• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN PARAGON CITY DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN PARAGON CITY DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

136

BAB VI

PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada Simpang Bersinyal “telapak kaki”

a. Pada kondisi eksisting, baik saat akhir pekan maupun hari kerja, terutama pada jam-jam puncak, secara keseluruhan simpang bersinyal “telapak kaki” masih bisa dilewati arus kendaraan dengan cukup lancar. Hal ini dapat diketahui dari nilai DS tiap pendekat < 0,75.

b. Pada saat Paragon City telah beroperasi pada awal tahun 2010, baik saat akhir pekan maupun hari kerja, terutama pada jam-jam puncak, kinerja simpang bersinyal “telapak kaki” diprediksi menjadi lebih buruk dibanding kondisi eksiting.

Pada saat Paragon City beroperasi pada awal 2010, saat akhir pekan nilai DS pada pendekat TJ, P1, PT dan TH meningkat, tetapi masih < 0,75. Sedangkan pendekat P2 dan DP meningkat mendekati 1,0. Peningkatan yang terjadi berkisar antara 39 – 57 %

Sedangkan saat hari kerja nilai DS pada pendekat TJ, P1, dan PT juga meningkat tetapi masih < 0,75. Pada pendekat TH, P2, dan DP nilai DS juga meningkat, bahkan melewati 1,0. Peningkatan yang terjadi antara 17 – 34 % Peningkatan pada akhir pekan jauh lebih besar daripada saat hari kerja karena kecenderungan orang untuk bepergian ke tempat hiburan, dalam hal ini mall, terjadi pada saat hari libur / akhir pekan.

(2)

137 c. Pada tahun 2014 (5 tahun setelah Paragon City beroperasi), baik saat akhir pekan maupun hari kerja, terutama pada saat jam-jam puncak, simpang “telapak kaki” diprediksi akan menghasilkan perilaku lalu lintas dan kinerja yang buruk. Hal ini pasti terjadi karena pada saat Paragon City mulai beroperasi, kinerja simpang “telapak kaki” saja sudah mulai berkurang apalagi kondisi 5 tahun mendatang dengan adanya pertumbuhan lalu lintas. Jika tidak ada perubahan pengaturan simpang “telapak kaki” maka saat tahun 2014 kondisi simpang akan jauh lebih buruk daripada kondisi eksisting amupun kondisi awal tahun 2010. Sehingga perlu usaha-usaha untuk meningkatkan keseluruhan kinerja simpang bersinyal “telapak kaki”.

2. Pada Pintu Masuk dan Keluar Paragon City

a. Pada pintu masuk dan keluar sisi utara Paragon City berpeluang menimbulkan konflik lalu lintas yang terjadi adalah antara kendaraan menerus yang menuju Jl. Pemuda 1 (arah Tugu Muda) dengan kendaraan keluar dari Paragon City yang hendak menuju ke Jl. P. Tendean atau Jl. Pemuda 2 (arah Pasar Johar) atau ke Jl. Thamrin, melalui lampu lalu lintas S dan R. Selain itu ada kemungkinan kendaraan yang keluar dari pintu sisi utara Paragon City berhenti pada lampu lalu lintas S dan R, sehingga terjadi antrian panjang akibat penumpukan dengan arus lalu lintas di luar Paragon City. Selain itu, walaupun tidak terlalu besar (sekitar 10 - 30 %), pada pintu sisi utara juga berpeluang terjadi antrian kendaraan.

(3)

138 Untuk permasalahan yang timbul akibat adanya Paragon City dapat disimpulkan beberapa solusi pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk Simpang Bersinyal “telapak kaki” a. Solusi Teknis

Solusi teknis yang dapat diterapkan yaitu:

1) Optimalisasi dan penyesuaian waktu sinyal. Penyesuaian waktu sinyal ditujukan untuk mendapatkan perilaku lalu lintas yang diinginkan. Waktu sinyal yang dimaksud adalah waktu hijau (green), waktu siklus (cycle time), dan waktu antar hijau (inter green).

2) Larangan parkir di tepi jalan untuk pendekat yang bermasalah (antara lain Jl. Thamrin dan Jl. Depok) yaitu minimal sejauh 60 meter dari garis henti suatu pendekat.

Dengan penerapan kedua solusi teknis tersebut ternyata diperoleh kinerja simpang yang jauh lebih baik daripada tanpa adanya solusi teknis tersebut. hal ini dapat dilihat dari tiap pendekat pada awal tahun 2010 , baik pada akhir pekan maupun hari kerja, memiliki DS < 0,75.

Sedangkan pada tahun 2014, saat akhir pekan tiap pendekat memiliki DS < 0,75 dan saat hari kerja ada beberapa pendekat yang memiliki DS > 0,75 tetapi masih < 1,0.

Selain itu dengan adanya solusi teknis tersebut perilaku lalu lintas seperti angka henti dan tundaan menjadi jauh lebih baik. Angka henti (NS dan NSV) < 1,0 dan tundaan (D) < 60 detik.

Jadi dapat dikatakan solusi teknis ini sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada simpang bersinyal “telapak kaki” setelah Paragon City mulai beroperasi.

b. Solusi Non-teknis

Solusi non-teknis diperlukan untuk mendukung kinerja simpang “telapak kaki”. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut : 1) Pengerahan aparat terkait untuk menata dan mengatur lalu lintas di

(4)

139 2) Penegakan disiplin lalu lintas terutama bagi angkutan umum agar tidak

berhenti atau menurunkan penumpang di sekitar simpang “telapak kaki”. Selain itu, juga himbauan kepada calon penumpang angkutan umum untuk menghentikan angkutan umum pada tempat pemberhentian yang telah ada. 3) Memberikan himbauan kepada pejalan kaki mengenai kesadaran untuk

menggunakan zebra cross yang telah ada untuk menyeberang.

4) Pemasangan timer waktu sinyal lampu lalu lintas pada masing-masing pendekat.

2. Untuk Pintu Masuk dan Keluar Paragon City a. Pintu Masuk dan Keluar Sisi Utara

Perlu adanya petugas untuk mengatur kapan saat yang tepat kendaraan bisa keluar dari Paragon City, terutama yang hendak menuju pendekat lampu lalu lintas S dan R. Dalam hal ini, saat yang paling optimal adalah saat lampu lalu lintas S dan R hijau dan atau pada saat pendekat Jl. Pemuda (dari arah Pasar Johar) dan Jl. Depok merah (berhenti), karena pendekat Jl Pemuda 2 dan Jl. Depok menghasilkan arus lalu lintas yang cukup besar.

b. Pintu Masuk dan Keluar Sisi Selatan

1) Untuk mengurangi antrian pada jalur yang mengarah ke Tugu Muda, yaitu dengan membuat jalur khusus untuk kendaraan yang ingin masuk ke Paragon City sepanjang 20,0 meter dari pintu masuk sisi selatan dan dengan lebar 2,5 meter. Penambahan jalur masuk sepanjang 20 meter ini dibuat tanpa mengurangi jalur lalu lintas di depan Paragon City, agar tidak mengurangi kapasitas jalur lalu lintas di depan Paragon City. Jadi jalur masuk ini mengurangi lebar trotoar / pedestrian yang ada serta halaman Paragon City.

2) Penempatan petugas untuk mengatur kendaraan masuk dan keluar Paragon City, terutama untuk kendaraan yang ingin berbelok masuk ke Paragon City dari arah Tugu Muda dan berbelok keluar menuju simpang bersinyal ”telapak kaki”

(5)

140 6.2.Saran

Untuk mendukung penerapan solusi-solusi di atas maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut :

1. Kesadaran masyarakat terutama pengguna jalan dalam disiplin berlalulintas dan menaati peraturan serta rambu lalu lintas.

2. Pembangunan Paragon City kelak jangan sampai memunculkan aktifitas pedagang kaki lima di sekitar Paragon City yang dapat menyebabkan jalan menjadi lebih sempit dan padat.

Referensi

Dokumen terkait

Brigjen Katamso yang menghambat pergerakan arus lalu lintas. Aktifitas keluar masuknya kendaraan dari dan menuju kawasan

♦ Aktifitas keluar masuknya kendaraan dari dan menuju kawasan perdagangan juga sering menghambat pergerakan arus lalu lintas

Diajukan kepada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro untuk Memenuhi Sebagian dari. Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana

Alhamdullillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas kasih, rahmat, dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya

Pada prakteknya, sering dijumpai bahwa model bangkitan dan tarikan pergerakan yang lebih baik biasa didapatkan dengan memodel secara terpisah pergrakan yang mempunyai tujuan

Perumusan metodologi pengumpulan data merupakan penentuan metode apa yang paling tepat untuk mengumpulkan data, agar didapatkan data-data yang dibutuhkan dengan mudah tetapi

Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.. Buku

Metode untuk analisis bangkitan perjalanan kendaraan yang masuk dan keluar Pelabuhan Teluk Lamong menggunakan analisis regresi linear hubungan antara volume lalu