• Tidak ada hasil yang ditemukan

“UPAYA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) MENGURANGI FENOMENA ISLAMOPHOBIA DI BELANDA PASCA PERISTIWA 9/11”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“UPAYA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) MENGURANGI FENOMENA ISLAMOPHOBIA DI BELANDA PASCA PERISTIWA 9/11”"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

“UPAYA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) MENGURANGI FENOMENA ISLAMOPHOBIA DI BELANDA PASCA PERISTIWA 9/11” (OKI’S EFFORT TO MINIMIZE PHENOMENA OF ISLAMOPHOBIA IN NETHERLANDS

POST 9/11 INCIDENT)

SKRIPSI

Disusun Oleh: SEPTIAN TRI CAHYO

20110510286

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU POLITIK DAN SOSIAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

“UPAYA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) MENGURANGI

FENOMENA ISLAMOPHOBIA DI BELANDA PASCA PERISTIWA 9/11”

(OKI’S EFFORT TO MINIMIZE PHENOMENA OF ISLAMOPHOBIA IN

NETHERLANDS POST 9/11 INCIDENT)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

SEPTIAN TRI CAHYO 20110510286

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU POLITIK DAN SOSIAL

(3)

ii

“UPAYA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) MENGURANGI

FENOMENA ISLAMOPHOBIA DI BELANDA PASCA PERISTIWA 9/11”

(OKI’S EFFORT TO MINIMIZE PHENOMENA OF ISLAMOPHOBIA IN NETHERLANDS POST 9/11 INCIDENT)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

SEPTIAN TRI CAHYO 20110510286

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU POLITIK DAN SOSIAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

“UPAYA ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI) MENGURANGI

FENOMENA ISLAMOPHOBIA DI BELANDA PASCA PERISTIWA 9/11”

Septian Tri Cahyo

20110510286

Telah dipertahankan dalam Ujian Pendadaran serta dinyatakan "LULUS" dan disahkan di

depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Desember 2016

Jam : 08:00

Tempat : Ruang HI Fisipol UMY

SUSUNAN TIM PENGUJI

Ketua Penguji

Sugito, S.IP., M.Si.

Penguji I Penguji II

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Septian Tri Cahyo NIM : 20110510286

Prodi : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Upaya Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Mengurangi Fenomena Islamophobia di Belanda Pasca Peristiwa 9/11

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat merupakan hasil karya

sendiri. Apabila ternyata dikemudian hari merupakan hasil penjiplakan terhadap karya orang

lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi

berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Demikian, pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan dari pihak

manapun.

Yogyakarta, 24 Desember 2016

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya ini untuk:

Bapak Supriyanto Hadi dan Ibu Norma yang telah melahirkan saya dan terus mendidik serta memotivasi saya sejak dini.

Suatu keberuntungan yang sangat besar bagi saya bisa memiliki orang tua seperti kalian.

Mbak Siska, Mas Andri, Mbak Tita, Nanang dan keluarga besar di Jawa yang terus mendukung saya dalam proses penyelesaian skripsi.

Terima kasih telah mengajarkanku bagaimana pentingnya untuk dapat bertanggungjawab.

Gendot, Rama, Mas Bet, Mas Reza, Kipli, Mas Tebi, Mas David, Mas Rizki dan Iqbal anak-anak kontrakan saya.

Terima kasih atas segala bantuan waktu dan tempat serta dukungan dari kalian.

Bryan, Dito, Zaki, Ali, Adi, Silvi, Opan, Imam, Gema, Maul, Tahta, Hapid, Diaz, Sheila, Rasyid, Andre, Novrizal, Faiz, Donna, Adam, Bagas, Tantyo, Rifqi, Udin, Nanda dan Ucin teman satu komunitas saya.

Terima kasih telah mengajarkan apa itu kebersamaan dan proses menggapai tujuan. Waktu

yang telah dilalui bersama kalian adalah waktu yang berharga.

Diella Lestari yang selalu ada untuk saya dan selalu mendukung saya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih atas dukungan dan segala upaya yang telah dilakukan sampai saat ini.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kita Panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah

mengatur segalanya. Terimakasih atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Organisasi Kerjasama Internasional (OKI)

Mengurangi Fenomena Islamophobia di belanda Pasca Peristiwa 9/11”.

Tidak lupa, saya sampaikan rasa terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak

yang telah membantu, terutama kepada:

1. Bapak Sugito yang dengan sabar telah membimbing saya yang sering lalai dalam

amanatnya.

2. Ibu Siti Muslikhati dan Bapak Ali Muhammad yang telah menguji proposal skripsi saya.

3. Ibu Wahyuni Kartikasari dan Bapak Adde Marup yang telah menguji skipsi ini dengan

sangat baik pada tanggal 21-22 Desember 2016

4. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Jurusan Hubungan Internasional dan Pusat Pelatihan Bahasa

yang telah memberikan ilmu dan berbagi pengalaman dengan saya.

5. Para sahabat penulis yang tentunya tidak bisa saya sebutkan satu-per satu.

6. Serta dukungan secara spiritual dari seluruh anggota keluarga.

Yogyakarta, 24 Desember 2016

(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Kerangka Pemikiran 8

D. Hipotesa 14

E. Tujuan Penelitian 15

F. Jangkauan Penelitian 15

G. Metode Penelitian 16

H. Sistematika Penulisan 17

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI BELANDA

A. Islam di Belanda 20

B. Kehidupan Masyarakat Muslim di Belanda 29

C. Fenomena Islamophobia di Belanda 37

BAB III DINAMIKA ORGANISASI KERJA SAMA ISLAM (OKI)

A. Sejarah Pembentukan OKI 41

(9)

viii

C. Negara–Negara dan Organisasi yang Tergabung dalam Keanggotaan

OKI 46

D. Badan-Badan Utama Penyokong Inti Kerja OKI 50

E. Badan-Badan Subsider dalam Tubuh OKI 56

F. Badan-Badan Khusus yang Dibentuk OKI 58

G. Pembentukan Komite Tetap OKI 60

H. Pembuatan Kebijakan dalam OKI 62

BAB IV KEBIJAKAN OKI TERHADAP FENOMENA ISLAMOPHOBIA DI BELANDA

A. Mendirikan Lembaga Research Tentang Islamophobia 66 B. Mempromosikan Nilai Islam dengan Dialog antar Agama di Eropa 73 C. Kerja Sama dengan Organisasi Internasional di Eropa untuk Memerangi

Islamophobia 74

BAB V KESIMPULAN 78

DAFTAR PUSTAKA 82

(10)
(11)

ABSTRAK

Agama Islam awal masuk ke Belanda dari para imigran dan dari Negara jajahan. Islam sendiri merupakan agama yang pesat perkembangannya di Negara ini. Karenanya, kontribusi umat Muslim terhadap kemajuan yang dicapai Negeri Belanda, sangatlah besar. Dan besarnya kontribusi umat Islam itu, sanggup mewarnai kebijakan negara dalam menghormati kebebasan beragama dan toleransi. Muslim di Belanda, seperti penduduk lainnya menikmati hak-hak dasar untuk kebebasan berbicara, agama, pendidikan, dan berorganisasi sebagaimana termasuk dalam Konstitusi Belanda. Akan tetapi, semenjak terjadinya peristiwa 9/11 di Amerika, pandangan warga Belanda mulai berubah terhadap kaum Islam. Mereka menganggap orang-orang bercadar, berjenggot adalah teroris dan merupakan ancaman bagi mereka. Hal inilah yang disebut dengan Islamophobia. Isu Islamophobia secara perlahan terus mengikis citra positif Islam di mata masyarakat Dunia. Isu ini terus memberikan dampak yang cukup tidak menyenangkan dalam bentuk diskriminasi bagi pemeluk agama Islam, terutama di Uni Eropa. Demi untuk menindaklanjuti dan menentang segala kegiatan yang berbentuk diskriminasi agama dan rasial dalam bentuk penjajahan, melihat situasi umat Muslim yang berada di Belanda itu, maka OKI (Organisasi Kerjasama Islam) sebagai sebuah organisasi Islam multirateral terbesar kedua setelah PBB berupaya untuk meredam isu Islamophobia di Belanda. OKI sendiri mengupayakan beberapa hal untuk mengatasi tindakan-tindakan diskriminasi tersebut, yakni dengan mendirikan lembaga research terkait isu Islamophobia, bertindak dan membuat pernyataan terkait setiap isu Islamophobia yang muncul, mempromosikan nilai positif Islam dengan berdialog antar agama, serta bekerja sama dengan Organisasi Internasional lain untuk memerangi isu Islamophobia tersebut.

Keywords : Islamophobia, Belanda, OKI

ABSTRACT

Islam initial entry into the Netherlands from the immigrants and of the colony. Islam is a religion that is growing relatively fast in this country. Therefore, the contribution of Muslims to the progress made in Holland, is very large. And the contribution of Muslims, could color the state policy in respect for religious freedom and tolerance. Muslims in the Netherlands, like other citizens enjoy basic rights to freedom of speech, religion, education, and association, as included in the Dutch Constitution. However, since the events of 9/11 in the US, began to change the view of the Dutch against Muslims. They consider those veiled, bearded terrorists and a threat to them. It is called Islamophobia. The issue of Islamophobia slowly continue to erode the positive image of Islam in the eyes of the world. These issues continue to give impact quite unpleasant in the form of discrimination for adherents of Islam, especially in the European Union. In order to follow up and oppose any activity that is in the form of religious discrimination and intolerance in the form of a colonization, looking at the situation of Muslims in the Netherlands, then the OIC (Organization of Islamic Cooperation) as an Islamic organization of multilateral second largest after the United Nations seeks to minimize the issue of Islamophobia in the Netherlands, OKI tries a few things to overcome discrimination action, namely by establishing research related to issues of Islamophobia, act and make a statement regarding the issue of Islamophobia that emerged, promoting the positive values of Islam and the dialogue between religions, as well as cooperation with the International Organization for The issue of combating Islamophobia.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Agama Kristen mulai bersinar di Eropa ketika pada tahun 313 M.1 Islam masuk ke Eropa pada tahun 705-715 M, melalui Negara Spanyol, namun sebelum Islam masuk ke Spanyol, Islam terlebih dulu menguasai Afrika Utara. Afrika merupakan batu loncatan umat Islam untuk masuk ke Spanyol dan menyebar luaskan Agama Islam. Masuknya Islam melalui Spanyol dan menyebar ke Eropa pada masa itu membuat perekonomian, sosial, budaya, maupun pendidikan di Eropa berkembang pesat.2

Sebelum Islam benar-benar berkembang di Negara-negara Eropa, Islam sempat memasuki masa kemunduran dan Eropa justru bangkit dari keterbelakangan. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian Dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi Baghdad di

1 Adian Husaini. 2005. Wajah Peradaban Barat. Jakarta : Gema Insani, hal 192.

2 PPME Netherlands, Sejarah Peradaban Islam di Spanyol (Andalusia) dan Pengaruhnya Terhadap Renaisans

di Eropa,2011,

(13)

Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di

Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.3

Perkembangan Islam di Eropa berasal dari pekerja imigran. Populasi Islam di Eropa mulai berkembang pada tahun 1950. Para imigran tersebut datang melalui perekrutan pekerja asing yang tersebar di Eropa Barat. Kebanyakan mereka berasal dari berbagai Negara mediteran seperti Turki, Maroko, Algeria dan Tunisia. Dan pada akhirnya Belanda, Perancis dan Britain mempunyai pengalaman dalam imigran poskolonial yaitu mengkategorikan imigran Muslim dalam istilah imigran yang banyak menimbulkan perdebatan, termasuk etnis minoritas yang dikelompokkan kedalam wilayah sesuai dengan agama mereka.4

Meningkatnya angka imigran Muslim di Negara-negara Barat seperti di Eropa, pada mulanya disambut baik oleh pemerintah Negara-negara Eropa karena mereka termasuk sumber tenaga kerja yang murah. Namun secara perlahan para imigran mulai memunculkan jati diri mereka dan identitas keIslamannya, diantaranya ialah dengan membangun masjid serta pusat-pusat keIslaman, dan secara aktif menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat luas di Eropa. Dan pada saat itulah pemerintah mulai merasa terancam bahaya. Ditambah lagi dengan dakwah serta pengenalan Islam di Eropa semakin luas sehingga semakin banyak masyarakat Eropa yang memeluk agama Islam.5

3 Zainuri Hanif. 2004. sejarah peradaban islamdi Eropa (711M-1992m).

http://zainurihanif.com/2012/01/04/sejarah-peradaban-islam-di-eropa-711m1492m/, diakses tanggal 24 Agustus 2015.

4 Syarifah Salwasalsabila. 2008. Islam, Eropa, dan Logika. Yogyakarta : O2, hal 36-37

5 Hidayatullah, Eropa dan Politik Represif Terhadap Umat Islam, 2005,

(14)

Kekhawatiran pemerintah Eropa ini timbul bukan hanya sekedar karena Islam mulai meluas di daratan Eropa, hal ini juga disebabkan karena mereka memandang peradaban dan kebudayaan islam sangatlah rendah dan tidak sebanding dengan kebudayaan Eropa bahkan mereka memandang Islam sebagai Agama yang keras dan radikal, terlebih sejak terjadinya peristiwa 11 september 2001 yaitu runtuhnya ikon Amerika serikat, gedung WTC. Peristiwa yang menembakkan kesalahannya pada umat Islam ini memberikan dampak yang cukup besar bagi umat Islam. Kejadian ini menjadi titik tolak perubahan pola interaksi dalam hubungan internasional, ditambah dengan ‘perang melawan terorisme’.

Dampak dari ‘perang melawan terorisme’ adalah munculnya Islamophobia di

belahan bumi utara, khususnya di wilayah Eropa daratan.6 Islamophobia menunjukkan

prasangka terhadap, atau kebencian atau ketakutan irasional terhadap Muslim. Istilah ini ada sejak awal 1900-an, namun penggunaan modern berasal selama akhir 1980-an atau awal 1990-an. Kosakata ini masuk menjadi kosakata umum setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Pasca tragedi 11 September 2001 bukanlah wajah yang ramah, terutama bagi kaum Muslim. Islam adalah satu agama yang mengalami perkembangan yang cukup pesat di Belanda. Sesaat setelah tragedi 11 September 2001, luapan amarah dan kebencian sempat ditumpahkan kepada orang Islam yang dianggap sebagai pelaku tragedi tersebut. Pada beberapa kasus, umat Islam atau yang dikira Muslim bahkan mendapat gangguan tenor, baik secara fisik mau pun mental.

6 Fredman, Sandra (2001). Discrimination and human rights: the case of racism . Oxford [Oxfordshire]:

(15)

Peningkatan luar biasa dalam kasus diskriminasi yang dialami umat Islam di Belanda, tak bisa lepas dari tragedi 11 September 2001. Potret Islam Di Belanda ini seolah ternoda oleh aksi tersebut. Tak pelak, umat Islam meski mereka tak terlibat, tidak setuju, atau malah mengutuk aksi tersebut ikut terkena imbasnya.

Pada tahun 1997, The Runnymede Trust mendefinisikan Islamophobia sebagai "ketakutan atau kebencian Islam dan karena itu, dengan takut dan tidak suka terhadap seluruh umat Islam," yang menyatakan bahwa hal itu juga mengacu pada praktek diskriminasi terhadap Muslim dengan mengecualikan mereka dari ekonomi, sosial, dan kehidupan masyarakat bangsa. Ini mencakup persepsi bahwa Islam tidak memiliki nilai-nilai yang sama dengan budaya lain, lebih rendah daripada Barat dan merupakan kekerasan ideologi politik ketimbang agama.7

Sebuah tren yang dirasakan Islamophobia meningkat selama tahun 2000-an dan telah dikaitkan oleh komentar-komentar yang ada mengenai serangan 11 September, sementara yang lain mengasosiasikannya dengan kehadiran meningkat dari umat Islam di dunia Barat. Islamophobia ini memberikan dampak negatif bagi umat Islam, seperti umat Islam tidak lagi bebas menyebarkan Agamanya dikarenakan batasan-batasan yang dilakukan pemerintah bagi warga muslim.

Salah satu bentuk Islamophobia adalah semacam ketakutan dan atau ignorance terhadap masyarakat Muslim yang berada di Barat. Kebanyakan masyarakat Muslim, khususnya perempuan mengenakan kerudung atau hijab untuk menutupi aurat mereka, dan

7 Islamophobia: A Challenge for Us All . Runnymede Trust , 1997, p. 1, cited in Quraishi, Muzammil.

(16)

tidak jarang mengenakan cadar untuk menutupi wajah mereka. Hal ini tidak jarang menimbulkan sedikit ’ketakutan’ kepada masyarakat Barat yang menilai mereka dengan

stigma negatif, bahkan sebagai seorang teroris.

Pemerintah di negara-negara Barat, khususnya di wilayah Eropa mulai memberlakukan undang-undang yang melarang penggunaan hijab atau kerudung bagi perempuan muslim di wilayahnya. Contoh nyata dari hal tersebut adalah fenomena di Belanda tentang pelarangan penggunaan cadar di wajah, termasuk burqa, di seluruh wilayah Belanda sebagaimana yang telah dilakukan negara Perancis.

Perdebatan mengenai model pakaian muslimah di Belanda sebenarnya sudah berawal sejak 1985, yaitu ketika otoritas daerah Alpheen Aan den Rijn, sebuah munisipal di Belanda, pada akhirnya memutuskan untuk melarang pemakaian hijab selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Perdebatan ini ternyata tidak hanya berhenti di tingkat munisipal. Setelah berbagai protes dan diskusi, di tingkat Tweede Kamer pelarangan ini pada akhirnya dibatalkan.

