1. Gambaran umum masa perekonomian di Indonesia yaitu terbagi dalam beberapa babak, pada masa awal kemerdekaan, perekonomian
Indonesia amat terpuruk, inflasi yang sangat tinggi pada masa itu disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku diwilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA didaerahdaerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga
mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Semakin beragam dan banyaknya mata uang tersebut menyebabkan inflasi yang sangat tinggi di Indonesia. Pada masa itu ditetapkan nilai mata uang rupiah jepang Rp 100 adalah sama dengan Rp 1 mata uang ORI. Kemudian keadaan diperparah dengan adanya blokade laut oleh Belanda sejak November 1946 sehingga kegiatan eksporimpor Indonesia terhenti. Sarana prasarana yang ada pada saat itu juga belum dapat difungsikan secara optimal karena banyak yang rusak parah akibat perang pada masa penjajahan. Kemudian pada tahun 1947 dan 1948 belanda mengadakan Agresi Militer yang semakin menguras kas negara guna membiayai
persenjataan untuk melawan agresi militer tersebut. Ditengah kesulitan ekonomi tersebut pemerintah RI melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya antara lain dengan cara Program Pinjaman Nasional yang dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BPKNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946, mengadakan upaya
ekonomi yang mendesak, yaitu masalah produksi dan distribusi
makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan perkebunan. Mengadakan Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948 dengan mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidangbidang produktif, dan mengadakan Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangandengan beberapa petunjuk
pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik. Babak selanjutnya yaitu periode demokrasi liberal, disebut demikian karena dalam politik maupun
sistem ekonominya menggunakan prinsipprinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teoriteori mazhab klasik yang
menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pada waktu itu pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka. Pada masa ini perekonomian masih belum stabil
disebabkan karena silih bergantinya kabinet karena pergolakan politik dalam negeri. Tingkat produksi yang terus merosot dan inflasi yang mencapai 50% menyebabkan APBN deficit. Hal ini disikapi dengan membuat kebijakan Gunting Syarifudin yaitu memotong nilai
uang/sanering untuk mengurangi jumlah mata uang beredar sehingga tingkat inflasi turun. Upaya lainnya yang ditempuh yaitu menasional isasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi. Mencanangkan Sistem ekonomi AliBaba (kabinet AliSastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi. Pengusaha nonpribumi diwajibkan memberikan latihan latihan pada pengusaha pribumi, dan pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usahausaha swasta nasional. Program ini tidak
berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang
hasilhasil KMB, termasuk pembubaran Uni IndonesiaBelanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya sedangkan pengusahapengusaha pribumi belum bisa mengambil alih perusahaanperusahaan tersebut. Babak berikutnya dalam per
kembangan perekonomian Indonesia adalah masa Demokrasi Terpimpin, sesuai namanya pada masa ini system ekonomi cenderung bersifat terpusat/komando yang dikendalikan penuh oleh negara, dengan system ekonomi ini diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik,dan ekonomi (Mazhab Sosialisme). Akan tetapi, kebijakankebijakan ekonomi yang diambil pemerintah dimasa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Kebijakankebijakan tersebut diantaranya dengan menurunkan nilai uang/devaluasi pada 25 agustus 1959 dari Rp500 menjadi Rp50, Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan bank yang melebihi 25000 dibekukan. Kemudian dibentuk pula Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan keadaan yang buruk bagi perekonomian Indonesia bahkan pada 19611962 harga barangbaranga naik 400%. Kemudian pemerintah menetapkan devaluasi kembali pada 13 Desember 1965 akan tetapi hal itu justru malah meningkatkan inflasi karena tidak berjalan semestinya di masyarakat. Kegagalan kegagalan dalam berbagai tindakan moneter itu diperparah karena pemerintah tidak menghemat pengeluaranpengeluarannya. Pada masa ini banyak proyekproyek yang dilaksanakan pemerintah, dan juga sebagai akibat politik konfrontasi dengan Malaysia dan negaranegara Barat. Hal ini merupakan salah satu konsekuensi dari pilihan
menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang bisa diartikan bahwa Indonesia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam politik, ekonomi, maupun bidangbidang lain. Pada awal kemerdekaan hingga mundurnya Presiden Soekarno ini dinamakan periode Orde Lama, kemudian
Kebijakankebijakan yang dianut pada masa ini condong kepada teori Keynesian tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisikondisi dan masalahmasalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam penentuan UMR dan perluasan kesempatan kerja. Kebijakan
ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan yaitu kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasimuda, penyebaran
pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan polaumum pembangunan jangka panjang (2530 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan lima tahun). Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil
menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat KB dan pengaturan usia minimum orang yang akan menikah. Namun dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumbersumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang luar negeri. Disamping itu, pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang adil. Sehingga meskipun berhasil meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya, ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang paling buruk. Hargaharga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala bidang, terutama ekonomi. Setelah terjadi krisismultidimensi pada 1998,
Soeharto dan selanjutnya dimulai babak baru yang disebut era reformasi hingga sekarang. Pada masa reformasi perkembangan perekonomian mulai mengalami perbaikan semenjak krisisekonomi 1998, hal ini ditandai dengan lunasnya hutang kepada IMF dan menguatnya nilai tukar rupiah. Dalam periode reformasi terdapat pula kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negaradari intervensi kekuatankekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan inimemicu banyak
kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing. Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Selain itu, pada masa kepemimpinan SBY terdapat kebijakan yang populer yaitu dengan mengurangi subsidi BBM yang diakibatkan oleh naiknya harga minyak dunia sehingga membuat harga BBM di masyarkat naik. Subsidi BBM ini dialihkan ke sektor lain yaitu sektor pendidikan dan sektor lain yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hingga tahun 2008, pemerintah cukupmampu mengurangi inflasi hingga bertahan 45% per tahun, selain itu pemerintah juga mampumengatasi terjangan krisis global yang melanda dunia pada tahun 2008.
