• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Konsumen Membeli Koran Sindo pada PT. Media Nusantara Informasi Biro Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Konsumen Membeli Koran Sindo pada PT. Media Nusantara Informasi Biro Medan"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Pendidikan Sarjana ( S-1) Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Oleh :

MODEST DAHLAN S 100903083

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : Modest Dahaln S

NIM : 100903083

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Kualitas Pelayanan Administrasi Akta Kelahiran Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Simalungun

Medan, April 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Dra.Elita Dewi,M.SP Drs.M.Husni Thamrin Nasution,M.Si NIP. 196007041986012002 NIP. 196401081991021001

Dekan FISIP USU

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

segala limpahan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan, semangat dan

ketekunan kepada penulis selama masa penyelesaian skripsi yang berjudul “Kualitas

Pelayanan Administrasi Akta Kelahiran Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan

Sipil Pemerintah Kabupaten Simalungun”

Karya ilmiah ini merupakan laporan yang diperlukan untuk melengakapi

persyaratan melengkapi gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih diri dan

mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan karya ilmiah ini.

Penulis mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis

dalam penelitian, pengumpulan literature, maupun penulisan karya ilmiah. Namun

berkat bimbingan, semangat dan arahan semua pihak, kesulitan yang ada dapat diatasi

dan karya ilmiah inipun dapat diselesaikan .

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, M. Si., selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

dan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing dan

(4)

4. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara M.si, selaku dosen wali yang telah

memberikan arahan dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

5. Untuk Dosen-dosen Departemen Ilmu Administrari Negara yang telah

berperan besar dalam membimbing dan berbagi ilmu pendidikan.

6. Untuk Kak Mega dan juga Kak Dian yang telah membantu penulis dalam

urusan surat menyurat sampai Skripsi ini selesai dan juga kepada seluruh

Pegawai Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

7. Albert Sinaga,SPd.MPd selaku Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan

Sipil Kabupaten Simalungun yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian Skripsi.

8. Untuk Pegawai Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten

Simalungun terutama Ibu Tiarli yang telah meluangkan waktu membantu

ketika penelitian

9. Untuk teristimewa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tuaku C.H Silalahi dan R.Gultom dan adik-adikku tercinta

(Elsi,Afriani,Septian) yang telah memberikan kasih sayang dan banyak

memberi nasehat dan juga memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi

ini. Tiada kata-kata yang bisa mengungkapkan betapa besar rasa terima kasih

yang ananda sampaikan.

10.Kelompok 4 Magang , Riri Anwar, Helvrizky Kaniza, Atika, Meylan, Windy,

(5)

11.Buat semua kawan-kawan Administrasi Negara 2010 terutama lae-lae awak (

Beny Marpaung, Andika RPS, Erap Nainggolan, Fritz alias CS , Indra Fahmi,

Jeremia ) appara/seninaku ( Frima Hajirin, Dion, Dedi, Yanan, Olber, Ibran )

Terimakasih untuk semua kebersamaan, pengalaman dan klasiknya sebuah

kisah selama perkuliahan ini.

12.Buat abang dan kakak saya di Administrasi Negara, Kak Butet, Kak Elida,

Kak Vina, Kak Mercy, Bang Nawir, Bang Tommy, Bang Bontor, Bang Mian,

Bang Beny. Terimakasih untuk bimbingan dan pengalamannya. Sukses buat

semua karier dan masa depannya.

Medan, April 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latarbelakang... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 7

I.3. Tujuan Penelitian ... 8

I.4. Manfaat Penelitian ... 8

I.5. Kerangka Teori ... 8

I.5.1. Pengertian Kualitas ... 8

I.5.2. Pelayanan Publik ... 8

I.5.2.1. Pengertian Pelayanan ... 10

I.5.2.2. Pengertian Pelayanan Publik ... 12

I.5.2.3. Jenis-jenis Pelayanan ... 13

I.5.2.4. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik ... 13

I.5.2.5. Standar Pelayanan Publik ... 15

I.5.2.6. Dimensi Pelayanan Publik ... 17

I.5.2.7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelayanan publik ... 18

I.5.4. Pelayanan Prima ... 20

I.5.5. Administrasi Kependudukan ... 22

(7)

I.5.7.Akta Kelahiran Penduduk ... 24

I.6. Defenisi Konsep ... 27

BAB II METODE PENELITIAN ... II.1. Bentuk Penelitian ... 28

II.2. Lokasi Penelitian ... 28

II.3. Informan Penelitian ... 28

II.4. Teknik Pengumpulan Data ... 29

II.5. Teknik Analisis Data ... 30

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... III.1. Gambaran umum ... 32

III.2. Motto ... 32

III.3. Visi dan Misi ... 33

III.4. Profil Disdukcapil Kabupaten Simalungun ... 34

III.5. Tugas Pokok dan Fungsi ... 37

III.6. Tingkat Pendidikan Pegawai ... 46

BAB IV PENYAJIAN DATA ... IV.1 Karakteristik Informan ... 48

IV.2. Hasil Wawancara ... 50

IV.2.1 Prosedur Pelayanan ... 51

IV.2.2 Waktu Pelayanan ... 57

IV.2.3 Biaya Pelayanan ... 59

(8)

IV.2.5 Sarana dan Prasarana ... 64

IV.2.6. Kompetensi Petugas Pemberi Layanan ... 67

BAB V ANALISA DATA V.1 Prosedur Pelayanan ... 70

V.2 Waktu Pelayanan ... 72

V.3 Biaya Pelayanan ... 73

V.4 Produk Pelayanan ... 74

V.5 Sarana dan Prasarana ... 76

V.6 Kompetensi Pegawai ... 77

V.7 Kepuasan Masyarakat ... 80

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan ... 84

VI.2. Saran ... 86

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Motto Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil ... 32

Gambar 2. Struktur Organisasi ... 36

Gambar 3. Standard Operasional Prosedur ... 52

Gambar 4. Antrian masyarakat di Loket ... 56

Gambar 5.Bentuk Akta Kelahiran ... 63

Gambar 6. Ruang Tunggu DisdukCapil Simalungun ... 65

Gambar 7. Foto Peneliti saat wawancara dengan warga ... 70

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Pendidikan Pegawai. ... .. 47

Tabel 2. Karakteristik Informan berdasarkan Jenis Kelamin ... .. 49

Tabel 3. Karakteristik Informan Berdasarkan Interval Umur ... .. 50

Tabel 4. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... .. 50

(11)

ABSTRAK

Kualitas Pelayanan Administrasi Akta Kelahiran Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Simalungun

Nama : Modest Dahlan S NIM : 100903083

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Dosen Pembimbing : Dra. Elita Dewi, MSP

Upaya perbaikan kinerja organisasi pemerintah merupakan sesuatu yang harus terus menerus dilakukan. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki proses kinerja masih terlalu birokratis dan cederung menyulitkan masyarakat yang ingin berhubungan dengan instansi pemerintah. Sebagai sebuah organisasi publik yang terkait dengan pelaksanaan fungsi pelayanan, Dinas Kependudukan Dan Catatan salah satu lembaga publik yang memberi pelayanan Administrasi Kependudukan guna menerbitkan dokumen Akta Kelahiran. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan publik terindikasi masih belum maksimalnya kualitas pelayanan pada Dinas ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun dilihat dari standar pelayanan yaitu prosedur, biaya, waktu, produk, sarana prasarana dan kompetensi pegawai. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara dan observasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci, informan utama dan informan tambahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran yang dirasakan oleh masyarakat. Selama Undang-Undang No.23 Tahun 2006 masih berjalan, pelayanan di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun masih belum berkualitas karena prosedur pelayanan masih cukup panjang dan rumit, waktu pengurusan yang cukup lama, biaya yang dikeluarkan masyarakat cukup mahal, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Ditengah proses penelitian, pemerintah menerbitkan Undang-Undang No.24 Tahun 2013, sehingga terdapat perubahan yang cukup mendasar terutama dari segi prosedur pelayanan menjadi lebih mudah, waktu pelayanan semakin cepat dan biaya pelayanan yang sudah digratiskan. Namun masih terdapat komponen standar pelayanan yang belum dapat dikatakan berkualitas yaitu pada sarana dan prasarana, sehingga Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil harus lebih berupaya dalam meningkatkan mutu pelayanan terutama penyediaan fasilitas terkait penyelenggaraan pelayanan administrasi Akta Kelahiran.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan. Pelayanan umum merupakan segala bentuk

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di tingkat

pusat, daerah dan termasuk badan-badan usaha milik negara lainnya yang

menyediakan barang atau jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan

masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

perundang-undangan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 25 Tahun

2009 Tentang Pelayanan Publik, yang bertujuan mewujudkan batasan dan

hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban dan

kewenangan seluruh pihak yang terkait dalam penyelenggaran pelayanan

publik sesuai dengan asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik,

terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik serta peraturan- peraturan

perundang-undangan yang ada sebagai perlindungan dan kepastian hukum

bagi masyarakat.

Pelayanan publik dapat dikatakan efektif apabila masyarakat telah

mendapatkan pelayanan yang mudah, murah, cepat dan memuaskan.

keberhasilan dalam mewujudkan pelayanan yang efektif tentunya tidak lepas

dari peningkatan disiplin kerja aparat yang dilakukan oleh Pemerintah.

Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik akan mempunyai dampak yang

luas terutama dalam tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah,

sedangkan kurang baiknya kinerja birokrasi selama ini menjadi penyebab

munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Saat ini

(13)

yang telah dicapai dalam proses pembangunan sebelumnya dan kemajuan

yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang dapat

dirasakan sekarang ini adalah terjadinya perubahan pola pikir masyarakat ke

arah yang semakin kritis. Hal ini mungkin disebabkan, karena semakin hari

warga masyarakat semakin cerdas dan semakin memahami hak dan

kewajibannya sebagai warga. Kondisi masyarakat yang demikian menuntut

hadirnya pemerintah yang mampu memenuhi berbagai tuntutan kebutuhan

dalam segala aspek kehidupan mereka, terutama dalam mendapatkan

pelayanan yang sebaik-baiknya dari pemerintah . Pelayanan kepada

masyarakat yang diberikan oleh aparatur pemerintah seringkali cenderung

rumit seperti : a) Tata cara pelayanan, b) Rendahnya pendidikan aparat, c)

Disiplin kerja. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kualitas pelayanan umum di

daerah. Rendahnya pendidikan aparat juga merupakan salah satu faktor

penyebab buruknya kualitas pelayanan, karena tingkat pendidikan aparat

sangat mempengaruhi kemampuannya dalam melaksanakan pelayanan.

Institusi pemerintah sebagai pelayan masyarakat perlu menemukan

dan memahami cara yang profesional dalam rangka pemenuhan kebutuhan

masyarakat. Dalam konteks pemerintahan, kebutuhan masyarakat menjadi

tuntutan dan tanggung jawab pemerintah. Oleh karena itu, pemerintahan perlu

diselenggarakan secara dinamis, tanggap, cepat dan tepat sasaran. Sebagai

abdi negara dan abdi masyarakat, peran aparatur pemerintah haruslah

berfokus kepada pelayanan publik. Pemerintah harus melakukan peningkatan

sumber daya aparatur dam memperbaiki kebiasaan dari aparatur yang dilayani

oleh masyarakat menjadi aparatur yang melayani masyarakat sehingga

kualitas, efisiensi dan profesionalisme seluruh tatanan administrasi

pemerintah tercapai. Perbaikan kinerja secara khusus dalam bidang pelayanan

menjadi sangatlah penting. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan

(14)

Penyelenggaraan Pelayanan Publik seperti prosedur pelayanan, persyaratan,

kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan

pelayanan, kepastian biaya pelayanan, dan kepastian jadwal pelayanan maka

pemerintah memiliki konsekuensi untuk meningkatkan pelayanan dalam

sektor pelayanan publik.

Pemerintah sebagai service provider (Penyedia Jasa) bagi masyarakat

dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Apalagi pada era

otonomi daerah, kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah

akan semakin ditantang untuk optimal dan mampu menjawab tuntutan yang

semakin tinggi dari masyarakat, baik dari segi kulitas maupun dari segi

kuantitas pelayanan. Di negara-negara berkembang saat ini dapat kita lihat

mutu pelayanan publik merupakan masalah yang sering muncul, karena di

negara berkembang pada umumnya permintaan akan pelayanan jauh melebihi

kemampuan pemerintah untuk memenuhinya sehingga pelayanan yang

diberikan pemerintah kepada masyarakat kurang terpenuhi baik dilihat dari

segi kualitas maupun kuantitas.

Salah satu yang menjadi kebutuhan manusia adalah menerima

pelayanan administrasi, terutama dalam pelayanan administrasi kependudukan

Akta kelahiran adalah akta catatan sipil hasil pencatatan terhadap peristiwa

kelahiran seseorang. Akta Kelahiran merupakan hak identitas seseorang

sebagai perwujudan Konvensi Hak Anak (KHA) dan Perlindungan Anak yang

tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2002 . Akta Kelahiran merupakan simbol

pengakuan negara dan orang tua terhadap keberadaan seorang anak, sehingga

dengan memiliki akta kelahiran seorang anak akan terjamin hak-haknya, baik

terhadap negara maupun orang tuanya.

Adapun sejumlah manfaat atau arti penting dari kepemilikan akta

(15)

yang menjadi warganya, sebagai alat dan data dasar bagi pemerintah untuk

menyusun anggaran nasional dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan

perlindungan anak, merupakan bukti awal kewarganegaraan dan identitas diri

pertama yang dimiliki anak, menjadi bukti yang sangat kuat bagi anak untuk

mendapatkan hak waris dari orangtuanya, mencegah pemalsuan umur,

perkawinan di bawah umur, tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan

anak, perlindungan,kesehatan, pendidikan, pemukiman, dan hak hak lainnya

sebagai warga negara. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat ini

tentu menyebabkan permohonan pembuatan akta kelahiran semakin banyak

pula .Semakin tingginya tuntutan yang tidak diimbangi oleh sarana dan

prasarana pendukung dan etos kerja pegawai yang kurang, tentu pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat menjadi tidak optimal.

Mengingat betapa pentingnya arti kepemilikan akta bagi setiap anak,

menjadi sangat miris memang, kenyataan bahwa tingkat kepemilikan akta

kelahiran di Kabupaten Simalungun masih terbilang rendah. Berdasarkan data

Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, dari tahun 2008-2013 terdapat

221.140 jiwa jumlah kelahiran namun hanya 114.671 jiwa yang mengurus

akta kelahiran. Melihat kenyataan ini timbul pertanyaan bagi penulis apa yang

terjadi dalam proses pelayanan akta kelahiran, sehingga begitu besar jumlah

persentase anak yang belum memiliki akta kelahiran. Dari hasil pra survey

yang penulis perol;eh setidaknya ada empat hal yang menjadi hambatan

masyarakat dalam melakukan pengurusan akta kelahiran Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Simalungun.

Pertama,kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan Akta

kelahiran masih sangat minim dibanding KTP. Masyarakat menganggap

bahwa “Akta Kelahiran” bukan merupakan kebutuhan utama dalam

(16)

menyangkut identitas warga negara sebagai seseorang yang diakui

eksistensinya secara hukum positif. Ditambah lagi masyarakat merasa sulit

untuk melakukan pengurusan akta kelahiran, baik karena faktor ketidaktahuan

prosedur pembuatan maupun faktor kesadaran itu sendiri (kemauan untuk

melakukan pengurusan). Hal ini secara langsung terkait dengan aspek

prosedur dan biaya pelayanan.

Kedua, rumitnya prosedur pembuatan akta kelahiran. Prosedur

pembuatan akta kelahiran mengharuskan melaporkan kelahiran ke Kantor

Kelurahan/desa dalam 30 hari dan juga dengan syarat-syarat yang harus

dipenuhi seperti; KK, Surat Nikah, Surat Lahir dari Dokter/Bidan, dan

lainnya. Prosedur ini cukup merumitkan bagi orang tua yang ingin mengurus

sendiri akta kelahiran anaknya. Terlebih lagi bagi para orang tua yang sama

sekali tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka, tentu saja kondisi ini

menjadi dilema. Kalau masyarakat kalangan atas akan sangat mudah

menemukan solusinya, hanya dengan membayar orang atau pihak rumah sakit

untuk diuruskan. Tapi sangat berbeda dengan masyarakat miskin, faktor

kerumitan prosedur sudah barang tentu menjadi momok bagi mereka karena

akan memakan waktu yang lama dalam pengurusan, walaupun mereka

menyadari akan pentingnya kepemilikan akta kelahiran, tapi disisi lain mereka

harus bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga. Sehingga terjadilah

penundaan-penundaan hingga akhirnya sama sekali tidak melakukan

pengurusan akta kelahiran bagi anak mereka.

Ketiga, Faktor keterbatasan akses ke kantor pemerintahan, dalam hal

ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun dimana

lokasi Dinas tersebut terbilang cukup jauh mengingat kondisi geograf yang

cukup luas ditambah dengan terbatasnya sarana transportasi dari setiap daerah

(17)

masyarakat yang ingin melakukan pengurusan akta kelahiran karena lokasinya

berada di ujung kabupaten, mereka harus menempuh perjalanan yang jauh

dengan biaya yang tidak sedikit, ditambah prosedur yang rumit menyebabkan

waktu pengurusan yang lama sehingga mereka harus bolak balik ke Kantor

Dinas Kependudukan dan Catatan sipil.Hal ini akan menyebabkan biaya yang

mahal yang harus ditanggung oleh masyarakat, yang sudah tentu membuat

mereka berpikir dua kali untuk mengurus akta kelahiran anak mereka.

Keempat, faktor biaya. Dalam hal ini mulai biaya transportasi ke

Pengadilan kemudian ke Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, belum lagi

biaya denda dan biaya untuk saksi yang tentunya ditanggung sendiri oleh

masyarakat yang berurusan. Sehingga dengan prosedur yang rumit

menyebabkan waktu pengurusan menjadi lama dan pada akhirnya

mengharuskan masyarakat untuk mengeluarkan biaya yang cukup besar.

Adapun beberapa hambatan masyarakat seperti yang dijelaskan diatas juga

dapat dilihat dalam kutipan berikut ini :

Proses kepengurusan akta lahir memang cukup meresahkan warga khususnya kabupaten simalungun mengingat kabupaten ini mempunyai 30 kecamatan, 306 nagori dan 17 kelurahan yang luasnya 438.660 Hektar atau 6,12 persen dari luas Sumatera Utara. Semenjak diberlakukannya Undang undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan animo masyarakat kabupaten simalungun untuk pengurusan akta lahir anaknya turun 40 persen dari sebelumnya undang undang diterapkan.

(18)

menjalani tahapan proses persidangan dipengadilan, kepengurusan akta lahir di sini digratiskan ini sesuai dengan PERDA No 10 tahun 2011 tentang retribusi jasa umum, katanya.

diakses dari

26 september 2013 Laporan : Adi ( Simalungun Cyber News)

Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji

lebih lanjut melalui penelitian mendalam mengenai kualitas pelayanan

pengurusan akta kelahiran dalam bentuk skripsi dengan judul “KUALITAS

PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH

KABUPATEN SIMALUNGUN”

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti adalah “BAGAIMANA

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI

KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN”

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

kualitas pelayanan administrasi akta kelahiran di Kantor Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Pemerintah Kabupaten Simalungun

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikarenakan memiliki manfaat yaitu :

1. Bagi Universitas dapat memberikan masukan bagi bidang studi ilmu

administrasi negara mengenai kajian kualitas pelayanan

2. Bagi Instansi, untuk dapat memberikan masukan kepada Kantor Dinas

(19)

3. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan dalam berfikir dan

menganalisa setiap gejala dan permasalahan yang dihadapi di

lapangan.

I.5 Kerangka Teori I.5.1 Pengertian Kualitas

Kata kualitas mempunyai banyak definisi yang berbeda dan bervariasi

mulai dari yang konvensional sampai dengan yang lebih strategis. Definisi

konvensional dari kata kualitas biasanya menggambarkan karakteristik suatu

produk seperti kinerja (performance), keandalan (reliability), mudah dalam

penggunaan (easy to use), estetika (esthetics), dan sebagainya. Sedangkan

dalam definisi strategis dinyatakan sebagai segala sesuatu yang mampu

memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan (meeting the needs of

customers).

Kamus Besar Bahasa Indonesia Kualitas dimaknai sebagai tingkah

baik buruknya sesuatu, Poerwadarminto (1989: 467). Maka untuk mengetahui

sesuatu setiap orang akan berbeda pandangan dan berbeda pula dalam

mengartikannya. Kualitas mempunyai arti yang berbeda tergantung dari orang

yang menggunakannya dan dimana istilah itu dipakai.

Pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih

strategis oleh Gaspersz dalam Sinambela (2008: 6-7) mengemukakan bahwa

pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok, yaitu:

1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan

langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan

(20)

2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Agar pelayanan yang diberikan berkualitas tentu saja kedua

kualitas dimaksud harus dipenuhi.

Berdasarkan pengertian diatas kualitas adalah segala sesuatu yang di

harapkan atau di inginkan dari pelayan (aparatur) ke yang di layani

(masyarakat). Karena kualitas dapat digunakan untuk menilai atau

menentukan tingkat penyesuaian suatu hal terhadap persyaratan atau

spesifikasi itu terpenuhi berarti kualitas sesuatu hal yang dimaksud dapat

dikatakan baik, sebaliknya jika persyaratan tidak terpenuhi maka dapat

dikatakan tidak baik.

Citra kualitas layanan yang baik bukanlah dari sudut pandang atau

peresepsi penyedia jasa melainkan dari sudut pandang konsumen atau

masyarakat. Secara terinci dikemukakan berbagai hambatan dalam

pengembangan sistem manajemen kualitas dalam bukunya Sinambela

(2008:7) yang Berjudul Reformasi Pelayanan publik sebagai berikut:

1. Ketiadaan komitmen dari manajemen.

2. Ketiadaan pengetahuan dan kekurang pahaman tentang manajemen kualitas

bagi aparatur yang bertugas melayani.

3. Ketidak mampuan aparatur mengubah kultur yang mempengaruhi kualitas

manajemen kualitas pelanggan.

4. Ketidaktepatan perencanaan manajemen kualitas yang dijadikan pedoman

dalam pelayanan pelanggan.

5. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan belum di optimalkan.

6. Ketidakmampuan membangun lerning organization, lerning by the

(21)

7. Ketidaksesuaian antara struktur organisasi dengan kebutuhan.

8. Ketidakcukupan dana dan sumber daya.

9. Ketidaktepatan sistem penghargaan dan balas jasa bagi karyawan.

10.Ketidaktepatan mengadopsi prinsip manajemen kualitas ke dalam

organisasi.

11 Ketidaktepatan dalam memberikan perhatian pada pelanggan, baik internal

maupun eksternal.

12. Ketidaktepatan dalam pemberdayaan dan kerja sama.

I.5.2 Pelayanan Publik I.5.2.1 Pengertian Pelayanan

Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan

secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan

dengan kehidupan manusia. Pengertian pelayanan dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah hal, cara, atau hal kerja melayani, sedangkan melayani

adalah menyuguhi (orang) dengan makanan atau minuman; menyediakan

keperluan orang; mengiyakan, menerima; menggunakan. Pelayanan menurut

Moenir (2002: 6) adalah kegiatan yang diteruskan oleh organisasi atau

perseorangan kepada konsumen yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat

dimiliki, konsumen yaitu masyarakat yang mendapat manfaat dan aktivitas

yang dilakukan oleh organisasi yang memberikan pelayanan.

Konsep pelayanan dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai

memberikan sesuatu kepada seseorang dalam bentuk jasa. Menurut

Poerwadarminto (1989: 573), pelayanan berasal dari kata layan atau melayani

yang berarti menolong, menyediakan segala sesuatu yang diperlukan orang

(22)

memenuhi kebutuhan hidupnya membutuhkan orang lain. Proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung ini yang disebut

sebagai pelayanan. Jadi pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan membantu

menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Sehingga

pelayanan senantiasa dengan kepentingan publik atau umum. Masih menurut

Moenir, bahwa kepentingan umum merupakan kepentingan yang menyangkut

masyarakat, tidak bertentangan dengan norma-norma dan aturan yang

bersumber dari kebutuhan hidup masyarakat. Kepentingan ini bersifat kolektif

dan dapat pula bersifat individual. Kepentingan umum muncul dari

kepentingan individual dan karena bersamaan kepentingan maka kepentingan

individual berkembang menjadi kepentingan umum. Kegiatan pelayanan

umum diharapkan pada terselenggaranya pelayanan untuk memenuhI

kepentingan umu atau kepentingan perorangan, malalui cara-cara yang tepat

dan memuaskan pihak yang dilayani. Supaya pelayanan umum berhasil baik

unsure pelaku sangaT menentukan, Pelaku dapat berbentuk badan atau

organisaasi yang bertanggungjawab atas terselenggaranya pelayanan dan

manusia sebaga pegawai.

Pelayanan dapat berjalan baik jika pemerintah selaku penyelenggara

pelayanan publik memiliki orientasi yang benar mengenai hakikat dari

kedudukannya sebagai abdi masyarakat dan menganggap masyarakat sebagai

klien yang harus senantiasa dijaga kepuasan atas pelayanan yang telah

diberikan kepada mereka. Kepuasan sangat sulit diukur karena pemakaian

layanan memiliki berbagai karakteristik yang berbeda tergantung pada tingkat

sosial, ekonomi, pendidikan dan pengetahuan, pengalaman hidup maupun

harapan yang ingin dicapainya. P. Siagian (1992: 134) dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, aparatur pemerintah seyogyanya berpegang

(23)

1. Dasar hukumnya jelas

2. Hak dan kewajiban warga Negara yang dilayani

3. Bentuk akhir pelayanan diketahui dan disepakati bersama

4. Pelayanan diberikan secara cermat, akurat dan ramah.

5. Interaksi berlangsung secara rasional dan obyektif.

I.5.2.2 Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2008 : 5) Pelayanan Publik

adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan

tata cara yang telah ditetapkan. Berdasarkan KEMENPAN

No.63/KEP/M.PAN/7/2003, Pelayanan publik adalah segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan peraturan

perundang-undangan. Sedangkan penyelenggara pelayanan publik diuraikan

bahwa Instansi Pemerintah sebagai sebutan kolektif yang meliputi Satuan

Kerja/satuan organisasi Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non

Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan

Instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun Daerah termasuk Badan

Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Menjadi penyelenggara

palayanan publik. Sedangkan pengguna jasa pelayanan publik adalah

orang,masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima

layanan dari instansi pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan

publik, yang dimaksud dengan pelayaan publik adalah kegiatan atau

rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

(24)

penyelenggara pelayanan publik. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah seluruh kegiatan pelayanan yang

dilaksanakan oleh paratur pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan dalam

suatu organisasi atau instansi dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat

yang pelaksanaannya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

I.5.2.3 Jenis-Jenis Pelayanan Publik

Secara garis besar jenis-jenis pelayanan publik menurut Kepmenpan

No. 63 tahun 2003 dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Kelompok pelayanan administratif

Jenis pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen

resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status

kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau

penguasa\an terhadap suatu barang dan sebagainya.

Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte

Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik

Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat

Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Izin Membangun

Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan

Tanah.

2. Kelompok pelayanan barang

Jenis pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang

yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon,

penyediaan tenaga listrik, air bersih.

(25)

Jenis pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang

dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan

kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos.

Pemenuhan keinginan atau kebutuhan masyarakat dalam pelayanan

dilaksanakan oleh penyelenggara negara. Kebutuhan dalam hal ini bukan

kebutuhan individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya

diharapkan oleh masyarakat.

I.5.2.4 Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Dalam memberikan pelayanan, pihak-pihak pelayanan harus memperhatikan prinsip-prinsip yag terkandung dalam pelayanan tersebut.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

63/KEP/PAN/7/2003, prinsip-prinsip itu adalah :

1.Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanakan.

2.Kejelasan

a. Persyaratan teknis dan administrative pelayanan publik

b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan/sengketa

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran

3.Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan

4.Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar,tepat dan sah

(26)

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum

6.Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7.Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan

pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana

teknologi telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan Akses

Tempat da lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi

komunikasi dan informatika

9.Kedisiplinan,kesopanan dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,

serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib,teratur,disediakan ruang tunggu

yang nyaman, bersih,rapi, lingkunga yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti

parker,toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

I.5.2.5 Standar Pelayanan

Dalam organisasi, setiap orang hendaknya memandang masyarakat

sebagai mitra kerjanya sehingga berhasilnya organisasi itu dapat dilihat

seberapa besar dihargainnya hasil dari organisasi tersebut melaksanakan

(27)

jelasnya urutan atau langkah-langkahnya, diperlukan juga suatu standar kerja

yaitu dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mengukur

mutu dan pelaksanaan pelayanan. Menurut (Atmoko,2010:2) Standar

Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas

pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah

berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai

dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang

bersangkutan. Standar operasional prosedur tidak saja bersifat internal tetapi

juga eksternal, karena SOP selain digunakan untuk mengukur kinerja

organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga

digunakan untuk menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa

responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Hasil kajian menunjukkan tidak semua satuan unit kerja instansi pemerintah

memiliki SOP, karena itu seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan

publik instansi pemerintah memiliki standar operasional prosedur sebagai

acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat

dievaluasi dan terukur.

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar

pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi

penerima pelayanan; dan standar pelayanan tersebut harus ditaati oleh

pemberi atau penerima pelayanan. Menurut Ratminto dan Atik (2005:24)

standar ini merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan

pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima

pelayanan, meliputi:

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima

(28)

2. Waktu pelayanan

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan

permohonan sampai denga penyelesaian pelayanan termasuk

pengaduan.

3. Biaya pelayanan

Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam

proses pemberian pelayanan

4. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai denga ketentuan yang

telah ditetapkan

5. Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang telah memadai

oleh penyelenggara pelayanan publik

6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan

tepat berdasarkan pengetahuan,keahlian,keterampilan, sikap dan

perilaku yang dibutuhkan.

I.5.2.6 Dimensi Pelayanan Publik

Konsumen atau pengguna jasa dapat mengukur kualitas pelayanan

melalui dimensi-dimensi pokok kualitas pelayanan. J.A.Fitzsimmons &

M.J. Fitzsimmons dalam Sinambela (2008 :7-8) berpendapat bahwa ada

lima dimensi pelayanan publik, yaitu:

1.Tangibles (berwujud)

Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

(29)

oleh pemberi pelayanan. Ini meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan

lainnya), teknologi (peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan), serta

penampilan pegawainya.

2. Reliability (keandalan)

Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang

tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan

akurasi tinggi.

3. Responsiveness (daya tanggap)

Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu

dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada

pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan

konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang

negatif dalam kualitas pelayanan.

4.Assurance ( jaminan atau kepastian)

Assurance, yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para

pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada

perusahaan. Terdiri dari komponen: komunikasi (Communication),

kredibilitas (Credibility), keamanan (Security), kompetensi (Competence),

dan sopan santun (Courtesy).

5.Empathy (perhatian)

Empathy, atau empati yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan diharapkan

memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian

(30)

I.5.2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik

Menurut Moenir (2002: 82) terdapat faktor-faktor yang mendukung

pelayanan, yaitu:

1. Faktor kesadaran

Yaitu suatu proses berfikir melalui metode renungan, pertimbangan dan

perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan

hati dan keseimbangan dalam jiwa sebagai pangkal tolak untuk perbuatan

dan tindakan yang akan dilakukan kemudian. Dengan kata lain, faktor

kesadaran disini merupakan kesadaran para pejabat serta petugas yang

berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada

segala tingkatan terhadap tugas yang menjadi tanggungjawabnya dapat

membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi ini akan

menjadi kesungguhan dan disiplin melaksanakan tugas, sehingga hasilnya

dapat diharapkan melalui standar yang telah ditetapkan.

2. Faktor aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan

orang. Oleh karena peranan aturan demikian besar dalam hidup

bermasyrakat maka dengan sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi dan

diawasi sehingga dapat mencapai sasaran sesuai dengan maksudnya.

Aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan

ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerjaan dapat berjalan

teratur dan terarah, oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang

berkepentingan/bersangkutan. Setiap aturan pada akhirnya menyangkut

langsung ataupun tidak langsung kepada orang, maka masalah manusia

serta sifat kemanusiaannya harus menjadi pertimbangan utama.

(31)

Merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme

kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan. Organisasi yang

dimaksud disini ialah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk

struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalam mutu dan

kelancaran pelayanan.

4. Faktor pendapatan

Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan

pelayanan. Pendapatan merupakan seluruh penerimaan seseorang sebagai

imbalan atas tenaga dan/atau fikiran yang telah dicurahkan untuk orang

lain atau badan/organisasi, baik dalam bentuk uang, aturan maupun

fasilitas, dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan yang cukup akan

memotivasi pegawai dalam melaksanaan pekerjaan dengan baik.

5. Faktor kemampuan-keterampilan

Yaitu kemampuan dan ketrampilan petugas dalam melaksanakan

pekerjaan. Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki, yaitu kemampuan

manejerial, kemampuan teknis, dan kemampuan membuat konsep.

Dengan kemampuan dan ketrampilan yang memadai maka pelaksanaan

tugas/pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat dan memenuhi

keinginan semua pihak, baik manajemen itu sendiri maupun masyarakat.

6. Faktor sarana

Yaitu segala jenis peralatan, perlengakapan kerja dan fasilitas lain

berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan

juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang

berhubungan dengan organisasi kerja itu. Sarana ini meliputi peralatan,

perlengkapan, alat bantu, dan fasilitas lain yang melengkapi seperti

(32)

I.5.3. Pelayanan Prima

Pelayanan prima itu sendiri secara harfiah berarti pelayanan yang

sangat baik atau pelayanan yang terbaik, sesuai dengan standar yang berlaku

atau yang dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Menurut

Supriyanto dan Sugiyanti (2001:15) pelayanan prima adalah pelayanan publik

yang sesuai, atau bahkan dapat melampaui standar pelayanan. Keprimaan

sebuah pelayanan yang diberikan dilihat dari kecepatan waktu suatu produk

layanan yang dibuat tanpa menunda-nunda produk layanan tersebut.

Pemberian layanan yang baik dapat dilakukan dengan kemampuan, sikap,

perhatian, dan tanggung jawab. Dengan demikian, konsep pelayanan ini yang

membedakan antara palayanan biasa dengan pelayanan prima karena melalui

konsep ini pelanggan dapat merasakan suatu pelayanan yang optimal dimana

awalnya pelanggan hanya memilki harapan sederhana namun ternyata adanya

pelayanan lebih diberikan dari organisasi.

Ada beberapa definisi layanan prima menurut Rahmayanti (2010:17) adalah

sebagai berikut:

1. Layanan prima adalah pelayanan yang sangat baik dan melampaui harapan

pelanggan. Awalnya pelanggan memiliki harapan sederhana dan sementara

dibenaknya bersifat biasa dengan standar umum yang banyak diberikan oleh

perusahaan lainnya namun ternyata adanya pelayanan ekstra tak diduga serta

merupakan surprise dari pelayanan perusahaan.

2. Layanan prima adalah pelayanan yang memiliki ciri khas kualitas (quality

nice). Ciri khas kualitas yang baik meliputi kemudahan, kecepatan, ketepatan,

kehandalan dan emphaty dari petugas pelayanan dalam pemberian dan

penyampaian pelayanan kepada pelanggan sehingga langsung berkesan kuat

(33)

3. Layanan prima adalah pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi dan

selalu mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara

konsisiten adan akurat (handal). Berorientasi kepada kepuasan pelanggan,

selalu mengikuti perkembangan standar Internasional/ISO, dan menerapkan

manejemen mutu total/konsisten dan kesadaran mutu yang tinggi (high quality

consciousness).

4. Layanan prima adalah pelayanan yang memenuhi kebutuhan praktis

(practical needs) dan kebutuhan emosional (emotional needs) pelanggan.

Kebutuhan praktis meliputi nilai yang dirasakan dengan bentuk berwujud fisik

(tangible) dan kebutuhan emosional yang dirasakan kepada fisiologis

pelanggan.

Menurut Sutopo dan Suryanto (2003:10)yang dimaksud dengan pelayanan

prima terdiri dari tiga unsur pokok :

a. Biaya relatif harus lebih murah

b. Waktu untuk mengerjakan relatif cepat

c. Mutu yang diberikan relatif baus

Sinambela (2008:6) untuk mencapai kepuasan pelayanan dituntut kualitas

pelayanan prima yang tercermin dari :

a. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat

diakses oleh semua pihak dan mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas, pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai

denga ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

c. Kondisional, pelayanan yang sesuai degan kondisi dan kemampuan

pemberi dan penerima pelayanan yang tetap berpegang pada prinsip

(34)

d. Partisipatif, pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan hak, pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari

aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan

lain-lain

1.5.4 Administrasi Kependudukan

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui

Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi

Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain ( Pasal 1 ayat (1) Undang–Undang No. 23 Tahun

2006). Menurut Rusli,Said (1985:37), Administrasi Kependudukan bukan saja

sebagai bagian integrative dari masalah kependudkan tetapi bahkan

merupakan pilar untuk menentukan keberhasilan penanganan

pembangunan.Sebagai suatu sistem diharapkan dapat diselenggarakan sebagai

bagian dari penyelenggaraan Administrasi Negera . Dari segi kepentingan

penduduk, Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak

administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan

dengan Dokumen Kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif.

1.5.5 Pencatatan Kelahiran

Peristiwa penting dalam Pasal 1 angka 17 Undang-Undang tentang

Administrasi Kependudukan adalah kejadian yang dialami oleh seseoran

meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan

anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan

(35)

masuk ke dalam pencatatan sipil dalam administrasi kependudukan.

Berdasarkan pengertian mengenai peristiwa penting kependudukan tersebut

terlihat jelas bahwa kelahiran dan kematian merupakan suatu peristiwa yang

merupakan bagian dari administrasi kependudukan.

Kelahiran (fertilitas) adalah istilah demografi yang diartikan sebagai hasil

reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan

kata lain fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup David Lucas (

1990 : 52) Lahir hidup (live birth) menurut United Nation dan WHO, adalah

suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam

kandungan, di mana si-bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misalnya

bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan

otot.

Pencatatan kelahiran merupakan hak asasi manusia yang mendasar.

Fungsinya yang esensial adalah untuk melindungi hak anak menyangkut

identitasnya. Pendaftaran kelahiran menjadi satu mekanisme pencatatan sipil

yang efektif karena ada pengakuan eksistensi seseorang secara hukum.

Pencatatan kelahiran dalam undang-undang administrasi kependudukan terdiri

dari:

1. Pencatatan kelahiran di Indonesia

Pencatatan kelahiran yang dimaksud adalah pencatatan peristiwa kelahiran

yang terjadi di wilayah Indonesia.

2. Pencatatan kelahiran di luar wilayah Indonesia

Pencatatan kelahiran yang dimaksud adalah pencatatan peristiwa kelahiran

yang terjadi di luar wilayah negara Indonesia atau di negara lain.

3. Pencatatan kelahiran di atas kapal laut atau pesawat terbang

Pencatatan kelahiran yang dimaksud adalah pencatatan peristiwa kelahiran

yang terjadi ketika berada di ata kapal laut atau pesawat terbang.

(36)

Pencatatan kelahiran yang dimaksud adalah pencatatan peristiwa kelahiran

yang melampaui atau melewati batas waktu pencatatan sesuai yang telah

ditetapkan oleh undang-undang. Pencatatan kelahiran merupakan hak

asasi manusia yang mendasar. Fungsinya yang esensial adalah untuk

melindungi hak anak menyangkut identitasnya. Pendaftaran kelahiran

menjadi satu mekanisme pencatatan sipil yang efektif karena ada

pengakuan eksistensi seseorang secara hukum. Pencatatan kelahiran dalam

undang-undang administrasi kependudukan terdiri dari:

1.5.6 Akta Kelahiran Penduduk

Istilah akta dalam bahasa belanda disebut “acte” dan dalam bahasa

inggris disebut “act”. Akta adalah surat yang diperbuat demikian oleh atau

dihadapan pegawai yang berwenang untuk membuatnya menjadi bukti yang

cukup bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya maupun berkaitan dengan

pihak lainnya sebagai hubungan hukum, tentang segala hal yang disebut

didalam surat itu sebagai pemberitahuan hubungan langsung dengan perihal

pada akta itu. (Pasal 165 Staatsblad Tahun 1941 Nomor 84)

Pengertian akta catatan sipil adalah akta yang memuat catatan

peristiwa- peristiwa penting kehidupan seseorang yaitu kelahiran, perkawinan,

perceraian, pengakuan/pengesahan anak dan kematian. Akta kelahiran adalah

akta/catatan otentik yang dibuat oleh pegawai catatan sipil berupa catatan

resmi tentang tempat dan waktu kelahiran anak, nama anak dan nama orang

tua anak secara lengkap dan jelas, serta status kewarganegaraan anak.

Secara administratif negara berkewajiban memberi perlindungan

terhadap anak dari segala bentuk kekerasan fisik, mental, penyanderaan,

penganiayaan, penelantaran, eksploitasi termasuk penganiayaan seksual dan

perdagangan anak (pasal 19 ayat 1 Konvensi Hak Anak). Untuk itu pihak

(37)

di bawah umur. Berdasarkan Undang-undang Administrasi Kependudukan No

23 Tahun 2006, pada Pasal 27 ayat 1 dan 2 di jelaskan bahwa setiap kelahiran

wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana di tempat

terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak

kelahiran dan berdasarkan laporan tersebut, Pejabat Pencatatan sipil mencatat

pada register akta kelahiran dan menerbitkan kutipan akta kelahiran.

Artinya, kepemilikan akta kelahiran adalah hak setiap warganegara dan

negara melalui pegawai catatan sipilnya berkewajiban menjamin

terlaksananya hak tersebut. Ini sesuai dengan yang ditetapkan dalam Konvensi

Hak Anak yang telah diratifikasi negara kita pada tahun 1990 melalui

Keputusan Presiden nomor 36, dalam pasal 7 dinyatakan bahwa anak akan

didaftarkan segera setelah kelahiran dan sejak lahir berhak atas sebuah nama,

berhak memperoleh kewarganegaraan dan sejauh memungkinkan, berhak

mengetahui dan dipelihara oleh orangtuanya. Merupakan kewajiban negaralah

untuk menjamin pelaksanaan hak-hak ini sesuai dengan hukum nasional. Akta

kelahiran digolongkan menurut jarak waktu pelaporan dengan kelahiran. Ada

3 jenis akta kelahiran, yaitu:

1.Akta Kelahiran Umum

Yaitu akta kelahiran yang dibuat berdasarkan laporan kelahiran yang

disampaikan dalam batas waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari

kerja bagi WNI (Warga Negara Indonesia) dan 10 (sepuluh) hari kerja bagi

WNA (Warga Negara Asing) sejak tanggal kelahiran bayi.

2.Akta Kelahiran Istimewa

Yaitu akta kelahiran yang dibuat berdasarkan laporan kelahiran yang telah

melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari kerja bagi WNI dan 10

(sepuluh) hari kerja bagi WNA sejak tanggal kelahiran bayi.

(38)

Yaitu akta kelahiran yang dibuat berdasarkan Program Pemerintah untuk

memberikan kemudahan bagi mereka yang lahir dan terlambat

pendaftaran/pencatatan kelahirannya

1.6 Definisi Konsep

Konsep (Singarimbun, 1995: 33) merupakan istilah dan definisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok,

atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah

untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi

ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan

batasan-batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka

definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Kualitas

Kualitas adalah menggambarkan karakteristik suatu produk yang bebas

dari kekurangan atau kerusakan sehingga mampu memenuhi keinginan

pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk.

2. Administrasi Kependudukan

Merupakan pencatatan yang dialami oleh seseorang dalam pencatatan sipil

yang pelayanan akta kelahiran dan akta kematian. Pelayanan administrasi

kependudukan bertujuan untuk pemenuhan hak asasi setiap orang di

bidang pelayanan administrasi kependudukan, Pelayanan administrasi

kependudukan dalam hal ini yaitu digolongkan kedalam kelompok

pelayanan administratif yang salah satunya adalah menghasilkan dokumen

akta kelahiran.

3. Akta Kelahiran

Merupakan akta/catatan otentik yang dibuat oleh pegawai catatan sipil

(39)

dan nama orang tua anak secara lengkap dan jelas, serta status

kewarganegaraan anak.

4. Kualitas Pelayanan Administrasi Akta Kelahiran

Merupakan Pelayanan Administrasi Akta Kelahiran yang diberikan

kepada masyarakat sesuai dengan standar pelayanan yang seharusnya,

(40)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif . Menurut Nawawi

(2005 : 64) bahwa bentuk deskriptif adalah bentuk penelitian yang

memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat

aktual pada saat penelitian dilakukan dan menggambarkan fakta-fakta tentang

masalah yang diselidiki sebagaimana didikuti dengan interpretasi yang akurat.

Dengan metode deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang

jelas fakta-fakta yang ada dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian dan

mencoba menganalisa untuk memberi kebenaran berdasarkan data yang ada.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil

Pemerintah Kabupaten Simalungun, Komplek Perkantoran Kabupaten

Simalungun, Pematang Raya.

II.3. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi

yang diperlukan selama proses penelitian. Informan dalam penelitian meliputi

tiga macam yaitu:

(1) informan kunci,yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi

pokok yang diperlukan dalam penelitian,

(2) informan utama,yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

(41)

(3) informan tambahan,yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti,(

Suyanto,2005: 171-172)

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu penentuan informan sebagai sumber data berdasarkan

pertimbangan tertentu, (Sugiyono, 2005:54). Berdasarkan penjelasan

diatas,maka yang menjadi informan dalam penelitian adalah :

1. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun. Wawancara dilakukan karena

peneliti menganggap beliau mengetahui seluruh kegiatan mengenai

program pengurusan Akta kelahiran.

2. Informan utama dalam penelitian ini adalah masyarakat yang sedang

mengurus akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Simalungun.

3. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun yang terlibat

dalam pengurusan akta kelahiran yakni Subbagian Penyusunan Program

dan Seksi Data dan Penyuluhan

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan

dua cara yaitu :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui

langsung ke lokasi penelitian ( field research) untuk mencari data yang

lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan

(42)

a. Pengamatan atau observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan

mengamati secara langsung fenomena-fenomena yang berkenan

dengan topik penelitian.

b. Wawancara (Interview) adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan tanya jawab dan dengan tatap muka secara langsung

kepada informan.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik Pengumpulan Data Sekunder yaitu data yang diperlukan untuk

mendukung data primer. Pada penelitian ini data sekunder yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data-data yang diperoleh

melalui buku-buku ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan

dengan penelitian.

b. Dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan-catatan yang ada

di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan

obyek penelitian.

II.5. Teknik Analisa Data

Setelah dilaksanakannya tahap penelitian maka tahap berikutnya

adalah pengolahan dan analisis data yang telah diperoleh melalui analisis data.

Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara,studi dokumentasi dan

studi literature diolah kemudian dianalisis. Miles dan Huberman (2009 :

15-16 ) mengemukakan bahwa dalam analisis kualitatif, data yang muncul

berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah

dikumpulkan dalam aneka cara ( observasi,wawancara,intisari dokumen serta

pita rekaman) dan yang biasanya diproses kira- kira belum siap digunakan (

(43)

kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks

yang diperluas.

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan

menganalisis data. Data yang terkumpul berasal dari hasil wawancara dengan

menggunakan pedoman penyusunan wawancara melakukan observasi, studi

dokumentasi dan studi literatur kemudian dikumpulkan dan disatukan. Dalam

analisis data kualitatif dituntut adanya data yang lengkap sebagai suatu syarat

untuk dapat dianalisis. Analisis data yang akan berbentuk kualitatif

dideskripsikan melalui kata-kata dengan menggambarkan keadaan yang ada

selanjutnya menarik kesimpulan. Kesimpulan merupakan hasil akhir dari

reduksi data dan penyajian data. Kesimpulan penelitian perlu diverifikasi agar

(44)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1 Gambaran Umum

Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun adalah satu

diantara SKPD di jajaran Pemerintah Kabupaten Simalungun yang memiliki tupoksi

melaksanakan wewenang Kepala Daerah di bidang administrasi kependudukan.

Simalungun MANTAB adalah Visi Pemerintah Kabupaten Simalungun yang berarti

terwujudnya masyarakat daerah kabupaten Simalungun yang makmur

perekonomianya, adil,nyaman,takwa,aman dan berbudaya. Dinas Kependudukan Dan

Catatan Sipil Kabupaten Simalungun pernah mendapatkan rekor MURI dalam proses

sidang Akta Kelahiran massal yang dilaksanakan di atas Kapal dengan jumlah 1.130

pemohon di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon,Danau Toba pada 12 November

2012.

III.2 Motto

Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun memiliki

[image:44.612.153.488.505.583.2]

motto yang berasal dari bahasa simalungun “ HOBAS “ dan “ PODAS”.

Gambar 1. Motto Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil

HOBAS yang berarti cekatan dalam pelaksanaan tugas, artinya dinas

kependudukan dan catatan sipil kabupaten simalungun dalam melayani masyarakat di

bidang dokumen kependudkan ( aktakelahiran,akta perkawinan, KTP, Kartu

(45)

Sedangkan PODAS berarti cepat dan tepat waktu, artinya Dinas Kependudukan Dan

Catatan Sipil Kabupaten Simalungun dalam memproses semua permohonan dokumen

kependudukan yang telah memenuhi syarat diselesaikan dengan cepat atau selesai

tepat pada waktunya

III.3 Visi dan Misi

III.3.1 Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun

Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan gambaran masa

depan yang diharapkan dan merupakan komitmen bersama yang akan memotivasi

segenap anggota organisasi dalam melakukan kegiatan untuk 5 (lima). Visi tersebut

adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Pelayanan Prima Menuju Tertib Administrasi

Kependudukan”.

III.3.2 Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun

Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan implementasi dari

visi yang memuat pernyataan tentang tujuan organisasi dalam bentuk produk dan

pelayanan, nilai-nilai yang dianut serta cita-cita dimasa mendatang. Sebagai upaya

pencapaian tujuan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Simalungun mempunyai misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan Tata Administrasi kependudukan dan akta-akta pencatatan sipil

Misi ini bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan dan akta-akta

catatan sipil serta mengupayakan peningkatan sistem administrasi pengelolaan

kerasipan, dengan misi ini diharapkan akan mempermudah memperoleh data

kependudukan dan akta-akta catatan sipil yang valid, akurat dan akuntabel.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kependudukan dan akta-akta pencatatan sipilMisi

ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur Dinas

(46)

informasi dengan misi ini Dinas berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan

mewujudkan pelayanan dengan cepat, mudah, transparan dan pemanfaatan teknologi

informasi modern serta menyiapkan SDM aparatur yang terampil, mandiri dan

berwawasan sehingga mampu menghadapi perubahan serta pengembangan zaman.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kerja guna memenuhi

standar pelayanan prima Misi ini bertujuan memenuhi ketersediaan sarana dan

prasarana Dinas baik secara kuantitas maupun kualitas seperti prasarana ruang

pelayanan, ruang arsip, ruang kepala, ruang pegawai dan lainnya. Dengan

meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana tersebut diharapkan akan

terwujudnya kualitas sarana dan prasarana pelayanan publik pada Dinas, khususnya

bidang pelayanan kependudukan dan catatan sipil.

4. Meningkatkan sosialisasi produk hukum tentang administrasi kependudukan dan

akta-akta pencatatan sipil Dengan misi ini diharapkan dapat mewujudkan kesadaran

dan pemahaman masyarakat tentang kepastian hukum yang berkaitan dengan

administrasi kependudukan dan akta-akta pencatatan sipil sehingga

masyarakat/penduduk mempunyai pegangan tentang jati dirinya melalui tertib

Administrasi Penduduk dan Akta-akta Pencatatan Sipil.

III. 4. Profil Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun Nama : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten

Simalungun

Alamat : Komplek Perkantoran Kabupaten Simalungun Kode Pos :

21162

Ibukota : Pamatang Raya

(47)

Batas wilayah

Kabupaten : Utara : Kabupaten Deli Serdang/Kab.Asahan

Selatan : Kabupaten Toba Samosir

Barat : Kabupaten Karo

Timur : Kabupaten Asahan

Luas wilayah : 4.386,60 KM

Jlh. Penduduk : 1.039.244 jiwa

Telepon : 0622 7552916

Faximile : 0622 7550606

III.4.1. Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

[image:47.612.128.525.339.599.2]

Simalungun

(48)

a. Kepala Dinas

b. Sekertariat, terdiri dari:

1. Subbagian Penyusunan Program

2. Subbagian Keuangan

3. Subbagian Kepegawaian dan Umum

c. Bidang Pendaftaran Penduduk, terdiri dari:

1. Seksi Registrasi Nik Dan Perubahan Kependuduka

2. Seksi KK dan KTP

3. Seksi Mutasi dan Perpindahan Penduduk

d. Bidang Pencatatan Sipil, terdiri dari:

1. Seksi Kelahiran Dan Kematian

2. Seksi Perkawinan,Perceraian,Pengangkatan dan Pengesahan Anak

3. Seksi Perubahan Nama,Status & Kewarganegaraan

e. Bidang Informasi Dan Perkembangan Penduduk terdiri dari:

1. Seksi Dokumentasi Dan Perkembangan Penduduk

2. Seksi Data Dan Penyuluhan

(49)

III.5 Tugas,Fungsi dan Tata Kerja Pada Organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Menurut Peraturan Bupati Simalungun Nomor 2 Tahun 2009 III.5.1. Kepala Dinas

(1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan

urusan pemerintahan di bidang kependudukan

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana pada ayat 1 pasal ini, Kepala

Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Menyelenggarakan fungsi :

a. Merumuskan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan catatan

sipil

b. Meyelenggarakan pelayanan umum di bidang administrasi

kependudukan

c. Membina dan melaksanakan tugas-tugas di bidang kependudukan dan

catatan sipil

(3) Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Mempunyai rincian tugas :

a. Memimpin, menkoordinir,mengelola kegiatan Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil

b. Merumuskan standar,norma,pedoman,criteria dan prosedur di

bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

c. Menyiapkan konsep kebijakan pendaftaran penduduk, pencatatan

sipil, pengelolaan administrasi kependudukan dan perkembangan

kependudukan skala kabupaten

d. Penyelenggaraan pelayanan pendaftaran penduduk dalam system

administrasi kependudukan meliputi, pencatatan kelahiran, lahir

mati,perkawinan,perceraian,kematia,pengangkatan anak,pengakua

anakdan pengeahan anak, perubahan nama, perubahan dan

pembatalan akta, penerbitan dokumen kependudukan hasl

(50)

e. Penetapan norma standar,prosedur,criteria penyelenggaraan

pengendalian kuantitas, pengembangan kualitas,pengarahan

mobilitas dan persebaran penduduk serta perlindungan penduduk

skala kabupaten

f. Pelaksanaan kebijakan dan penganalisisan pengendalian kuantitas

,kualitas kependudukan

g. Koordinasi dan kerjasama antar daerah

h. Pemantauan,evaluasi dan pengawasan pengendalian

kuantitas,kualitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk

i. Perencanaan,penyelenggaraan,pendayagunaan informai

kependudukan

j. Pengelolaan informasi, administrasi kependudukan

III.5.2. Sekretaris

(1) Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalamtugas

ketatausahaan dan umum,pengelolaan keuangan dan penyususnan

program.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, Sekretariat

menyelenggarakan fungsi :

a. Perencanaan,penyusunan, pengelolaan standar penyelenggaraan

Tata Usaha Umum

b.Pelaksanaanurusankepegawaiandinaspemantauan,koordinasi,pengaw

asan

c. Membina dan mengevaluasi tugas-tugas kesekretariatan

(3) Sekretaris mempnyai rincian tugas :

a. merencanaka,mengelola dan mengurus pertanggungjawaban

(51)

b. melakukan pemantauan,koordinasi,pengawasan dan evaluasi dalam

penyempurnaan dan penyusuna pedoman,petunjuk pelaksanaan,

petunjuk teknis,standar,standard operating procedure (sop)

c. melaksanakan pengelolaan administrasi perlengkapan

d. melaksanakan penyususna RKA dan DPA

e. melaksanakan pengelolaan administasi perlengkapan

f. merencanakan penyususnan kebutuhan barang dan alat kelengkapan

kantor

III.5.3.Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai rincian tugas :

a. Membantu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi umum

b. Memabntu sekretaris melaksanakan pengelolaan administrasi

kepegawaian

c. Menggandakan, menomori dan mendistribusikan surat masuk dan surat

keluar

d. Memeriksa dan meneliti dan mengarsipkan surat masuk dan surat kel

Gambar

Gambar 1. Motto Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil
Gambar  2.  Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun
Tabel 1. Tingkat Pendidikan Pegawai
Tabel  2 : Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait