EFEKTIFITAS BUAH JERUK SIEM MADU DALAM
MENGURANGI PEMBENTUKAN PLAK
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh: SILVIA NIM: 090600139
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Periodonsia Tahun 2013
Silvia
Efektifitas Buah Jeruk Siam Madu Dalam Mengurangi Pembentukan Plak xi + 31 halaman
Penelitian ini dilakukan selama 20 hari. Subjek penelitian terdiri dari 35 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang diperlakukan sebagai kelompok kontrol selama 10 hari dan selanjutnya menjadi kelompok perlakuan selama 10 hari. Pada hari pertama penelitian, seluruh subjek diberikan tindakan profilaksis dan edukasi kontrol plak. Kemudian pada hari ke-10 dilakukan pemeriksaan skor plak. Setelah itu seluruh subjek diberikan profilaksis oral kembali dan diinstruksikan untuk mengkonsumsi satu buah jeruk setiap hari setelah makan siang. Pada hari ke-20 dilakukan pemeriksaan skor plak lagi. Untuk mengukur skor plak, digunakan indeks plak Loe&Silness. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji T-berpasangan.
Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan indeks plak pada kelompok yang mengkonsumsi buah jeruk lebih sedikit dibandingkan yang tidak mengkonsumsi buah jeruk. Hal ini menunjukkan buah jeruk siem madu memiliki efektifitas dalam mengurangi pembentukan plak. Buah jeruk dapat mengurangi pembentukan plak karena adanya efek mekanis serat buah jeruk dalam menyingkirkan plak dan efek kimiawi kandungan buah jeruk.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 25 Januari 2013
Pembimbing Tanda Tangan
Irma Ervina, drg., Sp.Perio (K) ………. NIP: 19710702 199601 2 001
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 25 Januari 2013
TIM PENGUJI
KETUA : Irma Ervina, drg., Sp.Perio (K) ……….
ANGGOTA : 1. Zulkarnain, drg., M.Kes ……….
2. Krisna Murthy Pasaribu, drg., Sp.Perio ……….
Mengetahui : KETUA DEPARTEMEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tersayang yang senantiasa menyayangi, mendoakan dan mendukung penulis sehingga penulis dapat mengecap masa pendidikan hingga selesai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, motivasi, saran-saran serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Nazaruddin, drg., C.Ort., PhD., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Irmansyah R, drg., PhD selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Irma Ervina, drg., Sp.Perio(K) selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, masukan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., PhD., Sp.Pros (K) selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan motivasi kepada penulis selama menjalani pendidikan di FKG USU.
5. Seluruh staf pengajar di Departemen Periodonsia FKG USU yang telah banyak memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Dr. Surya Dharma, MPH selaku staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan bimbingan dalam melakukan analisis statistik hasil penelitian.
7. M. Zulkarnain, drg., M.Kes., selaku Pembantu Dekan I FKG USU yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di FKG USU.
8. Seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2012 yang telah meluangkan waktunya untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.
8. Fitri Hayuningdiah, Merry, Monica Kiudo, Nur Adilla, Vincilia Panto, dan para senior yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan, dan saran selama penulisan skripsi ini.
9. Terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Periodonsia, Yohana, Ade, Cindy, Simon, Ridwan, Tuty Dwi, Silvia Lim, Fadil, Priskatindea, Sallyna, dan Sharon.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena ada kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, namun penulis mengharapkan kiranya hasil karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.
Medan, 25 Januari 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………... HALAMAN PERSETUJUAN……… HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………..
KATA PENGANTAR………...….. iv
DAFTAR ISI……… vii
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR GAMBAR……… x
DAFTAR LAMPIRAN……… xi
BAB 1. PENDAHULUAN……….. 1
2.1.1. Pengertian Plak Dental……… 4
2.1.2. Struktur dan Komposisi Plak Dental………... 4
2.1.3. Proses Pembentukan Plak……… 5
2.1.3.1. Pembentukan Pelikel………. 5
2.1.3.2. Kolonisasi Awal……… 5
2.1.3.3. Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak….. 7
2.1.4. Hubungan Plak dengan Penyakit Periodontal………….. 7
2.2. Peran Buah dalam Menghambat Pembentukan Plak………….. 9
2.2.1. Buah Jeruk………...……….. 10
2.2.1.1. Taksonomi Buah Jeruk……….. 10
A. Naringin………. 11
B. Tannin………... 12
2.4. Kerangka Teori………... 14
2.5. Kerangka Konsep………... 15
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN………. 16
3.1. Jenis Penelitian……….. 16
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitan………. 16
3.2.1. Lokasi Penelitian……… 16
3.2.2. Waktu Penelitian……… 16
3.3. Populasi, Sampel dan Besar Sampel……… 16
3.3.1. Populasi……….. 16
3.3.2. Sampel……… 16
3.3.3. Besar Sampel……….. 17
3.4. Variabel Penelitian……… 17
3.4.1. Variabel Bebas……… 17
3.4.2. Variabel Terikat……….. 18
3.4.3. Variabel Terkendali……… 18
3.4.4. Variabel Tidak Terkendali……….. 18
3.5. Defenisi Operasional……… 18
3.6. Alat dan Bahan Penelitian……… 19
3.6.1. Alat Penelitian……… 19
3.6.2. Bahan Penelitian………. 20
3.7. Prosedur Penelitian……… 20
3.8. Alur Penelitian………... 21
3.9. Pengolahan Data……… 22
3.10. Analisa Data……….. 22
BAB 4. HASIL PENELITIAN ………. ... 23
BAB 5. PEMBAHASAN………. 26
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan………. 28
6.2. Saran………... 28
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Data Demografi Subjek Penelitian……….. 23
4.2. Data Distribusi Rata-rata Indeks Plak Mahasiswa FKG 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Perlekatan bakteri ke pelikel saliva………... 6
2. Struktur kimia flavonoid………... 10
3. Gambar Buah Jeruk Siem Madu………. 11
4. Struktur kimia Naringin………... 12
5. Struktur kimia Tannin……….. 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Persetujuan Komisi Etik 2. Data Subjek Penelitian
3. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian 4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan
5. Kuesioner Penelitian
6. Form Isian Hasil Pemeriksaan Klinis 7. Jadwal Kegiatan
Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Periodonsia Tahun 2013
Silvia
Efektifitas Buah Jeruk Siam Madu Dalam Mengurangi Pembentukan Plak xi + 31 halaman
Penelitian ini dilakukan selama 20 hari. Subjek penelitian terdiri dari 35 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang diperlakukan sebagai kelompok kontrol selama 10 hari dan selanjutnya menjadi kelompok perlakuan selama 10 hari. Pada hari pertama penelitian, seluruh subjek diberikan tindakan profilaksis dan edukasi kontrol plak. Kemudian pada hari ke-10 dilakukan pemeriksaan skor plak. Setelah itu seluruh subjek diberikan profilaksis oral kembali dan diinstruksikan untuk mengkonsumsi satu buah jeruk setiap hari setelah makan siang. Pada hari ke-20 dilakukan pemeriksaan skor plak lagi. Untuk mengukur skor plak, digunakan indeks plak Loe&Silness. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji T-berpasangan.
Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan indeks plak pada kelompok yang mengkonsumsi buah jeruk lebih sedikit dibandingkan yang tidak mengkonsumsi buah jeruk. Hal ini menunjukkan buah jeruk siem madu memiliki efektifitas dalam mengurangi pembentukan plak. Buah jeruk dapat mengurangi pembentukan plak karena adanya efek mekanis serat buah jeruk dalam menyingkirkan plak dan efek kimiawi kandungan buah jeruk.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit periodontal merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling banyak diderita manusia.1 Penyakit periodontal adalah penyakit inflamatori pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik tertentu atau kelompok mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan pembentukan poket, resesi atau keduanya. Penyakit periodontal terbagi atas penyakit periodontal non-destruktif (gingivitis) dan penyakit yang bersifat lebih destruktif (periodontitis). Plak merupakan etiologi penyakit periodontal.2 Penyakit periodontal merupakan hasil interaksi antara agen mikroba dan penjamu yang rentan.3 Plak dental adalah lapisan lunak dan tidak terkalsifikasi yang terdiri dari bakteri yang menumpuk dan melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di rongga mulut seperti restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Lapisan plak yang tebal tampak sebagai massa deposit berwarna kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang tidak dapat dihilangkan dengan obat kumur atau dengan irigasi tetapi dapat dihilangkan dengan penyikatan gigi.4
Kontrol terhadap biofilm plak merupakan pencegahan penyakit periodontal yang utama.5 Tindakan menyikat gigi dapat menyingkirkan plak dan debris makanan, mengurangi inflamasi gingiva, mengurangi jumlah mikroorganisme yang melekat pada biofilm, dan mengurangi bakteri patogen subgingiva.4
Buah-buahan dan sayuran secara umum mengandung polifenol.6-8 Polifenol merupakan bahan alami antibakteri dan antioksidan.6 Polifenol terbagi atas 3 kelompok besar, yaitu flavonoid, phenolic acid dan non-flavonoid polifenol.9 Flavonoid merupakan family terbesar dari polifenol.7 Flavonoid terdiri dari Anthocyanins, Catechins, Isoflavones, Hesperetin, Naringin, Rutin, Quercetin, Silymarin, Tangeretin dan Tannin.9
Buah jeruk merupakan sumber buah yang kaya akan naringin, yang merupakan salah satu polymethoxylated flavonoid yang jarang terkandung pada tumbuhan lain10,11. Naringin merupakan suplemen yang telah diakui oleh Food and Drugs Association, yang terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab penyakit periodontal dan mikroorganisme lain yang secara umum terdapat di rongga mulut (9.8-125 mg mL-1). Naringin telah terbukti efektif terutama dalam menghambat pertumbuhan bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans dan
Porphyromonas. gingivalis secara signifikan dalam waktu 3 jam dan menunjukkan efek yang lebih dengan peningkatan waktu inkubasi dan konsentrasi naringin.2
Buah jeruk juga mengandung tannin.10 Tannin merupakan metabolit sekunder tanaman dengan beranekaragam struktur dan ditemukan secara luas pada banyak famili tumbuh-tumbuhan..12 Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa efek antimikroba tannin yaitu dengan menginaktivasi adhesin mikroba dan menginaktivasi enzim hidrolitik seperti protease dan karbohidrolase dan sel transpot protein.13 Tannin mencegah pertumbuhan bakteri dengan kapasitas pengikat zat besi yang kuat dan juga menghambat aktivitas glukosiltransferase dan perlekatan bakteri.14
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah efektifitas buah jeruk siem madu dalam mengurangi pembentukan plak?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas buah jeruk siem madu dalam mengurangi pembentukan plak.
1.4. Hipotesis Penelitian
Buah jeruk siem madu mempunyai efektifitas dalam mengurangi pembentukan plak.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkenalkan manfaat buah-buahan asli Indonesia, khususnya buah jeruk untuk meningkatkan kesehatan gigi dan jaringan periodonsium.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dalam bidang kedokteran gigi mengenai efektifitas buah jeruk siem madu dalam mengurangi pembentukan plak.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Plak Dental
2.1.1. Pengertian Plak Dental
Plak dental adalah suatu lapisan lunak yang tidak terkalsifikasi terdiri dari bakteri yang melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di rongga mulut seperti restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Plak tampak sebagai suatu massa deposit berwarna kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang hanya dapat dihilangkan dengan penyikatan gigi.4
2.1.2. Struktur dan Komposisi Plak Dental
Plak dental dapat diklasifikasikan menjadi plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva ditemukan di atau atas margin gingiva dan dapat pula berkontak langsung dengan margin gingiva. Plak subgingiva ditemukan di bawah margin gingiva, terletak di antara gigi dan jaringan sulkular gingiva.4
Plak dental terutama terdiri dari mikroorganisme dan 1 gram plak mengandung hampir sekitar 2x1011 bakteri. Lebih dari 325 spesies bakteri yang berbeda ditemukan pada plak gigi dari 500 spesies yang diambil dari rongga mulut. Mikroorganisme non-bakteri yang ditemukan pada plak yaitu mycoplasma, jamur, protozoa dan virus.4
2.1.3. Proses Pembentukan Plak
Proses pembentukan plak tersebut dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi awal serta kolonisasi sekunder dan pematangan plak.4
2.1.3.1. Pembentukan Pelikel
Beberapa detik setelah pembersihan gigi, selapis tipis protein saliva, terutama glikoprotein, melekat ke permukaan gigi (juga pada restorasi dan gigi tiruan). Lapisan ini disebut pelikel saliva, merupakan lapisan tipis (0.5µm), halus, tidak berwarna dan translusen. Lapisan ini melekat erat pada permukaan gigi dan hanya dapat dihilangkan dengan gesekan. Pada awalnya pelikel bebas dari bakteri. Pelikel juga mengandung berbagai faktor antibakteri seperti IgG, IgA, IgM, komplemen dan lisozim.4 Glukosiltransferase bakteri streptococcus juga terdeteksi pada pelikel, hal ini menunjukkan protein bakteri tersebut mungkin tergabung dalam pelikel juga.15
Pelikel gigi yang telah terbentuk menyediakan substrat dimana bakteri menumpuk untuk membentuk plak. Telah diyakini bahwa plak terbentuk atas beberapa bantuan komponen saliva yang terlibat dalam aglutinasi bakteri atau dengan bertindak sebagai substrat nutrisi, sementara komponen saliva yang lain dapat menghalangi adhesi mikroba pada permukaan gigi penjamu. Komponen saliva dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi bakteri. Sedangkan beberapa komponen saliva yang merugikan bagi bakteri rongga mulut dapat melisiskan membran sel bakteri.4
Bakteri dapat melekat ke reseptor pada pelikel melalui adhesin. Namun komponen yang sama dalam saliva juga dapat berikatan dengan adhesin bakteri dan dengan demikian bakteri dapat melekat pada permukaan gigi. Komponen saliva dapat berikatan dengan bakteri sehingga menyebabkan aglutinasi yang dapat meningkatkan jumlah bakteri di rongga mulut.4
2.1.3.2. Kolonisasi Awal
bakteri berikatan dengan pelikel terlebih dahulu dan agregat bakteri dilapisi oleh glikoprotein saliva.4
Perlekatan pertama bakteri rongga mulut adalah langsung ke protein dan komponen karbohidrat dari pelikel saliva pada permukaan gigi dan epitel rongga mulut. Perlekatan bakteri terjadi pada permukaan yang terdapat adhesin atau fimbriae yang berinteraksi dengan molekul target spesifik atau ligand. Fimbriae atau pili dapat dijelaskan sebagai protein filamen perlekatan pada permukaan bakteri. Adhesin bakteri berinteraksi dengan ligand penjamu yang dapat berupa protein, glikoprotein atau glikolipid yang disekresikan atau berada pada permukaan sel pejamu.16
Dalam waktu beberapa jam spesies Streptococcus dan beberapa spesies
Actinomyces melekat pada pelikel dan bakteri tersebut merupakan pengkoloni awal. Selama beberapa hari pertama, populasi bakteri tumbuh bersama dan menyebar ke seluruh permukaan gigi sehingga di bawah mikroskop elektron dapat terlihat tumpukan mikroorganisme mirip gedung pencakar langit, satu lapisan menumpuk di atas lapisan yang lain. Koloni bakteri ini terpisah oleh celah yang sempit dan spesies baru yang tumbuh pada plak mengisi celah tersebut. Spesies yang baru berikatan dengan bakteri perintis dengan sistem kunci molekul spesifik dan mekanisme kunci. Dalam hal ini, bakteri baru yang berasal dari saliva atau di sekitar membran mukosa muncul ke permukaan gigi dan diikat oleh interaksi bakteri-bakteri plak yang telah ada sebelumnya.4
Pembentukan plak dipelopori oleh bakteri yang memiliki kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluluer sehingga bakteri-bakteri tersebut dapat melekat ke permukaan gigi dan melekat dengan bakteri satu sama lain meliputi
Streptococcus mitis, Streptococcus sanguins, Actinomyces viscosus dan Actinomyces naeslundii. Fase kolonisasi awal ini terbentuk dalam 2 hari.4
2.1.3.3. Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak
Bakteri pengkoloni sekunder turut melekat ke plak setelah kolonisasi awal dan mengambil keuntungan atas perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat pertumbuhan plak dan metabolismenya. Pertama sekali dalam proses ini, tempat kolonisasi awal yang masih tersedia yang dibentuk melalui interaksi bakteri ditempati oleh bakteri kokus gram negatif seperti spesies Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-7 hari pembentukan plak akan terjadi inflamasi gingiva. Selama proses ini berlangsung, keadaan lingkugan akan berubah secara perlahan. Hal ini memungkinkan bakteri lain dengan kemampuan metabolik yang berbeda dapat turut melekat ke plak, meliputi bakteri batang gram negatif seperti bakteri spesies
Prevotella, Prophyromonas, Capnocytophaga, Fusobakterium dan Bacteroides. Pada hari 7-11, kompleksitas plak meningkat lebih jauh lagi dengan munculnya bakteri motil seperti spirochaetes dan vibrio. Interaksi bakteri selanjutnya terjadi antara sejumlah spesies yang berbeda. Pengkoloni sekunder juga membentuk kelompok utama bakteri plak subgingiva. Plak yang telah matang dipenuhi oleh segudang bakteri awal pembentukan plak dan hal ini mengakibatkan spesies bakteri luar lainnya menjadi sulit untuk turut berkolonisasi lagi.4
2.1.4. Hubungan Plak dengan Penyakit Periodontal
Gingivitis atau inflamasi gingiva adalah inflamasi jaringan lunak tanpa migrasi apikal dari junctional epitelium.3 Gingivitis ditandai dengan terjadinya inflamasi, pembengkakan, perubahan kontur/konsistensi, perdarahan saat probing, terdapatnya biofilm plak atau kalkulus atau keduanya, serta tidak terjadi kehilangan perlekatan dan tulang pendukung.5 Beberapa bakteri spesifik tertentu berhubungan dengan inflamasi gingiva. Gingivitis muncul ketika terjadi perubahan ekologi mikroba dari mikroorganisme gram positif seperti Actinomyces, Lactobacillus dan Streptococcus menjadi bakteri gram negatif yang meliputi Porphyromonas, Prevotella, Aggregatibacter dan Bacteroides. Peningkatan jumlah bakteri spesies
Prevotella dan Porphyromonas berhubungan dengan keparahan inflamasi gingiva.3 Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamatori dengan terjadinya migrasi apikal junctional epitelium. Hal ini mengakibatkan kerusakan perlekatan jaringan dan kehilangan tulang alveolar.3 Gejala klinisnya antara lain perdarahan pada gingiva, rasa sakit, infeksi, supurasi (pembentukan sejumlah pus), kegoyangan gigi dan kehilangan gigi.5 Kelompok mikroorganisme dominan yang teridentifikasi terlibat dalam penyakit ini disebut “red complex”. Organisme “red complex” ini meliputi
Tannerella forsythia, Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola. Mikroorganisme lainnya yang terlibat dalam proses destruktif mencakup
Aggregatibacter actinomycetemcomitans (dahulu disebut Actinobacillus actinomycetemcomitans), Fusobacterium nucleatum, Campylobacterectus dan
Prevotella intermedia.3
bermigrasi ke jaringan ikat gingiva mengakibatkan terjadinya pelepasan sitokin, protease, prostaglandin, dan kolagenase yang pada akhirnya menghancurkan jaringan ikat dan tulang alveolar.3
2.2. Peran Buah dalam Menghambat Pembentukan Plak
Mengunyah makanan yang bertekstur keras, kasar, dan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran, dapat menstimulasi aliran saliva.4 Saliva memiliki banyak fungsi seperti ; membantu pembentukan bolus makanan dan memproduksi amylase dalam proses pemecahan pati ; aliran cairan yang kental membantu mengenyahkan bakteri dan debris makanan ; bikarbonat dan fosfat sebagai buffer makanan dan asam bakteri ; mucin saliva yang melindungi mukosa oral dan permukaan gigi dengan beberapa mekanisme ; serta kandungan air dan mucin (glikoprotein) yang memberikan efek lubrikasi dalam pergerakan bibir dan lidah terhadap gigi dan palatum yang memudahkan kita untuk mengucapkan konsonan.3
Buah-buahan dan sayuran merupakan sumber yang kaya akan serat, vitamin dan mineral dan juga mengandung komponen lainnya seperti polifenol, terpenes, alkaloid dan fenol yang menguntungkan bagi kesehatan melalui nutrisi yang terkandung di dalamnya.19
Polifenol merupakan bahan alami antibakteri dan antioksidan. Polifenol secara umum terkandung dalam makanan manusia sehari-hari seperti buah-buahan dan sayuran.6-8 Polifenol memiliki aktivitas pencegahan terhadap penyakit infeksi dan degeneratif dan juga dapat mencegah penyakit mulut melalui beberapa mekanisme.6,8 Polifenol juga telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap patogen penyakit periodontal, mencegah pembentukan biofilm dan bahkan menurunkan kedalaman poket dengan aplikasi lokal.6
Polifenol terbagi atas 3 kelompok besar, yaitu Flavonoid, Phenolic acid dan non-flavonoid polifenol.9 Flavonoid merupakan family terbesar dari polifenol. Telah diidentifikasi lebih dari 4000 spesies flavonoid dalam tumbuh-tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan dan jumlahnya terus bertambah sampai saat ini.7 Flavonoid terdiri dari Anthocyanins, Catechins, Isoflavones, Hesperetin, Naringin, Rutin, Quercetin, Silymarin, Tangeretin dan Tannin. Phenolic acid terdiri dari Ellagic Acid, Chlorogenic Acid, P-Coumaric Acid (Para-Coumeric Acid), Phytic Acid, Ferulic Acid, Vanillin, Cinnamic Acid dan Hydroxycinnamic Acids. Non-flavonoid polifenol terdiri dari Curcumin, Resveratrol dan Lignans.9 Total kandungan polifenol pada buah jeruk 84 mg/100 gr20 dengan jumlah antioksidan ± 1.14 mmol/100 gr.21
Gambar 2. Struktur kimia Flavonoid 22
2.2.1. Buah Jeruk
2.2.1.1. Taksonomi Buah Jeruk
Buah jeruk merupakan buah yang diproduksi secara luas di banyak negara di seluruh dunia.10 Secara umum jeruk terdiri atas banyak spesies, namun terdapat enam spesies utama, yaitu Citrus aurantifolia (jeruk nipis), Citrus maxima (jeruk besar),
Provinsi Sumatera Utara. Buah jeruk siam madu memiliki nama latin Citrus nobilis var microcarpa. 23
Secara taksonomi, buah jeruk siem madu atau Citrus nobilis var microcarpa
diklasifikasikan sebagai berikut: 24 Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus nobilis var microcarpa
Gambar 3. Buah Jeruk Siem Madu 25
2.2.1.2. Kandungan Jeruk A. Naringin
antimutagenik, analgesik, anti-inflamasi dan sebagainya.11 Naringin, salah satu polymethoxylated flavonoid yang umumnya ditemukan pada buah jeruk dan merupakan suplemen yang telah diakui oleh Food and Drugs Association, telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab penyakit periodontal dan mikroorganisme lain yang secara umum terdapat di rongga mulut (9.8-125 mg mL-1. Naringin telah terbukti efektif terutama dalam secara signifikan dalam waktu 3 jam dan menunjukkan efek yang lebih dengan peningkatan waktu inkubasi dan konsentrasi naringin.2
Gambar 4. Struktur kimia Naringin 26
B. Tannin
Gambar 5. Struktur kimia Tannin 29
Perlekatan pertama bakteri rongga mulut adalah langsung ke protein dan komponen karbohidrat dari pelikel saliva pada permukaan gigi dan epitel rongga mulut. Perlekatan bakteri terjadi pada permukaan yang terdapat adhesin atau fimbriae yang berinteraksi dengan molekul target spesifik atau ligand. Fimbriae atau pili dapat dijelaskan sebagai protein filamen perlekatan pada permukaan bakteri. Adhesin bakteri berinteraksi dengan ligand penjamu yang dapat berupa protein, glikoprotein atau glikolipid yang disekresikan atau berada pada permukaan sel pejamu.16
Salah satu karakteristik dari polifenol alami yang bermassa molekul tinggi ini adalah kapasitas yang tinggi dalam mengikat protein, membentuk kompleksitas membentuk suatu endapan.12 Tannin menurunkan pertumbuhan bakteri dan aktivitas protease dengan merusak dinding sel dan sitoplasma sehingga mengakibatkan kerusakan struktur bakteri yang cepat.13
2.4. Kerangka Teori Adhesinmikroba menjadi inaktif
Menghambat perlekatan bakteri Kapasitas yang tinggi dalam
mengikat protein bakteri
Membentuk endapan
2.5. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Buah Jeruk Pembentukan
plak
Variabel Tidak Terkendali :
- Cara mengkonsumsi buah jeruk - Lama pengunyahan buah - Frekuensi pengunyahan - Komposisi dan laju alir saliva - Pemeliharaan kebersihan rongga
mulut Variabel Terkendali :
- Jenis Buah Jeruk - Jumlah buah yang
dikonsumsi
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental kuasi dengan rancangan penelitian seri (time series design)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara bertempat di Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian September-November 2012
3.3. Populasi, Sampel dan Besar Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa FKG USU stambuk 2012.
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian yang diambil adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria Inklusi
a. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara stambuk 2012.
Kriteria Eksklusi
a. Memakai piranti ortodonti cekat. b. Memakai protesa.
c. Adanya karies servikal. d. Menderita penyakit sistemik. e. Memiliki kebiasaan merokok. f. Adanya gigi crowded/berjejal. g. Menggunakan obat kumur.
h. Mengkonsumsi buah jeruk dalam satu minggu terakhir.
3.3.3. Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah 35 orang. Rumus yang digunakan adalah rumus perhitungan besar sampel independen, yaitu :
Keterangan: n = besar sampel
Zα = Batas atas nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk batas kemaknaan (1.96)
Zβ = Batas bawah nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk batas kemaknaan (0.84)
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel Bebas Buah jeruk
3.4.2. Variabel Terikat
Pembentukan plak yang diukur dengan menggunakan indeks plak Loe&Silness.
3.4.3. Variabel Terkendali a. Jenis buah jeruk
b. Jumlah buah yang dikonsumsi
c. Sikat gigi dan pasta gigi yang digunakan
3.4.4. Variabel Tidak Terkendali a. Cara mengkonsumsi buah jeruk b. Lama pengunyahan buah c. Frekuensi pengunyahan d. Komposisi dan laju alir saliva
e. Pemeliharaan kebersihan rongga mulut
3.5. Defenisi Operasional
1. Indeks plak merupakan indikator dalam perhitungan skor akumulasi plak gigi menggunakan kriteria Loe&Silness.
Skor Kriteria
0 Tak ada plak
2 Terdapat penumpukan plak yang sedang pada di dalam saku dan tepi gingiva dan permukaan gigi yang berdekatan, yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
3 Terdapat penumpukan plak pada permukaan gigi atau saku gingiva dan sudah dapat dilihat dari jauh.
Pemeriksaan dilakukan pada semua gigi. lokasi untuk tiap gigi yang diperiksa adalah bukal, mesiobukal, distobukal dan lingual. Skor plak pada satu gigi didapat dengan menjumlahkan skor plak pada tiap sisi permukaan gigi dibagi dengan empat. Indeks plak dihitung dengan menjumlahkan skor plak pada semua gigi dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.
2. Buah jeruk yang dikonsumsi sebanyak satu buah setiap hari.
3. Kontrol plak adalah tindakan membersihkan gigi dari akumulasi plak dengan menyikat gigi.
3.6.2. Bahan Penelitian 1. Kapas
2. Tissue 3. Aquadest 4. Alkohol 5. Handuk kecil 6. Buah jeruk
3.7. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara seperti berikut :
3.8. Skema Alur Penelitian
Persetujuan komisi etik
Pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung
Sampel
Informed Consent
Instruksi kontrol plak
Penskeleran serta pembagian sikat dan pasta gigi
Pada hari ke-10 dilakukan: - Pemeriksaan indeks plak - Instruksi kontrol plak - Penskeleran
- Pembagian sikat gigi baru - Instruksi mengkonsumsi
buah jeruk selama 10 hari
Pemeriksaan indeks plak pada hari ke-20
3.9. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program SPSS versi 18.
3.10. Analisa Data
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 35 orang yang dipilih secara acak dari 223 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2012 dengan rentang usia 17-20 tahun. 35 orang sampel tersebut merupakan kelompok kontrol dan sekaligus kelompok perlakuan.
Tabel 4.1. Data demografi subjek penelitian
No Variabel Jumlah
2 Menyikat gigi secara teratur a. Ya
b. Tidak
35 (100%) 0 (0%)
Total 35 (100%)
3 Frekuensi Menyikat Gigi a. 1 kali sehari b. 2 kali sehari
c. Lebih dari 2 kali sehari
1 (2.85%) 32 (91.43%)
2 (5.72%)
Total 35 (100%)
4 Waktu penyikatan gigi
a. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur b. Pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur c. Pagi sebelum sarapan, sore dan malam sebelum tidur d. Pagi setelah sarapan saja
Total 35 (100%) 5 Kunjungan ke dokter gigi dalam 6 bulan terakhir
a. Ya b. Tidak
21 (60%) 14 (40%)
Total 35 (100%)
6 Alasan berkunjung ke dokter gigi a. Skeling
b. Pemeriksaan tambalan dan karies baru c. Menderita sakit gigi atau gusi bengkak d. Penambalan
e. Tidak pernah ke dokter gigi
9 (25.71%)
Tabel 4.2. Data distribusi rata-rata indeks plak mahasiswa FKG 2012 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Indeks plak awal
Rata-rata indeks plak pada hari ke-10
N SD Perbedaan rata-rata
p (sig)
Kelompok Kontrol 0 1.05 35 0.13 0.16 0.00*
Kelompok Perlakuan 0 0.89 35 0.13
Uji t-berpasangan; p < 0.05
(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p < 0.05)
BAB 5
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan pada subjek penelitian diketahui bahwa peningkatan indeks plak pada kelompok yang mengkonsumsi buah jeruk lebih sedikit dibandingkan yang tidak mengkonsumsi buah jeruk. Hal ini mungkin disebabkan oleh efek mekanis serat buah jeruk dalam menyingkirkan plak dan efek kimiawi kandungan buah jeruk itu sendiri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moynihan dan Petersen pada tahun 2004, alasan utama makanan berserat dapat melindungi gigi adalah karena kemampuannya dalam merangsang aliran saliva secara mekanis.32 Mengunyah makanan yang bertekstur keras, kasar, dan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran dapat menstimulasi aliran saliva. Peningkatan aliran saliva dapat meningkatkan pembersihan makanan dan mengurangi retensi makanan di rongga mulut.5
Buah jeruk merupakan sumber buah yang kaya akan naringin10,11 dan tannin.10 Naringin dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogen penyebab penyakit periodontal dan mikroorganisme lain yang secara umum terdapat di rongga mulut.2 Tannin mencegah pertumbuhan bakteri dan aktivitas protease dengan merusak dinding sel dan sitoplasma sehingga mengakibatkan kerusakan struktur bakteri yang cepat.13
aktif merusak enzim dan protein bakteri. Mikroorganisme yang terpapar akan mengalami penurunan regulasi metabolisme dan biosintetik protein seperti sintesis asam amino dan pembentukan protein, posfolipid, karbon dan metabolisme energi.8
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sung dkk di Korea menunjukkan bahwa efek antimikrobial tannin yaitu dengan menginaktivasi adhesin mikroba dan enzim hidrolitik seperti protease dan karbohidrolase dan sel transpot protein bakteri.13 Penelitian yang dilakukan oleh Subramiam dkk juga menunjukkan bahwa tannin mencegah pertumbuhan bakteri dengan kapasitas pengikat zat besi yang kuat dan juga mengurangi perlekatan bakteri ke permukaan gigi.14
Berdasarkan penelitian in vitro yang dilakukan oleh Mao dkk pada tahun 2002 menunjukkan bahwa tannin dapat menghambat katalisis pati dan oligosakarida yang akan dilekatkan ke permukaan enamel gigi oleh streptococcusviridans.6
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa buah jeruk siem madu efektif dalam mengurangi pembentukan plak setelah dikonsumsi selama 10 hari.
6.2. Saran
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya penelitian dilaksanakan dengan jangka waktu penelitian yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vahabi S, Najafi E, Alizadeh S. In vitro antimicrobial effects of some herbal essences against oral pathogens. JMPR, 2011; 5(19): 4870-4878.
2. Palombo EA. Traditional Medical Plant Extracts and Natural Products with Activity against Oral Bacteria: Potential Application in the Prevention and Treatment of Oral Diseases. Evidence Based Complementary and Alternative Medicine, 2011: Hindawi Publishing Coorporation.
3. Cappelli DP, Mobley CC. Prevention in Clinical Oral Health Care. St. Louis: Mosby Elsevier, 2008: 14-26; 213-229.
4. Eley BM, Manson JD. Periodontics. 5th edition. London: Elsevier Ltd, 2004: 21-28; 133-140.
5. Stegeman CA, Davis JR. The dental hygienist’s guide to nutritional care. 3rd edition. St. Louis: Saunders Elsevier, 2010: 352-362.
6. Lolayekar N, Shanbhag C. Polyphenols and oral health. RSBO, 2012; 9(1): 74-84.
7. Kshitiz P et al. Anti-cariogenic effects of polyphenol plant products. IJRAP, 2011; 2(3): 736-742.
8. Petti S, Scully C. Polyphenols, oral health and disease. J Dent, 2009; 37: 413-423.
9. B Ben. Phytochemicals as nutraceutical
10.Mathur A, et al. Evaluation of in vitro antimicrobial and antioxidant activities of peel and pulp of some citrus fruits. IPJI, 2011; 1(2): 1-17.
11.Kirbaslar FG, Tavman A, Dulger B, Turker G. Antimicrobial activity of turkish citrus peel oils. Pak J Bot, 2009; 41(6): 3207-3212.
13. Sung et al. Antibacterial and antioxidant activities of tannins extracted from agricultural by-products. JMPR, 2012; 6(15): 3072-3079.
14.S Priya, E Uma, Reddy KRM. Effect of different types of tea on S..mutans. IJDR, 2012; 23(1): 43-48.
15.Gesparch IH. Adhesion of oral streptococcus to enamel and dental material-studies using a flow chamber and microcalorimetry. Dissertation. Basel: Universitat Basel, 2007; 1-3.
16.Drobni M. Adhesion-related interactions of actinomyces and streptococcus biofilm bacteria. Thesis. Sweden: Umea University, 2006: 1-18.
17.
18.Sharma A, Sharma S. Reactive oxygens species and antioxidants in periodontics. Int J of Dent Clin, 2011; 3(2): 44-47.
19.Aggarwal BB, Shishodia S. Molecular targets of dietary agents for prevention and therapy of cancer. J Biochem Farm, 2006; 71: 1397-1421.
20.Abidin KBZ. Screening for high kaemperol contents from different species of malaysian medical plants. Dissertation. Malaysia: Faculty of Bioscience and Bioengineering Universiti Teknologi Malaysia, 2010: 16.
21.Halvorsen BL. A systematic screening of total antioxidants in dietary plants. J Nutr, 2002; 132: 461-471.
22.Urquiaga I, Leighton F. Plant polyphenol antioxidants and oxidative stress. Biol Res, 2000; 33(2): 1-10.
23.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Penanganan pascapanen buah jeruk. Prosiding seminar nasional teknologi inovatif pascapanen untuk pengembangan industri berbasis pertanian. Bandung, 2010: 486-497.
24.Haruting. Taksonomi buah jeru
2011).
25.
26. (Oktober 2008).
27.Bele AA, Jadhav VM, Kadam VJ. Potential of tannins: a review. Asian J Plant Sci, 2010; 9(4): 209-214.
28.Doss A, Mubarack HM, Dhanabalan R. Antibacterial activity of tannins from the leaves of Solanum trilobatum L. Indian J Sci Technol, 2009; 2(2): 41-43.
29.
30.