Bonding properties of some tropical woods in relation エoセoo、 acidity
• Limbah pemaner.an d! petak tebangan pada pengusahaan Hutan Tanamen Industr; d; PT Inhutani II dan Perum Perhutani KPH Banten
• Analisis kelayakan teknis papan komposit dari limbah kayu dan karton gelombang untuk bahan bangunan danmeubel
• Kecepatan f2rr,batan gelombang ultrasonik dan keteguhan ler!'", セ・「・イ。ー。@ jenis kayu pada berbaga! kondisi kadar &
• Keandaian rrc :uius of ealsticity (MOE) untuk menduga kekua:an <ayu bereacat akibat lubang bor • Pengembangar セ。ー。ョ@ komposil berkuali:as linggi
dari sabut ke:2:a can polipropilen8 daur ulang (I) ; Suhu dan waK: ...Lセュー。@ panas
•
Jumal 'ITKNOLO(;I BASIL IH'TAN
VolulI1<: I X • Dc,c:mbcr 2()()5 • NOIliOi :.'
ISSN 0215J.\51
TERAKREDITASl
SK Dlrjen DIKTI No: :Da!DIKTliKepI2004
Ketua Dewan Editor
Prof Dr. Wasrin Syafii (Departemen Teknologi Hasil Hulan IPB)
Dewan
Editor
Dr. Myrtha Karina (Pushl Fisika LIP!)
Dr. Sulaeman Yusuf (UPT Balitbang Biomaterial LIP!) Prof. Dr. Suminar S. Achmadi (Departemen K!mia IPB) Prof. Dr. Elias (Departemen Manajemen Has!l Hutan IPB) Prof. Dr. T.A. Prayitno, MSc (Jurusan Teknologi Hasil Hutan UGM)
Dr. Naresworo Nugroho (Departemen Hasil Hutan IPB) Prof. Dr. Bambang Suryaatmono (Fakultas Teknik Univ.Parahyangan)
Editor Pelaksana
Dr. Imam Wahyudi Bintang CR Simangunsong, PhDEffendi Tri Bahtiar, S.Rut
Administrasi
lkhsan dan Lina MeliantinaPenerbit
d・ー。ョ・セ・ョ@ Hasil Rutan, Fakultas Kehutanan IPB
Alamat Editor
Depanemen Rasil Rutan Fakultas Kehutanan IPB Kampus IPB Darmaga POBox 168 BogeJr 16001 TelFax: HoセUQI@ 621285; E-mail: juma1 [email protected]
lumal Teknologi Rasil Hutan terbit sejak 1988. Naskah yang disamp3ikan ke lumal Teknologi Hasil Hutan akan ditelaah oleh mitra bestari sesuai bidangnya. Daftar nama mitra bestari dicantumkan pada nomor akhir setiap volume. Jumal ini diterbitkan setiap luni dan Desember.
Harga
Eceran Rp.
30.000
l eksemplar Langganan Rp.50.000/tahunFoto Sampul Depan
Kayu Bahan Bangunan dan Tantangannya (Kol..::ksi DRH)
lsi menjadi tanggung jawab penulis
Keter: dari t
bahan
Pada ada, t
papar dari セ@
ultras
Semc
peng(Untu
prakt.,
Redaksi
PENGANTAR REDAKSI
Ketersediaan kayu solid berkualitas cenderung berkurang dan semakin mahal
dari tahun ke tahun. Keadaan ini menuntut para peneliti untuk menemukan
bahan altematif sebagai pengganti kayu solid.
Pad a terbitan kali ini (Volume 18 Nomor 2, 2005) dari 7 (tujuh) tulisan yang
ada, terdapat 3 (tiga) tulisan yang mencoba mengungkapkan sifat dan kualitas
papan komposit sebagai alternatif pengganti kayu solid. Tulisan yang lain terdiri
dari sifat perekatan kayu, limbah pemanenan, kecepatan rambatan gelombang
ultrasonik, dan keandalan MOE sebagai penduga kekuatan kayu bercacat.
Semoga tulisan yang disajikan dalam edisi kali ini dapat berm an faat bagi
pengembangan ilmu dan teknologi hasil hutan.
Untuk penerbitan selanjutnya, redaksi mengundang para peneliti maupun
praktisi untuk menyampaikan pemikiran dan pengaiamannya di jurnal ini.
REDAKSI
KEANDALAN MODULUS OF ELASTICITY (MOE)
{j:'\Tt:K MENDUGA KEKUATAN KA YU BERCACA T
AKIBA T LUBANG BOR
(The J;fodulus of
Elasticity as Predict the Strength ofDrilled
Wood)
Effendi Tri Bahtiarl)
ABSTRACT
Jfany standards S'..i,h as PKKI NI-5 1961, SII-0458 1981, SKI C-bo-010-1987, SNI 03-35271994, and ASTM D245, stated strength ratio is very important indicate to adjust the allowable stress of wood However the mechanIcal grading has been developed recently so strength ratio is not necessary anymore. This research is conducted to evaluaJe the ability of Modulus of Elasticity as a single variable to grade the sound wood and defected ....ood In this research drilled hole represents as wood defect. This research saw that eventhough wood has been driiled, each variable (MOE apparent measured by Panter or UTM, or MOE true) is good enough to predict the MaR
K2)'loreis, "cod de/ects. Modulus ofElasticity, grading
PE:">DAHULlJAN
Se::-;'';" bah an hasil produksi alam m.m;:;.;:,: bCl"r"i!1 manusia memiliki
. LェゥZセBZZM[@ sifatnya. Kayu sebagai selah 52.::.. l:'"h:::11 yang diperoleh dari
ーセos・L@ '::-ersama depgan interaksi
ZGZZGL[ZPセ@ ekologis yang berbeda-beda RNセNZRセB@
;",n
dapat menyebabkanォ・セ。ァ。ュ。[MN@ dalam sifat-sifatnya, meskipi.ill pad a con:oh kedl bebas cacat sekalipun. Sifat-sifat kayu bervariasi tidak hanya antar pohon tetapi juga dalam sebatang pohon. pada arah horisontal maupun sepanjang barang pohon. Menurut Panshin dan De Zeew (1970) keragaman antar pohon clapat mencapai sepuluh kali lebih besar dibandingkan dalam sebatang pohon. atau sedikit lebih besar, atau kadang-kadang malah lebih keci!. Dikemukakan keragaman ini timbul dad
kenyataan bahwa perbedaan sifat pohon di dalam jenis yang sama tidak hanya disebabkan oleh perbedaan genetik tetapi juga oleh perbedaan Iingkungan tempat tumbuhnya. Proses mengkonversi kayu bulat (log) menjadi kayu gergajian juga berpengaruh terhadap struktur kayunya. Contohnya serabut mungkin terpotong menjadi miring serat dan terjadi distorsi di sekitar mata kayu. Ini menyebabkan terjadinya keragaman yang lebih besar pada sifat-sifat mekanis kayu gergajian daripada kayu bulat. Umumnya makin kecil bidang aksial, keragamannya akan semakin besar.
Selama pertumbuhannya pohon penghasil kayu . mengalami pengaruh Iingkungan sehingga menirnbulkan kelainan berupa cacat-cacat kayu. Cacat kayu rnemberikan sumbangan yang besar terhadap
81
,\
I
Kcandalan Modulus of Elasticity (MOE)JE)
-::AT
:lnd ASHf
'owewr the research IS
i ....ood and
eventhaugh
ue) is good
pohon di :--: h2.nya tik tctapi
Z・イーPZPセァ@
.. . ,. J.lStO!'Sl cセ@ yebabkan Jih besar gergajian ya makin nya akan
penghasil ngkungan n berupa mberikan terhadap
keragaman sifat mckanis kayu karena dapat menurunkan atau menaikkan kekuatan kayu. Salah satu eaeat yang memberikan - pengaruh besar terhadap kekuatan kavu adalah mata kayu. Kayu \ang sehat
、セョ@
terikat kuat pada serabut diセ・ォゥエ。イョZZ@
a dapat menyebabkan kenaikan keteguhan tekan tegak lurus serat,ォ・ォ・セ。ウ。ョL@
dan keteguhan geser, tetapi dapat mengurangi keteguhan lentur dan tarik. Office oj Structure Construction(Osq (2001) menyatakan bahwa pada balok lentur struktural pengaruh mata kayu terhadap keteguhan lentur tergantung pada ukuran dan lokasinya. Pada balok terlentur sederhana misalnya, apabila mata kayu berada pad a sisi bawah akan mengalami gaya tarik, apabila berada pada sisi atas mengalami gaya tekan, dan apabila berada di tengah akan mengalami gaya geser horisontal. Mata kayu pada sisi tank sangat berpengaruh terhadap ketelZuhan lentur maksimum, sedangkan pad; sisi tekan lebih kecil pengaruhnya.
Caeat-eacat kayu sering digunakan sebagai salah satu dasar penentuan kelas :.:. Pcmilahan seperti ini disebut visual. Pemilahan
. ,_c:.
;.:;;;.:ar.:-aatkan konsep ini denganセ セセ@
';
・セウG@ cacat-eaeat ka:Yll menjadi ;,r",:c;: r,;:,,-, sehingga dapat digunakanNセLNセ@ M・セ・セNZォsャ@ kekuatan kayu bebas .:'?:?: :":0:;sep strength ralio telah
[[ャ」」セᆪGMGZMLRN[GZ。[ゥ@ lama sehingga banyak
Uエセョ、セイ@
セ@
ang tetap mengkomoderュ・エッセ・@
pem:lahar. vIsual untuk menentukan mutu ka\u, PKKI セi@ 5 1961, SII-0458 1981, SKI C-bo-010-1987, SNI 03-3527 1994, :\ST\1 D2-t5 termasuk dalam kategori ini. Seirine. den!!:an berkembangnya metode penguJian ;ori destruktif, pemilahan masinal telah semakin berkembang. Salah satu merode pemilahan masinal yang popler 2daiah mengukur MOE lentur untu!'; menduga kekuatan kayu. Pada pemilahan masinal, karena yang diukur adalah ka; u ukuran pakai satu per satu,maka pengaruh eacat kayu diasumsikan sudah terikut dalam pengukuran sehingga reduksi akibat caeat tidak diperlukan lagi.
Penelitian Inl dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan MOE sebagai indikator untuk memilah kayu yang bereaeat, sehingga dapat diketahui apakah masih diperlukan strength ratio pacta pemilahan masinal.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang diperJukan dalam penelitian ini adalah papan kayu berukuran 9
x
2x
170 em3• Sedangkan peralatan yang dipergunakan antara lain: Mesin Pemilah Panter, Universal Testing Machine (UTM) merk Shimadzu, Kaliper, Mistar, Bor dengan mata bor berdiameter1
em dan 1,5 em. Penelitian dilakukan di Puslitbang Kehutanan, Gunung Barn, Bogor.Metode
Tahapan kerja yang dilakukan adalah : I. Pembuatan sampel
Kayu yar,g dipergunakan pada penelitian ini merupakan papan kayu borneo yang diperoleh dari toko bah an bangunan. Papan dipotong, dibelah, dan diserut sehingga menjadi sampel berukuran 9
x
2x
170 em3 . Samppi tersebut dibor sampai tembus tepat di tengah bentang. Tiga buah sampel dibor dengan mata bor berukuran diameter 1 em, dan tiga buah dengan ukuran 1,5 em, Sedangkan tiga buah sampel lainnya tanpa lubang sebagai kontrol.Mata kayu mati mempengaruhi kekuptan kayu karena mengurangi Iuas permukaan yang menerima beban. Pengaruh mata kayu jauh lebih besar akibat perubahan arah serat di sekeliling mata kayu. Miring serat di sekeliling mata kayu bisa
82
Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)Gambar I. Skema Pengujian dengan mesin pemilah panter
sangat besar hingga mencapai
90°.
Salah satu pendekatan untuk menduga
pengaruh mata kayu mati terhadap
kekuatan adalah melalui pengeboran
kayu
dengan
diameter
tertentu
sehingga memenuhi kriteria kelas
mutu A, kelas mutu B, atau kelas
mutu
O.
Namun
pengeboran
memiliki keterbatasan karena:
I.
Miring
serat
sebagai
efek
keberadaan mata kayu, tidak
terwakili oleh pengeboran.
2.
Pengeboran
memotong
serat-serat kayu. Hal ini tidak terjadi
pada mata kayu.
Dengan keterbatasan seperti itu,
penehtian ini mencoba mencari
pengaruh diameter bor pada ka:1:
le:-hadap
kekakuan
dan
セ・エ・ァオィ。ョ@
lemur kayu.
Peng(
iandengan me sin pemilah
Panter
\lodulus
Elastisitas
Apparentdiukur
dengan mesin pemilah Panter. Posisi
kayu pada saat pengukuran MOE
Panter adalah posisi tidur
(jIat wise)denz.an beban tunggal di tengah
bentang. (Gambar
1)セセ@ セ@MOE Panter dihitung dengan rumus :
Pl
3 [image:6.614.231.502.96.175.2]4dhb
3... (1)
di
mana:
b
h
Er
:
MOE
apparentdiukur dengan
panter
3. Pengujian dengan UTM merk
Shimadzu
UTM
merk
Shimadzu
selain
digunakan untuk mengukur MOE
Apparent
juga digunakan
untuk
mengukur MOE
truedan Keteguhan
Lentur (MaR).
Metode
yang
digunakan adalah
two point loadingsebagaimana diatur dalam ASTM
0198.
(Gambar
2).MOE
Apparentdihitung dengan
rumus:
_ P' a(3L2
-
4a
2 )4bh
3/). ... (2)di mana:
E,
:
MOE
apparentP' :
be ban yang diberikan
a
:
jarak antara beban dengan
tumpuan lerdekat
L
:
panjang bentang
b
.
lebar
h
:
tinggi
/). : detleksi di antara tumpuan
MOE
truedihitung dengan rumus :
セpG@
L
2E
=: j a b4bh
3D.Lb ... (3)di mana:
.1
83
jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)
ir dengan
merk
selain
ur
MOE n untuk :eteguhan de yangt loading \.ST\1
D-dengan
セ。イN@
セ。ョ@
lmus:
... (3)
Gambar 2. Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk
Shimadzu
E
:
MOE apparentLh
:
jarak antar bebanD.,.,
.
defleksi yang terjadi di antara bebandan MOR dihitung dengan rumus :
3Pa
S"
bh
2 ... (4)di mana:
Sil :MOR
HASIL DAN PE;\1BAHASAN
produk alam yang dipengaruhi o'eh berbagai faktor internal maupun e,,3ternal selama pembentukannya, kayu
[ZGNセュゥ|ゥォゥ@ variasi yang sangat tinggi. \. a,;asi tidak hanya terjadi antar species. juga antar pohon da!am saru species. bahkan an tar bagian dalam satu
batang pohon. Variasi kekuatan kayu
antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacat-cacat kayu selain posisinya di sebatang pohon. Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan
b
kayu adalah mata kayu lepas (loose knot).
Gloss (1983) melaporkan bahwa mata
kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 0.5, keteguhan tarik sejajar serat sebesar 0.6, dan keteguhan tekan sejajar
serat sebesar 0.4. Dalam berbagai standar,
mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu.
PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan
bahwa diameter mata kayu untuk kelas
mutu A maksimum 1/6 tinggi dan
Jebarnya atau 3.5 em, sedangkan untuk
kelas mutu B diameter mata kayu
maksimum adalah :;. tinggi dan lebarnya atau 5 em. Apabila diameter mata kayu
lebih besar dari 1/, tinggi dan \ebarnya,
atau lebih dari
5
em, maka kayu tersebuttidak layak digunakan untuk keperluan struktural.
Pada kayu tanpa lubang bor, MOE
Apparent yang diuYur dengan UTM merk
Shimadzu rata-rata 110.036 kg/em2
, sedangkan pada kayu yang dibor dengan
diameter I em, dan 1,5 em berturut-turut
sebesar 109.497 kg/em2 dan 106.957
kg/em2• Crabel 1).
---
-84
Kcandalan Modulus or (\1()fc:)! セZ「|Z 1 I
kッ、Lセ@
Shi:llaJLJ
:\ ; 99.131 91.084 315
MNMNMMNMNMMMMMMMMMMMNセMMNMNMMMMMMM
103.95: QPセLTWY@ 593
RVUNXPセ@ (iiR
Rataan 184.98"7 110.036 t53.122 509
81 181.394 ] 1:2.004 111.231 524
MMMMセ@
82 164.578 79.337 88.532 461
83 289,425 137.150 225.828 719
---Rataan 211.799 109.497 141.863 568
Cl 270.153 107.513 267.392 615
C2 298.426 126.689 197.910 645
C3 175.250 86.668 83.3 73 570
Rataan
247.943 106.957 182.892 610Keterangan : A kayu tanpa lubang bar B
= kayu berlubang bar
1 em C kayu berlubang bar 1.5 emSemakm besar eaeat kayu akibat pengebor'ln. \ 10E Apparent semakin keeil. Hal in: dap'll dimengerti karena luba:1::: bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi
ウ・ュ。セゥョ@ bes3r. Derleksi diakiba[kan oleh mcmen
geser pada pengukuran MOE Apparell! dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar. Gaya geser memberikan tambah'ln defleksi pad a batang sehingga sesu'li dengan pers'lm'l'ln :: yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3.
\10E Apparem selalu lebih keeil daripada \ tOE イョN[・[ャセ@ 3.
PI' PI' PL ... (5)
48£. [
=
.t8£i + 1KGA?\ tOE true cii ukur dengan pengukur'ln defleksi dengan eara THO Point Loading, dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban, maka tidak ada pengaruh gay;: geser. Defleksi yani:, terjadi murni d;:;ebabKan oleh i110men lentur. Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent. MOE true pada kayu tanpa lubang bar, kayu dibor 1 em dan 1.5 em adalah 153,122 kg/cm", 141,863 kg1cm2, dan 182,892 kg/cm2
MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan. MOE Panter
justru semakin besar dengan
meningkatnya diameter lubang bar. MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184,987 kg/em2, sedangkan yang dibor 1
568
610
85
'licil;. (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)
leo em dan 1.5 em, sebesar 211,799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247,943 kg/em"- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun
1.5
em. MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kg/em2, sedangkan yangセi@ dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kg/em2
daripada yang tidak dibor. Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 1,5 em adalah 610 pada Gambar 2. Akibat kesalahan dalam kg/em2,
pemilihan eontoh uji, kayu tanpa lubang
;:9
6i5
300,000
250,000
..-.
N
E
200,000 UC,
セ@ 150,000
w
0:i: 100,000
50,000
0
C')
'<t
Ci) en
en
1"--l"- I"- N '<t
co en N
en co
N
..-C')
N r.o N N
co
i
cor.o ri I"-
I"-C') to en ..- to
0 '<t '<t en
en
ci
to..- 0 0
.-
..-0 1 1.5
Diameter Lubang Bor (em)
. m MOE Apparer.t 0 MOE True 8 MOE Panter
Gambar l. Modulus Elastisitas Apparent, Modulus Elastisitas True, dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em, 1,5 em, dan tanpa Jubang bor.
.. ::::. ..: ::::.: ::<5. ". セM '.
-fa p。[MNZ・セ@ )E p」ZNLNZ・セ@
0:-, |QQセIe@
) f se::·e:oa,
g cil',y
[image:9.614.201.553.186.394.2]86
0
Keandalan Modulus of Elasticit:c (MOE)
MMMMMMMMMMセNMM
620
58C58C
"-E
560
セ@ U」セG@
セ@
52C
OC
500
:E
48C
4GC
440
-g
LC:
-0
[image:10.614.192.554.62.292.2]Diameter Lubang Bor (em)
Gambar 2. Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em, 1,5 em, dan tanpa lubang bor.
\kskipun hubungan antara MOE
Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz\! dengan \10£ true ウ・セオゥャゥ@ 、NセZZァ。Aャ@ persamaan 5 y::.ng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier
yang
diukur (antara '::00.000 kgcm2)ーセイUZZNュ。。ョ@ linier cukup l'l;:madai. Di lUJr [e:5ebu セ@ mas ,t'. diperluka:1
[LセZG[Z[エゥRャB@ i",,:h . \1(1£ Pamer daaat
\ セゥLIe@ Z[Gセセ」@ koetlsien
、・{セョョゥョSNウA@ sebesar 78° 0 Persamaan
regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah :
£ true = Ll MOE Panter ·77071 ... (7) D;;:ngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54%) \10E Shimadzu dapat
digunakan untuk menduga MOE true. Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan:
MOE Shimadzu = 0, 1788E true + 80344 ... (8)
Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT\,1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa,. Pe,samaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1'lh :
MOE Shimadzu 0,2338MOE Panter 58575 ... (9)
dengan koefisien detenninasi sebesar 60%.
9
87
MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)Mセセ@ .. MMMNセMNMMMMM
300.000
w
0 JIll
:i! 250,000 Y = 10998x - 77071 • MOE ShirnadzLJ
CJ
...
::J R2
=
0.7797I 200000
• MOE True
:::
"l
"0
150.0C:O
linear (MOE
""C
'"
Shimadzu)
i
...
1CC 000
E ,..
iLinear (MOE True)
I
(/) R2 I
=: 0.5978
w
50.000 セN0
:i!
0
0 100,000 200,000300,000400,000
MOE Panter
- - - - -
. . .Garnbar 3. Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu
11. 1.5
true. \lOE
::: 35C 000
セ@
• MOE Panter
0709x + 101977
0.7797
R2 =: III MOE ShimadzLJ
' - -Linear (MOE Panter):
セ@
- -Linear (MOE"'
Shimadzu)y 0.1788x + 8G344
o
100,000 200,000 300,000MOE True
g。ュ「RNセ@ 3. Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT\1 Shimadzu dan Panter
88
Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)Ketiga macam MOE (MOE Panter, MOE Shimadzu. dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu. Persamaan regresi antara MOE Panter,
\10E Shimadzu, dan E true dengan MaR
adalah . berikut :
\10R = (;.0013 \lOE Panter"" ::86.2
... R2 48% (10)
MaR = 0,004 MOE Shimadzu
+
125,52 ... R2 43%(11)MOR
=
0,001 E true+
406,68... R2
43% (12)Hasi! ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR:
t\lOR 108.56.;- 0,00301 MOE Panter ... (13)
Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran :
MaR = -53,28 + 0,00468 MOE Shimadzu ... (14)
800 c
700 y
=
0.0013x + 286.62•
_ 600
R2
=
0.4758
•
N
E
t.) 500 ..セ@
400-
セ@
300 ..•
:it 2QO
wo
---,--_._._-50.0CO 100,000 150,000 200,000 250,000 300.000 350,000
MOE Panter (kg/cm2)
Garr:t::'!r";. Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR
89
icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)
la dengan di Lab utanan IPB
3.n yang
lE Panter
Panter
·nadzu dan
n:
Shimadzu ... (14)
800 セ@
700 y
=
O.004x + 125.52rセ =.04259
•
•
:0000 70,000 90,000 110,000 130,000 150,000
[image:13.614.74.557.46.675.2]MOE Shimadzu (kg/cm2)
Gambar 5. Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR
C':S
-;,.." ,."
y
=
0.001x + 40Et48R2 :::
セ@
Lセ@
•
.
-
-
.,
.;,:' !
-
-50.000
c::: セ@
-c
•
::
:: COO 100,000 150.000 200,000 250,000 300,000
g。[NNZM。セ@ 6, Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR
l
90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)
Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor. \,10E panter, MOE Shimadzu. dan \10E true masih darat menduga
\10R dcngan baik. Dengan demikian
\i';f dana! digunakan dcngan baik
" ZAセLLセZMMエZゥ@ rcmihh kayu ォ。イ・ョセ@
c.".:a:
a;c;c,,:
bor sckaligus dapatjZj・i[ZセZウZ@ Liar. kckuatan yang diduga
adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya.
Pada
prakteknya hal ini sangat karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur rnengnemat waktu pengukuran. ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih n;;:mer!ukan penelitian lebih lanjut.KESIMPULAN
MOE Panter, MOE Shimadzu, dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100.000 kg ern: sampai 300.000 kg/cm" \1OE Panter. \10E Shimadzu, dan MOE
rrue secara terpisah dapat digunakan
uイZエl[セZ@ kekuatan kayu tanpa cacat cacat lubang bor. Dengan -:::e::: ::"'::::':-. ::::::;.,: diperlukan reduksi berupa
,:::::0
pada pemilahan kayu secaraD.-\FTAR PUSTAKA
GZGNセMセセゥGZZRNZMN@ for Testing and \, later;a;s ,:(06) Standard Test Methods 0:' S:.::ic: Tes: of Lumber in Structural Sizes. Zセst|ャ@ 0 198-95. Easton, USA.
American Society for Testing and \Iarerials (2006) Standard Practices for
Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06. Easton. USA
Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl! Kayu I3angunan untuk Perumahan. Puslitbang Permukiman. Bandung.
Glos P (1994) Strength Grading. Dalam: Timber Engineering Step I. Editor: HJ Bias, et.al!. Centrum Heut. Netherland.
Office of Structure Construction (OSC) (200 I) C::tlifomia Falsework Manua!. OSc. California. USA.
Panshin AJ, de Zeew C. 1970. Textbook of Wood Technology, Vol. 1. 3rd edition. McGrawHill, New York
Standar Kehutanan Indonesia [SKI} (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia. SKI C-bo-O I 0-1987. Jakarta.
Stan dar Nasional Indonesia [SNl). 1994. Mutu Kayu Bangunan. SNI-03-3527 1994. Jakarta.
Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. PKKI NI5-1961. Jakarta.
Tjoa PH, Djokowahyono FH (1996). Konstruksi Kayu. Penerbit Universitas Atmajaya. Yogyakarta.
Yap F(l984) Konstruksi Kayu. Penerbit B inacipta. Jakarta.
Bonding properties of some tropical woods in relation
エoセoo、 acidity
• Limbah pemaner.an d! petak tebangan pada pengusahaan Hutan Tanamen Industr; d; PT Inhutani II dan Perum Perhutani KPH Banten
• Analisis kelayakan teknis papan komposit dari limbah kayu dan karton gelombang untuk bahan bangunan danmeubel
• Kecepatan f2rr,batan gelombang ultrasonik dan keteguhan ler!'", セ・「・イ。ー。@ jenis kayu pada berbaga! kondisi kadar &
• Keandaian rrc :uius of ealsticity (MOE) untuk menduga kekua:an <ayu bereacat akibat lubang bor • Pengembangar セ。ー。ョ@ komposil berkuali:as linggi
dari sabut ke:2:a can polipropilen8 daur ulang (I) ; Suhu dan waK: ...Lセュー。@ panas
•
Jumal 'ITKNOLO(;I BASIL IH'TAN
VolulI1<: I X • Dc,c:mbcr 2()()5 • NOIliOi :.'
ISSN 0215-J.\51
TERAKREDITASl
SK Dlrjen DIKTI No: :Da!DIKTliKepI2004
Ketua Dewan Editor
Prof Dr. Wasrin Syafii (Departemen Teknologi Hasil Hulan IPB)
Dewan
Editor
Dr. Myrtha Karina (Pushl Fisika LIP!)
Dr. Sulaeman Yusuf (UPT Balitbang Biomaterial LIP!) Prof. Dr. Suminar S. Achmadi (Departemen K!mia IPB) Prof. Dr. Elias (Departemen Manajemen Has!l Hutan IPB) Prof. Dr. T.A. Prayitno, MSc (Jurusan Teknologi Hasil Hutan UGM)
Dr. Naresworo Nugroho (Departemen Hasil Hutan IPB) Prof. Dr. Bambang Suryaatmono (Fakultas Teknik Univ.Parahyangan)
Editor Pelaksana
Dr. Imam Wahyudi Bintang CR Simangunsong, PhDEffendi Tri Bahtiar, S.Rut
Administrasi
lkhsan dan Lina MeliantinaPenerbit
d・ー。ョ・セ・ョ@ Hasil Rutan, Fakultas Kehutanan IPB
Alamat Editor
Depanemen Rasil Rutan Fakultas Kehutanan IPB Kampus IPB Darmaga POBox 168 BogeJr 16001 TelFax: HoセUQI@ 621285; E-mail: juma1 [email protected]
lumal Teknologi Rasil Hutan terbit sejak 1988. Naskah yang disamp3ikan ke lumal Teknologi Hasil Hutan akan ditelaah oleh mitra bestari sesuai bidangnya. Daftar nama mitra bestari dicantumkan pada nomor akhir setiap volume. Jumal ini diterbitkan setiap luni dan Desember.
Harga
Eceran Rp.
30.000
l eksemplar Langganan Rp.50.000/tahunFoto Sampul Depan
Kayu Bahan Bangunan dan Tantangannya (Kol..::ksi DRH)
lsi menjadi tanggung jawab penulis
Keter: dari t
bahan
Pada ada, t
papar dari セ@
ultras
Semc
peng(
Untu
prakt.,
Redaksi
PENGANTAR REDAKSI
Ketersediaan kayu solid berkualitas cenderung berkurang dan semakin mahal
dari tahun ke tahun. Keadaan ini menuntut para peneliti untuk menemukan
bahan altematif sebagai pengganti kayu solid.
Pad a terbitan kali ini (Volume 18 Nomor 2, 2005) dari 7 (tujuh) tulisan yang
ada, terdapat 3 (tiga) tulisan yang mencoba mengungkapkan sifat dan kualitas
papan komposit sebagai alternatif pengganti kayu solid. Tulisan yang lain terdiri
dari sifat perekatan kayu, limbah pemanenan, kecepatan rambatan gelombang
ultrasonik, dan keandalan MOE sebagai penduga kekuatan kayu bercacat.
Semoga tulisan yang disajikan dalam edisi kali ini dapat berm an faat bagi
pengembangan ilmu dan teknologi hasil hutan.
Untuk penerbitan selanjutnya, redaksi mengundang para peneliti maupun
praktisi untuk menyampaikan pemikiran dan pengaiamannya di jurnal ini.
REDAKSI
KEANDALAN MODULUS OF ELASTICITY (MOE)
{j:'\Tt:K MENDUGA KEKUATAN KA YU BERCACA T
AKIBA T LUBANG BOR
(The J;fodulus of
Elasticity as Predict the Strength ofDrilled
Wood)
Effendi Tri Bahtiarl)
ABSTRACT
Jfany standards S'..i,h as PKKI NI-5 1961, SII-0458 1981, SKI C-bo-010-1987, SNI 03-35271994, and ASTM D245, stated strength ratio is very important indicate to adjust the allowable stress of wood However the mechanIcal grading has been developed recently so strength ratio is not necessary anymore. This research is conducted to evaluaJe the ability of Modulus of Elasticity as a single variable to grade the sound wood and defected ....ood In this research drilled hole represents as wood defect. This research saw that eventhough wood has been driiled, each variable (MOE apparent measured by Panter or UTM, or MOE true) is good enough to predict the MaR
K2)'loreis, "cod de/ects. Modulus ofElasticity, grading
PE:">DAHULlJAN
Se::-;'';" bah an hasil produksi alam m.m;:;.;:,: bCl"r"i!1 manusia memiliki
. LェゥZセBZZM[@ sifatnya. Kayu sebagai selah 52.::.. l:'"h:::11 yang diperoleh dari
ーセos・L@ '::-ersama depgan interaksi
ZGZZGL[ZPセ@ ekologis yang berbeda-beda RNセNZRセB@
;",n
dapat menyebabkanォ・セ。ァ。ュ。[MN@ dalam sifat-sifatnya, meskipi.ill pad a con:oh kedl bebas cacat sekalipun. Sifat-sifat kayu bervariasi tidak hanya antar pohon tetapi juga dalam sebatang pohon. pada arah horisontal maupun sepanjang barang pohon. Menurut Panshin dan De Zeew (1970) keragaman antar pohon clapat mencapai sepuluh kali lebih besar dibandingkan dalam sebatang pohon. atau sedikit lebih besar, atau kadang-kadang malah lebih keci!. Dikemukakan keragaman ini timbul dad
kenyataan bahwa perbedaan sifat pohon di dalam jenis yang sama tidak hanya disebabkan oleh perbedaan genetik tetapi juga oleh perbedaan Iingkungan tempat tumbuhnya. Proses mengkonversi kayu bulat (log) menjadi kayu gergajian juga berpengaruh terhadap struktur kayunya. Contohnya serabut mungkin terpotong menjadi miring serat dan terjadi distorsi di sekitar mata kayu. Ini menyebabkan terjadinya keragaman yang lebih besar pada sifat-sifat mekanis kayu gergajian daripada kayu bulat. Umumnya makin kecil bidang aksial, keragamannya akan semakin besar.
Selama pertumbuhannya pohon penghasil kayu . mengalami pengaruh Iingkungan sehingga menirnbulkan kelainan berupa cacat-cacat kayu. Cacat kayu rnemberikan sumbangan yang besar terhadap
81
,\
I
Kcandalan Modulus of Elasticity (MOE)JE)
-::AT
:lnd ASHf
'owewr the research IS
i ....ood and
eventhaugh
ue) is good
pohon di :--: h2.nya tik tctapi
Z・イーPZPセァ@
.. . ,.
J.lStO!'Sl cセ@ yebabkan Jih besar gergajian ya makin nya akan
penghasil ngkungan n berupa mberikan terhadap
keragaman sifat mckanis kayu karena dapat menurunkan atau menaikkan kekuatan kayu. Salah satu eaeat yang memberikan - pengaruh besar terhadap kekuatan kavu adalah mata kayu. Kayu \ang sehat
、セョ@
terikat kuat pada serabut diセ・ォゥエ。イョZZ@
a dapat menyebabkan kenaikan keteguhan tekan tegak lurus serat,ォ・ォ・セ。ウ。ョL@
dan keteguhan geser, tetapi dapat mengurangi keteguhan lentur dan tarik. Office oj Structure Construction(Osq (2001) menyatakan bahwa pada balok lentur struktural pengaruh mata kayu terhadap keteguhan lentur tergantung pada ukuran dan lokasinya. Pada balok terlentur sederhana misalnya, apabila mata kayu berada pad a sisi bawah akan mengalami gaya tarik, apabila berada pada sisi atas mengalami gaya tekan, dan apabila berada di tengah akan mengalami gaya geser horisontal. Mata kayu pada sisi tank sangat berpengaruh terhadap ketelZuhan lentur maksimum, sedangkan pad; sisi tekan lebih kecil pengaruhnya.
Caeat-eacat kayu sering digunakan sebagai salah satu dasar penentuan kelas :.:. Pcmilahan seperti ini disebut visual. Pemilahan
. ,_c:.
;.:;;;.:ar.:-aatkan konsep ini denganセ セセ@
';
・セウG@ cacat-eaeat ka:Yll menjadi ;,r",:c;: r,;:,,-, sehingga dapat digunakanNセLNセ@ M・セ・セNZォsャ@ kekuatan kayu bebas .:'?:?: :":0:;sep strength ralio telah
[[ャ」」セᆪGMGZMLRN[GZ。[ゥ@ lama sehingga banyak
Uエセョ、セイ@
セ@
ang tetap mengkomoderュ・エッセ・@
pem:lahar. vIsual untuk menentukan mutu ka\u, PKKI セi@ 5 1961, SII-0458 1981, SKI C-bo-010-1987, SNI 03-3527 1994, :\ST\1 D2-t5 termasuk dalam kategori ini. Seirine. den!!:an berkembangnya metode penguJian ;ori destruktif, pemilahan masinal telah semakin berkembang. Salah satu merode pemilahan masinal yang popler 2daiah mengukur MOE lentur untu!'; menduga kekuatan kayu. Pada pemilahan masinal, karena yang diukur adalah ka; u ukuran pakai satu per satu,maka pengaruh eacat kayu diasumsikan sudah terikut dalam pengukuran sehingga reduksi akibat caeat tidak diperlukan lagi.
Penelitian Inl dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan MOE sebagai indikator untuk memilah kayu yang bereaeat, sehingga dapat diketahui apakah masih diperlukan strength ratio pacta pemilahan masinal.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang diperJukan dalam penelitian ini adalah papan kayu berukuran 9
x
2x
170 em3• Sedangkan peralatan yang dipergunakan antara lain: Mesin Pemilah Panter, Universal Testing Machine (UTM) merk Shimadzu, Kaliper, Mistar, Bor dengan mata bor berdiameter1
em dan 1,5 em. Penelitian dilakukan di Puslitbang Kehutanan, Gunung Barn, Bogor.Metode
Tahapan kerja yang dilakukan adalah :
I. Pembuatan sampel
Kayu yar,g dipergunakan pada penelitian ini merupakan papan kayu borneo yang diperoleh dari toko bah an bangunan. Papan dipotong, dibelah, dan diserut sehingga menjadi sampel berukuran 9
x
2x
170 em3 . Samppi tersebut dibor sampai tembus tepat di tengah bentang. Tiga buah sampel dibor dengan mata bor berukuran diameter 1 em, dan tiga buah dengan ukuran 1,5 em, Sedangkan tiga buah sampel lainnya tanpa lubang sebagai kontrol.Mata kayu mati mempengaruhi kekuptan kayu karena mengurangi Iuas permukaan yang menerima beban. Pengaruh mata kayu jauh lebih besar akibat perubahan arah serat di sekeliling mata kayu. Miring serat di sekeliling mata kayu bisa
82
Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)Gambar I. Skema Pengujian dengan mesin pemilah panter
sangat besar hingga mencapai
90°.
Salah satu pendekatan untuk menduga
pengaruh mata kayu mati terhadap
kekuatan adalah melalui pengeboran
kayu
dengan
diameter
tertentu
sehingga memenuhi kriteria kelas
mutu A, kelas mutu B, atau kelas
mutu
O.
Namun
pengeboran
memiliki keterbatasan karena:
I.
Miring
serat
sebagai
efek
keberadaan mata kayu, tidak
terwakili oleh pengeboran.
2.
Pengeboran
memotong
serat-serat kayu. Hal ini tidak terjadi
pada mata kayu.
Dengan keterbatasan seperti itu,
penehtian ini mencoba mencari
pengaruh diameter bor pada ka:1:
le:-hadap
kekakuan
dan
セ・エ・ァオィ。ョ@
lemur kayu.
Peng(
iandengan me sin pemilah
Panter
\lodulus
Elastisitas
Apparentdiukur
dengan mesin pemilah Panter. Posisi
kayu pada saat pengukuran MOE
Panter adalah posisi tidur
(jIat wise)denz.an beban tunggal di tengah
bentang. (Gambar
1)セセ@ セ@MOE Panter dihitung dengan rumus :
Pl
3 [image:20.614.231.502.96.175.2]4dhb
3... (1)
di
mana:
b
h
Er
:
MOE
apparentdiukur dengan
panter
3. Pengujian dengan UTM merk
Shimadzu
UTM
merk
Shimadzu
selain
digunakan untuk mengukur MOE
Apparent
juga digunakan
untuk
mengukur MOE
truedan Keteguhan
Lentur (MaR).
Metode
yang
digunakan adalah
two point loadingsebagaimana diatur dalam ASTM
0198.
(Gambar
2).MOE
Apparentdihitung dengan
rumus:
_ P' a(3L2
-
4a
2 )4bh
3/). ... (2)di mana:
E,
:
MOE
apparentP' :
be ban yang diberikan
a
:
jarak antara beban dengan
tumpuan lerdekat
L
:
panjang bentang
b
.
lebar
h
:
tinggi
/). : detleksi di antara tumpuan
MOE
truedihitung dengan rumus :
セpG@
L
2E
=: j a b4bh
3D.Lb ... (3)di mana:
.1
83
jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)
ir dengan
merk
selain
ur
MOE n untuk :eteguhan de yangt loading \.ST\1
D-dengan
セ。イN@
セ。ョ@
lmus:
... (3)
Gambar 2. Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk
Shimadzu
E
:
MOE apparentLh
:
jarak antar bebanD.,.,
.
defleksi yang terjadi di antara bebandan MOR dihitung dengan rumus :
3Pa
S"
bh
2 ... (4)di mana:
Sil :MOR
HASIL DAN PE;\1BAHASAN
produk alam yang dipengaruhi o'eh berbagai faktor internal maupun e,,3ternal selama pembentukannya, kayu
[ZGNセュゥ|ゥォゥ@ variasi yang sangat tinggi. \. a,;asi tidak hanya terjadi antar species. juga antar pohon da!am saru species. bahkan an tar bagian dalam satu
batang pohon. Variasi kekuatan kayu
antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacat-cacat kayu selain posisinya di sebatang pohon. Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan
b
kayu adalah mata kayu lepas (loose knot).
Gloss (1983) melaporkan bahwa mata
kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 0.5, keteguhan tarik sejajar serat sebesar 0.6, dan keteguhan tekan sejajar
serat sebesar 0.4. Dalam berbagai standar,
mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu.
PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan
bahwa diameter mata kayu untuk kelas
mutu A maksimum 1/6 tinggi dan
Jebarnya atau 3.5 em, sedangkan untuk
kelas mutu B diameter mata kayu
maksimum adalah :;. tinggi dan lebarnya atau 5 em. Apabila diameter mata kayu
lebih besar dari 1/, tinggi dan \ebarnya,
atau lebih dari
5
em, maka kayu tersebuttidak layak digunakan untuk keperluan struktural.
Pada kayu tanpa lubang bor, MOE
Apparent yang diuYur dengan UTM merk
Shimadzu rata-rata 110.036 kg/em2
, sedangkan pada kayu yang dibor dengan
diameter I em, dan 1,5 em berturut-turut
sebesar 109.497 kg/em2 dan 106.957
kg/em2• Crabel 1).
---
-84
Kcandalan Modulus or (\1()fc:)! セZ「|Z 1 I
kッ、Lセ@
Shi:llaJLJ
:\ ; 99.131 91.084 315
MNMNMMNMNMMMMMMMMMMMNセMMNMNMMMMMMM
103.95: QPセLTWY@ 593
RVUNXPセ@ (iiR
Rataan 184.98"7 110.036 t53.122 509
81 181.394 ] 1:2.004 111.231 524
MMMMセ@
82 164.578 79.337 88.532 461
83 289,425 137.150 225.828 719
---Rataan 211.799 109.497 141.863 568
Cl 270.153 107.513 267.392 615
C2 298.426 126.689 197.910 645
C3 175.250 86.668 83.3 73 570
Rataan
247.943 106.957 182.892 610Keterangan : A kayu tanpa lubang bar
B
= kayu berlubang bar
1 em C kayu berlubang bar 1.5 emSemakm besar eaeat kayu akibat pengebor'ln. \ 10E Apparent semakin keeil. Hal in: dap'll dimengerti karena luba:1::: bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi
ウ・ュ。セゥョ@ bes3r. Derleksi diakiba[kan oleh mcmen
geser pada pengukuran MOE Apparell! dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar. Gaya geser memberikan tambah'ln defleksi pad a batang sehingga sesu'li dengan pers'lm'l'ln :: yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3.
\10E Apparem selalu lebih keeil daripada \ tOE イョN[・[ャセ@ 3.
PI' PI' PL ... (5)
48£. [
=
.t8£i + 1KGA?\ tOE true cii ukur dengan pengukur'ln defleksi dengan eara THO Point Loading, dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban, maka tidak ada pengaruh gay;: geser. Defleksi yani:, terjadi murni d;:;ebabKan oleh i110men lentur. Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent. MOE true pada kayu tanpa lubang bar, kayu dibor 1 em dan 1.5 em adalah 153,122 kg/cm", 141,863 kg1cm2, dan 182,892 kg/cm2
MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan. MOE Panter
justru semakin besar dengan
meningkatnya diameter lubang bar. MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184,987 kg/em2, sedangkan yang dibor 1
568
610
85
'licil;. (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)
leo em dan 1.5 em, sebesar 211,799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247,943 kg/em"- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun
1.5
em. MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kg/em2, sedangkan yangセi@ dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kg/em2
daripada yang tidak dibor. Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 1,5 em adalah 610 pada Gambar 2. Akibat kesalahan dalam kg/em2,
pemilihan eontoh uji, kayu tanpa lubang
;:9
6i5
300,000
250,000
..-.
N
E
200,000 UC,
セ@ 150,000
w
0
:i: 100,000
50,000
0
C') '<t
Ci) en
en
1"--l"- I"- N '<t
co en N
en co
N
..-C')
N r.o N N
co
i
cor.o ri I"-
I"-C') to en ..- to
0 '<t '<t en
en
ci
to..- 0 0
.-
..-0 1 1.5
Diameter Lubang Bor (em)
. m MOE Apparer.t 0 MOE True 8 MOE Panter
Gambar l. Modulus Elastisitas Apparent, Modulus Elastisitas True, dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em, 1,5 em, dan tanpa Jubang bor.
.. ::::. ..: ::::.: ::<5. ". セM '.
-fa p。[MNZ・セ@ )E p」ZNLNZ・セ@
0:-, |QQセIe@
) f se::·e:oa,
g cil',y
[image:23.614.201.553.186.394.2]86
0
Keandalan Modulus of Elasticit:c (MOE)
MMMMMMMMMMセNMM
620
58C58C
"-E
560
セ@ U」セG@
セ@
52C
OC
500
:E
48C
4GC
440
-g
LC:
-0
[image:24.614.192.554.62.292.2]Diameter Lubang Bor (em)
Gambar 2. Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em, 1,5 em, dan tanpa lubang bor.
\kskipun hubungan antara MOE
Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz\! dengan \10£ true ウ・セオゥャゥ@ 、NセZZァ。Aャ@ persamaan 5 y::.ng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier
yang
diukur (antara '::00.000 kgcm2)ーセイUZZNュ。。ョ@ linier cukup l'l;:madai. Di lUJr [e:5ebu セ@ mas ,t'. diperluka:1
[LセZG[Z[エゥRャB@ i",,:h . \1(1£ Pamer daaat
\ セゥLIe@ Z[Gセセ」@ koetlsien
、・{セョョゥョSNウA@ sebesar 78° 0 Persamaan
regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah :
£ true = Ll MOE Panter ·77071 ... (7) D;;:ngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54%) \10E Shimadzu dapat
digunakan untuk menduga MOE true. Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan:
MOE Shimadzu = 0, 1788E true + 80344 ... (8)
Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT\,1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa,. Pe,samaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1'lh :
MOE Shimadzu 0,2338MOE Panter 58575 ... (9)
dengan koefisien detenninasi sebesar 60%.