• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Bblr Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Bblr Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN

KEJADIAN BBLR DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2006

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan bagian akhir untuk menyelesaikan jenjang studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU.

Adapun Judul dari Karya tulis ilmiah ini adalah Hubungan Status Gizi Ibu hamil dengan Kejadian BBLR di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006. dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan namun akhirnya kesulitan itu dapat teratasi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak dr. Zulkifli. Msi yang telah banyak membantu penelitian ini sejak awal, dari mengarahkan, memotivasi dan memberikan masukan yang sangat berarti serta kritikan-kritikan sehingga KTI ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara.

2. Dr. Muniati Manik, Msc, SP.KK, selaku Ketua Pelaksana Program D-IV Bidan pendidik Fakultas Kedokteran USU.

3. Ibu Dewi Elizadiani Suza, S.kp, MNS, selaku koordinator Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan pendidik FK USU dan Penguji

4. Bapak Dr.Sjahrial R. Anas, MHA, selaku Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan ijin kepad penulis untuk melakukan penelitian.

5. Seluruh Dosen Pengajar Program D-IV Bidan pendidik FK USU yang telah membekali penulis dengan ilmu dariawal perkuliahan sampai selesai pendidikan.

(3)

dengan penuh cinta dan kasih saying dan juga selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi buat penulis.

7. Teman seperjuanganku terutama teman-teman dekatku Dewi, kak Susi, dwishe Mutia dan teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas saran dan bantuannya selama ini.

Dengan terbatasnya kemampuan yang ada dan data yang penulis peroleh, kemungkinan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diambil manfaatnya serta dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2008 Penulis

(4)

LEMBAR PENGESAHAN KTI

Judul : Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian BBKR di

RSU DR. Pirngadi Medan Tahun 2006

Nama : Dewi Noviza

Nim : 075102061

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Pembimbing

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Berat Badan Ibu Hamil Yang Mempunyai Bayi BBLR Di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2006………... 31 Tabel 5.2 Distribusi Hb Ibu Hamil Yang Mempunyai Bayi BBLR

Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006……….. 31 Tabel 5.3 Distribusi Bayi BBLR Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006 32 Tabel 5.4 Hubungan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR di

RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006……… 33 Tabel 5.5 Hubungan Hb Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR di

(6)

DAFTAR ISI

(7)

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.4. Pertimbangan Etik ... 27

4.5. Instrumen Penelitian ... 27

4.6. Pengumpulan Data ... 27

4.7. Pengolahan Data ... 28

4.8. Analisa Data... 28

BAB V HASIL PENELITIAN... 30

5.1. Hasil Penelitian ... 30

5.2. Pembahasan ... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

6.1. Kesimpulan ... 41

6.2. Saran-saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA

(8)

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No Uraian Kualiti Satuan Biaya satuan Jumlah biaya

1. Peneliti Utama 1 Orang @ Rp. 100.000 Rp. 100.000

Operator Komputer 1 Orang @ Rp 500.000 Rp 500.000

Suverveyor (pencari data) 1 Orang @ Rp. 200.000 Rp.200.000

2. Biaya Non Formal

Kertas A4 80 gr 3 Rim @ Rp. 50.000 Rp. 150.000

Collection Data :

Buku 10 Buah @ Rp. 70.000 Rp. 700.000

Flash Disk 1 Buah @ Rp. 130.000 Rp. 130.000

Disket 5 Buah @ Rp. 5000 Rp. 25.000

CD-RW 5 Buah @ Rp. 5.000 Rp. 25.000

Foto copy 4 Ls @ Rp. 200 Rp 150.000

Print 100 Lembar @ Rp. 500 Rp 500.000

Penjilitan KTI 5 Buah @ Rp. 3.000 Rp. 15.000

3. Administrasi Survey Rp. 300.000

4. Akomodasi Survey Rp. 150.000

5. Seminar KTI Rp. 100.000

Total Biaya Rp. 3.045.000

Terbilang : Tiga Juta Empat Puluh Lima Ribu Rupiah

Peneliti

(9)

NAMA : DEWI NOVIZA NIM : 075102061

JUDUL : HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2006

ABSTRAK

Hasil survei WHO tahun 1990 sekitar 25 juta BBLR lahir diseluruh dunia, 90% terjadi di negara berkembang. Faktor penyebab masalah kurang gizi yang menimpa ibu saat hamil merupakan faktor yang berperan atas tingginya kejadian BBLR di negara-negara berkembang. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Data yang digunakan berasal dari Rekam Medis RSU Dr. Pirngadi Medan dari Januari 2006-Desember 2006.

Penelitian ini adalah deskriptik analitik yang bertujuan untuk mengetahui seberapa erat hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadi BBLR. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriftif analitik dengan menggunakan deta sekunder dari Rekam Medis RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006. Sampel berjumlah 60 orang dengan teknik acak sederhana.

Dari hasil penelitian didapat dominan Berat badan ibu hamil rendah dengan pertambahan berat badan (<10) sebanyak 33 orang (55%) dan minoritas berat badan ibu normal dengan pertambahan berat badan (10-12) sebanyak 13 orang (21,7%). Hb ibu Hamil dominan tidak anemia sebanyak 36 orang (60%) dan minoritas anemia sebanyak 24 orang (40%). Bayi BBLR dominan memiliki berat badan 1500-2500 sebanyak 52 orang(86,7%) dan minoritas <1500 sebanyak 8 orang(13,3%).

Berat badan dan Hb ibu hamil berhubungan signifikan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi segenap para pembaca maupun peneliti selanjutnya dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

(10)

NAMA : DEWI NOVIZA NIM : 075102061

JUDUL : HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2006

ABSTRAK

Hasil survei WHO tahun 1990 sekitar 25 juta BBLR lahir diseluruh dunia, 90% terjadi di negara berkembang. Faktor penyebab masalah kurang gizi yang menimpa ibu saat hamil merupakan faktor yang berperan atas tingginya kejadian BBLR di negara-negara berkembang. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Data yang digunakan berasal dari Rekam Medis RSU Dr. Pirngadi Medan dari Januari 2006-Desember 2006.

Penelitian ini adalah deskriptik analitik yang bertujuan untuk mengetahui seberapa erat hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadi BBLR. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriftif analitik dengan menggunakan deta sekunder dari Rekam Medis RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006. Sampel berjumlah 60 orang dengan teknik acak sederhana.

Dari hasil penelitian didapat dominan Berat badan ibu hamil rendah dengan pertambahan berat badan (<10) sebanyak 33 orang (55%) dan minoritas berat badan ibu normal dengan pertambahan berat badan (10-12) sebanyak 13 orang (21,7%). Hb ibu Hamil dominan tidak anemia sebanyak 36 orang (60%) dan minoritas anemia sebanyak 24 orang (40%). Bayi BBLR dominan memiliki berat badan 1500-2500 sebanyak 52 orang(86,7%) dan minoritas <1500 sebanyak 8 orang(13,3%).

Berat badan dan Hb ibu hamil berhubungan signifikan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi segenap para pembaca maupun peneliti selanjutnya dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam program pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 disebutkan bahwa salah satunya terfokus pada kesehatan ibu dan anak serta perbaikan gizi. Sasaran yang menjadi prioritas utama adalah golongan rawan gizi seperti ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) dan Anemia gizi.

Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang, karena tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam kandungan. Selanjutnya berat lahir yang normal menjadi titik awal yang baik bagi proses tumbuh kembang pasca lahir, serta menjadi petunjuk bagi kualitas hidup selanjutnya, karena berat lahir yang normal dapat menurunkan risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa janin yang sedang dikandung (Mutalzimah, 2007)

(12)

karena itu keadaan gizi merupakan salah satu ukuran penting dari kualitas sumber daya manusia (Kristijono, 2007).

Menurut WHO tahun 1990 sekitar 25 juta BBLR lahir diseluruh dunia, 90% terjadi di negara berkembang. Faktor penyebab masalah kurang gizi yang menimpa ibu saat hamil merupakan faktor yang berperan atas tingginya kejadian BBLR di negara-negara berkembang. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir.

Ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa empat puluh satu persen ibu hamil menderita kurang energi kronis (KEK) dan lima puluh satu persen menderita anemia mempunyai kecendrungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Lubis, 2007).

(13)

Angka kematian ibu (AKI) nasional 307/100.0000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Penyebab kematian adalah perdarahan (lima puluh delapan persen) yang dipicu oleh anemia yang dialami ibu selama masa kehamilan. Sedangkan angka kematian neonatal tahun 2002 987/100.0000 kelahiran hidup dan 2003 904/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian terbesar adalah berat badan lahir rendah (BBLR) dua puluh sembilan persen. BBLR terjadi karena pada masa kehamilan ibu mengalami kekurangan energi kronis (KEK).

Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususunya pada masa perinatal. Bayi BBLR dapat mengalami ganguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.

Angka BBLR di Indonesia bervariasi. Dari beberapa studi kejadian BBLR pada tahun 1984 sebesar empat belas koma enam persen di daerah pedesaan dan tujuh belas koma lima persen di Rumah Sakit. Hasil studi di tujuh daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang dua koma satu persen sampai tujuh belas koma dua persen, secara nasional berdasarkan analisa SDKI angka BBLR sekitar tujuh koma lima persen.

(14)

Hasil analisa menunjukkan dari 20.499 wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan bayi dalam kurun lima tahun sebelum survei didapatkan 9158 bayi yang ditimbang dan 653 ( tujuh koma satu persen) diantaranya adalah bayi dengan status bayi berat lahir rendah. BBLR bervariasi menurut propinsi dengan rentang dua persen sampai lima belas koma satu persen terendah di propinsi Sumatra Utara dan tertinggi di Sulawesi Selatan.

Berdasarkan umur kehamilan ditemukan dua puluh koma delapan persen BBLR yang dilahirkan kurang bulan dan sebagian besar (tujuh puluh sembilan koma dua persen) adalah BBLR pada kehamilan cukup bulan, proporsi terbesar terjadi di daerah pedesaan (Setyowati, 2007).

Keadaan gizi ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan bayi yang akan dilahirkan. Masalah berat bayi lahir rendah (BBLR) saat ini diperkirakan sebesar tujuh sampai empat belas persen. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang yaitu akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak serta berpengaruh terhadap penurunan kecerdasan. (Siswono, 2007).

(15)

Di Indonesia kejadian BBLR sebesar 14%. Hasil penelitian Angka kelahiran BBLR di berbagai Rumah Sakit, antara lain : di Rumah Sakit Umum Langsa pada tahun 1998 sebesar 5,08%, di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pada 1977 didapatkan 20,7%, di RS Dr. Sutomo Surabaya tahun 1975 sebesar 17,7%, di RSUP Padang tahun 1977 sebesar 12,04%, di RSUPP Medan tahun 1977 sebesar 9,2% dan di RSU Manado tahun 1973 sebesar12,02% (Lubis, 2007). Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta diperoleh angka BBLR sebesar 9,6% (Kusumawati, 2007). Sedangkan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan belum ada penelitian mengenai kejadian BBLR.

Dengan memperhatikan permasalahan di atas, maka dalam penulisan karya tulis ini membahas mengenai kejadian BBLR terutama yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan Tahun 2006 ?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(16)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Hubungan Berat Badan Ibu Hamil terhadap Kejadian BBLR di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006

b. Untuk mengetahui Hubungan Hb Ibu Ibu Hamil Terhadap Kejadian BBLR di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi pihak Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan, dapat digunakan sebagai masukan dan gambaran serta bahan pertimbangan dalam upaya pencegahan BBLR.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).

Di samping itu, akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil dan mengukur kadar Hb (Lubis, 2007)

2.1.1 Macam –Macam Cara Penilaian Status Gizi Ibu Hamil

Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu : 1. Secara Klinis

(18)

2. Secara Biokimia

Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia. 3. Secara Biofisik

Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi. Pemeriksaan dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.

4. Secara antropometri

Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi (Supariasa dkk, 2001).

2.1.2. Penilaian Status Gizi Pada Ibu Hamil

1. Berat Badan

(19)

atau kenaikan berat badan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR.

Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu hamil yang status gizi jelek sebelum hamil maka kenaikan berat badan pada saat hamil akan berpengaruh terhadap berat bayi lahir ( Lubis,2007)

Kenaikan tersebut meliputi kenaikan komponen janin yaitu pertumbuhan janin, plasenta dan cairan amnion. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin (Amiruddin, 2007). Pada akhir kehamilan kenaikan berat hendaknya 12,5-18 kg untuk ibu yang kurus. Sementara untuk yang memiliki berat ideal cukup10-12 kg sedangkan untuk ibu yang tergolong gemuk cukup naik < 10 kg (Kasdu, 2007).

2. Haemoglobin (Hb)

Hemoglobin (Hb) adalah komponen darah yg bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Untuk level normalnya untuk wanita sekitar 12-16 g per 100 ml sedang untuk pria sekitar 14-18 g per 100 ml. Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya menunjukkan penurunan jumlah Hb.

(20)

Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya plasma darah, yg merupakan proses pengenceran darah (haemodillution). Pengukuran kadar haemoglobin dilakukan sebelum usia kehamilan 20 minggu dan pada kehamilan 28 minggu (Jabir, 2007).

3. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Berat lahir rendah dibedakan dalam (Saifuddin, 2001) :

a. Bayi berat lahir rendah , berat lahir 1500-2500 gram b. Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir < 1500 garam c. Bayi Berat lahir ekstrem rendah, berat lahir < 1000 gram

2.2 Gizi Ibu Hamil

Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40 % dan sisanya 60 % digunakan untuk pertumbuhan ibunya.

(21)

a. Pertumbuhan dan perkembangan janin b. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati c. Sumber tenaga

d. Mengatur suhu tubuh e. Cadangan makanan

Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang dimakan. Dalam hal ini jumlah makanan yang dikonsumsi bukan sebanyak dua porsi melainkan hanya ditambah sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi. Untuk menghindari bertambahnya berat badan yang berlebihan (Huliana, 2001).

2.3 Asupan Zat – Zat Gizi Selama Kehamilan

Kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin sangat dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang dikonsumsi ibu. Zat –zat gizi yang diperlukan ibu hamil yaitu :

1. Karbohidrat

(22)

tepung terigu, ubi, kentang dan gula murni. Tidak semua sumber karbohidrat baik maka ibu hamil harus bisa memilih bahan pangan yang tepat.

2. Protein

Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 80 gram/hari. Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester dua. Trimester terakhir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram per hari. Menurut WHO tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gram per kg berat badan.

Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Protein dbutuhkan untuk membentuk plasenta, menambah jaringan tubuh ibu (seperti rahim dan payudara), dan menambah unsur-unsur cairan darah terutama haemoglobin dan plasma.

Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani antara lain : ikan, udang, kerang, kepiting, daging, ayam, hati, telur, susu dan keju. Sumber protein nabati antara lain : kacang-kacangan (kacang merah, kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai), tahu, tempe. Sumber protein yang paling lengkap adalah susu, telur dan keju. Selama Kehamilan ibu hamil sebaiknya ibu hamil lebih banyak mengkonsumsi sumber protein hewani dibandingkan dengan sumber protein nabati.

3. Vitamin

(23)

produksi darah merah serta sistem sarafnya. Berbagai jenis vitamin yang diperlukan oleh ibu hamil sebagai berikut :

a). Vitamin A

Vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang. Sumber makanan yang mengandung vitamin A, antara lain kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau dan buah-buahan berwarna kuning (terutama wortel, tomat, dan nangka).

b). Vitamin B6

Vitamin B6 digunakan untuk mendukung pembentukan sel darah merah, kesehatan gigi dan gusi. Sumber makanan yang mengandung vitamin B6 antara lain gandum, jagung, hati dan daging.

c). Vitamin B12

Vitamin B12 digunakan untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumbernya makanan yang mengandung vitamin B12 antara lain telur, daging, hati, keju, ginjal, ikan laut dan kerang laut.

d). Vitamin C

Vitamin C dibutuhkan untuk mendukung pembentukan jaringan ikat dan pembuluh darah. Sumbernya makanan yang mengandung vitamin C, antara lain jeruk, tomat, melon, brokoli dan sayuran berwarna hijau.

e). Vitamin D

(24)

f). Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan untuk mencegah terjadinya pendarahan agar proses pembekuan darah berlangsung normal.

g). Asam folat

Zat ini berperan dalam perkembangan sisitem saraf dan sel darah karena mencegah terjadinya cacat bawaan seperti sfina bifida dan cacat pada langit-langit mulut, kegagalan pembentukan kanal otak (neural tube defects / NTD) pada janin. Asupan asam folat yang dianjurkan meningkat dari 180 mikro gram wanita tidak hamil menjadi 400 mikro gram pada kehamilan. Ada tiga cara mendapatkan kecukupan vitamin yaitu dari makan sayuran, buah dan biji-bijian, suplemen vitamin atau makan makanan yang ditambahkan zat-zat gizi tertentu.

4. Lemak

Lemak digunakan tubuh terutama untuk membentuk energi dan juga membangun sel-sel baru serta perkembangan sistem saraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25 % dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari. Lemak biasa didapat dari asam lemak jenuh yang umumnya berasal dari hewani dan asam lemak tak jenuh umumnya bersumber dari nabati. Sumber lemak hewani yaitu daging sapi, kambing, ayam, telur, susu dan produk olahan (mentega, butter, keju dan rim) Sedangkan sumber lemak nabati yaitu minyak zaitun, minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak jagung.

(25)

omega-3. Omega-3 amat dibutuhkan karena 50 % dari asam lemak yang terdapat dalam jaringan otak adalah DHA. Lemak tak jenuh terdapat pada ikan seperti tuna, lemuru, selar, layut, laying dan tembang. Asam lemak esensial banyak ditemukan pada minyak sayur, kacang-kacangan dan biji-bijian.

5. Mineral

Mineral sangat penting bagi tubuh ibu dan tumbuh kembang janin. Peningkatan kebutuhan mineral bergantung pada fungsi masing-masing jenis mineral dalam membantu proses metabolisme tubuh. Berbagai jenis mineral yang dibutuhkan oleh ibu hamil sebagai berikut :

a. Zat kapur

Selama kehamilan kebutuhan zat kapur bertambah sebesar 400 mg. Zat kapur dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin. Sumber makanan yang mengandung zat kapur antara lain susu, keju, aneka kacang- kacangan dan sayur an berwarna hijau.

b. Fosfor

Selama kehamilan kebutuhan fosfor bertambah sebesar 400 mg. Fosfor dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin. Sumber makanan yang mengandung fosfor adalah susu, keju, dan daging.

c. Zat besi

(26)

dibutuhkan pula pada proses persalinan dan menyusui. Sel darah merah berguna untuk peningkatan sirkulasi darah ibu dan pembentukan haemoglobin.

Dengan demikian, daya angkut oksigen selama kehamilan dapat mencukupi kebutuhan. Sumber makanan yang mengandung zat besi adalah kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran berwarna hijau. Zat besi sangat penting untuk mencegah anemia. Bila dihubungkan dengqn kecerdasan defisiensi zat besi selama hamil akan menurunkan tingkat IQ anak, menghambat proses perkembangan psikomotor dan proses perkembangan kognitif.

d. Yodium

Yodium sangat penting untuk mencegah timbulnya keterlambatan mental (mental terbelakang) dan kelaianan fisik yang cukup serius (kerdil). Sumber makanan yang mengandung yodium antara lain minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium. Defisiensi yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak (berat otak berkurang), Gangguan perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal (abortus) meningkat BBLR dan gangguan pertumbuhan tengkorak, kretinin dan perkembangan skelet. Pada ibu hamil dapat mengalami gangguan aktivitas kelenjar tiroid (gondok).

e. Kalsium

(27)

6. Serat

Bahan makanan kaya serat adalah buah-buahan, sayuran, serelia atau padi-padian, kacang-kacangan dan biji-bijian, gandum, beras atau olahannya. Ibu hamil membutuhkan asupan serat setiap hari sekitar 25-30 gram. Penambahan serat selama hamil dilakukan secara bertahap agar pencernaan mempunyai waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Serat memberi rasa kenyang lebih lama. Hal ini mencegah ibu hamil makan secara berlebihan. Serat juga membantu memperlancar sistem pencernaan, sehingga mencegah terjadinya sembelit.

7. Air

Asupan air penting untuk menjga kesehatan secara umum. Selain untuk meningkatkan fungsi ginjal dan mencegah sembelit dan penyerapan makanan di dalam tubuh. Ibu hamil membutuhkan air sebanyak 2 liter sehari atau setara 8 gelas. Ibu hamil lebih mudah kencing atau berkeringat dan adanya peningkatan aliran darah. Asupan air ini bisa dalam bentuk beragam. Selain dari minuman dapat diperoleh dari sayuran berkuah, buah-buahan dan jus. Minuman soda tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan rasa kembung (Kasdu, 2004).

2.4 POLA ASUPAN MAKANAN SEHARI IBU HAMIL

a. Tambahan kalori

(28)

ekstra pada setiap makanan yaitu tambahan 1 porsi nasi/roti, 1 porsi sayuran, 1 porsi daging kurus, sepotong buah segar dan segelas susu.

b. Tiga porsi protein

Kebuthan protein ibu hamil bertambah besar. Untuk mencukupi kebutuhan protein 60-75 g /hari pilih 3 porsi dari kombinasi makanan dibawah ini :

 100 g daging sapi kurus 21 g

 1 ekor ikan kembung besar 14 g

 1 buah tahu besar + 2 potong tempe sedang 21 g

 2 gelas susu 21 g

c. Tiga porsi atau lebih sumber vitamin C

Ibu hamil dan janin membutuhkan vitamin C untuk berbagai proses metabolisme, membangun dan memperbaiki sel-sel, pertumbuhan tulang serta gigi janin. Untuk mencukupi kebutuhan vitamin C ibu hamil dapat memilih 3 porsi dari :

 1 buah jeruk

 1 gelas jus jeruk segar

 1 mangkuk papaya

 1 buah mangga ukuran sedang

d. Empat porsi sumber kalsium

(29)

 200-250 ml susu

 1 buah tahu

 1 gelas susu kedelai

 85 g ikan sardine bertulang

e. Tiga porsi atau lebih sayuran dan buah segar

Sayuran hijau dan buah berwarna kuning merupakan sumber vitamin A yang mengandung betakarotein yang sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel kulit, tulang dan mata. Ibu hamil memerlukan 3 porsi atau lebih setiap hari :

 1 buah apel

 1 potong nanas

 8-10 lembar daun selada hijau segar

f. Perbanyak kacang-kacangan dan biji-bijian

Kandungan vitamin B, zat besi, seng, selenium, dan magnesium pada biji-bijian dan kacang-kacangan ini sangat diperlukan janin dan juga ibu hamil terutama pada trimester I karena dapat meredakan mual dan muntah. Ibu hamil dianjurkan untuk mengasup 7-11 porsi/hari bahan makanan di bawah ini :

 ½ gelas nasi merah

 ½ gelas pasta

 ½ cangkir kacang polong

g. Empat porsi lemak

(30)

Makanan berlemak sedang

 2 kuning telur

 100 g daging merah

 1 scoop es krim

 ½ gelas susu fullcream

Makanan berlemak tinggi

 1 sdm minyak goring

 1 sdm margarine

 1 sdm mayones

h. Batasi garam

Garam diperlukan untuk mempertahankan tekanan darah tapi bila berlebihan dapat menyebabkan penyakit. Acar, kecap asin, keripik kebentang sangat tinggi kandungan garamnya. Bila sering dikonsumsi akan menaikkan tekanan darah yang merupakan komplikasi kehamilan yang berbahaya.

i. Minum air putih

(31)

2.5 POLA MAKAN SEHAT BAGI IBU HAMIL

1. Jadwal makan

Makan makanan bergizi seimbang tiga kali sehari pada waktu yang tepat yaitu sarapan, makan siang dan makan malam. Untuk makan utama makanan yang dikonsumsi tetap harus mengandung zat gizi lengkap yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral serta air.

2. Porsi sedikit tapi sering

Untuk mencegah gangguan pencernaan pada ibu hamil dengan mengatur porsi makan dalam jumlah kecil namun sering (5 atau 6 kali sehari).

3. Mengurangi makanan junkfood

Ibu hamil banyak mengkonsumsi junkfood. Mengkonsumsi makanan junkfood tidak berlebihan karena mengandung kalori dan lemak tinggi tetapi kurang mengandung zat-zat gizi mikro. Akibatnya ibu merasa makan sedikit tetapi sebenarnya tidak memenuhi kebutuhan tubuh.

4. Mengurangi konsumsi kafein

(32)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006” sebagai berikut :

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependend

Status Gizi Ibu hamil

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1 Variabel Independen

a. Berat badan adalah salah satu parameter yang menggambarkan status gizi ibu hamil dengan melihat pertambahan berat badan selama kehamilan.

1. Tinggi (12,5-18) 2. Normal (10-12) 3. Rendah ( <10) Berat Badan

Haemoglobin ( Hb)

(33)

Alat ukur : Lembar check list Skala ukur : Rasio

b. Haemoglobin adalah komponen darah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan yang memberikan warna merah pada darah.

1. Tidak Anemia (>11) 2. Anemia (<11)

Alat ukur : Lembar check list Skala ukur : Interval

3.2.2 Variabel Dependen

a. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram dan cukup umur . Bayi berat lahir rendah dibedakan dalam :

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir <1500 3. Bayi berat lahir extreme rendah (BBLER), berat lahir <1000 Alat ukur : lembar check list

Skala ukur : Rasio

3.3 Hipotesis Penelitian

(34)

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR

(35)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan data sekunder dari Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum yang mempunyai bayi berat lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Januari 2006-Desember 2006 sebanyak 70 orang dari Rekam Medis.

4.2.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang mempunyai bayi berat lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2006 dari Rekam Medis. Adapun teknik pengambilan sampel secara acak sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

( Notoadmodjo, 2002 )

dimana :

n : Besar sampel N : Besar populasi

(36)

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 99 % (α = 0,05)

Dengan menggunakan rumus tersebut didapatkan jumlah sampel sebagai berikut :

Maka sampel yang diambil adalah sebanyak 59,6 dan dikarenakan tidak ada jumlah sampel sebanyak 59,6 maka digenapkan menjadi 60 orang.

4.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan alasan bahwa:

1. RSU Dr. Pirngadi Medan adalah Rumah Sakit Pemerintah yang mempunyai fasilitas yang lengkap.

2. Lokasi RSU Dr. Pirngadi Medan yang strategis berada di tengah-tengah kota sehingga memudahkan untuk mengakses fasilitas kesehatan.

3. RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan Rumah Sakit Rujukan. n = N

(37)

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian yang dikeluarkan oleh Program Study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Medan kepada RSU Dr. Pirngadi Medan. Data yang diperoleh dari Rekam Medis tidak akan dipublikasikan dan dikumpulkan oleh peneliti dan akan disimpan ditempat yang aman. Setelah penelitian ini selesai peneliti akan menyerahkan satu eksemplar hasil penelitian kepada RSU DR. Pingadi Medan.

4.5. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Medical Record di RSU Dr. Pirngadi Medan. Kemudian dipindahkan kedalam lembaran check list.

4.6. Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :

1. Peneliti mengajukan surat izin penelitian dari Program Study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

2. Peneliti Memperoleh ijin dari RSU Dr. Pirngadi Medan untuk melakukan penelitian.

(38)

4.7. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengeditan (editing)

Dilakukan dengan memeriksa lembaran chest list dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti kemudian data dikelompokan dengan menggunakan aspek pengukuran.

2. Pengkodean (Coding)

Memberi kode atau angka tertentu pada lembar check list untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisa.

3. Pentabulasian (tabulating)

Untuk mempermudah analisis data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk distribusi frekuensi.

4.8 Analisis Data

(39)

0,00 – 0,25 = Tidak ada hubungan /lemahnya hubungan 0,26 – 0,50 = Hubungan sedang

0,51 – 0,75 = Hubungan kuat

0,76 –1.00 = Hubungan sangat kuat/sempurna

Kemudian dilanjutkan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dan kepustakaan yang ada (Usman, 2006).

(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Gizi ibu hamil sangat penting untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, menurunkan angka kematian bayi dan balita, meningkatkan kemampuan tumbuh kembang fisik, mental dan sosial anak. Oleh karena itu keadaan gizi merupakan salah satu ukuran penting dari kualitas sumber daya manusia (Kristijono, 2007). Bayi lahir dengan berat badan rendah merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang (Siswono, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai ”Hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSU DR.Piringadi Medan Tahun 2006”, diperoleh hasil sebagai berikut :

5.1. Berat Badan Ibu

(41)

Tabel 5.1

Distribusi Berat Badan Ibu Hamil Yang Mempunyai Bayi BBLR Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006

No Berat Badan Ibu Jumlah Persentase (%)

1. Kurus 12 20

2. Normal 35 58,3

3. Gemuk 13 21,7

Jumlah 60 100

Pada tabel diatas dapat dilihat Ibu hamil yang mempunyai bayi BBLR di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006 dominan adalah ibu yang memiliki berat badan normal ada sebanyak 35 orang (58,3%) dan minoritas memiliki berat badan kurus ada sebanyak 12 orang (20,0%).

5.2. Hb (Haemoglobin ) Ibu

Haemoglobin (Hb) adalah komponen darah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Hb normal bagi wanita sekitar 12 – 16 g per 100 ml. Besarnya kekhawatiran yang ditimbulkan dengan penurunan jumlah hb ini adalah perdarahan pada saat kelahiran yang bisa menyebabkan kematian. Hb ibu yang mempunyai bayi BBLR di RSU Piringadi Medan Tahun 2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.2

Distribusi Hb Ibu Hamil Yang Mempunyai Bayi BBLR Di RSU Dr. Pirngadi Medan Bulan tahun 2006

No Hb Ibu Jumlah Persentase (%)

1. Normal 12 20

2. Tidak Normal 48 80

Jumlah 60 100

(42)

yaitu ada sebanyak 48 orang (80,0%), dan minoritas ibu dengan Hb normal ada sebanyak 12 orang (20,0%).

5.3. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Berat bayi lahir merupakan cerminan dari status kesehatan dan gizi selama hamil serta pelayanan antenatal care yang diterima ibu. Gizi ibu yang buruk sebelum kehamilan maupun sedang hamil lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan (Kusumawati, 2007). Berat badan bayi yang BBLR di RSU Piringadi Medan Tahun 2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.3

Distribusi Bayi BBLR Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006

No Bayi BBLR Jumlah Persentase (%)

1. 1500-2500 gram 50 83,3

2. <1500 10 16.7

Jumlah 60 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bayi BBLR di RSU Piringadi Medan Tahun 2006 adalah cenderung memiliki berat badan sekitar 1500 sampai 2500 ada sebanyak 50 orang (88,3%), dan minoritas bayi BBLR yang berat badan antara <1500 gram ada sebanyak 10 orang (16,7%).

5.4. Hubungan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR

(43)

lahir rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil mengenai hubungan variabel berat badan ibu dengan kejadian BBLR pada bayi sebagai berikut :

Tabel 5.4.

Hubungan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR Di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2006

Correlations

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Berdasarkan tabel 5.4 dengan menggunakan uji statistik korelasi Pearson Product Moment mengenai hubungan berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSU DR.Piringadi Medan Tahun 2006, mempunyai probabilitas (p = 0,000), ini berarti bahwa p < 0,05, artinya berat badan ibu hamil berhubungan signifikan dengan kejadian BBLR dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,607 dimana 60,7% berat badan ibu hamil berhubungan pada kategori kuat dengan kejadian BBLR selebihnya 39,3% dipengaruhi faktor lain. Maka Ho ditolak.

5.5. Hubungan Hb Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR

(44)

yang dilakukan diperoleh hasil mengenai hubungan variabel Hb ibu hamil dengan kejadian BBLR pada bayi sebagai berikut :

Tabel 5.5

Hubungan Hb Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR Di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2006

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Berdasarkan tabel 5.5 dengan menggunakan uji statistik Pearson Product Moment mengenai hubungan Hb ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSU DR.Piringadi Medan Tahun 2006, mempunyai probabilitas ( p = 0,000 ), ini berarti bahwa p < 0,05, artinya Hb ibu hamil berhubungan signifikan dengan kejadian BBLR. dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,437 dimana 43,7% hb ibu hamil berhubungan pada kategori sedang dengan kejadian BBLR selebihnya 56,3% dipengaruhi faktor lain. Maka Ho ditolak

5.2. Pembahasan

(45)

Status gizi yang ibu baik pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal (Lubis, 2007). Keadaan gizi yang baik penting untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, menurunkan angka kematian bayi dan balita, meningkatkan kemampuan tumbuh kembang fisik, mental dan sosial anak. Keadaan gizi merupakan ukuran yang penting untuk menentukan kualitas sumber daya manusia (Kristijono, 2007).

Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat badan bayi pada saat lahir. Ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang energi kronis dan anemia gizi. Ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimesater III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. AKibatnya ibu hamil mempunyai resiko yang lebih beasr untuk melahirkan bayi dengan BBLR (Lubis, 2007)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memperoleh data yang merupakan keadaan nyata status gizi dari 60 orang ibu hamil . Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

5.2.1. Berat Badan Ibu Hamil

(46)

35 orang (58,3%) dan minoritas memiliki berat badan kurus ada sebanyak 12 orang (20,0%).Pertambahan berat badan pada ibu hamil berguna untuk memantau pertumbuhan janin. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terpenting yaitu keadaan gizi ibu selama hamil dan makanan ibu selama kehamilan berlangsung (Amiruddin, 2007).

BBLR merupakan salah satu risiko tinggi untuk kelangsungan hidup bayi Untuk wanita dengan berat badan normal dan berat badan kurang, kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan bayinya dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikan Berat badan selama kehamilan. Kenaikan berat badan ibu yang optimum selama kehamilan ditentukan oleh berat badan ibu sebelum hamil (Moore, 1997).

5.2.2. Hb Ibu Hamil

Hb ibu hamil yang mempunyai bayi BBLR di RSU Piringadi Medan Tahun 2006 adalah cenderung memiliki Hb tidak normal yaitu ada sebanyak 48 orang (80,0%), dan minoritas ibu dengan Hb normal ada sebanyak 12 orang (20,0%).

(47)

Hb pada ibu hamil karena bertambahnya plasma darah, yang merupakan proses pengenceran darah ( haemodillution ) (Jabir, 2007).

5.2.3. Bayi BBLR

Bayi BBLR di RSU Piringadi Medan Tahun 2006 adalah cenderung memiliki berat badan sekitar 1500 sampai 2500 ada sebanyak 50 orang (88,3%), dan minoritas bayi BBLR yang berat badan antara <1500 gram ada sebanyak 10 orang (16,7%). Berat bayi lahir merupakan cerminan dari status kesehatan dan gizi selama hamil serta pelayanan antenatal care yang diterima ibu (Kusumawati, 2007).

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah umumnya akan mengalami kehidupan masa depan yang kurang baik. Bayi BBLR mempunyai resiko lebih tinggi untuk meninggal dalam lima tahun pertama kehidupannya. Wanita yang berat badannya kurang sebelum kehamilan cenderung akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan salah satu risiko tinggi untuk kelangsungan hidup Bayi ( Moore, 1997)

5.3. Hubungan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR

(48)

pada kategori kuat dengan kejadian BBLR selebihnya 39,3% dipengaruhi faktor lain. Maka Ho ditolak.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rosmeri seperti yang dikutip oleh lubis (2007) yang menyatakan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resikao 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan ibu yang mempunyai status gizi baik (normal).

Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR ( Amiruddin, 2007 ). Asupan gizi ibu hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal.

Secara normal ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 12,5-18 kg untuk ibu yang kurus. Sementara untuk yang memiliki berat ideal cukup 10-12 kg sedangkan untuk ibu yang tergolong gemuk cukup naik < 10 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

(49)

BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir dibawah 2500 gr. Pertambahan berat badan bertujuan memantau pertumbuhan janin.

Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam hal ini jumlah makanan yang dikonsumsi hanya ditambah sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa di konsumsi, untuk menghindari bertambahnya berat badan yang berlebihan ( Huliana, 2001 ).

5.4. Hubungan Hb Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR

Berdasarkan tabel 5.7 dengan menggunakan uji statistik Korelasi pearson

Product dengan menggunakan uji statistik Korelasi Pearson Product Moment

dimana probabilitas ( P= 0,000 ) ini berarti ( p < 0,05) yang artinya Hb ibu hamil berhubungan signifikan dengan kejadian BBLR. dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,437 dimana 43,7% hb ibu hamil berhubungan pada kategori sedang dengan kejadian BBLR selebihnya 56,3% dipengaruhi faktor lain. Maka Ho ditolak.

(50)

janin terhambat dan janin lahir dengan berat badan yang rendah (Mutalazimah, 2007)

Untuk level normal Hb untuk wanita sekitar 12 – 16 gr per 100 ml. Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya menunjukkan penurunan. Penurunan ini dapat menyebabkan perdarahan pada saat kelahiran dan dapat menyebabkan kematian. Kekurangan Hb dapat menjadi faktor yang mempersulit terhentinya perdarahan pada saat persalinan. Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya plasma darah yang merupakan proses pengenceran darah (Haemodillution) (Jabir, 2007).

(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Bayi lahir dengan berat badan rendah merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang (Siswono, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai ”Hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSU DR.Piringadi Medan Tahun 2006”, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan ibu hamil dengan kejadian BBLR.

2. Terdapat Hubungan yang signifikan antara Hb ibu hamil dengan kejadian BBLR.

6.2. Saran – Saran

Diharapkan bagi institusi penelitian bahwa hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya dan menjadi masukan bagi institusi pendidikan.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R. 2007. Status Gizi Ibu Hamil, Rokok, dan Efeknya.

Anonymous. 2007. Kebutuhan Gizi.

Barsono, S. 2007. Penurunan Hb Pada Saat Kehamilan.

(http://www.cdc.gov/hemochromatosis/training/glosary.htm)

Hidayat, A. 2007. Metode kebidanan dan teknik Analisa Data. Jakarta; Salemba Medika

Huliana, M. 2001. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta; Puspa Swara

Jabir, A. 2007. Hb Pada Ibu Hamil.

Thlre, J. 2006. Posyandu Sebuah Konsep Pendekatan Hak Anak dan Perempuan.

Kasdu, D. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta; EGC

Kristijono, A. 2007. Karakteristik balita Kurang Energi Protein di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 1999-2000. (http://www.kalbe.co.id)

Kusumawati, Y. 2007. Hubungan Pendidikan dan pengetahuan Gizi Ibu Dengan Berat Bayi Lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Lubis, Z. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan.

Moore, M.C. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Cetakan II. Jakarta; Hipokrates

Mutalazimah. 2005. Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Berat bayi Lahir Rendah di RSUD Dr. MoewardiSurakarta. (http://www.eprints.ums.ac.id)

(53)

Paath, E dkk. 2004. Gizi Dalam kesehatan Reproduksi. Jakarta; EGC

Saifuddin, B.2001. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saimin, J. 2006. Hubungan Antara Berat Badan Lahir Dengan Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas

Setyowati, T. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bayi Lahir Dengan Berat Lahir Rendah ( Analisa Data SDKI 1994).

Siswono. 2004. Membentuk Anak Cerdas sejak Hamil. (http://www. Gizi.net)

Supariasa, I dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta; EGC

Usman. H dkk. 2006. Pengantar Statistik. Jakarta; PT. Bumi Aksara

(54)

DAFTAR LAMPIRAN

(55)

INSTRUMEN PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2006

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. No :

B. PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL

1. Berat badan :

2. Hb :

C. BBLR

Berat badan bayi BBLR :

(56)

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.3 Distribusi  Bayi BBLR Di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tabel 5.4.
Tabel 5.5

Referensi

Dokumen terkait

Jika lokomotor didefinisikan sebagai suatu aksi yang memindahkan tubuh dari satu titik ke titik lain dengan menggunakan kaki atau bagian tubuh yang lain, yang di

Strategi pengembangan yang dapat dilakuukan adalah mempertahankan posisi sebagai temapat wisata yang memiliki SDA yang sangat potensial untuk objek wisata yang

Yohana Melvani: Prosedur Hukum Pengikatan Kredit Pada Bank (Studi Pada Bank Bukopin Cabang Medan), 2000... Yohana Melvani: Prosedur Hukum Pengikatan Kredit Pada Bank (Studi Pada

18 Reduksi data dalam penelitian ini akan memfokuskan pada hasil wawancara dengan guru dan siswa yang mengacu pada. proses pembentukan sikap dan perilaku

Hasil serupa juga ditunjukkan dari penelitian Nunung Nurhayati (2015) yaitu pengetahuan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak yang berarti bahwa pengetahuan

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitas laba, sedangkan variabel independennya yaitu struktur modal, investment opportunity set , kepemilikan

dengan anak kecil yang masih belum banyak di Semarang adalah jasa potong rambut anak dan fasilitas bermain anak yang bersih dan dapat dipercaya sehingga saat ini jasa

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh peran ganda, stres kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan perempuan di PT Phapros tbk kota