• Tidak ada hasil yang ditemukan

SSR.ppt [Compatibility Mode]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SSR.ppt [Compatibility Mode]"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian

Penelitian

Dengan Subyek Tunggal

Dengan Subyek Tunggal

(2)

Penelitian Dengan Subyek Tunggal

Penelitian Dengan Subyek Tunggal

Adalah penelitian eksperimen yang

Adalah penelitian eksperimen yang

dilaksanakan untuk mengetahui

dilaksanakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dari suatu

seberapa besar pengaruh dari suatu

perlakuan (

perlakuan (

treatment

treatment

) yang diberikan

) yang diberikan

kepada subyek secara berulang

kepada subyek secara berulang--ulang

ulang

dalam waktu tertentu.

dalam waktu tertentu.

( Tawney and Gas, 1984)

( Tawney and Gas, 1984)

Penelitian Dengan Subyek Tunggal

Penelitian Dengan Subyek Tunggal

Adalah penelitian eksperimen yang

Adalah penelitian eksperimen yang

dilaksanakan untuk mengetahui

dilaksanakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dari suatu

seberapa besar pengaruh dari suatu

perlakuan (

perlakuan (

treatment

treatment

) yang diberikan

) yang diberikan

kepada subyek secara berulang

kepada subyek secara berulang--ulang

ulang

dalam waktu tertentu.

dalam waktu tertentu.

(3)

Penelitian

Penelitian

Dengan Subyek Tunggal

Dengan Subyek Tunggal

Bagian yang tidak terpisahkan dari analisis

Bagian yang tidak terpisahkan dari analisis

tingkah laku

tingkah laku

Strategi penelitian yang dikembangkan untuk

Strategi penelitian yang dikembangkan untuk

mendokumentasikan perubahan tingkah laku

mendokumentasikan perubahan tingkah laku

subyek secara individual.

subyek secara individual.

Penelitian

Penelitian

Dengan Subyek Tunggal

Dengan Subyek Tunggal

Bagian yang tidak terpisahkan dari analisis

Bagian yang tidak terpisahkan dari analisis

tingkah laku

tingkah laku

Strategi penelitian yang dikembangkan untuk

Strategi penelitian yang dikembangkan untuk

mendokumentasikan perubahan tingkah laku

mendokumentasikan perubahan tingkah laku

subyek secara individual.

(4)

Apakah Perilaku itu?

Apakah Perilaku itu?

••

Peristilahan: aktivitas, aksi, kinerja, respon, dan reaksi

Peristilahan: aktivitas, aksi, kinerja, respon, dan reaksi

••

Sesuatu yang dikatakan atau dilakukan oleh seseorang

Sesuatu yang dikatakan atau dilakukan oleh seseorang

(Marthin & Pear,1999: 3)

(Marthin & Pear,1999: 3)

••

Tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan

Tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan

atau lingkungan

atau lingkungan

••

Perilaku yang teramati secara langsung (overt) dan

Perilaku yang teramati secara langsung (overt) dan

perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung

perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung

(covert)

(covert)

dapat diubah dengan teknik

dapat diubah dengan teknik--teknik modifikasi

teknik modifikasi

perilaku

(5)

••

Dalam penelitian SSR dikenal istilah “target

Dalam penelitian SSR dikenal istilah “target

behavior”

behavior”

••

I stilah target behavior untuk penelitian dalam

I stilah target behavior untuk penelitian dalam

modifikasi perilaku mencakup pikiran perasaan

modifikasi perilaku mencakup pikiran perasaan

atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur

atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur

atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur

atau perbuatan yang dapat dicatat dan diukur

••

Oleh karena itu, domain kognitif, psikomotor,

Oleh karena itu, domain kognitif, psikomotor,

dan afektif dalam taksonomi Bloom dapat

dan afektif dalam taksonomi Bloom dapat

dijadikan target behavior

(6)

Karakteristik Modifikasi Perilaku

Karakteristik Modifikasi Perilaku

••

Perilaku yang akan dimodifikasi didefinisikan dalam bentuk perilakuPerilaku yang akan dimodifikasi didefinisikan dalam bentuk perilaku yang teramati dan terukur (behavioral objective)

yang teramati dan terukur (behavioral objective)

••

Prosedur dan teknik intervensi yang dipilih diarahkan untukProsedur dan teknik intervensi yang dipilih diarahkan untuk

mengubah lingkungan agar mencapai perilaku yang diharapkan mengubah lingkungan agar mencapai perilaku yang diharapkan

••

Lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhiLingkungan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang (berupa benda,kejadian,manusia)

perilaku seseorang (berupa benda,kejadian,manusia) perilaku seseorang (berupa benda,kejadian,manusia) perilaku seseorang (berupa benda,kejadian,manusia)

••

Teknik modifikasi perilaku yang digunakan dapat diterapkan padaTeknik modifikasi perilaku yang digunakan dapat diterapkan pada lingkungan kehidupan sehari

lingkungan kehidupan sehari--hari (oleh banyak orang)hari (oleh banyak orang)

••

Berdasar pada prinsip psikologi belajar dan mengacu padaBerdasar pada prinsip psikologi belajar dan mengacu pada respondent conditioning dan operant conditioning

respondent conditioning dan operant conditioning

••

Berdasar pada pengetahuan ilmiah dan semua orang yang terkaitBerdasar pada pengetahuan ilmiah dan semua orang yang terkait dalam program modifikasi perilaku mempunyai tanggung jawab dalam program modifikasi perilaku mempunyai tanggung jawab yang sama
(7)

Kegiatan Utama

Kegiatan Utama

Proses Modifikasi Perilaku

Proses Modifikasi Perilaku

••

Mengidentifikasi masalah dan mendefinisikan dalam

Mengidentifikasi masalah dan mendefinisikan dalam

bentuk perilaku yang teramati & terukur (behavioral

bentuk perilaku yang teramati & terukur (behavioral

objective)

objective)

target behavior (perilaku sasaran) atau

target behavior (perilaku sasaran) atau

perilaku yang akan diubah atau variabel terikat

perilaku yang akan diubah atau variabel terikat

••

••

Menentukan level perilaku yang akan diubah sebelum

Menentukan level perilaku yang akan diubah sebelum

memberikan intervensi (base line)

memberikan intervensi (base line)

••

Memberikan intervensi

Memberikan intervensi

(8)

Jenis Ukuran Target Behavior

Jenis Ukuran Target Behavior

••

Frekuensi, Presentase, Rate, Durasi, Latensi, Magnitude

Frekuensi, Presentase, Rate, Durasi, Latensi, Magnitude

& Trial

& Trial

••

Frekuensi = number

Frekuensi = number

menunjukkan berapa kali suatu

menunjukkan berapa kali suatu

peristiwa terjadi pada periode waktu tertentu

peristiwa terjadi pada periode waktu tertentu

Contoh

Contoh

••

Berapa kali anak autis melakukan kontak mata kepada

Berapa kali anak autis melakukan kontak mata kepada

••

Berapa kali anak autis melakukan kontak mata kepada

Berapa kali anak autis melakukan kontak mata kepada

teman sekelasnya setiap lima menit selama belajar di

teman sekelasnya setiap lima menit selama belajar di

kelas

kelas

••

Berapa jumlah kosakata yang dibaca dengan benar

Berapa jumlah kosakata yang dibaca dengan benar

selama 10 menit

selama 10 menit

(9)

••

Persentase = Persen

Persentase = Persen

satuan ukuran variabel terikat

satuan ukuran variabel terikat

yang sering digunakan peneliti untuk mengukur perilaku

yang sering digunakan peneliti untuk mengukur perilaku

akademik & sosial, yaitu jumlah terjadinya suatu

akademik & sosial, yaitu jumlah terjadinya suatu

perilaku/ peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan

perilaku/ peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan

kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut kemudian

kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut kemudian

dikalikan dgn 100%

dikalikan dgn 100%

Contoh:

Contoh:

••

Berapa persen siswa mampu menjawab soal

Berapa persen siswa mampu menjawab soal

••

Berapa persen siswa mampu menjawab soal

Berapa persen siswa mampu menjawab soal

penjumlahan dengan benar (correct response) dari 20

penjumlahan dengan benar (correct response) dari 20

soal yang diberikan dalam waktu tertentu (60 menit)

soal yang diberikan dalam waktu tertentu (60 menit)

••

Jika siswa mampu menjawab 15 soal dengan benar

Jika siswa mampu menjawab 15 soal dengan benar

maka 15 dibagi 20 kali 100% sama dgn 75%

(10)

••

Rate hampir sama dengan frekuensi, yaitu bilangan yang menunjukkanRate hampir sama dengan frekuensi, yaitu bilangan yang menunjukkan banyaknya suatu kejadian dalam suatu periode waktu tertentu.

banyaknya suatu kejadian dalam suatu periode waktu tertentu.

••

Digunakan jika pengukuran dilakukan pada periode waktu yangDigunakan jika pengukuran dilakukan pada periode waktu yang berbeda

berbeda--beda. Mis.seorang peneliti mengamati terjadinya perilakubeda. Mis.seorang peneliti mengamati terjadinya perilaku stereotipe (menggosok

stereotipe (menggosok--gosok mata) pada ATN pada hari kesatu selamagosok mata) pada ATN pada hari kesatu selama 10 menit, hari kedua selama 7 menit, dan hari ketiga selama 8 menit. 10 menit, hari kedua selama 7 menit, dan hari ketiga selama 8 menit. Adapun terjadinya perilaku stereotipe tersebut selama 3 harimasing Adapun terjadinya perilaku stereotipe tersebut selama 3 harimasing--masing adalah 5,2,3 kali. Dengan demikian rate perilaku stereotipe ATN masing adalah 5,2,3 kali. Dengan demikian rate perilaku stereotipe ATN tsb adalah 10 dibagi 25 = 0,4 kali/ menit.

tsb adalah 10 dibagi 25 = 0,4 kali/ menit.

