• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Pemilihan Parasetamol Generik Dan Merek Dagang Untuk Mengatasi Demam Pada Balita Di Kelurahan Denai Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Pemilihan Parasetamol Generik Dan Merek Dagang Untuk Mengatasi Demam Pada Balita Di Kelurahan Denai Tahun 2010"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMILIHAN PARASETAMOL GENERIK DAN MEREK DAGANG UNTUK MENGATASI DEMAM

PADA BALITA DI KELURAHAN DENAI TAHUN 2010

Oleh:

Rifwanul Basir NST 070100193

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMILIHAN PARASETAMOL GENERIK DAN MEREK DAGANG UNTUK MENGATASI DEMAM

PADA BALITA DI KELURAHAN DENAI TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

Rifwanul Basir NST NIM: 070100193

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Pemilihan Parasetamol Generik Dan Merek Dagang Untuk Mengatasi Demam Pada Balita Di Kelurahan Denai Tahun 2010

Nama : Rifwanul Basir NST NIM : 070100193

Pembimbing

(dr. Yunita Sari Pane, MSi) NIP. 197106202002122001

Penguji I

(dr. Bintang Sinaga Sp.P)

NIP.197202281999032002

(4)

(dr. Simon Marpaung M.Kes)

NIP. 1945121796021001

Medan, 29 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 19540220 198011 1 001

ABSTRAK

Demam merupakan keluhan utama yang sering ditemui pada banyak penyakit baik yang disebabkan oleh infeksi, dehidrasi, gangguan pusat pengaturan panas dan keracunan. Pada balita yang demam, makin tinggi demam makin besar resiko terhadap penyakit berat. Perlakuan dan penanganan yang salah, lambat, dan tidak tepat akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita, dapat membahayakan keselamatan jiwanya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan desain cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai balita di Kelurahan Denai. Sampeldiambil dengan menggunakan consecutive sampling. Uji statistik ini menggunakan program SPSS.

Dari Hasil penelitian didapati tingkat pengetahuan mengenai pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol dan generik adalah cukup sebanyak 60% (p=0,60) dari 90 orang responden. Sedangkan yang berpengetahuan baik 4% (p=0.044). Dan yang berpengetahuan buruk 26% (p=0,26).

Dengan penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah dalam mempromosikan obat generik. Dan bisa menjadi acuan untuk dikembangkan menjadi peneitian analitik.

(5)

ABSTRACT

Fever is the chief complaint that is often encountered in many diseases either caused by infection, dehydration, impaired thermal regulation center and poisoning. In the toddler with a fever, more higher fever has greater risk of severe disease.

The treatment and handling of a wrong, slow and inaccurate will result in disruption of the body's growth and development of toddlers, can endanger the safety of his life.

(6)

From the results of the study found the level of knowledge about knowledge and mother in the selection of generic paracetamol is quite as much as 60% (p = 0.60) from 90 respondents. While knowledgeable either 4% (p = 0044). Knowledgeable and bad 26% (p = 0.26).

With this research is expected to be input for the government in promoting generics medicine. And could be a reference to be developed into an analytical research.

Keywords:Election of generic paracetamol and trademark paracetamol,

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu dalam Pemilihan Parasetamol Generik dan Merek Dagang Untuk Mengatasi Demam pada Balita di Kelurahan Denai Tahun2010”. Dalam penyelesaian

penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

(8)

2. Ibu dr. Yunita Sari Pane, MSi, sebagai Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Bapak dr. Simon Marpaung MKes dan Ibu dr. Bintang SinagaSp.P selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu dr. Hj. Ernasari Hasibuan selaku Kepala Puskesmas Medan Denai. 5. Para dosen dan staf pegawai di lingkungan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

6. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Drs. H. M. Yunan NST, S.H., MM dan ibunda saya Hj. Nuryani Lubis AmKeb serta saudara-saudara saya atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini. 7. Seluruh ibu-ibu di Kelurahan Medan Denai yang telah bersedia menjadi

responden dan meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner pada penelitian ini.

8. Seluruh teman-teman saya khususnya teman-teman Stambuk 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengikuti pendidikan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, November 2010

(9)

Rifwanul Basir NST

DAFTAR ISI

(10)
(11)

2.4.3Farmakodinamik ... 13

2.5 Faktor-Faktor Perilaku Pembelian Obat... 14

2.6 Konsep Pengetahuan ... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 17

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 17

3.2 Variabel dan Definisi Operasional ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1 Jenis Penelitian ... 21

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.2.1Waktu Penelitian ... 21

4.2.2Tempat Penelitian ... 21

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.3.1Populasi ... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1 Hasil Penelitian ... 26

5.3.1 Karakteristik Responden... 32

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Diagnosis Penyakit Berat selama 996 Episode Penyakit Infeksi Akut pada

Anak Demam Berusia kurang dari 36 bulan 7

2.2 Daftar Nama Obat Dagang dan Industrinya 11

3.1 Tabel Nilai Kuisioner Pengetahuan Ibu dalam Pemilihan Parasetamol Generik dan Merek Dagang untuk Mengatasi Demam pada Balita 20

4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 24

5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 27

5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan 27

5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Pekerjaan 28

5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan 29

5.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Responden 29

5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban atas Pertanyaan Aspek Pengetahuan

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Metabolisme asetaminofen (Ac) menjadi

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup Peneliti 2. Kuesioner

3. Informed consent 4. Surat Izin Penelitian 5. Ethical Clearance

(15)

ABSTRACT

Fever is the chief complaint that is often encountered in many diseases either caused by infection, dehydration, impaired thermal regulation center and poisoning. In the toddler with a fever, more higher fever has greater risk of severe disease.

The treatment and handling of a wrong, slow and inaccurate will result in disruption of the body's growth and development of toddlers, can endanger the safety of his life.

(16)

From the results of the study found the level of knowledge about knowledge and mother in the selection of generic paracetamol is quite as much as 60% (p = 0.60) from 90 respondents. While knowledgeable either 4% (p = 0044). Knowledgeable and bad 26% (p = 0.26).

With this research is expected to be input for the government in promoting generics medicine. And could be a reference to be developed into an analytical research.

Keywords:Election of generic paracetamol and trademark paracetamol,

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam merupakan keluhan utama yang sering ditemui pada banyak penyakit, baik yang disebabkan oleh infeksi, dehidrasi, gangguan pusat pengaturan panas, dan keracunan. Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal, hal ini dapat disebabkan oleh stres fisiologik, sekresi hormon tiroid berlebihan, ovulasi, olahraga berat, sampai lesi sistem saraf pusat, atau infeksi oleh mikroorganisme, atau pada pejamu (host) proses non-infeksi seperti radang atau pelepasan bahan-bahan tertentu, seperti pada leukemia (DORLAND, 2000). Selain itu, menurut Guyton dan Hall (1997), demam berarti temperatur tubuh di atas batas normal, dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan temperatur.

Resiko antara balita dengan demam akut terhadap penyakit yang serius, dan penyebab penyakit yang berat bervariasi, tergantung usia balita. Pada balita demam semua umur, makin tinggi demam makin besar resiko terhadap penyakit berat (Nelson, 2006). Perlakuan dan penanganan yang salah, lambat, dan tidak tepat akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita, dapat membahayakan keselamatan jiwanya. Karena itu pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan demam pada balita wajib dikuasai dengan baik oleh para orang tua khususnya ibu.

Di Profil Kesehatan 2008 Kota Medan, penyakit yang paling banyak di kota Medan adalah infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas yang salah satu gejalanya adalah demam. Pada tahun 2009 tercatat pada Puskesmas Medan Denai angka rata-rata kejadian demam pada balita di atas 50 balita setiap bulannya, baik balita dengan diagnosa demam akut maupun balita dengan gejala dari suatu penyakit.

(18)

yang termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas wajib mencantumkan

keterangan pada setiap kemasannya tentang kandungan zat berkhasiat, kegunaan,

aturan pakai, dan pernyataan lain yang diperlukan (S.K. MenKes No.917/1993).

Semua kemasan obat bebas terbatas wajib mencantumkan tanda peringatan

“apabila sakit berlanjut segera hubungi dokter” (S.K. MenKes No.386/1994).

Menurut S.K. MenKes R.I. No.2380/A/SK/VI/83 tertanggal 1983 yang

mengharuskan pabrik farmasi memberikan tanda-tanda khusus, yaitu lingkaran

hijau dengan garis tepi berwarna hitam untuk Obat Bebas; dan lingkaran biru

dengan garis tepi berwarna hitam untuk Obat Bebas Terbatas. Sehubungan

dengan penyaluran obat bebas dan obat bebas terbatas telah diterbitkan Keputusan

MenKes R.I No.1331/MenKes/SK/X/2002 tentang pedagang eceran obat yang

mencantumkan pasal-pasal sebagai berikut:

- Pedagang eceran obat menjual obat-obat bebas dan obat-obatan bebas terbatas

(daftar W) dalam bungkusan dari pabrik yang membuatnya secara eceran.

- Pedagang eceran obat harus harus menjaga agar obat-obat yang dijual bermutu

baik dan berasal dari pabrik-pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi yang

mendapat izin dari MenKes.

Banyak obat yang biasa digunakan untuk mengatasi demam, satu diantaranya

adalah parasetamol. Parasetamol (asetaminofen) derivat asetanilida adalah

metabolit dari fenasetin, yang juga sering dipakai sebagai swamedikasi atau

pengobatan mandiri ( Tjay dan Rahardja, 2005). Kemasan parasetamol itu sendiri

dibuat oleh berbagai macam pabrikan, ada yang berjenis generik dan obat berlabel

dagang.

Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope

Indonesia atau INN (International Non-Proprietary Name) untuk zat berkhasiat

yang dikandungnya (Kristina, 2007). Obat paten atau spesialité adalah obat milik

suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar

atau proprietary name (Tjay dan Rahardja, 2005).

Menurut Kristina (2007), parasetamol terbagi jadi bermacam-macam yang

(19)

Dari uraian di atas dapat dilihat penggunaan parasetamol banyak di Indonesia, dan kebanyakan digunakan sebagai pengobatan dini pada demam khususnya pada anak-anak dan balita. Oleh sebab itu peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dengan merek dagang dalam mengatasi demam pada balita. Terkait ketersediaan parasetamol generik di pusat pelayanan kesehatan dasar masih kurang, ketersediaan parasetamol sirup 120 mg/5 ml masih 79,37% dan parasetamol tablet 500 mg 85,27% (Profil Kesehatan Kota Medan 2008).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah adalah bagaimana

tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang

untuk mengatasi demam pada balita di Kelurahan Denai.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol

generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita.

1.3.2.Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang demam pada balita.

2. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang parasetamol.

(20)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam membuat karya ilmiah.

2. Sebagai informasi bagi ibu tentang pemilihan obat yang sesuai untuk

mengatasi demam pada balita.

(21)

BAB 2

2.1. Demam pada BALITA 2.1.1. Defenisi Demam

Menurut El-Radhi & Carroll (2009), demam adalah manifestasi klinis yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh diatas 1℃ (1,8°F) atau lebih dari rata-rata suhu tubuh normal. Berikut derajat suhu yang bisa dikatakan sebagai demam: Rectal temperature ≥ 38.0°C

Oral temperature ≥ 37.6°C

Axillary temperature ≥ 37.4°C

Tympanic membrane ≥ 37.6°C

Panas tinggi atau demam suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada biasanya atau diatas suhu normal (Widjaya, 2001).

2.1.2. Etiologi dan Resiko Demam

Demam dapat disebabkan karena faktor infeksi dan non-infeksi. Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit atau mikroorganisme lain. Penyebab non-infeksi antara lain tirotoksikosis, dehidrasi pada anak dan orang tua, alergi, stres, trauma, kelainan kulit yang luas, penyakit keganasan atau kanker dan sebagainya. (Kompendia Obat Bebas 2007)

(22)

permenit untuk setiap 1℃ elevasi temperatur. Takipnoe selama demam adalah peningkatan pernafasan sekitar 2,5 nafas permenit untuk setiap 1℃ elevasi suhu tubuh, kadang-kadang terkait dengan mendengkur (menimbulkan kecurigaan pneumonia). Sedangkan fase awal demam disertai dengan kenaikan tekanan darah dan penurunan Glomerulus Filtration Rate (GFR). Proteinuria terjadi pada 5-10% anak-anak dengan demam tanpa adanya penyakit ginjal yang sudah ada. Kadang-kadang dijumpai tanda selama demam adalah bradikardia relatif, dimana denyut nadi tidak proporsional terhadap derajat demam (El-Radhi and Carroll 2009). Risiko antara anak dengan demam akut terhadap penyakit serius dan penyebab penyakit berat bervariasi tergantung umur anak. Pada umur tiga bulan pertama, karena sistem imunologis imatur, bayi lebih rentan terhadap sepsis dan meningitis yang disebabkan oleh streptokokus grup B dan organisme gram-negatif. Ketika bayi menjadi matur sesudah tiga bulan, bakteri pathogen yang biasanya menyebabkan sepsis dan meningitis adalah Haemophilus influenza tipe B, Neisseria Meningitidis, dan Streptococus pneumonia. Ketika anak matur, imunitas

berkembang terhadap bakteri pathogen yang lazim selama umur 3-4 tahun pertama. Pada saat ini N. meningitides menjadi penyebab utama meningitis bakteria. Pada anak dengan usia lebih dari 36 bulan, faringitis yang disebabkan oleh Streptokopkus grup A merupakan infeksi bakteri yang lazim. Mycoplasma pneumonia menjadi semakin penting sebagai penyebab infiltrate paru pada anak

(23)

Tabel 2.1 Diagnosis Penyakit Berat selama 996 Episode Penyakit

Infeksi Akut pada Anak Demam Berusia kurang dari 36 bulan

Diagnosis Kasus

Jumlah %

Meningitis Bakteria 9 0.9

Meningitis aseptic 12 1,2

Pneumonia 30 3.0

Bakteremia 10 1,0

Infeksi jaringan lunak setempat

10 1,0

Infeksi saluran kencing 8 0,8

Diare bacteria 1 0,1

Gangguan elektrolit 9 0,9

Total 89 8,9

Sumber : Nelson 2000

2.1.3. Patofisiologi Demam

Banyak protein, hasil pemecahan protein, dan beberapa zat tertentu lain, terutama toksin liposakarida yang dilepaskan oleh bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set- point thermostat hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut

pirogen. Pirogen yang dilepaskan oleh bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika set-point pusat pengatur temperatur hipotalamus meningkat lebih tinggi dari tingkat normal, semua mekanisme untuk meningkatkan temperatur tubuh terlibat, termasuk pengubahan panas dan peningkatan pembentukan panas, dalam beberapa jam setelah set-point ditingkatkan ke derajat yang lebih tinggi. Interleukin-1 menyebabkan demam pertama sekali dengan menginduksi pembentukan salah satu PGE2, atau zat yang mirip dan zat ini selanjutnya bekerja

(24)

Reaksi fase akut yang diperantarai oleh sitokin yang dihasilkan oleh leukosit yang berperan dalam reaksi peradangan. Satu reaksi yang dikenal dengan demam, yang dihasilkan oleh kerja sitokin pada pusat pengatur suhu di hipotalamus (Price and Wilson 2006).

2.1.4. Epidemiologi demam

Demam merupakan keluhan yang banyak terjadi khususnya pada BALITA, karena demam juga merupakan mekanisme pertahanan diri ataupun reaksi fisiologis terhadap perubahan set point. Oleh karena itu demam juga merupakan gejala dari penyakit- penyakit infeksi dan non infeksi.

Beberapa kejadian demam akut yang terjadi sebagai gejala penyakit lainnya : Lebih dari 200 kasus ditemukan di Medan dengan diagnosa demam chikungunya dengan gejala demam akut disertai rasa nyeri yang hebat pada persendian sehingga penderitanya sulit berdiri dan berjalan, kemerahan pada kulit disertai sakit kepala (waspada.co.id).

Sampai Mei 2009 terjadi 1.349 kasus demam berdarah di Sumatera Utara dengan angka kematian 17 orang. Jumlah itu hasil rekapitulasi setiap kabupaten/kota se-Sumut yang melaporkan kasusnya ke Dinas Kesehatan se-Sumut (Harian Analisa Juli 2009).

2.2. Penatalaksanaan Demam

Penyembuhan demam yang disebabkan oleh penyakit yang ringan, dapat juga dilakukan dengan pemberian obat penurun panas yang dapat dibeli bebas di apotek. Namun setelah diberi obat penurun panas demam kembali terjadi, jalan terbaik adalah membawa anak balita ke dokter untuk memperoleh perawatan lebih lanjut (Widjaya, 2001).

(25)

1. Jika anak balita yang mengalami demam berusia dibawah enam bulan, dengan alasan apapun harus segera ditangani oleh dokter. Sebaiknya hingga anak balita berusia dua tahun selalu dikonsultasikan atau ditangani oleh dokter bila mengalami demam. Sebab kondisi fisiknya masih tergolong sangat lemah sehingga bila tidak segera ditangani oleh dokter dikhawatirkan akan membahayakan keselamatannya.

2. Jika mengalami gangguan pernapasan, misalnya terlihat memburu dan tersengal-sengal, anak balita harus segera ditangani oleh dokter. Anak balita yang napasnya terlihat dokter, akan menjelaskan mekanisme kerja obat yang sudah diberikannya.

