Penelitian
Penelitian
Dengan Subyek Tunggal
Dengan Subyek Tunggal
Penelitian Dengan Subyek Tunggal
Penelitian Dengan Subyek Tunggal
Adalah penelitian eksperimen yang
Adalah penelitian eksperimen yang
dilaksanakan untuk mengetahui
dilaksanakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh dari suatu
seberapa besar pengaruh dari suatu
perlakuan (
perlakuan (
treatment
treatment
) yang diberikan
) yang diberikan
kepada subyek secara berulang
kepada subyek secara berulang--ulang
ulang
dalam waktu tertentu.
dalam waktu tertentu.
( Tawney and Gas, 1984)
( Tawney and Gas, 1984)
Penelitian Dengan Subyek Tunggal
Penelitian Dengan Subyek Tunggal
Adalah penelitian eksperimen yang
Adalah penelitian eksperimen yang
dilaksanakan untuk mengetahui
dilaksanakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh dari suatu
seberapa besar pengaruh dari suatu
perlakuan (
perlakuan (
treatment
treatment
) yang diberikan
) yang diberikan
kepada subyek secara berulang
kepada subyek secara berulang--ulang
ulang
dalam waktu tertentu.
dalam waktu tertentu.
Penelitian
Penelitian
Dengan Subyek Tunggal
Dengan Subyek Tunggal
•
•
Bagian yang tidak terpisahkan dari analisis
Bagian yang tidak terpisahkan dari analisis
tingkah laku
tingkah laku
•
•
Strategi penelitian yang dikembangkan untuk
Strategi penelitian yang dikembangkan untuk
mendokumentasikan perubahan tingkah laku
mendokumentasikan perubahan tingkah laku
subyek secara individual.
subyek secara individual.
Penelitian
Penelitian
Dengan Subyek Tunggal
Dengan Subyek Tunggal
•
•
Bagian yang tidak terpisahkan dari analisis
Bagian yang tidak terpisahkan dari analisis
tingkah laku
tingkah laku
•
•
Strategi penelitian yang dikembangkan untuk
Strategi penelitian yang dikembangkan untuk
mendokumentasikan perubahan tingkah laku
mendokumentasikan perubahan tingkah laku
subyek secara individual.
Apakah Perilaku itu?
Apakah Perilaku itu?
••
Peristilahan: aktivitas, aksi, kinerja, respon, dan reaksi
Peristilahan: aktivitas, aksi, kinerja, respon, dan reaksi
••
Sesuatu yang dikatakan atau dilakukan oleh seseorang
Sesuatu yang dikatakan atau dilakukan oleh seseorang
(Marthin & Pear,1999: 3)
(Marthin & Pear,1999: 3)
••
Tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
Tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan
atau lingkungan
••
Perilaku yang teramati secara langsung (overt) dan
Perilaku yang teramati secara langsung (overt) dan
perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung
perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung
(covert)
(covert)
dapat diubah dengan teknik
dapat diubah dengan teknik--teknik modifikasi
teknik modifikasi
perilaku
••
Dalam penelitian SSR dikenal istilah “target
Dalam penelitian SSR dikenal istilah “target
behavior”
behavior”
••
I stilah target behavior untuk penelitian dalam
I stilah target behavior untuk penelitian dalam
modifikasi perilaku mencakup pikiran perasaan
modifikasi perilaku mencakup pikiran perasaan
atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur
atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur
atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur
atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur
••
Oleh karena itu, domain kognitif, psikomotor,
Oleh karena itu, domain kognitif, psikomotor,
dan afektif dalam taksonomi Bloom dapat
dan afektif dalam taksonomi Bloom dapat
dijadikan target behavior
Karakteristik Modifikasi Perilaku
Karakteristik Modifikasi Perilaku
••
Perilaku yang akan dimodifikasi didefinisikan dalam bentuk perilakuPerilaku yang akan dimodifikasi didefinisikan dalam bentuk perilaku yang teramati dan terukur (behavioral objective)yang teramati dan terukur (behavioral objective)
••
Prosedur dan teknik intervensi yang dipilih diarahkan untukProsedur dan teknik intervensi yang dipilih diarahkan untukmengubah lingkungan agar mencapai perilaku yang diharapkan mengubah lingkungan agar mencapai perilaku yang diharapkan
••
Lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhiLingkungan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang (berupa benda,kejadian,manusia)perilaku seseorang (berupa benda,kejadian,manusia) perilaku seseorang (berupa benda,kejadian,manusia) perilaku seseorang (berupa benda,kejadian,manusia)
••
Teknik modifikasi perilaku yang digunakan dapat diterapkan padaTeknik modifikasi perilaku yang digunakan dapat diterapkan pada lingkungan kehidupan seharilingkungan kehidupan sehari--hari (oleh banyak orang)hari (oleh banyak orang)
