• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Pengalihan Lahan Konservasi Hutan Bakau Menjadi Lahan Pertambakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Dampak Pengalihan Lahan Konservasi Hutan Bakau Menjadi Lahan Pertambakan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Dampak Pengalihan Lahan Konservasi Hutan Bakau

Menjadi Lahan Pertambakan Terhadap Keadaan Sosial

Ekonomi Nelayan Di Kecamatan Tanjung Pura

Kabupaten Langkat Sumatera Utara

(Studi Kasus Desa Tapak Kuda Kecamatan Tanjung Pura)

Irwanmay

Program Pasca Sarjana

Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Hutan bakau merupakan hutan yang khas, dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan relatif toleran terhadap perubahan salinitas. Luas hutan bakau di Sumatera Utara 90.093 hektar, terdapat di Kabupaten Langkat seluas 35.000 hektar 15.765 hektar diantaranya sebagai kawasan konservasi Suaka Margasatwa Karang Gading dan Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut yang didominasi oleh hutan bakau.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalihan lahan konservasi hutan bakau di desa Tapak Kuda serta dampak terhadap keadaan sosial ekonomi nelayan dengan metode survey. Data yang diperoleh dianalisis deskriptif, model sosial ekonomi kuantitatif dan statistika inferensial khi-kuadrat.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa selama 5 tahun (1998-2002) di desa Tapak Kuda Kecamatan Tanjung Pura terjadi pengalihan lahan konservasi hutan bakau menjadi lahan perternakan seluas 149 hektar.

Dampak pengalihan lahan konservasi terhadap keadaan ekonomi nelayan dalam waktu 5 tahun (1998-2002) meliputi: Perubahan terhadap frekuensi melaut, hasil tangkapan ikan, tingkat pendapatan serta sarana dan prasarana ekonomi desa. Frekuensi melaut, rata-rata 19 trip per bulan, dibanding 5-10 tahun yang lain 24 trip. Berarti waktu kerja nelayan berkurang sebanyak 5 hari dalam sebulan, hal ini disebabkan oleh daerah penangkapan ikan semakin jauh. Hasil tangkapan ikan, rata-rata per trip 14,2 kg dengan curahan waktu melaut 10-13 jam, dibanding 10 tahun yang lain 28 kg curahan waktu 5-7 jam. Menurunnya hasil tangkapan dikarenakan oleh pengalihan lahan konservasi hutan bakau yang merupakan habitat hidup ikan. Tingkat pendapatan, rata-rata per bulan Rp 468.381, dibawah kebutuhan hidup minimum pekerja lajang (KHM-PL) Sumatera Utara tahun 2004 sebesar Rp 482.489 .Hal ini disebabkan oleh berkurangnya frekuensi melaut. Sarana dan prasarana desa, jalan dan angkutan umum merupakan urat nadi perekonomian desa untuk mendukung mobilitas penduduk, namun kualitas jalan rusak parah dan transportasi angkutan sungai terbatas 1 trip per hari.

Dampak pengalihan lahan konservasi terhadap keadaan sosial nelayan meliputi: Perubahan terhadap tenaga kerja, tingkat pendidikan dan partisipasi nelayan. Tenaga kerja, beban ketergantungan tinggi 77,9%, hal ini disebabkan oleh banyak masyarakat nelayan dibawah usia 14 tahun. Partisipasi angkatan kerja rendah 66,1%, hal ini disebabkan oleh adanya angkatan kerja yang belum bekerja. Tingkat pengangguran rendah 25,6%, karena sebagian besar masyarakat sudah bekerja sebagai nelayan dan

e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara

(2)

buruh perikanan di tangkahan ikan. Berarti pemanfaatan sumber daya manusia cukup tinggi. Pendidikan, tingkat pendidikan dan partisipasi sekolah rendah 50%. Tingkat melanjutkan sekolah rendah 28,6%. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendapatan nelayan rendah. Partisipasi, tingkat partisipasi reboisasi konservasi hutan bakau cukup tinggi, 67,5% nelayan ikut program. Kelompok Pelestari Sumber Daya (KPSA) hutan bakau. Hal ini dikarenakan mereka diberi Surat Izin Menggarap (SIM) oleh Pemda Langkat Untuk melihat tingkat hubungan dampak pengalihan lahan konservasi terhadap keadaan sosial ekonomi nelayan pada variabel hasil tangkapan ikan berdasarkan daerah penangkapan ikan dan variabel tingkat pendapatan nelayan berdasarkan frekuensi melaut serta variabel partisipasi nelayan dalam reboisasi hutan bakau berdasarkan tingkat pendidikan. Dari hasil statistik uji Chi-Square diperoleh bahwa hubungan hasil tangkapan ikan berdasarkan daerah penangkapan ikan tidak signifikan. Meskipun secara tabulasi hasil tangkapan ikan tinggi pada daerah penangkapan ikan jauh, namun secara statistik uji Chi-Square tidak signifikan. Berarti daerah penangkapan ikan tidak: mempengaruhi hasil tangkapan ikan. Walaupun nelayan dalam menawur alar tangkap selalu memperhatikan daerah penangkapan ikan. Dilihat dari tingkat hubungan kedua variabel tersebut rendah. Hal ini disebabkan oleh karena alat tangkap ikan yang digunakan nelayan umumnya bersifat gratis. Kemudian hasil statistik uji Chi-Square diperoleh bahwa hubungan tingkat pendapatan nelayan berdasarkan frekuensi melaut tidak signifikan. Meskipun secara tabulasi tingkat pendapatan tinggi frekuensi melaut rendah lebih, namun secara statistik uji Chi-Square tidak signifikan. Berarti frekuensi melaut tidak mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan. Walaupun secara teori menyatakan semakin tinggi frekuensi melaut, maka semakin banyak hasil tangkapan ikan dan semakin tinggi pula pendapatan yang diterima oleh nelayan. Dilihat dari tingkat hubungan kedua variabel tersebut rendah. Hal ini disebabkan oleh karena nelayan melaut hanya pada hari-hari tertentu, sehingga biaya melaut berkurang. Selanjutnya hasil statistik uji Chi-Square diperoleh bahwa hubungan partisipasi nelayan berdasarkan tingkat pendidikan tidak signifikan. Meskipun secara tabulasi tingkat partisipasi lebih tinggi yang tidak tamat Sekolah Dasar, namun secara statistik uji Chi-Square tidak signifikan. Berarti pada tingkat pendidikan yang rendah tidak mempengaruhi perilaku konservatif nelayan. Dilihat dari tingkat hubungan kedua variabel tersebut rendah, hal ini disebabkan oleh rata-rata tingkat pendidikan nelayan rendah, 68% tidak tamat Sekolah Dasar.

Untuk menaikkan taraf hidup sosial ekonomi nelayan diperlukan perbaikan pengelolaan sumber daya hutan bakau, meningkatkan perahu motor menjadi kapal penangkap ikan dan tingkat pendidikan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Langkat melakukan program reboisasi ekosistem hutan bakau dan memfasilitasi pengadaan kapal penangkap ikan serta membangun infrastruktur pendidikan SLTP. Kalangan akademisi memberdayakan nelayan melalui teknologi pengolahan hasil perikanan tepat guna dan nelayan meningkatkan partisipasi dalam reboisasi ekosistem hutan bakau, karena terkait langsung dengan sumber mata pencaharian.

e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran Reliability pelayanan Mutu Akademik di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNM meliputi a) Kecermatan, b) Peningkatan pelayanan c) Penggunaan alat bantu,

Terdapat pengaruh positif dan sginifikan motivasi intrinsik terhadap kinerja karyawan hal ini ditunjukan dengan p value (sig 0,000) < 0,005 dengan pengaruh sebesar 0,630

Tabulasi Silang Antara Peranan Dalam Organisasi dengan stres kerja pada pekerja area manufacturing PT. Hasil ini dapat dikarenakan responden yang diteliti

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu proses evaluasi saat ini pada Kota Cimahi masih dilakukan dengan metode penyebaran formulir kuesioner, akibatnya

5) Secara parsial dalam jangka pendek variabel cadangan devisa (CADEV) berpengaruh signifikan dan positif terhadap utang luar negeri, variabel inflasi (INF) dan

Untuk pertanyaan kedua dari karakteristik potensi pasar yang disampaikan adalah teknologi layanan online yang digunakan oleh responden, pada gambar 2, teknologi pasar

pembelajaran, guru dapat: memberikan perhatian akan kebutuhan dan keinginan siswa; melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran dengan menggunakan kata ganti orang pertama jamak,