2. Dari yang saya ketahui pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Pendapatan nasional merupakan salah satu variabel penting untuk menghitung prestasi ekonomi suatu negara karena kita dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi suatu negara dari tahun ke tahun atau membandingkan tingkat perekonomian dengan negara lain, mengetahui struktur perekonomian suatu negara, serta sebagai tolok ukur evaluasi kebijakan ekonomi yang harus dilakukan. Konsep pendapatan nasional di antaranya adalah (1). Produk Domestik Bruto, merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negarayang
bersangkutan. Barangbarang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belumdiperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor. (2). Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selamasatu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi diwilayah negara tersebut. (3). Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll. (4).
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat,
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan jugamenghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil
darisebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada
adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi danselebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggungoleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. Untuk menghitung pendapatan nasional ada beberapa metode yang digunakan yaitu 1.) Metode Produksi, menurut metode produksi PDBadalah jumlah nilai output yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu satu tahun. Yang dimaksud unit disini adalah 11 unit produksi yang
meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industry pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga bukan bank, sewarumah, pemerintahan dan jasajasa. Dalam menghitung pendapatan nasional metode produksi digunakan rumus yaitu Y = [(Q1 X P1)+(Q2 X P2)+(Qn X Pn) ……]. 2.) Metode Pendapatan, menurut metode ini PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktorfaktor produksi yang digunakan dalam proses produksi dalam masingmasing sector dalam jangkawaktu satu tahun. Semuanya dihitung tanpa dikuarangi pajak penghasilan dan pajak langsung lain. Untuk menghitung PDB digunakan rumus PDB = NTB1 + NTB2 + …..NTB9, dimana NTB adalah Nilai Tambah Bruto. Rumus lain yang bias digunakan yaitu dengan menjumlahkan seluruh imbal jasa faktor produksi tersebut yang meliputi sewa atas faktor produksi tanah (rent),upah atas tenaga kerja (wages), bunga atas modal(interest), dan laba atas penjualan (profit). Dapatdituliskan sebagai berikut PDB = R+W+I+P. 3.) Metode yang terakhir adalah metode Pengeluaran, yaitu metode penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pengeluaranrumah tangga ekonomi (RTK, RTP, RTG, RT Luar Negeri) selama jangka waktu satu tahun.Untuk itu dapat digunakan rumus PDB = C + I +G + (XM).
dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuh an ekonomi terjadi bila terjadi kenaikan output perkapita. Untuk
mencapai kenaikan output per kapita tidaklah mudah terutama bagi negara yang jumlah penduduknya tinggi seperti Indonesia. Kenaikan jumlah penduduk tiap tahun menyebabkan naiknya kebutuhan
konsumsi seharihari, untuk itu kenaikan jumlah pendapatan mutlak diperlukan, sehingga harus diiringi dengan bertambahnya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah. Penyebab rendahnya pendapatan di negaranegara sedang berkembang adalah akibat
pertambahan penduduk yang sangat cepat, sementara tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan kuantitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi. Hal
semacamitu disebut dengan peningkatan output agregat atau PDB. PDB tersebut dihitung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuh an ekonomi suatu negara. Menurut M. Suparko, selain dengan meng hitung PDB, pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat pula diketahui denganmelihat pendapatan perkapita dan pendapatan per jam kerja. M. Suparko beralasan bahwamenghitung pendapatan per kapita
merupakan ukuran yang lebih tepat karena mempertimbangkan jumlah penduduk, sedangkan pendapatan per jam kerja ia beralasan
bahwasuatu negara dapat dikatakan lebih maju dibanding negara lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi dibanding upah per jam kerja negara lainuntuk jenis pekerjaan yang sama. Sementara itu untuk menghitung tingkat
diinginkan mencari besarnya pertumbuhan itulah diambil nilai PDB riil. Dengan menggunakan penghitungan rumustersebut akan diketahui berapa besarnya pertumbuhan PDB riil per tahunnya. Dari metode penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa faktorfaktor yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah: (1) akumulasi modal, terjadi apabila sebagian dari pendapatanditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesinmesin, peralatan, dan bahan baku meningkatkanstock modal (capital stock) fisik suatu negara dan hal itu memungkinkan terjadinya peningkatan output di masamasa mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harusdilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi infrastuktur ekonomi dansocial. Di samping itu ada juga Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia. (2) kekayaan Sumber Daya Alam, elemen ini meliputiluasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim, dan lainlain. Beberapa negara sedang berkembang sangat miskin akan sumbersumber alam, sedikitnya sumbersumber alam yang
Dalam pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadikarena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas caracara lamadalam menangani pekerjaan pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat pakaian, atau membangunrumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja(labor saving technological progress), dan
kemajuan teknologi yang hemat modal (capital saving technological progress). Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical
progress) terjadiapabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggidengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi masyarakat. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsungsedemikian rupa sehingga
menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja (artinya,
penggunaanteknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah inputtenaga kerja atau modal yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenis mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai
kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (laborsaving technological progress). Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capitalsaving technological progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakanhampIr semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di negaranegara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat modal. Di negaranegara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka modal, kemajuan teknologi hematmodal merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkanmodal atau tenaga kerja (5) kualitas tenaga kerja, faktor terakhir ini sering dihadapi oleh negara berkembang dimana rendahnya akumulasi kapital yang dimiliki
pemeliharaan kesehatan dan sarana pemberdayaan peningkatan kualitas tenaga kerja.
4. Penyebab kenapa pendapatan per kapita Indonesia lebih rendah dibandingkan negaraASEAN adalah karena sangat tingginya jumlah penduduk sedangkan pendapatan ratarata penduduk masih rendah. Bahkan kebanyakan warga negara masih belum mempunyai
penghasilanyang tetap atau tergolong sebagai pengangguran. Dari
pengertian pendapatan per kapita itusendiri yaitu besarnya pendapatan ratarata penduduk di suatu negara pada periode tertentu.Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa ratarata yangtersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan perkapitadidapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasionalsuatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikanPDB per kapita. Pendapatan perkapitasering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara;semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut. Meskipun
pendapatannasional suatu negara sangat tinggi akan tetapi belum dapat dikategorikan bahwa suatu negaratermasuk negara maju, harus dilihat pula jumlah penduduk suatu negara, suatu negara yangmemiliki
pendapatan nasional tinggi seperti Indonesia belum dapat dikategorikan sebagai negaramaju karena jumlah penduduk yang ada juga sangat tinggi, data Bank Dunia tahun 2007menyatakan bahwa jumlah penduduk di Indonesia sebesar 245 juta penduduk dengan ratarata pertumbuhan penduduknya 7% per tahun. Dengan populasi penduduk yang sangat besar ini pendapatan per kapita Indonesia hanya mencapai U$ 3957 per tahun, terpaut sangat jauh dariMalaysia yang mencapai U$ 13740 per tahun. Bahkan jika dibanding dengan negara Asia
majulainnya seperti Jepang yang mencapai U$ 30 ribu per tahunnya Indonesia masih terpaut sangat jauh. Akan tetapi jika membandingkan seberapa besar volume ekonominya secara nasional,Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Malaysia. Artinya, dilihat dari sisi kekuatan
Menurut data World DevelopmentIndicators database 2008 yang dirilis Bank Dunia pada 1 Juli 2009, dilihat dari sisi produk domestik bruto (PDB), Indonesia jauh lebih kaya dibanding Malaysia. Indonesia berada di urutanke19 mengalahkan negaranegara maju seperti Belgia, Swiss, Swedia, Norwegia, Denmark danArab Saudi. Total PDB Indonesia
berdasarkan data Bank Dunia sebesar US$ 514 miliar atausekitar Rp 5000 triliun berada dibawah China, India, Australia dan Meksiko. Dengan PDBsebesar itu, Indonesia adalah negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Karenaitu, Indonesia satusatunya negara yang mewakili Asia Tenggara dalam forum G20, kumpulan20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Selain Indonesia, di sini ada pula AmerikaSerikat, Inggris, Jerman, Jepang, China, India, Rusia hingga Australia. Kekuatan ekonomi Malaysia jauh berada di bawah Indonesia. Bahkan, Malaysia juga kalah oleh Thailand,
AfrikaSelatan, Israel dan Nigeria sekalipun. Malaysia berada di urutan ke 42 dengan total PDB sebesar US$ 194 miliar atau hampir Rp 2000 triliun. Akan tetapi faktor yang menghambat Indonesiamenjadi negara maju dengan tingginya PDB tersebut adalah tingginya jumlah
penduduk.Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke4 di dunia, di bawah China danAmerika yang meski memiliki jumlah penduduk besar namun mampu mengimbanginya denganlapangan kerja yang besar pula sehingga pendapatan per kapita kedua negara tersebut dapattinggi. Sedangkan negara lain yang memiliki jumlah penduduk sangat besar seperti India masih berada di bawah Indonesia dengan pendapatan per kapita U$3100 per tahun. Dalam daftar peringkat pendapatan per kapita yang dikeluarkan oleh Bank Dunia pada Juli 2009 indonesia berada pada urutan 146 dunia dan ke4 di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk 245 juta jiwadan PDB US$514 miliar, sedangkan negara terdekat seperti Malaysia berada pada
peringkat 79dunia dan ke2 di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk 25 juta jiwa dan PDB US$ 194 miliar.Dengan demikian tingkat
pendapatan per kapita Indonesiamasih tergolong rendah dan berada pada urutan bawah di tingkat ASEAN.
5. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke4 dunia,dengan demikian dapat dipastikan jumlah tenaga kerja yang dapat digunakan sangatlah banyak dan
melimpah. Akan tetapi pada kenyataanya tidak demikian, pengangguran di Indonesia secarastatistik tetap berjumlah snagt besar. Menurut
survey Indonesia merupakan negara yang memilikitingkat ketimpangan besar di dunia terutama di Asia, jumlah tersebut di dapat dari Bank Duniayang menggambarkannya melalui tingkat pendapatan per kapita Indonesia yang dicapai selama beberapa tahun terakhir. Tingkat
ketimpangan tersebut mengindikasikan bahwa tidak semuawarga memiliki pendpatan yang tetap atau pengangguran. Sedangkan di lain sisi pendapatanindividu beberapa kalangan masyarakat tergolong tinggi.tingkat pertumbuhan penduduk pun relative tinggi yaitu sekitar 8% per tahun. Padahal angkatan kerja yang memiliki
kemampuanmemadai tidak kalah banyak, malahan pengangguran terdidik banyak tersebar di Indonesia. Satusatunya solusi yang bisa dicapai yaitu dengan memberi jalan kepada masyarakat untuk
menciptakan lapangan kerja itu sendiri atau dengan upaya dari
pemerintah untuk menyediakanlapangan kerja. Kendala yang dihadapi pemerintah selaku pembuat kebijakan yaitu dengansulitnya investasi asing untuk mengalirkan dananya ke Indonesia, hal ini kemungkinan besar dikarenakan keadaan dan situasi ekonomi yang kurang
UU yang lebih pro bisnis daripada pro pekerja sehingga banyak
yangmelakukan mogok kerja yang akhirnya berakibat pada PHK. Alasan yang mendasari bahwa UUtersebut tidak memihak serikat pekerja yaitu bahwa kewajiban perusahaan untuk memberitunjangan kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan kepada pekerjanya dihapuskan. Pada pasallain menyebutkan bahwa buruh/pekerja yang mogok juga terancam di PHK. Bahkan, jika mogok kerja tidak sah yang
mengakibatkan perusahaan rugi, pekerja/buruh dapat dituntut ganti rugi. Halini tentunya tidak diharapkan pekerja karena pekerjaan mereka belum menjanjikan tingkatkeamanan dan kesejahteraan yang memadai, akan tetapi kebijakan ini merupakan kabar baik bagi para investor dan pemilik perusahaan karena tidak perlu repot mengeluarkan uang
tambahanuntuk tunjangan pekerja. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan investor dan para pemilik modal akan banyak membuka lapangan kerja yang nantinya akan menyerap tenaga pekerja.Selain itu adanya pelanggaran hukum oleh para pengusaha yang secara sewenang wenangmelakukan PHK juga menyebabkan bertambahnya
pengangguran. Sebab lain yang menyebabkanmasih banyaknya
pengangguran di Indonesia yaitu tingkat pertumbuhan penduduk yang besar tidak mampu diimbangi oleh penyediaan lapangan kerja sehingga jumlah pengangguran akansemakin bertambah. Pada dasarnya jumlah penduduk Indonesia yang menempuh pendidikan pada masa sekarang ini sangatlah besar, demikian juga dengan pengangguran terdidik yang ada pada masa sekarang. Akan tetapi lapangan kerja yang tersedia tidaklah cukup untuk menampungsemua angkatan kerja yang ada sehingga menyebabkan banyaknya pengangguran di Indonesia,
banyaknya tingkat pengangguran menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi ekonomi rendah,hal ini berimbas pada rendahnya nilai tukar valuta asing, rendahnya nilai tukar valas inilah yangmenyebabkan para investor kurang begitu bersemangat untuk memasuki pasar
lapangan kerja. Kebijakan pemerintah untuk memperbaiki iklim dunia usaha dengan merevisi UU no. 13 tahun 2003 akhirnya tidak tampak. 6. Isu kependudukan telah lama menjadi isu penting di Indonesia seiring
dengan meningkatnyadinamika dan isu kompleksitas permasalahan kependudukan. Dinamika dan kompleksitaskependudukan seperti masalah cepatnya laju pertumbuhan penduduk, tingginya angka
kematian bayi dan ibu melahirkan, struktur usia penduduk, pergerakan penduduk, dan sebagainya, perlumendapat perhatian serius dari
pemerintah. Semua itu selain disebabkan oleh faktor yangkompleks, juga mengakibatkan berbagai persoalan yang kompleks pula seperti kepadatan penduduk, keterbatasan kesempatan kerja, berkurangnya kualitas lingkungan, merosotnyakesejahteraan sosial, dan akibat lainnya. Diperlukan kebijakan pembangunan dan kependudukanyang integratif untuk mengendalikan jumlah persebaran penduduk serta kualitasnya baik itu aspek kesehatan, pendidikan, dan perekonomian. Selama ini, masalah kependudukan dapat dikatakanmasih kurang mendapat perhatian dari masyarakat maupun tokohtokoh masyarakat. Baik itu dari para politisi, tokoh agama, pakar ekonomi maupun tokoh masyarakat lainnya. Memang pada saatini sebagian besar orang pada umumnya sudah tidak berkeberatan lagi dengan program untuk
mengontrol kelahiran, tetapi sayangnya masih kurang sekali kesadaran untuk melaksanakannya.Padahal, masalah kependudukan ini adalah masalah yang teramat penting, tidak kalah pentingnyadengan berbagai macam masalah lainnya dan berkaitan erat dengan masalah ekonomi, hukum dannorma agama. Namun demikian pemerintah telah
sedemikian rupa membuat kebijakan mengenaisolusi masalah
kependudukan ini, berbagai kebijakan tersebut dibagi kedalam beberapa kategoridiantaranya adalah : (1). Pengendalian laju pertumbuhan
pengangguran. Sedangkan kaitannya dengan daya tampung lingkungan adalah untuk mencegah semakin berkurangnya kualitas lingkungan akibat banyaknya lahan yang dijadikansebagai tempat tinggal maupun lahan hidup. Kebijakan pemerintah untuk menanggulangi
masalhakemiskinan ini yaitu dengan menggalakkan program KB, tak kalah penting juga program pengenalan nilai, norma, agama, etika, dan sosialisasi bahaya seks bebas untuk mencegahterjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. (2). Peningkatan kualitas kependudukan dan pengembangan SDM, peningkatan ini meliputi kualitas fisik dan
nonfisik, diantaranya peningkatan sarana kesehatan, pemantapan gizi penduduk, kebugaran jasmani, layanan bagilansia, pemantapan etos kerja, dan kemampuan kewirausahaan. Program pemerintah
sepertiProgram Pengembangan Kecamatan (PPK) yang menyediakan dana langsung bagi masyarakatmelalui kecamatan dan memberdayakan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) sertaForum Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP). Ada juga KPEL (Kemitraan
bagiPengembangan Ekonomi Lokal) merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal dengan melalui mendirikan kemitraan yang terdiri dari pemerintah, swasta, dan masyarakat; memfokuskan pada pengembangan kluster kegiatan
ekonomi tertentu;memenuhi permintaan pasar dan memanfaatkan peluangpeluang yang ada; memfokuskan padaketerkaitan wilayah perdesaan dengan pasar lokal, nasional dan bahkan internasional. Program pemberdayaan penduduk lainyya seperti P2KP, IDT, KUR, PNPM, dan BOS merupakanserangkaian program yang disusun untuk memberdayakan penduduk menjadi lebih mandiri. (3).Pemerataan dan persebaran penduduk, pengarahan penyebaran dan mobilitas penduduk denganmemperhatikan atas situasi demografis yang ada. Hal ini
mengingat jumlah penduduk yang sangat besar dan penyebaran yang tidak merata, terlebih keadaan Indonesia yang 60% terdiri atas
lautandan tidak semua pulau memiliki tanah yang subur, sehingga penyebaran penduduk gunamengurangi menumpuknya jumlah
mentransmigrasi penduduk ke luar jawa merupakan langkah yang tepat.Ditengahtengah krisis dan meningkatnya pengangguran
kebutuhan untuk memindahkan penduduk itu menjadi lebih besar dari sebelumnya karena kelangkaan lapangan kerja, kemiskinanmeningkat, keseimbangan ekologis semakin terancam dan adanya urbanisasi. Kemudian pemerintah mengeluarkan undangundang tentang
transmigrasi dan menjadi dasar transmigrasi diIndonesia menurut UU No. 15 tahun 1977 tentang ketransmigrasian bahwa yang
disebuttransmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan danmenetap di wilayah
pengembangan transmigrasi atau lokasi pemuiman. Tujuan utama daritransmigrasi adalah menyebarkan penduduk dan mengurangi tekanan pendudukdi pulau jawa.Tujuan lain dari transmigrasi adalah mengurangi tingkat pengangguran, membantu pembangunanregional, pembangunan pertanian, penyediaan hidup yang lebih baik, membantu integrasi dankeamanan nasional. Selain itu, migrasi ke luar daerah atau luar negeri seperti pengiriman TKIsangat berpengaruh mengatasi
masalah kependudukan seperti pengangguran ataupun pemberdayaan masyarakat.
7. Pembangunan perekonomian suatu daerah/negara selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidupdan kesejahteraan masyarakat. Melalui pembangunan diharapkan terjadi perubahan struktur ekonomi, meliputi perubahan struktur produksi (PDB/PDRB) dan struktur
ketenagakerjaan. Transformasi struktural menurut teori modernisasi ClarkFisher adalah bahwa pembangunanekonomi harus diarahkan untuk bisa mendistribusikan tenaga kerja nasional kedalam sektor sektor perekonomian sesuai dengan pangsa relatifnya terhadap
pangsa relatif sektor pertanian dalam perekonomian wilayah. Jika transformasi struktur ketenagakerjaan wilayah tidak sejalan dengan transformasi struktur perekonomian maka yangterjadi adalah :
ketimpangan pendapatan tenagakerja sektor pertanian dengan sektor lainnya akansemakin tajam, sektor pertanian akan menanggung beban yang sangat berat karena di sector pertanian akan terjadi penumpukan tenaga kerja dan pada sisi lain harus menopang kehidupansektorsektor lainnya. Ketimpangan tersebut disebabkan karena pengembangan sektor industrikurang tepat. Sektor industri yang seharusnya dikembangkan adalah industri yang menopang pertanian dan mengolah hasil pertanian serta industri yang padat tenaga kerja. Namun dalamkenyataannya industri yang dikembangkan tidaklah demikian. Sampai saat ini Indonesia memiliki pabrik pupuk dan pestisida yang tidak memadai, sehingga masih ada ketergantungan import.Industri yang dikembangkan justru industri perakitan teknologi tinggi seperti otomotif, komputer, pesawat terbang yang membutuhkan ketrampilan tinggi; sehingga tidak dapat menyerap limpahantenaga kerja sektor pertanian yang umumnya kurang ketrampilan. Apabila transformasi kurangseimbang dikuatirkan akan terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi sumber daya manusia padasektor primer. Proses perubahan struktur perekonomian di
Indonesia ditandai dengan merosotnya pangsa sektor primer (pertanian), Meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), Pangsa sektor jasa kurang lebih konstan, tetapi kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhanekonomi. Faktorfaktor Yang menyebabkan suatu negara bertransformasi ekonomi diantarnyaadalah 1.) kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Jika suatu negara pada dasarnya sudahmemiliki dasar fondasi industri yang kuat maka proses
biladistribusinya sangat pincang. 4.) Karakteristik Industrialisasi. Mencakup cara pelaksanaan ataustrategi pembangunan industri yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan
industri, dan insentif yang diberikan. 5.) Keberadaan sumber daya alam. Adakecenderungan bahwa negara yang kaya SDA mengalami
pertumbuhan ekonomi yang lebihrendah, terlambat melakukan industrialisasi, tidak berhasil melakukan diversifikasi
ekonomi(perubahan struktur) daripada negara yang miskin SDA. 6.) Kebijakan perdagangan luar negeri. Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking policy), pola hasilindustrialisasinya akan berkembang tidak efisien dibandingkan negaranegara yang
menerapkan outward looking policy. Dampak yang bisa ditimbulkan dari adanya transformasi tenagakerja sector pertanian ke sector industry antara lain 1.) perbaikan kualitas sumber dayamanusia di Indonesia, terbukti komposisi penduduk dengan pendidikan setara pendidikan setara pendidikan menengah ke atas semakin besar, sebaliknya
komposisi penduduk dengan tingkat pendidikan sekolah dasar ke bawah berkurang. Namun, perbaikan kualitas sumber daya manusiatersebut tidak diikuti oleh adanya kemampuan dari pemerintah Indonesia untuk menciptakankesempatan kerja sesuai dengan kualifikasi dari perbaikan kualitas sumberdaya manusia tersebut,2.) Beban penumpukan tenaga kerja yang terjadi pada sektor pertanian tidak terdistribusi
denganmerata pada masingmasing subsektor pertanian,. 3.) Perubahan struktur ekonomi cukup pesat.Sektorsektor primer cenderung menurun sedangkan sektor sekunder (seperti industri manufaktur; listrik, gas, dan air; serta kontruksi) dan sektor tersier (perdagangan, hotel, dan restoran,transport& komunikasi, bank& keuangan, dan kegiatan kegiatan ekonomi lainnya) terus meningkat.
8. Penyebab adanya kesenjangan spasial dalam pemerataan pendapatan antara masyarakat pedesaandengan masyarakat perkotaan diantaranya adalah bahwa masyarakat pedesaan dan perkotaanmemiliki perbedaan corak tipe pekerjaan dan mata pencaharian. Pada masyarakat
sejenis. Masyarakat pedesaan memiliki budaya dan lingkungan sosial yang cenderung sama, adanya interaksi antar warga desa
tersebutterwujud dalam pola mata pencaharian. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani, nelayan, pedagang kecilkecilan, dan koperasi. Dilihat dari jenis pekerjaan itulah dapt dianalisis bahwa pekerjaan yang mereka miliki ratarata memberikan hasil yang sebatas untuk memenuhikebutuhan hidup mereka seharihari dan untuk membeli keperluan mata pencaharian merekaseperti pupuk, benih, traktor, perahu nelayan, dan lainlain. Berbeda dengan masyarakat kota yangmemiliki tingkat heterogenitas yang tinggi dari berbagai sisi
terutama mata pencaharian.Meskipun kondisi di desa juga sebagian terdapat heterogenitas akan tetapi sangatlah kecil jumlahnya. Di
masyarakat kota yang memiliki heterogenitas tersebut berbagai macam pekerjaanmulai dari yang berpenghasilan sangat kecil hingga sangat besar berkumpul. Arus perputaran uang pun sangat cepat sehingga tingkat pendapatan di kota jauh lebih tinggi dibanding di desa.
Sebagaicontoh kesenjangan pendapatan antara penduduk desa dengan penduduk kota yaitu seorang petaniyang ratarata berpenghasilan 500.000 per bulan akan sangat jauh berbeda dengan seorangdirektur perusahaan yang memiliki penghasilan 1 miliar per bulan. Tetapi bukan hanya itu, tingkat jumlah orang bekerja di desa dengan di kota juga menggambarkan kesenjangan tersebut, di perkotaan ratarata jumlah orang yang bekerja dan berpenghasilan tetap biasanya lebih
tinggidibanding di desa. Pola dan perilaku konsumsi masyarakat pedesaan dengan perkotaan tentunya tidak sama, pada masyarakat pedesaan konsumsi cenderung pada hanya pemenuhankebutuhan hidup seharihari, biaya kesehatan, dan pengeluaran rutin untuk kebutuhan normalseharihari. Mereka cenderung tidak mengeluarkan uang untuk kebutuhan aktualisasi diri dan barang mewah untuk kepuasan diri. Jika ada mereka mungkin pada zaman sekarang
mengeluarkantambahan untuk barang sekunder seperti sepeda motor dan alat komunikasi yang perlahan bergeser fungsinya menjadi
iniagak mulai bergeser pada zaman sekarang dimana pada saat ini mulai banyak sarana prasaranamodern yang memasuki desa seperti
handphone, internet, dan lain sebagainya. Perlahan tapi pasti pola kehidupan mereka berubah sedikit demi sedikit menjadi condong mengikuti trend dengansemakin derasnya informasi. Sedangkan pola konsumsi pada masyarakat kota berbeda secara garis besar dibanding pola masyarkat desa. Pola yang secara umum dijumpai pada masyarakat desayaitu pola konsumsi mereka yang lebih mengutamakan
kualitas/gizi dibanding kuantitas, denganinformasi yang terus datang setiap hari mereka menggunakan pendapatan mereka tidak hanyauntuk memenuhi kebutuhan hidup saja, tetapi juga untuk tabungan, biaya asuransi, bendabenda mewah, dan untuk aktualisasi diri. Akan tetapi tidak semua penduduk yang tinggal dapatmenerapkan gaya hidup seperti itu, Karena tingkat pengangguran di kota juga tak kalah besar dengan tingkat orang yang bekerja, dengan kata lain di kota sendiripun terdapat ketimpangan pendapatan secara internal.
9. Dalam perekonomian Indonesia tidak lepas dari perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam perdagangan luar negeri dikenal ekspor dan juga impor. Di kalanganinternasional Indonesia telah tergabung dalam perdagangan bebas. Perdagangan bebas yaitu tidak adanya hambatan buatan antar individualindividual atau perusahaan perusahaan antar negaradalam melakukan perdagangan. Seiring
berjalannya waktu dalam perdagangan bebas, makaIndonesia dituntut untuk lebih fleksibel dalam kuantitas dan meningkatkan kualitas produk sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Meski banyak yang menilai bahwa perdagangan bebas akan menghancurkan industry dalam negeri karena tidak mampu bersaing, akan tetapiupaya ini
cenderung tidak mau ketinggalantrend. Selain itu diperkirakan bahwa masyarakat akan semakin memiliki variasi pilihan unutk berbagai jenis barang yang ada di Indonesia terutama yang berasal dari pasar China. Dengan polamasyarakat Indonesia sekarang yang cenderung konsumtif dan pemilih, dapat dipastikan bahwa produk china yang terkenal murah akan mendomianasi selera konsumen untuk ikut menikmatinya.Hal ini dapat dilihat dari semakin beragamnya produk elektronik yang
menghujani pasar Indonesia seperti handphone, mesin cuci, dan
beragam lainnya dengan harga sangat murah. Parakonsumen cenderung memilih produk tersebut dengan alasan harga yang terjangkau dan fasilitasyang tak kalah canggih dengan produk barat ternama. Namun perlu diingat bahwa kebanyakandari produk tersebut tidak selalu memiliki kualitas yang memadai, produk berbahaya bahkansering ditemui seperti peralatan makan yang mengandung zat berbahaya semacam melanine. Segi positif juga dapat diambil dari adanya
perdagangan bebas seperti semakin selektifnya konsumendalam negeri karena semakin banyak pilihan produk. Sementara itu dampak
perdagangan bebasterhadap pola perilaku konsumen di masa yang akan datang antara lain konsumen akan cenderungmemilih uangnya untuk ditabung dengan asumsi bahwa konsumen cenderung
menunggudatangnya barang atau produk yang lebih berkualitas dan lebih sesuai dengan yang diharapkan.
10. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil bumi terutama bahan makanan. Sektor pertanian khususnya tanaman pangan sangat berkembang dengan baik. Di daerah Jawa yangmemiliki tanah dan iklim yang mendudkung tumbuh berkembangnya sektor pertanian
menjadidaya tarik tersendiri bagi para investor. Padi bahkan sudah menjadi komoditas ekspor Indonesiayang mendunia, begitu juga dengan apel Malang yang merambah pasar luar negeri. DahuluIndonesia juga terkenal dengan hasil tembakaunya yang berkualitas, selain itu tanaman teh juga tumbuh subur di Jawa. Oleh karena itulah pemerintah
diperbolehkan tetapi berlaku bagi tanaman pangan di pulau luar Jawa seperti Sumatra,Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau lain di
Indonesia. Meski kondisi tanah dan iklim di pulauluar Jawa tersebut tergolong baik, namun hasil yang diperoleh masih kalah dengan hasil pertaniandi Pulau Jawa sehingga menyebabkan investor kurang begitu tertarik untuk menanamkan investasi bagi tanaman pangan, mereka hanya tertarik untuk menanamkan investasi terhadap tanaman pangan pangan di pulau Jawa. Luasnya lahan pertanian di Jawa Barat, sangat diminati parainvestor asing untuk berinvestasi di bidang tanaman pangan. Namun, mereka terbentur olehadanya kebijakan dari
pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian, yang menghendaki sektor pertanian di Jabar dikelola oleh petani lokal. Seperti yang dikatakan Menteri Pertanian AntonApriyantono bahwa investasi asing untuk komoditas tanaman pangan seperti padi, jagungmaupun ubi kayu hanya akan diijinkan di luar pulau Jawa. Hal itu dikatakannya
menanggapikeluarnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 76 dan 77 Tahun 2007 tentang Daftar BidangUsaha yang Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan. Dalam Perpres yang dikeluarkan 3 Juli2007 itu salah satunya membolehkan investasi asing memiliki saham hingga 95 persen untuk budidaya padi, jagung, ubi kayu dan tanaman pangan lain yang luasnya lebih dari 25 hektar (ha).Anton menyatakan, pada dasarnya Departemen Pertanian sangat membuka peluang yang lebar terhadap investasi asing yang akan menggarap budidaya tanaman pangan, Oleh karena itu pihaknya dalam waktu dekat akan
investasiasing di sektor pertanian, termasuk tanaman pangan akan mendesak pengusaha dalam negeri atau pun petani karena masih akan ada kerjasama. Selain itu, harus ada aturan yang jelas agar investasi pada sektor tanaman pangan tidak merugikan daerah. Kebijakan yang rencananya akan segeradikeluarkan tersebut sekaligus bertujuan melindungi dan memajukan kemakmuran tanaman pangan di Indonesia.
11. A.) berpengaruh karena Indonesia harus melakukan impor MIGAS untuk memenuhi kebutuhanMIGAS dalam negeri sebesar 540 ribu barel/hari. Sedangkan APBN defisit sebanyak $20,20sebagai selisih atas harga migas dalam negeri dengan harga migas yang di luar negeri. Atas impor migas yang dilakukan Indonesia tersebut APBN defisit atau berkurang sebesar $10.908 /hari
atauRp.109.080.000,00/ hari.
