• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Perangkat Lunak Kelayakan Pemberian Kredit Berdasarkan SK Direksi No. 043/030/KEP/DIR/KRD (Studi Kasus: Bank Jatim Cabang Nganjuk).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Perangkat Lunak Kelayakan Pemberian Kredit Berdasarkan SK Direksi No. 043/030/KEP/DIR/KRD (Studi Kasus: Bank Jatim Cabang Nganjuk)."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT

BERDASARKAN SK DIREKSI NO. 043/030/KEP/DIR/KRD (STUDI KASUS: BANK JATIM CABANG NGANJUK)

Oleh:

Nama : MOH. GHUFRON

NIM : 04.41010.0164

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

x

ABSTRAKSI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI... 4

2.1 Kredit ... 5

2.2 Analisis Penilaian ... 5

2.2.1 Penilaian aspek resiko industri ... 6

2.2.2 Penilaian aspek lama usaha ... 7

2.2.3 Penilaian aspek manajemen... 8

2.2.4 Penilaian aspek pemasaran ... 12

2.2.5 Penilaian aspek produksi... 16

(3)

xi

Halaman

2.2.7 Penilaian aspek jaminan ... 24

2.2.8 Pemberian ranking ... 26

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 28

3.1 Analisis Permasalahan ... 28

3.2 Model Pengembangan ... 32

3.3 Rancangan Penelitian ... 33

3.4 Pengembangan Analisis ... 34

3.5 Perancangan Sistem ... 57

3.5.1 System flow ... 57

3.5.2 Hirarki proses ... 62

3.5.3 Data flow diagram ... 62

3.5.4 Entity relationship diagram ... 67

3.5.5 Struktur database ... 69

3.6 Desain Input Output ... 73

3.6.1 Desain input ... 73

3.6.2 Desain output ... 79

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 83

4.1 Kebutuhan Sistem ... 83

4.1.1 Kebutuhan perangkat keras ... 83

4.1.2 Kebutuhan perangkat lunak ... 84

4.1.3 Instalasi ... 84

4.2 Implementasi Sistem ... 86

(4)

xii

4.2.3 Form pengguna baru ... 88

4.2.4 Form ubah kata kunci ... 89

4.2.5 Form aspek penilaian ... 90

4.2.6 Form master objek penilaian ... 91

4.2.7 Form master industri ... 93

4.2.8 Form master perusahaan ... 93

4.2.9 Splash pencarian ... 94

4.2.10 History pejabat ... 95

4.2.11 History ranking ... 95

4.2.12 Form permohonan ... 96

4.2.13 Form persyaratan ... 98

4.2.14 Form penilaian objek ... 99

4.2.15 Print preview history ranking ... 104

4.2.16 Print preview laporan data perusahaan ... 105

4.2.17 Print preview laporan daftar objek penilaian ... 106

4.2.18 Print preview laporan data penilaian ... 107

4.2.19 Print preview perhitungan ... 107

4.3 Evaluasi ... 108

BAB V PENUTUP ... 121

5.1 Kesimpulan ... 121

5.2 Saran ... 121

(5)

xiii

Halaman

(6)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Bank Jatim merupakan salah satu Bank di Indonesia yang semula

merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Propinsi Jawa Timur. Sejak

tanggal 1 Mei 1999, dalam upaya untuk meningkatkan profesionalitas dan

independensi sebagai pelayan masyarakat di bidang jasa keuangan, Bank Jatim

mengubah bentuk badan hukum dari BUMD menjadi Perseroan Terbatas (PT)

http://www.bankjatim.co.id/index.php?show=static&showview=profil.

Dalam situs resmi Bank Jatim disebutkan berbagai macam fasilitas dan

pelayanan, hal itu dilakukan untuk memberikan yang terbaik dalam dunia

perbankan. Dalam hal ini kredit merupakan salah satu produk Bank Jatim untuk

masyarakat (http://www.bankjatim.co.id/index.php?show=produk&kode=27).

Proses pemberian kredit bukan hal yang mudah karena masih banyak proses

didalamnya, karena bank tidak memberikan kredit kepada nasabah begitu saja

tanpa memandang berbagai aspek. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank

Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005 sasaran pembiayaan

atau pemberian kredit diprioritaskan untuk sektor usaha yang prospektif kepada

debitur yang dinilai mampu mengembalikan segala kewajiban yang meliputi

hutang pokok dan bunga serta biaya – biaya lainnya, dengan tetap

mempertimbangkan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Jatim. Terdapat tujuh

(7)

2

industri, lama usaha, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek manajemen, aspek

keuangan, dan aspek jaminan.

Pada saat ini sistem yang digunakan untuk menilai bersifat manual,

sehingga memungkinkan terjadinya human error, serta tidak konsistennya sebuah penilaian pada saat memasukkan data – data penilaian. Dengan kelemahan itu

maka diperlukan pengembangan sistem yang mampu mengurangi kekurangan

tersebut dan mampu memberikan penilaian untuk membantu pengambilan

keputusan kelayakan kredit suatu nasabah.

Dengan bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan pemberian

kredit, aplikasi yang akan dikembangkan dapat membantu top management level

untuk mengambil keputusan dalam pemberian kredit, serta dapat membantu

memberikan pelaporan segala hal mengenai persetujuan kredit. Sehingga mampu

memberikan solusi demi kemajuan pelayanan PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas

yang menjadi pokok permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang bangun perangkat lunak kelayakan kredit pada

bagian pemasaran PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk yang sesuai dengan

SK Direksi No. 043/030/KEP/DIR/KRD sebagai analisis persetujuan

kredit.

2. Bagaimana merancang suatu keluaran keputusan dari hasil analisis yang

konsisten.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, maka didapatkan sejumlah batasan

(8)

1. Sistem ini disusun dan disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku pada PT.

Bank Jatim Cabang Nganjuk pada Bagian Pemasaran.

2. Aplikasi yang dirancang merupakan sub sistem application dan appraisal

serta pendukung keputusan yang berbasis desktop.

1.4 Tujuan

Tujuan dari perancangan dan pembuatan Sistem Pendukung Keputusan

Kelayakan Kredit ini adalah:

1. Membantu Bagian Pemasaran pada PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk untuk

menentukan suatu kelayakan kredit sesuai dengan SK Direksi No.

043/030/KEP/DIR/KRD.

2. Menghasilkan penilaian yang memiliki konsistensi dan sesuai dengan

perhitungan creditscoring.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab yang masing-masing telah

dikelompokkan sesuai pembahasan. Adapun sistematika penulisan laporan ini

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini menguraikan hal yang berkaitan dengan

masalah yang dihadapi, antara lain: Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan

Masalah, Tujuan dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi teori penunjang yang diharapkan dapat menjelaskan

secara singkat mengenai landasan teori terkait tentang permasalahan yang

(9)

4

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang proses analisis masalah, perancangan sistem,

pembuatan program serta evaluasi yang dijelaskan dengan Diagram Alir, System Flow, Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel, serta Rancangan InputOutput.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Bab ini berisi tentang pembuatan perangkat lunak, mulai dari tampilan

layar utama program sampai dengan tampilan akhir dari program yang dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi

(10)

5

2.1 Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Namun dalam praktek dapat diartikan bahwa kredit merupakan penyediaan uang

atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain dalam hal peminjam memiliki

kewajiban untuk melunasi hutangnya dengan jangka waktu tertentu dengan

jumlah bunga yang ditentukan. (Muljono: 1993)

Dalam pelaksanaan proses kredit di Bank Jatim terdapat tiga sub proses

perkreditan, yaitu application, appraisal, dan implementation. Yang dimaksud dengan sub proses application adalah sub proses yang mendata permohonan, persyaratan, dan survey terhadap nasabah.

