• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Rugi rugi Daya Pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Rugi rugi Daya Pada"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Penempatan Transformator

Berdasarkan Jatuh Tegangan

di PT. PLN (Persero)

Rayon Baso

RISKI FADLI

(2)

Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pusat beban, hal ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar dalam penyaluran daya listrik. Kerugian tersebut disebabkan oleh saluran yang cukup panjang. Sehingga

dalam penyaluran daya listrik melalui transmisi maupun distribusi akan mengalami tegangan jatuh sepanjang saluran yang dilalui.

Tegangan jatuh yang semakin besar menyebabkan kinerja transformator

distribusi kurang maksimal. Maka diperlukan evaluasi dan perencanaan

kembali yang memperhatikan kriteria-kriteria perencanaan seperti jatuh

tegangan yang diijinkan dan kelangsungan pelayanan listrik sehingga muncul

optimasi pada jaringan yang dipakai.

(3)

Tujuan Penelitian

Memperdalam pengetahuan tentang pengaruh panjang saluran dengan tegangan jatuh pada saluran distribusi, dan salah satu cara mengurangi tegangan jatuh pada saluran distribusi yaitu dengan penentuan letak penempatan transformator.

Memperdalam pengetahuan tentang pengaruh panjang saluran dengan tegangan jatuh pada saluran distribusi, dan salah satu cara mengurangi tegangan jatuh pada saluran distribusi yaitu dengan penentuan letak penempatan transformator.

Mengoptimalkan kinerja transformator distribusi dengan membuat tegangan jatuh pada saluran distribusi primer tidak terlalu besar dan sesuai dengan yang diijinkan oleh PT.PLN (Persero).

(4)

Batasan Masalah

Batasan Masalah

Penempatan Transformator

Berdasarkan Jatuh Tegangan

Penempatan Transformator

Berdasarkan Jatuh Tegangan

faktor teknis

faktor teknis

Ra

y

on

(5)

Studi Litera

t

u

r

Amdhani Santoso (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisa Perhitungan dan Penempatan Transformator Distribusi

Berdasarkan Jatuh Tegangan 20 kV”. Menjelaskan tentang pengaruh panjang saluran distribusi primer terhadap tegangan jatuh dan rugi-rugi daya.

(6)

Distribusi primer adalah sistem distribusi yang mempergunakan tegangan menengah. Pada distribusi primer terdapat empat jenis dasar yaitu:

Landasan Teori

Landasan Teori

1. Sistem Radial 2. Sistem Lup Terbuka dan Tertutup

a. Skema loop terbuka b. Skema loop terbuka

3. Sistem Jaringan Primer 4. Sistem Spindel

(7)

Distribusi sekunder mempergunakan tegangan

rendah. Sebagaimana halnya dengan distribusi

primer, terdapat pula pertimbangan-pertimbangan

perihal kehandalan pelayanan dan regulasi

tegangan. Sistem sekunder dapat terdiri atas

empat jenis umum :

Pelayanan Dengan Transformator Tersendiri

Penggunaan Satu Transformator Untuk Sejumlah

Pemakai

(8)

Transformator distribusi mengubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah. Transformator distribusi yang umum digunakan adalah transformator step-down 20KV/400V

Transformator Distribusi

1 Keadaan Transformator Tanpa Beban

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang sinusoidal, akan mengalirkan arus

(9)

Rangkaian Ekivalen Transformator Dalam Keadaan Tanpa Beban

(10)

Untuk mencari tegangan induksi е1 (Hukum Faraday):

е1 = N1 Фmax sin (ωt – 90) (tertinggal 90 ° dari Ф)

Dimana :

e1 = gaya gerak listrik (Volt)

N1= jumlah belitan di sisi primer (turn) ω = kecepatan sudut putar (rad/sec) F = fluks magnetik (weber)

Harga efektif :

(11)

Pada rangkaian sekunder, fluks (F) menimbulkan e2 = - N2

e2 = N2 ω Ф max cos ωt (Volt)

Harga efektifnya

E2 = 4,44 N2f Ф max (Volt)

Bila rugi tahanan dan adanya fluksi bocor diabaikan, maka akan terdapat

= = = a dimana:

E1 = ggl induksi di sisi primer (Volt) E2 = ggl induksi di sisi sekunder (Volt) V1 = tegangan terminal sisi primer (Volt) V2 = tegangan terminal sisi sekunder (Volt) N1 = jumlah belitan sisi primer (turn)

(12)

Keadaan Transformator Berbeban

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada kumparan sekunder, dimana I2 = V2/Zl.

I1 = I0 + I2 (Ampere)

Bila komponen arus rugi inti (Ic ) diabaikan, maka I0 = Im, sehingga

(13)

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studikasus, dan sesuai dengan bentuk penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mencoba melakukan pengkajian terhadap data-data teknis yang terjadi di lapangan. Data-data yang telah

didapatkan selanjutnya dihitung untuk mendapat kan nilai-nilai jatuh tegangan yang diinginkan dengan menggunakan rumusan-rumusan atau formula-formula yang tertera pada bab sebelumnya, kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh PT.PLN (Persero) Rayon Baso.

Lokasi Kajian

Untuk memenuhi data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan, sebagian aplikasi pengambilan data lapangan nya dimulai dari GI (Gardu Induk) Padang Luar

(14)

Flow Chart

Input data

- Pengukuran Trafo Saat Beban Puncak

- Jumlah Trafo

Pengolahan

1. Losses

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Suhu dan Lama Blansing Terhadap Kadar B-Karoten Tepung Daun Ubi Kayu ( Manihot utilisima.. Etnobotani Rempah-rempah di

4 Tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok yaitu, 35 orang atau sebesar 58% mengatakan sangat setuju dengan adanya Perda tersebut dengan alasan karena perda ini dapat

Jawaban untuk setiap pertanyaan dari seluruh res- ponden akan diringkas dan ditabulasi dalam kelom- pok sebagai berikut: informasi staturi (statutory), informasi

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, sehingga penulis mencoba menganalisisnya dalam bentuk penelitian dengan judul “PENERAPAN ASAS-ASAS HUKUM ASURANSI DALAM

Dalam menjaga keberlanjutan budaya ekonomi masyarakat Bali secara nyata diwujudkan, antara lain melalui penyaluran dana pembangunan 20% dan dana sosial lima persen dari

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru.Sedangkan yang menjadi objeknya

Dengan permasalahan tersebut, diusulkan untuk membuat Aplikasi Penilaian dan Presensi Siswa untuk Kegiatan Pembelajaran Akademik khususnya untuk kelas 1 SD dengan 4 fitur

Sebaliknya pada model tahap 1 dan 2 memiliki konstanta regresi bernilai negatif yang lebih kecil dibandingkan dengan model tahap ke-3 dimana hal ini dapat diartikan bahwa