(17)

hubungan mereka dengan PVV. Dia mengatakan bahwa larangan cadar (niqab) atau burka akan segera ditarik dari meja setelah pemerintahan Belanda jatuh.8

Jika hijab di Belanda dianggap sudah dapat diterima di tengah-tengah masyarakat, nasib niqab (cadar) tidak demikian. Persoalan cadar mencuat ketika atas beberapa permintaan. Equal Treatment Commission (kasus no. 2003-40) membolehkan sebuah institusi pendidikan di Amsterdam melarang pemakaian cadar dengan alasan bahwa cadar menghambat komunikasi antara murid dan guru -yang menjadi salah satu esensi pendidikan- atau sesama murid, bahwa cadar menyulitkan identifikasi siswa ketika masuk ujian. Menurut mereka, cadar juga berpotensi merintangi masa depan sang pemakai dalam berlomba-lomba mencari pekerjaan. Beberapa tahun silam, tepatnya pada 29 Agustus 2003, Universiteit Leiden kemudian juga melarang penggunaan segala bentuk penutup muka dan seluruh atribut yang menghambat komunikasi mahasiswa dan dosen selama kuliah berlangsung.

Munculnya fenomena perlarangan penggunaan hijab dan ataupun cadar di daratan Eropa ini menjadi indikator bahwa fenomena Islamophobia yang terjadi di daratan Eropa itu merupakan sebuah diskriminatif dan pelanggaran HAM dalam hal kebebasan beragama. Oleh sebab itu diperlukan sebuah organisasi internasional untuk menjadi wadah yang bisa menampung aspirasi masyarakat Internasional dan mendukung adanya hak kebebasan beragama ini.

Organisasi Kerjasama Islam atau OKI ini merupakan sebuah organisasi non militer yang didirikan di Rabat, Maroko pada tanggal 25 September 1969. Awal organisasi ini

(18)

berdiri dipicu oleh karena adanya kejadian pembakaran masjid Al-Aqsha oleh tentara Israel sehingga menimbulkan kemarahan kepada Negara-negara Arab dan Islam sehingga akhirnya mengadakan Konferensi tingkat tinggi (KTT) atas prakarsa Raja Faisal dari Arab Saudi dan Raja Hasan II dari Maroko yang membahas untuk menghimpun kekuatan Islam dalam suatu wadah internasioal dan juga mempertahankan hak-hak umat muslim di dunia, salah satunya adalah fenomena Islamophobia di daratan Eropa ini yang memberikan dampak negatif dan memperburuk citra Islam di mata dunia.

OKI (Organisasi Kerjasama Islam) yang dahulu dikenal sebagai Organisasi Konferensi Islam adalah sebuah organisasi Islam multirateral terbesar kedua setelah PBB. OKI juga memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya perdamaian dunia, tidak hanya kawasan timur-tengah saja yang diperhatikan oleh OKI namun juga kawasan Eropa yang sedang mengalami perkembangan islam terlebih isu-isu yang mengenai umat muslim. OKI memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah menjaga hak-hak umat muslim di seluruh dunia dan juga berkerja sama untuk melindungi dan membela citra Islam, agar pencemaran nama baik Islam tidak terus meluas dan merugikan umat Islam. Tujuan OKI ini berkaitan dengan isu Islamophobia yang secara langsung maupun tidak langsung menggores citra Islam di mata dunia.9

Isu Islamophobia secara perlahan terus mengikis citra positif Islam di maa masyarakat Dunia. Isu ini terus memberikan dampak yang cukup tidak menyenangkan dalam bentuk diskriminasi bagi pemeluk agama Islam, terutama di Uni Eropa. Demi untuk menindaklanjuti dan menentang segala kegiatan yang berbentuk diskriminasi agama dan

9 Dikutip dari http://www.oic-oci.org/oicv2/page/?p_id=52&p_ref=26&lan=en pada tanggal 18 Oktober

(19)

rasial dalam bentuk penjajahan, melihat situasi umat Muslim yang berada di Uni Eropa itu, maka OKI mengupayakan beberapa hal untuk mengatasi tidakan-tindakan diskriminasi tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas dapat disimpulkan perumusan masalah sebagai berikut, Bagaimana upaya Organisasi Kerjasama Islam untuk dapat mengurangi fenomena Islamophobia di Belanda?

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk menjelaskan masalah diatas perlu diuraikan beberapa konsep, diantaranya adalah sebagai berikut:

Organisasi Internasional

OKI merupakan salah satu bentuk organisasi internasional yang memiliki anggota 57 negara anggota yang memiliki seorang perwakilan tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Definisi dan Klasifikasi Organisasi Internasional

(20)

Sehingga, dengan demikian, organisasi internasional dapat didefinisikan sebagai sebuah struktur formal yang berkesinambungan, yang pembentukannya didasarkan pada perjanjian antar anggota-anggotanya dari dua atau lebih negara berdaulat untuk mencapai tujuan bersama dari para anggotannya (Archer, 1983:35).

Definisi lain dari organisasi internasional adalah suatu pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan didasari pada struktur organisasi yang jelas, yang diharapkan dapat berfungsi secara berkesinambungan dan melembaga dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang diperlukan serta yang disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar sesame kelompok nonpemerintah pada negara yang berbeda (Rudy, 1993: 3).

Menurut Clive Archer, organisasi internasional dapat diklasifikasikan berdasarkan keanggotaan, tujuan, aktivitas dan strukturnya. Organisasi internasional bila dilihat dari keanggotaannya dapat dibagi lagi berdasarkan tipe keanggotaan dan jangkauan keanggotaan (extend of membership). Bila menyangkut tipe keanggotaan, organisasi internasional dapat dibedakan menjadi organisasi internasional dengan wakil pemerintahan negara-negara sebagai anggota atau Intergovermental Organizations (IGO), serta organisasi internasional yang anggotanya bukan mewakili pemerintah atau International Non-Govermental Organizations (INGO). Dalam hal jangkauan keanggotaan, organisasi internasional ada yang keanggotaannya terbatas dalam wilayah tertentu saja, dan satu jenis lagi dimana keanggotaannya mencakup seluruh wilayah di dunia. (Archer, 1983:35).

(21)

penyelesaian sengketa secara damai, pembangunan hukum internasional, kerjasama ekonomi internasional, kerjasama sosial internasional, hubungan budaya, perjalanan lintas Negara komunikasi global, gerakan perdamaian, pembentukan federasi dan liga, administrasi internasional, keamanan kolektif, dan gerakan pemerintahan dunia (Bennet, 1995: 9).

IGO dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan keanggotaan dan tujuannya, yaitu:

1. Organisasi yang keanggotaan dan tujuannya bersifat umum

Organisasi ini memiliki ruang lingkup global dan melakukan berbagai fungsi, seperti keamanan, sosial-ekonomi, perlindungan hak asasi manusia, pertukaran kebudayaan, dan lain sebagainya. Contohnya adalah PBB.

2. Organisasi yang keanggotaannya umum tetapi tujuannya terbatas

Organisasi ini dikenal juga sebagai organisasi fungsional karena diabdikan untuk satu fungsi spesifik. Contohnya International Labour Organization (ILO), World Health Organization (WHO), United Nations on AIDS (UNAIDS), dan lain sebagainya.

3. Organisasi yang keanggotaannya terbatas tetapi tujuannya umum

Organisasi seperti ini biasanya adalah organisasi yang bersifat regional yang fungsi dan tanggung jawab keamanan, politik dan socialekonominya berskala luas. Contohnya adalah OKI, Uni Eropa, Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), Uni Afrika, dan lain sebagainya.

4. Organisasi yang keanggotaan dan tujuannya terbatas

(22)

militer/pertahanan, contohnya adalah North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan Pakta Warsawa (Columbis & Wolfe, 1999: 281)

INGO, menurut Clive Archer, terdiri atas anggota-anggota yang bukan merupakan perwakilan atau delegasi dari pemerintah suatu negara, namun, kelompok-kelompok, asosiasi-asosiasi, organisasi-organisasi ataupun individu-individu dari suatu negara. Definisi tersebut lebih dikenal dengan aktor-aktor non-negara pada tingkat internasional, dimana aktivitas mereka mengakibatkan meningkatnya interaksi-interaksi internasional (Archer, 1983: 40).

Klasifikasi organisasi internasional menurut tujuan dan aktivitasnya berkisar dari yang bersifat umum hingga yang khusus dan terbagi menurut orientasinya, yaitu, menuju pada hubungan kerjasama para anggotannya, menurunkan tingkat konflik atau menghasilkan konfrontasi antar anggota atau yang bukan anggota.

Klasifikasi yang terakhir adalah berdasarkan struktur organisasi internasional. Dengan memperhatikan strukturnya, maka dapat dilihat bagaimana suatu institusi membedakan antara satu anggota dengan anggota lainnya, sehingga, dengan demikian, dapat dilihat bagaimana suatu organisasi internasional dalam memperlakukan anggotannya. Selain itu, struktur juga dapat melihat tingkat kemandirian institusi dari anggotannya yang berupa pemerintahan dan melihat keseimbangan antara elemen pemerintahan dan yang bukan pemerintahan (Archer, 1983: 66-67).

