• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bag-03-84-85-cek 20090130073110 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bag-03-84-85-cek 20090130073110 2"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

3. DAERAH TINGKAT I SUMATERA BARAT

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan daerah

Luas wilayah propinsi Sumatera Barat adalah 42.297 km2. Dari luas tersebut hanya 13,9% yang dapat diusahakan sebagai daerah pertanian, selebihnya berupa hutan lindung, sungai-su-ngai, danau-danau, dan tanah tandus. Di samping tanah darat-an, Sumatera Barat juga mempunyai daerah kepulaudarat-an, yaitu Ke-pulauan Mentawai. Daerah ini didiami oleh suku terasing de-ngan tingkat kehidupan ekonomi dan sosial budaya yang relatif masih terkebelakang.

Penduduk Sumatera Barat pada tahun 1980 adalah sebanyak 3.406.816 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 2,23% per tahun dan kepadatan penduduk 81 jiwa per /km2.

Propinsi Sumatera Barat terdiri dari 14 Daerah Tingkat II, yaitu 8 kabupaten dan 6 kotamadya, 100 kecamatan, dan 3.518 desa.

(4)

yang semakin penting di dalam menunjang pertumbuhan ekonomi penduduk. Di samping itu di Sumatera Barat terdapat potensi bahan-bahan galian seperti batubara, marmer, batu silika, ka-pur, trass dan lain sebagainya. Di samping itu Kepulauan Men-tawai, Danau Maninjau, Danau Singkarak dan Bukittinggi meru-pakan daerah pariwisata yang masih dapat dikembangkan, dan mempunyai potensi untuk pengembangan tenaga pembangkit lis-trik.

Dilihat dari komposisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Sumatera Barat tahun 1980, sumbangan sektor perta-nian cukup besar, yaitu sebanyak Rp.99,1 milyar atau 34,5% dari PDRB Sumatera Barat. Perkembangan PDRB Sumatera Barat antara 1975 sampai dengan 1980 berdasarkan harga konstan 1975 adalah rata-rata 11,9% per tahun. Bila dibandingkan dengan total PDRB seluruh Indonesia maka kontribusi PDRB daerah ini pada tahun 1975 adalah 1,35%, dan pada tahun 1980 meningkat menjadi 1,6%.

2. Masalah-masalah yang dihadapi

Propinsi Sumatera Barat sejak lama telah merupakan daerah surplus pangan yang menjual kelebihannya kepada propinsi te-tangganya. Tetapi daerah pertanian di propinsi ini mengalami kekurangan tenaga kerja, sehingga upah menjadi tinggi, dan oleh karena itu banyak daerah-daerah pertanian yang belum di-usahakan. Di samping itu sarana dan prasarana angkutan ke pe-desaan belum memadai dan hal ini menyebabkan belum adanya sistim pemasaran hasil-hasil pertanian yang teratur.

(5)

90.776 ha, sederhana 84.561 ha dan sawah tadah hujan 29.619 ha. Yang sudah terjangkau oleh kegiatan intensifikasi barulah sawah yang berpengairan teknis dan setengah teknis. Di sam-ping itu potensi untuk ekstensifikasi pertanian masih cukup tersedia, yang dapat dilihat dari potensi irigasi teknis se-luas 7.335 ha dan irigasi setengah teknis sese-luas 100.119 ha. Masalah produksi pangan lainnya ialah belum selesainya pemba-ngunan irigasi Panti Rio, Batang Tonggak, Batang Indrapura dan irigasi Sei Dareh di Sitiung.

Hasil produksi perkebunan yang terbesar di Sumatera Barat berasal dari perkebunan rakyat (98%), sedangkan perkebunan besar swasta nasional yang berjumlah 27 buah dengan luas 50.007,82 ha masih amat kecil peranannya sebagai sumber de-visa. Potensi lahan untuk perkebunan kayu manis, cengkeh, gambir dan lada masih cukup luas dan terdapat di Kabupaten Agam, Pasaman, Limapuluhkota, Tanah Datar, Solok, dan Pesisir Selatan. Di samping itu berbagai upaya rehabilitasi bekas perkebunan yang terlantar belum dapat diselesaikan seluruhnya selama Repelita III.

(6)

Perbedaan pendapatan antara golongan ekonomi lemah dan ekonomi kuat di pedesaan tidak jauh. Pendapatan petani rata-rata masih rendah, tetapi yang mengusahakan tanaman keras tingkat ekonominya berada di bawah petani yang menghasilkan tanaman pangan, apalagi petani nelayan pendapatannya masih lebih rendah daripada petani yang mengusahakan tanaman keras atau petani perkebunan.

Untuk meningkatkan pendapatan petani dan untuk menampung tenaga kerja akan diusahakan peningkatan kegiatan industri yang mengolah hasil-hasil pertanian. Namun usaha-usaha ini akan terhambat oleh kurangnya modal dan terbatasnya tenaga kejuruan yang terampil. Di dalam rangka meningkatkan produksi semen Indarung IV dan produksi batu bara, maka prasarana pe-labuhan, jalan raya dan kereta api yang merupakan sarana pendukung, pada Repelita I, II dan III telah ditingkatkan, namun masih belum seimbang dengan meningkatnya volume pem-bangunan itu sendiri, terutama dermaga Pelabuhan Teluk Bayur, pergudangan dan lapangan terbuka.

Pada tahun-tahun yang lalu Sumatera Barat mengalami kele-bihan tenaga guru dan mengirimkan kelekele-bihannya ke daerah te-tangga, tetapi sekarang Sumatera Barat sendiri mengalami ke-kurangan tenaga guru dan guru untuk sekolah luar biasa. Di samping itu daerah ini juga kekurangan tenaga kejuruan mene-ngah, sedang tenaga-tenaga kejuruan yang ada belum siap pakai.

Lapangan Udara Tabing sudah tidak mungkin diperluas lagi, sedangkan kebutuhan akan prasarana perhubungan udara semakin meningkat.

(7)

bukan hanya penduduk propinsi Sumatera Barat melainkan juga penduduk propinsi-propinsi di sekitarnya, yaitu Jambi dan Riau, sedang fasilitas yang ada kurang memadai.

II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan na-sional.

Sesuai dengan Pola Umum Jangka Panjang, daerah Sumatera Barat maka dalam Repelita IV prioritas diberikan kepada pem-bangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor perta-nian yang terpadu dalam pembangunan daerah pedesaan, dalam rangka mempertahankan kemantapan swasembada pangan, mening-katkan hasil-hasil pertanian, meningmening-katkan industri yang men-dukung sektor pertanian dan industri lainnya yang sesuai de-ngan kondisi daerah, serta mengembangkan pariwisata.

(8)

Pengembangan pariwisata dilakukan dengan memanfaatkan ke-kayaan kebudayaan lokal dan Cara hidup penduduk serta kein-dahan alam. Bidang pariwisata mempunyai pusat kegiatan di Bu-kittinggi, dan di samping itu dikembangkan obyek-obyek wisata di berbagai lokasi. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan peme-rataan pembangunan akan dilanjutkan konsep perwilayahan dan akan disempurnakan sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

(9)

tanaman keras atau perkebunan, bahan makanan, dan hasil per-tambangan. Wilayah Pembangunan V dengan pusat pengembangan Sikakap meliputi Kepulauan Mentawai yang mempunyai ciri ke-giatan produksi di bidang perkayuan, perikanan, dan tanaman perkebunan.

Dalam Repelita IV daerah Sumatera Barat diperkirakan akan tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 6% setahun.

2. Kebijaksanaan pembangunan daerah

Kebijaksanaan yang ditempuh selama Repelita IV tidak akan berbeda dengan kebijaksanaan dalam Repelita III, yaitu pe-ningkatan sektor pertanian. Kalau pada Repelita III prioritas utama ditekankan kepada sub sektor pangan, maka pada Repelita IV yang diutamakan adalah sub sektor perkebunan sebagai peng-hasil bahan ekspor. Namun demikian sektor pangan akan tetap ditingkatkan baik dengan ekstensifikasi maupun intensifikasi dan di samping itu akan ditingkatkan sarana penunjangnya se-perti irigasi teknis, setengah teknis maupun sederhana.

(10)

Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan devisa non minyak dikembangkan dengan menjadikan Bukittinggi sebagai pusat kegiatan pariwisata. Untuk ini berbagai program prasa-rana dan saprasa-rana dikembangkan secara bertahap dan berkelanjut-an.

Pembangunan di Sumatera Barat baik pembangunan di bidang ekonomi maupun di bidang sosial bukan hanya untuk Sumatera Barat sendiri, melainkan juga untuk mengisi kebutuhan daerah tetangga lainnya dan untuk kebutuhan pasar internasional. Oleh karena itu peningkatan prasarana dan sarana perhubungan mendapat tempat utama sebagai sarana penunjang, antara lain yaitu peningkatan jalan yang menuju ke pedesaan dan ke pusat pusat perkembangan, pembangunan Pelabuhan Laut/Teluk Bayur, dan pemindahan Lapangan Udara Tabing ke Ketaping.

Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga yang menunjang in-dustri hulu dan inin-dustri-inin-dustri lainnya, serta untuk keper-luan irigasi, diperlukan tenaga penggerak seperti PLTA Manin-jau, PLTU Ombilin dan PLTA Singkarak. Untuk memenuhi kebutuh-an tenaga kerja di bidkebutuh-ang industri baik industri ringkebutuh-an, in-dustri berat maupun inin-dustri kerajinan dan rumah tangga, di-perlukan tenaga-tenaga yang berpendidikan tinggi dan kejuruan menengah yang akan diperoleh dengan meningkatkan sekolah ke-juruan dan perguruan tinggi.

(11)

tetangga, maka Rumah Sakit Umum ini akan ditingkatkan menjadi kelas B.

Kebijaksanaan khusus perlu pula dilakukan bagi daerah Ke-pulauan Mentawai dan daerah yang berbatasan dengan propinsi lainnya yang merupakan daerah "terpencil". Pembangunan Kepu-lauan Mentawai dikaitkan dengan strategi pertahanan dan kea-manan. Sehubungan dengan keadaan penduduk yang tipis maka perlu dilancarkan program transmigrasi. Dengan adanya program ini kepulauan tersebut akan menjadi daerah transmigrasi Sap-tamarga. Program transmigrasi di Kepulauan Mentawai ini juga diarahkan untuk dapat mendukung program peningkatan produksi perikanan yang telah dirintis dalam Repelita III.

Rehabilitasi serta penyempurnaan prasarana dan sarana Pe-labuhan Teluk Bayur dipadukan dengan jalan kereta api dan ja-lan raya yang menghubungkan pelabuhan dengan kantong-kantong produksi sehingga dapat menampung arus lalu-lintas barang dan penumpang yang sepadan dengan lajunya pembangunan.

Untuk meningkatkan ekspor dan pendapatan petani nelayan, terutama di pantai barat, akan dikembangkan areal tambak udang di Kabupaten Pesisir Selatan.

Penyusunan rencana pembangunan kawasan industri di Kota-madya Padang yang telah dijajaki pada Repelita III, akan di-laksanakan pada Repelita IV.

III.KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV

(12)

Untuk itu sarana pendukungnya seperti balai-balai benih, balai-balai penyuluhan pertanian, usaha-usaha perlindungan tanaman dan lain-lain akan terus ditingkatkan.

Untuk menunjang pembangunan dibidang pertanian tanaman pangan akan ditingkatkan fasilitas yang mendukungnya yaitu dengan pembangunan irigasi baru maupun peningkatan irigasi yang sedang dikerjakan seperti irigasi Batang Tonggar, iriga-si Indrapura, irigairiga-si Sungai Dareh (Sitiung) dan irigairiga-si Pan-ti Rao dan di samping itu akan dilaksanakan pencetakan sa-wah-sawah baru. Pencetakan sawah dilaksanakan pada lahan iri-gasi sederhana di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Sawahlunto/Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Agam, Li-mapuluhkota; lahan irigasi sedang kecil di daerah Kabupaten: Pesisir Selatan, Solok, dan Agam; dan lahan rawa sederhana di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Limapuluhkota dan Pasaman.

