• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III MAKNA IDIOM DALAM JUZ AMMA. An-Naba hingga surah An-Nas. Ciri utama surah-surah dalam juz amma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III MAKNA IDIOM DALAM JUZ AMMA. An-Naba hingga surah An-Nas. Ciri utama surah-surah dalam juz amma"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

39

A. Gambaran Umum Juz ‘Amma

Juz „amma merupakan juz terakhir dari tiga puluh juz Al-qur‟an. Dalam juz „amma terdapat tiga puluh tujuh surah yaitu mulai dari surah An-Naba‟ hingga surah An-Nas. Ciri utama surah-surah dalam juz „amma adalah singkat-singkat, dengan bahasa yang indah disertai dengan argumentasi-argumentasi rasional yang meyakinkan subjektivitas pandangan. Uraian juz „amma banyak sekali berkaitan dengan keniscayaan hari kemudian, bahkan gambaran tentang apa yang terjadi saat hari akhir, surga dan kenikmatannya, serta neraka dan siksaannya. Hal tersebut berulang-ulang diuraikan dari surah ke surah. Pengulangan tersebut merupakan cerminan salah satu akidah pokok ajaran islam yaitu kepercayaan tentang hari kebangkitan serta ganjaran dan siksa yang menanti setiap orang. Inti uraian surah-surah dalam juz „amma adalah yang berkaitan dengan akidah, baik yang menyangkut keesaan Allah SWT maupun keniscayaan hari akhir.1

Surah-surah dalam juz „amma merupakan jenis surah-surah makkiyah murni yaitu surah-surah makkiyah yang seluruh ayat-ayatnya juga berstatus makkiyah. Dari keseluruhan tiga puluh tujuh surah dalam

1 Qitri. “Pengertian Juz „Amma”, http://blogpaser.wordpress.com/2012/05/07/pengertian

(2)

juz „amma merupakan surah makkiyah.2

Untuk memahami definisi ayat atau surah makkiyah, terdapat empat teori yaitu sebagai berikut:

1. Teori -Nuzuli (teori geografis)

Teori ini mendefinisikan makkiyah ialah surah yang turun di Makkah dan sekitarnya, baik waktu turunnya itu Nabi Muhammad Saw belum hijrah ke Madinah ataupun sesudah hijrah.

2. Teori - - (teori subjektif) Menurut teori subjektif ini,yang dinamakan makkiyah ialah yang berisi khitbah atau panggilan kepada penduduk Makkah.

3. Teori - (teori historis)

Pengertian makkiyah menurut teori ini ialah ayat-ayat Al-qur‟an yang diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah, meski turunnya ayat itu diluar kota Makkah, seperti ayat-ayat yang turun di Mina, Arafah, Hudaibiyah.

4. Teori - (teori content analysis)

Yang dimaksud makkiyah menurut teori ini ialah surah atau ayat yang berisi cerita-cerita umat dan para Nabi dan Rasul dahulu.3

Adapun karakter dari ayat atau surah makkiyah dapat dilihat dari dua segi yaitu:

1. Segi Lafal

Diantara karakter-karakter surah makkiyah dari segi lafalnya adalah:

2 Sam‟ani Sya‟roni, op.cit., hlm.62.

(3)

a. Setiap surah yang di dalamnya terdapat lafal “kalla

b. Setiap surah yang di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah. c. Setiap surah yang diawali dengan qasam (sumpah)

d. Di permulaanyya terdapat huruf-huruf tahajji (huruf yang terpotong-potong)

2. Segi Gaya Bahasa

Karakter-karakter surah-surah makkiyah dari segi gaya bahasa, kontent, dan tujuan-tujuannya adalah sebagai berikut:

a. Ayat-ayat dan surah-surahnya pendek-pendek dibarengi dengan nada-nada yang keras, dan kuatnya pemilihan diksi serta peristiwa yang dihadirkan dalam kalimat. Ringkasnya ayat-ayat atau ungkapan-ungkapan tersebut disertai dengan sempurnanya makna dan keindahannya. Sebab orang-orang Arab pada saat itu memiliki kemampuan yang tinggi dalam berbahasa.

b. Mengajak kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, Pembuktian terhadap risalah kenabian, menginformasikan mengenai hari kiamat dengan segala peristiwanya.

c. Menampilkan rincian kisah-kisah Nabi dan umat-umat terdahulu. d. Berisi ayat-ayat (panggilan) yang ditujukan kepada

penduduk Makkah atau orang-orang kafir dan musyrik.4

(4)

B. Makna Idiom dalam Juz ‘Amma

1. Bentuk-Bentuk Makna Idiom dalam Juz ‘Amma

Penulis menemukan 42 makna idiom dalam juz „amma, makna-makna idiom tersebut terdapat pada 20 surah dari 37 surah dalam juz „amma. Adapun rinciannya sebagai berikut:

a.

Surah An-Naba‟

“Tentang berita yang besar”

“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat”



“Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian”



“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”



5

“Dan Kami jadikan pelita yang Amat terang” 6

5 Departemen Agama RI, Al-q ’ f y , (Jakarta: Lentera Abadi,2010), Hlm,

510.

(5)



“Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah”





“Dan dijalankanlah gunung-gunung Maka menjadi fatamorganalah ia.”

b.

Surah An-Nazia‟at



“Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang”

c.

Surah Abasa



“Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit)”



7

“Dan apabila datang suara yang memekakkan”8



7 Departemen Agama RI, op.cit., Hlm. 510-556.

(6)

“Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu”



“Dan ditutup lagi oleh kegelapan”

d.

Surah At-Takwir



“Demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya”

e.

Surah Al-Muthaffifin



“Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya”

f.

Surah Al-Buruj

9

“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit”10 g. Surah At-Thariq

9 Departemen Agama RI, op.cit.,Hlm. 556-609.

(7)

“Dia diciptakan dari air yang dipancarkan” h. Surah Al-Ghasyiyah

“Banyak muka pada hari itu tunduk terhina”

i.

Surah Al-Fajr



“Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil)”



11

“Hai jiwa yang terang”12

j.

Surah Al-Balad



“Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”



11 Departemen Agama RI, op.cit., Hlm.622-662.

(8)

“Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri”

k.

Surah Al-Insyirah

“Yang memberatkan punggungmu”

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”13

l.

Surah At-Tin

14

“Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya”

“Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?”

m.

Surah Al-Alaq

13Ibid., Hlm. 227-267.

(9)

“Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam”

“Karena Dia melihat dirinya serba cukup”.



“Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya”15

n.

Surah Al-Bayyinah



16

“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan”



“Di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus”

o.

Surah Al-Qari‟ah

“Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran”

15 Nor Hadi, op.cit., Hlm. 274-283.

(10)

“Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan”

“Dan Adapun orang-orang yang berat timbangannya”17

p.

Surah At-Takatsur

18

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu”

“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin”

q.

Surah Al-Humazah

“Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung”

17 Nor Hadi, op.cit., Hlm. 295-315.

(11)

“(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan”

“Yang (membakar) sampai ke hati”19

r.

Surah Al-Fiil

20

“Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”

s.

Surah An-Nashr

“Dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong”

t.

Surah Al-Lahab

19 Nor Hadi. op.cit., Hlm.321-332.

(12)

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa”

21

“Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar”22

2. Perubahan Makna Idiom dalam Juz ‘Amma

Dari 42 bentuk-bentuk makna idiom yang telah diperoleh terdapat perubahan makna dari makna asal ke makna idiom. Adapun rinciannya sebagai berikut:

a.

Surah An-Naba‟

“Tentang berita yang besar”

Secara harfiyah kata



berarti “berita/kabar”, sedangkan kata



berarti “yang besar”. Adapun kedua kata tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “berita yang besar”, tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “hari berbangkit”.23

21Ibid., Hlm.800-807.

22 Nor Hadi, op.cit., Hlm. 337-367.

(13)

“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat”

Secara harfiyah kata

berarti “tidurmu”, sedangkan kata 



berarti “kematian”, Adapun kedua kata tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “tidurmu untuk kematian”, tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “tidurmu untuk istirahat”.



Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian

Secara harfiyah kata

berarti “malam” sedangkan kata



berarti “sebagai pakaian”. Adapun kedua kata tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “malam sebagai pakaian”. Tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “malam menutupi jagad”.



Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan

Secara harfiyah kata





berarti “siang” sedangkan kata



berarti “mencari penghidupan”. Adapun kedua kata tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “siang mencari penghidupan”.

(14)

Tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “siang untuk bekerja”.



“Dan Kami jadikan pelita yang Amat terang”

Secara harfiyah kata



berarti “pelita” sedangkan kata



berarti “yang sangat terang”. Adapun kedua kata tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “pelita yang sangat terang”. Tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “matahari”.



“Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah”

Secara harfiyah kata

berarti “air”, sedangkan kata 



berarti

“yang bercurahan”. Adapun kedua kata tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “air yang bercurahan”. Tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “hujan”.24





Dan dijalankanlah gunung-gunung Maka menjadi fatamorganalah ia. Secara harfiyah kata



berarti “dan telah

dihapuskan/dijalankan”, sedangkan kata

berarti

(15)

gunung”. Adapun kedua kata tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “dan dijalankan gunung-gunung”. Tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “terguncangnya bumi”. 25

b.

Surah An-Nazia‟at



Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang.

Secara harfiyah kata

berarti “keributan/malapetaka”,

sedangkan kata

berarti “yang besar”. Adapun kedua kata

tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “keributan/malapetaka yang besar”. Tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “hari kiamat”.26

c.

Surah Abasa



“Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit)”

25 Muhammad Abduh, f J ‘ (edisi terjemah oleh Muhammad Bagir),

(Bandung:Mizan,1999), hlm. 4-7.

(16)

Secara harfiyah kata

berarti “air”, sedangkan kata 

berarti

“curahan”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “air curahan”. Tetapi ketika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “hujan”.27



“Dan apabila datang suara yang memekakkan”

Secara harfiyah kata

berarti “suara yang memekakkan”.

Akan tetapi kata tersebut mengandung makna idiom “tiupan sangkakala yang kedua”.28



“Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu”

Secara harfiyah Kata



berarti “dan wajahnya”, kata

berarti “pada hari itu”, kata

berarti “atasnya”, sedangkan kata

berarti “tertutup debu”. Adapun jika kata-kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “dan wajahnya pada hari itu

27 Nor Hadi, op.cit., Hlm.82.

(17)

tertutup debu”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “kehinaan”.



“Dan ditutup lagi oleh kegelapan”

secara harfiyah kata

berarti “tertindih/ditutup”, sedangkan

kata

berarti “oleh kegelapan”. Adapun jika kedua kata tersebut

diterjemahkan secara harfiyah berarti “ditutup oleh kegelapan”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “kesedihan”.29

d.

Surah At-Takwir



“Demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya”

Secara harfiyah kata

berarti “demi malam”, sedangkan kata



berarti “ketika sampai pergi/habis”. Adapun jika kata-kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “demi malam

(18)

ketika sampai pergi/habis”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “menjelang pagi”.30

e.

Surah Al-Muthaffifin



“Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya”

Secara harfiyah kata



berarti”saling mengedip-ngedipkan

mata”. Akan tetapi kata tersebut mengandung makna idiom “mengejek/menghina”.31

f.

Surah Al-Buruj

“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit”

Secara harfiyah kata 

berarti “kaum/orang-orang”, sedangkan

kata

berarti “pembuat parit”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “orang-orang yang

30 Nor Hadi, op.cit., hlm. 97.

(19)

membuat parit”. Tetapi jika kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “orang yang melakukan penyiksaan”.32

g.

Surah At-Thariq

“Dia diciptakan dari air yang dipancarkan”

Secara harfiyah kata

berarti “air”, sedangkan kata



berarti

“yang dipancarkan”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “air yang dipancarkan”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “hubungan suami istri”.33

h.

Surah Al-Ghasyiyah

“Banyak muka pada hari itu tunduk terhina”

Secara harfiyah kata

berarti “tunduk terhina”. Tetapi kata

tersebut mengandung makna idiom “ketahuan kelakuannya kurang baik (berbuat keji)”.34

32Idem., Hlm.184.

33 Nor Hadi, op. cit., Hlm. 172.

(20)

i.

Surah Al-Fajr



“Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil)”

Secara harfiyah kata



berarti “dan kamu memakan”,

sedangkan kata



berarti “harta pusaka”. Adapun jika kata-kata

tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti”dan kamu memakan harta pusaka”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “serakah/tamak”.35



“Hai jiwa yang terang”.

Secara harfiyah kata



berarti “jiwa”, sedangkan kata

berarti “yang terang”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “jiwa yang terang”. Tatapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “perasaan yang damai”.36

35Idem., Hlm. 213. 36Idem., Hlm.216.

(21)

j.

Surah Al-Balad



“Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”

Secara harfiyah kata

berarti “golongan”, sedangkan kata

berarti “kanan”. Adapun kedua kata tersebut jika diterjemahkan secara harfiyah berarti “golongan kanan”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung mengandung makna idiom “kelompok yang selamat”.



“Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri”

Secara harfiyah kata

berarti “golongan”, sedangkan kata

berarti “kiri”. Adapun jika kadua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “golongan kiri”. Tatapi jika

(22)

kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “kelompok yang tidak selamat”.37

k.

Surah Al-Insyirah

“Yang memberatkan punggungmu”

Secara harfiyah kata



berarti “memberatkan”, sedangkan kata

berarti “punggungmu”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “memberatkan punggungmu”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “kesusahan”.

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

Secara harfiyah kata

berarti “sesudah kesulitan ada

kemudahan”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung salah satu bentuk makna idiom yaitu ungkapan “habis gelap terbitlah terang”.38

37Idem., Hlm. 227-228. 38Idem., Hlm. 267.

(23)

l.

Surah At-Tin

“Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya”

Secara harfiyah kata

berarti “tempat yang serendah-rendahnya”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “neraka”.

“Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?”

Secara harfiyah kata





berarti “hakim yang

seadil-adilnya”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “bijaksana”.39

m.

Surah Al-Alaq

“Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam”

(24)

Secara harfiyah kata

berarti “mengajar”, sedangkan kata

berarti “dengan kalam”. Adapun jika kedua kata-kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “mengajar dengan kalam”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “mengajar dengan baca tulis”.40

“Karena Dia melihat dirinya serba cukup”

Secara harfiyah kata

berarti “melihat dirinya”, sedangkan kata



berarti “serba cukup”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “melihat dirinya serba cukup”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “sombong”.41



“Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya”

40Idem., Hlm. 280.

(25)

Secara harfiyah kata 

berarti “niscaya kami tarik", sedangkan

kata





berarti “dengan ubun-ubunnya”. Adapun jika

kata-kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “niscaya kami tarik dengan ubun-ubunnya”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “memasukkan ke dalam neraka dengan menarik kepalanya (penghinaan,pelecehan, pembalasan, penyiksaan yang sangat)”.42

n.

Surah Al-Bayyinah



“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan”

Secara harfiyah kata 

berarti “lembaran-lembaran”, sedangkan

kata

berarti “yang suci”. Adapun jika kedua kata tersebut

diterjemahkan secara harfiyah berarti “lembaran-lembaran yang suci”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “Al-qur‟an”.



42Idem., Hlm. 256.

(26)

“Di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus”

Secara harfiyah kata

berarti “kitab-kitab”, sedangkan kata



berarti “yang lurus”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “kitab-kitab yang lurus”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “kitab-kitab yang murni yang diturunkan kepada Nabi-Nabi”.43

o.

Surah Al-Qari‟ah

“Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran”

Secara harfiyah kata



berarti “seperti anai-anai”,

sedangkan kata

berarti “yang bertebaran”. Adapun jika

kata-kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “seperti anai-anai yang bertebaran”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “kebingungan (ketidaktahuan)”.

(27)

“Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan”

Secara harfiyah kata

berarti “seperti bulu”, sedangkan

kata

berarti “yang dihambur-hamburkan”. Adapun jika

kata-kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “seperti bulu yang dihamburkan”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung mengandung makna idiom “hari dimulainya kehidupan akhirat”.

“Dan Adapun orang-orang yang berat timbangannya”

Secara harfiyah kata

berarti “berat”, sedangkan kata



berarti “timbangannya”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “berat timbangannya”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “banyak amal kebaikannya”.44

p.

Surah At-Takatsur

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu”

(28)

Secara harfiyah kata

berarti “telah melalaikan kamu”,

sedangkan kata



berarti “bermegah-megah”. Adapun jika

kata-kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “bermegah-megahan telah melalaikan kamu”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna “lalai dari ketaatan”.45

“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin”.

Secara harfiyah kata

berarti “ilmu pengetahuan”, sedangkan

kata



berarti “yakin”. Adapun jika kedua kata tersebut

diterjemahkan secara harfiyah berarti “pengetahuan yakin”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “keyakinan yang kuat”.46

q.

Surah Al-Humazah

“Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung”

45 M.Quraish Shihab, op.cit., Hlm. 570.

(29)

Secara harfiyah kata

berarti “mengumpulkan”, sedangkan kata

berarti “harta”, dan kata

berarti “dan menghitung-hitungnya”. Adapun jika kata-kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “kikir”.47

“Api Allah yang dinyalakan”

Secara harfiyah kata



berarti “api”, sedangkan kata

berarti “Allah SWT”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “api Allah”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “neraka”.

“Yang (membakar) sampai ke hati”

Secara harfiyah kata 

berarti “sampai”, sedangkan kata

berarti “ke hati”. Adapun jika kata-kata tersebut diterjemahkan

(30)

secara harfiyah berarti “sampai ke hati”. Tetapi jika kata-kata tersebut digabungkan maka mengandung makna idiom “api melingkupi perasaan (siksaan sesuai dengan kadar dosanya)”. 48

r.

Surah Al-Fiil

“Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”

Secara harfiyah kata

berarti “seperti daun layu”, sedangkan

kata



berarti “yang dimakan ulat”. Adapun jika kata-kata

tersebut diartikan secara harfiyah berarti “seperti daun layu yang dimakan ulat”. Tetapi jika kata-kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “binasa”.49

s.

Surah An-Nashr

“Dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.”

48 M.Quraish Shihab, op.cit., Hlm. 608.

(31)

Secara harfiyah kata



berarti “agama”, sedangkan kata

berarti “Allah SWT”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “agama Allah”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “agama Islam”.50

t.

Surah Al-Lahab

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa”

Secara harfiyah kata

berarti “kedua tangan”, sedangkan kata

berarti “Abu Lahab”. Adapun jika kedua kata tersebut diterjemahkan secara harfiyah berarti “kedua tangan Abu Lahab”. Tetapi jika kedua kata tersebut bergabung maka mengandung makna idiom “Abu Lahab sendiri”.

“Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar”

(32)

Secara harfiyah kata

berarti “pembawa kayu

bakar”, akan tetapi kata tersebut mengandung makna idiom “penyebar fitnah”.51

Referensi

Dokumen terkait