• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DIKELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DIKELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

(Skripsi)

OLEH:

HIKMATUL HAZIZI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

i

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

OLEH:

HIKMATUL HAZIZI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan

pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Judul : Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi PKn Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script Di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011-2012

Nama Mahasiswa : HIKMATUL HAZIZI

NPM : 1013074001

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi : Pendidikan Kewarganegaraan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

Komisi Pembimbing.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Holilulloh, M.Si M. Mona Adha, S.Pd,M.Pd NIP. 196107111987031003 NIP. 197911172003011002

Mengetahui

Ketua Program Studi PKn

Drs. Holilulloh, M.Si NIP.19610711 198703 1 003 Ketua Jurusan Pend.IPS

(4)

iii

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji :

Ketua : Drs. Holilulloh, M.Si ………

Sekretaris : M. Mona Adha , S.Pd,M.Pd ………

Punguji

Bukan Pembimbing : Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :

Nama : HIKMATUL HAZIZI

NPM : 1013074001

Program Studi : PPKn

Jur / fakultas : Pend. IPS / FKIP Unila

Alamat : Jln. Pesisir Kunjir Rt.03/01 Kec. Rajabasa

Kab. Lampung Selatan

( Telp / HP ) 081919201655

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 06 Februari 2012

(6)

v

ABSTRAK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

DIKELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011

Oleh

HIKMATUL HAZIZI

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Kota Guring Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan

pada tanggal 03 September 1978, anak ke empat dari lima bersaudara dari pasangan H.

Najhan Ridho dan Hj. Siti Rohmah.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Kunjir Kecamatan

Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1991, Sekolah Menengah Pertama di

SMPT Negeri 1 Kalianda di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1994,

Sekolah Menengah Atas di SMEA Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada

tahun 1998 dan menamatkan Program Diploma I Manajemen di IPBA (Institut Profesional

Bisnis dan Aplikatif) Cilegon Banten tahun 2000. Pada tahun 2010, penulis terdaftar

sebagai mahasiswa Program S1 Kependidikan Guru Dalam Jabatan Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pada tahun 2005, penulis di angkat menjadi Tenaga Honorer sebagai guru Kelas pada

jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Kunjir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung

Selatan yang kemudian pada tahun 2007 menjadi tenaga Honorer sebagai guru Seni dan

(8)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan hati yang bersyukur, rasa haru dan bahagia

Kupersembahkan karya tulis ini untuk :

ISTRI DAN ANAK-ANAKU TERCINTA NURHAYATI

IMAM NURHIKMAT NUR UMAIRAH SYAHMINA

ORANG TUA DAN SAUDARA SAUDARAKU TERCINTA H. NAJHAN RIDHO (Alm)

H. SITI ROHMAH (Almh) ABDUL KARIM

ROSMIYATI PROGRAM STUDI PPKn

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

KELUARGA BESAR SMP NEGERI 1 RAJABASA LAMPUNG SELATAN

(9)

MOTTO

“manusia yang baik adalah

manusia yang selalu menyadari kesalahan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama”.

“Sadarilah kekurangan diri sendiri sebelum mencari kekurangan orang lain”

“Keputusan hari ini adalah kenyataan dihari esok”.

(Hikmatul Hazizi)

“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai keliang lahat”

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Sebagai insan yang beragama dan berketuhanan Yang Maha Esa penulis

takhenti-hentinya mengucap rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian

tindakan kelas ini dengan hasil yang diharapkan, juga penulis ucapkan

terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membina, mengarahkan penulis

untuk menyelesaikan penelitian ini.

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini berjudul “MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011”.

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis menghaturkan terimakasih

yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. M. Thoha BS, Jaya, M.S, Selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Arwin Ahmad, M.Si., Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan

(11)

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., Selaku Ketua Jurusan IPS Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Drs. Holilulloh, M.Si, selaku Ketua Program Studi PPKn Universitas

Lampung, sekaligus sebagai pembimbing I,

7. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd, selaku Pembahas I, dan Hermi Yanzi, S.Pd,

M.Pd, selaku Pembahas II dalam seminar,

8. Muhammad Mona Adha, S.Pd,M.Pd, selaku Pembimbing II atas

kesediannya memberi petunjuk, bimbingan, saran, kritik dan dukungannya

dalam penyelesaian Skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Lampung,

10.Bapak dan ibu staf Administrasi Program Studi PPKn FKIP Universitas

Lampung.

11.Bapak B. Mansyur Sulikin, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri I Rajabasa

Lampung Selatan dan beserta dewan guru dan staf Tata Usaha.

12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa S1 dalam jabatan Program Studi PPKn

FKIP Universitas Lampung.

Yang telah menberikan petunjuk, bimbingan, arahan, saran dan dukungannya

(12)

xi

Namun penulis yakin penyajian skripsi ini jauh dari sempurna karena penulis

menyadari akan keterbatasan penulis, namun apupun yang tersaji di dalam skripsi

ini merupakan hasil pemikiran maksimal dan terbaik menurut penulis. Karena itu

keritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga apa yang bapak/ibu saudara berikan bernilai ibadah yang mulia disisi

Allah SWT, amin…

Bandar Lampung, 29 Oktober 2011

Penulis

(13)

Halaman

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ………....……….. vii

MOTO ……….. viii

1.2Identifikasi Masalah ………... 8

1.3Pembatasan Masalah ……….…... 9

1.4Rumusan Masalah ……….. 9

1.5Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian …………..…………. 9

1.Tujuan Penelitian ………... 9

2.Kegunaan Penelitian ………... 10

1.6Manfaat Penilitian ……… 10

1.7Ruang Lingkup Penelitian ……….. 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan………... 13

2.2Pengertian Pemahaman ………..………. 15

2.3Pengertian Belajar ………. 17

2.4Pengertian Pembelajaran Kooperative ……… 18

2.5Manfaat dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif …..……… 20

2.6Pengertian Cooperative Script ………..……….. 22

2.7Tinjauan Tentang Pemahaman ………. 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metodologi Penelitian ……… 27

3.2Operasional Penelitian ………... 28

3.3 Populasi dan Sampel ………..……….. 30

3.4Definisi Operasional dan Pengukurannya ….………... 30

(14)

xiii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………. 41

4.1.1 Kadaan Sekolah ……… 41

BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT 5.1Kesimpulan ………. 86

5.2Saran Dan Tindak Lanjut ………... 87 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Hasil Wawancara dengan siswa SMPN 1 Rajabasa ……... 3

2. Rincian hasil Wawancara siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa…... 4

3. Angket Aktivitas belajar siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa ... 5

4. Kriteria hasil belajar ... 33

5. Criteria peningkatan pemahaman ………. 34 6. Keadaan siswa SMPN 1 Rajabasa T.P 2011/2012 ………. 42

7. Keadaan ruang SMPN 1 Rajabasa ………... 43

8. Interpretasi nilai angket ………. 33 9. Rekap nilai hasil evaluasi belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Rajabasa (postes) .. 53

10.Rekap pemahaman siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa ………. 54

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Model Penelitian Tindakan ………... 29

2. Skema Alur Penelitian ……….. 40

3. Denah Ruang Dan Peta Lokasi SMP Negeri 1 Rajabasa ……….. 44

4. Guru sedang memberikan arahan dan menyajikan materi pada siklus I …….. 128

5. Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus I… 128 6. Siswa dalam mempresentasikan hasil ringkasan dan membahas materi Oleh pasangannya pada siklus I ………..……….….. 128

7. Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus I………. 129

8. Siswa sedang melaksanakan postes pada siklus I ……….…………. 129

9. Guru sedang memberikan arahan tentang model dan menyajikan materi Pada siklus II ………... 171

10.Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus II.. 171

11.Siswa dalam mempresentasikan hasil ringkasan dan membahas materi Oleh pasangannya pada siklus II ……….. 171

12.Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus II ………... 172

13.Siswa sedang melaksanakan postes pada siklus II ……… 172

14.Guru sedang memberikan pengantar materi siklus III ……… 213

15.Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus III... 213

16.Siswa sedang menyampaikan ringkasan materi dan membahas mater Pada siklus III ………... 213

17.Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus III ……… 214

(17)

BAB V

KESIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dari

penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi PKn pada kelas VIII A SMP Negeri 1

Rajabasa Kabuaten Lampung Selatan.

Dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran Cooperative Script atas materi

yang digunakan di dalam proses pelaksanaan pembelajaran persiklus dapat

disimpulkan bahwa pemahaman siswa melalui model pembelajaran

Cooperative Script meningkat, pada siklus kesatu peningkatan pemahaman

siswa 45%, siklus kedua 67% dan siklus ketiga 80%. Respon siswa pada

proses pembelajaran siklus kesatu rata-rata 47,50%, siklus kedua rata-rata

65,75%, dan siklus ketiga rata-rata 80%.

Dari data tersebut maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Cooperative Script dapat meningkatkan Pemahaman siswa di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Lampung Selatan dengan telah tercapainya keberhasilan yaitu

(18)

87

5.2 Saran Dan Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan maka peneliti

menyarankan agar :

1. Bagi Siswa

Setelah terlaksananya kegiatan penelitian yang menggunakan model pembelajaran

Cooperative Script ini diharapkan bagi siswa untuk dapat berperan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mangajar di dalam kelas, berani mengemukakan

pendapat, dan bersma-sama dengan guru ikut menyimpulkan materi pelajaran

sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup, menyenangkan dan kondusif.

2. Bagi Guru

Bagi guru PKn yang mempunyai masalah dengan kurangnya pemahaman siswa

dapat menerapkan model pembelajaran Cooperative Script karena model ini

terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn selanjutnya

dapat melakukan penelitian sejenis pada Kompetensi Dasar yang lain guna

mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran Cooperative Script dan

memberikan modifikasi agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti

pembelajaran. Guru hendaknya membiasakan siswa untuk mengemukakan

pendapat agar kegiatan belajar mengajar menjadi aktif. Dilakukan penelitian

tindakan kelas yang lebih khusus mengenai pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Cooperative Script terhadap peningkatan pemahaman belajar

(19)

Bagi Kepala Sekolah yang berperan penting dalam struktur kepemimpinan

sekolah hendaknya selalu memacu dan memotivasi para guru untuk selalu

berperan aktif dalam mengembangkan langkah-langkang pembelajaran dan juga

menyediakan fasilitas pendukung untuk mengembangkan model-model

pembelajaran efektif guna meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik dan

berkwalitas pada SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.

4. Bagi Sekolah

Bagi seluruh perangkat sekolah, dari kepala sekolah, guru, staf TU dan petugas

perpustakaan agar dapat bekerjasama bahu-membahu untuk mendukung

pencapaian mutu pendidikan yang berkwalitas sehingga menghasilkan out put yang mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun internasional

5. Bagi Kemendikbud Propinsi

Dunia penididikan di bawah naungan Kemendikbud merupakan wadah untuk

mencetak insan-insan cendikia yang mempunyai ilmu dan wawasan yang luas

sehingga dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal guna

membangun kemajuan bangsa dan negara. Dari pernyataan tersebut diharapkan

Kemendikbud Propinsi dapat memberikan perhatian lebih terhadap instasi-instasi

pendidikan tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menegah Pertama, Sekolah Menengah

Atas dan Perguruan Tinggi dalam hal menyediakan fasilitas-fasilitas yang

menunjang, juga memberikan kesempatan seluas-luasnya terhadap insan-insan

pendidik untuk menimba wawasan melalui program-program andalan yang

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anwarholil, 2007.Model Pembelajaran Kooperatif http://anwarholil.blogspot.com 21 September 20011

Ana Ratna Wulan 2009, Taksonimi Bloom, (http://file.upi.edu/Direktori/ Taksonomi Bloom_revisi) 16 Oktober 2011

Arikunto, 1995,Pengertian Pemahaman Siswa , www.geocities.com 21 September 20011

---, 2007. Dasar-dasar Evalausi Pembelajaran, PT. Bumi Aksara Jakarta

---, 2007 Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara Jakarta

---, 2006 Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara Jakarta

Bloom Benyamin 1975, Teksonomi Bloom, http://id.m.wikipedia.org/wiki/22 September 2011

Drs. Darma Kusuma, 2009 Contextual Teaching And Learning, rehayasa research & training Yogyakarta

Danie beulieu, 2008, Teknik-Teknik Yang Berpengaruh Diruang Kelas, Edisi Bahasa Indonesia, PT Indeks, Jakarta

Daylon (1997) Pisikologi Pendidikan. PT. Renika Cipta Jakarta

Depdiknas 2010 Metode-metode Pembelajaran, Jakarta

Dimyati 2008, Belajar dan Pembelajaran PT. Rineka Cipta, Jakarta

Em. Zul & Ratu Aprilia Senja 2008, Kamus Basar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta.

