• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLAN PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH IB TERHADAP RESPON KBIH AISYIYAH BANTUL DENGAN PENDEKATAN AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLAN PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH IB TERHADAP RESPON KBIH AISYIYAH BANTUL DENGAN PENDEKATAN AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction)"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Margiereta Praditya Noor 20120730067

PRODI MUAMALAT FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

ii

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.EI) Strata Satu

pada Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Margiereta Praditya Noor 20120730067

PRODI MUAMALAT FAKULTAS AGAMA ISLAM

(3)

vi

“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak menggunakannya untuk memotong,

ia akan memotongmu”

(4)

vii

1. Ayahanda (Noor Sholeh) dan Ibunda (Suhariyati) tercinta terimakasih atas

cinta, semangat, doa, motivasi dan dukungannya yang luar biasa sehingga

saya mampu menyelesaikan semua ini.

2. Kakak dan adik-adikku (Krisna Okky Pradita Noor, Bima Aldisha

Pamungkas Putra, dan Arjuna Galuh Adhi Pamungkas) tercinta terimakasih

atas dukungan, semangat, dan doa yang diberikan.

3. Keluarga besarku di Jepara dan di Bandar Lampung yang selalu memberikan

Support dan doanya.

(5)

viii

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmad, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

dengan judul PENGARUH IKLAN PRODUK TABUNGAN HAJI BRI

SYARIAH IB TERHADAP RESPON KBIH AISYIYAH BANTUL DENGAN

PENDEKATAN AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction) sebagai

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sholawat serta salam

semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,

yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang

dengan agama islam.

Ucapan terimakasih atas segala bimbingan, arahan, dan bantuan serta

motivasi yang telah diberikan, penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto M.A selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr Mahli Zainuddin Tago M.SI selaku Dekan Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Syarif As’ad S.EI M.SI selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan

(6)

ix

Yogyakarta yang telah membantu kelancaran administrasi.

5. Bapak Sahari selaku Kepala KBIH Aisyiyah Bantul dan seluruh jajarannya

yang telah memberikan izin untuk penelitian dan telah membimbing.

Yogyakarta, 08 Agustus 2016

(7)

x

NOTA DINAS ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xv

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Batasan Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 12

A. Tinjauan Pustaka ... 12

(8)

xi

4. Strategi Pemasaran ... 22

5. Strategi Pemasaran Jasa ... 23

6. Bauran Pemasaran ... 25

7. Promosi ... 26

8. Periklanan ... 27

9. Pengukuran Efektifitas Periklanan ... 30

10. Etika Iklan Atas Dasar Norma Agama Islam ... 32

11. Iklan Media Cetak (Brosur) ... 36

12. Iklan Televisi ... 37

13. Iklan Internet ... 40

14. Kelompok Belajar Ibadah Haji (KBIH) ... 41

15. Metode Bimbingan KBIH ... 44

16. Model AIDAS ... 46

C. Hipotesa Penelitian ... 49

D. Metode Penelitian ... 50

BAB III : METODE PENELITIAN ... 51

A. Jenis Penelitian ... 51

B. Objek dan Subjek Penelitian ... 51

C. Populasi dan Sampel ... 52

(9)

xii

1. Variabel Independent / Variabel Bebas (X) ... 54

2. Variabel Dependent / Variabel Terikat (Y) ... 56

H. Uji Kualitas Data ... 57

1. Uji Validitas ... 57

2. Uji Reliabilitas ... 58

3. Teknik Analisis Data ... 58

4. Uji Hipotesis ... 59

5. Uji t ... 59

6. Uji Determinasi (R2) ... 60

I. Sistematika Penulisan ... 60

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Gambaran Umum BRISyariah ... 62

1. Latar belakang BRI Syariah ... 62

2. Visi dan Misi BRI Syariah ... 65

3. Alamat Kantor BRI Syariah di DIY ... 66

4. Daftar Pemegang Saham PT BRI Syariah ... 66

5. Produk-Produk BRI Syariah ... 67

6. Logo BRI Syariah ... 81

7. Alur Proses Promosi Bank BRI Syariah ... 82

(10)

xiii

3. Struktur Organisasi KBIH Aisyiyah Bantul ... 94

C. Deskribsi Hasil Penelitian ... 95

1. Deskripsi Responden ... 96

2. Uji Instrumen Penelitian ... 98

3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 101

4. Pengujian Hipotesis ... 103

5. Analisis Statistik Deskriptif ... 105

6. Pembahasan ... 126

BAB V : PENUTUP ... 108

A. Kesimpulan ... 130

B. Saran ... 132

C. Keterbatasan Penelitian ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... xix

(11)

xiv

Tabel 4.2 Total Jumlah Haji Setiap Tahunnya ... 91

Tabel 4.3 Anggota BIHA Kabupaten Bantul ... 92

Tabel 4.4 Tingkat Usia Responden ... 96

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden ... 97

Tabel 4.6 Jumlah Anak Responden ... 98

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 99

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 101

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 102

Tabel 4.10 Tanggapan responden tentang perhatian (Attention) I ... 106

Tabel 4.11 Tanggapan responden tentang perhatian (Attention) II ... 107

Tabel 4.12 Tanggapan responden tentang minat (Interest) I ... 109

Tabel 4.13 Tanggapan responden tentang minat (Interest) II ... 111

Tabel 4.14 Tanggapan responden tentang keinginan (Desire) I ... 112

Tabel 4.15 Tanggapan responden tentang keinginan (Desire) II ... 114

Tabel 4.16 Tanggapan responden tentang tindakan (Action) I ... 116

Tabel 4.17 Tanggapan responden tentang tindakan (Action) II ... 117

Tabel 4.18 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) I ... 119

Tabel 4.19 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) II ... 121

Tabel 4.20 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) III ... 123

(12)

xv

Gambar 2.2 Model AIDA ... 47

Gambar 2.3 Alir Model Penelitian ... 50

Gambar 4.1 Tabungan Haji BRI Syariah IB ... 68

Gambar 4.2 Logo BRI Syariah... 81

Gambar 4.3 Alur promosi iklan ... 82

Gambar 4.4 Iklan Melalui Koran Sindo ... 84

Gambar 4.5 Spanduk Ulang Tahun ke 6 BRIS ... 84

Gambar 4.6 Mobil Brand ... 85

Gambar 4.7 Kerjasama dengan Salon Muslimah ... 85

Gambar 4.8 Sponsor Kegiatan Job Fair Undip ... 85

Gambar 4.9 Chalenge di Even International Islamic Expo ... 86

Gambar 4.10 Lomba Blog BRI Syariah di Web Krisalta... 86

Gambar 4.11 BRI Syariah dalam Web Lain di Pencarian Google ... 87

Gambar 4.12 Struktur Organisasi BRI Syariah ... 87

Gambar 4.13 Struktur Organisasi KBIH Aisyiyah Bantul ... 94

Gambar 4.14 Tanggapan responden tentang perhatian (Attention) I Pada Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 107

(13)

xvi

Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 112

Gambar 4.18 Tanggapan responden tentang keinginan (Desire) I Pada

Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 114

Gambar 4.19 Tanggapan responden tentang keinginan (Desire) II Pada

Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 115

Gambar 4.20 Tanggapan responden tentang tindakan (Action) I Pada

Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 117

Gambar 4.21 Tanggapan responden tentang tindakan (Action) II Pada

Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 119

Gambar 4.22 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) I

Pada Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 121

Gambar 4.23 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) II

Pada Iklan Produk Tabungan BRI Syariah ... 122

Gambar 4.24 Tanggapan responden tentang kepuasan (Satisfaction) III

(14)
(15)
(16)
(17)

xvii

produk Tabungan Haji BRI Syariah IB terhadap respon KBIH Aisyiyah Bantul dengan pendekatan AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel purposive sampling, data dikumpulkan dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Data dianalisis secara Regresi Linier Sederhana, hasilnya menunjukan Y = 8.413 + 2.149 X yang berarti bahwa jika tidak ada variabel iklan maka akan tetap ada respon AIDAS sebesar 8.413, setiap kenaikan satu variabel iklan maka akan terjadi kenaikan pada respon AIDAS sebesar 2.149. Dari hasil penyebaran dan analisis data menggunakan SPSS dengan descriptive statistic frequencies didapatkan hasil bahwa respon perhatian (Attention) sebesar 3.15, respon minat (Interest) sebesar 3.16, respon keinginan (Desire) sebesar 3.18, respon tindakan (Action) sebesar 3.17, dan respon kepuasan (Satisfaction) sebesar 3.10.keseluruhan respon masuk pada kriteria tinggi namun respon yang dianggap paling tinggi adalah keinginan (Desire).

(18)

xviii

saving hajj BRI Syariah IB toward the responses of KBIH Aisyiyah Bantul through AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction) approach. This study used a quantitative approach with purposive sampling sample, data were collected by distributing the questionairs. Data was analyzed by Simple Linier Regretion. The result show Y = 8.413 + 2.149X which means that there is no variable advertisement will remain the AIDAS response of 8.413. In any increase of one variable respon than it will happen increase the AIDAS response of 2.149. From the results of dissemination and data analysis using SPSS with descriptive statistic frequencies obtained a results respone to the Attention of 3.15, response to the Interest of 3.16, response to the Desire of 3.18, response to the Action of 3.17, and response to the Satisfaction of 3.10. The overall response of the high criteria but the response which revered to the highest response is the desire.

(19)

1

A. Latar Belakang

Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang semakin ketat

sekarang ini, limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses

informasi membuat konsumen semakin kritis dalam memilih suatu produk.

Agar dapat unggul dalam persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh

perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan

informasi kepada konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui

kegiatan periklanan (Durianto dalam Dida, 2013:1).

Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran juga berupa aktivitas

komunikasi. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung

dari siapa khalayak sasaran yang dituju serta melalui media apa iklan tersebut

sebaiknya disampaikan (Tinarbuko, 2007: 1). Dalam perumusan pesan iklan

terdapat empat masalah : apa yang harus disampaikan (isi pesan), bagaimana

cara menyampaikan secara logis (struktur pesan), bagaimana menyampaikan

secara simbolis (format pesan), dan siapa yang seharusnya menyampaikan

(sumber pesan) (Kotler, 2005: 254).

Secara umum media yang sering digunakan oleh perusahaan untuk

beriklan adalah media elektronik (televisi dan radio), media cetak (brosur,

(20)

beriklan yang terbatas karena penyampaiannya hanya orang-orang tertentu

saja yang mengetahui sebuah produk melalui media iklan brosur, misalnya

pegawai bank dalam memasarkan dan mempromosikan produk melalui media

iklan brosur, brosur tersebut akan diberikan kepada nasabah yang datang ke

bank atau di tempat mempromosikan produk tersebut saja atau nasabah bank

itu sendiri dengan sengaja untuk melihat-lihat saja. (Indriani, 2015: 3).

Salah satu tujuan promosi adalah membidik pasar sasarannya yaitu

masyarakat umum baik pasar baru maupun pasar potensial. Pasar potensial

adalah orang atau sekelompok orang yang berpeluang untuk dijadikan sebagai

pasar karena memiliki ketertarikan terhadap produk atau jasa perusahaan

(Enterprise, 2010: 35). Sedangkan menurut Kotler (1997: 131) pasar potensial

adalah sekelompok orang yang tertarik dengan penawaran pasar tertentu.

Televisi sebagai media periklanan yang memiliki jangkauan luas

selama bertahun-tahun telah dipercaya sebagai media periklanan paling

efektif oleh para produsen. Salah satu kelebihan mendasar televisi

dibandingkan dengan periklanan lainnya adalah kemampuannya

menyampaikan pesan audio-visual. Meskipun biaya yang dikeluarkan lebih

mahal dibandingkan dengan penggunaan media lainnya, produsen tetap saja

menganggap bahwa mahalnya biaya iklan ditelevisi sebanding dengan

manfaatnya (Kotler, 2005: 290). Periklanan melalui internet adalah sebuah

kenyataan yang tidak dapat diabaikan oleh para pengiklan dan pemasar.

(21)

meraih 50 juta khalayak, dan Televisi butuh 13 tahun, sedangkan Internet

hanya butuh waktu 4 tahun (Lee dan Jhonson, 2011: 37).

Brosur juga merupakan salah satu media beriklan pada media cetak,

meskipun brosur dianggap sebagai cara pemasaran tradisional tetapi brosur

juga memiliki kelebihan yaitu isinya yang langsung memuat point-point

penting dalam beriklan. Hanya saja penggunaan media iklan brosur masih

terbatas jangkauannya. Iklan di media televisi, brosur dan internet memang

diminati banyak perusahaan termasuk juga bank syarian. Salah satu bank

syariah yang mempromosikan iklannya melalui tiga media periklanan

tersebut adalah BRI Syariah dengan produknya Tabungan Haji BRI Syariah

IB, tabungan ini memiliki kelebihan yaitu dapat membuka rekening sejak usia

dini.

Menunaikan ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima, haji

adalah hukumnya wajib bagi semua muslim yang mampu baik finansial dan

bekal. Dalam Al-Quran juga telah tertuang kewajiban untuk menunaikan

ibadah haji bagi setiap muslim yang mampu. Selain itu juga dalam UU No. 34

tahun 2009 penetapan pemerintah pengganti UU No. 2 tahun 2009 tentang

perubahan atas UU No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji,

yang mengatur tentang haji dan ketentuannya (www.kemenag.go.id).

Ibadah haji sangat diminati oleh umat muslim, meski biaya haji

tergolong mahal tapi antusias masyarakat muslim untuk dapat berkunjung ke

(22)

dari antusiasme masyarakat, awalnya perbankan menawarkan produk

Talangan Haji namun seiring berjalannya waktu produk ini dianggap

mengandung unsur riba, oleh karena itu Kementrian Agama (Kemenag)

resmi melarang perbankan syariah menjajakan produk tersebut dan

mengalihkan ke Tabungan Haji (www.muslimafiyah.com).

Masa tunggu keberangkatan haji yang semakin panjang di Indonesia

membuat masyarakat resah, masa tunggu haji di Indonesia sekarang kisaran

tujuh sampai dua puluh tahun setelah mendapatkan nomor porsi dari Sistem

Komunikasi Haji (SISKOHAT) (www.nasional.sindonews.com). Melihat

panjangnya masa tunggu haji BRI Syariah menawarkan solusi dengan cara

membuka Tabungan Haji BRI Syariah IB mulai dengan usia dini, menurut

Corporate Communication Dept. Head BRI Syariah Nanang Wahyudi hal ini

penting agar ketika datang masa menunaikan ibadah haji kondisi tubuh masih

prima (www.republika.com).

Kelompok Belajar Ibadah Haji (KBIH) Aisiyah merupakan pelopor

KBIH di Yogyakarta dan pelopor KBIH kedua di Aisiyah setelah KBIH

Aisiyah Jakarta. KBIH Aisiyah Yogyakarta ini didukung oleh

Muhammadiyah wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

(www.kbihaisiyahbantul.blogspot.co.id). KBIH Aisiyah Bantul adalah salah

satu cabang KBIH Aisiyah Yogyakarta, KBIH Aisiyah Bantul bertempat di

Gedung Dakwah Jl. A Yani no 31 Bantul, ada tiga titik tempat bimbingan

manasiknya yaitu di Banguntapan, Masjid SMA Muhiba dan PRM

(23)

KBIH Aisiyah ini tercipta sebagai wahana beribadah kepada Allah

SWT yang perwujudannya melalui pemberian layanan secara professional

kepada umat yang akan melaksanakan ibadah haji atau umroh agar sesuai

dengan berhajinya Rasulullah SAW. KBIH Aisyiyah adalah contoh dari pasar

potensial yang didalamnya terdapat orang-orang yang kompeten dan

mengetahui tentang penting dan wajibnya ibadah haji serta ada ketertarikan

lebih dibandingkan masyarakat awam. Selain itu anggota KBIH Aisyiyah

Bantul yang mayoritas menggunakan bank BRI Syariah sebagai Tabungan

Hajinya.

Total anggota KBIH Aisyiyah Bantul kloter keberangkatan 2016

adalah 241 orang calon jamaah haji, terdiri dari 67 orang nasabah BRI

Syariah, 36 orang nasabah Bank Muammalat Indonesia (BMI), 63 orang

nasabah Bank Syariah Mandiri (BSM), 49 orang nasabah Bank Negara

Indonesia Syariah (BNIS), 6 orang nasabah Bank Tabungan Negara Syariah

(BTN Syariah), 12 orang nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan 8 orang

nasabah Bank Negara Indonesia (BNI).

Melalui iklan televisi, internet dan brosur diharapkan BRI Syariah

mampu menjangkau tempat-tempat yang masih kurang sosialisasi dan

promosi sehingga mampu mendapatkan respon yang positif, yang diikuti

dengan laju pertumbuhan nasabah. Oleh karena itu membutuhkan kerangka

Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction (AIDAS) sebagai alat

(24)

Menurut teori (Astrid 1989: 215 dalam skripsi Indriani, 2015:4)

menyatakan bahwa keberhasilan sebuah iklan tidak lepas dari cara

penyampaian kepada konsumen dengan cara yang tepat, artinya proses

komunikasi atau penyampaian iklan yang tepat akan menimbulkan

pengertian, sikap dan tingkah laku dari seorang konsumen atau nasabah.

Keberhasilan suatu proses komunikasi dapat dilihat dari formula AIDAS

(Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction).

Proses dari rumusan AIDAS dapat dijelaskan bahwa sebuah iklan

haruslah menarik sehingga mendapatkan perhatian (Attention) dari

pemirsanya. Sebuah iklan harus memiliki isi pesan yang mudah ditangkap

dan dengan konsep yang menarik, sehingga pemirsanya yang melihat akan

menaruh perhatian dan ingin mengetahui lebih. Dengan tersampaikannya isi

pesan iklan tersebut maka akan mampu menarik minat (Interest) pemirsanya.

Setelah pemirsa merasa tertarik dan timbul sebuah minat maka bagaimana

sebuah iklan tersebut mampu menggugah keinginan (Desire) pemirsanya

untuk mencoba produk tersebut. Jika sebuah keinginan mampu tercipta

apalagi didorong dengan kebutuhan maka akan tercipta suatu tindakan

(Action) untuk merealistiskan keinginan tersebut dengan mencoba produk

yang diiklankan. Setelah memakai produk tersebut dan menjadi nasabahnya

maka akan dapat menilai produk tersebut apakah mampu untuk menciptakan

kepuasan (satisfaction) nasabah atau tidak, karena sebuah kepuasan tercipta

jika suatu produk mampu memenuhi ekspektasi atau melebihi ekspektasi

(25)

Peneliti kali ini tertarik untuk meneliti tentang produk Tabungan Haji

BRI Syariah IB dengan akad mudharabah yaitu bagi hasil yang

komprehensif. Alasannya haji merupakan rukun islam yang kelima yang

wajib dilaksanakan jika mampu. Dengan adanya produk Tabungan Haji BRI

Syariah IB akan mempermudah perencanaan untuk dapat melaksanakan

ibadah haji. Mengingat masa tunggu keberangkatan haji yang semakin tahun

semakin bertambah lama maka Tabungan Haji BRI Syariah menawarkan

untuk pembukaan rekening tabungan sudah dapat dimulai sejak dini, hal ini

semakin membuat efektif masa keberangkatan haji nantinya di umur yang

masih muda masih sehat dan prima. Kelebihan Tabungan Haji BRI Syariah

IB adalah dengan setoran awal yang ringan dan persyaratan yang mudah

memungkinkan semua kalangan mampu membuka rekening tersebut bukan

hanya untuk dirinya sendiri namun juga bisa untuk keluarga yang lainya.

Penelitian ini akan dilakukan di KBIH Aisiyah Bantul mengingat

KBIH Aisiyah Bantul adalah salah satu cabang KBIH Aisiyah Yogyakarta

yang menjadi pelopor KBIH di Yogyakarta dan didalamnya terdapat

orang-orang yang dianggap berpotensi tinggi karena KBIH Aisyiyah Bantul adalah

tempat pelatihan professional, selain itu anggota terbanyak didalam KBIH

Aisyiyah Bantul periode ini didominasi oleh BRI Syariah. Dengan adanya

bekal pengetahuan yang baik tentang ibadah haji, serta mayoritas nasabah

BRI Syariah maka diambilah Anggota KBIH Aisiyah Bantul sebagai

(26)

Berangkat dari latar belakang diatas penelitian ini bertujuan untuk

menggali seberapa besar respon Anggota KBIH Aisiyah Bantul terhadap

iklan produk Tabungan Haji BRI Syariah IB yang dapat dibukakan untuk

anak mulai usia dini, mengingat pengetahuan dan minat yang sudah

direalisasikan untuk melaksanakan ibadah haji dan dianggap berpotensi tinggi

untuk mampu membukakan rekening tabungan untuk anak atau keluarganya,

karena masa tunggu keberangkatan haji yang semakin panjang dan lama.

Iklan televisi yang mampu menjangkau spectrum yang sangat luas

sampai ke pelosok, iklan internet yang mampu menjangkau khalayak yang

sangat luas dan brosur yang mampu mengenalkan nasabah kepada produk

Tabungan Haji BRI Syariah IB merupakan cara efektif yang dilakukan dalam

berpromosi, selain itu juga mampu menjangkau pasar potensial yang

didalamnya sudah banyak orang yang minat dan ketertarikannya dianggap

tinggi karena tingkat pengetahuannya tentang produk tabungan haji. Maka

dari itu akan diukur sejauh mana respon anggota KBIH Aisiyah Bantul

dengan menggunakan alat pengukur respon anggota KBIH Aisyiyah Bantul

dengan kerangka AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction).

Dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui tentang

promosi melalui iklan terutama iklan televisi, brosur dan internet (Facebook,

twitter, instagram, youtube, web) untuk menarik minat calon nasabah

menggunakan suatu produk, yang akan dituangkan melalui penulisan skripsi

(27)

Terhadap Respon KBIH Aisiyah Bantul Dengan Pendekatan AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction)”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah iklan produk Tabungan Haji BRI Syariah IB berpengaruh terhadap respon KBIH Aisyiyah Bantul dengan pendekatan AIDAS ?

2. Berdasarkan pendekatan AIDAS, respon apa yang dinilai paling tinggi oleh anggota KBIH Aisyiyah Bantul ?

C. Batasan Penelitian

Agar penelitian mengenai “Pengaruh Iklan Produk Tabungan Haji BRI Syariah IB Terhadap Respon KBIH Aisyiyah Bantul Dengan Pendekatan AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction)”

tidak melebar dari permasalahan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai

dengan penelitian maka penulis membatasi ruang permasalahan sebagai

berikut :

1. Reverensi iklan yang diteliti adalah iklan melalui media televisi,

brosur dan internet (Facebook, twitter, instagram, youtube, web).

2. Iklan yang diteliti adalah iklan BRI Syariah dengan produk Tabungan

Haji BRI Syariah IB dengan akad mudharabah.

3. Iklan yang diteliti sebatas pada pengaruhnya terhadap anggota KBIH

(28)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini

adalah untuk mengetahui respon masyarakat terutama di KBIH Aisyiyah

Bantul tentang iklan televisi, iklan brosur dan iklan internet (Facebook,

twitter, instagram, youtube, web) produk Tabungan Haji BRI Syariah IB

menggunakan pendekatan AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, and

Satisfaction). Selain itu juga agar mengetahui respon apa yang dinilai paling

tinggi oleh responden anggota KBIH Aisyiyah Bantul diantara respon dengan

pendekatan AIDAS.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi

pihak yang terkait antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, sehingga dapat memberikan teori tentang respon

masyarakat terhadap iklan produk Bank Syariah. Serta dapat menambah

pengetahuan tentang pengaruh iklan produk tabungan haji BRI Syariah

IB terhadap respon KBIH Aisyiyah Bantul. Selain itu juga memberikan

kontribusi sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Sebagai sarana pembelajaran yang bermanfaat untuk

(29)

khususnya tentang periklanan melalui media televisi, Internet

dan brosur.

2) Sebagai sarana pembelajaran untuk mengukur respon promosi

salah satunya periklanan dengan menggunakan pendekatan

AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, and Satisfaction).

b. Bagi Universitas

1) Sebagai referensi untuk mengetahui tingkat promosi Bank

Syariah melalui iklan terutama media televisi, internet, dan

brosur.

2) Sebagai referensi pembelajaran dan rujukan penelitian

selanjutnya agar dapat lebih baik dan lebih mengembangkan

topik tentang promosi periklanan Bank Syariah.

c. Bagi Perusahaan Periklanan

Sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam rancangan

membuat iklan yang efektif bagi sebuah perusahaan.

d. Bagi Bank Syariah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, saran dan

bahan pertimbangan bagi bank syariah untuk lebih inovatif dan

kreatif dalam mengenalkan dan memasarkan produknya kepada

masyarakat. Supaya bank syariah mampu bersaing dengan bank

(30)

12 A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Skripsi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dilakukan

oleh Hardinni Bachmid (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Iklan Bank Syariah Mandiri di Televisi Terhadap Attention, Interest, Desire,

Action pada Masyarakat Ambon Maluku” jenis penelitian ini adalah

eksplanatoris. Variable yang diteliti adalah variable bebas (independent

variable) dengan indikator : isi pesan, struktur pesan, format pesan dan

sumber pesan. Sementara variable terikat (dependent variable) dengan

indikator : model AIDA yaitu Attention, interest, desire, action. Teknik

pengambilan sampel menggunakan convenience sampling tidak ada

pertimbangan kecuali kemudahan saja, metode pengambilan data

menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner di Ambon

Maluku kepada setiap yang ditemui baik sengaja maupun tidak dengan

syarat orang tersebut pernah melihat iklan BSM di televisi. Hasil

penelitian ini menunjukan faktor iklan yang dinilai paling tinggi adalah isi

pesan, respon tertinggi masyarakat Ambon pada model AIDA adalah

perhatian (Attention), terdapat pengaruh yang signifikan iklan televisi

BSM terhadap respon masyarakat Ambon.

Relevansi dari penelitian ini adalah pengembangan yang dilakukan oleh

(31)

Bank Syariah Mandiri yang diujikan pada masyarakat Ambon Maluku,

sedangkan penulis ingin mengkaji tentang iklan televisi, brosur dan

internet produk Tabungan Haji BRI Syariah IB untuk anak usia dini yang

akan diujikan pada anggota KBIH Aisyiyah Bantul, yang dianggap

berpotensi tinggi untuk membukakan tabungan untuk anaknya, penelitian

ini dengan penelitian penulis sama-sama menggunakan model AIDA dan

AIDAS sebagai tolak ukur responnya.

2. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 1 nomor 3 yang ditulis oleh Vera Erlinda dan Haroni Doli H. Ritonga (2013) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bank Oleh Nasabah

Tabungan Haji (Studi Kasus : Peserta Bimbingan Manasik Haji Aziziah

Kec. Medan Johor)”. Penelitian ini menggunakan sampel responden

sebanyak 30 orang peserta manasik Haji Aziziah, pengambilan data

menggunakan cara penyebaran kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah

faktor utama yang dipilih adalah pelayanan bank ditunjukan dengan 16

orang (53,3%) yang memilih, namun hanya menjadi urutan kedua dalam

pengolahan data peneliti, sedangkan terhadap jenis pelayanan bank yaitu

jaminan keamanan yang diberikan kepada dana ONH nasabah dijadikan

rangking satu dengan 14 orang (46,7%). Faktor fasilitas menempati urutan

kedua yang dipilih oleh peserta bimbingan manasik haji Aziziah,

ditunjukan dengan hasil sebanyak 12 orang (40%), namun dalam

pengolahan data fasilitas menjadi urutan ketiga, sedangkan jenis fasilitas

(32)

sebagai rangking satu dengan 14 orang (46,7%). Faktor lokasi menjadi

factor kedua yang dipilih oleh responden 14 orang (46,7%). Namun dalam

pengolahan data lokasi menempati urutan ketiga, sedangkan untuk jenis

lokasi bank yaitu kemudahan dicapainya sebanyak 13 orang (43,3%).

Relevansi penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama

mengkaji tentang Tabungan Haji, namun jika penelitian ini mengkaji

tentang pemilihan bank, penulis menawarkan produk tabungan haji yang

berbeda dengan bank lain yaitu tabungan yang mulai bisa dibukakan sejak

anak usia dini. Suatu hal baru yang ditawarkan pada produk tabungan haji.

3. Penelitian Skripsi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dilakukan

oleh Indriani (2015) dengan judul “Efektivitas Iklan Produk Tabungan BNI Syariah IB HASANAH Berakad Wadiah Terhadap Respon Nasabah

Dengan Pendekatan AIDAS”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data melalui wawancara, observasi

dan dokumentasi. Populasi penelitian ini adalah pegawai dan nasabah BNI

Syariah Kc. Yogyakarta, sampel yang digunakan adalah sales promotion,

customer service, dan 10 orang nasabah. Hasil dari penelitian ini adalah

iklan melalui media internet dianggap belum efektif karena Attention 1,4

yang termasuk efektivitas sedang tetapi cukup rendah, Interest 1,9 yang

termasuk efektivitas sedang tetapi cukup rendah, Desire 1,7 yang termasuk

efektivitas sedang, dan Action 1,8 yang termasuk efektivitasnya sedang.

Iklan melalui media brosur dianggap belum efektif karena Attention 1,4

(33)

kategori tinggi, Desire berada pada 1,8 yang termasuk kategori sedang

tetapi cukup tinggi, dan Action berada pada 2,0 yang termasuk dalam

kategori sedang. Iklan yang dilakukan oleh BNI Syariah sudah efektif

dengan ditunjukannya peningkatan nasabah setiap harinya. Produk

tabungan BNI Syariah IB HASANAH direspon sangat positif dengan

respon satisfaction (kepuasan) yang tinggi.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama

mengukur respon terhadap suatu produk bank. Jika peneliti ini mengukur

seberapa efektif sebuah iklan melalui internet dan brosur maka penulis

ingin meneliti seberapa besar pengaruhnya iklan televisi, brosur dan

internet terhadap calon nasabah maupun nasabah. Pendekatan yang

digunakan sama-sama pendekatan AIDAS maka penelitian penulis adalah

bentuk pengembangan penelitian dari penelitian ini.

B. Kerangka Teori 1. Pemasaran

Pemasaran identik dengan pengenalan suatu perusahaan atau

produk baik barang maupun jasa. Menurut Philip Kotler pemasaran adalah

suatu proses sosial dan managerial dengan mana individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara

menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain

(Kasmir, 2008 : 53).

Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an.

(34)

produk, beralih ke filosofi “merasakan-dan-merespon” yang berpusat pada

pelanggan. Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai

tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam

menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih (Kotler dan Keller, 2009

: 20).

Theodore dan Harvard dalam buku Kotler menjelaskan perbedaan

antara konsep pemasaran dan konsep penjualan : penjualan berfokus pada

kebutuhan pelanggan, pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli,

penjualan didasari oleh kebutuhan penjual untuk mengubah produknya

menjadi uang, pemasaran didasari oleh gagasan untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan melalui produk dan hal-hal yang berhubungan

dengan menciptakan, menghantarkan, dan akhirnya mengkonsumsinya.

Pentingnya suatu pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dan keinginan masyarakat akan produk dan jasa. Pemasaran

dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin hari

semakin meningkat serta ilmu pengetahuan yang semakin berkembang.

Pemasaran sendiri memiliki tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun

tujuan jangka pendek, untuk jangka panjang pemasaran bertujuan

mempertahankan produk-produk yang sudah dimiliki agar tetap eksis dan

untuk jangka pendek pemasaran bertujuan merebut hati konsumen agar

(35)

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai

tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaaan tersebut harus

menjadi lebih efektif dibandingkan pada pesaing dalam menciptakan,

menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar

sasaran yang terpilih (Al-Arif, 2010 : 7).

2. Pemasaran Syariah

Pemasaran syariah merupakan tingkatan tertinggi dalam

pemasaran, yang disebut spiritual marketing, dimana etika, nilai-nilai dan

norma dijunjung tinggi sehingga pelanggan tidak merasa kecewa dengan

produk ataupun jasa yang dipasarkan (Al-Arif, 2010 : 5).

Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah penerapan suatu

disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah sesuai

dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Ada beberapa nilai dalam

pemasaran syariah yang mengambil konsep dari keteladana Rasullullah

SAW yaitu :

a. Siddiq yaitu memiliki sifat kejujuran dan selalu melandasi ucapan,

keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran islam.

b. Fathanah yaitu mengerti, memahami, dan menghayati secara

mendalam segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban.

c. Amanah yaitu tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan

(36)

d. Tabligh yaitu mengaja sekaligus memberikan contoh pada pihak lain

untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran islam dalam setiap

gerak aktifitas ekonomi yang dilakukan sehari-hari.

e. Istiqomah yatu konsisten dalam penerapan aturan syariah.

Dalam pemasaran syariah suatu perusahaan harus menerapkan

prinsip sesuai dengan syariat islam dimana tidak boleh mengandung unsur

MAGHRIB yaitu maysir atau sering disebut dengan perjudian, gharar atau

sering disebut dengan ketidakpastian, riba yang diartikan tambahan, dan

bathil yang diartikan perbuatan tidak menyenangkan yang akan

merugikan.

Selain itu, dalam konsep pemasaran syariah, pasar syariah sering

kali disebut sebagai pasar emosional karena alasan keagamaan dan bukan

karena ingin mendapatkan keuntungan finansial semata (Al-Arif, 2010 :

16). Dalam syariah marketing tidak hanya berorientasi pada keuntungan

semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu

keberkahan. Perpaduan kedua konsep ini melahirkan konsep maslahah

mursalah, yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada

pencapaian maslahah yang optimal. Konsep keberkahan ini menjadi

landasan suatu perusahaan yang berorientasikan syariah (Al-Arif,2010 :

19).

Perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan

bersikap professional dalam dunia bisnis, karena dengan profesionalitas

(37)

konsep syariah maka diprediksi akan terus berkembang dan dipercaya oleh

masyarakat karena mengandung nilai kejujuran. Ada empat karakteristik

yang terdapat pada syariah marketing :

a. Ketuhanan (Rabbaniyah)

Pemasaran syariah mempunyai sifat yang religius, karena

hukum-hukum syariah bersifat ketuhanan, yang merupakan hukum

yang paling adil dan paling sempurna sehingga tepat untuk segala

bentuk kebaikan.

b. Etis (Akhlaqiyah)

Keistimewaan marketer syariah adalah mengedepankan masalah

akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah

konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan

etika tanpa membedakan dari agama manapun karena bersifdat

universal.

c. Realistis (Al-Waqi’yyah)

Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti

moderenitas, dan kaku melainkan konsep pemasaran yang fleksibel.

Pemasaran syariah sangat fleksibel dan luas dalam tafsir hukum dan

emlementasinya terhadap pemasaran konvensional.

d. Humanistis (Insaniyyah)

Syariah diciptakan kepada manusia agar derajatnya terangkat,

sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara. Posisi perusahaan dan

(38)

persaudaraan. Syariah memiliki sifat universal yaitu tidak boleh

membeda-bedakan konsumen berdasarkan pada ras, agama, suku,

kebangsaan, dan status, semua harus di pandang sama.

3. Pemasaran Jasa

Pengertian jasa adalah aktivitas ekonomi yang ditawarkan suatu

pihak kepada pihak lain yang menekan terjadinya pertukaran nilai dengan

waktu sebagai alat ukur. Sedangkan dalam kamus jasa berarti kegiatan

yang bersifat melayani, membantu dan melakukan hal yang bermanfaat

bagi orang lain (Lovelock dkk, 2011 : 16). Sementara itu menurut Kotler

dan Keller jasa adalah kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada

pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan sesuatu.

Pemasaran jasa adalah suatu proses mempresepsikan, memahami,

menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilihsecara

khusus dengan menyalurkan sumber-sumbersebuah organisasi untuk

memenuhi kebutuhan tersebut (Ratih Hurriyati, 2005 : 42). Produk jasa

memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk barang. Grifin (1996)

menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut (Lupiyoadi dan Hamdani,

2008 : 6) :

a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,

didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dalam hal

(39)

b. Unstorability (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal persediaan

atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan.

c. Customization (kustomisasi). Jasa sering kali didesain khusus untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran produk pada umumnya,

jika pemasaran produk cukup menggunakan 4p sebagai bauran

pemasarannya maka pemasaran jasa menggunakan 7p. berikut penjelasan

yang membedakan jasa dengan produk barang (Lovelock dkk, 2011 : 24) :

a. Sebagian produk jasa tidak dapat diinventariskan

b. Elemen-elemen tidak terlihat biasanya mendominasi penciptaan nilai

c. Layanan sering kali sulit divisualisasikan dan dimengerti

d. Pelanggan dapat dilibatkan dalam ko-produksi

e. Manusia dapat menjadi bagian dalam pengalaman layanan

f. Input dan output operasional cenderung lebih beragam

g. Faktor waktu sering kali menjadi hal yang sangat penting

h. Distribusi dapat dilakukan melalui saluran distribusi non fisik

4. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran terdiri dari dua kata yaitu strategi dan

pemasaran. Strategi (strategy) memiliki arti suatu alat untuk mencapai

tujuan jangka panjang. Strategi sendiri akan mempengaruhi kemakmuran

perusahaan dalam jangka panjang, khususnya lima tahun, dan berorientasi

ke masa depan (David, 2006 : 17). Sedangkan pemasaran diartikan sebagai

(40)

memotivasi penjualan produk/jasa dan mendistribusikannya kepada

konsumen akhir untuk memperoleh laba (Tjiptono, 2015 : 11).

Strategi pemasaran diadaptasi dari konteks militer, sayangnya

konteks strategi pemasaran hingga saat ini belum ditemukan definisi dan

lingkup strategi pemasaran secara komprehensif. Bennett mendefinisikan

sebagai pernyataan mengenai bagaimana sebuah merek produk mencapai

tujuannya. Sedangkan Tull dan Kahle merumuskannya sebagai alat

fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui

pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk

melayani pasar sasaran bersangkutan. Strategi pemasaran juga dipandang

sebagai rencana untuk memaksimumkan peluang meraih bisnis yang

ditargetkan melalui pengelolaan faktor-faktor yang dapat dikendalikan

perusahaan (Tjiptono, 2015 : 17).

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

strategi pemasaran adalah alat yang digunakan untuk mencapai suatu

tujuan perusahaan. Strategi pemasaran ini sangat berguna bagi suatu

perusahaan karena suatu perusahaan berdiri dengan tujuan tertentu maka

dengan adanya strategi pemasaran yang baik suatu perusahaan akan

mencapai tujuannya dengan baik.

5. Strategi Pemasaran Jasa

Perusahaan jasa dan perusahaan produk barang tentulah berbeda,

(41)

mengkomunikasikan dan menjual produknya kepada para pelanggan.

Sebuah industri jasa harus memperhatikan beberapa aspek, agar dapat

berjalan dengan lancar. Keberhasilan suatu produk jasa bergantung pada

kemampuan perusahaan mengelola ketiga aspek berikut :

a. Janji perusahaan yang akan disampaikan kepada pelanggan

(Pemasaran eksternal).

b. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu

memenuhi janji tersebut (Pemasaran Internal).

c. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada

pelanggan (Pemasaran Interaktif).

Ketiga aspek tersebut harus dapat berjalan beriringan dan

berkesinambungan. Model kesatuan ini dikenal dengan nama segitiga

pemasaran jasa, dimana setiap sisi segitiga mewakili masing-masing

aspek, Freddie Rangkuti dalam (Reni Apriyanti 2015 : 26) :

Perusahaan

(Pemasaran Internal) (Pemasaran eksternal)

Karyawan (Pemasaran Interaktif) Pelanggan

Gambar 2.1 Segitiga Pemasaran Jasa

Segitiga pemasaran diatas menjelaskan bahwa ada tiga pihak yang

terlibat dalam pemasaran jasa yaitu perusahaan, karyawan, dan pelanggan,

(42)

perusahaan melatih karyawan secara efektif untuk mampu memberikan

pelayanan yang unggul kepada pelanggan. Hal ini melatih karyawan untuk

mampu menyampaikan janji-janji perusahaan yaitu dengan melakukan

perekrutan, pelatihan, pemberian bonus dan hadiah kepada pegawai yang

baik dalam melakukan tugasnnya, serta menyediakan peralatan dan

tekhnologi.

Pemasaran eksternal adalah menggambarkan aktivitas normal yang

dilakukan oleh perusahaaan dalam mempersiapkan jasa, menetapkan

harga, mendistribusikan dan mempromosikan jasa kepada pada pelanggan,

bila hal ini dilakukan dengan baik pelanggan akan terikat oleh perusahaan,

sehingga laba jangka panjang bisa terjamin. Pemasaran interaktif adalah

nilai kualitas jasa yang dirasakan tergantung dengan kualitas interaksi

antara penyedia jasa dan pelanggan. Kualitas layanan tidak termasuk

kualitas tekhnik tetapi juga kualitas fungsional seperti adanya perhatian

khusus terhadap permasalahan pelanggan yang dalam hal ini adalah

nasabah. Dengan pemberian perhatian ini maka pelanggan atau nasabah

akan mendapatkan kesan yang mendalam terhadap pemberian jasa yang

diberikan oleh perusahaan atau bank (Tjiptono, 2015 : 271).

Secara garis besar strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan

dengan empat aspek utama yaitu :

a. Melakukan diferensiasi kompetitif, perusahaan jasa wajib melakukan

inovasi yang bersifat pre emptive (Strategi baru) dalam jangka

(43)

b. Mengelola kualitas jasa, memberikan kualitas jasa yang lebih baik

dibandingkan dengan pesaingnya.

c. Mengelola produktivitas, ada enam pendekatan dalam meningkatkan

produktivitas yaitu :

1) Penyedia jasa bekerja lebih keras dan cekatan

2) Menguatkan kuantitas dengan mengurangi sebagian kualitas

3) Menambah perlengkapan dan melakukan standarisasi produksi

4) Menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa dengan jalan

menemukan solusi berupa produk

5) Merancang jasa yang lebih efektif

6) Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan

sebagian tugas perusahaan.

d. Mengelola penawaran dan permintaan jasa, menyesuaikan kapasitas

dan permintaan perusahaan jasa umumnya sulit dilakukan, karena

jasa bersifat tidak tahan lama.

6. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan strategi kombinasi yang dilakukan

oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Bauran pemasaran

harus dilakukan secara terpadu yaitu antara pelaksanaan dan penerapan

komponen dilakukan dengan memperhatikan antara komponen satu

dengan lainnya (Kasmir, 2008 : 119).

Boom dan Bitner dalam Kasmir berpendapat bahwa konsep bauran

(44)

pemasaran biasa. Dalam pemasaran biasa menurut kotler ada empat

konsep yang dikenal dengan 4P yaitu :

a. Product (produk)

b. Price (harga)

c. Place (tempat / saluran distribusi)

d. Promotion (promosi)

Sedangkan dalam pemasaran jasa ditambah dengan 3P lagi menurut Boom

dan Bitner yaitu :

a. People (orang)

b. physical evidence (bukti fisik)

c. process (proses)

Jadi dalam pemasaran jasa menggunakan 7P konsep bauran pemasaran

yang digabungkan antara konsep Kotler dengan Boom dan Bitner.

7. Promosi

Promosi merupakan salah satu kegiatan dari Bauran Pemasaran,

promosi bertujuan untuk menginformasikan kepada orang lain mengenaik

produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu

perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli

barangnya (Cravens,1998,76).

Promosi adalah sarana paling ampuh untuk menarik dan

mempertahankan nasabahnya, karena tanpa promosi maka tidak akan

nasabah mengenal perusahaan dan produk yang ditawarkan. Secara tidak

(45)

suatu perusahaan dan secara tidak langsung mengangkat citra perusahaan

yang dalam hal ini Bank (Kasmir,2008,155-156).

Dalam sebuah promosi ada yang dikenal dengan istilah

promotional mix yaitu kombinasi strategi yang paling baik untuk mencapai

tujuan program penjualan (Swastha, 2002 : 349). Promotional mix ini

terdiri dari empat variable yaitu :

a. Advertising (Periklanan) : Bentuk presentasi dan promosi non

pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor

tertentu.

b. Personal Selling (Penjualan Pribadi) : Presentasi lisan dalam suatu

percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan

untuk menciptakan penjualan.

c. Publicity (Publisitas) : Pendorongan permintaan secara non pribadi

untuk suatu produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita

komersialdi dalam media masa dan sponsor tidak dibebani sejumlah

biaya secara langsung.

d. Sales Promotion (Promosi Penjualan) : Kegiatan pemasaran yang

mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer. Kegiatan

ini diantara lain : peragaaan, pertunjukan atau pameran, demonstrasi

dll.

8. Periklanan

Iklan merupakan salah satu media promosi yang digunakan oleh

(46)

untuk menginformasikan segala sesuatu produk yang dihasilkan oleh bank.

Informasi yang diberikan berupa manfaat, harga dan keunggulan

dibandingkan dengan pesaingnya (Al-Arif, 2010 : 174). Secara sederhana

iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang

ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media, iklan lebih ditujukan

untuk membujuk orang supaya membeli, seperti yang dikatakan oleh

Frank Jefkins (Kasali, 1992 : 9).

Tujuan promosi melalui iklan adalah untuk menarik dan

mempengaruhi calon nasabah. Sedangkan menurut Kotler (2005 : 277)

tujuan iklan digolongkan menjadi :

a. Iklan informatif, dimaksud untuk menciptakan kesadaran dan

pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah

ada.

b. Iklan persuasif, dimaksud untuk menciptakan kesukaan, preferensi,

keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa.

c. Iklan pengingat, dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk

dan jasa kembali.

d. Iklan penguatan, dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang

bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

Dalam sebuah iklan hal yang terpenting adalah pesan yang terdapat

didalamnya. Pesan dalam sebuah iklan harus bisa menjawab

pertanyaan-pertanyaan seperti : apa, untuk apa, bagaimana caranya, bagaimana

(47)

yang singkat, jelas, mudah dipahami, serta mengandung pengulangan kata

(jika dibutuhkan) (Kotler, 2005 : 252).

Sebuah pesan iklan idealnya mampu mendapat perhatian

(attention), mampu menarik minat (interest), membangkitkan keinginan

(desire), dan menyebabkan tindakan (action). Model pesan iklan seperti ini

dikenal dengan model AIDA yang akan membawa konsumen mulai dari

tahap kesadaran hingga pembelian (Kotler, 2005 : 254).

Dalam perumusan pesan iklan terdapat empat masalah : apa yang

harus disampaikan (isi pesan) yaitu presentasi secara logis tentang sebuah

produk yang ditawarkan, bagaimana cara menyampaikan secara logis

(struktur pesan) yaitu konsep iklan yang akan menjadikan sebuah iklan

menarik dan tertata rapi, bagaimana menyampaikan secara simbolis

(format pesan) yaitu kolaborasi antara desain gambar, visual, audio dan

efek yang diberikan untuk sentuhan pesan agar lebih hidup, dan siapa yang

seharusnya menyampaikan (sumber pesan) yaitu karakter bintang yang

berperan harus sesuai dengan konsep yang diciptakan sehingga pesan

mampu diterima (Kotler, 2005 : 254).

Dalam pengembangan program iklan, manager pemasaran harus

selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli.

Lalu mereka dapat menggunakan lima keputusan utama yang dikenal

dengan “Lima M” (Kotler dan Keller, 2009 : 202) :

a. Mission (Misi) : apakah tujuan periklanan ?

(48)

c. Massage (Pesan) : pesan apa yang harus disampaikan ?

d. Media (media) : media apa yang akan digunakan ?

e. Measurement (Pengukuran) : bagaimana mengevaluasi hasilnya ?

Agar sebuah iklan mampu tersampaikan dengan baik maka harus melalui

media-media yang dapat mendukung penyampaian iklan. Menurut Kasmir

(2008 : 157) Penggunaan promosi dengan iklan dapat melalui berbagai

media seperti :

a. Pemasangan billboards di jalan strategis

b. Pencetakan brosur dan disebarkan

c. Pemasangan spanduk di lokasi strategis

d. Melalui Koran

e. Melalui majalah

f. Melalui televisi

g. Melalui radio, dll.

9. Pengukuran Efektivitas Periklanan

Pengukuran efektivitas periklanan merupakan aspek penting dari

manajemen periklanan hanya dengan mengevaluasi hasil yang telah

diperoleh sudah memungkinkan untuk menentukan apakah tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan sedang atau sudah dicapai. Ini memerlukan

ukuran-ukuran dasar yang harus ditetapkan sebelum kampanye periklanan dimulai

kemudian menentukan apakah tujuan telah dicapai. Karena riset cukup

(49)

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif

atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh (Siagian,1978:77 dalam

Indriani, 2015 : 6) yaitu:

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah

dan tujuan organisasi dapat tercapai.

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi

adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya

dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para

implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan

dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah

ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani

tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.

d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan

sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab

apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman

bertindak dan bekerja.

f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator

(50)

Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan

oleh organisasi.

g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka

organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan

pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas

organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan

pengendalian.

Selanjutnya (Steers,1978: 206) mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam

pengukuran efektivitas, yaitu:

a. Produktivitas

b. Kemampuan adaptasi kerja

c. Kepuasan kerja

d. Kemampuan berlaba

e. Pencarian sumber daya

10.Etika Iklan Atas dasar Norma Agama Islam

Dalam kehidap sehari-hari ataupun pedoman dalam melakukan

tindakan orang islam berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadis

agar mendapat ridho dari Allah SWT. Pada dasarnya norma agama

(51)

keadilan dan tanggung jawab (Widyarini, 2012 : 8). Penjelasan

masing-masing adalah sebagai berikut:

a. Kejujuran

QS. Asy-Syu’araa’: 181-183

Artinya : “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk

orang-orang yang merugi (181). Dan timbanglah dengan timbangan

yang lurus (182). Dan janganlah kamu merugikan manusia pada

hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan

membuat kerusakan (183)”.

Selain ayat diatas ada beberapa hadis yang menyinggung

tentang kejujuran diantaranya :

“Pedagang yang terpercaya , jujur dan muslim ditempatkan bersama

para syahid di hari kiamat”. (HR al-Bukhari).

“... sesungguhnya para pelaku bisnis akan dibangkitkan pada hari

kiamat sebagai orang-orang yang jahat, kecuali orang yang bertaqwa

kepada Allah, berbuat kebajikan dan jujur”. (HR Ibn Majah)

“Kalian harus jujur karena jujur akan menunjukkan (jalan) ke surga.

(52)

sehingga ia dituliskan di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur

(shiddiq)”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan Al-Tirmidzi).

Nilai kejujuran adalah sangat penting di dalam menjalani

kehidupan, baik dalam berperilaku maupun dalam melakukan

perdagangan. Termasuk di dalamnya pemberian informasi (iklan)

kepada para calon pembelinya.

b. Kebenaran

QS. Ali ‘Imran: 77.

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya

dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang

sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagia (pahala) di akhirat, dan

Allah tidak akan berkata-kata kepada mereka dan tidak akan melihat

kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan

mereka. Bagi mereka azab yang pedih”.

Dapat dipetik dari ayat diatas bahwa janji yang telah diumbar

pada iklan sebuah produk haruslah memiliki kebenaran karena Allah

mencintai sebuah kebenaran dan membenci sebuah kebohongan.

Nilai kebenaran ini berjalan beriringan dengan nilai kejujuran yang

(53)

Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya konsumen terhadap produk

yang ditawarkan, karena kepercayaan seorang konsumen bernilai

tinggi bagi perusahaan pemasar produk.

c. Keadilan

QS. An-Nahl: 90.

Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan

berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah

melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia

memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran”.

Dari ayat diatas dapat dipetik bahwa diperintahkan untuk

berlaku adil. Jika diterapkan di dalam perdagangan maka seorang

pedagang haruslah menerapkan perilaku yang adil terhadap para

pembelinya, agar tidak terjadi pertengkaran pada saat melakukan

pembelian. Demikian juga halnya dengan iklan, harus mampu

memberikan informasi yang benar, memberikan informasi secara

jelas dan transparan agar pembeli tidak dirugikan (kecewa) setelah

melakukan pembelian.

d. Tanggung Jawab

(54)

Artinya : “Apakah manusia mengira bahwa ia dibiarkan begitu saja

(tanpa pertanggung jawaban)?”.

Sebagai seorang penjual harus memiliki rasa tanggung jawab atas

produk yang dijualnya ataupun berbagai kegiatan yang berhubungan

dengan proses penjualan. Di dalam kegiatan periklanan apa yang

ditawarkan harus bisa dipertanggung jawabkan. Jangan sampai

terjadi ukuran maupun kualitas yang disampaikan di dalam iklan

tidak sesuai dengan kenyataan.

11.Iklan Media Cetak (Brosur)

Brosur merupakan salah satu cara dalam mengiklankan produk

atau jasa dari sebuah perusahaan. Bisa dikatakan beriklan menggunakan

brosur ini merupakan salah satu cara paling tradisional dalam teknik

pemasaran. Namun beriklan dengan brosur memiliki berbagai keunggulan

dan kelebihan. Secara umum brosur yang digunakan sebagai sarana

beriklan memiliki fungsi yang informatif. Artinya bahwa brosur bisa

membawa informasi dari produk atau jasa yang ditawarkan (Indriani, 2015

: 3).

Meski tergolong tradisonal pemanfaatan brosur sebagai media

beriklan juga memiliki berbagai keunggulan yaitu: sederhana namun

langsung pada point sehingga konsumen bisa langsung memahami maksud

(55)

memiliki kekurangan yaitu jangkauannya yang sempit hanya nasabah dan

sekitar saja yang mendapatkan brosur untuk mengetahui iklan atau produk

pada suatu perusahaan terutama bank (Indriani, 2015 : 4).

Media iklan brosur merupakan proses 5 langkah. Proses lima

langkah itu sendiri sebagai berikut:

a. Pahami, atau putuskan atas dasar tujuan promosi.

b. Tetapkan kerangka waktu dan tetap berada di dalam kerangka itu.

c. Tetapkan anggaran dan bertahan dalam anggaran itu.

d. Tulis dan buat promosi.

e. Cetak dan edarkan promosi.

12.Iklan Televisi

Televisi merupakan salah satu media yang digunakan untuk

menyampaikan iklan atau informasi kepada masyarakat. Televisi mulai

dikenal di Indonesia pada tahun 1962, yang ketika itu hanya digunakan

sebagai perluasan radio saja (Kasali, 1992 : 114). Namun dengan

perkembangan zaman maka semakin berkembang pula televisi di

Indonesia dengan beragam sistem, bentuk dan kecanggihan.

Televisi merupakan media yang sangat efektif untuk beriklan

karena televisi mampu menjangkau spektrum yang luas, hampir semua

orang memiliki dan menonton televisi, maka tidak heran sekarang banyak

iklan mengisi sela-sela program televisi terutama program yang rattingnya

sedang naik. Bagi stasiun televisi iklan adalah sumber pemasukan karena

(56)

terlalu banyak iklan juga tidak baik efeknya karena masyarakat akan

langsung beralih pada channel lain.

Kasali (1992 : 120) menyatakan ada beberapa bentuk iklan dalam

televisi, antara lain :

a. Pensponsoran

Banyak sekali acara televisi yang penayangan dan pembuatannya

dilakukan dengan biaya sponsor. Pihak sponsor bersedia membiayai

seluruh biaya produksi plus fee untuk televisi. Sponsor memberi

dampak yang kuat pada masyarakat, khususnya karena peranan

pengiklan yang benar-benar menjaga mutu dan isi program serta

siaran sponsornya. Namun biaya yang ditanggung cukup besar.

b. Partisipasi

Pengiklan dapat mengurangi biaya dan resiko karena dapat memilih

waktu yang tersedia baik untuk acara tetap maupun yang tidak tetap.

Pendekatan ini lebih fleksibel dalam arti dapat memilih jangkauan

pasar, khalayak sasaran, jadwal dan anggaran.

c. Spot Announcement

Iklan ini ditempatkan pada pergantian acara. Pengiklan local

biasanya memanfaatkan bentuk iklan seperti ini.

d. Public Service Announcement

Iklan layanan masyarakat ini biasanya ditempatkan di tengah-tengah

(57)

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menggalang solidaritas

masyarakat.

Dalam memilih media iklan, pengiklan juga harus memahami

kelebihan dan kekurangan media yang akan digunakan. Seperti

media-media lain televisi juga pasti memiliki kekurangan dan kelebihan

tersendiri. Hal ini akan menjadi tantangan bagi pengiklan untuk

merancang strategi yang mampu memanfaatkan kelebihan dan menyiasati

kekurangan (Kasali, 1992 : 121). Kelebihan yang dimiliki oleh media

televisi adalah :

a. Efisiensi Biaya, televisi dipandang media yang paling efektif untuk

menyampaikan pesan komersialnya. Selain itu televisi juga

mempunyai jangkauan yang sangat luas.

b. Dampak yang Kuat, tekanan yang ditimbulkan televisi langsung

sampai pada dua indra yaitu penglihatan dan pendengaran yang akan

berakibat dampak kuat pada masyarakatnya.

c. Pengaruh yang Kuat, televisi mempunya kemampuan yang kuat

untuk mempengaruhi khalayak umum dengan presepsi iklannya.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh televisi adalah :

a. Biaya yang Besar, kelemahan yang paling serius karena biaya yang

sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran

komersial, meski jika dihitung biaya per kepala termasuk murah.

b. Khalayak yang Tidak Selektif, iklan yang disiarkan di televisi

(58)

c. Kesulitan Teknis, media ini tidak luwes dalam pengaturan teknis.

Iklan yang dibuat tidak dapat dirubah begitu saja jadwalnya, apalagi

menjelang jam penyiarannya.

13.Iklan Internet

Internet adalah salah satu media beriklan yang sedang gemar di

geluti semua perusahaan untuk memperkenalkan produknya. Internet

dirujuk sebagai ruang maya atau informasi supercepat yang

memungkinkan transfer informasi secara elektronik (Shimp, 2000 :541).

Internet awalnya merupakan sebuah proyek Departemen Pertahanan A.S

pada tahun 1960-an sebagai piranti untuk menjamin komunikasi selama

serangan nuklir. Ini tumbuh menjadi sebuah sarana berbagai informasi di

kalangan universitas pada tahun1970-an untuk proyek-proyek riset. Pada

tahun 1990-an menjadi saksi kelahiran world wide web (www), hypertext

markup language (html), dan browser grafis seperti Netscape (Lee dan

Jhonson,2011 : 384).

Meskipun baru mulai pada tahun 1994, internet memiliki potensi

untuk menjadi media periklanan yang sangat luas dan sangat berharga.

Ribuan pemasar telah beralih ke internet sebagai calon media untuk

mempromosikan merek dan produk mereka serta melakukan transaksi

penjualan. Para pengiklan internet menggunakan dua bentuk umum

periklanan yaitu iklan spanduk dan sponsor.

Iklan spanduk merupakan iklan internet yang sering digunakan,

(59)

situs yang sering dikunjungi. Suatu survey menunjukan bahwa iklan

internet yang lebih luas dan lebih rumit misalnya kotak pop-up atau

mekanisme scroll-down yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian, hal

ini lebih mencolok dan lebih dapat diingat daripada iklan spanduk standar.

Bentuk iklan lainnya di internet adalah iklan sponsor,dimana seorang

pengiklan merupakan sponsor parsial atau eksekutif dari suatu situs dan

diuntungkan dari beberapa kunjungan ke situs tersebut (Shimp, 2000 :

542).

Beriklan melalui media internet pasti ada kelebihan dan ada

kekurangannya. Kelebihan menggunakan media internet adalah pemakai

dapat menyeleksi informasi produk, perhatian dan keterlibatan pemakai

internet terbilang tinggi, relasinya terbilang interaktif, serta potensi untuk

melakukan direct selling, platform pesan juga fleksibel. Selain itu

kelemahan menggunakan media internet adalah kapasitas kreatif yang

terbatas, websnarl (crowded access) keterbatasan tekhnologi, kesulitan

dalam hal pengukuran yang sahih, serta reach terbatas (Tjiptono, 2015 :

404).

14.Kelompok Belajar Ibadah Haji (KBIH)

KBIH adalah lembaga yayasan sosial islam yang bergerak di

bidang manasik haji terhadap calon jamaah haji baik selama pembekalan

di tanah air maupun pada saat ibadah haji di Arab Saudi. Pada dasarnya

KBIH dibentuk untuk membantu bimbingan jamaah haji di tanah air

(60)

dan penyelenggaraan haji No. D/348 tahun 2003 pasal 17 ayat 2 bahwa

KBIH hanya melaksanakan bimbingan ibadah haji. Dengan demikian

KBIH tidak melaksanakan pendaftaran jamaah, pengaturan kloter, dan

pemondokan di arab tidak boleh mengambil living cost (Depag Jateng,

2006:4).

KBIH adalah lembaga sosial keagamaan yang telah memiliki

legalitas pembimbing melalui undang-undang dan diperjelas melaui wadah

khusus dalam struktur baru Departemen Agama dengan submit biro KBIH

pada direktorat pembinaan haji (Buku Panduan Pembinaan KBIH,

2001:1). Peraturan yang mengatur tentang pembentukan dan tugas KBIH

adalah SK Dirgen Nomor D/799 tahun 2013 Tentang pedoman operasional

kelompok bimbingan (haji.kemenag.go.id).

a. Tugas Pokok KBIH

1) Menyelenggarakan atau melaksanakan bimbingan haji tambahan di

tanah air maupun sebagai bimbingan pembekalan.

2) Menyelenggarakan atau melaksanakan bimbingan haji di Arab

Saudi.

3) Melaksnakan pelayanan dan konsultasi informasi dan

menyelesaikan kasus-kasus ibadah haji dari jamaahnya di tanah air

dan di Arab Saudi.

4) Menumbuh kembangkan rasa percaya diri dalam penguasaan

manasik keabsahan dan kesempurnaan ibadah bagi jamaah yang

(61)

b. Fungsi KBIH

1) Penyelenggara atau pelaksanaan bimbingan ibadah haji tambahan

di tanah air sebagai bimbingan pembekalan.

2) Penyelenggaraan atau pelaksanaan bimbingan lapangan di Arab

Saudi.

3) Pelayanan, konsultasi dan sumber informasi perhajian.

4) Motivator bagi anggota jamaahnya terutama dalam hal-hal

penguasaan ilmu manasik keabsahan dan kesempurnaan ibadah.

c. Syarat Pendirian KBIH

1) Didirikan oleh lembaga agama yang sudah berbadan hukum.

2) Perijinan : memiliki lembaga sendiri, akta notaris KBIH, memiliki

pembimbing yang telah bersertifikat, penandatanganan perjanjian

kesiapan memenuhi kebijakan perhajian yang telah ditetapkan.

3) Pembimbingan : dilakukan hanya di tanah air, tidak menonjolkan

kefanatikan kelompok dan mazhab.

4) Pengurus (SDM) : bukan pegawai aktif pemerintah, memiliki

pemahaman yang luas tentang agama, memiliki akhlak yang

terpuji,memiliki kemampuan managerial yang cukup.

5) Tidak memiliki catatan kasus dari lembaga atau organisasi yang

dianggap bertentangan dengan nama baik agama dan bangsa.

d. Persyaratan memperoleh izin penyelenggaraan KBH :

1) Akta pendirian yayasan disahkan oleh Menkumham.

(62)

3) Memiliki kantor sekertariat.

4) Memiliki susunan kepengurusan bukan PNS.

5) Program bimbingan minimal 45 orang (jika selama 3 tahun

berturut-turut peserta dibawah 45 orang maka akan ditutup

lembaganya)

6) Rekomendasi dari kemenag kabupaten/kota.

7) Verifikasi oleh tim dari Kemenag Kabupaten/ Kota.

8) Rekomendasi dari forum komunikasi kelompok bimbingan

Kabupaten/Kota.

Teknik pelaksanaan bimbingan harus mematuhi ketentuan sebagai

berikut : pertama, bimbingan minimal 15 kali, kedua materi bimbingan

harus berpedoman buku yang diterbitkan oleh Kemenag. Ketiga, alat

peraga manasik sudah tersedia oleh pelaksana bimbingan. Bagi KBIH

yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku akan dikenakan sanksi secara

bertahap, yakni pertama peringatan tertulis, kedua pembekuan izin, dan

ketiga pencabutan izin (www.kemenagkarimun.blogspot.com).

15.Metode Bimbingan KBIH

a. Penataran calon jamaah Haji (Pembimbingan Paket)

Calon jamaah haji yang telah mendapatkan kuota atau nomor porsi

untuk pelaksanaan penyelenggaraan haji tahun yang berjalan diberikan

pembekalan pengetahuan perhajian meliputi : ilmu manasik, ketentuan

perjalanan (traveling) dan kesehatan haji. KBIH sebagai pelaksana

(63)

menjadi tumpuan harapan bahwa setiap

Gambar

Gambar 2.3 Model Penelitian
Gambar 4.3 Alur promosi iklan
Gambar 4.5 Spanduk Ulang Tahun ke 6 BRIS
Gambar 4.6 Mobil Brand
+7

Referensi

Dokumen terkait