• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang - Ciburuy setelah pengoperasian jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang - Ciburuy setelah pengoperasian jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

CURICULUM VITAE

Nama : Arif Rahman, ST.

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 5 Januari 1989 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Nikah

No.HP : 083820343119

E-mail : planology09arif@gmail.com

(4)

Pendidikan Formal

Jenjang Pendidikan Tahun Lulus Keterangan

SD Negeri RAMA 2 1995 - 2001 Tamat dan Berijazah

SMP Negeri 1 Cipatat 2001 - 2004 Tamat dan Berijazah

SMK Taruna Mandiri 2004 - 2007 Tamat dan Berijazah

UNIVERSITAS KOMPUTER

INDONESIA (UNIKOM) 2009 - 2013 Tamat dan Berijazah

Pengalaman Organisasi

Nama Organisasi Jabatan Periode

Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK)

Anggota Divisi Olahraga 2009 - 2013

SENAT Mahasiswa UNIKOM

Koordinator Jurusan Perencanaan Wilayah dan

Kota

2010 - 2011

Pengalaman Kerja/Proyek

a) SPIP Bitung Tahun 2011 – 2031

b) Rencana Jaringan Transportasi Jalan Kabupaten Bekasi Tahun 2012 – 2032 c) Penyediaan Prasarana dan Sarana di Permukiman Kota Bekasi Tahun 2012 –

2032

(5)
(6)

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KEGIATAN RUMAH MAKAN DI JALAN

PADALARANG - CIBURUY SETELAH PENGOPERASIAN JALAN TOL

CIPULARANG (CIKAMPEK, PURWAKARTA, PADALARANG)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tugas Akhir (TA) Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh :

Arif Rahman

1.06.09.009

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W, yang senantiasa menjadi ilham dalam tiap arah pekerjaan.

Laporan Tugas Akhir dengan judul “IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KEGIATAN RUMAH MAKAN DI JALAN PADALARANG - CIBURUY SETELAH PENGOPERASIAN JALAN TOL CIPULARANG (CIKAMPEK, PURWAKARTA, PADALARANG)” ini merupakan salah satu syarat kelulusan Mata kuliah Tugas Akhir, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan adanya usaha serta do’a dari penulis maupun dari pihak-pihak lainnya. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih dengan hati yang tulus kepada :

1. Ibunda tercinta (Nining Rodiah) sumber ketulusan doa, mata air, cinta dan kasih sayang yang hangat dan murni;

2. Ayahanda Tercinta (Asep Mahmud) yang telah mencurahkan segala kasih sayang, perhatian dan dukungan lahir dan batin kepada penulis;

3. Adik-adik dan kakak-kakak yang selalu memberikan dorongan, motifasi, dukungan dan do’a selama ini;

4. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia;

5. Prof. Dr. Ir Denny Kurniadie, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer;

(8)

iii

7. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir.,MT., selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan dan dukungan serta semangat sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan;

8. Bapak Tatang Suheri, ST.,MT., selaku Wali kelas serta dosen yang telah membimbing dan memberi masukan dan dukungan sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan;

9. Ibu Dr. Ir. Lia Warlina, M. Sc., selaku dosen penguji dalam pelaksanaan sidang ujian yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam memperbaiki laporan Tugas Akhir ini.

10.

Inti sari, yang telah menemani dengan rasa sabar dalam suka dan duka serta tidak pernah lelah memberikan semangat dan do’a kepada penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini;

11.Sahabat Penulis angkatan 2009; Achmad Alvan Rifai, Ahmad Syarif, Andy Andrean, Angga Sastranegara, Amboday Bolo Boli, Bhuna Hunam, Chriys Tommy, Christian EE Dura, Candra Setiawan, Deni Supriatna, Ifan M Sofyan, Jakomina Meiske Muabuay, Mifartz Fadiz, Margarida MGL Soares, Ridho Agustian, Rizal Purnama Nugraha, Salim Derlen, Sahal Abdul Fatah, Laode Ismail Munajad, Yogi Destriansyah, Marianus B. Raja Kappa (alm). Terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang indah dan menyenangkan selama ini, semoga persahabatan kita tidak akan pernah putus;

12.Teman teman sepembimbing (Achmad Alvan Rifai, Andy Andrean, Yudi Supriatna). Terimakasih telah mengajarkan arti semangat berusaha sampai titik akhir perang. Bergetar rasa salutku kepada semangat kalian.

13.Teh Vitri yang selalu hadir di Sekretariat Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota terima kasih sudah memberikan kemudahan dalam mengurusi surat-surat izin;

14.Keluarga Besar Bapak H. Suwanda yang bersedia menerima penulis menempati kediamannya selama dua bulan terakhir dan memberikan rasa kekeluargaan yang sangat hangat;

(9)

iv

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis sadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, Banyak keterbatasan-keterbatasan baik dalam penyajian maupun dalam penulisannya. Untuk itu penulis dengan senang hati akan menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk dijadikan acuan didalam penyempurnaan penulisan Tugas Akhir nanti.

Bandung, Agustus 2013

(10)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan dan Sasaran... 2

1.4 Ruang Lingkup Studi... 3

1.4.1 Lingkup Wilayah ... 3

1.4.2 Lingkup Materi... 3

1.4.3 Lingkup Waktu... 4

1.5 Metodologi Penelitian... 4

1.5.1 Metode Pengumpulan Data... 4

1.5.2 Metode Analisis... 5

1.6 Bagan Alir Penelitian...6

1.7 Sistematika Penelitian...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi...8

2.1.1 Hubungan Sistem Kegiatan dengan Sistem Pergerakan... 10

2.1.2 Hubungan Sistem Pergerakan dengan Sistem Jaringan...10

2.1.3 Hubungan Sistem Kegiatan dengan Sistem jaringan...10

2.1.4 Pengaruh Pergerakan dalam Aktivitas...11

2.2 Dampak Jalan Tol... 11

2.2.1 Dampak Positif... 11

(11)

vi

2.3 Kegiatan Rumah Makan... 12

2.3.1 Pengertian Rumah Makan... 12

2.3.2 Kriteria Pemilihan Lokasi Rumah Makan... 13

2.3.3 Tipe Lokasi Rumah Makan... 13

2.3.4 Pola Lokasi Kegiatan Fasilitas Rumah makan... 15

BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Profil Jalan Padalarag-Ciburuy... 16

3.1.1 Profil Kondisi Fisik Jalan Padalarang-Ciburuy... 16

3.1.2 Profil Lalu Lintas………... 17

3.2 Profil Kegiatan Rumah Makan... 18

3.2.1 Jumlah Rumah Makan Berdasarkan Awal Tahun Berdiri... 18

3.2.2 Hari dan Waktu Puncak Pengunjung Rumah Makan... 19

3.2.3 Persepsi Pemilik Rumah Makan/ Responden tentang Pengunjung Rumah Makan setelah Beroperasinya Jalan Tol Cipularang... 20

3.3 Profil Pengunjung Rumah Makan……... 21

3.3.1 Asal Perjalaan Pengunjung Rumah Makan di Jalan Padalarang-Ciburuy...21

3.3.2 Tujuan Perjalaan Pengunjung Rumah Makan di Jalan Padalarang- Ciburuy...23

3.3.3 Maksud Perjalaan Pengunjung Rumah Makan di Jalan Padalarang-Ciburuy...24

3.3.4 Intensitas Pengunjung Rumah Makan di Jalan Padalarang- Ciburuy...25

(12)

vii

BAB IV ANALISIS KEGIATAN RUMAH MAKAN DI JALAN

PADALARANG –CIBURUY SETELAH PENGOPERASIAN JALAN TOL CIPULARANG (CIKAMPEK, PURWAKARTA,

PADALARANG)

4.1 Analisis Perkembangan Jumlah Rumah Makan

Sebelum dan setelah Pengoperasian Jalan Tol Cipulara... 28 4.2 Analisis Karakteristik Pengunjung Rumah Makan

di Jalan Padalarang-Ciburuy Setelah Pengoperasian

Jalan Tol Cipularang... 33

BAB V PENUTUP

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Tugas Akhir

 Tresnaningrum, Syifaa (2010). Studi Dampak Pembangunan Jalan Tol Cipularang Terhadap Terciptanya Guna Lahan Perdagangan dan Jasa Disekitar Jalan Terusan

Pintu Tol Pasteur Kota Bandung. Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung

 Andrew Kesume, V.F 2004 (2004). Pengaruh Pembangunan Jalan Tol Cipularang ( Purwakarta-Padalarang) Terhadap Kinerja Jalan Arteri

Cikampek-Padalarang. Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung

 Mauliena, reziana (2006). Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Restoran Pada Lokasi Khas di Bandung Utara. Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung

 Siahaan, Tresna L M.dkk (1996). Distribusi Fasilitas Hotel, Tempat Makan, dan Tempat Belanja Dalam Tata Ruang Kota Yogyakarta. PA Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung

 Ashari, Muttaqien (1997). Identifikasi Karakteristik Permintaan dan Penyediaan Kegiatan Perdagangan. Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung

 Alrahman, Wiriya (1989). Identifikasi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengelompokan Kegiatan Perdagangan Jeans di Jalan Cihampelas Kota Bandung.

Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung

 Marsy, Maringan MM, 2003, Ekonomi Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta

Peraturan Perundangan

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004, Tentang Jalan  Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2005, Tentang Jalan Tol

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran. Selain itu dibahas pula ruang lingkupnya yang meliputi ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi dan ruang lingkup waktu, serta dipaparkan pula metodologi penelitian yang digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.

1.1

Latar Belakang

Peranan investasi infrastuktur transportasi sebagai suatu generator pertumbuhan ekonomi telah menjadi perhatian sejak lama, baik bagi perencanaan maupun pengambilan kebijakan. Salah satu bentuk investasi transportasi di antaranya adalah melalui pembangunan jalan tol.

Di awal pengoperasian jalan tol biasanya aktivitas di sepanjang koridor jalan yang lama terpengaruh dengan beralihnya para pengguna jalan lama ke jalan tol. Kegiatan yang terpengaruh dengan pengoperasian jalan tol di antaranya adalah kegiatan rumah makan. Kondisi ini juga terjadi di Jalan Padalarang-Ciburuy akibat pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang).

(15)

2

1.2

Perumusan Masalah

Pembangunan Jalan Tol Cipularang merupakan perubahan sistem jaringan yang secara langsung meningkatkan akses Kota Bandung. Oleh karena itu, pembangunan suatu jaringan jalan baru (Jalan Tol Cipularang) banyak merubah pola pergerakan dari dan menuju Kota Bandung. Hal ini juga dapat memengaruhi permintaan terhadap rumah makan di ruas jalan yang lama. Studi ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapat gambaran mengenai perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang). Berdasarkan rumusan persoalan di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah jumlah rumah makan bertambah atau berkurang setelah beroperasinya Jalan Tol Cipularang?

2. Ke mana asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di jalan Padalarang-Ciburuy?

3. Apakah kegiatan rumah makan di jalan Padalarang-Ciburuy terpengaruh dengan beroperasinya Jalan Tol Cipularang?

1.3

Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat gambaran mengenai perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang). Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran studi yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Teridentifikasinya perubahan jumlah rumah makan setelah beroperasinya Jalan Tol Cipularang;

2. Teridentifikasinya asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy;

(16)

3

1.4

Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup dalam studi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu ruang lingkup wilayah, waktu, dan materi.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah studi ini adalah Ruas Jalan Padalarang-Ciburuy yang terletak di Kabupaten Bandung Barat. Lokasi Penelitian dibatasi yaitu mulai dari Gerbang Tol keluar-masuk Padalarang sampai Situ Ciburuy.

Gambar 1.1

Peta Orientasi Wilayah Studi

1.4.2 Lingkup Materi

Lingkup materi dalam penelitian ini:

1. Identifikasi perubahan kegiatan rumah makan setelah beroperasinya Jalan Tol Cipularang. Rumah makan tidak dikelompokan berdasarkan omset, dan besar kecilnya rumah makan,. Semuanya dianggap sama/homogen.

2. Identifikasi asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy. Asal dan tujuan pegunjung rumah makan yang berasal dari Jakarta dan sekitanya, Bandung dan sekitarnya serta pengunjung yang berasal dari wilayah analisis. Sedangkan maksud perjalanan dengan

Situ Ciburuy

(17)

4

maksud mengunjungi keluarga, rekreasi/wisata, bekerja, urusan bisnis dan berdagang.

3. Identifikasi pengaruh beroperasinya Jalan Tol Cipularang terhadap kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy berdasarkan jumlahnya jika rumah makan berkurang berpengaruh dan jika bertambah tidak tearpengaruh dengan pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang)

1.4.3 Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam studi ini adalah sebelum pengoperasian Jalan Tol Cipularang yaitu pada Tahun 2005 dan sesudah berdirinya Jalan Tol Cipularang pada Tahun 2013. Yang dilakukan secara survey langsung kelapangan pada hari Sabtu, Minggu dan senin.

1.5

Metodologi Penelitian

Kebutuhan data dirumuskan berdasarkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Hal yang sama belaku untuk metode analisis.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dilakukan secara langsung terhadap obyek/persoalan dalam wilayah studi yaitu mulai dari Gerbang Tol keluar-masuk Padalarang sampai Situ Ciburuy. Pengumpulan data diperoleh untuk memperoleh data tahun awal berdiri rumah makan sesudah pengoperasian Jalan Tol Cipularang serta asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan yaitu dengan cara penyebaran kuesioner terhadap pemilik dan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy.

Tabel 1.1

Metode Pengumpulan Data

No Sasaran Kebutuhan

Data

Metode Pengumpulan Data

Jumlah Reesponden 1 Perubahan jumlah rumah

makan di Jalan Padalarang-Ciburuy Setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Data tahun awal berdiri rumah makan sesudah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Melakukan survei lapangan yaitu dengan menanyakan langsung ke pengelola rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

(18)

5

1.5.2 Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode Kuantitatif, Kualitatif dan Deskriptif. Adapun tahapan analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Analisisi perubahan jumlah rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Pada tahap ini dilakukan metode kualitatif yaitu dengan menggambarkan tentang tahun awal berdiri kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy.

b. Gambaran asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Pada tahap ini dilakukan metode kualitatif yaitu dengan menggambarkan tentang asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy.

c. Pengaruh beroperasinya Jalan Tol Cipularang terhadap kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Analisis ini dilakukan metode kualitatif, kuantitaif serta deskriftif yaitu dengan menggambarkan pengaruh kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasiannya Jalan Tol Cipularang.

Tabel 1.2 Metode Analisis 2 Gambaran asal, tujuan dan

maksud perjalanan pengunjung rumah makan

Asal, tujuan dan maksud

perjalanan pengunjung rumah makan

Melakukan survei ke pengunjung rumah makan:  Wawancara ke

pengunjung rumah makan dari mana dan mau kemana tujuan perjalanan

100 responden

No Sasaran Variabel Metode

1 Perubahan jumlah rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy Setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Data tahun awal berdiri rumah makan sesudah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Deskriftif

2 Gambaran asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan

Asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan

Deskriftif

3 Pengaruh beroperasinya Jalan Tol Cipularang terhadap kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Jumlah kegiatan rumah makan sesudah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

(19)

6

1.6

Bagan Alir Penelitian

Berikut di bawah ini adalah bagan alir penelitian tentang identifikasi perkembangan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang)

Gambar 1.2 Bagan Alir Penelitian Pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang)

Analisis Suply

Perubahan jumlah rumah makan setelah beroperasinya Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta,

Padalarang)

Analisis Demand

Asal, tujuan, dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan

Padalarang-Ciburuy Rumah makan di sepanjang Jalan

Padalarang-Ciburuy ada yang tutup dan ada yang baru dibuka

Analisis pengaruh kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasiannya Jalan

Tol Cipularang

Perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan

(20)

7

1.7

Sistematika Penelitian

Sistematika disusun dari 5 bab yang berisiskan Pendahuluan yaitu menguraikan secara garis besar mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran. Selain itu diuraikan pula ruang lingkupnya yang meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, dan waktu pelaksanaan survei. Metodologi penelitian yang digunakan untuk penelitian ini diuraikan pada bagian akhir bab pendahuluan sebelum sistematika pembahasan. Selanjutnya Tinjauan Pustaka yang mengkaji literatur pendukung materi dalam penyusunan laporan tugas akhir.

(21)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan beberapa kajian teoretis dari literatur yang terkait dengan studi ini yaitu sistem transportasi, dampak jalan tol, serta kegiatan rumah makan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.

2.1

Sistem Transportasi

Transportasi terdiri dari beberapa sistem, yaitu sistem kegiantan, sistem jaringan, sistem pergerakan, dan sistem eksternal kelembagaaan. Transportasi merupakan sistem yang dinamis. Perubahan pada suatu elemen akan mempengaruhi elemen lain. Makin tinggi kuantitas dan kualitas sitem kegiantan dan sistem jaringan akan berdampak pada makin tingginya sistem pergerakan. Sebaliknya, Semakin tinggi sistem kegiatan maka tinggi pula dampak yang dihasilkan terhada sitem jaringan dan sistem pergerakan. Hubungan antara sistem dalam transportasi dapat di lihat pada gambar dibawah ini :

Gambar II.1

Hubungan Antar Elemen Sistem Transportasi

Sistem Transportasi

Sistem Ekternal (Iklim, Kelemnbagaan, Sistem Sosial, Kebijakan Pemerintah, dll

Sistem Kegiatan Sistem Jaringan

(22)

9

Sumber: Tamin. 1997, dalam Tresnaningrum, 2010

Sistem Kegiatan

Penduduk dengan kegiatannnya (demand sistem) membentuk suatu sistem kegiatan. Sistem kegiatan dipengaruhi oleh beberapa hal. Kegiatan penduduk akan dipengaruhi oleh karateristik sosial ekonominya, sedangkan sistem kegiatan yang berhubungan dengan barang akan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti sektor kegiatan, wilayah, kawasan, dll. Kegiatan dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi akan menyebabkan tingginya pergerakan yang dihasilkan, baik dari segi jumlah, frekuensi, jarak, moda, maupun pemusatan temporal dan spatial.

Sistem Jaringan

Transportasi bertujuan untuk dapat mengantarkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan atau pergerakan disebabkan oleh adanya perbedaan sistem kegiatan, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, diperlukan barang dari tempat lain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem jaringan yang baik yang dapat menghubungkan satu tempat dengan tempat lainnya. Sistem jaringan merupakan jaringan infrastuktur dan pelayanan transportasi yang menunjang pergerakan penduduk dengan sistem kegiatannya (supply system). Jaringan infrastuktur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi akan menyebabkan tingginya kualitas dan kuantitas pergerakan yang dihasilkan.

Sistem Pergerakan

(23)

10

Sistem Kelembagaan

Sistem kelembagaan merupakan sistem eksternal berupa aspek kelembagaan yang mempengaruhi sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan. Aspek kelembagaan ini dapat berupa aspek legal, aspek organisasi, aspek Sumber Daya Manusia, dan aspek keuangan. Aspek kelembagaan baik berupa kebijakan pemerintah, peraturan perundangan, maupun kesiapan operasional, sangat menentukan keberjalanan sistem transportasi yang baik.

2.1.1 Hubungan Sistem Kegiatan dengan Sistem Pergerakan

Sistem penggunaan tanah atau sistem kegiatan akan mempunyai suatu tipe kegiatan tertentu yang dapat memproduksi pergerakan (trip production) dan dapat menarik pergerakan. sistem tersebut merupakan suatu gabungan dari berbagai sistem pola kegiatan tata guna tanah seperti sistem pola kegiatan social, ekonomi, kebudayaan dan lain lain. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari, yang tidak dapat dipenuhi oleh pengguna tanah bersangkutan. Besarnya pergerakan yang ditimbulkan tersebut sangat berkaitan erat dengan jenis atau tipe dan intensitas kegiatan yang dilakukan.

2.1.2 Hubungan Sistem Pergerakan dengan Sistem Jaringan

Pergerakan tersebut baik berupa pergerakan manusia dan barang, jelas membutuhkan suatu moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat moda transportasi tersebut dapat bergerak. Prasarana transportasi yang diperlukan merupakan sistem makro kedua yang biasa dikenal sebagai sistem jaringan, meliputi jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus, stasiun kereta api, bandara dan pelabuhan laut. Penyediaan prasarana prasarana transportasi sangat tergantung pada dua faktor yaitu pertumbuhan ekonomi dan dana umum.

