• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI WERDHA WISMA MULIA KELAS EKSKLUSIF DI BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI WERDHA WISMA MULIA KELAS EKSKLUSIF DI BOGOR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN INTERIOR PADA PANTI

WERDHA WISMA MULIA KELAS

EKSKLUSIF DI BOGOR

Tiana Pertiwi

Universitas Bina Nusantara

tianamaruf@gmail.com

(Tiana Pertiwi , Oktaviana Sylvia Caroline, S.T., M.Arch. , Anita Dian Ekawati, S.Sn.)

ABSTRAK

Keinginan untuk membangun kesadaran masyarakat akan hak para lansia yaitu kehidupan yang layak, bahagia dan sejahtera. Serta keinginan untuk menunjukan minat dan perhatian masyarakat akan keberadaan panti werdha di Indonesia. Maka disusunlah laporan ini untuk memenuhi tujuan dari itu semua. Data kebutuhan fasilitas berdasarkan aktifitas yang dibutuhkan pada panti werdha berupa ruang perpustakan, ruang meditasi dan ruang perawatan untuk para lansia yang didapat dari survey dan wawancara. Serta analisa dengan memperhatikan kondisi sebuah kota yang bising dan panas, serta fasilitas yang seharusnya menjadi pokok utama dalam pembangunan panti werdha. Perhatian secara khusus ini setidaknya dapat membantu para lansia memenuhi kebutuhannya. Kesimpulannya dapat ditarik dari apakah seluruh perancangan ini dapat memenuhi kebutuhan para lansia yang hidup di panti werdha.(TP)

Kata Kunci: Lansia, Fasilitas, Kenyamanan.

ABSTRACT

A desire to build a public awareness of the rights to the elderly to the decent living, happy and prosperous. As well as a desire to show interest and concern societies will be the existence of a nursing home in Indonesia. Then this report has been arranged to fulfill the purpose of it all. Data needs for facilities based on the required activities on the nursing home in the form of libraries, space meditation room and space to care for the elderly that are obtained from the survey and interviews. As well as analysis by observing the condition of Jakarta a noisy and hot, as well as the facilities that should be the main point in the construction of the Nursing Home. Attention specifically to this at least can help the elderly meet their needs. The conclusion can be drawn from what the whole design is able to meet the needs of the elderly living in nursing home.(TP)

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan populasi masyarakat di Indonesia ini di ikuti dengan perkembangan teknologi, fasilitas dan kebudayaan yang begitu lekat di kehidupan masyarakat urban. Perkembangan inilah yang menjadikan pola pikir masyarakat pada masa ini terkesan individualistik. Pola pikir inilah yang menjadi dampak negatif yang luas dan persoalan muncul katika kebutuhan pelayanan dan fasilitas bagi lanjut usia tidak diperdulikan. Pemerintah telah berupaya menciptakan program kebijakan untuk kesejahteraan lansia yaitu pembangunan panti werdha.

Pengertian panti werdha atau panti jompo menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai tempat merawat dan menampung para jompo atau lansia. Fasilitas panti werdha diatur pula dalam Undang-undang Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Penyandang Cacat (2002: Pasal 12). Yaitu mencangkup akses dalam bangunan dengan kewajiban pendirian lift, tangga, tempat parkir, toilet dan lain-lain dalam usaha pemenuhan akses bangunan umum.

Ada tiga golongan lansia di Indonesia, 15% lansia di Indonesia merupakan lansia dari keluarga yang tidak berada bahkan terlantar, 25% diantaranya merupakan lansia dari keluarga sederhana dan 60 % lansia di Indonesia merupakan lansia dari keluarga berada atau mampu (Gemari, 2009 : 47).

Awalnya, keberadaan panti werdha untuk kelas ekslusif dan di peruntukan oleh para lansia dari golongan berada di Indonesia sangat minim keberadaannya karena kebanyakan orang beranggapan bahwa panti werdha hanya untuk orang tua yang terlantar atau bahkan di telantarkan oleh keluarganya.

Pemilihan yang cukup tepat untuk para lansia dari golongan berada untuk tinggal di panti werdha. Alasan ini karena banyaknya anak-anak mereka yang sibuk akan pekerjaannya dan sulit untuk membagi waktu untuk merawat orang tuanya, hal ini menjadikan alasan beberapa dari mereka memilih panti werdha. Selain itu para lansia juga berkesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baru dan para lansia juga mendapatkan perawatan eksklusif dari panti.

Prinsip green design juga sangat diperlukan dalam ruang lingkup sebuah desain interior termaksud desain interior panti werdha. Penggunaan prinsip green design ini diharapkan akan diaplikasikan hingga 90 %. Selain itu prinsip local content juga akan diaplikasikan dalam perancangan panti werdha ini. Tetapi hal yang penting dalam pengaplikasian Local Content dalam proyek ini adalah dengan menjadikan Local Content sebagai SubPrinsip dari Green Design, yang dimaksud dengan hal ini yaitu penerapan local content atau konten local seperti material lokal yaitu material yang dapat ditemui disekitar panti seperti contohnya bambu dan kayu bekas. Keuntungan dalam prinsip green design dalam local content ini dapat membantu mengatasi dan tercapainya cost-efficient dan penghematan energi.

Karena dari itulah dibutuhkan kehadiran sebuah panti werdha kelas eksklusif untuk para lansia yang ingin merasakan hidup nyaman dan menyenangkan. Selain itu keberadaan panti werdha kelas eklusif juga bertujuan untuk dapat mengembalikan fungsi utama panti werdha itu sendiri yaitu untuk mensejahterakan kehidupan para lansia. Fungsi utama ini merupakan kunci dari bagaimana sebuah panti werdha dikatakan sempurna atau tidaknya.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang sebuah panti werdha untuk kelas eksklusif yang dapat mengembalikan fungsi utama panti werdha yaitu ‘mensejahterakan para lansia’?

2. Bagaimana merancang panti werdha yang dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan kenyamanan para lansia?

3. Bagaimana merancang sebuah panti werdha yang juga menerapkan konsep green design dengan menitik beratkan pada local content jawa barat dan keamanan untuk lansia?

(3)

Tujuan & Manfaat Penelitian Tujuan Perancangan:

1. Pemenuhan fungsi awal dari Panti Werdha yaitu ‘mensejahterakan para lansia.

2. Pemenuhan fasilitas sesuai kebutuhan panti, seperti fasilitas utama (kamar tidur, kamar mandi, ruang makan dan ruang kesehatan) dan tambahan (ruang hiburan, ruang aktifitas dan salon) 3. Mampu memenuhi kriteria sebuah panti yang mampu menerapkan konsep green design dengan

menitik beratkan pada local content jawa barat dan keamanan untuk lansia

Manfaat Perancangan :

1. Diharapkan perencanaan panti werdha ini bermanfaat bagi desainer untuk mempelajari secara keseluruhan terkait dengan panti werdha.

2. Diharapkan perancangan ini bermanfaat bagi para mahasiswa dalam memecahkan suatu permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan panti werdha kelas eksklusif.

3. Diharapkan perencanaan ini bermanfaat bagi masyarakat untuk mempelajari kembali kebutuhan dan kesesuaian sebuah panti werdha?

4. Diharapkan perancangan ini bermanfaat bagi para masyarakat dalam menilai kelayakan sebuah panti werdha yang dapat dijadikan pilihan penting untuk masa tuanya.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan Panti Werdha ini adalah metode data/fakta penelitian kualitatif yaitu dengan observasi/survey lapangan dan wawancara. Dan berikut yang dibutuhkan dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini:

1. Survey

Dibutuhkannya survey langsung ke beberapa tempat antara lain ke Panti Werdha Wisma Mulia Jelambar, Panti Werdha Graha Kusuma Lestari dan Rukun Senior Living Bogor. Data survey ini merupakan metode paling penting dalam pengumpulan data karena berhubungan langsung dengan panti werdha. Data yang diambil dari survey ini berupa aktifitas panti, fasilitas panti, struktur organisasi ruang, kebutuhan ruang dan kebutuhan para lansia di dalam panti.

2. Studi Literatur

Studi literature adalah suatu bentuk pengumpulan data yang berubungan lansung dengan Panti Werdha, kebutuhan ruang dan fasilitas pendukung. Data-data di dapat melalui buku, majalah dan artikel. Studi literatur berfungsi sebagai data tambahan untuk memberikan pengetahuan akan panti lebih luas lagi.

3. Wawancara

Pencarian data dengan mewawancarai pengurus Panti Werdha dan menarik kesimpulan berdasaran data narasumber. Hasil wawancara ini bertujuan juga sebagai data tambahan untuk memberikan pengetahuan akan panti secara langsung.

4. Observasi Lapangan

Pengamatan dari lapangan secara langsung untuk mendapatkan data makro dan data mikro. Data makro dan mikro ini bertujuan untuk mengenali bagaimana seharusnya sebuah panti di dirikan seperti pemilihan lokasi yang tepat, kondisi udara sekitar, kondisi kebisingan sampai kontur tanah yang baik.

5. Dokumentasi

Melakukan pengambilan foto dari setiap ruangan yang akan digunakan sebagai data visual. Pengambilan foto ini berupa apa saja yang ada di dalam panti dan menganalisanya.

(4)

KERANGKA BERFIKIR

1.1

Kerangka Berpikir

DIAGRAM 1.1 Kerangka Berpikir

PANTI WERDHA KELAS EKSKLUSIF PEMERINTAH NON-PEMERINTAH YAYASAN/SWASTA IDENTIFIKASI MASALAH - Mengembalikan fungsi awal panti werdha

‘mensejahterakan kehidupan para lansia - Memenuhi fasilitas

berdasarkan kesehatan dan kenyamanan para lansia

- Panti werdha dengan konsep green design dan local content jawa barat

METODE PENELITIAN

KUALITATIF

Panti Werdha Wisma Mulia

Panti Werdha Kusuma Lestari Rukun Senior Living

SURVEY STUDI LITERATUR WAWANCARA OBSERVASI LAPANGAN DOKUMENTASI HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Perancangan Citra Ruang Konsep Warna Konsep Bentuk Konsep Material Konsep Pencahayaan Konsep Penghawaan

Konsep Akustik Ruang

Konsep Keamanan

(5)

HASIL DAN BAHASAN

ASPEK PENGGUNA Lansia

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Batasan lanjut usia (lansia) dapat ditinjau dari aspek biologi, sosial, dan usia atau batasan usia, yaitu:

1. Aspek Biologi

Lansia ditinjau dari aspek biologi adalah orang/individu yang telah menjalani proses penuaan (menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian). Hal ini disebabkan seiring meningkatnya usia terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.

2. Aspek Sosial

Dari sudut pandang sosial, lansia merupakan kelompok sosial tersendiri. Di negaraBarat, lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Bagi masyarakat tradisional di Asia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh masyarakat.

3. Aspek Umur

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas.

ASPEK AKTIFITAS

Aktifitas lansia dimulai pada bangun tidur. Pada umumnya lansia memulai aktifitas rutinnya pada pukul 08.00 tetapi untuk aktifitas bangun tidur dirasa akan lebih baik jika dibebaskan untuk bangun tidur pukul berapa saja. Aktifitas rutin seperti cek tekanan darah pada umumnya dimulai pada pukul 08.00 pagi. Aktifitas ini akan ditemani oleh para perawat pengasuh dan perawat pendamping dokter.

Pola aktifitas lansia weekdays :

(6)

ASPEK FASILITAS

Berikut adalah klasifikasi fasilitas yang ada di dalam panti werdha secara umum menurut penggunanya: Fasilitas Lansia 1. Ruang tidur 2. Kamar mandi 3. Ruang makan 4. Ruang hiburan 5. Ruang kesehatan Kamar Tidur.

Kamar tidur dalam panti werdha kelas eksekutif bersifat residen, atau biasa dikenal dengan bentuk apartment. Kamar residen biasanya diisi hanya untuk satu penghuni karena kebutuhan privasi untuk para warga panti. Di dalam kamar bentuk residen sudah termasuk kamar mandi di dalamnya. Aktifitas di dalamnya antara lain tidur, memakai baju dan mandi. Faktor penting dalam pendesainan kamar tipe residen ini agar pencahayaan dan penghawaan langsung diterima oleh hanya satu orang. Komponen kamar penghuni panti antara lain:

1. Single Resident Bedroom

Berisi satu kamar tidur, dan kamar mandi. 2. Bariatric Single Bedroom

Berisi satu kamar tidur, ruang tv dan kamar mandi. 3. Double Resident Bedroom

Berisi dua kamar tidur, ruang tv, dapur dan kamar mandi.

Gambar Contoh Layout Kamar Tipe Single Resident Bedroom Area Makan

Area makan ini dibuat menjadi ruangan yang fleksibel, dan dapat mengakomodasi 20-25 meja. Ruang sirkulasi dibuat dengan mengkalkulasi ruang untuk troli makanan, kursi roda. Persyaratan lain yang harus dipenuhi antara lain akses ke area makan harus se fleksibel mungkin, area makan diusahakan dapat melihat ke arah eksterior ruangan, ruangan untuk para lansia yang menggunakan kursi roda sebisa mungkin berada di sisi dekat pintu masuk area makan. komponen di dalam area makan termasuk dapur.

Area sosial dan Hiburan

Area sosial dan hiburan ini termasuk ruang keluarga, ruang aktivitas, dan ruang hiburan. Area ini sebisa mungkin dibuat untuk dapat mengawasi para lansia yang sedang beraktifitas seperti membaca, mengobrol, menerima tamu warga dan menonton televisi.

(7)

MINDMAP KONSEP

Konsep yang akan diambil untuk pengerjaan panti werdha ini adalah eclectic parahyangan, yaitu perpaduan gaya tradisional parahyangan dan art deco. Konsep yang diambil dari segi local content yaitu parahyangan dari kepercayaan pada tatar sunda akan para hyang atau leluhur dan dewa-dewa yang tinggal di tempat yang paling tinggi yaitu pada pegunungan. Bentuk gunung ini akan dijadikan sebagai bentuk konsep pada perancangan Panti Werdha Wisma Mulia Kelas Eksklusif ini.

Gambar Mindmap Konsep KONSEP MOOD RUANG

Pemilihan konsep golden fancy ini karena mengingat para lansia juga harus bisa merasakan golden age atau usia emasnya di usia yang sudah lanjut. Dengan memberikan kesan yang elegant dan mewah dengan mengimbangi dengan warna-warna dan bentuk yang simpel dan sederhana. Warna biru tosca diambil karena hasil analisa sebelumnya para lansia kebanyakan lebih menyukai warna biru dari pada warna lainnya karena dapat memberikan efek menenangkan dan segar.

(8)

KONSEP WARNA

Warna-warna yang akan dominan di praktikan pada interior antara lain warna-warna hangat dan terang seperti hijau, emas, cokelat dan biru. Pemilihan warna ini akan memberikan suasana ruangan menjadi ‘homie’ dan mewah. Efek-efek warna-warna tersebut antara lain:

1. Hijau, memberikan kesan rileks dan natural 2. Emas, memberikan kesan hangat dan mewah 3. Cokelat, memberikan kesan nyaman dan hangat. 4. Biru, memberikan kesan sejuk.

Gambar Skema Warna Konsep

KONSEP BENTUK

Bentuk yang diambil dari local content parahyangan yaitu sebuah daerah di jawa barat yang memiliki sejarah penting di dalam tatar sunda. Parahyangan merupakan sebutan para hyang atau leluhur dan dewa-dewa yang tinggal di tempat yang tinggi seperti pegunungan. Dan mereka para leluhur dan dewa-dewa ini dianggap penting dan berpengaruh dalam kesuburan tanah di jawa barat.

Gambar Konsep Bentuk

KONSEP KEAMANAN DAN SIGNAGE

Hal yang paling penting untuk ada di setiap ruangan adalah alarm, CCTV, smoke detector dan fire detector. Dalam setiap kamar para lansia diperlukan tombol darurat karena jika sewaktu-waktu para lansia membutuhkan pertolongan maka tombol ini akan sangat diperlukan dan langsung tersambung ke pos perawat.

Untuk Signage warna yang digunakan akan lebih kontras karena untuk para lansia yang mengalami rabun mata akan sangat membantu jika warna signage lbih kontras daripada warna sekitarnya.

GREEN DESIGN

Konsep Green Design yang dibutuhkan para panti ini lebih ke arah material, pemilihan furniture dan penghematan energi. Pemilihan material haruslah mengikuti standart material ramah lingkungan dan jika untuk material seperti ceiling akan menggunakan bahan yang dapat memantulkan cahaya berbahan mineral fiber, fiberglass, ceiling daur ulang, fiber daur ulang, dan perlite (kaca vulkanik amorf) dan bahan ceiling yang mampu memantulkan cahaya lebih dari 75 %. Karena

(9)

HASIL DESAIN

Gambar Hasil Desain Lobby

Gambar Hasil Desain Ruang Makan

(10)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kebanyakan orang menganggap panti werdha adalah tempat dimana seseorang menempatkan orang tuanya ke panti karena di anggap merepotkan dan indonesia khususnya perilaku tersebut dianggap durhaka. Keinginan untuk menghapus idealisme kolot seseorang akan panti werdha dan memperbaikinya dengan membangun panti werdha eksklusif dengan fasilitas terbaik untuk para lansia. Keinginan ini bertujuan untuk mengundang para lansia untuk tinggal di panti werdha karena fungsi panti werdha yang paling utama adalah mensejahterakan para lansia.

Panti werdha eksklusif ini memberikan banyak fasilitas yang menyenangkan dan dibuat sesuai dengan kebutuhan para lansia. Fasilitas-fasilitas tambahan dibuat bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan hiburan untuk para lansia.

Pembangunan interior panti werdha ini berdasarkan perhitungan aktifitas, fasilitas dan pembagian zona yaitu public, semi public, semi private, private dan service. Zona ini akan berpengaruh pada pembagian ruang di dalam panti. Ruangan-ruangan ini dibuat berdasarkan fasilitas kebutuhan para lansia.

Konsep yang dibuat dalam perancangan panti werdha ini berdasarkan filosofi bentuk kepercayaan dari daerah parahyangan akan tempat tinggal para leluhur di tempat yang tinggi yaitu di pegunungan. Dan memberikan konsep green design dalam pemilihan material dan elektrikal interior.

Saran

Dalam perancangan panti werdha ini diharapkan mahasiswa dapat berpegang teguh akan fungsi panti werdha itu sendiri yaitu mensejahterakan para lansia terutama pada pemenuhan fasilitas panti. Selain itu penerapan interior harus memperhatikan pemilihan material untuk dinding, lantai dan ceiling. Serta mampu mengaplikasikan konsep dan elemen interior bagi para lansia berdasarkan analisa kenyamanan dan kesehatan para lansia.

REFERENSI

Maryam, R.S. Ekasari, Mia F. Rosidawati. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.

Andrist, Linda C. Nicholas, Patrice K. Wolf, Karen A. (2006) A History of Nursing Ideas. Canada: Jones & Bartlett Learning

Marchand, B. (2014). Architecture for the Elderly. Swiss: Press Polytechniques

Brunswick. (2010). Design Standart for Nursing Homes. Inggris: Department of Supply and Service Benbow. WA, (2014) Best Practice Design Guidlines: Design Complex care. United States: Deparment Veteran Affairs.

Goldsmith, S. (1997). Designing for Disable (Facilities For Disabled and Elderly). New York: Architectural Press

Ebdi, Sudjiman. (2005). Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran. Vallero. Brasier (2008), Sustainable Design: The Science of Sustainability and Green Engineering. Ner Jersey: John Wiley & Sons, Inc

(11)

Raffles, Thomas Stamford. (2008), The History of Java (Terjemahan Eko Prasetaningrum). Yogyakarta: Narasi.

Mubirman. (1970). Keris and Other Weapons of Indonesia. Jakarta: Yayasan Pelita Wisata. Taesler, R. (1990) Climate and Building Energy Management. United Kingdom : Elgar

RIWAYAT PENULIS

Tiana Pertiwi lahir di kota Jakarta pada tanggal 2 Mei 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior pada tahun 2014. Saat ini bekerja aktif sebagai desainer interior di Yasir Construction.

Gambar

DIAGRAM 1.1 Kerangka Berpikir
Diagram Pola Aktifitas Lansia Weekdays
Gambar  Contoh Layout Kamar Tipe Single Resident Bedroom  Area Makan
Gambar 4.1.2 Konsep Moodboard
+3

Referensi

Dokumen terkait

(2017) ‘Pengaruh Persepsi Kualitas , Citra Merek , Persepsi Harga terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Mediasi’,

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa remaja putri di Sekolah Putri Darul Istiqamah Kabupaten Maros yang memiliki kebiasaan minum teh setelah makan

Sardinella sebagai trawler cukup baik dengan rata-rata 16,43 kg/jam/ operasi trawl (setting) dari 17 stasiun pada tahun 2005 dan17,95 kg/jam/operasi trawl (setting) dari 24 stasiun

peneliti sendiri belum mengetahui pasti besar kecilnya pengaruh dari Pesantren Pagelaran, tapi menurut peneliti itu sangat berpengaruh besar terhadap masa NU

Berbahasa Indonesia dengan Efektif Bahasa Indonesia X SMA/MA Syamsuddin AR., Agus Mulyanto, Deden Fathudin, Usman S.. Kimia Kimia XI SMA/MA Syamsuddin AR., Agus Mulyanto,

yang diperoleh dari citra yaitu kepadatan bangunan permukiman, pola permukiman, pohon pelindung, lebar jalan masuk, kondisi jalan masuk dan lokasi permukiman, sedangkan

Dokter mengikuti diklat minimal 20 jam per tahun < 20 jam 3 Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning improvement),. Penggunaan singkatan yang tepat

UNIT KERJA/SATKER YANG MENGUASAI INFORMASI PEJABAT PENANGGUNG JAWAB PENERBITAN INFORMASI WAKTU DAN TEMPAT PENERBITAN INFORMASI JANGKA WAKTU PENYIMPANAN ATAU JADWAL