Bagaimana Cara Mencegah Korupsi???
OPINI | 06 February 2011 | 11:03 Dibaca: 4414 Komentar: 4 0a. Membuat aturan/tata-tertib/kesepakatan/perjanjian, yang didasari akan kesadaran bahwa seluruh organisasi mempunyai unsur manusiawi (karena anggota/individu-individu di dalamnya adalah manusia), sehingga berpeluang membuat kesalahan baik secara sengaja dan maupun secara tidak sengaja.
b. Menerapkan kaidah-kaidah manajemen modern, di ataranya adalah perencanaan kerja yang baik, sehingga mudah dimonitoring, diarahkan, diberi motivasi dan mudah
diawasi/dikendalikan. Sehingga semua tindakan, keputusan, kebijaksanaan dapat dipertanggunjawabkan.
c. Menetapkan standar rekrutmen yang baik, dimana penerimaan calon penatalayanan harus mempunyai (dilengkapi) syaratsyarat yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dimana
kriteria tersebut adalah kriteria kepribadian yang tepat (jenis kepribadian yang sesuai, misalnya tingkat affiliasi tinggi, needs of achievement tinggi, dlsb), motivasi, pengetahuan teknis, dan kejujuran moral.
d. Memperbaiki mutu lulusan sekolah-sekolah tinggi, Perguruan Tinggi yang merupakan pabrik penata-layanan, dengan
menetapkan standar penerimaan yang cukup tinggi, menetapkan standar minimal pencapaian prestasi yang cukup menjamin kualitas, meramu kurikulum yang memuat unsur-unsur
manajemen modern, perilaku-organisasi, sosiologi, pengetahuan hukum, guna mendapatkan lulusan yang sadar akan
keberadaannya, ditengah lingkungan masyarakat yang terus maju dengan cepat, dan tingkat kemajemukan yang tinggi. e. Menindak tegas seluruh pelanggaran organisasi yang bertujuan untuk mencari keuntungan pribadi, guna mencegah timbulnya preseden buruk di kemudian hari. Karena berdasarkan
pengalaman banyak tindak korupsi yang terjadi adalah karena meniru atau pengulangan.
f. Menanamkan pemahaman bahwa organisasi mempunyai sifat manusiawi yang kental, yang tidak
cara yang paling sederhana dan paling efektif mencegah praktik-praktik korupsi adalah pendidikan moral dan disiplin pribadi di lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga pada anak-anak usia dini. Yakni pada 4 hingga 13 tahun. Dalam hal ini para guru dan orangtua harus mampu memanfaatkan potensi-potensi kejiwaan anak.
Hal-hal yang dipupuk dalam diri anak pada usia tersebut antara lain kesederhanaan, hemat, tidak berperilaku boros, kemampuan mengekang diri, tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang materialistis, menjunjung tinggi kejujuran, dan berperilaku jujur, tidak mendewa-dewakan uang, dan hal-hal yang bersifat materialistis serta glamour.
Dengan cara demikian diharapkan di kemudian hari anak-anak sebagai generasi penerus akan menjadi orang-orang yang tidak tamak, senantiasa menggunakan harga dirinya untuk
melawan godaan perbuatan-perbuatan tak terpuji, senantiasa berintrospeksidiri agar tidak lengah sehingga terjerumus ke dalam praktik-praktik korupsi.
Mereka juga tidak mudah tergoda oleh hal-hal bersifat materil dan haram, menghormati dan menjunjung tinggi jabatannya sehingga tidak akan mengorbankan nilai dan kehormatan jabatannya serta dirinya sendiri untuk perbuatan-perbuatan haram termasuk perilaku tamak dan korupsi.