• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Pulau Bali merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional yang merupakan daerah tujuan pariwisata Indonesia. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali konsisten menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Dampak perkembangan pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dikelompokkan oleh Cohen (1984) dalam Pendit (1994) menjadi delapan kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan devisa, (2) dampak terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja, (4) dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap distribusi masyarakat atau keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, (7) dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan (8) dampak terhadap pendapatan pemerintah. Pengembangan industri pariwisata di Bali menggunakan kosep Pariwisata Budaya yang secara implisit mengandung misi menumbuh suburkan kebudayaan Bali.

Salah satu kabupaten di Bali yang memiliki potensi pariwisata adalah Kabupaten Gianyar. kabupaten Gianyar merupakan salah satu wilayah di Bali yang memiliki keanekaragaman budaya yang menarik khususnya seni baik seni tari, tabuh, pahat maupun lukisan dan kerajinan tangan yang sudah mendunia yang merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan luas wilayah meliputi 36.800 ha, kepadatan Gianyar mengarah ke daerah pinggir yang merupakan kawasan wisata terutama di daerah Kecamatan Ubud.

(2)

Pariwisata Kabupaten Gianyar juga didukung dengan keanekaragaman daya tarik obyek wisatanya maupun berbagai atraksi wisata serta keramahan masyarakatnya. Hampir berbagai jenis obyek wisata terdapat di Kabupaten Gianyar seperti museum lukisan, obyek wisata budaya, taman safari, keindahan pantai dan lain-lain. Dari sekian banyak obyek wisata tersebut salah satunya keberadaan Taman Budaya Nusantara di Banjar Belahpane, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar.

Keberadaan Taman Budaya Nusantara “PT. Taman Nusa” ini bertujuan untuk mendukung pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Gianyar dengan menyediakan fasilitas obyek dan daya tarik wisata budaya, rekreasi, dan olah raga yang dapat menampung kunjungan wisatawan yang datang ke daerah. Selain itu, Keberadaan sarana pariwisata ini dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, membantu aktivitas pembangunan di Kabupaten Gianyar melalui partisipasi, membantu peningkatan pendapatan asli daerah melalui pungutan pajak obyek wisata, serta dapat membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar dalam penyediaan lapangan kerja.

Terlepas dari hal positif di atas, keberadaan prasarana dan sarana kepariwisataan tersebut, selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat juga dapat menimbulkan dampak negatif salah satunya adalah limbah cair yang dihasilkan apabila tidak dikelola dengan baik akan dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan khususnya dampak terhadap penurunan kualitas air sungai. Hal ini dapat terjadi akibat karena jenis limbah yang dihasilkan kegiatan ini lebih beragam dan perlu penanganan khusus jika dibandingkan dengan bidang

(3)

usaha lainnya, hal ini terkait dengan aktivitas di dalamnya. Limbah yang dihasilkan ada limbah oleh kegiatan berupa sisa-sisa kegiatan memasak, MCK, kolam renang dan lain-lain. Komposisi air limbah hotel dapat terdiri dari beberapa persenyawaan baik yang bersifat organik maupun anorganik. Beberapa komposisi persenyawaan dalam air limbah antara lain terdiri atas: uap air, zat organik, Pestisida, Fenol, Alidrin, Nitrogen, Phosfor, Karbon, Kalsium, Seng, Kadmium, Sulfat, Sulfida, Amoniak, Besi, Tembaga, Krom, dan senyawa kimia toksik 12 lainnya (Duncan dalam Sugiharto, 1987). Air limbah ini juga biasanya mengandung berbagai mikroorganisme yang bersifat Pathogen seperti Elcoli yang dapat menimbulkan penyakit apabila mencemari perairan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dilakukan dengan membuat Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang tertuang dalam Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 22 ayat (1) bahwa "setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL". Dokumen AMDAL digunakan sebagai instrumen pencegahan pencemaran yang dibuat pada tahap perencanaan usaha dan/atau kegiatan. Seluruh kewajiban pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang tercantum dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) wajib dilaksanakan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dan dilaporkan secara berkala kepada instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(4)

Selain itu, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab 1 pasal 2 menyatakan bahwa “Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan”. Secara eksplisit dan implisit bahwa undang-undang tersebut memberikan arahan pada pelaku bisnis (perusahaan) agar tidak melihat orientasi dari perspektif economic rational semata, tetapi juga mampu menjaga keseimbangan guna mencapai tujuan dalam kerangka tanggungjawab sesuai perundangan serta mengedepankan susila termasuk nilai dalam masyarakat. Hal inilah yang menjadi alasan diperlukannya kesadaran terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga perusahaan bukan hanya sebagai aktivitas ekonomi yang menciptakan profit demi kelangsungan bisnis dengan melakukan eksploitasi sumberdaya semata, namun juga tanggung jawab sosial termasuk lingkungan.

Tuntutan implementasi pengelolaan lingkungan semakin ketat dan menjadi semakin penting bagi kegiatan dan perusahaan yang wajib AMDAL. Hal ini terlihat dengan munculnya UU PPLH No. 32 tahun 2009 yang mengatur mulai dari perencanaan lingkungan, implementasi dan pencegahan pencemaran hingga penegakan hukum. Seperti yang tertuang dalam UU PPLH No 32 tahun 2009 tersebut, AMDAL menjadi dasar penerbitan izin lingkungan. Izin lingkungan menjadi dasar/mendahului izin usaha dan izin-izin yang lain. Dengan demikian diperlukan pengendalian yang ketat tentang pelaksanaan AMDAL melalui pelaporan RKL-RPL oleh pemerintah, Jika terjadi pelanggaran terhadap AMDAL yang telah ditetapkan, maka izin AMDAL yang didalamnya tidak di keluarkan.

