LANDASAN TEORI...5

2.1. Mikrokontroller ATmega8535...5

2.1.1.ArsitekturMikrokontroler AVR ATmega8535...6

2.1.2. Fitur ATmega8535...9

2.1.3. Konfigurasi Pin ATmega8535...9

2.1.4. Deskripsi pin-pin padaMikrokontroler ATmega8535...11

2.1.5. Peta Memory ATMega8535...14

2.1.7.Register Serbaguna( General Purpose Register)...17

2.1.6. Status Register ( SREG ) ... 18

2.2 IC comparator (LM324)...20

2.2.1. PIN IC LM324...21

2.3 LDR (Light Dependent Resistor)...23

2.4 Bahasa Pemrograman C...24

2. 4.1. Struktur Bahasa C...26

2. 4.2. Pengenal...26

(10)

2. 4.4. Konstanta Variable...29

2. 4.5. IDENTIFIER...30

BAB III. METODE PENELITIAN ... 31

3.1. Diagram Blok Rangkaian ... 31

3.1.1. FungsiTiap Blok ... .32

3.2. RangkaianRegulator 7805... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 4.1. PengukuranRangkaianMikrokontroller Atmega 8535... . 4.2. Rangkian Regulator 7805 (penstabil tegangan)... 4.3 Pengujian Interfacing LCD 2x16... 4.4.Pengujian Rangkaian komparator... BAB V. PENUTUP...35

5.1.Kesimpulan...35

5.2.Saran...36.

DAFTAR PUSTAKA ...37

LAMPIRAN

Lampiran A (GambarRangkaian) Lampiran B (Program)

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arsitektur ATMega 8535 ...7

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535...10

Gambar 2.3 Organisasimemori ATMega8535...14

Gambar 2.4 (a) Register I/O SebagaiMemori Data...15

(b) Register I/O sebagai I/O...15

Gambar 2.5 Register Serbaguna...16

Gambar 2.5. PIN IC LM324...33

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian...49

Gambar 3.2 RangkaianmikrokontrolerATmega8535...50

Gambar 4.2 LM7805...62

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Konfigurasi Pin LCD...30

Tabel 2.2 Description PIN...34

Tabel 4.1 Hasil Pembacaan Sensor Suhu...62

(12)

ABSTRAK

Viskositas adalah indeks hambatan aliran suatu cairan, Viskositas dapat diukur

melalui laju aliran cairan yang melalui tabung yang berbentuk silinder. Viskositas

ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Tujuan dari praktikum ini

menetukan viskositas suatu cairan dengan menggunakan metode bola jatuh dan

dibandingkan dengan interval waktu. Viskositas berbanding lurus dengan

konsentrasi larutan. Suatu larutan yang memiliki konsentrasi tinggi akan

memilikin viskositas yang tinggi, karna konsentrasi larutan menyatakan

banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel

yang terlarut, gesekan antar partikel akan semakin tinggi dan viskositasnya

(13)

ABSTRACT

Viscosity is a liquid flow resistance index, viscosity can be measured by

the rate of fluid flow through a cylinder tube. Viscosity is also referred to as the

viscosity of a substance. The purpose of this lab determine the viscosity of a

liquid using falling ball method and compared with the time interval. Viscosity is

proportional to the concentration of the solution. A solution that has a high

concentration of high viscosity memilikin, because the concentration of the

solution stated number of particles dissolved substances per unit volume. The

more particles are dissolved, the friction between the particles will be higher and

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan

karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan energi 9 kkal,

sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan energi 4 kkal/gram.

khususnya minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam

linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh

darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak juga berfungsi sebagai sumber dan

pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K (Sutiah,dkk,2008).

Minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan

yang berbeda-beda. Tetapi minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke

bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan,

minyak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng,

mentega dan margarin. (Sutiah,dkk,2008).

Ilmu perekayasaan tentang mekanika fluida telah di kembangkan melalui

pemahaman mengenai sifat-sifat fluida, penerapan hukum-hukum dasar mekanika

dari termodinamika dan percobaan-percobaan yang teratur. Sifat kerapatan dan

sifat viskositas memegang peranan yang penting dalam hal aliran. Secara Umum,

pada setiap aliran, lapisan-lapisan berpindah pada kecepatan yang berbeda-beda

dan viskositas fluida meningkat dari tekanan geser antara lapisan yang secara pasti

(15)

Benda yang bergerak dalam fluida kental mengalami gaya gesek . Untuk

mengetahui suatu viskositas dari suatu zat dapat dilakukan dengan simulasi dari

sebuah benda yang berbentuk bola (kelereng) dijatuhkan bebas dalam suatu fluida

kental, maka kecepatannya akan bertambah karena pengaruh gravitasi Bumi

hingga mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Oleh sebab itu diperlukan

suatu alat ukur viskositas yang sensitif.

Viskometer merupakan alat untuk mengukur nilai viskositas atau

kekentalan suatu fluida. Dalam pembuatan alat viskometer ini dapat langsung

memperoleh waktu sehingga nilai viskositas dari fluida yang diujikan dapat

diketahui. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatlah suatu perancangan

alat viskometer digital.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan

tersebut ke dalam bentuk skripsi sebagai Tugas Akhir dengan judul

SISTEM PERANCANGAN ALAT UKUR VISKOSITAS MENGGUNAKAN SENSOR LDR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535”

Pada alat ini akan digunakan sebuah mikrokontroler ATmega8535, sensor

LDR dan Mikrokontroler ATmega8535 sebagai otak dari sistem yaitu memproses

(16)

1.3. Tujuan penulisan

Tujuan dilakukan Tugas akhir ini adalah sebagai berikut:.

1. Mengetahui pengertian dari Viskosimeter

2. Memahami cara kerja alat ukur Viskosimeter

3. Mengetahui aplikasi mikrokontroller dalam kehidupan sehari hari.

1.4. Batasan Masalah

Penulis membuat alat ukur Viskosimeter digital dengan menggunakan sensor

LDR berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan batasan-batasan sebagai

berikut:

1. Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler ATmega8535.

2. Sensor yang digunakan mendeteksi adanya halangan ketika bola jatuh

yaitu LDR dan LED

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika pembahasan bagai mana sebenarnya prinsip kerja alat ukur digital

dengan menggunakan sensor LDR berbasis Mikrokontroler ATmega8535 maka

(17)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang , rumusan masalah,

Tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang teori dasar yang digunakan sebagai bahan

Acuan proyek tugas akhir, serta komponen yang perlu diketahui

Untuk mempermudah dalam memahami sistem kerja alat ini.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram

blok dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan

diagram alir dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler

ATmega8535.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem

kerja alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan

untuk mengaktifkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang

diisikan ke mikrokontroler ATmega8535.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan

daripembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran

apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan

perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam Bab ini penulis akan membahas tentang komponen- komponen

yang digunakan dalam seluruh unit alat ini. Agar pembahasan tidak melebar dan

menyimpang dari topik utama laporan ini, maka setiap komponen hanya dibahas

sesuai fungsinya pada masing- masing unit.

2.1 Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler dapat dianalogikan sebagai sebuah sistem komputer yang

dikemas dalam sebuah chip, artinya di dalam sebuah IC mikrokontroler

sebetulnya sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja,

yaitu meliputi mikroprosesor, ROM, RAM, I/O dan clock seperti halnya yang

dimiliki oleh sebuah PC. Mengingat kemasannya yang berupa sebuah chip dengan

ukuran yang relatif lebih kecil, tentu saja spesifikasi dan kemampuan yang

dimiliki oleh mikrokontroller akan menjadi lebih rendah bila dibandingkan

dengan sistem komputer seperti PC baik dilihat dari segi kecepatannya. Tidak

seperti system komputer, yang mampu menangani berbagai macam program

aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),

mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja.

Meskipun dari sebuah kemampuan lebih rendah tetapi mikrokontroller

memiliki kelebihan yang tidak bisa diperoleh pada sistem komputer yaitu,dengan

(19)

fleksibel dan praktis digunakan terutama pada sistem-sistem yang relatif tidak

terlalu kompleks atau tidak memerlukan bahan komputasi yang tinggi.

2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AVR ATmega8535

Mikrokontroller AVR merupakan keluarga mikrokontroller RISC

(Reduced Instruction Set Computing) keluaran Atmel. Konsep arsitektur AVR

pada mulanya dibuat oleh dua orang mahasiswa di Norwgian institute of

Technology ( NTH ) yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan.Mikrokontroler

ATMega8535 merupakan salah satu anggota mikrokontroller AVR 8-bit. AVR

merupakan mikrokontroller dengan arsitektur Harvard dimana antara kode

program dan data disimpan dalam memori secara terpisah. Umumnya arsitektur

Havard ini menyimpan kode program dalam memori permanen atau

semi-permanen(non Volatille) Sedangkan data disimpan dalam memori tidak

permanen(Volatile). ATMega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap, mulai dari

kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi,

timer/counter, PWM, USART, TWI, analog comparator, EEPROM internal dan

juga ADC internal semuanaya ada dalam ATMega8535.

Selain itu kemampuan kecepatan ekseskusi yang lebih tinggi menjadi

alasan bagi banyak orang untuk beralih dan lebih memilih untuk menggunakan

mikrokontroller jenis AVR dari pada pendahulu nya keluarga MCS-51.

Secara garis besar, mikrokontroler ATMEGA8535 memiliki arsitektur

harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data

sehingga dapat memaksimalkan unjuk kerja dan pararelisme. Instruksi-instruksi

(20)

saat satu instruksi di kerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memeori

program. 32x 8bit register serba guna digunakan untuk mendukung opersi

arithcmetic Logic Unit (ALU) yang dapat dilakukan dalam 1 siklus. 6 dari register

serba guna dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16- bit pada mode

pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memory

data.Hampir semua instruksi AVR ini memiliki format 16-bit(word).

Selain register serba guna terdapat register lain yang tepetakan dengan

teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan

untuk beberapa fungsi khusus antara lain sebagai register kontrol timer/counter,

interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM dan Fungsi I/O lainnya. Register-register

ini menempati memori pada alamat 0x20h-0x5fh.

(21)

2.1.2 Fitur ATMega8535

Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh ATMega8535:

1. 130 macam instruksi,yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

clock.

2. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHZ.

3. 512 Byte internal EEPROM.

4. 32x8-bit register serba guna.

5. 8 Kbyte Flash memory,yang memiliki fasilitas In-System Programing.

6. 512 Byte SRAM

7. Programming Lock, fasilitas untuk mengamankan kode program.

8. 4 channel output PWM.

9. 8 channel ADC 10-Bit.

10. 2 Buah timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/counter 16-bit.

11. Serial USART.

12. Master/Slave SPI serial interface.

13. Serial TWI atau 12 C.

14. On-Chip Analog comparator.

2.1.3 Konfigurasi Pin ATMega8535

Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 40 pin untuk model PDIP

ditunjukkan pada Gambar 2.2, dan 44 pin untuk model TQFP dan PLCC.

Nama-nama pin pada mikrokontroler ini adalah :

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya

(22)

2. GND merupakan pin ground untuk catu daya digital.

3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O 8bit dua arah(bi-directional)

dan pin masukan 8 chanel ADC.

4. Port B (PB0 – PB7) merupakan akan pin I/O 8 bit dua arah

(bi-directional)dengan resistor pull-up internal dan pin fungsi khusus,

yaitu sebagai Timer/Counter, komperator analog dan SPI.

5. Port C (PC0 – PC7) merupakan pin I/O 8bit dua arah

(bi-directional)dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komperator analog,

input ADC dan Timer Osilator.

6. Port D (PD0 – PD7) merupakan pin I/O 8 bit dua arah(bi-directional)

dan pin fungsi khusus, yaitu komperator analog, interupsi eksternal

dan komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset

mikrokontroler.

8. XTAL1 merupakan input ke penguat osilator pembalik dan input ke

internal clock.

9. XTAL2 merupakan out put dari penguat oslator pembalik.

10. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC yang terhubung

ke portA.

(23)

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

2.1.4 Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler ATMega8535 :

1. Port A

Merupakan 8-bit dua arah bi-directional port I/O,dengan

menggunakan resistor pull-up internal dimana setiap pinnya dapat diatur

per bit. Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat

mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port

A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan.

Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang

bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,

kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan8 channel ADC.

2. Port B

Merupakan 8-bit dua arah(bi-directional) port I/O. Setiap pinnya

dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output

(24)

LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus

disetting terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0

jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input,

atau diisi 1 jika sebagai output.Selain sebagai port I/O 8 bit port B juga

dapat difungsikan secara individu sebagai berikut:

1. PB7: SCK ( SPI Bus Serial Clock)

2. PB6: MISO( SPI Bus Master Input/ Slave Out put)

3. PB5: MOSI( SPI Bus Master Output/Slave Input).

4. PB4: SS (SPI Slave Select Input)

5. PB3: AIN1(Analog Comparator Negatif Input) OC0 (Out put Compare

Timer/counter 0)

6. .PB2: AIN0 (Analog Comparator Positif Input) INT2 (External

Interrupt 2 Inpt)

7. PB1:T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input)

8. PB0:T0 (Timer/Counter 0 External Counter Input) XCK (USART

External Clock Input/Output)

3. Port C

Merupakan port I/O 8-bit dua arah (bi-directional). Setiap pinnya

dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output

buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display

LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus

disetting terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0

(25)

atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, Port C juga difungsikan secara

individu sebagai berikut:

1. PC7: TOSC2 (Timer Oscillator 2)

2. PC6: TOSC1 (Timer Oscillator 1)

3. PC1: SDA (Serial Data Input/Output)

4. PC0: SCI (Serial Clock)

4. Port D

Merupakan Port I/O 8-bit dua arah (bi-directional) . Setiap pinnya

dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output

buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display

LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus

disetting terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0

jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input,

atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki

untuk fungsi-fungsi alternatif khusus sebagai berikut:

1. PD7: OC2 ( Ouput Compare Timer/Counter 1)

2. PD6: ICP1 ( Timer Counter 1 input capture)

3. PD5: OC1A ( Output Compare A Timer /Counter1)

4. PD4: OC1B ( Output Compare B Timer/Counter 1)

5. PD3: INT1 ( External Interrupt 1 Input)

6. PD2: INT0 ( External interrupt 0 Input)

7. PD1: TXD ( USART Transmit)

(26)

5. RESET

RST pada pin 9 merupakan pin reset yang akan bekerja bira diberi

pulsa rendah (aktif Low) selama minimal 1,5us.

6. XTAL2

Merupakan out put dari penguat dari osilator pembalik

7. XTAL1

Merupakan input ke penguat osilator pembalik dan input ke

internal clock.

8. AVCC

Avcc adalah pin masukan catu daya yang digunakan untuk

masukan analog ADC yang terhubung ke Port A. Kaki ini harus secara

eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.

9. AREF

AREF adalah pin masukan referensi analog untuk ADC. Untuk

operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus

dibeikan ke kaki ini.

10.AGND

AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke

GND, kecuali jika board memiliki anlaog ground yang terpisah.

2.1.5 Peta Memory ATMega8535

Mikrokontroller ATMega8535 memiliki 3 jenis memori yaitu memori

program, memori data dan memori EEPROM.Ketigannya memiliki ruang-ruang

(27)

Gambar 2.3 Organisasi memori ATMega8535

1. Memori Program

ATMega8535 memiliki kapasitas memori program sebesar 8 Kbyte

yang terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh dimana masing-masing alamat

memiliki lebar data sebesar 16 bit.Sehingga organisasi memori program

seperti ini sering dituliskan dengan 4K x 16 bit.Memori program ini juga

terbagi menjadi dua yaitu program boot dan juga bagian program aplikasi.

