• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NILAI DAN AKSES INFORMASI TERHADAP

PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DALAM

PEMBELIAN ASURANSI JIWA

DENISSA CHIKA FINIRA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Denissa Chika Finira

(4)

ABSTRAK

DENISSA CHIKA FINIRA. Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa. Dibimbing oleh LILIK NOOR YULIATI.

Asuransi jiwa merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi risiko di masa depan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis nilai berdasarkan urutan prioritas dimensinya, menganalisis akses informasi, serta menganalisis pengaruhnya terhadap perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa. Populasi penelitian ini sebanyak 507 keluarga yang tinggal di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Lokasi tersebut memiliki keluarga sejahtera II, III, dan III plus terbanyak di Kecamatan Tanah Sareal. Contoh penelitian sebanyak 84 keluarga yang didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin dan ditarik dengan menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mendapatkan informasi sebanyak 90.5 persen, sedangkan yang tidak mendapatkan informasi sebanyak 9.5 persen. Maksimal sumber informasi yang didapatkan responden sebanyak 9 sumber. Sumber yang paling dipercaya oleh responden adalah agen asuransi jiwa. Selain itu, teman/tetanga dan keluarga juga dipercaya oleh masing-masing 16.7 dan 6.0 persen responden. Dimensi nilai yang memiliki urutan prioritas tertinggi adalah Universalism yang merupakan salah satu dimensi nilai sosial. Selain itu, nilai secara signifikan memengaruhi perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa.

Kata kunci : Agen asuransi jiwa, nilai pribadi, nilai sosial, sumber paling dipercaya,

universalism

ABSTRACT

DENISSA CHIKA FINIRA. The Effect of Value and Information Access toward Family Financial Planning in Life Insurance Purchasing. Supervised by LILIK NOOR YULIATI.

Life insurance is one of many ways to anticipate risks in the future. The aim of this research was to analyze value due to the priorities scale of its dimension, to analyze information access, and to analyze their influences towards financial planning in purchasing life insurance. The population of this research was 507 family in Kebon Pedes Village, Tanah Sareal District, Bogor City. The location had prosperous family I, II, and III plus, the most in Tanah Sareal District. The sample of this research was 84 family that was determined by Slovin equation and pulled off by simple random sampling. The result of this research showed that the respondents getting information was 90.5 percent of the sample, and those who did not was 9.5 percent of the sample. Maximum sources the respondents had were 9 sources. The trusted one was life insurance agent. Besides, friends or neighbours and family are also trusted by each 16.7 and 6.0 percent of the sample. The dimension of the value having highest priority was Universalism which was one of the social values. Value was significantly affecting financial planning in life insurance purchasing.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

PENGARUH NILAI DAN AKSES INFORMASI TERHADAP

PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DALAM

PEMBELIAN ASURANSI JIWA

DENISSA CHIKA FINIRA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul : Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa

Nama : Denissa Chika Finira NIM : I24090057

Disetujui oleh

Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA Dosen Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Dr Ir Hartoyo, MSc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga selalu tercurah syafaatnya kepada penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu dan pikiran, membimbing, mengarahkan, memberi saran, serta dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

2. Megawati Simanjuntak, SP, MSi dan Dr Ir Diah Krisnatuti, MS selaku penguji skripsi, serta Ir MD Djamaludin, MSc selaku pemandu seminar atas kritik dan saran yang diberikan kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Dr Ir Hartoyo, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang banyak memberikan bimbingan dan motivasi selama menjalani kuliah. Serta seluruh dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen atas ilmu dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.

4. Kepada Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Tengah, Tanah Sareal, Kelurahan Kebon Pedes, para responden, serta semua pihak yang telah membantu.

5. Kepada Bapak Efi Syaefi Machmud dan Ibu Ineu Irawati Soekendi, SE, MM selaku orang tua, serta adik tercinta Dwinita Chika Finira yang telah memberikan doa, motivasi, perhatian, dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

6. Kepada teman seperjuangan Nurul Huda dan Istikhamah yang selalu bersama-sama dalam menyelesaikan penelitian ini serta Lela nesvi sebagai pembahas seminar atas kritik dan sarannya.

7. Sahabat tersayang Mona Inayah Pratiwi, keluarga GIC Mako, Ica, Fika, Citra, Yani, Ayu, Cici, teman-teman IKK 46, Dinda, Didi, Ndai, Devin, Rena atas waktu, kebersamaan, dan motivasinya.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 3

Tujuan Umum 3

Tujuan Khusus 3

Manfaat Penelitian 4

KERANGKA PEMIKIRAN 4

METODE 5

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 5

Teknik Penarikan Contoh 6

Jenis dan Cara Pengambilan Data 7

Pengolahan dan Analisis Data 8

Definisi Operasional 10

HASIL 11

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 21

Karakteristik Responden 22

Karakteristik Keluarga Responden 13

Akses Informasi 14

Nilai 15

Nilai Pribadi 17

Nilai Sosial 18

Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian

Asuransi Jiwa 19

Faktor yang Memengaruhi Perencanaan Keuangan Keluarga

dalam Pembelian Asuransi Jiwa 20

PEMBAHASAN 20

SIMPULAN DAN SARAN 24

Simpulan 24

Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 27

(10)

DAFTAR TABEL

1 Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data

deskriptif 7

2 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan status dalam

keluarga 12

3 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan usia 13 4 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan lama pendidikan 13 5 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan pekerjaan 14 6 Nilai minimal, nilai maksimal, rataan, serta standar deviasi besar

keluarga dan pendapatan keluarga responden 14

7 Sebaran responden berdasarkan total jenis sumber informasi

yang di akses 15

8 Sebaran responden berdasarkan jenis sumber informasi yang paling

dipercaya 15

9 Sebaran responden berdasarkan skor total nilai 16

10 Urutan prioritas dimensi nilai berdasarkan rataan 16

11 Rataan sub-dimensi nilai pribadi 17

12 Rataan sub-dimensi nilai sosial 18

13 Rataan pernyataan variabel perencanaan keuangan dalam pembelian

asuransi jiwa 19

14 Persentase pernyataan variabel perencanaan keuangan dalam

pembelian asuransi jiwa 19

15 Hasil uji regresi linier berganda faktor-faktor yang memengaruhi

perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa 20

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran pengaruh nilai dan akses informasi terhadap

perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa 5

2 Kerangka pengambilan contoh 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Reliabilitas dan validitas kuisioner 27

2 Statistik deskriptif variabel 27

3 Sebaran responden berdasarkan status pekerjaan 27

4 Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan 27

5 Sebaran responden berdasarkan besar keluarga 28

6 Sebaran responden berdasarkan skor perencanaan keuangan dalam

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perencanaan keuangan merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan keuangan. Perencanaan keuangan merupakan hal yang penting dilakukan terutama dalam menghadapi kebutuhan dan keinginan yang tidak pasti. Sebelum melakukan suatu pembelian, merupakan hal yang penting untuk melakukan perencanaan terlebih dahulu. Pengalokasian dana dan perencanaan baik secara lisan, tulisan, ataupun ide baiknya dilakukan sebelum melakukan pembelian agar keuangan keluarga dapat teratur dengan baik tanpa ada kerugian finansial baik jangka pendek, menengah, ataupun dalam jangka panjang. Perencanaan keuangan yang baik akan berguna pada jangka waktu yang panjang bahkan ketika keluarga sudah tidak mendapatkan pendapatan tetap seperti sebelumnya. Warsono (2010) menjelaskan tingkat literasi keuangan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana manajemen sumberdaya keuangan, penentuan sumber pembelanjaan, pengelolaan risiko jiwa dan aset yang dimiliki, dan persiapan keamanan sumberdaya keuangan di masa mendatang apabila sudah tidak bekerja (pensiun).

Risiko dapat timbul dalam berbagai peristiwa yang dialami oleh setiap individu. Salah satu risiko yang cukup besar adalah kehilangan jiwa atau kematian sehingga dapat mengakibatkan berbagai risiko lain yang sangat memengaruhi kondisi anggota keluarga. Risiko kehilangan aset kekayaan dan jiwa berhubungan dengan pengelolaan risiko jiwa dan aset yang dimiliki atau perencanaan risiko. Selain itu, risiko hari tua juga merupakan salah satu masalah yang dapat menimpa individu dan keluarga. Risiko hari tua erat kaitannya dengan masa pensiun dimana seseorang sudah tidak produktif karena faktor usia. Kondisi seperti itu akan menimbulkan ketidakstabilan keuangan pada keluarga.

Warsono (2010) juga menjelaskan bahwa dalam upaya menanggulangi risiko kehilangan aset kekayaan dan jiwa dapat dilakukan dengan teknik asuransi ataupun nonasuransi. Asuransi merupakan persiapan untuk menghadapi risiko dari peristiwa masa depan. Namun, masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum melakukan persiapan risiko masa depan tersebut khususnya dengan menggunakan asuransi. Berdasarkan data yang diperoleh Sigma World Insurance in 2010 yang dirilis oleh Swiss Re (2011) melaporkan bahwa Indonesia tergolong negara yang terpuruk dalam upaya pelindungan atau proteksi terhadap jiwa manusia. Indonesia menempati peringkat ke-11 dari 27 negara di Asia. Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), rasio premi industri asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan IV tahun 2010 hanya 1.63 persen, sedangkan Thailand mencapai 3.5 persen, Malaysia 4.5 persen, dan Singapura mencapai 6.5 persen1. Hal tersebut membuktikan bahwa masih rendahnya tingkat kepemilikan asuransi serta rendahnya kesadaran terhadap risiko pada masyarakat di Indonesia.

Secara khusus, risiko yang berkaitan dengan jiwa seperti hari tua, kematian, serta risiko kehilangan aset kekayaan lebih dekat kaitannya dengan asuransi jiwa. Asuransi jiwa adalah suatu bentuk kerjasama antara orang-orang yang ingin menghindar atau mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian, risiko

1

(12)

2

hari tua, ataupun risiko kecelakaan. Risiko tersebut dapat menimbulkan kesadaran manusia untuk bekerjasama dengan pihak luar untuk menghindari atau minimal mengurangi akibat dari risiko tersebut. Purba (1992) menjelaskan tujuan asuransi jiwa antara lain melindungi masa depan, melindungi kehidupan manusia, dan melindungi kebutuhan hidup. Asuransi jiwa merupakan salah satu jenis asuransi yang cukup populer di kalangan masyarakat di Indonesia. Tahun 2010, nasabah asuransi jiwa mencapai 16.75 juta pemegang polis dari jumlah penduduk yang mencapai 237 juta jiwa. Data pada tahun 2011 menurut Bapepam - LK (non audit) menunjukkan pertumbuhan premi sebesar 27 persen. Asuransi jiwa tumbuh 28.7 persen dan asuransi umum tumbuh 23.1 persen2. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dibandingkan dengan asuransi umum.

Perusahaan asuransi jiwa sekarang ini mulai mengembangkan pasarnya dengan berbagai jenis program asuransi jiwa. Contohnya pada perusahaan asuransi Manulife, jenis asuransi jiwa terbagi kedalam asuransi jiwa tradisional dan asuransi jiwa plus investasi atau yang sering disebut unit link3. Asuransi jiwa tradisional pada umumnya terdiri dari Term Life (berjangka) yang pertanggungannya diberikan pada jangka waktu tertentu, Whole Life (seumur hidup) yang memberikan perlindungan sampai akhir hidup, dan Endowment

(dwiguna) yang perlindungannya sampai akhir kontrak4. Endowment biasanya berbentuk asuransi pendidikan atau dana pensiun dengan premi lebih besar dari dua jenis asuransi jiwa tradisional sebelumnya4. Jenis asuransi jiwa selain asuransi jiwa tradisional adala unit link. Unit link merupakan kombinasi antara perlindungan asuransi jiwa dan investasi, biasanya target market unit link adalah konsumen yang memiliki keuangan mapan dan memiliki keinginan untuk meningkatkan aset melalui investasi sekaligus mendapatkan asuransi jiwa5.

Sudut pandang individu terhadap suatu barang dan jasa dapat diperoleh dari isi informasi yang didapatkan serta sumber yang memberikan informasi mengenai barang dan jasa tersebut. Sumarwan (2004) menjelaskan bahwa proses belajar yang dilakukan konsumen timbul karena adanya stimulasi baik dari produk yang ditawarkan, ataupun dari lingkungan yang memberi informasi terkait keuntungan membeli suatu produk. Assael (1992) dalam Putri (2012) menjelaskan bahwa pencarian informasi dapat melalui iklan, media massa, teman, saudara, tetangga, ataupun orang tua. Yuliati, Retnaningsih, dan Aprilia (2012) dalam penelitiannya membagi media menjadi media massa, media cetak, dan media elektronik, serta kelompok acuan menjadi kelompok tenaga ahli atau pakar dan kelompok sosial seperti keluarga dan teman. Keluarga juga tentunya memiliki paparan informasi yang berbeda satu sama lain. Paparan informasi tersebut juga dapat membentuk pola pikir yang berbeda sehingga membuat pandangan terhadap kepentingan perencanaan keuangan juga akan berbeda.

(13)

3

mengarahkan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan budayanya dan memiliki jumlah yang relatif sedikit (Sumarwan 2004). Individu yang berfokus kepada nilai pribadi bisa jadi dipengaruhi oleh ketertarikan pribadi serta karakternya. Kepribadian menurut Tabaeian et al. (2012) cenderung dipengaruhi oleh faktor genetik dan sedikit dipengaruhi oleh lingkungan, kepribadian juga cenderung dapat berubah ketika seorang individu beranjak dewasa. Individu yang berfokus kepada nilai sosial ditunjukkan dengan perhatiannya kepada lingkungan sosialnya serta dampak dari lingkungan sosial tersebut kepada kepercayaannya. Berdasarkan Homer dan Kahle (1988) dalam teori adaptasi sosial, nilai merupakan tipe kognitif sosial yang berfungsi memfasilitasi adaptasi dalam sebuah lingkungan. Lingkungan dimana konsumen berada akan memengaruhi perilaku dalam keputusan pembelian (Sutisna 2001). Schwartz (2009) menyatakan bahwa terdapat dua dimensi dalam struktur nilai, yaitu nilai pribadi dan nilai sosial, yang termasuk kedalam kategori nilai pribadi adalah Achievement, Power, Hedonism, Stimulation, dan Self Direction. Nilai yang termasuk kedalam dimensi nilai sosial adalah Security, Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence (Schwartz 2009).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) mengungkap bahwa nilai keamanan adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap niat beli asuransi jiwa. Fitriani, Sjabadhyni, dan Meinarno (2009) dalam penelitiannya membuat urutan prioritas nilai berdasarkan dimensi nilai motivasional dan menunjukkan bahwa kepatuhan, kebajikan, keamanan, pengarahan, dan keuniversalan menempati urutan teratas. Nirmala (2002) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa salah satu sumber informasi, yaitu iklan atau sales asuransi jiwa memiliki hubungan signifikan dengan keikutsertaan responden dalam asuransi jiwa. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan variabel yang dapat memengaruhi pembelian asuransi jiwa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.

Tujuan

Tujuan Umum

Mengidentifikasi pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa asuransi jiwa.

Tujuan Khusus

1. Menganalisis nilai yang terdiri dari nilai pibadi dan nilai sosial yang dianut oleh responden serta membuat urutan prioritas berdasarkan dimensi nilai 2. Menganalisis akses informasi yang terdiri dari jumlah sumber informasi

yang diakses dan sumber informasi yang paling dipercaya oleh responden 3. Menganalisis pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan

(14)

4

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berminat yang terkait dengan penelitian pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa, serta bagi beberapa pihak di bawah ini:

1. Bagi pemerintah, penelitian dapat bermanfaat sebagai langkah dalam peningkatan kesadaran masyarakat dalam membagi risiko dengan perusahaan asuransi jiwa.

2. Bagi perusahaan asuransi jiwa, penelitian dapat dijadikan untuk bahan pemasaran dengan mengefektifkan sumber informasi bagi pemasaran produk yang ditawarkan.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi tambahan mengenai asuransi jiwa dan perencanaan keuangan. 4. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu bagi

institusi pendidikan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Indonesia tergolong kedalam negara yang terpuruk dalam upaya perlindungan terhadap jiwa manusia (Swiss Re 2011). Kepemilikan asuransi jiwa di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, asuransi jiwa penting dimiliki untuk menanggulangi atau meminimalkan kerugian yang timbul akibat adanya risiko kehilangan jiwa, kehilangan aset, serta risiko hari tua yang dapat menimpa semua kalangan masyarakat. Perlindungan merupakan salah satu bagian dari perencanaan keuangan dalam manajemen sumberdaya keluarga menurut Deacon dan Firebaugh (1988). Sebelum memutuskan membeli atau tidak membeli asuransi jiwa, keluarga yang memiliki manajemen keuangan yang baik tentunya akan melakukan sebuah perencanaan keuangan terlebih dahulu.

Perencanaan dalam keluarga tentu didasari dengan input berupa demands, goals, events, dan resources (Deacon & Firebaugh 1988). Input yang dimiliki keluarga dapat berupa nilai, tujuan dari hal-hal yang ingin dicapai, standar, permintaan dari lingkungan sekitar, dan sumberdaya baik yang berasal dari internal ataupun eksternal keluarga (Deacon & Firebaugh 1988). Pendidikan dan pendapatan merupakan salah satu sumberdaya yang dimiliki manusia. Input lain yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, status pekerjaan, dan besar keluarga.

(15)

5

responden juga diduga memengaruhi pandangan serta pada akhirnya akan emmengaruhi perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa.

Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa diduga dapat dipengaruhi oleh nilai sebagai pembentuk sebuah perilaku. Nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe nilai pribadi dan sosial (Schwartz 2009). Nilai pribadi merupakan nilai yang fokus kepada hal-hal yang berkaitan kepada dirinya sendiri seperti bagaimana dirinya menjadi orang yang memiliki kekuatan ataupun pencapaian prestasi diri. Sisi nilai sosial salah satunya adalah penggunaan asuransi jiwa sebagai sarana yang dapat digunakan individu untuk melindungi keluarganya dari ketidakpastian masa depan. Penggunaan asuransi jiwa berdasarkan pertimbangan nilai-nilai yang berkaitan dengan lingkungannya merupakan nilai sosial.

METODE

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian dilakukan di Kelurahan Kebon Pedes. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive dengan kriteria lokasi merupakan kelurahan dengan jumlah keluarga sejahtera II, III, dan III plus terbanyak di Kecamatan Tanah Sareal. Kecamatan Tanah Sareal di pilih berdasarkan data BPS

Karakteristik individu:

 Jenis kelamin

 Usia

 Lama pendidikan

 Status pekerjaan Karakteristik keluarga:

 Besar keluarga

 Pendapatan keluarga

Perencanaan keuangan pembelian

asuransi jiwa

Nilai :

 Nilai pribadi

 Nilai sosial Akses Informasi:

 Jumlah sumber informasi

 Sumber informasi paling dipercaya

(16)

6

2012 yang menunjukkan bahwa kecamatan tersebut merupakan salah satu kecamatan dengan jumlah keluarga sejahtera terbanyak di Kota Bogor. Pengambilan data dilakukan bulan April 2013.

Teknik Penarikan Contoh

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah keluarga dengan pengeluaran lebih dari sama dengan Rp2 000 000 di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Penarikan contoh dilakukan dengan kerangka pengambilan contoh seperti berikut:

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kelurahan Kebon Pedes dalam bentuk Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes tahun 2012, terdapat 507 keluarga (N) yang sesuai dengan kriteria penelitian. Mengingat jumlah populasi sudah diketahui, maka itu untuk mengetahui jumlah contoh digunakan rumus

Slovin, yaitu:

n

Keterangan:

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

e : Nilai kritis (batas ketelitian karena kesalahan pengambilan populasi yang ditetapkan sebesar 10%)

Jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai

error sebesar 10% sehingga diperoleh nilai:

n

Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh KOTA BOGOR

Populasi 507 Keluarga Kecamatan Tanah Sareal

Contoh 84 Keluarga Kelurahan Kebon Pedes

(17)

7

Berdasarkan rumus Slovin didapatkan jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah 84 keluarga. Pengambilan contoh dilakukan dengan cara

simple random sampling dengan mengambil acak 84 keluarga dari total populasi sebanyak 507 keluarga. Responden dari penelitian ini sebanyak 84 orang yang mewakili 84 keluarga sebagai contoh dan merupakan pembuat perencanaan keuangan dalam keluarga.

Jenis dan Cara Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan alat bantu kuisioner yang berisi variabel-variabel yang akan diteliti. Sementara itu, data sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian, data kesejahteraan keluarga Kota Bogor, Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes tahun 2012, data penduduk lokasi penelitian, dan data terkait asuransi yang diperoleh dari lembaga-lembaga tertentu, buku, internet, dan sumber lain yang dapat dipercaya.

Tabel 1 Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data deskriptif Variabel Skala Data

Kuisioner Penyajian Data Deskriptif Karakteristik Responden dan

Keluarga Responden

Jenis kelamin Nominal Laki-Laki

Perempuan

Usia Rasio Dewasa Awal (19-24 tahun)

Dewasa Madya (25-35 tahun) Separuh Baya (36-50 tahun) Tua (51-65 tahun)

Lanjut Usia (di atas 65) (Sumarwan 2004)

Lama pendidikan Rasio 0-9 tahun

9.1-12 tahun >12 tahun

Jenis pekerjaan Nominal PNS

(18)

8

Tabel 1 Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data deskriptif (lanjutan)

Sumber Informasi paling dipercaya Nominal Tidak mendapat informasi dari sumber manapun

Nilai Ordinal Rendah (30-60)

Sedang (61-90)

Kuisioner perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa dan nilai yang digunakan dalam penelitian ini sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuisioner perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.519 dan validitas tertera pada Lampiran 1. Kuisioner nilai juga dikembangkan berdasarkan dimensi nilai Schwartz (2009) dan dimodifikasi sesuai dengan variabel penelitian. Kuisioner nilai memiliki reliabilitas sebesar 0.859 dan nilai validitas tertera pada Lampiran 1.

Pengolahan dan Analisis Data

Semua data yang diperoleh diolah melalui proses pengeditan, pengodean, penilaian, pemasukan data, dan analisis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif menggambarkan data yang berbentuk kualitatif dijelaskan secara kuantitatif. Analisis data inferensia yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji reliabilitas, uji validitas, uji korelasi untuk melihat hubungan antar-variabel sebelum dilakukan uji regresi berganda, dan uji regresi berganda untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa.

(19)

9

informasi yang diakses responden dan sumber informasi yang paling dipercaya oleh responden. Pada penyajian data deskriptif, jumlah sumber informasi yang didapatkan oleh responden dikategorikan menjadi 4 kategori (tidak mendapatkan informasi dari sumber manapun, mendapatkan informasi dari 1 sampai 3 sumber, mendapatkan informasi dari 4 sampai 6 sumber, dan mendapatkan informasi dari 7 sampai 10 sumber). Nilai pada penelitian ini menggunakan dimensi Schwartz

(2009) yang dikembangkan menjadi kuisioner. Berdasarkan Schwartz (2009) nilai dibagi menjadi nilai pribadi dan nilai sosial, yang termasuk kedalam kategori nilai pribadi adalah Achievement, Power, Hedonism, Stimulation, dan Self Direction,

sedangkan nilai yang termasuk kedalam dimensi nilai sosial adalah Security, Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence. Penilaian mengunakan skala Likert 1 sampai 4 (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, 4=sangat setuju). Variabel perencanaan keuangan diolah secara deksriptif dengan menguraikan jawaban menggunakan penilaian Likert 1 sampai 4 (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, 4=sangat setuju). Hasil penjumlahan skor pada variabel nilai dan jumlah sumber informasi yang diakses responden dikategorikan secara deskriptif menjadi tiga kelompok. Rentang skor berdasarkan sebaran skor dari setiap kuisioner dan menggunakan persamaan interval kelas untuk pengelompokkannya. Penentuan kelas interval dilakukan dengan rumus berikut (Umar 2003 dalam Ardiansyah 2011).

Penilaian variabel perencanaan keuangan dalam analisis deskriptif juga dilihat rataannya menggunakan interval kelas dengan membagi rata-rata skor per-pernyataan kedalam tiga kelas. Rataan skor per-per-pernyataan didapat dengan cara membagi total skor per-pernyataan dengan jumlah responden. Setelah itu dilakukan klasifikasi berdasarkan interval kelas yaitu rendah (1-2), sedang (2.1-3), dan tinggi (3.1-4).

Penilaian variabel nilai juga dilakukan dengan mengurutkan sepuluh dimensi nilai dari yang tertinggi sampai dimensi nilai terrendah yang dianut oleh responden berdasarkan rataan. Nilai diurutkan berdasarkan rataan dimensi nilai. Rataan dimensi nilai diperoleh dari membagi skor total nilai (berdasarkan penilaian Likert) per dimensi dengan jumlah item pernyataan per dimensi. Klasifikasi rataan nilai menggunakan interval kelas yaitu tidak penting (1-2), cukup penting (2.1-3), dan penting (3.1-4). Setiap dimensi nilai memiliki jumlah pernyataan yang berbeda. Jumlah item pernyataan tipe nilai pribadi dimensi

Achievement adalah tiga buah, Power tiga buah pernyataan, Hedonism dua buah pernyataan, Stimulation tiga buah pernyataan, dan Self Direction tiga buah pernyataan Dimensi pada tipe nilai sosial antara lain Security memiliki dua buah penyataan, Conformity memiliki dua buah pernyataan, Tradition tiga buah pernyataan, Universalism dua buah pernyataan, dan Benevolence memiliki lima buah pernyataan. Pernyataan tersebut dikembangkan berdasarkan sub-dimensi nilai menurut Schwartz (2009).

(20)

10

Definisi Operasional

Asuransi jiwa adalah jenis dari asuransi yang memberikan perlindungan terhadap jiwa dan tanggungan kepada pihak tertanggung sesuai dengan premi yang dibayarkan dan polis yang disetujui.

Akses informasi adalah terdiri dari jumlah sumber informasi tentang asuransi jiwa yang didapatkan responden dan sumber informasi yang paling responden percaya dalam pemberian informasi tentang asuransi jiwa. Sumber informasi dapat berupa agen asuransi jiwa dan selain agen asuransi jiwa (iklan televisi, poster, pamflet, radio, majalah, koran atau tabloid, internet, keluarga, dan teman atau tetangga)

Nilai adalah suatu keyakinan yang dimiliki contoh dan dapat memengaruhi perilaku contoh. Struktur nilai menurut Schwartz (2009) terbagi kedalam nilai yang berfokus kepada dirinya sendiri (nilai pribadi) serta nilai yang berfokus kepada lingkungan serta hubungan individu tersebut dengan lingkungannya (nilai sosial).

Nilai pribadi adalah nilai yang dimiliki individu karena fokus terhadap pribadinya sendiri dan dipengaruhi oleh ketertarikan pribadi serta karakternya. Nilai yang dimiliki oleh individu yang berada pada kategori ini adalah Achievement dan Power, Hedonism, Stimulation, dan Self Direction.

Power adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang menekankan pencapaian status

sosial atau kedudukan, penguasaan atau pengendalian atau dominasi terhadap orang lain atau sumber daya manusia (Hidayat 2011). Dimensi

Power terdiri dari Preserving Public Image, Social Power, dan Authority.

Hedonism adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang mengarah pada kebutuhan

untuk mencari kesenangan yang memuaskan khususnya yang bersifat inderawi atau fisik (Hidayat 2011). Dimensi Hedonism terdiri dari Pleasure

dan Enjoying Life.

Achievement adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang mengarah pada

kesuksesan pribadi dengan menunjukkan kompetensi berdasarkan standar sosial yang berlaku (Hidayat 2011). Dimensi Achievement terdiri dari

Ambitious, Influential, Successfull, dan Capable.

Stimulation adalah dimensi nilai pribadi yang mementingkan kebutuhan biologis

untuk mencari ketegangan, yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku mencari kesenangan baru, mencari tantangan untuk memperoleh variasi dalam hidup sehingga hidupnya menjadi lebih menggairahkan (Hidayat 2011). Dimensi Stimulation terdiri dari Exciting in Life, Varied Life, dan

Daring.

Self-direction adalah dimensi nilai pribadi yang mementingkan pemikiran dan

tindakan bebas dalam memilih, menciptakan, mengeksplorasi atau menjelajah, mengambil keputusan sendiri, senang memilih kegiatan-kegiatan untuk dirinya sendiri, memiliki rasa ingin tahu, memilih tujuan hidupnya sendiri (Hidayat 2011). Dimensi Self Direction terdiri dari

Privacy, Curious, Choosing Own Goal, dan Independent.

(21)

11

yang berada pada kategori ini adalah Security, Conformity, Tradition,

Universalism, dan Benevolence.

Universalism adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan kepada

pengertian, penghargaan, toleransi, dan perlindungan demi kesejahteraan semua orang dan alam (Hidayat 2011). Dimensi Universalism terdiri dari sub dimensi Wisdom dan Protect Environtment.

Benevolence adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan pada

perhatian kepada kesejahteraan orang lain yang sering berhubungan dengan diri, orang-orang yang dekat dengan diri (Hidayat 2011). Dimensi

Benevolence terdiri dari sub dimensi Spiritual Life, Loyal, Helpfull, Responsible, dan Meaning in Life.

Tradition adalah salah satu dimensi nilai sosial nilai mengutamakan penerimaan

adat istiadat, melakukan sesuatu berdasarkan kebiasaan yang telah lama dijalankan, dan ide bahwa budaya atau agama memengaruhi individu (Hidayat 2011). Dimensi Tradition terdiri dari sub dimensi Devout, Detachment, dan Humble.

Conformity adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan pada

pengendalian perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, tidak terlalu menonjol, berbaur dengan lingkungan sosial, serta tidak mengganggu orang lain maupun melanggar harapan sosial atau norma yang ada (Hidayat 2011). Dimensi Conformity terdiri dari sub dimensi

Obedient dan Self Discipline.

Security adalah salah satu dimensi nilai sosial individu yang lebih mengutamakan

keamanan, keselarasan, dan stabilitas sosial, stabilitas persahabatan, dan stabilitas diri (Hidayat 2011). Dimensi Security terdiri dari sub dimensi

Family Security dan Healthy.

Perencanaan keuangan adalah salah satu proses mencapai tujuan keuangan yang tepat untuk menghadapi ketidakpastian masa depan. Perencanaan keuangan dapat berupa menabung, persiapan masa pensiun, mengatur pengeluaran keluarga dengan rutin, investasi, serta membeli asuransi.

Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa adalah kegiatan individu melakukan suatu perencanaan untuk membeli asuransi jiwa dengan cara pengalokasian atau rencana yang bisa dalam bentuk lisan, tulisan, ataupun ide. Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa ini dilakukan dengan memperhitungkan risiko kematian, risiko kehilangan aset kekayaan, dan risiko hari tua lalu berencana dan mengalokasikan sumber daya untuk membeli asuransi jiwa untuk menanggulangi atau meminimalkan risiko tersebut.

HASIL

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

(22)

12

Sukadamai, Cibadak, Kayu Manis, Mekar Wangi, dan Kencana. Kecamatan Tanah Sareal memiliki 15 905 keluarga pada kategori keluarga sejahtera (KS II, KS III, dan KS III plus). Kecamatan Tanah Sareal merupakan salah satu daerah dengan kategori keluarga sejahtera terbanyak di Kota Bogor dengan jumlah 38 679 keluarga. Selain itu, lokasi Kecamatan Tanah Sareal juga hanya ±2 km dari pusat kota6 dan terdapat beberapa perusahaan asuransi yang berkantor di wilayah Kecamatan Tanah Sareal.

Kelurahan Kebon Pedes merupakan kelurahan di Kecamatan Tanah Sareal yang memiliki jumlah keluarga sejahtera terbanyak yaitu sebanyak 6 658 keluarga. Jumlah keluarga sejahtera pada Kelurahan Kebon Pedes didominasi oleh keluarga sejahtera II dengan jumlah 5 164 keluarga. Selain itu, jumlah keluarga sejahtera III dan III plus di Kelurahan Kebon Pedes masing-masing sebesr 1 208 dan 286 keluarga. Kelurahan Kebon Pedes terbagi dalam 74 RT dan 13 RW dengan luas daerah 1.04 km2. Jumlah penduduk di Kelurahan Kebon Pedes menurut BPS 2012 adalah 21 528 KK. Data Dasar Keluarga dari Kelurahan Kebon Pedes mencatat bahwa sebanyak 507 KK memiliki pengeluaran lebih dari dan sama dengan Rp2 000 000 per bulan dan tersebar di 13 RW.

Karakteristik Responden

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 84 orang. Responden terdiri dari kepala keluarga dan istri. Kepala keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini sebesar 57.1 persen, sedangkan responden yang berstatus istri sebanyak 42.9 persen. Lebih dari separuh responden penelitian ini berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sebesar 45.2 persen responden berjenis kelamin perempuan.

Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan status dalam keluarga

Usia Kepala Keluarga Istri Total

n % n % n %

Laki-laki 46 54.8 0 0.0 46 54.8

Perempuan 2 2.4 36 42.9 38 45.2

Total 48 57.1 36 42.9 84 100.0

Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat 54.8 persen responden berstatus kepala keluarga yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan responden berstatus kepala keluarga yang berjenis kelamin perempuan sebesar 2.4 persen. Kepala keluarga yang berjenis kelamin perempuan terdiri dari perempuan yang sudah tidak memiliki suami dan belum menikah. Berdasarkan Lampiran 2, rata-rata usia responden adalah 46.74 tahun atau termasuk kedalam usia separuh baya. Usia responden yang paling muda adalah 24 tahun (dewasa awal) dan yang paling tua 75 tahun (lanjut usia). Responden pada umumnya menempuh pendidikan selama 9.1 sampai 12 tahun atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu, 31.0 persen dari keseluruhan responden bekerja sebagai wiraswasta dan 26.2 persen responden merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) (Lampiran 4).

6

(23)

13

Karakteristik Keluarga Responden

Berdasarkan usia, sebesar 39.3 persen kepala keluarga berusia tua (51 sampai 65 tahun), sedangkan sebesar 42.5 persen istri berusia separuh baya (36 sampai 50 tahun). Kepala keluarga rata-rata berusia 48 tahun, sedangkan responden yang berstatus istri rata-rata berusia 44.69 tahun (Lampiran 2). Hal tersebut menunjukkan bahwa baik kepala keluarga maupun istri memiliki rata-rata usia pada kelompok usia separuh baya.

Tabel 3 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan usia

Usia Kepala Keluarga* Istri

n % n %

Dewasa Awal (19 – 24) 0 0.0 1 1.25

Dewasa Madya (25 – 35) 15 17.93 19 23.75

Separuh Baya (36 – 50) 31 36.9 34 42.5

Tua (51 – 65) 33 39.3 24 30.0

Lanjut Usia (Di Atas 65) 5 6.0 2 2.5

Total 84 100.0 80 100.0

Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan

yang tidak memiliki suami

Lama pendidikan merupakan latar belakang pendidikan atau pendidikan terakhir yang sudah dinyatakan lulus, diukur dengan jumlah tahun pendidikan yang sudah ditempuh. Misalnya lulusan SD (6 tahun), lulusan SMP (9 tahun), lulusan SMA (12 tahun), dan seterusnya (Yanti 2013). Hampir separuh kepala keluarga menempuh pendidikan selama 9.1 sampai 12 tahun. Sama halnya dengan kepala keluarga, sebesar 41.3 persen istri menempuh pendidikan selama 9.1 sampai 12 tahun. Lama pendidikan 9.1 sampai 12 tahun setara dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tabel 4 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan lama pendidikan

Lama Pendidikan Kepala Keluarga* Istri

n % n %

0-9 Tahun 7 8.3 19 23.8

9.1-12 Tahun 40 47.6 33 41.3

>12 Tahun 37 44.0 28 35

Total 84 100.0 80 100.0

Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan

yang tidak memiliki suami

(24)

14

Tabel 5 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan pekerjaan Pekerjaan

Kepala

Keluarga* Istri

n % n %

Pegawai Negeri Sipil 10 11.9 9 11.3

Pegawai Swasta 21 25.0 8 10.0

TNI/POLRI 2 2.4 0 0.0

BUMN 9 10.7 1 1.3

Wiraswasta 29 34.5 18 22.5

Ibu Rumah Tangga 0 0.0 42 52.5

Lainnya (pensiunan dan tidak bekerja) 13 15.5 2 2.5

Total 84 100.0 80 100.0

Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan

yang tidak memiliki suami

Besar keluarga responden rata-rata sebanyak empat orang. Lebih dari separuh responden memiliki jumlah anggota keluarga kurang dari sama dengan empat orang dan tidak ada satupun responden yang memiliki jumlah keluarga lebih dari tujuh orang (Lampiran 5). Anggota keluarga responden paling sedikit adalah satu orang dan paling banyak adalah 6 orang. Berdasarkan pendapatan keluarga, rata-rata pendapatan keluarga responden adalah Rp6 410 000 dengan minimal pendapatan keluarga sebesar Rp2 000 000 dan maksimal pendapatan keluarga sebesar Rp28 000 000.

Tabel 6 Nilai minimal, nilai maksimal, rataan, serta standar deviasi besar keluarga dan pendapatan keluarga responden

Variabel Minimal Maksimal Rataan SD

Besar Keluarga 1 6 4.08 1.19

Pendapatan Keluarga 2 000 000 28 000 000 6 410 119.05 4 217 023.81

Akses Informasi

(25)

15

Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan total jenis sumber informasi yang di akses

Sumber informasi paling dipercaya adalah satu dari sepuluh sumber informasi (televisi, radio, majalah, koran/tabloid, pamflet/leaflet, poster, internet, agen asuransi jiwa, keluarga, dan teman/tetangga) yang paling dipercaya responden dalam memberikan informasi mengenai asuransi jiwa. Berdasarkan Tabel 8, lebih dari separuh responden percaya pada agen asuransi jiwa sebagai sumber dalam memberikan informasi mengenai asuransi jiwa. Sumber informasi lain yang cukup dipercaya oleh responden adalah teman/tetangga dengan persentase sebesar 16.7 persen. Keluarga dan televisi juga dipercaya oleh masing-masing 6 persen dan 4.8 persen responden dalam pemberian informasi mengenai asuransi jiwa. Koran/tabloid, pamflet/leaflet, dan internet dipercaya oleh masing-masing satu orang responden atau 1.2 persen dari total responden. Selain itu, tidak ada satupun responden yang percaya pada sumber informasi radio, majalah, dan poster.

Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan jenis sumber informasi yang paling dipercaya

Sumber Informasi n %

Tidak Mendapat Informasi dari Sumber Manapun 8 9.5

(26)

16

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan skor total nilai

Nilai n % Menurut Schwartz (2009), nilai pribadi terdiri dari dimensi Achievement, Power, Hedonism, Stimulation, dan Self Direction, sedangkan nilai sosial terdiri dari dimensi Security, Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence. Dimensi nilai yang paling menonjol pada perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa dapat dilihat dengan mengurutkan nilai per dimensi. Berdasarkan perhitungan rataan dimensi nilai, didapatkan gambaran prioritas dimensi nilai pada Tabel 10.

Tabel 10 Urutan prioritas dimensi nilai berdasarkan rataan

Dimensi Nilai Rataan

(27)

17

menduduki peringkat kelima adalah dimensi Self Direction (2.73) yang berasal dari tipe nilai pribadi. Self Direction merupakan nilai yang memiliki penekanan dalam mementingkan pemikiran dan tindakan bebas dalam memilih, menciptakan, mengeksplorasi atau menjelajah, mengambil keputusan sendiri, senang memilih kegiatan-kegiatan untuk dirinya sendiri, memiliki rasa ingin tahu, dan memilih tujuan hidupnya sendiri. Selain itu, dimensi yang menempati urutan lima terbawah adalah dimensi Benevolence (2.70), Power (2.53), dan Achievement (2.39) yang berasal dari tipe nilai pribadi serta Conformity (2.44) dan Stimulation (2.34) yang berasal dari tipe nilai sosial.

Nilai Pribadi

Nilai pribadi adalah nilai yang dimiliki individu karena fokus terhadap pribadinya sendiri dan dipengaruhi oleh ketertarikan individu serta karakternya (Schwartz 2009). Terdapat lima dimensi nilai pada tipe nilai pribadi, dimensi nilai tersebut memiliki sub-dimensi yang selanjutnya dikembangkan kedalam pernyataan seperti pada Tabel 11.

Tabel 11 Rataan sub-dimensi nilai pribadi

No. Sub-Dimensi Rataan

Power

1 Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan (Preserving Public Image) 2.70 2 Memiliki pengaruh terhadap lingkungan (Social Power) 2.30 3 Memiliki kekuasaan dalam pengambilan keputusan (Authority) 2.60

Hedonism

4 Mementingkan kesenangan diri (Pleasure) 2.90

5 Menikmati hidup (Enjoying Life) 2.75

Achievement

6 Memiliki ambisi yang tinggi (Ambitious) 2.30

7 Dapat memengaruhi perilaku orang lain (Influential) 2.44 8 Menunjukkan kesuksesan diri (Successfull) 2.39 9 Menunjukkan kemampuan keuangan keluarga (Capable) 2.43

Stimulation

10 Memiliki ketertarikan tinggi (Exciting in Life) 2.21

11 Senang melakukan hal baru (Varied Life) 2.30

12 Berani menghadapi risiko (Daring) 2.50

Self direction

13 Fokus kepada urusan pribadi (Privacy) 2.77

14 Memiliki rasa penasaran yang tinggi (Curious) 2.65 15 Memilih suatu hal berdasarkan tujuan hidup (Choosing Own Goal) 2.69 16 Mengambil keputusan sendiri (Independent) 2.79

Berdasarkan Tabel 11, responden memiliki tingkat kepentingan yang cukup pada semua sub-dimensi (2.1-3). Berdasarkan rataan per sub-dimensinya, pada dimensi Power pernyataan yang menggambarkan sub-dimensi Preserving Public Image (2.70) memiliki rataan tertinggi. Sub-dimensi Preserving Public Image

(28)

18

Influential. Dimensi Stimulation memiliki tiga sub-dimensi yaitu Exciting in Life

(2.21), Varied Life (2.30), dan Daring (2.50). Sub-dimensi Daring merupakan sub-dimensi dengan rataan tertinggi dalam dimensi Stimulation. Dimensi terakhir dalam nilai pribadi adalah Self Direction yang memiliki empat sub-dimensi dengan sub-dimensi yang memiliki rataan tertingginya adalah Independent. Apabila diurutkan dari rataan terkecil sampai tertinggi maka sub-dimensi

Pleasure dari dimensi Hedonism memiliki rataan tertinggi dalam tipe nilai pribadi ini, sedangkan sub-dimensi yang memiliki rataan terrendah adalah Exciting in Life

dari dimensi Achievement.

Nilai Sosial

Individu yang memiliki nilai sosial yang tinggi merupakan individu yang memfokuskan perhatian kepada lingkungan sosialnya serta dampak dari lingkungan sosial tersebut kepada kepercayaannya (Schwartz 2009). Nilai sosial terdiri dari lima dimensi yaitu Universalism, Benevolence, Tradition, Conformity, dan Security.

Tabel 12 Rataan sub-dimensi nilai sosial

No. Sub-Dimensi Rataan

Universalism

1 Bijaksana dalam memutuskan suatu hal (Wisdom) 2.95 2 Melindungi masa depan keluarga (Protect Environtment) 2.96

Benevolence

3 Menjunjung tinggi ajaran agama yang dianut (Spiritual Life) 2.42

4 Peduli kepada lingkungan (Loyal) 2.90

5 Kemampuan membantu lingkungan (Helpfull) 2.95 6 Rasa tanggung jawab kepada keluarga (Responsible) 2.68 7 Merasa berguna bagi lingkungan (Meaning in Life) 2.55

Tradition

8 Taat pada tradisi yang dianut (Devout) 2.55

9 Yakin atas keputusan yang diambil (Detachmemt) 2.89

10 Memiliki rasa rendah hati (Humble) 2.85

Conformity

11 Lingkungan mempngaruhi pandangan terhadap suatu hal (Obedient) 2.51 12 Taat pada kebiasaan yang diterapkan lingkungan (Self Discipline) 2.36

Security

13 Meningkatkan rasa aman kepada keluarga (Family Security) 2.88 14 Memperhatikan kesehatan keluarga (Healthy) 2.81

Berdasarkan Tabel 12, responden memiliki tingkat kepentingan yang cukup pada semua sub-dimensi (2.1-3). Pada dimensi Universalism yang memiliki dua sub-dimensi, sub-dimensi dengan rataan tertinggi adalah Protect Environtment

(2.96) yang hanya terpaut sedikit lebih tinggi selisihnya dengan Wisdom (2.95). Sub-dimensi tertinggi pada dimensi Benevolence yaitu Helpfull juga memiliki rataan yang hampir mendekati sub-dimensi Protect Enviirontment yaitu 2.95. Pada dimensi Tradition yang memiliki tiga sub-dimensi, sub-dimensi tertingginya adalah Detachment (2.89). Berbeda dengan dimensi sebelumnya, rataan sub-dimensi Obedient yang merupakan sub-dimensi dengan rataan tertinggi pada dimensi Conformity menunjukkan rataan yang cukup rendah yaitu 2.55, sedangkan pada dimensi Security sub-dimensi dengan rataan tertingginya adalah

(29)

sub-19

dimensi dengan rataan tertinggi adalah Protect Environtment yang digambarkan dengan pernyataan ‘asuransi jiwa penting untuk melindungi keluarga’. Selain itu, sub-dimensi dengan rataan terrendah adalah Self Discipline dari dimensi

Conformity.

Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa

Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa adalah suatu rencana yang dibuat oleh keluarga sebelum keluarga tersebut memutuskan membeli atau tidak membeli asuransi jiwa. Berdasarkan kategori, separuh dari responden memiliki perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa yang sedang (Lampiran 6).

Tabel 13 Rataan pernyataan variabel perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa

Pernyataan Rataan

Mengalokasikan uang untuk perencanaan hari tua 3.23 Merencanakan pembelian asuransi jiwa sejak lama 2.64

Total 2.93

Berdasarkan Tabel 13 pada total skor perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa, rata-rata responden memiliki skor 2.93 yang menunjukkan bahwa responden memiliki perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa yang cukup baik. Selain itu, responden memiliki rataan yang tinggi pada pernyataan mengalokasikan uang untuk perencanaan hari tua (3.23), sedangkan responden memiliki rataan yang cukup tinggi (2.93) pada pernyataan merencanakan pembelian asuransi jiwa sejak lama.

Tabel 14 Persentase pernyataan variabel perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa

(30)

20

Faktor yang Memengaruhi Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa

Hasil analisis regresi linier berganda yang ditunjukkan Tabel 14 memiliki nilai Adjusted R2 sebesar 0.136. Hal tersebut berarti model regresi ini dapat menjelaskan sebesar 13.6 persen faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa, sedangkan 86.4 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 15 Hasil uji regresi linier berganda faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa

Variabel Bebas B β Sig.

Konstanta 2.308 0.195

Jenis kelamin (0=laki-laki; 1=perempuan) 0.192 0.079 0.527

Usia (tahun) -0.017 -0.161 0.172

Lama pendidikan (tahun) 0.187 0.101 0.434

Status pekerjaan (0=tidak bekerja; 1=bekerja) 0.507 0.204 0.105

Besar keluarga (orang) -0.066 -0.065 0.576

Pendapatan keluarga (rupiah) 2.397E-8 0.096 0.427 Jumlah sumber informasi manfaat tentang asuransi jiwa

(sumber)

0.064 0.086 0.426

Sumber informasi paling dipercaya (0= selain agen asuransi jiwa; 1=agen asuransi jiwa)

Keterangan: *) signifikan pada p<0.05; **) signifikan pada p≤0.01

Berdasarkan Tabel 13, terlihat bahwa variabel yang memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa hanyalah nilai. Nilai memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa dengan signifikan (p-value=0.010). Selain itu, kenaikan satu skor nilai juga dapat menaikkan skor perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa sebesar 0.045 poin (B=0.045). Namun, akses informasi yang terdiri dari jumlah sumber informasi yang diakses responden serta sumber informasi yang paling dipercaya tidak memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.

PEMBAHASAN

(31)

21

melakukan perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa di keluarganya. Penelitian ini menggunakan 84 responden dengan responden yang berstatus kepala keluarga lebih banyak daripada responden yang berstatus istri.

Sumarwan (2004) mengatakan bahwa perbedaan usia akan membuat adanya perbedaan selera. Baik kepala keluarga maupun istri keduanya berada pada kategori usia separuh baya. Namun, rata-rata usia istri lebih muda daripada kepala keluarga. Tabaeian et al. (2012) menjelaskan responden dengan usia lebih muda cenderung memiliki nilai pribadi yang lebih kuat dibandingkan dengan nilai sosialnya. Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa istri memiliki usia lebih muda daripada kepala keluarga. Hal ini membuat adanya dugaan bahwa responden yang berstatus kepala keluarga memiliki nilai sosial yang lebih tinggi daripada nilai pribadinya, karena usia kepala keluarga cenderung lebih tua daripada istri. Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dimensi nilai dengan prioritas tertinggi adalah Universalism yang berasal dari tipe nilai sosial (Tabel 10).

Seseorang yang berpendidikan tentu paham maksud serta tujuan dari perusahaan asuransi yang mampu mengalihkan risiko yang mungkin terjadi pada individu kepada perusahaan asuransi (Yanti 2013). Berdasarkan hasil penelitian, responden pada umumnya menempuh pendidikan selama 9.1 sampai 12 tahun atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada lama pendidikan anggota keluarga, baik kepala keluarga ataupun istri keduanya sama-sama menempuh pendidikan selama 9.1-12 tahun. Yanti (2013) juga menjelaskan bahwa pendidikan memberikan peluang besar bagi individu untuk menggunakan jasa asuransi karena mereka mengetahui tentang pengalihan risiko yang bisa dialihkan ke pihak asuransi.

Responden penelitian ini tersebar kedalam tujuh jenis pekerjaan. Namun, pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah wiraswasta dan Ibu Rumah Tangga (IRT). Hal ini sesuai dengan hasil deskriptif pekerjaan keluarga responden (Tabel 5) yang menunjukkan bahwa pada kepala keluarga jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan responden adalah wiraswasta. Selain itu, pada istri juga terlihat bahwa lebih dari separuh istri merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT).

Pendapatan keluarga responden dalam penelitian ini rata-rata sebesar Rp6 410 119, dengan pendapatan maksimal keluarga adaah Rp28 000 000. Pendapatan tersebut dapat dikatakan tinggi. Namun, hal ini tidak didukung dengan perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa responden yang lebih dai separuhnya berada pada kategori sedang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sulistyawati (2011) yang menjelaskan bahwa besarnya pendapatan bukanlah ukuran seseorang mengalami masalah finansial, tapi faktor perilaku individu seseoranglah yang memengaruhi keberhasilan dalam mengelola keuangan.

(32)

22

yang di akses oleh responden adalah sebanyak 9 sumber. Selain itu, pada sumber informasi paling dipercaya terlihat bahwa agen asuransi memiliki persentase yang paling tinggi daripada sumber informasi lainnya. Lebih dari separuh responden mengaku percaya kepada agen asuransi jiwa sebagai sumber dalam pemberian informasi mengenai asuransi jiwa. Sesuai dengan Nirmala (2002) yang menjelaskan bahwa salah satu sumber informasi, yaitu iklan atau sales asuransi jiwa memiliki hubungan yang signifikan dengan keikutsertaan responden dalam asuransi jiwa. Sumber informasi yang memiliki persentase cukup tinggi setelah agen asuransi jiwa adalah teman/tetangga dan keluarga. Ketiga sumber tersebut (agen asuransi jiwa, teman/tetangga, dan keluarga) merupakan sumber informasi yang termasuk ke dalam kelompok acuan. Hal ini sesuai dengan Yuliati, Retnaningsih, dan Aprilia (2012) dalam penelitiannya yang membagi media menjadi media massa, media cetak, dan media elektronik, serta kelompok acuan menjadi kelompok tenaga ahli atau pakar dan kelompok sosial seperti keluarga dan teman. Sumarwan (2004) menjelaskan bahwa kelompok acuan dapat memberikan pengaruh informasi. Sumarwan (2004) juga menjelaskan bahwa kelompok acuan akan memengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen karena selain saran dari kelompok acuan tersebut dapat dipercaya, kelompok acuan juga dianggap memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. Hal tersebut berarti kelompok acuan sebagai sumber informasi diduga berpotensi memengaruhi pandangan seseorang terhadap suatu produk. Pandangan terhadap suatu produk juga diduga akan memengaruhi perencanaan responden sebelum melakukan pembelian.

Nilai dalam penelitian ini terbagi kedalam dua tipe nilai yaitu nilai pribadi dan nilai sosial. Berdasarkan total nilai yang merupakan penggabungan skor tipe nilai pribadi dan nilai sosial, didapatkan hasil bahwa hampir seluruh responden memiliki skor nilai pada kategori sedang. Nilai juga dapat diurutkan berdasarkan prioritas perdimensi. Urutan prioritas nilai dapat digunakan untuk melihat dimensi nilai apakah yang paling diutamakan responden untuk membuat perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi Universalism yang merupakan salah satu tipe nilai sosial memiliki rataan paling tinggi dan menempati urutan prioritas nilai teratas. Dimensi Universalism

merupakan nilai yang memiliki penekanan pada pengertian, penghargaan, toleransi, dan perlindungan demi kesejahteraan semua orang dan alam. Contoh

Universalism dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Syifa dan Hartoyo (2011) dalam penelitiannya yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjadi responden telah menunjukkan kepedulian pada kesejahteraan secara universal.

Hal tersebut ditunjukkan dengan peduli kepada petani buah nasional dan meningkatkan perekonomian nasional dengan membeli buah lokal (Syifa & Hartoyo 2011). Hal ini berarti dalam perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa, responden sangat menjunjung tinggi lingkungan luasnya seperti semua orang dan alam. Berdasarkan rataan sub-dimensinya, Protect Envirentmemt

(33)

23

dimensi keuniversalan (Universalism) merupakan hal yang penting dan menempati urutan kelima dari sepuluh dimensi. Dimensi Security menempati urutan kedua berdasarkan urutan prioritas dimensi nilai. Sesuai dengan Pratiwi (2012) yang menyatakan bahwa nilai keamanan (Security) berpengaruh nyata terhadap niat pembelian asuransi jiwa. Hal ini juga sesuai dengan Hidayat (2011) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Security menempati urutan prioritas tertinggi. Hidayat (2011) menjelaskan responden yang memiliki nilai

Security yang tinggi mengutakamakan rasa aman, keselarasan, menjaga ketentraman dan stabilitas dalam berbagai aspek kehidupannya. Berdasarkan rataan sub-dimensinya, Family Security yang merupakan salah satu sub-dimensi dari Family Security memiliki rataan yang cukup tinggi (Tabel 12). Selain itu, dimensi lain yang berada pada urutan ketiga, keempat, dan kelima adalah

Hedonism yang berasal dari nilai pribadi, Tradition yang berasal dari nilai sosial,

dan Self Direction yang berasal dari nilai pribadi. Kelima urutan tertinggi didominasi oleh dimensi dari nilai sosial (Universalism, Security, dan Tradition). Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai sosial diduga sangat dianut oleh responden dan berpotensi meningkatkan total nilai keseluruhan.

Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa merupakan pengalokasian dana ataupun rencana, baik rencana lisan, tulisan, ataupun hanya dalam bentuk niat untuk membeli produk asuransi jiwa. Literasi keuangan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana manajemen sumberdaya keuangan, penentuan sumber pembelanjaan, pengelolaan risiko jiwa dan aset yang dimiliki, dan persiapan keamanan sumberdaya keuangan di masa mendatang apabila sudah tidak bekerja (pensiun) (Warsono 2011). Selain itu, salah satu strategi perencanaan keuangan adalah rencana jangka panjang seperti menggunakan asuransi jiwa (Masassya 2005 dalam Sulistyawati 2011). Hal tersebut merupakan bukti bahwa perencanaan keuangan merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencapai tujuan keuangan keluarga. Perencanaan keuangan pada umumnya dilakukan untuk mengontrol keuangan keluarga dan membatasi keinginan dan berfokus kepada kebutuhan. Perencanaan keuangan sangat penting dilakukan sebelum melakukan pembelian. Perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa responden memilii rataan yang cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki respon yang baik dalam melakukan perencanaan keuangan. Responden bahkan memiliki rataan yang sangat baik dalam mengalokasikan dana menjelang hari tua. Selain itu, responden juga cukup baik dalam merencanakan pembelian asuransi jiwa sejak lama.

(34)

24

Keterbatasan penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes (2012) tidak mencakup seluruh penduduk yang tinggal di lokasi tersebut. Selain itu, data pendapatan yang terdapat dalam Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes (2012) juga kurang relevan dengan kondisi lapang, sehingga data pendapatan yang diperoleh tidak beragam.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Nilai yang dianut oleh responden dapat dikatakan cukup baik. Berdasarkan urutan prioritas dimensi nilai, diketahui bahwa dimensi Universalism yang merupakan salah satu dimensi nilai sosial memiliki urutan prioritas tertinggi. Hal ini membuktikan bahwa pada umumnya responden memiliki perhatian yang baik pada kesejahteraan lingkungannya. Dimensi yang memiliki urutan prioritas kedua adalah Security yang juga merupakan dimensi nilai sosial. Security adalah nilai dimana responden sangat memperhatikan keamanan, terutama keamanan keluarganya. Urutan lima teratas pada prioritas dimensi nilai didominasi oleh nilai sosial yang memiliki tiga dimensi pada peringkat lima besar. Nilai juga memengaruhi perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa. Artinya adalah, nilai dapat mendorong perilaku responden untuk melakukan perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa. Selain itu, pada akses informasi terlihat bahwa hampir seluruh responden pernah mendapatkan informasi mengenai asuransi jiwa. Lebih dari separuh responden mendapatkan informasi dari 1 sampai 3 sumber. Sumber yang paling dipercaya responden adalah agen asuransi jiwa. Namun, akses informasi tidak memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.

Saran

(35)

25

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah R. 2011. Analisis pengetahuan, persepsi, dan perilaku mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB dalam pembelian nada sambung [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Assael H. 1992. Consumer Behavior and Marketing Action. PWSKENT Publishing Company

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Kota Bogor dalam Angka 2012. Bogor (ID) : BPS Kota Bogor.

______________________. 2012. Kecamatan Tanah Sareal dalam Angka 2012. Bogor (ID): BPS Kota Bogor.

Deacon RE, Firebaugh FM. 1988. Family Resource Management (principles and Application) Second Edition. Massachusetts (USA): Allyn and Bacon, Inc. Fitriani A, Sjabadhyni, Meinarno EA. 2009. Prioritas tipe nilai motivasional dan

perilaku berhutang pada etnis betawi. Jurnal Psikologi Volume 3, No. 1. Hidayat SS, Riasnugrahani M. 2011. Studi deskriptif tentang Schwartz’s Value

pada siswa/i sunda SMA ‘Z’ Bandung. Di dalam: Akulturasi dalam Pelestarian Budaya Indonesia [Internet]; 18 Februari 2011. Bandung (ID): Universitas Kristen Maranatha; [diunduh 9 Agustus 2013]. Tersedia pada: repository.marnatha.edu/,,,/studi%20deskriptif%20tentang%20schwartzs Homer PM, Kahle LR. 1988. A structural equation test of the

value-attitude-behavior hierarchy. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 54, No.4, 638-646.

Kaže V. 2010. The impact of customer values on purchasing behavior: A case of

Latvian insurance market . Ekonomika IR VADYBA: 2010, 15.

[KEMENDAGRI] Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2011. Lampiran 1 Daftar Isian Data Dasar Keluarga. [tempat tidak diketahui]: KEMENDAGRI DIRJENPMD.

Masassya EG. 2007. 50 Rahasia Mengelola Uang, Tip-tip Sukses Meraih Tujuan Keuangan. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo.

Nirmala IR. 2002. Faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan keluarga menjadi peserta asuransi jiwa [skripsi]. Bogor(ID): Departemen Gizi

Pratiwi NA. 2012. Analisis niat beli asuransi jiwa pada mahasiswa: Aplikasi

Theory of Planned Behavior [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Purba R. 1992. Memahami Asuransi di Indonesia. Jakarta (ID): PT Pustaka Binaman Pressindo.

Putri AML. 2012. Akses informasi, pengetahuan, persepsi risiko, dan niat penggunaan alat kontrasepsi. [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

(36)

26

Construct in Comparative Research: Methods and Application. Bolzano (Bozen), Italy, June 10-13, 2009.

Schwartz SH. 2012. An overview of the schwartz theory of basic values; online readings in psychology and culture, unit 2 [Internet]. [diunduh 2013 Mei 20] tersedia pada: http://scholarworks.gvsu.edu/orpc/vol2/iss1/11DOI: 10.9707/2307-0919.1116

Sulistyawati AI. 2011. Personality traits sebagai penentu perencanaan keuangan keluarga (suatu kajian pustaka). Jurnal Pengembangan Humaniora Vol.11, No.2.

Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung (ID): PT Remaja Rosdakarya

[Swiss RE] Swiss Reinsurance Company Ltd. 2011. World Insurance in 2010. Zurich (GR): Swiss Re.

Syifa Z, Hartoyo. 2011. Pengaruh nilai yang dianut terhadap preferensi dan perilaku pembelian buah-buahan. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, Vol. 4 No. 2.

Tabaeian SR, Amiri S, Molavi H, Shameli AA. 2012. Development of basic human values (social and personal focus) from adolesence to senescence: The case of Iran. Journal Of Contemporary Research In Business, Vol 3, No 12.

Umar H. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Warsono. 2010. Prinsip-prinsip dan praktik keuangan pribadi. Jurnal Salam

Universitas Muhammadiyah Malang,Volume 13 Nomor 2.

Yanti L. 2013. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan asuransi jiwa di kota Makassar [skripsi]. Makassar (ID): Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin.

(37)

27

LAMPIRAN

Lampiran 1 Reliabilitas dan validitas kuisioner Variabel

Setelah Pengambilan Data

Item Pertanyaan Validitas Reliabilitas

Perencanaan keuangan 2 0.777-0.867 0.519

Total Nilai 30 0.038-0.795 0.859

Nilai pribadi 16 0.190-0.629 0.691

Nilai sosial 14 0.260-0.756 0.842

Lampiran 2 Statistik deskriptif variabel

Variabel Statistik Deskriptif

Minimum Maksimum Rata-rata SD

Usia responden 24 75 46.74 11.738

Usia kepala keluarga 26 75 48.23 11.730

Usia istri 24 70 44.69 10.987

Jumlah sumber informasi 0 9 2.26 1.644

Total Nilai 52 107 78.99 7.516

Nilai pribadi 26 53 40.73 3.937

Nilai sosial 22 54 38.26 4.344

Perencanaan keuangan 3 8 5.87 1.210

Lampiran 3 Sebaran responden berdasarkan status pekerjaan Status Pekerjaan

Responden

n %

Tidak Bekerja 31 36.9

Bekerja 53 63.1

Total 84 100.0

Lampiran 4 Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan

Pekerjaan Responden n %

Pegawai Negeri Sipil 11 13.1

Pegawai Swasta 12 14.3

TNI/POLRI 2 2.4

BUMN 2 2.4

Wiraswasta 26 31.0

Ibu Rumah Tangga 22 26.2

Lainnya (pensiunan dan tidak bekerja)

9 10.7

Gambar

Gambar 1  Kerangka pemikiran pengaruh nilai dan akses informasi terhadap
Gambar 2  Kerangka pengambilan contoh
Tabel 1  Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data deskriptif
Tabel 1  Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data deskriptif
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Hasil analisis deskriptif variabel kompetensi tergolong baik. Dengan demikian, maka guru SMA di Kota Masohi memiliki

Program Mutimedia yang digunakan untuk pembuatan Aplikasi Multimedia bergambar ini adalah dengan menggunakan Macromedia Flash MX dengan teknologi vector grapic yang

Kajian ini dilaksanakan bagi mengenalpasti tahap tekanan yang dihadapi oleh guru dan mengkaji faktor-faktor yang menyumbang kepada berlakunya masalah tekanan kerja

Elemen estetis dari perpaduan tegel jawa dan kain sarung khas tengger juga digunakan pada salah satu sisi dinding sebagai aksen ruangan.. Ruang Terpilih—Ruang

Dari gambar 9 terlihat bahwa ada perubahan kekuatan geser pada masing- masing variasi adhesive dan terlihat bahwa nilai dari Komposit Sandwich Cantula 3D- UPRs dengan adhesive

Dari hasil klasifikasi data yang akan digunakan dalam topik modeling, untuk mengetahui topik yang ada pada data tersebut, peneliti menggunakan metode penghitungan

Berikan kami kesempatan, pertemanan dan keberuntungan dalam pekerjaan kami, kuattkan jiwa dan raga kami agar bisa bekerja semaksimal yang kami mampu untuk memberikan yang tebaik

Hidrogel alginat-PVA tanpa ZnO nano (kiri), hidrogel alginat-PVA-ZnO nano 0,75% (kanan).. (b)