Setelah sub proses application selesai maka dilakukan proses sub

appraisal yang merupakan pertimbangan – pertimbangan dari hasil sub proses

application. Dalam proses sub appraisal akan dilaporkan segala hasil dari sub proses application dan kemudian pihak pengambil keputusan akan menilai kelayakan kredit suatu nasabah. Sub proses yang terakhir dalam proses kredit

adalah sub implementation. Sub Implementation merupakan proses penindak lanjutan kredit seorang nasabah, disetujui atau tidak permohonan kredit dari

(11)

6

2.2 Analisis Penilaian

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Jatim No.

043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005, dalam melakukan penilaian

maka pihak pengambil keputusan harus menjawab pertanyaan – pertanyaan

mengenai hasil laporan survey. Pertanyaan tersebut mengenai tujuh macam aspek

yang dinilai untuk pertimbangan kelayakan kredit yaitu resiko industri, lama

usaha, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek manajemen, aspek keuangan, dan

aspek jaminan. Hasil dari seluruh perhitungan adalah nilai total dan peringkat dari

suatu kredit. Namun hasil dari proses analisis merupakan suatu alternatif

keputusan, maka suatu saran maupun peninjauan ulang diperlukan sebagai

rujukan bagi pengambil keputusan tertinggi.

Dari saran hasil keluaran dari perhitungan analisis, maka pihak

pengambil keputusan dapat mempertimbangkan kembali hasil keluaran dari

perhitungan. Hal ini menjadi kelemahan dari analisis tersebut, karena meskipun

akan mendapatkan nilai yang sempurna jika masih ada kekurangan di kategori

tertentu maka pengambil keputusan akan mendapatkan saran kekurangan sehingga

akan mengadakan peninjauan kembali.

Berdasarkan tujuh aspek penilaian yang menjadi pertimbangan

pemberian kredit bagi seorang nasabah di Bank Jatim, maka dapat dijelaskan

dalam langkah – langkah penyelesaian dalam perhitungan analisis.

2.2.1 Penilaian aspek resiko industri

Pada tabel 2.1 di bawah ini dijelaskan tentang penilaian dari aspek resiko

industri, penilaian dilakukan sesuai dengan bidang usaha yang dilakukan oleh

perusahaan atau pemohon kredit. Bobot satuan pada tabel 2.1 merupakan suatu

(12)

industri. Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai

rating dan bobot satuan.

Tabel 2.1 Penilaian Aspek Resiko Industri

Kelompok Industri Nilai Rating (1) Bobot Satuan (2) Hasil Skoring (1) X (2)

Hotel 2

Tanaman perkebunan 2

Peternakan dan hasilnya 2

Kehutanan 2

Perikanan 2

Pertambangan non migas 2

Penggalian 2

Property 2

Jasa administrasi publik 2

Jasa swasta 2

Jasa perusahaan 2

Tanaman pangan 3

Industri pengelolaan non migas 3

Listrik, gas, dan air 3

Restoran 3

Pengangkutan 3

Komunikasi 4

Industri pengelolaan migas 4

Pertambangan minyak dan gas bumi 4

Konstruksi 5

Perdagangan Besar dan eceran 5

Lainnya 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

2.2.2 Penilaian aspek lama usaha

Pada tahap berikutnya adalah penilaian berdasarkan aspek lamanya usaha

yang akan dibiayai. Data yang dipilih akan dijadikan sarana pengukuran rating

(13)

8

Tabel 2.2 Penilaian Aspek Lama Usaha

Lamanya Berusaha

Nilai Rating (1)

Bobot Satuan (2)

Hasil Skoring (1)X(2)

X < 3 tahun 1

3 tahun ≥ X < 9 tahun 2

9 tahun ≥ X < 15 tahun 3

15 tahun ≥ X < 20 tahun 4

≥ 20 tahun 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Bobot satuan pada tabel 2.2 merupakan suatu angka variabel yang

digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek lama usaha. Perhitungan

hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating dan bobot

satuan.

2.2.3 Penilaian aspek manajemen

Untuk tahap selanjutnya penilaian dilakukan terhadap aspek manajemen.

Dalam aspek manajemen terdapat lima objek penilaian yang disimpulkan yaitu

pengalaman manajemen, integritas dan reputasi, organisasi, account behaviour, kualitas laporan keuangan.

Penilaian pada aspek manajemen tercantum pada tabel 2.3 di bawah ini.

Rating merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap

penilaian setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.3 merupakan suatu angka

variabel yang digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek manajemen.

Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating

(14)

Tabel 2.3 Penilaian Aspek Manajemen

Objek Penilaian Rating

(1)

Bobot (2)

Terbobot (1 x 2)

Pengalaman Manajemen

Integritas dan Reputasi

Organisasi

Account Behaviour

Kualitas Laporan Keuangan

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Pada tabel 2.4 hingga tabel 2.8 berikut akan dijelaskan aturan – aturan

penilaian pada tiap objek penilaian pada aspek manajemen. Aturan tersebut

menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan

dari analisis pada aspek manajemen.

Tabel 2.4 Objek Penilaian Pengalaman Manajemen

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi

1

Dua parameter terpenuhi 2

Tiga parameter terpenuhi 3

Empat parameter terpenuhi

4

Semua parameter terpenuhi

5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian pengalaman manajemen,

maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

(15)

10

satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian pengalaman manajemen pemohon

benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Pada tabel 2.5 berikut ini akan dijelaskan tentang aturan penilaian pada

objek penilaian integritas dan reputasi.

Tabel 2.5 Objek Penilaian Integritas dan Reputasi

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi

1

Dua parameter terpenuhi 2

Tiga parameter terpenuhi 3

Empat parameter terpenuhi 4

Semua parameter terpenuhi 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian integritas dan reputasi,

maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

terdapat pada tabel 2.5 di atas. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat lebih dari

satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian integritas dan reputasi pemohon

benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.6 Objek Penilaian Organisasi

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi

1

Dua parameter terpenuhi 2

Tiga parameter terpenuhi 3

Empat parameter terpenuhi 4

Semua parameter terpenuhi 5

(16)

Tabel 2.6 diatas menjelaskan tentang aturan penilaian pada organisasi

pemohon kredit. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian organisasi, maka

jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

terdapat pada tabel 2.6 di atas. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat lebih dari

satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian aspek organisasi pemohon benar –

benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.7 Objek Penilaian Account Behaviour

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Menunggak pokok & bunga > 90 hari

1

Menunggak pokok & bunga < 90 hari

2

Minimal parameter c terpenuhi 3

Minimal parameter a, b, c terpenuhi

4

Minimal 4 parameter terpenuhi (a, b, dan c wajib terpenuhi)

5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.7 diatas menjelaskan tentang aturan penilaian pada aspek

account behaviour. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian aspek organisasi, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang

penilaiannya terdapat pada tabel 2.7 di atas. Jawaban yang diberikan oleh analis

dapat lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian account behaviour

pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai. Pada penilaian

aspek account behaviour terdapat dua penilaian tambahan yang merupakan langkah waspada terhadap rekening pemohon yaitu jika memiliki tunggakan baik

(17)

12

Pada tabel 2.8 berikut ini akan dijelaskan mengenai aturan penilaian pada

aspek organisasi pemohon kredit. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian

aspek organisasi, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban

yang penilaiannya terdapat pada tabel 2.8 di bawah ini. Jawaban yang diberikan

oleh analis dapat lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian

kualitas laporan keuangan pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian

yang sesuai.