Erickson 2001, dalam marta kaufaldt,2008, Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengajarmu, PT. Indeks Jakarta

(21)

Sujana 2009, Penelitian Tindakan Kelas Bumi Aksara, Jakarta

Sugiono, 2008, Populasi dan Sampling, http://askarinote.tk/ 24 September 2011

Purwa Darmita, 109 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

WJS Poerwo Darminto, Pengertian Pemaham Siswa http://id.shovong.com 21 September 20011

(22)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam pedoman pengembangan silabus mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2006, Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi, misi dan tujuan. Visi mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang

berfungsi sebagai Sarana Pembinaan Watak Bangsa (nation and character

building) dan pemberdayaan Warga Negara. Adapun misi mata pelajaran ini

adalah membentuk warga Negara yang baik, yakni Warga Negara yang sanggup

melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara

sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah

mengembangkan kompetensi sebagai berikut :

a. Memiliki kemampuan berpikir secara rasional, kritis , dan kreatif sehingga

mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.

b. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara

demokratis dan bertanggung jawab

c. Memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang

(23)

Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak

dikembangkan dalam pembelajaran. Aspek-aspek tersebut mencakup pengetahuan

kewarganegaraan (civics knowledge) keterampilan kewarganegaraan (civics

skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civics dispositions). Aspek

kompetensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) menyangkut

kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau

konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian , mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan bidang kajian muliti disipliner. Secara terperinci,

materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan

tanggung jawab warga negara , Hak Asasi Manusia, Prinsip-prinsip demokrasi,

lembaga pemerintah dan non Pemerintah, identitas nasional, Pemerintahan

berdasarkan hukum (Rule of law) dan peradilan yang bebas tidak memihak,

konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.

Keterampilan kewarganegaraan (civics skills) meliputi keterampilan intelektual

(intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (partisipator skills) dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. watak/karakter kewarganegaraan (civics

dispositions) merupakan dimensi yang paling substansif dan esensial dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dimensi watak/karakter

kewarganegaraan dapat di pandang sebagai “muara” dari pengembangan kedua

dimensi sebelumnya, dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan

potensi lain yang bersifat efektif seperti sikap religius, toleran, jujur, menghargai

(24)

15

2.2Pengertian Pemahaman

Dalam Taksonomi Bloom revisi pemahaman (C2) meliputi :

- Menafsirkan (interpreting)

Menurut W.J.S. Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata “paham” yang

artinya mengerti benar tentang suatu hal sedangkan pemahaman siswa adalah

proses, perbuatan cara memahami sesuatu. Dan belajar upaya memperoleh

pemahaman hakekat belajar itu sendiri adalah usaha mencari dan menemukan

makna atau pengertian.(

http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2137417-pengertian-pemahaman-siswa)

Dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa antara pemahan dan

pembelajaran sangat erat hubungannya, karena tujuan dari pembelajaran itu

adalah untuk memahamkan isi dari materi pelajaran, belajar tanpa pemahaman

akan menyianyiakan hakekat belajar itu sendiri.

Berkaitan dengan hal ini J. Murshell mengatakan isi pelajaran yang bermakna

bagi anak dapat dicapai bila pengajaran mengutamakan pemahaman, wawasan,

(insight) bukan hapalan dan latihan.

Definisi di atas tidak bersifat operasional, sebab tidak memperhatikan perbuatan

fisikologis yang diambil seseorang yang ia pahami. Maka arti pemahaman yang

(25)

a. Pemahaman diartikan sebagai melihat suatu hubungan pemahaman disini mengandung arti dari definisi yang pertama, yakni pemahan diartikan mempunyai ide tentang persoalan, sesuatu itu dipahami selagi fakta-fakta mengenai persoalan itu dikumpulkan.

b. Pemahaman diartikan sebagai melihat penggunaan sesuatu secara produktif dalam hal ini pemahaman diartikan bilamana seorang tersebut dapat mengimplikasikan dengan suatu prinsip yang nanti akan diingat dan dapat di gunakan pada situasi yang lain.)

Dengan demikian ukurun pemahaman siswa dapat dilihat pada waktu proses

belajar mengajar sebagaimana kegiatan-kegiatan yang lainnya, kegiatan belajar

mengajar berupaya untuk mengetahui tingkat kebrhasilan (pemahaman ) siswa

dalam mencapai tujuan yang diterapkan melalui evaluasi pembelaaran yang

dituangkan di dalam soal-soal. Baik soal uraian maupun soal pilihan ganda.

Kesulitan siswa dalam hal memahami materi pelajaran disebabkan oleh faktor

konsentrasi yang kurang baik siswa akan dapat memahami sesuatu apabila mereka

sudah mengerti dan mengetahui apa yang mereka pelajari jika guru ingin siswa

dapat memahami apa yang diterangkannya ia harus mengupayakan agar otak

siswa mendasarkan pemikiran pada apa yang sudah diketahui sebelumnya. (Donie

Beaulieu 2008 hal : 15)

Dengan demikian bahwa melalui model pembelajaran Cooperative Script ini

dapat memberikan kebebasan terhadap siswa untuk dapat mentelaah ide-ide pokok

bahasan dan dapat mengikhtisarkannya hingga dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran PKn.

