• Tidak ada hasil yang ditemukan

Migrasi orang Arab Hadramaut ke Batavia akhir abad XVIII awal abad XIX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Migrasi orang Arab Hadramaut ke Batavia akhir abad XVIII awal abad XIX"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MIGRASI ORANG ARAB HADRAMAUT KE BATAVIA AKHIR ABAD XVIII AWAL ABAD XIX

Skripsi ini diajukan dalclln rangka persyaratan untuk memperoleh gelar sOl}ana

1'1 1'1 1'1

II!IlIIIIt..

UIII

Oleh Ahmad Jufri

l0502200082tliferl.... rtart

fgl.

Nfl.Jnduk klasifikasi

BBMセ⦅ MMBBセ . .·1 セ

C··:.,..

?j···:·f.·..

71\··

·-..

O' \...

k

Q.:J..

..

:

pNNlPN[[[MNlNQZNZZZN_ョNqセ

...•...

JURUSAN SEJARAH DAN I>ERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan ullluk memenuhi per.lyaralan memperoleh gelar Sarjana HlimaniorCl (S.hlllll)

Oleh:

Ahmad Jufri NIM: 105022000826

Pembimbing

Prof. Dr. M. Die" Majid NIP:194707061971091001

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PERPUSTAI<JlJ>.N

セt aGBᄋ[セGᄋQ

UIN SYAHIO JAI<ARTA

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang beIjudul " Migrasi Orang Arab Hadramaut Ke Batavia

Akhir Abad XVIII Awal Abad XIX". Telah diujikan dalam Sidang

Munaqosyah FakuItas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pada tanggal 26 November 2009. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar SaIjana Humaniora (S.hum)

pada Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam.

Jakarta, 26 November 2009

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota

イゥヲAセヲMZ

Drs. H. M. Ma'rufMisbah, MA. NIP: 195912221991031003

Sekretaris Merangkap Anggota

c:

セセ

.

Usep Abdul Matin, S.Ag., MA., MA NIP: 150288304

Dr. Abdul Khair NIP : 150216746

Anggota

Pro. Dr. M. Die a'id

(4)

dikarenakan lingkungan masyarakat Nusantara yang pada saat itu belum memeluk Islam. Maka, orang Arab Hadramaut sebagai seorang muslim yang ta'at merasa terpanggil akan keadaan masyarakat Nusantara yang masih beragama Hindu-Budha bahkan sebagian dari mereka masih beragama animisme dan dinamisme.

konstribusi orang Arab Hadramaut di Nusantara tidak hanya dalam bidang keagamaan saja akan tetapi dalam segala aspek baik ekonomi, sosial-budaya, dan politik. Dalam bidang ekonomi orang Arab Hadramaut menempati posisi kedua setelah orang Cina di Nusantara akan tetapi walaupun demikian orang Arab Hadramaut lebih mempunyai peran yang berpengaruh dibandingkan orang Cina karena antara masyarakat Nusantara dan orang Arab Hadramaut mempunyai kesamaan yakni Islam dan sebagai seorang muslim orang Arab Hadramaut dianggap oleh masyarakat Nusantara mempunyai Islam yang murni. Dengan pengaruh yang lmat, orang Arab Hadramaut dalam bidang ekonomi dan agama. Kesultanan yang berada di Nusantara memberi kepercayaan kepada mereka sebuah j abatan di kesultanan seperti menjadi seorang mufti/ penasehat sultan yang berakibat kepada penerapan hukum-hukum mu'amalah, fiqih, dan Jinayat di Nusantara. Bahkan, ada sebagian orang Arab Hadramaut yang menikahi seorang putrid sultan seperti sultan Malik az-Zahir di Aceh.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beljudul "Migrasi Orang Arab Hadramaut ke Batavia Akhir Abad XVIII Awal Abad XIX" dengan baik.

Shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dari zaman kebodohan hingga zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Humaniora (S.hum) di Universitas Islam Negeri (UIN), Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing sehingga terwujud skripsi ini. Ucapan terima kasih di sampaikan kepada :

I. kedua orang tua penulis yang telah memberikan dorongan moral dan materi untuk menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Abdul Chair selaku dekan fakultas Adab dan Humaniora

3. Bapak Drs. H. M. Ma'ruf Misbah. MA selaku ketua jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

4. Bapak Usep Abdul Matin. S.ag, MA, MA selaku sekertaris jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

5. Bapak Prof. Dr. M. Dien Majid selaku pembimbing skripsi sekaligus inspirator dan motivator dalam penulisan skripsi ini.

(6)

skripsi ini.

9. Bapak Drs. Muslih Idris LC. MA selaku inspirator dan motivator dalam penulisan skripsi ini.

10. pimpinan dan seluruh staf pegawai perpustakaan fakultas Adab dan Humaniora, perpustakaan Utama UIN, perpustakaan Utama UI, perpustakaan fakultas Ilmu dan Budaya UI, perpustakaan Rabithah Alawiyyah, dan perpustakaan Nasional.

11. Bapak! Ibu Dosen-Dosen dan stafffakultas Adab dan Peradaban Islam

12. Rekan-rekan mahasiswa di Universitas Islam Negeri antara lain: Risma Suci Lestari, Eddy Suyanto, Heri Andrian, Abdul Azis, Upi Zahra, dan seluruh rekan-rekan SPI angkatan 2005.

13. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari akan kekuranganlkesalahan yang terdapat dalam skripsi ini, segala kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 24 November 2009

(7)

DAFTARISI

i\.BTRAKSI i

UTA PENGANTAR ii

fJAFTAR lSI iv

BABI

BABil

BABIII

: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 5

C. Metodologi Penelitian 5

D. Tujuan Penelitian 7

E. Sistematika Penulisan 8

: KONDISI SOSIAL MASYARAKAT BATAVIA

A. Identifikasi Batavia 10

B. Geografis Batavia 12

C. Sosial-ekonomi Masyarakat Batavia 15

• D. Keagamaan Masyarakat di Batavia 19

E. Budaya Masyarakat Batavia 22

KEDATANGAN ORANG ARAB HADRAMAUT KE

BATAVIA

A. Faktor-faktor Migrasi Orang Arab Hadramaut ke Batavia 26

B. Stratafikasi sosial Hadramaut 43

C. Respons Masyarakat Batavia

(8)

BABV

B. Sosial-budaya 56

C. Politik 60

D. Ekonomi 63

: KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 65

Saran 67

DAFTAR PUSTAKA

(9)

BABI PENDAHULUAN A. Latar BeIakang masaIah

Banyak polemik yang teljadi di Jakarta sekarang ini salah satunya adalah makin banyaknya penyebaran orang Arab Hadramaut atau biasa yang disebut dengan golongan Sayyid (Habaib jamak dari Habib). Nasab (keturunan) ini mempunyai silsilah yang sampai kepada Rasulullah SAW melaluiAli bin Abi Thalib yang menikah dengan Fatimah az-Zahra yang dikarunia 2 orang anak yang bernama Imam Hasan dan Imam Husein. Keturunan Imam Hasan yang juga cucu Rasulullah Saw biasanya disebut dengan Syarif (jamak Asyraf) yang berdomisili di Mekkah sedangkan keturunan Imam Husein biasanya disebut Sayyid (Habaib jamak dari Habib) yang berdomisili di Hadramaut (republik Yaman sekarang). Dari golongan Sayyid inilah banyak yang bermigrasi ke Nusantara khususnya Sunda Kelapa.

Polemik yang kedua yang melatar belakangi penulis ingin mengangkat judul ini adalah setelah migrasi orang Arab hadramaut ke Nusantara khususnya Batavia, berawal dari sebuah pertanyaan penulis tentang apa motivasi migrasi orang Arab Hadramaut ke Batavia? Apakah motivasi mereka karena berdagang? Atau motivasi mereka karena berdakwah?

(10)

status sosialnya di Batavia menempati POS1SI yang lebih tinggi dibandingkan

dengan ulamalmuballigh pribumi, masyarakat setempatya seolah-olah mengagungkannya dan menghormati mereka secara berlebih-lebihan, hal ini disebabkan karena mereka mempunyai nasab (keturunan) langsung kepada Nabi MauhanJrnad SAW. Padahal, tidak semua orang Arab Hadramaut itu mengerti tentang agama Islam dan tidak semua dari mereka ta'at akan perintah agama.

Setelah Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah keempat menggantikan khalifah sebelumnya Ustman bin Affan yang meninggal dengan cara terbunuh. Di masa pemerintahan khalifah Ali ibu kota pemerintahan di Madinah dipindahkan ke Kufah, Hijaz. Dalam masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib banyak peristiwa yang teJjadi salah satunya perang Shiffin1 yang berakhir dengan Tahldm

(arbitrase), akan tetapi Tahkim sendiri tidak menyelesaikan masalah, bahkan menimbuIkan golongan ketiga yaikni Khawarij, orang yang keluar dari barisan Ali, akibatnya di ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib , umat islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Ali bin Abi Thalib, dan Khawarij. Dengan adanya peristiwaTahkim ini menyebabkan Mu'awiyah menjadi penguasa Islam setelah Ali dan melahirkan sebuah kerajaan Islam yang bemama dinasti Umayyah.2

Di masa pemerintahan dinasti Umayyah keturunan Ali bin Abi Thalib yakni Husein yang menuntut kembali kekuasaan Islam. Yazid bin Mu'awiyah tepatnya khalifah dari dinasti Umayyah yang pada saat sedang menjabat, karena

IPerang antara Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib

(11)

3

mendengar tuntutan itu Yazid bin Mu'awiyah memerintahkan anak buahnya

untuk memenggal kepala Husein. Dengan terbunuhnya Husein, satu-satunya yang

mewarisi keturunan Ali yakni Ali Zainal Abidin yang melarikan diri ke daerah

Irak. Di Irak Ali Zainal Abidin mempunyai keturunan yang Ahmad bin Isa bin

Muhammad bin Ali bin Imam Ja'far Shadiq yang bergelar al Muhajir. Nama

al-Muhajir sendiri diberikan karena beliau berhijrah dari Irak ke Hijaz tepatnya

republik Yaman sekarang, beliau berhijrah dari Irak dikarenakan situasi politik

disana yang sedang memanas dan juga melarikan diri dari pembunuhan yang akan

dilakukan oleh Khawarij. Menetapnya Ahmad al Muhajir di Hijaz telah

melahirkan banyak keturunan disana dan membuat kelompok sendiri yang dikenal

dengan Sayyid. Dari para Sayyid inilah yang banyak berrnigrasi ke Nusantara

dengan berbagai motivasi mereka3

Migrasi orang Arab ke Nusantara yaitu dengan tujuan berdagang, di

samping aktivitas komersial lainnya. Dan mereka pun memegang peranan penting

dalam penyebaran Islam. Bahkan sebagian dari mereka telah mengawini

putrid-putri local seperti Sultan Malik az-Zahir. Walaupun kedatangan orang Arab telah

berada dari awal kelahiran Islam namun, arus migrasi orang Arab yang berasal

dari Hadramaut ini tidak menunjukkan volume yang signifIkan, dengan kata lain

masih terlalu keeil. Asumsi ini berdasarkan kumpulan artike! yang di tulis oleh

(12)

Indonesia, orang Arab yang berasal dari Hadramaut sudah ada yang menetap di jawa, termasuk Jakarta seperti kelompok al-Iydrus dan al-Bafaqih.4

Menurut Van den berg, migrasi orang Arab Hadramaut sudah di mulai sejak awal kelahiran Islam atau abad ke-7 M, migrasi orang Arab Hdaramaut mencapai pucaknya pada akhir abad ke-XVIII dan awal abad ke-XIX dan arus migrasi ini bertambah kuat setelah di bukanya Terusan Suez oleh Prancis pada tahun I 869.5

Van den berg juga beranggapan bahwa kedatangan orang-orang Arab Hadramaut secara kolonisasi6 ke Nusantara karena mereka kesulitan hidup di negerinya yang tandus sehingga bermaksud untuk mengadu nasib di Nusantara atau dengan kata lain karena faktor ekonomi. Meskipun ada sebagian dari mereka menjadi juru Dakwah atau Qadhi itu semata-mata karena mengingkan upah dari

pekeIjaaan itu.

Untuk itu, dalam memperluas khazanah intelektual, kami bermaksud akan membahas lebih mendalam mengenai motivasi migrasi masyarakat Arab Hadramaut di Indonesia, pemukiman Arab Hadramaut di Batavia, termasuk respons pribumi Nusantara terhadap orang Arab Hadramaut.

4 Dien, Majid, awal perkembangan Islam di Jakarta dan pengaruhnya hingga abad ke XVII, Jakarta: Depdikbud, h, 78.

5De jonge, Kaptein Nico, Transcending and borders Arabs, Politics, Trade and Islam in

Southeast Asia, KITLV Press, Leiden 2002, h, 2.

(13)

5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Karena Skripsi ini membahas mengenai orang Arab Hadramaut di Batavia akhir abad XVIII awal abad XIX, maka pembahasan waktunya hanya sekitar abad ini. Dan awal interaksi orang Hadramaut di Batavia inilah yang menarik untuk saya angkat menjadi judul skripsi saya, dan dalam skripsi ini juga mencakup respons masyarakat dengan orang Arab Hadramaut di Batavia sehingga mereka diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.

Penulisan skripsi ini dirumuskan dalam tiga pertanyaan:

I. Bagaimana keadaan sosial orang Arab Hadramaut di Batavia?

2. apa faktor-faktor migrasi orang Arab Hadramaut(Sayyid)di Batavia? 3. Bagaimana respons masyarakat Batavia terhadap orang Arab

Hadrarnaut?

c.

Metodologi Penelitian

Subjek tema karya tulis ini, yaitu migrasi orang Arab hadramaut ke Batavia akhir abad XVIII awal XIX dan akan ditarik pula pada pembahasan nanti faktor-faktor migrasi orang Arab Hadramaut ke Batavia umumnya ke Nusantara. Dengan demikian akan digunakan metodologi penguraian melalui penggambaran

(descriptive explanation) sebagaimana yang dijelaskan oleh C. Behar, dan M.C.

(14)

peIjalanan atau dinamika hidup seseorang dalam masyarakat dan sejarah sebuah masyarakat dapat diungkap melalui deskripsi yang diuraikan demi menjawab pertanyaan melalui penguraian yang berada dalam perurnusan masalah di atas. Metodologi ini digunakan agar dapat menjelaskan deskripsi sejarah migrasi orang Arab Hadramaut ke Batavia akhir abad XVIII awal XIX mirip dengan realita yang beIjalan dalam sejarah migrasi orang Arab Hadramaut tersebut. Deskripsi yang dimaksud di sini ialah sebagai suatu "peta" peristiwa tidak memuat semua fakta yang terinci, tetapi sebatas pada yang relevan untuk menggambarkan peristiwa itu.

Kemudian metodologi kedua, yang digunakan di sini adalah penafsiran sejarah(historical interpretation)seperti yang di kemukakan M.C. Cullagh ''pada saat sejarawan menafsirkan sejarah social mereka biasanya melihat bentuk-bentuk perubahan atau stabilitas yang berada pada periode yang mereka pilih, dan untuk menguraikan bentuk-bentuk yang mereka dapatkan. Dengan historical interpretation ini diusahakan nuansa sejarah yang ada agar dapat diarnbil tafsiran-tafsiran pada masanya.

Sehingga bentuk-bentuk atau model yang sifatnya perubahan dan stabil pada orang Arab Hadramaut ini dapat dilihat. model yang dimaksud di sini ialah konstruk (bangunan) intelektual yang menyederhanakan untuk bisa dipaharni.

(15)

7

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada ketentuan-ketentuan

dan petunjuk-petunjuk yang telab di tentukan oleh UIN Syarif Hidayatullab

Jakarta, yaitu "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif

Hidayatullab (Jakarta: UIN Press, 2007).

D.Tujuan Penulisan

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalaban tersebut, maka tujuan penelitian IllI adalab

ingin mengetabui:

a. Mengetabui faktor-faktor migrasi orang Arab Hadramaut ke

Batavia akhir abad XVIII awal abad XIX.

b. Mengetabui sejauh mana peran orang Arab Hadramaut

dalam penyebaran Islam di Nusantara khususnya di Batavia.

c. Bagaimana respons masyarakat Batavia dalam menyikapi

keberadaan orang Arab Hadramaut di Batavia.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

a. Karya tulis ini bermarlfaat bagi pembaca khususnya dan

umumnya masyarakat luas agar lebih memabami tentang

faktor-faktor migrasi orang Arab Hadramaut ke Batavia akhir abad XVIII

(16)

b. Untuk memberikan masukan dan menjadikan penulisan ini

sebagai bahan literatur di bidang Sejarah dan Peradaban Islam.

c. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar saIjana di bidang

Sejarah dan Peradaban Islam (S. hum) pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah

E. Sistematika Penulisan

Meninjau pokok-pokok masalah penelitian serta metode-metode analisis di

atas, maka skripsi ini terdiri dari lima bab, dan masing-masing bab terdiri dari

sub-sub bab. Secara sistematis, bab-bab tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Bab pertama: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, serta

sistematika penulisan.

Bab kedua: Kondisi Sosial Masyarakat Batavia, yang membahas tentang

identifikasi Batavia, geografis Batavia, social-ekonomi masyrakat Batavia,

keagamaan masyarakat Batavia, dan budaya masyarakat Batavia.

Bab ketiga: Kedatangan Orang Arab Hadramaut ke Batavia, yang

menjelaskan faktor-faktor migrasi orang Arab Hadramaut ke Batavia, Stratafikasi

sosial Hadramaut, dan respons masyarakat Batavia dengan orang Arab

(17)

9

Bah keempat: Unsur-unsur korelasi masyarakat Batavia dengan

Orang Arab Hadramaut, yang menjelaskan tentang agama, sosial-budaya,

politik dan ekonomi.

Bah kelima: Penutup, yang mencakup kesimpulan-kesimpulan dan

(18)

Sunda Kelapa sebagai salah satu Bandar pelabuhan terpenting kerajaan Pakuwan Pajajaran yang telah termashur di dalam jalur pelayaran dan perdagangan internasional sehingga menjadi tempat persinggahan atau merapat kapal-kapal asing, terutama kapal-kapal dari Cina, India, Arab, maupun Eropa (Portugis, Belanda, Inggris)7 Sejak awal munculnya kerajaan Pakuwan Pajajaran sampai abad ke XV, Sunda kelapa (Batavia) termasuk dalam kekuasaan-nya dan peranannya pun sangat besar dalam menunjang perekonomian kerajaan, karena merupakan pusat perdagangan yang bersifat lokal maupun internasional.

Pesatnya perdagangan di Sunda Kelapa (Batavia) tidak lepas dari pengaruh jatuhnya MaIaka ke tangan Portugis pada tahun 1511, dan ini mengakibatkan para pedagang Arab yang Beragama Islam berpindah haluan ke-arah Selat Sunda di karenakan mereka enggan berhubungan dengan orang Portugis yang beragama Kristen dan karena Portugis memaksakan system

I·8

monopo l.

Pelabuhan Sunda Kelapa di bawah kerajaan Pakuwan Pajajaran memang menjadi pelabuhan yang ramai tetapi setelah jatulmya Sunda Kelapa ke tangan Islam pada tahun 1527 di bawah pimpinan Fatahillah atau Falalehan alau Fadhilah Khan, telah menyebabkan terputusnya hubungan antm'a pusat kerajaan Pakuwan Pajajaran yang terletak di pedalaman, dengan daerah luar.

'Uka Tjandrasasmita, Sejal'ah Pel'kembangan Kola Jakal'/a. Jakarta: Pemerintah Propinsi Daerah khusus Ihukota Jakarta Dinas Museum dan Pemugaran, 10 April 2000, him, 10-11.

(19)

11

Terdapat dua faktor perihal kejatuhan Bandar Sunda Kelapa ini ke tangan kekuasaan Islam:

perlama, karena pada masa pemerintahan raja Pakuwan Pajajaran yang

terakhir yang bemama Nusiya Mulya, dia tidak berbuat apa-apa lagi dan ini pun dikarenakan pendahulunya Sang ratu Saksi (1543-1551) seorang yang kejam dan suka main perempuan dan Tohaan di Manjaya (1551-1567), seorang suka mabuk-mabukkan, berfoya-foya serta melupakan tugasnya sebagai raja, dan

kedua, karena secara geografis jarak antara kerajaan Pakuwan Pajajaran

yang berada di pedalaman sedangkan Sunda Kelapa berada di pesisir pantai.9 Setelah Sunda Kelapa berada eli bawah kekuasaan Islam, status kedudukannya yang awalnya termasuk pelabuhan yang ramai disinggahi oleh para pelaut dan pedagang atau musafir yang hanya singgah sejenak sekedar memenuhi persedian makanan di peIjalanannya, pelabuhan ini menjadi sepi dan jarang di

singgahi para kapal-kapal asing. Hal ini disebabkan karena secara politis telah bergantinya penguasaan atas Sunda Kelapa dan kawasan pemasok tidak dapat lagi untuk menyalurkan produksinya akan tetapi tetap saja Sunda Kelapa mempunyal perannya sebagai Bandar pelabuhan dan sebagaimana telah dijelaskan di atas, antara lain sebagai pemasok air bersih dan makanan.1O

• Marwati djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto,Sejarah Nasional Indonesia

Jilid II.Jakarta: Depdikbud, 1993, h, 372.

(20)

B. GEOGRAFIS BATAVIA

Batavia terletak di teluk Jakarta yang kedalamannya sebelurn abad ke-17 berkisar antara 15-20 meter. Di teluk ini banyak terdapat sejurnlah pulau karang11 yang biasa eligunakan sebagai pelindung perahu-perahu yang akan bersandar/ berlabuh di Sunda kelapa

Teluk Jakarta terletak pada 106, 40. 45 Bujur Timur, 107, 01. 19' dan Lintang Selatan 06, 99. 40 dan 05, 54. 4.12 Terdapat beberapa sungai yang bermuara di teluk Jakarta, satu yang terpenting di antaranya adalah sungai Cisadane yang bermuara di Tanjung Pasir, sungai Kamal eli Kamal, sungai Angke di Angke, sungai Ciliwung eli Pasar Ikan, sungai Sunter eli Tajung Priok, sungai Bekasi yang bermuara di Bekasi dan sungai Citarum di Tanjung Karawang.13 Dengan kata lain, Letaknya yang berbatasan dengan sungai Ciliwung yang mengalir dari selatan ke Utara dan bermuara ke Teluk Jakarta, mengakibatkan tempat ini di apit oleh dua sungai, sungai Cisadane dan sungai Marunda, yang merupakan anak sungaidarisungai Bekasi.14

Di sepanjang pantai Teluk Jakarta sekitar pelabuhan Sunda Kelapa terdapat banyak rawa. Makin ke Selatan rawa-rawa ini berakhir ke tanah daratan yang tumbuh pepohonan tetapi tidak lebat, dan lebih ke Selatan juga terdapat

J'Pulau karang ini teljadi akibat sungai-sungai yang berada gihulu mnghayutkan lumpur yang berangsur-angsur sampai ke muka "endapan puing berkipas" ito. Lambat laun terbenluklah Teluk Jakarta, dimana kemudian muneul pulau-pulau karang.

12Uka Tjandrasasmita,Sejarah Jakarta dari Zaman prasejara Sampai Batavia Tahun± 1750,Pemprov DKI Jakarta Dinas Museum dan Pemugaran, 2001, h, I.

IJCandrian Attahiyyat, Reneana Tala Ruang& Rekonstruksi Polau Onrust& sekitamya, dalam buku,pelabuhan Sunda Kelapa sebagai Bandar jalur Sutra, Jakarta: Depdikbud, 1995, h. 47.

(21)

14

suatu tempat yang agak tinggi di dekat muara sungai terdapat pasar yang mempeJjual belikan berbagai keperluan sehari-hari, terutarna Beras dan arak.16

Anthony Reid dalam karyanya Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga

1450-1680 jilid1Tanah di bawah Angin menyebutkan bahwa tepatnya di perairan Selat

Sunda ini jalur pelayarannya sangat baik bagi kaum nelayan, para petualang, pedagang, pelaut dan para penyebar agama, di jalur ini Angin tidak begitu kencang dan mudah di tebak, dengan Angin musim yang bertiup dari Barat atau Selatan di bulan Mei hingga Agustus dan dari Barat laut atau Timur laut pada bulan Desember - Maret, kecuali pada jalur topan pada pinggir Timur kawasan ini, topan itu sendiri bukanlah gangguan berat bagi pelayaran yang umumnya menakuti arus kencang pada lintasan pelayaran tertentu.17

Menurut Van den berg letak geografis Hadramaut yang tandus, yang hanya terdiri dari padang pasir yang di kenal dengan Rub al-Khali, pegunungan yang kering dan hujan yang hanya setahun sekali.18 Dari letak geografis Hadramaut inilah yang memotivasi para orang Arab Hadramaut migrasi ke Nusantara.

Melalui geografis Batavia yang strategis dan subur ini yang berada di selat Sunda, memungkinkan orang Arab untuk bennigrasi ke Batavia dan menetap di

'&rawalinuddin, Haris, Kolo Dan Masyarakat Jakarta: dari kola Tradisional ke kala colonial (AbadXV1-XVlllj,Wedatama Widya Sastra, Jakarta, 2007, h. 29.

17 Dari letak geografis yang sangat subur dan jalur pelayaran yang sangat baik tersebut, memungkinkan Sunda Kelapa yang berada di perairan Selat Sunda menjadi tempat translit kapal-kapal asing seperti Eropa, India, Persia, dan Arab, Cina.

18Van den berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, juduI AsH,Le

(22)

sana.19 Jauh sebelum orang Belanda datang ke Sunda Kelapa orang-orang Arab

Hadrarnaut sudah ada yang menetap yaitu kelompok keluarga dari al-Aidrus dan al_Bafaqih.20

Menurut Van den berg, migrasi massal orang Arab Hadramaut ke Nusantara dimulai pada akhir abad ke XVIII terutama setelah dibukanya terusan Suez di Mesir oleh Prancis dan teIjadinya revolusi industry di Eropa (lnggris), dengan di temukannya kapal uap. Peristiwa ini berdampak migrasi besar-besaran pada awal abad ke XIX?1

C. SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT BATAVIA

Jika dilihat dari letak geografis Batavia sebagaimana tersebut di atas. Umumnya penduduk di daerah ini bermata pencaharian dengan bercocok tanaml bertani. Komoditi yang biasa mereka tanam adalah lada, asem, padi, sayur-mayur, danbuah-buahan?2

Asumsi ini didasarkan pada catatan Tome Pires,23 yang menyebutkan bahwa Batavia menghasilkan "JOOO bahar lada dan "sepuJuh juni4 setiap tahun"untuk beras. Pires juga mencatat bahwa dari pelabuhan tersebut terdapat

19Sudah ada perkampungan Arab yang disebut Pekojan, dahulu ditinggali oleh orang

Benggali

'0

Oien, Majid, awal perkembangan Islam di Jakarta dan pengaruhnya hingga abad ke XVII, dalam buku,Pelabuhan Sunda Kelapa sebaga; Bandar Jalur Sulra, Jakarta: Oepdikbud, him, 78.

21 Van den berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, judul Asli,Le

Hadramaut et Les Colonis Arabes DansL'Acchipel Indien, pent: Rahayu Hidayat, penerbit:

INIS, jilid III,Jakarta 1989, hIm, 67.

"Uka Tjandrasasmita, Sejarah Perkembangan Kala Jakarla, Jakarta: Pemerintab Propinsi Daerah khusus lbukota Jakarta Dinas Museum dan Pemugaran,l(JApril 2000, h. 12

(23)

16

banyak "Tarnarinde" atau asem, emas, sayuran, buah-buahan serta semacarn

anggur untuk diekspor dari Sunda Kelapa ke Malaka.25

Selain bertani, masyarakat Batavia pun melakukan perburuan-perburuan

binatang buas. Aktivitas perburuan binatang ini dimungkinkan karena pada

masanya, di Batavia masih banyak terdapat rawa-rawa, hutan rimba, dan semak

belukar. Selain itu, aktivitas mereka lainnya adalah bertemak seperti Sapi, Babi,

Karnbing, dan Lembu,26 pelayaran dan perdagangan pun menjadi aktivitas lain

dari masyarakat Batavia27

Tumenggung Sangadipati, merupakan sebutan yang diberikan orang

Portugis bagi para pejabat yang berpengarub di Sunda Kelapa. Dari beberapa

sumber yang didapat disebutkan bahwa kekuasaan Tumenggung Sangadipati

besar dan disegani. Di samping Tumenggung juga terdapat Syahbandar dari

"fabyam" (pabean), yang mengatur cukai masuk dan keluar barang-barang

perdagangan serta mengadakan hubungan dengan dunia luar.28

Dengan catatan Tome Pires ini penulis mengasumsikan bahwa secara

struktur birokrat, masyarakat Batavia sudah mempunyai peran masing-masing

dalarn pranata sosialnya, dan terstruktur dengan teratur danrapih. Dengan adanya

peran Tumenggung Sangadipati dan syahbandar mengindikasikan perekonomian

dan kesejahteraan masyarakat Batavia mengalarni kemakmuran.

25Abdurrachman, SujomihaJjo,Pemekaran Kota Jakarta.Jakarta: Qjambatan, taboo

1977, h. 8.

"Ibid, h. 9.

27Terkait aktivitas ini (perdagangan dan pelayaran), adalah satu hal yang biasa terjadi bagi masyarakat yang berdomisili dipesisir pantai. Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan terpenting di kerajaan Pakuwan Pajajaran dan merupakan pelabuhan yang ramai, tertib dan teratur. Yang sudab terkenal pula di ranab lokal maupoo internasional.

(24)

Mengenai jumlah penduduknya, Barros seorang Portugis menyebutkan, bahwa diseluruh kerajaan terdapat 100.000 orang penduduk dan di Pajajaran terdapat 50.000 orang penduduk dan di setiap pelabuhan terdapat kurang lebih 10.000 penduduk.29

Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan daerah kekuasaan kerajaan Pakuwan Pajajaran yang bercorak Hindu, dan tentunya masyarakatnya telah mengenal sistem kasta-kasta yang terkait dengan agama kerajaan. System peradilan, pekeIjaan sebagai hakim, pegawai administrasi dan jual beli budak, Laki-laki maupun perempuan teiah dikenal puIa pada masaini.30

Oalam peta Ijzerman tahun 1917 dalam karangannya tentang penyerbuan benteng Jacatra yang didasarkan sumber-sumber Portugis dan VOC,31 bahwa kota Jakarta terbentang di tepi Barat Ciliwung dengan di tandai alun-alun sebagai pusat kota. Oi sebelah Selatan alun-alun terdapat dalem (Keraton), tempat tinggal Bupati Jayakarta (Batavia). Oi sebelah Barat alun-alun terdapat masjid dan di sebelah Utara alun-alun terdapat pasar.32 Oi sepanjang tepi Ciliwung terdapat perkampungan penduduk. Ada kemungkinan rumah-rumah penduduk berdiri di atas tiang-tiang kayu atau beratap rumbia.33

29Uka Tjandrasasmita,Sejarah Perkembangan Kala Jakarla.Jakarta: Pemerintah

Propinsi Daerah khusus Ibukota Jakarta Dinas Museum dan Pemugaran, 10 April 2000, him, I I.

30Abdul, Aziz,Islam dan Masyarakal Belawi.Jakarta: LOGOS, Juli, 2002, h. 31.

31Dari peta Ijzerman tersebut, indikasinya adalah bahwa kondisi sosial penduduk atau

masyarakat sejahtera, darnai, dan aman. Deskripsi ini membuktikan bahwa mata pencaharian penduduk setempat yaitu pertanian dan peternakan, yang hal tersebut dapat di Iihat dari tempat tinggal penduduk di tepi sungai Ciliwung.

32Tawalinuddin Haris, Kala Dan Masyarakal Jakarla: dari kola Tradisional ke kola colonial (AbadXVI-XVIll),Wedatama Widya Sastra, Jakarta, 2007, h, 27.

(25)

18

Sebagaimana telab disebutkan di atas keadaan sosial-ekonomi masyarakat Batavia, hal ini menarik para pedagang Arab untuk berdagang ke pelabuhan Sunda Kelapa terutama Sejak jatuhnya Malaka ke tangan portugis pada tabun 1511 M. pedagang-pedagang asing terutama dari Arab yang beragama Islam mulai menghindarinya. Disebabkan oleh karena mereka tidak mau berhubungan dengan orang-orang Portugis yang beragama Kristen kedua, politik Portugis yang hendak memaksakan sistem monopoli kepada mereka yang telab terbiasa dengan sistem perdagangan bebas.34

Akibat dari perdagangan bebas itu para pedagang Arab mulai mencari rute perdagangan lain tanpa melalui selat Malaka, disini mereka menemukan pelabuhan-pelabuhan yang berada di pulau Jawa. Salab satunya adalab pelabuhan Sunda Kelapa yang saat itu masih dikuasai oleh kerajaan Pakuwan Pajajaran yang bercorak Hindu.

Meskipun penguasa Sunda Kelapa pada saat itu beragama Hindu akan tetapi kedatanganparapedagang Arab yang beragama Islam diterima dengan baik karena para pedagang Arab memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam perdagangan Nusantara.

Komoditas yang mereka perdagangkan di pelabuhan Sunda Kelapa adalab berbagai macam Batu Delima, Kurma, Ghee, Sejadab dan barang-barang lainnya yang hendak mereka tukar dengan lada, rempah-rempab dan hasil bumi lainnya yang dihasilkan oleh masyarakat priburni.35

34Uka Tjandrasasmita, ,Sejarah Nasiona/lndonesia Jilid III.ed., Marwati djoened

Poesponegoro dan Nogroho Notosusanto Jakarta: Depdikbud, 1993, h, 37.

(26)

Pada tahun 1527 setelah Sunda Kelapa jatuh ke tangan kerajaan Demak yang beragama Islam dibawah Fatahillah merebut Sunda Kelapa dan berganti nama menjadi jayakarta. Hal ini menambah terjalinnya hubungan erat perdagangan antara jayakarta dan para pedagang Arab.

Di samping, terjalinnya perdagangan yang erat di Jayakarta sendiri penyebaran Islam mulai memasuki kepelosok-pelosok disebabkan oleh semakin banyaknya para pedagang Arab yang datang Ke jayakarta sambiI menyebarkan agama Islam.36

D. KEAGAMAAN MASYARAKAT BATAVIA

Masyarakat Sunda Kelapa (Batavia) pada masa pendudukan Pakuwan Pajajaran, menganut agama Hindu dan setelah datangnya Islam yang dibawa oleh kerajaan Demak melalui pimpinannya yang bernama Fatahillah tahun 1527, mengakibatkan banyak dari masyarakat Sunda Kelapa berpindah agama dari Hindu ke Islam hingga pada akhirnya secara perlahan namun pasti, kerajaan Pakuwan Pajajaran yang bercorak Hindu digantikan oleh Demak yang bercorak Islam.

Jatulmya Sunda Kelapa ke tangan Islam, berdampak pada penyebaran Islam yang kian berkembang pesat di wilayah tersebut. Di bawah kekuasaan Islam Sunda Kelapa berubah nama menjadi Jayakarta dan dipimpin oleh tiga orang penguasa yaitu Fatahillah,37 Tubagus Angke (1568-1597) dan Jayakarta

36Badri Yatim, Peran Ulama Dalam Masyarakat Betawi, dalam baku, Ruh Islam dalam Budaya Bangsa,Jakarta: Yayasan Festivallstiqlal, Juni 1996, him, 15.

(27)

20

Wijayakrama (1597-1619).38 Walaupun pada rnasa Fatahillah yang berlatar belakang seorang Ulama asal Pasai, Islam telah ada di Sunda Kelapa, namun perkernbangan Islam yang signifikan teJjadi setelah rnasa Jayakarta.39 Sayangnya, pada rnasa Tubagus Angke dan Jayakarta perkernbangan Islam sukar untuk di gambarkan.

Di bawah Kolonial Belanda, rnasyarakat Pribumi yang sudah rnenganut Islam rnerasa enggan berhubungan dengan Kolonial Belanda yang beragama Kristen atau orang seternpat rnenyebutnya"orang kafir". Dengan kata lain, setelah jatuhnya Jayakarta (Batavia) ke tangan Belanda yang rnernainkan peranan penting dalam penyebaran Islam adalah Ulama, dalam pengertian orang-orang yang rnernpunyai pengetahuan ke-Islaman dan taat dalam rnenjalankan ajaran Islam, rnenjadi satu-satunya golongan yang bertanggung jawab derni tegaknya cita-cita Islam. Melalui peran ulama ini, politik untuk rnerebut kernbali Jayakarta (Batavia) dari tangan Kolonial Belanda yang kafir. Dalam hal ini rnereka rnelakukan pernberontakan-pernberontakan atau rnendukung pernberontakan-pemberontakan yang rnernpunyai tujuan yang sama yaitu rnerebut kernbali Batavia dan rnengernbalikannya kepada kekuasaan Islam.

Namun, peran-peran seperti itu dilakukan secara temporal yang rnengakibatkan kegagalan terus-rnenerus. Adapun tugas-tugas ulama yang terpenting dalam bidang budaya, persoalan yang rnenyangkut nilai. Dalam hal ini peran yang mereka rnainkan sebagai guru, da'i, Muballigh, dan juga sering kali rnenjadi pernirnpin "informal" bagi rnasyarakat. Dengan adanya peran ulama

" Ibid, h, 13.

(28)

seperti ini membuahkan hasil yang melahirkan sebuah kebudayaan yang berdasarkan Islam.

Dalam masyarakat Betawi atau pribumi tidak ada agama lain selain Islam, hanya ada sebagian kecil masyarakat Betawi yang beragama selain Islam. Karena masyarakat Betawi dari awal masuknya Islam ke Sunda Kelapa sudah menjalin hubungan dan hidup berdampingan dengan ulama, terutama ulama yang berasal dari Hadrarnaut.40 Masyarakat pribumi sangat fanatik dengan ulama Hadarmaut disebabkan karena mereka mempunyai nasab yang langsung kepada Rasulullah dan menganggap mereka semua, paham betul tentang agama Islam. Akan tetapi, lama-kelamaan masyarakat sadar bahwa tidak semua ulama Hadramaut paharn tentang agama Islam. Meskipun demikian, mereka tetap menghormati para ulama Hadrarnaut itu atau bisa masyarakat pribumi menyebutnya Habib atau Sayyid.

Pada abad 18 dan 19 yang memainkan peran di bidang agama selain ulama adalah para haji, karena haji adalah darnbaan bagi setiap orang Islam dan termasuk rukun Islam yang wajib dijalankan, juga Mekkah adalah jantung bagi umat Islam. Menurut C. Snouck Hurgronje haji pada waktu itu berfungsi sebagai pemersatu dan sumber wibawa yang efektif dalam menggerakkan massa untuk menentang penjajahan41• Selain menunaikan ibadah haji, mereka juga menuntut

jlmu pengetahuan di Mekkah. sebagai contohnya, Abdul Rahman al-Misri al batawi, Mujtaba dan Arsyad ibn As'ad. Ini akibat pengaruh yang dibawa oleh orang Arab Hadrarnaut yang sudah banyak menetap di Batavia.

(29)

24

pertama, Betawi Ora (Betawi Udik), orang Betawi yang tennasuk kategori

ini biasanya memakai bahasa yang kasar seperti "gue" dan "elu" dan biasanya berdomisili di daerah pinggiran kota Jakarta.

Kedua. Betawi Tengah (Betawi Gedongan) umumnya menggunakan

bahasa yang lebih halus dan sopan santun seperti berbicara "saye" hal ini disebabkan karena mereka lebih merasakan ni'matnya pendidikan dan pada umumnya berdomisili di tengah-tengah kota.

Ketiga. Betawi Krukut (Betawi Tanah Abang) disebut Betawi Krukut

mungkin dikarenakan Belanda menempatkan komunitas Arab Baik yang berasal dari Hadramaut maupun wilayah Arab lainnya, dalam berbicara Betawi Krukut ini berbahasa Arab dengan logat Betawi, bahasa Arab ini telah ditransfonnasikan menjadi bahasa Betawi seperti "ane", ente", reja', "ghahwe". Melalui akultnrasi Betawi Krukut ini budaya Betawi lebih terasa Islami dan telah melahirkan kebudayaan seperti rebana, marawisan, dan dari segi kuliner yaitu nasi Kembuli, yang terdiri dari campuran daging Kambing, pada umumnya nasi kembuli ini disediakan pada saat perayaan maulid nabi Muhammad SAW, hajatan, walimatul

'urusy, dan khitanan.

Keempat, Betawi Cina. Pada umumnya, Betawi Cina ini telah masuk dan

(30)
(31)

BAB III

KEDATANGAN ORANG ARAB HADRAMAUT KEBATAVIA

A. FAKTOR-FAKTOR MIGRASI ORANG ARAB HADRAMAUT KE

BATAVIA

Migrasi orang Arab Hadramaut ke Batavia mempunyai dua faktor yang menyebabkan mereka bermigrasi yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern sendiri mempunyai 5 penyebab mereka bermigrasi ke Batavia.

Pertama, geografis, keadaan geografis Hadramaut yang sebagian besar terdiri

dari Rabb al-Khali (padang pasir yang luas dan tandus) serta dikelilingi oleh pegunungan-pegunungan yang bebatuan di tambah lagi iklim di Hadramaut yang hanya turun hujan setahun sekali45

Kedua, pelayaran dan perdagangan,46 ramamya jalur perlayaran dan

perdagangan di Hadramaut yang berada di sekitar pesisir Laut Merah yang menjadi motivasi migrasi orang Arab Hadramaut ke Nusantara.

Ketiga, dakwah,47 merupakan suatu hal yang dianjurkan kepada orang muslim

untuk mengajak saudara-saudara non-muslim untuk memeluk Islam, karena dalam Islam mengenal istilah Hijrah. Hijrah sebagaimana yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk berhijrah ke Madinah dari Makkah. Hijrah dalam Islam untuk tujuan memperbaiki nasib yang lebih baik di jalan Allah. Maksudnya tidak semata-mata berhijrah untuk

45 . Van den berg, Hadramaut dan Kalani Arab di Nusantara, judul Asli, Le

Hadralllaut et Les Colollis Arabes Dalls L'Acchipei Illdien, pent: Rahayu Hidayat, penerbit:

INIS, jilid III, Jakarta 1989, him,

46Jako Pramono, Budaya Bahari, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005, him,

102-103.

(32)

mengajarkan nilai-nilai Islam dalam kapasitas sebagai pengajar agama, tapi hijrah yang mencakup segala aktivitas yang mengarah kepada kebajikan, dari peristiwa hijrah inilah yang melatar belakangi migrasi orang Arab Hadrarnaut untuk berhijrah ke negeri lain serta melakukan dakwah kepada masyarakat non-muslim agar memeluk Islam.

Keempat, kekeluargaan,48 banyak dari orang Arab Hadrarnaut rnigrasi ke

Nusantara untuk menemui keluarga mereka yang sudah menetap di Nusantara atau hanya untuk mencari pekeIjaan dalam perusahaan keluarga mereka yang berada di Nusantara, kedatangan orang Arab Hadrarnaut yang barn datang dari

Hadrarnaut di sambut baik oleh sanak keluarga mereka yang sudah menetap di Nusantara dengan harapan mereka yang barn datang membawa kabar tentang sanak keluarga mereka yang masih tinggal di Hadrarnaut.

Kelima,penjajahan Inggris,49 Hadrarnaut pada masa kolonialisme di jajah oleh

Inggris yang yang pada waktu itu sudah menguasai India Maka dengan mudah tentara Inggris masuk ke wilayah Hadramaut yang pada waktu itu di anggap Inggris merupakan daerah potensial untuk perdagangan intemasional, dengan masuknya colonial Inggris ke Hadramaut membawa bencana bagi Hadramaut sendiri dengan teIjadinya perang melawan tentara Inggris di tambah lagi konflik antara dua kerajaan di Hadramaut (Queyti dan Katiri) yang tak kunjung selesai,

.. Van den berg, Le Hadramaut et Les Colonis Arabes Dans L 'Acchipel Indien,judul teJjemahan, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, pent: Rahayu Hidayat, penerbit: INIS, jilid

III, Jakarta 1989, hIm, 90.

(33)

28

dan ini mendorong orang Arab Hadrarnaut untuk bermigrasi demi memenuhi hidup sehari-hari.

Faktor kedua (ekstem) adalah faktor haji,50 para jarnaah haji yang berada di Mekkah demi menunaikan rukun Islarn yang kelima telah membawa darnpak kepada orang Arab Hadrarnaut melalui cerita-cerita para jarnaah haji tentang Nusantara yang merniliki tanah yang subur, alarn yang beriklim sub-tropis, dan masyarakat yang rarnah-tamah untuk bermigrasi ke Nusantara dengan harapan mendapatkan hidup yang lebih baik di bandingkan di negeri asalnya.

Menurut van den berg, wilayah yang dikenal Hadramaut terletak di sudut Barat daya Jazirah Arab, membentang sekitar 40 sarnpai 51 BT, sekarang provinsi ini berada di Republik Yarnan. Hadramaut dalam sejarahnya,51 telah di pisahkan dari wilayah Arab yang lain oleh Rubbal-Khali, yakni kawasan kosong yang merupakan suatu daratan gurun yang luas sarnpai ke wilayah Utara. Sebagai dampaknya, orang Arab Hadramaut yang tinggal di pesisir pantai Laut Merah. Sehingga, menarik rninat orang Arab Hadramaut untuk bermigrasi ke wilayah Nusantara. Husein Haikal dalam desertasinya Indonesia-Arab dalarn pergerakan kemerdekaan Indonesia (1900-1942) mengatakan, semula Hadramaut merupakan daerah yang subur serta penuh dengan tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber kehidupan. Wajar bila masa itu dikatakan daerah itu relatif demikian padat

50Achmad Hisyam, Masyarakal kelurunan Arab di Pekalongan, Laporan penelitian, 1977,

him, 18.

51 Philip K Hilli, "HISTORY OF THE ARABS" Rujukan Induk dan Paling Otoritatif

tentang Sejarah Peradaban Islam, judul asli: History of The Arabs; From the Ear/ist Times to the

(34)

penduduknya, serta mereka berhasil mendirikan tiga kerajaan besar yang pemah diingat manusia, yaitu kerajaan Minaea, Sabaea, dan Himyarita.52

Sebagian besar penduduk kerajaan itu telah membuktikan berbagai keahlian mereka, antara lain dengan melahirkan berbagai bangunan irigasi yang dapat menunjang lahan pertanian mereka hingga menjadi subur. Mereka juga membangun berbagai jalur perhubungan darat, serta membangun berbagai istana yang indah-indah tapi megah dengan di kelilingi benteng-benteng yang tangguh. Tak lupa pula mereka juga mendirikan berbagai tempat pemujaan untuk dewa-dewi mereka.53

Sejak sebelum Masehi, Hadrarnaut sudah meiUadi pintu masuk perdagangan ke jazirah Arab bagi kapal-kapal asing (Eropa, Cina, dan India) atau tempat persinggahan bagi pedagang dan pelaut yang kehabisan makanan di pelayaran. Pelabuhan terpenting yang berada di Hadrarnaut adalah Mukolia dan Shihr, dna pelabuhan ini ramai di kunjungi oleh oleh kapal-kapal asing yang hendak berdagang. Orang Arab Hadrarnaut di kenai sebagai pengekspor Tembakau Hamuni yang terkenal itu, di samping Kopi dan sejenis Kayuwangi serta sejenis dupa (myrrh), dan orang Arab hadrarnautjuga hidup makmur sebagai pedagang perantara barang-barang di hasilkan kerajaan romawi seperti karang Laut (coral), Tembaga, Perak, dan Emas. Sebagaimana orang Romawi, mereka sendiri selain membutuhkan juga turnt mempeIjnal-belikan rempah-rempah yang

52Husein Haikal, Indonesia-Arab dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia (1900-1942)

Disertasi, Universitas Indonesia, 1986, hIm, 44.

53 Philip. K. Hitti History oj The Arabs; From the Earlist Times to the Present,judul

terjemahan, "HISTORY OF THE ARABS" Rujukan Induk dan Paling Otoritatif tentang Sejarah

(35)

30

pada waktu itu di gunakan untuk mengawetkan dan menyedapkan makanan serta untuk obat-obatan. Pada masa itu para pedagang Arab dan Romawi juga terlibat dalam perdagangan budak.

Hal ini disebabkan karena wilayah Hadramaut sejak awal masehi sudah menjadi wilayah jajahan bangsa Romawi yang pada waktu itu merasa di rugikan oleh orang Arab Hadramaut akibat kebijaksanaan menaikkan harga barang-barang baik berupa Sutera, sejenis kayuwangi, maupun rempah-rempah dan mereka juga tanpa segan-segan menaikkan cukai barang-barang perdagangan dari luar yang singgah di daerah mereka. lni mernbuat orang Romawi sangat marah sehingga menanti saat-saat yang tepat untuk memberikan balasan atas apa yang telah orang Arab Hadramaut lakukan terhadap orang-orang Romawi.54

Pada abad pertama sebalum Masehi, setelah tentara Romawi berhasil menaklukkan Mesir, mereka segera memasuki Laut Merah, serta berhasil menghancurkan armada dagang orang-orang Arab Hadramaut. Sejak saat itu teJjadi penurunan drastik dalam taraf hidup mereka, serta tak pemah lagi mereka berhasil memulihkan kembali peran mereka dalam perdagangan intemasional seperti sedia kala. Sekalipun demikian mereka tetap aktif dalam perdagangan intemasional, tapi sekedar sebagai peran pelengkap. Sedangkan umumnya orang Arab Hadramaut sendiri percaya sebab utama kehancuran mereka adalah bencana banjir besar yang telah menghancurkan bendungan Ma'arib, yang tidak pemah berhasil mereka perbaiki kembali.55

54Husein Haikal, Indonesia-Arab dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia (1900-1942)

(36)

Dalarn al-Qur'an surat al-Fiil ayat ke-2 Allah telah berfirman:

Artinya: yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

Melalui teks surat aI-Fiil ini menjelaskan bahwa kebiasaan orang Arab yang suka bepergian pada musim dingin dan musim panas mereka melakukan perdagangan dan tempat yang mereka tuju tentunya daerah Arabia Selatan, Hadramaut.

. Hal ini dikarenakan letak geografis Hadramaut yang berada di pesisir Laut Merah. Hadramaut merupakan pelabuhan yang banyak didatangi oleh kapal-kapal asing, karena Hadrarnaut merupakan pintu gerbang perdagangan di Timur Tengah dan Eropa. Ini sebagaimana yang tercatat oleh para peneliti orientalis seperti: Mr. Wendel Philips dalam kitabnya Qutban dan Saba" dan Gustave Le Bon dalarn bukunyaKhadrah a/-Arab yang diteljemahkan oleh Adil Zuiter,56 mereka menyepakati bahwa Yarnan dan Hadramaut merupakan pintu gerbang perdagangan Timur Tengah dan Eropa.

Padatnya lalu-Iintas perdagangan dan pelayaran di pesisir Laut Merah memungkinkan orang Arab Hadramaut untuk berlayar ke Nusantara. Adapun jalur pelayaran niaga kapal-kapal dagang mancanegara melalui Laut Merah menuju Sri Langka kemudian menyebar mel1iadi tiga jalur pelayaran:

Peradaban Islam, dileljemabkan oleb R, Cecep Lukman Yasin dan Dedi Siamet Riyadi, PT. Serambi Jlmu Semesta, Februari 2005, him, 157.

(37)

32

Pertama, jalur pelayaran Laut Merah terns menyusuri Teluk Benggala

menuju perairan terdekat sampai ke ujung Sumatra, yakni pulau We dan sabang. Kemudian melanjutkan pelayaran menyusuri Selat Malaka dan kembali berlabuh di pelabuhan Sunda Kelapa untuk melakukan transaksi jual-beli komoditas dengan para pedagang lain.

Kedua, jalur pelayaran dari Sri Langka (Ceylon) melalui perairan laut

untuk menuju ujung Sumatra, kemudian menyusuri Selat Malaka, dan berlabuh di pelabuhan Sunda Kelapa

Ketiga, jalur pelayaran dari Sri Langka melewati lautan Hindia, kemudian

menyusuri pesisir Barat Sumatra, dan berlabuh di pulau Nias, dengan tujuan mendapatkan komoditas daerah setempat. Selanjutnya melanjutkan pelayaran sampai pelabuhan di perairan Selat Sunda.57

(38)

monopoli perdagangan di selat Malaka karena mereka terbiasa dengan perdagangan bebas.58

Sunda kelapa merupakan salah satu pelabuban yang dituju oleh para pedagang muslim bahkan sebagian dari mereka sudah ada yang menetap di Batavia terbukti dengan adanya pemukiman orang Arab yang disebut Pekojan. Menurut Van den berg, migrasi orang Arab Hadramaut dalam skala besar dimulai pada akhir abad ke XVIII.

Dahulu peIjalanan dari Hadramaut ke Nusantara berlangsung berbulan-bulan. Pertama mereka harus berangkat dari pelabuban di Hadramaut yakni al-Mokalla dan ash-Shihr menuju Bombay (India).59 Dari sana ke pulau Ceilon (Sri Langka) dan akhimya ke Aceh atau Singapura. Seluruh pelayaran dilakukan dengan kapallayar. Namun, setelahdibukanya terusan Suez oleh Prancis di mesir berdampak pada peIjalanan menuju ke Nusantara bisa di perpendek dengan kapal Dap. Mereka yang mempunyai Dang lebih banyak lebih suka berangkatdari Aden langsung ke Singapura, dan setelah itu langsung menuju ke Batavia60

Penemuan mesin Dap oleh James Watt menjelangakhir abad 18, yang di terapkan oleh Robert Fulton untuk menggerakkan sarana angkutan Air. Pelayaran perdana jenis kapal ini di operasikan oleh "Clermort" pad tabun 1807 di sungai Hudson (Amerika Serikat). Dengan di temukannya mesin Dap itu maka di mulai

" Uka Tjandrasasmita,Sejarah Nasianallndonesia Ill,ed., Marwati djoened

Poesponegoro dan Nogroho Notosusanto Penerbit Balai Pustaka, Depdikbud, Jakarta 1993. Edisi ke-4, him,

59Van den berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, judul AsH,Le Hadramaul el Les Colonis Arabes Dans L 'Acchipel lndien, pent: Rahayu Hidayat, penerbit: INIS, jilid III,

Jakarta 1989, him, 93.

(39)

34

Revolusi Industri di Eropa (Inggris) yang berlangsung sekitar tahun 18S0-an. Kehadiran kemajuan teknologi tersebut membawa perubahan-perubahan fundamental dalam produksi yang menyebar ke seluruh dunia.

Kapal Dap yang memiliki daya jelajah cukup tinggi berpengaruh terhadap intensitas pelayaran antara dunia Timur dan Barat, minimal melalui Laut Merah akan singgah di Aden. Daya tempuh pelayaran lebili cepat dari kapal layar tradisional, karena itu berpengaruh pilla pada biaya pelayaran.61

Bukti inijuga tergambar dalam buku Zeffry aI-Katin,62 seorang Hadrami dalam bukunya catatan kaki pejalan orang Hadrami, ia mengatakan:

Sejak umur21 tahun

Terakhir melihat wadi' gurun

Dari Aden menuju Betawi

Setelah muntah di dek kapallnggris.

Menurut Vanden Berg,63 letak geografis Hadramaut hanya terdiri dari gurun-gurun pasir yang tandus, pegunungan-pegunungan yang kering dan musim hujan pun hanya turun setahun sekali. Dari keadaan geografis ini memungkinkan orang Arab Hadramaut untuk bermigrasi ke tempat yang lebih baik dari tanah leluhur mereka di bagian Jazirah Arab. Migrasi orang Arab Hadramaut di latar belakangi atau di motivasi oleh alasan ekonomi. Walaupun sebagian dari mereka

61 Ibid, him, 55.

62 Zeffry J Alkatiri, Calalan Seorang Pejalan Dari Hadrami, penerbit: Komunitas

Bambu,Agustus 2004, him, 80.

6'Van den berg, Le Hadramaul el Les Colonis Arabes Dans L 'Acchipel Indien, judul

(40)

ada yang bekerja di bidang agama, baik menjadi sebagai imam atau qadhi itu

semata-mata karena mereka menginginkan upah dari pekerjaan itu.64

Berdagang merupakan pekerjaan mayoritas orang Arab terutama

penduduk pesisir. Adapun komoditi utama yang mereka perdagangkan adalah Cita

Katun (bazz), dan Katun India (qumaisy) yang di impor dari Eropa, komoditi

yang kedua, Berlian dan Batu Permata. Dan komoditi yang ketiga, beraneka

komoditi yang diimpori dari Eropa: barang-barang dari emas dan perak, arlogi,

makanan yang di awetkan barang-barang dari logam, senjata, Sutra, tembikar,

gerendel, dan berbagai barang dari baja, besi, atau tembaga, rempah-rempah,

cerutu, minyak tanah, dan sebagainya, adapun komoditi yang mereka bawa dari

Timur tengah adalah Kurma, Ghee, dan Sajadah' Di Batavia mereka akan

menukar komoditi yang mereka bawa dengan hasil-basil bumi yang dihasilkan

oleh masyarakat setempat terutama Lada, karena Lada pada saat itu merupakan

komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Islam masuk ke Nusantara pada awal abad pertama Hijriah tepatnya pada

abad ke 7 M, sebagian dari orang Arab yang menyebarkan Islam ke Nusantara

mcreka berasaldari Hadramaut, karena Hadramaut dari semenjak sebelum Masehi

atau sebelum kelahiran Islam sudah menjadi pelabuhan terpentill!;l qi Jazirah Arab

disebabkan letak geografis Hadramaut yang berada di pesisir Laut Merah.65 lni

memungkinkan para penyebar Islam hams melalui pelabuhan-pelabuhan yang

berada di Hadramaut.

64 Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, Penerbit Mizan,

Oktober 2002, hIm, 67

6' セN⦅N⦅BN Mnh;n; Ke<heh. "HADRAMI AWAKENING", judul terjemahan, HADRAMI

(41)

36

Migrasi orang Arab Hadramaut yang diaspora, salah satu tempat yang mereka tuju adalah Nusantara, Azyumardi Azra mengatakan bahwa pada awal abad Masehi hubungan Nusantara dengan dunia Arab telah teJjalin yaitu antara kerajaan Sriwijaya dan dinasti Umayyah, terbukti dengan di temukannya surat yang diriwayatkan oleh al-Jahizh:

(dari raja al-Hind-atau tepatnya kepulauan India) yang kadang binatangnya

berisikan seribu Gajah, (dan) istananya terbuat dari emas dan perak, yang

dilayani seribu putri raja-raja, dan yang memilki dua sungai besar (Batanghari

dan Musi), yang mengairi pohon Gaharu (al-oes) kepada Muawiyah ....66

Walaupun orang Arab Hadramaut sudah berada di Nusantara sejak abad pertama Hijriah dan sebagian dari mereka sudah ada yang mempunyai perkampungan Arab yang di sebut Pekojan.67Akantetapi masih sedikit dari orang Arab Hadramaut yang bermigrasi ke Nusantara Migrasi orang Arab Hadramaut secara massal teJjadi pada akhir abad XVIII dan mencapai puncaknya pada abad ke XIX tepatnya tabun 1870 M.

Migrasi orang Arab Hadramaut ke Nusantara yakni salah satunya Sunda kelapa Sunda kelapa merupakan salah satu pelabuhan yang terpenting dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal asing (Cina, Eropa, India, dan Arab). Menurut Prof.

66Azyumardi Azra,Jaringan utama Timur Tengah dan kepulauan Nusantara Abad XVlJ dan XVtn.(Bandung: Mlzan. 1994), h.27-28

(42)

Dr. Dien Majid, jauh sebelum Belanda datang ke Sunda Kelapa komunitas Arab Hadramaut sudah berada di Sunda Kelapa.68

Menurut Alwi Shahab, kedatangan orang Arab Hadramaut tidak mumi sepenuhnya berdagang. Adapula sebagian orang Arab Hadramaut bermigrasi dengan motivasi berdakwah. Walaupun Hadramaut yang terletak di daerah strategis perdagangan antara Laut Tengah dengan Samudra Hindia di kenal sebagai bangsa pedagang.69

Di samping dorongan berdagang, Islam juga menganjurkanpemeluknya untuk berhijrah, sebagaimana peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah yang pada waktu itu bertujuan untuk memperbaiki nasib di jalan Allah. Maksudnya tidak semata-mata berhijrah untuk mengajarkan nilai-nilai Islam dalam kapasitas sebagai penganjur agama, tapi hijrah yang mencakup segala aktivitas yang mengarah kepada kcbajikan.

AIwi Shahab juga menambahkan konsep hijrah dalam motivasi orang Arab Hadramaut mencakup konsep jihad, berarti usaha sungguh-sungguh di jalan Allah atau menyerahkan atau menyediakan sesuatu yang di milii untuk kepentingan agama termasuk harta, ilmu,jiwa, waktu, dan sebagainya

Di samping motivasi keagamaan untuk melakukan aktivitas maga, pendatang Arab Hadramaut sangat terkait dengan Islam. Secara psikologis, mereka sulit memisahkan diri dari Islam seakan-akan Islam adalah milik mereka.

6SDien, Majid, awal perkembangan Islam di Jakarta dan pengaruhnya hingga abad ke

(43)

38

sense of belonging(rasa kepemilikan) yang sangat tebal kepada Islam inilah yang

mendorong mereka dengan sungguh-sungguh memperkenalkan Islam kepada non-muslim.

Sayyid Ali ibn Husein ai-Atlas dalam kitab Ta 'jul A 'ras70 mengatakan bahwa tujuan awal orang Arab Hadramaut bennigrasi dengan motivasi berdagang lalu sesudah mereka melihat masyarakat pribuminya belum memeluk Islam. Maka secara spontanitas rasa ke-islaman mereka yang sangat erat muncul dan meresa mempunyai kewajiban untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat pribumi. Seperti yang di Iakukan oleh Sayyid Husein ibn Abu Bakar al-Idyrus yang sekarang makanrnya berada di Luar batang, Pasar Ikan, Jakarta Utara.

Motivasi migrasi orang Arab Hadramaut dengan tujuan berdakwah juga di benarkan oleh Prof. Badri Yatim, yang mengatakan bahwa Islamisasi di Jakarta (dahuIu Sunda Kelapa, di zaman kolonial Belanda menjadi Batavia) tidak lepas dari konstribusi orang Arab Hadramaut dalam menyebarkan Islam, dengan adanya pendatang Arab Hadramaut, Islam mulai menyebar ke daerah-daerah pelosok atau pedaIaman Batavia. Di Jakarta (nama sekarang) sampai sekarang masih terdapat orang Arab Hadramaut seperti: al-Jufri, as-Seggaf, al-Atas, al-Habsyi, dan

lain-I ·am.71

70 Ali bin Husein AI-Alias, TA 'JUL A'RAS, Fi Manakibi ai-Habib al-Kulbi Shaleh ibn Abdullah ai-Alias,jilid II, Penerbit: Menara Kudus, 23 rabi'ul Awwal 1399 HI20 Februari 1979 M, blm, 390.

(44)

Di samping motivasi berdakwah, migrasi orang Arab Hadramaut juga karena faktor kekeluargaan.72 Umumnya rombongan orang Arab Hadramaut yang barn datang di Batavia mempunyai nama orang Arab Hadramaut yang lebih dahulu tinggal di Batavia, mereka akan segera mereka temui baik mereka yang masih bertalian darah, atau mereka yang masih sedaerah, atau hanya sekedar nama Orang Arab Hadramaut yang di berikan oleh seorang teman mereka saja. Biasa bila seorang Arab Hadramaut yang mereka datangi, barn pertama kali mereka jumpa di Batavia, sebelumnya tidak pemah mereka bertemu. Umumnya para Orang Arab Hadramaut tadi mempunyai rasa setia kawan yang tinggi, lebih-lebih bila berada di perantauan.

Dengan menemui seorang letnan atau kapten Arab di daerah yang banyak dihuni orang Arab Hadramaut, para pendatang pasti mendapatkan bantuan yang di perlukan. Dari lurah Arab tadi mereka akan segera memperoleh keterangan di tempat mana seseorang yang mereka cari dapat ditemui. Baik anggota keluarga, atau teman sedaerah, atau hanya kenalan saja dari orang Arab Hadramaut yang sudah menetap lebih dahulu di Batavia, dengan senang hati akan member pertolongan atas bantuan tanpa diminta, dengan bertemu orang Arab Hadramaut di jalan, ini dapat di lihat dari tarbus yang dipakaianya, seorang pendatang barn dapat mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan karena umumnya mereka. saling mengenal baik, apalagi bila ada ikatan darah.73

nAchnWI Hisyam. Masyarakat keturunan Arab di Pekalongan. Laporan penelitian, 1977. him, 18.

73 Van den berg, Le Hadramaul el Les Colonis Arabes Dans L 'Acchipel Indien. judul

(45)

40

Sebenarnya para pendatang bam ini merupakan orang penting, biasanya

mereka membawa seberkas surat atau membawa pesan-pesan lisan khusus yang di

titipkan orang-orang tertentu di Hadramaut. Pesan yang disarnpaikan pada sanak

keluarga yang sarna tinggal di Batavia. Para pendatang bam di tempat yang bam

akan mendapatkan kunjungan para warga masyarakat Arab Hadramaut yang

sudah menetap lebih dahulu, atau diundang makan oleh mereka. para pendatang

bam merupakan sumber berita penting yang dapat menceritakan

perkembangan-perkembangan bam di tanah leluhur, apalagi perkembangan-perkembangan di Hadramaut relatif

amat lambat, hingga berbulan-bulan hingga bertahun-tahun berita atau pesan tadi

masih hangat, lebih-lebih bila disampaikan secara lisan dalam nuansa santai yang

penuh seloroh. Biasa pula para pendatang bam merupakan calon menantu

laki-laki bagi orang Arab Hadramaut yang kebetulan mempunyai anak gadis.

Selain beberapa faktor intern yang telah dijelaskan di atas tadi, motivasi

mlgrasl orang Arab Hadramaut juga dipengaruhi oleh pendudukan kolonial

Inggris atas Hadramaut.74 Kolonial Inggris pada mula tidak tertarik untuk

menguasai Hadramaut (Arabia Selatan) namun, setelah kolonial Inggris melihat

pentingnya letak strategis Hadramaut bagi perdagangan mereka di tanah jajahan

India, akhirnya mengambil langkah-langkah untuk menguasainya sebelum pihak

lain, terutama lawan mereka, datang untuk menguasainya. Kolonial lnggris mulai

masuk ke daerah Hadramaut melalui Saiwun, setelah kolonial Inggris menguasai

Saiwun mereka mulai membentangkan/ memperluas daerah jajahan mereka, pada

tahun 1839 kapten Haines berhasil menguasai Aden. Sedangkan kondisi 2

(46)

kesultanan di Hadramaut yalmi al_Queti75 dan al-Katiri76 dalam keadaan perang

satu sarna lain untuk bersaing rnenguasai daerah Hadramaut seluruhnya Kernelut

peperangan yang berlarut-larut antara dua dinasti ini tidak rnendapatkan

perhatiaan kolonial lnggris. Baru pada tahun 1888 kolonial Inggris rnulai

rnengadakan peIjanjian dengan salah satu kesultanan di Hadramaut yalmi

kesultanan al-Queti, dari al-Queti sendiri akan di janjikan akan di bantu dalam

peperangan rnelawan kesultanan al-Katiri.77 Sebaliknya, kolonial Inggris juga

rnerninta kepada al-Queti agar tunduk di bawah protektorat Inggris dan al-Queti

juga harus rnernutuskan hubungan dengan Turki Ustmani. Temyata kesepakatan

ini disetujui oleh pihak kesultanan al-Queti, orang Arab Hadramaut pada awalnya

sangat menyambut kedatangan kolonial lnggris di Hadramaut karena dengan

adanya kolonial lnggris di Hadramaut sendiri rnernbawa dampak positif bagi

pernbangunan di Hadramaut yang selama ini sudah banyak tertinggal dari Negara

tetangganya. Oi samping pernbangunan seperti benteng kesultanan, hotel-hotel

dan bandara, kolonial lnggris juga rnenghidupkan kernbali perkebunan di

Hadramaut. Akan tetapi tidak sernua orang Arab Hadramaut gernbira akan

kedatangan kolonial lnggris, karena lama-kelamaan kolonial Inggris rnulai

rnenanarnkan pengaruh politiknya di Hadramaut dan juga mernonopoli

perkebunan di Hadramaut serta rnenghidupkan kernbali perbudakan yang tadinya

telah dihapuskan oleh kolonial Inggris pada awal-awal kedatangannya Sebab

75al-Queti menguasai kola panlai Mukalla dan Shihr, kola pedalaman Shibam

?6al-Kaliri menguasai kOla Wadi Hadramaul, Timur Shibam, dengan kedudukan

pemerintahannya di Seiwun

77 Ali bin Hugein AI-Attas,TA 'JUL A 'RAS, Fi Manakibi at-Habib at-Kutbi Shateh ibn

(47)

42

penjajahan Inggris di Hadramaut mengakibatkan orang Arab Hadramaut yang tidak senang terhadap kolonial lnggris bermigrasi ke daerah yang memungkinkan

mereka untuk hidup tenang yakni salah satunya Batavia, Hindia Belanda.78

Migrasi orang Arab HOOramaut juga mempunyai faktor ekstern selain faktor intern yang telah dijabarkan di atas, faktor ekstern yang memotivasi orang Arab Hadramaut untuk bemigrasi adalah para jama'ah Haji, yang hanya datang setahun sekali pada musim haji saja79 POOa musim haji jama'ah haji yang berdatangan dari berbagai Negara, di antaranya dari Hindia Belanda (Jawa). Mereka datang dengan kapal-kapal Laut, akibatnya mereka harus mengarungi dan menetap relatif lebih lama, keadaan keamanan di tanah Arab yang kurang baik (yaitu masih banyaknya suku-suku BOOui yang melakukan perampokan peperangan antar suku), keadaan alam yang ganas dan parajama'ah haji Indonesia yang umumnya terdiri dari orang yang lanjut usia; menyebabkan aneka kematian jama'ah Haji Hindia Belanda yang relatif tinggi. Keadaan ini menguntungkan bagi orang Arab yang ingin ke Hindia Belanda. Sebab, mereka dapat membeli tiket lebih murah dari anggota keluarga yang mengalami kemalangan tersebut. Kesempatan ini memang tidak di sia-siakan oleh orang Arab Hadramaut.

Pada musim haji ini pula mereka dapat informasi lebih banyak tentang Hindia Belanda. Dari nang tabungan yang dikumpulkan dengan hidup berhemat-hemat mereka dapat membeli tiket kapal untuk berlayar ke Hindia Belanda Pembelian tiket tersebut biasanya juga dilakukan pada musirn haji, karena mereka

78Ali bin Husein AI-Atlas, TA 'JUL A 'RAS, FiManakibi ai-Habib al-Kulbi Shaleh ibn Abdullah al-Allas,jilidII, Penerbit: Menara Kudus, 23 rabi'ul Awwal 1399HI20 Februari 1979 M, him, 24.

(48)

bisa mendapatkan tiket yang lebih relatif murah. Mereka banyak tahu tentang informasi tiket murah dengan banyak bergaul dengan para jama'ah haji sekaligus mereka merasakan betapa ramahnya orang-orang Hindia Belanda, serta banyak di dengarnya betapa sejuk iklim dan subur tanah Hindia Beianda.80

B. STRATAFIKASISOSIALARAB HADRAMAUT

Dalam stratafikasi sosial81, orang Arab Hadramaut mempunyai empat

tahap atau empat golongan:

pertantO, golongan Sayyid, kelompok ini termasuk kelas tertinggi dalam

masyarakat Hadramaut dan kelompok religius yang mengklaim sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, melalui Fatimah Az-Zahra yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib dan di karuniai dua anak yakni Hasan dan Husein. Keturunan Hasan biasanya di sebut dengan Syarief yang kebanyakan dari mereka berdomisili di Mekkah dan Madinah sedangankan keturunan Husein biasanya di sebut Sayyid atau Habaib Gamak dari Habib) mereka berdomisili di Hadramaut, Yaman. Para Sayyid inilah yang banyak bermigrasi ke Batavia, Hindia Belanda. Husein di karunia anak 1 yang bernama Ali bin Zainal Abidin dari Ali bin Zainal Abidin mempunyai anak yang bernama Muhammad al Bagir dari Muhammad al Bagir mempunyai anak lagi yang bernama Ja'far Shadiq dari Ja'far Shadiq mempunyai anak yang bernama Ali Uraidhy dari Alu Uraidhy mempunyai anak yang bernama Muhammad an-Nagier dari Muhammad an-Nagier mempunyai

80Husein Haikal, Indonesia-Arab dalampergerakankemerdekaan Indonesia(l900-1 942)

Disertasi, Universitas Indonesia, 1986, hIm, 68.

(49)

44

anak yang bernama Isa Arrumi dari Isa Arrumi mempunyai anak yang bernama Ahmad aI Muhajir dari Ahmad aI Muhajir mempunyai anak yang bernama Ubaidillah dari Ubaidillah mempunyai anak yang bernama Alwi Alawiyin (dari Alwi ini keturunan Husein di sebut juga Alawiyin) dari Alwi Alawiyin mempunyai anak yang bernama Muhanunad dari Muhanunad mempunyai anak yang bernama Alwi dari Alwi mempunyai anak yang bernama Ali KhaIa Ghasam dari Ali KhaIa Ghasam mempunyai anak yang bernama Muhammad Shahib Marbad, dari Muhammad Shahib Marbad inilah banyak melahirkan para Sayyid atau Habaib atau Alawiyin. Muhanunad Shahib bin Marbad di karuniai 2 anak

(50)

melahirkan 15 Alawiyyin saja di antaranya adalah al bin Hasyim, al bin Semith, al Ba'bub Maghfun, al nadzir, al bin Thabir, al Aydid, al Bafagih, al Bafaraj, al basakutah, al Haddad, al Bassuroh, al Hadiliy, al Goroh, al Auhaj, al Baytiy.82

Kedua, masa'ikh dan qaba'il, kelompok ini terdiri dari para intelektual,

swjana, bangsawan dan kepala suku. Biasanya marga mereka adalah bin Mahfuzh, bin Ladin, Buqshan, bin Zagar, al Amudi, dan al Mihdhar. Pada awalnya masha'ikh (swjana) memegang kepemimpinan religious, tetapi terpinggirkan oleh kedatangan para sayyid. Meskipun demikian, mereka tetap di hormati karena memiliki kebaikan secara turun-temurun. Keturunannya melanjutkan suatu peran religious yang sarna walaupun pada intinya posisinya lebih rendah dari para sayyid. Mengingat merekalah yang mempunyai status social di Hadrarnaut, bahkan setiap ada upacara religius merekalah yang memimpin upacaranya.

Sementara itu, Qaba'il, meskipun mempunyai status sosial yang sederajat dengan masha'ikh, tetap saja mereka memiliki perbedaan dalarn peran social. Mereka merupakan suku bangsa yang kompetitif yang menduduki dan mnegawasi sebagian besar daerah pedalarnan, membawa senjata, dan di anggap kurang Sholeh. Kehormatan (syarof) Qaba'il selalu dihubungkan dengan kemarnpuan mengangkat senjata, mempertahankan diri dan ketergantungan seseorang pada mereka. seperti al-Katiri dan al-Queti.

Ketiga, masakin, kelompok ini kumpulan dari orang-orang tidak marnpu

(51)

46

dalam stratafikasi sosial menempati tingkat yang lebih tinggi. Namun, para sayyid

itu umumnya adalah para pedagang, pengrajin, buruh, petani dan seniman, ini

tergambar dalam motivasi migrasi para sayyid ke Hindia Belanda yakni sebagai

pedagang. Hal ini menandakan pula bahwa sayyid itu termasuk

Masakin

yang

menempati golongan ketiga dalam strafikasi sosial di Hadramaut sendiri.

Keempat,budak, biasanya mereka keturunan Afrikadan bukan saja orang

Arab.

Selain tidak aman dan adanya starafikasi sosial yang relatief sangat

pincang, keadaan geografis Hadramaut sendiri tidak mampu menunjang

kehidupan penduduknya. Akibatnya kelaparan yang rutin selalu melanda

penduduknya. Semua itu telah menyebabkan selama berabad-abad penduduk

Hadramaut terpaksa berhijrah agar dapat hidup lebih baik. Hindia Belanda

merupakan salah satu daerah tujuan mereka.

Jarak Hadramaut dengan Hindia Belanda yang relatif lebih dekat

dibandingkan dengan jarak Negara-negara Arab yang lain dengan Hindia Belanda.

Mungkin telah menjadi salah satn sebab umumnya orang Arab Hadramaut yang

datang ke Hindia Belanda. Terlalu sedikit sekali jumlah orang Arab

non-Hadramaut yang datang ke Hindia Belanda. Sebagian besar mereka berasimilasi

dengan masyarakat pribumi. Sisa-sisa perkawinan campuran antara Arab

Hadramaut dengan masYarakat pribumi yang Hadramaut masih dapat di lihat dari

nama-nama mereka. Mereka ini umumnya mencantumkan nama asal daerah di

(52)

asal-usul keturunan mereka, baik sa'adah83 maupun non-sa'adah, umpamanya di belakang nama mereka di cantumkan kata ai-Baghdadi (berasal dari Baghdad), al-Maghribi (berasal dari Maghrib, Afrika Utara), dsan al-Makki (berasal dari Mekkah). Semula orang Arab Hadramaut datang di daearah-daerah yang dilalui jalur perdagangan Internasional, termasuk bandar-bandar sepanjang pantai di seluruh Hindia Belanda. Mudahnya mereka mendarat dan tinggal di daerah-daerah pantai, dan baru kemudian dibawa peruntungan pindah kepedalaman. Semula daerah yang mereka tuju adalah daerah yang memungkinkan mereka menjual barang-barang dagang mereka, atau setidak-tidaknya daerah tadi memberi kesempatan untuk mengisi perbekalan kapal-kapal dagang mereka.

Orang-orang Arab Hadramaut datang ke Hindia Belanda lama sebelum orang Barat datang ke Hindia Belanda. Mereka berdatangan baik dalam jumlah besar maupun secara perorangan. Mereka datang secara damai karena bertujuan untuk berdagang atau berdakwah. Sebagian dari para pendatang ini menikahi penduduk setempat dan tinggal di Hindia Belanda untuk selama-Iamanya. ada pula dari mereka setelah menetap di Hindia Belanda, dan berhasil mengumpulkan harta yang dengan susah payah mereka cari, kemudian pulang kembali ke Hadramaut dan beristirahat selama-lamanya di tanah leluhur. Seperti yang di lakukan oleh Sayyid Hamid ai-Atlas, beliau adalah seorang pedagang di Jawa setelah ia berhasil dan banyak mengumpulkan harta beliau pulang ke Hureidha, Hadramaut.84 Relatif jumlah mereka yang kembali sangat kecil dibandingkan

&3 Golonngan para Sayyid yang mempunyai langsung keturunan dari Nabi Muhammad

(53)

48

jumlah mereka yang menetap di Hindia Belanda untuk selama-Iamanya seperti

Sayyid Abdullah bin Husein aI-Attas seorang pedagang Arab Hadramaut yang

sukses di Batavia.85

Umumnya para warga sa'dah atau qaba'il, yng relatif termasuk golongan

yang mampu, tiada kesulitan bagi mereka untuk datang ke Hindia Belanda.

Umumnya mereka mempunyai cukup bekal untuk biaya peIjalanan serta biaya

untuk bulan-bulan pertama berada di Hindia Belanda Bagi mereka yang

kebetulan mempunyai kebun Kurma, atau binatang temak, atau Kuda serta

senjata, mereka dapat menjual semua yang dimiliki itu sebagai bekal biaya

peIjalanan beserta modal setelah tiba di Hindia Belanda.

Umumnya kaum Dhu'afaa termasuk golongan yang kurang mampu.

Mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum

sarnpai ke Hindia Belanda. Mereka harus mengunjungi beberapa tempat lain

dahulu yang memungkinkan mereka bekeIjadan menabung uang yang sedikitnya

dapat dipergunakan sebagai ongkos di peIjalanan, dan lebih beruntung lagi bila

dia dapat pula menabung untuk sekedar modal kelak. Banyak di antara mereka

yang meninggalkan Hadramaut dengan hanya beIjalan kaki, pergi bersama-sarna

kafilah dagang dan sekaligus pula mejadi salah seorang karyawan pada kafilah itu

pula, entah sebagai penunjuk jalan, pemelihara Unta, atau yang sejenis. Mereka

sangat bergembira sekali bila mendapat kesempatan bekeIja pada kafilah yang

(54)

C. RESPONS MASYARAKAT BATAVIA TERHADAP ORANG ARAB HADRAMAUT

Menurut Nur Syam, dalam bukunya ISLAM PESISIR, ia mengatakan dalam tradisi masyarakat Pesisir ada istilah Mitologi, Mistifikasi, dan Sakralisasi,

dariteori Nur Syam ini seperti yyang tergambar di Mesjid Luar Batang dan sumur peninggalan Sayyid Husein bin Abu bakar al-Idrus sebagai tempat yang disakraIkan sedangkan makan sayyid Husein sendiri sebagai mitologi dan rnistifikasi karena makam sayyid Husein bin Abu Bakar aI-Idrus dipercaya oleh masyarakat Batavia mengandung magis dan dapat menjauhkan mereka dari malapetaka yang akan menimpa hidup mereka. Sedangkan masjid dan sumur peninggalan sayyid Husein bin Abu Bakar al-Idrus di anggap dan di percaya dapat mendatangkan berkah dalam hidup mereka.86 lui seperti yang di beritakan oleh Nico kaptein

Referensi

Dokumen terkait