B.) berpengaruh pada impor BBM, karena untuk memenuhi
kebutuhan migas dalam negeri tidak cukup hanya dengan produksi dalam negeri saja, sehingga Indonesia harus melakukan impor migas. Sedangkan Indonesia dalam hal ini tidak mempunyai kemampuan untuk ekspor migas karena produksi dalam negeri hanya cukup bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
C.) jumlah yang harus dibayar pemerintah dalam memenuhi kebutuhan migas di adalah sebanyak $.85,20/ barrel atau
Rp.85.200.0000,00/barrel. Jadi jika Indonesia mengimpor sebesar 540 ribu barrel/hari maka jumlah yang harus dibayar Indonesia adalah sebesar $.46.008 /hari atauRp.460.080.000,00/hari.
D.) subsidi yang di berikan pemerintah yaitu sebesar selisih antara jumlah harga di dalam negeridengan harga di luar negeri yaitu 85,20 65 = $20,20/barrel. Dari hasil tersebut kemudian di kalikandengan jumlah impor migas yang diperlukan yaitu sebesar 540.000 barrel x $20,20 = $ 10.908.000. jumlah itu setara dengan Rp 109.080.000.000 sesuai dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar saat itu.
keterpurukan saham2 perbankan tidak tertahankan. Hampir semua bank lokalmengumumkan terbebas dari krisis subprime mortgage, tapi kepanikan investor tetap berlanjur. banyak investor asing pergi meninggalkan bursa asia, indeks BEI pun anjlok hingga di angka di bawah 1800. Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah menjadi
terpuruk di level 9400 darisebelumnya stabil di 9200. begitu pula dengan pasar obligasi. Berita mengenai kepemilikan SuratUtang Negara/Obligasi RI dalam jumlah besar oleh Lehman Brothers membuat para pemegangobligasi ramai2 menjual obligasi RI baik berupa SUN atau ORI. Indeks BEI pun langsung anjlok ke angka 1490, ditandai dengan anjlokya bursa saham sebesar lebih dari 10% (paling menderita diasia) hanya dalam waktu 92 menit dengan volume transaksi hanya Rp. 92 Milyar. Atas hal iniakhirnya BEI
menghentikan aktivitas transaksi karena dianggap terlalu parah B.) krisis keuangan global yang melanda USA mengakibatkan efek yang besar bagi perekonomianIndonesia, Ini terlihat dari anjloknya bursa saham dan pasar uang Indonesia, yang mengakibatkan penutupan BEI (Bursa Efek Indonesia) pada hari Rabu, 8 Oktober 2008, setelah terjadi penurunanindeks yang besar, yaitu 10,30
persen. Selain itu, krisis tersebut juga menyebabkan turunnya ekspor dan berkurangnya arus modal masuk, yang menyebabkan kurs
rupiah melemah. Inilah yang terjadi pada hari Jum’at, 10 Oktober 2008, di mana rupiah melemah, dan diperdagangkan pada Rp. 10.300 per dolar AS. Dengan melemahnya rupiah, cadangan devisa Indonesia akan menguap, karenamenggunakan dolar AS. Jika rupiah melemah Rp. 9.500 per dolar saja, sekitar Rp 500 triliun asetIndonesia telah menguap begitu saja.
C.) Tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi
komunitas keuangan dunia termasuk Bursa Efek Indonesia dan para pelaku Pasar Modal Indonesia. Krisis keuangan global di tahun
kenaikan,terutama sejak Kuartal II tahun 2009, seiring dengan kenaikan nilai kapitalisasi pasar. IHSG bergerak naik sejak awal tahun 2009 dan ditutup pada level tertinggi pada akhir tahun 2009 di level 2,534.356(kenaikan sebesar 86,98% dari akhir 2008). Demikian pula nilai kapitalisasi pasar saham, telah kembali mencapai nilai di atas Rp 2.000 triliun. Pada tahun mendatang pemerintah akan lebih mampumenghadapi serangan krisis global jika mampu mengandalkan komoditas dalam negeri danmengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri. Krisis yang terjadi ini harus disikapi
dengantenang dan rasional. Langkahlangkah yang cepat, tepat sasaran dan terencana harus dilakukan oleh pemerintah dengan mengambil kebijakankebijakan strategis. usaha kecil dan menengah yang berbasiskan ekonomi rakyat terbukti ampuh bertahan dikala krisis, bahkan mampu memberikankontribusi nyata dalam mengatasi krisis. Fenomena ini mengisyaratkan kepada pemerintah,
perlunyamemberdayakan usaha kecil dan menengah yang jumlahnya relatif banyak. Sementara ini, usaha besar (konglomerat) yang
jumlahnya hanya 0,2 persen menguasai sekitar 60 persen dari PDB, sedangkanusaha kecil yang jumlahnya sekitar 99,8 persen hanya menguasai sekitar 40 persen PDB. Berdasarkandata kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM, lembaga menurut Inpress No.163 Tahun 2000 bertanggung jawab merumuskan kebijakan pembinaan usaha kecilmenengah, tahun 2000sekurangnya ada 39 juta pelaku usaha kecil, 900.000 usaha menengah dan hanya sekitar 57.000 perusahaan besar. Dari jumlah tersebut setidaknya 74,4 juta tenagakerja terserap atau sepertiga jumlah penduduk Indonesia. Oleh karena itu,