2.1.3 Hubungan Sistem Kegiatan dengan Sistem jaringan

(24)

11

nyaman, lancar, murah dan sesuai dengan lingkungannya, maka dalam sistem transportasi makro terdapat suatu system mikro lainnya yang disebut sistem kelembagaan. Sistem ini terdiri atas individu, kelompok, lembaga, instansi pemerintah serta swasta yang terlibat dalam masing masing sistem mikro.

2.1.4 Pengaruh Pergerakan dalam Aktivitas

Terjadinya pergerakan spasial disebabkan oleh adanya keinginan untuk melakukan sesuatu aktivitas yang ditempuh melalui perjalanan menuju lokasi aktivitas, dimana lokasi tersebut ditimbulkan oleh para tata guna lahan kota tersebut. Aspek aspek yang berhubungan dengan pergerakan spasial antara lain:

a. Pola perjalanan orang, yang dipengaruhi oleh sebaran tata guna lahan suatu kota.

b. Pola perjalanan barang, yang dipengaruhi oleh kegiatan produksi dan konsumsi.

2.2

Dampak Jalan Tol

Pembangunan jalan tol ini ditujukan untuk membangkitkan kembali roda perekonomian khususnya pembangunan infrastruktur dan mempersingkat waktu tempuh antara satu tempat ke tempat lain. Adanya jalan tol menimbulkan berbagai eksternalitas, positif maupun negatif.

2.2.1 Dampak positif:

1. Waktu tempuh lebih cepat karena melalui jalan tol ini, jarak anatara satu tempat ketempat lain menjadi lebih cepat dan efektif

2. Peningkatan perekonomian karena melalui jalan tol perekonomian suatu tempat/wilayah menjadi lebih berkembang

(25)

12

4. Pemerataan pembangunan karena jalan tol salah satu fasilitas untuk mencapai keseimbangan dalam pengembangan suatu wilayah.

2.2.2 Dampak negatif:

1. Mematikan perdagangan dan jasa yang diakibatkan berlihnya para pengguna jalan melalui jalan tol

2. Pencemaran polusi : Pembangunan jalan tol memiliki dampak negatif bagi lahan perkebunan di daerah sekitarnya.

2.3

Kegiatan Rumah makan

Karena secara karakteriktik kegiatannya tidak berbeda dengan usaha jasa catering, khususnya restoran, maka untuk selanjutnya pengertian untuk rumah makan tersebut akan didekati dari catering atau restoran.

2.3.1 Pengertian Rumah Makan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098 Tahun 2003. Pengertian Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.

Pengertian fasilitas rumah makan ini akan didekati dari pengertian catering. Catering sendiri yaitu suatu jasa yang menyediakan makanan untuk dikonsumsi ditempat. Perkembangan selanjutnya jasa catering ini lebih umum dengan sebutan restoran, cafe, tempat/ruang makan dan minum, tea shops, snack bars, milk bars, coffe bars dan lainnya. Karateristik umum dari unit-unit tersebut adalah mereka menyediakan makanan/masakan kepada masyarakat umum yang mengkonsumsinya langsung ditempat dan tidak menyediakan fasilitas penginapan.

Untuk lebih memahami mengenai pengertian unit-unit diatas, dibawah ini akan diberikan karateristik kegiatannya yang membedakannya dengan kegiatan perdagangan eceran lainnya. Karakteristiknya adalah sebagai berikut:

(26)

13

 Pembeli menentukan sendiri kualitas barang yang ia beli tetapi dalam batas yang ia mampu konsumsi (makan), dengan unit penjualan ditentukan oleh penjualnya, biasanya ukurannya porsi.

 Penjual yang menentukan kualitas makanan, pembeli jarang mempunyai pilihan karena biasanya mereka memesan makanan tanpa melihat bentuk maupun rasanya terlebih dahulu, pengecualian untuk jenis pelayanan self service.

 Penjual tidak hanya sebagai pedagang tapi juga sebagai produsen yang prosesnya diikuti dari perolehan bahan bakunya sampai menjualnya dalam bentuk jadi.

2.3.2 Kriteria Pemilihan Lokasi Rumah Makan

Menurut Ludenberg dan Walker (1993, dalam Mauliena, 2006) restoran/rumah dan lokasinya harus cocok satu sama lain. Lokasi yang baik bagi restoran/rumah makan bergantung kepada jenis restoran dan pasar yang ingin dituju. Identitas suatu restoran/rumah makan, gaya pelayanan, harga makanan, dan manajemennya merupakan hal-hal yang menyangkut citra (image) restoran/rumah makan yang akan berpengaruh dalam memilih lokasi restoran/rumah makan. Adapun kriteria pemilihan lokasi restoran/rumah makan adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik penduduk (demografi) yang dituju sebagai pasar

2. Visibilitas dari jalan primer, yaitu pertimbangan waktu yang harus ditempuh pengunjung untuk mencapai restoran/rumah makan

3. Aksesibilitas dari jalan primer, yaitu kemudahan pengunjung untuk mencapai restoran/rumah makan dari segi prasarana dan sarana transportasi

4. Jarak dari pasar yang potensial 5. Permintaan lingkungan masyarakat

2.3.3 Tipe Lokasi Rumah Makan

Pengklasifikasian lokasi restoran/rumah makan merupakan hal yang sangat penting karena penempatan dan kriteria pasar bisa berbeda antara satu kategori dengan kategori lainnya.

(27)

14

1. Jalan Arteri Primer

Pada umumnya, jalan arteri primer dilalui oleh lebih dari 15.000 kendaraan dalam 24 jam. Bahkan di kota-kota metropolitan dapat dilalui lebih dari 20.000 kendaraan dalam 24 jam. Lokasi ini biasanya berkembang karena tingginya pergerakan lalu lintas yang melalui lokasi ini. Banyaknya fasilitas makan, baik dengan konsep makanan siap saji maupun dengan konsep rumah makan, terkonsentrasi di jalan arteri primer.

2. Sekitar Pusat Perbelanjaan dan Pusat komersial

Konsentrasi yang paling kuat dari kegiatan dipingiran kota biasanya didekat pusat perbelanjaan dan pusat komersil. Pada kenyataanya, perkembangan pinggiran kota yang paling signifikan adalah hampir selalu dipusat perbelanjaan, yang juga seringkali berdampingan dengan gedung-gedung perkantoran. Tingginya tingkat perjalanan dari dan menuju suatu kawasan, mendorong banyaknya fasilitas makan yang berlokasi didekatnya. Walaupun lokasi semacam ini sangat diinginkan, namun tidak selalu mendatangkan kesuksesan, karena terdapat beberapa hal yang berpengaruh yaitu kompetisi, karateristik penduduk, serta jalan keluar dan masuk. Kawasan dengan karateristik seperti ini sangat besar kemungkinannya untuk dapat berkembang bila berlokasi di jalan arteri primer dan memiliki akses yang baik.

3. Jalan Raya Antar Kota

Restoran yang berlokasi di jalan raya dengan tingkat aksesibiitas tinggi. Lokasi semacam ini dapat menarik konsumen yang berpergian (pelancong), terutama pada daerah-daerah pedesaan. Namun, pada kenyataannya, lokasi semacam ini tidak memiliki pengunjung yang banyak apalagi jika tidak dekat dengan permukiman atau pusat pekerja. Karena pada dasarnya lokasi ini melayani pelancong.

4. Kawasan Universitas

(28)

15

5. Hotel, Resor, dan Kawasan Wisata

Restoran dengan pelayanan penuh dan sebagian restoran cepat saji biasanya dibangun didekat hotel, resor, dan kawasan wisata. Sebagai fasilitas dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar tertentu.

2.3.4 Pola Lokasi Kegiatan Fasilitas Rumah Makan

Pola lokasi kegiatan fasilitas rumah makan disini didekati dari pola kegiatan catering, Khususnya lokasi restoran. Sama halnya dengan industri jasa hotel, industri jasa catering pun harus langsung disediakan kepada konsumennya dan dikonsumsi oleh konsumennya ditempat jasa catering tersebut menjual, memproduksi dan menyediakan. Karena jasa catering harus disediakan dimana lokasi permintannya berada, maka market merupakan suatu hal yang paling dominan dan seringkali menjadi satu-satunya hal yang berpengaruh dalm hal penentuan lokasinya. Oleh karena hal tersebut, industri catering tersebut tersebar secara luas diseluruh wilayah, dengan keberadaan disetiap lokasi sedikitnya satu atau dua. Pada akhirnya lokasi merupakan yang sangat berpengaruh dalam kelayakan usaha jasa catering.

Ada empat faktor dasar yang perlu di pertimbangkan pemilihan tapak yang layak bagi usaha jasa makanan. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Lokasi yang baik saja tidak akan menjamin berhasilnya usaha jasa makanan jika fasilitas jasa makananya tidak baik dan bukan pada area yang tepat

2. Ada dua pendekatan umum memilih suatu lokasi. Pertama adalah mencari lokasi yang layak untuk jenis usaha makanan tertentu. Sedangkan yang lainnya adalah merancang usaha makanan untuk lokasi tertentu.

3. Memilih tapak bagi suatu rangkaian usaha jasa makanan akan berbeda dengan usaha jasa makanan yang berdiri sendiri.

(29)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran. Selain itu dibahas pula ruang lingkupnya yang meliputi ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi dan ruang lingkup waktu, serta dipaparkan pula metodologi penelitian yang digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.

1.1

Latar Belakang

Peranan investasi infrastuktur transportasi sebagai suatu generator pertumbuhan ekonomi telah menjadi perhatian sejak lama, baik bagi perencanaan maupun pengambilan kebijakan. Salah satu bentuk investasi transportasi di antaranya adalah melalui pembangunan jalan tol.

Di awal pengoperasian jalan tol biasanya aktivitas di sepanjang koridor jalan yang lama terpengaruh dengan beralihnya para pengguna jalan lama ke jalan tol. Kegiatan yang terpengaruh dengan pengoperasian jalan tol di antaranya adalah kegiatan rumah makan. Kondisi ini juga terjadi di Jalan Padalarang-Ciburuy akibat pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang).

(30)

2

1.2

Perumusan Masalah

Pembangunan Jalan Tol Cipularang merupakan perubahan sistem jaringan yang secara langsung meningkatkan akses Kota Bandung. Oleh karena itu, pembangunan suatu jaringan jalan baru (Jalan Tol Cipularang) banyak merubah pola pergerakan dari dan menuju Kota Bandung. Hal ini juga dapat memengaruhi permintaan terhadap rumah makan di ruas jalan yang lama. Studi ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapat gambaran mengenai perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang). Berdasarkan rumusan persoalan di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah jumlah rumah makan bertambah atau berkurang setelah beroperasinya Jalan Tol Cipularang?

2. Ke mana asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di jalan Padalarang-Ciburuy?

3. Apakah kegiatan rumah makan di jalan Padalarang-Ciburuy terpengaruh dengan beroperasinya Jalan Tol Cipularang?

1.3

Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat gambaran mengenai perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang). Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran studi yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Teridentifikasinya perubahan jumlah rumah makan setelah beroperasinya Jalan Tol Cipularang;

2. Teridentifikasinya asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy;

(31)

3

1.4

Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup dalam studi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu ruang lingkup wilayah, waktu, dan materi.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

[image:31.612.116.532.254.467.2]

Ruang lingkup wilayah studi ini adalah Ruas Jalan Padalarang-Ciburuy yang terletak di Kabupaten Bandung Barat. Lokasi Penelitian dibatasi yaitu mulai dari Gerbang Tol keluar-masuk Padalarang sampai Situ Ciburuy.

Gambar 1.1

Peta Orientasi Wilayah Studi

1.4.2 Lingkup Materi

Lingkup materi dalam penelitian ini:

1. Identifikasi perubahan kegiatan rumah makan setelah beroperasinya Jalan Tol Cipularang. Rumah makan tidak dikelompokan berdasarkan omset, dan besar kecilnya rumah makan,. Semuanya dianggap sama/homogen.

2. Identifikasi asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy. Asal dan tujuan pegunjung rumah makan yang berasal dari Jakarta dan sekitanya, Bandung dan sekitarnya serta pengunjung yang berasal dari wilayah analisis. Sedangkan maksud perjalanan dengan

Situ Ciburuy

(32)

4

maksud mengunjungi keluarga, rekreasi/wisata, bekerja, urusan bisnis dan berdagang.

3. Identifikasi pengaruh beroperasinya Jalan Tol Cipularang terhadap kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy berdasarkan jumlahnya jika rumah makan berkurang berpengaruh dan jika bertambah tidak tearpengaruh dengan pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang)

1.4.3 Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam studi ini adalah sebelum pengoperasian Jalan Tol Cipularang yaitu pada Tahun 2005 dan sesudah berdirinya Jalan Tol Cipularang pada Tahun 2013. Yang dilakukan secara survey langsung kelapangan pada hari Sabtu, Minggu dan senin.

1.5

Metodologi Penelitian

Kebutuhan data dirumuskan berdasarkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Hal yang sama belaku untuk metode analisis.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

[image:32.612.115.526.600.697.2]

Pengumpulan data dan informasi dilakukan secara langsung terhadap obyek/persoalan dalam wilayah studi yaitu mulai dari Gerbang Tol keluar-masuk Padalarang sampai Situ Ciburuy. Pengumpulan data diperoleh untuk memperoleh data tahun awal berdiri rumah makan sesudah pengoperasian Jalan Tol Cipularang serta asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan yaitu dengan cara penyebaran kuesioner terhadap pemilik dan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy.