(5)

AMDAL adalah komitmen dari Perusahaan dalam melakukan pengelolaan lingkungan dan bila komitmen ini tidak dilaksanakan maka termasuk kedalam pelanggaran peraturan. Dalam mengimplementasikan AMDAL perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar diperoleh hasil yang optimal. Diperlukan integrasi AMDAL dengan pengelolaan lingkungan lainnya seperti: PROPER, ISO 14001, CSR, Sustainable Devolepment, dan lain-lain. Disamping itu yang tidak kalah pentingya adalah meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia di perusahaan dan pemerintah.

Kinerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan ditunjukkan dalam suatu laporan yang sudah ditentukan periodenya (minimum 6 bulan sekali) oleh pemerintah. Penyampaian laporan yang memadai dan akurat merupakan hal yang diperlukan sebagai alat ukur kinerja lingkungan perusahaan, pertanggungjawaban perusahaan dalam pengelolaan lingkungan, bukti hukum dan informasi bagi masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya.

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 juga mengamanatkan kepada instansi yang bergerak di bidang lingkungan hidup untuk mengawasi pelaksanaannya, hal ini tertuang di dalam pasal 71 ayat (2) yang menyatakan bahwa "Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota dapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggungjawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup".

(6)

Pengawasan terhadap perusahaan dalam pelaksanaan dokumen AMDAL khususnya RKL & RPL serta pelaksanaan tanggung jawab perusahaan dalam bentuk CSR bagi masyarakat sekitar penting untuk dilakukan agar perusahaan benar-benar melaksanakan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dalam dokumen AMDAL sehingga dapat mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan selain itu juga agar dokumen AMDAL tidak hanya dijadikan persyaratan secara administrasi oleh perusahaan dalam pemenuhan perizinan.

Berdasarkan hasil pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup BLH Gianyar bekerjasama dengan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup pada Semester I Tahun 2014 menunjukkan bahwa PT. Taman Nusa tidak melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang meliputi aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara dan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Tim Pengawas pada saat itu telah mengambil sampel air limbah pada lokasi outlet STP dan dilakukan uji analisa laboratorium dan diketahui bahwa kandungan BOD, dan COD dari limbah tersebut melampaui Baku Mutu Air Limbah berdasarkan Peraturan gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2007. Berdasarkan hal tersebut maka sangat penting untuk dilakukan evaluasi terhadap ketaatan pelaksanaan dokumen AMDAL khususnya pelaksanaan RKL dan RPL serta CSR di Taman Budaya Nusantara PT. Taman Nusa agar dapat benar-benar melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta melaksanakan program CSR dengan baik.

(7)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelaksanaan dokumen AMDAL khususnya Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) di Taman Budaya Nusantara oleh PT. Taman Nusa Gianyar?

2. Bagaimanakah pelaksanaan program CSR yang dilakukan di Taman Budaya Nusantara oleh PT. Taman Nusa Gianyar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pelaksanaan dokumen AMDAL khususnya Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) di Taman Budaya Nusantara oleh PT. Taman Nusa.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan dokumen AMDAL khususnya Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) di Taman Budaya Nusantara oleh PT. Taman Nusa.

(8)

2. Untuk mengetahui pelaksanaan program CSR yang dilakukan di Taman Budaya Nusantara PT. Taman Nusa sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis

a. Bagi pemrakarsa

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan kesadaran pemrakarsa dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

b. Bagi pemerintah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan khususnya Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Aspek Perijinan, pencemaran Air, pencemaran Udara, limbah B3, dan pengelolaan limbah padat kepada usaha yang telah memiliki dokumen AMDAL.

2. Manfaat Akademik

a. Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu lingkungan terkait pelaksanaan dokumen lingkungan terhadap peraturan yang berlaku dan menambah wawasan mengenai AMDAL khususnya Dokumen RKL-RPL yang dimiliki perusahaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jauh mengenai studi kelayakan lingkungan berupa AMDAL dan pelaksanaanya,

(9)

serta bagaimana peraturan perundang-undangannya dibidang lingkungan hidup dilaksanakan oleh industri kepariwisataan.

c. Penelitian ini juga dapat dipergunakan sebagai referensi pendekatan yang harus dilakukan kepada kalangan industri kepariwisataan serta sebagai acuan bagi pemerintah Kabupaten Gianyar dalam membuat kebijakan dibidang lingkungan hidup serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang keterlibatannya dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah dengan cara analisa korelasi.Untuk mengukur korelasi antara kelancaran operasional terhadap kinerja

Denah yang terpilih tidak berbeda jauh dari yang denah eksisting karena ruangan ini merupakan ruang serba guna, sehingga kurangnya furnitur masif. Pada lantai ini dibuat

Untuk meyusun sebuah acuan dalam perancangan galeri bermain keluarga di Makassar dengan pendekatan bangunan pintar maka perlu beberapa pendekatan dan data yang akurat

Adsorpsi asam humat pada permukaan padatan merupakan proses yang kompleks yang tergantung pada sifat permukaan zeolit alam dan sifat larutan asam humat itu

Pada lokasi bekas tebangan suhu tanah lebih tinggi daripada hutan belum terganggu, sedangkan kelembaban udara pada bekas tebangan lebih rendah daripada hutan

Ada beberapa peralatan didalam menggambar teknik dasar (gambar manual/tanpa komputer) yang harus  diketahui  berdasarkan  fungsi  dan  cara  penggunaannya.  Walaupun 

(1) Kepala Subbidang Prasarana Kota mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan perencanaan di bidang prasarana