(23)

Setiap organisasi internasional tentu memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Menurut Harold K. Jacobson, fungsi organisasi internasional dapat dikategorikan dalam lima hal pokok:10

1. Fungsi informasi termasuk di dalamnya adalah pengumpulan analisa, pertukaran dan desiminasi data dan informasi. Guna menjalankan fungsi ini, organisasi internasional dapat mempergunakan staffnya atau menyediakan suatu forum di mana konstituennya dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

2. Fungsi Normatif meliputi pendefinisian dan pendeklarasian suatu norma standar. Fungsi ini tidak memasukkan instrumen yang memiliki efek mengikat secara hukum, tetapi sebatas pernyataaan-pernyataan yang mempengaruhi lingkungan domestik dan internasional.

3. Fungsi pembuatan peraturan yang hampir sama dengan fungsi normatif tetapi lebih menekankan pada efek yang lebih mengikat secara hukum. Agar produk yang dihasilkan mengikat secara hukum, maka negara anggota harus melakukan ratifikasi atas suatu peraturan dan peraturan itu hanya berlaku bagi yang meratifikasi saja. 4. Fungsi pengawasan atas pelaksanaan peraturan di mana dalam hal ini organisasi

internasional menetapkan ukuran-ukuran pelanggaran dan menetapkan langkah-langkah penanganan terhadap pelanggaran suatu peraturan.

5. Fungsi operasional yang meliputi penggunaan sumber daya organisasi. Misalkan penggunaan bantuan tekhnis dan keuangan serta kekuatan militer.

(24)

Karen Mingst memberikan jabaran yang lebih luas lagi tentang fungsi organisasi internasional. Ada beberapa fungsi yang bisa dijalankan oleh Organisasi Internasional baik itu di tingkat internasional, negara, maupun individu.11

Pada tingkat internasional, Organisasi Internasional berperan dalam:

1. Memberikan konstribusi untuk terciptanya suasana kerjasama di antara negara/aktor. Dengan adanya Organisasi Internasional, diharapkan negara dapat bersosialisasi secara reguler sehingga dapat tercipta suatu kondisi yang dianjurkan oleh kaum fungsionalist. Fungsi ini dapat kita temui dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. 2. Menyediakan informasi dan pengawasan. Fungsi ini sejalan dengan pemikiran

tentang Collective Goods, di mana Organisasi Internasional menyediakan informasi, hasil-hasil survei dan juga pengawasan. Contohnya World Trade Organization (WTO), International Atomic Energy Agency’s (IAEA).

3. Memberikan bantuan terhadap penyelesaian konflik. Contohnya : World Trade Organization (WTO) dan International Court of Justice (ICJ).

4. Mengkoordinir aktivitas internasional mengenai permaslaahan bersama. Misalkan World Health Organization (WHO) dalam penanganan penyebaran penyakit SARS dan United Nations High Commission for Refugees (UNHCR) dalam menganani pengungsi.

5. Menyediakan arena untuk bargaining bagi negara-negara dalam menyelesaikan suatu masalah. Misalkan European Council of Ministers dan beberapa forum bersama tingkat menteri lainnya.

11 Karen Mingst, Essentials of International Relations, WW Norton & Company, New York, 1999, hal.

(25)

6. Membentuk rezim internasional. Misalkan rezim perdagangan internsaional, rezim moneter Eropa, dan lain-lain.

Kontinuitas dan Transformasi Islamophobia

Islamophobia merupakan istilah atau kata yang cukup baru, namun fenomena islamophobia bukanlah suatu hal yang baru kita temukan. Islamophobia merupakan suatu hal deskriminasi terhadap muslim dikarenakan ketakutan atau kebencian yang timbul terhadap islam dan muslim itu sendiri. Isalmophobia merupakan bentuk dari kontinuitas dan transformasi dari bentuk kebencian terhadap muslim. Kebencian terhadap muslim sudah ada di Eropa jauh sebelum adanya tragedy 11 september dimana istilah islamophobia lebih di kenal dan telah menjadi suatu paham. Pada abad ke 7-8 M ketika Islam hendak menguasai Eropa, dimana pada saat itu Eropa merupakan wilayah yang bermayoritaskan umat nasrani, terjadi peperangan diantara keduanya, peperangan yang lebih dikenal dengan peperangan antara” Islam” dan “West” telah melahirkan kebencian yang sangat mendalam bagi umat

Kristen atau barat terhadap Islam.

Hal inilah yang menjadikan barat selalu berpikiran negative tentang Islam dan menganggap Islam dan muslim itu sendiri sebagai sumber masalah. jadi islamophobia merupakan kontinuitas dari sejarah antara Islam dan barat di masa lalu dan bertrasformasi menjadi bentuk diskriminasi terhadap umat Islam melalui sosial, politik, budaya, ekonomi, dan juga media.12

12Shryock, Andrew, Islamophobia/islamophilia “beyond the politics of enemy and friend”, Indiana university

(26)

Berdasarkan pada konsep teori diatas maka akan menjelaskan sikap-sikap dan peran OKI sebagai organisasai Internasional terhadap masyarakat dunia, terlebih kepada masyarakat Uni Eropa.

D. HIPOTESA

Dari kerangka teori diatas dapat ditarik hipotesa sebagai berikut : Berbagai upaya yang dilakukan OKI untuk melawan islamophobia antara lain :

1. OKI mengadakan lembaga research terkait fenomena Islamophobia untuk mengawasi segala bentuk dan perkembangan Islamophobia, termasuk fenomena Islamophobia di Belanda sebagai Organisasi Internasional yang memiliki fungsi informasi.

2. OKI mengadakan dialog antar agama guna mempromosikan nilai-nilai Islam yang sesungguhnya di Eropa untuk mengurangi dan mengatasi kecurigaan masyarakat Belanda terhadap Islam dan Muslim sebagai Organisasi Internasional yang memiliki peran sebagai badan yang menyediakan arena untuk bargaining dalam menyelesaikan masalah.

3. OKI melakukan hubungan kerjasama antar organisasi internasional di Uni Eropa untuk bersama-sama melawan Islamophobia di kawasan negara Eropa, termasuk Belanda sebagai Organisasi Internasional yang memiliki peran dalam mengkoordinir aktivitas internasional mengenai permasalahn bersama.

(27)

Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisis upaya OKI (Organisasi Kerjasama Internasional) sebagai organisasi Internasional dalam meredam maraknya fenomena Islamophobia di Belanda. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa OKI adalah suatu organisasi Islam Internasional yang memperjuangkan hak-hak umat muslim di seluruh dunia. Dan dalam penulisan ini akan diperlihatkan bagaimana OKI meperjuangkan hak-hak umat muslim di Eropa, terutama di negara Belanda. Maka menjadi hal yang menarik ketika tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis secara kritis berbagai upaya yang dilakukan OKI sebagai organisasi Islam Internasional dengan menggunakan literatur perspektif studi hubungan internasional yang telah di peroleh selama duduk di bangku perkuliahan.

Selain tujuan diatas, yang tidak kalah penting tujuan dari penulisan ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 pada Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

F. JANGKAUAN PENELITIAN

(28)

Sesuai dengan hal diatas bahwa setiap penulisan harus ada arah pembahasan agar tidak mengalami pelebaran masalah, maka penulis membatasi penelitian ini meliputi upaya OKI terhadap meningkatnya Islamophobia di Belanda pada tahun 2001-2015. Penulis membatasi kurun waktu 2001-2015 karena pada tahun 2001 adalah dimana fenomena Islamophobia menjadi suatu awal yang sangat besar dampak negatifnya bagi umat muslim dunia termasuk di Uni Eropa, sekalipun Islamophobia sebenarnya telah ada jauh sebelum tahun 2001, namun karena peristiwa 11 september 2001, Islamophobia telah meningkat di benua Eropa. Dan penulis membatasi hingga tahun 2015 karena hingga tahun itu islam juga mengalami perkembangan yang cukup pesat sekalipun isu tentang islamophobia telah mengalir deras. Dan tidak lupa penulis juga mencantumkan upaya-upaya apa saja yang dilakukan OKI dalam menanggapi persoalan tersebut.

G. METODE PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tipe deskriptif analitik yaitu berusaha menggambarkan tentang upaya Organisasi Kerjasama Islam untuk meredam fenomena Islamophobia di Belanda pasca kejadian 9/11.

2. Teknik Pengumpulan Data

(29)

Data tersebut diperoleh dari beberapa sumber yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan, seperti dari perpustakaan dan lembaga-lembaga yang terkait, yaitu:

1. Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Perpustakaan American Corner Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika dari penulisan ini ditulis dalam lima bab dengan sub topik pembahasan sebagai berikut:

Bab I: Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, kerangka pemikiran, hipotesis, tujuan penelitian, jangkauan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: Sejarah dan perkembangan Islam di Belanda, masuknya ajaran islam di Belanda, Kehidupan masyarakat muslim di Belanda, fenomena Islamophobia di Belanda.

Bab III: Membahas OKI organisasi internasional yang melingkupi latar belakang pembentukan OKI, tujuan dan prinsip OKI, struktur organisasi, dan peranan OKI.

(30)

nilai-nilai Islam yang sesungguhnya, Melakukan hubungan kerjasama antar organisasi internasional di Uni Eropa untuk bersama-sama melawan Islamophobia di kawasan negara Eropa.

(31)

BAB II

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI BELANDA

Belanda memang terkenal dengan kincir anginnya. Hampir di seluruh penjuru negeri terlihat putaran kincir dari kejauhan. Namun tidak hanya kincir angin yang banyak kita temui di berbagai penjuru kota di Belanda, yang luas negaranya hampir menyamai Provinsi Jawa Barat di Indonesia ini, ternyata di Negara yang terkenal dengan bunga tulipnya ini Anda pun takkan kesulitan menemui Masjid untuk beribadah.1 Hampir disetiap daerah atau di setiap provinsi di Belanda banyak ditemui Masjid, baik bangunan Masjid yang tua maupun masjid yang dulunya adalah bangunan asli Belanda atau Gereja yang dijadika Masjid, maupun Masjid yang masih terhitung baru dibangun.

Seperti yang kita ketahui bahwa Muslim di Belanda sebagian besar dibawah oleh para pekerja imigran dan dari negara jajahan. Maka tidak heran jika selanjutnya banyak penduduk negara jajahan berimigrasi. Tak terkecuali mereka yang berasal dari negara mayoritas muslim. Nagara Belanda adalah salah satunya. Sejak tahun 1694, para perintis bangsa ini telah berhasil mendarat di Nusantara (Hindia Belanda). Kemudian mereka menjajah daerah ini selama 350 tahun. Begitu pula bangsa Belanda ini menguasai Suriname, sebuah negara kecil di benua Amerika. Kini telah banyak penduduk Indonesia dan Suriname berimigrasi ke negara kincir angin itu.

Imigran pertama yang masuk ke Belanda merupakan para pendatang asal Indonesia sekitar tahun 1945. Mereka terdiri dari orang-orang Maluku yang sebelumnya direkrut menjadi tentara KNIL. Sebanyak 1.000 orang diantaranya memeluk Agama Islam. Akan

1 Islam di Negeri Kincir Angin. 2011,

(32)

tetapi perkembangan komunitas muslim asal Indonesia ini tidak terlalu pesat. Hingga awal dekade 1980-an, jumlahnya diperkirakan mencapai 1.500 orang saja. Adapun komunitas imigran Muslim yang cukup besar berasal dari Suriname. Dan para imigran tersebut mulai datang ke Belanda sekitar tahun 1960.

Awal para imigran diberi hak suara dalam pemilihan umum dan juga berhak dipilih sebagai anggota wakil rakyat di dewan kota ialah pada tahun 1986. Sejak saat itu pulalah Kaum Muslim di Belanda menjalani kehidupan beragama dengan sangat baik. Tempat-tempat ibadah dan organisasi Islam tumbuh subur. Dari laporan pemerintah tahun 1982, telah berdiri sebanyak 49 Masjid serta mushalla di empat kota konsentrasi terbesar komunitas Muslim, yaitu kota Amsterdam, Rotterdam, Den Haag dan Utrecht. Kota-kota lainnya juga memiliki setidaknya satu bangunan masjid ataupun bangunan lainnya yang dijadikan masjid. Misalnya, ada bangunan gereja Lutheran di Utrecht telah menjadi Masjid. Tujuh tahun kemudian, jumlah bangunan peribadatanumat Islam itu telah meningkat menjadi sebanyak 300 buah yang tersebar di berbagai kota.2

A. Islam di Belanda

Agama Islam merupakan agama yang paling pesat perkembangannya, hal itu tak terlepas dari hubungan antar Islam dan masyarakat Belanda yang telah memiliki rentang sejarah panjang bahkan sejak abad ke -17. Karenanya, kontribusi umat Muslim terhadap kemajuan yang dicapai Negeri Belanda, sangatlah besar. Dan besarnya kontribusi umat Islam itu, sanggup mewarnai kebijakan negara dalam menghormati kebebasan beragama dan toleransi. Muslim di Belanda, seperti penduduk lainnya menikmati hak-hak dasar untuk

2 Islam di Belanda. 2008, http://ichlerne.wordpress.com/islamaroundtheworld/islamdibelanda/, diakses

(33)

kebebasan berbicara, agama, pendidikan, dan berorganisasi sebagaimana termaktub dalam Konstitusi Belanda.3

Adapun perkembangan Islam di Belanda, ditinjau dari :

1. Pertumbuhan Penduduk Islam

Jumlah penduduk Islam di Dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hampir disetiap Benua, Agama Islam menjadi agama yang fenomenal, agama yang perkembangannya selalu menjadi sorotan publik. Islam merupakan agama terbesar kedua di Dunia termasuk di Uni Eropa dan Belanda merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah populasi Islam terbesar di Eropa dan juga merupakan salah satu negara yang banyak memiliki kader-kader Islam yang sudah memiliki nama yang besar yang menyebar dibeberapa negara, baik sebagai kelompok penyebaran Islam (para daqwah), tenaga pengajar kontrak maupun sebagai anggota partai politik.

Di Negara Belanda tidak ada pendataan yang berdasarkan agama, kecuali bagi orang yang telah lama menjadi mualaf. Waleed Duisters, ketua LPNM kepada Kuwait News Agency (Kuna) menyatakan bahwa angka yang dikeluarkan pada tahun 2007 menunjukkan ada 12.000 orang Belanda yang memeluk Agama Islam, dan menambahkan bahwa mungkin masih banyak lagi yang tidak masuk dalam pendataan penduduk.4 Dan data pada tahun 2007 yang diperoleh penulis dari

3 Islam di Negeri Kincir Angin. 2011,

http://muzakki.com/pengetahuan/dunia-islam/5-islam-di-negeri-kincir-angin.html, diakses tanggal 26 November 2015.

4 Perkembangan Islam di Belanda. 2011. http://perkembangan-islam-di-belanda.html, di akses pada tanggal

(34)

ISLAM.INFO merincikan populasi Muslim di Belanda berdasarkan negara asal imigran, yaitu :

Table.1 Rincian dari populasi Muslim di Belanda menurut masing-masing negara.

Asal Negara Angka Total Populasi Muslim

Turki 358.000 40,5

Maroko 315.000 35,6

Suriname 70.000 79

Irak 44.000 5,0

Afghanistan 37.000 4,2

Iran 29.000 33

Somalia 22.000 2,5

Belanda 10.000 1,1

Total 885.000 100

Sumber : EURO-ISLAM.INFO – Islam In Netherlands.

Http:/www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands/

(35)

menerangkan ada sekitar 1 juta penduduk atau 4 persen penduduk Belanda memeluk agama Muslim dari total keseluruhan penduduk Belanda yaitu 16.622.025 atau 15,6 juta penduduk pada tahun 2010, dengan luas wilayah 4,528 Km2. Jumlah tersebut diatas mengalami peningkatan dari setiap tahunnya.5

Lembaga penelitian pemerintah September 2006 juga mempublikasikan sebuah laporan bahwa jumlah umat Islam akan meningkat menjadi delapan persen dari total penduduk Belanda, di tahun 2020 mendatang, sementara jumlah penganut Kristen akan terus berkurang secara signifikan, dan persentase umat Katholik akan menurun menjadi 10 persen dari total penduduk Belanda dari sebelumnya 17 persen 2004, serta persentase orang yang mengunjungi Gereja telah menurun.6

Dari data diatas juga dapat dibandingkan peningkatannya dengan data tahun 2002 lalu, yaitu kaum migrant Muslim sudah mencapai 700.000 orang atau sekitar 3,5% dari total populasi penduduk Belanda. Dari Turki ada 300.000, Maroko 252.000, Suriname 35.000, Pakistan 5.000, dan sekitar seribuan dari Maluku.7

Fakta bahwa Islam telah menempatkan dirinya dalam kehidupan beragama di Belanda juga dibuktikan oleh statistik CBS. Seperti semua warga negara lainnya, Muslim Belanda tunduk pada Konstitusi Belanda. Dalam Konstitusi tersebut, prinsip-prinsip demokratis pemisahan gereja dan negara sangat menentukan peran-peran yang mungkin dimainkan oleh agama dalam masyarakat dan juga ruang-ruang yang

5 Eduardo Kukila Aji. 2010. Wet inburgering nieuwkomers. Jakarta : FISIP Universitas Indonesia, hal 1-3.

lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131723-SKPOL0022010Ajiw...pdf. di akses pada tanggal 27 November 2015.

6 Aspiannor Masrie. Gelombang Islam Phobia di Eropa,2009. Tribun timur edisi jumat 16 oktober 7 Amin Mudzakkir, 2007. Jurnal Kajian Wilayah Eropa Volume III Nomor 3 „Minoritas Kaum Migran

(36)

ditawarkan kepada umat beragama untuk mempraktikkan keyakinan mereka. Terkait dengan hal tersebut, pemisahan gereja dan negara di Belanda didasarkan pada tiga pasal konstitusi, yaitu Pasal 1 (kesetaraan), Pasal 6 (kebebasan keyakinan agama) dan Pasal 23 (kebebasan pendidikan).8

2. Organisasi Islam

Perkembangan Islam di Belanda tidak lepas dari organisasi-organisasi Islam yang menjadi pendukung atau pun penunjang pesatnya perkembangan Islam dan diterimanya Agama Islam secara luas di Belanda. Organisasi-organisasi keagamaan tersebut juga banyak berkembang dikalangan para remaja asli Belanda. Namun sebagian besar organisasi Islam di Belanda didirikan berdasarkan garis etnis kaumnya dan dari sekian banyak, organisasi muslim Turki-lah yang paling berkembang. Organisasi-organisasi tersebut diantaranya :

a. Turks-Islamtische Culturele Federatie (TIFC) atau federasi kebudayaan Islam Turki yang berdiri tahun 1979, telah dapat menaungi sekitar 78 asosiasi dan organisasi pada tahun 80-an. Selain berfungsi sebagai penghimpun, TIFC juga erat menjalin hubungan dengan Diyanet yaitu organisasi jasa yang mendatangkan sejumlah Imam masjid untuk bekerja di Belanda.

b. Organisasi Muslim Maroko diantaranya, Amicales des ouvries et commercants (kekawanan buruh dan pedagang), komite para pekerja Maroko

8 A. Syauqi Sumbawi. ISLAM IN NETHERLAND: Prospect and Challenge. 2012,

(37)

di Belanda (Organisaties in Nederland) dan Unie van Marokkaanese Moslim (persatuan organisasi muslim Maroko di Belanda).

c. Komunitas Muslim asal Suriname yang tergabung dalam Organisasi Stichting Weljizn Voor Moslims In Nederland yaitu yayasan untuk kesejahteraan kaum Muslim Suriname di Belanda, anggota federasi yang di bentuk oleh Muslim asli yaitu Belanda Moslim Informatie Centrum (pusat informasi muslim), Serta juga berdiri Islamitische Omroepsichting (yayasan penyiaran Islam) yang bertujuan untuk mewujudkan harapan kaum Muslim Belanda agar dapat memproduksi siaran agama di media elektronik. Nantinya, siaran tersebut juga diharapkan dapat mewakili komunitas Turki maupun Maroko.9

d. Islam and burgerschap (I & B). I & B didirikan pada yahun 1996 untuk menstimulasi dialog antara umat Muslim dan umat agama lainnya. Organisasi ini bertujuan untuk memantau perkembangan dari proses integrasi kaum imigran Muslim di Belanda.10

e. World Islamic Mission Nederland (WIM-NL), merupakan organisasi muslim dari keturunan Suriname di Belanda. Organisasi ini didirikan pada tahun 1975 dan berfungsih sebagai wadah untuk menjamin kesejahteraan umat Muslim keturunan Suriname tersebut.11

Dan beberapa organisasi Islam lainnya yang baru dibentuk dalam sepuluh tahun terakhir, diantaranya :

9 Islam di Belanda, 2008, http://ichlerne.wordpress.com/islamaroundtheworld/islamdibelanda/. Diakses

tanggal 28 November 2015.

10 Eduardo Kukila Aji. Op. Cip, hal. 30. lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131723-SKPOL0022010Ajiw...pdf.

Diakses pada tanggal 28 November 2015.

(38)

1. CMO (Contactorgaan Muslim en de Overheid) secara resmi diakui sebagai mitra konsultasi oleh pemerintah pada tanggal 1 November 2004.

2. CGI (Contac Groep Islam) diakui pada 13 Januari 2005 (Belanda Kehakiman Departemen; EP143). CGI memiliki pengikut anggota 115.000 dengan Alevite, Lahore Ahmadiyah, Sunni, dan latar belakang Syiah. Keduanya menerima dana publik dan mengadakan pertemuan secara teratur dengan para pejabat pemerintah tentang tentang integrasi Muslim di masyarakat Belanda. 3. CMO memiliki pengikut lebih dari 500.000 anggota terutama Sunni, termasuk empat organisasi utama Turki (Milli Görüs, Diyanet), Uni masjid Maroko dan Dunia Misi Suriname Islam. Ketika CMO didirikan, ia menjabat sebagai organisasi payung untuk enam federasi masjid nasional, melainkan bertujuan untuk menyajikan sudut pandang umum tentang isu-isu berkaitan dengan integrasi.

4. Organisasi-organisasi muslim yang banyak berdiri dan berkembang di Belanda tidak lepas dari kerjasama yang terjalin antara kaum muslim dan fungsinya yang banyak memberikan sumbangsih terhadap negara Belanda serta pejabat pemerintah yang juga banyak memberi dukungannya demi ketenteraman yang akan tercipta. Merekapun tetap memegang prinsip bahwa kaum Muslim Belanda merupakan bagian integral masyarakat Belanda secara keseluruhan.

3. Pendidikan

(39)

mata pelajaran Islam dan suasana Islami. Sekolah yang bernuansa Islam di Belanda baru ada sejak tahun 2000. Ada 37 sekolah dasar Islam dan satu sekolah menengah pertama di Rotterdam yang dimulai pada Agustus tahun 2000 yang diakui dan dibiayai oleh negara. Dua buah sekolah menengah atas yaitu college Islam Amsterdam yang sudah berdiri sejak tahun 2001, dan Ibnu Ghaldun pesantren di Rotterdam. Adapu universitas Islam baru ada empat lembaga yang telah berdiri sejak tahun 2005 dan dianggap resmi oleh pemerintah Belanda. Dan pada tahun 2006, jumlah sekolah dasar yang bernuansa Islam sudah bertambah menjadi 47 buah sekolah dasar dengan program studi yang masih mengikuti kurikulum nasional.12 Namun sedikitnya lembaga perkuliahan di Belanda tidak menyurutkan arus pemikiran Islam di negeri kincir angin tersebut, justru malah menjadi pengorbit kaum cendekiawan dari berbagai negara dengan dibimbing oleh pemikir-pemikir Islam ternama seperti Abu Hamid Nasr Zaid yang telah mengajar di Universitas Laiden.13 Untuk perguruan tinggi, ada Universitas yang didanai swasta Islam Rotterdam (IUR) dan Universitas Islam Eropa di Schiedam serta beberapa lembaga pelatihan kecil. Ada juga empat tahun program pelatihan di Fakultas Pendidikan Amsterdam untuk melatih para guru untuk sekolah menengah.14

Pertumbuhan pendidikan dikalangan para imigran sangat pesat perkembangannya dibandingkan dengan penduduk asli Belanda. Namun setinggi-tingginya pertumbuhan pendidikan di kalangan imigran Belanda setelah di

12 Islam In Nederland. Http:/www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands. Diakses pada tanggal 28

November 2015.

13 Muhammad Luthfi Aulia. Perkembangan Islam di Belanda. 2011.

http:///perkembangan-islam-di-belanda.html, diakses pada tanggal 28 November 2015.

14 Islam In Nederland. Http:/www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands. Diakses pada tanggal 28

(40)

universitas, angka pertumbuhan Belanda masih lebih tinggi. Ditingkat SD pun pendidikannya cukup berkembang tapi keunggulan masih tetap diraih oleh penduduk asli Belanda, bahkan ditingkat sekolah menengah atas, pemuda Maroko dan pemuda Turki memiliki dua kali lipat putus sekolah tingkat SMA dari pemuda Belanda asli.

Pusat Pemantau Eropa tentang Rasisme dan (EUMC) Laporan Analitis Xenofobia di kalangan Pendidikan menemukan bahwa diskriminasi dalam sistem pendidikan tidak ada, dan Keluhan mengenai model pakaian dan jilbab masih merupakan masalah yang signifikan. Organisation For Economic Co-operation and Development (OECD) mengumpulkan data pendidikan dari lembaga statistik baik di dalam negeri, yang sebagian besar berasal dari data sensus dari tahun 2000. OECD mengklasifikasikan prestasi pendidikan menggunakan Klasifikasi Standar Pendidikan internasional (ISCED) Belanda sebagi berikut :

Table. 2 Prestasi pendidikan menggunakan Standar Internasional Klasifikasi Pendidikan (ISCED),

Belanda.

Rendah Menengah Tinggi

Muslim 31% 19% 50%

Non-Muslim 20% 40% 41%

Lain-lain 33% 27% 41%

Sumber: UERO-ISLAM.INFO – Islam In Netherlands.

Http:/www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands/ . Diakses pada tanggal 28 November 2015.

(41)

tidak sebanyak dan secerdas anak asli Belanda yang sedang bersekolah. Dan hal ini juga merupakan salah satu alasan mengapa masyarakat asli Belanda kadang memandang sebelah mata masyarakat Muslim, karena mereka beranggapan bahwa orang muslim yang ada di negaranya adalah masyarakat minoritas yang tidak memiliki kwalitas pendidikan dan kecerdasan.

B. Kehidupan Masyarakat Muslim di Belanda

Kehidupan masyarakat Muslim di Negara Belanda tergolong dinamis, laju pertumbuhannya tidak tanggung-tanggung hingga ke kalangan pemuda asli Belanda seperti para pelajar dan mahasiswa/i yang banyak mengkaji tentang Islam setelah beredarnya isu tentang Islam adalah agama teroris, agama yang mengajarkan dan menghalalkan pembunuhan. Opini dasar kaum Eropa tentang Islam memang banyak diliputi kesalahpahaman. Misalnya, kata jihad yang secara etimologis berarti berusaha dengan sepenuh hati masih menimbulkan “alergi”, karena yang terlintas di benak mereka adalah

seorang muslim berjenggot yang membawa senapan atau bom terlilit di badannya15, dan selain orang yang berjenggot, ketakutan mereka juga dipertegas dengan orang yang mengenakan jilbab yang mereka asumsikan bahwa orang yang mengenakan jilbab adalah mereka yang ingin memisahkan diri dan berbeda.16 Penyebab ini pula mengakibatkan

ketakutan mereka bahwa semakin banyak orang yang mengenakan jilbab maka kehidupan sosial mereka akan terbatasi, budaya mereka akan hilang dari waktu ke waktu. Disis lain, Islam di Eropa khususnya di Negara Belanda telah banyak mendapat simpatisan, termasuk

15 Islamofobia dan Tantangan Terhadap Perdamaian Sosial di Uni Eropa, 2011,

http://bimoutomo03.blogspot.com/2011/09/islamofobia-dan-tantangan-terhadap.html. diakses pada tanggal 28 November 2015.

(42)

simpatisan dari para pengelola gereja yang kini sudah tidak aktif lagi, mereka merelakan gereja mereka di alih fungsikan menjadi Masjid. Pengalihan fungsi Gereja ke Masjid disambut baik oleh penduduk Belanda, disamping karena gedung-gedung yang dulunya telah “diam” karna ditinggal oleh para jema‟at Gereja kini telah ramai lagi oleh para jemaah

Masjid, tapi juga bahwa gedung yang dulunya tempat Beribadah tidak boleh untuk dirobohkan ataupun dibiarkan menjadi kosong dan tidak berfungsih. Peralihan Gereja ke tempat Beribadah umat Muslim juga sangat membantu masyarakat yang tinggal disekitar Masjid untuk selalu dan senantiasa bergotong-royong dihampir setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang. Masyarakat yang tinggal disekitar Masjid pun lebih aktif dan lebih banyak melakukan komunikasi ataupun interaksi, baik dikalangan para sesamanya maupun kepada pendatang, kelompok lain dan disemua kalangan yang ada disekitaran Masjid.

Pemeluk Agama Islam di Negara Belanda memang masih dipandang sebelah mata sebagai kelompok minoritas. Bahkan banyak fakta membuktikan adanya kenaikan sentimen Islamofobia yang tren saat ini yang memicu keprihatian dan perdebatan seru di berbagai kalangan. Namun itu semua dapat ditepis dengan kesabaran para umat Muslim yang senantiasa menjadikan setiap fitnah menjadi pengalaman dan tantangan tersendiri untuk tetap taat kepada Allah, menjadikan orang-orang yang melakukan fitnah ataupun pelecahan menjadi kagum dan berbalik arah pemikiran tentang Islam yang kasar menjadi Islam yang sabar dan ikhtiar.

(43)

bangunan Islam, apalagi memanjatnya.17 Diskriminasi yang didapat oleh masyarakat Muslim di belanda adalah dampak dari keterbatasan kebijakan Muslim secara minoritas. Tidak sinkronnya informasi yang diterima oleh masyarakat akibat dari kurangnya sumber informasi dan keterbatasan sarana untuk menyebarkan informasi tentang Islam mengakibatkan diskriminasi didapat bervariasi.

Kehidupan masyarakat Muslim di Belanda dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya :

a. Kehidupan masyarakat Muslim dalam bidang perekonomian

Pengangguran imigran Maroko dan Turki di Belanda lebih tinggi dari rata-rata nasional dibandingkan dengan tingkat pengangguran masyarakatdari Belanda asli yang hanya 9%, pengangguran di masyarakat imigran Maroko mencapai 27% dan 21% untuk imigran Turki. Pengangguran di kalangan imigran mengalami peningkatan hingga dua kali lipat sejak Belanda mengalami resesi pada tahun 2002. Dan pada tahun 2004, para imigran Turki dan Maroko sudah sudah mulai memiliki pekerjaan yang meningkat dua kali lipat dari gaji yang diperoleh oleh penduduk asli Belanda, yaitu 67% masyarakat imigran Turki dan Maroko telah memiliki pekerjaan dan gaji. Namun masyarakat imigran Maroko lebih tinggi tingkat penganggurannya di banding Turki yang telah banyak berwiraswasta.18

b. Kehidupan masyarakat Muslim dalam bidang sosial politik

17Umat Muslim di Belanda, 2008,

http://newyorkermen.multiply.com/video/item/439?&show_interstitial=1&u=%2Fvideo%2Fitem, diakses pada tanggal 28 November 2015.

18 Islam In Nederland. Http:/www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands/ . Diakses pada tanggal 28

(44)

Kaum imigran asal negara Islam yang telah memutuskan untuk menetap di negeri tersebut, telah banyak mendirikan infrastruktur di Belanda, sekitar 430 Mesjid telah berdiri dan suara Adzan di Belanda bukanlah hal baru bagi masyarakat Belanda. Bahkan semenjak tahun 1993 Umat Muslim tersebut telah memiliki saluran radio dan televisi sendiri yang bernama Nederlandse Moslim Omroep (NMO) yang memberikan acara tentang Muslim untuk Umat Muslim. Saat ini Belanda telah memiliki ratusan organisasi Islam baik yang berskala besar maupun kecil. Mesjid merupakan organisasi Islam terbesar karena Mesjid-mesjid yang ada di Belanda tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah tetapi juga sebagai tempat untuk berkumpul untuk mempererat kekerabatan Umat Muslim.19 Selain itu terdapat juga

berbagai macam organisasi dalam bidang-bidang tertentu seperti pendidikan, bidang sosial dan amal. Organisasi-organisasi tersebut muncul karena kebutuhan umat Muslim tersebut akan tempat beribadah, pemakaman dan qurban.20

Organisasi Islam yang dianggap sebagai agen sosialisasi politik paling mendasar bagi kaum Muslim di Belanda adalah sekolah-sekolah Muslim yang dianggap sebagai sesuatu yang paling mencolok dari perwujudan manifestasi Islam di Belanda. Terdapat dua sekolah Islam yang pertama kali berdiri pada tahun 1988 yaitu Tariq Ibnoe Ziyad di Eindhoven dan Al Ghazali di Rotterdam. Berdirinya sekolah Muslim di Belanda pada awalnya merupakan usaha dari pelestarian identitas

19 http://www.nmo.nl/2-home.html, diakses pada tanggal 28 November 2015.

20 Eduardo Kukila Aji. Op. Cip, hal. 25. lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131723-SKPOL0022010Ajiw...pdf.

(45)

para kaum imigran Muslim yang pada saat itu masih diperbolehkan untuk memelihara identitas mereka sendiri di Belanda.21

Berdirinya sekolah-sekolah Islam di negeri kincir angin telah banyak menimbulkan perdebatan karena sekolah-sekolah yang dirintis oleh kaum imigran keturunan Maroko menerapkan ajaran Islam fundamental yang dianggap akan sangat berpengaruh terhadap proses integrasi dan segregasi para imigran Muslim tersebut. Islam fundamentalis menurut Barat yang diketuai Amerika Serikat, adalah bahwa islam identik dengan teroris, kekerasan, intimidasi, aksi membuat takut dan kekacauan yang kemudian mereka simpulkan bahwa Islam ideologis adalah ajaran yang konsisten yang juga berarti Islam fundamentalis atau Islam radikal.22 Ajaran

Islam fundamental yang diterapkan di sekolah tersebut akan memperbesar segregasi dalam dunia pendidikan di Belanda. Keinginan untuk mendidik anak-anak dalam semangat Islam dan untuk menjaga terhadap godaan tertentu dari masyarakat barat telah mengarah pada penciptaan berbagai sekolah-sekolah Islam dan munculnya beberapa kubah Islam di sekolah-sekolah tersebut.

Agama Islam memberikan pengaruh terhadap semua aspek kehidupan seperti agama, hukum, budaya, sehingga mendorong para imigran Muslim untuk mulai terjun kedunia politik sehingga menyebabkan arus politik Islam mengalir deras di Belanda. Para imigran Muslim yang datang ke Belanda kebanyakan berasal dari negara Islam yang terpengaruh dengan sistem politik di negara asalnya seperti seperti para imigran Maroko yang sangat akrab dengan sistem pemerintahan yang otoriter di

21 Ibid, hal 25

22 Syam, Firdaus. 2006. Pemikiran Politik Barat “Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya Terhadap

(46)

Afganistan, Kashmir, Iraq dan laian-lain. Namun diantara kaum imigran yang terpengaruh oleh sistem politik Islam yang demokratis di negaranya. Gerakan rezim demokrasi yang terdapat di Turki sebagai contoh dari model pemerintahan Islam demokratis. Hal inilah yang membuat masyarakat keturunan Turki di Belanda cukup akrab dengan model pemerintahan tersebut.23

Kedua ajaran Islam ini juga mempengaruhi gaya hidup kaum imigran Muslim di Belanda. Ajaran Islam moderat merupakan ajaran Islam yang lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan disekitar dan tidak menutup diri dengan perubahan yang terjadi, selain itu Islam Moderat tidak terlalu mengikat penganutnya dengan aturan yang ketat dan memperbolehkan penganutnya tersebut untuk hidup dengan mematuhi persyaratan minimal sebagai Umat Muslim seperti beribadah, berpuasa dan tidak makan daging babi. Sedangkan ajaran Islam fundamentalis memiliki aturan yang lebih kuat dan memaksa para penganutnya untuk patuh sepenuhnya terhadap atura Islam termasuk mengenakan pakaian yang hanya diperbolehkan dalam agama Islam. Ajaran Islam sangat mementingkan kemurnian ajarannya dan tidak ingin kehilangan identitasnya sehingga membuat para penganut Islam Konservatif kurang bisa menerima perubahan dan tetap memberlakukan aturan dalam agama Islam dimanapun mereka berada.

Imigran asal Turki dan Maroko yang telah menetap di Belanda menganggap bahwa Islam adalah suatu hal yang penting bagi diri mereka karena hal tersebut berhubungan dengan identitas nasional mereka. Menariknya bagi kaum pemuda

23 Eduardo Kukila Aji. Op. Cit, hal. 26. lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131723-SKPOL0022010Ajiw...pdf.

(47)

keturunan Maroko, identitas agama mereka lebih kuat dibandingkan dengan identitas nasional mereka, dengan kata lain mereka lebih menganggap dirinya sebagai orang Muslim dibandingkan sebagai orang Maroko. Bagi masyarakat keturunan Maroko, pernikahan dengan sesama orang Islam masih dianggap penting atas kemungkinan bahwa pasangannya juga bisa menjadi orang Maroko.

Fennema dan Tillie memberikan penjelasan yang cukup masuk akal dalam kehidupan sosial masyarakat keturunan Turki dan Maroko. Fennema dan Tillie menganggap bahwa masyarakat keturunan Turki dapat lebih terbuka untuk bergaul didalam masyarakat keturunan Turki dapat lebih terbuka untuk bergaul didalam masyarakat dibandingkan dengan komunitas etnik lainnya. Masyarakat keturunan Turki memiliki lebih banyak organisasi dan jaringan yang cukup kuat diantara organisasi-organisasi tersebut.24 Gaya hidup dan ajaran Islam yang dianut oleh kedua kaum imigran tersebut juga berpengaruh dalam partisipasi politik kaum imigran tersebut di Belanda. Masyarakat keturunan Turki lebih mendapatkan kepercayaan di institusi-institusi politik dibandingkan dengan masyarakat keturunan Maroko atau masyarakat Muslim dari etnis lainnya.25

Hal ini dapat dilihat dari beberapa daftar nama-nama anggota yang duduk dikursi parlemen dan sebagai walikota di negara Belanda, diantaranya :

Tabel. 3 Daftar imigran yang telah masuk kedalam dunia politik di Belanda pada Tahun 2005-2010

Nama Tokoh Partai Politik Asal Negara

24 Ibid, hal. 27

25 Islam In Nederland. Http:/www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands/ . Diakses pada tanggal 28

(48)

Nehabat Albayrak Labor Party (PvdA) Turki

Coskun Coruz Christen-Democratisch Appeal CDA) Turki

Fatma Koser Kaya Democrats 66 (D66) Turki

Fadime Orgu Democrats 66 (D66) Turki

Khadija Arif Labor Party (PvdA) Maroko

Naima Azough Green Left (GL) Maroko

Ali Lazrak Green Left (GL) Maroko

Farah Karimi Green Left (GL) Iran

Nirmala Rambocus Christen-Democratisch Appeal (CDA) Suriname

Ayaan Hirsi-Ali People’s Party for Freedom and Democracy (VVD)

Somalia

Tofik DIBI Green Left (GL) Maroko

Nebahat Albariak Labor Party PvdA) Turki

Ahmed Aboetalib Partai Buruh Maroko

Sadet Karabulut Socialist Party (SP) Turki

Sumber : Eduardo Kukila Aji. 2010. Wet inburgering nieuwkomers. Jakarta : FISIP Universitas

Indonesia, hal 31 lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131723-SKPOL0022010Ajiw...pdf. Diakses pada

tanggal 28 November 2015.

EURO---ISLAM.INFO – Islam In Netherlands

(49)

Terpilihnya beberapa orang Muslim dikursi-kursi parlemen menambah deretan panjang catatan perkembangan Islam, tentang eksistensi agama tersebut, serta diterimanya Agama Islam di mata masyarakat. Tidak memandang dari komunitas mana anggota yang duduk di kursi pemerintah tersebut, yang dilihat dari peristiwa tersebut bukan karena apa yang akan dilakukan tetapi tentang hal positif serta perubahan yang nyata yang diinginkan yang kini telah banyak dibuktikan masyarakat Muslim Belanda.

Masyarakat Muslim asal Turki memang lebih unggul dibanding dengan Muslim komunitas lainnya. Terlihat dari banyaknya nama-nama yang terpilih di kursi pemerintahan asal Turki dan hingga saat ini masih tetap eksis dengan segala perubahan dan peningkatannya.

C. Fenomena Islamophobia di Belanda

Ada 117 insiden yang terjadi di Mesjid-mesjid di Belanda antara tahun 2005 sampai dengan tahu 2010, namun para pelaku biasanya bebas, dan kaum Muslim jarang melakukan gugatan.26 Selain mendapat sambutan baik dari masyarakat Belanda, Islam juga tidak jarang

mendapat perlawanan yang cukup keras. Sikap ketidak sukaan dari beberapa masyarakat anti Muslim itu bermacam-macam, dan aksi anti Islam pun tidak hanya dilontarkan dari masyarakat biasa di Belanda, pejabat pun ada yang sangat keras dengan berkembangnya Islam di negara tersebut.

26 Pos Kota AMSTERDAM. 2012. Diskriminasi dan Islamophobia di Belanda.

(50)

Sikap anti Islam tersebut bermacam-macam, seperti anti Islam yang dilancarkan oleh Geert Wilders sang politisi Belanda dengan film dokumenternya yang berdurasi 15 menit. Dalam film tersebut Geert Wilders menuduh Al Qur‟an mendorong kekacaun dan

pemerkosaan terhadap seluruh anggota keluarganya. Film yang bertujuan menghina Islam ini menayangkan seorang muslimah yang sholat, tapi berpakaian tembus mata dan di tubuhnya tertulis ayat-ayat Al Quran. Dalam aksinya, Wilder pun menambah daftar panjang lain hal-hal yang perlu dilarang untuk Muslim di Belanda, termasuk Al Qur’an, niqab dan kewarganegaraan Belanda untuk Muslim.

Politisi pendahulunya pun beberapa tahun yang lalu, Ayaan Hirsi Ali yang mencari popularitas dan jabatan politiknya mengundurkan diri dari jabatannya dengan menghina Islam. Politisi Belanda kelahiran Somalia ini mengecam Islam sebagai agama terbelakang dan merendahkan wanita. Dia juga menuduh Rosulullah saw sebagai orang yang sesat karena menikahi Aisyah yang masih kanak-kanak. Tidak kalah keji, dia juga menuduh Rosulullah SAW mempunyai kelainan seksual.27 Kasus lainpun terjadi di kalangan militer.

Di Belanda, Mei 2006. Pihak intelijen militer meminta dilakukan pemecatan terhadap sejumlah prajurit militer beragama Islam. Mereka dianggap membahayakan militer Belanda. Direktur intelijen militer independen Jenderal Pert Peedon mengatakan, keberadaan prajurit Muslim dalam pasukan militer Belanda dapat menjadi ancaman bila terjadi pengiriman pasukan keluar negeri, khususnya Negara-negara Islam seperti Afganistan. Peedon menuduh, prajurit Muslim yang sekarang berjumlah 3-7 persen dari 60 ribu prajurit Belanda,

27 Islam di Belanda. http://www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands/, diakses pada tanggal 28

Gambar

Table.1 Rincian dari populasi Muslim di Belanda menurut masing-masing negara.
Table. 2 Prestasi pendidikan menggunakan Standar Internasional Klasifikasi Pendidikan (ISCED),

Referensi

Dokumen terkait