••
Berdasar pada prinsip psikologi belajar dan mengacu padaBerdasar pada prinsip psikologi belajar dan mengacu pada respondent conditioning dan operant conditioningrespondent conditioning dan operant conditioning
••
Berdasar pada pengetahuan ilmiah dan semua orang yang terkaitBerdasar pada pengetahuan ilmiah dan semua orang yang terkait dalam program modifikasi perilaku mempunyai tanggung jawab dalam program modifikasi perilaku mempunyai tanggung jawab yang samaKegiatan Utama
Kegiatan Utama
Proses Modifikasi Perilaku
Proses Modifikasi Perilaku
••
Mengidentifikasi masalah dan mendefinisikan dalam
Mengidentifikasi masalah dan mendefinisikan dalam
bentuk perilaku yang teramati & terukur (behavioral
bentuk perilaku yang teramati & terukur (behavioral
objective)
objective)
target behavior (perilaku sasaran) atau
target behavior (perilaku sasaran) atau
perilaku yang akan diubah atau variabel terikat
perilaku yang akan diubah atau variabel terikat
••
••
Menentukan level perilaku yang akan diubah sebelum
Menentukan level perilaku yang akan diubah sebelum
memberikan intervensi (base line)
memberikan intervensi (base line)
••
Memberikan intervensi
Memberikan intervensi
Jenis Ukuran Target Behavior
Jenis Ukuran Target Behavior
••
Frekuensi, Presentase, Rate, Durasi, Latensi, Magnitude
Frekuensi, Presentase, Rate, Durasi, Latensi, Magnitude
& Trial
& Trial
••
Frekuensi = number
Frekuensi = number
menunjukkan berapa kali suatu
menunjukkan berapa kali suatu
peristiwa terjadi pada periode waktu tertentu
peristiwa terjadi pada periode waktu tertentu
Contoh
Contoh
••
Berapa kali anak autis melakukan kontak mata kepada
Berapa kali anak autis melakukan kontak mata kepada
••
Berapa kali anak autis melakukan kontak mata kepada
Berapa kali anak autis melakukan kontak mata kepada
teman sekelasnya setiap lima menit selama belajar di
teman sekelasnya setiap lima menit selama belajar di
kelas
kelas
••
Berapa jumlah kosakata yang dibaca dengan benar
Berapa jumlah kosakata yang dibaca dengan benar
selama 10 menit
selama 10 menit
••
Persentase = Persen
Persentase = Persen
satuan ukuran variabel terikat
satuan ukuran variabel terikat
yang sering digunakan peneliti untuk mengukur perilaku
yang sering digunakan peneliti untuk mengukur perilaku
akademik & sosial, yaitu jumlah terjadinya suatu
akademik & sosial, yaitu jumlah terjadinya suatu
perilaku/ peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan
perilaku/ peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan
kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut kemudian
kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut kemudian
dikalikan dgn 100%
dikalikan dgn 100%
Contoh:
Contoh:
••
Berapa persen siswa mampu menjawab soal
Berapa persen siswa mampu menjawab soal
••
Berapa persen siswa mampu menjawab soal
Berapa persen siswa mampu menjawab soal
penjumlahan dengan benar (correct response) dari 20
penjumlahan dengan benar (correct response) dari 20
soal yang diberikan dalam waktu tertentu (60 menit)
soal yang diberikan dalam waktu tertentu (60 menit)
••
Jika siswa mampu menjawab 15 soal dengan benar
Jika siswa mampu menjawab 15 soal dengan benar
maka 15 dibagi 20 kali 100% sama dgn 75%
••
Rate hampir sama dengan frekuensi, yaitu bilangan yang menunjukkanRate hampir sama dengan frekuensi, yaitu bilangan yang menunjukkan banyaknya suatu kejadian dalam suatu periode waktu tertentu.banyaknya suatu kejadian dalam suatu periode waktu tertentu.
••
Digunakan jika pengukuran dilakukan pada periode waktu yangDigunakan jika pengukuran dilakukan pada periode waktu yang berbedaberbeda--beda. Mis.seorang peneliti mengamati terjadinya perilakubeda. Mis.seorang peneliti mengamati terjadinya perilaku stereotipe (menggosok
stereotipe (menggosok--gosok mata) pada ATN pada hari kesatu selamagosok mata) pada ATN pada hari kesatu selama 10 menit, hari kedua selama 7 menit, dan hari ketiga selama 8 menit. 10 menit, hari kedua selama 7 menit, dan hari ketiga selama 8 menit. Adapun terjadinya perilaku stereotipe tersebut selama 3 harimasing Adapun terjadinya perilaku stereotipe tersebut selama 3 harimasing--masing adalah 5,2,3 kali. Dengan demikian rate perilaku stereotipe ATN masing adalah 5,2,3 kali. Dengan demikian rate perilaku stereotipe ATN tsb adalah 10 dibagi 25 = 0,4 kali/ menit.
tsb adalah 10 dibagi 25 = 0,4 kali/ menit.
••
Perbedaan antara rate dgn frekuensi adalah pada cara menyajikanPerbedaan antara rate dgn frekuensi adalah pada cara menyajikan
••
Perbedaan antara rate dgn frekuensi adalah pada cara menyajikanPerbedaan antara rate dgn frekuensi adalah pada cara menyajikan datanya. Rate ditampilkan dalam bentuk banyaknya respon/ kejadian datanya. Rate ditampilkan dalam bentuk banyaknya respon/ kejadian pada setiap menit atau jam (satuan waktu), sedangkan data frekuensi pada setiap menit atau jam (satuan waktu), sedangkan data frekuensi biasanya disajikan dalam bentuk banyaknya respon atau kejadian dalam biasanya disajikan dalam bentuk banyaknya respon atau kejadian dalam total waktu tertentu.total waktu tertentu.
••
Rate cocok digunakan jika peneliti ingin mengetahui seberapa seringRate cocok digunakan jika peneliti ingin mengetahui seberapa sering suatu kejadian itu terjadisuatu kejadian itu terjadi
akan sangat berguna jika intervensinyaakan sangat berguna jika intervensinya ditujukan pada perilaku akademik dan sosialditujukan pada perilaku akademik dan sosial
Contoh:Contoh:••
Judi 7 kali ke toilet / jam; Ali menyelesaikan 3 soal matematika/ menit;Judi 7 kali ke toilet / jam; Ali menyelesaikan 3 soal matematika/ menit; Joko melakukan tantrum 8 kali seminggu••
Durasi
Durasi
berguna untuk mengetahui
berguna untuk mengetahui
berapa lama suatu kejadian/ menunjukkan
berapa lama suatu kejadian/ menunjukkan
berapa lama waktu seseorang melakukan
berapa lama waktu seseorang melakukan
suatu perilaku (on task)
suatu perilaku (on task)
Contoh:
Contoh:
••
Badu duduk di bangku selama 30 menit;
Badu duduk di bangku selama 30 menit;
Ali mengerjakan soal matematika 20
Ali mengerjakan soal matematika 20
menit; Joko melakukan tantrum selama 45
menit; Joko melakukan tantrum selama 45
menit
••
Latensi
Latensi
menunjukkan waktu yang
menunjukkan waktu yang
diperlukan seseorang untuk melakukan
diperlukan seseorang untuk melakukan
perilaku tertentu (behavior) setelah
perilaku tertentu (behavior) setelah
mendapatkan stimulus
mendapatkan stimulus
Contoh
Contoh
••
Berapa menit Ani berhenti melakukan
Berapa menit Ani berhenti melakukan
••
Berapa menit Ani berhenti melakukan
Berapa menit Ani berhenti melakukan
tantrum setelah gurunya meminta dia
tantrum setelah gurunya meminta dia
untuk berhenti dengan mengatakan “Ani
untuk berhenti dengan mengatakan “Ani
jangan marah, mari kita bermain!”
••
Magnitude
Magnitude
merupakan satuan ukuran
merupakan satuan ukuran
yang menunjukkan kualitas suatu respon.
yang menunjukkan kualitas suatu respon.
••
Respon adalah suatu kegiatan tertentu
Respon adalah suatu kegiatan tertentu
yang dapat diukur kualitasnya dgn satuan
yang dapat diukur kualitasnya dgn satuan
tertentu baik menggunakan alat ukur
tertentu baik menggunakan alat ukur
tertentu baik menggunakan alat ukur
tertentu baik menggunakan alat ukur
tertentu maupun tidak
tertentu maupun tidak
Contoh
Contoh
••
Berat badan Tono 45 kg; Tinggi badan
Berat badan Tono 45 kg; Tinggi badan
Rina 160 cm
••
Trial
Trial
merupakan ukuran variabel terikat yang
merupakan ukuran variabel terikat yang
menunjukkan banyaknya kegiatan (trial) untuk mencapai
menunjukkan banyaknya kegiatan (trial) untuk mencapai
suatu kriteria yang telah ditentukan.
suatu kriteria yang telah ditentukan.
••
Jenis ukuran ini cocok untuk digunakan pada penelitian
Jenis ukuran ini cocok untuk digunakan pada penelitian
yang intervensinya merupakan pengajaran praktek atau
yang intervensinya merupakan pengajaran praktek atau
mengikuti suatu kriteria tertentu.
mengikuti suatu kriteria tertentu.
••
Misalnya, Guru mengajarkan keterampilan koordinasi
Misalnya, Guru mengajarkan keterampilan koordinasi
mata dan tangan pada ATG untuk memasukan bola ke
mata dan tangan pada ATG untuk memasukan bola ke
••
Misalnya, Guru mengajarkan keterampilan koordinasi
Misalnya, Guru mengajarkan keterampilan koordinasi
mata dan tangan pada ATG untuk memasukan bola ke
mata dan tangan pada ATG untuk memasukan bola ke
dalam keranjang. Kriteria ketr.melempar bola dianggap
dalam keranjang. Kriteria ketr.melempar bola dianggap
berhasil jika dapat memasukkan bola dalam keranjang
berhasil jika dapat memasukkan bola dalam keranjang
sebanyak 10 kali.
sebanyak 10 kali.
••
Toni dapat memasukan bola ke dalam keranjang 5 kali
Toni dapat memasukan bola ke dalam keranjang 5 kali
pada sesi satu, sesi ke
pada sesi satu, sesi ke--2,3, dan 4 masing
2,3, dan 4 masing--masing
masing
6,5,dan 10 kali, maka trial yang dicapai Toni adalah
6,5,dan 10 kali, maka trial yang dicapai Toni adalah
5,6,5, dan 10 masing
Sistem Pencatatan Data
Sistem Pencatatan Data
••
Pencatatan Otomatis
Pencatatan Otomatis
dgn menggunakan alat teknologi
dgn menggunakan alat teknologi
modern (sistem komputerisasi)
modern (sistem komputerisasi)
hasilnya lebih akurat,
hasilnya lebih akurat,
tidak mengalami human eror, lebih singkat, dapat diolah
tidak mengalami human eror, lebih singkat, dapat diolah
dengan mudah
dengan mudah
Contoh: detak jantung sbg parameter
Contoh: detak jantung sbg parameter
tingkat kecemasan, reaksi otot, & kekuatan otot
tingkat kecemasan, reaksi otot, & kekuatan otot
••
Pencatatan dengan Produk Permanen
Pencatatan dengan Produk Permanen
dilakukan thd
dilakukan thd
target behavior yang diahsilkan oleh subyek dimana
target behavior yang diahsilkan oleh subyek dimana
target behavior yang diahsilkan oleh subyek dimana
target behavior yang diahsilkan oleh subyek dimana
datanya secara langsung berada pada dokumen
datanya secara langsung berada pada dokumen
tersebut. Misalnya menjawab soal melalui LKS,
tersebut. Misalnya menjawab soal melalui LKS,
menyelesaikan potongan puzle yang benar & salah
menyelesaikan potongan puzle yang benar & salah
••
Pencatatan dengan Observasi Langsung: adalah
Pencatatan dengan Observasi Langsung: adalah
pencatatan data target behavior pada saat kejadian atau
pencatatan data target behavior pada saat kejadian atau
perilaku terjadi
perilaku terjadi
Jenisnya:
Jenisnya: Pencatatan kejadian, durasi,
Pencatatan kejadian, durasi,
latensi, interval, dan sampel waktu
Pencatatan Kejadian
Pencatatan Kejadian
menghitung frekuensi dengan cara memberika tanda pada kertas yg menghitung frekuensi dengan cara memberika tanda pada kertas yg telah disiapkan setiap kejadian/ perilaku terjadi sampai dgn periode telah disiapkan setiap kejadian/ perilaku terjadi sampai dgn periode
waktu yg ditentukan waktu yg ditentukan
Nama Siswa : Toni
Pengamat : Burhan
Target Behavior (TB) : Memukul teman
Tgl
Tgl WaktuWaktu Start
Start -- stopstop
Tally terjadinya Tally terjadinya
TB TB
Total Kejadian Total Kejadian
15 Jan 2005
15 Jan 2005 10: 0010: 00 -- 10: 2010: 20 llllllllll 55
16 Jan 2005
Pencatatan Durasi
Pencatatan Durasi
pencatatan ttg berapa lama suatu kejadian atau TB terjadi
pencatatan ttg berapa lama suatu kejadian atau TB terjadi
Nama Subyek : I rfan
Pengamat : Efendi
Target Behavior : Menggosok-gosok mata pada ATN
Tgl (sesi)
Tgl (sesi) WaktuWaktu DurasiDurasi --MenitMenit Mulai
Mulai SelesaiSelesai 20
20--99--20052005 07.1507.15 07.1707.17 22 21
21--99--20052005 08.0008.00 08.0508.05 55 22
22--99--20052005 07.2007.20 07.2407.24 44 23
Pencatatan Latensi
Pencatatan Latensi
pencatatan ttg berapa lama waktu yang diperlukan subyek untuk pencatatan ttg berapa lama waktu yang diperlukan subyek untuk
memulai suatu perilaku setelah mendapat stimulus memulai suatu perilaku setelah mendapat stimulus
Nama Subyek : I ra
Pengamat : Efendi
Target Behavior : Duduk di kursi Perintah : I ra,duduklah!
Sesi
Sesi
Waktu
Waktu
Latensi
Latensi
Pemberian
Pemberian
stimulus
stimulus
Mulai
Mulai
merespon
merespon
1
1
10: 15
10: 15
10: 20
10: 20
5 mn
5 mn
2
2
07: 30
07: 30
07: 35
07: 35
5 mn
5 mn
3
Pencatatan I nterval
Pencatatan I nterval
cara yang dilakukan dengan membagi periode waktu observasi ke dlm cara yang dilakukan dengan membagi periode waktu observasi ke dlm
interval waktu yg lebih kecil dan mencatat kejadian yg terjadi pada interval waktu yg lebih kecil dan mencatat kejadian yg terjadi pada
setiap interval waktu tsb setiap interval waktu tsb
I nterval yg digunakan umumnya 10’’,15’’ s/ d 30’’ I nterval yg digunakan umumnya 10’’,15’’ s/ d 30’’ Nama Subyek : Agus Pengamat: Efendi Tanggal : 12 Juli 2005
Perilaku : Memukul-mukul kepala Waktu : 10: 15 - 10: 20 Total : 5 Menit Kode : Occurrence (o)
Nonoccurrance (x)
15”
15” 15”15” 15”15” 15”15”
1’
1’ oo oo xx xx
2’
2’ xx xx oo oo
3’
3’ xx oo oo oo
4’
4’ oo oo xx xx
5’
5’ xx oo xx oo
Penentuan Pencatatan Data
Penentuan Pencatatan Data
••
Apakah perilaku yang akan diukur/ dicatat berkaitan
Apakah perilaku yang akan diukur/ dicatat berkaitan
ddgn dimensi waktu/ jumlah?
ddgn dimensi waktu/ jumlah?
••
Jika memiliki dimensi jumlah, apakah berupa data
Jika memiliki dimensi jumlah, apakah berupa data
dikrit/ kontinyu?
dikrit/ kontinyu?
dikrit/ kontinyu?
dikrit/ kontinyu?
••
Jika data deskret, gunakan pencatatan kejadian,
Jika data deskret, gunakan pencatatan kejadian,
sedangkan data kontinyu, gunakan pencatatan interval
sedangkan data kontinyu, gunakan pencatatan interval
••
Untuk dimensi waktu, jika yang dihitung lamanya
Untuk dimensi waktu, jika yang dihitung lamanya
melakukan perilaku, gunakan pencatatan durasi @ jika
melakukan perilaku, gunakan pencatatan durasi @ jika
pengukuran dilakukan dari saat munculnya stimulus s/ d
pengukuran dilakukan dari saat munculnya stimulus s/ d
saat melakukan perilaku gunakan pencatatan latensi
••
Desain penelitian eksperimen secara garis besar dapat dibedakanDesain penelitian eksperimen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: desain kelompok (group design) dan menjadi dua kelompok, yaitu: desain kelompok (group design) dan desain subyek tunggal (single subject design)desain subyek tunggal (single subject design)
••
Desain kelompok memfokuskan pada data yg berasal dari kelompokDesain kelompok memfokuskan pada data yg berasal dari kelompok individu yang digunakan untuk membanding kinerja (performance) individu yang digunakan untuk membanding kinerja (performance) antar kelompok individu yg pada umumnya menggunakan analisis antar kelompok individu yg pada umumnya menggunakan analisis data skor ratadata skor rata--rata (mean) dari variabel terikat yang ditelitirata (mean) dari variabel terikat yang diteliti
DESAI N SSR
DESAI N SSR
data skor rata
data skor rata--rata (mean) dari variabel terikat yang ditelitirata (mean) dari variabel terikat yang diteliti
••
Desain subyek tunggal memfokuskan pada data individu sebagaiDesain subyek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai subyek penelitiansubyek penelitian
penggunaan skor individu lebih utama daripadapenggunaan skor individu lebih utama daripada skor rataskor rata--rata kelompokrata kelompok
pengukuran target behavior dilakukanpengukuran target behavior dilakukan berulangberulang--ulang dengan periode waktu tertentuulang dengan periode waktu tertentu (perminggu/ hari/ jam)
(perminggu/ hari/ jam)
••
Perbandingan tidak dilakukan antar individu atau kelompok tetapiPerbandingan tidak dilakukan antar individu atau kelompok tetapi dibandingkan pada subyek yang sama dalam kondisi yang berbeda dibandingkan pada subyek yang sama dalam kondisi yang berbeda (kondisi base line & intervensi)DESI GN
••
DESAI N REVERSAL
DESAI N REVERSAL
••
DESAI N MULTI PLE
DESAI N MULTI PLE
BASELI NE
BASELI NE
••
Desain A
Desain A –
– B
B
••
Desain A
Desain A –
– B
B –
– A
A
••
Desain A
Desain A –
– B
B –
– A
A –
– B
B
BASELI NE
BASELI NE
••
Cross condition
Cross condition
••
Cross Variables
Cross Variables
PROSEDUR PENELI TI AN DG DI SAI N A
PROSEDUR PENELI TI AN DG DI SAI N A--B
B
TAWNEY & GAST (SUNANTO,2005: 58) TAWNEY & GAST (SUNANTO,2005: 58)
••
Mendefinisikan target behavior sebagai perilaku yang dapat diukurMendefinisikan target behavior sebagai perilaku yang dapat diukur secara akuratsecara akurat
••
Melaksanakan pengukuran dan pencatatan data pada kondisiMelaksanakan pengukuran dan pencatatan data pada kondisi baseline (A) secara kontinyu sekurangbaseline (A) secara kontinyu sekurang--kurangnya 3 atau 5 kali (ataukurangnya 3 atau 5 kali (atau sampai trend dan level data diketahui secara jelas)
sampai trend dan level data diketahui secara jelas) sampai trend dan level data diketahui secara jelas) sampai trend dan level data diketahui secara jelas)
••
Memberikan intervensi (B) setelah kondisi baseline stabilMemberikan intervensi (B) setelah kondisi baseline stabil••
Melakukan pengukuran target behavior pada kondisi intervensi (B)Melakukan pengukuran target behavior pada kondisi intervensi (B) secara kontinyu selama periode waktu tertenntu sampai trend dan secara kontinyu selama periode waktu tertenntu sampai trend dan level data menjadi stabillevel data menjadi stabil
••
Menghindari mengambil kesimpulan adanya hubungan fungsionalMenghindari mengambil kesimpulan adanya hubungan fungsional (sebab akibat) antara variabel terikat dan variabel bebasANALISIS DATA
ANALISIS DATA
Penelitian dengan subyek/kasus tunggal
menggunakan statistik deskriptif yang
KOMPONEN ANALISIS DATA
KOMPONEN ANALISIS DATA
Analisis data dengan `metode analisis visual` ada
beberapa perhatian :
* Banyak skor tiap kondisi
* Banyaknya variabel terikat (yang ingin
diubah)
* Tingkat stabilitas dan perubahan level
data dalam suatu kondisi atau antar kondisi
* Arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi
Analisis data dengan `metode analisis visual` ada
beberapa perhatian :
* Banyak skor tiap kondisi
* Banyaknya variabel terikat (yang ingin
diubah)
* Tingkat stabilitas dan perubahan level
data dalam suatu kondisi atau antar kondisi
ANALISIS DALAM KONDISI
ANALISIS DALAM KONDISI
80 60 40 20 0 100 75 50 25 0
Grafik 1
a b
Baseline dgn stabilitas Beda
0 8 6 4 2 0 40 30 20 10 0 0
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
S E S I S E S I
H A R I
H A R I
ANALISIS DALAM KONDISI
ANALISIS DALAM KONDISI
Dari Grafik 1 :
•Grafik a menunjukkan 5 data yang stabil. Rentang skornya secara konsisten berada antara 30 % dan 40 % dari meannya. konsisten berada antara 30 % dan 40 % dari meannya.
( data baseline – indikasi intervensi dapat dimulai)
* Grafik b menampilkan data yang tidak stabil
( pilihan: melanjutkan sampai ` stabil` atau mencari penyebab
ketidakstabilan data)
* Grafik c dan d menunjukkan data baseline yang stabil
ANALISIS DALAM KONDISI
ANALISIS DALAM KONDISI
4 3 2 1 0 80 60 40 20 0
Grafik 2
a
b
Grafik dg Variabilitas Tinggi
0 20 15 10 5 0 80 60 40 20 0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 S R J S R J S 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
H A R I H A R I
S E S I
S E S I
ANALISIS DALAM KONDISI
ANALISIS DALAM KONDISI
[image:30.773.32.743.46.544.2]Dari Grafik 2 :
Grafik a menunjukkan data baseline dimana pada sesi-sesi aw al bervariasi dan selanjutnya menjadi stabil
( mungkin subyek belum beradaptasi dengan tugas)
* Grafik b menampilkan kondisi baseline dimana pada sesi-sesi aw al stabil dan selanjutnya tidak stabil/ bervariasi
( diperkirakan setelah melakukan tugas, subyek terganggu ( diperkirakan setelah melakukan tugas, subyek terganggu dan mempengaruhi kondisi, mis: sakit, akibat eksternal,dll)
•Grafik c menunjukkan data baseline yang tingkat variasinya cukup tinggi dan kecenderungan (trend) arahnya menaik
( dicari penyebab ketidakstabilan data dan melanjutkan
pengukuran pada fase baseline sampai diperoleh data stabil)
Grafik d menunjukkan data baseline yang tidak biasa ditemukan dalam penelitian subyek tunggal.
( adanya siklus yang teratur dimana pada hari dan sesi
ANALISIS ANTAR KONDISI
ANALISIS ANTAR KONDISI
Grafik 3
Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi
Untuk memulai analisis perubahan antar kondisi, data yang stabil harus mendahului kondisi yang akan dianalisis.
a b
ANALISIS ANTAR KONDISI
ANALISIS ANTAR KONDISI
Grafik 3
c d
Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi
e
c d
Grafik c menunjukkan perubahan level stabilitas yang cukup tinggi ( dari level rendah ke tinggi) : efektifitas intervensi meningkatkan …
Grafik d sama dengan grafik c, tetapi berbeda dalam hal perubahn levelnya ( dari tinggi ke rendah) : Efektifitas intervensi menurunkan..
Grafik e menunjukkan tidak adanya perubahan level antara dua kondisi ( baseline A dan I ntervensi B mempunyai efek sama) . Maka perlu memberi intervensi yang baru, misalnya intervensi BC,…
ANALISIS ANTAR KONDISI
ANALISIS ANTAR KONDISI
Grafik 3
f g
Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi
h
f g
Grafik f s- d l adalah trend yang sering terjadi pada penelitian dengan subyek tunggal.
Grafik f menunjukkan bahw a trend berubah secara berlaw anan dengan baseline setelah intervensi diberikan.
Grafik g menunjukkan trend yang berhenti setelah intervensi diberikan.
Grafik h memperlihatkan bahw a terjadi trend yang meningkat setelah intervensi diberikan.
ANALISIS ANTAR KONDISI
ANALISIS ANTAR KONDISI
Grafik 3
i j
Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi
k l
i j
Grafik i memperlihatkan tidak adanya perubahan trend
setelah di intervensi ( kemiringan grafik baseline =
intervensi) =
grafik e
Grafik j,k,l menunjukkan adanya perubahan trend dan
diikuti perubahan level setelah diberikan intervensi. Kondisi
baseline stabil dan setelah intervensi: grafik j - menurun,
grafik k – mendatar, grafik l – menaik.
ANALISIS ANTAR KONDISI
ANALISIS ANTAR KONDISI
Grafik 4a
b
Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi
c
Grafik a menunjukkan perubahan level yang sementara
Grafik b menunjukkan tidak adanya perubahan level yang sementara
[image:35.773.29.748.34.548.2]CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
CONTOH
CONTOH
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Komponen analisis visual untuk dalam kondisi :
1. Panjang Kondisi
1. Panjang Kondisi
2. Estimasi Kecenderungan Arah
3. Kecenderungan Stabilitas
4. Jejak Data
5. Level Stabilitas dan Rentang
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Ju
m
la
h
T
a
lk
-O
u
t
s
24 22 20 18 16 14Baseline (A) I ntervensi (B)
J u m la h T a lk 12 10 8 6 4 2 0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
( GRAFI K UNTUK CONTOH ANALI SI S)
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Langkah ke 1
Kondisi
: Beri huruf kapitalMisalnya A untuk baseline & B untuk intervensi, dst.
Langkah ke 2
Menentukan panjang kondisi
, panjang interval yang menunjukkan ada berapa sesi dalam kondisi tersebut.Pada contoh grafik: baseline A ada 8 sesi
interval B ada 13 sesi
Jadi : Kondisi A/ 1 B/ 2
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Langkah ke 3
Estimasi kecenderungan arah
dengan metode belah dua ( split-middle)Langkah 1 : Bagilah data pada fase baseline menjadi dua bagian
Langkah 2a : Dua bagian kanan dan kiri juga dibagi menjadi dua bagian Langkah 2a : Dua bagian kanan dan kiri juga dibagi menjadi dua bagian
Langkah 2b : Tentukan posisi median dari masing- masing belahan
Langkah 3 : Tariklah garis sejajar dengan absis ( sumbu X) yang meng
hubungkan titik temu antara ( 2a) dengan ( 2b) .
Dengan memperhatikan pada garis ( 3) maka diketahui bahw a pada fase baseline ( A) arah trendnya menaik dan pada fase intervensi arah
trendnya menurun
Kondisi A/ 1 B/ 2
Estimasi Kecenderungan Arah
CONTOH CONTOH
ANALISIS VISUAL ANALISIS VISUAL DALAM KONDISI DALAM KONDISI Ju m la h T a lk -O u t s 24 22 20 18 16
Baseline (A) I ntervensi (B)
Langkah ke 3
Estimasi kecenderungan arah dengan
Metode belah dua (Split- Middle)
2a 1 2a
3 1 2a J u m la h T a lk -O u ts 16 14 12 10 8 6 4 2 0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
H A R I
2b 2a
2b 2b
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Langkah ke 4
Kecenderungan Stabilitas
, ( hal ini digunakan stabilitas 15 % ) Skor Kriteria Rentangtertinggi X stabilitas = Stabilitas
20 X 0,15 = 3,0 20 X 0,15 = 3,0
Hitung mean level, cara:
data baseline : 18+ 20+ 16+ 14+ 18+ 18+ 16+ 19 = 139
139 : 8 = 17,35 ( Mean Level)
Batas atas : Mean level + ( 0,5Xrentang stabilitas)
17,35 + 1,5 = 18,85
Batas baw ah : Mean level - ( 0,5 X rentang stabilitas)
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Kecenderungan Stabilitas, ( hal ini digunakan stabilitas 15 % )
banyak data point banyak persentase
yang ada dalam : data point = stabilitas
rentang rentang
5 : 8 = 62,5 %
Jika persentase stabilitas sebesar 85 % - 90 % dikatakan stabil
Sedangkan fase baseline diperoleh 62,5 % , maka :
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Langkah ke 5
Kecenderungan jejak data
Sama denga kecenderungan arah, namun pada fase intervensi ( B) pada sesi 9 - 15 menurun dan sesi 16 - 21 cenderung mendatar
Kondisi A/ 1 B/ 2
Kecenderungan Jejak
( - )
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Langkah ke 6
Level stabilitas dan rentang
Fase baseline ( A) datanya variabel atau tidak stabil rentangnya 14 - 20
Fase intervensi ( B) datanya stabil & rentangnya 0 - 15
Kondisi A/ 1 B/ 2
Level stabilitas Variabel/ tidak stabil Stabil
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL
ANALISIS VISUAL
DALAM KONDISI
DALAM KONDISI
Langkah ke 7
Level Perubahan
Tandai data pertama ( hari ke 1) dan data terakhir ( hari ke 8) pada fase baseline. Hitung selisih antara kedua data dan tentukan arahnya menaik atau menurun dan beri tanda ( + ) bila membaik dan ( - ) bila memburuk dan ( = ) bila tidak ada perubahan.
dan ( = ) bila tidak ada perubahan.
data yang besar - data yang kecil = persentase
( hari ke 8) ( hari ke 1)
19 - 18 = 1
Dengan demikian , level perubahan data adalah :
Kondisi A/ 1 A/ 2
Level perubahan 19 - 18 - 12 - 2
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL DALAM KONDISI
ANALISIS VISUAL DALAM KONDISI
RANGKUMAN
Kondisi A/ 1 B/ 2
1. Panjang Kondisi 8 13
2. Estimasi Kecenderungan
Arah ( - ) ( + )
Arah
3. Kecenderungan Stabilitas Variabel/ tidak stabil stabil
5. Level Stabilitas Variabel/ tidak stabil Stabil & Rentang ( 14 - 20 ) ( 0 – 15 )
19 - 18 12 - 2
6. Perubahan Level ( -1) ( + 10) ( - ) ( + )
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL ANTAR KONDISI
ANALISIS VISUAL ANTAR KONDISI
Langkah ke 1
Perbandingan kondisi B1 / A1
2 : 1
JUMLAH VARI ABEL YANG DI UBAH
Kondisi baseline ( A) ke I nterval ( B) adalah 1
Langkah ke 2 Langkah ke 2
Perubahan Kecenderungan Arah
B1 / A1
( 2 : 1)
( - ) ( + )
CONTOH
CONTOH
ANALISIS VISUAL ANTAR KONDISI
ANALISIS VISUAL ANTAR KONDISI
RANGKUMAN
Kondisi Yang B/ 1
dibandingkan A/ 1 ( 2 : 1) 1. Panjang Kondisi
2. Jumlah Variabel 1
3. Perubahan Arah & Efeknya
5. Perubahan Stabilitas Variabel ke stabil
18 - 12 6. Perubahan Level + 6
7. Persentase Overlap 7.69 %
( - ) ( + )
( = )