SKRIPSI
“KARAKTERISASI XRD, FTIR, BIODEGRADASI, DAN PENGAMATAN SEM MATERIAL BIOKOMPOSIT BOVINE HYDROXYAPATITE (BHA) /
SHELLAC / TEPUNG TAPIOKA”
Dosen Pembimbing I : Dr. Joko Triyono, S.T.,M.T.
Dosen Pembimbing II : Dr. Abu Masykur, S.Si., M.Si.
Disusun Oleh:
BHORIN TANTOMO CHRISTIAWAN I0413012
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
48
v
MOTTO
Belajar unutk mengalah adalah langkah pertama untuk menjadi pemenang dan belajarlah mengalah hingga tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkanmu.
Jangan minta kepada Tuhan apa yang menurutmu baik, tetapi mintalah apa yang menurut Tuhan baik bagimu.
Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana (Amsal 19 : 21).
Kita dilahirkan mungkin bukan menjadi pemenang tapi kita tidak diijinkan untuk menyerah, karena sejak kita dilahirkan kita adalah pemenangnya.
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan memegang engkau dengan tangan
iv
PERNYATAAN INTEGRITAS PENULIS
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepengetahuan saya juga terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan ini, maka saya bersedia dikenai sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Surakarta, Oktober 2017
48
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati seraya mengucapkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa , penulis mempersembahkan tulisan ini kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa sang pencipta alam semesta dan seisinya terima kasih telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi.
2. Kedua orang tuaku, kakakku, dan seluruh keluarga besar yang telah mendampingi dan selalu memberi dukungan dalam perjalanan menempuh skripsi.
3. Bapak Dr. Joko Triyono, S.T., M.T. dan Bapak Abu Masykur S.Si., M.Si.,. 4. Seluruh Dosen dan Asisten Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ilmunya dan menuntun saya menjadi sarjana.
5. Teman-teman seperjuangan, Fathan, Widy, Chamel, Affif, Platino, Rizky, Dicky, Bobby, Ridho, Dimas, Mas Taufik, dan Mas Budzar.
6. PT Arena Argo Andalan yang telah menyumbangkan tepung tapioka. 7. Teman-teman mahasisawa Teknik Mesin 2013.
8. Sally Rosita Sugiarto dan keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungan.
9. Teman – teman BAL : Lolly, Andre (kodok), dan Andreas (john). 10.Kakak – kakak IRA 1 kids impact one GBI Keluarga Allah.
11.Seluruh guru – guru dari SD Kristen Manahan, SMP Widya Wacana, SMA Regina Pacis.
vii
CHARACTERISTICATION OF XRD, FTIR, AND BIODEGRADATION EXAMINATION AND SEM OBSERVATION ON BOVINE HYDROXYAPATITE (BHA) / SHELLAC / TAPIOCA FLOUR AS BIOCOMPOSITE MATERIAL
Bhorin Tantomo Christiawan
Mechanical Engineering Department, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, Surakarta 57126, Indonesia
Email: bhorintantomo@gmail.com
Abstract
Observation done by RISKESDAS assert that increasing of bone fracture
cases was caused by traffic accident, slipped, and blunt injury. One of solutions is
inserting the bonefiller material into bone which is made by hydroxyapatite as
basic component. Aim of this experiment is knowing whether tapioca flour and
shellac will evaporate after sintering, then knowing the effect of tapioca flour on
porusity forming and degradation on BHA biocompocyte material. This
experiment was done by calcination method to evaporate organic substance in
bovine powder, compaction method to make BHA/Shellac/Tapioca biocompocite
tablet, and sintering method to sublimate porusity on the tablet. Analysis of the
result shows that SEM was more effective to show porusity on the speciment.
Observation of difractogram XRD pattern shows its value on 2θ the same as the
value of standard difractogram pattern HA JCPDS 9-432. Observation of FTIR
spectrum shows three main peak point in form of functional group phosphat
( ), carbonate ( ), dan hydroxyl (OH-). Those three observation proofed
that tapioca flour and shellac substances were all evaporating on synthering
process, then leaving BHA as residue, thus the more tapioca added, and higher
porusity amount that fasten degradation.
viii
KARAKTERISTISASI XRD, FTIR, BIODEGRADASI, DAN PENGAMATAN SEM MATERIAL BIOKOMPOSIT BOVINE HYDROXYAPATITE (BHA)/SHELLAC/TEPUNG TAPIOKA
Bhorin Tantomo Christiawan
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
Email: bhorintantomo@gmail.com
Abstrak
Hasil RISKESDAS menyatakan kasus patah tulang di Indonesia cukup
tinggi untuk setiap tahunnya akibat dari kecelakan, jatuh, dan trauma benda
tumpul. Salah satu metode penyelesaian dari patah tulang adalah dengan
melakukan implan material bone filler dengan komponen dasarnya adalah
hidroksiapatit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tepung
tapioka dan shellac akan hilang setelah proses sintering, dan mengetahui pengaruh
tepung tapioka pada pembentukan porusitas dan degradasi pada material
biokomposit BHA. Penelitian ini menggunakan metode kalsinasi untuk
menghilangkan zat organik pada serbuk tulang sapi, kompaksi untuk membentuk
sebuah tablet biokomposit BHA/Shellac/Tapioka, dan proses sintering untuk
menghasilkan porusitas pada tablet spesimen uji. Berdasarkan hasil analisis data
uji yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengamatan SEM memperlihatkan
porusitas yang terjadi pada spesimen uji. Pengamatan pola difraktogram XRD menunjukkan 2θ nilai sampel sesuai dengan pola difraktogram standar HA JCPDS 9-432. Pengamatan spektrum FTIR menunjukkan adanya tiga titik puncak utama
yang berupa gugus fungsi fosfat ( ), karbonat ( ) dan hidroksil (OH-). Dari
ketiga pengamatan tersebut menunjukkan bahwa kandungan tapioka dan shellac
telah hilang sepenuhnya saat proses sintering dan hanya menyisakan kandungan
BHA dan semakin banyak campuran tapioka yang digunakan akan mempercepat
laju degradasi.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
KARAKTERISTISASI PENGUJIAN SEM, XRD, FTIR, DAN
BIODEGRADASI MATERIAL BIOKOMPOSIT BOVINE
HYDROXYAPATITE (BHA)/SHELLAC/TEPUNG TAPIOKA. Skripsi ini
disusun untuk melengkapi salah satu mata kuliah dan sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyusun skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat serta kuasa-Nya saya dapat
melaksanakan skripsi dengan baik dan lancar.
2. Ayah, Ibu, dan kakak yang telah memberikan doa dan dorongan serta
motivasi baik moral maupun material sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
senantiasa memberikan nasehat, arahan, dan bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Abu Masykur S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang turut
serta memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. Bapak Heru Sukanto, S.T.,M.T., selaku kepala laboratorium proses
produksi Teknik Mesin FT UNS.
8. Bapak Dr. Tech. Suyitno. Selaku kepala laboratorium biofuel Teknik
x
9. Dr. Budi Kristiawan. Selaku kepala laboratorium perpindahan panas dan
thermodinamika Teknik Mesin FT UNS.
10.Bapak Dr. Nurul Muhayat S.T., M.T., selaku koordinator TA yang telah
membantu kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Bapak serta Ibu dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang turut serta mendidik penulis hingga
menyelesaikan studi S1.
12.Arifin dan Hendri, sebagai laboran dan instruktur laboratorium proses
produksi Teknik Mesin FT UNS.
13.Bambang, Sebagai laboran laboratorium biofuel Teknik Mesin FT UNS.
14.Solikhin sebagai laboran laboratorium perpindahan panas dan
termodinamika Teknik Mesin FT UNS.
15.Affif, Platino, dan Rizky selaku rekan Tugas akhir.
16.Teman-teman mahasiswa Teknik Mesin 2013 yang telah banyak
membantu dan memberi dorongan moril, fasilitas serta motifasi sehingga
terselesainya penulisan skripsi ini.
17.Sally Rosita Sugiarto dan keluarga yang telah memberi dukungan dan
semangat.
18.Teman – teman BAL : Lolly, Andre, Jon yang selalu menghibur.
19.Kakak – kakak IRA 1 Kids impact yang selalu menghibur
20.Seluruh guru – guru dari SD Kristen Manahan, SMP Widya Wacana, SMA Regina Pacis yang telah membimbing dan mencerdaskan.
21.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telahmembantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih terdapat
kekurangan. Kritik dan saran dari berbagai pihak akademis maupun umum selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skipsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua dan bagi penulis pada khusunya.
Surakarta, Agustus 2017
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN SURAT PENUGASAN TUGAS AKHIR ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN INTEGRITAS PENULIS ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
1.6 Sistematika Penelitian ... 4
BAB II DASAR TEORI ... 5
2.2.7 Karakterisasi Material Hidroksiapatit ... 14
xii
3.4 Variabel Penelitian ... 21
3.5 Tahap Pengujian ... 21
3.6 Tahap Analisa ... 23
3.7 Perencanaan Penelitian ... 23
3.8 Diagram Alir ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
4.1 Pengaruh Suhu Kalsinasi Terhadap Serbuk Tulang Sapi ... 26
4.2 Hasil Proses Sintering Bovine Hidroksiapatit (BHA)/Shellac/ Tepung Tapioka Berbagai Variasi Campuran 27
4.3 Pengamatan Laju Degradasi ... 29
4.4 Analisa Fasa Hidroksiapatit dengan XRD ... 31
4.5 Analisa Gugus Fungsi dengan FTIR ... 34
4.6 Hasil Pengamatan SEM Bovine Hydroxyapatite (BHA)/Shellac/Tapioka . 36 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
5.1 Kesimpulan ... 41
5.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi kimia tepung tapioka ... 10 Tabel 3.1 Variasi perbandingan campuran BHA/shellac/tapioka ... 21 Tabel 4.1 BHA/shellac/tapioka dalam berbagai variasi campuran ... 27 Tabel 4.2 Maksimum pola difraksi sinar X sampel bovine hydroxyapatite (BHA)
dan hydroxyapatite (BHA)/shellac/tapioka setelah sintering ... 33 Tabel 4.3 Spektrum hasil uji FTIR dari sampel BHA murni dan
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi kerangka tulang sapi ... 7
Gambar 2.2 (a) tulang femur, (b) bagian dalam tulang femur ... 8
Gambar 2.3 Diagram alir pembuatan tepung tapioka ... 11
Gambar 2.4 Proses sintering (a) point contact, (b) tahap awal, (c) tahap intermediate, (d) tahap akhir ... 13
Gambar 2.5 Skema difraksi hukum Bragg ... 17
Gambar 3.1 Proses Pengerjaan... 19
Gambar 3.2 Mesin uji SEM ... 22
Gambar 3.3 Mesin uji XRD ... 22
Gambar 3.4 Mesin uji FTIR ... 23
Gambar 3.5 Diagram alur penelitian ... 24
Gambar 4.1 Perubhan warna serbuk tulang sapi : (a) sebelum kalsinasi, (b) setelah kalsinasi ... 26
Gambar 4.2 Laju degradasi selama 8 minggu ... 30
Gambar 4.3 Difraktogram dari BHA murni ... 31
Gambar 4.4 Difraktogram dari BHA/shellac/tapioka ... 32
Gambar 4.5 Difraktogram XRD bovine hydroxyapatite (BHA) ... 32
Gambar 4.6 Spektrum dan gugus fungsi BHA murni dan BHA/shellac/tapioka ... 34
Gambar 4.7 Pengamatan uji SEM BHA/shellac/tapioka variasi 70/30 ... 37
Gambar 4.8 Pengamatan uji SEM BHA/shellac/tapioka variasi 75/25 ... 37
Gambar 4.9 Pengamatan uji SEM BHA/shellac/tapioka variasi 80/20 ... 37
Gambar 4.10 Pengamatan uji SEM BHA/shellac/tapioka variasi 85/15 ... 38
Gambar 4.11 Pengamatan uji SEM BHA/shellac/tapioka variasi 90/10 ... 38
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Spektrum FTIR BHA/Shellac/Tapioka Sebelum Sintering Lampiran 2. Spektrum FTIR BHA/Shellac/Tapioka Setelah Sintering Lampiran 3. Difraktogram BHA murni
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Depkes RI tahun 2007 di Indonesia menyatakan bahwa fraktur
disebabkan oleh cedera karena jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan trauma benda
tajam/tumpul. Sejumlah 1.775 orang dari 45.987 kasus jatuh (3,8%), 1.770 orang
dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas (8,5%), 236 orang dari 14.127 kasus trauma
benda tajam/tumpul (1,7%) mengalami fraktur [1].
Fraktur merupakan suatu kondisi dimana kontinuitas tulang hilang, baik
bersifat lokal maupun sebagian [2]. Keadaan patah tulang secara klinis dapat
diklasifikasikan menjadi fraktur tertutup (simple fracture) yang fragmen tulangnya
tidak menembus kulit dan fraktur terbuka (compound fracture) yang tulangnya
menembus kulit dan terjadi luka pada kulit serta jaringan lunak [3]. Tulang secara
alami terdiri dari 70% mineral anorganik, 20% bahan organik, dan 10% air. Bahan
organik ini sebagian besar terbuat dari kolagen tipe I, sedangkan mineral anorganik
terdiri dari kalsium berkarbonat (CaCO3) [4].
Hidroksiapatit dengan rumus molekul Ca5(PO4)3(OH) adalah salah satu
bahan bioceramic kalsium karbonat (CaCO3) yang merupakan bagian besar
komponen anorganik dari tulang dan gigi manusia [5]. Kelebihan hydroxyapatite
(HA) sebagai bahan pengganti tulang karena tidak mengandung bahan beracun,
biokompatibel, dan dapat menyatu dalam jaringan hidup [6].
Penambahan shellac pada hydroxyapatite (HA) scaffold digunakan untuk
menaikkan compression strength sebagai pengisi tulang (bone filler) dengan variasi
rasio campuran shellac dan hydoxyapatite (HA) [7]. Scaffold dari bovine
hydroxyapatite dengan polyvynilalcohol coating untuk mengetahui kuat tekan dan
karakterisasi material dengan menggunakan pengamatan SEM [8].
Suhu sintering sangat berpengaruh pada perubahan struktur kristalin,
sehingga hidroksiapatit yang dihasilkan pada penelitian ini akan disintering dengan
memvariasikan suhu sintering, yaitu 700oC, 800oC, 900oC, 1000oC, dan 1100oC.
2
FTIR yang berfungsi untuk mengetahui gugus fungsi dari spesimen uji, XRD yang
berfungsi untuk mengetahui apakah ada hidroksiapatit pada spesimen uji, dan SEM
yang berfungsi untuk memperlihatkan adanya porus pada spesimen uji [9].
Tepung tapioka merupakan pati yang diekstrak dari singkong. Hal yang
perlu dipertimbangkan dalam memperoleh pati dari singkong (tepung tapioka)
adalah usia atau kematangan dari tanaman singkong. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa usia optimum salah satu varietas singkong yang berasal dari jawa adalah
sekitar 18-20 bulan [10]. Campuran tepung tapioka diharapkan dapat
mempengaruhi ukuran porusitas pada material bone filler. Porusitas pada material
bone filler memenuhi kriteria tertentu, yaitu dapat mengisi rongga cacat tulang,
pori - pori yang dihasilkan saling berkaitan, mempercepat pertumbuhan tulang dan
memfasilitasi pertukaran komponen gizi [11].
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian mengenai biokeramik
hydroxyapatite tulang sapi (bovine bone) dengan metode serbuk yang diberi
penguat shellac dan dicampur tepung tapioka masih dibutuhkan. Penelitian ini
menggunakan campuran BHA, shellac, dan tepung tapioka sebagai pencampur
spesimen uji. Hal ini diharapkan dapat mempengaruhi ukuran porusitas pada
material bone filler. Proses pembuatan BHA, shellac, dan tepung tapioka dilakukan
dengan tahap sebagai berikut : perebusan tulang sapi, penjemuran tulang sapi,
pemotongan tulang sapi, crushing tulang sapi, mesh serbuk tulang sapi, perendaman
serbuk tulang sapi dengan shellac, homogenisasi antara BHA/shellac/tepung
tapioka, pengkompaksian BHA/shellac/tepung tapioka, dan kalsinasi
BHA/shellac/tepung tapioka.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil karakterisasi material
dengan pengujian SEM, XRD, FTIR; serta sifat biodegradasi dari material
BHA/shellac/tepung tapioka. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil permasalahan yaitu:
1 Bagaimana pengaruh jumlah campuran tepung tapioka terhadap persentase
porusitas material BHA/shellac/tepung tapioka.
2 Bagaimana hasil pengamatan SEM (Scanning Electron Microscope) material
BHA/shellac/tepung tapioka.
3 Bagaimana hasil pengamatan laju degradasi material BHA/shellac/tepung
tapioka.
4 Bagaimana hasil pengamatan pola difraksi XRD (X-Ray Powder Diffraction)
material BHA/shellac/tepung tapioka.
5 Bagaimana hasil pengamatan pola difraksi spektrum FTIR (Fourier Transform
Infrared Spectroscopy) material BHA/shellac/tepung tapioka.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan serbuk hidroksiapatit menggunakan tulang sapi bagian femur
dengan umur 2-3 tahun.
2. Ukuran mesh hidroksiapatit (HA) tulang sapi yakni mesh 200.
3. Proses kalsinasi serbuk tulang sapi dilakukan pada suhu 700 ºC.
4. Ukuran mesh tepung tapioka adalah mesh 60-80.
5. Penelitian ini menggunakan tepung tapioka untuk variasi perbandingan
campuran dengan HA sintesis-shellac.
6. Variasi HA sintesis:tepung tapioka adalah (70:30), (75:25), (80:20),
(85:15), (90:10).
7. Pengujian yang dilakukan adalah XRD, FTIR, SEM dan Biodegradasi.
8. Proses Sintering dilakukan pada suhu 1000ºC.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui persentase porusitas material BHA/shellac/tepung tapioka..
2. Mengetahui karakterisasi SEM (Scanning Electron Michroscope) material
4
3. Mengetahui pola difraksi XRD (X-Ray Diffractometer) terhadap
BHA/shellac/tepung tapioka.
4. Mengetahui pola difraksi spektrum FTIR (Fourier Transform Infrared)
material BHA/shellac/tepung tapioka.
5. Mengetahui waktu yang dibutuhkan material BHA/shellac/tepung tapioka
untuk terdegradasi pada tubuh manusia.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Mampu menciptakan material biokomposit pengisi tulang (bone filler)baru.
2. Mampu diimplementasikan terhadap penderita penyakit tulang dan gigi.
3. Mampu diterapkan didalam dunia ortopedi untuk bahan pengisi tulang
(bone filler) pada penderita patah tulang.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : Landasan teori, berisikan tinjauan pustaka yang berkaitan
dengan biokeramik tulang sapi (bovine bone), Hydroxyapatite
(HA) yang disintesis dan dikompaksikan untuk mengetahui
karakteristik material, sifat material, kekuatan material.
BAB III : Metodologi penelitian, menjelaskan peralatan dan bahan yang
digunakan, tempat dan pelaksanaan penelitian, serta
langkah-langkah penelitian dan pengambilan data.
BAB IV : Data dan analisa, menjelaskan data hasil pengujian, analisa
pengujian.