MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT
DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011-2012
(Skripsi)
OLEH:
HIKMATUL HAZIZI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
i
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT
DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011-2012
OLEH:
HIKMATUL HAZIZI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan
pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul : Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi PKn Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script Di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011-2012
Nama Mahasiswa : HIKMATUL HAZIZI
NPM : 1013074001
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi : Pendidikan Kewarganegaraan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI,
Komisi Pembimbing.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Holilulloh, M.Si M. Mona Adha, S.Pd,M.Pd NIP. 196107111987031003 NIP. 197911172003011002
Mengetahui
Ketua Program Studi PKn
Drs. Holilulloh, M.Si NIP.19610711 198703 1 003 Ketua Jurusan Pend.IPS
iii
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji :
Ketua : Drs. Holilulloh, M.Si ………
Sekretaris : M. Mona Adha , S.Pd,M.Pd ………
Punguji
Bukan Pembimbing : Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :
Nama : HIKMATUL HAZIZI
NPM : 1013074001
Program Studi : PPKn
Jur / fakultas : Pend. IPS / FKIP Unila
Alamat : Jln. Pesisir Kunjir Rt.03/01 Kec. Rajabasa
Kab. Lampung Selatan
( Telp / HP ) 081919201655
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, 06 Februari 2012
v
ABSTRAK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT
DIKELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011
Oleh
HIKMATUL HAZIZI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Kota Guring Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan
pada tanggal 03 September 1978, anak ke empat dari lima bersaudara dari pasangan H.
Najhan Ridho dan Hj. Siti Rohmah.
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Kunjir Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1991, Sekolah Menengah Pertama di
SMPT Negeri 1 Kalianda di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1994,
Sekolah Menengah Atas di SMEA Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada
tahun 1998 dan menamatkan Program Diploma I Manajemen di IPBA (Institut Profesional
Bisnis dan Aplikatif) Cilegon Banten tahun 2000. Pada tahun 2010, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Program S1 Kependidikan Guru Dalam Jabatan Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pada tahun 2005, penulis di angkat menjadi Tenaga Honorer sebagai guru Kelas pada
jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Kunjir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung
Selatan yang kemudian pada tahun 2007 menjadi tenaga Honorer sebagai guru Seni dan
vi
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang bersyukur, rasa haru dan bahagia
Kupersembahkan karya tulis ini untuk :
ISTRI DAN ANAK-ANAKU TERCINTA NURHAYATI
IMAM NURHIKMAT NUR UMAIRAH SYAHMINA
ORANG TUA DAN SAUDARA SAUDARAKU TERCINTA H. NAJHAN RIDHO (Alm)
H. SITI ROHMAH (Almh) ABDUL KARIM
ROSMIYATI PROGRAM STUDI PPKn
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
KELUARGA BESAR SMP NEGERI 1 RAJABASA LAMPUNG SELATAN
MOTTO
“manusia yang baik adalah
manusia yang selalu menyadari kesalahan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama”.
“Sadarilah kekurangan diri sendiri sebelum mencari kekurangan orang lain”
“Keputusan hari ini adalah kenyataan dihari esok”.
(Hikmatul Hazizi)
“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai keliang lahat”
ix
KATA PENGANTAR
Sebagai insan yang beragama dan berketuhanan Yang Maha Esa penulis
takhenti-hentinya mengucap rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian
tindakan kelas ini dengan hasil yang diharapkan, juga penulis ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membina, mengarahkan penulis
untuk menyelesaikan penelitian ini.
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini berjudul “MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011”.
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis menghaturkan terimakasih
yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Dr. M. Thoha BS, Jaya, M.S, Selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Drs. Arwin Ahmad, M.Si., Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., Selaku Ketua Jurusan IPS Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Drs. Holilulloh, M.Si, selaku Ketua Program Studi PPKn Universitas
Lampung, sekaligus sebagai pembimbing I,
7. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd, selaku Pembahas I, dan Hermi Yanzi, S.Pd,
M.Pd, selaku Pembahas II dalam seminar,
8. Muhammad Mona Adha, S.Pd,M.Pd, selaku Pembimbing II atas
kesediannya memberi petunjuk, bimbingan, saran, kritik dan dukungannya
dalam penyelesaian Skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Lampung,
10.Bapak dan ibu staf Administrasi Program Studi PPKn FKIP Universitas
Lampung.
11.Bapak B. Mansyur Sulikin, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri I Rajabasa
Lampung Selatan dan beserta dewan guru dan staf Tata Usaha.
12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa S1 dalam jabatan Program Studi PPKn
FKIP Universitas Lampung.
Yang telah menberikan petunjuk, bimbingan, arahan, saran dan dukungannya
xi
Namun penulis yakin penyajian skripsi ini jauh dari sempurna karena penulis
menyadari akan keterbatasan penulis, namun apupun yang tersaji di dalam skripsi
ini merupakan hasil pemikiran maksimal dan terbaik menurut penulis. Karena itu
keritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga apa yang bapak/ibu saudara berikan bernilai ibadah yang mulia disisi
Allah SWT, amin…
Bandar Lampung, 29 Oktober 2011
Penulis
Halaman
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ………....……….. vii
MOTO ……….. viii
1.2Identifikasi Masalah ………... 8
1.3Pembatasan Masalah ……….…... 9
1.4Rumusan Masalah ……….. 9
1.5Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian …………..…………. 9
1.Tujuan Penelitian ………... 9
2.Kegunaan Penelitian ………... 10
1.6Manfaat Penilitian ……… 10
1.7Ruang Lingkup Penelitian ……….. 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan………... 13
2.2Pengertian Pemahaman ………..………. 15
2.3Pengertian Belajar ………. 17
2.4Pengertian Pembelajaran Kooperative ……… 18
2.5Manfaat dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif …..……… 20
2.6Pengertian Cooperative Script ………..……….. 22
2.7Tinjauan Tentang Pemahaman ………. 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metodologi Penelitian ……… 27
3.2Operasional Penelitian ………... 28
3.3 Populasi dan Sampel ………..……….. 30
3.4Definisi Operasional dan Pengukurannya ….………... 30
xiii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………. 41
4.1.1 Kadaan Sekolah ……… 41
BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT 5.1Kesimpulan ………. 86
5.2Saran Dan Tindak Lanjut ………... 87 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Hasil Wawancara dengan siswa SMPN 1 Rajabasa ……... 3
2. Rincian hasil Wawancara siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa…... 4
3. Angket Aktivitas belajar siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa ... 5
4. Kriteria hasil belajar ... 33
5. Criteria peningkatan pemahaman ………. 34 6. Keadaan siswa SMPN 1 Rajabasa T.P 2011/2012 ………. 42
7. Keadaan ruang SMPN 1 Rajabasa ………... 43
8. Interpretasi nilai angket ………. 33 9. Rekap nilai hasil evaluasi belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Rajabasa (postes) .. 53
10.Rekap pemahaman siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa ………. 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Model Penelitian Tindakan ………... 29
2. Skema Alur Penelitian ……….. 40
3. Denah Ruang Dan Peta Lokasi SMP Negeri 1 Rajabasa ……….. 44
4. Guru sedang memberikan arahan dan menyajikan materi pada siklus I …….. 128
5. Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus I… 128 6. Siswa dalam mempresentasikan hasil ringkasan dan membahas materi Oleh pasangannya pada siklus I ………..……….….. 128
7. Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus I………. 129
8. Siswa sedang melaksanakan postes pada siklus I ……….…………. 129
9. Guru sedang memberikan arahan tentang model dan menyajikan materi Pada siklus II ………... 171
10.Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus II.. 171
11.Siswa dalam mempresentasikan hasil ringkasan dan membahas materi Oleh pasangannya pada siklus II ……….. 171
12.Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus II ………... 172
13.Siswa sedang melaksanakan postes pada siklus II ……… 172
14.Guru sedang memberikan pengantar materi siklus III ……… 213
15.Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus III... 213
16.Siswa sedang menyampaikan ringkasan materi dan membahas mater Pada siklus III ………... 213
17.Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus III ……… 214
BAB V
KESIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dari
penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi PKn pada kelas VIII A SMP Negeri 1
Rajabasa Kabuaten Lampung Selatan.
Dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran Cooperative Script atas materi
yang digunakan di dalam proses pelaksanaan pembelajaran persiklus dapat
disimpulkan bahwa pemahaman siswa melalui model pembelajaran
Cooperative Script meningkat, pada siklus kesatu peningkatan pemahaman
siswa 45%, siklus kedua 67% dan siklus ketiga 80%. Respon siswa pada
proses pembelajaran siklus kesatu rata-rata 47,50%, siklus kedua rata-rata
65,75%, dan siklus ketiga rata-rata 80%.
Dari data tersebut maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Cooperative Script dapat meningkatkan Pemahaman siswa di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Lampung Selatan dengan telah tercapainya keberhasilan yaitu
87
5.2 Saran Dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan maka peneliti
menyarankan agar :
1. Bagi Siswa
Setelah terlaksananya kegiatan penelitian yang menggunakan model pembelajaran
Cooperative Script ini diharapkan bagi siswa untuk dapat berperan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mangajar di dalam kelas, berani mengemukakan
pendapat, dan bersma-sama dengan guru ikut menyimpulkan materi pelajaran
sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup, menyenangkan dan kondusif.
2. Bagi Guru
Bagi guru PKn yang mempunyai masalah dengan kurangnya pemahaman siswa
dapat menerapkan model pembelajaran Cooperative Script karena model ini
terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn selanjutnya
dapat melakukan penelitian sejenis pada Kompetensi Dasar yang lain guna
mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran Cooperative Script dan
memberikan modifikasi agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran. Guru hendaknya membiasakan siswa untuk mengemukakan
pendapat agar kegiatan belajar mengajar menjadi aktif. Dilakukan penelitian
tindakan kelas yang lebih khusus mengenai pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Cooperative Script terhadap peningkatan pemahaman belajar
Bagi Kepala Sekolah yang berperan penting dalam struktur kepemimpinan
sekolah hendaknya selalu memacu dan memotivasi para guru untuk selalu
berperan aktif dalam mengembangkan langkah-langkang pembelajaran dan juga
menyediakan fasilitas pendukung untuk mengembangkan model-model
pembelajaran efektif guna meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik dan
berkwalitas pada SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.
4. Bagi Sekolah
Bagi seluruh perangkat sekolah, dari kepala sekolah, guru, staf TU dan petugas
perpustakaan agar dapat bekerjasama bahu-membahu untuk mendukung
pencapaian mutu pendidikan yang berkwalitas sehingga menghasilkan out put yang mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun internasional
5. Bagi Kemendikbud Propinsi
Dunia penididikan di bawah naungan Kemendikbud merupakan wadah untuk
mencetak insan-insan cendikia yang mempunyai ilmu dan wawasan yang luas
sehingga dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal guna
membangun kemajuan bangsa dan negara. Dari pernyataan tersebut diharapkan
Kemendikbud Propinsi dapat memberikan perhatian lebih terhadap instasi-instasi
pendidikan tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menegah Pertama, Sekolah Menengah
Atas dan Perguruan Tinggi dalam hal menyediakan fasilitas-fasilitas yang
menunjang, juga memberikan kesempatan seluas-luasnya terhadap insan-insan
pendidik untuk menimba wawasan melalui program-program andalan yang
DAFTAR PUSTAKA
Anwarholil, 2007.Model Pembelajaran Kooperatif http://anwarholil.blogspot.com 21 September 20011
Ana Ratna Wulan 2009, Taksonimi Bloom, (http://file.upi.edu/Direktori/ Taksonomi Bloom_revisi) 16 Oktober 2011
Arikunto, 1995,Pengertian Pemahaman Siswa , www.geocities.com 21 September 20011
---, 2007. Dasar-dasar Evalausi Pembelajaran, PT. Bumi Aksara Jakarta
---, 2007 Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara Jakarta
---, 2006 Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara Jakarta
Bloom Benyamin 1975, Teksonomi Bloom, http://id.m.wikipedia.org/wiki/22 September 2011
Drs. Darma Kusuma, 2009 Contextual Teaching And Learning, rehayasa research & training Yogyakarta
Danie beulieu, 2008, Teknik-Teknik Yang Berpengaruh Diruang Kelas, Edisi Bahasa Indonesia, PT Indeks, Jakarta
Daylon (1997) Pisikologi Pendidikan. PT. Renika Cipta Jakarta
Depdiknas 2010 Metode-metode Pembelajaran, Jakarta
Dimyati 2008, Belajar dan Pembelajaran PT. Rineka Cipta, Jakarta
Em. Zul & Ratu Aprilia Senja 2008, Kamus Basar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta.
Erickson 2001, dalam marta kaufaldt,2008, Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengajarmu, PT. Indeks Jakarta
Sujana 2009, Penelitian Tindakan Kelas Bumi Aksara, Jakarta
Sugiono, 2008, Populasi dan Sampling, http://askarinote.tk/ 24 September 2011
Purwa Darmita, 109 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
WJS Poerwo Darminto, Pengertian Pemaham Siswa http://id.shovong.com 21 September 20011
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam pedoman pengembangan silabus mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2006, Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi, misi dan tujuan. Visi mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang
berfungsi sebagai Sarana Pembinaan Watak Bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan Warga Negara. Adapun misi mata pelajaran ini
adalah membentuk warga Negara yang baik, yakni Warga Negara yang sanggup
melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah
mengembangkan kompetensi sebagai berikut :
a. Memiliki kemampuan berpikir secara rasional, kritis , dan kreatif sehingga
mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.
b. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara
demokratis dan bertanggung jawab
c. Memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang
Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak
dikembangkan dalam pembelajaran. Aspek-aspek tersebut mencakup pengetahuan
kewarganegaraan (civics knowledge) keterampilan kewarganegaraan (civics
skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civics dispositions). Aspek
kompetensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) menyangkut
kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau
konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian , mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan bidang kajian muliti disipliner. Secara terperinci,
materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan
tanggung jawab warga negara , Hak Asasi Manusia, Prinsip-prinsip demokrasi,
lembaga pemerintah dan non Pemerintah, identitas nasional, Pemerintahan
berdasarkan hukum (Rule of law) dan peradilan yang bebas tidak memihak,
konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
Keterampilan kewarganegaraan (civics skills) meliputi keterampilan intelektual
(intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (partisipator skills) dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. watak/karakter kewarganegaraan (civics
dispositions) merupakan dimensi yang paling substansif dan esensial dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dimensi watak/karakter
kewarganegaraan dapat di pandang sebagai “muara” dari pengembangan kedua
dimensi sebelumnya, dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan
potensi lain yang bersifat efektif seperti sikap religius, toleran, jujur, menghargai
15
2.2Pengertian Pemahaman
Dalam Taksonomi Bloom revisi pemahaman (C2) meliputi :
- Menafsirkan (interpreting)
Menurut W.J.S. Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata “paham” yang
artinya mengerti benar tentang suatu hal sedangkan pemahaman siswa adalah
proses, perbuatan cara memahami sesuatu. Dan belajar upaya memperoleh
pemahaman hakekat belajar itu sendiri adalah usaha mencari dan menemukan
makna atau pengertian.(
http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2137417-pengertian-pemahaman-siswa)
Dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa antara pemahan dan
pembelajaran sangat erat hubungannya, karena tujuan dari pembelajaran itu
adalah untuk memahamkan isi dari materi pelajaran, belajar tanpa pemahaman
akan menyianyiakan hakekat belajar itu sendiri.
Berkaitan dengan hal ini J. Murshell mengatakan isi pelajaran yang bermakna
bagi anak dapat dicapai bila pengajaran mengutamakan pemahaman, wawasan,
(insight) bukan hapalan dan latihan.
Definisi di atas tidak bersifat operasional, sebab tidak memperhatikan perbuatan
fisikologis yang diambil seseorang yang ia pahami. Maka arti pemahaman yang
a. Pemahaman diartikan sebagai melihat suatu hubungan pemahaman disini mengandung arti dari definisi yang pertama, yakni pemahan diartikan mempunyai ide tentang persoalan, sesuatu itu dipahami selagi fakta-fakta mengenai persoalan itu dikumpulkan.
b. Pemahaman diartikan sebagai melihat penggunaan sesuatu secara produktif dalam hal ini pemahaman diartikan bilamana seorang tersebut dapat mengimplikasikan dengan suatu prinsip yang nanti akan diingat dan dapat di gunakan pada situasi yang lain.)
Dengan demikian ukurun pemahaman siswa dapat dilihat pada waktu proses
belajar mengajar sebagaimana kegiatan-kegiatan yang lainnya, kegiatan belajar
mengajar berupaya untuk mengetahui tingkat kebrhasilan (pemahaman ) siswa
dalam mencapai tujuan yang diterapkan melalui evaluasi pembelaaran yang
dituangkan di dalam soal-soal. Baik soal uraian maupun soal pilihan ganda.
Kesulitan siswa dalam hal memahami materi pelajaran disebabkan oleh faktor
konsentrasi yang kurang baik siswa akan dapat memahami sesuatu apabila mereka
sudah mengerti dan mengetahui apa yang mereka pelajari jika guru ingin siswa
dapat memahami apa yang diterangkannya ia harus mengupayakan agar otak
siswa mendasarkan pemikiran pada apa yang sudah diketahui sebelumnya. (Donie
Beaulieu 2008 hal : 15)
Dengan demikian bahwa melalui model pembelajaran Cooperative Script ini
dapat memberikan kebebasan terhadap siswa untuk dapat mentelaah ide-ide pokok
bahasan dan dapat mengikhtisarkannya hingga dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran PKn.
Ada beberapa langkah untuk dapat memahami suatu meteri pelajaran antara lain :
a. Mendengarkan
b. Memandang
17
d. Membaca
e. Membuat ikhtisar atau ringkasan
f. Mengamati tabel-tabel,diagram-diagram dan bangun bangun
g. Menyusun kertas kerja
h. Mengingat
i. Berfikir
j. Latihan dan praktek
( Dalyon 1997, hal : 12)
Ketika para siswa didorong untuk berfikir melampaui fakta-fakta dan
menghubungkan pengetahuan nyata dengan pentingnya gagasan-gagasan
konseptual maka mereka menemui sangkut pautnya dan merasa mampu
memahaminya. ketika para siswa berfikir secara personal dan akal mereka lebih
temotivasi untuk belajar karena emosinya terlihat, mereka lebih bersifat pemikir
aktif daripada pemikir fasif. (Erickson 2001,20 dalam Martha Kaufeldt, 2008 : 77)
Agar supaya siswa dapat melakukan usaha maksimal mereka perlu memahami
bahwa pekerjaan yang sedang diselesaikan dan informasi yang sedang dipelajari
penuh arti, pengetahuan baru itu harus nampak bersangkutan dengan kehidupan
dan pengalaman-pengalaman mereka sehari-hari. Seorang siswa itu dipengaruhi
oleh dan merupakan hasil bagaimana para siswa menghubungkan isi pelajaran
dengan pengalaman masa lampau mereka, bila mereka punya pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman terbatas sebelumnya maka hal ini akan membantu
mereka menghubungkan arti ke model pembelajaran baru yang mungkin lebih
efektif dan menantang.
2.3 Pengertian Belajar
Pada dasarnya tingkah laku siswa yang mempunyai minat belajar terdiri dari
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar
responya menjadi menurun, sedangkan menurut gagne belajar adalah seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut
kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya
mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar
mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah
pelajaran PKn
Jadi belajar adalah proses mengubah tingkah laku subjek kearah yang lebih baik
berdasarkan cerita dan batasan-batasan tertentu yang tidak ditetapkan dalam
pengukuran pencapaian tujuan belajar itu sendiri.
2.4 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada kelompok
kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai pada pengalaman belajar
yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.
“ Menurut Arends di kutip oleh Anwarholil ( 2007:111 ) ciri-ciri pembelajaran
menggunakan model kooperatif sebagai berikut :
a. Siswa bekerja dalam bentuk kelompok secara kooperatif untuk
menyelesaikan materi belajar.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
19
c. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.”
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengajarkan kepada
siswa rasa tanggung jawab dan kerja sama agar tercapainya tujuan yang
diharapkan. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengacu pada
teori kontruktivis, yaitu teori-teori belajar yang mengkelaim bahwa individu
membangun pengetahuannya dan pemahamannya dari pengalaman baru
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Selain menyatakan, ada 2 aspek penting yang melandasi keberhasilan
pembelajaran kooperatif
a. Aspek Pemahaman
Pada dasarnya aspek pemahaman adalah hasil belajar, misalnya siswa dapat
menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri atas apa yang dipelajarinya
melalui indra penglihatan dan indra pendengaran, memberi contoh lain dari
yang telah dicontohkan guru atau menggunakan petunjuk pada kasus lain dan
mampu menjawab pertanyaan.
b. Aspek Kognitif
Asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi antar
siswa sekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan siswa
Pada pembelajaran kooperatif ini terdapat saling ketergantungan positif antar
anggota kelompok. Siswa saling bekerjasama untuk mendapatkan hasil belajar
yang lebih baik. Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan tergantung pada
kerjasama yang kompak dan serasi dalam kelompok itu.
“ Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya
3 ( tiga ) tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8)
sebagai berikut :
a. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya kelas sosial, kemampuan maupun ketidak mampuan.
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan berkolaborasi”
http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan inovatif.html
Bedasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah salah satu strategi pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat cara
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang heterogen baik segi
kemampuan maupun jenis kelamin dll, yang memiliki tujuan yang sama yaitu
dapat memecahkan masalah dan dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok
melalui proses kerjasama yang baik.
2.5 Manfaat Dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalam kelompok kecil agar para siswa
dapat bekerja sama dalam proses kerjasama kelompok untuk mempelajari isi
21
Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif menurut Kagan 2009 ( dalam ilmiah
www.geocities.com) sebagai berikut :
1. Memperat hubungan sosial
2. Meningkatkan pencapaian
3. Meningkatkan kemahiran kepemimpinan
4. Meningkatkan tahap pemikiran tinggi
5. Meningkatkan keyakinan diri
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh karena itu, prinsip proses kerja sama perlu ditekankan pada
proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur
tugas dan tanggung jawab masing-masing akan tetapi juga ditanamkan perlunya
saling membantu. Misalnya siswa yang mampu dapat membantu siswa yang
kurang mampu sehingga hubungan sosial siswa terjalin dengan baik dan dapat
meningkatkan kayakinan diri siswa. Sedangkan menurut Linda Lundgren
(2009:18) manfaat-manfaat model pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan
hasi belajar yang rendah antara lain :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku menggangu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budaya, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar yang lebih tinggi
Belajar yang heterogen, apabila seorang siswa yang cerdas berada di kelompok
yang kurang cerdas, ia akan memberikan faedah kepada siswa yang berbeda
kemampuannya. Secara tidak langsung siswa cerdas tersebut mempengaruhi
anggota lain dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan mempunyai
2.6 Pengertian Cooperative Script
Model Pembelajaran Cooperative Script merupakan model belajar dimana siswa
bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan untuk mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Departeman Pendidikan Nasional, 2010)
Pada pembelajaran Coopertive script terjadi kesepakatan antara siswa tentang
aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan
disimpaikan bersama. Peran guru sebagai fasilitator atau nara sumber yang
mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, ceramah, menyampaikan pendapat dari
ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang
disimpulkan, dan membuat kesimpulan bersama, interaksi belajar yang terjadi
benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa selama pembelajaran
Cooperative Script benar-benar memberdayagunakan potensi siswa untuk
mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya.
Adapun langkah-langka model Cooperative Script antara lain :
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang di dalam 1 kelompok
terdapat jumlah yang genap sehingga dapat berpasang-pasangan.
b. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
23
d. Pembicara membacakan rinkasannya selengkap mungkin dengan
memasukkan ide-ide pokok di dalam ringkasannnya sementara tugas
pendengar
- menyimak, mengkoreksi dan menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap.
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan mengembangkan
materi sebelumnya.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, serta lakukan langkah seperti di atas.
f. Kesimpulan siswa bersama-sama sengan guru.
g. Penutup
(Diknas 2010)
Kegiatan mengiktisar dan membuat ringkasan materi dilakukan secara serentak
oleh setiap kelompok yang telah mendapatkan batasan-batasan materi yang telah
ditentukan oleh guru selama 45 menit pertama. Setelah itu setiap masing masing
pasangan membacakan hasil rinkasannya kepada pasangannya sementara
pasangannya mendengar serta menyimak juga dapat memberikan masukan
apabila terdapat ringkasan itu masih ada yang perlu diperbaiki.
Guru yang bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber mengatur jalannya
kegiatan, sebagai ukuran bahwa siswa tersebut telah memahami materi yang
diberikan guru memberikan pertanyaan terhadap siswa sesuai dengan bahasan
materi yang dibagikan. Pertanyaan atau soal ini dijadikan sebagai acuan untuk
mengetahu tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran, dalam hal
2.7 Tinjauan Tentang Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar
sedangkan pemahaman merupakan proses pebuatan cara memhami ( Em. Zul
&Ratu Aprilia Senja 2008:607-608).
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya :
a. Pengertian pengetahuan yang banyak
b. Pendapat, pikiran.
c. Aliran, pandangan
d. Mengertibenar / tau benar
e. Pandai dan mengerti benar
Apabila mendapat imbuhan me-i menjadi memahami berarti
a. Mengerti benar
b. Mengetahui benar
c. Memaklumi
Jika mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman artinya
a. Proses
b. Perbuatan
c. Cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham)
(Depdikbud 1994 : 74)
Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami,
cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Pemahaman (Comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat penekanan
dalam proses belajar mengajar disini menggunakan pengertian pemahaman
mencangkup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu
pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi oleh sebab itu
siswa di tuntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
25
menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin 1975 :89
http://id.m.wikipedia.org/wiki/teksonomi_bloom)
Pemahaman mencangkup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari (W.S Winkel, 1996 : 245)
Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibanding tipe
belajar pengetahuan (Nana Sujana 1992 : 24) menyatakan bahwa pemahaman
dapat dibedakan kedalam 3 kategori yaitu :
a. Tingkat rendah : adalah pemahaman terjemahan mulai dari menerjemahkan
dalam arti yang sebenarnya. Mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan
bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok.
c. Tingkat ketiga merupakan: tingkat pemaknaan ekstrapolasi.
Dari pernyataan di atas diketahui bahwa pemahaman dibagi kedalam 3 kategori
yaitu : rendah, sadang dan tinggi termasuk salah satu bagian aspek kognitif karena
dalam ranah kognitif tersebut terdapat pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam aspek dibidang kognitif ini merupakan
hirarki kesukaran tingkat berfikir dari yang rendah sampai yang tinggi
Memiliki pemahaman tingkat ekstrapolasi berarti seseorang mampu melihat
dibalik yang tertulis dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada
pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau symbol serta
kemampuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan
Menurut Suharsimi Arikunto (1995 : 115) pemahaman (Komprehesion) siswa
diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana
diantara fakta-fakta atau konsef
Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pemahaman
memiliki tingkat terendah sampai ketingkat tertinggi yang di implementasikan di
dalam aspek kognitif , di dalam aspek ranah kognitif berisi prilaku-prilaku yang
menekankan terhadap intelektual, pengertian dan keterampilan berfikir.
Pembuktian terhadap pemahaman dibuktikan dengan memahami materi yang
disampaikan, dalam hal ini adalah materi pelajaran PKn .
Sebagai bentuk pembuktian bahwa siswa sudah memahami materi yang
disampaikan dengan melalui evaluasi pembelajaran, siswa harus dapat menjawab
soal-soal yang diberikan dengan baik dan benar, baik soal pilihan ganda ataupun
soal uraian.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan
kelas atau class room action research ialah suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar, sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas
secara bersama. (Arikunto, 2007:3)
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat
keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan
yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan
situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya
disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas
adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang
diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang
bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas
tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru
arti kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang
lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005).
3.2Operasional Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat siklus dan
terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu
a. Planning
b. Acting
c. Observasi dan
d. Reflecting
Sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc
Taggart dalam Arikunto (2006:16)
Rangkaian rencana penelitihan tindakan dalam penelitihan ini dapat digambarkan
29
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan (Arikunto , 2006:16) Perencanaan
Refleksi
Pengamatan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan
3.3Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan Wilayah Generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 117) dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP
Negeri 1 Rajabasa Tahun Plajaran 2011/2012.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang siswa
kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011/2012 pada semester 1
teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster sampling atau sampel
Area artinya pengambilan sampel berdasar daerah populasi yang telah ditetapkan.
3.4Definisi Operasional dan pengukurannya.
