• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK ASOSIASI PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KODE ETIK ASOSIASI PERUSAHAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK ASOSIASI PERUSAHAAN

Kode Etik Gabungan Perusahaan Kontraktor Nasional

(GABPEKNAS)

PANCA SATYA :

1. Mentaati semua Undang-undang dan Peraturan yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkaitan dengan Usaha Jasa Konstruksi.

2. Berperan aktif dalam proses Pembangunan Nasional yang berkelanjutan. 3. Menghormati dan bertanggung jawab terhadap Kesepakatan Kerja dengan

Pengguna Jasa.

4. Melakukan persaingan yang sehat dan menjauhkan dari dari praktek-praktek tidak terpuji dalam melakukan kegiatan Usaha Jasa Konstruksi. 5. Tidak menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang

diterima dari Pengguna Jasa Konstruksi serta mendahulukan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab daripada haknya.

Kode Etik Ikatan Nasional Konsultan Indonesia

(INKINDO)

Mukadimah

Sejalan dengan norma-norma tata hidup yang berlaku umum, maka ditetapkanlah Kode Etik IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA

(2)

Ketentuan Dasar

Dengan menjunjung tinggi profesi Konsultan dan menghormati Kode Etik

IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA sebagai dasar yang dinamis untuk melayani sesama manusia, maka tiap anggota IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA :

1. Menjunjung kehormatan. kemuliaan, dan nama baik profesi Konsultan dalam hubungan kerja dengan Pemberi Tugas, sesama Rekan Konsultan dan Masyarakat.

2. Bertindak jujur serta tidak memihak dan dengan penuh dedikasi melayani Pemberi Tugas dan Masyarakat.

3. Tukar menukar pengetahuan bidang keahliannya secara wajar dengan Rekan Konsultan dan kelompok profesi. meningkatkan pengertian Masyarakat terhadap profesi Konsultan, sehingga dapat lebih menghayati karya Konsultan.

4. Menghormati prinsip pemberian imbalan jasa yang layak dan memadai bagi Konsultan.

5. Menghargai dan menghormati reputasi profesional Rekan Konsultan serta setiap perjanjian kerja yang berhubungan dengan profesinya.

6. Mendapatkan tugas, berdasarkan standar keahlian profesional tanpa melalui periklanan menawarkan komisi atau mempergunakan pengaruh yang tidak pada tempatnya.

7. Bekerja sama sebagai konsultan hanya dengan Rekan Konsultan atau tenaga ahil lain yang memiliki inregritas yang tinggi.

(3)

Kode Etik Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional

(ASPEKNAS)

Menyadari kedudukannya sebagai Pengusaha Nasional yang merupakan bagian tak terpisahkan dari rakyat dan masyarakat Indonesia, maka guna mewujudkan peran sertanya dalam Pembangunan Nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang – Undang Dasar 1945, ASPEKNAS menetapkan Kode Etik yang merupakan pedoman perilaku bagi para anggota di dalam menghayati tugas dan kewajiban masing – masing, dengan nama “PANCA KRIDA” sebagai berikut :

1. Taat hokum dan menjunjung tinggi keadilan.

2. Bersaing dengan sehat dalam berusaha dan berprofesi. 3. Berperikemanusiaan terhadap Pekerja.

4. Bertanggung jawab dalam menjalankan usaha dan profesinya.

5. Menempatkan PANCASILA sebagai sumber motivasi berpikir dan bertindak.

Kode Etik Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia

(GAPEKSINDO)

PANCA DHARMA GAPEKSINDO

1. Berjiwa pancasila dan memiliki kesadaran yang tinggi dengan mentaati perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

2. Mematuhi dan menghormati serta bertanggung jawab terhadap kesepakatan kerja.

3. Tidak melakukan persaingan yang tidak sehat dalam melakukan kegiatan usaha dan dalam memperoleh kesempatan kerja.

4. Tidak menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang diamanatkan oleh organisasi

(4)

Kode Etik Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia

(GAPENSI)

Menyadari peran sebagai pelaksana konstruksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat jasa konstruksi pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya dan dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi nasional yang sehat untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, GAPENSI menetapkan Kode Etik yang merupakan pedoman perilaku bagi para anggota di dalam menghayati dan melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing, dengan nama Dasa Brata , sebagai berikut:

1. Berjiwa Pancasila yang berarti satunya kata dan perbuatan di dalam menghayati dan mengamalkannya.

2. Memiliki kesadaran Nasional yang tinggi, dengan mentaati semua perundang-undangan dan peraturan serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela ataupun melawan hukum.

3. Penuh rasa tanggung jawab di dalam menjalankan profesi dan usahanya. 4. Bersikap adil, wajar, tegas, bijaksana dan arif serta dewasa dalam

bertindak.

5. Tanggap terhadap kemajuan dan selalu berikhtiar untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemajuan dan pengabdian usahanya.

6. Di dalam menjalankan usahanya wajib berupaya agar pekerjaan yang dilaksanakannya dapat berdaya guna dan berhasil guna.

7. Mematuhi segala ketentuan ikatan kerja dengan pengguna jasa yang disepekati bersama.

8. Melakukan persaingan yang sehat dan menjauhkan diri dari praktek-praktek tidak terpuji, apapun bentuk, nama dan caranya.

9. Tidak menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

(5)

Kode Etik Gabungan Kontraktor Indonesia

(GAKINDO)

Menyadari peran dari perilaku pembangunan yang bertanggung jawab terhadap kenyamanan, ketentraman dan kelangsungan kegiatan pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945, GAKINDO menetapkan kode etik yang merupakan pedoman perilaku bagi anggota dalam menghayati, melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing dengan nama Sapta Prasetya :

1. Berjiwa Pancasila serta taat dengan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Memiliki kesadaran Nasional yang tinggi serta menjunjung tinggi pembangunan di seluruh wilayah Republik Indonesia.

3. Di dalam menjalankan usaha, senantiasa memperhatikan kualitas dan ketepatan waktu serta berdaya guna, berhasil guna untuk kepentingan masyarakat

4. Tidak melakukan persaingan yang tidak sehat, yang dapat merugikan sesama kontraktor.

5. Senantiasa taat dan tunduk terhadap kesepakatan kerja yang diberi oleh pemberi kerja.

6. Senantiasa membangun dan memelihara kemitraan dengan pemerintah, BUMN, BUMD untuk meningkatkan mutu, kemampuan dan pengabdian usaha.

(6)

Kode Etik Asosiasi Kontraktor Listrk dan Mekanikal Indonesia

(AKLI

)

Kontraktor Dan Mekanikal Indonesia

1. Kami kontraktor listrik Indonesia yang berazaskanPancasila adalah bagian dari kekuatan ekonomi dan berperan aktif di bidang kelistrikan.

2. Kami kontraktor listrik Indonesia sebagai abdi masyarakat, lebih mengutamakan kepentingan masyarakat didalam memberikan jasa dibidang kelistrikan.

3. Kami kontraktor listrik Indonesia senantiasa menjaga kesatuan dan persatuan, bersedia saling membantu sesama rekan anggota berlandaskan moral atau etika didalam mencapai kemajuan usahanya.

4. Kami kontraktor listrik Indonesia, akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku.

5. Kami kontraktor listrik Indonesia akan menghormati sesama rekan kontraktor listrik baik yang sedang mengadakan hubungan hukum dan atau moral dengan pihak lain dan tidak akan mempengaruhi secara langsung kepindahan karyawan dari suatau kontraktor listrik ke kontraktor listrik lainnya.

6. Kami kontraktor listrik Indonesia jika mengetahui dengan mempunyai bukti yang jelas bahwa rekan kontraktor listrik telah melanggar Sapta setia maka keterangan tentang hal tersebut hanya akan dilaporkan kepada pengurus AKLI setempat.

(7)

KODE ETIK ASOSIASI PROPESI

Kode Etik Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia

(HATHI)

Kode Etik Kaidah Dasar :

1. Mengutamakan keluhuran budi.

2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.

3. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional Teknik Keairan.

Sikap :

1. Senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.

2. Senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensi.

3. Senantiasa menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung-jawabkan. 4. Senantiasa menghindari pertentangan kepentingan dalam tugas

tanggung-jawab.

5. Senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.

6. Senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi. 7. Senantiasa mengembangkan kemampuan profesi.

Kode Etik Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia

(HPJI)

1. Anggota HPJI wajib bertindak konsekuen, jujur dan adil dalam menjalankan profesinya.

2. Anggota HPJI wajib menghormati profesi lain dan tidak boleh merugikan nama baik serta profesi orang lain.

(8)

4. Anggota HPJI setia dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

5. Anggota HPJI harus bersedia memberi bimbingan dan pelatihan untuk peningkatan profesionalisme sesama anggota.

6. Anggota HPJI wajib memiliki kinerja dan tanggung jawab profesi dengan integritas tinggi dan tidak akan menerima pekerjaan di luar bidang keahlian teknisnya.

7. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap terhormat, dapat dipecaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazaskan kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual.

8. Anggota HPJI berdasarkan pengetahuannya wajib menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan bukti dan tanpa membedakan.

Kode Etik Ikatan Arsitek Indonesia

(IAI)

Mukadimah

Menyadari Profesinya yang luhur, Arsitek membaktikan diri dalam bidang Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan Lingkungan Binaan dengan seluruh pengetahuan, keterampilan dan rasa tanggung jawab yang dimilikinya.

Profesi yang berada di garda depan kebudayaan manusia ini mendorong Arsitek untuk bersama-sama dengan profesl lainnya, rnenjaga dan memelihara kemajuan perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan agar intinya tetap berada pada jalur yang positif.

Dengan mengaku diri Profesional atas kehendaknya sendiri, Arsitek menyadari keharusan untuk tunduk kepada seperangkat kewajiban-kewajiban etis, sebagai landasan yang mengikat serta sakaligus pedoman pola berfikir, bersikap dan berperilaku dalam menjalankan tugas-tugas keprofesiannya.

(9)

Pasal 1

Dalam menunaikan tugas profesional vang dipercayakan kepadanya. seorang Arsitek bertanggung jawab kepada diri sendiri dan mitra kerja, profesi dan ilmu pengetahuan, masyarakat dan umat manusia serta bangsa dan negara, sebagai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 2

Dalam menunaikan tugas, seorang Arsitek membaktikan seluruh kemampuan keterampilan, pengetahuan, dan perasaan yang dimilikinya di dalam proses pembangunan demi kesejahteraan urnat manusia lahir dan bathin, dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap.

Pasal 3

Seorang Arsitek harus menernpatkan diri, menata pemikiran dan hasil karyanya, bukan sebagai tujuan melainkan sarana yang digunakan secara maksimal dalam mencapai tujuan kernanusiaan dengan berupaya hemat sumber daya serta menghindari dampak negatif.

Pasal 4

Atas dasar kepercayaan akan keutuhan integritas, keahlian, kejujuran, kearifan dan rasa sosial vang dilimpahkan kepadanya, maka seorang Arsitek mendahulukan tanggung jawab dan kewajiban daripada hak dan kepentingan diri sendiri.

Pasal 5

Tanpa mengurangi hak dan kepentingan pemberi tugas, seorang Arsitek berusaha memahami dan memperjuangkan kepentingan urnat manusia dan masyarakat pemakai, sekalipun pihak ini bukan pemberi imbalan jasa secara langsung.

Pasal 6

Arsitek sebagai budayawan harus berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budava melalui karyanya dan tidak semata-mata menggunakan pendekatan teknis.

Pasal 7

Pada tahap manapun dalam proses pembangunan Arsitek harus menunaikan tugasnya secara bijak dan konsisten.

(10)

(ATAKI)

Menyadari sepenuhnya akan kewajiban bagi setiap anak bangsa dalam kedudukannya sebagai warga negara Republik Indonesia, mempunyai tanggung jawab untuk memberikan darma baktinya bagi bangsa dan negara, guna mencerdaskan anak bangsa. Mengingat bahwa tenaga kerja konstruksi adalah salah satu pelaku kegiatan dalam bidang ekonomi, yang akan turut serta dalam pencapaian terwujudnya tujuan pembangunan nasional yaitu masyarakat adil dan makmur yang berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, ATAKI menetapkan kode etik yang merupakan pedoman berperilaku anggotanya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing, sebagai berikut:

1. Ikut berperan aktif dalam peningkatan pembangunan ekonomi nasional 2. Mentaati Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah, dan Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ATAKI

3. Menghormati dan bertanggung jawab terhadap kesepakatan kerja

4. Pekerja secara profesional dan tidak melakukan persaingan yang tidak sehat dalam melaksanakan kegiatannya.

5. Tidak menyalahgunakan kedudukan, wewenang, dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Kode Etik Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia

(INTAKINDO)

Mukaddimah

(11)

perlindungan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan publik. Konsultan harus berunjuk kerja dalam standar tatalaku profesional yang memerlukan prinsip-prinsip disiplin tertinggi dalam tatalaku yang beretika.

I. Kode Etik Hukum yang Fundamental

Dalam memenuhi tugas-tugas profesionalnya, Konsultan akan:

1. Memegang teguh kepentingan akan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan publik.

2. Melaksanakan layanan hanya dalam bidang yang dikuasainya.

3. Mengeluarkan pernyataan umum hanya dengan cara yang obyektif dan benar.

4. Bertindak untuk setiap pemberi kerja atau klien sebagai agen yang setia dan terpercaya.

5. Menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang menipu.

6. Memperlakukan dirinya secara terhormat, bertanggung jawab, beretika dan mematuhi hukum untuk memperbaiki kehormatan, reputasi, dan manfaat profesinya sebagai Konsultan.

II. Peraturan Praktek

1. Konsultan akan memegang teguh keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan publik.

a. Bila pertimbangan konsultan dikalahkan oleh situasi yang akan membahayakan jiwa atau harta benda, dia harus memberi tahu pemberi kerja atau kliennya dan otoritas lain yang dianggap perlu. b. Seorang konsultan hanya akan menandatangani dokumen-dokumen

konsultansi yang diperlukan yang cocok dengan standar kualitas yang berlaku.

c. Konsultan tidak akan membuka fakta-fakta, data, atau informasi tanpa izin klien atau pemberi kerja kecuali jika diberi otoritas atau dikehendaki oleh hukum atau oleh Kode Etik ini.

(12)

percaya terlibat dengan praktek bisnis yang menipu atau tidak jujur.

e. Konsultan tidak akan membantu atau mendukung praktek konsultansi yang melanggar hukum oleh perorangan maupun perusahaan.

f. Konsultan yang memiliki pengetahuan atas dugaan pelanggaran atas Kode Etik ini harus melaporkan segera pada badan profesi yang terkait, INTAKINDO, dan jika relevan, juga pada otoritas publik, dan bekerja sama dengan otoritas terkait memberikan informasi atau bantuan jika diperlukan.

2. Konsultan akan melaksanakan layanannya dalam bidang yang dikuasainya.

a. Konsultan akan melaksanakan tugasnya hanya jika dia memiliki kualifikasi berdasarkan pendidikan atau pengalamannya dalam bidang teknis yang spesifik yang terlibat.

b. Konsultan tidak akan membubuhkan tanda tangannya pada rencana atau dokumen yang terkait dengan bahan-bahan di mana dia tidak memiliki keahlian, atau pada rencana atau dokumen yang tidak disiapkan di bawah arahan dan pengawasannya.

c. Konsultan boleh menerima tugas dan menganggap tanggung jawab sebagai tugas koordinasi atas seluruh proyek dan menandatangani dan mensegel dokumen teknis untuk seluruh proyek, jika setiap bagian teknis proyek tersebut ditandatangani dan disegel oleh konsultan yang berkualitas yang mempersiapkan bagian tersebut.

3. Konsultan hanya akan mengeluarkan pernyataan publik dengan cara yang obyektif dan terpercaya.

(13)

b. Konsultan boleh mengekspresikan pendapat teknisnya kepada publik yang didasarkan pada pengetahuan akan fakta dan kompetensi dalam hal tersebut.

c. Konsultan tidak akan mengeluarkan pernyataan, kritik, atau argumentasi atas hal-hal teknis yang diinspirasi atau dibayar oleh pihak-pihak yang berkepentingan, kucuali dia telah memperkenalkan komentarnya secara ekspilisit dan menyatakan pihak-pihak yang berkepentingan yang mengatasnamakan pernyataannya, dan dengan memberitahukan kemungkinan hadirnya kepentingan dalam persoalan ini.

4. Konsultan akan bertindak untuk setiap pemberi kerja atau kliennya sebagai agen yang setia atau dapat dipercaya.

a. Konsultan akan membuka semua konflik kepentingan yang diketahui atau potensi konflik kepentingan yang dapat mempegaruhi atau timbul untuk mempengaruhi pertimbangannya atau kualitas layanannya.

b. Konsultan tidak akan menerima kompensasi, berbentuk finansial ataupun lainnya, dari lebih dari satu pihak untuk layanan proyek yang sama, atau untuk layanan yang terkait dengan proyek yang sama, kecuali situasinya terbuka penuh dan disetujui oleh semua pihak yang terkait.

c. Konsultan tidak akan meminta atau menerima uang atau barang berharga lain, langsung atau tidak langsung, dari pihak luar yang terkait dengan pekerjaan di mana dia bertanggung jawab.

d. Konsultan sebagai anggota, penasehat, atau pegawai dari sebuah layanan publik seperti pemerintah atau badan setengah pemerintah atau departemen tidak akan berpartisipasi dalam penentuan atas layanan yang diberikan atau disediakan olehnya atau organisasinya dalam praktek swasta atau praktek konsultansi publik.

e. Konsultan tidak akan meminta atau menerima kontrak dari badan pemerintah di mana prinsipal atau pejabat organisasinya adalah sebagai anggota.

(14)

a. Konsultan tidak akan memalsukan kualifikasinya atau mengizinkan salah penafsiran atas kualifikasi dirinya atau rekannya. Konsultan tidak akan mengesankan atau membesar-besarkan tanggungjawabnya dalam atau untuk suatu hal sebelum penugasan. Brosur atau presentasi lain yang secara kebetulan ada dalam permohonan pekerjaan tidak akan dijadikan sebagai fakta yang terkait dengan pemberi kerja, pegawai, asosiat, kerja sama, atau tugas-tugas masa lalu.

b. Konsultan tidak akan menawarkan, memberi, meminta, atau menerima, baik secara langsung maupun tidak langsung, segala bentuk sumbangan untuk mempengaruhi pemberian kontrak oleh otoritas publik, atau yang mungkin beralasan untuk dikesankan oleh publik sebagai memiliki efek atau maksud untuk mempengaruhi pemberian sebuah kontrak. Konsultan tidak akan menawarkan hadiah atau pertimbangan berharga lainnya untuk mengamankan sebuah pekerjaan. Konsultan tidak akan membayar komisi, presentasi, atau upah pialang untuk mengamankan pekerjaan, kecuali pada pegawai yang bonafid atau agen komersil atau marketing yang bonafid yang dimaksudkan oleh para Konsultan.

II. Kewajiban Profesional

1. Konsultan akan dipandu dalam semua hubungannya oleh standar kejujuran dan integritas tertinggi.

a. Konsultan akan mengakui kesalahannya dan tidak akan menyimpangkan atau merubah fakta.

b. Konsultan akan memberi tahu kliennya atau pemberi kerjanya ketika dia percaya proyek tersebut tidak akan berhasil.

c. Konsultan tidak akan menerima pekerjaan luar yang akan memperburuk pekerjaan harian atau minatnya. Sebelum menerima pekerjaan konsultansi dari luar, Konsultan harus memberi tahu pemberi kerjanya.

d. Konsultan tidak akan berusaha untuk menarik seorang konsultan lain dari pemberi kerja lain dengan iming-iming yang palsu dan menyesatkan. e. Konsultan tidak akan mempromosikan kepentingan pribadinya dengan

(15)

2. Konsultan akan berjuang sepanjang waktu untuk melayani kepentingan publik.

a. Konsultan akan mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam urusan kewargaan; pembinaan karir untuk remaja; dan bekerja untuk perbaikan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya.

b. Konsultan tidak akan menyelesaikan, menandatangani, atau menyegel rencana dan/atau spesifikasi yang tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku. Jika klien atau pemberi kerjanya memaksa untuk melakukan tindakan yang tidak profesional ini, konsultan harus memberi tahu otoritas yang bewenang dan menarik diri dari layanan selanjutnya untuk proyek tersebut.

c. Konsultan akan berjuang untuk memperbaiki pengetahuan dan apresiasi publik tentang konsultansi dan keberhasilannya.

3. Konsultan akan menghindari semua perilaku dan praktek yang menipu publik.

a. Konsultan akan menghindari penggunaan pernyataan tentang bahan yang mengaburkan fakta atau membuang fakta tentang suatu bahan. b. Konsisten dengan hal di atas, konsultan boleh mengiklankan untuk

penerimaan personel.

c. Konsisten dengan hal di atas, konsultan boleh menyiapkan artikel untuk penerbitan teknis, namun artikel tersebut tidak akan mengakibatkan kredit bagi penulis untuk pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain.

4. Konsultan tidak akan menutupi, tanpa persetujuan, informasi rahasia mengenai hubungan bisnis atau proses teknis dari klien pemberi kerja yang sekarang maupun yang lalu, atau badan publik di mana dia bekerja.

(16)

b. Konsultan tidak akan, tanpa persetujuan semua pihak yang terkait, berpartisipasi dalam atau merepresentasikan pihak yang berlawanan dalam kaitan dengan suatu proyek di mana konsultan tersebut telah memperoleh pengetahuan khusus atas nama klien atau pemberi kerja lama.

5. Konsultan tidak akan terpengaruh dalam tugas-tugas profesionalnya oleh pihak-pihak yang bertikai.

a. Konsultan tidak akan menerima uang atau pertimbangan lain, termasuk rancangan teknik secara cuma-cuma, dari pemasok bahan untuk menjadikan proyeknya lebih spesifik.

b. Konsultan tidak akan menerima komisi atau tunjangan, secara langsung maupun tidak langsung, dari kontraktor atau pihak lain yang berurusan dengan klien atau pemberi kerjanya dalam hubungan kerja di mana konsultan tersebut bertanggung jawab.

6. Konsultan tidak akan berusaha untuk memperoleh pekerjaan atau peningkatan penugasan profesional dengan mengkritisi konsultan lain secara tidak benar, atau dengan metoda yang tidak pantas atau patut dipertanyakan.

a. Konsultan tidak akan minta, mengusulkan, atau menerima komisi yang mengikat dalam situasi di mana keputusannya mungkin dikompromikan. b. Konsultan dengan posisi menerima gaji akan menerima pekerjaan

konsultansi paruh-waktu hanya bila konsisten dengan kebijaksanaan pemberi kerja dan sesuai dengan pertimbangan etika.

c. Konsultan tidak akan, tanpa persetujuan, menggunakan peralatan, pasokan, laboratorium, atau fasilitas kantor pemberi kerja untuk melaksanakan paraktek pribadi dari luar.

(17)

hukum akan memberikan informasi ini pada otoritas yang berwenang untuk tindakan lebih jauh.

a. Konsultan dalam praktek pribadi tidak akan mengkaji (review) pekerjaan konsultan lain untuk klien yang sama, kecuali dengan sepengetahuan konsultan yang bersangkutan, atau kecuali hubungan konsultan tersebut dengan pekerjaan tersebut telah dihentikan.

b. Konsultan di lingkungan pemerintah, industri, atau pegawai pendidikan berhak untuk mengkaji dan mengevaluasi pekerjaan konsultan lain bila diperlukan oleh tugas-tugas kepegawaiannya.

c. Konsultan di bagian penjualan atau pegawai industri berhak melakukan perbandingan produk-produk tertentu dengan produk dari pemasok lain.

8. Konsultan akan menerima tanggung jawab pribadi untuk aktifitas profesionalnya, namun dengan syarat bahwa konsultan tersebut boleh mencari perlindungan ganti rugi untuk layanan yang timbul karena prakteknya, kecuali karena kecerobohan besar, di mana kepentingan konsultan tersebut dalam hal ini tidak dapat dilindungi.

a. Konsultan akan menyesuaikan diri dengan hukum registrasi dalam hal praktek konsultansi.

b. Konsultan tidak akan menggunakan asosiasi dengan non-konsultan, perusahaan, atau kerja sama sebagai „selimut“ untuk tindakan-tindakan yang tidak etis.

9. Konsultan akan memberikan kredit untuk pekerjaan konsultansi pada mereka yang berhak, dan akan menghargai kepentingan dan hak orang lain.

a. Konsultan, sedapat mungkin, akan menyebutkan nama orang atau orang-orang yang mungkin bertanggung jawab untuk perancangan, penemuan, penulisan, atau pemenuhan tugas lainnya.

(18)

c. Konsultan, sebelum melaksanakan pekerjaan untuk orang lain yang terkait di mana konsultan boleh melakukan perbaikan, rencana, rancangan, penemuan, atau catatan-catatan lain yang mungkin merubah hak cipta atau paten, harus masuk ke dalam perjanjian yang positif terkait dengan kepemilikannya.

d. Rancangan, data, rekaman, dan catatan konsultan yang mengacu secara ekklusif pada tugas pemberi kerja adalah merupakan hak milik pemberi kerja. Pemberi kerja harus melindungi (indemnify) konsultan untuk penggunaan informasi tersebut untuk keperluan lain selain keperluan aslinya.

Konsultan akan meneruskan pengembangan profesionalnya selama karirnya dan harus menjaga kemutakhiran dalam bidang spesialisasinya dengan terlibat dalam praktek profesional, berpartisipasi dalam kursus-kursus pendidikan lanjutan, membaca literatur-literatur teknis, dan menghadiri pertemuan-pertemuan profesional dan seminar.

Kode Etik Persatuan Insinyur Indonesia

(PII)

"CATUR KARSA SAPTA DHARMA INSINYUR INDONESIA"

Pertam, prinsip-prinsip dasar

a. Mengutamakan keluhuran budi.

b. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.

c. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

d. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.

Kedua, tujuh tuntutan sikap

a. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan Masyarakat.

(19)

c. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.

d. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.

e. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.

f. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi.

g. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Kode Etik Asosiasi Propesi Elektrikal Indonesia

(APEI)

a. PKami yang berprofesi dibidang Elektrikal menyadari sedalam-dalamnya tanggung jawab terhadap keluhuran profesi

b. Kami yang berprofesi dibidang Elektrikal dalam menjunjung tinggi keluhuran profesi, akan selalu bertindak profesional dalam bekerja dan berkarya

c. Kami yang berprofesi dibidang Elektrikal akan mengutamakan kebenaran / kejujuran dan kemandirian ilmiah dan teknologi dalam berpikir, bertindak dan melaksanakan pekerjaan

d. Kami yang berprofesi dibidang Elektrikal berkewajiban untuk mengemban serta meningkatkan keterampilan dan keahlian seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi Elektrikal

Referensi

Dokumen terkait

Hakim konstitusi dilarang meminta atau menerima dan harus menjamin bahwa anggota keluarganya tidak meminta atau menerima hadiah, hibah, pinjaman, atau manfaat atau janji

Kami tidak akan memberikan informasi tentang konseli dan pihak- pihak yang terkait dengan persoalan yang dihadapi konseli atau mantan konseli kepada siapa pun,

Jika CFO dalam menjalankan kegiatan usahanya, secara langsung atau tidak langsung melanggar Peraturan, sehingga pihak luar menuntut ganti rugi terhadap Perusahaan, membuat

-Apabila fisioterapi menerima pasien/kelin yang dirujuk kepadanya untuk konsultasi maka dia tidak melakukan intervensi atau mengkonsulkan kepada profesi atau profesi

Dalam bertindak untuk seorang klien atau majikan yang tergabung dalam suatu profesi, seorang anggota akan menghargai Kode Etik dari profesi tersebut dan secara sadar tidak akan

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tidak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker tersebut wajib mengakui dan menerima sanksi

240.5 Dalam situasi tertentu, seorang Praktisi dapat menerima imbalan jasa profesional rujukan atau komisi ( referral fee ) yang terkait dengan diterimanya suatu perikatan,

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari