RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT
BERDASARKAN SK DIREKSI NO. 043/030/KEP/DIR/KRD (STUDI KASUS: BANK JATIM CABANG NGANJUK)
Oleh:
Nama : MOH. GHUFRON
NIM : 04.41010.0164
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
x
ABSTRAKSI ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Pembatasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI... 4
2.1 Kredit ... 5
2.2 Analisis Penilaian ... 5
2.2.1 Penilaian aspek resiko industri ... 6
2.2.2 Penilaian aspek lama usaha ... 7
2.2.3 Penilaian aspek manajemen... 8
2.2.4 Penilaian aspek pemasaran ... 12
2.2.5 Penilaian aspek produksi... 16
xi
Halaman
2.2.7 Penilaian aspek jaminan ... 24
2.2.8 Pemberian ranking ... 26
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 28
3.1 Analisis Permasalahan ... 28
3.2 Model Pengembangan ... 32
3.3 Rancangan Penelitian ... 33
3.4 Pengembangan Analisis ... 34
3.5 Perancangan Sistem ... 57
3.5.1 System flow ... 57
3.5.2 Hirarki proses ... 62
3.5.3 Data flow diagram ... 62
3.5.4 Entity relationship diagram ... 67
3.5.5 Struktur database ... 69
3.6 Desain Input Output ... 73
3.6.1 Desain input ... 73
3.6.2 Desain output ... 79
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 83
4.1 Kebutuhan Sistem ... 83
4.1.1 Kebutuhan perangkat keras ... 83
4.1.2 Kebutuhan perangkat lunak ... 84
4.1.3 Instalasi ... 84
4.2 Implementasi Sistem ... 86
xii
4.2.3 Form pengguna baru ... 88
4.2.4 Form ubah kata kunci ... 89
4.2.5 Form aspek penilaian ... 90
4.2.6 Form master objek penilaian ... 91
4.2.7 Form master industri ... 93
4.2.8 Form master perusahaan ... 93
4.2.9 Splash pencarian ... 94
4.2.10 History pejabat ... 95
4.2.11 History ranking ... 95
4.2.12 Form permohonan ... 96
4.2.13 Form persyaratan ... 98
4.2.14 Form penilaian objek ... 99
4.2.15 Print preview history ranking ... 104
4.2.16 Print preview laporan data perusahaan ... 105
4.2.17 Print preview laporan daftar objek penilaian ... 106
4.2.18 Print preview laporan data penilaian ... 107
4.2.19 Print preview perhitungan ... 107
4.3 Evaluasi ... 108
BAB V PENUTUP ... 121
5.1 Kesimpulan ... 121
5.2 Saran ... 121
xiii
Halaman
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Bank Jatim merupakan salah satu Bank di Indonesia yang semula
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Propinsi Jawa Timur. Sejak
tanggal 1 Mei 1999, dalam upaya untuk meningkatkan profesionalitas dan
independensi sebagai pelayan masyarakat di bidang jasa keuangan, Bank Jatim
mengubah bentuk badan hukum dari BUMD menjadi Perseroan Terbatas (PT)
http://www.bankjatim.co.id/index.php?show=static&showview=profil.
Dalam situs resmi Bank Jatim disebutkan berbagai macam fasilitas dan
pelayanan, hal itu dilakukan untuk memberikan yang terbaik dalam dunia
perbankan. Dalam hal ini kredit merupakan salah satu produk Bank Jatim untuk
masyarakat (http://www.bankjatim.co.id/index.php?show=produk&kode=27).
Proses pemberian kredit bukan hal yang mudah karena masih banyak proses
didalamnya, karena bank tidak memberikan kredit kepada nasabah begitu saja
tanpa memandang berbagai aspek. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank
Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005 sasaran pembiayaan
atau pemberian kredit diprioritaskan untuk sektor usaha yang prospektif kepada
debitur yang dinilai mampu mengembalikan segala kewajiban yang meliputi
hutang pokok dan bunga serta biaya – biaya lainnya, dengan tetap
mempertimbangkan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Jatim. Terdapat tujuh
2
industri, lama usaha, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek manajemen, aspek
keuangan, dan aspek jaminan.
Pada saat ini sistem yang digunakan untuk menilai bersifat manual,
sehingga memungkinkan terjadinya human error, serta tidak konsistennya sebuah penilaian pada saat memasukkan data – data penilaian. Dengan kelemahan itu
maka diperlukan pengembangan sistem yang mampu mengurangi kekurangan
tersebut dan mampu memberikan penilaian untuk membantu pengambilan
keputusan kelayakan kredit suatu nasabah.
Dengan bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan pemberian
kredit, aplikasi yang akan dikembangkan dapat membantu top management level
untuk mengambil keputusan dalam pemberian kredit, serta dapat membantu
memberikan pelaporan segala hal mengenai persetujuan kredit. Sehingga mampu
memberikan solusi demi kemajuan pelayanan PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas
yang menjadi pokok permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang bangun perangkat lunak kelayakan kredit pada
bagian pemasaran PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk yang sesuai dengan
SK Direksi No. 043/030/KEP/DIR/KRD sebagai analisis persetujuan
kredit.
2. Bagaimana merancang suatu keluaran keputusan dari hasil analisis yang
konsisten.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, maka didapatkan sejumlah batasan
1. Sistem ini disusun dan disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku pada PT.
Bank Jatim Cabang Nganjuk pada Bagian Pemasaran.
2. Aplikasi yang dirancang merupakan sub sistem application dan appraisal
serta pendukung keputusan yang berbasis desktop.
1.4 Tujuan
Tujuan dari perancangan dan pembuatan Sistem Pendukung Keputusan
Kelayakan Kredit ini adalah:
1. Membantu Bagian Pemasaran pada PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk untuk
menentukan suatu kelayakan kredit sesuai dengan SK Direksi No.
043/030/KEP/DIR/KRD.
2. Menghasilkan penilaian yang memiliki konsistensi dan sesuai dengan
perhitungan creditscoring.
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab yang masing-masing telah
dikelompokkan sesuai pembahasan. Adapun sistematika penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini menguraikan hal yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi, antara lain: Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi teori penunjang yang diharapkan dapat menjelaskan
secara singkat mengenai landasan teori terkait tentang permasalahan yang
4
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang proses analisis masalah, perancangan sistem,
pembuatan program serta evaluasi yang dijelaskan dengan Diagram Alir, System Flow, Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel, serta Rancangan InputOutput.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM
Bab ini berisi tentang pembuatan perangkat lunak, mulai dari tampilan
layar utama program sampai dengan tampilan akhir dari program yang dibuat.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi
5
2.1 Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Namun dalam praktek dapat diartikan bahwa kredit merupakan penyediaan uang
atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain dalam hal peminjam memiliki
kewajiban untuk melunasi hutangnya dengan jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga yang ditentukan. (Muljono: 1993)
Dalam pelaksanaan proses kredit di Bank Jatim terdapat tiga sub proses
perkreditan, yaitu application, appraisal, dan implementation. Yang dimaksud dengan sub proses application adalah sub proses yang mendata permohonan, persyaratan, dan survey terhadap nasabah.
Setelah sub proses application selesai maka dilakukan proses sub
appraisal yang merupakan pertimbangan – pertimbangan dari hasil sub proses
application. Dalam proses sub appraisal akan dilaporkan segala hasil dari sub proses application dan kemudian pihak pengambil keputusan akan menilai kelayakan kredit suatu nasabah. Sub proses yang terakhir dalam proses kredit
adalah sub implementation. Sub Implementation merupakan proses penindak lanjutan kredit seorang nasabah, disetujui atau tidak permohonan kredit dari
6
2.2 Analisis Penilaian
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Jatim No.
043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005, dalam melakukan penilaian
maka pihak pengambil keputusan harus menjawab pertanyaan – pertanyaan
mengenai hasil laporan survey. Pertanyaan tersebut mengenai tujuh macam aspek
yang dinilai untuk pertimbangan kelayakan kredit yaitu resiko industri, lama
usaha, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek manajemen, aspek keuangan, dan
aspek jaminan. Hasil dari seluruh perhitungan adalah nilai total dan peringkat dari
suatu kredit. Namun hasil dari proses analisis merupakan suatu alternatif
keputusan, maka suatu saran maupun peninjauan ulang diperlukan sebagai
rujukan bagi pengambil keputusan tertinggi.
Dari saran hasil keluaran dari perhitungan analisis, maka pihak
pengambil keputusan dapat mempertimbangkan kembali hasil keluaran dari
perhitungan. Hal ini menjadi kelemahan dari analisis tersebut, karena meskipun
akan mendapatkan nilai yang sempurna jika masih ada kekurangan di kategori
tertentu maka pengambil keputusan akan mendapatkan saran kekurangan sehingga
akan mengadakan peninjauan kembali.
Berdasarkan tujuh aspek penilaian yang menjadi pertimbangan
pemberian kredit bagi seorang nasabah di Bank Jatim, maka dapat dijelaskan
dalam langkah – langkah penyelesaian dalam perhitungan analisis.
2.2.1 Penilaian aspek resiko industri
Pada tabel 2.1 di bawah ini dijelaskan tentang penilaian dari aspek resiko
industri, penilaian dilakukan sesuai dengan bidang usaha yang dilakukan oleh
perusahaan atau pemohon kredit. Bobot satuan pada tabel 2.1 merupakan suatu
industri. Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai
rating dan bobot satuan.
Tabel 2.1 Penilaian Aspek Resiko Industri
Kelompok Industri Nilai Rating (1) Bobot Satuan (2) Hasil Skoring (1) X (2)
Hotel 2
Tanaman perkebunan 2
Peternakan dan hasilnya 2
Kehutanan 2
Perikanan 2
Pertambangan non migas 2
Penggalian 2
Property 2
Jasa administrasi publik 2
Jasa swasta 2
Jasa perusahaan 2
Tanaman pangan 3
Industri pengelolaan non migas 3
Listrik, gas, dan air 3
Restoran 3
Pengangkutan 3
Komunikasi 4
Industri pengelolaan migas 4
Pertambangan minyak dan gas bumi 4
Konstruksi 5
Perdagangan Besar dan eceran 5
Lainnya 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
2.2.2 Penilaian aspek lama usaha
Pada tahap berikutnya adalah penilaian berdasarkan aspek lamanya usaha
yang akan dibiayai. Data yang dipilih akan dijadikan sarana pengukuran rating
8
Tabel 2.2 Penilaian Aspek Lama Usaha
Lamanya Berusaha
Nilai Rating (1)
Bobot Satuan (2)
Hasil Skoring (1)X(2)
X < 3 tahun 1
3 tahun ≥ X < 9 tahun 2
9 tahun ≥ X < 15 tahun 3
15 tahun ≥ X < 20 tahun 4
≥ 20 tahun 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Bobot satuan pada tabel 2.2 merupakan suatu angka variabel yang
digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek lama usaha. Perhitungan
hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating dan bobot
satuan.
2.2.3 Penilaian aspek manajemen
Untuk tahap selanjutnya penilaian dilakukan terhadap aspek manajemen.
Dalam aspek manajemen terdapat lima objek penilaian yang disimpulkan yaitu
pengalaman manajemen, integritas dan reputasi, organisasi, account behaviour, kualitas laporan keuangan.
Penilaian pada aspek manajemen tercantum pada tabel 2.3 di bawah ini.
Rating merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap
penilaian setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.3 merupakan suatu angka
variabel yang digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek manajemen.
Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating
Tabel 2.3 Penilaian Aspek Manajemen
Objek Penilaian Rating
(1)
Bobot (2)
Terbobot (1 x 2)
Pengalaman Manajemen
Integritas dan Reputasi
Organisasi
Account Behaviour
Kualitas Laporan Keuangan
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Pada tabel 2.4 hingga tabel 2.8 berikut akan dijelaskan aturan – aturan
penilaian pada tiap objek penilaian pada aspek manajemen. Aturan tersebut
menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan
dari analisis pada aspek manajemen.
Tabel 2.4 Objek Penilaian Pengalaman Manajemen
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi
1
Dua parameter terpenuhi 2
Tiga parameter terpenuhi 3
Empat parameter terpenuhi
4
Semua parameter terpenuhi
5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian pengalaman manajemen,
maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
10
satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian pengalaman manajemen pemohon
benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Pada tabel 2.5 berikut ini akan dijelaskan tentang aturan penilaian pada
objek penilaian integritas dan reputasi.
Tabel 2.5 Objek Penilaian Integritas dan Reputasi
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi
1
Dua parameter terpenuhi 2
Tiga parameter terpenuhi 3
Empat parameter terpenuhi 4
Semua parameter terpenuhi 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian integritas dan reputasi,
maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
terdapat pada tabel 2.5 di atas. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat lebih dari
satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian integritas dan reputasi pemohon
benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.6 Objek Penilaian Organisasi
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi
1
Dua parameter terpenuhi 2
Tiga parameter terpenuhi 3
Empat parameter terpenuhi 4
Semua parameter terpenuhi 5
Tabel 2.6 diatas menjelaskan tentang aturan penilaian pada organisasi
pemohon kredit. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian organisasi, maka
jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
terdapat pada tabel 2.6 di atas. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat lebih dari
satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian aspek organisasi pemohon benar –
benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.7 Objek Penilaian Account Behaviour
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Menunggak pokok & bunga > 90 hari
1
Menunggak pokok & bunga < 90 hari
2
Minimal parameter c terpenuhi 3
Minimal parameter a, b, c terpenuhi
4
Minimal 4 parameter terpenuhi (a, b, dan c wajib terpenuhi)
5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.7 diatas menjelaskan tentang aturan penilaian pada aspek
account behaviour. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian aspek organisasi, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang
penilaiannya terdapat pada tabel 2.7 di atas. Jawaban yang diberikan oleh analis
dapat lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian account behaviour
pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai. Pada penilaian
aspek account behaviour terdapat dua penilaian tambahan yang merupakan langkah waspada terhadap rekening pemohon yaitu jika memiliki tunggakan baik
12
Pada tabel 2.8 berikut ini akan dijelaskan mengenai aturan penilaian pada
aspek organisasi pemohon kredit. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian
aspek organisasi, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban
yang penilaiannya terdapat pada tabel 2.8 di bawah ini. Jawaban yang diberikan
oleh analis dapat lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian
kualitas laporan keuangan pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian
yang sesuai.
Tabel 2.8 Objek Penilaian Kualitas Laporan Keuangan
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi
1
Parameter b dan c terpenuhi 2
Parameter a, b, dan d terpenuhi 3
Parameter a, b, dan c terpenuhi 4
Minimal 4 parameter terpenuhi (a, b, dan c wajib terpenuhi)
5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
2.2.4 Penilaian aspek pemasaran
Tahap berikut merupakan penilaian terhadap aspek pemasaran. Dalam
aspek pemasaran terdapat empat objek penilaian yang disimpulkan yaitu posisi
persaingan, saluran distribusi, hubungan dengan konsumen, harga produk dan
Tabel 2.9 Penilaian Aspek Pemasaran
Objek Penilaian Rating
(1)
Bobot (2)
Terbobot (1) x (2)
Posisi persaingan
Saluran distribusi
Hubungan dengan konsumen
Harga produk dan image
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.9 di atas merupakan penilaian terhadap aspek pemasaran. Rating
merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap penilaian
setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.9 merupakan suatu angka variabel yang
digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek pemasaran. Perhitungan
hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating dan bobot.
Pada tabel 2.10 hingga tabel 2.13 berikut akan dijelaskan aturan – aturan
penilaian pada tiap objek penilaian pada aspek pemasaran. Aturan tersebut
menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan
dari analisis pada aspek pemasaran.
Tabel 2.10 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian pada posisi
persaingan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian posisi persaingan, maka
jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
terdapat pada tabel 2.10 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat
lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian posisi persaingan
14
Tabel 2.10 Objek Penilaian Posisi Persaingan
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.11 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian pada saluran
distribusi. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian saluran distribusi, maka
jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
terdapat pada tabel 2.11 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat
lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian saluran distribusi
pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.11 Objek Penilaian Saluran Distribusi
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5
Tabel 2.12 Objek Penilaian Hubungan dengan Konsumen
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.12 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada objek
penilaian hubungan perusahaan dengan konsumen. Berdasarkan pertanyaan pada
objek penilaian hubungan perusahaan dengan konsumen, maka jawaban yang
diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel
2.12 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat lebih dari satu jika
hasil analisis terhadap objek penilaian hubungan perusahaan pemohon kredit
dengan konsumen pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.13 Objek Penilaian Harga Produk dan Image
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5
16
Tabel 2.13 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada harga
produk dan image perusahaan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian harga produk dan image perusahaan, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel 2.13 di atas. Jawaban
yang diberikan oleh analis dapat lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek
penilaian harga produk dan image pemohon benar – benar memiliki kriteria
penilaian yang sesuai.
2.2.5 Penilaian aspek produksi
Tahap selanjutnya penilaian dilakukan terhadap aspek produksi. Dalam
aspek produksi terdapat lima objek penilaian yang disimpulkan yaitu kapasitas
produksi, kondisi mesin dan peralatan, kualitas produk, tenaga kerja dan supervisi,
dan hubungan dengan supplier.
Tabel 2.14 berikut ini merupakan penilaian terhadap aspek produksi.
Rating merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap
penilaian setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.14 merupakan suatu angka
variabel yang digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek produksi.
Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating
dan bobot.
Tabel 2.14 Penilaian Aspek Produksi
Objek Penilaian Skor
(1)
Bobot (2)
Terbobot (1) x (2)
Kapasitas produksi
Kondisi mesin dan peralatan Kualitas produk
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Pada tabel 2.15 hingga tabel 2.19 berikut akan dijelaskan aturan – aturan
penilaian pada tiap objek penilaian pada aspek pemasaran. Aturan tersebut
menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan
dari analisis pada aspek pemasaran.
Tabel 2.15 Objek Penilaian Kapasitas Produksi
Data kapasitas produksi
Rating
X < 20% 1
20% ≥ X < 40% 2
40% ≥ X < 60% 3
60% ≥ X < 80% 4
≥ 80% 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.13 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada kapasitas
produksi. X pada tabel 2.15 merupakan besarnya jumlah kapasitas produksi pada
suatu perusahaan dalam satuan persen. Berdasarkan pertanyaan pada objek
penilaian harga produk dan image perusahaan, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel 2.13 di atas.
Jawaban yang diberikan oleh analis hanya satu pilihan yang sesuai dengan kondisi
perusahaan pemohon kredit.
Tabel 2.16 Objek Penilaian Kondisi Mesin dan Peralatan
Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1
Dua parameter terpenuhi 2
Tiga parameter terpenuhi 3
Empat parameter terpenuhi 4
Semua parameter terpenuhi 5
18
Tabel 2.16 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada kondisi
mesin dan peralatan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian kondisi mesin
dan peralatan, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang
penilaiannya terdapat pada tabel 2.16 di atas. Jawaban yang diberikan oleh analis
dapat lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian kondisi mesin dan
peralatan pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.17 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian pada kualitas
produk. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian kualitas produk, maka
jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
terdapat pada tabel 2.17 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat
lebih dari satu jika hasil analisis terhadap objek penilaian kualitas produk
pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.17 Objek Penilaian Kualitas Produk
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi
1
Dua parameter terpenuhi
2
Tiga parameter terpenuhi
3
Empat parameter terpenuhi
4
Semua parameter terpenuhi
5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.18 di bawah ini menjelaskan tentang aturan penilaian pada
saluran distribusi. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian saluran distribusi,
maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
Tabel 2.18 Objek Penilaian Tenaga Kerja dan Supervisi
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Jawaban yang diberikan oleh analis dapat lebih dari satu jika hasil
analisis terhadap objek penilaian tenaga kerja dan supervisi pemohon benar –
benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.19 Objek Penilaian Hubungan dengan Suplier
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi 1 Dua parameter terpenuhi 2 Tiga parameter terpenuhi 3 Empat parameter terpenuhi 4 Semua parameter terpenuhi 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.19 di atas menjelaskan tentang aturan penilaian pada hubungan
perusahaan pemohon kredit dengan supplier. Berdasarkan pertanyaan pada objek
penilaian hubungan perusahaan pemohon kredit dengan supplier, maka jawaban
yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada
20
hasil analisis terhadap objek penilaian hubungan perusahaan pemohon dengan
supplier pemohon benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
2.2.6 Penilaian aspek keuangan
Tahap selanjutnya penilaian dilakukan terhadap aspek Keuangan. Dalam
aspek produksi terdapat lima objek penilaian yang disimpulkan yaitu nilai aset,
current ratio, EBIT/ interest, operating income/ sales, dan debt to enquity ratio. Tabel 2.20. Penilaian Aspek Keuangan
Objek Penilaian Skor
(1)
Bobot (2)
Terbobot (1) x (2)
Nilai aset (Rp)
Current ratio
EBIT/ Interest (%)
Operating Income / Sales (%)
Debt to Equity Ratio
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.20 tersebut di atas merupakan penilaian terhadap aspek produksi.
Rating merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap
penilaian setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.20 merupakan suatu angka
variabel yang digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek keuangan.
Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating
dan bobot.
Pada tabel 2.21 hingga tabel 2.25 berikut akan dijelaskan aturan – aturan
penilaian pada tiap objek penilaian pada aspek pemasaran. Aturan tersebut
menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan
Tabel 2.21 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian nilai aset.
Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian nilai aset, maka jawaban yang
diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel
2.21 berikut ini. X pada tabel 2.21 merupakan besarnya total asset nasabah dalam
satuan rupiah. Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih satu
jawaban dari hasil analisis terhadap objek penilaian nilai aset benar – benar
memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.21 Objek Penilaian Nilai Aset (Rp)
Total asset nasabah Rating
X < 1 milyar 1
1 milyar ≥ X < 2,5 milyar 2
2,5 milyar ≥ X < 4 milyar 3
4 milyar ≥ X < 5 milyar 4
≥ 5 milyar 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.22 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian current ratio. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian current ratio, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel
2.22 berikut ini. CR pada tabel 2.22 merupakan besarnya tingkat current ratio
pada suatu perusahaan. Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih
22
Tabel 2.22 Objek Penilaian Tingkat Current Ratio
Tingkat Current Ratio
Rating
CR < 1,2 1
1,2 ≥ CR < 1,3 2
1,3 ≥ CR < 1,4 3
1,4 ≥ CR < 1,5 4
≥ 1,5 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.23 Objek Penilaian EBIT/ Interest (%)
EBIT/Interest Rating
< 120 1
120 ≥ X < 130 2
130 ≥ X < 140 3
140≥ X < 150 4
≥ 150 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.23 tersebut diatas merupakan penjelasan tentang aturan penilaian
EBIT/ Interest. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian EBIT/Interest, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
terdapat pada tabel 2.23 diatas. X pada tabel 2.23 merupakan prosentase besarnya
EBIT/ Interest pada suatu perusahaan. Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih satu jawaban dari hasil analisis terhadap objek penilaian EBIT/
Tabel 2.24 Objek Penilaian Operating Income/ Sales (%)
Operating Income / sales Rating
< 5 1
5 ≥ X < 10 2
10 ≥ X < 15 3
15 ≥ X < 20 4
≥ 20 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.24 tersebut diatas merupakan penjelasan tentang aturan penilaian
operating income/ sales. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian operating income/ sales, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya terdapat pada tabel 2.24 di atas. X pada tabel 2.24 merupakan
prosentase besarnya operating income/ sales pada suatu perusahaan.
Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih satu jawaban
dari hasil analisis terhadap objek penilaian EBIT/ Interest benar – benar memiliki kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.25 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian debt to enquity ratio. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian debt to enquity ratio, maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
24
Tabel 2.25 Objek Penilaian Debt to Equity Ratio (%)
Debt to equity ratio Rating
> 2,5 1
2 ≥ X < 2,5 2
1,5 ≥ X < 2 3
1 ≥ X < 1,5 4
≤ 1 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
2.2.7 Aspek penilaian jaminan
Tahap selanjutnya penilaian dilakukan terhadap aspek jaminan. Dalam
aspek jaminan terdapat lima objek penilaian yang disimpulkan nilai jaminan
tambahan dan pengikatan jaminan dan dokumentasi.
Tabel 2.26 berikut ini merupakan penilaian terhadap aspek jaminan.
Rating merupakan penilaian yang diberikan sesuai dengan aturan pada tahap
penilaian setiap objek penilaian. Bobot pada tabel 2.26 merupakan suatu angka
variabel yang digunakan untuk menghitung hasil skoring pada aspek jaminan.
Perhitungan hasil skoring dilakukan dengan cara mengalikan antara nilai rating
dan bobot.
Tabel 2.26 Penilaian Aspek Jaminan
Objek Penilaian Skor
(1)
Bobot (2)
Terbobot (1) x (2)
Nilai jaminan tambahan
Pengikatan jaminan dan
dokumentasi
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Pada tabel 2.27 hingga tabel 2.28 berikut akan dijelaskan aturan – aturan
menghasilkan rating penilaian yang diberikan berdasarkan jawaban kesimpulan
dari analisis pada aspek jaminan.
Tabel 2.27 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian nilai jaminan
tambahan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian nilai jaminan tambahan,
maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
terdapat pada tabel 2.27 berikut ini. X pada tabel 2.27 merupakan prosentase
besarnya nilai jaminan tambahan terhadap besarnya kredit pada suatu perusahaan.
Jawaban yang diberikan oleh analis hanya dapat memilih satu jawaban dari hasil
analisis terhadap objek penilaian nilai jaminan tambahan benar – benar memiliki
kriteria penilaian yang sesuai.
Tabel 2.27. Objek Penilaian Nilai Jaminan Tambahan
Nilai Jaminan Tambahan Rating
< 40% 1
40% ≥ X < 60% 2
60% ≥ X < 80% 3
80% ≥ X < 100% 4
≥ 100% 5
[image:30.595.92.512.308.521.2]Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
Tabel 2.28 berikut ini menjelaskan tentang aturan penilaian nilai jaminan
tambahan. Berdasarkan pertanyaan pada objek penilaian nilai jaminan tambahan,
maka jawaban yang diberikan merupakan parameter jawaban yang penilaiannya
terdapat pada tabel 2.28 berikut ini. Jawaban yang diberikan oleh analis dapat
memilih lebih dari 1 pilihan jawaban yang sesuai dari hasil analisis terhadap objek
26
Tabel 2.28 Objek Penilaian Pengikatan Jaminan dan Dokumentasi
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi
1
Dua parameter terpenuhi 2
Tiga parameter terpenuhi 3
Empat parameter terpenuhi 4
Semua parameter terpenuhi 5
Sumber: (Keputusan Direksi Bank Jatim No. 043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005)
2.2.8 Pemberian rangking
Berdasarkan perhitungan sesuai dengan tabel 2.1 hingga 2.28 maka nilai tiap
aspek merupakan total penilaian dari masing – masing aturan, sehingga dapat
dicantumkan dalam tabel 2.29 berikut
Tabel 2.29. Total Penilaian Seluruh Aspek
Aspek Penilaian
Resiko Industri Lama Usaha Manajemen Pemasaran Produksi Keuangan Jaminan
Total Penilaian
Dari total penilaian pada tabel 2.29 tersebut di atas maka angka tersebut akan
digolongkan berdasarkan rangking. Penjelasan mengenai nilai rangking dapat
[image:31.595.91.508.310.612.2]Tabel 2.30 Rangking Perhitungan Analisis
Total Seluruh Penilaian Peringkat
X ≤ A1 E
A2 ≥ X ≤ A3 D
A4 ≥ X ≤ A5 C
A6 ≥ X ≤ A7 B
A8 ≥ X ≤ A9 BB
A10 ≥ X ≤ A11 A
A12 ≥ X ≤ A13 AA
A14 ≥ X ≤ A15 AAA
A1 hinga A15 merupakan jangkauan nilai total dari seluruh penilaian yang
dihasilkan dari proses analisis. Dalam hal ini untuk mengetahui tentang batas
minimal rangking persetujuan kredit yang diterapkan tergantung dari keputusan
28
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Permasalahan
Berdasarkan pada pengamatan dan penelitian yang dilakukan pada PT.
Bank Jatim Cabang Nganjuk, telah didapatkan pengetahuan baru tentang dunia
kredit dalam perbankan. Dalam perkreditan tidak mudah begitu saja dilakukan,
namun butuh proses yang cukup panjang, hal inilah yang selama ini menjadi suatu
beban bagi seseorang untuk mengurus kredit. Namun hal ini tidak akan terjadi
pada seseorang yang mengetahui betul dan sangat ingin tahu menahu soal kredit.
PT. Bank Jatim Cabang Nganjuk melakukan timbal balik agar hal yang rumit
dapat dilakukan dengan mudah. Pendekatan ini dilakukan dengan cara
memberikan bantuan dan tuntunan dalam pengajuan kredit, pembuatan laporan
bulanan, pembukuan, serta pembuatan neraca dalam perusahaan bersangkutan.
Apabila hal ini telah dimengerti maka pengajuan kredit bukanlah hal yang rumit
bagi seseorang, tidak menutup kemungkinan jika perusahaan telah mampu
membelajari proses ini dan saling memberikan timbal balik yang positif, maka
kredit yang diajukan sebesar apapun dapat terealisasikan.
Proses pengajuan kredit memang tidaklah mudah namun perlu kesabaran
dan penuh tanggung jawab terhadap apa yang diinginkan. Hal ini disebabkan
karena pihak pemberi kredit tentu saja tidak begitu saja memberikan kredit,
karena pemohon harus melengkapi persyaratan, sesuai dengan kriteria, memiliki
jaminan, dan lain sebagainya. Semua hal tersebut harus fiktif dan harus
berlaku. Dalam proses pengajuan kredit pemohon wajib menyertakan jaminan, hal
ini dikarenakan jika pemohon tidak dapat mengembalikan kredit maka jaminan
akan diproses secara hukum.
Pada intinya kelancaran dan kelayakan kredit ditentukan oleh
kemampuan dan kemauan membayar kembali pinjaman dari debitur. Mengukur
kemampuan dan kemauan membayar kembali pinjaman diwujudkan dalam “Tiga
Pilar Kelayakan Usaha Nasabah” yang terdiri dari:
1. Kredibilitas manajemen yang ditunjang sub pilar, yaitu kemampuan
mengelola usaha, kejujuran dan itikad baik dari anggota manajemen debitur.
2. Kemampuan membayar kembali pinjaman yang ditunjang sub pilar yaitu
hasil prestasi usaha yang ditentukan oleh keberhasilan pemasaran dan teknis
produksi serta tingkat likuiditas yang ditentukan oleh keberhasilan
pengelolaan keuangan termasuk di dalamnya kemampuan dalam pengelolaan
pengeluaran dan pemasukan kas.
3. Aspek agunan yang ditunjang sub pilar yaitu harga jual kembali pada saat
agunan tesebut harus dijual serta kesempurnaan dokumen perkreditan yang
memberikan keunggulan yuridis pada saat agunan kredit dijual.
Pilar pertama dan kedua diatas disebut firstway out yang merupakan faktor penunjang utama kelancaran pembayaran pinjaman. Sedangkan pilar ketiga
merupakan second way out yang merupakan jalan terakhir penyelesaian
pembayaran kembali pinjaman.
Berdasarkan penjelasan di atas proses, kelayakan kredit diperlukan agar
dapat membantu pengambil keputusan untuk memberikan kredit. Solusi yang
30
analisis yang tercantum pada sesuai dengan analisis yang tercantum dalam SK
Direksi No. 043/030/KEP/DIR/KRD. Solusi ini diberikan berdasarkan “Tiga Pilar
Kelayakan Usaha Nasabah”, sehingga debitur yang benar- benar mendapatkan
plafond pinjaman dari bank termasuk debitur yang disebutkan dalam “Tiga Pilar
Kelayakan Usaha Nasabah”. Analisis dilakukan dengan memberikan penilaian
terhadap masing- masing aspek kelayakan kredit yang kemudian memberikan
suatu peringkat kelayakan kredit.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Jatim No.
043/030/KEP/DIR/KRD tanggal 28 Februari 2005, Dalam melakukan penilaian
maka pihak pengambil keputusan harus menjawab pertanyaan – pertanyaan
mengenai hasil laporan survey. Pertanyaan tersebut mengenai tujuh macam aspek
yang dinilai untuk pertimbangan kelayakan kredit yaitu resiko industri, lama
usaha, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek manajemen, aspek keuangan, dan
aspek jaminan. Hasil dari seluruh perhitungan adalah nilai total dan peringkat dari
suatu kredit. Namun hasil dari proses analisis merupakan suatu alternatif
keputusan, maka suatu saran maupun peninjauan ulang diperlukan sebagai
rujukan bagi pengambil keputusan tertinggi.
Namun hal ini masih diperlukan masukan berupa kekurangan yang
dimiliki oleh pemohon. Dari saran hasil keluaran dari perhitungan tersebut, maka
pihak pengambil keputusan tertinggi dalam hal ini pimpinan cabang dapat
mempertimbangkan kembali hasil keluaran dari perhitungan analisis. Hal ini
menjadi kelemahan dari analisis, karena meskipun akan mendapatkan nilai yang
sempurna jika masih ada kekurangan di kategori tertentu maka pengambil
peninjauan kembali. Jadi dengan saran atau masukan dari hasil perhitungan
diharapkan mampu menutup kekurangan dari perhitungan analisis.
Dari penjelasan analisis masalah yang tercantum dalam sub bab ini, maka
diperlukan sistem yang mampu membantu pihak pengambil keputusan dalam
penentuan kelayakan kredit. Sistem ini dibuat sesuai dengan analisis yang
tercantum dalam SK Direksi No. 043/030/KEP/DIR/KRD sehingga dapat
mempermudah penilaian kelayakan kredit dengan hasil yang sesuai dengan tujuan
tugas akhir ini.
Dalam merancang sistem dalam pembuatan perangkat lunak ini
diperlukan data-data pendukung antara lain:
1. Data perseorangan atau perusahaan yang mengajukan permohonan kredit.
2. Data kriteria, meliputi tujuh aspek yang menjadi pertimbangan kredit yang
telah dijelaskan di BAB I pada bagian latar belakang masalah atau di BAB II
pada bagian analisis penilaian.
3. Pembobotan, meliputi penilaian setiap kriteria yang sesuai dengan hasil survey
yang dipilih oleh user.
4. Pemberian peringkat, yaitu memberikan peringkat nilai total dari hasil
penilaian.
5. Selanjutnya mengikuti proses langkah-langkah dalam rancangan penelitian
32
3.2 Model Pengembangan
Secara umum sistem kelayakan pemberian kredit digambarkan pada
[image:37.595.92.511.208.523.2]diagram blok pada gambar 3.1 berikut ini
Gambar 3.1 Diagram Blok Arsitektur Sistem Kelayakan Pemberian Kredit
Masukan jawaban berupa hasil kesimpulan dari survey yang dilakukan
kepada pihak pemohon kredit. Masukan ini merupakan suatu penilaian yang
diberikan terhadap aspek yang dimiliki oleh pemohon kredit. Kemudian masukan
tersebut diproses sesuai dengan analisis yang tercantum dalam SK Direksi No.
043/030/KEP/DIR/KRD dengan memanfaatkan database sebagai penyedia dan
penyimpan data proses. Hasil keluaran dari proses berupa peringkat kelayakan
kredit disertai dengan saran atau masukan terhadap proses penilaian untuk
peninjauan ulang oleh pihak pengambil keputusan tertinggi.
Masukan jawaban dari seputar laporan
hasil survey
Proses penilaian dari jawaban
pengambil keputusan
Keluaran berupa peringkat kelayakan
kredit dan alternatif masukan untuk peninjauan ulang
Database Kredit
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan proses yang akan dibuat merupakan bagan alir proses
[image:38.595.90.502.199.530.2]persetujuan kredit yang digambarkan pada gambar 3.2 berikut ini.
Gambar 3.2 Bagan Alir Proses Persetujuan Kredit
Proses tersebut merupakan sequensial, namun jika telah memiliki kredit
di bank lain, maka tidak dapat mengajukan permohonan kredit. Jika kekurangan
berupa kurangnya persyaratan, maka masih dapat dilakukan permohonan ulang
dengan melengkapi segala persyaratan yang diperlukan. Petugas memasukkan
data pemohon kredit bila belum pernah melakukan kredit di PT. Bank Jatim, dan
mengambil data pemohon jika sudah pernah melakukan peminjaman kredit
34
dilakukan oleh Kepala Bagian Pemasaran yang berwenang untuk menilai
kelayakan suatu kredit berdasarkan hasil survey. Penilaian tersebut meliputi tujuh
aspek yaitu resiko industri, lama usaha, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek
manajemen, aspek keuangan, dan aspek jaminan. Sistem yang digunakan sekarang
masih mengharuskan seorang pengambil keputusan untuk menilai secara manual
dan perlu ketelitian tinggi, serta pelaporan yang bersifat non-formal. Hal ini dapat
menyebabkan kekeliruan data akibat human error.
Dari penjelasan tersebut sistem yang akan dibangun adalah sistem yang
mampu memberikan kemudahan bagi pengambil keputusan dalam menilai
kelayakan suatu permohonan kredit dengan tampilan yang menarik berbasis
desktop serta mampu membantu dalam pelaporan dalam hal persetujuan kredit bila pihak Pimpinan Cabang memerlukan adanya pelaporan. Sistem juga akan
membantu memberikan black list pemohon kredit yang pernah bermasalah dengan
aspek – aspek permohonan kredit.
3.4 Pengembangan Analisis
Sesuai dengan uraian tentang analisis penilaian yang dijelaskan pada
BAB II beserta penilaiannya maka berikut ini diberikan contoh perhitungan dari
hasil survey terhadap permohonan kredit sebagai berikut:
1. Pemohon : Ali Muda
2. Jenis Usaha : Perdagangan
3. Alamat : Jl. A. Yani 45 C Kertosono Nganjuk
4. Key Person : Ali Muda
6. Kesimpulan aspek manajemen:
7. Kesimpulan aspek pemasaran
Pengalaman Manajemen
Berpengalaman
Menguasaiaspek manajemen
Financial planning & control baik
Efektif dalam mengambil keputusan
Berjiwaenterpreneur
Integritas dan Reputasi
Manajemen dapatdipercaya
Track record
baik
Accessibility
mudah
Hubungan dengan pelaku bisnis dan birokrat baik
Dengankaryawan baik
Organisasi
No one man show
Struktur manajemen cukup stabil
Posisi dan responsibility matching
Regenerasiterencana
Personil administrasi efektif
Account behaviour
Tidak tercantumdalam blacklist BI
BG/Cek tidak
pernah ditolak
Tidak bermasalah dengan bank lain
Fasilitas sesuai dengan penggunaan
Mutasipinjaman sangat aktif
Kualitas laporan keuangan
Tepat waktu
Konsistenpenyajiannya
Diaudit oleh
akuntan public
Laporan lengkap dan baik
SIM keuangan baikPosisi persaingan
Pangsa pasardominant
Entry barier
cukup besar
Persaingan
cukup rendah
Strategi pemasaran efektif
Pengaruh pihak luar rendahSaluran distribusi
Jaringan luas dankuat
Biaya distribusi
rendah
Delivery to
customer cepat
Keunggulan
lokasi
Sales force yang handal
Hubungan dengan konsumen
Responsive
Empati sangatbaik
Reability tinggi
Tangiblesangat bagus
Customer terjamin
Harga produk dan image
Harga besaing
Brand imageterpercaya
Harga stabil dan
terjngkau
Kebijakan discount efektif
36
8. Kesimpulan aspek produksi
9. Kesimpulan aspek keuangan
10. Kesimpulan aspek jaminan
Kapasitas produksi = 75%
<20%
20% - 40%
41% - 60%
61% - 80%
Diatas 80%Kondisi mesin/ peralatan
Berfungsi baik
Relatif baru
Kapasitas besar
Biaya rendah
Berteknologi tingiKualitas produk
Berkualitas tinggi
Biaya produk dan desain rendah
Tidak sensitifterhadap waktu
Bahan baku
mudah didapat
Flexibel terhadap demand
Tenaga kerja dan supervisi
Kemampuan howknow tinggi
Biaya tenaga
kerja murah
Tenaga kerja tersedia melimpah
Well trained dan supplier talent
Result drivenHubungan dengan supplier
Kemudahan waktu
Tidakterkonsentrasi
Terbina dengan
baik
Reputasi
sangat baik
menguntungkan
Nilai asset = 200 juta
< 1milyar
1,001 milyar - 2,5 milyar
2,501 milyar – 4
milyar
4,001 milyar –
5 milyar
> 5 milyar
Current ratio (CR) = 1,6
< 1,2
1,2 < CR ≤ 1,3
1,3 < CR ≤ 1,4
1,4 < CR ≤ 1,5
> 1,5EBIT / Interest = 175
< 120
120 < EBIT ≤130
130 < EBIT ≤
140
140 < EBIT ≤
150
> 150
Operation income/ sales = 18%
< 5%
5% < x ≤ 10%
10 %< x ≤ 15%
15 %< x ≤20%
> 20%
Debt to equity ratio = 0,65%
> 2,5%
2 % < x ≤ 2,5%
1,5% < x ≤ 2%
1% < x ≤ 1,5%
< 1 %Nilai jaminan tambahan (NJ) = 110% dari nilai kredit
< 40% (RR –10%)
40% < NJ ≤ 60% (RR – 20%)
60% < NJ ≤80% (RR - 50%)
80% < NJ ≤ 100% (RR – 60%)
> 100% (RR – 70%)Pengikatan dan dokumen
Pengikatan kuat
Dokumentasilengkap
Mengcover maksimum fasilitas
Tidakbermasalah hukum
Pada tabel 3.1 berikut ini merupakan tabel penilaian dari aspek resiko
industri. Berdasarkan penjelasan mengenai kesimpulan hasil survey, maka usaha
Ali Muda merupakan perusahaan yang digolongkan pada jenis usaha yang
[image:42.595.93.505.222.544.2]terdapat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Penilaian Aspek Resiko Industri
Kelompok Industri
Nilai Rating
Bobot Satuan
Hasil Skoring
Hotel 2 2.13 4.26
Tanaman perkebunan 2 2.13 4.26
Peternakan dan hasilnya 2 2.13 4.26
Kehutanan 2 2.13 4.26
Perikanan 2 2.13 4.26
Pertambangan non migas 2 2.13 4.26
Penggalian 2 2.13 4.26
Property 2 2.13 4.26
Jasa administrasi public 2 2.13 4.26
Jasa swasta 2 2.13 4.26
Jasa perusahaan 2 2.13 4.26
Tanaman pangan 3 2.13 6.39
Industri pengelolaan non migas 3 2.13 6.39
Listrik, gas, dan air 3 2.13 6.39
Restoran 3 2.13 6.39
Pengangkutan 3 2.13 6.39
Komunikasi 4 2.13 8.52
Industri pengelolaan migas 4 2.13 8.52
Pertambangan minyak dan gas bumi 4 2.13 8.52
Konstruksi 5 2.13 10.65
Perdagangan Besar dan eceran 5 2.13 10.65
Lainnya 5 2.13 10.65
Hasil skoring merupakan perkalian dari nilai rating dengan bobot satuan.
Nilai rating dan bobot satuan merupakan nilai yang berdasarkan aturan.
Berdasarkan data awal tersebut sebelumnya usaha Ali Muda pada tabel 3.1
dikategorikan menjadi ”lainnya” rating yang didapatkan adalah 5, bobot satuan
2.13 serta hasil skoring yang merupakan perkalian antara rating dan bobot satuan
38
Tabel 3.2 Penilaian Aspek Lama Usaha
Lamanya Berusaha
Nilai Rating
Bobot Satuan
Hasil Skoring
X < 3 tahun 1 1.07 1.07
3 tahun ≥ X < 9 tahun 2 1.07 2.14
9 tahun ≥ X < 15 tahun 3 1.07 3.21
15 tahun ≥ X < 20 tahun 4 1.07 4.28
≥ 20 tahun 5 1.07 5.35
Tabel 3.2 diatas merupakan penjelasan mengenai penilaian aspek lama
usaha. X pada tabel 3.2 merupakan lama suatu perusahaan telah menjalankan
usahanya. Berdasarkan hasil kesimpulan survey, usaha Ali Muda telah berjalan selama kurang lebih lima tahun, maka Ali Muda mendapatkan nilai rating 2, bobot
satuan 1.07, serta hasil skoring yang merupakan perkalian rating dan bobot satuan,
jadi Ali Muda mendapatkan nilai hasil scoring pada aspek lama usaha sebesar
2.14.
Pada tahap berikut adalah penilaian dalam aspek manajemen suatu
[image:43.595.89.508.301.665.2]perusahaan.
Tabel 3.3 Penilaian Aspek Manajemen
Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot
Pengalaman Manajemen 2,40
Integritas dan Reputasi 3,00
Organisasi 1,80
Account Behaviour 3,00
Kualitas Laporan Keuangan 1,80
Total Penilaian Aspek Manajemen
Terbobot merupakan hasil perkalian dari skor dan bobot. Skor
merupakan nilai yang diberikan dengan aturan tertentu dengan aturan seperti
Berdasarkan kesimpulan hasil survey pada objek penilaian pengalaman
manajemen , Ali Muda memenuhi empat parameter, yaitu menguasai aspek
manajemen, financial planning and control yang baik, efektif dalam mengambil keputusan, dan berjiwa entrepreneur.
Tabel 3.4 Objek Penilaian Pengalaman Manajemen
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi
1 2,40 2,40
Dua parameter terpenuhi
2 2,40 4,80
Tiga parameter terpenuhi
3 2,40 7,20
Empat parameter terpenuhi
4 2,40 9,60
Semua parameter terpenuhi
5 2,40 12,00
Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating
4 dengan bobot satuan 2.40, sehingga nilai yang didapatkan adalah 9.60.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian integritas dan
reputasi, Ali Muda memenuhi empat parameter, yaitu manajemen dapat
dipercaya, track record baik, hubungan dengan pelaku bisnis & birokrat baik, dan
[image:44.595.91.517.247.487.2]dengan karyawan baik.
Tabel 3.5 Objek Penilaian Integritas dan Reputasi
Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1 3,00 3,00
Dua parameter terpenuhi 2 3,00 6,00
Tiga parameter terpenuhi 3 3,00 9,00
Empat parameter terpenuhi 4 3,00 12,00
40
Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating
4 dengan bobot satuan 3.00, sehingga nilai yang didapatkan adalah 12.00.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian aspek organisasi,
Ali Muda memenuhi tiga parameter, yaitu no one man show, struktur manajemen
cukup stabil, dan regenerasi terencana.
Tabel 3.6 Objek Penilaian Aspek Organisasi
Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1 1,80 1,80
Dua parameter terpenuhi 2 1,80 3,60
Tiga parameter terpenuhi 3 1,80 5,40
Empat parameter terpenuhi 4 1,80 7,20
Semua parameter terpenuhi 5 1,80 9,00
Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating
3 dengan bobot satuan 1.80, sehingga nilai yang didapatkan adalah 7.20.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian account behaviour, Ali Muda memenuhi kriteria parameter a, b, dan c, yaitu tidak tercantum dalam
black list Bank Indonesia, cek tidak pernah ditolak, tidak bermasalah pada bank
[image:45.595.86.521.249.639.2]lain.
Tabel 3.7 Objek Penilaian Account Behaviour
Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Menunggak pokok & bunga > 90 hari 1 3,00 3,00
Menunggak pokok & bunga < 90 hari 2 3,00 6,00
Minimal parameter c terpenuhi 3 3,00 9,00
Minimal parameter a, b, c terpenuhi 4 3,00 12,00
Minimal 4 parameter terpenuhi (a, b, dan c wajib terpenuhi) 5 3,00 15,00
Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating
3 dengan bobot satuan 3.00, sehingga nilai yang didapatkan adalah 9.00.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian kualitas laporan
table 3.8 berikut, maka Ali Muda mendapatkan rating 1, dengan bobot satan 1.80,
sehingga mendapatkan nilai 1.80.
Tabel 3.8 Objek Penilaian Kualitas Laporan Keuangan
Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi
1 1,80 1,80
Parameter b dan c terpenuhi 2 1,80 3,60
Parameter a, b, dan d terpenuhi 3 1,80 5,40
Parameter a, b, dan c terpenuhi 4 1,80 7,20
Minimal 4 parameter terpenuhi (a, b, dan c wajib terpenuhi)
5 1,80 9,00
Parameter yang dimaksud pada tabel 3.4 hingga 3.8 objek penilaian
aspek manajemen di atas merupakan kriteria jawaban yang terpenuhi dan sesuai
dengan hasil laporan survey. Pada penjelasan tiap tabel 3.4 hingga 3.8 dapat
[image:46.595.92.506.314.565.2]disimpulkan suatu penilaian pada tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9 Jawaban Aspek Manajemen pada Usaha Ali Muda
Objek Penilaian Skor
Pengalaman Manajemen 4
Integritas dan Reputasi 4
Organisasi 3
Account Behaviour 4
Kualitas Laporan Keuangan 1
Berdasarkan tabel 3.3 dan tabel 3.9 di atas, maka penilaian atas Usaha
42
Tabel 3.10 Penilaian Aspek Manajemen Usaha Ali Muda
Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot
Pengalaman Manajemen 4 2,40 9,60
Integritas dan Reputasi 4 3,00 15,00
Organisasi 3 1,80 9,00
Account Behaviour 4 3,00 12,00
Kualitas Laporan Keuangan 1 1,80 1.80
Total Penilaian Aspek Manajemen 47.4
Berdasarkan tabel 3.10 di atas, maka dalam aspek manajemen nilai total
yang diperoleh usaha Ali Muda adalah 48.76. Pada tahap berikutnya adalah
penilaian terhadap aspek pemasaran Ali Muda.
Tabel 3.11 Penilaian Aspek Pemasaran
Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot
Posisi persaingan 1,28
Saluran distribusi 1,12
Hubungan dengan konsumen 1,12
Harga produk dan image 1,28
Total Penilaian Aspek Pemasaran
Terbobot merupakan hasil perkalian dari skor dan bobot. Skor
merupakan nilai yang diberikan dengan aturan tertentu dengan aturan yang
dijelaskan pada tabel 3.12 hingga 3.15.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian posisi persaiangan,
Ali Muda memenuhi tiga parameter, yaitu pangsa pasar dominan, persaingan
Tabel 3.12 Objek Penilaian Posisi Persaingan
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi
1 1,28 1,28
Dua parameter terpenuhi
2 1,28 2,56
Tiga parameter terpenuhi
3 1,28 3,84
Empat parameter terpenuhi
4 1,28 5,12
Semua parameter terpenuhi
5 1,28 64,00
Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating
3 dengan bobot satuan 1.28, sehingga nilai yang didapatkan adalah 3.84.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian saluran distribusi, Ali
Muda memenuhi tiga parameter, yaitu biaya distribusi rendah, delivery to
customer cepat, dan kunggulan lokasi. Dari penjelasan tersebut, maka Ali Muda
mendapatkan rating 3 dengan bobot satuan 1.12, sehingga nilai yang didapatkan
adalah 3.36.
Tabel 3.13 Objek Penilaian Saluran Distribusi
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi
1 1,12 1,12
Dua parameter terpenuhi
2 1,12 2,24
Tiga parameter terpenuhi
3 1,12 3,36
Empat parameter terpenuhi
4 1,12 4,48
Semua parameter terpenuhi
44
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian hubungan dengan
konsumen, Ali Muda memenuhi empat parameter, yaitu responsive, reability
tinggi, cutomer terjamin, serta empati yang sangat baik.
Tabel 3.14 Objek Penilaian Hubungan dengan Konsumen
Hasil Keputusan Penilaian Analis
Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak
Terpenuhi
1 1,12 1,12
Dua parameter terpenuhi
2 1,12 2,24
Tiga parameter terpenuhi
3 1,12 3,36
Empat parameter terpenuhi
4 1,12 4,48
Semua parameter terpenuhi
5 1,12 5,60
Dari penjelasan tersebut di atas, maka Ali Muda mendapatkan rating 4
dengan bobot satuan 1.12, sehingga nilai yang didapatkan adalah 4.48.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian harga produk dan
image, Ali Muda memenuhi empat parameter, yaitu harga bersaing, harga stabil
dan terjangkau, kebijakan diskon yang efektif, serta less forex sensitive. Dari penjelasan tersebut, maka Ali Muda mendapatkan rating 4 dengan bobot satuan
1.28, sehingga nilai yang didapatkan adalah 5.12.
Tabel 3.15 Objek Penilaian Harga Produk dan Image
Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1 1,28 1,28
Dua parameter terpenuhi 2 1,28 2,56
Tiga parameter terpenuhi 3 1,28 3,84
Empat parameter terpenuhi 4 1,28 5,12
Parameter yang dimaksud pada tabel 3.12 hingga tabel 3.15 penilaian
aspek pemasaran di atas merupakan kriteria jawaban yang terpenuhi dan sesuai
dengan hasil laporan survey. Pada penjelasan tiap tabel 3.4 hingga 3.8 dapat
disimpulkan suatu penilaian pada tabel 3.16 berikut ini.
Tabel 3.16 Jawaban Aspek Pemasaran pada Usaha Ali Muda
Objek Penilaian Skor
Posisi persaingan 3
Saluran distribusi 3
Hubungan dengan konsumen 4
Harga produk dan image 4
Berdasarkan tabel 3.11 dan tabel 3.16 di atas, maka penilaian atas usaha
[image:50.595.89.505.221.601.2]Ali Muda adalah sebagai berikut ditunjukkan pada tabel 3.17 berikut ini.
Tabel 3.17 Penilaian Aspek Pemasaran Usaha Ali Muda
Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot
Posisi persaingan 3 1,28 3,84
Saluran distribusi 3 1,12 3,36
Hubungan dengan konsumen 4 1,12 4,48
Harga produk dan image 4 1,28 5,12
Total Penilaian Aspek Pemasaran 16,80
Berdasarkan tabel 3.10 di atas, maka dalam aspek manajemen nilai total
yang diperoleh usaha Ali Muda adalah 16,80. Pada tahap berikutnya adalah
46
Tabel 3.18 Penilaian Aspek Produksi
Objek Penilaian Skor Bobot Terbobot
Kapasitas produksi 0,33
Kondisi mesin dan peralatan 0,22
Kualitas produk 0,43
Tenaga kerja dan supervisi 0,22
Hubungan dengan supplier 0,43
Total Penilaian Aspek Produksi
Terbobot merupakan hasil perkalian dari skor dan bobot. Skor
merupakan nilai yang diberikan dengan aturan tertentu dengan aturan seperti
berikut ini.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian kapasitas produksi,
Ali Muda memiliki kapasitas produksi sebesar 72%, sehingga dapat diketahui
pada tabel 3.19 bahwa Ali Muda mendapatkan rating 4 denganbobot satuan 0,33,
sehingga didapatkan nilai 1,32.
Tabel 3.19 Objek Penilaian Kapasitas Produksi
Data kapasitas produksi
Rating Bobot Satuan Skor terbobot
X < 20% 1 0,33 0,33
20% ≥ X < 40% 2 0,33 0,66
40% ≥ X < 60% 3 0,33 0,99
60% ≥ X < 80% 4 0,33 1,32
≥ 80% 5 0,33 1,65
X pada tabel 3.19 merupakan besarnya jumlah kapasitas produksi pada
suatu perusahaan dalam satuan persen.
Berdasarkan hasil kesimpulan pada objek penilaian kondisi mesin dan
peralatan, Ali Muda memenuhi dua parameter yaitu berfungsi baik dan biaya
Tabel 3.20 Objek Penilaian Kondisi Mesin dan Peralatan
Hasil Keputusan Penilaian Analis Rating Bobot Satuan Skor terbobot
Satu parameter terpenuhi / Tidak Terpenuhi 1 0,22 0,22
Dua parameter terpenuhi 2 0,22 0,44
Tiga parameter terpenuhi 3 0,22 0,66
Empat parameter terpenuhi 4 0,22 0,88
Semua parameter terpenuhi 5 0,22 1,10
Dari penjel