SKRIPSI
Oleh :
Margiereta Praditya Noor 20120730067
PRODI MUAMALAT FAKULTAS AGAMA ISLAM
ii
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.EI) Strata Satu
pada Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
Margiereta Praditya Noor 20120730067
PRODI MUAMALAT FAKULTAS AGAMA ISLAM
vi
“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak menggunakannya untuk memotong,
ia akan memotongmu”
vii
1. Ayahanda (Noor Sholeh) dan Ibunda (Suhariyati) tercinta terimakasih atas
cinta, semangat, doa, motivasi dan dukungannya yang luar biasa sehingga
saya mampu menyelesaikan semua ini.
2. Kakak dan adik-adikku (Krisna Okky Pradita Noor, Bima Aldisha
Pamungkas Putra, dan Arjuna Galuh Adhi Pamungkas) tercinta terimakasih
atas dukungan, semangat, dan doa yang diberikan.
3. Keluarga besarku di Jepara dan di Bandar Lampung yang selalu memberikan
Support dan doanya.
viii
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmad, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul PENGARUH IKLAN PRODUK TABUNGAN HAJI BRI
SYARIAH IB TERHADAP RESPON KBIH AISYIYAH BANTUL DENGAN
PENDEKATAN AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction) sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
dengan agama islam.
Ucapan terimakasih atas segala bimbingan, arahan, dan bantuan serta
motivasi yang telah diberikan, penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto M.A selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Dr Mahli Zainuddin Tago M.SI selaku Dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Syarif As’ad S.EI M.SI selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan
ix
Yogyakarta yang telah membantu kelancaran administrasi.
5. Bapak Sahari selaku Kepala KBIH Aisyiyah Bantul dan seluruh jajarannya
yang telah memberikan izin untuk penelitian dan telah membimbing.
Yogyakarta, 08 Agustus 2016
x
NOTA DINAS ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xv
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Batasan Penelitian ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 12
A. Tinjauan Pustaka ... 12
xi
4. Strategi Pemasaran ... 22
5. Strategi Pemasaran Jasa ... 23
6. Bauran Pemasaran ... 25
7. Promosi ... 26
8. Periklanan ... 27
9. Pengukuran Efektifitas Periklanan ... 30
10. Etika Iklan Atas Dasar Norma Agama Islam ... 32
11. Iklan Media Cetak (Brosur) ... 36
12. Iklan Televisi ... 37
13. Iklan Internet ... 40
14. Kelompok Belajar Ibadah Haji (KBIH) ... 41
15. Metode Bimbingan KBIH ... 44
16. Model AIDAS ... 46
C. Hipotesa Penelitian ... 49
D. Metode Penelitian ... 50
BAB III : METODE PENELITIAN ... 51
A. Jenis Penelitian ... 51
B. Objek dan Subjek Penelitian ... 51
C. Populasi dan Sampel ... 52
xii
1. Variabel Independent / Variabel Bebas (X) ... 54
2. Variabel Dependent / Variabel Terikat (Y) ... 56
H. Uji Kualitas Data ... 57
1. Uji Validitas ... 57
2. Uji Reliabilitas ... 58
3. Teknik Analisis Data ... 58
4. Uji Hipotesis ... 59
5. Uji t ... 59
6. Uji Determinasi (R2) ... 60
I. Sistematika Penulisan ... 60
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Gambaran Umum BRISyariah ... 62
1. Latar belakang BRI Syariah ... 62
2. Visi dan Misi BRI Syariah ... 65
3. Alamat Kantor BRI Syariah di DIY ... 66
4. Daftar Pemegang Saham PT BRI Syariah ... 66
5. Produk-Produk BRI Syariah ... 67
6. Logo BRI Syariah ... 81
7. Alur Proses Promosi Bank BRI Syariah ... 82
xiii
3. Struktur Organisasi KBIH Aisyiyah Bantul ... 94
C. Deskribsi Hasil Penelitian ... 95
1. Deskripsi Responden ... 96
2. Uji Instrumen Penelitian ... 98
3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 101
4. Pengujian Hipotesis ... 103
5. Analisis Statistik Deskriptif ... 105
6. Pembahasan ... 126
BAB V : PENUTUP ... 108
A. Kesimpulan ... 130
B. Saran ... 132
C. Keterbatasan Penelitian ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... xix
xiv
Tabel 4.2 Total Jumlah Haji Setiap Tahunnya ... 91
Tabel 4.3 Anggota BIHA Kabupaten Bantul ... 92
Tabel 4.4 Tingkat Usia Responden ... 96
Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden ... 97
Tabel 4.6 Jumlah Anak Responden ... 98
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 99
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 101
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 102
Tabel 4.10 Tanggapan responden tentang perhatian (Attention) I ... 106
Tabel 4.11 Tanggapan responden tentang perhatian (Attention) II ... 107
Tabel 4.12 Tanggapan responden tentang minat (Interest) I ... 109
Tabel 4.13 Tanggapan responden tentang minat (Interest) II ... 111
Tabel 4.14 Tanggapan responden tentang keinginan (Desire) I ... 112
Tabel 4.15 Tanggapan responden tentang keinginan (Desire) II ... 114
Tabel 4.16 Tanggapan responden tentang tindakan (Action) I ... 116
Tabel 4.17 Tanggapan responden tentang tindakan (Action) II ... 117
Tabel 4.18 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) I ... 119
Tabel 4.19 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) II ... 121
Tabel 4.20 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) III ... 123
xv
Gambar 2.2 Model AIDA ... 47
Gambar 2.3 Alir Model Penelitian ... 50
Gambar 4.1 Tabungan Haji BRI Syariah IB ... 68
Gambar 4.2 Logo BRI Syariah... 81
Gambar 4.3 Alur promosi iklan ... 82
Gambar 4.4 Iklan Melalui Koran Sindo ... 84
Gambar 4.5 Spanduk Ulang Tahun ke 6 BRIS ... 84
Gambar 4.6 Mobil Brand ... 85
Gambar 4.7 Kerjasama dengan Salon Muslimah ... 85
Gambar 4.8 Sponsor Kegiatan Job Fair Undip ... 85
Gambar 4.9 Chalenge di Even International Islamic Expo ... 86
Gambar 4.10 Lomba Blog BRI Syariah di Web Krisalta... 86
Gambar 4.11 BRI Syariah dalam Web Lain di Pencarian Google ... 87
Gambar 4.12 Struktur Organisasi BRI Syariah ... 87
Gambar 4.13 Struktur Organisasi KBIH Aisyiyah Bantul ... 94
Gambar 4.14 Tanggapan responden tentang perhatian (Attention) I Pada Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 107
xvi
Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 112
Gambar 4.18 Tanggapan responden tentang keinginan (Desire) I Pada
Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 114
Gambar 4.19 Tanggapan responden tentang keinginan (Desire) II Pada
Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 115
Gambar 4.20 Tanggapan responden tentang tindakan (Action) I Pada
Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 117
Gambar 4.21 Tanggapan responden tentang tindakan (Action) II Pada
Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 119
Gambar 4.22 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) I
Pada Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 121
Gambar 4.23 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) II
Pada Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 122
Gambar 4.24 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) III
xvii
produk Tabungan Haji BRI Syariah IB terhadap respon KBIH Aisyiyah Bantul dengan pendekatan AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel purposive sampling, data dikumpulkan dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Data dianalisis secara Regresi Linier Sederhana, hasilnya menunjukan Y = 8.413 + 2.149 X yang berarti bahwa jika tidak ada variabel iklan maka akan tetap ada respon AIDAS sebesar 8.413, setiap kenaikan satu variabel iklan maka akan terjadi kenaikan pada respon AIDAS sebesar 2.149. Dari hasil penyebaran dan analisis data menggunakan SPSS dengan descriptive statistic frequencies didapatkan hasil bahwa respon perhatian (Attention) sebesar 3.15, respon minat (Interest) sebesar 3.16, respon keinginan (Desire) sebesar 3.18, respon tindakan (Action) sebesar 3.17, dan respon kepuasan (Satisfaction) sebesar 3.10.keseluruhan respon masuk pada kriteria tinggi namun respon yang dianggap paling tinggi adalah keinginan (Desire).
xviii
saving hajj BRI Syariah IB toward the responses of KBIH Aisyiyah Bantul through AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction) approach. This study used a quantitative approach with purposive sampling sample, data were collected by distributing the questionairs. Data was analyzed by Simple Linier Regretion. The result show Y = 8.413 + 2.149X which means that there is no variable advertisement will remain the AIDAS response of 8.413. In any increase of one variable respon than it will happen increase the AIDAS response of 2.149. From the results of dissemination and data analysis using SPSS with descriptive statistic frequencies obtained a results respone to the Attention of 3.15, response to the Interest of 3.16, response to the Desire of 3.18, response to the Action of 3.17, and response to the Satisfaction of 3.10. The overall response of the high criteria but the response which revered to the highest response is the desire.
1
A. Latar Belakang
Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang semakin ketat
sekarang ini, limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses
informasi membuat konsumen semakin kritis dalam memilih suatu produk.
Agar dapat unggul dalam persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh
perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan
informasi kepada konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui
kegiatan periklanan (Durianto dalam Dida, 2013:1).
Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran juga berupa aktivitas
komunikasi. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung
dari siapa khalayak sasaran yang dituju serta melalui media apa iklan tersebut
sebaiknya disampaikan (Tinarbuko, 2007: 1). Dalam perumusan pesan iklan
terdapat empat masalah : apa yang harus disampaikan (isi pesan), bagaimana
cara menyampaikan secara logis (struktur pesan), bagaimana menyampaikan
secara simbolis (format pesan), dan siapa yang seharusnya menyampaikan
(sumber pesan) (Kotler, 2005: 254).
Secara umum media yang sering digunakan oleh perusahaan untuk
beriklan adalah media elektronik (televisi dan radio), media cetak (brosur,
beriklan yang terbatas karena penyampaiannya hanya orang-orang tertentu
saja yang mengetahui sebuah produk melalui media iklan brosur, misalnya
pegawai bank dalam memasarkan dan mempromosikan produk melalui media
iklan brosur, brosur tersebut akan diberikan kepada nasabah yang datang ke
bank atau di tempat mempromosikan produk tersebut saja atau nasabah bank
itu sendiri dengan sengaja untuk melihat-lihat saja. (Indriani, 2015: 3).
Salah satu tujuan promosi adalah membidik pasar sasarannya yaitu
masyarakat umum baik pasar baru maupun pasar potensial. Pasar potensial
adalah orang atau sekelompok orang yang berpeluang untuk dijadikan sebagai
pasar karena memiliki ketertarikan terhadap produk atau jasa perusahaan
(Enterprise, 2010: 35). Sedangkan menurut Kotler (1997: 131) pasar potensial
adalah sekelompok orang yang tertarik dengan penawaran pasar tertentu.
Televisi sebagai media periklanan yang memiliki jangkauan luas
selama bertahun-tahun telah dipercaya sebagai media periklanan paling
efektif oleh para produsen. Salah satu kelebihan mendasar televisi
dibandingkan dengan periklanan lainnya adalah kemampuannya
menyampaikan pesan audio-visual. Meskipun biaya yang dikeluarkan lebih
mahal dibandingkan dengan penggunaan media lainnya, produsen tetap saja
menganggap bahwa mahalnya biaya iklan ditelevisi sebanding dengan
manfaatnya (Kotler, 2005: 290). Periklanan melalui internet adalah sebuah
kenyataan yang tidak dapat diabaikan oleh para pengiklan dan pemasar.
meraih 50 juta khalayak, dan Televisi butuh 13 tahun, sedangkan Internet
hanya butuh waktu 4 tahun (Lee dan Jhonson, 2011: 37).
Brosur juga merupakan salah satu media beriklan pada media cetak,
meskipun brosur dianggap sebagai cara pemasaran tradisional tetapi brosur
juga memiliki kelebihan yaitu isinya yang langsung memuat point-point
penting dalam beriklan. Hanya saja penggunaan media iklan brosur masih
terbatas jangkauannya. Iklan di media televisi, brosur dan internet memang
diminati banyak perusahaan termasuk juga bank syarian. Salah satu bank
syariah yang mempromosikan iklannya melalui tiga media periklanan
tersebut adalah BRI Syariah dengan produknya Tabungan Haji BRI Syariah
IB, tabungan ini memiliki kelebihan yaitu dapat membuka rekening sejak usia
dini.
Menunaikan ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima, haji
adalah hukumnya wajib bagi semua muslim yang mampu baik finansial dan
bekal. Dalam Al-Quran juga telah tertuang kewajiban untuk menunaikan
ibadah haji bagi setiap muslim yang mampu. Selain itu juga dalam UU No. 34
tahun 2009 penetapan pemerintah pengganti UU No. 2 tahun 2009 tentang
perubahan atas UU No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji,
yang mengatur tentang haji dan ketentuannya (www.kemenag.go.id).
Ibadah haji sangat diminati oleh umat muslim, meski biaya haji
tergolong mahal tapi antusias masyarakat muslim untuk dapat berkunjung ke
dari antusiasme masyarakat, awalnya perbankan menawarkan produk
Talangan Haji namun seiring berjalannya waktu produk ini dianggap
mengandung unsur riba, oleh karena itu Kementrian Agama (Kemenag)
resmi melarang perbankan syariah menjajakan produk tersebut dan
mengalihkan ke Tabungan Haji (www.muslimafiyah.com).
Masa tunggu keberangkatan haji yang semakin panjang di Indonesia
membuat masyarakat resah, masa tunggu haji di Indonesia sekarang kisaran
tujuh sampai dua puluh tahun setelah mendapatkan nomor porsi dari Sistem
Komunikasi Haji (SISKOHAT) (www.nasional.sindonews.com). Melihat
panjangnya masa tunggu haji BRI Syariah menawarkan solusi dengan cara
membuka Tabungan Haji BRI Syariah IB mulai dengan usia dini, menurut
Corporate Communication Dept. Head BRI Syariah Nanang Wahyudi hal ini
penting agar ketika datang masa menunaikan ibadah haji kondisi tubuh masih
prima (www.republika.com).
Kelompok Belajar Ibadah Haji (KBIH) Aisiyah merupakan pelopor
KBIH di Yogyakarta dan pelopor KBIH kedua di Aisiyah setelah KBIH
Aisiyah Jakarta. KBIH Aisiyah Yogyakarta ini didukung oleh
Muhammadiyah wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
(www.kbihaisiyahbantul.blogspot.co.id). KBIH Aisiyah Bantul adalah salah
satu cabang KBIH Aisiyah Yogyakarta, KBIH Aisiyah Bantul bertempat di
Gedung Dakwah Jl. A Yani no 31 Bantul, ada tiga titik tempat bimbingan
manasiknya yaitu di Banguntapan, Masjid SMA Muhiba dan PRM
KBIH Aisiyah ini tercipta sebagai wahana beribadah kepada Allah
SWT yang perwujudannya melalui pemberian layanan secara professional
kepada umat yang akan melaksanakan ibadah haji atau umroh agar sesuai
dengan berhajinya Rasulullah SAW. KBIH Aisyiyah adalah contoh dari pasar
potensial yang didalamnya terdapat orang-orang yang kompeten dan
mengetahui tentang penting dan wajibnya ibadah haji serta ada ketertarikan
lebih dibandingkan masyarakat awam. Selain itu anggota KBIH Aisyiyah
Bantul yang mayoritas menggunakan bank BRI Syariah sebagai Tabungan
Hajinya.
Total anggota KBIH Aisyiyah Bantul kloter keberangkatan 2016
adalah 241 orang calon jamaah haji, terdiri dari 67 orang nasabah BRI
Syariah, 36 orang nasabah Bank Muammalat Indonesia (BMI), 63 orang
nasabah Bank Syariah Mandiri (BSM), 49 orang nasabah Bank Negara
Indonesia Syariah (BNIS), 6 orang nasabah Bank Tabungan Negara Syariah
(BTN Syariah), 12 orang nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan 8 orang
nasabah Bank Negara Indonesia (BNI).
Melalui iklan televisi, internet dan brosur diharapkan BRI Syariah
mampu menjangkau tempat-tempat yang masih kurang sosialisasi dan
promosi sehingga mampu mendapatkan respon yang positif, yang diikuti
dengan laju pertumbuhan nasabah. Oleh karena itu membutuhkan kerangka
Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction (AIDAS) sebagai alat
Menurut teori (Astrid 1989: 215 dalam skripsi Indriani, 2015:4)
menyatakan bahwa keberhasilan sebuah iklan tidak lepas dari cara
penyampaian kepada konsumen dengan cara yang tepat, artinya proses
komunikasi atau penyampaian iklan yang tepat akan menimbulkan
pengertian, sikap dan tingkah laku dari seorang konsumen atau nasabah.
Keberhasilan suatu proses komunikasi dapat dilihat dari formula AIDAS
(Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction).
Proses dari rumusan AIDAS dapat dijelaskan bahwa sebuah iklan
haruslah menarik sehingga mendapatkan perhatian (Attention) dari
pemirsanya. Sebuah iklan harus memiliki isi pesan yang mudah ditangkap
dan dengan konsep yang menarik, sehingga pemirsanya yang melihat akan
menaruh perhatian dan ingin mengetahui lebih. Dengan tersampaikannya isi
pesan iklan tersebut maka akan mampu menarik minat (Interest) pemirsanya.
Setelah pemirsa merasa tertarik dan timbul sebuah minat maka bagaimana
sebuah iklan tersebut mampu menggugah keinginan (Desire) pemirsanya
untuk mencoba produk tersebut. Jika sebuah keinginan mampu tercipta
apalagi didorong dengan kebutuhan maka akan tercipta suatu tindakan
(Action) untuk merealistiskan keinginan tersebut dengan mencoba produk
yang diiklankan. Setelah memakai produk tersebut dan menjadi nasabahnya
maka akan dapat menilai produk tersebut apakah mampu untuk menciptakan
kepuasan (satisfaction) nasabah atau tidak, karena sebuah kepuasan tercipta
jika suatu produk mampu memenuhi ekspektasi atau melebihi ekspektasi
Peneliti kali ini tertarik untuk meneliti tentang produk Tabungan Haji
BRI Syariah IB dengan akad mudharabah yaitu bagi hasil yang
komprehensif. Alasannya haji merupakan rukun islam yang kelima yang
wajib dilaksanakan jika mampu. Dengan adanya produk Tabungan Haji BRI
Syariah IB akan mempermudah perencanaan untuk dapat melaksanakan
ibadah haji. Mengingat masa tunggu keberangkatan haji yang semakin tahun
semakin bertambah lama maka Tabungan Haji BRI Syariah menawarkan
untuk pembukaan rekening tabungan sudah dapat dimulai sejak dini, hal ini
semakin membuat efektif masa keberangkatan haji nantinya di umur yang
masih muda masih sehat dan prima. Kelebihan Tabungan Haji BRI Syariah
IB adalah dengan setoran awal yang ringan dan persyaratan yang mudah
memungkinkan semua kalangan mampu membuka rekening tersebut bukan
hanya untuk dirinya sendiri namun juga bisa untuk keluarga yang lainya.
Penelitian ini akan dilakukan di KBIH Aisiyah Bantul mengingat
KBIH Aisiyah Bantul adalah salah satu cabang KBIH Aisiyah Yogyakarta
yang menjadi pelopor KBIH di Yogyakarta dan didalamnya terdapat
orang-orang yang dianggap berpotensi tinggi karena KBIH Aisyiyah Bantul adalah
tempat pelatihan professional, selain itu anggota terbanyak didalam KBIH
Aisyiyah Bantul periode ini didominasi oleh BRI Syariah. Dengan adanya
bekal pengetahuan yang baik tentang ibadah haji, serta mayoritas nasabah
BRI Syariah maka diambilah Anggota KBIH Aisiyah Bantul sebagai
Berangkat dari latar belakang diatas penelitian ini bertujuan untuk
menggali seberapa besar respon Anggota KBIH Aisiyah Bantul terhadap
iklan produk Tabungan Haji BRI Syariah IB yang dapat dibukakan untuk
anak mulai usia dini, mengingat pengetahuan dan minat yang sudah
direalisasikan untuk melaksanakan ibadah haji dan dianggap berpotensi tinggi
untuk mampu membukakan rekening tabungan untuk anak atau keluarganya,
karena masa tunggu keberangkatan haji yang semakin panjang dan lama.
Iklan televisi yang mampu menjangkau spectrum yang sangat luas
sampai ke pelosok, iklan internet yang mampu menjangkau khalayak yang
sangat luas dan brosur yang mampu mengenalkan nasabah kepada produk
Tabungan Haji BRI Syariah IB merupakan cara efektif yang dilakukan dalam
berpromosi, selain itu juga mampu menjangkau pasar potensial yang
didalamnya sudah banyak orang yang minat dan ketertarikannya dianggap
tinggi karena tingkat pengetahuannya tentang produk tabungan haji. Maka
dari itu akan diukur sejauh mana respon anggota KBIH Aisiyah Bantul
dengan menggunakan alat pengukur respon anggota KBIH Aisyiyah Bantul
dengan kerangka AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction).
Dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui tentang
promosi melalui iklan terutama iklan televisi, brosur dan internet (Facebook,
twitter, instagram, youtube, web) untuk menarik minat calon nasabah
menggunakan suatu produk, yang akan dituangkan melalui penulisan skripsi
Terhadap Respon KBIH Aisiyah Bantul Dengan Pendekatan AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction)”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah iklan produk Tabungan Haji BRI Syariah IB berpengaruh terhadap respon KBIH Aisyiyah Bantul dengan pendekatan AIDAS ?
2. Berdasarkan pendekatan AIDAS, respon apa yang dinilai paling tinggi oleh anggota KBIH Aisyiyah Bantul ?
C. Batasan Penelitian
Agar penelitian mengenai “Pengaruh Iklan Produk Tabungan Haji BRI Syariah IB Terhadap Respon KBIH Aisyiyah Bantul Dengan Pendekatan AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction)”
tidak melebar dari permasalahan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai
dengan penelitian maka penulis membatasi ruang permasalahan sebagai
berikut :
1. Reverensi iklan yang diteliti adalah iklan melalui media televisi,
brosur dan internet (Facebook, twitter, instagram, youtube, web).
2. Iklan yang diteliti adalah iklan BRI Syariah dengan produk Tabungan
Haji BRI Syariah IB dengan akad mudharabah.
3. Iklan yang diteliti sebatas pada pengaruhnya terhadap anggota KBIH
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini
adalah untuk mengetahui respon masyarakat terutama di KBIH Aisyiyah
Bantul tentang iklan televisi, iklan brosur dan iklan internet (Facebook,
twitter, instagram, youtube, web) produk Tabungan Haji BRI Syariah IB
menggunakan pendekatan AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, and
Satisfaction). Selain itu juga agar mengetahui respon apa yang dinilai paling
tinggi oleh responden anggota KBIH Aisyiyah Bantul diantara respon dengan
pendekatan AIDAS.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi
pihak yang terkait antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, sehingga dapat memberikan teori tentang respon
masyarakat terhadap iklan produk Bank Syariah. Serta dapat menambah
pengetahuan tentang pengaruh iklan produk tabungan haji BRI Syariah
IB terhadap respon KBIH Aisyiyah Bantul. Selain itu juga memberikan
kontribusi sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Sebagai sarana pembelajaran yang bermanfaat untuk
khususnya tentang periklanan melalui media televisi, Internet
dan brosur.
2) Sebagai sarana pembelajaran untuk mengukur respon promosi
salah satunya periklanan dengan menggunakan pendekatan
AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, and Satisfaction).
b. Bagi Universitas
1) Sebagai referensi untuk mengetahui tingkat promosi Bank
Syariah melalui iklan terutama media televisi, internet, dan
brosur.
2) Sebagai referensi pembelajaran dan rujukan penelitian
selanjutnya agar dapat lebih baik dan lebih mengembangkan
topik tentang promosi periklanan Bank Syariah.
c. Bagi Perusahaan Periklanan
Sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam rancangan
membuat iklan yang efektif bagi sebuah perusahaan.
d. Bagi Bank Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, saran dan
bahan pertimbangan bagi bank syariah untuk lebih inovatif dan
kreatif dalam mengenalkan dan memasarkan produknya kepada
masyarakat. Supaya bank syariah mampu bersaing dengan bank
12 A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Skripsi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dilakukan
oleh Hardinni Bachmid (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Iklan Bank Syariah Mandiri di Televisi Terhadap Attention, Interest, Desire,
Action pada Masyarakat Ambon Maluku” jenis penelitian ini adalah
eksplanatoris. Variable yang diteliti adalah variable bebas (independent
variable) dengan indikator : isi pesan, struktur pesan, format pesan dan
sumber pesan. Sementara variable terikat (dependent variable) dengan
indikator : model AIDA yaitu Attention, interest, desire, action. Teknik
pengambilan sampel menggunakan convenience sampling tidak ada
pertimbangan kecuali kemudahan saja, metode pengambilan data
menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner di Ambon
Maluku kepada setiap yang ditemui baik sengaja maupun tidak dengan
syarat orang tersebut pernah melihat iklan BSM di televisi. Hasil
penelitian ini menunjukan faktor iklan yang dinilai paling tinggi adalah isi
pesan, respon tertinggi masyarakat Ambon pada model AIDA adalah
perhatian (Attention), terdapat pengaruh yang signifikan iklan televisi
BSM terhadap respon masyarakat Ambon.
Relevansi dari penelitian ini adalah pengembangan yang dilakukan oleh
Bank Syariah Mandiri yang diujikan pada masyarakat Ambon Maluku,
sedangkan penulis ingin mengkaji tentang iklan televisi, brosur dan
internet produk Tabungan Haji BRI Syariah IB untuk anak usia dini yang
akan diujikan pada anggota KBIH Aisyiyah Bantul, yang dianggap
berpotensi tinggi untuk membukakan tabungan untuk anaknya, penelitian
ini dengan penelitian penulis sama-sama menggunakan model AIDA dan
AIDAS sebagai tolak ukur responnya.
2. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 1 nomor 3 yang ditulis oleh Vera Erlinda dan Haroni Doli H. Ritonga (2013) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bank Oleh Nasabah
Tabungan Haji (Studi Kasus : Peserta Bimbingan Manasik Haji Aziziah
Kec. Medan Johor)”. Penelitian ini menggunakan sampel responden
sebanyak 30 orang peserta manasik Haji Aziziah, pengambilan data
menggunakan cara penyebaran kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah
faktor utama yang dipilih adalah pelayanan bank ditunjukan dengan 16
orang (53,3%) yang memilih, namun hanya menjadi urutan kedua dalam
pengolahan data peneliti, sedangkan terhadap jenis pelayanan bank yaitu
jaminan keamanan yang diberikan kepada dana ONH nasabah dijadikan
rangking satu dengan 14 orang (46,7%). Faktor fasilitas menempati urutan
kedua yang dipilih oleh peserta bimbingan manasik haji Aziziah,
ditunjukan dengan hasil sebanyak 12 orang (40%), namun dalam
pengolahan data fasilitas menjadi urutan ketiga, sedangkan jenis fasilitas
sebagai rangking satu dengan 14 orang (46,7%). Faktor lokasi menjadi
factor kedua yang dipilih oleh responden 14 orang (46,7%). Namun dalam
pengolahan data lokasi menempati urutan ketiga, sedangkan untuk jenis
lokasi bank yaitu kemudahan dicapainya sebanyak 13 orang (43,3%).
Relevansi penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama
mengkaji tentang Tabungan Haji, namun jika penelitian ini mengkaji
tentang pemilihan bank, penulis menawarkan produk tabungan haji yang
berbeda dengan bank lain yaitu tabungan yang mulai bisa dibukakan sejak
anak usia dini. Suatu hal baru yang ditawarkan pada produk tabungan haji.
3. Penelitian Skripsi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dilakukan
oleh Indriani (2015) dengan judul “Efektivitas Iklan Produk Tabungan BNI Syariah IB HASANAH Berakad Wadiah Terhadap Respon Nasabah
Dengan Pendekatan AIDAS”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi. Populasi penelitian ini adalah pegawai dan nasabah BNI
Syariah Kc. Yogyakarta, sampel yang digunakan adalah sales promotion,
customer service, dan 10 orang nasabah. Hasil dari penelitian ini adalah
iklan melalui media internet dianggap belum efektif karena Attention 1,4
yang termasuk efektivitas sedang tetapi cukup rendah, Interest 1,9 yang
termasuk efektivitas sedang tetapi cukup rendah, Desire 1,7 yang termasuk
efektivitas sedang, dan Action 1,8 yang termasuk efektivitasnya sedang.
Iklan melalui media brosur dianggap belum efektif karena Attention 1,4
kategori tinggi, Desire berada pada 1,8 yang termasuk kategori sedang
tetapi cukup tinggi, dan Action berada pada 2,0 yang termasuk dalam
kategori sedang. Iklan yang dilakukan oleh BNI Syariah sudah efektif
dengan ditunjukannya peningkatan nasabah setiap harinya. Produk
tabungan BNI Syariah IB HASANAH direspon sangat positif dengan
respon satisfaction (kepuasan) yang tinggi.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama
mengukur respon terhadap suatu produk bank. Jika peneliti ini mengukur
seberapa efektif sebuah iklan melalui internet dan brosur maka penulis
ingin meneliti seberapa besar pengaruhnya iklan televisi, brosur dan
internet terhadap calon nasabah maupun nasabah. Pendekatan yang
digunakan sama-sama pendekatan AIDAS maka penelitian penulis adalah
bentuk pengembangan penelitian dari penelitian ini.
B. Kerangka Teori 1. Pemasaran
Pemasaran identik dengan pengenalan suatu perusahaan atau
produk baik barang maupun jasa. Menurut Philip Kotler pemasaran adalah
suatu proses sosial dan managerial dengan mana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain
(Kasmir, 2008 : 53).
Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an.
produk, beralih ke filosofi “merasakan-dan-merespon” yang berpusat pada
pelanggan. Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam
menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan
yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih (Kotler dan Keller, 2009
: 20).
Theodore dan Harvard dalam buku Kotler menjelaskan perbedaan
antara konsep pemasaran dan konsep penjualan : penjualan berfokus pada
kebutuhan pelanggan, pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli,
penjualan didasari oleh kebutuhan penjual untuk mengubah produknya
menjadi uang, pemasaran didasari oleh gagasan untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan melalui produk dan hal-hal yang berhubungan
dengan menciptakan, menghantarkan, dan akhirnya mengkonsumsinya.
Pentingnya suatu pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat akan produk dan jasa. Pemasaran
dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin hari
semakin meningkat serta ilmu pengetahuan yang semakin berkembang.
Pemasaran sendiri memiliki tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun
tujuan jangka pendek, untuk jangka panjang pemasaran bertujuan
mempertahankan produk-produk yang sudah dimiliki agar tetap eksis dan
untuk jangka pendek pemasaran bertujuan merebut hati konsumen agar
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaaan tersebut harus
menjadi lebih efektif dibandingkan pada pesaing dalam menciptakan,
menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar
sasaran yang terpilih (Al-Arif, 2010 : 7).
2. Pemasaran Syariah
Pemasaran syariah merupakan tingkatan tertinggi dalam
pemasaran, yang disebut spiritual marketing, dimana etika, nilai-nilai dan
norma dijunjung tinggi sehingga pelanggan tidak merasa kecewa dengan
produk ataupun jasa yang dipasarkan (Al-Arif, 2010 : 5).
Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah penerapan suatu
disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah sesuai
dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Ada beberapa nilai dalam
pemasaran syariah yang mengambil konsep dari keteladana Rasullullah
SAW yaitu :
a. Siddiq yaitu memiliki sifat kejujuran dan selalu melandasi ucapan,
keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran islam.
b. Fathanah yaitu mengerti, memahami, dan menghayati secara
mendalam segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban.
c. Amanah yaitu tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan
d. Tabligh yaitu mengaja sekaligus memberikan contoh pada pihak lain
untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran islam dalam setiap
gerak aktifitas ekonomi yang dilakukan sehari-hari.
e. Istiqomah yatu konsisten dalam penerapan aturan syariah.
Dalam pemasaran syariah suatu perusahaan harus menerapkan
prinsip sesuai dengan syariat islam dimana tidak boleh mengandung unsur
MAGHRIB yaitu maysir atau sering disebut dengan perjudian, gharar atau
sering disebut dengan ketidakpastian, riba yang diartikan tambahan, dan
bathil yang diartikan perbuatan tidak menyenangkan yang akan
merugikan.
Selain itu, dalam konsep pemasaran syariah, pasar syariah sering
kali disebut sebagai pasar emosional karena alasan keagamaan dan bukan
karena ingin mendapatkan keuntungan finansial semata (Al-Arif, 2010 :
16). Dalam syariah marketing tidak hanya berorientasi pada keuntungan
semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu
keberkahan. Perpaduan kedua konsep ini melahirkan konsep maslahah
mursalah, yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada
pencapaian maslahah yang optimal. Konsep keberkahan ini menjadi
landasan suatu perusahaan yang berorientasikan syariah (Al-Arif,2010 :
19).
Perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan
bersikap professional dalam dunia bisnis, karena dengan profesionalitas
konsep syariah maka diprediksi akan terus berkembang dan dipercaya oleh
masyarakat karena mengandung nilai kejujuran. Ada empat karakteristik
yang terdapat pada syariah marketing :
a. Ketuhanan (Rabbaniyah)
Pemasaran syariah mempunyai sifat yang religius, karena
hukum-hukum syariah bersifat ketuhanan, yang merupakan hukum
yang paling adil dan paling sempurna sehingga tepat untuk segala
bentuk kebaikan.
b. Etis (Akhlaqiyah)
Keistimewaan marketer syariah adalah mengedepankan masalah
akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah
konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan
etika tanpa membedakan dari agama manapun karena bersifdat
universal.
c. Realistis (Al-Waqi’yyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti
moderenitas, dan kaku melainkan konsep pemasaran yang fleksibel.
Pemasaran syariah sangat fleksibel dan luas dalam tafsir hukum dan
emlementasinya terhadap pemasaran konvensional.
d. Humanistis (Insaniyyah)
Syariah diciptakan kepada manusia agar derajatnya terangkat,
sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara. Posisi perusahaan dan
persaudaraan. Syariah memiliki sifat universal yaitu tidak boleh
membeda-bedakan konsumen berdasarkan pada ras, agama, suku,
kebangsaan, dan status, semua harus di pandang sama.
3. Pemasaran Jasa
Pengertian jasa adalah aktivitas ekonomi yang ditawarkan suatu
pihak kepada pihak lain yang menekan terjadinya pertukaran nilai dengan
waktu sebagai alat ukur. Sedangkan dalam kamus jasa berarti kegiatan
yang bersifat melayani, membantu dan melakukan hal yang bermanfaat
bagi orang lain (Lovelock dkk, 2011 : 16). Sementara itu menurut Kotler
dan Keller jasa adalah kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan sesuatu.
Pemasaran jasa adalah suatu proses mempresepsikan, memahami,
menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilihsecara
khusus dengan menyalurkan sumber-sumbersebuah organisasi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (Ratih Hurriyati, 2005 : 42). Produk jasa
memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk barang. Grifin (1996)
menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut (Lupiyoadi dan Hamdani,
2008 : 6) :
a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dalam hal
b. Unstorability (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal persediaan
atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan.
c. Customization (kustomisasi). Jasa sering kali didesain khusus untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran produk pada umumnya,
jika pemasaran produk cukup menggunakan 4p sebagai bauran
pemasarannya maka pemasaran jasa menggunakan 7p. berikut penjelasan
yang membedakan jasa dengan produk barang (Lovelock dkk, 2011 : 24) :
a. Sebagian produk jasa tidak dapat diinventariskan
b. Elemen-elemen tidak terlihat biasanya mendominasi penciptaan nilai
c. Layanan sering kali sulit divisualisasikan dan dimengerti
d. Pelanggan dapat dilibatkan dalam ko-produksi
e. Manusia dapat menjadi bagian dalam pengalaman layanan
f. Input dan output operasional cenderung lebih beragam
g. Faktor waktu sering kali menjadi hal yang sangat penting
h. Distribusi dapat dilakukan melalui saluran distribusi non fisik
4. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran terdiri dari dua kata yaitu strategi dan
pemasaran. Strategi (strategy) memiliki arti suatu alat untuk mencapai
tujuan jangka panjang. Strategi sendiri akan mempengaruhi kemakmuran
perusahaan dalam jangka panjang, khususnya lima tahun, dan berorientasi
ke masa depan (David, 2006 : 17). Sedangkan pemasaran diartikan sebagai
memotivasi penjualan produk/jasa dan mendistribusikannya kepada
konsumen akhir untuk memperoleh laba (Tjiptono, 2015 : 11).
Strategi pemasaran diadaptasi dari konteks militer, sayangnya
konteks strategi pemasaran hingga saat ini belum ditemukan definisi dan
lingkup strategi pemasaran secara komprehensif. Bennett mendefinisikan
sebagai pernyataan mengenai bagaimana sebuah merek produk mencapai
tujuannya. Sedangkan Tull dan Kahle merumuskannya sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui
pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran bersangkutan. Strategi pemasaran juga dipandang
sebagai rencana untuk memaksimumkan peluang meraih bisnis yang
ditargetkan melalui pengelolaan faktor-faktor yang dapat dikendalikan
perusahaan (Tjiptono, 2015 : 17).
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
strategi pemasaran adalah alat yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan perusahaan. Strategi pemasaran ini sangat berguna bagi suatu
perusahaan karena suatu perusahaan berdiri dengan tujuan tertentu maka
dengan adanya strategi pemasaran yang baik suatu perusahaan akan
mencapai tujuannya dengan baik.
5. Strategi Pemasaran Jasa
Perusahaan jasa dan perusahaan produk barang tentulah berbeda,
mengkomunikasikan dan menjual produknya kepada para pelanggan.
Sebuah industri jasa harus memperhatikan beberapa aspek, agar dapat
berjalan dengan lancar. Keberhasilan suatu produk jasa bergantung pada
kemampuan perusahaan mengelola ketiga aspek berikut :
a. Janji perusahaan yang akan disampaikan kepada pelanggan
(Pemasaran eksternal).
b. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu
memenuhi janji tersebut (Pemasaran Internal).
c. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada
pelanggan (Pemasaran Interaktif).
Ketiga aspek tersebut harus dapat berjalan beriringan dan
berkesinambungan. Model kesatuan ini dikenal dengan nama segitiga
pemasaran jasa, dimana setiap sisi segitiga mewakili masing-masing
aspek, Freddie Rangkuti dalam (Reni Apriyanti 2015 : 26) :
Perusahaan
(Pemasaran Internal) (Pemasaran eksternal)
Karyawan (Pemasaran Interaktif) Pelanggan
Gambar 2.1 Segitiga Pemasaran Jasa
Segitiga pemasaran diatas menjelaskan bahwa ada tiga pihak yang
terlibat dalam pemasaran jasa yaitu perusahaan, karyawan, dan pelanggan,
perusahaan melatih karyawan secara efektif untuk mampu memberikan
pelayanan yang unggul kepada pelanggan. Hal ini melatih karyawan untuk
mampu menyampaikan janji-janji perusahaan yaitu dengan melakukan
perekrutan, pelatihan, pemberian bonus dan hadiah kepada pegawai yang
baik dalam melakukan tugasnnya, serta menyediakan peralatan dan
tekhnologi.
Pemasaran eksternal adalah menggambarkan aktivitas normal yang
dilakukan oleh perusahaaan dalam mempersiapkan jasa, menetapkan
harga, mendistribusikan dan mempromosikan jasa kepada pada pelanggan,
bila hal ini dilakukan dengan baik pelanggan akan terikat oleh perusahaan,
sehingga laba jangka panjang bisa terjamin. Pemasaran interaktif adalah
nilai kualitas jasa yang dirasakan tergantung dengan kualitas interaksi
antara penyedia jasa dan pelanggan. Kualitas layanan tidak termasuk
kualitas tekhnik tetapi juga kualitas fungsional seperti adanya perhatian
khusus terhadap permasalahan pelanggan yang dalam hal ini adalah
nasabah. Dengan pemberian perhatian ini maka pelanggan atau nasabah
akan mendapatkan kesan yang mendalam terhadap pemberian jasa yang
diberikan oleh perusahaan atau bank (Tjiptono, 2015 : 271).
Secara garis besar strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan
dengan empat aspek utama yaitu :
a. Melakukan diferensiasi kompetitif, perusahaan jasa wajib melakukan
inovasi yang bersifat pre emptive (Strategi baru) dalam jangka
b. Mengelola kualitas jasa, memberikan kualitas jasa yang lebih baik
dibandingkan dengan pesaingnya.
c. Mengelola produktivitas, ada enam pendekatan dalam meningkatkan
produktivitas yaitu :
1) Penyedia jasa bekerja lebih keras dan cekatan
2) Menguatkan kuantitas dengan mengurangi sebagian kualitas
3) Menambah perlengkapan dan melakukan standarisasi produksi
4) Menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa dengan jalan
menemukan solusi berupa produk
5) Merancang jasa yang lebih efektif
6) Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan
sebagian tugas perusahaan.
d. Mengelola penawaran dan permintaan jasa, menyesuaikan kapasitas
dan permintaan perusahaan jasa umumnya sulit dilakukan, karena
jasa bersifat tidak tahan lama.
6. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan strategi kombinasi yang dilakukan
oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Bauran pemasaran
harus dilakukan secara terpadu yaitu antara pelaksanaan dan penerapan
komponen dilakukan dengan memperhatikan antara komponen satu
dengan lainnya (Kasmir, 2008 : 119).
Boom dan Bitner dalam Kasmir berpendapat bahwa konsep bauran
pemasaran biasa. Dalam pemasaran biasa menurut kotler ada empat
konsep yang dikenal dengan 4P yaitu :
a. Product (produk)
b. Price (harga)
c. Place (tempat / saluran distribusi)
d. Promotion (promosi)
Sedangkan dalam pemasaran jasa ditambah dengan 3P lagi menurut Boom
dan Bitner yaitu :
a. People (orang)
b. physical evidence (bukti fisik)
c. process (proses)
Jadi dalam pemasaran jasa menggunakan 7P konsep bauran pemasaran
yang digabungkan antara konsep Kotler dengan Boom dan Bitner.
7. Promosi
Promosi merupakan salah satu kegiatan dari Bauran Pemasaran,
promosi bertujuan untuk menginformasikan kepada orang lain mengenaik
produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu
perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli
barangnya (Cravens,1998,76).
Promosi adalah sarana paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan nasabahnya, karena tanpa promosi maka tidak akan
nasabah mengenal perusahaan dan produk yang ditawarkan. Secara tidak
suatu perusahaan dan secara tidak langsung mengangkat citra perusahaan
yang dalam hal ini Bank (Kasmir,2008,155-156).
Dalam sebuah promosi ada yang dikenal dengan istilah
promotional mix yaitu kombinasi strategi yang paling baik untuk mencapai
tujuan program penjualan (Swastha, 2002 : 349). Promotional mix ini
terdiri dari empat variable yaitu :
a. Advertising (Periklanan) : Bentuk presentasi dan promosi non
pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor
tertentu.
b. Personal Selling (Penjualan Pribadi) : Presentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan
untuk menciptakan penjualan.
c. Publicity (Publisitas) : Pendorongan permintaan secara non pribadi
untuk suatu produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita
komersialdi dalam media masa dan sponsor tidak dibebani sejumlah
biaya secara langsung.
d. Sales Promotion (Promosi Penjualan) : Kegiatan pemasaran yang
mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer. Kegiatan
ini diantara lain : peragaaan, pertunjukan atau pameran, demonstrasi
dll.
8. Periklanan
Iklan merupakan salah satu media promosi yang digunakan oleh
untuk menginformasikan segala sesuatu produk yang dihasilkan oleh bank.
Informasi yang diberikan berupa manfaat, harga dan keunggulan
dibandingkan dengan pesaingnya (Al-Arif, 2010 : 174). Secara sederhana
iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang
ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media, iklan lebih ditujukan
untuk membujuk orang supaya membeli, seperti yang dikatakan oleh
Frank Jefkins (Kasali, 1992 : 9).
Tujuan promosi melalui iklan adalah untuk menarik dan
mempengaruhi calon nasabah. Sedangkan menurut Kotler (2005 : 277)
tujuan iklan digolongkan menjadi :
a. Iklan informatif, dimaksud untuk menciptakan kesadaran dan
pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah
ada.
b. Iklan persuasif, dimaksud untuk menciptakan kesukaan, preferensi,
keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa.
c. Iklan pengingat, dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk
dan jasa kembali.
d. Iklan penguatan, dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang
bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.
Dalam sebuah iklan hal yang terpenting adalah pesan yang terdapat
didalamnya. Pesan dalam sebuah iklan harus bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti : apa, untuk apa, bagaimana caranya, bagaimana
yang singkat, jelas, mudah dipahami, serta mengandung pengulangan kata
(jika dibutuhkan) (Kotler, 2005 : 252).
Sebuah pesan iklan idealnya mampu mendapat perhatian
(attention), mampu menarik minat (interest), membangkitkan keinginan
(desire), dan menyebabkan tindakan (action). Model pesan iklan seperti ini
dikenal dengan model AIDA yang akan membawa konsumen mulai dari
tahap kesadaran hingga pembelian (Kotler, 2005 : 254).
Dalam perumusan pesan iklan terdapat empat masalah : apa yang
harus disampaikan (isi pesan) yaitu presentasi secara logis tentang sebuah
produk yang ditawarkan, bagaimana cara menyampaikan secara logis
(struktur pesan) yaitu konsep iklan yang akan menjadikan sebuah iklan
menarik dan tertata rapi, bagaimana menyampaikan secara simbolis
(format pesan) yaitu kolaborasi antara desain gambar, visual, audio dan
efek yang diberikan untuk sentuhan pesan agar lebih hidup, dan siapa yang
seharusnya menyampaikan (sumber pesan) yaitu karakter bintang yang
berperan harus sesuai dengan konsep yang diciptakan sehingga pesan
mampu diterima (Kotler, 2005 : 254).
Dalam pengembangan program iklan, manager pemasaran harus
selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli.
Lalu mereka dapat menggunakan lima keputusan utama yang dikenal
dengan “Lima M” (Kotler dan Keller, 2009 : 202) :
a. Mission (Misi) : apakah tujuan periklanan ?
c. Massage (Pesan) : pesan apa yang harus disampaikan ?
d. Media (media) : media apa yang akan digunakan ?
e. Measurement (Pengukuran) : bagaimana mengevaluasi hasilnya ?
Agar sebuah iklan mampu tersampaikan dengan baik maka harus melalui
media-media yang dapat mendukung penyampaian iklan. Menurut Kasmir
(2008 : 157) Penggunaan promosi dengan iklan dapat melalui berbagai
media seperti :
a. Pemasangan billboards di jalan strategis
b. Pencetakan brosur dan disebarkan
c. Pemasangan spanduk di lokasi strategis
d. Melalui Koran
e. Melalui majalah
f. Melalui televisi
g. Melalui radio, dll.
9. Pengukuran Efektivitas Periklanan
Pengukuran efektivitas periklanan merupakan aspek penting dari
manajemen periklanan hanya dengan mengevaluasi hasil yang telah
diperoleh sudah memungkinkan untuk menentukan apakah tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan sedang atau sudah dicapai. Ini memerlukan
ukuran-ukuran dasar yang harus ditetapkan sebelum kampanye periklanan dimulai
kemudian menentukan apakah tujuan telah dicapai. Karena riset cukup
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif
atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh (Siagian,1978:77 dalam
Indriani, 2015 : 6) yaitu:
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya
karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah
dan tujuan organisasi dapat tercapai.
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi
adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya
dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para
implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.
c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan
dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah
ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani
tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.
d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan
sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.
e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu
dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab
apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman
bertindak dan bekerja.
f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator
Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan
oleh organisasi.
g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu
program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka
organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan
pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.
h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas
organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan
pengendalian.
Selanjutnya (Steers,1978: 206) mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam
pengukuran efektivitas, yaitu:
a. Produktivitas
b. Kemampuan adaptasi kerja
c. Kepuasan kerja
d. Kemampuan berlaba
e. Pencarian sumber daya
10.Etika Iklan Atas dasar Norma Agama Islam
Dalam kehidap sehari-hari ataupun pedoman dalam melakukan
tindakan orang islam berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadis
agar mendapat ridho dari Allah SWT. Pada dasarnya norma agama
keadilan dan tanggung jawab (Widyarini, 2012 : 8). Penjelasan
masing-masing adalah sebagai berikut:
a. Kejujuran
QS. Asy-Syu’araa’: 181-183
Artinya : “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang merugi (181). Dan timbanglah dengan timbangan
yang lurus (182). Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan
membuat kerusakan (183)”.
Selain ayat diatas ada beberapa hadis yang menyinggung
tentang kejujuran diantaranya :
“Pedagang yang terpercaya , jujur dan muslim ditempatkan bersama
para syahid di hari kiamat”. (HR al-Bukhari).
“... sesungguhnya para pelaku bisnis akan dibangkitkan pada hari
kiamat sebagai orang-orang yang jahat, kecuali orang yang bertaqwa
kepada Allah, berbuat kebajikan dan jujur”. (HR Ibn Majah)
“Kalian harus jujur karena jujur akan menunjukkan (jalan) ke surga.
sehingga ia dituliskan di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur
(shiddiq)”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan Al-Tirmidzi).
Nilai kejujuran adalah sangat penting di dalam menjalani
kehidupan, baik dalam berperilaku maupun dalam melakukan
perdagangan. Termasuk di dalamnya pemberian informasi (iklan)
kepada para calon pembelinya.
b. Kebenaran
QS. Ali ‘Imran: 77.
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya
dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang
sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagia (pahala) di akhirat, dan
Allah tidak akan berkata-kata kepada mereka dan tidak akan melihat
kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan
mereka. Bagi mereka azab yang pedih”.
Dapat dipetik dari ayat diatas bahwa janji yang telah diumbar
pada iklan sebuah produk haruslah memiliki kebenaran karena Allah
mencintai sebuah kebenaran dan membenci sebuah kebohongan.
Nilai kebenaran ini berjalan beriringan dengan nilai kejujuran yang
Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya konsumen terhadap produk
yang ditawarkan, karena kepercayaan seorang konsumen bernilai
tinggi bagi perusahaan pemasar produk.
c. Keadilan
QS. An-Nahl: 90.
Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran”.
Dari ayat diatas dapat dipetik bahwa diperintahkan untuk
berlaku adil. Jika diterapkan di dalam perdagangan maka seorang
pedagang haruslah menerapkan perilaku yang adil terhadap para
pembelinya, agar tidak terjadi pertengkaran pada saat melakukan
pembelian. Demikian juga halnya dengan iklan, harus mampu
memberikan informasi yang benar, memberikan informasi secara
jelas dan transparan agar pembeli tidak dirugikan (kecewa) setelah
melakukan pembelian.
d. Tanggung Jawab
Artinya : “Apakah manusia mengira bahwa ia dibiarkan begitu saja
(tanpa pertanggung jawaban)?”.
Sebagai seorang penjual harus memiliki rasa tanggung jawab atas
produk yang dijualnya ataupun berbagai kegiatan yang berhubungan
dengan proses penjualan. Di dalam kegiatan periklanan apa yang
ditawarkan harus bisa dipertanggung jawabkan. Jangan sampai
terjadi ukuran maupun kualitas yang disampaikan di dalam iklan
tidak sesuai dengan kenyataan.
11.Iklan Media Cetak (Brosur)
Brosur merupakan salah satu cara dalam mengiklankan produk
atau jasa dari sebuah perusahaan. Bisa dikatakan beriklan menggunakan
brosur ini merupakan salah satu cara paling tradisional dalam teknik
pemasaran. Namun beriklan dengan brosur memiliki berbagai keunggulan
dan kelebihan. Secara umum brosur yang digunakan sebagai sarana
beriklan memiliki fungsi yang informatif. Artinya bahwa brosur bisa
membawa informasi dari produk atau jasa yang ditawarkan (Indriani, 2015
: 3).
Meski tergolong tradisonal pemanfaatan brosur sebagai media
beriklan juga memiliki berbagai keunggulan yaitu: sederhana namun
langsung pada point sehingga konsumen bisa langsung memahami maksud
memiliki kekurangan yaitu jangkauannya yang sempit hanya nasabah dan
sekitar saja yang mendapatkan brosur untuk mengetahui iklan atau produk
pada suatu perusahaan terutama bank (Indriani, 2015 : 4).
Media iklan brosur merupakan proses 5 langkah. Proses lima
langkah itu sendiri sebagai berikut:
a. Pahami, atau putuskan atas dasar tujuan promosi.
b. Tetapkan kerangka waktu dan tetap berada di dalam kerangka itu.
c. Tetapkan anggaran dan bertahan dalam anggaran itu.
d. Tulis dan buat promosi.
e. Cetak dan edarkan promosi.
12.Iklan Televisi
Televisi merupakan salah satu media yang digunakan untuk
menyampaikan iklan atau informasi kepada masyarakat. Televisi mulai
dikenal di Indonesia pada tahun 1962, yang ketika itu hanya digunakan
sebagai perluasan radio saja (Kasali, 1992 : 114). Namun dengan
perkembangan zaman maka semakin berkembang pula televisi di
Indonesia dengan beragam sistem, bentuk dan kecanggihan.
Televisi merupakan media yang sangat efektif untuk beriklan
karena televisi mampu menjangkau spektrum yang luas, hampir semua
orang memiliki dan menonton televisi, maka tidak heran sekarang banyak
iklan mengisi sela-sela program televisi terutama program yang rattingnya
sedang naik. Bagi stasiun televisi iklan adalah sumber pemasukan karena
terlalu banyak iklan juga tidak baik efeknya karena masyarakat akan
langsung beralih pada channel lain.
Kasali (1992 : 120) menyatakan ada beberapa bentuk iklan dalam
televisi, antara lain :
a. Pensponsoran
Banyak sekali acara televisi yang penayangan dan pembuatannya
dilakukan dengan biaya sponsor. Pihak sponsor bersedia membiayai
seluruh biaya produksi plus fee untuk televisi. Sponsor memberi
dampak yang kuat pada masyarakat, khususnya karena peranan
pengiklan yang benar-benar menjaga mutu dan isi program serta
siaran sponsornya. Namun biaya yang ditanggung cukup besar.
b. Partisipasi
Pengiklan dapat mengurangi biaya dan resiko karena dapat memilih
waktu yang tersedia baik untuk acara tetap maupun yang tidak tetap.
Pendekatan ini lebih fleksibel dalam arti dapat memilih jangkauan
pasar, khalayak sasaran, jadwal dan anggaran.
c. Spot Announcement
Iklan ini ditempatkan pada pergantian acara. Pengiklan local
biasanya memanfaatkan bentuk iklan seperti ini.
d. Public Service Announcement
Iklan layanan masyarakat ini biasanya ditempatkan di tengah-tengah
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menggalang solidaritas
masyarakat.
Dalam memilih media iklan, pengiklan juga harus memahami
kelebihan dan kekurangan media yang akan digunakan. Seperti
media-media lain televisi juga pasti memiliki kekurangan dan kelebihan
tersendiri. Hal ini akan menjadi tantangan bagi pengiklan untuk
merancang strategi yang mampu memanfaatkan kelebihan dan menyiasati
kekurangan (Kasali, 1992 : 121). Kelebihan yang dimiliki oleh media
televisi adalah :
a. Efisiensi Biaya, televisi dipandang media yang paling efektif untuk
menyampaikan pesan komersialnya. Selain itu televisi juga
mempunyai jangkauan yang sangat luas.
b. Dampak yang Kuat, tekanan yang ditimbulkan televisi langsung
sampai pada dua indra yaitu penglihatan dan pendengaran yang akan
berakibat dampak kuat pada masyarakatnya.
c. Pengaruh yang Kuat, televisi mempunya kemampuan yang kuat
untuk mempengaruhi khalayak umum dengan presepsi iklannya.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh televisi adalah :
a. Biaya yang Besar, kelemahan yang paling serius karena biaya yang
sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran
komersial, meski jika dihitung biaya per kepala termasuk murah.
b. Khalayak yang Tidak Selektif, iklan yang disiarkan di televisi
c. Kesulitan Teknis, media ini tidak luwes dalam pengaturan teknis.
Iklan yang dibuat tidak dapat dirubah begitu saja jadwalnya, apalagi
menjelang jam penyiarannya.
13.Iklan Internet
Internet adalah salah satu media beriklan yang sedang gemar di
geluti semua perusahaan untuk memperkenalkan produknya. Internet
dirujuk sebagai ruang maya atau informasi supercepat yang
memungkinkan transfer informasi secara elektronik (Shimp, 2000 :541).
Internet awalnya merupakan sebuah proyek Departemen Pertahanan A.S
pada tahun 1960-an sebagai piranti untuk menjamin komunikasi selama
serangan nuklir. Ini tumbuh menjadi sebuah sarana berbagai informasi di
kalangan universitas pada tahun1970-an untuk proyek-proyek riset. Pada
tahun 1990-an menjadi saksi kelahiran world wide web (www), hypertext
markup language (html), dan browser grafis seperti Netscape (Lee dan
Jhonson,2011 : 384).
Meskipun baru mulai pada tahun 1994, internet memiliki potensi
untuk menjadi media periklanan yang sangat luas dan sangat berharga.
Ribuan pemasar telah beralih ke internet sebagai calon media untuk
mempromosikan merek dan produk mereka serta melakukan transaksi
penjualan. Para pengiklan internet menggunakan dua bentuk umum
periklanan yaitu iklan spanduk dan sponsor.
Iklan spanduk merupakan iklan internet yang sering digunakan,
situs yang sering dikunjungi. Suatu survey menunjukan bahwa iklan
internet yang lebih luas dan lebih rumit misalnya kotak pop-up atau
mekanisme scroll-down yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian, hal
ini lebih mencolok dan lebih dapat diingat daripada iklan spanduk standar.
Bentuk iklan lainnya di internet adalah iklan sponsor,dimana seorang
pengiklan merupakan sponsor parsial atau eksekutif dari suatu situs dan
diuntungkan dari beberapa kunjungan ke situs tersebut (Shimp, 2000 :
542).
Beriklan melalui media internet pasti ada kelebihan dan ada
kekurangannya. Kelebihan menggunakan media internet adalah pemakai
dapat menyeleksi informasi produk, perhatian dan keterlibatan pemakai
internet terbilang tinggi, relasinya terbilang interaktif, serta potensi untuk
melakukan direct selling, platform pesan juga fleksibel. Selain itu
kelemahan menggunakan media internet adalah kapasitas kreatif yang
terbatas, websnarl (crowded access) keterbatasan tekhnologi, kesulitan
dalam hal pengukuran yang sahih, serta reach terbatas (Tjiptono, 2015 :
404).
14.Kelompok Belajar Ibadah Haji (KBIH)
KBIH adalah lembaga yayasan sosial islam yang bergerak di
bidang manasik haji terhadap calon jamaah haji baik selama pembekalan
di tanah air maupun pada saat ibadah haji di Arab Saudi. Pada dasarnya
KBIH dibentuk untuk membantu bimbingan jamaah haji di tanah air
dan penyelenggaraan haji No. D/348 tahun 2003 pasal 17 ayat 2 bahwa
KBIH hanya melaksanakan bimbingan ibadah haji. Dengan demikian
KBIH tidak melaksanakan pendaftaran jamaah, pengaturan kloter, dan
pemondokan di arab tidak boleh mengambil living cost (Depag Jateng,
2006:4).
KBIH adalah lembaga sosial keagamaan yang telah memiliki
legalitas pembimbing melalui undang-undang dan diperjelas melaui wadah
khusus dalam struktur baru Departemen Agama dengan submit biro KBIH
pada direktorat pembinaan haji (Buku Panduan Pembinaan KBIH,
2001:1). Peraturan yang mengatur tentang pembentukan dan tugas KBIH
adalah SK Dirgen Nomor D/799 tahun 2013 Tentang pedoman operasional
kelompok bimbingan (haji.kemenag.go.id).
a. Tugas Pokok KBIH
1) Menyelenggarakan atau melaksanakan bimbingan haji tambahan di
tanah air maupun sebagai bimbingan pembekalan.
2) Menyelenggarakan atau melaksanakan bimbingan haji di Arab
Saudi.
3) Melaksnakan pelayanan dan konsultasi informasi dan
menyelesaikan kasus-kasus ibadah haji dari jamaahnya di tanah air
dan di Arab Saudi.
4) Menumbuh kembangkan rasa percaya diri dalam penguasaan
manasik keabsahan dan kesempurnaan ibadah bagi jamaah yang
b. Fungsi KBIH
1) Penyelenggara atau pelaksanaan bimbingan ibadah haji tambahan
di tanah air sebagai bimbingan pembekalan.
2) Penyelenggaraan atau pelaksanaan bimbingan lapangan di Arab
Saudi.
3) Pelayanan, konsultasi dan sumber informasi perhajian.
4) Motivator bagi anggota jamaahnya terutama dalam hal-hal
penguasaan ilmu manasik keabsahan dan kesempurnaan ibadah.
c. Syarat Pendirian KBIH
1) Didirikan oleh lembaga agama yang sudah berbadan hukum.
2) Perijinan : memiliki lembaga sendiri, akta notaris KBIH, memiliki
pembimbing yang telah bersertifikat, penandatanganan perjanjian
kesiapan memenuhi kebijakan perhajian yang telah ditetapkan.
3) Pembimbingan : dilakukan hanya di tanah air, tidak menonjolkan
kefanatikan kelompok dan mazhab.
4) Pengurus (SDM) : bukan pegawai aktif pemerintah, memiliki
pemahaman yang luas tentang agama, memiliki akhlak yang
terpuji,memiliki kemampuan managerial yang cukup.
5) Tidak memiliki catatan kasus dari lembaga atau organisasi yang
dianggap bertentangan dengan nama baik agama dan bangsa.
d. Persyaratan memperoleh izin penyelenggaraan KBH :
1) Akta pendirian yayasan disahkan oleh Menkumham.
3) Memiliki kantor sekertariat.
4) Memiliki susunan kepengurusan bukan PNS.
5) Program bimbingan minimal 45 orang (jika selama 3 tahun
berturut-turut peserta dibawah 45 orang maka akan ditutup
lembaganya)
6) Rekomendasi dari kemenag kabupaten/kota.
7) Verifikasi oleh tim dari Kemenag Kabupaten/ Kota.
8) Rekomendasi dari forum komunikasi kelompok bimbingan
Kabupaten/Kota.
Teknik pelaksanaan bimbingan harus mematuhi ketentuan sebagai
berikut : pertama, bimbingan minimal 15 kali, kedua materi bimbingan
harus berpedoman buku yang diterbitkan oleh Kemenag. Ketiga, alat
peraga manasik sudah tersedia oleh pelaksana bimbingan. Bagi KBIH
yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku akan dikenakan sanksi secara
bertahap, yakni pertama peringatan tertulis, kedua pembekuan izin, dan
ketiga pencabutan izin (www.kemenagkarimun.blogspot.com).
15.Metode Bimbingan KBIH
a. Penataran calon jamaah Haji (Pembimbingan Paket)
Calon jamaah haji yang telah mendapatkan kuota atau nomor porsi
untuk pelaksanaan penyelenggaraan haji tahun yang berjalan diberikan
pembekalan pengetahuan perhajian meliputi : ilmu manasik, ketentuan
perjalanan (traveling) dan kesehatan haji. KBIH sebagai pelaksana
menjadi tumpuan harapan bahwa setiap