Ada beberapa langkah untuk dapat memahami suatu meteri pelajaran antara lain :

a. Mendengarkan

b. Memandang

(26)

17

d. Membaca

e. Membuat ikhtisar atau ringkasan

f. Mengamati tabel-tabel,diagram-diagram dan bangun bangun

g. Menyusun kertas kerja

h. Mengingat

i. Berfikir

j. Latihan dan praktek

( Dalyon 1997, hal : 12)

Ketika para siswa didorong untuk berfikir melampaui fakta-fakta dan

menghubungkan pengetahuan nyata dengan pentingnya gagasan-gagasan

konseptual maka mereka menemui sangkut pautnya dan merasa mampu

memahaminya. ketika para siswa berfikir secara personal dan akal mereka lebih

temotivasi untuk belajar karena emosinya terlihat, mereka lebih bersifat pemikir

aktif daripada pemikir fasif. (Erickson 2001,20 dalam Martha Kaufeldt, 2008 : 77)

Agar supaya siswa dapat melakukan usaha maksimal mereka perlu memahami

bahwa pekerjaan yang sedang diselesaikan dan informasi yang sedang dipelajari

penuh arti, pengetahuan baru itu harus nampak bersangkutan dengan kehidupan

dan pengalaman-pengalaman mereka sehari-hari. Seorang siswa itu dipengaruhi

oleh dan merupakan hasil bagaimana para siswa menghubungkan isi pelajaran

dengan pengalaman masa lampau mereka, bila mereka punya pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman terbatas sebelumnya maka hal ini akan membantu

mereka menghubungkan arti ke model pembelajaran baru yang mungkin lebih

efektif dan menantang.

2.3 Pengertian Belajar

Pada dasarnya tingkah laku siswa yang mempunyai minat belajar terdiri dari

(27)

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang

belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar

responya menjadi menurun, sedangkan menurut gagne belajar adalah seperangkat

proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan

informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut

kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya

mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar

mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah

pelajaran PKn

Jadi belajar adalah proses mengubah tingkah laku subjek kearah yang lebih baik

berdasarkan cerita dan batasan-batasan tertentu yang tidak ditetapkan dalam

pengukuran pencapaian tujuan belajar itu sendiri.

2.4 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada kelompok

kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai pada pengalaman belajar

yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.

“ Menurut Arends di kutip oleh Anwarholil ( 2007:111 ) ciri-ciri pembelajaran

menggunakan model kooperatif sebagai berikut :

a. Siswa bekerja dalam bentuk kelompok secara kooperatif untuk

menyelesaikan materi belajar.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan

(28)

19

c. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.”

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengajarkan kepada

siswa rasa tanggung jawab dan kerja sama agar tercapainya tujuan yang

diharapkan. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengacu pada

teori kontruktivis, yaitu teori-teori belajar yang mengkelaim bahwa individu

membangun pengetahuannya dan pemahamannya dari pengalaman baru

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

Selain menyatakan, ada 2 aspek penting yang melandasi keberhasilan

pembelajaran kooperatif

a. Aspek Pemahaman

Pada dasarnya aspek pemahaman adalah hasil belajar, misalnya siswa dapat

menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri atas apa yang dipelajarinya

melalui indra penglihatan dan indra pendengaran, memberi contoh lain dari

yang telah dicontohkan guru atau menggunakan petunjuk pada kasus lain dan

mampu menjawab pertanyaan.

b. Aspek Kognitif

Asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi antar

siswa sekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan siswa

(29)

Pada pembelajaran kooperatif ini terdapat saling ketergantungan positif antar

anggota kelompok. Siswa saling bekerjasama untuk mendapatkan hasil belajar

yang lebih baik. Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan tergantung pada

kerjasama yang kompak dan serasi dalam kelompok itu.

“ Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya

3 ( tiga ) tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8)

sebagai berikut :

a. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya kelas sosial, kemampuan maupun ketidak mampuan.

c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan berkolaborasi”

http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan inovatif.html

Bedasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah salah satu strategi pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat cara

belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang heterogen baik segi

kemampuan maupun jenis kelamin dll, yang memiliki tujuan yang sama yaitu

dapat memecahkan masalah dan dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok

melalui proses kerjasama yang baik.

2.5 Manfaat Dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalam kelompok kecil agar para siswa

dapat bekerja sama dalam proses kerjasama kelompok untuk mempelajari isi

(30)

21

Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif menurut Kagan 2009 ( dalam ilmiah

www.geocities.com) sebagai berikut :

1. Memperat hubungan sosial

2. Meningkatkan pencapaian

3. Meningkatkan kemahiran kepemimpinan

4. Meningkatkan tahap pemikiran tinggi

5. Meningkatkan keyakinan diri

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok. Oleh karena itu, prinsip proses kerja sama perlu ditekankan pada

proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur

tugas dan tanggung jawab masing-masing akan tetapi juga ditanamkan perlunya

saling membantu. Misalnya siswa yang mampu dapat membantu siswa yang

kurang mampu sehingga hubungan sosial siswa terjalin dengan baik dan dapat

meningkatkan kayakinan diri siswa. Sedangkan menurut Linda Lundgren

(2009:18) manfaat-manfaat model pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan

hasi belajar yang rendah antara lain :

a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

b. Memperbaiki kehadiran

c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

d. Perilaku menggangu menjadi lebih kecil

e. Konflik antara pribadi berkurang

f. Pemahaman yang lebih mendalam

g. Meningkatkan kebaikan budaya, kepekaan dan toleransi

h. Hasil belajar yang lebih tinggi

Belajar yang heterogen, apabila seorang siswa yang cerdas berada di kelompok

yang kurang cerdas, ia akan memberikan faedah kepada siswa yang berbeda

kemampuannya. Secara tidak langsung siswa cerdas tersebut mempengaruhi

anggota lain dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan mempunyai

(31)

2.6 Pengertian Cooperative Script

Model Pembelajaran Cooperative Script merupakan model belajar dimana siswa

bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan untuk mengikhtisarkan

bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Departeman Pendidikan Nasional, 2010)

Pada pembelajaran Coopertive script terjadi kesepakatan antara siswa tentang

aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan

disimpaikan bersama. Peran guru sebagai fasilitator atau nara sumber yang

mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, ceramah, menyampaikan pendapat dari

ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang

disimpulkan, dan membuat kesimpulan bersama, interaksi belajar yang terjadi

benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa selama pembelajaran

Cooperative Script benar-benar memberdayagunakan potensi siswa untuk

mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya.

Adapun langkah-langka model Cooperative Script antara lain :

a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang di dalam 1 kelompok

terdapat jumlah yang genap sehingga dapat berpasang-pasangan.

b. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan.

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara

(32)

23

d. Pembicara membacakan rinkasannya selengkap mungkin dengan

memasukkan ide-ide pokok di dalam ringkasannnya sementara tugas

pendengar

- menyimak, mengkoreksi dan menunjukkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap.

- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan mengembangkan

materi sebelumnya.

e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya, serta lakukan langkah seperti di atas.

f. Kesimpulan siswa bersama-sama sengan guru.

g. Penutup

(Diknas 2010)

Kegiatan mengiktisar dan membuat ringkasan materi dilakukan secara serentak

oleh setiap kelompok yang telah mendapatkan batasan-batasan materi yang telah

ditentukan oleh guru selama 45 menit pertama. Setelah itu setiap masing masing

pasangan membacakan hasil rinkasannya kepada pasangannya sementara

pasangannya mendengar serta menyimak juga dapat memberikan masukan

apabila terdapat ringkasan itu masih ada yang perlu diperbaiki.

Guru yang bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber mengatur jalannya

kegiatan, sebagai ukuran bahwa siswa tersebut telah memahami materi yang

diberikan guru memberikan pertanyaan terhadap siswa sesuai dengan bahasan

materi yang dibagikan. Pertanyaan atau soal ini dijadikan sebagai acuan untuk

mengetahu tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran, dalam hal

(33)

2.7 Tinjauan Tentang Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar

sedangkan pemahaman merupakan proses pebuatan cara memhami ( Em. Zul

&Ratu Aprilia Senja 2008:607-608).

Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya :

a. Pengertian pengetahuan yang banyak

b. Pendapat, pikiran.

c. Aliran, pandangan

d. Mengertibenar / tau benar

e. Pandai dan mengerti benar

Apabila mendapat imbuhan me-i menjadi memahami berarti

a. Mengerti benar

b. Mengetahui benar

c. Memaklumi

Jika mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman artinya

a. Proses

b. Perbuatan

c. Cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham)

(Depdikbud 1994 : 74)

Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami,

cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.

Pemahaman (Comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat penekanan

dalam proses belajar mengajar disini menggunakan pengertian pemahaman

mencangkup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu

pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi oleh sebab itu

siswa di tuntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang

(34)

25

menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin 1975 :89

http://id.m.wikipedia.org/wiki/teksonomi_bloom)

Pemahaman mencangkup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari

bahan yang dipelajari (W.S Winkel, 1996 : 245)

Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibanding tipe

belajar pengetahuan (Nana Sujana 1992 : 24) menyatakan bahwa pemahaman

dapat dibedakan kedalam 3 kategori yaitu :

a. Tingkat rendah : adalah pemahaman terjemahan mulai dari menerjemahkan

dalam arti yang sebenarnya. Mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip.

b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan

bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok.

c. Tingkat ketiga merupakan: tingkat pemaknaan ekstrapolasi.

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa pemahaman dibagi kedalam 3 kategori

yaitu : rendah, sadang dan tinggi termasuk salah satu bagian aspek kognitif karena

dalam ranah kognitif tersebut terdapat pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam aspek dibidang kognitif ini merupakan

hirarki kesukaran tingkat berfikir dari yang rendah sampai yang tinggi

Memiliki pemahaman tingkat ekstrapolasi berarti seseorang mampu melihat

dibalik yang tertulis dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada

pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau symbol serta

kemampuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan

(35)

Menurut Suharsimi Arikunto (1995 : 115) pemahaman (Komprehesion) siswa

diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana

diantara fakta-fakta atau konsef

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pemahaman

memiliki tingkat terendah sampai ketingkat tertinggi yang di implementasikan di

dalam aspek kognitif , di dalam aspek ranah kognitif berisi prilaku-prilaku yang

menekankan terhadap intelektual, pengertian dan keterampilan berfikir.

Pembuktian terhadap pemahaman dibuktikan dengan memahami materi yang

disampaikan, dalam hal ini adalah materi pelajaran PKn .

Sebagai bentuk pembuktian bahwa siswa sudah memahami materi yang

disampaikan dengan melalui evaluasi pembelajaran, siswa harus dapat menjawab

soal-soal yang diberikan dengan baik dan benar, baik soal pilihan ganda ataupun

soal uraian.

(36)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan

kelas atau class room action research ialah suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar, sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas

secara bersama. (Arikunto, 2007:3)

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang

berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau

pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat

keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan

yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan

situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya

disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas

adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang

diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang

bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas

tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru

(37)

arti kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang

lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,

menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005).

3.2Operasional Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat siklus dan

terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.

Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu

a. Planning

b. Acting

c. Observasi dan

d. Reflecting

Sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc

Taggart dalam Arikunto (2006:16)

Rangkaian rencana penelitihan tindakan dalam penelitihan ini dapat digambarkan

(38)

29

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan (Arikunto , 2006:16) Perencanaan

Refleksi

Pengamatan SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan

(39)

3.3Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan Wilayah Generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 117) dalam

penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP

Negeri 1 Rajabasa Tahun Plajaran 2011/2012.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang siswa

kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011/2012 pada semester 1

teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster sampling atau sampel

Area artinya pengambilan sampel berdasar daerah populasi yang telah ditetapkan.

3.4Definisi Operasional dan pengukurannya.

Untuk menyamakan persepsi terhadap pariabel-pariabel yang digunakan di dalam

penelitian ini, maka perlu adanya definisi untuk menghindari kekeliruan maksud

dan tujuan yang ingin dicapai.

a. Cooperative Script. Dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan

menggunakan skrip materi yang dituangkan kedalam Rencana Program

Pembelajaran (RPP). Dimana terdapat kelompok yang terdiri dari jumlah

anggota yang genap sehingga di dalam satu kelompok dapat mempunyai

(40)

31

siswa akan diberikan materi pelajaran yang sudah ditentukan

batasan-batasan materinya untuk dipelajari. Setelah siswa selesai membaca dan

mempelajari materi tersebut. Kemudian siswa pertama harus menjelaskan

inti dari materi tersebut kepada siswa ke dua sementara siswa kedua

mendengarkan dan mengkoreksi jika ada kesalahan setelah siswa pertama

selesai menjelaskan inti dari materi tersebut kepada siswa kedua, kemudian

siswa kedua secara bergiliran yang menjelaskan inti dari materi kepada

siswa pertama.

b. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini adalah pemahaman pengetaahuan

tentang materi pembelajaran PKn yang telah diperoleh siswa setelah

melakukan pembelajaran dengan model Cooperative Script diukur melalui

tes objektiv.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua macam alat

yaitu :

1. Tes Obyektif, digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa

terhadap materi pelajaran PKn

2. Angket, digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model

pembelajaran yang dilakukan.

3.6Lokasi Penelitian

(41)

3.7Instrumen Penelitian

Instrument penelitian digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini

adalah :

1. Tes

Tes dalam penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan ganda) yang terdiri dari

pretest dan postest yang isi soalnya sama. Pretest digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dan postes digunakan untuk

mengetahui hasil pemahaman siswa setelah pembelajaran.

2. Angket

Angket ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran

dengan model Cooperative Script yang telah dilakukan angket ini berisi beberapa

pertanyaan yang diberikan kepada siswa siswi SMP Negeri 1 Rajabasa untuk di

isi. Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. SS + S : Tanggapan Positip

2. TS + STS : Tanggapan Negatif

3. TTP : Netral. (tanggapan ini masuk kepada tanggapan negative)

3.8Teknik Analisis Data.

1. Analisis Data Skor Tes

Data yang diperoleh dari pretest dan posttest siswa selanjutnya akan dianalisis

(42)

33

a. Menentukan skor atau nilai mentah terhadap setiap jawaban siswa berdasarkan

kretaria penilaian yang telah dibuat. Yaitu skor 1 untuk jawaban yang benar

dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut.

b. Mengubah skor mentah kedalam bentuk persentasi seperti berikut

∑ Skor Mentah

X 100 % = Nilai Persentase ∑ Skor Total

c. Memberikan kretaria hasil belajar yang merujuk pada peningkatan

pemahaman siswa. Dengan sekala penilaian dari perhitungan KKM sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Kriteria Hasil Belajar

(43)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa apabila siswa pada kelas analisis

mendapatkan nilai 66 keatas dari 75 % jumlah siswa maka dikatan tingkat

pemahaman siswa mengalami peningkatan.

Peningkatan pemahaman siswa ini dapat dihitung dengan jumlah cukup + Jumlah

Baik + Jumlah Baik Sekali / jumlah seluruh siswa X 100% sama dengan kategori

Pemahaman atau bisa digambarkan dengan rumus sebagai berikut :

C + B + BS

Tabel 3.2 Kretaria Peningkatan Pemahaman Siswa

Jumlah Siswa % Keterangan Tingkat

Pemahaman

Dari tabel di atas nilai prosentase yang masuk dalam kategori pemahaman siswa

meningkat apabila nilai persentasinya mencapai 75% keatas data selengkapnya

(44)

35

2. Analisis Data Angket

Untuk menganalisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan,

persentase tanggapan siswa dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan

responnya, yaitu Positif (SS+S), Negatif (TS + STS), dan Netral (TPP), dengan

perhitungan sebagai berikut.

Tanggapan – tanggapan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Skrip

akan diinterpretasikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Angket

Kategori Nilai Angket Interpretasi 0,00 – 33,33 Rendah 33,34 – 66,67 Sedang 66,68 – 1,00 Tinggi (Anwar Holil dalam Saidah 2007:54)

Dari gambaran interpretasi diambil suatu kesimpulan bahwa kategori nilai angket

jika 0,00 – 33,33 maka repon siswa terhadap model pembelajaran Kooperative

Script sangat rendah dan tidak bisa digunakan sebagai model yang cocok untuk

diterapkan. Tapi apabila nilai angket dengan kategori sedang dan tinggi dengan

(45)

Cooperative Script dapat diterapakan dan diterima oleh siswa khususnya siswa

Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa

3.9Prosedur Penelitian

Agar penelitian ini menjadi sistematis, maka disusun alur penelitian dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada tahap pertama penulis menghimpun data-data atau sumber-sumber yang

relepan untuk penelitian ini yang berhubungan dengan kajian masalah yang

peneliti teliti disertai dengan berbagai rujukan dari penelitian terdahulu antara lain

a. Pelaksanaan pretest

b. Melaksanakan pembelajaran dengan model Coopertaive Secript

c. Pengisian angket

d. Evaluasi/ postest

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan, peneliti mulai melakukan dengan menggunakan model

Cooperative Secript. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menggunakan

model yang di kembangkan oleh Kemmis & Stanggart (dalam As ari, 2003 “ 7

dalam Winarti skips) yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : (a) perencanaan, (b)

pelaksanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Tahap-tahap tersebut akan

membentuk siklus Adapun langkah langkah penelitian dalam kelas eksperimen

(46)

37

1. Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan ini :

a. Mendiskusikan dan menerapkan pembelajaran yang akan diterapkan dikelas

sebagai tindakan dalam siklus 1

b. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Cooperative Secript sesuai denga materi yang telah

ditetapkan

c. Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa saat belajar

dalam kelompok

d. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan

2. Pelaksanaan

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam

rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai

berikut :

a. Penyajian

Penyajian materi dilakukan secara klaksikal dalam waktu kurang lebih 1/3

dari waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi

secara garis besar.

b. Belajar dalam kelompok

1. Guru mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok tiap

kelompok beranggotakan hitungan genap dalam tiap kelompok terdiri dari

(47)

2. Peneliti memberikan skrip materi kapada masing-masing kelompok sesuai

dengan indikator materi yang sudah dibatasi untuk di pelajari, skrip materi

ini berisi pemabahasan materi yang akan diambil kesimpulan dari materi

tersebut.

3. Masing-masing siswa harus memberi kesimpulan tertulis dangan gaya

bahasa mereka sendiri, sesuai dengan pokok-pokok materi dan

menggunakan informasi yang mereka punya.

- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar :

- Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap

- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya.

- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.

- Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.

c. Penutup

- Postest

- Angket

d. Pengamatan Obsevasi

Pengamatan adalah kegiatan mendekontasikan segala sesuatu yang berkaitan

dengan pelaksanaan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar

(48)

39

3. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat berdasarkan

hasil pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan mengamati

hasil tes dan observasi serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan

yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.

4. Tahap Penyimpulan

Setelah dilakukan tahap pelaksanaan dan pengambilan data selanjutnya yang

dilakukan adalah pengelolaan data dan pengambilan kesimpulan.

3.10 Kriteria Keberhasilan

1. Dikatakan pemahaman siswa meningkat apabila secara klasikal siswa mendapatkan

nilai 65 keatas sampai dengan 85, dengan persentase 75% dari 40 siswa pada kelas

VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa.

2. Kemampuan guru dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Script 75 %

(49)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,

oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan

serta secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Pendidikan

mencakup beberapa komponen, dua diantaranya adalah guru dan siswa. Agar

proses pembelajaran berhasil, guru harus berperan secara aktif, untuk memberi

pemahaman kepada siswa agar dapat menguasai materi belajar dan memberikan

pengalaman belajar kepada siswa.

Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan, harus didukung oleh iklim

pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan

belajar siswa. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa kualitas dan keberhasilan

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam

memilih dan menggunakan model pembelajaran.

Secara teoretis adalah mudah untuk mempelajari semua model pembelajaran yang

disarankan oleh para pakar pendidikan dan pakar pembelajaran, akan tetapi dalam

prakteknya sangat sulit menerapkan. Jika dikaitkan dengan kekhususan mata

pelajaran atau bidang studi yang masing-masing telah memiliki standar dan

(50)

2

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), masih sedikit sekali tersedia buku panduan

untuk bahan ajar di kelas.

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan

kebosanan, dan monoton sehingga siswa kurang memahami isi materi pelajaran.

Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran PKn siswa

terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya rendah, dan siswa bersikap acuh tak

acuh. Sebabnya mungkin karena guru kurang menguasai dan strategi

pembelajarannya kurang memiliki daya dukung sehingga berakibat pemahaman

siswa menjadi kurang. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang

biasanya menggunakan model konvensional (ceramah) kurang dapat

mengembangkan keterampilan sosial siswa yang kelak dapat berguna dalam

kehidupan sosial.

Penggunaan model ceramah dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) masih banyak dilakukan oleh guru. Dalam pembelajaran model ceramah

siswa cenderung pasif karena dalam mempelajari ilmu sebagian besar diperoleh

dari guru, siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya

sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa Kelas VIII A SMP

Negeri 1 Rajabasa, bahwa model yang sering digunakan oleh guru khususnya

dalam pembelajaran PKn adalah model ceramah. Hal ini menyebabkan siswa

cenderung pasif, dan tidak dapat memahami materi PKn dengan baik, sehingga

hasil belajar PKn pun rendah (tidak mencapai KKM) khususnya yang memiliki

(51)

Pembelajaran konvensional cenderung meminimalkan keterlibatan siswa sehingga

guru nampak lebih aktif. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran

dapat mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru

mengenai materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat

monoton dan kurang menarik. Untuk lebih jelasnya kondisi siswa di kelas VIIIA

SMP Negeri 1 Rajabasa dapat dilihat pada tebel 1.1

Tabel 1.1 : Hasil wawancara dengan siswa di kelas VIII A SMP N I Rajabasa

No Indikator Hasil Wawancara JMLH

Siswa

Ya Tidak

1 Apakah anda belajar terlebih dahulu

sebelum belajar di kelas…. 12 (30% ) 28 (70%) 40

2 Apakah anda memahami materi

pelajaran yang telah lalu 13 (33%) 27 (68%) 40

3 Apakah anda memahami materi

pelajaran hari ini 13 (33 % ) 28(68%) 40

4 Apakah anda tertarik belajar dengan model /model yang digunakan guru pada pertemuan ini

15 ( 38%) 25 (63%) 40

5 Apakah anda aktif dalam kegiatan kerja kelompok atau pada

pembelajaran berlangsung 15 (38%) 25 (63%) 40

6 Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar dikelas 28 (70 %) 12 (30 %) 40

Berdasarkan hasil wawancara pada tabel 1.1 nampak jelas kondisi siswa di kelas

VIII A SMP Negeri I Rajabasa sebagai berikut, kesiapan belajar siswa,

pemahaman siswa, kerjasama dan ketertarikan siswa dalam model pembelajaran

yang diterapkan sangat rendah sehingga siswa mengalami kesulitan mengikuti

kegiatan dan memahami materi pembelajaran di sekolah. Untuk lebih jelasnya

akan disajikan secara rinci respon siswa kelas VIII A SMP Negeri I Rajabasa

(52)
(53)

Dari tabel berikut dapat dijelaskan bahwa seluruh poin indikator mendapatkan

tanggapan yang sangat rendah, respon siswa yang rendah pada : indikator 1

berjumlah 28 orang atau 70% dari 40 orang siswa, indikator 2 berjumlah 27 orang

uatau 68% dari 40 orang siswa, indikator 3 berjumlah 27 orang atau 68% dari 40

orang siswa, indikator 4 berjumlah 25 orang atau 63% dari 40 orang siswa,

indikator 5 berjumlah 25 orang atau 63% dari 40 orang siswa, dan indikator yang

ke 6 berjumlah 28 orang atau 70% dari 40 orang siswa.

Rendahnya pemahaman siswa tentu sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

rendahnya hasil belajar umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yang berasal dari

luar siswa (faktor eksternal) meliputi: suasana rumah, orang tua, motivasi dari

orang tua, dan juga faktor yang berasal dari dalam sendiri (faktor internal)

meliputi : kesehatan, intelegensi, bakat, motivasi, minat, kreaktifitas dan lain lain.

Kreatifitas yang dimiliki guru merupakan salah satu hal yang sangat penting

dalam meningkatkan pemahaman siswa, karena dapat dikembangkan dan

diarahkan untuk mewujudkan hasil belajar yang diharapkan. Kuat dan lemahnya

aktifitas belajar akan menentukan giat tidaknya belajar. Adanya aktivitas yang

kuat akan menimbulkan sikap yang positif terhadap suatu objek, model

pembelajaran yang efektif akan memberikan perasaan senang, tidak cepat bosan

dan bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas belajar. Di kelas VIII A

SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan, aktifitas siswa sangat rendah dalam

mengikuti pelajaran terutama pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Hal ini

dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa menggunakan media

(54)

6

Tabel 2 : Angket Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII A SMP N I Rajabasa

No Instrumen S+SS TS+STS TPP

1 Dengan menggunakan model pembelajaran selama ini dapat merangsang siswa untuk

mengajukan pertanyaan 

2 Penggunaan model pembelajaran yang selama ini sangat efektif sehingga siswa memiliki

kemampuan untuk menjawab pertanyaan 

3 Siswa memiliki kemampuan untuk

mengemukakan pendapat karena menggunakan model pembelajaran yang selama ini diterapkan.

4 Model pembelajaran selama ini dapat melatih

siswa untuk mempunyai kemampuan

memberikan argumentasi 

5 Dengan model pembelajaran selama ini dapat melatih keberanian siswa sehingga siswa memiliki kemampun untuk memberikan kritik dan saran

6 Model pembelajaran selama ini dapat menjadikan Siswa mudah mempelajari dan memahami pelajaran sehingga mempunyai kemampuan untuk berfikir.

TS+STS : Tidak Setuju + Sangat Tidak Setuju (Respon Negatif)

TPP : Tidak Punya Pendirian. (Respon Negatif)

Sejalan dengan fakta atau kenyataan sebelumnya diketahui bahwa hal-hal yang

menjadi penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran salah

satunya adalah aktifitas pembelajaran itu sendiri dengan model pembelajaran yang

tidak efektif, guru terlalu mendominasi kelas sehingga kurang memberi

kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berpendapat, siswa merasa malu dan

(55)

ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan

kemampuan berfikir kreatif.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, maka diperlukan berbagai

terobosan yang dilakukan oleh guru agar siswa mampu memahami materi

pelajaran dengan baik, guru dituntut untuk membuat pembelajaran lebih inovatif

yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri

maupun di dalam pembelajaran di kelas. Inovasi model-model pembelajaran

sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model

pembelajaran lebih optimal yang dapat memberikan hasil belajar yang baik. Agar

pembelajaran lebih optimal maka guru diharapkan mampu menerapkan

model-model pembelajaran yang variatif, efektif dan selektif sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan. Salah satu model yang

dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn yaitu model

pembelajaran kooperatif. Penerapan model kooperatif menurut penelitian yang

selama ini dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman belajar

siswa.

Semua model kooperatif menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok

dan bukan mengerjakan bersama dalam kelompok. Dalam pembelajaran

kooperatif, para siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan mengakui perbedaan

pendapat dengan orang lain, sedangkan pembelajaran Kooperatif Tipe

Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan

secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari yang dipelajari sehingga

(56)

8

Cooperative Script mempunyai berbagai kelebihan, kelebihan dari model

pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) siswa dapat memahami isi pokok

materi melalui pengiktisaran dan ringkasannya (2) mampu melatih siswa untuk

menuangkan ide pokok materi atas dasar pemikiran siswa itu sendiri (3) melatih

pendengaran, ketelitian/kecermatan, (4) dapat melatih keberanian siswa dalam

menyampaikan materi dan ide pokok materi, (5) siswa berani mengungkapkan

kesalahan orang lain dengan lisan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memilih judul, “Pembelajaran

cooperative script untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran PKn

pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan

Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah membaca uraian latar belakang di atas, berbagai masalah yang dapat

dikemukakan sebagai berikut :

1. Respon siswa terhadap proses pembelajaran rendah.

2. Aktifitas belajar siswa tidak kondusif

3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKn.

4. PKn merupakan materi pelajaran yang kompleks dan memerlukan tingkat

pemahaman yang tinggi, sehingga membutuhkan proses dalam pembelajaran

kooperatif yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

(57)

1.3 Pembatasan Masalah

Agar dalam penyusunan PTK ini tidak terlepas dari tujuan, serta untuk

menghindari adanya kesalahan dalam pembahasan dan penafsiran judul maka

dibuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif

tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi PKn pada kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran

2011/2012.

2. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) .

1.4 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diambil adalah “Apakah model

pembelajaran cooperativ script dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi PKn pada siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten

Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan

apakah model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan

(58)

10

SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran

2011/2012.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya

pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan dalam kegiatan Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di sekolah.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini berguna untuk guru mata pelajara PKn khususnya di SMP

Negeri 1 Rajabasa dalam meningkatkan kemampuan dan kemauan guru

dalam menggunakan berbagai model pembelajaran salah satunya dengan

menggunakan model kooperatif tipe Cooperative Script, sekaligus sebagai

panduan untuk melatih ketrampilan dalam melakukan perbaikan

pembelajaran. Penelitian ini juga berguna untuk siswa agar lebih

meningkatkan kecintaan terhadap mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

1.6 Manfaat Penelitian

(59)

1. Bagi sekolah

Penelitian ini memberikan sumbangan bagi sekolah dengan masukan dan

perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran pada khususnya dan dapat meningkatkan kualitas sekolah pada

umumnya.

2. Bagi Guru

Untuk menambah pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif tipe

Cooperative Script yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternativ proses

pembelajaran di dalam kelas.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini akan memberikan bantuan pada siswa untuk lebih fokus dan

aktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih

menarik, menyenangkan, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan khususnya pendidikan

kewarganegaraan dengan wilayah kajian Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe Cooperative Script dalam upaya meningkatkan pemahaman

(60)

12

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Cooperative Script

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII A SMP Negeri I

Rajabasa Lampung Selatan

4. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian

pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila sampai dengan penelitian ini

Gambar

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan (Arikunto , 2006:16)
Tabel 3.1 Kriteria Hasil Belajar
Tabel 3.2 Kretaria Peningkatan Pemahaman Siswa
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Angket
+4

Referensi

Dokumen terkait

* Refund for shorten hotel stay will be subject to the regulations of the hotel or Company concerned * Please kindly do not present the bills to the client. Total

Pada puncak acara sekaten yang dalam bahasa Jawa disebut. Garebeg Maulud, terdapat upacara membawa gunungan dari keraton

Pada penelitian pemodelan sistem pakar berbasis komputasi lunak untuk evaluasi kesesuaian lahan komoditas Serealia, tahapan yang dilakukan pada penelitian ini

Cara Perhitungan angsuran dan bunga dalam pemberian kredit pemilikan rumah (KPR). Perhitungan di Bank BTN menggunakan

Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk

Between the internal auditors and the audit committee must be established appropriate communication processes are well stated by Cohen, et.al (2007) the process

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah citra merek, nilai pelanggan, dan kualitas persepsian memilikipengaruh

Berdasarkan Surat Penetapan Pelaksana Pengadaan Langsung Nomor Nomor : 050/10 PnL-34/8/A.G.M-P033/409.108/2016, tanggal 20 Oktober 2016, untuk Pekerjaan Pemeliharaan Jalan