Untuk menyamakan persepsi terhadap pariabel-pariabel yang digunakan di dalam
penelitian ini, maka perlu adanya definisi untuk menghindari kekeliruan maksud
dan tujuan yang ingin dicapai.
a. Cooperative Script. Dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan skrip materi yang dituangkan kedalam Rencana Program
Pembelajaran (RPP). Dimana terdapat kelompok yang terdiri dari jumlah
anggota yang genap sehingga di dalam satu kelompok dapat mempunyai
31
siswa akan diberikan materi pelajaran yang sudah ditentukan
batasan-batasan materinya untuk dipelajari. Setelah siswa selesai membaca dan
mempelajari materi tersebut. Kemudian siswa pertama harus menjelaskan
inti dari materi tersebut kepada siswa ke dua sementara siswa kedua
mendengarkan dan mengkoreksi jika ada kesalahan setelah siswa pertama
selesai menjelaskan inti dari materi tersebut kepada siswa kedua, kemudian
siswa kedua secara bergiliran yang menjelaskan inti dari materi kepada
siswa pertama.
b. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini adalah pemahaman pengetaahuan
tentang materi pembelajaran PKn yang telah diperoleh siswa setelah
melakukan pembelajaran dengan model Cooperative Script diukur melalui
tes objektiv.
3.5Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua macam alat
yaitu :
1. Tes Obyektif, digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran PKn
2. Angket, digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model
pembelajaran yang dilakukan.
3.6Lokasi Penelitian
3.7Instrumen Penelitian
Instrument penelitian digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini
adalah :
1. Tes
Tes dalam penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan ganda) yang terdiri dari
pretest dan postest yang isi soalnya sama. Pretest digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dan postes digunakan untuk
mengetahui hasil pemahaman siswa setelah pembelajaran.
2. Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran
dengan model Cooperative Script yang telah dilakukan angket ini berisi beberapa
pertanyaan yang diberikan kepada siswa siswi SMP Negeri 1 Rajabasa untuk di
isi. Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. SS + S : Tanggapan Positip
2. TS + STS : Tanggapan Negatif
3. TTP : Netral. (tanggapan ini masuk kepada tanggapan negative)
3.8Teknik Analisis Data.
1. Analisis Data Skor Tes
Data yang diperoleh dari pretest dan posttest siswa selanjutnya akan dianalisis
33
a. Menentukan skor atau nilai mentah terhadap setiap jawaban siswa berdasarkan
kretaria penilaian yang telah dibuat. Yaitu skor 1 untuk jawaban yang benar
dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut.
b. Mengubah skor mentah kedalam bentuk persentasi seperti berikut
∑ Skor Mentah
X 100 % = Nilai Persentase ∑ Skor Total
c. Memberikan kretaria hasil belajar yang merujuk pada peningkatan
pemahaman siswa. Dengan sekala penilaian dari perhitungan KKM sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Hasil Belajar
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa apabila siswa pada kelas analisis
mendapatkan nilai 66 keatas dari 75 % jumlah siswa maka dikatan tingkat
pemahaman siswa mengalami peningkatan.
Peningkatan pemahaman siswa ini dapat dihitung dengan jumlah cukup + Jumlah
Baik + Jumlah Baik Sekali / jumlah seluruh siswa X 100% sama dengan kategori
Pemahaman atau bisa digambarkan dengan rumus sebagai berikut :
C + B + BS
Tabel 3.2 Kretaria Peningkatan Pemahaman Siswa
Jumlah Siswa % Keterangan Tingkat
Pemahaman
Dari tabel di atas nilai prosentase yang masuk dalam kategori pemahaman siswa
meningkat apabila nilai persentasinya mencapai 75% keatas data selengkapnya
35
2. Analisis Data Angket
Untuk menganalisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan,
persentase tanggapan siswa dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan
responnya, yaitu Positif (SS+S), Negatif (TS + STS), dan Netral (TPP), dengan
perhitungan sebagai berikut.
Tanggapan – tanggapan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Skrip
akan diinterpretasikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Angket
Kategori Nilai Angket Interpretasi 0,00 – 33,33 Rendah 33,34 – 66,67 Sedang 66,68 – 1,00 Tinggi (Anwar Holil dalam Saidah 2007:54)
Dari gambaran interpretasi diambil suatu kesimpulan bahwa kategori nilai angket
jika 0,00 – 33,33 maka repon siswa terhadap model pembelajaran Kooperative
Script sangat rendah dan tidak bisa digunakan sebagai model yang cocok untuk
diterapkan. Tapi apabila nilai angket dengan kategori sedang dan tinggi dengan
Cooperative Script dapat diterapakan dan diterima oleh siswa khususnya siswa
Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa
3.9Prosedur Penelitian
Agar penelitian ini menjadi sistematis, maka disusun alur penelitian dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada tahap pertama penulis menghimpun data-data atau sumber-sumber yang
relepan untuk penelitian ini yang berhubungan dengan kajian masalah yang
peneliti teliti disertai dengan berbagai rujukan dari penelitian terdahulu antara lain
a. Pelaksanaan pretest
b. Melaksanakan pembelajaran dengan model Coopertaive Secript
c. Pengisian angket
d. Evaluasi/ postest
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan, peneliti mulai melakukan dengan menggunakan model
Cooperative Secript. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menggunakan
model yang di kembangkan oleh Kemmis & Stanggart (dalam As ari, 2003 “ 7
dalam Winarti skips) yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : (a) perencanaan, (b)
pelaksanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Tahap-tahap tersebut akan
membentuk siklus Adapun langkah langkah penelitian dalam kelas eksperimen
37
1. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan ini :
a. Mendiskusikan dan menerapkan pembelajaran yang akan diterapkan dikelas
sebagai tindakan dalam siklus 1
b. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Kooperatif Tipe Cooperative Secript sesuai denga materi yang telah
ditetapkan
c. Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa saat belajar
dalam kelompok
d. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2. Pelaksanaan
Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam
rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai
berikut :
a. Penyajian
Penyajian materi dilakukan secara klaksikal dalam waktu kurang lebih 1/3
dari waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi
secara garis besar.
b. Belajar dalam kelompok
1. Guru mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok tiap
kelompok beranggotakan hitungan genap dalam tiap kelompok terdiri dari
2. Peneliti memberikan skrip materi kapada masing-masing kelompok sesuai
dengan indikator materi yang sudah dibatasi untuk di pelajari, skrip materi
ini berisi pemabahasan materi yang akan diambil kesimpulan dari materi
tersebut.
3. Masing-masing siswa harus memberi kesimpulan tertulis dangan gaya
bahasa mereka sendiri, sesuai dengan pokok-pokok materi dan
menggunakan informasi yang mereka punya.
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar :
- Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
- Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
c. Penutup
- Postest
- Angket
d. Pengamatan Obsevasi
Pengamatan adalah kegiatan mendekontasikan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar
39
3. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat berdasarkan
hasil pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan mengamati
hasil tes dan observasi serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan
yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.
4. Tahap Penyimpulan
Setelah dilakukan tahap pelaksanaan dan pengambilan data selanjutnya yang
dilakukan adalah pengelolaan data dan pengambilan kesimpulan.
3.10 Kriteria Keberhasilan
1. Dikatakan pemahaman siswa meningkat apabila secara klasikal siswa mendapatkan
nilai 65 keatas sampai dengan 85, dengan persentase 75% dari 40 siswa pada kelas
VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa.
2. Kemampuan guru dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Script 75 %
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,
oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan
serta secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Pendidikan
mencakup beberapa komponen, dua diantaranya adalah guru dan siswa. Agar
proses pembelajaran berhasil, guru harus berperan secara aktif, untuk memberi
pemahaman kepada siswa agar dapat menguasai materi belajar dan memberikan
pengalaman belajar kepada siswa.
Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan, harus didukung oleh iklim
pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan
belajar siswa. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa kualitas dan keberhasilan
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam
memilih dan menggunakan model pembelajaran.
Secara teoretis adalah mudah untuk mempelajari semua model pembelajaran yang
disarankan oleh para pakar pendidikan dan pakar pembelajaran, akan tetapi dalam
prakteknya sangat sulit menerapkan. Jika dikaitkan dengan kekhususan mata
pelajaran atau bidang studi yang masing-masing telah memiliki standar dan
2
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), masih sedikit sekali tersedia buku panduan
untuk bahan ajar di kelas.
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan
kebosanan, dan monoton sehingga siswa kurang memahami isi materi pelajaran.
Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran PKn siswa
terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya rendah, dan siswa bersikap acuh tak
acuh. Sebabnya mungkin karena guru kurang menguasai dan strategi
pembelajarannya kurang memiliki daya dukung sehingga berakibat pemahaman
siswa menjadi kurang. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang
biasanya menggunakan model konvensional (ceramah) kurang dapat
mengembangkan keterampilan sosial siswa yang kelak dapat berguna dalam
kehidupan sosial.
Penggunaan model ceramah dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) masih banyak dilakukan oleh guru. Dalam pembelajaran model ceramah
siswa cenderung pasif karena dalam mempelajari ilmu sebagian besar diperoleh
dari guru, siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya
sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa Kelas VIII A SMP
Negeri 1 Rajabasa, bahwa model yang sering digunakan oleh guru khususnya
dalam pembelajaran PKn adalah model ceramah. Hal ini menyebabkan siswa
cenderung pasif, dan tidak dapat memahami materi PKn dengan baik, sehingga
hasil belajar PKn pun rendah (tidak mencapai KKM) khususnya yang memiliki
Pembelajaran konvensional cenderung meminimalkan keterlibatan siswa sehingga
guru nampak lebih aktif. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran
dapat mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru
mengenai materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat
monoton dan kurang menarik. Untuk lebih jelasnya kondisi siswa di kelas VIIIA
SMP Negeri 1 Rajabasa dapat dilihat pada tebel 1.1
Tabel 1.1 : Hasil wawancara dengan siswa di kelas VIII A SMP N I Rajabasa
No Indikator Hasil Wawancara JMLH
Siswa
Ya Tidak
1 Apakah anda belajar terlebih dahulu
sebelum belajar di kelas…. 12 (30% ) 28 (70%) 40
2 Apakah anda memahami materi
pelajaran yang telah lalu 13 (33%) 27 (68%) 40
3 Apakah anda memahami materi
pelajaran hari ini 13 (33 % ) 28(68%) 40
4 Apakah anda tertarik belajar dengan model /model yang digunakan guru pada pertemuan ini
15 ( 38%) 25 (63%) 40
5 Apakah anda aktif dalam kegiatan kerja kelompok atau pada
pembelajaran berlangsung 15 (38%) 25 (63%) 40
6 Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar dikelas 28 (70 %) 12 (30 %) 40
Berdasarkan hasil wawancara pada tabel 1.1 nampak jelas kondisi siswa di kelas
VIII A SMP Negeri I Rajabasa sebagai berikut, kesiapan belajar siswa,
pemahaman siswa, kerjasama dan ketertarikan siswa dalam model pembelajaran
yang diterapkan sangat rendah sehingga siswa mengalami kesulitan mengikuti
kegiatan dan memahami materi pembelajaran di sekolah. Untuk lebih jelasnya
akan disajikan secara rinci respon siswa kelas VIII A SMP Negeri I Rajabasa
Dari tabel berikut dapat dijelaskan bahwa seluruh poin indikator mendapatkan
tanggapan yang sangat rendah, respon siswa yang rendah pada : indikator 1
berjumlah 28 orang atau 70% dari 40 orang siswa, indikator 2 berjumlah 27 orang
uatau 68% dari 40 orang siswa, indikator 3 berjumlah 27 orang atau 68% dari 40
orang siswa, indikator 4 berjumlah 25 orang atau 63% dari 40 orang siswa,
indikator 5 berjumlah 25 orang atau 63% dari 40 orang siswa, dan indikator yang
ke 6 berjumlah 28 orang atau 70% dari 40 orang siswa.
Rendahnya pemahaman siswa tentu sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
rendahnya hasil belajar umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yang berasal dari
luar siswa (faktor eksternal) meliputi: suasana rumah, orang tua, motivasi dari
orang tua, dan juga faktor yang berasal dari dalam sendiri (faktor internal)
meliputi : kesehatan, intelegensi, bakat, motivasi, minat, kreaktifitas dan lain lain.
Kreatifitas yang dimiliki guru merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam meningkatkan pemahaman siswa, karena dapat dikembangkan dan
diarahkan untuk mewujudkan hasil belajar yang diharapkan. Kuat dan lemahnya
aktifitas belajar akan menentukan giat tidaknya belajar. Adanya aktivitas yang
kuat akan menimbulkan sikap yang positif terhadap suatu objek, model
pembelajaran yang efektif akan memberikan perasaan senang, tidak cepat bosan
dan bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas belajar. Di kelas VIII A
SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan, aktifitas siswa sangat rendah dalam
mengikuti pelajaran terutama pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa menggunakan media
6
Tabel 2 : Angket Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII A SMP N I Rajabasa
No Instrumen S+SS TS+STS TPP
1 Dengan menggunakan model pembelajaran selama ini dapat merangsang siswa untuk
mengajukan pertanyaan
2 Penggunaan model pembelajaran yang selama ini sangat efektif sehingga siswa memiliki
kemampuan untuk menjawab pertanyaan
3 Siswa memiliki kemampuan untuk
mengemukakan pendapat karena menggunakan model pembelajaran yang selama ini diterapkan.
4 Model pembelajaran selama ini dapat melatih
siswa untuk mempunyai kemampuan
memberikan argumentasi
5 Dengan model pembelajaran selama ini dapat melatih keberanian siswa sehingga siswa memiliki kemampun untuk memberikan kritik dan saran
6 Model pembelajaran selama ini dapat menjadikan Siswa mudah mempelajari dan memahami pelajaran sehingga mempunyai kemampuan untuk berfikir.
TS+STS : Tidak Setuju + Sangat Tidak Setuju (Respon Negatif)
TPP : Tidak Punya Pendirian. (Respon Negatif)
Sejalan dengan fakta atau kenyataan sebelumnya diketahui bahwa hal-hal yang
menjadi penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran salah
satunya adalah aktifitas pembelajaran itu sendiri dengan model pembelajaran yang
tidak efektif, guru terlalu mendominasi kelas sehingga kurang memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berpendapat, siswa merasa malu dan
ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan
kemampuan berfikir kreatif.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, maka diperlukan berbagai
terobosan yang dilakukan oleh guru agar siswa mampu memahami materi
pelajaran dengan baik, guru dituntut untuk membuat pembelajaran lebih inovatif
yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri
maupun di dalam pembelajaran di kelas. Inovasi model-model pembelajaran
sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model
pembelajaran lebih optimal yang dapat memberikan hasil belajar yang baik. Agar
pembelajaran lebih optimal maka guru diharapkan mampu menerapkan
model-model pembelajaran yang variatif, efektif dan selektif sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan. Salah satu model yang
dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn yaitu model
pembelajaran kooperatif. Penerapan model kooperatif menurut penelitian yang
selama ini dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman belajar
siswa.
Semua model kooperatif menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok
dan bukan mengerjakan bersama dalam kelompok. Dalam pembelajaran
kooperatif, para siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan mengakui perbedaan
pendapat dengan orang lain, sedangkan pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari yang dipelajari sehingga
8
Cooperative Script mempunyai berbagai kelebihan, kelebihan dari model
pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) siswa dapat memahami isi pokok
materi melalui pengiktisaran dan ringkasannya (2) mampu melatih siswa untuk
menuangkan ide pokok materi atas dasar pemikiran siswa itu sendiri (3) melatih
pendengaran, ketelitian/kecermatan, (4) dapat melatih keberanian siswa dalam
menyampaikan materi dan ide pokok materi, (5) siswa berani mengungkapkan
kesalahan orang lain dengan lisan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memilih judul, “Pembelajaran
cooperative script untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran PKn
pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan
Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah membaca uraian latar belakang di atas, berbagai masalah yang dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Respon siswa terhadap proses pembelajaran rendah.
2. Aktifitas belajar siswa tidak kondusif
3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKn.
4. PKn merupakan materi pelajaran yang kompleks dan memerlukan tingkat
pemahaman yang tinggi, sehingga membutuhkan proses dalam pembelajaran
kooperatif yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
1.3 Pembatasan Masalah
Agar dalam penyusunan PTK ini tidak terlepas dari tujuan, serta untuk
menghindari adanya kesalahan dalam pembahasan dan penafsiran judul maka
dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif
tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi PKn pada kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran
2011/2012.
2. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) .
1.4 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diambil adalah “Apakah model
pembelajaran cooperativ script dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi PKn pada siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten
Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan
apakah model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan
10
SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran
2011/2012.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya
pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dalam kegiatan Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di sekolah.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini berguna untuk guru mata pelajara PKn khususnya di SMP
Negeri 1 Rajabasa dalam meningkatkan kemampuan dan kemauan guru
dalam menggunakan berbagai model pembelajaran salah satunya dengan
menggunakan model kooperatif tipe Cooperative Script, sekaligus sebagai
panduan untuk melatih ketrampilan dalam melakukan perbaikan
pembelajaran. Penelitian ini juga berguna untuk siswa agar lebih
meningkatkan kecintaan terhadap mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah
Penelitian ini memberikan sumbangan bagi sekolah dengan masukan dan
perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran pada khususnya dan dapat meningkatkan kualitas sekolah pada
umumnya.
2. Bagi Guru
Untuk menambah pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif tipe
Cooperative Script yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternativ proses
pembelajaran di dalam kelas.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini akan memberikan bantuan pada siswa untuk lebih fokus dan
aktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
menarik, menyenangkan, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan khususnya pendidikan
kewarganegaraan dengan wilayah kajian Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Cooperative Script dalam upaya meningkatkan pemahaman
12
2. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Cooperative Script
3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII A SMP Negeri I
Rajabasa Lampung Selatan
4. Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan
5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian
pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila sampai dengan penelitian ini