• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semiotika Visual Logo IM3 Versi MU24H Itu IM3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Semiotika Visual Logo IM3 Versi MU24H Itu IM3"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SEMIOTIKA VISUAL LOGO IM3

VERSI “MU24H ITU IM3”

DK 38315 / Skripsi Semeter II 2010/2011

Oleh :

Eka Suci Andriani

NIM : 51907170

Program Studi

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ABSTRAK

Logo provider IM3 versi MU24H ITU IM3 mengiming-imingi para remaja yang biasa menggunakan IM3 segala kemudahan dan kemurahan dalam menggunakan produk IM3. Produk IM3 ini memang berbasiskan kepada target utama mereka, yaitu para remaja yang masih memiliki pengeluaran yang dibatasi. Mulai dari penggunaan warna yang menggambarkan kepribadian para remaja, hingga kepada tipografi yang juga sering mereka gunakan. Yang paling utama dalam menggambarkan bahwa produk ini ditujukan pada para remaja adalah gaya penulisan yang digunakan. Dimana sebuah angka dibuat menjadi huruf, yang belakangan ini marak digunakan oleh remaja yang menyebut diri mereka sebagai komunitas anak gaul

ataupun „alay‟.

Metode penelitian yang digunakan adalah semiotika visual, khususnya semantik, dengan menganalisa makna atau definisi serta unsur-unsur visual pada logo IM3 versi MU24H ITU IM3. Unsur-unsur visual yang dimaksudkan adalah warna, bentuk, dan tipografi. Sedangkan, makna atau definisi yang dimaksudkan adalah makna konotasi (yang bukan sebenarnya) dan makna denotasi (yang sebenarnya).

Hasil penelitian ini adalah bahwa logo IM3 pada produknya “MU24H”,

memiliki warna berdominan hijau dengan beberapa sentuhan warna kuning yang juga terletak pada logo induk Indosat itu sendiri. Sebagai bentuk dasar pun, IM3 memakai bentuk lingkaran serta tipografi yang berupa sans serif, atau huruf tanpa kait.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala,

akhirnya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi mengenai “Semiotika

Visual Logo IM3 Versi MU24H ITU IM3”. Penulisan skripsi ini terutama

dimaksudkan untuk melengkapi tugas akhir yang menjadi prasyarat untuk

kelulusan.

Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari alpa dan khilaf, tentunya

dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, baik yang dibuat

secara sadar maupun tidak sadar. Namun demikian, dengan

kekurangan-kekurangan tersebut memberikan suatu dorongan kepada penulis, untuk

mempelajari ilmu bahasa visual serta tipografi secara lebih lagi.

Selama dalam proses penelitian, penulis tidak lepas dari kesulitan dan

hambatan, tetapi dengan bimbingan, bantuan, serta motivasi yang terus

diberikan dari berbagai pihak terutama dengan izin Allah SWT, kesulitan

tersebut dapat penulis atasi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis

ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Wanda Listiani selaku pembimbing yang telah dengan sangat bijak

mampu membimbing penulis sampai sekarang ini.

2. Budhi Chris Wijaya, selaku teman penulis yang selama ini selalu

membantu penulis dalam mengumpulkan informasi-informasi yang

(4)

Ucapan rasa terima kasih yang terakhir, tanpa mengecilkan makna dan

artinya, penulis sampaikan kepada yang tercinta Ayah dan Ibu, serta adik-adik

yang dengan senantiasa selalu memberikan pengertian, juga telah

membangun pribadi penulis dan tidak henti-hentinya memberi semangat dan

dorongan bagi kemajuan penulis selama pengerjaan laporan ini.

Semoga Allah SWT berkenan menerima amal baik semua pihak yang

telah membantu, serta membalas jasa dan budi baik mereka dengan imbalan

yang berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan bagi yang memerlukan umumnya.

Bandung, 11 Juli 2011

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan akan berdampak pula pada

perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung

pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di

dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan

di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun

komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung

memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk

budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa Indonesia,

sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung

pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.

Namun, jika dilihat dalam sisi yang negatif, era globalisasi menjadi ajang

dimana maraknya penggunaan bahasa gaul, terlebih lagi bahasa alay, yang

belakangan ini beredar di kalangan masyarakat Indonesia, membuat para kaum

muda seolah melupakan bagaimana susunan bahasa Indonesia yang

sebenarnya. Mereka lebih sering menggunakan “gue” dan “elo” daripada “aku”

(6)

Bahkan M. Purna Dewansyah Saputra pun menjelaskan dalam sebuah artikel

yang ia tulis di NetSains, bahwa masih banyak orang Indonesia yang melafalkan

kata bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Contohnya adalah antara TV

dan TVRI. Dalam pengucapannya, kebanyakan orang mengucapkannya dengan

gaya pelafalan ejaan bahasa Inggris. TV (baca: tivi) mengapa tidak

melafalkannya „teve‟? Bukankah dalam bahasa Indonesia fonem t dibaca „te‟

dan fonem v dibaca „ve‟? Mungkin jika ingin membeli TV dan melafalkannya

dengan „teve‟ sudah pasti seseorang akan ditertawakan. Namun, ketika

melafalkan nama stasiun TV pemerintah „TVRI‟, masyarakat melafalkannya

dengan te-ve-er-i- bukan ti-vi-ar-ai-. Terlihat sebuah ketidak-seimbangan di sini.

Ada juga beberapa angka yang dialih-fungsikan menjadi sebuah huruf.

Seperti misalnya angka 4 yang dibaca sebagai huruf A jika dituliskan bersama

huruf-huruf lain seperti 4g4k, L4m4, dll. Beberapa orang bahkan menggunakan

tata cara penulisan seperti ini untuk berkomunikasi melalui Short Message

Service (SMS). Namun, yang biasanya menggunakan tata cara penulisan dan

bahasa semacam ini biasanya adalah kalangan anak-anak remaja. Dan ternyata,

kenyataan ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk meraup

sebuah keuntungan, seperti yang akan dibahas di sini adalah logo salah satu

produk provider selular IM3 dengan versi-nya “Murah 24 jam, MU24H itu IM3”.

Provider IM3 yang semenjak dulu memang menargetkan produknya untuk

kalangan remaja, memanfaatkan fenomena yang tengah berkembang di

lingkungan remaja yang satu ini dengan cukup unik. Mereka menggabungkan

kata “murah” dan “24 jam” hingga menjadi sebuah bentuk baru, satu kata,

(7)

sebagai murah. Singkat, padat, dan jelas, serta menarik dan mudah sekali untuk

diingat.

1.2. Identifikasi Masalah

Bentuk dari sebuah angka yang bisa diubah menjadi sebuah huruf, dalam

penelitian ini adalah mengenai penggunaan angka 24 pada logo produk IM3.

Dan juga mengenai penggunaan warna hijau dan kuning yang selalu menyertai

berbagai produk keluaran IM3 selama ini.

1.3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana bentuk logo pada iklan IM3 versi murah 24 jam

(MU24H).

b. Bagaimana makna denotasi dan makna konotasi yang ada pada

logo produk IM3 versi MU24H.

1.4. Batasan Masalah

Masalah dibatasi untuk membahas makna denotasi dan makna konotasi

pada logo paket murah 24 jam (MU24H) yang tetap ditargetkan untuk kalangan

(8)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan untuk diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut ;

a. Mengetahui unsur visual yang dimiliki oleh logo IM3 versi murah 24

jam.

b. Mengetahui makna yang ada dibalik logo IM3 versi murah 24 jam.

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan di sini adalah metode semiotika,

khususnya semantik. Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk menganalisa

data. Dimana pendekatan kualitatif cenderung menggunakan analisa induktif,

dimana proses penelitian dan pemberian makna terhadap data dan informasi

lebih ditonjolkan, dengan ciri utama pendekatan ini adalah bentuk narasi yang

bersifat kreatif dan mendalam serta naturalistik.

Dalam kaitan ini Arief Furchan dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Penelitian dalam Pendidikan (2007) menerangkan sebagai berikut:

“Metode kualitatif ialah proses penelitian yang

menghasilkan data deskriftif, ucapan atau tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri, pendekatan ini langsung menunjukan setting dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan. Subyek penyelidikan baik berupa organisasi atau individu tidak mempersempit menjadi variable yang terpisah atau menjadi hipotesa melainkan dipandang

(9)

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif disebabkan

beberapa hal yang cukup penting antara lain karena penelitian ini ingin

mengungkap data dengan apa adanya sesuai dengan hasil temuan mengenai

bentuk visual dari logo produk MU24H yang dikeluarkan oleh IM3. Menurut

Jakobson yang dikutip Alex Sobur (2004), semiotika menekankan pada teori

tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya

enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda),

pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan).

Dalam meneliti hal-hal yang bersifat teoritis, seperti

pengertian-pengertian, konsepsi-konsepsi, ketentuan-ketentuan yang biasanya akan ada

dalam sebuah iklan yang beredar ditengah masyarakat, lebih banyak dilakukan

dengan penelitian secara kepustakaan (Library research). Sedangkan penelitian

yang ditujukan kepada penerapan ketentuan, atau hasil dari penelitian secara

kepustakaan, serta aspek-aspek lainnya yang mungkin akan timbul, secara

praktiknya akan dilakukan dengan cara meneliti langsung iklan yang

dimaksudkan. Dalam hal ini adalah iklan provider IM3 versi “MU24H ITU M3”.

1.7. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diperoleh dari hasil penelitian ini adalah;

a) Peneliti jadi bisa mengetahui seperti apa bentuk sebuah logo iklan

(10)

b) Menambah pengetahuan mengenai makna denotasi dan makna

konotasi berkaitan dengan logo pada iklan-iklan produk.

1.8. Sistematika Penulisan

Untuk BAB 1 adalah bab pendahuluan bagi laporan, yang terdiri dari latar

belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Untuk BAB 2 adalah bab yang membahas mengenai landasan teori yang

terdiri dari teori bahasa secara umum, teori iklan, dan psikologi remaja.

Untuk BAB 3 sudah lebih terarah lagi kepada materi yang akan diteliti,

yaitu mengenai provider IM3 secara umum, dan iklan IM3 versi “MU24H ITU

IM3”.

Sementara pada BAB 4 akan mengulas mengenai hasil analisa yang

selama ini dilakukan berdasarkan kepada rumusan masalah yang dijelaskan

pada BAB 1.

Dan BAB 5 sendiri akan berisi mengenai kesimpulan yang dihasilkan

(11)

BAB II

UNSUR VISUAL DAN SEMIOTIKA

2.1. Desain Komunikasi Visual

Menurut Adi Kusrianto (2007), Desain Komunikasi Visual adalah suatu

disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta

ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan

gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa

bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata

letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang

atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan.

2.1.1. Variabel Penyusun Unsur Visual

Unsur-unsur visual dalam desain grafis disusun dengan berbagai

kemungkinan efek penampilan yang bervariasi. Oleh karena itu, perlu kiranya

diperhatikan masalah variabel penyusunnya agar memudahkan pengontrolan

tampilannya bila diterapkan oleh suatu komposisi. Variabel penyusun

unsur-unsur visual meliputi kedudukan, arah, ukuran, jarak, bentuk, dan jumlah.

a) Kedudukan adalah masalah dimana suatu objek yang terbentuk oleh

(12)

b) Arah, memberikan pilihan mengenai ke arah mana suatu objek

dihadapkan dan bagaimana efeknya terhadap hubungan suatu objek

dengan objek lainnya.

c) Ukuran, menentukan kesan besar-kecilnya sesuai peranannya.

d) Jarak, bentuk dan jumlah berpengaruh terhadap kepadatan, bobot, dan

keluasaan ruang atau bidang dimana berbagai objek dihadirkan.

Penyusunan unsur-unsur visual agar memiliki daya tarik yang prima

memerlukan variasi. Namun, terlalu banyaknya jumlah variasi akan

menimbulkan kesan ruwet. Dengan demikian, perlu kiranya memperhatikan

masalah komposisi beserta prinsip-prinsip menuju arah harmonisasi.

2.1.2. Unsur Utama Dalam Penggambaran Sebuah Visual

1). Garis

Garis merupakan unsur pembentuk sebuah gambar. Garis memiliki

dimensi memanjang serta memiliki arah. Garis memiliki sifat-sifat, seperti

pendek, panjang, vertical, horizontal, lurus, lengkung, berombak,

putus-putus, bertekstur, dan sebagainya.

Menurut Adi Kusrianto (2007), goresan suatu garis memiliki arti /

kesan berikut:

 Garis tegak: kuat, kokoh, tegas, dan hidup.

(13)

 Garis lengkung: lemah, lembut, mengarah.

 Garis patah: tegas, tajam, hati-hati, naik-turun.

 Garis miring: sedang, menyudutkan.

 Garis berombak: halus, lunak, berirama.

2). Warna

Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana

kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur

yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga

mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood, atau

semangat, dll.

Molly E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya

Creating Color Scheme” yang dibahas kembali dalam buku “Pengantar

Desain Komunikasi Visual” membuat daftar mengenai kemampuan

masing-masing warna ketika memberikan respons secara psikologis

kepada permisanya sebagai berikut;

Warna Respons Psikologis yang mampu ditimbulkan

Merah Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas,

bahaya.

Biru Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi,

kebersihan, perintah.

Hijau Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan,

pembaharuan.

Kuning Optimis, harapan, filosofi, ketidak-jujuran / kecurangan,

(14)

Ungu Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak,

arogan.

Orange Energi, keseimbangan, kehangatan.

Coklat Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan.

Abu-abu Intelek, futuristic, modis, kesenduan, merusak.

Putih Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, innocent (tanpa

dosa), steril, kematian.

Hitam Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri,

ketakutan, ketidak-bahagiaan, keanggunan.

Tabel 1. Kekuatan Warna

Dalam seni rupa, warna merupakan unsur yang paling penting karena

warna bisa menjadi alat untuk berekspresi. Menurut teori Sir Isaac

Newton seperti yang dikutip dari website Sensational Color, Kate Smith,

(2011), disimpulkan bahwa apabila dilakukan perpecahan warna

spectrum dari sinar matahari, akan dihasilkan warna merah, jingga,

kuning, hijau, biru, dan ungu, atau yang lebih dikenal dengan sebutan

mejikuhibiu. Brewster sendiri menyatakan bahwa warna pokok (primer)

adalah warna yang dapat berdiri sendiri dan bukan merupakan hasil

pencampuran dengan warna lain. Warna-warna tersebut terdiri dari warna

merah, kuning, dan biru. Dan warna yang merupakan hasil percampuran

antar warna itu sendiri disebut dengan sebuatan warna sekunder. Yaitu,

hijau, jingga, dan ungu. Sedangkan warna yang diperoleh

daripercampuran antara warna primer dan warna sekunder, disebut

sebagai warna tersier.

Adapun warna yang bisa diciptakan dalam media digital seperti

(15)

akan menemui warna-warna yang ada dalam dunia nyata, bisa juga

ditemukan berbagai nuansa warna yang jauh lebih luas lagi yang

berjumlah hingga jutaan. Tipe warna yang paling dikenal dalam dunia

komputer itu ada dua tipe, yaitu Additive Color (RGB) dan Substractive

Color (CMYK).

Warna Additive sendiri adalah warna yang dibuat dengan bersumber

pada sinar / cahaya. Seperti pada lampu yang biasanya mengeluarkan

warna putih, dan ketika ditambahkan dengan plastik berwarna merah,

maka warna pada cahaya yang dikeluarkan pun akan memberikan warna

merah seperti pada plastik yang membungkusnya. Pesawat televisi dan

komputer pun menggunakan sistem warna Additive yang sama-sama

difilter dengan komponen warna merah, hijau, dan biru (Red, Green,

Blue).

Warna Substractive sendiri pun secara umum bisa dikatakan sebagai

warna yang dapat dilihat mata karena adanya pantulan cahaya. Dengan

semikian, warna yang dilihat mata bukanlah merupakan sumber cahaya

yang dipancarkan oleh permukaan benda berwarna itu. Seperti pada

salah satu program komputer, CMYK adalah kependekan dari komponen

warna dasar Cyan (biru muda), Magenta (merah), Yellow (kuning), dan

Black (hitam). Warna-warna tersebut juga digunakan dalam proses

(16)

3). Tipografi

Teks merupakan bagian penting dalam sebuah desain grafis.

Tipografi sendiri adalah sebuah ilmu yang mempelajari segala sesuatu

tentang huruf cetak. Di dalam desain, Tipografi didefinisikan sebagai

suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf

cetak. Oleh karena itu, “menyusun” meliputi merancang bentuk huruf

cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk

memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki.

Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa

berarti suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun

sebuah gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan

suatu citra atau kesan secara visual. Lazlo Moholy dalam buku yang

dibuat oleh Sumio Hasegawa dan Shigeji Kobayashi (Japan's Trademarks

& Logotypes in Full Color. Part 2, 1985) berpendapat bahwa tipografi

merupakan alat komunikasi. Oleh karena itu, tipografi harus bisa

berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat, jelas (clarity), dan

terbaca (legibility). Pengaruh teknologi digital pada intinya tidak

mengubah fungsi huruf sebagai perangkat komunikasi visual. Teknologi

komputer menyajikan spektrum dalam penyampaian pesan lewat huruf,

mencitrakan sebuah gaya yang memiliki korelasi dengan khalayak

tertentu, dimana desainer grafis memiliki kebebasan untuk menciptakan

visualisasi pesan dengan huruf, tidak hanya untuk dibaca, tetapi juga

(17)

a). Anatomi Huruf

Huruf terdiri dari bagian-bagian yang secara ilmiah memiliki

nama. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi spesifik dalam

ilmu tipografi. Oleh karena itu, para ahli mengelompokkan jenis-jenis

desain huruf sesuai dengan ciri masing-masing bagian tersebut.

Perubahan ciri dibagian-bagian huruf menandai perkembangan

sejarah seni perancangan huruf dimana trend perkembangannya

dapat diikuti pada masing-masing periode sejak abad 17.

Tidak berbeda dengan seni lukis, seni mendesain huruf pun

mengenal karya-karya abadi serta pengaruh-pengaruh bentuk dari

karya-karya klasik. Hal itu menyangkut kemapanan desain huruf,

terlebih lagi untuk jenis huruf teks. Font-font merupakan versi baru

dari karya-karya klasik masih tidak tergusur oleh karya-karya baru.

Gambar 1. Variasi bentuk Roman dan Gothic. (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007).

Ada dua aspek dasar dalam anatomi huruf yang berkaitan

(18)

bentuk fisik huruf dan merupkan kode mengenai bagaimana huruf itu

dibentuk. Demikian juga dengan cara mengukurnya, baik secara

horizontal maupun secara vertikal. Aspek kedua menyangkut bentuk,

konstruksi, dan tampilan secara visual dari masing-masing huruf

secara individu.

(19)

1. Body

Menurut Adi Kusrianto (2007), ada 4 kelompok huruf sesuai

ciri-cirinya, yaitu:

Oldstyle

Huruf-huruf Oldstyle diciptakan dalam periode tahun 1470

ketika muncul huruf Venetian buatan seniman Venice, Aldin

ciptaan Aldus Manutius dari Itali, dan Caslon di Jerman. Periode

(20)

periode transisi berupa karya John Baskerville yang

menjembatani periode berikutnya.

Contoh huruf Oldstyle :

Oldstyle

Beberapa font yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok

Oldstyle adalah Bembo, Bauer Text, CG Cloister, ITC Usherwood,

Claren-don, Garamond, Goudy Oldstyle, Palatino (Palmspring),

dll.

Modern

Dimulai pada abad ke-18 ketika Giambastita Bodoni

menciptakan karya-karyanya yang dikenal sebagai font Bodoni

(dengan anggota keluarganya yang cukup banyak) hingga

sekarang. Periode itu cukup panjang hingga abad ke-20 dan

jumlah karya-karya typeface sudah semakin banyak.

Contoh huruf Modern :

(21)

Font-font yang termasuk dalam kelompok Modern tersebut

diantaranya Bodoni, Bauer Bodoni, Didot, Torino, Auriga,

ITCFenice, Linotype Modern, ITC Modern, Walbaum Book, ITC

Zapf Book, Bookman, Chelthenham, Melior, dll.

Slab Serif

Kelompok huruf Slab Serif ditandai dengan bentuk serif yang

tebal, bahkan sangat tebal. Masa kemunculan jenis huruf itu

bervariasi dan ikut menandai kemunculan huruf-huruf yang

berfungsi lebih tepat sebagai penarik perhatian, yaitu sebagai

Header.

Contoh huruf Slab Serif :

Slab Serif

Contoh-contoh huruf Slab Serif antara lain Boton, Aachen,

Calvert, Lubalin Graph, Memphis, Rockwell, Serifa, Clarendon,

Stymie, dll.

Sans Serif

Sans Serif adalah huruf tanpa serif (kait di ujung). Pertama kali

jenis huruf tersebut diciptakan oleh William Caslon IV

(22)

pada tahun 1816. Pada awal kemunculannya, font jenis itu

disebut Grosteque karena pada jaman itu bentuk huruf tanpa

serif itu dirasa aneh dan unik (grosteque berarti aneh). Hingga

kini, orang Inggris masih suka menyebut huruf tanpa serif

dengan nama Grosteque.

Contoh huruf Sans Serif :

Sans Serif

Contoh-contoh huruf Sans Serif antara lain Franklin Gothic,

Akzident Grotesk, Helvetica Univers, Formata, Avant Garde, Gill

Sans, Futura, Optima, dll.

c). Fungsi Huruf

Suatu font dirancang dengan kegunaan tertentu, misalnya

sebagai bodytext untuk buku, sebagai huruf display yang biasanya

ditampilkan dalam ukuran cukup besar, serta sebagai huruf caption

(keterangan gambar yang biasanya dibuat dalam ukuran sangat

kecil).

 Fungsi Huruf Menurut Ketebalan Stroke

Ketebalan stroke diberikan dengan istilah yang diurutkan

sebagai berikut:

- Ultra Light; untuk sangat tipis

(23)

- Normal atau ketebalan normal bagi bodytext (sama seperti

book atau TXT). Standard atau biasa disingkat STD untuk

ketebalan standar bagi teks yang bukan untuk bodytext.

Biasanya teks standar menjadi master awal ketika

perancang mendesain teks tersebut.

- Medium atau Demi, atau SemiBold; istilah untuk ketebalan

diatas Normal tetapi dibawah Bold.

- Bold; untuk stroke berukuran tebal.

- Extra Bold; untuk yang lebih tebal daripada ketebalan Bold.

- Ultra Bold atau Ultra saja; untuk ukuran yang paling tebal

dalam keluarga huruf tersebut.

 Fungsi Menurut Lebar Karakter

Lebar huruf diurutkan dalam istilah-istilah berikut:

- Compressed; paling tipis lebar karakternya, nyaris gepeng.

- Ultra atau Extra Condensed; sedikit lebih lebar dari

Compressed.

- Condensed; untuk lebar karakter dibawah ukuran normal.

- Normal; untuk standar lebar karakter.

- Extended atau Expanded; untuk lebar karakter diatas

normal.

Istilah-istilah tersebut sering kali digabungkan ke sebuah nama

lengkap sebuah font, misalnya Americana XBdCn BT, untuk

(24)

Bold, lebar font di-Condensed buatan Bitsream Inc., dan

sebagainya.

Sering kali pembuat font menggunakan istilah sendiri untuk ciri

dari karyanya tersebut. Sehingga kadang ada istilah Compact

sebagai ukuran standar untuk sebuah font display dan SLT

dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau

perusahaan maupun organisasi. Logotype atau tanda kata (word mark)

merupakan nama lembaga, perusahaan, atau produk, yang tampil dalam bentuk

tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial.

Pada prinsipnya, logo merupakan simbol yang mewakili sosok, wajah,

atau eksistensi suatu perusahaan atau produk dari sebuah perusahaan. Selain

membangun citra perusahaan, logo juga sering kali dipergunakan untuk

membangun spirit secara internal diantara komponen yang ada dalam

perusahaan tersebut. Sebuah logo yang baik dan berhasil akan dapat

menimbulkan sugesti yang kuat, membangun kepercayaan, rasa memiliki, dan

menjaga image perusahaan pemilik logo itu. Selanjutnya, logo bahkan dapat

(25)

itu yang akhirnya mampu meningkatkan prestasi dan meraih sukses demi

kemajuan perusahaan.

Secara visualisasi, logo adalah suatu gambar. Gambar itu bisa berupa

berbagai unsur bentuk dan warna. Oleh karena sifat dari apa yang diwakili oleh

logo berbeda satu sama lain, maka seyogyanya logo itu memiliki bentuk yang

berbeda pula.

Menurut David E. Carter, pakar corporate identity dan penulis buku The

New Big Book of Logos (2000), dari Amerika, pertimbangan-pertimbangan

tentang logo yang baik itu harus mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Original dan Destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan, dan

gaya pembeda yang jelas.

2. Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi

meskipun dipublikasikan dalam berbagai ukuran media yang

berbeda-beda.

3. Simple atau sederhana, dengan pengertian mudah ditangkap dan

dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.

4. Memorable, atau cukup mudah diingat, karena keunikannya, bahkan

dalam kurun waktu yang relatif lama.

5. Easily assosiated with the company, dimana logo yang baik akan

mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra

suatu perusahaan atau organisasi.

6. Easily adaptable for all graphic media. Di sini, faktor kemudahan

mengaplikasikan (memasang) logo baik yang menyangkut bentuk

(26)

diperhitungkan pada saat proses perancangan. Hal itu untuk

menghindari kesulitan dalam penerapannya.

Penggunaan logo yang dikenal saat ini awalnya hanyalah sekedar berupa

lambang, simbol, atau maskot yang merupakan identitas suatu kelompok, suku,

bangsa, atau negara. Suku-suku bangsa di masa lalu sering menggunakan

maskot binatang seperti beruang, burung, rajawali, dan kuda sebagai simbolik

mereka. Maskot-maskot tadi diambil dari apa saja yang dikagumi di sekeliling

mereka.

Gambar 4. Lambang-lambang negara bagian di Amerika Serikat menggunakan image alam dan kesuburan wilayahnya (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007).

2.2.1. Cap, Logo, Icon, Avatar

Simplifikasi bentuk identitas merk dagang merupakan hal yang

fenomenal. Pada zaman dahulu, merk dagang diwujudkan dalam istilah Cap

alias Brand (jamu cap Nyonya Meneer, Balsem Cap Macan, Susu Bear

Brand, Cap Bendera, Cap Nona, dsb). Kemudian, trend semakin

berkembang dengan dipergunakannya brand name yang lebih sederhana,

(27)

Jago (bukan lagi Jamu cap jago). Dengan demikian, kebiasaan

menggunakan cap diganti dengan logo atau logotype yang lebih sederhana.

Gambar 5. Gambar-gambar diatas memperlihatkan evolusi dari bentuk beberapa logo merk terkenal (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007).

Di era komputer dan internet, muncul kecenderungan untuk

menampilkan logo atau logotype dalam bentuk ikon. Pada periode itu,

dituntut kesederhanaan bentuk logo agar khalayak lebih cepat menerima

dan mengingatnya. Alasan tersebut cukup logis karena kini orang cenderung

menerima terlalu banyak informasi sehingga memorinya harus menyaring

mana yang lebih mudah disimpan dalam jangka waktu yang lama. Semenjak

populernya multimedia, dimulailah penggunaan Avatar, yakni brand ikon

yang dapat digunakan dan ditampilkan di berbagai media.

(28)

2.2.2. Logo Sesuai Unsur Pembentuknya

Unsur pembentuk logo dapat dipilah-pilah menjadi 4 kelompok. Namun

demikian, kelompok-kelompok tersebut bisa digabungkan sehingga

mengandung unsur campuran. Diantaranya:

 Logo Dalam Bentuk Alphabetical

Logo yang terdiri dari bentuk huruf-huruf atau dimaksudkan untuk

menggambarkan bentuk huruf dan kombinasi dari bentuk huruf.

Kelompok ini merupakan jumlah yang paling banyak dan merupakan

trend baru untuk diikuti.

Gambar 7. Logo-logo dalam bentuk Alphabetical (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007)

 Logo Dalam Bentuk Benda Konkret

Bentuk konkret, misalnya manusia (seorang tokoh, wajah, bentuk

tubuh yang menarik), bentuk binatang, tanaman, peralatan, maupun

(29)

Gambar 8. Logo-logo dalam bentuk benda konkret (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007)

 Logo Dalam Bentuk Abstrak, Poligon, Spiral, dsb

Logo kelompok ini memiliki elemen-elemen yang merupakan bentuk

abstrak, bentuk geometri, spiral, busur, segitiga, bujursangkar,

poligon, titik-titik, garis, panah, gabungan bentuk-bentuk lengkung,

dan bentuk ekspresi 3 dimensi.

Gambar 9. Logo-logo dalam bentuk abstrak (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007)

 Logo Dalam Bentuk Simbol, Nomor, dan Elemen Lain

Bentuk-bentuk yang sudah dikenal untuk menggambarkan sesuatu

seperti hati, tanda silang, tanda plus, tanda petir, tanda notasi musik,

(30)

Gambar 10. Logo-logo dengan elemen berbentuk simbol, nomor, dan elemen lainnya (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007).

 Logotype

Jika logo adalah tanda gambar (picture mark), maka Logotype adalah

gambar nama (word mark). Oleh karena itu, logotype berbentuk

tulisan khas yang mengidentifikasikan suatu nama atau merk. Ia

memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan logo yang telah dibahas

di atas.

(31)

2.2.3. Ciri Logo yang Efektif

- Memiliki sifat unik. Tidak mirip dengan logo lain sehingga orang tdak

bingung karena logo mirip desain lain yang sudah ada.

- Memiliki sifat yang fungsional sehingga dapat dipasang atau

digunakan dalam berbagai keperluan.

- Bentuk logo mengikuti kaidah-kaidah dasar desain (misalnya bidang,

warna, bentuk, konsistensi, dan kejelasan).

- Mampu mempresentasikan suatu perusahaan / lembaga atau suatu

produk.

2.2.4. Filosofi dan Makna Gambar

Hingga kini masih ada tuntutan bahwa logo seyogyanya mengandung

suatu filosofi, makna logo, atau setidaknya dasar pembentukan logo itu.

Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang melombakan pembuatan

logo membeberkan sejarah serta visi dan misi perusahaan. Kemudian di

dalam persyaratannya dicantumkan agar peserta lomba juga

mencantumkan filosofi yang terkandung pada logo yang dibuat. Dengan

demikian, perancang logo harus memulai pekerjaannya dengan merancang

filosofi dan makna dari simbol yang akan digambarkan itu, bukan

memikirkan gambar apa yang akan dibuat.

Seringkali perancang logo berhasil membuat sebuah karya grafis yang

bagus, tetapi tidak mampu menuangkan filosofi yang terkandung dalam

(32)

keping elemen gambar sesuai latar belakang, visi, dan misi perusahaan

yang dilogokan kadang-kadang menyertai perancang logo. Kedua unsur,

yakni bentuk visual serta kandungan maknanya harus terpadu satu sama

lain.

2.3. Semiotika Visual

Umberto Eco (A Theory of Semiotics, 1978) mendefinisikan semiotika

sebagai disiplin ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang bisa dipakai untuk

berbohong, karena jika sesuatu tidak bisa dipakai untuk berbohong, sebaliknya

itu tidak akan bisa dipakai untuk berkata jujur; dan pada kenyataannya tidak

bisa dipakai untuk apa pun juga. Sedangkan menurut Adi Kusrianto (2007),

semiotika atau beberapa orang menyebutnya sebagai semiology adalah ilmu

tentang tanda-tanda atau simbol. Semiotika juga bisa dikatakan sebagai ilmu

untuk memahami konteks secara umum yang berlaku di masyarakat yang

menjadi target kita. Ilmu semiotika sudah dipelajari dan dikembangkan sejak

berabad-abad yang lalu. Menurut sejarah, ilmu semiotika setidaknya sama

tuanya dengan ilmu kedokteran dan filosofi Yunani.

Para filsuf banyak sekali memberi perhatian kepada semiotika. Di abad

pertengahan, sejumlah sarjana meneliti teori yang meliputi banyak hal tentang

tanda-tanda yang dikenal sebagai “scientia sermocinalis”, yang terdiri dari:

 Tata bahasa,

(33)

Rhetoric / Kecakapan bahasa.

Semiotika dilihat dari kacamata dunia desain grafis, adalah ilmu

komunikasi yang berkenaan dengan pengertian tanda-tanda / simbol / isyarat

serta keduanya. Suatu studi tentang pemaknaan semiotika menyangkut

aspek-aspek budaya, adat istiadat, atau kebiasaan di masyarakat.

Semiotika dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

 Semantik

Berasal dari kata Semanien dalam bahasa Yunani, yakni berarti,

bermaksud, dan meneliti. Dalam dunia Desain Komunikasi Visual

(DKV), kata tersebut bisa diartikan sebagai:

- Meneliti dan menganalisis makna dalam visual tertentu.

Visualisasi dari suatu image merupakan simbol dari suatu

makna.

- Makna suatu visual dan perkembangannya. Etimologi:

mempelajari perubahandan perkembangan desain, sejarah seni

dan desain, serta pergerakannya.

Ditinjau dari makna, konsep, dan arti, terdapat 2 aspek dalam visual

image :

- Aspek secara umum: bahwa suatu tanda atau simbol itu bisa

(34)

- Pada lingkup tertentu, misalnya tanda atau simbol yang dimengerti

maknanya secara kepercayaan turun-temurun atau adat-istiadat.

Contoh: Hong Shui, Feng Shui, Primbon (Jawa), Numerologi, dll.

Semantik Simbolik, suatu simbolisasi yang

memiliki/mengandung suatu makna atau suatu pesan. Dalam hal ini,

pihak penyampai maupun pihak penerima pesan memiliki dua

kemungkinan cara:

- Denotatif

Maksud dari denotatif adalah:

a.Makna leksikal.

b.Arti yang pokok, pasti, dan terhindar dari kesalah-tafsiran.

c.Sifat langsung, konkret, dan jelas.

- Konotatif

Maksud dari konotatif adalah:

a.Memiliki makna struktural.

b.Memiliki makna tambahan disamping makna sebenarnya.

c.Memiliki sifat tidak langsung, maya, abstrak, tersirat.

Manusia mampu memberikan makna dan menginternalisasikan

makna terhadap suatu objek, tempat, maupun suasana dari

orang-orang yang berada di dalam lingkungan simbolik kita. Sebagai

contoh, orang-orang yang berada di dalam lingkup disiplin ilmu

(35)

cones (gulungan benang berbentuk kerucut) sebagai simbol

pemintalan, sedangkan gambar teropong untuk menyilangkan

benang sebagai simbol penenunan.

Simbol-simbol yang diciptakan dalam masyarakat tertentu disebarkan melalui

komunikasi sehingga simbol-simbol tersebut dimiliki secara luas dan

distandarisasikan maknanya. Dalam hal ini, peran menonjol dimainkan oleh

teknologi komunikasi (komunikasi massa) yang menyangkut symbol creation dan

penyebarannya. Sebagai contoh, film-film Hollywood yang merebak di abad ini

telah mempengaruhi masyarakat dalam hal berpenampilan, cara berbicara, dan

(36)

1 BAB III

IKLAN IM3 VERSI MU24H

3.1. PROVIDER IM3

3.1.1. Indosat Sebagai Induk Dari Provider IM3 a. Sejarah

Sesuai dengan yang dijelaskan pada situs resminya (indosat.com), Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan

broadcasting.

PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan ia sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix.

(37)

(Surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperjual-belikan.) dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tenor lima tahun. Pada tahun 2005 nilai pengeluaran obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00. Setelah tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya.

Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi (Kegiatan atau proses menghapuskan pembatasan atau peraturan.) di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).

Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia

(38)

3 Pada 31 Desember 2008, saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom

Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited

(ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%. Di tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui

tender offer (memiliki tambahan 24,19% saham seri B dari publik).

b. Beberapa Jasa yang disediakan oleh Indosat 1). Matrix

Dengan slogannya, The Freedom to be You, Matrix, GSM pascabayar dengan mobilitas yang semakin tinggi, sambungan lebih cepat, liputan lebih luas dan kualitas sinyal maupun suara yang lebih jernih serta akses 3G/3.5G. Dilengkapi dengan kapasitas SIM card yang lebih besar dan menu browser yang canggih yang akan membawa pelanggan ke dimensi baru Personal Data

Communication. Jaringan Matrix yang mencakup lima benua di dunia,

memungkinkan Matrix untuk dibawa ke luar negeri dan seluruh wilayah Indonesia.

2). Mentari

(39)

dipergunakan saat international roaming di banyak negara. Berbagai fasilitas disediakan untuk kemudahan dan kenyamanan berkomunikai dengan tarif murah. Kartu Mentari mengandung nilai Kepercayaan, Kekeluargaan dan Ekonomis, serta memiliki fitur dan layanan yang lengkap.

3). IM3

Dengan slogannya, No Limits, merupakan kartu prabayar dengan ketentuan sebagai berikut;

 Kartu GSM Prabayar pilihan generasi muda trendi.

 Menghadirkan berbagai fitur inovatif dengan nilai super hemat.

 Menjadikan Indosat operator pertama yang meluncurkan General Packet Radio Service (GPRS) / Multimedia Messaging Service

(MMS), Video Streaming hingga java games di seluruh Indonesia.

 Kini hadir dengan layanan broadband, layanan paket data dengan kecepatan tinggi hingga 2 Mpbs dengan beragam paket pilihan sesuai kebutuhan.

4). BlackBerry

(40)

5

BlackBerry® dari Matrix sebagai salah satu pilihan layanan akses pesan/e-mail

pada handset/handphone pelanggan. Indosat merupakan operator pertama di Indonesia yang menggunakan dan menyediakan layanan ini. Dengan dukungan fitur-fitur yang menunjang penih aktivitas komunikasi pelanggan dalam segala kegiatan, seperti : realtime email, organizer, hingga layanan multimedia.

BlackBerry® dari Matrix, menjadikan segala urusan bisnis menjadi lebih mudah teratasi.

5). Indosat 3.5G

Dengan slogannya, Speed Gives You More, Indosat 3.5G Broadband, layanan telekomunikasi berarak nirkabel dengan teknologi 3.5G (GSM/UTMS/HSDPA). Aktivitas berinternet seperti e-mail, chatting, downloading, blogging browsing dll semakin leluasa.

6). Jasa Telepon Tetap

(41)

 StarOne (prabayar dan pascabayar), Layanan komunikasi tetap nirkabel dengan tarif pascabayar dan prabayar berbasis teknologi CDMA.

 IDD 001, Layanan sambungan langsung internasional (SLI) ke seluruh belahan dunia tanpa melalui operator (premium)

 IDD 008, Layanan sambungan langsung internasional (SLI) ke seluruh belahan dunia tanpa melalui operator (tarif hemat)

 Indosat Flat Call 01016, Layanan sambungan langsung internasional (SLI) dengan tarif hemat ke semua negara berbasis Voice over Internet Protocol (VoIP)

Global Save (Layanan VoIP)

 Indosat Phone (iPhone), layanan telepon tetap domestik dan internasional berbasis kabel untuk komunikasi data, suara dan video dengan kualitas prima.

7). Jasa MIDI (Multimedia, Komunikasi Data dan Internet)

Untuk keperluan korporasi yang lebih kompleks, Indosat menyediakan solusi total yang terintegrasi, sehingga seluruh kebutuhan perusahaan dalam berbagai kegiatan dapat terlayani. Layanan korporasi ini meliputi:

International Private Leased Circuit (IPLC) dan Domestic Private Leased Circuit (DPLC), Layanan koneksi sirkit point to point.

(42)

7

Internet Network Provider (INP), akses internet global.

Indosat Dedicated Internet Access (IDIA), membuat jaringan pribadi melalui paket data.

Indosat National Internet Exchange (INIX)

Multi-Protocol Label Switching (MPLS) Based Services, layanan terbaru berbasis jaringan Metro Ethernet dengan teknologi MPLS

Satellite Services, solusi layanan broadcast nasional dan internasional.

Disaster Recovery Center (DRC), Layanan keamanan data.

3.1.2. IM3 Sebagai Salah Satu Produk Indosat

Gambar 13 : Logo Indosat-M3 (Sumber : indosat.com)

(43)

karena itu, sejak saat itu, perusahaan ini bubar dan penanganan produknya diteruskan oleh Indosat. Produknya antara lain kartu prabayar SMART (sekarang menjadi IM3) dan kartu pascabayar BRIGHT (sekarang menjadi Matrix Auto). Ia mempunyai banyak fitur yang bermanfaat seperti transfer pulsa serta fasilitas GPRS, MMS, Conference Call dan Call Divert.

IM3 juga memiliki jangkauan luas yang didukung oleh "Sinyal Kuat Indosat", sehingga bisa digunakan di seluruh Indonesia. IM3 diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2001 di Batam dan dilanjutkan dengan kota-kota besar di Jawa dari kota Semarang, Surabaya, Bandung, dan akhirnya Jakarta pada tanggal 14 November 2001. Frekuensi Pelanggan IM3 dapat menggunakan

handphone dual band (900 dan 1800 MHZ). Dengan frekuensi dual band ini, diharapkan dapat menampung pelanggan yang lebih banyak dan mengurangi

drop call atau network busy serta dapat meningkatkan kualitas suara.

Wilayah cakupan Pelanggan IM3 dapat menggunakan layanan di seluruh Indonesia selama berada pada jangkauan jaringan IM3, Sat-C (Satelit Palapa-C), dan Indosat. Hal ini dimungkinkan karena "Sinyal Kuat Indosat" sebagai hasil

merger PT Indosat, PT Indosat Multi Media Mobile, dan PT Satelindo.

3.1.3. Produk IM3 Versi “MU24H Itu IM3”

(44)

9 2.400, pelanggan dapat menikmati berbagai keuntungan antara lain tarif telepon Rp. 24 per menit sepanjang hari, gratis SMS sampai dengan 240 SMS perhari serta gratis online hingga 24 MB. Menutut Rudy Hartono (indosat.com), Kepala Cabang Indosat di Jayapura, program "MU24H itu IM3" merupakan upaya Indosat untuk terus berinovasi menghadirkan beragam program yang mengikuti trend dan kebutuhan pelanggan serta terkoneksi dengan teman-teman.

Hartono menjelaskan, pelanggan yang melakukan aktivasi Kartu Perdana IM3 24 akan langsung dapat menikmati beragam keuntungan, mulai dari mendapatkan pulsa perdana senilai Rp. 2.400 dengan masa aktif 15 hari hingga lainnnya. Fasilitas gratis online sampai dengan 24 MB, ujarnya, pelanggan akan memperolehnya secara bertahap yaitu pada hari ke-31, pelanggan mendapatkan gratis online sebesar 3 MB, hari ke-61 sebesar 5 MB, hari ke-91 sebesar 7MB dan hari ke-121 sebesar 9MB.

(45)

Program ini belaku sejak tanggal 1 November 2010 dan berlaku secara nasional. Dan khusus untuk di Papua, sementara ini belum dibatasi pemberlakuannya.

Gambar 14 : Logo MU24H itu IM3 (Sumber : indosat.com)

Gambar 14 di halaman sebelumnya merupakan logo yang digunakan oleh IM3 dalam melambangkan produknya kali ini. Seperti kebanyakan produk IM3 lainnya, logo ini pun memiliki warna hijau yang dominan. Tapi, hijau yang

digunakan bukanlah hijau yang „benar-benar‟ hijau, melainkan warna hijau apel. Secara menyeluruh, logo berbentuk sebuah lingkaran dengan outline berwarna hitam yang memiliki ketebalan cukup sehingga terlihat dengan jelas. Di dalam

logonya pun terdapat kata “MU24H” melambangkan “MURAH” yang menjadi

tajuk utama dalam produk IM3 kali ini, atau lebih tepatnya “Murah selama 24

(46)

11 Selain itu, dalam mempromosikan produknya yang satu ini, IM3 pernah menyelenggarakan Bazaar produk-produk mereka dengan mengundang D-Masiv sebagai bintang tamunya. Dalam acara ini, IM3 bekerja sama dengan Java Selular dan acara ini diadakan di Stadion Semeru Lumajang, kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Gambar 15. Poster yang digunakan untuk mempromosikan Bazaar yang digelar oleh IM3 untuk mempromosikan produk mereka (Sumber: im3lumajang.blogspot.com)

(47)
(48)

1

mereka yang menggambarkan bahwa produk mereka tersebut memiliki tarif

sangat murah selama 24 jam sehari. Berikut ini adalah deskripsi dari angka 24

yang menjadi „maskot‟ utama dalam produk IM3 kali ini:

No. Bentuk Logo Deskripsi penggunaan angka

(49)

sebagai jumlah harga

*) Sumber data diolah oleh peneliti.

Dalam pengaplikasiannya, logo MU24H ditempatkan dalam sebuah

lingkaran yang jika diperhatikan lagi akan terlihat seperti jam tangan. Dan

(50)

3

yang berjumlah 12, seperti jumlah garis perspektif yang ada pada setiap jam

(bukan hanya jam tangan, tetapi juga jam dinding, atau jam weker). Dengan

setiap garis dimana angka 12, 3, 6, dan 9 berada digantikan dengan penunjuk

lain yang memberikan penjelasan mengenai keunggulan lain yang dimiliki

produk MU24H ini. Pada titik dimana angka 12 seharusnya berada diberi

penjelasan bahwa kartu perdana dari produk ini harganya hanya Rp. 2.400 saja.

Pada titik dimana seharusnya angka 3 berada, diberi penjelasan bahwa setiap

kali menelepon, pengguna hanya dibebankan harga Rp. 24 saja tiap menitnya.

Pada titik dimana angka 6 seharusnya berada, diberi penjelasan bahwa

penggunanya akan mendapatkan 240 Short Message Service (SMS) di setiap

harinya. Dan terakhir, pada titik dimana angka 9 seharusnya berada, diberikan

penjelasan lain lagi, yaitu pengguna pun akan mendapatkan online gratis

dengan kuota sebesar 24 Mega Byte (MB).

4.2. Unsur Visual Logo IM3 versi MU24H

(51)

No. Unsur Visual Analisa

1. Garis

Garis utama yang terdapat dalam logo adalah

garis lengkung sebesar 360 derajat yang pada

akhirnya membentuk sebuah lingkaran luar.

Stroke yang digunakan adalah stroke tebal,

sehingga dalam sekali lihat pun, garisnya

sudah dapat terlihat dengan jelas tanpa perlu

miss.

2. Warna

Warna yang paling dominan dalam logo IM3

kali ini, masih bisa dikatakan serupa dengan

logo dari produk-produk IM3 sebelum ini, yaitu

warna hijau apel, yang kemudian diikuti oleh

warna kuning dengan persentase kemunculan

yang lebih kecil, dan terakhir warna hijau tua

yang digunakan hanya sebagai penambah

saja. Warna yang digunakan adalah warna

substractive, karena logo ini digunakan untuk

kepentingan cetak offset. Pemilihan warnanya

pun termasuk kepada warna yang enak untuk

dipandang mata (tidak mencolok atau terlalu

terang).

3. Tipografi

Secara keseluruhan, tipografi yang digunakan

dalam logo ini merupakan jenis Sans Serif.

(52)

5

font Arial Bold, dan kata “itu” menggunakan

jenis font Minion Bold dengan diberikan efek

khusus. Sedangkan pada kata “IM3”, yang

digunakan bukanlah font melainkan image.

Kata tersebut dibuat dengan menggunakan

Corel Draw.

Gambar 20 dan 21. Logo IM3 yang dibuat dengan menggunakan Corel Draw (Sumber: Tutorial Ilmu Grafis Indonesia;

(53)

4.3. Makna Denotasi dan Konotasi Logo IM3 versi MU24H

Logo IM3 versi “MU24H itu IM3” sendiri memiliki berbagai makna denotasi dan

konotasi sebagai berikut:

No. Visual Logo Makna Denotasi Makna Konotasi

(54)

7

*) Sumber data diolah oleh peneliti.

1)Dasar bentuk, dasar bentuk logo produk IM3 versi “MU24H itu IM3”

adalah sebuah bidang yang dikenal dengan nama “lingkaran”. Semua

orang melihat lingkaran setiap harinya dalam keseharian mereka

minimal 2 kali. Hal ini bisa dilihat pada bulan (malam hari), dan

matahari (siang hari). Bukan hanya kedua wujud tersebut, pada

makanan seperti bakso dan telur mata sapi-pun bisa dilihat bentuk

(55)

seperti motor, mobil, sepeda, becak, bemo, bus, dll. Secara

filosofinya, lingkaran sendiri berarti sesuatu yang tanpa batas, tidak

memiliki akhir, dan akan terus bersambung. Ilexa Yardley dalam

bukunya “The Circular Theory” (2010) pun menyatakan hal yang

sama. Karena itu, jika sebuah bidang lingkaran dipadu-padankan

dengan sebuah logo yang dalam kasus ini adalah logo IM3 versi

“MU24H itu IM3”, maka sudah sesuai dengan tujuannya, IM3

memberikan harga murah untuk para penggunanya selama 24 jam

sehari dan 7 hari seminggu (non-stop).

2)Outline hitam tebal, Sedangkan lingkaran dengan outline hitam tebal

bisa pula berarti kekuatan, keyakinan, dan ketegasan. Hal ini

menunjukkan bahwa produk yang menggunakan logo ini memberikan

pelayanan yang tidak setengah-setengah dan benar-benar nyata.

Karena ada beberapa produk yang menawarkan sebuah pelayanan

khusus namun terlalu banyak syarat sehingga bisa dikatakan

pelayanan tersebut bersifat semu. Tidak ingin dianggap seperti itu,

IM3 dengan sengaja menggunakan stroke berwarna hitam sebagai

„penutup‟ atau „cangkang‟ dalam logonya adalah untuk memberikan

kepercayaan bahwa IM3 memberikan harga murah yang tidak

tanggung-tanggung dan dalam jangka waktu yang tidak terbatas pula,

dan IM3-pun bersungguh-sungguh ingin memberikan kemudahan dan

(56)

9

3)Bagian dalam lingkaran berwarna hijau, dalam sebuah situs yang

bernama “Emily Gems”, dijelaskan bahwa warna hijau memiliki

makna keseimbangan, keremajaan, kebebasan, pembaharuan, dan

perlindungan. Hal itu tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan oleh

Adi Kusrianto yang menyatakan bahwa warna hijau memiliki arti

alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, dan

pembaharuan. Maka, jika warna hijau dituangkan dalam logo, hal itu

bermaksud untuk menunjukkan bahwa produk yang menggunakan

logo tersebut termasuk dalam produk yang baru / fresh dan ditujukan

secara khusus kepada anak-anak remaja.

4)Lingkaran kecil berwarna kuning dibagian dalam lingkaran yang

berwarna hijau. Menurut Kate Smith, seorang pakar warna dan

seorang peramal yang menggunakan warna chakra sebagai media

ramalnya, dalam situsnya yang bernama “Sensational Color”, kuning

(yellow) memiliki makna optimis (optimism), penerangan /

pencerahan (enlightenment), dan kebahagiaan (happiness). Yang jika

dituangkan dalam logo IM3 ini maka akan memiliki makna sebagai

sebuah kebahagiaan yang tidak berhenti selama 24 jam sehari dan 7

hari seminggu atau dengan kata lain non-stop, karena IM3

menyediakan pelayanan yang sangat murah kepada para

pelanggannya, sehingga tidak perlu khawatir lagi akan kehabisan

pulsa (boros) dan bisa menggunakan ponselnya kapanpun

(57)

Dibagian dalam lingkaran berwarna kuning ini terdapat angka

dan garis-garis yang saling berhadapan satu sama lain sehingga

membentuk sebuah lingkaran. Jika diperhatikan secara teliti lagi,

angka yang ada adalah angka 12, 3, 6, dan 9. Dan jika dijumlahkan

dengan jumlah garis yang ada, maka jumlah totalnya adalah 12, yang

bisa diartikan sebagai sebuah jam. Tidak adanya jarum jam dalam

bentuk ini, dikarenakan tidak adanya batas waktu dalam pelayanan

yang diberikan oleh IM3 ini.

5)Huruf (typeface). Sesuai dengan tema utama yang ingin diusung oleh

IM3 pada produknya kali ini; Telepon murah, internet murah, selama

24 jam terus-menerus tanpa syarat khusus, mereka menyampaikan

pesan tersebut dalam satu kata yang menggunakan fungsi kode

hingga menghasilkan sebuah kata yang ambiguitas, yaitu MU24H.

Kata tersebut dibaca sebagai “murah”, dimana angka 2 dan 4 yang

berada di tengah-tengah dua huruf lainnya berfungsi sebagai

pengganti huruf R dan A. Pengembangan angka yang dibaca sebagai

huruf ini mulai merebak pertama kali di kalangan remaja yang

memang senang ber-sms-an, dimana mereka dituntut untuk

menggunakan kata-kata yang singkat, padat, dan jelas, sehingga

tidak perlu membuang banyak pulsa. Ada beberapa anak diantaranya

yang juga menggunakan kode semacam ini sebagai bukti bahwa

mereka anak „gaul‟, ingin terlihat berbeda dari anak yang lainnya, dan

(58)

11

antara huruf dan angka ini, digunakan pada password pribadi untuk

e-mail dan juga beberapa hal lain yang bersifat rahasia. Tapi,

sekarang ini di beberapa lapisan masyarakat Indonesia pun

menggunakan hal semacam ini untuk hal yang sama.

Berikut ini adalah beberapa contoh percakapan yang dilakukan

oleh sederetan anak muda yang menggunakan bahasa yang mereka

sebut sebagai bahasa alay, ada dalam contoh SMS dan juga status

Facebook:

Gambar 22. Contoh SMS yang menggunakan bahasa alay (campuran antara angka dan huruf)

(59)

Gambar 23. Contoh status Facebook yang menggunakan bahasa alay (Sumber: Facebook.com)

Gambar 24. Contoh lain dari percakapan dengan tulisan/bahasa alay (Sumber: found random at Google.com)

Hanya saja, ada juga dimana angka 24 bukan hanya dibaca

(60)

13

angka 2 dengan huruf R dan juga D. Sama dengan angka 1412 yang

muncul dalam komik serial Detective Conan karya Aoyama Gosho

pada volume 16 halaman 82. Pada komik itu, karakter yang bernama

Conan diharuskan memecahkan kode 1412 yang berakhir dengan

kesimpulan bahwa angka 1412 itu merujuk kepada kata “KID” (Kid

Si Pencuri).

Gambar 25. Contoh halaman komik Detective Conan yang dimaksudkan (jilid 16, halaman 82-83), Sumber: Online Reading Manga; The Spectrum --is at http://www.thespectrum.net/

Menurut Danton Sihombing, pada bukunya yang berjudul

Tipografi Dalam Desain Grafis, dikatakan bahwa tipe huruf yang

menggunakan stroke tebal memiliki makna kokoh dan kuat.

Penulisan kata MU24H yang terdapat dibagian dalam logo

(61)

Patricia Saunders, Arial Bold, berwarna putih dan diberikan stroke

hitam dengan ketebalan yang diperhitungkan. Microsoft menjelaskan

bahwa font Arial adalah font yang dibuat demi kepentingan umum,

seperti misalnya untuk menuliskan laporan, berita di koran, dan bisa

juga digunakan untuk kepentingan komersial seperti iklan dan

promosi. Jenis huruf ini mengandung makna tegas, formal, dan

sebuah keseriusan. Stroke yang menunjang pada outline huruf

memberikan kejelasan secara lebih lagi terhadap ketegasan IM3

dalam memuaskan pelanggannya.

Dalam logo, terdapat juga kata “itu” yang dituliskan dalam font

Minion Bold berwarna hitam dan keseluruhannya adalah huruf kecil.

Minion Bold yang termasuk pada kategori huruf Old Style Serif,

diciptakan pada tahun 1990 oleh Robert Slimbach. Huruf ini

mencirikan elegan, indah, dan sangat mudah dibaca. Diciptakan

terutama kepentingan komersial, Minion menggabungkan kualitas

estetika dan fungsional yang membuat jenis teks ini sangat mudah

(62)

15

Gambar 26. Bentuk huruf Minion Bold (Sumber: http://www.microsoft.com/typhograpgy/)

Dalam logo ini, IM3 membuat kata “itu” dengan menggunakan efek khusus

(special effect), dimana kata tersebut jadi terlihat bolong-bolong seperti habis

ditembaki di beberapa sisi, namun juga bisa mengartikan „keropos‟. Danton

Sihombing (Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001) mengatakan bahwa huruf yang

memiliki efek khusus biasanya memang digunakan dalam periklanan sebagai

penguat agar rancangan dapat tampil lebih vokal serta dapat menambah nilai

dramatik dari sebuah pesan. Dalam sebuah rancangan grafis, apa pun jenis

huruf yang menggunakan efek khusus ini tidak disarankan sebagai sebuah

pilihan utama. Efek-efek yang digunakan pun haruslah sesuai dengan kebutuhan

agar tidak merusak estetika dan membanting pesan utama yang ingin

disampaikan oleh produknya. Dan dalam logo produk IM3 ini, baik kata “itu”

maupun “IM3” yang dituliskan didalamnya sama-sama menggunakan efek

bolong-bolong di tiap sisi hurufnya demi menampilkan kesan keropos yang

(63)

menguntungkan bagi penggunanya dan akan terus melakukannya sampai

(64)

BAB 5

KESIMPULAN

IM3 selalu menargetkan produknya untuk kalangan remaja yang

berpenghasilan terbatas, masih dari uang jajan yang dibatasi pengeluarannya

oleh orang tua. Maka daripada itu, mereka selalu mengusahakan yang terbaik

dengan memberikan tarif termurah diantara produk-produk lainnya, dan juga

dengan berbagai bonus yang bisa mereka perhitungkan akan menimbulkan

keuntungan pula bagi mereka. Kondisi logo yang dominan menggunakan warna

hijau apel tidak pernah berganti dari produk-produk mereka yang lalu. Warna itu

selalu dengan senantiasa menemani produk-produk IM3. Warna hijau digunakan

karena sesuai dengan target pasaran produk IM3 yang mengkhususkan anak

remaja. IM3 menggunakan sistem tata tulis yang tengah marak dikalangan

anak-anak remaja tersebut, yang lebih dikenal sebagai „bahasa alay‟. Tata tulis

yang diwujudkan dalam slogan produk IM3 yang bertajukkan “MURAH” yang

mengalami perombakan khusus menjadi “MU24H”. Satu kata itu langsung

bermakna luas dimana IM3 menyediakan produk yang murah terus-menerus

selama 24 jam kepada pelanggan setianya.

Huruf yang digunakan adalah tipe-tipe font yang biasanya digunakan oleh

anak-anak remaja dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

guru-guru mereka. Sebagian besar tentunya adalah tugas makalah atau laporan

penelitian untuk Biologi atau Fisika. Seperti font Arial dan Minion, kedua font itu

(65)

memiliki status lebih tinggi, yang bagi para anak remaja itu adalah gurunya. Anak

remaja cenderung menghindari penggunakan font Times New Roman

dikarenakan terkesan terlalu kaku dan „pasaran‟, maka mereka lebih memilih

Arial sebagai font utama mereka.

Pesan yang ingin disampaikan oleh IM3 melalui logonya kali ini dapat

terpaparkan dengan sangat baik. Mulai dari bidang, warna, penggunakan tata

bahasa, huruf, dan keterbacaan, semuanya sudah sesuai dengan apa yang

mereka maksudkan. Mereka pun hanya menggunakan warna blok dan tanpa

adanya sedikit pun gradasi, karena mereka sudah memperhitungkan

sedemikian rupa bahwa gradasi hanya akan mempersulit saat akan memulai

produksi. Sebab, bisa saja tarif yang tadinya ingin mereka berikan secara murah

kepada pelanggannya terpaksa kurang murah karena biaya produksi yang

lumayan besar. Seluruh aspek teknis penggunaan logo harus berdasarkan pada

aspek yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan logo, dan untuk logo ini

kelihatannya tarif murah tersebut masih belum bisa dinikmati ke semua

operator, hanya kepada operator tertentu saja yang masih merupakan „anakan‟

(66)

dalam bidang berwarna kuning yang berada di sebelah kanan, yang terletak

dibawah tulisan angka 24 dengan ukuran yang besar. Di sana menjelaskan

bahwa tarif itu baru berlaku terhadap sesama pengguna IM3, StarOne, Mentari,

dan Matrix. Sangat disayangkan memang, karena disebabkan oleh hal ini

pulalah maka bidang berbentuk lingkaran yang sebelumnya jadi memiliki makna

yang „tidak serius‟ karena tidak akan jadi „tak terhingga‟ kembali. Tapi, bisa

dipastikan juga bahwa Indosat tentunya sudah mempertimbangkan hal ini,

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, David E. (2000). The New Big Book of Logos. New York: HBI.

Eco, Umberto. (1978). A Theory of Semiotics. Bloomington, United States:

Indiana University Press.

Furcan, H. Arief. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Offset.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Sobur, Alex. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda.

Sumio, Hasegawa., & Shigeji, Kobayashi. (1985). Japan's Trademarks &

Logotypes in Full Color. Part 2. Tokyo, Jepang: G. K. Hall.

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT.

(68)

Sumber Internet:

Gems, Emily. 2003 (Juni). Joyful Crystals and Gemstones. Tersedia di:

http://crystal-cure.com/

Smith, Kate. 2011. All About Color (Sensational Color). Tersedia di:

http://www.sensationalcolor.com/index.php

Yardley, Ilexa. 2010 (10 Oktober). The Circular Theory. Tersedia di:

(69)

(CV) Eka Suci Andriani

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 6 Desember 1988

Jenis kelamin : Perempuan

Telepon : (022) 2511737, 085249022248

E-mail : free2be.alive@yahoo.com

Ringkasan :

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual yang telah menjajaki semester 6, dan telah diajari berbagai aplikasi desain. Diantaranya Photoshop, Corel Draw, InDesign, Premier, 3DMax, dan Flash. Juga berbagai pembelajaran mengenai Tipografi. Terbiasa bekerja cepat tanpa banyak omong. Pernah bekerja bagi M&C! Comics sebagai seorang komikus dan sudah pernah menerbitkan 1 buku dengan judul; Be Boys.

Riwayat pendidikan dan pelatihan

1. SD Negeri Tikukur IV. 1994-1999. 2. SMP Negeri 14. 2000-2002 3. SMA PGII 2. 2003-2005.

4. Jurusan Desan Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia, Bandung. 2007-2011.

Kursus :

Desain di Vila Merah, Bandung (2006)

Referensi :

Gambar

Tabel 1. Kekuatan Warna
Gambar 1. Variasi bentuk Roman dan Gothic. (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007)
Gambar 2 dan 3. Nama bagian-bagian huruf (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007)
Gambar 4. Lambang-lambang negara bagian di Amerika Serikat menggunakan image alam dan kesuburan wilayahnya (Sumber: Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tidak Menyertakan dokumen Spesifikasi Teknis sebagaimana yang di persyaratkan dalam dokumen pengadaan ( Bab III Huruf B angka 8.2.i ) dan personal inti.. Berdasarkan

meningkatkan jumlah pengunjung ?.. Bagaimana strategi promosi yang dilakukan oleh pengelola pantai batu. lapis dalam meningkatkan jumlah pengunjung dalam

Guru memberikan apersepsi dengan meminta seluruh siswa untuk berdiri dan melakukan beberapa gerakan mengikuti video yang diputar oleh guru.. Guru

1) Penderitaan tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan keluarganya. 2) Biaya pertolongan pertama pada kecelakaan. 3) Biaya pengobatan dan perawatan, dll.. Kerugian atau Biaya

Berdasarkan hasil penelitian, keputusan optimal penggatian mesin adalah untuk tahun pertama keputusan (dengan umur mesin sudah 3 tahun) mesin tetap dipertahankan

Seperti judul diatas “Teknologi Augmented Reality Sebagai Media Informasi Pemasaran Pada Kupu-kupu Malam Car Auto-Fashion”, membuat sebuah objek 3D yang dirancang

Terima kasih atas bimbingan yang telah kalian berikan selama pembuatan Tugas akhir ini.. Terima kasih atas suka dan duka yang telah kalian berikan selama 2

Backlog rumah merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh Pemerintah.. sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) maupun