2. Memori Data

ATMega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte

yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna,register I/O dan

SRAM. 32 byte alamat terendah digunakan untuk register serbaguna yaitu

R0 – R31. 64 byte berikut nya digunakan untuk register I/O yang

(28)

USART, SPI, EEPROM dan port I/O seperti Port A, Port B, Port C, dan

Port D. Selanjutnya 512 byte diatasnya digunakan untuk memory data

SRAM .

Jika register-register I/O diatas diakses seperti mengakses data

pada memori ( Jika kita menggunakan instruksi LD atau ST ) maka

register I/O diatas menempati alamat 0020-005F. Tetapi jika

register-register I/O diakses seperti mengakses I/O pada umumnya ( menggunakan

instruksi IN/ IOUT) maka register I/O diatas menempati alamat memori

0000h – 003Fh.

32 Register 64 I/O Register

Internal SRAM

Gambar 2.4 (a) Register I/O Sebagai Memori Data, (b) Register I/O sebagai I/O

3. Memori EEPROM

ATMega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang

terpisah dari memori program maupun dari memori data. Memori

EEPROM ini hanaya dapat diakses dengan menggunakan register-register

(29)

EEPROM Data (EEDR) dan register EEPROM control ( EECR). Untuk

megakses memory EEPROM ini diperlakukan sperti mengakses data

eksternal sehingga waktu dari eksekusi relatif lebih lama dibadingkan jika

kita mengakses data dari SRAM.

2.1.6 Register Serba guna ( General Purpose Register)

ATMega8535 memiliki 32 byte register serbaguna yang terletak pada awal

alamat RAM. Dari 32 byte register serba guna 6 byte terakhir juga digunakan

sebagai register pointer yaitu register pointer X,register pointer Y dan Register

pointer Z.

Gambar 2.5 Register Serba guna

2.1.7 USART ( Universal Synchronous and Asynchoronous Serial Receiver And Transmitter)

Universal Synchronous Serial Receiver and Transmitter (USART) juga

(30)

USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas yang tinggi, yang

dapat kita gunakan untuk melakukan transfer data baik antara mikrokontroler

maupun dengan modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART.

USART memungkinkan transmisi data baik secara synchronous maupun

asynchronous sehingga dengan demikian USART pasti kompatibel dengan

UART.

Pada ATMega8535, pengaturan secara umum pengaturan mode

komunikasi baik Synchronous maupun Asynchronous adalah sama, perbedaannya

hanya terletak pada sumber clocknya saja. Pada mode Asynchronous masing

-masing Peripheral memiliki sumber clock sendiri sedang kan pada mode

Synchronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan secra bersama- sama.

Dengan demikian secara hardware untuk mode Asynchronous hanya

membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD sedangkan untuk mode Synchronous

harus 3 pin yaitu TXD,RXD dan XCK.

2.1.8 Status Register ( SREG)

Register SREG digunakan untuk menyimpan informasi dari hasil operasi

aritmatika yang terakhir . Informasi-informasi dari register SREG dapat

digunakan untuk mengubah alur program, yang sedang dijalankan dengan

mengunakan instruksi percabangan . Data SREG akan selalu berubah jika setiap

instruksi atau operasi pada ALU dan datanya tidak otomatis tersimpan apabila

(31)

Gambar 2.6 Status Register

Status Register ATMega8535 :

 Bit 7 – I : Global Interrupt Enable

Bit I digunakan untuk mengaktifkan interrupsi secara umum ( interrupsi

global). Jika bit I benilai “1” maka interrupsi secara umum akan aktif , tetapi

jika bernilai “0” maka tidak ada satupun interrupsi yang aktif. Pengaturan

jenis-jenis interrupsi apa sja yang akan aktif dilakukan dengan mengatur register

kontrol yang sesuai dengan jenis interrupsi tersebut, dengan terlebih dahulu

mengaktifkan interupsi global, yaitu bit I diset ‟1‟.

 Bit 6 – T : Bit Copy Storage

Bit T digunakan untuk mementukan bit sumber atau bit tujuan pada

instruksi bit copy. Pada instruksi BST, data akan dicopy dari register ke bit T ( Bit

T sebagai tujuan) sedangkan pada instruksi BLD, bit T akan di copy ke register (

Bit T Sebagai Sumber).

 Bit 5 – H : Half carry Flag

Bit H digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya setengah carry pada

operasi aritmatika BCD, yaitu membagi satu byte data menjadi dua bagian

(masing-masing 4 bit) dan masing-masing bagian dianggap sebagai 1 digit

(32)

 Bit 4 – S: Sign bit

Bit S merupakan kombinasi antara bit V dan bit N, yaitu dengan

meng-XOR-kan bit V dan bit N.

 Bit 3 – V : Two‟s Complement over flow flag

Bit V digunakan untuk mendukun operasi aritmatika komplemen 2.Jika terjadi

luapan pada operasi aritmatika bilangan komplemen 2 maka akan menyebabkan

bit V bernilai “1”.

 Bit 2 - N : Negative Flag

Bit N digunakan untuk menunjukkan apakah hasil sebuah operasi

aritmatika ataupun operasi logika bernilai negatif atau tidak.Jika hasilnya negatif

maka bit N bernilai “1” dan jika hasilnya bernilai positif maka bit N bernila ‟0”.

 Bit 1 - Z : Zero Flag

Bit Z digunakan untuk menunjukkan hasil operasi aritmatika ataupun

operasi logika apakah bernilai nol atau tidak.Jika hasilnya nol maka bit Z bernilai

“1” dan jika hasilnya tidak nol maka bit Z bernilai‟0”.

 Bit 0 – C : Carry flag

Bit C digunakan untuk menunjukkan hasil operasi aritmatika ataupun logika

apakah ada carry atau tidak.Jika ada carry maka bit C bernilai ‟1” dan jikatidak

ada carry maka bit C akan bernilai “0”.

2.2 IC comparator ( LM324)

LM324 adalah 14 pin IC yang terdiri dari empat amplifier operasional

independen (op-amp) kompensasi dalam satu paket. Op-amp gain tinggi penguat

(33)

berakhir. Tegangan output berkali-kali lebih tinggi dari perbedaan tegangan antara

terminal input dari sebuah op-amp.

Op-amp ini dioperasikan oleh catu daya tunggal LM324 dan perlu untuk

dual pasokan dihilangkan. Mereka dapat digunakan sebagai amplifier,

pembanding, osilator, rectifier dll op-amp konvensional aplikasi dapat lebih

mudah diimplementasikan dengan LM324.

Gambar 2.7 Fisik IC LM324

2.2.1 PIN IC LM324

IC LM324 merupakan IC Operational Amplifier, IC ini mempunyai 4

buah op-amp yang berfungsi sebagai comparator. IC ini mempunyai tegangan

kerja antara +5 V sampai +15V untuk +Vcc dan -5V sampai -15V untuk -Vcc.

(34)

Gambar 2.8 PIN IC LM324

a. Pin 1,7,8,14 (Output) Merupakan sinyal output.

b. Pin 2,6,9,13 (Inverting Input) yaitu Semua sinyal input yang berada di pin

ini akan mempunyai output yang berkebalikan dari input.

c. Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input) yaitu Semua sinyal input yang berada

di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input (tidak

berkebalikan).

d. Pin 4 (+Vcc) yaitu Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5 Volt

sampai +15 Volt.

e. Pin 11 (-Vcc) yaitu Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5 Volt

(35)

Tabel 2.1 Description PIN

2.3. LDR (Light Dependent Resistor)

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis

resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami

perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya

LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang

diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang

berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium

sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah

(36)

Sebuah light dependent resistor (LDR) terdiri dari sebuah piringan bahan

semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Dalam gelap atau

di bawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas

dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia sedikit elektron bebas

untuk mengalirkan muatan listrik. Dengan kata lain, nilai hambatan bahan sangat

tinggi.

Gambar 2.9 Light Dependent Resistor

Di bawah cahaya yang cukup terang, lebih banyak elektron dapat

melepaskan diri dari atom-atom semikonduktor ini. Terdapat lebih banyak

elektron bebas yang dapat mengalirkan muatan listrik. Hambatan listrik bahan

adalah rendah. Semakin terang cahaya yang mengenai bahan, semakin banyak

elektron bebas yang tersedia, dan semakin rendah pula hambatan listrik tersebut.

2.4 Bahasa Pemograman C

Bahasa C dikembangkan pada Lab Bell pada tahun 1978, oleh Dennis

Ritchi dan Brian W. Kernighan. Pada tahun 1983 dibuat standar C yaitu stnadar

ANSI ( American National Standards Institute ), yang digunakan sebagai referensi

dari berbagai versi C yang beredar dewasa ini termasuk Turbo C.

Dalam beberapa literature, bahasa C digolongkan bahasa level menenganh

(37)

rendah. Kemudahan dalam level rendah merupakan tujuan diwujudkanya bahasa

C. pada tahun 1985 lahirlah pengembangan ANSI C yang dikenal dengan C++

(diciptakan oleh Bjarne Struostrup dari AT % TLab). Bahasa C++ adalah

pengembangan dari bahasa C. bahasa C++ mendukung konsep pemrograman

berorientasu objek dan pemrograman berbasis windows.

Sampai sekarang bahasa C++ terus brkembang dan hasil

perkembangannya muncul bahasa baru pada tahun 1995 (merupakan keluarga C

dan C++ yang dinamakan java). Istilah prosedur dan fungsi dianggap sama dan

disebut dengan fungsi saja. Hal ini karena di C++ sebuah prosedur pada dasanya

adalah sebuah fungsi yang tidak memiliki tipe data kembalian (void). Hingga kini

bahasa ni masih popular dan penggunaannya tersebar di berbagai platform dari

windows samapi linux dan dari PC hingga main frame.

Ada pun kekurangan dan Kelebihan Bahasa C sebagai berikut :

• Kelebihan Bahasa C:

· Bahasa C tersedia hampir di semua jenis computer.

· Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua

jenis computer.

· Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya

terdapat 32 kata kunci.

· Proses executable program bahasa C lebih cepat

· Dukungan pustaka yang banyak.

· C adalah bahasa yang terstruktur

(38)

penempatan ini hanya menegaskan bahwa c bukan bahasa pemrograman

yang berorientasi pada mesin. yang merupakan ciri bahasa tingkat rendah.

Melainkan berorientasi pada obyek tetapi dapat dinterprestasikan oleh mesin

dengan cepat. secepat bahasa mesin. inilah salah satu kelebihan c yaitu memiliki

kemudahan dalam menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun

dalam mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.

• Kekurangan Bahasa C:

· Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program

kadang-kadang membingungkan pemakai.

· Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.

·

2.4.1 Struktur Bahasa C

a. Program bahasa C tersusun atas sejumlah blok fungsi.

b. Setiap fungsi terdiri dari satu atau beberapa pernyataan untuk melakukan

suatu proses tertentu.

c. Tidak ada perbedaan antara prosedur dan fungsi.

d. Sstiap program bahasa C mempunyai suatu fungsi dengan nama “main”

(Program Utama).

e. Fungsi bisa diletakkan diatas atau dibawah fungsin “main”.

f. Setiap statemen diakhiri dengan semicolon (titik koma).

2.4.2 Pengenal

Pengenal (identifier) merupakan sebuah nama yang didefenisikan oleh

(39)

fungsi, label atau tipe data khusus. Pemberian nama sebuah pengenal dapat

ditentukan bebas sesuai keinginan pemrogram tetapi harus memenuhi atura

berikut :

• Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka

• Karakter kedua dapat berupa huruf, angka, atau garis bawah.

• Tidak boleh menggunakan spasi.

• Bersifat Case Sensitive, yaitu huru capital dan huruf kecil dianggap

berbeda.

• Tidak boleh mengunakan kata – kata yang merupakan sitaks maupun

operator dalam pemrograman C, misalnya : Void, short, const, if, static, bit,

long, case, do, switch dll.

2.4.3 Tipe Data

Tipe data merupakan suatu hal yang penting untuk kita ketahui pada saat

belajar bahasa pemrograman. Kita harus dapat menentukan tipe data yang tepat

untuk menampung sebuah data, baik itu data berupa bilangan numerik ataupun

karakter. Hal ini bertujuan agar program yang kita buat tidak membutuhkan

pemesanan kapling memori yang berlebihan. Seorang programmer yang handal

harus dapat memilih dan menentukan tipe data apa yang seharusnya digunakan

dalampembuatan sebuah program. Secara garis besar tipe data pada bahasa C

dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai Berikut

(40)

1. Tipe Data Karakter

Sebuah karakter, baik itu berupa huruf atau angka dapat disimpan pada

sebuah variabel yang memiliki tipe data char dan unsigned char. Besarnya data

yang dapat disimpan pada variabel yang bertipe data char adalah -127 - 127.

Sedangkan untuk tipe data unsigned char adalah dari 0 - 255. Pada dasarnya setiap

karakter memiliki nilai ASCII, nilai inilah yang sebetulnya disimpan pada variabel

yang bertipe data karakter ini.

2. Tipe Data Bilangan Bulat

Tipe data bilangan bulat atau dapat disebut juga bilangan desimal

merupakan sebuah bilangan yang tidak berkoma. Pada bahasa C terdapat

bermacam-macam tipe data yang dapat kita gunakan untuk menampung bilangan

bulat. Kita dapat menyesuaikan penggunaan tipe data dengan terlebih dahulu

memperhitungkan seberapa besar nilai yang akan kita simpan. Contohnya seperti

berikut, kiata akan melakukan operasi penjumlahan nilai 300 dan 100 dan

hasilnya akan disimpan pada variabel c.

Jika dilihat, hasil dari penjumlahan tersebut nilainya akan lebih besar dari

255 dan nilainya pasti positif, oleh karena itu sebaiknya kita menggunakan tipe

data unsigned int. Namun berbeda halnya jika saya ingin melakukan operasi

pengurangan -5 - 300, jika dilihat hasilnya akan negatif maka selayaknya

digunakan variabel dengan tipe data int.

3. Tipe Data Bilangan Berkoma

Pada bahasa C terdapat dua buah tipe data yang berfungsi untuk

menampung data yang berkoma. Tipe data tersebut adalah float dan double.

(41)

data double dapat digunakan jika kita membutuhkan variabel yang dapat

menampung tipe data berkoma yang bernilai besar.

Tabel 2.2 Tipe Data

Tipe Data Ukuran Jangkauan Nilai

Bit 1 byte 0 atau 1

Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647

Unsigned Long Int 4 byte 0 s/d 4.294.967.295

Signed Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647

Float 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38

Double 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38

2.4.4 Konstanta Dan Variabel

Konstanta dan variable merupakan sebuah tempat untuk menyimpan data

yang berada di dalam memori. Konstanta berisi data yang nilainya tetap dan tidak

dapat diubah selama program dijalankan, sedangkan variable berisi data yang bisa

(42)

2.4.5 IDENTIFIER

Identifier atau nama pengenal adalah nama yang ditentukan sendiri oleh

pemrogram yang digunakan untuk menyimpan nilai, misalnya nama variable,

nama konstanta, nama suatu elemen (misalnya: nama fungsi, nama tipe data, dll).

Identifier punya ketentuan sebagai berikut :

1. Maksimum 32 karakter (bila lebih dari 32 karakter maka yang

diperhatikan hanya 32 karakter pertama saja).

2. Case sensitive: membedakan huruf besar dan huruf kecilnya.

3. Karakter pertama harus karakter atau underscore ( _ ) . selebihnya boleh

angka.

4. Tidak boleh mengandung spasi atau blank.

(43)

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1. Diagram Blok Rangkaian

ATMEGA8535

Suplay

Sensor 1 Display

Sensor2

Timer start

Timer Stop

(44)

Fungsi Setiap Blok

Blok Suplay : Sebagai Sumber Tegangan

Sensor 1 : Sebagai inputan mulai timer

sensor 2 : Sebagai inputan Stop timer

Atmega8535 : sebagai media pengkonversi waktu, dan menghitung ke

rumus Viskositas kemudian di kirim ke display.

Blok display : Sebagai output tampilan instruksi dari sensor

3.2. Rangkian Regulator 7805 (penstabil tegangan)

Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan supply tegangan ke seluruh

rangkaian yang ada. Keluaran rangkaian Regulator ini yaitu 5 volt, keluaran 5

volt.

Gambar 3.2 Rangkaian regulator

Adaptor yang di gunakan yaitu adaptopr 12 Volt, adaptor berfungsi untuk

menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt DC. Regulator tegangan

5 volt (LM7805) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun

terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator

(45)

3.3. Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535

Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA8535 dapat dilihat

pada gambar 3.2 di bawah ini :

Gambar 3.3Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA8535

Dari gambar 3.3, Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari

seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC

Mikrokontroler ATMega8535. Semua program diisikan pada memori dari IC ini

sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan dua buah kapasitor 30

pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega8535 dalam

mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset

(aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler

(46)

Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso,

Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45

sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP

Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel.

Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak

pada kaki 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke

ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena

mikrokontroler tidak akan bisa merespon.

3.4. Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal

Display) 16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena

mikrokontroler dapat memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632

sudah terdapat driver untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi

tampilan karakter. Pemasangan potensio sebesar 5 KΩ untuk mengatur kontras

karakter yang tampil. Gambar 3.4 berikut merupakan gambar rangkaian LCD

yang dihubungkan ke mikrokontroler.

(47)

Dari gambar 3.4, rangkaian ini terhubung ke PB.0... PB.7, yang

merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai Timer/Counter,

komperator analog dan SPI mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data

secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat

dikendalikan oleh Mikrokontroller ATMega8535.

3.5. Rangkaian LDR dan system komparator

Pada saat intensitas cahaya yang diterima LDR besar maka tahanan LDR

menjadi kecil, sedangkan jika intensitas cahaya yang diterima LDR kecil maka

tahanan yang diterima LDR menjadi besar. LDR dihubungkan atau dicatu dengan

sumber tegangan DC .

(48)

Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan

tegangan yang masuk pada satu saluran input dengan tegangan pada saluran

input lain, yang disebut tegangan referensi. Tegangan output berupa tegangan

high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan berikut adalah

rangkaian komparator sederhana.

Gambar 3.6 Komparator Sederhana

Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai

pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan +

op-amp adalah sebesar :

V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply………. (1)

Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua

masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran

(49)

lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan

+ Vsupply.

Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan

menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka

keluarannya akan menjadi + Vsupply.

Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan

amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan −Vin masing -masing menyatakan

amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat

masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar

dari komparator adalah

+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+

+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−

Keterangan:

+Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)

−Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V)

Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)

Vsat− = Tegangan saturasi - (V)

(50)

3.6 FLOWCHART SYSTEM

Start

Inisialisasi Port

Slesai waktu Mulai

Sensor 1 = 1?

Sensor 2 = 1?

Waktu Stop Masuk Ke rumus

Tempil LCD

ya tidak

tidak

ya

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

Karena pemrograman menggunakan mode ISP (In System

Programming) mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan

rangkaian dan rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program

downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis

mikrokontroler oleh program downloader yaitu ATMega8535.

Gambar 4.1. Informasi Signature Mikrokontroler

ATMega menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip

Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan

(52)

4.2. Rangkian Regulator 7805 (penstabil tegangan)

Pengujian rangkaian regulator ini bertujuan untuk mengetahui tegangan

yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran

dari output regulator 7805 menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan

pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan

begitu dapat dipastikan apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak.

Gambar 4.2. Gambar tegangan output IC regulator 7805

4.3. Interfacing LCD 2x16

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang

berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa

keterangan. LCD dihubungkan langsung ke Port D dari mikrokontroler yang

berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk

alfabet dan numerik pada LCD.Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN,

RS dan RW: Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu

LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke

(53)

dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/

Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan

dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan

melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin

RW selalu diberi logika low ( 0 )

Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam

untuk menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke

mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai

(54)

lcd_putsf("tes LCD");

}

Program di atas akan menampilkan kata “tes LCD ” di baris pertama pada

display LCD 2x16. Pada alat dalam penelitian ini, Saat keseluruhan rangkaian

diaktifkan, maka pada LCD akan menampilkan status sensor dan emberitahuan

apabila menerima sms .

4.4. Pengujian Rangkaian Komparator

Gambar rangkaian sensor LDR yang dilengkapi dengan komparator

Berdasarkan hasil pengujian sensor didapat hasil keluaran yaitu ketika sensor

terkena cahaya terang maka keluaran dari komparator adalah high sebaliknya

ketika sensor tidak terkena cahaya (gelap) maka keluaran low. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

(55)

Setelah dilakukan pengukuran pada keluaran komparator LM324, maka

didapatkan tegangan keluaran (Vout) pada saat sensor Photodioda menerima

cahaya dan tidak menerima cahaya (gelap). Hasil keluaran tegangan dari

komparator dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Sensor

Keterangan : Vin = tegangan sebelum masuk komparator (Vout dari LDR) Vout =

tegangan setelah masuk komparator

Tabel 4.1. Logika kondisi sensor

Kondisi Sensor Logika Led Indikator

Kena cahaya High Nyala

Tidak terkena cahaya Low Mati

Chaya ke sensor

(56)

4.5. Data Pengujian

Pengujian t (s)

(pa.s)

I 0,48 15,06

II 0,47 14,78

III 0,43 13,64

VI 0,44 14,25

V 0,42 13,35

Setelah dilakukan pengujian pada tabung yang berisi minyak maka

(57)

BAB V

PENUTUP

5.1KESIMPULAN DAN SARAN

1. Viskometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur

viskositas suatu cairan, dimana viskositas sendiri yaitu tahanan aliran

fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul yang satu

dengan yang lainnya.

2. Prinsip kerja viscometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir

cepat maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air). Dan

apabila cairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu

viskositas tinggi. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran

cairan yang melalui tabung silinder. Cara ini merupakan salah satu cara

yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun

gas. Menurut poiseulle, jumlah volume cairan yang mengalir melalui

pipa per satuan waktu.

3. Teknologi mikrokontroler biasanya dipadukan dengan teknologi sensor. Perkembangan teknologi sensor nan ada membantu secara

langsung perkembangan mikrokontroler. Sensor majemuk jenisnya

mulai dari sensor panas, gerakan, tekanan dan juga sensor terhadap

zat-zat tertentu. Ketika Anda menggunakan dispenser, Anda

(58)

Temperatur air yang ada dalam dispenser tersebut diatur oleh

mikrokontroler. Sementara itu, sensor berfungsi mengetahui seberapa

panas atau dinginkah temperatur dari air dalam dispenser Anda.

Security Gate yang biasa terdapat di kantor-kantor krusial juga

biasanya menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali arus keluar

masuk kendaraan. Anda akan dapat mengakses security gate tersebut

dengan hanya menunjukan kartu identitas.

Anda cukup hanya melakukan scanning bukti diri dari kartu Anda

yang kemudian mikrokontroler akan memutuskan apakah Anda

diperbolehkan mengakses security gatetersebut.

Security gateakan terbuka jika Anda memang telah memiliki izin buat

dapat mengakses gate, security gateakan tetap tertutup jika Anda tak

memiliki hak akses sama sekali terhadap security gatetersebut.

Dengan adanya teknologi mikrokontroler tersebut, Anda akan semakin

dimudahkan dalam menjalankan setiap akitivitas keseharian Anda

5.2SARAN

1. Sebaiknya harus teliti dalam mengamati waktu pada saat bola jatuh

dalam cairan

2. Dalam merangkai setiap komponen harus berhati-hati karna dapat

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto Eko Putra, 2002, ”Belajar Mikrokontroler AT89S51/52/653 Teori

danAplikasi”, Edisi 2, Yogyakarta : Penerbit Gava Media.

Agfianto Eko Putra, 2002, ”Viskositas” Edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Charles L. Philips, Royce D. Harbor, Sistem Kontrol, Penerbit PT Prenhallindo, Jakarta,

Endra Pirowarno, 1998, ” Mikroprocessor dan Interfacing”, Edisi 1, Yogyakarta : Penerbit Andi.

http://robotbego.blogspot.com/2010/02/mikrokontroler-atmega8535.html

Diakses pada: 15 Juni 2015

https://futsukaa.wordpress.com/2013/12/12/viskositas-zat-cair-m4

Diakses pada : 20 Juni 2015

Pukul : 08.00 WIB

Gambar

Gambar 2.1 Arsitektur ATMega8535
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535
Gambar 2.3 Organisasi memori ATMega8535
Gambar 2.4 (a) Register I/O Sebagai Memori Data,  (b) Register I/O sebagai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun alat pendeteksi kebocoran dini gas LPG menggunakan sensor TGS 2610 dengan mikrokontroler.. ATmega8535 berbasis

Sistem pengukuran kecepatan angin yang digunakan berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8535, yang merupakan piranti alat ukur portable, murah dan handal yang diharapkan

Dalam perancangan sistem pengepakan benda menggunakan sensor infra merah berbasis mikrokontroler ATmega8535 yang mempunyai sistem kerja, saat sensor pertama mendeteksi adanya

Adapun judul Laporan Akhir ini adalah “ Alat Pemisah Barang (Conveyer) Menggunakan RFID, Sensor Infrared, Sensor LDR, Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535 dengan

Perancangan alat yang akan dibuat menggunakan mikrokontroler AT89S51 sebagai otak kendali sistem dan beberapan perangkat pendukung seperti sensor api,

Program Alat Pengukur Konsentrasi Alkohol pada Cairan Menggunakan Sensor TGS822 Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega 8535 cocok untuk pengujian tersebut. Sistem ini dilakukan

Prinsip kerja dari alat pengukur arus berbasis mikrokontroler ATMega8535 adalah adanya rangkaian deteksi arus yaitu adanya sensor ACS712-5A yang digunakan Pada untuk mengukur

Telah dirancang sebuah sistem kontrol secara loop tertutup pada unit pengeringan ikan menggunakan sensor LM35, mikrokontroler ATmega8535, seven segment serta