Di samping itu akan dilanjutkan usaha diversifikasi ta-naman dan pemanfaatan pekarangan untuk tata-naman bernilai gizi tinggi dari komoditi palawija dan hortikultura.

(13)

UPP, pola PIR dan secara parsial. Di samping itu akan diusa-hakan pengembangan tanaman yang potensial non tradisional se-perti linum, abaca, stevia, kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat-obatan dan lain-lain.

Pembangunan peternakan dilaksanakan melalui usaha pokok intensifikasi dan ekstensifikasi peternakan sapi, kerbau, sa-pi perah, kambing dan aneka ternak. Di samsa-ping itu akan di-tingkatkan pusat pembibitan ternak sapi dan hijauan makanan ternak di Padang Mangatas, penyidikan penyakit hewan di Bu-kittinggi, pengembangan aneka ternak di beberapa kabupaten, serta peningkatan kegiatan penyuluhan.

Di bidang perikanan peningkatan produksi perikanan akan dilaksanakan dengan meningkatkan prasarana dan sarana produk-si, permodalan, tenaga kerja dan penyederhanaan peraturan-pe-raturan, penyuluhan dan pembinaan tani nelayan dalam hal per-luasan tambak-tambak terutama udang.

Di samping itu akan dilakukan pula penyempurnaan pelabuhan perikanan yakni di Bungus dan Sikakap dan penyempurnaan BBI di Sicincin, Payakumbuh, dan Sijunjung.

Di bidang industri akan dilakukan usaha-usaha untuk me-ningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, industri yang mengolah hasil pertanian/perkebunan dan industri yang mengolah hasil pertam-bangan. Guna mendorong pembangunan industri akan dipersiapkan pembangunan kawasan industri.

(14)

Untuk meningkatkan produksi akan dilakukan penambahan dan re-habilitasi peralatan tambang, hingga produksi batubara Ombi-lin dan Sawahlunto pada akhir Repelita IV diharapkan dapat mencapai 1,3 juta ton per tahun. Di samping itu pemetaan geo-logi teknik akan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data dasar geologi teknik untuk pengembangan wilayah.

Di bidang kelistrikan akan diusahakan peningkatan dengan pembangunan PLTA Singkarak, PLTU Solok/Sawahlunto, PLTU Ombi-lin, PLTA Danau Diatas dan Danau Dibawah, dan penyempurnaan PLTA Maninjau.

Di bidang prasarana dan sarana perhubungan akan diting-katkan fasilitas Pelabuhan Laut Teluk Bayur, serta akan di-usahakan pemindahan Pelabuhan Udara Tabing ke Ketaping. Di samping itu akan ditingkatkan rel kereta api antara Lubuka-lung - Padangpanjang - Sawahlunto.

Pembangunan di bidang jalan akan diprioritaskan pada pro-gram peningkatan jalan dan jembatan dengan pembukaan jalan baru antara Sumatera Barat - Sumatera Utara, melanjutkan pem-bangunan jalan Sumatera Barat - Jambi, yaitu antara Lubuk Se-lasih - Lubuk Gadang - batas Kerinci, melanjutkan pembangunan jalan untuk membuka daerah Solok Selatan yaitu antara Lubuk Gadang - Abai Siat.

Dalam rangka mengembangkan kepariwisataan akan diusahakan penyediaan fasilitas untuk pariwisata di Bukittinggi, Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas dan Danau Dibawah serta Kepulauan Mentawai.

(15)

penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-baga perdagangan dan pemasaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usa-ha-usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam nege-ri melalui pameran-pameran dagang dan penyebarluasan infor-masi pasar, perlindungan konsumen serta peningkatan dan pe-ngembangan peranan pedagang golongan ekonomi lemah melalui penataran, penyuluhan dan pusat-pusat pembinaan/pelayanan pe-ngusaha golongan ekonomi lemah. Usaha-usaha untuk meningkat-kan ekspor non migas ameningkat-kan terus dilanjutmeningkat-kan dalam rangka pe-ngembangan perdagangan luar negeri melalui penggarapan komo-diti potensial, peningkatan koordinasi yang lebih terpadu an-tar instansi dan penyuluhan eksportir.

Dalam rangka peningkatan daya tampung di bidang pendidik-an untuk tingkat sekolah dasar akpendidik-an dibpendidik-angun tambahpendidik-an sekitar 4.520 ruang kelas baru, perbaikan sekitar 2.620 gedung seko-lah dasar dan TK yang ada. Pada tingkat SMTP, untuk SMP akan dibangun sekitar 125 unit sekolah baru, penambahan sekitar 834 ruang kelas baru, rehabilitasi 89 sekolah, serta pengem-bangan sejumlah SMTP Kejuruan dan Teknologi. Pada tingkat SMTA akan dibangun sekitar 23 unit SMA baru, 2 STM dan 1 SMT Pertanian, 2 SMEA, penambahan 308 ruang kelas baru untuk SMA dan pengembangan 10 SPG, serta rehabilitasi 21 gedung SMA, sekolah kejuruan dan teknologi negeri, 2 SGO serta sekolah kejuruan dan teknologi swasta. Untuk pelaksanaan dan peman-tapan wajib belajar akan dibangun kantor pengelolaan pembi-naan pendidikan dasar pada 25 kecamatan.

(16)

akan disediakan buku pelajaran pokok, buku bidang studi, buku perpustakaan, alat-alat pelajaran, alat peraga, dan alat terampilan. Di samping itu akan diadakan penataran guru, ke-pala sekolah, dan pembina. Khusus pada tingkat SMTP dan SMTA akan dibangun 115 ruang laboratorium ilmu-ilmu alam untuk SMP dan 24 ruang untuk SMA, ruang keterampilan 170 ruang untuk SMP, dan 16 ruang untuk SMA. Dalam hal ini, penelusuran bakat dan kemampuan siswa akan terus ditingkatkan.

Dalam rangka peningkatan pendidikan tinggi, Universitas Andalas akan ditingkatkan dan dikembangkan dengan prioritas bidang teknologi, sains, pertanian dan ekonomi. Untuk bidang teknologi akan dibuka fakultas teknik, sedangkan untuk pro-gram diploma akan didirikan diploma teknologi dan diploma Pertanian (Agro politek). IKIP Padang akan ditingkatkan ter-utama untuk pengadaan guru, guna memenuhi kebutuhan guru se-kolah pembangunan. ASKI Padangpanjang akan dikembangkan dan diarahkan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah melalui seni tari dan karawitan. Di samping itu pem-binaan terhadap perguruan tinggi swasta akan ditingkatkan.

Di bidang kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain dalam bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman mela-lui pemugaran obyek kepurbakalaan, serta pemugaran dan peme-liharaan berbagai situs kepurbakalaan; pengembangan permu-seuman; serta pengembangan dan pembinaan bahasa daerah.

(17)

sejumlah balai sidang pengadilan agama dan kantor-kantor urusan agama tingkat kecamatan, kabupaten/kotamadya dan wi-layah.

Sebagai usaha peningkatan mutu perguruan agama, akan di-tingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan pada madrasah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri dan madrasah aliyah negeri serta pendidikan guru agama nege-ri. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi rehabilitasi (terma-suk madrasah ibtidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, pe-nyediaan antara lain alat peraga, buku pelajaran dan buku perpustakaan serta penataran guru berbagai bidang studi. Di samping itu IAIN Imam Bonjol akan terus ditingkatkan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Demikian pula penerangan dan bimbingan hidup beragama terutama bagi masyarakat khusus. Pembangunan di bidang hukum dalam Repelita IV, direnca-nakan antara lain pembangunan sebuah gedung pengadilan nege-ri, perluasan/rehabilitasi sejumlah pengadilan negeri dan pembangunan beberapa tempat sidang di kota-kota kecil, pem-bangunan 1 lembaga pemasyarakatan, pempem-bangunan 4 rumah tahan-an Negara (RUTAN), pembtahan-anguntahan-an sejumlah rumah penitiptahan-an ben-da-benda sitaan negara (RUPBASAN); perubahan sejumlah lembaga pemasyarakatan menjadi RUTAN, pembangunan 1 asrama tahanan imigrasi dan sebuah pos imigrasi. Selain itu akan dibangun pula 2 kantor kejaksaan negeri di Kabupaten Solok dan Limapu-luhkota; serta rehabilitasi/ perluasan sejumlah kantor kejak-saan Negeri.

(18)

rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat. Sementara itu dalam rangka memberikan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, penyelenggaraan bantuan hukum dan konsul-tasi hukum terutama untuk golongan masyarakat yang kurang mampu akan lebih dimantapkan.

Pelaksanaan operasi yustisi dalam rangka penegakan hukum akan lebih ditingkatkan pula.

Dalam rangka pengembangan yurisprudensi termasuk kasus kasus hukum adat, akan lebih ditingkatkan kerjasama dengan Universitas Andalas.

Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 15 Pus-kesmas dan 8 PusPus-kesmas Pembantu terutama di daerah pemukiman baru termasuk daerah transmigrasi dan daerah terpencil. Un-tuk peningkatan pelayanan kesehatan di Kepulauan Mentawai diusahakan pengadaan Puskesmas Keliling dalam bentuk perahu bermotor. Untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan jang-kauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan ditingkatkan pula penyuluhan kesehatan dengan menggunakan pendekatan pem-bangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD). Selain itu akan ditingkatkan berbagai kegiatan yang ditujukan terutama kepada kelompok ibu dan anak serta usaha kesehatan sekolah.

(19)

pelayan-an kesehatpelayan-an jiwa terutama melalui pelaypelayan-anpelayan-an rawat jalpelayan-an dpelayan-an peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan.

Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distribu-si obat pada unit-unit pelayanan kesehatan akan dibangun 8 buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.

Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, serta peningkatan pengendali-an, pengadaan dan pengawasan obat, makanpengendali-an, kosmetika, alat kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu juga dilakukan pe-ningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluar-ga (UPGK), peningkatan pencekeluar-gahan dan penanggulankeluar-gan kekura-ngan vitamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gondok endemik. Untuk meningkatkan kemampuan dan pengelolaan program gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikem-bangkan. Di samping itu akan ditingkatkan kesehatan lingkung-an semua penduduk dlingkung-an dilakuklingkung-an usaha untuk menambah berbagai jenis sarana air bersih. Dalam rangka meningkatkan pembangun-an sarpembangun-ana air bersih, terutama untuk penduduk pedesapembangun-an, akpembangun-an dibangun 35 buah penampungan air dengan perpipaan, 15 buah sumur artesis, 40 buah perlindungan mata air, 1.200 buah pe-nampungan air hujan, 17.964 buah sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sarana air bersih jenis lainnya.

(20)

keperluan-nya, ditingkatkan sekolah/akademi yang ada dan dilaksanakan pendidikan pekarya kesehatan.

Di biding tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh, terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai Tenaga Kerja Sukare-la Pelopor Pembaharuan dan Pembangunan terus diSukare-lanjutkan dan disempurnakan.

Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.

(21)

Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-mer, khususnya Koperasi Unit Desa (KUD) yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, per-ikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang-kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di-produksi masyarakat pedesaan Sumatera Barat. Lain dari pada itu, mutu dan intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga akan ditingkatkan.

Untuk mendukung upaya peningkatan di atas akan diusahakan adanya penyempurnaan metoda, materi, dan penyelenggaraan pen-didikan, penataran dan latihan keterampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang terdidik/terla-tih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan dimak-sud. Untuk menciptakan iklim masyarakat yang mendukung pe-ngembangan koperasi yang sehat, maka penerangan dan penyuluh-an perkoperasipenyuluh-an akpenyuluh-an dilpenyuluh-anjutkpenyuluh-an dpenyuluh-an ditingkatkpenyuluh-an.

Untuk membantu golongan ekonomi lemah maka usaha-usaha yang telah dilaksanakan dalam Repelita III, seperti bimbing-an, latihan keterampilan untuk meningkatkan mutu, penyediaan fasilitas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan sebagainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedang-kan potensi pengusaha kecil asedang-kan terus dikembangsedang-kan antara lain melalui program KIK dan KMKP.

(22)

para anak terlantar, lanjut usia, fakir miskin, korban benca-na alam dan tubenca-na sosial, dan para cacat serta meningkatkan pembinaan organisasi yayasan-yayasan yang bergerak di bidang sosial untuk meningkatkan partisipasi sosial masyarakat. Un-tuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangunan bidang kese-jahteraan sosial di daerah pedesaan akan dikembangkan dan di-bina tenaga-tenaga pembimbing sosial masyarakat; demikian pu-la karang taruna akan ditingkatkan dan kegiatannya akan dipa-dukan dengan program pembinaan generasi muda dan di samping itu akan ditingkatkan jumlah karang taruna baru. Peningkatan peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk mena-ngani masalah kesejahteraan sosial.

Pembangunan di bidang perumahan yang mencakup pembangunan perumahan sederhana dan perumahan inti dan perintisan per-baikan lingkungan perumahan kota akan dilakukan antara lain di kota-kota Padang, Bukittinggi, Padangpanjang, Solok dan Payakumbuh. Perintisan pemugaran perumahan desa akan dilaku-kan pada kurang lebih 150 desa. Sedangdilaku-kan perintisan pem-buangan sampah dan pembangunan saluran air hujan (drainase) akan dilakukan di Padang dan beberapa kota lainnya.

Kegiatan dalam program penyediaan air bersih akan dite kankan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan yang telah dimulai pada Repelita III serta perluasan dan peningkatan pelayanan air bersih antara lain di kota Padang, Bukittinggi, Padang-panjang, serta pelayanan air bersih untuk beberapa IKK (Ibu-kota Kecamatan).

(23)

lebih 423.000 peserta baru dan sekitar 321.000 peserta les-tari. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga kelangsungan peserta program keluarga berencana yang sudah ada.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-rangan operasional antara lain melalui sarasehan dengan me-manfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pa-meran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus informasi ke pedesaan, kegiatan koran masuk desa (KMD) dilanjutkan dengan mengikut sertakan secara aktif peranan pers daerah setempat. Di samping itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan stasiun RRI dan peningkatan siarannya serta pembangunan sta-siun pemancar TV.

Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama da-lam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan ke-giatan penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diuta-makan pada daerah-daerah kritis terutama pada DAS Agam dan Kuantan. Demikian pula pencegahan pencemaran lingkungan, baik di desa maupun di perkotaan, pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung, akan dilanjutkan.

(24)

pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan diberikan kepada kota-kota pusat pembangunan dan wilayah-wi-layah yang berkembang dengan cepat.

(25)

TABEL

LUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN

KEPADATAN PENDUDUK

DA6RAH TINGKAT I SUMATERA BARAT,

TAHUN 1980

Luas Jumlah Jumlah Desa/ Jumlah Kepadatan Pen-No. Kabupaten/Kotamadya Wilayah Kecamatan Kelurahan Penduduk duduk per km2

(km2) (1980) (1980) 1. Kab. Pesisir Selatan 5.700,60 7 310 315.954 55 2. Kab. S o 1 o k 7.119,20 12 529 355.539 50 3. Kab.

junjung

6.371,10 9 281 244.446 38

4. Kab. Tanah Datar 1.336,00 10 386 319.632 239 5. Kab. Padang Pariaman 7.419,50 13 475 459.666 62 6. Kab. A g a m 2.232,30 11 417 389.027 174 7. Kab. Limapuluhkota 3.354,30 7 366 272.071 81 8. Kab. Pasaman 7.835,40 8 415 360.149 46 9. Kodya Padang 766,00 11 193 480.922 628 10. Kodya Solok 25,00 2 13 31.724 1.269 11. Kodya Sawahlunto 6,30 2 20 13.561 2.153 12. Kodya Padang Panjang 26,60 2 16 34.517 1.298 13. Kodya Bukittinggi 24,90 3 24 105.288 4.228 14. Kodya Payakumbuh 80,10 3 73 78.836 984

(26)
(27)

PROPINSI S U M AT E R A BARAT

(28)

97

(29)

Referensi

Dokumen terkait