BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Menurut Jerry Fith Gerald (Jogiyanto, 2000), sistem adalah suatu jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
1.1.1 Elemen Sistem
Sistem terdiri dari elemen-elemen berikut ini : 1. Perangkat Keras (Hardware)
Peralatan yang digunakan sistem komputer untuk masukan dan keluaran (input/output device), memory, processor, dan lain-lain.
2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak dalam sistem berupa program-program komputer seperti sistem operasi, bahasa pemrograman, dan program aplikasi lainnya.
3. Manusia atau Teknisi (Brainware)
Manusia yang terlibat dalam suatu sistem meliputi :
a. Analis Sistem
Bertugas mendefinisikan masalah dan menyiapkan dokumentasi tertulis tentang cara komputer memmbantu memesahkan masalah. Analis
b. Pengelola Basis Data
Pengelola basis data/Data Base Administrator (DBA) menciptakan dan mengelola basis data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi untuk pemakai.
c. Spesialis Jaringan
Spesialis jaringan adalah orang yang ahli dalam bidal komputer dan telekomunikasi. Ia membentuk jaringan komunikasi data yang
menyatukan berbagai sumberdaya komputer yang tersebar. d. Programmer
Bekerja dengan menggunakan dokumen-dokumen yang disiapkan
analis sistem untuk membuat kode program dalam bahasa tertentu sehingga dapat memproses data masukan menjadi keluaran berupa
informasi bagi pemakainya. e. Operator
Operator mengoperasikan peralatan komputer, memantau, mengelola
disk storage, dan lain-lain. 4. Basis Data (Database)
Basis data dipahami sebagai suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data
dapat digunakan oleh satu atau lebih program-program aplikasi secara optimal; data disimpan tanpa mengalami ketergantungan dengan program
yang akan menggunakannya; data disimpan sedemikian rupa sehingga proses penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol. Edhy Sutanta (2004 : 18)
Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer
secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.
Menurut Stepens dan Plew (2000) menjelaskan pengertian basis data
sebagai mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data
digunakan untuk menyimpan data atau informasi dalam media yang sama dan tidak bergantung pada aplikasi yang akan menggunakannya. Dengan menggunakan basis data akan lebih mudah dalam hal mengubah data, baik
menambah atau mengurangi, dan pengambilan data.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari kumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Suatu sistem bisa menjadi
Sistem yang menjadi bagian dari sistem lain disebut dengan subsistem sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.
2. Batas Sistem
Batas sistem memisahkan antara suatu sistem denngan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang
lingkup, atau kemampuan sistem.
Batas sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga dapat mengubah
karakteristik sistem. 3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar meliputi semua yang berada di luar batas dari sistem yang
dapat mempengaruhi operasi sistem. 4. Penghubung sistem (Interface)
Penghubung ini menghubungkan setiap subsistem sehingga tidak berdiri sendiri dan saling berkaitan serta dapat berinteraksi dengan subsistem yang lain.
5. Masukan (Input)
Input menerima seluruh masukan data ke dalam sistem.
6. Proses (Process)
Proses bertugas mengolah seluruh masukan data menjadi informasi yang berguna.
7. Keluaran (Output)
Keluaran merupakan hasil dari masukan yang telah diproses. Keluaran bisa
8. Tujuan (Goal)
Secara umum sistem mempunyai tiga tujuan utama, yaitu :
a. mendukung fungsi kepengurusan manajemen,
b. mendukung pengambilan keputusan manajemen, dan c. mendukung kegiatan operasi perusahaan.
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan dalam sistem fisik yang diolah adalah
bentuk fisik, misalnya mengolah bahan-bahan hingga menjadi roti.
2. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system)
Sistem alamiah terjadi karena proses alam sedangkan sistem buatan manusia terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia.
3. Sistem tertentu (determenistic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas atau kemungkinan.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor lain. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa
danya turut campur dari pihak diluarnya. Sedang sistem terbuka berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan atau
subsistem yang lainnya.
2.2 Pengertian Informasi
Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu
juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Edhy Sutanta (2004:4)
Selain itu Jogiyanto menyatakan bahwa :
Informasi merupakan data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata serta terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan yang akan datang. Jogiyanto (2006:)
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan bentuk olahan dari data dan memiliki arti bagi yang menerima
Informasi yang berkualitas ditentukan oleh beberapa faktor, seperti ketelitian, ketepatan waktu, relevan, kelengkapan, dan ringkas.
2.3 Pengertian Sistem Informasi
Pengertian sistem informasi menurut Rommey (1997:16) yang
dialihbahasakan oleh Krismiaji (2002; 12) adalah sebagai berikut ;
Sistem Informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulakn,
memasukkan, mengolah, dan menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Sistem informasi merupakan kumpulan komponen-komponen atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk menghasilkan informasi. Sesuatu dikatakan sebagai sistem informasi jika memiliki input, proses,
output, database, dan teknologi.
2.4 Metode Pendekatan
2.4.1 Metode Pendekatan Sistem
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam suatu analisis dan desain
adalah pendekatan secara terstruktur. Analisis terstruktur adalah teknik atas-bawah yang sistematis yang menyempurnakan tujuan dan sasaran yang telah ada
sudut pandang yang lebih tinggi menuju ke tingkat yang lebih rendah yang lebih rinci, dimana keinginan pemakai disajikan dalam diagram aliran data. (Fith
Gerald, 1987)
2.4.2 Alat Bantu Analisis 2.4.2.1 Flow Map
Flowmap menggambarkan aliran data yang terjadi dalam sistem dan antara
sistem dengan entitas luar. Berikut ini petunjuk yang perlu diperhatikan dalam membuat flowmap :
1. Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri
dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowmap yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada
halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
2.4.2.2Context Diagram
Context Diagram adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara
entitas luar, input, dan output dari sistem. Digambarkan dengan sebuah lingkaran yang mewakili sistem secara keseluruhan, persegi untuk entitas luar dan garis dengan panah untuk arus data.
2.4.2.3 Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan
interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. Andri Kristanto (2008:61)
Melalui DFD dapat diketahui penyimpanan data dan proses yang menghasilkan data. Selain itu, DFD juga menunjukkan hubungan antara data pada
sistem dan proses pada sistem.
Simbol-simbol dalam DFD meliputi :
1. Entitas Luar (Terminator)
Merupakan sumber atau tujuan dari aliran data dari atau menuju sistem. Entitas luar merupakan lingkungan di luar sistem. Simbolo entitas luar
2. Arus Data
Menggambarkan aliran data dari satu proses ke proses lain, disimbolkan
dalan bentuk garis dengan bentuk panah di ujungnya. 3. Proses
Proses digambarkan dalam bentuk lingkaran.
4. Tempat Penyimpanan (Data Store)
Tempat penyimpanan berfungsi untuk menyimpan data atau file.
2.4.2.4Kamus Data
Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD. Struktur dari
suatu arus data di Data Flow Diagram dapat dilihat secara lebih terinci di kamus data.
Menurut Jogiyanto (1999) Kamus data atau data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.
Oleh karena itu, dalam kamus data dapat diketahui item mengenai data
yang mengalir serta informasi yang dibutuhkan sistem informasi. Informasi tersebut meliputi nama aliran data, deskripsi, keterkaitan proses, alias, dan
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan industri di dunia saat ini tengah berkembang pesat begitu pula
dengan industri yang ada di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan maupun perkembangan industri terutama industri usaha kecil dan menengah tengah
menjadi perhatian pemerintah karena kedua skala industri ini dapat bertahan di tengah kondisi krisis moneter.
Oleh karenanya, pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian ikut
membantu industri kecil dan menengah untuk mempromosikan produknya dalam skala global dengan menyediakan situs industri kecil dan menengah sebagai
media online bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) Indonesia agar dapat bersaing dalam era perdagangan bebas.
Industri Kecil dan Menengah adalah perusahaan Industri yang terdiri dari
industri kecil dan industri menengah. Perusahaan Industri Kecil adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi paling
banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan perusahan Industri Menengah adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp. 200
Industri juga dapat dibagi berdasarkan jenis-jenis industri ataupun klasifikasi atau penjenisannya berdasarkan SK Menteri Perindustrian No. 19/M/I/1986, yaitu:
1. Industri kimia dasar
Contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk dan sebagainya; 2. Industri mesin dan logam dasar
Misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil dan lain-lain;
3. Industri kecil
Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah dan lain-lain; dan
4. Aneka industri
Seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman dan lain-lain.
Selain jenis-jenis industri berdasarkan klasifikasinya adapula jenis-jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja, yaitu:
1. Industri rumah tangga mempunyai karyawan /tenaga kerja antara 1-4 orang.
2. Industri kecil adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah memiliki jumlah karyawan/tenaga kerja antara 20-99 orang.
4. Industri besar adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah
antara 100 orang atau lebih.
Setiap industri terutama IKM saat ini perlu memiliki surat Izin Usaha Industri
agar dapat mengembangkan usahanya, seperti dapat mengekspor produknya. Surat IUI bisa didapat pelaku usaha dengan membuat surat permohonan melalui BPPT
(Badan Pelayanan Perizinan Terpadu), dimana surat permohonan tersebut akan diserahkan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat bila usaha tersebut termasuk industri kecil dan menengah, memiliki kekayaan bersih
maksimal 200 juta rupiah dan hasil penjualan pertahun sebanyak 1 milyar rupiah atau kekayaan bersih maksimal 10 milyar untuk industri menengah.
Surat permohonan diserahkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat khususnya pada bidang yang sesuai dengan industri tersebut, untuk dipertimbangkan apakah akan diterima permohonannya atau tidak. Jika
permohonan diterima maka data industri tersebut akan disimpan oleh Disperindag Provinsi Jabar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Disperindag Provinsi Jawa Barat) merupakan instansi pemerintah yang bergerak di bidang industri dan perdagangan. Disperindag Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu
pelaksana teknis Gubernur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat seperti ditetapkan dalam Nomor 21 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja
dinas daerah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok, yaitu “Melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas
perdagangan dalam negeri, bidang perdagangan luar negeri, dan bidang promosi dan kerjasama industri dan perdagangan.
Berkaitan dengan tugas pokok Disperindag Provinsi Jawa Barat maka segala urusan pemerintah daerah yang berhubungan dengan bidang perindustrian dan perdagangan harus dapat dilaksanakan dengan baik, seperti meninjau
perkembangan industri, promosi, pelatihan bagi pelaku usaha, perdagangan dalam dan luar negeri. Tugas-tugas pokok tersebut tentunya dibantu dengan adanya
data-data industri yang selama ini disimpan di Disperindag Provinsi Jawa Barat. Misalnya pada bidang IAKK (Industri Aneka Kerajinan dan Kimia) yang menyimpan data IKM untuk melihat perkembangan industri dari jumlah industri
setiap tahunnya, begitu juga dengan nama-nama pelaku usaha yang mendapat pelatihan didapat dari data-data industri yang disimpan baik dalam bentuk arsip
maupun dalam bentuk digital.
Bidang IAKK menyimpan data-data industri dalam bentuk kertas atau arsip dan bentuk digital berupa data yang diinputkan ke dalam Ms. Excel. Hal ini
dilakukan agar Disperindag Provinsi Jawa Barat memiliki data cadangan. Data IKM yang sudah diinputkan ke dalam Ms. Excel akan dicetak dan diberikan pada
Subbagian Perencanaan dan Program yang ada di Bagian Sekretaris untuk dimasukkan kembali ke database Mc. Access.
Sebenarnya database tersebut dapat diakses oleh semua bagian. Setidaknya
ada dua unit komputer yang dapat terhubung ke jaringan intranet disetiap bidang selain Subbagian Perencanaan dan Program. Bidang IAKK dapat mengakses
tanpa harus menginputkannya pada Ms. Excel berdasarkan Kota/Kabupaten serta tahun berdirinya IKM tersebut.
Data IKM tentunya tidaklah sedikit dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Penyimpanan data menggunakan Ms. Excel akan merepotkan pegawai jika suatu saat hanya membutuhkan data salah satu jenis IKM yang ada di Provinsi Jawa
Barat pada tahun tertentu. Kemungkinan pegawai akan membuka satu per satu file
IKM yang berisi ratusan hingga ribuan IKM per Kota/Kabupaten dan memisahkan
data-data yang dibutuhkanya. Tentunya akan menghabiskan waktu yang tidak sebentar mengingat Jawa Barat memiliki 30 Kota/Kabupaten. Sementara itu, Disperindag Provinsi Jawa Barat sudah memiliki fasilitas intranet dimana salah
satu kegunaannya untuk memudahkan pegawai dalam menginputkan data IKM langsung ke database Ms.Access. Sayangnya, fasilitas ini kurang dimanfaatkan
bagian IAKK sebagai bagian dari sistem penyimpanan data IKM.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Analisis Sistem Penyimpanan Data Industri Kecil
dan Menengah Industri Aneka Kerajian dan Kimia pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat”.
1.2Identifikasi Masalah
Penulis membuat laporan ini dengan mengidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
1. Pegawai harus menyortir data terlebih dahulu yang tentunya akan cukup
berdasarkan Kabupaten/Kota dan tahun berdirinya meski sudah disediakan fasilitas untuk mengakses database Ms.Access.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut
:
1. Bagaimana proses penyimpanan data IKM yang berjalan.
2. Bagaimana proses penyimpanan data IKM yang akan diusulkan.
1.4Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Maksud dilaksanakannya kerja praktek ini ialah untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat di perkuliahan pada kenyataan yang sesungguhnya di
lapangan, khususnya di Disperindag Jawa Barat. Selain itu praktek kerja lapangan ini juga bertujuan untuk :
1. Mengetahui sistem penyimpanan data IKM pada bidang IAKK di
Disperindag Jawa Barat.
2. Membuat usulan untuk sistem penyimpanan data IKM pada bidang IAKK di
Disperindag Jawa Barat.
1.5Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
Praktek kerja lapangan dilakukan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No.146, Bandung,
dan berlangsung selama tiga minggu mulai tanggal 12 Juli 2010 sampai dengan 30 Juli 2010.
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
6.
Bimbingan laporan kerja
praktik
x x
7. Pengesahan x
8.
Penggandaan laporan kerja
praktik
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah
Sejalan dengan perkembangan zaman, maka makin berkembang pula tingkat
produksi dan perdagangan di Indonesia pada umumnya dan Jawa Barat pada khususnya. Dimana perkembangan perindustrian merupakan cerminan dari
perkembangan pemerintahan terhadap penanganan perindustrian dan perdagangan. Dimana perkembangan perindustrian identik dengan perkembangan pemerintah sebagaimana tahap-tahap sebagai berikut :
3.1.1 Zaman Pemerintahan Belanda
Pada tahun 1905-1933, di zaman Pemerintahan Belanda telah didirikan departmen Vanlandbouw Nijverheid Handel di Bogor. Dimana departmen ini mengurus soal-soal pertanian, kerajinan, dan perdagangan. Pada zaman ini belum
tampak perkembangan di bidang industri serta pemecahan atau pembagian antara bidang pertanian dan perdagangan, sehingga ketiga bidang itu berada dalam satu
3.1.2 Zaman Pemerintahan Jepang
Pada tahun 1942-1945, merupakan masa-masa pendudukan Jepang di
Indonesia, terjadi banyak perubahan pada tatanan Pemerintahan Indonesia, dampaknya juga terasakan pada Van Economiache Zaken yang kemudian dirubah menjadi Zinu Kesal Kyoku yang berpusat di Jakarta.
3.1.3 Zaman Kemerdekaan Republik Indonesia
Pada masa ini tampak pada bidang pertanian, kerajinan, dan perdagangan masih belum pecah dan masih ada dalam satu lingkungan. Departmen ini mula-mula berpusat di Jakarta kemudian ketika timbul pemerintahan dualistis di Jakarta
yaitu Pemerintahan Republik Indonesia dan pemerintahan NICA sehingga sebelum Presiden dan Wakil Presiden hijrah ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari
1946, departmen kemakmuran ini dipindahkan pula ke Yogyakarta. Baru pada Kabinet Sutan Syahrir III, yang mana dalam perincian kabinetdiadakan perubahan, yaitu kedalam kementrian Perdagangan dan Perindustrian.
Pada tanggal 12 Maret 1946 kedua kabinet tersebut mengelola bidangnya masing-masing dimana pada saat itu yang menjadi Menteri Perdagangan dan
Perindutrian adalah Ir. Dermawan Mangun Kusumo dengan wakilnya Syamsu Harja tetapi ketika Kabinet Syahrir III, Kementerian itu bersatu menjadi Kmenterian Kemakmuran kembali yang dibentuk pada tanggal 22 Juli 1947. Yang
Pada tanggal 14 Mei 1949 pada saat terbentuknya komisariat DPRD yang terdiri dari empat menteri persediaan makanan yang diketuai oleh Dr. Kasino.
Pada waktu itu kementerian perdagangan dan perindustrian belum terbentuk, baru seteleh 1 Agustus 1949 delegasi pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda serta wakil-wakil BFO (Bestuur Federale Organisatie) dimana perumusan telah
dihentikan maka diadakanlah perubahan kabinet dengan ketetapan Presiden No.6 tanggal 4 Agustus 1949.
Dalam kabinet Dr. Hatta telah dibentuk kementerian dan distribusi makanan, yang menjadi menterinya adalah Ir. Kasino. Telah adanya keputusan dari kedua belah pihak untuk membangun Republik Indonesia Serikat maka pada
tanggal 19 Desember 1949 dibentuk Zaken Kabinet dibawah Dr. Hatta dan yang menjadi menteri kemakmuran adalah Ir. H. Juanda dan pada tanggal 5 September
1959 kementerian perdagangan dijabat oleh Ir. Ingkarwan sedangkan yang menjadi menteri muda perindustrian adalah Dr. Soeharto.
Tanggal 10 November 1963 dalam kabinet presidentil telah dibentuk
menteri kabinet Chairil Saleh.
a. Kementerian Perindustrian Dasar dan Pertambangan dibawah menteri
Chairil Saleh.
b. Kementerian Perindustrian Rakyat dibawah menteri Mayor Jenderal Aziz Saleh.
dalam pembangunannya, sehingga menimbulkan spesialisasi didalam department-departmennya.
3.1.4 Zaman Orde Baru
Dengan lahirnya pemerintahan orde baru, maka terjadilah perubahan system
ekonomi, dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi demokrasi pancasila, dimana pemerintah menata kembali peraturan dan pembangunan khususnya dalam bidang
perindustrian. Sejak dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1967 tentang penanaman modal asing di Indonesia, yang mengalami kemerosotan sebagai akubat dari system ekonomi terpimpin pada masa orde lama terutama pada perkembangan
industri untuk memacu perkembangan yang mengejar ketinggalan adanya modal asing dari Luar Negeri. Modal dalam negeri yang berpotensi dari masyarakat
Indonesia perlu juga didorong dan diarahkan bagi pembangunan Ekonomi.
Setelah dikeluarkannya UU No. 6 Tahun 1968 tentnag penanaman modal asing maka kedua Undang-Undang tersebut memberikan modal dalam usaha
perindustrian di Indonesia. Fasilitas yan diberikan dalam bentuk keringanan-keringanan dalam perpajakan, bea masuk barang di pelabuhan, serta kemudahan
dalam pelayanan yang dibutuhkan dalam pelayanan yang berhubungan dengan pemerintahan.
Adapun periode perubahan ekonomi tersebut dituangkan dalam Pelita I
Perode 1969/1970 - 1973/1974, Repelita II Periode 1974/1975 – 1978/1979, Repelita III Periode 1978/1979 – 1983/1984, Repelita IV Periode 1984/1985 –
Industri besar maupun industri kecil berkembang dengan pesat, makin meningkat dan makin terarah. Pada tahun 1984 lahir Undang-Undang No. 5
tentang perindustrian. Hal ini merupakan landasan pokok bagi pembangunan industri dalam era industrialisasi di Indonesia.
3.2Tinjauan Umum Perusahaan 3.2.1 Visi dan Misi
Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat 2008-2013, yaitu
“Tercapainya Masyarakat Jawa Barat Mandiri, Dinamis dan Sejahtera Tahun 2013”.
Sehubungan dengan penetapan visi tersebut, maka visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsai Jawa Barat Tahun 2009-2013 adalah : “Terwujudnya industri andalan Jabar dan optimalisasi pasar dalam dan luar negeri pada tahun
2013”.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, mengantisipasi permasalahan,
tantangan, dan peluang yang diperkirakan akan muncul dalam lima tahun ke depan, maka misi yang ditetapkan adalah :
1. Meningkatkan pertumbuhan industri andalan daerah,
2. Meningkatkan kelancaran distribusi, pengamanan pasar dalam negeri dan perlindungan konsumen,
4. Mengelola sumber daya internal organisasi dalam mendukung pelaksanaan TUPOKSI Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat.
3.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu
pelaksana teknis Gubernur dalam Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat seperti ditetapkan dalam
Nomor 21 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah Provinsi Jawa Barat telah mengalami sedikit perubahan dimana saat ini tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Agro telah diintegrasikan dengan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat. Dalam struktur organisasi baru berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok, yaitu “Melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan”.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan meliputi bidang ILMATATTEL (industri logam mesin alat transportasi, tekstil dan produk tekstil, telematika), IAKK
(industri aneka kerajinan dan kimia), Industri Agro, perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri, serta promosi dan kerja sama industri dan
2. Penyelenggaraan dan fasilitas pengendalian dan pengawasan perindustrian dan perdagangan meliputi ILMATATTEL, IAKK, Industri Agro,
perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri, serta promosi dan kerja sama industri dan perdagangan,
3. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi dinas.
3.2.3 Nilai-nilai
Nilai-nilai adalah ukuran yang mendukung beberapa keyakinan dan perilaku orang yang dianut dan digunakan sebagai budaya kerja dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan misi organisasi.
Faktor nilai-nilai instansi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan tugas pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan. Nilai-nilai tersebut adalah :
1. Profesional
Bekerja secara profesional dan dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan negara akan sangat mudah mempengaruhi kinerja institusi.
2. Kerjasama
3. Jujur dan Disiplin
Bekerja dengan jujur dan disiplin yang tinggi adalah faktor yang paling penting
dalam pelayanan kepada masyarakat dan dalam pelaksanaan tugas-tugas lainnya.
4. Komitmen
Agar dapat terlaksana dan tercapainya tujuan dari program serta kegiatan yang telah ditetapkan perlu adanya komitmen bersama yang kuat.
3.2.4 Strategi
Strategi pengembangan bidang industri dan perdagangan yang terdiri dari
3.3 Struktur Organisasi
Gambar 3.1
3.4 Deskripsi Kerja 3.4.1 Sekretaris
Sekretaris memiliki tugas pokok sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan korrdinasi perencanaan dan program Dinas; 2. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program Sekretariat;
3. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan; 4. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja;
5. Menyelenggarakan pengendalian administrasi belanja; 6. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
7. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan, dan ketatalaksanaan;
8. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan, pemeliharaan serta administrasi perkantoran;
9. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan,protocol dan hubungan masyarakat;
10. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan;
11. Menyelenggarakan pengkajian Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ, dan LPPD Dinas; 12. Menyelenggarakan pembinaan Jabatan Fungsional;
13. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
14. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan
3.4.2 Bidang ILMATATTEL
Rincian tugas Bidang ILMAMATTEL :
1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang industri logam dan mesin, alat transportasi, telematika elektronika, tekstil dan produk tekstil; 2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan dan pertimbanagan teknis
usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi,standardisasi, standard kompetensi sumber daya manusia,
permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri,monitoring, evaluasi dan pelaporan pada jenis industri logam, mesin, tekstil, dan produk tekstil, alat
transportasi, telematika, dan elektronika;
3. Menyelenggarakan penyusunan bahan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan,
dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, pengaturan teknis serta pelayanan umum industri logam dan mesin, alat transportasi, telematika elektronika, tekstil dan produk tekstil,
perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standardisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan,
lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi dan pelaporan;
4. Menyelenggarakan pengkajian pertimbangan teknis perizinan dan
pengendalian usaha industri ILMATATTEL;
5. Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan, dan pengembangan, pengendalian
pelayanan umum industri logam dan mesin, alat transportasi, telematika elektronika, tekstil dan produk tekstil, perlindungan usaha industri,
perencanaan dan program, teknologi, standardisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi
dan pelaporan;
6. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
7. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;
8. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan
9. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3.4.3 Bidang IAKK
Bidang IAKK atau Industri Aneka Kerajinan dan Kimia memiliki rincian
tugas sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Industri Aneka
Kerajinan dan Kimia,
2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi,
pengawasan industri, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pada jenis industri aneka kerajinan dan kimia;
3. Menyelenggarakan pengkajian pertimbangan teknis perizinan dan pengendalian usaha industri aneka kerajinan dan kimia;
4. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitas dan koordinasi, pembinaan
dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, pengaturan teknis serta pelayanan umum industri aneka kerajinan
dan kimia, usaha industri, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standarisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana,
informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
5. Menyelenggarakan fasilitas dan kordinasi, pembinaan dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi, dan pertimbangan teknis serta pelayanan industri aneka kerajinan dan kimia, usaha industri,
perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standarisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan,
lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
6. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;
7. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
8. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Industri Aneka Kerajinan dan Kimia;
9. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait dan institusi lainnya; dan
10. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3.4.3 Bidang Industri Agro
Rincian tugas bidang industri agro :
1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang industri argo;
2. Menyelenggarakan penyusunan bahan kebijakan teknis usaha industri,
perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi,standardisasi, standard kompetensi sumber daya manusia,
permodalan, lingkungan hidup, kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri, monitoring, evaluasi dan pelaporan pada jenis industri argo;
3. Menyelenggarakan penyusunan bahan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan, dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan
evaluasi, pengaturan teknis serta pelayanan umum industri argo, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standardisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan,
4. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan, dan pengembangan, pengendalian dan pengawasan, monitoring dan evaluasi,
pertimbangan teknis serta pelayanan industri argo, perlindungan usaha industri, perencanaan dan program, teknologi, standardisasi, standar kompetensi sumber daya manusia, permodalan, lingkungan hidup,
kelembagaan, sarana dan prasarana, informasi industri, pengawasan industri; 5. Menyelenggarakan fasilitasi pengelolaan pelelangan hasil argo dan hasil
industri argo;
6. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;
7. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
8. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang industri aneka, kerajinan dan kimia;
9. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait dan institusi
lainnya;
10. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
3.4.5 Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Rincian tugas Bidang Perdagagang Dalam Negeri :
2. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitas dan koordinasi pada subbidang urusan perdagangan dana negeri, metrologi legal, perdagangan
berjangka, alternatif sistem pembiayaan resi gudang dan pasar lelang;
3. Menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan pengembangan usaha urusan perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka
komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;
4. Menyelenggarakan pengkajian bahan pengendalian dan pengawasan pada
urusan perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;
5. Menyelenggarakan pengaturan teknis dan pelayanan umum pada urusan
perdagangan dalam negeri, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;
6. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan dan pengembangan usaha urusan perdagangan dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar
lelang;
7. Menyelenggarakan pengendalian dan pengawasan urusan perdagangan
dalam negeri, metrologi legal, perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;
8. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi urusan perdagangan dalam
9. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan danPembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;
10. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilang kebijakan;
11. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Perdagangan
Dalam Negeri;
12. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan
13. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3.4.6 Bidang Perdagangan Luar Negeri
Berikut ini rincian tugas Bidang Perdagangan Luar Negeri
1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Perdagangan Luar
Negeri;
2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembinaan, pengembangan dan penyiapan bahan perencanaan serta program kerja
Bidang Perdagangan Luar Negeri;
3. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi dan koordinasi perdagangan
luar negeri;
4. Menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan pengembangan perdagangan luar negeri;
6. Menyelenggarakan pengaturan teknis dna pelayanan umum perdagangan luar negeri;
7. Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi, pembinaan dan oengembangan usaha urusan perdagangan luar negeri;
8. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi urusan perdagangan luar negeri;
9. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembanguna Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;
10. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
11. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Perdagangan
Luar Negeri;
12. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Bidang Perdagangan
Luar Negeri; dan
13. Menyelenggarakan tugas lain dan kerjasama dengan unit kerja terkait.
3.4.7 Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan
Rincian tugas Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan :
1. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan;
2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan penyiapan bahan
perencanaan Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan 3. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi pembinaan dan
industri, pemasaran dan promosi produk industri, kerjasama perdagangan internasional dan pengembangan ekspor;
4. Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan dan pengembangan, serta pengaturan teknis dan pelayanan umum kerjasama industri, pemasaran dan promosi produk industri, kerjasama perdagangan internasional dan
pengembangan ekspor;
5. Menyelenggarakan fasilitasi kemitraan antara industri kecil menengah
dengan industri besar, pedagang kecil dengan pedagang besar/pasar modern, serta sektor ekonomi lainnya lintas Kabupaten/Kota;
6. Menyelenggarakan fasilitasi kerjasama pengembangan industri melalui pola
kemitraan usaha lintas Kabupaten/Kota;
7. Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi kerjasama luar negeri,
kerjasama lintas sektoral dan regional untuk pemberdayaan industri lintas Kabupaten/Kota;
8. Menyelenggarakan monitoring dan diseminasi informasi hasil-hasil
kesepakatan kerjasama perdagangan internasional dan koordinasi kerjasama ekonomi subregional;
9. Menyelenggarakan monitoring dan diseminasi informasi hasil-hasil kerjasama perdagangan bilateral dan sosialisasi kerjasama perdagangan lintas batas;
11. Menyelenggarakan penyediaan bahan kebijakan dan kegiatan pengembangan ekspor skala provinsi;
12. Menyelenggarakan fasilitasi pengembangan kerjasama dan kemitraan kelembagaan industri dan perdagangan;
13. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi implementasi fasilitasi
kerjasama industri dan perdagangan;
14. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/Kota;
15. Menyelenggarakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pengambilan kebijakan;
16. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Biadang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan;
17. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan
27 BAB IV
ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 Analisis Sistem yang Berjalan 4.1.1 Analisis Dokumen
Rincian dokumen :
1. Nama : menjelaskan nama dokumen tersebut
2. Fungsi : menjelaskan kegunaan informasi yang digunakan 3. Sumber : asal dokumen
4. Distribusi : menjeslaskan ke proses apa atau ke bagian mana informasi itu
mengalir
5. Rangkap : jumlah dokumen
6. Bentuk : bentuk dari dokumen yang digunakan
Berikut ini adalah dokumen yang digunakan dalam proses penyimpanan data IKM :
1. Nama : Surat Permohonan Izin Usaha Industri
Item : identitas pemilik/pengurus/penanggung jawab perusahaan,
identitas perusahaan, legalitas perusahaan Fungsi : mengajukan permohonan izin usaha
Sumber : BPPT
28 2. Nama : Form IKM
Item : data perusahaan, akta perusahaan, data industri, data tanah, pabrik
dan sasaran produksi, pembangunan, rencana waktu penyelesaian pembangunan, nilai investasi, tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin dan peralatan produksi, mesin/peralatan pengendalian
pencemaran, bahan baku dan bahan penolong, sumber daya energi, pengendalian pencemaran, pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup, tanggal dan tempat pembuatan pengisian form IKM
Fungsi : detail IKM
Sumber : BPPT
Distribusi : BPPT ke Kepala Dinas Perindustrian
Bentuk : dokumen kertas
3. Nama : Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
Item : nama, jabatan dan NIP petugas survei, hari dan tanggal survei,
nama perusahaan, nama pemilik perusahaan dan alamat, keputusan, Kabupaten/Kota, Pemeriksa kesatu dan kedua, Kepala Dinas
Perindustrian dan NIP
Fungsi : memberi keputusan atas hasil survei Sumber : bidang IAKK
29
4. Nama : Data Industri Kecil Menengah (IKM)
Item : nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan, kecamatan,
kota, tlp/fax, bentuk badan usaha, tahun izin, KBLI, nama produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi, nilai produk, nilai BB/BP, pemasaran ekspor.
Fungsi : mengetahui info detail IKM, sebagai bahan input data bagi Subbagian Perencanaan dan Program
Sumber : bagian IAKK
Distribusi : bagian IAKK ke Subbagian Perencanaan dan Program Bentuk : dokumen kertas
4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan
Prosedur penyimpanan data IKM yang berjalan pada bidang IAKK :
1. BPPT menyerahkan surat permohonan Izin Usaha Industri dan form IKM pada Kepala Dinas Perindustrian.
2. Surat permohonan diberikan kepada Kepala Dinas Perindustrian untuk divalidasi dan form IKM.
3. Surat permohonan yang valid dan form IKM diberikan ke bagian IAKK untuk melakukan survei apakah data pada form IKM tersebut sesuai dengan keadaan lapangan.
4. Jika hasil survei sesuai dengan form IKM maka dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP) berisi keputusan setuju, jika tidak sesuai maka
30 5. Dari BAP tersebut dibuat laporan industri.
6. Kemudian data-data IKM yang ada pada laporan industri dimasukkan ke
dalam komputer dalam format Ms. Excel.
31 1.1.2.1 Flow Map
BPPT Bagian IAKK Kepala Dinas
32
BPPT Bagian IAKK Kepala Dinas
Perindustrian
Subbagian Perencanaan&Program
Gambar 4.1
Flowmap proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK
1
Membuat laporan industri
Laporan indutri
Menginput data
DB excel
Mencetak data IKM
33 1.1.2.2Context Diagram
Gambar 4.2
Context Diagram proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK
4.1.2.3 Data Flow Diagram
Gambar 4.3
34 1.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan
Proses penyimpanan data IKM pada bagian IAKK tergolong baik jika data
yang disimpannya dalam jumlah yang memenuhi kapasitas baris dan kolom yang ada pada file bertipe Ms. Excel. Perangkat lunak ini dapat digunakan sebagai media penyimpan data atau database. Namun, akan menjadi sedikit rumit dan
membutuhkan waktu yang cukup lama jika pegawai harus menyortir data IKM berdasarkan jenis komoditinya atau berdasarkan kategori lainnya. Setidaknya
pegawai harus membuka satu per satu file Ms. Excel sesuai jumlah Kabupaten dan Kota yang ada di Jawa Barat lalu menyortirnya.
Sebaiknya bidang IAKK langsung menginputkan data IKM pada database
yang sudah disediakan Disperindag Provinsi Jawa Barat karena akan mempermudah pegawai dalam mendapatkan data yang dibutuhkannya dengan
fasilitas query yang ada pada Ms. Access tanpa melalui Subbagian Perencanaan dan Program.
4.2 Usulan Perancangan Sistem 4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem
Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai gambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh. Tahap desain ini dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan
35
Desain terinci dimaksudkan untuk programmer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasikan sistem. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan dari
pemakai sistem. Perancangan sistem ini dimulai dari usulan flowmap, diagram konteks, data flow diagram dan kamus data.
1.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan
Prosedur penyimpanan data IKM yang berjalan pada bidang IAKK :
1. BPPT menyerahkan surat permohonan Izin Usaha Industri dan form IKM pada Kepala Dinas Perindustrian
2. Surat permohonan diberikan kepada Kepala Dinas untuk divalidasi dan form IKM
3. Surat permohonan yang valid dan form IKM diberikan ke bagian IAKK
untuk melakukan survei apakah data pada form IKM tersebut sesuai dengan keadaan lapangan
4. Jika hasil survei sesuai dengan form IKM maka dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP), jika tidak sesuai surat permohonan dan form IKM dikembalikan ke BPPT.
5. Dari BAP tersebut dibuat laporan industri.
6. Kemudian data-data IKM yang ada pada laporan industri dimasukkan ke
36 1.2.2.1 Flowmap yang Diusulkan
BPPT Bagian IAKK Kepala Dinas
37
BPPT Bagian IAKK Kepala Dinas
Perindustrian
Gambar 4.4
Flowmap yang Diusulkan
1.2.2.2 Context Diagram yang Diusulkan
Gambar 4.5
Context Diagram yang Diusulkan
38 1.2.2.3 Data Flow Diagram yang Diusulkan
Gambar 4.6
DFD level 1 yang Diusulkan
1.2.2.4Kamus Data
1. Nama aliran data : Surat permohonan Keterkaitan proses : BPPT-P1, P1-P2
Alias : Surat Permohonan Valid
Struktur data : identitas pemilik/pengurus/penanggung jawab perusahaan, identitas perusahaan, legalitas
39 2. Nama aliran data : Form IKM
Keterkaitan proses : BPPT-P1, P1-P2
Alias :
-Struktur data : data perusahaan, akta perusahaan, data industri, data tanah, pabrik, sasaran produksi, pembangunan,
rencana waktu penyelesaian pembangunan, nilai investasi, tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin
dan peralatan produksi, mesin/peralatan pengendalian pencemaran, bahan baku dan bahan penolong, sumber daya energi, pengendalian
pencemaran, pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, tanggal, tempat
3. Nama aliran data : data hasil survei Keterkaitan proses : P2-P3
Alias :
-Struktur data : nama pemilik, nama perusahaan, alamat, tanah,
komoditi, pabrik, sasaran produksi, pembangunan, rencana waktu penyelesaian pembangunan, nilai investasi, tenaga kerja, pemasaran, produksi, mesin
dan peralatan produksi, mesin/peralatan pengendalian pencemaran, bahan baku dan bahan
40
pencemaran, pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
4. Nama aliran data : BAP Keterkaitan proses : P3-P4
Alias :
-Struktur data : nama pemeriksa, jabatan pemeriksa, NIP
pemeriksa, hari, tanggal survei, nama perusahaan, nama pemilik perusahaan, alamat, keputusan, Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Perindustrian, NIP
Kepala Dinas Perindustrian
5. Nama aliran data : Laporan industri Keterkaitan proses : P4-P5
Alias :
-Struktur data : nama perusahaan, nama pemilik perusahaan, alamat, keputusan, jalan, kelurahan, kecamatan,
kota, tlp/fax, bentuk badan usaha, tahun izin, KBLI, nama produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi, nilai produk, nilai BB/BP, pemasaran
41
6. Nama aliran data : laporan industri valid
Keterkaitan proses : P5-P6, P5-F. Laporan industri
Alias : laporan industri
Struktur data : nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan, kecamatan, kota, tlp/fax, bentuk badan usaha, nama
produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi, nilai produk, nilai BB/BP, pemasaran ekspor.
7. Nama aliran data : data IKM
Keterkaitan proses : P6-F. IKM Ms.Access
Alias :
-Struktur data : nama perusahaan, nama pemilik, jalan, kelurahan,
kecamatan, kota, tlp/fax, bentuk badan usaha, tahun izin, KBLI, nama
produk, tenaga kerja, investasi, kapasitas produksi,
nilai produk, nilai
BB/BP, pemasaran ekspor
1.2.3
Evaluasi terhadap Sistem yang Diusulkan/dirancangSistem penyimpanan data IKM yang diusulkan adalah bentuk pemanfaatan database Ms.Access lewat fasilitas intranet yang sebenarnya sudah disediakan
27 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan selama praktek kerja lapangan di
Disperindag Provinsi Jawa Barat, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penyimpanan data IKM pada bidang IAKK masih dalam format Microsoft
Excel. Data-data tersebut disimpan dalam folder berdasarkan kota maupun kabupaten di Jawa Barat dan tahun berdirinya IKM tersebut. Karena pola penyimpanan data yang seperti itu maka akan sulit bagi pegawai untuk
mendapatkan data yang diinginkannya sebab pegawai harus meluangkan waktu untuk menyortir data terlebih dahulu.
2. Disperindag Provinsi Jawa Barat sendiri sudah menggunakan database sebagai media penyimpanan dengan menggunakan Microsoft Access. Database itu dapat diakses bagian lain yang ingin menginputkan data IKM,
termasuk bagian IAKK.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, penulis menyarankan untuk menyimpan data IKM ke dalam sebuah database mengingat jumlah data IKM
yang disimpan begitu banyak dan akan terus bertambah setiap tahunnya.
Oleh sebab itu, sebaiknya bidang IAKK menginput data IKM ke database,
28
menggunakan fasilitas intranet yang sudah disediakan. Namun, pemanfaatan fasilitas ini akan terasa bila manusia sebagai bagian dari elemen sistem dapat
ANALISIS SISTEM PANYIMPANAN DATA IKM
(INDUSTRI KECIL MENENGAH)
INDUSTRI ANEKA KERAJINAN DAN KIMIA
PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
Oleh
Myrna Dwi Rahmatya 10507242 Windi Tiana Gilda 10507272
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 6
1.4 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ... 9
2.1.1 Elemen Sistem ... 9
2.1.2 Karakteristik Sistem ... 11
2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 13
2.2 Pengertian Informasi ... 14
2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 14
2.4 Metode Pendekatan ... 15
2.4.2 Alat Bantu Analisis ... 15
2.4.2.1 Flow Map ... 15
2.4.2.2 Context Diagram ... 16
2.4.2.3 Data Flow Diagram ... 16
2.4.2.4 Kamus Data ... 17
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah ... 19
3.1.1 Zaman Pemerintahan Belanda ... 19
3.1.2 Zaman Pemerintahan Jepang ... 20
3.1.3 Zaman Kemerdekaan Republik Indonesia ... 20
3.1.4 Zaman Orde Baru ... 22
3.2 Tinjauan Umum Perusahaan ... 23
3.2.1 Visi dan Misi ... 23
3.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) ... 24
3.2.3 Nilai-nilai ... 25
3.2.4 Strategi ... 26
3.3 Struktur Organisasi ... 27
3.4 Deskripsi Kerja ... 28
3.4.1 Sekretaris ... 28
3.4.2 Bidang ILMATATTEL ... 29
3.4.3 Bidang IAKK ... 30
3.4.5 Bidang Perdagangan Dalam Negeri ... 34
3.4.6 Bidang Perdagangan Luar Negeri ... 35
3.4.7 Bidang Promosi dan Kerjasama Industri dan Perdagangan ... 36
BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan ... 39
4.1.1 Analisis Dokumen ... 39
4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 41
4.1.2.1 Flow Map ... 43
4.1.2.2 Context Diagram ... 45
4.1.2.3 Data Flow Diargam ... 45
4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan ... 46
4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 46
4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 46
4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 47
4.2.2.1 Flowmap yang Diusulkan ... 48
4.2.2.2 Context Diagram yang Diusulkan ... 49
4.2.2.3 Data Flow Diagram yang Diusulkan ... 50
4.2.2.4 Kamus Data ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Saran ... 54
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 27
Gambar 4.1 Flowmap proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK ... 43
Gambar 4.2 Context Diagram proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK ... 45
Gambar 4.3 Data Flow Diagram proses penyimpanan data IKM pada bidang IAKK ... 45
Gambar 4.4 Flow Map yang Diusulkan ... 48
Gambar 4.5 Context Diagram yang Diusulkan ... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pengajuan Praktek Kerja Lapangan ... 57
Lampiran 2 Surat Persetujuan Praktek Kerja Lapangan ... 58
Lampiran 3 Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan ... 59
Lampiran 4 Form Penilaian Praktek Kerja Lapangan ... 61
Lampiran 5 Daftar Bimbingan Praktek Kerja Lapangan ... 63
Lampiran 6 Surat Selesai Praktek Kerja Lapangan ... 65
Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Usaha Industri ... 67
Lampiran 8 Fomulir Permohonan Izin Usaha Industri ... 69
Lmapiran 9 Berita Acara Pemeriksaan ... 74
56
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mulyanto. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Edhy Sutanta. 2004. Sistem Basis Data. Graha Ilmu. Yogyakarta.
www.smallindustry-indonesia.com/industri kecil menengah indonesia/4 Oktober 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktek kerja lapangan ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas salah mata
kuliah Praktek Kerja Lapangan. Laporan ini berisi penjelasan mengenai sistem penyimpanan
data IKM pada bidang IAKK Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat yang terletak di
Jln. Asia Afrika no.146, Bandung.
Laporan ini diharapkan dapat manambah wawasan para pembaca dan mendapat informasi
mengenai sistem penyimpanan dan distribusi penyimpanan data IKM pada bidang IAKK di
Disperindag Jabar.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Citra Noviyasari S.Si, MT selaku Dosen
Pembimbing, Bapak Ir. Asep Mochamad Ridwan selaku Kepala Seksi bidang IAKK dan
rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini.
Penulis menyadari tiada manusia yang sempurna, demikian juga dengan kami dalam
menyusun laporan ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun akan kami terima dengan terbuka.
Bandung, Oktober 2010
BIODATA
Data Pribadi
Nama : Windi Tiana Gilda
Tempat, Tanggal Lahir : Subang, 11 Agustus 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Puri Cipageran Indah I Blok E no.93 RT 03 RW 24, Cimahi
No Telp/Hp : 085722423213
Pendidikan Formal
1993 - 1995 : TK Chandra Kirana, Subang
1995 - 1997 : SD Budi Mulya 3 (SD Cipageran Mandiri I), Cimahi
1997 - 2001 : SD Setia Mulya I (SD Cimahi Mandiri II), Cimahi 2001 - 2004 : SMP Negeri 2, Cimahi
2004 - 2007 : SMA Negeri 5, Cimahi
BIODATA
Data Pribadi
Nama : Myrna Dwi Rahmatya
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 26 Juni 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Denki no. 57 moh. toha bandung 40253 No Telp/Hp : 085320322236
Pendidikan Formal
1994 - 1995 :TK Melati Mekar
1995 - 2001 : SD Negeri Babakan Priangan 2 Bandung 2001 - 2004 : SMP Negeri 34 Bandung
2004 - 2007 :SMA Negeri 11 Bandung
ANALISIS SISTEM PENYIMPANAN
DATA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
INDUSTRI ANEKA KERAJIAN DAN KIMIA
PADA DINAS PERINDUSTRIDAN DAN PERDAGANGAN
PROVINSI JAWA BARAT
Laporan Praktek Kerja Lapangan
Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Jenjang Srata Satu Jurusan Manajemen Informatika
Oleh :
Myrna Dwi Rahmatya 10507242 Windi Tiana Gilda 10507272
Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan praktek kerja lapangan Pada tanggal :
Bandung, 8 Oktober 2010
Pembimbing Jurusan, Pembimbing Lapangan,
Citra Noviyasari S.Si, MT Ir. Asep Mochamad Ridwan
NIP.41277026009 NIP. 196512051996031005
Ketua Jurusan Manajemen Informatika