• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA BESERTA SUAMI DENGA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA BESERTA SUAMI DENGA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Rizkiariati Widya Sari 20120320137

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Rizkiariati Widya Sari 20120320137

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(4)

Saya bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rizkiariati Widya Sari

NIM : 20120320137

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiyah yang penulisa tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiyah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 04 November 2016

Yang membuat pernyataan,

(5)

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia

Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5) Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13) Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS : Al-Mujadilah 11)

Ya Allah,

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah memberi

warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu, Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai

Di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi Mu ya Allah,

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi. Ibunda dan Bapak Tercinta

Untuk ibuku “ Asmawati” dan bapakku “ Samsul Rizal”, Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan bapak yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan bapak bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan bapak yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,

Terima Kasih Ibu.... Terima Kasih bapak...

My Brother’s dan Sister

Untuk adikku “ M Reza Fahlefi, Ali jordan, Zahwa Aulia Putri, Sri Nurlaela Sukanti, Najwa Maha”, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aq persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aq akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua...

My Sweet Heart

(6)

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, petunjuk dan hiyadahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Beserta Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif” proposal ini disusun sebagai sebagian syarat memperoleh derajat sarjana keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati menghaturkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. H. Ardi Pramono, Sp. An., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun Karya Tulis Ilmiah. 2. Sri Sumaryani, Ns., M.Kep., Sp. Mat., selaku Kepala Program Studi Ilmu

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun Karya Tulis Ilmiah.

3. Dewi Puspita, S.Kp., M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi kepada penulis dalam menyusun proposal.

4. Yuni Astuti, M. Kep.,Ns.,Sp.Kep.Mat selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan proposal ini.

(7)

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, sehingga saran dan kritik sangat diharapkan untuk kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang ilmu keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 03 Januari 2017

Penulis

(8)

Pernyataan Keaslian Penelitian ………... iii

Halaman Persembahan ………. iv

Kata Pengantar ………... v

Daftar Isi ………...... vi

Daftar Gambar ……… viii

Lampiran ………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ………... 6

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Manfaat Penelitian ……….. 6

E. Keaslian Penelitian ………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ………... 10

1. Definisi Pengetahuan ………... 10

2. Tingkat Pengetahuan ……….. 10

3. Konsep ASI Eksklusif ……… 12

a. Definisi ASI eksklusif ……….. 12

b. Manfaat ASI eksklusif ……….. 13

c. Kandungan ASI eksklusif ………... 15

d. Cara posisi menyusui yang baik ………... 18

e. Manajemen menyusui pada ibu bekerja ………... 19

f. Pemberian ASI perah ………... 20

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ……….. 21

h. Manfaat tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI ………. 23

i. Manfaat tingkat pengetahuan ayah dalam pemberian ASI ……….. 24

j. Peran ibu dalam pemberian AS I………... 25

k. Peran ayah dalam pemberian ASI ……… 25

B. Kerangka teori ……… 27

C. Kerangka konsep ………... 28

D. Hipotesis ………. 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 30

B. Populasi dan Sampel penelitian ……….. 30

C. Lokasi dan Waktu ………... 31

D. Variabel Penelitian ………. 32

E. Definisi Operasional ………... 33

(9)

J. Etik Penelitian ……… 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Depkripsi wilayah penelitian ………... 45

1. Gambaran umum lokasi penelitian ………. 45

2. Karakteristik responden ……….. 46

3. Hasil analisis ……….. 48

a) Analisis univariat ……… 48

b) Analisis bivariat ……….. 51

4. Pembahasan ……… 53

a. Karakteristik Ibu Bekerja di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul ………. 53

b. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang ASI eksklusif …………... 58

c. Tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif ..……….. 59

d. Pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja beserta suami ………….. 61

e. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif ………... 63

f. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul …….. 68

g. Keterbatasan Penelitian ………. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 71

B. Saran ………... 72

DAFTAR PUSTAKA ………... 73

(10)
(11)

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Kuisoner Penelitian

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Survey Pendahulan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 5. Lembar Hasil CVI

Lampiran 6. Surat Keterangan Kelayakan Etik Penelitian Lampiran 7. Surat Izin Penelitian

(12)
(13)
(14)

Rizkiariati Widya Sari (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu bekerja Beserta Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Dewi Puspita,S.Kp.,M.Sc

INTISARI

Menurut UNICEF, cakupan rata-rata ASI eksklusif di dunia adalah 38% pada tahun 2011. Target cakupan ASI eksklusif di Indonesia adalah 80%. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui akan mengurangi keindahan payudara, kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan,pengetahuan dan dukungan keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu bekerja yang berusia 20-35 tahun beserta suami yang mempunyai bayi yang berusia 0-6 bulan yang ada di Posyandu Gendeng Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul berjumlah 35 orang ibu bekerja dan 35 suami. Teknik pengambilan sampel ini dengan menggunakan total sampling / sampling jenuh. Dalam penelitian ini penggumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Dapat diambil simpulan bahwa: Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Beserta Suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul sebagian besar adalah responden memberikan ASI ekslusif. Ada hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul p value sebesar 0.004 (p = 0,004 < 0,05). Tidak ada hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul dengan nilai p value sebesar 0.423 (p = 0,423>0,05).

(15)

Rizkiariati Widya Sari (2012) : RELATIONSHIP OF MOTHER WORKING KNOWLEDGE AND HUSBAND WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN THE POSYANDU GENDENG BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

Advisor :Dewi Puspita,S.Kp.,M.Sc

ABSTRACT

According to UNICEF, the average coverage of exclusive breastfeeding in the world was 38% in 2011.The low coverage of exclusive breastfeeding due to: the knowledge of mothers are less about exclusive breastfeeding, the circulation of myths breastfeeding unfavorable eg breastfeeding reduces breast beauty, the bustle of working mothers and short maternity leave, knowledge and support of the family, especially the husband can determine the success or failure breastfeeding. This study attempts to know the correlation between knowledge of working mothers and their husbands to the exclusive breastfeeding. This study used cross sectional design. The population research is a mother working 20-35 years old and husband who have the babies 0-6 months old is are oblique bangunjiwo urban districts pity bantul were 35 the mother working and 35 the husband. This sampling technique using total sampling / sampling saturated. In this research, data collection using questionnaires. The analysis used univariate and bivariate analysis using the Kolmogorov-Smirnov.

Can be taken drawing conclusions that: Exclusive breastfeeding in working with their husbands in Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul majority of respondents give exclusive breastfeeding. There was a level knowledge a mother working by the provision of breastfeeding exclusive the posyandu bangunjiwo pity bantul p value of 0.004 ( p = 0,004 > 0.05 ).There was no level knowledge husband by the provision of breastfeeding exclusive the posyandu gendeng bangunjiwo kasihan bantul with the p value of 0.423 ( p = 0,423 > 0.05). For puskesmas is expected to make the program of the counseling to the community to improve the delivery of breastfeeding exclusive in nursing mother, giving counseling to pregnant women preparation of suckling and monitoring the provision of breastfeeding after the mother gives birth and enhance the role of older people in a support group breastfeeding exclusive .

(16)
(17)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Air susu ibu diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya, dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur’an, QS. A l-Baqoroh ayat 233 mengatakan: “para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. ASI merupakan makanan pertama dan terbaik pada bayi dan juga tanpa zat kimia.”

(18)

pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik sejak dilahirkan sampai berusia 6 bulan, selain itu, kebijakan ini juga untuk melindungi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (Peraturan Pemerintah, 2012).

Menurut UNICEF, cakupan rata-rata ASI eksklusif di dunia adalah 38% pada tahun 2011. Target cakupan ASI eksklusif di Indonesia adalah 80%. Tahun 2010 cakupannya di Indonesia hanya 61,3%, tahun 2012 sebesar 48,6%, tahun 2013 sebesar 30,2%, dan data cakupan di Wilayah DIY pada tahun 2013 sebesar 51,6% di Kabupaten Sleman sebesar 80,23%, di Kabupaten Kulon Progo sebesar 70,4%, di Kabupaten Bantul sebesar 62,05%, di Kabupaten Gunung Kidul sebesar 56,5%. Walaupun di kota Yogyakarta cakupan ASI eksklusif hanya sebesar 51,6% tetapi mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 46,4% dan di Kabupaten Bantul yang mengalami penurunan yaitu sebesar 63,51%. Dari rata-rata di atas dapat di simpulkan bahwa cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat jauh dari target MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 80% ( Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2014)

(19)

keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui (Evareny et al,2010).

Pengetahuan memegang peranan penting bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan (Notoatmodjo, 2014). Menurut penelitian Rohani (2007) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif, hal ini menunjukaan akan terjadi peningkatan pemberian ASI eksklusif jika disertai dengan peningkatan pengetahuan tentang ASI eksklusif.

Calon ayah berperan aktif terhadap berhasilnya pemberian ASI berdasarkan pada tingkat pengetahuan tentang ASI, suami yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif akan cenderung memiliki perhatian yang lebih untuk ibu menyusui, sehingga proses menyusui dipelajari dan dikembangkan pengetahuan mengenai laktasi sehingga suami mendapatkan manfaat yang optimal (Roesli, 2005). Menurut penelitian Evariny (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami terhadap pemberian ASI. Pengetahuan suami yang tinggi mempunyai prevalensi 1,84 kali lebih tinggi untuk mempraktikkan pemberian ASI secara eksklusif dibandingkan dengan suami yang berpengetahuan rendah.

(20)

perawatan dan penggunaan pompa ASI, penyimpanan ASI perah, serta cara mengatasi kesulitan menyusui yang terkait payudara, menunjukkan bahwa rata-rata ayahnya mengikuti program edukasi adalah sebesar 69% di mana bayi tersebut masih menerima ASI eksklusif hingga enam bulan.

(21)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 18 Maret 2016 di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul wilayah binaan Puskesmas Kasihan 1 Bantul, data dari kader posyandu Gendeng Bangunjiwo menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai bayi usia 0-24 bulan sebanyak 125 orang ibu. Hasil wawancara dengan ibu kader yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan dan memiliki pekerjaan diluar rumah beserta bayi diasuh oleh keluarga maupun baby sister sebanyak 35 orang.

Pada survey tersebut peneliti menanyakan kepada 5 ibu pekerja beserta suami yang mempunyai anak diatas 6 bulan. Hasil menunjukkan bahwa ibu bekerja beserta suami yang memberikan ASI secara eksklusif dan pengetahuan suami yang baik tentang peberian ASI eksklusif sebanyak 1 orang dan 4 orang sisanya memberikan ASI ketika pulang kerja dan di berikan susu formula saat ditinggal bekerja dan suami menyatakan memberikan ASI ketika ibu berangkat bekerja dan pulang bekerja, pada saat ibu bekerja bayi di berikan susu formula dan buah pisang agar bayi tidak menangis. Dari permasalahan di atas penelitian ingin mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif.

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan maka rumusan masalahnya adalah “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang ASI eksklusif

2) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami/ayah tentang ASI eksklusif

3) Untuk mengetahui pemberian ASI eksklusif pada ibu bekeja beserta suami

4) Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja

beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif D. Manfaat Penelitian

1. Ibu bekerja

(23)

2. Manfaat bagi suami

Sebagai bahan informasi dan tambahan pengetahuan suami mengenai ASI eksklusif untuk mendukung ibu bekerja dalam pemberian ASI eksklusif.

3. Institusi kesehatan

Sebagai bahan informasi untuk memberikan penyuluhan kepada ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

4. Bagi Instansi Tempat Bekerja

Sebagai masukan bagi perusahaan untuk mendukung program pemberian ASI pada ibu bekerja. Cara mendukung program pemberian ASI pada ibu bekerja yaitu dengan cara menyediakan waktu untuk memerah ASI, dan menyediakan fasilitas khusus pojok laktasi pada ibu yang sedang menyusui.

E. Keaslian penelitian

(24)

status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil perhitungan menggunakan continuity correction dengan nilai R = 10,28 dan diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI ekslusif.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah dimana penelitian yang dilakukan Dahlan, Mubin, dan Nintyasari dilihat dari judul hubungan status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif, kedua dilihat dari variabel independent yaitu status pekerjaan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI eksklusif, kedua variabel independent yaitu ibu bekerja beserta suami.

(25)

kurang yaitu sebanyak 45,7%, sebagian besar responden tidak dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya hingga usia 6 bulan yaitu sebanyak 85,7%. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga umur 6 bulan bagi ibu yang bekerja di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengetahuan a. Definisi

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2011).

Pengetahuan merupakan perilaku paling sederhana dalam urutan perilaku kognitif. Seseorang dapat mendapatkan pengetahuan dari fakta atau informasi baru dan dapat di ingat kembali. Selain itu pengetahuan juga diperoleh dari pengalaman hidup yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam mempelajari informasi yang penting (Potter dan Perry, 2010).

b. Tingkatan pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan tercakup dalam domain kognitif, ada 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

(27)

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya (real). Aplikassi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lain. 4. Analisis (analysis)

(28)

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru untuk menyusun suatu formulasi-formulasi. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation).

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Konsep ASI Eksklusif A. Pengertian

(29)

Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua, bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih sehat dan menarik. Perusahaan, lingkungan dan masyarakat pun lebih mudah mendapatkan keuntungan ( Roesli, 2005).

B. Manfaat Pemberian ASI

(30)

dibanding bayi yang tidak mendapatkan ASI. Bayi yang mendapatkan ASI dapat berjalan dua bulan psikomotorik akan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula. Bayi yang mendapat ASI akan memiliki perlindungan gigi yang lebih baik sebab, adanya kadar selenium merupakan mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai antidioksidan untuk meredam aktifitas radikal bebas, dalam ASI yang cukup tinggi (Roesli, 2007).

(31)

per hari sehingga dapat membantu ibu mengurangi berat badan (Roesli, 2007).

Dalam proses menyusui, hubungan batin ibu dan anak akan bertambah kuat. Ibu akan merasa dibutuhkan dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu untuk sang bayi dan bayi akan merasa aman, nyaman dalam pelukan ibunya. Menyusui secara eksklusif juga bermanfaat untuk mengurangi resiko terkena kanker payudara dan ovarium pada ibu, dan diperkirakan pencegahannya mencapai 25 %. Pemberian ASI secara Eksklusif dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi. Isapan bayi pada payudara ibu akan merangsang hormon prolaktin yang berfungsi menghambat terjadinya pematangan sel telur sehingga menunda kesuburan (Wahyu 2010 ).

Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi negara yaitubisa menjadi sarana penghematan devisa untuk pembelian susu formula serta perlengkapan menyusui, menciptakan generasi penerusan bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara dan juga untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia (Ambarwati dan Wulandari, 2009).

C. Kandungan ASI

(32)

mengandung kekebalan terutama (Ig A) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi khususnya diare, kedua kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah melahirkan, jumlah kolostrum yang diproduksi, bervariasi tergantung dari isapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, ketiga untuk membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan (Roesli, 2007).

Protein dalam ASI terdiri dari Casein (yang sulit dicerna) dan Whey (yang mudah dicerna). ASI mengandung total protein

lebih rendah tapi lebih banyak “Soluble whey protein”. Komposisi

ini membentuk gumpalan lebih lunak sehingga lebih mudah dicerna dan diserap (Khasanah, 2011). Lemak, adalah penghasil kalori (energi utama) dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Separuh dari energi ASI berasal dari lemak yang mudah diserap dan dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini karena adanya enzim lipase dalam ASI(Kristiyansari, 2009).

(33)

merupakan sumber energi yang mudah dicerna, beberapa laktose diubah menjadi asam laktat, asam laktat ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tak diinginkan dan mungkin dalam penyerapan kalsium dan mineral-mineral lainnya. Mineral, susu ibu mengandung sedikit kalsium dibandingkan dengan susu sapi, tetapi karena kalsium ASI mudah diserap maka kalsium ASI cukup dapat memenuhi kebutuhan bayi (IDAI, 2008)

(34)

D. Cara posisi menyusui yang baik :

Posisi Menyusui Menurut Saryono(2010), ada 3 macam posisi menyusui yang benar:

Posisi dekapan atau posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono, 2010).

Posisi football hold, posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2010).

(35)

E. Manajemen menyusui pada ibu bekerja

Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif meskipun cuti bekerja hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2005).

(36)

penggunaan kontrasepsi yang mengandung estrogen, hindari penggunaan dot pada saat memberi ASI, gunakan sendok kecil (Purwanti, 2012).

Berikut ini panduan ketahanan ASIP pada beberapa keadaan (Swandari, 2013):

1. Suhu ruang (sekitar 25oC) : sekitar 6-8 jam, 2. Cooler bag /termos es (suhu 15-4oC) : 24 jam, 3. Refrigerator (kulkas bawah) (suhu 0-4oC) : 5 hari,

4. Freezer pada kulkas berpintu satu (suhu -15oC) : 2 minggu,

5. Freezer pada kulkas berpintu dua (suhu -18oC) : 3-4 bulan, 6. Freezer khusus / freezer untuk es krim (suhu -20oC) :6-12

bulan.

F. Pemberian ASI Peras

ASI yang telah dikeluarkan adalah adalah cara pemberiannya pada bayi. Jangan diberikan dengan botol/dot,

karena hal ini akan menyebabkan bayi “bingung putting” berikan

pada bayi dengan menggunkan cangkir atau sedok, sehingga bila saatnya ibu menyusui langsung, bayi tidak menolak menyusu (Poernomo, 2009).

Cara pemberian dengan mengunakan cangkir:

(37)

2) Cangkir diletakkan pada bibir bawah bayi.

3) Lidah bayi berada diatas pinggir cangkir dan biarkan bayi menghisap ASI dari dalam cangkir (saat cangkir dimiringkan). 4) Berikan sedikit waktu istirahat setiap kali menelan.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif Menurut (Siregar, 2006), faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah :

Pengetahuan ibu menurut penelitian Rohani (2007) menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini menunjukaan akan terjadi peningkatan pemberian ASI Eksklusif jika disertai dengan peningkatan pengetahuan tentang ASI Eksklusif.

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberikan ASI perah, ASI perah diminum 2 kali selama 15 menit tetapi banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup, dan beberapa alasan ibu bekerja memberikan makanan tambahan kepada bayinya karena tempat kerjanya jauh, tidak ada penitipan anak (Mardiati, 2006).

(38)

Eksklusif. Menurut Roesli (2014), ASI yang mampet pada ibu bayi bisa karena faktor hormon, psikis, mental dan keturunan maka tugas Ayah ASI di sini membuat ibu menyusui lebih baik psikisnya, perasaan dan mentalnya.

Faktor sosial budaya, misalnya ibu bekerja atau kesibukan sosial yang lain, meniru orang lain memberikan susu botol pada bayinya dan merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya (Roesli, 2014)

Faktor psikologis, psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui, ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI maka produksi ASI nya berkurang, misalnyaibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri, merasa tertekan, dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya karena kurang dukungan suami, ASI yang mampet pada ibu bayi bisa karena faktor hormon, psikis, mental (Prasetyono, 2009).

(39)

Faktor promosi susu formula, peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan tumbuhnya keengganan untuk menyusui baik di desa dan perkotaan hingga ke tempat pelayanan kesehatan (Roesli, 2014).

Faktor umur ibu dan suami yaitu usia ibu dan suami yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Arini, 2012). Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui yaitu 20-35 tahun. Umur yang sesuai, sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif, sementara umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI (BKKBN, 2011).

H. Manfat tingkat pengetahun ibu dalam pemberian ASI

(40)

diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian pemberian ASI eksklusif lebih awal yaitu usia ibu yang masih muda, pengaruh nenek, pengetahuan tehnik menyusui yang kurang, antenatal care kurang dari 6 kali dan adanya luka puting susu (Santo et al., 2007). Sedangan, hasil penelitian Handayani (2007) di Puskesmas Sukawarna menujukkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif sebagian besar katagori kurang dan ibu yang bekerja tingkat pengetahuannya lebih baik dari ibu yang tidak bekerja.

I. Manfaat tingkat pengetahua ayah dalam pemberianASI

(41)

J. Peran ibu bekerja dalam pemberianASI

Peran ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu untuk menumbuhkan rasa kasih sayang kepada bayinya, muncul ikatan emosional antara bayi dan ibu seperti menenangkan bayi saat menangis. Karena itu tepatlah ketika Islam memerintahkan seorang ibu untuk menyusui bayinya hingga bayi berusia dua tahun (QS Al-Baqarah [2]: 233).

K. Peran suami dalam pemberian ASI

Ayah ASI merupakan ayah yang mampu membuat istri nyaman dan merupakan kunci keberhasilan ASI eksklusif. Dengan dukungan suami, ASI akan keluar lancar dan berkualitas. Ayah ASI bisa mengupayakan bayinya mendapatkan ASI dengan berbagai cara, seperti halnya pemberian ASI Perah (ASIP). ASIP merupakan ASI yang diperah, disimpan di botol dan kemudian dimasukkan ke dalam freezer, kulkas atau termos es yang bersih untuk kemudian diminumkan kepada bayi (Roesli, 2014).

(42)

tempat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, tempat untuk bersalin, tempet untuk pemeriksaan pasca persalinan atau imunisasi (Februhartanty, 2008). Peran ayah sangat penting karena perhatian seseorang ayah dapat memotivasi bagi ibu untuk mendorong ibu proses menyusui bagi bayinya walaupun dalam situasi masalah menyusui, suasana kehidupan rumah tangga yang damai dan tenang sangat penting bagi ibu yang sedang menyusui (Anonymous, 2006).

(43)
[image:43.595.77.476.118.555.2]

B. Kerangka Teori

Gambar 1 Kerangka teori

Sumber: Mubarak (2007) dan Wawan (2011) Faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI Eksklusif : 1. Umur

2. Pengetahuan ibu 3. Pengetahuan suami atau

bapak 4. Pekerjaan

5. Faktor dukungan keluarga dan suami

6. Faktor psikologis 7. Faktor sosial budaya 8. Faktor petugas kesehatan 9. Faktor susu formula

ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI

Eksklusif 2. Manfaat ASI 3. Kandungan

ASI 4. Cara posisi

menyusui yang baik

5. Manajemen menyusui pada ibu bekerja 6. Manfaat tingkat

pengetahuan ayah dalam pemberian ASI 7. Manfaat tingkat

pengetahua ayah dalam pemberianASI 8. Peran ibu

dalam

pemberian ASI 9. Peran ayah

dalam

(44)

C. Kerangka Konsep

1. Pengetahuan ibu bekerja

[image:44.595.109.534.113.669.2]

2. Pengetahuan suami atau bapak

Gambar 2 Kerangka konsep

Keterangan : Diteliti : Tidak diteliti :

Pemberian ASI

Eksklusif

Tidak

Faktor pengganggu pemberian ASI Eksklusif :

1. Pengaruh media masa

2. Pengaruh orang yang dianggap penting, tidak tersedia fasilitas pendukung di tempat kerja

(45)

D. Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI Eksklusif.

(46)
(47)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

B. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).Populasi penelitian ini adalah ibu bekerja beserta suami yang mempunyai bayi yang berusia 0-6 bulan yang ada di Posyandu Gendeng Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul berjumlah 35 orang ibu bekerja dan 35 orang suami.

2. Sampel

(48)

jumlah 35 ibu bekerja beserta suami. Teknik pengambilan sampel ini dengan menggunakan total sampling / sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh / total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel penelitian ini diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Ibu yang mempunyai riwayat menyusui bayi usia 0-6 bulan sambil bekerja.

b. Suami yang tinggal satu rumah dengan ibu bekerja / istri

c. Ibu dan suami yang bisa baca tulis. C. Lokasi dan waktu penelitian

Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut dilakukan(Notoatmodjo, 2012).Pengambilan data dilakukan dalam rentang waktu 3 hari yaitu tanggal 16 – 18 Agustus 2016.

(49)

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Kemudian dicari kesimpulannya (Sugiyono, 2011).

Variable-variabel yang di amati adalah : 1. Variable Bebas

Variabel independent (variabel bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono 2009).Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami.

2. Variabel Terikat

(50)

E. Definisi operasional

[image:50.595.116.532.224.755.2]

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristk yang diamati (Notoatmojo, 2012)

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi oprasional Alat ukur Skala ukur

Hasil ukur 1 Tingkat

pengetahuan ibu bekerja. Pengetahuan ibu bekerja adalah, pemahaman yang dimiliki ibu bekerja tentang ASI eksklusif meliputi, pengetahuan ASI eksklusif, manfaat, kandungan ASI, dampak tidak diberikan ASI, cara penyimpnan ASI.

Kuesioner Skala ordinal <56% : pengetahuan rendah, 56-75% : pengetahuan sedang, 76-100% : pengetahuan tinggi

2 Tingkat pengetahuan suami. Pengetahuan suami adalah, pemahaman yang dimiliki suami tentang ASI eksklusif meliputi, pengetahuan ASI eksklusif, manfaat, kandungan ASI, dampak tidak diberikan ASI, cara penyimpnan ASI.

Kuesioner Data ordinal <56% : pengetahuan rendah, 56-75% : pengetahuan sedang, 76-100% : pengetahuan tinggi

3 Pemberian ASI eksklusif.

Pemberian ASI eksklusif

Adalah bayi yang diberikan ASI saja tanpa ada

tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin sejak lahir sampai dengan bayi usia sekarang.

Kuesioner Data nominal

(51)

Ya : Jika dari lahir sampai usia bayi sekarang pada saat pengambilan data hanya diberikan ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin.

Tidak : Jika dari bayi lahir sampai usia bayi sekarang pada saat

pengambilan data pernah diberikan tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin.

F. Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini penggumpulan data menggunakan kuesioner. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari :

1. Identitas responden meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan dan pengalaman menyusui yang berapa.

2. Kuesioner pengetahuan mengenai seberapa jauh pengetahuan ibu

(52)

sebanyak 5 butir pertanyaan, pengetahuan tentang komposisi ASI sebanyak 2 butir pertanyaan, cara pemberian ASI sebanyak 4 butir pertanyaan, pengetahuan tentang ASI perah dan 4 butir pertanyaan cara penyimpanan ASI dengan empat pilihan jawaban. Hasil kuesioner pengetahuan diolah dengan mencari nilai skor masing-masing responden. Dimana apabila responden menjawab benar akan diberi skor 1 dan apabila salah diberi skor 0. Selanjutnya ditotal dengan keseluruhan item pertanyaan. Sehingga dari skala pengetahuan yang berisi 20 pertanyaan skor terendah 0 tidak ada yang benar dalam menjawab pertanyaan dan skor tertinggi 20 benar semua dalam menjawab petanyaan.

Rumus:

Keterangan: P: Persentase

a: Jumlah pertanyaan yang dijawab b: Jumlah semua pertanyaan

Alasan menggunakan rumus ini karena jawaban setiap responden berbeda dihitung berdasarkan setiap jawaban, kemudian interpretasinya data dari hasil penelitian dikelompokkan dalam 3 kategori, yang mengacu pada teori Arikunto (2006) yaitu:

(53)

76-100% : pengetahuan tinggi

3. Instrumen untuk mengukur pemberian ASI Instrumen ini digunakan untuk mengukur sikap responden tentang pemberian ASI Saja dengan menggunakan kuesioner.

Ya : Jika dari lahir sampai usia bayi sekarang pada saat pengambilan data hanya diberikan ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin.

Tidak : Jika dari bayi lahir sampai usia bayi sekarang pada saat pengambilan data pernah diberikan tambahan cairan atau makanan padat selain obat-obatan dan vitamin.

G. Prosedur penelitian dan cara pengumpulan data 1. Tahap persiapan

(54)

2. Tahap pengumpulan data

a. Tahap pengumpulan kuesioner ibu bekerja beserta suami

(55)

kerja. Peneliti juga meminta dua teman untuk mendampingi pada saat pengambilan data, peneliti menggunakan tiga kader tujuannya untuk mempermuda mencari alamat responden, sedangkan tujuan peneliti menggunakan dua asisten peneliti untuk mempermudah dalam pengambilan data pada tempat yang berbeda dalam satu hari. Pada saat sebelum pengambilan data di hari pertama peneliti beserta tiga kader, dua teman peneliti untuk berkumpul di rumah salah satu kader, disana penelitimelakukan apersepsi terhadap kuesioner yang akan dibagikan, pembagian kuesioner kepada tiga kader dan dua teman peneliti untuk

menjelaskan manfaat, isi kuisioner serta menjelaskan tentang kriteria

(56)

15menit untuk mengisi.Peneliti dan asisten teman peneliti mendampingi ibu bekerja yang sebagai responden, kader mendampingi suami yang sebagai respond saat mengisi. Setelah diisi semua kuesioner responden di minta untukmengumpulkan kembali kepadapeneliti dan asisten teman peneliti, kemudianasisten temanpeneliti dan kader melakukan pengecekan pada data demografi dan kuesioner responden.Asisten teman peneliti dan kader untuk membedakan kuerioner ibu dan suami dengan melihat demografi responden suami mengisi data dengan lengkap sedangkan ibu hanya mengisi umur ibu, bayi, suami dan mulai ibu bekerja, setelah kuesioner lengkap dan terkumpul maka data akan diolah dan dianalisis.

H. Uji validitas dan reabilitas 1.Uji validitas

(57)

apabila level dari setiap item memberikan nilai 0,78 atau lebih dan skala rata-rata dari CVI mendekati 0,90 sampai 1 (Polit dan Beck, 2008). Dalam penelitian ini nilai total skor CVI dari dua pakar didapatkan hasil 0,812 dari hasil tersebut dinyatakan valid.

2. Uji reabilitas

Reliabilitas yaitu dapat dipercaya.Uji reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2011).Berdasarkan hasil uji reabilitas penelitian ini KR-21 didapatkan nilai r adalah 0,701 dikatakan reabilitas tinggi dan valid. I. Pengolahan dan analisa data

Pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2010), proes pengolahan data ada 4 yaitu: dapat ditentukan hipotesis penelitian ditolak atau diterima.

1. Editing

(58)

juga peneliti sudah memperhatikan kelengkapan data, kejelasan tulisan, dan kesesuaian jawaban.

2. Coding

[image:58.595.159.516.359.654.2]

Coding merupakan langkah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pada proses ini, peneliti akan melakukan pengkodean pada setiap data yang telah dikumpulkan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa dan melakukan pemasukan data.

Tabel 3.2 Pengkodean Kuesioner Demografi

No Data Kode

1. Tingkat

pengetahuan ibu Tinggi = 1 ; sedang = 2 ; rendah = 3 2. Tingkat

pengetahuan ayah

Tinggi = 1 ; sedang = 2 ; rendah = 3

3. Pemberian ASI Ya = 1; Tidak = 2

4. Pendidikan ibu SD = 1 ; SMP = 2 ; SMA= 3 ; Diploma = 4 ; Sarjana = 5 5. Pendidikan ayah SD = 1 ; SMP = 2 ; SMA= 3 ;

Diploma = 4 ; Sarjana = 5

6. Pekerjaan ibu Swasta / Karyawan = 1; pengusaha = 2 ; PNS / TNI / POLRI = 3 7. Pekerjaan ayah Swasta / Karyawan = 1; pengusaha

= 2 ; PNS / TNI / POLRI = 3 8. Penghasilan ibu < UMR = 1; > UMR = 2 9. Penghasilan ayah < UMR = 1; > UMR = 2

10. Umur ibu < 25 tahun = 1; 25-35 tahun = 2 ; 35 tahun = 3

11. Penghasilan 1 bulan = 1; 2 bulan = 2 ; 3 bulan = 3 ; 4 bulan = 4 ; 5 bulan = 5 ; 6 bulan = 6

Sumber: Data Primer, 2016

(59)

Pada proses ini, peneliti akan melakukan input data dari kuesioner yang telah diberi pengkodean dan data tersebut akan diolah melalui program komputer.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Pada proses ini, peneliti akan melakukan pengecekan kembali pada data yang telah di input ke dalam komputer apakah ada kesalahan atau tidak sehingga hasil yang didapat dapat sesuai.

5. Penyajian Data

Hasil pengolahan data akan disajikan dalam bentuk tabel berupa persentase dan akan diperjelas dengan keterangan berbentuk narasi. H. Analisa data penelitian

a. Analisa univariat

Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variable (Notoatmodjo, 2010).

Analisis dilakukan dengan distribusi frekuensi dari variable independen (tingkat pengetahuan ibu bekerja bserta suami) dan variable dependen (dengan pemberian ASI eksklusif) dengan rumus.

P =

(60)

N : Jumlah dari keseluruhan responden 100 : Bilangan tetap

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menghubungkan antara variabel tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami dengan pemberian ASI Eksklusif.Skala variabel dalam penelitian ini adalah ordinal–nominal sehingga, dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-smirnov alternative dari chi-square, peneliti menggunakan uji Kolmogorov-smirnov karena tidak memenuhi syarat chi-square dimana syarat chi-square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.

J. Etik Penelitian

Berdasarkan Surat Keterangan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muammadiyah Yogyakara, nomor: 327/EP-FKIK-UMY/I/2016 penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Beserta Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul Yogyakarta ini memperhatikan beberapa aspek kode etik antara lain:

1. Informed consent

(61)

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden saat pembuatan laporan tetapi dengan memberi kode, penulisan nama dicantumkan di lembar kuesioner.

3. Kerahasiaan (confidentaly)

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Posyandu Kasihan yang digunakan peneliti posyandu dusun Gendeng merupakan salah satu bagian darikelurahan Bangunjiwo Bantul Kabupaten Bantul Kota Yogyakarta. Dusun gendeng memiliki tiga posyandu balita yaitu yang bernama posyandu Bunga Lily I, Bunga Lily II, Bunga Lily III. Puskesmas 1 Bantul merupakan puskesma yang terdekat dari wilsuami dusun tersebut. Posyandu dilaksanakan pada hari minggu setiap 1 bulan sekali pada pukul 08.00-12.00.

(63)

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan umur ibu, umur suami, umur bayi, pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan ibu, pekerjaan suami, penghasilan ibu, penghasilan suami.Terdapat 35 responden yang ikut serta dalam penelitian ini.

1) Karakteristik Ibu di posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan

Bantul

[image:63.595.171.509.415.711.2]

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden di posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasiahan Bantul yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Pemberi Asi Eksklusif di posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase Umur

< 25 Tahun 7 20.0

25 - 35 Tahun 28 80.0

Total 35 100.0

Pendidikan

SD 1 2.9

SMP 6 17.1

SMA 22 62.9

Diploma 2 5.7

Sarjana 4 11.4

Total 35 100.0

Pekerjaan

Swasta / Karyawan 31 88.6

Pengusaha 2 5.7

PNS / TNI / POLRI 2 5.7

Total 35 100.0

Penghasilan

< UMR 29 82.9

> UMR 6 17.1

(64)
[image:64.595.171.509.295.601.2]

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa karakteristik ibu bekerja berdasarkan Umur Ibu sebagian besar adalah responden termasuk dalam kategori 25 -35 tahun yaitu sebanyak 28 responden (80%), berpendidikan SMA 22 (62,9%), bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 31 responden (88,6%) dan berpenghasilan < UMR yaitu sebanyak 29 responden (82,9%).

Tabel 4.2 Karakteristik Suamidi posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase Umur

< 25 Tahun 14 40.0

25 - 35 Tahun 21 60.0

Total 35 100.0

Pendidikan

SMP 6 17.1

SMA 22 62.9

Diploma 2 5.7

Sarjana 5 14.3

Total 35 100.0

SMP 6 17.1

Pekerjaan

Swasta / Karyawan 21 60.0

Pengusaha 11 31.4

PNS / TNI / POLRI 3 8.6

Total 35 100.0

Penghasilan

< UMR 18 51.4

> UMR 17 48.6

Total 35 100.0

(65)

yaitu sebanyak 21 responden (60%) dan berpenghasilan < UMR yaitu sebanyak 17 responden (51,4%).

3. Hasil Analisis

a. Analisis Univariat

1) Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

[image:65.595.185.512.391.518.2]

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo

Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase

Tinggi 18 51,4

Sedang 11 31,4

Rendah 6 17,1

Total 35 100,0

Sumber : data primer di olah 2016

(66)

2) Tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif di

Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

[image:66.595.186.515.254.379.2]

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan mengenai tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo

Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase

Tinggi 10 28,6

Sedang 21 60,0

Rendah 4 11,4

Total 35 100,0

Sumber : data primer di olah 2016

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat Pengetahuan Suami Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul, sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori Sedang yaitu sebanyak 21 responden (60%). Responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 10 responden (28,6%) sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 4 responden (11,4%).

3) Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Beserta Suami di

Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

(67)
[image:67.595.180.517.127.226.2]

Tabel 4.5 Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja beserta suamidi Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan

Bantul

Kategori Frekuensi Prosentase

Ya 19 54.3

Tidak 16 45.7

Total 35 100.0

Sumber : data primer di olah 2016

(68)

4. Analisi Bivariat

[image:68.595.157.511.311.452.2]

1) Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul Analisa bivariat pada tahap ini diteliti “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif” dengan menggunakan uji Statistic alternatif Chi SquareyaituKolmogorov Smirnov, dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Pengetahuan Ibu

Pemberian ASI Total p.value

Ya Tidak

N % N % N %

0,004

Tinggi 15 42,9 3 8,6 18 51,4

Sedang 2 5,7 9 25,7 11 31,4

Rendah 2 5,7 4 11,4 6 17,1

Total 19 54,3 16 45,7 35 100,0

Sumber: Data Primer 2016

(69)

memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 4 responden (11,4%). Hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square deketahui bahwa hasil analisa tidak memenuhi syarat sehingga dilakukan uji alternatif dengan menggunakan uji kolmogorov Smirnov hasil analisa uji Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p value sebesar 0.004 (p = 0,004< 0,05) sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul.

2) Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

[image:69.595.157.510.504.647.2]

Analisa bivariat pada tahap ini diteliti “Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami terhadap Pemberian ASI Eksklusif” dengan menggunakan uji Statistic alternatif Chi SquareyaituKolmogorov Smirnov,, dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Pengetahuan Suami

Pemberian ASI Total p.value

Ya Tidak

N % N % N %

0,432

Tinggi 8 22,9 2 5,7 10 28,6

Sedang 10 28,6 11 31,4 21 60,0

Rendah 1 2,9 3 8,6 4 11,4

Total 19 54,3 16 45,7 35 100,0

Sumber: Data Primer 2016

(70)

tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 responden 5,7%. Suami yang memiliki pengetahuan sedang yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 10 responden (28,9%), sedangkan suami yang memiliki pengetahuan sedang yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 11 responden (31,4%). Suami yang memiliki pengetahuan rendah yang memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 1 responden (2,9%), sedangkan suami yang memiliki pegetahuan rendah yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 3 responden (8,6%). Hasil analisa data dengan menggunakan uji chi square deketahui bahwa hasil analisa tidak memenuhi syarat sehingga dilakukan uji alternatif dengan menggunakan uji kolmogorov Smirnov hasil analisa dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p value sebesar 0.423 (p = 0,432>0,05) sehingga dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan suami bekerja dengan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Ibu Bekerja di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

(71)

kehamilan, persalinan serta dalam membina bayi yang dilahirkan (Depkes RI, 2014). Ibu yang berumur 20-35 tahun, disebut sebagai "masa dewasa" dan disebut juga masa reproduksi, masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara emosional, terutama dalarn menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan merawatbayinya nanti, sedangkan pada ibu dengan usia 35 tahun ke atas dimana produksi hormon relatif berkurang, mengakibatkan proses laktasi menurun, sedangkan pada usia remaja 12-19 tahun harus dikaji pula secara teliti karena perkembangan fisik, psikologis maupun sosialnya belum siap yang dapatmengganggu keseimbangan psikologis dan dapat mempengaruhi dalam produksi ASI(Hurlock, 2006) .

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2014) yang menyatakan bahwa pada usia 20-35 tahun responden cenderung lebih aktif dalam mencari informasi mengenai ASI Eksklusif. Hasil penelitian yang ditunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar memiliki pendidikan pada kategori menengah. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah dalam menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga mempengaruhi perilaku seseorang.

(72)

eksklusif dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi pendidikan formalnya, tetapi perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan yang ibu peroleh.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu menyusui sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki dalam pemberian ASI Eksklusif. Sebaliknya, pendidikan yang rendah/ kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan sehingga pengetahuan juga kurang dalam pemberian ASI Eksklusif.

(73)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiyanto, Aviyanti, Tyas A (2012) menyatakan bahwa Pendidikan penduduk di Desa Kramat termasuk pendidikan yang cukup karena penduduknya berpendidikan SMA yaitu 11 responden (36,7%), selain itu banyak juga ibu – ibu yang bekerja di luar rumah sehingga ibu–ibu kurang mendapatkan informasi dari penyuluhan–penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan desa setempat. Dalam penelitian yang dilakukan di Desa Kramat terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif halini menujukkan semakin rendah pendidikan maka semakin rendah kemampuan dasar seseorang dalam berfikir untuk pengambilan keputusan khususnya dalam pemberian susu formula pada bayi usia 0 – 6 bulan.

2. Karakteristik suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 menyatakan bahwa sebagian besar responden adalah yang berusia 20-35 tahun. Usia 20 –35 tahun tergolong dalam usia dewasa. Suami dengan usia remaja

memilikipengetahuan yang terbatas dibandingkandengan usia dewasa. Suami dengan usiaremaja biasanya terlalu banyak berharapdari orang tua dalam mengambilkeputusan yang penting sebagai pengasuhsehingga tidak bisa memberikan responyang tepat terhadap bayi mereka (Bobak,2005).

(74)

pemberian ASI tidak hanya ada pada ibu, melainkan ada pada dirinya dan juga suami harus mengetahui apa yang semestinya dilakukan dalam mendukung proses pembrian ASI agar tindakannya maupun pola pikirnya dapat berpengaruh pada keberhasilan pemberian ASI (Yuliarti, 2010).

Pemberian ASI eksklusif berhubungan dengan pendidikan orangtua, usia ibu. Menyusui di usia 12 bulan berhubungan dengan pendidikan ibu dan ayah (Efendi, 2008).Pendidikan ayah merefleksikan bahwa ayah yang lebih berpendidikan akan lebih intensif mencari informasi mengenai hal yang berkaitan dengan kesehatan dan pengetahuan mengenai manfaat menyusui yang diketahui akan berpengaruh pada praktik pemberian ASI eksklusif, pekerjaan ayah yang juga terkait dengan jam kerja ayah terindikasi sebagai penghalang keterlibatan dalam konsultasi prenatal sehingga rendahnya kesempatan untuk belajar dan menambah pengetahuan mereka mengenai pemberian ASI (Wahyuningrum,2007).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syamsiah (2010) menyatakan bahwa, ayah yang memiliki pengetahuan tentang ASI dan tatalaksana menyusui sebelum memiliki bayi merupakan langkah mencapai keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Semakin tinggi tingkat pendidikan ayah maka akan sangat berhubungan dengan tingkat pengetahuan ayah dalam mencapai keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

(75)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul, sebagian besar memiliki pengetahuantinggi.Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif, maka seorang ibu akan memberikan ASI Eksklusif pada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Pengetahuan yang tinggi serta pengalaman yang dimiliki individu akan mendorong seseorang untuk memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik(Rulina, Suharyono,2006).

Ibu yang menjadi responden penelitian ini semuanya bekerja di luar rumah. Aktivitas bekerja di luar rumah inilah yang menjadi faktor penentu rendahnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya hingga usia 6

(76)

mengalami hambatan karena jam kerja yang sangat terbatas dan kesibukan dalam melaksanakan pekerjaan serta lingkungan kerja ibu yang tidak mendukung apabila ibu memberikan ASI Eksklusif nantinya akan mengganggu produktifitas dalam bekerja (Dewi, 2007).

Pengetahuan responden ini tentunya tidak terlepas dari jenjang pendidikan yang telah ditempuh. Sebagaimana dinyatakan oleh Notoatmodjo (2010), pendidikan formal merupakan pendidikan terencana, terorganisir. Melalui proses ini seseorang memperoleh pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan sikap serta nilai-nilai yang menghantarkan untuk kearah kedewasaan dalam bertindak. Selain itu dari pengalaman bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Musirroh (2010) tentang hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI dengan pola pemberian ASI pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-1 tahun di desa Kembangkelor Pacet Mojokerto. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI dengan pola pemberian ASI.

4. Tingkat Pengetahuan Suami tentang ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

(77)

Sedang.Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang suami ketahui tentang ASI, manfaat dan pentingnya pemberian ASI, mayoritas responden dalam 21 penelitian ini mempunyai pengetahuan sedang tentang ASI yaitu sejumlah 60%%. Hal ini menunjukan bahwa suami yang mendukung pemberian ASI Eksklusif dalam kategori sedang, sedang informasi, akses, dan penyuluhan tentang ASI sangat mudah di dapat yaitu di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul. Hal ini berbeda dengan penelitian Yulia (2008) menunjukkan, masih banyak suami yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI kurang. Hal ini masih di duga karena masih ada suami yang belum pernah mendengar atau membaca informasi ASI.

Hal tersebut di sebabkan karena pengetahuan juga di pengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, dan informasi yang di akses. Pengetahuan ialah hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, salah satunya kurang memadai pengetahuan responden mengenai pentingnya ASI Eksklusif (Maulita, 2011).

(78)

rendahnya kesempatan untuk belajar dan menambah pengetahuan mereka mengenai pemberian ASI (Wahyuningrum,2007).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Syamsiah (2010) menyatakan bahwa, suami yang memiliki pengetahuan tentang ASI dan tatalaksana menyusui sebelum memiliki bayi merupakan langkah mencapai keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Semakin tinggi tingkat pendidikan suami maka akan sangat berhubungan dengan tingkat pengetahuan suami.

5. Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Beserta Suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja beserta suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul, sebagian besar adalah responden memberikan ASI Ekslusif. Pemberian ASI Eksklusif merupakan standar emas pemberian makanan bagi balita. Standar lainnya adalah inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) setelah 6 bulan, dan ASI yang dilanjutkan hingga 2 tahun. Jika semua ini dilakukan maka anak tidak hanya sehat dan pandai, namun juga memiliki kemampuan spiritual (SQ) dan emosional (EQ) jauh lebih tinggi

(79)

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi (Roesli,2008). Namun demikian, kesibukan kerja di luar rumah akhirnya mengorbankan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif dan digantikan oleh susu formula buatan pabrik. ASI merupakan makanan utama bagi bayi, dan tidak ada makanan lainnya yang mampu menyaingi kandungan gizinya. ASI mengandung protein, lemak, gula dan kalsium dengan kadar yang tepat. Di dalam ASI juga terdapat zat antibodi yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu menyusu

Gambar

Gambar 1 Kerangka teori
Gambar 2 Kerangka konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Pengkodean Kuesioner Demografi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu bekerja, jam kerja ibu dan dukungan tempat kerja dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo.. Jenis

Tujuan dari penelitian ini adalahmendeskripsikan pengetahuan ibu-ibu tentang ASI eksklusif, mendeskripsikan tindakan ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif,

Hubungan Antara Ibu Bekerja dan Teknik Menyusui Dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 1

Hasil penelitian ini didapatkan 4 kategori tentang pengalaman ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif yaitu pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan ASI

Berdasarkan tabel diatas didapatkan ibu menyusui ASI Eksklusif yang bekerja mayoritas 30 responden dan ibu menyusui ASI Eksklusif yang tidak bekerja mayoritas 19

Tidak terdapatnya hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu untuk memberikan ASI eksklusif dikarenakan suami tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ASI eksklusif

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan dukungan bidan dengan keberlanjutan pemberian ASI Eksklusif dibulan pertama pada ibu menyusui di wilayah kerja