• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia diantaranya adalah untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. John Dewey (dalam Sagala, 2010 :3) menyatakan “pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.” Pendapat lain yaitu Muhibinsyah (dalam Sagala, 2010 : 3) mengatakan bahwa “pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.” Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran dan pembentukan kemampuan dasar manusia baik itu kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik, dimana seseorang akan memperoleh, pengetahuan dan keterampilan, serta tata cara bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh modal keterampilan dan pengetahuan yang dapat manusia gunakan untuk menangani permasalahan yang ada dalam

hidupnya. Indonesia, yang notabene merupakan negara berkembang, dapat

mencapai suatu kemajuan apabila memiliki kualitas sumberdaya manusia yang baik. Baik buruknya kualitas manusia suatu bangsa ditentukan pula oleh baik buruknya kualitas pendidikan yang ada pada bangsa tersebut. Pemerintah maupun pihak-pihak terkait telah berupaya untuk bisa memajukan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Dengan berbagai upaya tersebut maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat menaikkan harkat dan martabat masyarakat Indonesia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan.

(2)

Dengan seiring perkembangan zaman dan teknologi di Indonesia, maka kebutuhan akan pendidikan dan kebutuhan lainnya semakin meningkat sehingga diperlukan pembaharuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pembaharuan-pembaharuan terhadap bidang pendidikan yang ada di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan diantaranya adalah dengan pembaharuan kurikulum, model pembelajaran, sistem penilaian dan sebagainya. Dewasa ini, Indonesia baru saja melakukan pembaharuan terhadap sistem kurikulum yang berlaku. Kurikulum yang sebelumnya menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), kini diubah menjadi Kurikulum 2013. Pembaharuan terhadap sistem kurikulum ini dimaksudkan agar tercipta peningkatan pada sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Jika pada kurikulum sebelumnya hanya menekankan pada pencapaian aspek pengetahuan siswa saja, pada sistem Kurikulum 2013 ini tidak hanya menekankan pada pencapaian aspek pengetahuan saja namun juga pada aspek keterampilan serta aspek sikap dan perilaku siswa. Pada sistem Kurikulum 2013 ini, partisipasi siswa lebih ditonjolkan dalam pembelajaran di kelas dan guru merupakan fasilitator yang membimbing siswa-siswanya.

Dalam proses pembelajaran di kelas, pada hakekatnya guru dan siswa memegang peranan yang sangat penting. Guru merupakan seorang pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik guna mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan siswa merupakan seorang individu yang senantiasa belajar untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya hingga diperoleh hasil belajar yang baik. “Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak – banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya” ( Suprijono, 2014 : 3 ). Prestasi belajar siswa tidak lepas dari proses pembelajaran siswa di sekolah, namun berkaitan juga dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dari konsep tersebut, guru dituntut untuk bisa menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan maksimal oleh siswa serta siswa juga dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan dan metode pembelajaran merupakan faktor eksternal yang harus disusun dengan

(3)

menyesuaikan karakteristik materi yang akan disampaikan, sebab tidak semua metode cocok untuk setiap materi pelajaran. Selain itu, pendekatan dan metode yang digunakan juga harus mampu menarik minat belajar siswa, sehingga siswa akan merasa nyaman dalam belajar dan hasil yang diperoleh akan memuaskan. Dengan kata lain, melalui pendekatan dan metode yang tepat, maka hasil belajar yang didapat akan maksimal.

Dalam pembelajaran di kelas, tentunya memiliki suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pembelajaran di kelas sendiri adalah untuk mencapai standar kompetensi yang telah disusun. Tercapainya tujuan pembelajaran di kelas ini salah satunya ditandai dengan hasil belajar siswa yang maksimal. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor kesehatan, minat, bakat, motivasi, perhatian, kematangan, tingkat intelegensi, cara belajar, dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor keluarga, faktor sekolah, faktor metode pembelajaran, faktor masyarakat dan lingkungan.

Sosiologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang masyarakat dan segala aspek-aspeknya. Dalam pembelajarannya, Sosiologi banyak menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan unsur-unsur dan segala sesuatu yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Karena banyaknya teori yang dipelajari dalam Sosiologi maka tidak mudah bagi guru untuk memilih model pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Sosiologi. Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa khususnya siswa dengan program studi IIS SMA Negeri 1 Boyolali. Tidak mudah bagi guru untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi dan kondisi kelas. Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Boyolali, masih cenderung didominasi dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Metode yang paling sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang paling sederhana dan menjadi favorit kebanyakan guru sosiologi. Hal ini mejadikan pembelajaran kurang variatif.

(4)

Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pada dasarnya ada dua paradigma dalam pembelajaran yaitu Behavioristic dan Cognitivistic. Harley dan Davis, dalam Sagala (2010 : 43) menyatakan bahawa :

Behavioristic adalah paradigma yang menekankan pada perilaku dan sikap peserta didik dalam pembelajaran. Maksud dari paradigma ini adalah belajar dan pembelajaran dapat membentuk perilaku peserta didik begitupun sebaliknya, perilaku peserta didik juga dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Sebagai contoh dari konsep tersebut misalkan seorang peserta didik belajar dengan giat sehingga dia mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, kemudia guru memberikan penghargaan kepada peserta didik tersebut, kemudian dengan penghargaan itu, peserta didik menjadi lebih bersemangat lagi dan lebih rajin belajar. Dalam paradigma ini, pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila siswa ikut terlibat aktif dalam didalammya. Paradigma ini menekankan pada tiga aspek pengetahuan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Metode Kerja Kelompok merupakan salah satu contoh metode pembelajaran yang berparadigma behavioristic. Anitah (2009 : 103), menyatakan bahwa “kerja kelompok merupakan metode pembelajaran yang memandang peserta didik dalam suatu kelas sebagai satu kelompok atau mebagi-bagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.” Jadi, kerja kelompok merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik bekerja dalam sebuah kelompok dalam memahai materi pembelajaran yang diberikan. Kerja kelompok sendiri dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan berbagai variasi metode. Misalkan dengan mengkolaborasikan metode kerja kelompok dengan sebuah permainan sehingga pembelajaran bisa menjadi lebih hidup. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok, maka kerjasama antar siswa dapat terjalin dengan baik dan juga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran.

Paradigma Cognitivistic berpandangan berbeda dengan Behavioristic. Paradigma ini menganggap pengetahuan atau Knowlage merupakan hal yang paling penting dan harus diutamakan dalam pendidikan. Paradigma ini biasanya

(5)

menggunakan pendekatan Teacher Centered dalam implementasinya. Teacher Centered merupakan pendekatan dimana guru berperan sebagai subjek dalam proses pmbelajaran di kelas. Guru dalam pendekatan ini menjadi pusat pembelajaran dan mendominasi pembelajaran di kelas. Biasanya pendekatan ini peran siswa dalam pembelajaran tidak terlalu banyak. Siswa hanya dituntut untuk mendengarkan dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru. Pendekatan ini tidak memiliki begitu banyak variasi model dan metode pembelajaran. salah satu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini adalah pembelajaran dengan metode Ekspositori. Dimyanti, (2006 : 172) menyatakan bahwa “pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian secara langsung dari guru kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.” Metode Ekspositori biasanya sering disamakan dengan metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan cara penyampaian materi secara lisan dan langsung kepada peserta didik. Secara pendekatan, metode ekspositori dan metode ceramah memang sama yaitu berpusat pada guru. Namun dalam metode ekspositori, keterpusatan pada guru sudah mulai berkurang. Metode ini sering juga disebut dengan ceramah bervariasi. Menurut Haniyah dan Jauhar (2014 : 165) “metode ekspositori merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.” Jadi, dapat disimpulkan dalam metode ekspositori, seorang guru memberikan pembelajaran dengan metode ceramah disertai dengan tanya jawab dan penugasan kepada peserta didik, sehingga siswa juga dapat ikut andil dalam pembelajaran meskipun intensitasnya rendah.

Metode Ekspositori dan Metode Kerja Kelompok, merupakan metode pembelajaran yang paling banyak di gunakan oleh guru. Kedua metode ini cukup sederhana dan banyak diminati oleh guru terutama guru Sosiologi dimana dalam pembelajarannya banyak menggunakan teori dan konsep. Kedua metode pembelajaran ini walaupun sama-sama sederhana, namun pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dapat berbeda. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh

(6)

karena itu, peneliti tertarik untuk membandingkan hasil belajar Sosiologi siswa dengan menggunakan Metode Ekspoditori dan Metode Kerja Kelompok sebagai metode pembelajarannya..

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

suatu penelitian dengan judul “KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN

EKSPOSITORI DAN KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

a. Pembelajaran Sosiologi di kelas XI IIS SMA Negeri 1 Boyolali masih didominasi oleh pembelajaran dengan metode ceramah.

b. Rendahnya tingkat pasrtispasi dan keaktifan peserta didik selama pembelajaran Sosiologi berlangsung.

c. Guru kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat untuk materi-materi dalam mata pelajaran Sosiologi.

C. Pembatasan Masalah

Agar dalam pembahasan permasalahan ini lebih mendalam dan cakupannya tidak terlalu luas maka permasalahan – permasalahan yang ada dibatasi pada komparasi atau perbandingan antara metode pembelajaran Ekspositori dan Kerja Kelompok terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Boyolali tahun ajaran 2015 / 2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakakang yang diuraikan di atas, maka peneliti dapat menarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan antara penggunaan metode pembelajaran

Ekspositori dan Kerja Kelompk terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS SMA N 1 Boyolali?

(7)

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran Ekspositori dan metode Kerja Kelompok terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS SMA N 1 Boyolali?

3. Berapa besar pengaruh penggunaan metode pembelajaran Ekspositori dan metode Kerja Kelompok terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS SMA N 1 Boyolali?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan antara penggunaan metode pembelajaran

Ekspositori dan metode Kerja Kelompok terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS SMA N 1 Boyolali.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran Ekspositori

dan metode Kerja Kelompok terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS SMA N 1 Boyolali.

3. Untuk mengetahui besar pengaruh penggunaan metode pembelajaran

Ekspositori dan Kerja Kelompok terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS SMA N 1 Boyolali.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan Sosiologi khususnya teori tentang metode pembelajaran Ekspositori dan Kerja Kelompok yang mampu mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran Sosiologi.

b. Sebagai sumbangan informasi mengenai penelitian komparasi dua metode pembelajaran, khususnya Komparasi Metode Pembelajaran Ekspositori dan Kerja Kelompok.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi peserta didik :

Metode ekspositori dapat mengurangi keterpusatan pembelajaran pada guru, sehingga siswa juga dapat berbicara dan memberikan

(8)

pendapat dalam proses pembelajaran. Metode kerja kelompok dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan siswa juga dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

b. Manfaat bagi guru :

Memberikan masukan kepada guru dalam memilih metode pembelajaran yang lebih variatif seperti penggunaan metode eksposritori dan kerja kelompok. Selain itu juga dapat memotivasi guru untuk meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

c.Manfaat bagi sekolah :

Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

d.Manfaat bagi peneliti :

Memberikan pengetahuan mengenai pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran Ekspositori dan Kerja Kelompok serta pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Akhir dengan judul ” Pemanfaatan Ganggang Hijau sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Ditinjau dari Variasi Massa Ragi” merupakan salah satu persyaratan untuk

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

1) Mempersiapkan data klasifikasi pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terdiri dari variabel independen dan dependen.. JURNAL GAUSSIAN Vol. 3) Melakukan klasifikasi data

Data kedalaman perairan di sepanjang pesisir Kabupaten Kutai Timur diperoleh dari peta C- MAP Norway yang merupakan produk digital dari peta kedalaman dari DISHIDROS TNI AL dengan

Pengaruh Pendekatan PAIKEM Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar...89. BAB VI: PENUTUP

Bedasarkan faktor-faktor tersebut, maka ketiadaan hubungan paparan debu terhirup dengan kapasitas vital paru pada pekerja penyapu pasar Johar kota Semarang, tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata