1.1 Latar Belakang
Di dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perindustrian, salah satunya adalah memproduksi barang. Kegiatan perusahaan tersebut perlu diatur dengan baik, pengaturan proses perusahaan ini dalam arti keseluruhan dikenal sebagai fungsi dari manajemen. Dimana kita ketahui bahwa dalam suatu sistem yang efektif untuk mengolah data secara tepat, akurat, maka sistem komputerisasi sangat penting dalam segala hal, sistem aplikasi yang baik akan mempermudah pekerjaan dalam suatu perusahaan untuk mendapatkan suatu informasi.
PT. Tripolyta Indonesia Tbk. adalah produsen Polypropylene (bijih plastik) terkemuka di Indonesia yang merupakan industri yang bergerak di bidang petrokimia, dengan tujuan memenuhi kebutuhan bahan baku plastik di Indonesia yang selama ini masih di impor. Pabrik ini didirikan di daerah Kawasan Industria Berat Cilegon, Provinsi Banten.
Perusahaan membentuk IT Department untuk menyediakan layanan yang berhubungan dengan komputerisasi guna menunjang kegiatan proses dan informasi tersebut. IT Department dituntut oleh perusahaan untuk menyediakan layanan yang optimal dan harus memenuhi sasaran. Sehingga IT Department mempunyai peranan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam penyediaan layanan tersebut IT Department bertanggung jawab menyediakan, upgrade dan maintenance software maupun hardware personal computer pada setiap pegawai dan juga pendukung – pendukung yang lainnya. Dengan adanya maintenance dan upgrade ini, kemungkinan adanya hardware yang sudah tidak layak pakai akan di disposal atau mengalami masa pelelangan.
Department di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk..
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dibangun sebuah software aplikasi disposal dalam sebuah laporan kerja praktik dengan judul “Sistem Informasi Disposal Hardware di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.”
1.2 Identifikasi Masalah
Maka perumusan masalah yang akan diangkat dalam laporan ini yaitu :
a. Bagaimana cara pelaksanaan disposal hardware lebih efisien jika dalam pengecekan data barang dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas networking yang sudah ada.
b. Bagaimana solusi agar pengecekan data disposal hardware tidak mengganggu proses kerja sistem yang lain.
c. Bagaimana IT Department memperoleh informasi untuk pengecekan jumlah item disposal hardware personal computer dengan cepat dan tepat.
d. Bagaimana membangun Sistem Informasi Disposal Hardware di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud
Untuk pembangunan aplikasi sistem informasi disposal hardware di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. yang dapat membantu kinerja dari IT Department agar lebih cepat dan tepat.
1.3.2 Tujuan
1. Memudahkan pengecekan data disposal antara IT Department dengan pihak Accounting Department.
Adapun ruang lingkup yang akan dibahas sebagai batasan masalah dalam pembangunan aplikasi ini sebagai berikut :
1. Data yang akan dikelola dalam aplikasi ini yaitu, data item hardware personal computer, jumlah item hardware personal computer yang telah terdisposal dan data pengirim item.
2. Proses yang terdapat dalam aplikasi ini adalah pengolahan data item hardware personal computer disposal masuk, item yang telah terdisposal, data pengirim item dan pengolahan data pengguna sistem yang berupa prosedur tambah, ubah, hapus, cari data, dan laporan. 3. Aplikasi ini akan memberikan info sebagai berikut :
a. Data per-item yang telah masuk.
b. Data per-item yang telah terdisposal atau sudah terlelang.
c. Jumlah item disposal hardware yang sudah terdisposal atau sudah terlelang.
d. Output yang ingin dihasilkan dalam aplikasi ini berupa tampilan data in-out date item, total item in-out dan total keseluruhan item disposal.
e. Aplikasi ini akan berjalan secara standalone.
1.5 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk membangun aplikasi sistem informasi ini yaitu mengunakan metode deskriptif dalam menyusun laporan kerja praktik. Metode deskriptif adalah suatu metode yang menggabarkan suatu keadaan perusahaan berdasarkan data atau fakta yang diperoleh, melalui tahapan sebagai berikut :
1.5.1 Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data yang diperlukan untuk memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku, laporan dan secara literature lain yang berkaitan dengan pembahasan pembangunan aplikasi ini.
1.5.3 Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Pembangunan aplikasi ini menggunakan metodologi Waterfall dengan gambar sebagai berikut:
Gambar 1.1. Diagram Waterfall
Rekayasa Sistem : Tahap ini merupakan kegiatan pengumpulan data sebagai pendukung pembangunan sistem serta menentukan arah aplikasi yang akan dibangun. Rekayasa Sistem
Analisis
Perancangan Sistem
Coding
Pengujian Sistem
Maintenance
kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh aplikasi yang akan dibangun.
Perancangan Sistem : Perancangan antarmuka dari hasil analisis kebutuhan yang telah selesai dikumpulkan secara lengkap.
Coding : Hasil perancangan sistem diterjemahkan ke dalam kode – kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Aplikasi yang dibangun langsung diuji baik secara unit. Pengujian Sistem : Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara
keseluruhan.
Maintenance : Mengoperasikan aplikasi dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi yang sebenarnya.
Feed Back : Merupakan respon dari pengguna sistem yang bisa digunakan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi yang dibangun diterima oleh penggunanya.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari IV bab, dengan masing-masing bab adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan, identifikasi masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Tri Polyta Indonesia Tbk.
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini berisi terbagi menjadi dua, yaitu pelaksanaan kerja praktik yang berisi job desk, kegiatan kerja praktik dan peninjauan. Kedua adalah perancangan yang berisi Flow Map, DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entitas Relational Diagram), SKPL (Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak), Desain dan Black Box (pengujian).
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Profil Perusahaan 1.1.1 Logo Perusahaan
Logo adalah sebuah identitas perusahaan sebagai tanda / alamat yang akan mengkomunikasikan arti dan memberi makna terhadap jati diri perusahaan. Logo juga sebagai jiwa yang menghidupkan dan memberikan semangat bagi perusahaan di dalam melaksanakan misi dan mencapai visi perusahaan. Berikut ini adalah logo dari perusahaan PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. :
Gambar 2.1. Logo Perusahaan 1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Tripolyta Indonesia Tbk. adalah perusahaan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan akte notaris No. 40 tanggal 2 November 1984. akte notaris tersebut kemudian di ubah menjadi akte notaris No. 117 tanggal 17 November 1987. kedua akte tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan SK No. C2-1786.HT.01.01- tahun 1988. Surat Keputusan tersebut ditetapkan pada tanggal 29 februari 1988 dan diumumkan dalam verita negara Republik Indonesia pada tanggal 5 Agustus 1988.
dikonstruksi pada tanggal 15 januari 1990 dan diresmikan pada tanggal 25 Mei 1992 oleh Presiden RI yang menjabat saat itu, Bapak Soeharto. Pabrik ini di bangun di atas tanah seluas 16,013 ha yang berlokasi di kawasan industri berat Cilegon. Kantor pusat perusahaan ini berada di Wisma Barito Pacific Tower lantai 9, Jakarta.
PT. Tripolyta Indonesia Tbk mengawali kegiatan produksinya pada bulan Mei 1992 yang bergerak dalam bidang Industri Petrokimia (Intermediate) dengan memproduksi polypropylene jenis homopolymer dan kopolymer acak. PT. Tri Polyta Indonesia Tbk pada awal berdirinya hanya memiliki dua unit rangkaian proses produksi (train) yang masing-masing berkapasitas 80.000 ton per tahun dan jenis polypropylene yang dihasilkan adalah homopolymer dan kopolymer acak (random copolymer).
Dalam perkembangannya terjadi peningkatan kemampuan produksi melalui proses modifikasi terhadap kapasitas produk (debottlenecking) tahap I pada tahun 1994, yakni masing-masing menjadi 120.000 ton per tahun. Jad, total produksi setelah proses modifikasi pada tahun 1994 tersebut adalah sebesar 240.000 ton per tahun.
Pada tahun 1994 di bangun train III dengan kapasitas 120.000 ton per tahun yang memproduksi polypropylene dengan jenis kopolymer impak (impact copolymer) dengan kapasitas 120.000 ton per tahun. Train III tersebut mulai beroperasi sejak tahun 1995. Saat ini, PT. Tripolyta Indonesia Tbk telah memiliki tiga buah train (rangkaian proses produksi) dan empat buah reaktor dengan total produksi 360.000 ton pertahun. Sehingga mampu menguasai lebih dari 50% pangsa pasar polypropylene di Indonesia.
Carbide Corporation USA” yang bekerja sama dengan Shell Company Corporation dalam penyediaan katalisnya.
PT. Tripolyta Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi polypropylene sebagai bahan baku plastik. PT. Tripolyta Tbk telah membantu menghemat devisa negara hingga US$ 170 Juta dengan memenuhi kebutuhan bahan baku plastik dalam negeri sehingga dapat mengurangi jumlah impor. Penanaman modal perusahaan ini tergolong penanaman modal dalam negeri. Investasi yang diperlukan untuk menjalankan pabrik ini adalah sebesar Rp 531 Milyar dengan modal tetap (fixed capital) sebesar Rp 476 Milyar dan modal kerja (working capital) sebesar Rp 55 Milyar. Untuk memperkuat struktur permodelan saham NASDAQ National Market Sistem dan pada tanggal 14 Maret 1995 melepaskan sahamnya di New York Stock Exchange. Penawaran saham di luar negeri diikuti dengan pencatatan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak 24 Juni 1996.
PT. Tri Polyta Indonesia telah mendapatkan sertifikat ISO 9002 danISO 14001. Perusahaan yang telah berhasil mendapatkan sertifikat ISO (International Organization of Standardization) adalah perusahaan yang berkualitas dan sistem organisasinya memperoleh pelayanan jasa atau produk yang terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan mutunya. ISO 9002 sendiri merupakan modal jaminan kualitas (Quality Assurance) untuk produksi, instalasi, dan pelayanan. Sedangkan ISO 14001 membahas tentang Environmental Management Sistem , antara lain meliputi kondisi kebersihan lingkungan, keselamatan, dan sistem manajemen di lingkungan tersebut.
1.1.3 Visi dan Misi Perusahaan 1.1.3.1 Visi
1.1.3.2 Misi
Kami menyediakan biji plastik polipropilena bermutu tinggi yang melampaui harapan pelanggan sehingga dapat memberikan manfaat maksimum kepada pemegang saham, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.
1.1.4 Struktur Organisasi dan Job Desk
Gambar 2.2. Struktur Organisai IT Department 1.2 Landasan Teori
1.2.1 Basis Data (Database) 1.2.1.1 Pengertian Basis Data
Basis data dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip. Jika kita memiliki sebuah lemari arsip dan berwenang untuk mengelolanya, maka kemungkinan besar kita akan melakukan hal – hal seperti : memberi map pada kumpulan – kumpulan arsip yang akan disimpan, menentukan kelompok atau jenis arsip, memberi penomoran dengan pola tertentu
Corporate administration EVP
Corporate IT Head
System Support Function Coordinator
-Senior Syet em Support -Syst em Support
-Associat e Syst em Support
-Helpdesk & Of fice
-Associat e Aoolicat ion Support
Plant Site IT Coordinator
-Plant Syst em Support
yang nilainya unik pada setiap map, lalu menempatkan arsip – arsip tersebut dengan urutan tertentu di dalam lemari.
Basis data terdiri dari dua kata yaitu Basis yang dapat diartikan sebagai markas atau gudang, sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :
a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
c. Kumpulan file atau table atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.
Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan atau pemilihan atau pengelompokkan atau pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai fungsi ataupun jenisnya. Hal ini dapat berbentuk sejumlah file atau table terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom-kolom data dalam setiap file atau table.
1.2.1.2 Sistem Basis Data
aplikasi (software). Gabungan keduanya menghasilakn sebuah sistem. Karena itu, secara umum sebuah sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file (table) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer) dan sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file – file (table - tabel) tersebut.
Lebih jauh lagi, dalam sebuah sistem basis data, secara lengkap akan terdapat komponen – komponen utama sebagai berikut :
a. Perangkat keras (Hardware)
Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah :
1. Komputer (satu untuk sistem yang stand – alone atau lebih dari satu untuk sistem jaringan).
2. Memori sekunder yang on – line (harddisk).
3. Memori sekunder yang off – line (Tape atau Removable Disk) untuk keperluan backup data.
4. Media atau perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan). b. Sistem Operasi (Operating System)
Secara sederhana, sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan atau memfungsikan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dalam komputer dan melakukan operasi – operasi dasar dalam computer (operasi I/O, pengelolaan file, dll). Program pengelola basis data hanya dapat aktif (running) jika sistem operasi yang dikehendakinya atau sesuai telah aktif.
c. Basis Data (Database)
d. Sistem (Aplikasi / perangkat lunak) Pengelola Basis Data (DBMS) Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak yang khusus. Perangkat lunak ini disebut DBMS (Database Management Sistem) yang yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan atau konsistensi data, dan sebagainya.
e. Pemakai (User)
Ada beberapa jenis pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem :
1. Programmer Aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Language (DML), yang disertakan (embedded) dalam program yang ditulis dalam bahasa pemrograman induk (seperti C, Pascal, Cobol, dan lain lain). 2. User Mahir (Casual User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Mereka menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang disediakan oleh suatu DBMS. 3. User Umum (End User / Naïve User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen (executable program) yang telah ditulis atau disediakan sebelumnya.
4. User Khusus (Specialized User)
seperti untuk aplikasi AI, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dll, yang bisa saja mengakses basis data dengan / tanpa DBMS yang bersangkutan.
f. Aplikasi(perangkat lunak) lain (bedrsifat opsional)
Aplikasi (perangkat lunak) lain ini bersifat opsional. Artinya, ada atau tidaknya tergantung pada kebutuhan kita. DBMS yang kita gunakan lebih berperan salam pengorganisasian data dalam basis data, sementara bagi pemakai basis data (khususnya yang menjadi end – user / naive - user) dapat dibutuhkan / disediakan program khusus / lain untuk melakukan pengisian, pengubahan dan pengambilan data. Pemrogram ini ada yang sudah disediakan bersama dengan DBMS – nya, ada juga yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan aplikasi lain yang khusus untuk itu (delevopment tools).
1.2.1.3 Model Data
Model data sendiri dapat didefinisikan sebagai kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan data, semantic (makna) data dan batasan data. Oleh karena yang ingin ditunjukkan adalah makna dari data dan keterhubungannya dengan data lain, maka Model Data ini lebih tepat jika disebut Model Data Logik. Penyingkatannya menjadi Model Data dilakukan demi penyederhanaan penulisan.
Ada sejumlah secara dalam meprestasikan Model Data dalam perancangan basis data, yang secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu, yaitu :
a. Model Logik Data Berdasarkan Objek (Objek – Based Logical Models) yang terdiri dari :
4. Functional Data model
b. Model Lojik Data Berdasarkan Record (Record – Based Locical Models) yang terdiri dari :
1. Relational Model 2. Hierarchical Model 3. Network Model
1.2.1.3.1 Model Entity – Relationship (Model Keterhubungan - Entitas) Pada model Entity – Relationship, semesta data yang ada di ‘Dunia Nyata’ diterjemahkan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umum disebut sebagai Diagram Entity – Relationship (Diagram E – R). sebelum kita mebahas lebih jauh tentang bagaimana Diagram E- R tersebut dapat kita gambarkan, maka yang harus lebih dulu diketahui adalah komponen – komponen pembentukan Model Entity – relationship. Sesuai namanya, ada dua komponen utama pembentuk Model Entity –Relationship, yaitu Entitas (Entity) dan Relasi (Relation). Kedua komponen ini di deskripsikan lebih jauh melalui sejumlah Atribut atau Properti.
1.2.1.3.1.1 Entitas (Entity) dan Himpunan Entitas (Entitas Sets)
Entitas merupakan invidu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Contoh – contoh himpunan entitas adalah :
a. Semua pelanggan atau pelanggan saja. Dengan entitas Budiman, Aminah dan seterusnya.
b. Semua mobil atau mobil saja. Dengan emtitas mobil Suzuki, mobil Toyota, mobil Honda dll.
1.2.1.3.1.2 Atribut (Attributes / Properties)
Setiap Entitas pasti memiliki Atribut yang mendeskripsikan karakteristik (properti) dari Entitas tersebut. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, penentuan / pemilihan atribut – atribut yang relevan bagi sebuah entitas meru[akan hal penting lainnya dalam pembentukan model data. Penetapan atribut bagi sebuah entitas umunya memang didasarkan pada fakta yang ada.
Yang relevan untuk lebih diperhatikan dalam pembuatan model E-R adalah kedudukan atribut dalam entitas. Harus dapat kita bedakan / ketahui, mana atribut yang berfungsi sebagai Primary Key dan mana yang bukan (atribut deskriptif).
1.2.1.3.1.3 Relasi (Relationship)
Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Misalnya, entitas seorang mahasiswa dengan nim = ‘980001’ dan nama_mhs=’Ali Akbar’ (yang ada di himpunan entitas Mahasiswa) mempunyai relasi dengan entitas sebuah mata kuliah dengan kode_kul=’IF-110’ dan nama_kul=’Struktur Data’. Relasi diantara kedua entitas tadi mengandung arti bahwa mahasiswa tersebut sedang mengambil atau mempelajari mata kuliah tersebut di sebuah perguruan tinggi yang kita tinjau. Kumpulan semua relasi di antara entitas – entitas yang terdapat pada himpunan entitas – himpunan entitas tersebut memebentuk Himpunan Relasi. Istilah Himpunan Relasi jarang sekali digunakan dan lebih sering disingkat dengan istilah Relasi.
1.2.1.3.1.4 Kardinalitas / Derajat Relasi
entitas Mahasiswa dapat berelasi dengan satu entitas, banyak entitas atau bahkan tidak satupun entitas dari himpunan entitas Kuliah. Begitu juga sebaliknya, entitas – entitas pada himpunan entitas Kuliah ada yang berelasi dengan beberapa entitas pada himpunan entitas Mahasiswa dan ada pula yang berelasi dengan satu entitas pada himpunan entitas Mahasiswa. Dengan demikian Kardinalitas Relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas :
a. Satu ke Satu
Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya.
b. Satu ke Banyak
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan banyak dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
c. Banyak ke Satu
Entitas pada himpunan A berhubungan dengan paling banyak dengan satu jenis entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
d. Banyak ke Banyak
1.2.1.3.2 Diagram Entity – Relationship (ERD).
Model Entity – Relational yang berisi komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing – masing dilengkapi dengan atribut – atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia nyata’ yang di tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram). Notasi – notasi simbolik di dalam ERD yang dapat digunakan adalah :
Tabel 2.1. Notasi – Notasi Simbolik ERD (Entity Relationship Diagram)
Persegi panjang, ,menyatakan Himpunan Entitas.
Elips menyatakan Atribut (Atribut yang berfungsi sebagai key digarisbawahi).
Belah ketupat menyatakan Himpun Relasi.
Garis sebagai penghubung antara Himpunan Relasi dengan Himpunana Entitas dan Himpunan Entitas dengan atributnya.
a. 1 dan 1 untuk relasi satu-ke-satu. b. 1 ke N untuk
relasi satu-ke-banyak. c. N ke N untuk
relasi banyak-ke-banyak.
1.2.1.3.3 Varian Entitas dan Relasi
Idealnya himpunan entitas yang terlibat dalam sebuah ERD adalah himpunan entitas kuat / bebas. Himpunan entitas demikian tidak memiliki ketergantungan dengan himpunan entitas lainnya. Namun demikian, dalam pembentukan ERD kita tidak selalu dapat melibatkan himpunan entitas seperti itu. Ada kalanya kita juga melibatkan himpunan entitas yang lemah atau merupakan bagian dari himpunan entitas lainnya.
1.2.1.3.3.1 Himpunan Entitas Lemah (Weak Entity Sets)
Berisi entitas – entitas yang kemunculannya tergantung pada eksistensinya dalam sebuah relasi terhadap entitas lain. Himpunan entitas demikian biasanya tidak memiliki atribut yang dapat berfungsi sebagai key, yang dapat menjamin keunikan entitas di dalamnya.
1.2.1.3.3.2 Sub Entitas (Subtype Entities)
Merupakan himpunan entitas yang beranggotakan entitas – entitas yang merupakan bagian dari himpunan entitas yang lebih superior (utama). Sub Entitas ini merupakan hasil dekomposisi (spesialisasi) himpunan entitas berdasarkan pengelompokan tertentu.
1.2.1.4 Arsitektur Sistem
Arsitektur sistem merujuk pada konfigurasi sistem secara keseluruhan yang akan menjadi “tempat hidup” dari DBMS, basis data dan aplikasi yang memanfaatkannya. Sudah seharusnya ditetapkan sejak awal sebelum memulai perancangan basis data, atau paling tidak sebelum melaksanakan tahap implementasi basis data.
Beberapa jenis arsitektur sistem yang dapat digunakan dan akan diuraikan pada bab ini adalah :
a. Sistem Tunggal (Stand - Alone).
1.2.1.4.1 Sistem Tunggal / Mandiri (Stand-Alone)
Pada arsitektur ini, DBMS, basis data dan aplikasi basis data ditempatkan pada computer yang sama dengan demikian, pemakai yang dapat menggunakannya disetiap saat juga hanya satu orang (single user). Arsitektur ini merupakan arsitektur sistem yang paling sederhana dan paling murah dan dapat menjadi sebuah pilihan jika basis data yang dikelola tidak terlalu besar dan lebih bersifat membantu mempercepat pekerjaan administrative.
1.2.1.4.2 Sistem Tersentralisasi (Centralized Sistem)
Arsitektur ini terdiri atas sebuah mesin server dan sejumlah terminal (yang menjadi tempat user berinterkasi dengan sistem). Yang tersentralisasi dalam arsitektur ini dapat mencakup basis data, DBMS dan aplikasi basis data atau basis data saja. Untuk lingkup sentralisasi yang pertama, maka jenis server-nya sering disebut sebagai DBMS atau server aplikasi dan terminalnya lebih tepat disebut dumb-terminal (terminal pasif). Sedangkan jika yang disentralisasi hanya basis data, server yang digunakan bias disebut file-server dan terminalnya disebut work station.
1.2.1.4.3 Sistem Client Server
kedua yaitu, padatnya lalu lintas data antara server dan work-station diatasi dengan mekanisme transfer data yang lebih efisien.
Sistem ini terdiri atas dua komponen utama, yaitu client dan server. Client berisi aplikasi basis data dan server berisi DBMS dan basis data. Setiap aktivitas yang dikehendaki para pemakai akan lebih dulu didatangi oleh client. Client selanjutnya mengupayakan agar semua proses sedapat mungkin ditangani sendiri. Jika ada proses yang harus melibatkan data yang tersimpan pada basis data, barulah client melakukan “kontak” dengan server.
1.2.1.5 DBMS (Database Management Sistem)
DBMS umunya menyediakan program khusus (utilitas / utility) yang dapat digunakan secara interaktif untuk melakukan berbagai operasi terhadap basis data, seperti pembuatan table, penghapusan table, penambahan data, pengubahan data, pencarian data, penghapusan data, dll. Namun disamping adanya program khusus itu, DBMS juga umumnya menyediakan sekumpulan perintah dalam bentuk command line, yakni perintah yang dituliskan pemakai untuk maksud yang sama. Perintah – perintah ini dapat diberikan dan dikerjakan oleh DBMS melalui utilitas lain yang juga disediakan DBMS atau melalui program / aplikasi yang dibuat sendiri oleh pemakai. Kumpulan perintah ini dapat disebut sebagai Bahasa Basis Data (Database Language).
tools yang digunakan. Dengan begitu terdapat independensi antara DBMS dan development tools.
1.2.2 Data Flow Diagram
DFD (Data Flow Diagram) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan dan kemana tujuan data yang akan keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimapan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan.
DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Diagram yang menunjukkan bagaimana data berpindah / berjalan didalam sistem Informasi yang akan dikembangkan.
Data flow diagram dapat menunjukkan ringkasan dari sistem yang luas / besar dari sistem input, proses dan output. Adapun keuntungan menggunakan DFD, yaitu :
1. Bebas menjalankan implementasi teknis sistem.
2. Komunikasi pengetahuan sistem yang ada dengan user.
3. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan ketepatan data – data dan proses yang dibutuhkan.
Tabel 2.2. Simbolik dalam DFD (Data Flow Diagram)
Gane/Sarson Yourdon/De
Marco Keterangan
a. Sumber / tujuan aliran data dari / ke sistem.
b. Entitas eksternal, dapat berupa orang / unit terkait yang
berinteraksi dengan sistem tetapi diluar sistem
Proses Data
a. Fungsi dijelaskan oleh nama yang dicantumkan dalam lingkaran. b. Nama proses : Kata kerja + Kata
benda.
c. Orang, unit yang mempergunakan atau melakukan transformasi data. Komponen fisik tidak
didefinisikan.
Aliran data Aliran data a. Mengidentifikasikan satu aliran data pada waktu yang tidak dispesifikasikan.
b. Aliran data dengan arah khusus dari sumber ke tujuan.
c. Nama data dicantumkan pada garis.
a. Menyatakan arsip meja, lemari, tape, disk atau media lainnya. b. Nama data / arsip diletakkan di
c. Penyimpanan data atau tempat data direfer oleh proses.
1.2.2.1 Type DFD (Data Flow Diagram)
DFD terdiri dari tiga tipe, Context diagram, DFD Physical dan DFD Logical. Context diagram merupakan diagram tingkat atas, yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran – aliran data ke dalam dank keluar sistem.
Gambar 2.3. Diagram Konteks
DFD Physical merupakan representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan entitas – entitas internal dan eksternal dari sistem tersebut, dan aliran – aliran ke dalam dan keluar dari entitas – entitas tersebut. Entitas – entitas personal adalah personel, tempat (misal sebuah bagian organisasi), atau mesin (misalnya, komputer) dalam sistem tersebut yang mentransformasi data. Jadi dapat dikatakan tidak menunjukkan apa yang dilakukan, tetapi menunjukkan dimana, bagaimana dan oleh siapa proses – proses dalam sebuah sistem dilakukan.
DFD Logical merupakan grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan proses – proses dalam sistem tersebut dan aliran – aliran data ke dalam dan keluar dari proses – proses tersebut. Kita menggunakan dokumentasi DFD Logical untuk membuat dokumentasi sebuah sistem informasi. Karena DFD Logical dapat mewakili logika sistem tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi dimana, bagaimana dan oleh siapa proses – proses dalam sistem tersebut
Proses
penerimaan
kas
Pelnggan Bank
dilakukan. Dengan demikian, DFD Logical menggambarkan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh sebuah sistem, sedangkan DFD Physical menggambarkan infrastruktur yang dimiliki oleh sebuah sistem.
DFD memiliki dekomposisi atau Levelling DFD yang jumlah proses yang ter-identifikasi dan harus digambarkan dalam DFD, mungkin saja berjumlah ratusan. Apapun cara terbaik untuk mengorganisasikan gambar DFD adalah dengan mem-partisi DFD secara top-down. Dalam penggambaran symbol DFD, terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan sehingga dalam penggambarannya tidak terjadi kesalahan. Peraturan – peraturan yang ada adalah sebagai berikut :
1. Antar entity luar tidak diizinkan terjadi hubungan atau relasi. 2. Tidak boleh ada aliran data antara entitas luar dengan data store. 3. Tidak boleh ada aliran data antara data store.
1.2.3 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Model analisis adalah teknik pertama untuk mempresentasikan sistem. Pemodelan analisis menggunakan kombinasi dari text dan diagram untuk mepresentasikan kebutuhan perangkat lunak (data, fungsi, dan tingkah) dengan cara yang dimengerti. Ada dua tipe pemodelan analisis yang digunakan, yaitu analisis terstruktur dan analisis berorientasi objek.
Model data dimodelkan menggunakan diagram E – R untuk menggambarkan objek data, atribut dan relasi. Model fungsional dimodelkan menggunakan DFD untuk menggambarkan bagaimana data ditransformasikan kedalam sistem, model tingkah laku (Behavioral modeling) dimodelkan menggunakan state transition diagrams (STD) untuk menggambarkan tingkah laku kejadian diluar sistem. Analisis kerja suatu produk harus dikaji dalam hal completeness, correctness dan consistency.
Analisis produk harus sangat dipertahankan, terutama persyaratan spesifikasi perangkat lunak. Masalah ukuran harus ditangani dengan menggunakan metode efektif partisi. Sedangkan grafis harus digunakan bila memungkinkan. Membedakan antara pertimbangan logis (penting) dan fisik (implementasi), selain itu membantu menemukan sesuatu dengan persyaratan partisi dan partisi dokumen sebelum spesifikasi. Menemukan cara untuk melacak dan mengevaluasi user interface. Merancang alat yang menggambarkan logika dan kebijakan yang lebih baik dari teks naratif.
b. Analisis Model Objektif
Menggambarkan apa yang customer butuhkan sehingga dapat dijadikan bahan dasar untuk proses design, selain itu dapat merencanakan sekumpulan kebutuhan yang dapat dijadikan bahan validasi pada saat perangkat lunak dibangun.
c. Analisis Model Elemen
Ada beberapa elemen – elemen yang mendukung, yaitu : 1. Kamus data : berisi deskripsi dari semua objek data yang
dibutuhkan atau diproduksi oleh perangkat lunak.
2. Entity Relationship Diagram (ERD) : menggambarkan hubungan antara objek data.
3. Data Flow Diagram (DFD) : memberikan indikasi tentang bagaimana data berubah karena mereka bergerak melalui sistem. Juga menggambarkan fungsi yang mentrtansformasikan aliran data (fungsi dipresentasikan dalam DFD menggunakan spesifikasi proses atau PSPEC).
1.2.4 Desain
melengkapi dinilai dengan serangkaian kajian teknis formal atau desain awal. Pedoman bagi evaluasi suatu desain yang baik adalah :
a. Desain harus mengimplementasi keseluruhan persyaratan eksplisist yang dibebankan dalam model analisis, dan harus mengakomodasi semua persyaratan implisist yang diinginkan pelanggan.
b. Desain harus menjadi panduan yang dapat dibaca.
c. Desain harus memberikan suatu gambaran lengkap mengenai perangkat lunak.
1.2.5 Pengujian Black Box
Testing merupakan sebuah proses mengeksekusi program dengan maksud untuk menemukan kesalahan. Sebuah kasus testingyang baik adalah kasus yang mempunyai kemungkinan besar menemukan kesalahan yang belum ditemukan. Sebuah test yang sukses adalah test yang menemukan kesalahan yang belum ditemukan.
Mengetahui fungsi yang dirancang dapat dilakukan oleh produk, test dapat dilakukan untuk mendemostrasikan bahwa setiap fungsi dapat berjalan dengan baik, dan pada yang bersamaan mencari kesalahan dalam setiap fungsi àblack-boxtesting.
Untuk mengetahui isi dari produk, test dapat dilakukan untuk memastikan bahwa semua operasi dapat berjalan sesuai spesifikasi dan semua komponen telah dicoba àwhite-boxtesting.
Menghasilkan himpunan kondisi input yang akan mencoba semua kebutuhan fungsional sebuah program. Mencoba menemukan kesalahan dalam kategori :
1. Fungsi yang tidak benar atau hilang 2. Kesalahan antarmuka
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan kinerja
Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan secara eksternal selalu dijaga kemutakhirannya.
Tehnik pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan menpartisi domain input dari suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam.
Metode pengujian graph-based mengeksplorasi hubungan antara dan tingkah laku objek-objek program. Partisi ekivalensi membagi domain input ke dalam kelas data yang mungkin untuk melakukan fungsi perangkat lunak tertentu. Analisis nilai batas memeriksaa kemampuan program untuk menangani data pada batas yang dapat diterima.
Metode pengujian yang terspesialisasi meliputi sejumlah luas kemampuan perangkat lunak dan area aplikasi. GUI, arsitektur client/ server, dokumentasi dan fasilitas help dan sistem real time masing-masing membutuhkan pedoman dan tehnik khusus untuk pengujian perangkat lunak
1.2.6 Delphi
Delphi merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi berbasis Windows. Delphi digolongkan ke dalam bahasa pemrograman visual yang menitik beratkan pada pemrograman berorientasi objek (object oriented programming). Membuat program menggunakan Delphi tidaklah terlalu sulit karena bahasa pemrograman ini dikembangkan menggunakan bahasa Pascal.
dalam pascal berupa kode – kode program, sedangkan unit dalam Delphi digunakan untuk menyimpan pendeklarasian form dalam bentuk class. Class yang di deklarasikan dalam unit, oleh Delphi akan diterjemahkan sebagai sebuah form dan objek lain yang digunakan dari component palette. Setiap form yang digunakan dalam Delphi pasti akan dideklarasikan dalam unit secara otomatis oleh software ini.
Dalam sebuah pembuatan sebuah program aplikasi, Delphi biasa terdiri dari beberapa file. Apapun bentuk file komponen yang digunakan dalam pembuatan program dengan Delphi, pasti akan disimpan dalam sebuah file dalam bentuk unit. File – file unit tersebut disatukan dengan kode – kode program yang dibangun ke dalam satu file yang disebut dengan project.
1.2.6.1 Database Desktop Paradox
Database desktop merupakan suatu program “Add-Ins”, yaitu program terpisah yang langsung terdapat pada Borland Delphi. Pada database desktop terdapat beberapa DBMS yang terintegrasi di dalamnya, antara lain; Paradox 7, Paradox 4, Visual dBase, Foxpro, Ms. SQL, db2, dan Interbase. Dari beberapa DBMS tersebut kita akan memilih salah satu yaitu Paradox 7. Dalam Paradox 7 ini, pada satu file database hanya mengizinkan satu tabel, berbeda dengan DBMS lain yang mengizinkan beberapa tabel pada satu file database seperti Ms. Acces. Struktur field pada Paradox 7 adalah :
1. Field Name
Field Name merupakan nama pengenalan kolom pada suatu table. Terdapat beberapa aturan dalam penulisan field name antara lain : a. Panjang maksimum 25 karakter.
b. Tidak boleh diawali dengan spasi tapi boleh mengandung spasi. c. Unik, artinya tidak ada nama kolom yang sama.
e. Hindari kata – kata yang merupakan perintah SQL. 2. Type
Digunakan untuk menentukan tipe data yang dapat ditampung dalam field. Macam – macam tipe data yang sering di pakai dalam Paradox adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3. Macam – Macam Tipe Data Symbol Type
Field
Jenis Field Keterangan
A Alpha Numeric String, Alphabet, Numeric I Integer Integer (Bilangan Bulat)
N Number Pecahan
D Date Tanggal
T Time Jam
M Memo Memo / Catatan panjang
G Grapich Gambar
+
Autoincrement Otomatis naik setiap ada penambahan data
$ Money Mata uang
S Shortint Integer kecil (-32768 s.d 32767) @ Time and Date Tanggal dan waktu
3. Size
Merupakan ukuran dari panjang data yang diizinkan untuk field. 4. Key
1.1 Kegiatan Kerja Praktik 1.1.1 Waktu dan Tempat
Lokasi dari penelitian ini berada di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. yang berlokasi di Jalan Raya Anyer Km 123, Kawasan Industri Pancapuri Cilegon atau sering disingkat KIEC. Kawasan ini terletak di daerah Anyer, Desa Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Dengan waktu penelitian selama kurang lebih satu bulan, yang dilaksanakan mulai dari tanggal 1 Juli 2010 dan berakhir pada tanggal 30 Juli 2010.
1.1.2 Job desk
perusahaan yang berada di Jakarta, sehingga membantu karyawan untuk mencari data, automatic email pada server pusat, dan pengambilan data dari pusat. Kelemahannya adalah susah sekali untuk pendeteksian accses down, jadi keadaan terkadang terputus secara tiba – tiba tanpa ada sinyal yang menandakan.
1.2 Perancangan Sistem
1.2.1 Analisis yang Sudah Berjalan
Analisis sistem terpusat Sistem Informasi Disposal Hardware pada PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. Masih menggunakan sistem manual yang menitik beratkan pada lembaran form, selain itu semua proses pengolahan data yang biasa dilakukan kurang bias dikerjakan dan diselesaikan secara maksimal, karena sulitnya untuk mencari data yang manumpuk dan pencocokan data yang dilakukan dengan Crew IT dan Crew Accounting.
1.2.1.1 Flow Map Sistem yang Berjalan
Laporan Data Disposal
Laporan Data Disposal (**) Data Barang
Acc Data Fix Aset Pencocokan
Data Fix Aset
A2 A1
IT Internal AccountingAdmin Manager Accounting
Data Fix Aset
Tolak
Terima
Data Disposal
Gambar 3.1. Flow Map Sistem yang Berjalan Keterangan :
A1 : Arsip Laporan Disposal untuk Admin Accounting A2 : Arsip Laporan Disposal untuk IT Internal
1.2.2 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional
Analisis kebutuhan non-fungsional menggambarkan keadaan system yang ada di IT Departmen PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. . perangkat keras dalam suatu program aplikasi sangatlah mendukung agar menghasilkan kerja suatu system informasi yang sesuai dengan yang diharapkan. Adapun spesifikasi hardware yang dimiliki, sbb :
Motherboard : ASUS P4S5330-X OS : Windows XP
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa spesifikasi perangkat keras dan lunak di IT Department menunjang untuk dibangunnya Sistem Informasi Disposal Hardware Di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk..
1.2.3 Analisis Kebutuhan Database
Gambar 3.2. Diagram ERD
Tabel 3.1. Tabel Relasi
Secara terperinci struktur tersebut diuraikan pada tabel dibawah ini. 1. Nama Tabel : IT Internal
Fungsi : Merupakan tabel master barang dari disposal hardware yang menyimpan keterangan seluruh komponen barang yang akan didisposal.
Tabel 3.1. IT Internal
Field Tipe Panjang Nilai Default Format Ket
NIK A 15
Tanggal_Kirim Date Jam Sistem yyyy-mm-dd PK Nama_Barang Karakter 250
Jenis_Barang Karakter 100
Serial_Number Karakter 150
Qty_Barang Integer
2. Nama Tabel :Pendisposalan
Fungsi :Merupakan table master transaksi disposal yang memberikan informasi jumlah transaksi yang telah di lakukan.
Key Field : -
Tabel 3.2. Pendisposalan
Field Tipe Panjang Nilai Default Format Ket
Id_Inventory Karakter 15 FK
NIK A 15 FK
Total_In Integer
Total_Out Integer
TOTAL Integer
3. Nama Tabel : Admin Accounting
Fungsi : Merupakan table master fix aset Key Field : Id_inventory
Tabel 3.3. Admin Accounting
Field Tipe Panjang Nilai Default Spek Ket
Id_Inventory Alphabet 15 PK
Tanggal_Terima Date Jam Sistem yyyy-mm-dd
Tanggal_Disposal Date Jam Sistem yyyy-mm-dd
Qty_Terima Integer
1.2.3.1 Analisis Kebutuhan Fungsional
Diagram konteks atau disebut juga dengan model sistem fundamental merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan data input output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan. Berikut adalah aliran informasi “Sistem Informasi Disposal Hardware di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.”
Gambar 3.3. Diagram Konteks
1.2.3.1.1 DFD Level 1
Terdapat tiga proses utama yaitu Proses Login, Proses Pengolahan User dan Proses Disposal, berikut penjabarannya :
1. Proses Login, dapat diakses sebelum admin IT Department atau admin Accounting Department mengakses proses yang lain. Verifikasi dilakukan dengan menggunakan Username dan Password. Jika respon Verifikasi valid maka admin dapat melanjutkan. Jika salah, sistem akan menampilan pesan verifikasi. 2. Proses Pengolahan User, dalam proses ini Admin Accounting dan
IT Internal dapat mengubah dan menambah data password dan data username sesuai yang diinginkan
3. Proses Disposal, proses ini mencakup kegiatan pendisposalan seperti, pendataan barang masuk, pendataan pengiriman barang, pendataan fix aset dan laporan data disposal. Semua krgiatan transaksi di simpan dalam proses disposal.
1.2.3.1.2 DFD Level 2 Proses 1.0 : Login
1.2.3.1.3 DFD Level 2 Proses 2.0 : Pengolahan User
Gambar 3.6. DFD Level 2 Proses 2.0 : Pengolahan User
1.2.3.1.4 DFD Level 2 Disposal Proses 3.0 : Disposal
Admin Accounting IT Internal
3.1 Pengolahan Data Barang
3.2 Transaksi
Disposal Data Barang
Laporan Disposal
Data Fix Aset, Data Barang
Data Fix Aset Data Laporan Disposal
Barang
Fix Aset
Data Barang
Data Barang
Data Fix Aset
Data Fix Aset
1.2.3.1.5 DFD Level 3 Proses 3.1 : Pengolahan Data Barang
Gambar 3.8. DFD Level 3 Proses 3.1 : Pengolahan Data Barang
Gambar 3.9. DFD Level 3 Proses 3.2 : Transaksi Disposal 1.2.3.1.7 DFD Level 4 Proses 3.2.1 : Pengolahan Data Fix Aset
Gambar 3.10. DFD Level 4 Proses 3.2.1 : Pengolahan Data Fix Aset
1.2.3.1.8 DFD Level 4 Proses 3.2.2 : Pembuatan Laporan
1.2.4 Perancangan Antarmuka 1.2.4.1 Form Login
Gambar 3.12. Tampilan Rancangan Form Login 1.2.4.2 Form Menu
1.2.4.3 Form Pengolahan User
Gambar 3.14. Tampilan Rancangan Form Penglahan User 1.2.4.4 Form Pengolahan Data Barang
1.2.4.5 Form Pengolahan Data Fix Aset
Gambar 3.16. Tampilan Rancangan Form Pengolahan Data Fix Aset 1.2.4.6 Laporan Disposal
Gambar 3.18. Message Warning Login Gagal pada Form Login
Gambar 3.19. Message Warning Simpan pada Form Setting User
Gambar 3.21. Confirmasi dan Form Help Pada Form Pengolahan Fix Aset
1.2.5 Pengujian Black Box 1.2.5.1 Pengujian Login
Tabel 3.4. Pengujian Login Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Username : Senja
Password : tripolyta
User dapat
memasukkan data username dan password.
Dapat melakukan pengisisan data username dan password sesuai yang diharapkan
[X] Terima
Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik tombol Login User dapat login Dapat melakukan
login dengan data
Kasus dan Hasil Uji (Data Salah) Username : indotri
1.2.5.2 Pengujian Menu
Tabel 3.5. Pengujian Menu Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik menu Fix Aset Menampilkan form
pengolahan Data Fix Aset
Dapat menampilkan form pengolahan Data Fix Aset sesuai yang diharapkan
1.2.5.3 Pengujian Setting User
Tabel 3.6. Pengujian Setting User Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik tombol simpan User menyimpan
data user yang baru
Klok tombol batal Cancel pengisian dan keluar
1.2.5.4 Pengujian Data Barang
Tabel 3.7. Pengujian Data Barang Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik tombol dalam data base dan menyimpannya
Klik tombol Hapus Melakukan
Nama barang
Pilih tombol help Menampilkan form untuk bantuan
Kasus dan Hasil Uji (Data Salah) Klik tombol
Tanggal kirim
1.2.5.5 Pengujian Data Fix Aset
Tabel 3.8. Pengujian Data fix Aset Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik tombol
Klik tombol Hapus Melakukan
Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)
Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan hapus
Pilih tombol help Menampilkan form untuk bantuan
1.2.6 Diagram Semantik
1.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan perancangan Sistem Informasi Disposal Hardware di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. Ini adalah :
1. Pengecekan data disposal antara IT Department dengan pihak Accounting Department sudah efisien.
2. Penyajian laporan pertanggung jawaban sudah secara cepat dan tepat. 3. Pengelolaan dan penyimpanan sudah secara terkomputerisasi.
1.2 Saran
KERJA PRAKTIK
Diajukan untuk
Tugas Mata Kuliah Kerja Praktik
Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
SENJA TIARFADINDA
10107022
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
1999.
Kania Sabariah, Mira. S.T., M.T. Diktat Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. Kuliah Online UNIKOM. 2010.
Wina, M.T. Diktat Mata Kuliah Sistem Informasi. 2009.
Komputer Wahana, Buku Latihan Membuat Program Kreatif dan Profesional dengan Delphi.Alex Media Komputindo, 2005.
Yusup, Sofiana. Sistem Informasi Control Toko USB Computer Berbasis Clint
Server (Skripsi).2002.
http://blog.unikom.ac.id/nursidik/U.Teknik-testing-perangkat-lunak.html, 09/11/2010/19:14:56.
http://blog.unila.ac.id/agung/2009/07/22/dbms-paradox-dengan-delphi-7/, 09/11/2010/22:15:35.
http://journal.amikom.ac.id/index.php/TI/article/download/5124/2801, 09/11/2010/21:48:13.
Nama : Senja Tiarfadinda
Jenis kelamin : Perem puan
Tem pat , t anggal lahir : Gresik, 19 M aret 1989
Kew arganegaraan : Indonesia
St at us perkaw inan : Belum M enikah
Tinggi, berat badan : 163 cm , 85 kg
Kesehat an : Baik
Agam a : Islam
Alam at lengkap : Jln. Tubagus Ism ail Dalam 18 C. Bandung.
Telepon, HP : 0818032279201
E-mail : if.10107022@yahoo.co.id
Pendidikan :
Formal
1995 – 2001 : SD Negeri 2 Gresik, Jawa Tim ur 2001 – 2004 : SM P Negeri 2 Gresik, Jaw a Timur
2004 – 2007 : SM A Semen Gresik, Jaw a Timur
2007 – sekarang : Program Sarjana (S1) Teknik Inform atika, Universit as
Komput er Indonesia Bandung, Jaw a Barat
Kemampuan :
1. Kem am puan Komput er (M S Word, M S Pow er Point, CorelDraw , Phot oshop, Borland
Delphi7 (pem rogram an), W EB Desain).
2. Kem am puan Bahasa Inggris (akt if dan pasif)
Pengalaman berorganisasi :
OSIS SM A SEM EN GRESIK, Gresik-Jaw a timur
Periode : 2004-2006
St at us : Sekret aris Inti
Club Bahasa Inggris Amerika AM M EC
Periode : 2002-2004