Tabel 1.1

Metode Pengumpulan Data

No Sasaran Kebutuhan

Data

Metode Pengumpulan Data

Jumlah Reesponden 1 Perubahan jumlah rumah

makan di Jalan Padalarang-Ciburuy Setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Data tahun awal berdiri rumah makan sesudah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Melakukan survei lapangan yaitu dengan menanyakan langsung ke pengelola rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

(33)

5

1.5.2 Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode Kuantitatif, Kualitatif dan Deskriptif. Adapun tahapan analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Analisisi perubahan jumlah rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Pada tahap ini dilakukan metode kualitatif yaitu dengan menggambarkan tentang tahun awal berdiri kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy.

b. Gambaran asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Pada tahap ini dilakukan metode kualitatif yaitu dengan menggambarkan tentang asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy.

c. Pengaruh beroperasinya Jalan Tol Cipularang terhadap kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Analisis ini dilakukan metode kualitatif, kuantitaif serta deskriftif yaitu dengan menggambarkan pengaruh kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasiannya Jalan Tol Cipularang.

Tabel 1.2 Metode Analisis 2 Gambaran asal, tujuan dan

maksud perjalanan pengunjung rumah makan

Asal, tujuan dan maksud

perjalanan pengunjung rumah makan

Melakukan survei ke pengunjung rumah makan:  Wawancara ke

pengunjung rumah makan dari mana dan mau kemana tujuan perjalanan

100 responden

No Sasaran Variabel Metode

1 Perubahan jumlah rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy Setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Data tahun awal berdiri rumah makan sesudah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Deskriftif

2 Gambaran asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan

Asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan

Deskriftif

3 Pengaruh beroperasinya Jalan Tol Cipularang terhadap kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Jumlah kegiatan rumah makan sesudah pengoperasian Jalan Tol Cipularang

(34)

6

1.6

Bagan Alir Penelitian

[image:34.612.114.517.190.700.2]

Berikut di bawah ini adalah bagan alir penelitian tentang identifikasi perkembangan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang)

Gambar 1.2 Bagan Alir Penelitian Pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang)

Analisis Suply

Perubahan jumlah rumah makan setelah beroperasinya Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta,

Padalarang)

Analisis Demand

Asal, tujuan, dan maksud perjalanan pengunjung rumah makan di Jalan

Padalarang-Ciburuy Rumah makan di sepanjang Jalan

Padalarang-Ciburuy ada yang tutup dan ada yang baru dibuka

Analisis pengaruh kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasiannya Jalan

Tol Cipularang

Perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan

(35)

7

1.7

Sistematika Penelitian

Sistematika disusun dari 5 bab yang berisiskan Pendahuluan yaitu menguraikan secara garis besar mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran. Selain itu diuraikan pula ruang lingkupnya yang meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, dan waktu pelaksanaan survei. Metodologi penelitian yang digunakan untuk penelitian ini diuraikan pada bagian akhir bab pendahuluan sebelum sistematika pembahasan. Selanjutnya Tinjauan Pustaka yang mengkaji literatur pendukung materi dalam penyusunan laporan tugas akhir.

(36)

28

BAB IV

ANALISIS KEGIATAN RUMAH MAKAN DI JALAN

PADALARANG

CIBURUY SETELAH

PENGOPERASIAN JALAN TOL CIPULARANG

(CIKAMPEK, PURWAKARTA, PADALARANG)

Bab ini menjelaskan mengenai analisis wilayah studi di Jalan Padalarang-Ciburuy Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat yang mencakup analisis pekembangan jumlah rumah makan setelah dan sebelum pengoperasian Jalan Tol Cipularang dan analisis karateristik pengunjung rumah makan setelah pengoperasiannya Jalan Tol Cipularang.

4.1 Analisis Perkembangan Jumlah Rumah Makan Sebelum dan

Setelah Pengoperasian Jalan Tol Cipularang

Dari hasil survey primer yang telah dilakukan terhadap responden yang merupakan pemilik/pengelola rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy Saat ini rumah makan yang beroperasi tahun 2013 adalah 30 rumah makan. Dari 30 rumah makan yang beroperasi tahun 2013 terdapat 17 rumah makan beroperasi sebelum tahun 2005 sampai tahun 2013 dan 13 rumah makan yang beroperasi setelah tahun 2005 sampai tahun 2013.

30 Rumah Makan

Yang beroperasi Tahun 2013

17 Rumah Makan

Beroperasi Sebelum Tahun 2005 Sampai Tahun 2013

13 Rumah Makan

(37)

29

[image:37.612.213.432.289.426.2]

Dari hasil survey primer yang telah dilakukan terhadap responden yang merupakan pemilik/pengelola rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy tahun awal beroperasi 2005-2001 dengan jumlah 5 rumah makan, tahun awal beroperasi 2000-1996 dengan jumlah 8 rumah makan, tahun awal beroperasi 1995-1991 dengan jumlah 1 rumah makan, tahun awal beroperasi 1990-1986 dengan jumlah 0 rumah makan, tahun awal beroperasi 1985-1981 dengan jumlah 1 rumah makan, tahun awal beroperasi 1980-1976 dengan jumlah 2 rumah makan. Untuk lebih jeasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.1

Tahun Awal Berdiri 17 Rumah Makan Yang Beroperasi Sebelum 2005 Sampai 2013

No Tahun Beroperasi Jumlah Rumah Makan

1 2001-2005 5

2 1996-2000 8

3 1991-1995 1

4 1986-1990 0

5 1981-1985 1

6 1976-1980 2

Sumber : Hasil Analisis, 2013

[image:37.612.176.468.460.640.2]

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Gambar 4.1

Grafik Tahun Awal Berdiri 17 Rumah Makan Yang Beroperasi Sebelum 2005 Sampai 2013

0 1 2 3 4 5 6 7 8

(38)

30

Tahun awal berdiri 17 rumah makan yang beroperasi sebelum Tahun 2005 sampai Tahun 2013 di Jalan Padalarang-Ciburuy paling banyak mendirikan usahanya pada Tahun 2000-1996 dengan jumlah 8 rumah makan. Sedangkan yang paling sedikit mendirikan usahanya pada Tahun 1991-1995, 1981-1985 dengan jumlah 1 rumah makan.

[image:38.612.223.419.432.599.2]

Dari hasil survey primer yang telah dilakukan terhadap responden yang merupakan pemilik/pengelola rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy tahun awal beroperasi 2007 dengan jumlah 2 rumah makan, tahun awal beroperasi 2008 dengan jumlah 0 rumah makan, tahun awal beroperasi 2009 dengan jumlah 3 rumah makan, tahun awal beroperasi 2010 dengan jumlah 1 rumah makan, tahun awal beroperasi 2011 dengan jumlah 1 rumah makan, tahun awal beroperasi 2012 dengan jumlah 4 rumah makan, tahun awal beroperasi 2013 dengan jumlah 2 rumah makan. Untuk lebih jeasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.2

Tahun Awal Berdiri 13 Rumah Makan Yang Beroperasi Setelah 2005 Sampai 2013

NO Tahun Beroperasi

Jumlah Rumah Makan

1 2007 2

2 2008 0

3 2009 3

4 2010 1

5 2011 1

6 2012 4

7 2013 2

Total 13

(39)

31

[image:39.612.146.509.80.308.2]

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Gambar 4.2

Grafik Tahun Awal Berdiri 13 Rumah Makan Yang Beroperasi Setelah 2005 Sampai 2013

Tahun awal berdiri 13 rumah makan yang beroperasi setelah Tahun 2005 sampai Tahun 2013 di Jalan Padalarang-Ciburuy paling banyak mendirikan usahanya pada Tahun 12 dengan jumlah 4 rumah makan. Sedangkan yang paling sedikit mendirikan usahanya pada Tahun 2010 dan 2011 dengan jumlah 1 rumah makan. Fakta menunjukan di awal pengoperasian Jalan Tol Cipularang Tahun 2005 rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy tidak terpengaruh dengan terbuktinya ada rumah makan yang buka di awal pengoperasian jalan tol tersebut yaitu Tahun 2007 dengan jumlah 2 rumah makan. Namun ada juga rumah makan yang tutup setelah pengoperasian jalan tol yang disebakan adanya faktor lain seperti pelayanan kepada konsumen tidak maksimal serta adanya persaingan antar rumah makan.

Dari hasil perbandingan tahun awal berdiri rumah makan sebelum dan setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang, bahwa sebelum Jalan Tol Cipularang beroperasi tahun awal berdirinya rumah makan di Jalan Padalarang–Ciburuy sebanyak 17 rumah makan. Sedangkan pada saat Jalan Tol Cipularang beroperasi tahun awal berdirinya rumah makan sebanyak 13 rumah makan.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

2

0

3

1 1

4

(40)
[image:40.612.107.529.85.154.2]

32

Tabel IV.3

Perbandingan tahun awal mendirikan rumah makan sebelum dan sesudah beroperasinya Jalan Tol Cipuarang

No

Perbandingan tahun awal mendirikan Rumah makan sebelum dan sesudah beroperasinya Jalan Tol Cipularang

Jumlah

1 Sebelum 17

2 Sesudah 13

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Gambar 4.3

Grafik Perbandingan tahun awal mendirikan rumah makan sebelum dan sesudah beroperasinya Jalan Tol Cipuarang

Terdapat pertambahan jumlah rumah makan sesudah beroperasinya Jalan Tol Cipularang yaitu sebesar 13 rumah makan. Fakta menunjukan bahwa beroperasinya Jalan Tol Cipularang tidak mempengaruhi pertambahan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy, meskipun ada juga rumah makan yang tutup disebakan adanya faktor lain seperti pelayanan kepada konsumen tidak maksimal serta adanya

0 5 10 15 20

Sebelum Sesudah

Jumlah Pengoperasian Jalan Tol Cipularang

17 rumah makan 13 rumah makan

Sebelum Sesudah

[image:40.612.175.468.231.505.2]
(41)

33

persaingan antar rumah makan. Berdasarkan tahun awal berdiri rumah makan banyak rumah makan yang berdiri sebelum pengoperasian Jalan Tol Cipularang rumah makan tersebut masih beoperasi sampai Tahun 2013.

4.2 Analisis Karakteristik Pengunjung Rumah Makan di Jalan

Padalarang-Ciburuy Setelah Pengoperasian Jalan Tol

Cipularang

[image:41.612.229.414.457.698.2]

Asal perjalanan konsumen yang dimaksud adalah tempat tinggal (domisili) konsumen. Dari hasil survei primer yang telah dilakukan terhadap responden yang merupakan pengunjung rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy umumnya konsumen berasal dari Bandung dan sekitarnya. Hal ini ditunjukan dengan 31 responden berasal dari Bandung. Sementara konsumen yang berasal dari Cimahi 9 responden, Bogor 8 responden, Tasik 8 responden, Garut 8 responden, Jakarta 6 responden, Ciburuy 4 responden, Gunung Masigit 4 responden, Cipatat 3 responden, Depok 3 responden, Cianjur 1 responden, Padalarang 3 responden, Rajamandala 3 responden, Ranca Bali 3 responden, dan Ciamis 3 responden.

Tabel IV.4

Asal Perjalanan Konsumen Rumah Makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Sumber : Hasil Analisis, 2013

No Asal Perjalanan Jumlah

1 Ciamis 3

2 Tasik 8

3 Garut 8

4 Bandung 31

5 Cimahi 9

6 Padalarang 3 7 Ranca Bali 3

8 Ciburuy 4

9 Gunung Masigit 4

10 Cipatat 4

11 Rajamandala 3

12 Cianjur 3

13 Bogor 8

14 Depok 3

15 Jakarta 6

(42)

34

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Gambar 4.4

Skema Asal Perjalanan Konsumen Rumah Makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Konsumen rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy didominasi asal perjalanan Bandung, Cimahi, Garut, Ciamis, dan Tasik dengan jumlah 59 %. Sedangkan asal perjalanan Jakarta, Depok, Bogor, Cianjur dengan jumlah 20 %, banyak juga konsumen yang berasal dari Jalan Padalarang-Ciburuy dengan jumlah 21%. Fakta menunjukan sebagian besar konsumen rumah makan berasal dari luar wilayah analisis bukan berasal dari konsumen lokal. Konsumen melakukan perjalanan dan mampir, beristirahat di rumah makan yang berada di Jalan Padalarang-Ciburuy kemudian melakukan perjalanannya kembali.

[image:42.612.148.495.84.320.2]
(43)

35

[image:43.612.227.415.205.508.2]

Bekasi 3 responden, Cipatat 3 responden, Kab. Bogor 3 responden, Karawang 3 responden, Cimahi 3 responden, Ranca Bali 3 responden, Sukabumi 3 responden, Tasik 3 responden dan Purwakarta 1 responden.

Tabel IV.5

Tujuan Perjalanan Konsumen Rumah Makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

No Tujuan Perjalanan Jumlah

1 Jakarta 19

2 Depok 10

3 Karawang 3

4 Bekasi 3

5 Kab. Bekasi 4

6 Bogor 15

7 Kab. Bogor 3

8 Sukabumi 3

9 Cianjur 4

10 Cipatat 3

11 Ciburuy 4

12 Ranca Bali 3 13 Padalarang 10 14 Purwakarta 1

15 Cimahi 3

16 Bandung 5

17 Ciamis 4

18 Tasik 3

Total 100

(44)

36

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Gambar 4.5

Skema Tujuan Perjalanan Konsumen Rumah Makan di Jalan padalarang-Ciburuy

Konsumen rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy didominasi dengan tujuan perjalanan Jakarta, Depok, Karawang, Bekasi, Kab.Bekasi, Bogor, Kab.Bogor, Sukabumi dan Cianjur dengan jumlah 64% . Sedangkan tujuan perjalanan Bandung, Purwakarta, Cimahi, Ciamis, dan Tasik dengan jumlah 16%, banyak juga konsumen dengan tujuan sekitar Padalarang, Ciburuy, Ranca Bali, Cipatat dengan jumlah 20%. Fakta menunjukan sebagian besar konsumen rumah makan bertujuan ke luar wilayah analis dan konsumen hanya mampir dan butuh istirahat kemudian melanjutkan perjalanan kembali.

[image:44.612.122.521.83.348.2]
(45)

37

[image:45.612.173.468.182.562.2]

konsumen dengan maksud rekreasi/wisata 21 responden, bekerja 16 responden, urusan bisnis 14 responden, dan berdagang 3 responden.

Tabel IV.6

Maksud Perjalanan Konsumen Rumah Makan di Jalan padalarang-Ciburuy

No Maksud Perjalanan Jumlah

1 Keperluan Keluarga 46 2 Rekreasi/Wisata 21

3 Bekerja 16

4 Urusan Bisnis 14

5 Berdagang 3

Total 100

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Sumber : Hasil Analisis, 2013

[image:45.612.217.425.191.336.2]

Gambar 4.6

Grafik Maksud Perjalanan Konsumen Rumah Makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

Maksud perjalanan konsumen rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy didominasi dengan maksud mengunjungi/keperluan keluarga sebesar 46%, namun

46%

21% 16%

14% 3%

Keperluan Keluarga

Rekreasi/Wisata

Bekerja

Urusan Bisnis

(46)

38

(47)

39

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menjelaskan tentang penutup dari hasil studi identifikasi perkembangan kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy Setelah Pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang), yang berisikan kesimpulan dan rekomendasi.

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut;

1. Teridentifikasinya perubahan jumlah kegiatan rumah makan setelah

beroperasinya Jalan Tol Cipularang.

 Saat ini rumah makan yang beroperasi tahun 2013 adalah 30 rumah makan. Dari 30 rumah makan yang beroperasi tahun 2013 terdapat 17 rumah makan beroperasi sebelum tahun 2005 sampai tahun 2013 dan 13 rumah makan yang beroperasi setelah tahun 2005 sampai tahun 2013.  Ada juga rumah makan yang tutup setelah pengoperasian jalan tol namun

disebakan adanya faktor lain seperti pelayanan kepada konsumen tidak maksimal serta adanya persaingan antar rumah makan.

 Pertambahan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy setelah pengoperasian Jalan Tol Cipularang paling banyak mendirikan usahanya pada Tahun 2012. Banyak juga rumah makan yang mendirikan usahanya pada Tahun 2009 sedangakan Tahun 2008 tidak terjadi pertambahan jumlah rumah makan.

2. Teridentifikasinya asal, tujuan dan maksud perjalanan pengunjung

rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

(48)

40

rumah makan berasal dari luar wilayah analisis bukan berasal dari konsumen lokal. Konsumen melakukan perjalanan dan mampir, beristirahat di rumah makan yang berada di Jalan Padalarang-Ciburuy kemudian melakukan perjalanannya kembali.

 Konsumen rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy didominasi dengan tujuan perjalanan Jakarta, Depok, Karawang, Bekasi, Kab.Bekasi, Bogor, Kab.Bogor, Sukabumi dan Cianjur dengan jumlah 64% . Sedangkan tujuan perjalanan Bandung, Purwakarta, Cimahi, Ciamis, dan Tasik dengan jumlah 16%, banyak juga konsumen dengan tujuan sekitar Padalarang, Ciburuy, Ranca Bali, Cipatat dengan jumlah 20%. Fakta menunjukan sebagian besar konsumen rumah makan bertujuan ke luar wilayah analis dan konsumen hanya mampir dan butuh istirahat kemudian melanjutkan perjalanan kembali.

 Maksud perjalanan konsumen rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy didominasi dengan maksud mengunjungi/keperluan keluarga sebesar 46%, namun banyak juga konsumen dengan maksud rekreasi/wisata. Sedangkan dengan maksud untuk berdagang relatif sedikit. Fakta menunjukan bahwa kebanyakan konsumen rumah makan dalam melakukan perjalanan bukan karena urusan mendapatkan uang konsumen melakukan perjalanan untuk keperluan keluarga dan rekreasi. Meskipun ada konsumen yang melakukan perjalanana dengan urusan bekerja namun relatik sedikit. Sehingga disimpulkan bahwa dengan beroperasinya Jalan Tol Cipularang tidak mempengaruhi aktivitas di sepanjang Jalan Padalarang-Ciburuy

3. Teridentifikasinya pengaruh beroperasinya Jalan Tol Cipularang

terhadap kegiatan rumah makan di Jalan Padalarang-Ciburuy

(49)

41

Berdasarkan tahun awal berdiri rumah makan banyak rumah makan yang berdiri sebelum pengoperasian Jalan Tol Cipularang rumah makan tersebut masih beoperasi sampai Tahun 2013.

 Bahwa pengunjung rumah makan di Jalan Pdalarang-Ciburuy bukan pengguna dari Jalan Tol Cipularang.

5.2

Rekomendasi

Dengan mempertimbangkan gambaran umum dari wilayah studi dan keadaan yang mungkin terjadi berdasarkan hasil studi yang diperoleh, dapat diberikan beberapa masukan bagi pihak-pihak yang memiliki kewenangan terhadap daerah studi.

Adapun rekomendasi yang ingin penulis sampaikan dari hasil studi Identifikasi Perkembangan Kegiatan Rumah Makan di Jalan Padalarang - Ciburuy Setelah Pengoperasian Jalan Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang), adalah sebagai berikut:

1. Untuk pihak pemerintah membenahi infrastruktur jalan di Jalan Padalarang-Ciburuy seperti memperbaiki jalan-jalan berlubang yang berada di Jalan Padalarang-Ciburuy serta meningkatkan pelayanan jalannya sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman melewati Jalan Padalarang – Ciburuy dibandingkan lewat Jalan Tol Cipuarang.

2. Untuk pemilik rumah makan supaya lebih meningkatkan pelayanan kepada konsumen dari segi cita rasa makan serta tidak lupa menjaga kebersihan tempat maupun produk makannannya.

3. Untuk pemilik rumah makan hendaknya menyediakan sarana dan prasarana seperti lahan parkir, toilet serta menyediakan tempat ibadah/mushola, agar konsumen merasa nyaman dan tidak kecewa dengan pelayanan yang diberikan sehingga konsumen tetap menjadi pelanggan.

5.2

Kelemahan Studi

(50)

42

1. Dalam studi ini, guna lahan disekitar Jalan Padalarang-Ciburuy tidak dibahas. Untuk itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang perkembangan guna lahan dari sebelum dan sesudah berdirinya Jalan Tol Cipularang

Gambar

Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Studi
Tabel 1.1
Gambar 1.2 Bagan Alir Penelitian
Gambar II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait