• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perombakan Hidrokarbon Dalam Tanah Terkontaminasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas oleh Bacillus sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perombakan Hidrokarbon Dalam Tanah Terkontaminasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas oleh Bacillus sp."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PEROMBAKAN HIDROKARBON DALAM TANAH

TERKONTAMINASI MINYAK BERAT, MINYAK RINGAN

DAN OLI BEKAS OLEH

Bacillus

sp.

AGUNG PUTRA SINAGA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perombakan Hidrokarbon Dalam Tanah Terkontaminasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas oleh Bacillus sp.adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(3)

ABSTRAK

AGUNG PUTRA SINAGA. Perombakan Hidrokarbon Dalam Tanah Terkontaminasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas oleh Bacillus sp. Dibimbing oleh DWI ANDREAS SANTOSA dan LILIK TRI INDRIYATI.

Minyak bumi saat ini merupakan sumber energi utama yang digunakan manusia untuk berbagai kegiatan seperti industri dan transportasi. Risiko dari aktivitas eksplorasi minyak bumi adalah dihasilkannya limbah minyak bumi yang berpotensi mencemari lingkungan. Limbah tersebut dapat didegradasi oleh bakteri pendegradasi sehingga aman bagi lingkungan. Proses biodegradasi dijalankan sampai tercapai konsentrasi Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) tanah yang terkontaminasi di bawah 1%. Hasil penelitian menunjukkan Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071secara berturut-turut mampu menurunkan TPH minyak berat dari TPH awal 9.5082% menjadi 0.4673%, 10.7747% menjadi 0.3607%, dan 9.2442% menjadi 0.6713% selama sembilan minggu. Untuk minyak ringan, Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, ICBB 5071 secara berturut-turut mampu menurunkan TPH minyak ringan dari 2.9407% menjadi 0.4378%, 3.1433% menjadi 0.4702%, dan 3.0742% menjadi 0.5991% selama empat minggu. Untuk limbah oli bekas, Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461 secara berturut-turut mampu menurunkan oli bekas dari 7.6949% menjadi 0.9067%, 7.4556% menjadi 0.9222% selama enam minggu, dan ICBB 5071 dari TPH awal 7.3459% menjadi 0.6796% selama lima minggu.

Kata kunci: Biodegradasi, minyak berat, minyak ringan, oli bekas, Total Petroleum Hidrokarbon

ABSTRACT

AGUNG PUTRA SINAGA. Hydrocarbon Degradationin Heavy Oil, Light Oil and Lubricant Wastes Oil Contaminated Soil by Bacillus sp. (Supervised by DWI ANDREAS SANTOSA and LILIK TRI INDRIYATI).

(4)

lubricant wastes, Bacillus sp. ICBB 7859 was able to decrease the TPH of lubricant wastes from 7.6949% to 0.9067, ICBB 9461 from 7.4556% to 0.9222%, and ICBB 5071 from 7.3459% to 0.6796% respectively. The three isolates of bacteria completed the degradation process in different time. Bacillus sp. ICBB 7859 and ICBB 9461 degraded lubricant wastes within six weeks, and Bacillus sp. ICBB 5071 degraded the lubricant wastes within five weeks to reach the TPH concentration of less than 1%.

(5)

PEROMBAKAN HIDROKARBON DALAM TANAH

TERKONTAMINASI MINYAK BERAT, MINYAK RINGAN

DAN OLI BEKAS OLEH

Bacillus

sp.

AGUNG PUTRA SINAGA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)

Judul Skripsi :Perombakan Hidrokarbon Dalam Tanah Terkontaminasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas oleh Bacillus sp.

Nama : Agung Putra Sinaga NIM : A14080029

Disetujui oleh

Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, MS Dr. Ir. Lilik Tri Indriyati, M.Sc Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc Ketua Departemen

(7)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2011 hingga September 2012 dengan judul Perombakan Hidrokarbon Dalam Tanah Terkontaminasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas oleh Bacillus sp..

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, MS dan Ibu Dr. Ir. Lilik Tri Indriyati, M.Sc selaku pembimbing atas arahan dan motivasi yang diberikan selama pelaksanaan penelitian sampai penulisan skripsi ini. Terima kasih yang spesial penulis sampaikan kepada Yayasan Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB) yang telah memberi dukungan dana dan fasilitas selama pelaksanaan penelitian. Isolat yang dipakai dalam penelitian ini merupakan isolat koleksi dari ICBB-Culture Collection of Microorganisms. Penulis juga berterima kasih kepada kepala dan staf Laboratorium Boiteknologi Lingkungan ICBB atas bantuannya selama pelaksanaan penelitian ini. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, dan seluruh keluarga serta sahabat-sahabat atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.x DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.x

DAFTAR LAMPIRAN...ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

TINJAUAN PUSTAKA... 3

Minyak Bumi ... 3

Limbah Minyak Bumi ... 3

Bioremediasi ... 4

Degradasi Hidrokarbon oleh Mikrob ... 6

BAHAN DAN METODE ... 7

Bahan dan Alat ... 7

Metode Penelitian ... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11

Peremajaan dan Penyeleksian Bakteri ... 11

Kurva Pertumbuhan Bakteri ... 12

Kurva Standar Populasi Bakteri ... 13

Pengukuran Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) dan Biodegradasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas ... 14

Pengukuran Kapasitas Biodegradasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas ... 20

Laju Biodegradasi Bakteri Pendegradasi ... 21

SIMPULAN DAN SARAN ... 22

Simpulan ... 22

Saran ... 22

DAFTAR PUSTAKA ... 23

(9)

DAFTAR TABEL

1 Pengaruh pemberian bakteri terhadap penurunan TPH minyak berat. ... 116 2 Pengaruh pemberian bakteri terhadap penurunan TPH minyak ringan

...128

3 Laju biodegradasi bakteri...21

DAFTAR GAMBAR

1 Penyeleksian bakteri pendegradasi hidrokarbon selama dua minggu. ... 11 2 Bakteri hasil seleksi selama 2 minggu, (a) Bacillus sp. ICBB 7859, (b) Bacillus

sp. ICBB 9461 dan (c) Bacillus sp. ICBB 5071... 12 3 Kurva pertumbuhan bakteri selama masa inkubasi 48 jam. ... 13 4 Kurva Standar Populasi Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461 dan ICBB 5071. ... 13 5 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah Minyak Berat dengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859. ... 14 6 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah minyak beratdengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461. ... 15 7 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah Minyak Berat dengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071. ... 15 8 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah Minyak Ringan dengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859. ... 16 9 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah Minyak Ringan dengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461. ... 17 10 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah Minyak Ringan dengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071. ... 17 11 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah Oli Bekasdengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859. ... 18 12 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah Oli Bekasdengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461. ... 19 13 Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi limbah Oli Bekasdengan

perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071. ... 19 14 Kemampuan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859 mendegradasi limbah minyak

bumi. ... 200 15 Kemampuan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461 mendegradasi limbah minyak

bumi. ... 200 16 Kemampuan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071 mendegradasi limbah minyak

bumi. ... 21

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

3 Data TPH mingguan perlakuan Minyak Berat. ... 29

4 Data TPH migguan perlakuan Minyak Ringan. ... 34

5 Data TPH mingguan perlakuan Oli Bekas... 37

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minyak dan gas bumi merupakan sumber energi utama untuk industri, transportasi dan rumah tangga. Penggunaan minyak bumi sebagai sumber energi meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya kebutuhan akan sumber energi ini meningkatkan eksplorasi terhadap sumber-sumber minyak bumi. Seiring meningkatnya aktivitas eksplorasi tersebut, industri pengolahan minyak bumi juga akan semakin meningkatkan produksinya guna memenuhi tuntutan permintaan pasar.

Aktivitas industri perminyakan meliputi kegiatan pengeboran, pengilangan, proses produksi dan transportasi. Setiap kegiatan tersebut menghasilkan limbah minyak yang dapat tumpah baik pada tanah maupun perairan (Udiharto, 1996). Akumulasi limbah pada tanah dan perairan akan meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas industri perminyakan di lapangan. Penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dan berbahaya bagi makhluk hidup (Santosa, 2003).

Peraturan Pemerintah No.18/1999 menyebutkan bahwa limbah minyak bumi termasuk kategori bahan berbahaya dan beracun (B3). Hal ini karena limbah minyak bumi mengandung benzene, toluene, ethylbenzene, xylenes, dan logam berat seperti timbal (Pb). Limbah jenis ini harus segera diolah menjadi komponen yang tidak berbahaya dalam waktu sembilan puluh hari sejak limbah dihasilkan (Musrida, 2002).

Secara umum tanah yang terkontaminasi oleh minyak yang mengandung hidrokarbon dapat diolah melalui proses fisik, kimia maupun biologi. Usaha penanggulangan limbah minyak bumi yang telah dilakukan antara lain membuang ke dalam tanah dan pembakaran. Usaha ini bukan merupakan langkah yang tepat untuk menanggulangi limbah tersebut. Limbah yang dibuang ke dalam tanah dapat meresap ke air tanah dan mencemarinya. Limbah yang dibakar akan mengakibatkan polusi udara (Kadarwati et al.,1996). Pengolahan secara fisik seperti insinerasi (pembakaran) dan kimia (penggunaan bahan kimia) umumnya membutuhkan biaya yang besar dan menimbulkan polutan sekunder jikadibandingkan pengolahan secara biologi. Pengolahan secara biologi dengan memanfaatkan mikrob pada tanah yang tercemar merupakan alternatif pengolahan yang memiliki kelebihan yaitu efektif, biaya rendah dan proses ramah lingkungan (Udiharto, 1996).

Bioremediasi merupakan teknologi penanggulangan pencemaran minyak bumi dengan menggunakan bakteri yang mampu memanfaatkan hidrokarbon minyak bumi sebagai sumber karbon dan energi. Bakteri akan mengubah hidrokarbon minyak bumi menjadi CO2 dan H2O serta biomassa sel. Teknologi ini

ramah lingkungan, efektif, dan ekonomis (Yani et al., 2003). Keputusan Menteri Lingkungan Hidup 128/2003 menyebutkan bahwa pengolahan limbah minyak bumi secara biologi harus dapat menurunkan konsentrasi hidrokarbon hingga mencapai ambang batas yang disyaratkan aman bagi lingkungan yaitu 10.000 ppm (Edvantoro, 2003; Kepmen LH, 2003).

(12)

diperoleh peneliti menyimpulkan isolat bakteri tersebut mempunyai prospek yang baik untuk aplikasi bioremediasi dan dapat bersaing dengan produk komersil. Herdiyantoro (2005) melakukan bioremediasi menggunakan Bacillus sp. galur ICBB 7859 dan ICBB 7865. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kedua bakteri tersebut dapat mendegradasi hidrokarbon minyak bumi lebih baik dengan penambahan surfaktan.

Keberhasilan proses biodegradasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan antara lain suhu, pH, kandungan air tanah, dan ketersediaan hara. Pada dasarnya semua mikrob memerlukan karbon sebagai sumber energi untuk aktivitasnya. Pada kondisi sumber C telah tersedia dari hidrokarbon, maka senyawa lain menjadi faktor pembatas seperti N dan P. Kadar kedua unsur ini turut menentukan aktivitas pertumbuhan mikrob.

Penelitian ini menguji isolat bakteri koleksi ICBB (Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology) dalam mendegradasi hidrokarbon minyak bumi. Sebanyak lima belas kultur bakteri diseleksi dan tiga kultur terbaik diantaranya digunakan untuk meremediasi tanah terkontaminasi minyak berat (heavy oil), minyak ringan (light oil) dan oli bekas (limbah oli).

Tujuan Penelitian

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

Minyak Bumi

Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan maupun daerah lepas pantai. Minyak bumi terbentuk melalui proses yang sangat lambat dan memerlukan waktu yang sangat lama sehingga minyak bumi digolongkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (Hadi, 2003).

Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang sederhana, melainkan memiliki komposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak, dan kedalaman sumur. Minyak bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon dan beberapa komponen non-hidrokarbon (Atlas, 1992), dengan senyawa organik dari sulfur, oksigen, nitrogen, dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama nikel, besi, dan tembaga (Giwangkara, 2007). Rata-rata komposisi dasar minyak bumi adalah karbon 83-87%, hidrogen 11-14%, sulfur 0.01-8%, oksigen 0-2%, nitrogen 0.01-1.7% dan logam 0-0.1% (Neumannet al., 1981).

Limbah Minyak Bumi

Tumpahan maupun ceceran minyak bumi dan produk turunannya ke lingkungan (tanah maupun perairan) dapat terjadi pada semua kegiatan industri perminyakan mulai dari pengeboran, pengilangan, produksi dan transportasi minyak bumi. Minyak berat merupakan salah satu jenis minyak mentah yang dapat tumpah atau tercecer dan mencemari lingkungan. Minyak berat yang mencemari lingkungan perairan maupun daratan disebut limbah minyak berat atau heavy oil waste (HOW). Tanah yang terkontaminasi minyak berat memiliki warna hitam pekat.

Minyak berat merupakan salah satu jenis minyak mentah yang sangat kental dan tidak mudah mengalir serta mempunyai viskositas yang tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh. Karakteristik umum limbah minyak berat adalah densitas (specific gravity) yang tinggi, rendah rasio hidrogen dan karbon, residu karbon yang tinggi dan kandungan asphaltenes, logam berat, sulfur dan nitrogen yang tinggi. Secara umum minyak berat didefinisikan berdasarkan nilai American Petroleum Institute (API) gravity. API gravity merupakan suatu skala yang menunjukkan gaya berat atau kepadatan produk cairan minyak bumi. Nilai API gravity yang semakin besar menunjukkan tipe minyak mentah yang semakin ringan. Minyak berat mengandung senyawa aromatik dan sikloalkana dengan jumlah yang jauh lebih tinggi dibandingkan hidrokarbon rantai lurusnya (alkana). Minyak berat memiliki lebih dari 35 atom karbon sehingga bobot molekul dan titik didihnya juga cukup tinggi (Giwangkara, 2007).

(14)

Limbah oli atau yang lebih sering disebut dengan istilah oli bekas merupakan salah satu produk turunan minyak bumi yang berpotensi mencemari lingkungan. Berdasarkan kriteria Kementerian Lingkungan Hidup, oli bekas termasuk kategori limbah B3. Meski oli bekas masih bisa dimanfaatkan, bila tidak dikelola dengan baik akan bisa membahayakan lingkungan. Sejalan dengan perkembangan kota dan daerah, volume oli bekas terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor dan mesin-mesin bermotor. Oli bekas mengandung sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah dan air. Oli bekas juga dapat menyebabkan tanah sakit dan kehilangan unsur hara, sedangkan sifatnya yang tidak larut dalam air juga dapat membahayakan habitat air. Selain itu, sifat oli bekas yang mudah terbakar dapat mencemari udara (Stisya et al., 2010).

Industri minyak bumi memiliki potensi sebagai sumber dampak terhadap pencemaran air, tanah, dan udara baik secara langsung maupun tidak langsung.Minyak yang merembes ke dalam tanah dapat menyebabkan tertutupnya suplai oksigen dan meracuni mikrob tanah sehingga mengakibatkan kematian mikrob tersebut. Tumpahan minyak di lingkungan dapat mencemari tanah dan perairan hingga ke daerah sub-surface dan lapisan aquifer air tanah. Jumlah tanah yang terkontaminasi minyak bumi yang dihasilkan dalam proses produksi minyak telah meningkat ribuan ton setiap tahun di Indonesia (Yudono et al., 2009).

Pencemaran minyak bumi berpengaruh terhadap organisme tanah. Invertebrata tanah mempunyai kandungan lipid yang tinggi dan laju metabolisme yang cepat sehingga sangat sensitif terhadap toksisitas kontak dari minyak bertitik didih rendah. Hidrokarbon dengan titik didih yang lebih tinggi dan kurang fitotoksisitasnya dapat menyumbat stomata mikroartropoda sehingga menghambat proses respirasi. Hal tersebut dijadikan dasar dalam mengendalikan larva nyamuk dengan menggunakan minyak (Bossert & Bartha, 1984).

Pencemaran minyak bumi ini juga bisa berdampak kepada manusia yaitu dengan menghirup uap atau menelan makanan/cairan yang terkontaminasi minyak dan gas bumi akan berakibat pada: “problem kesehatan reproduksi seperti siklus haid yang tidak teratur, keguguran, meninggal dalam kandungan, dan cacat

lahir.”Selain itu, amfibi lebih mudah terkena dampak negatif dari minyak karena kulitnya yang permeabel. Pada percobaan dengan menggunakan beberapa konsentrasi minyak, telur dapat menetas menjadi berudu tanpa dipengaruhi oleh konsentrasi minyak. Tetapi, perkembangan berudu terhambat pada konsentrasi minyak yang tinggi bahkan pada konsentrasi > 100 mg/l tidak ada berudu yang mengalami metamorfosa menjadi katak dewasa (Mason, 1996).

Bioremediasi

Bioremediasi merupakan penggunaan mikrob untuk mendegradasi kontaminan-kontaminan pada lingkungan daratan atau perairan menjadi bahan yang tidak beracun. Seringkali mikrob ini merupakan mikrobindigenous. Mikrob tersebut akan terus mengubah senyawa kontaminan yang ada di lingkungan sampai mencapai batas minimum (Vidali, 2001).

(15)

limbah secara permanen serta dapat digabung dengan teknik penanganan secara fisik dan kimia.Namun dalam beberapa kasus, metabolisme bakteri dapat memproduksi senyawa metabolit yang beracun (Boopathhy, 2000). Bioremediasi juga memiliki batasan, beberapa senyawa kimia tidak dapat untuk didegradasi seperti logam berat dan beberapa senyawa klor.

Proses penguraian hidrokarbon oleh mikrob dimulai dengan terjadinya perlekatan mikrob pada globula minyak, yang dilanjutkan dengan proses pelarutan hidrokarbon oleh surfaktan yang diproduksi oleh mikrob tersebut. Hidrokarbon yang telah teremulsi ini selanjutnya diserap ke dalam sel dan diuraikan melalui proses katabolisme. Untuk n-alkana, proses katabolisme ini diawali dengan proses hidroksilasi n-alkana yang menghasilkan alkohol primer, yang selanjutnya dioksidasi oleh enzim dehidrogenasedan menghasilkan asam lemak. Jika sistem oksidasi mikrob pengurai hidrokarbon dapat berjalan secara optimal, maka asam lemak yang terbentuk ini akan diurai sempurna menjadi energi, H2O, dan CO2

melalui proses beta oksidasi (Godfrey, 1986).

Bioremediasi tanah bisa ditingkatkan efisiensinya dengan mengubah contoh (tanah tercemar) dari fase padat menjadi fase cairan (slurry). Cara ini dikenal sebagai sistem bioslurry. Pada sistem bioslurry kontaminan yang mencemari tanahdapat didegradasi secara lebih cepat karena adanya kontak antara kontaminan dan mikrob dan pencampuran yang efektif (Sarma et al. 2006). Landfarming juga merupakan sebuah teknologi remediasi tanah yang dapat menurunkan konsentrasi unsur-unsur utama minyak bumi melalui biodegradasi. Teknologi ini biasanya meliputi penyebaran galian tanah yang tercemar sebagai lapisan tipis pada permukaan tanah dan merangsang aktivitas mikrob secara aerobik di dalam tanah melalui aerasi, penambahan mineral, dan nutrisi. Aktivitas mikrob dalam mendegradasi adsorben produk minyak bumi terlihat pada peningkatan respirasi mikrob tersebut.

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi biodegradasi hidrokarbon minyak bumi antara lain kadar air, suhu, oksigen, pH, dan unsur hara (Udiharto, 1996).

a. Kadar Air

Kadar air sangat penting untuk proses metabolik bakteri pada limbah minyak karena bakteri hidup aktif pada antar muka air (Udiharto, 1996). Menurut Dibble dan Bartha (1979) kelembaban optimum untuk biodegradasi minyak di lingkungan tanah adalah 30-90% kapasitas lapang. Kelembaban yang terlalu rendah menyebabkan tanah menjadi kering sedangkan terlalu tinggi akan mengurangi penyediaan oksigen.

b. Suhu

Suhu lingkungan mempengaruhi kemampuan bakteri dalam mendegradasi hidrokarbon minyak bumi (Atlas, 1975). Menurut Udiharto (1996a) berdasarkan suhu lingkungannya bakteri dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (i) psikrofilik memerlukan suhu optimum antara 5-15 °C, (ii) mesofilik memerlukan suhu optimum antara 25-40 °C, dan (iii) thermofilik memerlukan suhu optimum antara 45-60 °C. Suhu optimum untuk mendapatkan laju biodegradasi yang tinggi antara 30-40 °C.

c. Oksigen

(16)

(Cooney,1984). Kekurangan oksigen menyebabkan biodegradasi menurun tajam. Idealnya 1g oksigen digunakan untuk mendegradasi 3,5 g minyak bumi (Floodgate, 1979). Oksigen dapat disuplai melalui pengadukan tanah secara berkala(Bewley, 1996).

d. pH Tanah

pH tanah mempengaruhi laju biodegradasi baik secara langsung atau tidak langsung. Bakteri umumnya tumbuh dengan baik pada pH 6.0-8.0 (Udiharto, 1996). Secara tidak langsung mempengaruhi naik atau turunnya ketersediaan nutrisi khususnya fosfor (Bewley, 1996). Menurut Dibble dan Bartha (1979) pH optimum untuk biodegradasi hidrokarbon minyak bumi oleh bakteri adalah 7.5-7.8.

e. Nutrisi

Unsur karbon yang terdapat pada minyak bumi digunakan mikrob untuk pertumbuhannya. Selain nutrisi dari sumber karbon, mikrob juga membutuhkan nutrisi tambahan. Nutrisi tambahan berupa nitrogen dan fosfor dapat menstimulasi biodegradasi minyak bumi (Wrennet al., 1994).

Biodegradasi Hidrokarbon oleh Mikrob

Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikrob untuk menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikrob dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikrob. Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan bagian yang paling mendominasi atau komponen terbesar dalam minyak bumi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal.

Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bakteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolat bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi (Hadi, 2003).

Saat ini telah banyak ditemukan mikrob yang mampu mendegradasi hidrokarbon. Mikrob pendegradasi hidrokarbon dapat ditemukan di tanah maupun di air. Bossert dan Bartha (1984) telah menemukan 22 isolat bakteri yang hidup di lingkungan minyak bumi. Isolat yang mendominasi di lingkungan tersebut terdiri atas beberapa isolat, yaitu Alcaligenes, Arthrobacter, Acenitobacter, Nocardia, Achromobacter, Bacillus, Flavobacterium, dan Pseudomonas (Bossert dan Bartha, 1984; Cookson, 1995).

(17)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB dan Laboratorium Bioteknologi Lingkungan Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB), Bogor. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2011 sampai dengan September 2012.

Bahan dan Alat

Penelitian ini menggunakan tanah terkontaminasi limbah minyak bumi (minyak berat, minyak ringan, dan oli bekas), isolat bakteri ICBB, garam fisiologis, media Luria Bertani cair dan padat, larutan diklorometana (DCM), larutan n-heksan, media Minimal Cair, Na2SO4, SP-36, dan urea. Penelitian ini

menggunakan wadah plastik, kayu pengaduk, pH meter, laminar flow, tabung ulir, jarum ose, pipet mikro, sentrifuge, oven, aluminium foil, cawan porselen, cawan petri, neraca analitik, autoklaf, shaker, vortex, desikator, spektrofotometer, dan alat gelas. Komposisi media dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

Metode Penelitian

Peremajaan dan Penyeleksian Bakteri

Penelitian ini diawali dengan peremajaan sebanyak lima belas kultur bakteri koleksi ICBB Culture Collection of Microorganisms yang berpotensi mendegradasi hidrokarbon. Peremajaan ini dilakukan padamedia LB (Luria Bertani) selama 24 jam. Bakteri-bakteri yang telah tumbuh diseleksi dengan menggunakan media Minimal Cair. Proses seleksi bakteri dilakukan dengan memindahkan isolat-isolat tersebut dipindahkan ke erlenmeyer yang berisi media Minimal Cair dengan konsentrasi minyak 5-10 % selama 2 minggu dan ditempatkan pada mesin pengocok. Perubahan kekeruhan masing-masing bakteri dibandingkan dengan kontrol diamati setiap hari.

Pembuatan Kurva Pertumbuhan Bakteri

(18)

Penentuan Kurva Standar Populasi Bakteri pada Media Luria Bertani

Kurva standar populasi bakteri ditentukan dengan mengetahui variabel kerapatan optik dan satuan pembentuk koloni bakteri(SPK). Metode yang dipakai untuk mengukur jumlah satuan pembentuk koloni adalah agar tuang dengan media LB padat. Sebelum disebar ke media padat, suspensi bakteri diencerkan dalam larutan fisiologis (NaCl 0.85%).

Pada waktu yang bersamaan dengan pengukuran jumlah koloni bakteri, dilakukan juga pengukuran kerapatan optik bakteri selama 48 jam, setiap empat jam sekali. Selanjutnya dibuat kurva standar bakteri dengan sumbu x adalah kerapatan optik dan sumbu y adalah satuan pembentuk koloni bakteri.Setelah itu ditentukan persamaan kuadratik kurva standar populasi bakteri tersebut.

Uji Aktivitas Bakteri pada Tanah Tercemar Limbah Minyak Bumi

Pengujian aktivitas bakteri dalam mendegragasi hidrokarbon limbah minyak bumi dilakukan berdasarkan rancangan acak lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah: (1) Jenis Bakteri yaitu A = Bacillus sp. ICBB 7859, B = Bacillus sp. ICBB 9461 dan C =Bacillus sp. ICBB 5071 serta kontrol (Ak, Bk dan Ck). (2) Faktor kedua adalah kontaminan yaitu I = penambahan minyak berat(API Gravity: 21,93), II = penambahan minyak ringan (API Gravity: tidak diketahui), dan III = penambahan oli bekas (API Gravity: tidak diketahui).Kadar kontaminan yang dicampur ke dalam tanah adalah 10 % dari contoh tanah.

Setelah bakteri-bakteri tersebut ditumbuhkan sesuai jamnya masing-masing, maka bakteri-bakteri tersebut dipanen dan langsung disentrifus. Tujuan dilakukannya sentrifus adalah untuk memisahkan media tumbuh bakteri dengan sel bakteri itu sendiri. Hal ini dilakukan agar pada saat perlakuan terhadap tanah, murni sel bakteri-bakteri itu saja yang dicampurkan ke tanah. Begitu juga halnya dengan kontrol, namun yang membedakan dengan perlakuan adalah pada kontrol diberi sel bakteri yang telah disterilkan dengan cara diautoklaf pada suhu 121°C selama 25-30 menit. Contoh tanah yang digunakan merupakan tanah yang biasa dipakai sebagai media tumbuh tanaman sebanyak 2.25 kg dengan ketinggian ±10 cm.

Bakteri sebanyak 25 ml disentrifus selama sepuluh menit, kemudian agar benar-benar terpisah dari media, dilakukan pencucian menggunakan aquades dan disentrifus kembali selama lima menit. Sel bakteri yang telah dipisahkan dari media kemudian ditambahkan langsung ke dalam tanah percobaan, dilanjutkan dengan penambahan kontaminan ke dalam tanah yaitu minyak berat, minyak ringan, dan oli bekas.

(19)

Salah satu parameter uji aktivitas bakteri dalam mendegradasi hidrokarbon adalah Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) yang terkandung dalam tanah. Pengukuran TPH dilakukan sekali dalam seminggu.KonsentrasiTPH diukur dengan metode gravimetri. Contoh tanah diambil dan dimasukkan ke dalam tabung ulirsebanyak 5 g. Setelah itu diekstraksi dengan 5 mllarutan DCM : n-heksana (perbandingan contoh dengan DCM : n-n-heksana adalah 1:1) dan dihomogenkan.

Setelah itu, larutan DCM : n-heksan yang telah dihomogenkan (divortex) dengan contoh tanah terkontaminasi diambil lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 1.5 g Na2SO4. Dalam hal ini Na2SO4berguna untuk memisahkan

fase air dan minyak yang terkandung dalam larutan DCM dan n-heksan yang diekstraksi dengan contoh tanah yang terkontaminasi. Kemudian dicampur lagi larutan DCM : n-heksan sebanyak 7 ml ke dalam tabung uliryang berisi contoh tanah dalam dua tahap ekstraksi (5 ml kemudian 2 ml). Setelah ekstraksi selesai, tabung reaksi yang berisi ekstrak ditutup dengan aluminum foil dan didiamkan selama 24 jam. Hal ini bertujuan agar minyak dan air yang berasal dari contoh tanah terpisah.Hasil ekstraksi larutan DCM : n-heksan dan senyawa Na2SO4,

dipindahkan ke cawan porselen yangberatnya telah ditimbang terlebih dahulu. Cawan yang telah berisi ekstrak tersebut didiamkan di eksikator sampai ekstrak benar-benar menguap sempurna. Setelah kering, cawan tersebut ditimbang kembali. Nilai TPH dihitung menggunakan rumus:

(20)

Diagram Alir Percobaan

Peremajaan 15 Isolat

Seleksi dengan medium minimal cair

Isolat yang terbaik

Kurva Pertumbuhan OD dan ∑ bakteri

Bioremediasi skala Laboratorium

(21)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peremajaan dan Penyeleksian Bakteri

Peremajaan bakteri dilakukan dengan tujuan agar bakteri awal yang merupakan biakan indukyang masih dalam keadaan dorman menjadi biakan segar. Kultur bakteri yang diremajakan adalah Bacillus sp.ICBB 9461, ICBB 9464, ICBB 9465, ICBB 9466, ICBB 5071, ICBB 9467, ICBB 7830, ICBB 7865, ICBB 7802, ICBB 7859, ICBB 02, ICBB 29, ICBB 30, ICBB 7856, dan ICBB 7866. Bakteri yang telah diremajakan kemudian dilanjutkan pada tahap seleksi.

Penyeleksian ini bertujuan memperoleh tiga bakteri terbaik dari ke-15 bakteri yang berpotensi mendegradasi hidrokarbon. Media yang digunakan pada proses seleksi ini adalah Minimal cair yang mengandung minyak mentah (crude oil). Media Minimal Cair merupakan media yang mengandung bahan-bahan penyuplai kebutuhan hidup bakteri dalam jumlah yang minimal. Penambahan minyak mentah bertujuan supaya diperoleh bakteri yang benar-benar mampu beradaptasi dengan lingkungan yang bercampur dengan minyak mentah. Penyeleksian bakteri-bakteri tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

(22)

Gambar 2. Bakteri hasil seleksi selama dua minggu

Kurva Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan Bacillus sp. ICBB 7859, Bacillus sp. ICBB 9461, dan Bacillus sp. ICBB 5071 diamati selama 48 jam pada media Luria Bertani. Inokulasi bakteri dilakukan secara aseptik supaya tidak ada kontaminasi dari udara. Bakteri yang telah diinokulasikan dalam media cair dibiarkan berkembang sampai mencapai fase eksponensial, pada fase ini bakteri akan mengalami tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi, setelah itu bakteri akan mengalami fase stasioner dan selanjutnya fase kematian.

Menurut Udiharto, (1999), bakteri yang berpotensi dan aktif mendegradasi minyak bumi akan memperlihatkan laju pertumbuhan yang tinggi pada medium yang mengandung minyak bumi dibandingkan dengan medium yang tidak mengandung minyak bumi.

(c)

(a) (b)

(c)

Kontrol Kontrol

Kontrol

ICBB 7859 ICBB 9461

(23)

Gambar 3. Kurva pertumbuhan bakteri selama masa inkubasi 48 jam.

Kurva pengukuran pertumbuhan bakteri pada Gambar 3 menunjukkan bahwa Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 mengalami fase adaptasi pada jam ke-0 sampai 8. Selanjutnya pada jam ke-8 sampai 40 bakteri-bakteri tersebut berada pada fase pertumbuhan eksponensial. Selama pengukuran pertumbuhan bakteri-bakteri ini (48 jam), belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bakteri dalam keadaan fase stasioner dan kematian.

Kurva Standar Populasi Bakteri

Berdasarkan pengamatan terhadap pertumbuhan bakteri, dapat diketahui jumlah populasi bakteri pada tiap kerapatan optik. Populasi bakteri dinyatakan dalam satuan pertumbuhan koloni. Kurva standar populasi bakteri merupakan kurva eksponensial. Dari kurva standar ini dapat diketahui jumlah populasi bakteri jika diketahui kerapatan optis bakteri.

(24)

Kurva standar populasi bakteri pada Gambar 4 menunjukkan persamaan untuk Bacillus sp. ICBB 9461 adalah Y = 1. -2. , sedangkan untuk ICBB 7859 adalah Y= 7. -8. . dan untuk ICBB 5071 adalah Y= 2. -8. . Dari persamaan ini diketahui bahwa populasi Bacillus sp. ICBB 5071 lebih tinggi dibandingkan kedua lainnya pada tingkat kerapatan optis yang sama. Berdasarkan Gambar 4 dijelaskan bahwa semakin tinggi kerapatan optik sebuah larutan yang mengandung bakteri yang tertangkap spectrophotometer maka jumlah bakteri per koloni juga akan meningkat/bertambah. Semakin tinggi kerapatan optik suatu larutan ditandai dengan semakin keruhnya larutan tersebut.

Pengukuran Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) dan Biodegradasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas

Pengaruh pemberian bakteri terhadap kadar TPH tanah terkontaminasi limbah minyak berat disajikan pada Gambar 5, 6, dan 7. Kadar TPH tanah terkontaminasiminyak berat menurun hingga di bawah 1% pada minggu ke sembilan. Bakteri Bacillus sp. ICBB 7859 mampu mendegradasiminyak berat dari TPH awal sebesar 9.5082% menjadi 0.4673%. Bakteri Bacillus sp. ICBB 9461 mampu mendegradasiminyak beratdari TPH awal sebesar 10.7747% menjadi 0.3607%, dan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071 mampu mendegradasi minyak berat dari TPH awal sebesar 9.2442% menjadi 0.6713%. Dampak penurunan TPH tanah terkontaminasi minyak berat oleh bakteri pendegradasi hidrokarbon antara lain Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 terlihat nyata dibandingkan dengan kontrol masing-masing perlakuan, di mana penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasiminyak berat dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 7859 adalah dari 10.1247% menjadi 2.5340%, penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasi Minyak Berat dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 9461 adalah dari 11.4993% menjadi 2.3673%, dan penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasiminyak berat dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 5071 adalah dari 9.9920% menjadi 2.2373%.

(25)

Gambar 5. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi minyak berat dengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859.

Gambar 6. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasiminyak beratdengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461.

Gambar 7. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasiminyak berat dengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071.

(26)

ke-empat. Bakteri Bacillus sp. ICBB 7859 mampu mendegradasi minyak ringandari TPH awal sebesar 2.9407% menjadi 0.4378%. Bakteri Bacillus sp. ICBB 9461 mampu mendegradasi minyak ringandari TPH awal sebesar 3.1433% menjadi 0.4702%, dan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071 mampu mendegradasi minyak ringandari TPH awal sebesar 3.0742% menjadi 0.5991%. Dampak penurunan TPH tanah terkontaminasiminyak ringan oleh bakteri pendegradasi hidrokarbon antara lain Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 terlihat nyata dibandingkan dengan kontrol masing-masing perlakuan, di mana penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasiminyak ringan dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 7859 adalah dari 3.1847% menjadi 1.0600%, penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasiminyak ringan dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 9461 adalah dari 3.2007% menjadi 1.2667%, dan penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasiminyak ringan dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 5071 adalah dari 3.1600% menjadi 1.8333%.

Hasil analisis Duncan pada taraf 5% (Tabel 1) menunjukkan pemberian bakteri baik Bacillus sp. ICBB 7859,Bacillus sp. ICBB 9461 maupunBacillus sp. ICBB 5071 tidak nyata menurunkan TPH minyak berat. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi TPH masing-masing perlakuan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Tabel 1 Pengaruh pemberian bakteri terhadap penurunan TPH minyak berat

Perlakuan TPH (%)

Bacillus sp. ICBB 7859 0.0047a Bacillus sp. ICBB 9461 0.0036a Bacillus sp. ICBB 5071 0.0067a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 berdasarkan uji Duncan.

(27)

Gambar 8. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasiminyak ringan dengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859.

Gambar 9. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasiminyak ringan dengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461.

Gambar 10. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasiminyak ringan dengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071.

(28)

awal sebesar 7.3459% menjadi 0.6796% selama lima minggu. Dampak penurunan TPH tanah terkontaminasioli bekas oleh bakteri pendegradasi minyak bumi antara lain Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 terlihat nyata menurunkan konsentrasi TPH oli bekas dibandingkan dengan kontrol masing-masing perlakuan, di mana penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasioli bekas dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 7859 adalah dari 7.6913% menjadi 2.3613%, penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasioli bekas dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 9461 adalah dari 7.8060% menjadi 2.6467%, dan penurunan TPH kontrol tanah terkontaminasioli bekas dengan penambahan sel matiBacillus sp. ICBB 5071 adalah dari 8.0287% menjadi 1.8767%.

Hasil analisis Duncan pada taraf 5% (Tabel 2) menunjukkan pemberian bakteri baik Bacillus sp. ICBB 7859, Bacillus sp. ICBB 9461 maupun Bacillus sp. ICBB 5071 tidak nyata menurunkan TPH minyak ringan.Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi TPH masing-masing perlakuan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Tabel 2 Pengaruh pemberian bakteri terhadap penurunan TPH minyak ringan

Perlakuan TPH (%)

Bacillus sp. ICBB 7859 0.0044a Bacillus sp. ICBB 9461 0.0047a Bacillus sp. ICBB 5071 0.0060a

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 berdasarkan uji Duncan.

Gambar 11. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasioli bekas dengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859.

(29)

Gambar 12. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasioli bekasdengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461.

Gambar 13. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasioli bekasdengan perlakuan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071.

Penurunan kadar TPH tanah terkontaminasi limbah minyak bumi tersebut disebabkan oleh bakteri menggunakan hidrokarbon minyak bumi sebagai sumber karbon dan energi untuk aktivitas dan pertumbuhannya (Udiharto, 1996). Kemampuan mendegradasi minyak bumi ini juga berkaitan dengan kehadiran enzim-enzim perombak hidrokarbon, seperti dehidrogenase, monooksigenase deoksigenase dan lainnya yang bertanggung jawab terhadap tahapan perombakan hidrokarbon yang memungkinkan bakteri tumbuh pada minyak bumi dan penurunan nilai TPH juga dikarenakan adanya proses biodegradasi yang menghasilkan senyawa hidrokarbon rantai pendek yang bersifat volatil (mudah menguap). (Atlas dan Bartha, 1992).

(30)

Pengukuran Kapasitas Biodegradasi Minyak Berat, Minyak Ringan dan Oli Bekas

Kemampuan bakteri dalam mendegradasi limbah minyak bumi hingga mencapai kadar TPH di bawah 1% tergantung dari jenis minyak bumi. Bakteri Bacillus sp. ICBB 7859 mampu mendegradasiminyak beratsebesar 95.0849% selama sembilan minggu,minyak ringan sebesar 85.1124% selama empat minggu danoli bekas sebesar 88.2169% selama enam minggu.

Gambar 14. Kemampuan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859 mendegradasi minyak berat, minyak ringan dan oli bekas.

Bakteri Bacillus sp. ICBB 9461 mampu mendegradasi minyak berat sebesar 96.6523% selama sembilan minggu, bakteri Bacillus sp. ICBB 9461 mampu mendegradasiminyak ringan sebesar 85.0412% selama empat minggu, dan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461 mampu mendegradasi sebesar 87.6308% selama enam minggu.

Gambar 15. Kemampuan bakteri Bacillus sp. ICBB 9461 mendegradasi minyak berat, minyak ringan dan oli bekas.

(31)

Bakteri Bacillus sp. ICBB 5071 mampu mendegradasi minyak berat sebesar 92.9389% selama sembilan minggu, bakteri Bacillus sp. ICBB 5071 mampu mendegradasi minyak ringan sebesar 80.5120% selama empat minggu, dan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071 mampu mendegradasi oli bekas sebesar 90.7486% selama lima minggu.

Gambar 16. Kemampuan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071 mendegradasi minyak berat, minyak ringan dan oli bekas.

Laju Biodegradasi Bakteri Pendegradasi

Laju biodegradasi oleh bakteri pendegradasi berbeda-beda tergantung jenis bakteri dan jenis minyaknya. Pada penelitian ini diketahui bahwa Bacilllus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 mampu mendegradasi minyak berat masing-masing sebesar 1.5093% per hari, 1.5342% per hari, dan 1.4752% per hari. Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 mampu mendegradasi minyak ringan masing-masing sebesar 3.0397% per hari, 3.0372% per hari, dan 2.8754% per hari. Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 mampu mendegradasi oli bekas masing-masing sebesar 2.1004% per hari, 2.0864% per hari, dan 2.5928% per hari. Berdasarkan ketiga bakteri pendegradasi tersebut, Bacillus sp. ICBB 9461 merupakan yang paling cepat dalam mendegradasi minyak berat dan Bacillus sp. ICBB 7859 merupakan yang paling cepat dalam mendegradasi minyak ringan serta untuk mendegradasi oli bekas, Bacillus sp. ICBB 5071 merupakan yang paling cepat.

Tabel 3Laju biodegradasi bakteri.

% Biodegradasi perHari

Perlakuan ICBB 7859 ICBB 9461 ICBB 5071

Minyak Berat 1.5093 1.5342 1.4752

Minyak Ringan 3.0397 3.0372 2.8754

Oli Bekas 2,1004 2.0864 2.5928 *Keterangan : Kolom berwarna kuning merupakan laju biodegradasi tercepat .

(32)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Bakteri Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 merupakan isolat-isolat yang terseleksi dan paling baik mendegradasi minyak berat, minyak ringan dan oli bekas dalam penelitian ini.

2. Bakteri Bacillus sp.ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 mampu menurunkan TPH minyak berat sampai dibawah 1% selama 9 minggu.

3. Bakteri Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan ICBB 5071 mampu menurunkan TPH minyak ringan sampai dibawah 1% selama 4 minggu.

4. Bakteri Bacillus sp. ICBB 7859 dan ICBB 9461 mampu menurunkan TPH oli bekas sampai di bawah 1% selama enam minggu, dan bakteri Bacillus sp. ICBB 5071 mampu menurunkan TPH oli bekas sampai dibawah 1% selam lima minggu.

Saran

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Atlas RM. 1975. Effects of temperature and crude oil composition on petroleum biodegradation. Appl Environ Microbiol 30(3):396-403.Huddleston dan Cresswell 1976.

Atlas, RM dan Bartha. 1992. Hydrocarbon Biodegradation and Oil Spill Bioremediation. Microbial Ecology.Vol 12.Edited by K. C. Marshall.Plenum Press. New york.

Bewley JF. 1996. Field implementation of in situ bioremediation: key physicochemical and biological factor. Di dalam: Stozky G, Bollay JM, editors. Soil Biochemistry. New York: Marcel Dekker Inc. hlm 475-555. Cookson JT. 1995. Bioremediation Engineering : Design and Application.

Toronto : McGraw-Hill.

Cooney JJ. 1984. The fate of petroleum pollutans in fresh water ecosystem. Di dalam: Atlas RM, editor. Petroleum Microbiology. New York: Macmillan Publishing Co. hlm 400-433.

Bartha R, Bossert I. 1984. Treatment and Disposal of Petroleum Refinery Wastes, New York: Macmillan Publisher.

Boopathy R. 2000. Factors limiting Bioremediation Technologies (review paper). Journal of Bioresource Technology. 74:63-67.

Dibble JT, Bartha R. 1979. Effect of environmental parameters on the biodegradation of oil sludge. Appl Environ Microbiol 37(4):729-739.

Edvantoro BB. 2003. Implementasi peraturan tentang pengelolaan limbah B3 dan bioremediasi di Indonesia. Di dalam: Prosiding Seminar Bioremediasi dan Rehabilitasi Lahan Sekitar Perminyakan dan Pertambangan; Bogor, 20 Februari 2003. Bogor: Forum Bioremediasi IPB.

Floodgate GD. 1979. Nutrient limitation. Di dalam: Bourquin AW, Pritchard PH, editors. Proceedings of Workshop Microbial Degradation of Pollutants in Marine Environments. Gulf Breeze: Environmental Research Laboratory. hlm 107-118.

Giwangkara EG. 2007. Apa Komposisi Minyak Bumi?. [terhubung berkala]. http://www.chemistry.org/tanya_pakar_apa_komposisi_dari_minyak_bumi/ [20 Mei 2012].

Godfrey T. 1986. Mineral Oils and Drilling Muds. Stockton Press. New York. Listiyawati. 2004. Isolasi dan karakterisasi konsorsium mikrob perombak lumpur minyak dari ekosistem air hitam [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Program Pascasarjana.

Hadi SN. 2003. Degradasi Minyak Bumi via “Tangan” Mikroorganisme. [terhubung berkala]. http://chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/degradasi_minyak_bumi_via_tangan_ mikrorganisme/ [20 Mei 2012].

Herdiyantoro D. 2005. Biodegradasi hidrokarbon minyak bumi oleh Bacillus sp. galur ICBB 7859 dan ICBB 7865 dari ekosistem air hitam kalimantan tengah dengan penambahan surfaktan.[tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor, Program Pascasarjana.

(34)

Kadarwati S, Noegroho H, Udiharto M. 1996. Bioproses untuk penanganan limbah kilang migas. Di dalam: Proceedings Temu Karya Pengolahan 1996; Jakarta. hlm 1-13.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 128. 2003. Tatacara dan Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi secara Biologis. Jakarta.

Mason CF. 1996. Biology of Freshwater Pollution. Ed ke-3. Department of Biology University of Essex.

Musrida L. 2002. Konsorsium mikroorganisme vs oil sludge. OILplus:15 April-14 Mei. hlm 48-51.

Neumann, H.J, Pacczynska-Lahme, D. Saverin. 1981. Composition and Properties of Petroleum. Halsted Press. New York.

Santosa DA. 2003. Environmental biotechnology: biotechnology for degradation of oil sludge, remediation of acid rock drainage and detoxification of mercury. Di dalam: Prosiding Seminar Bioremediasi dan Rehabilitasi Lahan Sekitar Perminyakan dan Pertambangan; Bogor, 20 Februari 2003. Bogor: Forum Bioremediasi IPB.

Sarma PN., Khrisna MR, Mohan SV, Shailaja S. 2006. Bioremediation of Pendimenthalin Contamined Soil by Augmented Bioslurry Phase Reaktor Operated In Sequential Batch (SBR) Mode: Effect of Substrate Concentration. Indian Juornal of Biotechnology. 5:169-174.

Stisya I., Asistia K., Meriana M. 2010. Evaluasi pengelolaan oli bekas sebagai limbah B3. [terhubung berkala]. http://www.scribd.com/doc/61901452/Laporan-b3-Oli-Bekas/ [20 Mei 2012].

Suardana P. 2002.Pengaruh Surfaktan Alkilbenzena Bioremediasi Limbah Minyak Bumi. Simposium Nasional-IATMI, Jakarta.

Sukarmin. 2009. Pengolahan Minyak Bumi dengan Distilasi bertingkat. [terhubung berkala]. http://www.chem-is-

try.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/minyak-bumi/pengolahan-minyak-bumi/ [20 Mei 2012].

Udiharto, M. 1996. Bioremediasi minyak bumi. prosiding pelatihan dan lokakarya peranan bioremediasi dalam pengelolaan lingkungan.Kerjasama Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Hanns Seidel Foundation Jerman, 24-28 Juni 1996, Bogor.

Udiharto. 1999. Penanganan minyak buangan secara bioteknologi. Makalah Seminar Sehari Minyak Dan Gas Bumi. LEMIGAS. Jakarta.

Vidali M. 2001. Bioremediation. An Overview. Padova: Department of Inorganic Chemical, University of Padova.

Wrenn, B. A, J. R. Haines, A. D. Venosa, M. Kadkhodayan dan M. J. Suidan. 1994. Effects of Nitrogen Source on Crude Oil Biodegradation. Journal of Industrial Microbiology, 13. Published by The Macmillan Press Ltd.

Yani M, Fauzi AM, Aribowo F. 2003. Bioremediasi lahan terkontaminasi senyawa hidrokarbon. Di dalam: Prosiding Seminar Bioremediasi dan Rehabilitasi Lahan Sekitar Perminyakan dan Pertambangan; Bogor, 20 Februari 2003. Bogor: Forum Bioremediasi IPB.

(35)
(36)
(37)

Lampiran 1. Dosis dan komposisi media yang dipergunakan dalam penelitian.

Nama Media Komposisi Per liter Larutan

Media Minimal NaCl

NH4NO3

MgSO4

K2HPO4

KH2PO4

FeCl3

Crude oil Agar Twin

10 g 1 g 0,5 g 0,7 g 0,3 g 0,1 ml 5-10% 20g

5%

LB (Luria Bertani) Tripton

Yeast ekstrak NaCl Agar

(38)

Lampiran 2. Hasil pertumbuhan bakteri.

Bacillus sp. Galur ICBB7859 Jam ke- 0D Jml Bakteri/ ml

Bacillus sp. Galur ICBB 9461 Jam ke- OD Jml Bakteri

(39)

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH

Rata-A1 5 45,0953 45,6907 45,6905 45,6904 45,6905 0,1190

A2 5 42,8745 43,2717 43,2717 43,2716 43,2717 0,0794

A3 5 43,0082 43,4419 43,4421 43,4421 43,4420 0,0868

Ak 5 44,4960 45,0024 45,0022 45,0021 45,0022 0,1012

B1 5 40,4903 41,2208 41,2207 41,2208 41,2208 0,1461

B2 5 39,8635 40,5132 40,5129 40,5130 40,5130 0,1299

B3 5 37,2966 37,7995 37,3995 37,3994 37,5328 0,0472

Bk 5 43,3429 43,9180 43,9178 43,9178 43,9179 0,1150

C1 5 38,0285 38,5239 38,5241 38,5241 38,5240 0,0991

C2 5 39,3971 39,8116 39,8114 39,8115 39,8115 0,0829

C3 5 43,2074 43,6841 43,6841 43,6841 43,6841 0,0953

Ck 5 39,5992 40,0989 40,0988 40,0987 40,0988 0,0999

0

0

0

0

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH

Rata-A1 5 42,4485 42,8046 42,8040 42,8038 42,8041 0,0711

A2 5 40,1751 40,6201 40,6191 40,6186 40,6193 0,0888

A3 5 43,5841 43,9515 43,9512 43,9504 43,9510 0,0734

Ak 5 34,9920 35,4574 35,4568 35,4562 35,4568 0,0930

B1 5 43,9653 44,4119 44,4122 44,4119 44,4120 0,0893

B2 5 45,2325 45,5027 45,5017 45,5015 45,5020 0,0539

B3 5 40,5602 41,0328 41,0327 41,0315 41,0323 0,0944

Bk 5 43,6290 44,1553 44,1542 44,1539 44,1545 0,1051

C1 5 41,1385 41,5238 41,5232 41,5233 41,5234 0,0770

C2 5 41,0131 41,5396 41,5391 41,5393 41,5393 0,1052

C3 5 44,8568 44,9938 44,9935 44,9930 44,9934 0,0273

Ck 5 40,5811 41,0375 41,0374 41,0373 41,0374 0,0913

1

0

0

0

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH Rat

A1 5 45,1445 45,5120 45,5120 45,5120 45,5120 0,0735

A2 5 42,9235 43,3252 43,3252 43,3252 43,3252 0,0803

A3 5 43,0349 43,4049 43,4049 43,4049 43,4049 0,0740

Ak 5 44,6283 45,0626 45,0626 45,0626 45,0626 0,0869

B1 5 43,3947 44,1578 44,1580 44,1580 44,1579 0,1526

B2 5 40,5597 40,7567 40,7562 40,7566 40,7565 0,0394

B3 5 42,9219 43,1392 43,1392 43,1391 43,1392 0,0435

Bk 5 41,3922 41,8390 41,8380 41,8379 41,8383 0,0892

C1 5 38,1029 38,4235 38,4235 38,4235 38,4235 0,0641

C2 5 39,6616 40,0541 40,0541 40,0541 40,0541 0,0785

C3 5 43,5738 43,8490 43,8490 43,8490 43,8490 0,0550

Ck 5 40,8865 41,3294 41,3290 41,3282 41,3289 0,0885

2

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH Rat

A1 5 45,1450 45,2056 45,2053 45,2054 45,2054 0,0121

A2 5 42,9249 43,0270 43,0272 43,0272 43,0271 0,0204

A3 5 42,0349 42,8543 42,8540 42,8539 42,8541 0,1638

Ak 5 44,6276 44,9951 44,9952 44,9950 44,9951 0,0735

B1 5 40,5622 40,8814 40,8814 40,8814 40,8814 0,0638

B2 5 43,6075 43,8974 43,8974 43,8974 43,8974 0,0580

B3 5 37,7880 38,1895 38,1895 38,1895 38,1895 0,0803

Bk 5 43,9681 44,3621 44,3621 44,3621 44,3621 0,0788

C1 5 41,0263 41,2899 41,2897 41,2897 41,2898 0,0527

C2 5 41,0095 41,4084 41,4079 41,4071 41,4078 0,0797

3

Lampiran 3. Data TPH mingguan perlakuan Minyak Berat

(40)

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH Ra

A1 5 43,5708 43,8475 43,8466 43,8463 43,8468 0,0552

A2 5 39,6603 39,9915 39,9914 39,9911 39,9913 0,0662

A3 5 38,1007 38,3209 38,3207 38,3203 38,3206 0,0440

Ak 5 45,1405 45,4491 45,4489 45,4484 45,4488 0,0617

B1 5 41,1363 41,5392 41,5390 41,5390 41,5391 0,0806

B2 5 40,9484 41,1756 41,1754 41,1749 41,1753 0,0454

B3 5 41,4688 41,7746 41,7747 41,7746 41,7746 0,0612

Bk 5 43,9658 44,3253 44,3249 44,3249 44,3250 0,0718

C1 5 38,1015 38,4168 38,4163 38,4159 38,4163 0,0630

C2 5 39,6596 39,9830 39,9833 39,9833 39,9832 0,0647

C3 5 43,5718 43,8264 43,8266 43,8265 43,8265 0,0509

Ck 5 43,6043 43,9620 43,9617 43,9620 43,9619 0,0715

4

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH Ra

A1 5 42,4566 42,6734 42,6729 42,6726 42,6730 0,0433

A2 5 40,1728 40,4429 40,4432 40,4430 40,4430 0,0540

A3 5 37,7861 38,0120 38,0115 38,0113 38,0116 0,0451

Ak 5 43,5729 43,8718 43,8712 43,8718 43,8716 0,0597

B1 5 40,5620 40,8188 40,8195 40,8188 40,8190 0,0514

B2 5 43,6053 43,8541 43,8538 43,8533 43,8537 0,0497

B3 5 37,7860 37,9302 37,9304 37,9294 37,9300 0,0288

Bk 5 43,6335 43,9107 43,9109 43,9100 43,9105 0,0554

C1 5 39,7606 40,0089 40,0087 40,0086 40,0087 0,0496

C2 5 43,6277 43,9185 43,9184 43,9182 43,9184 0,0581

C3 5 43,0321 43,1209 43,1209 43,1212 43,1210 0,0178

Ck 5 39,7612 40,1014 40,1007 40,1012 40,1011 0,0680

5

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH R

A1 5 41,1510 41,3372 41,3372 41,3370 41,3371 0,0372

A2 5 34,8297 34,9996 34,9993 34,9992 34,9994 0,0339

A3 5 43,5795 43,8716 43,8711 43,8707 43,8711 0,0583

Ak 5 34,9224 35,1819 35,1817 35,1812 35,1816 0,0518

B1 5 41,1438 41,3318 41,3315 41,3317 41,3317 0,0376

B2 5 45,2356 45,3961 45,3958 45,3955 45,3958 0,0320

B3 5 40,5610 40,7678 40,7675 40,7677 40,7677 0,0413

Bk 5 44,6253 44,8799 44,8793 44,8791 44,8794 0,0508

C1 5 38,1018 38,3008 38,3004 38,3007 38,3006 0,0398

C2 5 39,6605 39,8504 39,8502 39,8502 39,8503 0,0380

C3 5 43,5718 43,7495 43,7498 43,7494 43,7496 0,0356

Ck 5 39,7646 40,0097 40,0095 40,0095 40,0096 0,0490

(41)

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH R

A1 5 45,1422 45,4401 45,4384 45,4383 45,4389 0,0593

A2 5 42,9228 43,0017 43,0014 43,0011 43,0014 0,0157

A3 5 43,0333 43,0992 43,0091 43,0993 43,0692 0,0072

Ak 5 44,6255 44,8547 44,8551 44,8551 44,8550 0,0459

B1 5 40,5615 40,6866 40,6868 40,6870 40,6868 0,0251

B2 5 43,6066 43,7119 43,7121 43,7118 43,7119 0,0211

B3 5 37,7856 37,8995 37,8997 37,8993 37,8995 0,0228

Bk 5 43,9688 44,1808 44,1808 44,1806 44,1807 0,0424

C1 5 43,9664 44,1627 44,1621 44,1618 44,1622 0,0392

C2 5 44,6268 44,8273 44,8274 44,8269 44,8272 0,0401

C3 5 41,0195 41,1153 41,1148 41,1147 41,1149 0,0191

Ck 5 40,8909 41,1189 41,1189 41,1190 41,1189 0,0456

7

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH R

A1 5 45,1417 45,2173 45,2172 45,2170 45,2172 0,0151

A2 5 42,9237 42,9577 42,9578 42,9577 42,9577 0,0068

A3 5 43,0337 43,1285 43,1283 43,1285 43,1284 0,0189

Ak 5 44,6245 44,7782 44,7787 44,7784 44,7784 0,0308

B1 5 40,5599 40,5803 40,5800 40,5797 40,5800 0,0040

B2 5 39,7597 39,7870 39,7869 39,7868 39,7869 0,0054

B3 5 37,7840 37,8079 37,8075 37,8078 37,8077 0,0047

Bk 5 43,9665 44,0951 44,0948 44,0952 44,0950 0,0257

C1 5 38,1033 38,2253 38,2253 38,2250 38,2252 0,0244

C2 5 39,5622 39,6135 39,6132 39,6130 39,6132 0,0102

C3 5 43,3241 43,4256 43,4256 43,4254 43,4255 0,0203

Ck 5 39,7642 39,9094 39,9095 39,9095 39,9095 0,0291

8

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM 1 (g) BPM 2 (g) BPM 3 (g) Rata-rata BPM (g) TPH R

A1 5 45,1398 45,1707 45,1705 45,1707 45,1706 0,0062

A2 5 42,9207 42,9423 42,9422 42,9416 42,9420 0,0043

A3 5 43,0312 43,0490 43,0494 43,0490 43,0491 0,0036

Ak 5 44,6276 44,7543 44,7545 44,7541 44,7543 0,0253

B1 5 40,5634 40,7103 40,7103 40,7103 40,7103 0,0294

B2 5 43,6075 43,5728 43,5728 43,5725 43,5727 -0,0070

B3 5 37,7882 37,7302 37,7303 37,7301 37,7302 -0,0116

Bk 5 43,8894 44,0078 44,0077 44,0078 44,0078 0,0237

C1 5 38,1000 38,1625 38,1624 38,1629 38,1626 0,0125

C2 5 39,6598 39,6749 39,6745 39,6748 39,6747 0,0030

C3 5 43,5712 43,5944 43,5943 43,5944 43,5944 0,0046

Ck 5 43,6034 43,7152 43,7154 43,7152 43,7153 0,0224

9

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM1 (gram) BPM2 (gram) BPM3 (gram) rata2 BPM (gram) TPH

A1 5 45,1032 45,3001 45,3003 45,3001 45,3002 0,03

A2 5 42,8799 42,9947 42,9947 42,9948 42,9947 0,02

A3 5 42,9919 43,1211 43,1212 43,1213 43,1212 0,02

Ak 5 44,4141 44,5732 44,5734 44,5734 44,5733 0,03

(42)

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM1 (gram) BPM2 (gram) BPM3 (gram) rata2 BPM (gram) TPH

A1 5 45,1389 45,1819 45,1816 45,1816 45,1817 0,00

A2 5 42,9199 42,9864 42,9863 42,9864 42,9864 0,01

A3 5 43,0319 43,0722 43,0718 43,0721 43,0720 0,00

Ak 5 44,6241 44,7075 44,7075 44,7076 44,7075 0,01

B1 5 40,5590 40,7057 40,7055 40,7056 40,7056 0,02

B2 5 39,7591 39,7900 39,7899 39,7899 39,7899 0,00

B3 5 37,7823 37,8665 37,8667 37,8664 37,8665 0,01

Bk 5 43,9637 44,0659 44,0659 44,0658 44,0659 0,02

C1 5 38,1001 38,1505 38,1503 38,1503 38,1504 0,01

C2 5 39,6586 39,6930 39,6929 39,6929 39,6929 0,00

C3 5 43,5704 43,6263 43,6262 43,6260 43,6262 0,01

Ck 5 43,6015 43,7194 43,7195 43,7194 43,7194 0,02

1

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM1 (gram) BPM2 (gram) BPM3 (gram) rata2 BPM (gram) TPH

2 A1 5 45,1401 45,1780 45,1782 45,1781 45,1781 0,0

A2 5 42,9212 42,9556 42,9556 42,9553 42,9555 0,0

A3 5 43,0314 43,0668 43,0665 43,0667 43,0667 0,0

Ak 5 44,6240 44,7023 44,7021 44,7024 44,7023 0,0

B1 5 40,5601 40,6699 40,6697 40,6697 40,6698 0,0

B2 5 39,7598 39,7972 39,7973 39,7973 39,7973 0,0

B3 5 37,7832 37,8758 37,8760 37,8760 37,8759 0,0

Bk 5 43,9655 44,0633 44,0630 44,0632 44,0632 0,0

C1 5 38,1002 38,1341 38,1342 38,1341 38,1341 0,0

C2 5 39,6598 39,6896 39,6897 39,6895 39,6896 0,0

C3 5 43,5709 43,6190 43,6192 43,6192 43,6191 0,0

Ck 5 43,6031 43,7120 43,7121 43,7120 43,7120 0,0

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM1 (gram) BPM2 (gram) BPM3 (gram) rata2 BPM (gram) TPH A1 5 45,1470 45,1980 45,1797 45,1799 45,1859 0,0 A2 5 42,9320 42,9439 42,9481 42,9458 42,9459 0,0 A3 5 43,1265 43,1521 43,1528 43,1528 43,1526 0,0 Ak 5 44,6310 44,6856 44,6885 44,6886 44,6876 0,0

B1 5 40,5599 40,5889 40,5827 40,5826 40,5847 0,0 B2 5 39,7587 39,7836 39,7819 39,7818 39,7824 0,0 B3 5 37,7790 37,8186 37,8112 37,8112 37,8137 0,0 Bk 5 43,9619 44,0365 44,0398 44,0399 44,0387 0,0

(43)

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram) BPM1 (gram) BPM2 (gram) BPM3 (gram) rata2 BPM (gram) TPH A1 5 45,1416 45,1625 45,1626 45,1626 45,1626 0,0 A2 5 42,9219 42,9458 42,9481 42,9480 42,9473 0,0 A3 5 43,0335 43,0528 43,0528 43,0528 43,0528 0,0 Ak 5 44,5966 44,6495 44,6496 44,6497 44,6496 0,0

B1 5 40,5614 40,5826 40,5827 40,5826 40,5826 0,0 B2 5 39,7602 39,7819 39,7819 39,7818 39,7819 0,0 B3 5 37,7836 37,8113 37,8112 37,8112 37,8112 0,0 Bk 5 43,9654 44,0287 44,0287 44,0288 44,0287 0,0

C1 5 38,1019 38,1339 38,1338 38,1339 38,1339 0,0 C2 5 39,6598 39,6806 39,6807 39,6807 39,6807 0,0 C3 5 43,5708 43,6078 43,6079 43,6078 43,6078 0,0 Ck 5 43,6041 43,6959 43,6957 43,6957 43,6958 0,0 4

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram)BPM1 (gram) BPM2 (gram)BPM3 (gram)ata2 BPM (gram TPH

A1 5 45,1254 45,5221 45,5224 45,5223 45,5223 0,0794

A2 5 42,9187 43,3208 43,3206 43,3207 43,3207 0,0804

A3 5 43,0523 43,4078 43,4076 43,4076 43,4077 0,0711

Ak 5 44,6190 45,0035 45,0037 45,0035 45,0036 0,0769

B1 5 40,5512 40,9275 40,9277 40,9278 40,9277 0,0753

B2 5 39,7498 40,1621 40,1621 40,1623 40,1622 0,0825

B3 5 37,7790 38,1084 38,1086 38,1085 38,1085 0,0659

Bk 5 43,9615 44,3518 44,3518 44,3518 44,3518 0,0781

C1 5 38,0982 38,4798 38,4796 38,4797 38,4797 0,0763

C2 5 39,6534 40,0069 40,0070 40,007 40,0070 0,0707

C3 5 43,5689 43,9381 43,9308 43,9382 43,9357 0,0734

Ck 5 43,6004 44,0017 44,0019 44,0019 44,0018 0,0803

0

(44)

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram)BPM1 (gram) BPM2 (gram)BPM3 (gram)ata2 BPM (gram TPH

A1 5 45,1423 45,3801 45,3800 45,3799 45,3800 0,0475

A2 5 42,9227 43,1856 43,1856 43,1855 43,1856 0,0526

A3 5 43,0328 43,2590 43,2589 43,2588 43,2589 0,0452

Ak 5 44,6240 44,9421 44,9411 44,9402 44,9411 0,0634

B1 5 40,5616 40,8411 40,8414 40,8412 40,8412 0,0559

B2 5 39,7604 40,0408 40,0409 40,0410 40,0409 0,0561

B3 5 37,7848 38,0136 38,0136 38,0134 38,0135 0,0457

Bk 5 43,9651 44,2624 44,2616 44,261 44,2617 0,0593

C1 5 38,1002 38,3983 38,3978 38,3976 38,3979 0,0595

C2 5 39,6594 39,8698 39,8690 39,8689 39,8692 0,0420

C3 5 43,5711 43,8785 43,8780 43,8779 43,8781 0,0614

Ck 5 43,6034 43,9088 43,9086 43,9085 43,9086 0,0610

1

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram)BPM1 (gram) BPM2 (gram)BPM3 (gram)ata2 BPM (gram TPH

A1 5 45,1397 45,2903 45,2896 45,2892 45,2897 0,0300

A2 5 42,9210 43,1360 43,1341 43,1331 43,1344 0,0427

A3 5 43,0316 43,1964 43,1959 43,1954 43,1959 0,0329

Ak 5 44,6259 44,8644 44,8644 44,8645 44,8644 0,0477

B1 5 40,5598 40,7758 40,7746 40,7741 40,7748 0,0430

B2 5 39,7590 40,0737 40,0721 40,0712 40,0723 0,0627

B3 5 37,7834 38,0259 38,0259 38,0245 38,0254 0,0484

Bk 5 43,9667 44,2451 44,2451 44,2453 44,2452 0,0557

C1 5 38,1015 38,3808 38,3808 38,3806 38,3807 0,0558

C2 5 39,6595 39,8141 39,8139 39,8140 39,8140 0,0309

C3 5 43,5716 43,7129 43,7129 43,7127 43,7128 0,0282

Ck 5 43,6042 43,7683 43,7684 43,7684 43,7684 0,0328

2

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram)BPM1 (gram) BPM2 (gram)BPM3 (gram)ata2 BPM (gram TPH

A1 5 45,1415 45,2911 45,2909 45,2910 45,2910 0,0299

A2 5 42,9251 43,0603 43,0605 43,0606 43,0605 0,0271

A3 5 43,0372 43,1031 43,1033 43,1033 43,1032 0,0132

Ak 5 44,6295 44,8125 44,8127 44,8128 44,8127 0,0366

B1 5 40,5638 40,7355 40,7355 40,7355 40,7355 0,0343

B2 5 39,7619 39,9488 39,9490 39,9490 39,9489 0,0374

B3 5 37,7870 37,8925 37,8924 37,8925 37,8925 0,0211

Bk 5 43,9695 44,1700 44,1701 44,1702 44,1701 0,0401

C1 5 38,1037 38,2309 38,2311 38,2311 38,2310 0,0255

C2 5 39,6640 39,7872 39,7873 39,7874 39,7873 0,0247

C3 5 43,5755 43,7215 43,7215 43,7216 43,7215 0,0292

Ck 5 43,6079 43,7490 43,7490 43,7492 43,7491 0,0282

3

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram)BPM1 (gram) BPM2 (gram)BPM3 (gram)ata2 BPM (gram TPH

A1 5 45,1401 45,2473 45,2470 45,2470 45,2471 0,0214

A2 5 42,9217 43,0007 43,0006 43,0008 43,0007 0,0158

A3 5 43,0314 43,0830 43,0829 43,0830 43,0830 0,0103

Ak 5 44,6250 44,7966 44,7964 44,7966 44,7965 0,0343

B1 5 40,5642 40,6724 40,6721 40,6721 40,6722 0,0216

B2 5 39,7592 39,9411 39,9412 39,9413 39,9412 0,0364

B3 5 37,7826 37,9057 37,9056 37,9055 37,9056 0,0246

Bk 5 43,9652 44,1446 44,1445 44,1444 44,1445 0,0359

C1 5 38,0581 38,1376 38,1374 38,1375 38,1375 0,0159

C2 5 39,6581 39,7102 39,7101 39,7102 39,7102 0,0104

(45)

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram)BPM1 (gram) BPM2 (gram)BPM3 (gram)ata2 BPM (gram TPH

A1 5 45,1378 45,2034 45,2034 45,2034 45,2034 0,0131

A2 5 42,9188 42,9946 42,9947 42,9950 42,9948 0,0152

A3 5 43,0290 43,0607 43,0605 43,0607 43,0606 0,0063

Ak 5 44,6227 44,7620 44,7621 44,7619 44,7620 0,0279

B1 5 40,5585 40,7039 40,7037 40,7038 40,7038 0,0291

B2 5 39,7588 39,8986 39,8985 39,8983 39,8985 0,0279

B3 5 37,7814 37,8365 37,8367 37,8364 37,8365 0,0110

Bk 5 43,9647 44,1146 44,1146 44,1148 44,1147 0,0300

C1 5 38,0608 38,1009 38,1008 38,1010 38,1009 0,0080

C2 5 39,6572 39,6873 39,6872 39,6870 39,6872 0,0060

C3 5 43,5687 43,6006 43,6007 43,6004 43,6006 0,0064

Ck 5 43,6018 43,6958 43,6956 43,6955 43,6956 0,0188

5

Minggu Bakteri BS (gram) BP (gram)BPM1 (gram) BPM2 (gram)BPM3 (gram)ata2 BPM (gram TPH

A1 5 45,1307 45,1778 45,1775 45,1776 45,1776 0,0094

A2 5 42,9079 42,9631 42,9631 42,9630 42,9631 0,0110

A3 5 43,0240 43,0579 43,0579 43,0579 43,0579 0,0068

Ak 5 44,6198 44,7380 44,7379 44,7377 44,7379 0,0236

B1 40,5572 40,6033 40,6031 40,6030 40,6031 0,0092

B2 39,7560 39,7986 39,7984 39,7982 39,7984 0,0085

B3 37,7795 37,8295 37,8295 37,8295 37,8295 0,0100

Bk 43,9628 44,0952 44,0951 44,0951 44,0951 0,0265

C1 C2 C3 Ck

Gambar

Gambar 2.  Bakteri hasil seleksi selama dua minggu
Gambar 4. Kurva Standar Populasi Bacillus sp. ICBB 7859, ICBB 9461, dan
Gambar 5. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasi minyak berat dengan
Gambar 8. Kurva perhitungan TPH tanah terkontaminasiminyak ringan dengan perlakuan bakteri Bacillus sp
+4

Referensi

Dokumen terkait

Membuat suatu tabel perkembangan masyarakat dari masyarakat tidak maju (belum melakukan transisi ke arah masyarakat informasi) sampai ke masyarakat super maju dimana

Hasil kuisioner orientasi masa depan ( future orientation ) dari mahasiswa Gambar 5 menunjukkan bahwa hasil kuisioner tertinggi untuk pertanyaan nomor 4,7, yaitu total nilai 99

Dengan demikian, tradisi keagamaan memberi pengaruh dalam membentuk pengalaman dan kesadaran agama sehingga terbentuk dalam sikap keagamaan pada diri seseorang

Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif

Productivity data from 560 head of PO cattle have been collected for 9 years from 2004 until 2013 for evaluating heritability estimation and non-genetic factors affecting

Tabel 4.23 Distribusi Status Gizi (BB/TB) Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi di Kelurahan Kenangan Baru Tahun 2014

terlihat grafik distribusi throughput dari setiap carrier , dimana terlihat jumlah pengguna mempengaruhi nilai throughput yang diperoleh. Grafik Distribusi Throughput

Hasil survei arkeologis yang dilakukan di Pulau Fordata dan Pulau Larat setidaknya memberikan gambaran bahwa kedua pulau ini dan kawasan Tanimbar bagian utara