2.2.1. Farmakologi

Obat penurun demam atau antipiretik hanya dianjurkan digunakan jika dengan cara terapi non-obat, demam tidak dapat diatasi. Obat penurun demam yang dapat digunakan adalah parasetamol dan asetosal. Kedua obat ini selain mempunyai efek penurun demam juga mempunyai efek pereda nyeri yang setara (Kompendia Obat Bebas 2007).

2.2.2. Non - Farmkologi

Biasanya untuk mengatasi demam ringan dapat dilakukan antara lain : - Banyak minum

- Kompres es, alkohol di daerah lipatan tubuh - Memakai pakaian yang tipis.

2.3. Obat Generik dan Obat Dagang 2.3.1. Obat Generik

Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope

Indonesia atau INN (International Non-Proprietary Name) untuk zat berkhasiat

(26)

Obat generik bermerek/ bernama dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan (Keputusan Menteri Kesehatan HK.02.02.MENKES/068/2010).

Pemerintah selama ini sudah mengeluarkan obat generik berlogo (OGB) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (khususnya miskin) akan kesehatan. Pemerintah juga telah mendorong agar para dokter mengutamakan pemakain OGB bagi pasiennya. Melalui program ini diharapkan pasien miskin bisa mendapatkan obat bermutu dengan harga yang jauh lebih murah. Meski murah, OGB dibuat melalui prosedur cara pembuatan obat yang baik. Pihak perusahaan farmasi pun telah

mengantongi sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik

(www.tnp2k.wapresri.go.id).

2.3.2. Obat Merek dagang

Obat bermerek dagang adalah obat yang mempunyai nama yang diberikan oleh masing-masing produsen obat. Obat bermerek disebut juga obat paten (Widodo, 2004).

Obat paten atau spesialité adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas

yang dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar atau proprietary name (Tjay dan

Rahardja, 2005).

2.4. Parasetamol 2.4.1. Sediaan

Menurut Kompendia Obat Bebas (2007), parasetamol adalah obat penurun demam.

(27)

Tabel 2.2. Daftar Nama Obat Dagang dan Industrinya

Nama Dagang Industri Produksi

Alphagesic Apex pharma

Biogesic Biomedis

sumber : Kristina (2007)

Menurut Kompendia Obat Bebas (2007) Nama lain :

(28)

Struktur Kimia :

Menurut Kompendia Obat Bebas (2007) Indikasi :

- Mengurangi rasa sakit, misalnya sakit kepala, gigi, dan nyeri. - Menurunkan demam, misalnya setelah imunisasi atau influenza. Kontraindikasi :

- Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat. - Penderita hipersensitif terhadap obat ini.

Menurut Kompendia Obat Bebas (2007), pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan alergi terhadap obat ini.

Hal yang perlu diperhatikan :

1. Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan, karena dapat

menyebabkan gangguan fungsi hati.

2. Bagi penderita penyakit ginjal apabila akan menggunakan obat ini sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter.

3. Bila setelah dua hari demam tidak menurun, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.

4. Sebaiknya obat ini diminum setelah makan atau bersama dengan makanan.

Dosis :

- Dewasa: 325 mg – 600 mg, setiap 4 atau 6 jam - Anak-anak: 0-1 tahun : 60 120 mg setiap 4 tau 6 jam Efek samping :

(29)

2.4.2. Farmakokinetik

Menurut Katzung (1998), parasetamol (asetaminofen) diberikan peroral. Absorbsi tergantung pada kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak didalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit. Asetaminofen sedikit terikat dengan protein plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida, yang secara farmakologi tidak aktif (gambar 2-1).

Gambar 2-1 Metabolisme asetaminofen (Ac) menjadi metabolit-metabolit yang hepatotoksik

Ac-glukuronid  Ac  Ac-sulfat Sitokrom P-450

Senyawa elektrolit reaktif (Ac*)

GSH Makromolekul sel (protein)

GS-Ac Protein Ac*

Ac-merkapturat Kematian sel hepatic

Kurang dari 5% dieksresikan dalam bentuk tidak berubah. Suatu metabolit minor tetapi sangat aktif (N-acetil-p-benzokuinon), perlu diperhatikan pada pemberian dosis besar, karena toksisitasnya terhadap hati dan ginjal. Terutama pada jumlah toksik atau adanya penyakit hati. Waktu paruhnya bisa meningkat dua kali lipat atau lebih.

2.4.3. Farmakodinamik

(30)

rekruitmen opioid postoperatif sampai 30%. Parasetamol juga antipiretik yang sangat efektif. Yang mempunyai efek di system saraf pusat. Parasetamol tidak memiliki ikatan yang jelas dan megikat endogen, tidak seperti NSAID, tidak signifikan menghambatsiklooksigenase (COX) 1 atau COX 2. Ada semakin banyak bukti efek antinosiseptif pusat dari parasetamol. Juga telah terbukti untuk mencegah produksi prostaglandin di tingkat trankripsional seluler, independen terhadap aktifitas COX (Calvin 2007).

2.5. Faktor – Faktor Perilaku Pembelian Obat

Perilaku pembeli dipengaruhi oleh karakteristik pembeli disamping itu dipengaruhi pula oleh proses keputusan pembeli. Menurut Philip Kotler (1995), karakteristik pembeli meliputi empat faktor utama:

1. Faktor kultural adalah penentu yang paling mendasar atas perilaku keinginan dan perilaku seseorang. Termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai hakiki, persepsi, preferensi, serta perilaku orang yang bersangkutan belajar dari keluarga serta lembaga-lembaga kunci lainnya. Pemasar berusaha untuk menelusuri pergeseran kultural yang mungkin mengungkapkan cara-cara baru untuk melayani para konsumen. Kelas sosial adalah sub-kultur yang para anggotanya memiliki prestise sosial yang sama atas dasar kesamaan pola jabatan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, serta variabel lainnya.

2. Faktor sosial mempengaruhi perilaku pembeli, kelompok referensi seorang keluarga, organisasi sosial, asosiasi profesional sangat mempengaruhi pilihan produk serta merk. Posisi seseorang di dalam setiap kelompok ditentukan dari peran dan status. Seseorang pembeli akan memilih produk serta merek yang mencerminkan peran dan statusnya.

(31)

4. Faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, belajar, dan sikap. Masing-masing faktor merupakan perspektif tersendiri untuk memenuhi cara bekerja pembeli. Masyarakat mungkin hanya mengetahui obat dari iklan-iklan. Sesungguhnya nama tersebut biasanya bukan nama obat yang sebenarnya tetapi merupakan nama merek atau nama dagang, kecuali untuk obat generik (Widodo, 2004).

Menurut Widodo (2004), pada pengobatan sendiri dengan menggunakan obat bebas atau bebas terbatas, konsumen dituntut untuk dapat memilih sendiri obat yang tepat baginya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat adalah: a. Pilihlah obat yang paling khusus untuk penyakit anda

b. Mengacu pada kondisi tubuh anda c. Pilihlah yang efek samping paling ringan

d. Pilih bentuk sediaan obat yang paling sesuai dan nyaman

e. Pilih yang harganya paling murah

2.6. Konsep Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni:

1. Tahu (know)

(32)

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguanaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disampaikan pada Bab 1, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

Definisi opersional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Adapun defenisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ibu

Ibu adalah wanita yang mempunyai balita di Kelurahan Medan Denai. b. Umur

Umur adalah usia responden (ibu) yang dihitung dari kelahiran sampai ulang tahun terakhir dengan satuan tahun dan kriteria usia dari 20 – 40 tahun.

(34)

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal ibu yang diselesaikan/ditamatkan dengan ditandai ijazah, pada saat dilakukan wawancara, dengan pembagian, yaitu:

1. Tidak sekolah

Status pekerjaan adalah pekerjaan/kegiatan yang ditekuni oleh responden (ibu) dan dapat dijadikan sumber penghasilan, pada saat dilakukan wawancara, dengan pembagian sebagai berikut:

1. Ibu Rumah Tangga

2. Pegawai Negeri dan Swasta 3. Wiraswasta

4. Buruh e. Status Ekonomi

Status ekonomi adalah derajat atau tingkatan penghasilan keluarga dari responden (ibu), dikategorikan menjadi:

1. Mampu, lebih dari Rp. 2.500.000/bulan 2. Sedang, Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000/bulan 3. Kurang Mampu, kurang dari Rp. 1.000.000/bulan f. Pengetahuan Ibu

(35)

• Cara ukur : wawancara

• Alat ukur : kuesioner, dengan pertanyaan tertutup sebanyak 20 pertanyaan dengan sistem penilaian dapat dilihat di tabel3.1.

• Hasil ukur : Berdasarkan total nilai dari 20 pertanyaan, maka jumlah total nilai adalah 54 dan menurut Pratomo (1986), maka data dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh, yaitu buruk, cukup baik, baik dengan perincian nilai sebagai berikut:

1. Kategori baik : apabila nilai yang diperoleh responden >75% atau nilai total 37 - 54

2. Kategori cukup baik : apabila nilai yang diperoleh responden >50% atau

nilai total 19 - 36

3. Kategori buruk : apabila nilai yang diperoleh responden ≤50% atau nilai total ≤ 18

(36)
(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah bersifat deskriptif observasional dengan desain cross sectional study Penelitian cross-sectional, peneliti melakukan deskripsi mengenai

fenomena yang ditemukan, baik yang berupa factor resiko maupun efek atau hasil. Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2008).

Penelitian ini menjabarkan tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita di Kelurahan Denai tahun 2010.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di posyandu-posyandu yang terdapat di Kelurahan Denai karena masih banyaknya kasus demam pada balita baik yang demam akut maupun gejala dari penyakit lainnya.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita di Kelurahan Denai yang terdaftar di PUSKESMAS Medan Denai sebanyak 965 orang.

(38)

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan consecutive sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Yaitu ibu- ibu yang mempunyai balita dan bersedia menjadi sampel penelitian.

4.3.3. Besar Sampel

Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan perhitungan dengan rumus berdasarkan Wahyuni, 2007 :

(39)

n = 87,42

Dengan besar sampel minimal tersebut, maka sampel penilitian saya bulatkan menjadi 90 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Pada penelitian ini digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuisioner. Pertanyaan–pertanyaan langsung ditanyakan kepada responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita di Kelurahan Denai.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada subjek penelitian. Kuesioner terdidir dari beberapa aspek pertanyaan yang meliputi :

1. Identitas dan karakteristik responden 2. Aspek pengetahuan tentang demam 3. Aspek pengetahuan tentang parasetamol

4. Aspek pengetahuan tentang obat generik dan merek dagang

Untuk bobot penilaian dan interpretasi hasil ukur dapat dilihat pada bab 3. Kuesioner yang diberikan kepada responden sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reabilitas kepada 20 orang responden yang berada di Kelurahan Medan Menteng. Dari hasil uji tersebut didapat semua butir pertanyaan dari semua aspek pengetahuan yang valid dan reliable seperti yang tercantum pada table 4.1.

(40)

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas :

Data sekunder yang digunakan adalah data yang didapatkan dari Puskesmas Medan Denai berupa data ibu yang mempunyai balita di kelurahan Denai.

(41)

Menurut Wahyuni (2007), Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu.

a. Editing : Dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. b. Coding : Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan

kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

c. Entry : Memasukkan data dari kuisioner ke dalam program computer dengan menggunakan program SPSS versi 17.0

d. Cleaning : Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam

komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

e. Saving : Penyimpanan data untuk siap dianalisis

f. Analisis data

(42)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Medan Denai, terletak di Kecamatan Medan Denai, Jalan Jermal XV No.6 dengan kondisi lingkungan yang padat penduduk dan Medan Denai adalah salah satu daerah yang termasuk daerah pinggiran kota Medan. Kondisi sosial ekonomi pada daerah ini rata-rata berada pada ekonomi menengah ke bawah. Puskesmas Medan Denai merupakan salah satu puskesmas intiyang berada di Kecamatan Medan Denai yang dikepalai oleh dr. Hj. Ernasari Hasibuan. Puskesmas Medan Denai menaungi dua kelurahan, dimana kelurahan yang diambil untuk menjadi lokasi penelitian adalah Kelurahan Denai. Adapun batas dari Kelurahan Denai adalah:

Batas utara : Kabupaten Deli Serdang Batas timur : Kebun PTPN

Batas selatan : Kelurahan Menteng Batas barat : Sungai Denai

5.1.2. Karakteristik Ibu

(43)

5.1.2.1. Umur

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur :

Umur (tahun) Frekuensi Persentase

≤20 3 3,3 %

21-30 48 53,3 %

31-40 34 37,8 %

≥41 5 5,6 %

Total 90 100

Berdasarkan karakteristik kelompok umur, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa kelompok responden paling banyak berada pada kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 48 orang (53,3 %). Sedangkan kelompok responden paling sedikit berada pada kelompok umur dibawah 20 tahun sebanyak tiga orang (3,3 %). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.

5.1.2.2. Tingkat Pendidikan

6. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan :

Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang)

Perguruan tinggi/akademi 5 5,6

(44)

Pendidikan responden terdistribusi menjadi lima kelompok yaitu tidak sekolah, SD, SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi/S1. Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut tingkat pendidikan adalah SMA yaitu sebanyak 39 orang (43,3%) seperti yang terlihat pada tabel 5.4. Sedangkan kelompok responden paling sedikit tingkat pendidikannya adalah S1 yaitu hanya 5 orang (5,6%).

5.1.2.3. Jenis Pekerjaan

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan :

Pekerjaan Frekuensi

(orang)

Persentase (%)

Ibu rumah tangga 78 86,7

Pegawai negeri dan Swasta 3 3,3

Wiraswasta 9 10

Jumlah 90 100

(45)

5.1.2.4. Status Ekonomi

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan :

Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Kurang 29 32,2

Sedang 57 63,3

Mampu 4 4,4

Jumlah 90 100

Status ekonomi responden terdistribusi menjadi tiga kelompok yang mempunyai penghasilan yaitu kurang mampu (< Rp.750.000), sedang (Rp.750.000-Rp.1.500.000), dan mampu (> 1.500.000). Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut status ekonomi yaitu sedang sebanyak 57 orang (63,3%) seperti yang terlihat pada tabel 5.4. Sedangkan kelompok responden paling sedikit status ekonominya adalah mampu yaitu hanya 4 orang (4,4%).

5.2. Hasil Analisa Data 5.2.1. Gambaran Pengetahuan

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Responden :

Gambaran Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase %

Baik 4 4,4

Cukup 60 66,7

(46)

Jumlah 90 100

Pengetahuan responden mengenai pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi dua puluh (20) pertanyaan. Selanjutnya, gambaran pengetahuan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup, dan buruk.

(47)
(48)

Distribusi jawaban responden untuk setiap pertanyaan mengenai pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita dapat dilihat pada tabel 5.6. Dari pertanyaan keempat belas mengenai pengertian obat generik sebanyak 82 orang (91,1%), hanya menjawab dengan bobot jawaban satu. Pertanyaan tersebut yang menunjukkan buruknya pengetahuan tentang pertanyaan ini. Sedangkan untuk jawaban atas pertanyaan yang mencapai bobot tiga dan dua, hampir semua responden tidak mampu menjawab semua butir pertanyaan.

5.3. Pembahasan

5.3.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan variasi pada karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dn status ekonomi.

Berdasarkan tabel 5.1. kelompok umur yang paling banyak dalam hasil penelitian ini adalah 21-30 tahun sebanyak 48 orang (53,3%) dan terendah berumur dibawah 20 tahun yaitu 3 orang (3,3%). Hartono (2004) menyatakan bahwa periode umur 20-35 tahun merupakan periode yang paling baik untuk hamil dan melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dengan jarak kehamilan 2-4 tahun. Asumsi peneliti, hasil ini diperoleh karena responden pada usia ini biasanya memasuki siklus keluarga dengan anak kecil (balita).

(49)

Pekerjaan responden paling banyak adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 78 orang (86,7%) dan yang paling sedikit bekerja sebagai pegeawai negeri dan swasta sebanyak 3 orang (3,3%). Asumsi peneliti, hasil ini diperoleh karena responden yang paling sering dan mempunyai keluangan waktu untuk bersedia menjadi responden adalah ibu rumah tangga.

Status ekonomi responden paling banyak adalah sedang yaitu sebanyak 57 orang (63,3%) dan paling sedikit adalah mampu sebanyak 4 orang (4,4%). Asumsi peneliti, hal ini dikarenakan pekerjaan orang tua di daerah ini tergolong menengah ke bawah seperti buruh, tukang becak, dan pedagang.

5.3.2. Tingkat Pengetahuan

(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari analisa data deskriptif frekuensi dengan mengolah 90 sampel dalam SPSS, diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita di Kelurahan Denai tahun 2010 sebagai berikut yaitu :

pengetahuan dengan hasil :

a. baik : 4,4% atau p = 0,044 b. cukup : 60% atau p = 0,60 c. buruk : 26% atau p = 0,26

Selain itu, dari penelitian ini juga dapat digambarkan karakteristik ibu di Kelurahan Denai tahun 2010 yaitu :

1. Umur para pekerja yang paling banyak adalah umur 21 - 30 tahun. 2. Tingkat pendidikan yang terbanyak adalah SMA

3. Jenis pekerjaan yang terbanyak yaitu ibu rumah tangga

4. Status ekonomi yang paling banyak adalah sedang (Rp750.000 – Rp 1.500.000)

6.2. Saran

1. Diharapkan ini dapat menjadi masukkan bagi instansi pemerintah dalam

mempromosikan obat generik.

(51)
(52)

DAFTAR PUSTAKA

Analisa, 2009. Demam Berdarah. Harian Analisa. Available from:

Calvin, L. 2007. Analgesic Drugs. In: Aitkenhead, A.R., Smith, G., and Rowbotham, D.J. eds. Text Book of Anaesthesia. Edisi 5. United Kingdom:Elesevier Health Sciences, 74-75.

Data PUSKESMAS Medan Denai. 2009.

Departemen Kesehatan, 2007. Kompendia Obat Bebas. Edisi 2. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Dinas Kesehatan Kota Medan, 2009. Profil Kesehatan Medan Tahun 2008. Medan.

Dorland, W.A.N., 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC.

El-Radhi, A.S., Carroll, J., Klein, N., Abbas, A., 2009. Fever. In: El-Radhi, A.S., Carroll, J., and Klein, N. eds. Clinical Manual of Fever in Children. Berlin: Springer, 1-7.

Guyton, A.C., Hall, J.E., 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.

Kotler, P., dan Amstrong, G., 1995. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid I, Edisi 6, Jakarta: prenhalindo.

Kristina, S.A., 2007. Singkatan Bahasa Latin dan Sinonim Nama Obat. In: Kristina, S.A. et all. eds. Buku Saku Kapita Selekta Dispensing I. Edisi Revisi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM.

McCarthy, P.L., 2000. Evaluasi Anak Sakit di Kamar Praktek dan Klinik. In: Nelson W.E., Behrman, R.E., Kliegman, R., and Arvin, A.M. eds. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta: EGC, 278-280.

(53)

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta, 143-146.

Nursalam and Siti Parini, 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Payan, D.G., and Katzung, B.G., 1998. Obat Anti-inflamasi Nonsteroid; Analgesik Nonopioid; Obat yang Digunakan Pada Gout. In: Katzung, B.G. ed. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC, 574-575.

Pratomo, H., dan Sudarti., 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakaat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sastroasmoro, Sudigdo., dan Ismael, Sofyan., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-3. Jakarta : Sagung Seto.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2010. Pemerintah Galakkan Lagi Obat Generik. Available from:

Tjay, T.H., Raharja, K., 2005. Obat-Obat Penting. Jakarta: Gramedia

University of Alberta, 2009. Acetaminophen. Available from:

Wahyuni, Arlinda, S., 2007. Statistika Kedokteran.. Jakarta : Bamboedoea Communication

Waspada, 2010. Demam Chikungunya.Waspada. Available from:

[Accesed

17 April 2010].

Widjaya, M.P., 2001. Mencegah dan Mengatasi Demam pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.

Widodo, Rahayu. 2004. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

(54)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rifwanul Basir NST

Tempat / Tanggal Lahir : Padang Sidempuan / 7 Februari 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jermal III No.24 Medan Denai 20227

Riwayat Pendidikan : 1. TK Al-Falah Tanjung Balai ( 1994-1995 )

2. SD Al-Ulum Medan ( 1995-2001 )

(55)

4. SMAN 2 Medan ( 2004-2007 )

5. Fakultas Kedokteran USU (2007 – sekarang)

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa SCORA Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara (

2009-Sekarang )

2. Ketua Umum Kelompok Aspirasi Mahasiswa

Ar-Rahmah Fakultas Kedokteran Sumatera Utara (

2008-Sekarang )

3. Anggota Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan

Kepemudaan HMI FK USU (2008-2009)

4. Wakil Sekretaris Umum HMI FK USU (2009-2010)

5. Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan

Kepemudaan HMI FK USU (2009-2010).

6. Staff SCORE Fakultas Kedokteran USU

(56)
(57)

N 20 20 20 20 20 20 20

(58)
(59)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

(60)

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

(61)

LEMBAR KUESIONER

Tingkat Pengetahuan Ibu dalam Pemilihan Parasetamol Generik dengan Merek Dagang untuk Mengatasi Demam pada BALITA di Kelurahan Denai

Tahun 2010 A. Karakteristik Responden

1. Nomor Responden : ………..

2. Nama : ………..

3. Umur : ………..

4. Pendidikan* :

1. Tidak Sekolah 2. SD

3. SLTP

4. SMA

5. S1

5. Pekerjaan* :

1. Ibu Rumah Tangga

2. Pegawai Negeri dan Swasta 3. Wiraswasta

(62)

1. KurangMampu (<750.000/bulan).

2. Sedang (750.00-1.500.000/bulan) 3. Mampu (>1.500.000/bulan)

Keterangan * : Pilih salah satu sesuai keadaan anda.

B. Pertanyaan Pengetahuan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan menyilang (X) pilihan jawaban yang menurut anda benar !

1. Apakah ibu tahu yang dimaksud dengan demam pada balita ? (Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Upaya pertahanan tubuh dari infeksi bakteri dan virus b. Suhu tubuh melalui pengukuran di ketiak lebih dari 37,5℃ c. Karena dehidrasi, stress, dan trauma

d. Badan panas-dingin e. Tidak tahu

2. Menurut ibu, apa saja yang bisa menyebabkan demam ? (Jawaban boleh

lebih dari 1)

a. Kuman dan virus b. Bakteri

c. Stress dan dehidrasi d. Bermain sepanjang hari e. Tidak tahu

3. Menurut ibu, apa gejala dan tanda balita demam ? (Jawaban boleh lebih

dari 1)

(63)

b. Cengeng dan haus

c. Tidur berkepanjangan dan kedinginan (kaku) d. Aktif bermain dan riang

e. Tidak tahu

4. Sepengetahuan ibu, apa resiko/penyakit lain yang terjadi bila demam berkepanjangan ?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Demam kejang b. Demam berdarah

c. Meningitis (Infeksi selaput otak) d. Susah tidur

e. Tidak tahu

5. Apa yang ibu lakukan jika anak balita ibu mengalami demam ?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Mengompres anak b. Menyelimuti anak c. Langsung diberi obat

d. Membiarkan anak untuk sementara e. Membiarkan anak tetap bermain

6. Setelah beberapa saat anak mengalami demam, demam anak tidak turun, apa yang ibu lakukan ?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Pergi ke dokter anak

b. Pergi ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat c. Membeli obat di warung/apotek

d. Tunggu selama 1 hari, jika tidak turun pergi ke dokter atau puskesmas e. Tidak melakukan apa-apa dan melanjutkan tindakan sebelumnya 7. Setelah beberapa saat, demam anak menjadi tinggi, apa yang ibu lakukan ?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Segera pergi ke dokter anak

(64)

c. Membeli obat di apotek/warung

d. Terus dikompres dan diberi minum yang banyak e. Menunggu suami pulang

8. Apa obat yang biasa ibu berikan/beli jika anak balita demam ?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Parasetamol b. Pamol c. Panadol d. Amoxycilin

e. Obat-obatan herbal

9. Bagaimana cara ibu mendapatkan obat tersebut ?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Dengan resep dokter b. Anjuran bidan/perawat

c. Langsung membeli ke warung/apotek d. Tanya pada tetangga

e. Tidak berusaha mendapatkan obat

10.Menurut ibu, obat diberikan…(Jawaban boleh lebih dari 1) a. Pada waktu demam

b. Sampai demam hilang c. Tiga kali dalam sehari d. Sewaktu kejang e. Tidak tahu

11.Apa yang ibu ketahui tentang parasetamol ? (Jawaban boleh lebih dari 1) a. Obat penurun panas

b. Obat sakit kepala c. Obat sakit gigi d. Obat untuk infeksi e. Tidak tahu

(65)

a. Tahu b. Tidak Tahu

13.Sepengetahuan ibu apa saja merek obat yang mengandung parasetamol ?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Panadaol b. Pamol c. Sanmol d. Komix e. Amoxylin

14.Apa yang ibu ketahui tentang obat generik ? (Jawaban boleh lebih dari

1)

a. Obat bersubsidi dari pemerintah b. Obat yang dijual bebas di pasaran c. Obat yang berlogo generik

d. Termasuk obat keras e. Obat yang bebas dibeli

15.Menurut ibu dimana saja bisa didapatkan obat generik ? (Jawaban boleh

lebih dari 1)

16.Bentuk sediaan obat apa saja yang termasuk obat generik? (Jawaban

boleh lebih dari 1)

a. Tablet b. Kaplet c. Sirup d. Injeksi

(66)

17.Apakah ibu tahu tujuan dibuatnya obat generik?

a. Mengatasi masalah kesehatan pada masyarakat kurang mampu b. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat murah

c. Agar masyarakat miskin mendapatkan obat bermutu d. Pemerintah membuat obat yang mahal

e. Pemerintah ingin meraup keuntungan dari penjualan obat 18.Tahukah ibu tentang parasetamol generik ?

a. Tahu b. Tidak Tahu

Jika jawaban tahu, lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya.

19.Apakah yang ibu ketahui tentang parasetamol generik ?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Obat penurun panas yang disediakan di Puskesmas b. Obat demam yang berlogo generik

c. Obat penurun panas yang disubsidi pemerintah d. Obat penurun panas yang dijual bebas

e. Obat penurun panas yang banyak di iklankan

20.Bagaimana bentuk sediaan dari parasetamol generik? (Jawaban boleh

lebih dari 1)

a. Tablet b. Kaplet c. Sirup d. Injeksi

(67)

Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Tempat/Tgl. Lahir :

Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada kuisioner yang diajukan oleh peneliti untuk disertakan ke dalam data penilitian dan menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuisioner adalah benar ada tanpa paksaan dari pihak manapun.

Peneliti,

Medan, 2010

Yang membuat pernyataan,

(68)

N

O

Respon

den

Umur Pendidikan Pekerjaan Status

(69)
(70)
(71)

86 M S 32 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 0 2

87 Lin 29 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 2

88 Ar 31 4 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 0 1

89 Ai 28 4 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

90 W S 30 4 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 0 2

Keterangan:

- Pendidikan : 1. Tidak Sekolah

2. SD 3. SLTP 4. SMA 5. S1

- Pekerjaan : 1. Ibu Rumah Tangga

2. Pegawai Negeri dan Swasta 3. Wiraswasta

4. Buruh

- Status Ekonomi : 1. Kurang Mampu (< Rp. 750.000/bulan) 2. Sedang (Rp. 750.000- Rp. 1.500.000/bulan)

3. Mampu (> Rp. 1.500.000/bulan)

- P1- P20 : Merupakan skor atas pertanyaan sesuai dengan nomor

-- P Total : Jumlah skor yang didapati tiap responden untuk seluruh pertanyaan

Gambar

Tabel 2.1 Diagnosis Penyakit Berat selama 996 Episode Penyakit
Tabel 2.2.  Daftar Nama Obat Dagang dan Industrinya
Gambar 2-1 Metabolisme asetaminofen (Ac) menjadi metabolit-metabolit
Tabel  3.1. Tabel Nilai Kuisioner Pengetahuan Ibu dalam Pemilihan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor : 54 Tahun 2010 dan perubahannya Nomor : 4 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

melaksanakan Pelelangan Paket Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Rehabilitasi Gedung Kantor, Asrama dan Pengaspalan Jalan pada Balai Diklat Keuangan Cimahi

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

Panitia pengadaan barang/Jasa pada Kanreg III Badan Kepegawaian Negara akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi (Pelelangan Ulang 2) untuk

kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu : kompetensi. kepribadian , managerial , kewirausahaan , supervisi dan sosial

Ciri morfologi buah naga yaitu memiliki batang yang berwarna hijau kehitaman, akar sepanjang 50-60 cm pada tanaman yang hampir siap panen, daunnys membentuk duri

[r]