••

Perbedaan antara rate dgn frekuensi adalah pada cara menyajikanPerbedaan antara rate dgn frekuensi adalah pada cara menyajikan

••

Perbedaan antara rate dgn frekuensi adalah pada cara menyajikanPerbedaan antara rate dgn frekuensi adalah pada cara menyajikan datanya. Rate ditampilkan dalam bentuk banyaknya respon/ kejadian datanya. Rate ditampilkan dalam bentuk banyaknya respon/ kejadian pada setiap menit atau jam (satuan waktu), sedangkan data frekuensi pada setiap menit atau jam (satuan waktu), sedangkan data frekuensi biasanya disajikan dalam bentuk banyaknya respon atau kejadian dalam biasanya disajikan dalam bentuk banyaknya respon atau kejadian dalam total waktu tertentu.

total waktu tertentu.

••

Rate cocok digunakan jika peneliti ingin mengetahui seberapa seringRate cocok digunakan jika peneliti ingin mengetahui seberapa sering suatu kejadian itu terjadi

suatu kejadian itu terjadi

akan sangat berguna jika intervensinyaakan sangat berguna jika intervensinya ditujukan pada perilaku akademik dan sosial

ditujukan pada perilaku akademik dan sosial

Contoh:Contoh:

••

Judi 7 kali ke toilet / jam; Ali menyelesaikan 3 soal matematika/ menit;Judi 7 kali ke toilet / jam; Ali menyelesaikan 3 soal matematika/ menit; Joko melakukan tantrum 8 kali seminggu
(11)

••

Durasi

Durasi

berguna untuk mengetahui

berguna untuk mengetahui

berapa lama suatu kejadian/ menunjukkan

berapa lama suatu kejadian/ menunjukkan

berapa lama waktu seseorang melakukan

berapa lama waktu seseorang melakukan

suatu perilaku (on task)

suatu perilaku (on task)

Contoh:

Contoh:

••

Badu duduk di bangku selama 30 menit;

Badu duduk di bangku selama 30 menit;

Ali mengerjakan soal matematika 20

Ali mengerjakan soal matematika 20

menit; Joko melakukan tantrum selama 45

menit; Joko melakukan tantrum selama 45

menit

(12)

••

Latensi

Latensi

menunjukkan waktu yang

menunjukkan waktu yang

diperlukan seseorang untuk melakukan

diperlukan seseorang untuk melakukan

perilaku tertentu (behavior) setelah

perilaku tertentu (behavior) setelah

mendapatkan stimulus

mendapatkan stimulus

Contoh

Contoh

••

Berapa menit Ani berhenti melakukan

Berapa menit Ani berhenti melakukan

••

Berapa menit Ani berhenti melakukan

Berapa menit Ani berhenti melakukan

tantrum setelah gurunya meminta dia

tantrum setelah gurunya meminta dia

untuk berhenti dengan mengatakan “Ani

untuk berhenti dengan mengatakan “Ani

jangan marah, mari kita bermain!”

(13)

••

Magnitude

Magnitude

merupakan satuan ukuran

merupakan satuan ukuran

yang menunjukkan kualitas suatu respon.

yang menunjukkan kualitas suatu respon.

••

Respon adalah suatu kegiatan tertentu

Respon adalah suatu kegiatan tertentu

yang dapat diukur kualitasnya dgn satuan

yang dapat diukur kualitasnya dgn satuan

tertentu baik menggunakan alat ukur

tertentu baik menggunakan alat ukur

tertentu baik menggunakan alat ukur

tertentu baik menggunakan alat ukur

tertentu maupun tidak

tertentu maupun tidak

Contoh

Contoh

••

Berat badan Tono 45 kg; Tinggi badan

Berat badan Tono 45 kg; Tinggi badan

Rina 160 cm

(14)

••

Trial

Trial

merupakan ukuran variabel terikat yang

merupakan ukuran variabel terikat yang

menunjukkan banyaknya kegiatan (trial) untuk mencapai

menunjukkan banyaknya kegiatan (trial) untuk mencapai

suatu kriteria yang telah ditentukan.

suatu kriteria yang telah ditentukan.

••

Jenis ukuran ini cocok untuk digunakan pada penelitian

Jenis ukuran ini cocok untuk digunakan pada penelitian

yang intervensinya merupakan pengajaran praktek atau

yang intervensinya merupakan pengajaran praktek atau

mengikuti suatu kriteria tertentu.

mengikuti suatu kriteria tertentu.

••

Misalnya, Guru mengajarkan keterampilan koordinasi

Misalnya, Guru mengajarkan keterampilan koordinasi

mata dan tangan pada ATG untuk memasukan bola ke

mata dan tangan pada ATG untuk memasukan bola ke

••

Misalnya, Guru mengajarkan keterampilan koordinasi

Misalnya, Guru mengajarkan keterampilan koordinasi

mata dan tangan pada ATG untuk memasukan bola ke

mata dan tangan pada ATG untuk memasukan bola ke

dalam keranjang. Kriteria ketr.melempar bola dianggap

dalam keranjang. Kriteria ketr.melempar bola dianggap

berhasil jika dapat memasukkan bola dalam keranjang

berhasil jika dapat memasukkan bola dalam keranjang

sebanyak 10 kali.

sebanyak 10 kali.

••

Toni dapat memasukan bola ke dalam keranjang 5 kali

Toni dapat memasukan bola ke dalam keranjang 5 kali

pada sesi satu, sesi ke

pada sesi satu, sesi ke--2,3, dan 4 masing

2,3, dan 4 masing--masing

masing

6,5,dan 10 kali, maka trial yang dicapai Toni adalah

6,5,dan 10 kali, maka trial yang dicapai Toni adalah

5,6,5, dan 10 masing

(15)

Sistem Pencatatan Data

Sistem Pencatatan Data

••

Pencatatan Otomatis

Pencatatan Otomatis

dgn menggunakan alat teknologi

dgn menggunakan alat teknologi

modern (sistem komputerisasi)

modern (sistem komputerisasi)

hasilnya lebih akurat,

hasilnya lebih akurat,

tidak mengalami human eror, lebih singkat, dapat diolah

tidak mengalami human eror, lebih singkat, dapat diolah

dengan mudah

dengan mudah

Contoh: detak jantung sbg parameter

Contoh: detak jantung sbg parameter

tingkat kecemasan, reaksi otot, & kekuatan otot

tingkat kecemasan, reaksi otot, & kekuatan otot

••

Pencatatan dengan Produk Permanen

Pencatatan dengan Produk Permanen

dilakukan thd

dilakukan thd

target behavior yang diahsilkan oleh subyek dimana

target behavior yang diahsilkan oleh subyek dimana

target behavior yang diahsilkan oleh subyek dimana

target behavior yang diahsilkan oleh subyek dimana

datanya secara langsung berada pada dokumen

datanya secara langsung berada pada dokumen

tersebut. Misalnya menjawab soal melalui LKS,

tersebut. Misalnya menjawab soal melalui LKS,

menyelesaikan potongan puzle yang benar & salah

menyelesaikan potongan puzle yang benar & salah

••

Pencatatan dengan Observasi Langsung: adalah

Pencatatan dengan Observasi Langsung: adalah

pencatatan data target behavior pada saat kejadian atau

pencatatan data target behavior pada saat kejadian atau

perilaku terjadi

perilaku terjadi

Jenisnya:

Jenisnya: Pencatatan kejadian, durasi,

Pencatatan kejadian, durasi,

latensi, interval, dan sampel waktu

(16)

Pencatatan Kejadian

Pencatatan Kejadian

menghitung frekuensi dengan cara memberika tanda pada kertas yg menghitung frekuensi dengan cara memberika tanda pada kertas yg telah disiapkan setiap kejadian/ perilaku terjadi sampai dgn periode telah disiapkan setiap kejadian/ perilaku terjadi sampai dgn periode

waktu yg ditentukan waktu yg ditentukan

Nama Siswa : Toni

Pengamat : Burhan

Target Behavior (TB) : Memukul teman

Tgl

Tgl WaktuWaktu Start

Start -- stopstop

Tally terjadinya Tally terjadinya

TB TB

Total Kejadian Total Kejadian

15 Jan 2005

15 Jan 2005 10: 0010: 00 -- 10: 2010: 20 llllllllll 55

16 Jan 2005

(17)

Pencatatan Durasi

Pencatatan Durasi

pencatatan ttg berapa lama suatu kejadian atau TB terjadi

pencatatan ttg berapa lama suatu kejadian atau TB terjadi

Nama Subyek : I rfan

Pengamat : Efendi

Target Behavior : Menggosok-gosok mata pada ATN

Tgl (sesi)

Tgl (sesi) WaktuWaktu DurasiDurasi --MenitMenit Mulai

Mulai SelesaiSelesai 20

20--99--20052005 07.1507.15 07.1707.17 22 21

21--99--20052005 08.0008.00 08.0508.05 55 22

22--99--20052005 07.2007.20 07.2407.24 44 23

(18)

Pencatatan Latensi

Pencatatan Latensi

pencatatan ttg berapa lama waktu yang diperlukan subyek untuk pencatatan ttg berapa lama waktu yang diperlukan subyek untuk

memulai suatu perilaku setelah mendapat stimulus memulai suatu perilaku setelah mendapat stimulus

Nama Subyek : I ra

Pengamat : Efendi

Target Behavior : Duduk di kursi Perintah : I ra,duduklah!

Sesi

Sesi

Waktu

Waktu

Latensi

Latensi

Pemberian

Pemberian

stimulus

stimulus

Mulai

Mulai

merespon

merespon

1

1

10: 15

10: 15

10: 20

10: 20

5 mn

5 mn

2

2

07: 30

07: 30

07: 35

07: 35

5 mn

5 mn

3

(19)

Pencatatan I nterval

Pencatatan I nterval

cara yang dilakukan dengan membagi periode waktu observasi ke dlm cara yang dilakukan dengan membagi periode waktu observasi ke dlm

interval waktu yg lebih kecil dan mencatat kejadian yg terjadi pada interval waktu yg lebih kecil dan mencatat kejadian yg terjadi pada

setiap interval waktu tsb setiap interval waktu tsb

I nterval yg digunakan umumnya 10’’,15’’ s/ d 30’’ I nterval yg digunakan umumnya 10’’,15’’ s/ d 30’’ Nama Subyek : Agus Pengamat: Efendi Tanggal : 12 Juli 2005

Perilaku : Memukul-mukul kepala Waktu : 10: 15 - 10: 20 Total : 5 Menit Kode : Occurrence (o)

Nonoccurrance (x)

15”

15” 15”15” 15”15” 15”15”

1’

1’ oo oo xx xx

2’

2’ xx xx oo oo

3’

3’ xx oo oo oo

4’

4’ oo oo xx xx

5’

5’ xx oo xx oo

(20)

Penentuan Pencatatan Data

Penentuan Pencatatan Data

••

Apakah perilaku yang akan diukur/ dicatat berkaitan

Apakah perilaku yang akan diukur/ dicatat berkaitan

ddgn dimensi waktu/ jumlah?

ddgn dimensi waktu/ jumlah?

••

Jika memiliki dimensi jumlah, apakah berupa data

Jika memiliki dimensi jumlah, apakah berupa data

dikrit/ kontinyu?

dikrit/ kontinyu?

dikrit/ kontinyu?

dikrit/ kontinyu?

••

Jika data deskret, gunakan pencatatan kejadian,

Jika data deskret, gunakan pencatatan kejadian,

sedangkan data kontinyu, gunakan pencatatan interval

sedangkan data kontinyu, gunakan pencatatan interval

••

Untuk dimensi waktu, jika yang dihitung lamanya

Untuk dimensi waktu, jika yang dihitung lamanya

melakukan perilaku, gunakan pencatatan durasi @ jika

melakukan perilaku, gunakan pencatatan durasi @ jika

pengukuran dilakukan dari saat munculnya stimulus s/ d

pengukuran dilakukan dari saat munculnya stimulus s/ d

saat melakukan perilaku gunakan pencatatan latensi

(21)

••

Desain penelitian eksperimen secara garis besar dapat dibedakanDesain penelitian eksperimen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: desain kelompok (group design) dan menjadi dua kelompok, yaitu: desain kelompok (group design) dan desain subyek tunggal (single subject design)

desain subyek tunggal (single subject design)

••

Desain kelompok memfokuskan pada data yg berasal dari kelompokDesain kelompok memfokuskan pada data yg berasal dari kelompok individu yang digunakan untuk membanding kinerja (performance) individu yang digunakan untuk membanding kinerja (performance) antar kelompok individu yg pada umumnya menggunakan analisis antar kelompok individu yg pada umumnya menggunakan analisis data skor rata

data skor rata--rata (mean) dari variabel terikat yang ditelitirata (mean) dari variabel terikat yang diteliti

DESAI N SSR

DESAI N SSR

data skor rata

data skor rata--rata (mean) dari variabel terikat yang ditelitirata (mean) dari variabel terikat yang diteliti

••

Desain subyek tunggal memfokuskan pada data individu sebagaiDesain subyek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai subyek penelitian

subyek penelitian

penggunaan skor individu lebih utama daripadapenggunaan skor individu lebih utama daripada skor rata

skor rata--rata kelompokrata kelompok

pengukuran target behavior dilakukanpengukuran target behavior dilakukan berulang

berulang--ulang dengan periode waktu tertentuulang dengan periode waktu tertentu (perminggu/ hari/ jam)

(perminggu/ hari/ jam)

••

Perbandingan tidak dilakukan antar individu atau kelompok tetapiPerbandingan tidak dilakukan antar individu atau kelompok tetapi dibandingkan pada subyek yang sama dalam kondisi yang berbeda dibandingkan pada subyek yang sama dalam kondisi yang berbeda (kondisi base line & intervensi)
(22)

DESI GN

••

DESAI N REVERSAL

DESAI N REVERSAL

••

DESAI N MULTI PLE

DESAI N MULTI PLE

BASELI NE

BASELI NE

••

Desain A

Desain A –

– B

B

••

Desain A

Desain A –

– B

B –

– A

A

••

Desain A

Desain A –

– B

B –

– A

A –

– B

B

BASELI NE

BASELI NE

••

Cross condition

Cross condition

••

Cross Variables

Cross Variables

(23)

PROSEDUR PENELI TI AN DG DI SAI N A

PROSEDUR PENELI TI AN DG DI SAI N A--B

B

TAWNEY & GAST (SUNANTO,2005: 58) TAWNEY & GAST (SUNANTO,2005: 58)

••

Mendefinisikan target behavior sebagai perilaku yang dapat diukurMendefinisikan target behavior sebagai perilaku yang dapat diukur secara akurat

secara akurat

••

Melaksanakan pengukuran dan pencatatan data pada kondisiMelaksanakan pengukuran dan pencatatan data pada kondisi baseline (A) secara kontinyu sekurang

baseline (A) secara kontinyu sekurang--kurangnya 3 atau 5 kali (ataukurangnya 3 atau 5 kali (atau sampai trend dan level data diketahui secara jelas)

sampai trend dan level data diketahui secara jelas) sampai trend dan level data diketahui secara jelas) sampai trend dan level data diketahui secara jelas)

••

Memberikan intervensi (B) setelah kondisi baseline stabilMemberikan intervensi (B) setelah kondisi baseline stabil

••

Melakukan pengukuran target behavior pada kondisi intervensi (B)Melakukan pengukuran target behavior pada kondisi intervensi (B) secara kontinyu selama periode waktu tertenntu sampai trend dan secara kontinyu selama periode waktu tertenntu sampai trend dan level data menjadi stabil

level data menjadi stabil

••

Menghindari mengambil kesimpulan adanya hubungan fungsionalMenghindari mengambil kesimpulan adanya hubungan fungsional (sebab akibat) antara variabel terikat dan variabel bebas
(24)

ANALISIS DATA

ANALISIS DATA

Penelitian dengan subyek/kasus tunggal

menggunakan statistik deskriptif yang

(25)
(26)

KOMPONEN ANALISIS DATA

KOMPONEN ANALISIS DATA

Analisis data dengan `metode analisis visual` ada

beberapa perhatian :

* Banyak skor tiap kondisi

* Banyaknya variabel terikat (yang ingin

diubah)

* Tingkat stabilitas dan perubahan level

data dalam suatu kondisi atau antar kondisi

* Arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi

Analisis data dengan `metode analisis visual` ada

beberapa perhatian :

* Banyak skor tiap kondisi

* Banyaknya variabel terikat (yang ingin

diubah)

* Tingkat stabilitas dan perubahan level

data dalam suatu kondisi atau antar kondisi

(27)

ANALISIS DALAM KONDISI

ANALISIS DALAM KONDISI

80 60 40 20 0 100 75 50 25 0

Grafik 1

a b

Baseline dgn stabilitas Beda

0 8 6 4 2 0 40 30 20 10 0 0

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

S E S I S E S I

H A R I

H A R I

(28)

ANALISIS DALAM KONDISI

ANALISIS DALAM KONDISI

Dari Grafik 1 :

Grafik a menunjukkan 5 data yang stabil. Rentang skornya secara konsisten berada antara 30 % dan 40 % dari meannya. konsisten berada antara 30 % dan 40 % dari meannya.

( data baseline – indikasi intervensi dapat dimulai)

* Grafik b menampilkan data yang tidak stabil

( pilihan: melanjutkan sampai ` stabil` atau mencari penyebab

ketidakstabilan data)

* Grafik c dan d menunjukkan data baseline yang stabil

(29)

ANALISIS DALAM KONDISI

ANALISIS DALAM KONDISI

4 3 2 1 0 80 60 40 20 0

Grafik 2

a

b

Grafik dg Variabilitas Tinggi

0 20 15 10 5 0 80 60 40 20 0 0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 S R J S R J S 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

H A R I H A R I

S E S I

S E S I

(30)

ANALISIS DALAM KONDISI

ANALISIS DALAM KONDISI

[image:30.773.32.743.46.544.2]

Dari Grafik 2 :

Grafik a menunjukkan data baseline dimana pada sesi-sesi aw al bervariasi dan selanjutnya menjadi stabil

( mungkin subyek belum beradaptasi dengan tugas)

* Grafik b menampilkan kondisi baseline dimana pada sesi-sesi aw al stabil dan selanjutnya tidak stabil/ bervariasi

( diperkirakan setelah melakukan tugas, subyek terganggu ( diperkirakan setelah melakukan tugas, subyek terganggu dan mempengaruhi kondisi, mis: sakit, akibat eksternal,dll)

Grafik c menunjukkan data baseline yang tingkat variasinya cukup tinggi dan kecenderungan (trend) arahnya menaik

( dicari penyebab ketidakstabilan data dan melanjutkan

pengukuran pada fase baseline sampai diperoleh data stabil)

Grafik d menunjukkan data baseline yang tidak biasa ditemukan dalam penelitian subyek tunggal.

( adanya siklus yang teratur dimana pada hari dan sesi

(31)
[image:31.773.30.747.35.533.2]

ANALISIS ANTAR KONDISI

ANALISIS ANTAR KONDISI

Grafik 3

Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi

Untuk memulai analisis perubahan antar kondisi, data yang stabil harus mendahului kondisi yang akan dianalisis.

a b

(32)
[image:32.773.29.747.41.550.2]

ANALISIS ANTAR KONDISI

ANALISIS ANTAR KONDISI

Grafik 3

c d

Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi

e

c d

Grafik c menunjukkan perubahan level stabilitas yang cukup tinggi ( dari level rendah ke tinggi) : efektifitas intervensi meningkatkan …

Grafik d sama dengan grafik c, tetapi berbeda dalam hal perubahn levelnya ( dari tinggi ke rendah) : Efektifitas intervensi menurunkan..

Grafik e menunjukkan tidak adanya perubahan level antara dua kondisi ( baseline A dan I ntervensi B mempunyai efek sama) . Maka perlu memberi intervensi yang baru, misalnya intervensi BC,…

(33)
[image:33.773.27.749.31.551.2]

ANALISIS ANTAR KONDISI

ANALISIS ANTAR KONDISI

Grafik 3

f g

Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi

h

f g

Grafik f s- d l adalah trend yang sering terjadi pada penelitian dengan subyek tunggal.

Grafik f menunjukkan bahw a trend berubah secara berlaw anan dengan baseline setelah intervensi diberikan.

Grafik g menunjukkan trend yang berhenti setelah intervensi diberikan.

Grafik h memperlihatkan bahw a terjadi trend yang meningkat setelah intervensi diberikan.

(34)
[image:34.773.30.750.37.545.2]

ANALISIS ANTAR KONDISI

ANALISIS ANTAR KONDISI

Grafik 3

i j

Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi

k l

i j

Grafik i memperlihatkan tidak adanya perubahan trend

setelah di intervensi ( kemiringan grafik baseline =

intervensi) =

grafik e

Grafik j,k,l menunjukkan adanya perubahan trend dan

diikuti perubahan level setelah diberikan intervensi. Kondisi

baseline stabil dan setelah intervensi: grafik j - menurun,

grafik k – mendatar, grafik l – menaik.

(35)

ANALISIS ANTAR KONDISI

ANALISIS ANTAR KONDISI

Grafik 4

a

b

Perubahan Kecenderungan Arah Antar Kondisi

c

Grafik a menunjukkan perubahan level yang sementara

Grafik b menunjukkan tidak adanya perubahan level yang sementara

[image:35.773.29.748.34.548.2]
(36)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

CONTOH

CONTOH

(37)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Komponen analisis visual untuk dalam kondisi :

1. Panjang Kondisi

1. Panjang Kondisi

2. Estimasi Kecenderungan Arah

3. Kecenderungan Stabilitas

4. Jejak Data

5. Level Stabilitas dan Rentang

(38)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Ju

m

la

h

T

a

lk

-O

u

t

s

24 22 20 18 16 14

Baseline (A) I ntervensi (B)

J u m la h T a lk 12 10 8 6 4 2 0

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

( GRAFI K UNTUK CONTOH ANALI SI S)

(39)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Langkah ke 1

Kondisi

: Beri huruf kapital

Misalnya A untuk baseline & B untuk intervensi, dst.

Langkah ke 2

Menentukan panjang kondisi

, panjang interval yang menunjukkan ada berapa sesi dalam kondisi tersebut.

Pada contoh grafik: baseline A ada 8 sesi

interval B ada 13 sesi

Jadi : Kondisi A/ 1 B/ 2

(40)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Langkah ke 3

Estimasi kecenderungan arah

dengan metode belah dua ( split-middle)

Langkah 1 : Bagilah data pada fase baseline menjadi dua bagian

Langkah 2a : Dua bagian kanan dan kiri juga dibagi menjadi dua bagian Langkah 2a : Dua bagian kanan dan kiri juga dibagi menjadi dua bagian

Langkah 2b : Tentukan posisi median dari masing- masing belahan

Langkah 3 : Tariklah garis sejajar dengan absis ( sumbu X) yang meng

hubungkan titik temu antara ( 2a) dengan ( 2b) .

Dengan memperhatikan pada garis ( 3) maka diketahui bahw a pada fase baseline ( A) arah trendnya menaik dan pada fase intervensi arah

trendnya menurun

Kondisi A/ 1 B/ 2

Estimasi Kecenderungan Arah

(41)

CONTOH CONTOH

ANALISIS VISUAL ANALISIS VISUAL DALAM KONDISI DALAM KONDISI Ju m la h T a lk -O u t s 24 22 20 18 16

Baseline (A) I ntervensi (B)

Langkah ke 3

Estimasi kecenderungan arah dengan

Metode belah dua (Split- Middle)

2a 1 2a

3 1 2a J u m la h T a lk -O u ts 16 14 12 10 8 6 4 2 0

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

H A R I

2b 2a

2b 2b

(42)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Langkah ke 4

Kecenderungan Stabilitas

, ( hal ini digunakan stabilitas 15 % ) Skor Kriteria Rentang

tertinggi X stabilitas = Stabilitas

20 X 0,15 = 3,0 20 X 0,15 = 3,0

Hitung mean level, cara:

data baseline : 18+ 20+ 16+ 14+ 18+ 18+ 16+ 19 = 139

139 : 8 = 17,35 ( Mean Level)

Batas atas : Mean level + ( 0,5Xrentang stabilitas)

17,35 + 1,5 = 18,85

Batas baw ah : Mean level - ( 0,5 X rentang stabilitas)

(43)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Kecenderungan Stabilitas, ( hal ini digunakan stabilitas 15 % )

banyak data point banyak persentase

yang ada dalam : data point = stabilitas

rentang rentang

5 : 8 = 62,5 %

Jika persentase stabilitas sebesar 85 % - 90 % dikatakan stabil

Sedangkan fase baseline diperoleh 62,5 % , maka :

(44)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Langkah ke 5

Kecenderungan jejak data

Sama denga kecenderungan arah, namun pada fase intervensi ( B) pada sesi 9 - 15 menurun dan sesi 16 - 21 cenderung mendatar

Kondisi A/ 1 B/ 2

Kecenderungan Jejak

( - )

(45)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Langkah ke 6

Level stabilitas dan rentang

Fase baseline ( A) datanya variabel atau tidak stabil rentangnya 14 - 20

Fase intervensi ( B) datanya stabil & rentangnya 0 - 15

Kondisi A/ 1 B/ 2

Level stabilitas Variabel/ tidak stabil Stabil

(46)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL

ANALISIS VISUAL

DALAM KONDISI

DALAM KONDISI

Langkah ke 7

Level Perubahan

Tandai data pertama ( hari ke 1) dan data terakhir ( hari ke 8) pada fase baseline. Hitung selisih antara kedua data dan tentukan arahnya menaik atau menurun dan beri tanda ( + ) bila membaik dan ( - ) bila memburuk dan ( = ) bila tidak ada perubahan.

dan ( = ) bila tidak ada perubahan.

data yang besar - data yang kecil = persentase

( hari ke 8) ( hari ke 1)

19 - 18 = 1

Dengan demikian , level perubahan data adalah :

Kondisi A/ 1 A/ 2

Level perubahan 19 - 18 - 12 - 2

(47)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL DALAM KONDISI

ANALISIS VISUAL DALAM KONDISI

RANGKUMAN

Kondisi A/ 1 B/ 2

1. Panjang Kondisi 8 13

2. Estimasi Kecenderungan

Arah ( - ) ( + )

Arah

3. Kecenderungan Stabilitas Variabel/ tidak stabil stabil

5. Level Stabilitas Variabel/ tidak stabil Stabil & Rentang ( 14 - 20 ) ( 0 – 15 )

19 - 18 12 - 2

6. Perubahan Level ( -1) ( + 10) ( - ) ( + )

(48)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL ANTAR KONDISI

ANALISIS VISUAL ANTAR KONDISI

Langkah ke 1

Perbandingan kondisi B1 / A1

2 : 1

JUMLAH VARI ABEL YANG DI UBAH

Kondisi baseline ( A) ke I nterval ( B) adalah 1

Langkah ke 2 Langkah ke 2

Perubahan Kecenderungan Arah

B1 / A1

( 2 : 1)

( - ) ( + )

(49)

CONTOH

CONTOH

ANALISIS VISUAL ANTAR KONDISI

ANALISIS VISUAL ANTAR KONDISI

RANGKUMAN

Kondisi Yang B/ 1

dibandingkan A/ 1 ( 2 : 1) 1. Panjang Kondisi

2. Jumlah Variabel 1

3. Perubahan Arah & Efeknya

5. Perubahan Stabilitas Variabel ke stabil

18 - 12 6. Perubahan Level + 6

7. Persentase Overlap 7.69 %

( - ) ( + )

( = )

Gambar

Grafik   1Baseline dgn stabilitas Beda
Grafik   2Grafik dg Variabilitas Tinggi
Grafik  amenunjukkan data baseline dimana pada sesi-sesi awal bervariasi
Grafik   3Perubahan Kecenderungan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh manakah peran kepala sekolah menjalankan tugas supervisi pendidikan untuk meningkatkan mutu guru di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta3.

dan Sumatera Barat) yang berperan penting dalam meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia. Hasil dari wawancara kami menunjukkan bahwa hanya

Hasil dari kajian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa kajian kebutuhan listrik didapat pada penyulang terdekat memiliki beban puncak sebesar 4,16 MW;

Langkah-langkah analisis meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) siswa minat belajar matematika tinggi dapat

Indikasi diberikan terapi rehabilitasi medik berupa kemunduran muskuloskeletal (penurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan ketahanan otot, keterbatasan rentang gerak sendi serta

Interaksi sosial dapat dikatakan sebagai suatu hubungan atau komunikasi yang terjadi antar individu atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.

Pada kenyataannya Hubungan Internasional tidak terbatas hanya pada hubungan antar negara saja, tetapi juga merupakan hubungan antar individu dengan kelompok

Namun, VO2max umumnya tidak berubah secara linier dengan massa tubuh, baik antar individu dalam suatu spesies atau di antara spesies, sehingga perbandingan