Tabel 2.8 Objek Penilaian Kualitas Laporan Keuangan

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi

1

Parameter b dan c terpenuhi 2

Parameter a, b, dan d terpenuhi 3

Parameter a, b, dan c terpenuhi 4

Minimal 4 parameter terpenuhi (a, b, dan c wajib terpenuhi)

5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

2.2.4 Penilaian aspek pemasaran

Tahap berikut merupakan penilaian terhadap aspek pemasaran. Dalam

aspek pemasaran terdapat empat objek penilaian yang disimpulkan yaitu posisi

persaingan, saluran distribusi, hubungan dengan konsumen, harga produk dan

(18)

Tabel 2.9 Penilaian Aspek Pemasaran

Objek Penilaian Rating

(1)

Bobot (2)

Terbobot (1) x (2)

Posisi persaingan

Saluran distribusi

Hubungan dengan konsumen

Harga produk dan image

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.9 di atas merupakan penilaian terhadap aspek pemasaran. Rating

merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap penilaian

setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.9 merupakan suatu angka variabel yang

digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek pemasaran. Perhitungan

hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating dan bobot.

Pada tabel 2.10 hingga tabel 2.13 berikut akan dijelaskan aturan – aturan

penilaian pada tiap objek penilaian pada aspek pemasaran. Aturan tersebut

menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan

dari analisis pada aspek pemasaran.

Tabel 2.10 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian pada posisi

persaingan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian posisi persaingan, maka

jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

terdapat pada tabel 2.10 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat

lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian posisi persaingan

(19)

14

Tabel 2.10 Objek Penilaian Posisi Persaingan

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.11 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian pada saluran

distribusi. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian saluran distribusi, maka

jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

terdapat pada tabel 2.11 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat

lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian saluran distribusi

pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.11 Objek Penilaian Saluran Distribusi

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5

(20)

Tabel 2.12 Objek Penilaian Hubungan dengan Konsumen

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.12 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada objek

penilaian hubungan perusahaan dengan konsumen. Berdasarkan pertanyaan pada

objek penilaian hubungan perusahaan dengan konsumen, maka jawaban yang

diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel

2.12 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat lebih dari satu jika

hasil analisis terhadap objek penilaian hubungan perusahaan pemohon kredit

dengan konsumen pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.13 Objek Penilaian Harga Produk dan Image

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5

(21)

16

Tabel 2.13 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada harga

produk dan image perusahaan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian harga produk dan image perusahaan, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel 2.13 di atas. Jawaban

yang diberikan oleh analis dapat lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek

penilaian harga produk dan image pemohon benar – benar memiliki kriteria

penilaian yang sesuai.

2.2.5 Penilaian aspek produksi

Tahap selanjutnya penilaian dilakukan terhadap aspek produksi. Dalam

aspek produksi terdapat lima objek penilaian yang disimpulkan yaitu kapasitas

produksi, kondisi mesin dan peralatan, kualitas produk, tenaga kerja dan supervisi,

dan hubungan dengan supplier.

Tabel 2.14 berikut ini merupakan penilaian terhadap aspek produksi.

Rating merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap

penilaian setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.14 merupakan suatu angka

variabel yang digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek produksi.

Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating

dan bobot.

Tabel 2.14 Penilaian Aspek Produksi

Objek Penilaian Skor

(1)

Bobot (2)

Terbobot (1) x (2)

Kapasitas produksi

Kondisi mesin dan peralatan Kualitas produk

(22)

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Pada tabel 2.15 hingga tabel 2.19 berikut akan dijelaskan aturan – aturan

penilaian pada tiap objek penilaian pada aspek pemasaran. Aturan tersebut

menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan

dari analisis pada aspek pemasaran.

Tabel 2.15 Objek Penilaian Kapasitas Produksi

Data kapasitas produksi

Rating

X < 20% 1

20% ≥ X < 40% 2

40% ≥ X < 60% 3

60% ≥ X < 80% 4

≥ 80% 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.13 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada kapasitas

produksi. X pada tabel 2.15 merupakan besarnya jumlah kapasitas produksi pada

suatu perusahaan dalam satuan persen. Berdasarkan pertanyaan pada objek

penilaian harga produk dan image perusahaan, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel 2.13 di atas.

Jawaban yang diberikan oleh analis hanya satu pilihan yang sesuai dengan kondisi

perusahaan pemohon kredit.

Tabel 2.16 Objek Penilaian Kondisi Mesin dan Peralatan

Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1

Dua parameter terpenuhi 2

Tiga parameter terpenuhi 3

Empat parameter terpenuhi 4

Semua parameter terpenuhi 5

(23)

18

Tabel 2.16 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada kondisi

mesin dan peralatan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian kondisi mesin

dan peralatan, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang

penilaiannya terdapat pada tabel 2.16 di atas. Jawaban yang diberikan oleh analis

dapat lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian kondisi mesin dan

peralatan pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.17 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian pada kualitas

produk. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian kualitas produk, maka

jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

terdapat pada tabel 2.17 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat

lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian kualitas produk

pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.17 Objek Penilaian Kualitas Produk

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi

1

Dua parameter terpenuhi

2

Tiga parameter terpenuhi

3

Empat parameter terpenuhi

4

Semua parameter terpenuhi

5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.18 di bawah ini menjelaskan tentang aturan penilaian pada

saluran distribusi. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian saluran distribusi,

maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

(24)

Tabel 2.18 Objek Penilaian Tenaga Kerja dan Supervisi

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Jawaban yang diberikan oleh analis dapat lebih dari satu jika hasil

analisis terhadap objek penilaian tenaga kerja dan supervisi pemohon benar –

benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.19 Objek Penilaian Hubungan dengan Suplier

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.19 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada hubungan

perusahaan pemohon kredit dengan supplier. Berdasarkan pertanyaan pada objek

penilaian hubungan perusahaan pemohon kredit dengan supplier, maka jawaban

yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada

(25)

20

hasil analisis terhadap objek penilaian hubungan perusahaan pemohon dengan

supplier pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

2.2.6 Penilaian aspek keuangan

Tahap selanjutnya penilaian dilakukan terhadap aspek Keuangan. Dalam

aspek produksi terdapat lima objek penilaian yang disimpulkan yaitu nilai aset,

current ratio, EBIT/ interest, operating income/ sales, dan debt to enquity ratio. Tabel 2.20. Penilaian Aspek Keuangan

Objek Penilaian Skor

(1)

Bobot (2)

Terbobot (1) x (2)

Nilai aset (Rp)

Current ratio

EBIT/ Interest (%)

Operating Income / Sales (%)

Debt to Equity Ratio

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.20 tersebut di atas merupakan penilaian terhadap aspek produksi.

Rating merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap

penilaian setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.20 merupakan suatu angka

variabel yang digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek keuangan.

Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating

dan bobot.

Pada tabel 2.21 hingga tabel 2.25 berikut akan dijelaskan aturan – aturan

penilaian pada tiap objek penilaian pada aspek pemasaran. Aturan tersebut

menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan

(26)

Tabel 2.21 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian nilai aset.

Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian nilai aset, maka jawaban yang

diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel

2.21 berikut ini. X pada tabel 2.21 merupakan besarnya total asset nasabah dalam

satuan rupiah. Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih satu

jawaban dari hasil analisis terhadap objek penilaian nilai aset benar – benar

memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.21 Objek Penilaian Nilai Aset (Rp)

Total asset nasabah Rating

X < 1 milyar 1

1 milyar ≥ X < 2,5 milyar 2

2,5 milyar ≥ X < 4 milyar 3

4 milyar ≥ X < 5 milyar 4

≥ 5 milyar 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.22 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian current ratio. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian current ratio, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel

2.22 berikut ini. CR pada tabel 2.22 merupakan besarnya tingkat current ratio

pada suatu perusahaan. Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih

(27)

22

Tabel 2.22 Objek Penilaian Tingkat Current Ratio

Tingkat Current Ratio

Rating

CR < 1,2 1

1,2 ≥ CR < 1,3 2

1,3 ≥ CR < 1,4 3

1,4 ≥ CR < 1,5 4

≥ 1,5 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.23 Objek Penilaian EBIT/ Interest (%)

EBIT/Interest Rating

< 120 1

120 ≥ X < 130 2

130 ≥ X < 140 3

140≥ X < 150 4

≥ 150 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.23 tersebut diatas merupakan penjelasan tentang aturan penilaian

EBIT/ Interest. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian EBIT/Interest, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

terdapat pada tabel 2.23 diatas. X pada tabel 2.23 merupakan prosentase besarnya

EBIT/ Interest pada suatu perusahaan. Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih satu jawaban dari hasil analisis terhadap objek penilaian EBIT/

(28)

Tabel 2.24 Objek Penilaian Operating Income/ Sales (%)

Operating Income / sales Rating

< 5 1

5 ≥ X < 10 2

10 ≥ X < 15 3

15 ≥ X < 20 4

≥ 20 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.24 tersebut diatas merupakan penjelasan tentang aturan penilaian

operating income/ sales. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian operating income/ sales, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel 2.24 di atas. X pada tabel 2.24 merupakan

prosentase besarnya operating income/ sales pada suatu perusahaan.

Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih satu jawaban

dari hasil analisis terhadap objek penilaian EBIT/ Interest benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.25 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian debt to enquity ratio. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian debt to enquity ratio, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

(29)

24

Tabel 2.25 Objek Penilaian Debt to Equity Ratio (%)

Debt to equity ratio Rating

> 2,5 1

2 ≥ X < 2,5 2

1,5 ≥ X < 2 3

1 ≥ X < 1,5 4

≤ 1 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

2.2.7 Aspek penilaian jaminan

Tahap selanjutnya penilaian dilakukan terhadap aspek jaminan. Dalam

aspek jaminan terdapat lima objek penilaian yang disimpulkan nilai jaminan

tambahan dan pengikatan jaminan dan dokumentasi.

Tabel 2.26 berikut ini merupakan penilaian terhadap aspek jaminan.

Rating merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap

penilaian setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.26 merupakan suatu angka

variabel yang digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek jaminan.

Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating

dan bobot.

Tabel 2.26 Penilaian Aspek Jaminan

Objek Penilaian Skor

(1)

Bobot (2)

Terbobot (1) x (2)

Nilai jaminan tambahan

Pengikatan jaminan dan

dokumentasi

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Pada tabel 2.27 hingga tabel 2.28 berikut akan dijelaskan aturan – aturan

(30)

menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan

dari analisis pada aspek jaminan.

Tabel 2.27 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian nilai jaminan

tambahan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian nilai jaminan tambahan,

maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

terdapat pada tabel 2.27 berikut ini. X pada tabel 2.27 merupakan prosentase

besarnya nilai jaminan tambahan terhadap besarnya kredit pada suatu perusahaan.

Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih satu jawaban dari hasil

analisis terhadap objek penilaian nilai jaminan tambahan benar – benar memiliki

kriteria penilaian yang sesuai.

Tabel 2.27. Objek Penilaian Nilai Jaminan Tambahan

Nilai Jaminan Tambahan Rating

< 40% 1

40% ≥ X < 60% 2

60% ≥ X < 80% 3

80% ≥ X < 100% 4

≥ 100% 5

[image:30.595.92.512.308.521.2]

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

Tabel 2.28 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian nilai jaminan

tambahan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian nilai jaminan tambahan,

maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya

terdapat pada tabel 2.28 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat

memilih lebih dari 1 pilihan jawaban yang sesuai dari hasil analisis terhadap objek

(31)
[image:31.595.187.468.140.284.2]

26

Tabel 2.28 Objek Penilaian Pengikatan Jaminan dan Dokumentasi

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi

1

Dua parameter terpenuhi 2

Tiga parameter terpenuhi 3

Empat parameter terpenuhi 4

Semua parameter terpenuhi 5

Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)

2.2.8 Pemberian rangking

Berdasarkan perhitungan sesuai dengan tabel 2.1 hingga 2.28 maka nilai tiap

aspek merupakan total penilaian dari masing – masing aturan, sehingga dapat

dicantumkan dalam tabel 2.29 berikut

Tabel 2.29. Total Penilaian Seluruh Aspek

Aspek Penilaian

Resiko Industri Lama Usaha Manajemen Pemasaran Produksi Keuangan Jaminan

Total Penilaian

Dari total penilaian pada tabel 2.29 tersebut di atas maka angka tersebut akan

digolongkan berdasarkan rangking. Penjelasan mengenai nilai rangking dapat

[image:31.595.91.508.310.612.2]
(32)
[image:32.595.106.517.111.280.2]

Tabel 2.30 Rangking Perhitungan Analisis

Total Seluruh Penilaian Peringkat

X ≤ A1 E

A2 ≥ X ≤ A3 D

A4 ≥ X ≤ A5 C

A6 ≥ X ≤ A7 B

A8 ≥ X ≤ A9 BB

A10 ≥ X ≤ A11 A

A12 ≥ X ≤ A13 AA

A14 ≥ X ≤ A15 AAA

A1 hinga A15 merupakan jangkauan nilai total dari seluruh penilaian yang

dihasilkan dari proses analisis. Dalam hal ini untuk mengetahui tentang batas

minimal rangking persetujuan kredit yang diterapkan tergantung dari keputusan

(33)

28

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Permasalahan

Berdasarkan pada pengamatan dan penelitian yang dilakukan pada PT.

Bank Jatim Cabang Nganjuk, telah didapatkan pengetahuan baru tentang dunia

kredit dalam perbankan. Dalam perkreditan tidak mudah begitu saja dilakukan,

namun butuh proses yang cukup panjang, hal inilah yang selama ini menjadi suatu

beban bagi seseorang untuk mengurus kredit. Namun hal ini tidak akan terjadi

pada seseorang yang mengetahui betul dan sangat ingin tahu menahu soal kredit.

PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk melakukan timbal balik agar hal yang rumit

dapat dilakukan dengan mudah. Pendekatan ini dilakukan dengan cara

memberikan bantuan dan tuntunan dalam pengajuan kredit, pembuatan laporan

bulanan, pembukuan, serta pembuatan neraca dalam perusahaan bersangkutan.

Apabila hal ini telah dimengerti maka pengajuan kredit bukanlah hal yang rumit

bagi seseorang, tidak menutup kemungkinan jika perusahaan telah mampu

membelajari proses ini dan saling memberikan timbal balik yang positif, maka

kredit yang diajukan sebesar apapun dapat terealisasikan.

Proses pengajuan kredit memang tidaklah mudah namun perlu kesabaran

dan penuh tanggung jawab terhadap apa yang diinginkan. Hal ini disebabkan

karena pihak pemberi kredit tentu saja tidak begitu saja memberikan kredit,

karena pemohon harus melengkapi persyaratan, sesuai dengan kriteria, memiliki

jaminan, dan lain sebagainya. Semua hal tersebut harus fiktif dan harus

(34)

berlaku. Dalam proses pengajuan kredit pemohon wajib menyertakan jaminan, hal

ini dikarenakan jika pemohon tidak dapat mengembalikan kredit maka jaminan

akan diproses secara hukum.

Pada intinya kelancaran dan kelayakan kredit ditentukan oleh

kemampuan dan kemauan membayar kembali pinjaman dari debitur. Mengukur

kemampuan dan kemauan membayar kembali pinjaman diwujudkan dalam “Tiga

Pilar Kelayakan Usaha Nasabah” yang terdiri dari:

1. Kredibilitas manajemen yang ditunjang sub pilar, yaitu kemampuan

mengelola usaha, kejujuran dan itikad baik dari anggota manajemen debitur.

2. Kemampuan membayar kembali pinjaman yang ditunjang sub pilar yaitu

hasil prestasi usaha yang ditentukan oleh keberhasilan pemasaran dan teknis

produksi serta tingkat likuiditas yang ditentukan oleh keberhasilan

pengelolaan keuangan termasuk di dalamnya kemampuan dalam pengelolaan

pengeluaran dan pemasukan kas.

3. Aspek agunan yang ditunjang sub pilar yaitu harga jual kembali pada saat

agunan tesebut harus dijual serta kesempurnaan dokumen perkreditan yang

memberikan keunggulan yuridis pada saat agunan kredit dijual.

Pilar pertama dan kedua diatas disebut firstway out yang merupakan faktor penunjang utama kelancaran pembayaran pinjaman. Sedangkan pilar ketiga

merupakan second way out yang merupakan jalan terakhir penyelesaian

pembayaran kembali pinjaman.

Berdasarkan penjelasan di atas proses, kelayakan kredit diperlukan agar

dapat membantu pengambil keputusan untuk memberikan kredit. Solusi yang

(35)

30

analisis yang tercantum pada sesuai dengan analisis yang tercantum dalam SK

Direksi No. 043/030/KEP/DIR/KRD. Solusi ini diberikan berdasarkan “Tiga Pilar

Kelayakan Usaha Nasabah”, sehingga debitur yang benar- benar mendapatkan

plafond pinjaman dari bank termasuk debitur yang disebutkan dalam “Tiga Pilar

Kelayakan Usaha Nasabah”. Analisis dilakukan dengan memberikan penilaian

terhadap masing- masing aspek kelayakan kredit yang kemudian memberikan

suatu peringkat kelayakan kredit.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Jatim No.

043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005, Dalam melakukan penilaian

maka pihak pengambil keputusan harus menjawab pertanyaan – pertanyaan

mengenai hasil laporan survey. Pertanyaan tersebut mengenai tujuh macam aspek

yang dinilai untuk pertimbangan kelayakan kredit yaitu resiko industri, lama

usaha, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek manajemen, aspek keuangan, dan

aspek jaminan. Hasil dari seluruh perhitungan adalah nilai total dan peringkat dari

suatu kredit. Namun hasil dari proses analisis merupakan suatu alternatif

keputusan, maka suatu saran maupun peninjauan ulang diperlukan sebagai

rujukan bagi pengambil keputusan tertinggi.

Namun hal ini masih diperlukan masukan berupa kekurangan yang

dimiliki oleh pemohon. Dari saran hasil keluaran dari perhitungan tersebut, maka

pihak pengambil keputusan tertinggi dalam hal ini pimpinan cabang dapat

mempertimbangkan kembali hasil keluaran dari perhitungan analisis. Hal ini

menjadi kelemahan dari analisis, karena meskipun akan mendapatkan nilai yang

sempurna jika masih ada kekurangan di kategori tertentu maka pengambil

(36)

peninjauan kembali. Jadi dengan saran atau masukan dari hasil perhitungan

diharapkan mampu menutup kekurangan dari perhitungan analisis.

Dari penjelasan analisis masalah yang tercantum dalam sub bab ini, maka

diperlukan sistem yang mampu membantu pihak pengambil keputusan dalam

penentuan kelayakan kredit. Sistem ini dibuat sesuai dengan analisis yang

tercantum dalam SK Direksi No. 043/030/KEP/DIR/KRD sehingga dapat

mempermudah penilaian kelayakan kredit dengan hasil yang sesuai dengan tujuan

tugas akhir ini.

Dalam merancang sistem dalam pembuatan perangkat lunak ini

diperlukan data-data pendukung antara lain:

1. Data perseorangan atau perusahaan yang mengajukan permohonan kredit.

2. Data kriteria, meliputi tujuh aspek yang menjadi pertimbangan kredit yang

telah dijelaskan di BAB I pada bagian latar belakang masalah atau di BAB II

pada bagian analisis penilaian.

3. Pembobotan, meliputi penilaian setiap kriteria yang sesuai dengan hasil survey

yang dipilih oleh user.

4. Pemberian peringkat, yaitu memberikan peringkat nilai total dari hasil

penilaian.

5. Selanjutnya mengikuti proses langkah-langkah dalam rancangan penelitian

(37)

32

3.2 Model Pengembangan

Secara umum sistem kelayakan pemberian kredit digambarkan pada

[image:37.595.92.511.208.523.2]

diagram blok pada gambar 3.1 berikut ini

Gambar 3.1 Diagram Blok Arsitektur Sistem Kelayakan Pemberian Kredit

Masukan jawaban berupa hasil kesimpulan dari survey yang dilakukan

kepada pihak pemohon kredit. Masukan ini merupakan suatu penilaian yang

diberikan terhadap aspek yang dimiliki oleh pemohon kredit. Kemudian masukan

tersebut diproses sesuai dengan analisis yang tercantum dalam SK Direksi No.

043/030/KEP/DIR/KRD dengan memanfaatkan database sebagai penyedia dan

penyimpan data proses. Hasil keluaran dari proses berupa peringkat kelayakan

kredit disertai dengan saran atau masukan terhadap proses penilaian untuk

peninjauan ulang oleh pihak pengambil keputusan tertinggi.

Masukan jawaban dari seputar laporan

hasil survey

Proses penilaian dari jawaban

pengambil keputusan

Keluaran berupa peringkat kelayakan

kredit dan alternatif masukan untuk peninjauan ulang

Database Kredit

(38)

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan proses yang akan dibuat merupakan bagan alir proses

[image:38.595.90.502.199.530.2]

persetujuan kredit yang digambarkan pada gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Bagan Alir Proses Persetujuan Kredit

Proses tersebut merupakan sequensial, namun jika telah memiliki kredit

di bank lain, maka tidak dapat mengajukan permohonan kredit. Jika kekurangan

berupa kurangnya persyaratan, maka masih dapat dilakukan permohonan ulang

dengan melengkapi segala persyaratan yang diperlukan. Petugas memasukkan

data pemohon kredit bila belum pernah melakukan kredit di PT. Bank Jatim, dan

mengambil data pemohon jika sudah pernah melakukan peminjaman kredit

(39)

34

dilakukan oleh Kepala Bagian Pemasaran yang berwenang untuk menilai

kelayakan suatu kredit berdasarkan hasil survey. Penilaian tersebut meliputi tujuh

aspek yaitu resiko industri, lama usaha, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek

manajemen, aspek keuangan, dan aspek jaminan. Sistem yang digunakan sekarang

masih mengharuskan seorang pengambil keputusan untuk menilai secara manual

dan perlu ketelitian tinggi, serta pelaporan yang bersifat non-formal. Hal ini dapat

menyebabkan kekeliruan data akibat human error.

Dari penjelasan tersebut sistem yang akan dibangun adalah sistem yang

mampu memberikan kemudahan bagi pengambil keputusan dalam menilai

kelayakan suatu permohonan kredit dengan tampilan yang menarik berbasis

desktop serta mampu membantu dalam pelaporan dalam hal persetujuan kredit bila pihak Pimpinan Cabang memerlukan adanya pelaporan. Sistem juga akan

membantu memberikan black list pemohon kredit yang pernah bermasalah dengan

aspek – aspek permohonan kredit.

3.4 Pengembangan Analisis

Sesuai dengan uraian tentang analisis penilaian yang dijelaskan pada

BAB II beserta penilaiannya maka berikut ini diberikan contoh perhitungan dari

hasil survey terhadap permohonan kredit sebagai berikut:

1. Pemohon : Ali Muda

2. Jenis Usaha : Perdagangan

3. Alamat : Jl. A. Yani 45 C Kertosono Nganjuk

4. Key Person : Ali Muda

(40)

6. Kesimpulan aspek manajemen:

7. Kesimpulan aspek pemasaran

Pengalaman Manajemen

Berpengalaman

Menguasai

aspek manajemen

Financial planning & control baik

Efektif dalam mengambil keputusan

Berjiwa

enterpreneur

Integritas dan Reputasi

Manajemen dapat

dipercaya

Track record

baik

Accessibility

mudah

Hubungan dengan pelaku bisnis dan birokrat baik

Dengan

karyawan baik

Organisasi

No one man show

Struktur manajemen cukup stabil

Posisi dan responsibility matching

Regenerasi

terencana

Personil administrasi efektif

Account behaviour

Tidak tercantum

dalam blacklist BI

BG/Cek tidak

pernah ditolak

Tidak bermasalah dengan bank lain

Fasilitas sesuai dengan penggunaan

Mutasi

pinjaman sangat aktif

Kualitas laporan keuangan

Tepat waktu

Konsisten

penyajiannya

Diaudit oleh

akuntan public

Laporan lengkap dan baik

SIM keuangan baik

Posisi persaingan

Pangsa pasar

dominant

Entry barier

cukup besar

Persaingan

cukup rendah

Strategi pemasaran efektif

Pengaruh pihak luar rendah

Saluran distribusi

Jaringan luas dan

kuat

Biaya distribusi

rendah

Delivery to

customer cepat

Keunggulan

lokasi

Sales force yang handal

Hubungan dengan konsumen

Responsive

Empati sangat

baik

Reability tinggi

Tangible

sangat bagus

Customer terjamin

Harga produk dan image

Harga besaing

Brand image

terpercaya

Harga stabil dan

terjngkau

Kebijakan discount efektif

(41)

36

8. Kesimpulan aspek produksi

9. Kesimpulan aspek keuangan

10. Kesimpulan aspek jaminan

Kapasitas produksi = 75%

<20%

20% - 40%

41% - 60%

61% - 80%

Diatas 80%

Kondisi mesin/ peralatan

Berfungsi baik

Relatif baru

Kapasitas besar

Biaya rendah

Berteknologi tingi

Kualitas produk

Berkualitas tinggi

Biaya produk dan desain rendah

Tidak sensitif

terhadap waktu

Bahan baku

mudah didapat

Flexibel terhadap demand

Tenaga kerja dan supervisi

Kemampuan how

know tinggi

Biaya tenaga

kerja murah

Tenaga kerja tersedia melimpah

Well trained dan supplier talent

Result driven

Hubungan dengan supplier

Kemudahan waktu

Tidak

terkonsentrasi

Terbina dengan

baik

Reputasi

sangat baik

menguntungkan

Nilai asset = 200 juta

< 1milyar

1,001 milyar - 2,5 milyar

2,501 milyar – 4

milyar

4,001 milyar –

5 milyar

> 5 milyar

Current ratio (CR) = 1,6

< 1,2

1,2 < CR ≤ 1,3

1,3 < CR ≤ 1,4

1,4 < CR ≤ 1,5

> 1,5

EBIT / Interest = 175

< 120

120 < EBIT ≤

130

130 < EBIT ≤

140

140 < EBIT ≤

150

> 150

Operation income/ sales = 18%

< 5%

5% < x ≤ 10%

10 %< x ≤ 15%

15 %< x ≤

20%

> 20%

Debt to equity ratio = 0,65%

> 2,5%

2 % < x ≤ 2,5%

1,5% < x ≤ 2%

1% < x ≤ 1,5%

< 1 %

Nilai jaminan tambahan (NJ) = 110% dari nilai kredit

< 40% (RR –

10%)

40% < NJ ≤ 60% (RR – 20%)

60% < NJ ≤

80% (RR - 50%)

80% < NJ ≤ 100% (RR – 60%)

> 100% (RR – 70%)

Pengikatan dan dokumen

Pengikatan kuat

Dokumentasi

lengkap

Mengcover maksimum fasilitas

Tidak

bermasalah hukum

(42)

Pada tabel 3.1 berikut ini merupakan tabel penilaian dari aspek resiko

industri. Berdasarkan penjelasan mengenai kesimpulan hasil survey, maka usaha

Ali Muda merupakan perusahaan yang digolongkan pada jenis usaha yang

[image:42.595.93.505.222.544.2]

terdapat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Penilaian Aspek Resiko Industri

Kelompok Industri

Nilai Rating

Bobot Satuan

Hasil Skoring

Hotel 2 2.13 4.26

Tanaman perkebunan 2 2.13 4.26

Peternakan dan hasilnya 2 2.13 4.26

Kehutanan 2 2.13 4.26

Perikanan 2 2.13 4.26

Pertambangan non migas 2 2.13 4.26

Penggalian 2 2.13 4.26

Property 2 2.13 4.26

Jasa administrasi public 2 2.13 4.26

Jasa swasta 2 2.13 4.26

Jasa perusahaan 2 2.13 4.26

Tanaman pangan 3 2.13 6.39

Industri pengelolaan non migas 3 2.13 6.39

Listrik, gas, dan air 3 2.13 6.39

Restoran 3 2.13 6.39

Pengangkutan 3 2.13 6.39

Komunikasi 4 2.13 8.52

Industri pengelolaan migas 4 2.13 8.52

Pertambangan minyak dan gas bumi 4 2.13 8.52

Konstruksi 5 2.13 10.65

Perdagangan Besar dan eceran 5 2.13 10.65

Lainnya 5 2.13 10.65

Hasil skoring merupakan perkalian dari nilai rating dengan bobot satuan.

Nilai rating dan bobot satuan merupakan nilai yang berdasarkan aturan.

Berdasarkan data awal tersebut sebelumnya usaha Ali Muda pada tabel 3.1

dikategorikan menjadi ”lainnya” rating yang didapatkan adalah 5, bobot satuan

2.13 serta hasil skoring yang merupakan perkalian antara rating dan bobot satuan

(43)

38

Tabel 3.2 Penilaian Aspek Lama Usaha

Lamanya Berusaha

Nilai Rating

Bobot Satuan

Hasil Skoring

X < 3 tahun 1 1.07 1.07

3 tahun ≥ X < 9 tahun 2 1.07 2.14

9 tahun ≥ X < 15 tahun 3 1.07 3.21

15 tahun ≥ X < 20 tahun 4 1.07 4.28

≥ 20 tahun 5 1.07 5.35

Tabel 3.2 diatas merupakan penjelasan mengenai penilaian aspek lama

usaha. X pada tabel 3.2 merupakan lama suatu perusahaan telah menjalankan

usahanya. Berdasarkan hasil kesimpulan survey, usaha Ali Muda telah berjalan selama kurang lebih lima tahun, maka Ali Muda mendapatkan nilai rating 2, bobot

satuan 1.07, serta hasil skoring yang merupakan perkalian rating dan bobot satuan,

jadi Ali Muda mendapatkan nilai hasil scoring pada aspek lama usaha sebesar

2.14.

Pada tahap berikut adalah penilaian dalam aspek manajemen suatu

[image:43.595.89.508.301.665.2]

perusahaan.

Tabel 3.3 Penilaian Aspek Manajemen

Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot

Pengalaman Manajemen 2,40

Integritas dan Reputasi 3,00

Organisasi 1,80

Account Behaviour 3,00

Kualitas Laporan Keuangan 1,80

Total Penilaian Aspek Manajemen

Terbobot merupakan hasil perkalian dari skor dan bobot. Skor

merupakan nilai yang diberikan dengan aturan tertentu dengan aturan seperti

(44)

Berdasarkan kesimpulan hasil survey pada objek penilaian pengalaman

manajemen , Ali Muda memenuhi empat parameter, yaitu menguasai aspek

manajemen, financial planning and control yang baik, efektif dalam mengambil keputusan, dan berjiwa entrepreneur.

Tabel 3.4 Objek Penilaian Pengalaman Manajemen

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi

1 2,40 2,40

Dua parameter terpenuhi

2 2,40 4,80

Tiga parameter terpenuhi

3 2,40 7,20

Empat parameter terpenuhi

4 2,40 9,60

Semua parameter terpenuhi

5 2,40 12,00

Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating

4 dengan bobot satuan 2.40, sehingga nilai yang didapatkan adalah 9.60.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian integritas dan

reputasi, Ali Muda memenuhi empat parameter, yaitu manajemen dapat

dipercaya, track record baik, hubungan dengan pelaku bisnis & birokrat baik, dan

[image:44.595.91.517.247.487.2]

dengan karyawan baik.

Tabel 3.5 Objek Penilaian Integritas dan Reputasi

Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1 3,00 3,00

Dua parameter terpenuhi 2 3,00 6,00

Tiga parameter terpenuhi 3 3,00 9,00

Empat parameter terpenuhi 4 3,00 12,00

(45)

40

Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating

4 dengan bobot satuan 3.00, sehingga nilai yang didapatkan adalah 12.00.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian aspek organisasi,

Ali Muda memenuhi tiga parameter, yaitu no one man show, struktur manajemen

cukup stabil, dan regenerasi terencana.

Tabel 3.6 Objek Penilaian Aspek Organisasi

Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1 1,80 1,80

Dua parameter terpenuhi 2 1,80 3,60

Tiga parameter terpenuhi 3 1,80 5,40

Empat parameter terpenuhi 4 1,80 7,20

Semua parameter terpenuhi 5 1,80 9,00

Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating

3 dengan bobot satuan 1.80, sehingga nilai yang didapatkan adalah 7.20.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian account behaviour, Ali Muda memenuhi kriteria parameter a, b, dan c, yaitu tidak tercantum dalam

black list Bank Indonesia, cek tidak pernah ditolak, tidak bermasalah pada bank

[image:45.595.86.521.249.639.2]

lain.

Tabel 3.7 Objek Penilaian Account Behaviour

Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Menunggak pokok & bunga > 90 hari 1 3,00 3,00

Menunggak pokok & bunga < 90 hari 2 3,00 6,00

Minimal parameter c terpenuhi 3 3,00 9,00

Minimal parameter a, b, c terpenuhi 4 3,00 12,00

Minimal 4 parameter terpenuhi (a, b, dan c wajib terpenuhi) 5 3,00 15,00

Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating

3 dengan bobot satuan 3.00, sehingga nilai yang didapatkan adalah 9.00.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian kualitas laporan

(46)

table 3.8 berikut, maka Ali Muda mendapatkan rating 1, dengan bobot satan 1.80,

sehingga mendapatkan nilai 1.80.

Tabel 3.8 Objek Penilaian Kualitas Laporan Keuangan

Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi

1 1,80 1,80

Parameter b dan c terpenuhi 2 1,80 3,60

Parameter a, b, dan d terpenuhi 3 1,80 5,40

Parameter a, b, dan c terpenuhi 4 1,80 7,20

Minimal 4 parameter terpenuhi (a, b, dan c wajib terpenuhi)

5 1,80 9,00

Parameter yang dimaksud pada tabel 3.4 hingga 3.8 objek penilaian

aspek manajemen di atas merupakan kriteria jawaban yang terpenuhi dan sesuai

dengan hasil laporan survey. Pada penjelasan tiap tabel 3.4 hingga 3.8 dapat

[image:46.595.92.506.314.565.2]

disimpulkan suatu penilaian pada tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3.9 Jawaban Aspek Manajemen pada Usaha Ali Muda

Objek Penilaian Skor

Pengalaman Manajemen 4

Integritas dan Reputasi 4

Organisasi 3

Account Behaviour 4

Kualitas Laporan Keuangan 1

Berdasarkan tabel 3.3 dan tabel 3.9 di atas, maka penilaian atas Usaha

(47)
[image:47.595.91.506.310.560.2]

42

Tabel 3.10 Penilaian Aspek Manajemen Usaha Ali Muda

Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot

Pengalaman Manajemen 4 2,40 9,60

Integritas dan Reputasi 4 3,00 15,00

Organisasi 3 1,80 9,00

Account Behaviour 4 3,00 12,00

Kualitas Laporan Keuangan 1 1,80 1.80

Total Penilaian Aspek Manajemen 47.4

Berdasarkan tabel 3.10 di atas, maka dalam aspek manajemen nilai total

yang diperoleh usaha Ali Muda adalah 48.76. Pada tahap berikutnya adalah

penilaian terhadap aspek pemasaran Ali Muda.

Tabel 3.11 Penilaian Aspek Pemasaran

Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot

Posisi persaingan 1,28

Saluran distribusi 1,12

Hubungan dengan konsumen 1,12

Harga produk dan image 1,28

Total Penilaian Aspek Pemasaran

Terbobot merupakan hasil perkalian dari skor dan bobot. Skor

merupakan nilai yang diberikan dengan aturan tertentu dengan aturan yang

dijelaskan pada tabel 3.12 hingga 3.15.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian posisi persaiangan,

Ali Muda memenuhi tiga parameter, yaitu pangsa pasar dominan, persaingan

(48)
[image:48.595.94.516.313.673.2]

Tabel 3.12 Objek Penilaian Posisi Persaingan

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi

1 1,28 1,28

Dua parameter terpenuhi

2 1,28 2,56

Tiga parameter terpenuhi

3 1,28 3,84

Empat parameter terpenuhi

4 1,28 5,12

Semua parameter terpenuhi

5 1,28 64,00

Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating

3 dengan bobot satuan 1.28, sehingga nilai yang didapatkan adalah 3.84.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian saluran distribusi, Ali

Muda memenuhi tiga parameter, yaitu biaya distribusi rendah, delivery to

customer cepat, dan kunggulan lokasi. Dari penjelasan tersebut, maka Ali Muda

mendapatkan rating 3 dengan bobot satuan 1.12, sehingga nilai yang didapatkan

adalah 3.36.

Tabel 3.13 Objek Penilaian Saluran Distribusi

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi

1 1,12 1,12

Dua parameter terpenuhi

2 1,12 2,24

Tiga parameter terpenuhi

3 1,12 3,36

Empat parameter terpenuhi

4 1,12 4,48

Semua parameter terpenuhi

(49)

44

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian hubungan dengan

konsumen, Ali Muda memenuhi empat parameter, yaitu responsive, reability

tinggi, cutomer terjamin, serta empati yang sangat baik.

Tabel 3.14 Objek Penilaian Hubungan dengan Konsumen

Hasil Keputusan Penilaian Analis

Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak

Terpenuhi

1 1,12 1,12

Dua parameter terpenuhi

2 1,12 2,24

Tiga parameter terpenuhi

3 1,12 3,36

Empat parameter terpenuhi

4 1,12 4,48

Semua parameter terpenuhi

5 1,12 5,60

Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating 4

dengan bobot satuan 1.12, sehingga nilai yang didapatkan adalah 4.48.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian harga produk dan

image, Ali Muda memenuhi empat parameter, yaitu harga bersaing, harga stabil

dan terjangkau, kebijakan diskon yang efektif, serta less forex sensitive. Dari penjelasan tersebut, maka Ali Muda mendapatkan rating 4 dengan bobot satuan

1.28, sehingga nilai yang didapatkan adalah 5.12.

Tabel 3.15 Objek Penilaian Harga Produk dan Image

Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1 1,28 1,28

Dua parameter terpenuhi 2 1,28 2,56

Tiga parameter terpenuhi 3 1,28 3,84

Empat parameter terpenuhi 4 1,28 5,12

(50)

Parameter yang dimaksud pada tabel 3.12 hingga tabel 3.15 penilaian

aspek pemasaran di atas merupakan kriteria jawaban yang terpenuhi dan sesuai

dengan hasil laporan survey. Pada penjelasan tiap tabel 3.4 hingga 3.8 dapat

disimpulkan suatu penilaian pada tabel 3.16 berikut ini.

Tabel 3.16 Jawaban Aspek Pemasaran pada Usaha Ali Muda

Objek Penilaian Skor

Posisi persaingan 3

Saluran distribusi 3

Hubungan dengan konsumen 4

Harga produk dan image 4

Berdasarkan tabel 3.11 dan tabel 3.16 di atas, maka penilaian atas usaha

[image:50.595.89.505.221.601.2]

Ali Muda adalah sebagai berikut ditunjukkan pada tabel 3.17 berikut ini.

Tabel 3.17 Penilaian Aspek Pemasaran Usaha Ali Muda

Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot

Posisi persaingan 3 1,28 3,84

Saluran distribusi 3 1,12 3,36

Hubungan dengan konsumen 4 1,12 4,48

Harga produk dan image 4 1,28 5,12

Total Penilaian Aspek Pemasaran 16,80

Berdasarkan tabel 3.10 di atas, maka dalam aspek manajemen nilai total

yang diperoleh usaha Ali Muda adalah 16,80. Pada tahap berikutnya adalah

(51)
[image:51.595.92.516.310.600.2]

46

Tabel 3.18 Penilaian Aspek Produksi

Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot

Kapasitas produksi 0,33

Kondisi mesin dan peralatan 0,22

Kualitas produk 0,43

Tenaga kerja dan supervisi 0,22

Hubungan dengan supplier 0,43

Total Penilaian Aspek Produksi

Terbobot merupakan hasil perkalian dari skor dan bobot. Skor

merupakan nilai yang diberikan dengan aturan tertentu dengan aturan seperti

berikut ini.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian kapasitas produksi,

Ali Muda memiliki kapasitas produksi sebesar 72%, sehingga dapat diketahui

pada tabel 3.19 bahwa Ali Muda mendapatkan rating 4 denganbobot satuan 0,33,

sehingga didapatkan nilai 1,32.

Tabel 3.19 Objek Penilaian Kapasitas Produksi

Data kapasitas produksi

Rating Bobot Satuan Skor terbobot

X < 20% 1 0,33 0,33

20% ≥ X < 40% 2 0,33 0,66

40% ≥ X < 60% 3 0,33 0,99

60% ≥ X < 80% 4 0,33 1,32

≥ 80% 5 0,33 1,65

X pada tabel 3.19 merupakan besarnya jumlah kapasitas produksi pada

suatu perusahaan dalam satuan persen.

Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian kondisi mesin dan

peralatan, Ali Muda memenuhi dua parameter yaitu berfungsi baik dan biaya

(52)
[image:52.595.97.503.336.617.2]

Tabel 3.20 Objek Penilaian Kondisi Mesin dan Peralatan

Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot

Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1 0,22 0,22

Dua parameter terpenuhi 2 0,22 0,44

Tiga parameter terpenuhi 3 0,22 0,66

Empat parameter terpenuhi 4 0,22 0,88

Semua parameter terpenuhi 5 0,22 1,10

Dari penjel

Gambar

Tabel 2.28 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian nilai jaminan
Tabel 2.29. Total Penilaian Seluruh Aspek
Tabel 2.30 Rangking Perhitungan Analisis
Gambar 3.1 Diagram Blok Arsitektur Sistem Kelayakan Pemberian Kredit
+7

Referensi

Dokumen terkait